• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BIAYA PENDIDIKAN TERHADAP MUTU HASIL

BELAJAR MELALUI MUTU PROSES BELAJAR MENGAJAR

PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

DI KABUPATEN ASAHAN

TESIS

Oleh

SYAMSUDIN 077017083/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

PENGARUH BIAYA PENDIDIKAN TERHADAP MUTU HASIL

BELAJAR MELALUI MUTU PROSES BELAJAR MENGAJAR

PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

DI KABUPATEN ASAHAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

SYAMSUDIN

077017083/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : PENGARUH BIAYA PENDIDIKAN TERHADAP MUTU HASIL BELAJAR MELALUI MUTU PROSES BELAJAR MENGAJAR PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN ASAHAN Nama Mahasiswa : Syamsudin

Nomor Pokok : 077017083 Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing,

(Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak) (Dra. Tapi Anda Sari Lubis M.Si.Ak)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur,

(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B., M.Sc)

(4)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

Telah diuji pada

Tanggal : 24 Agustus 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak Anggota : 1. Dra. Tapi Anda Sari Lubis M.Si.Ak

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang berjudul :

“PENGARUH BIAYA PENDIDIKAN TERHADAP MUTU HASIL BELAJAR

MELALUI MUTU PROSES BELAJAR MENGAJAR PADA SEKOLAH

MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN ASAHAN”

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Kisaran, September 2009 Yang membuat pernyataan

(6)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh biaya Pendidikan terhadap mutu hasil belajar melalui mutu proses belajar mengajar pada Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Asahan.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linier sederhana dan regresi berganda. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel biaya pendidikan sebagai variabel independen, variabel mutu hasil belajar sebagai variabel dependen, dan variabel mutu proses belajar mengajar sebagai variabel intervening. Metode penarikan sampel menggunakan puposive sampling sebanyak 76 sekolah SMP di Kabupaten Asahan.

Hasil penelitian ini membuktikan pada model pertama bahwa biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar dengan variasi yang terjelaskan yang dinyatakan dalam R2. Model kedua menyimpulkan biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu proses belajar mengajar dengan variasi yang terjelaskan yang dinyatakan dalam R2. Pada model ketiga Mutu proses belajar mengajar berpengaruh terhadap mutu hasil belajar dengan variasi yang terjelaskan yang dinyatakan dalam R2 . Sedangkan pada model keempat nilai pengaruh langsung biaya pendidikan terhadap mutu hasil belajar menunjukkan nilai negatif, akan tetapi biaya pendidikan berpengaruh positif terhadap mutu hasil belajar melalui intervening variabel mutu proses belajar mengajar. Hasil penelitian ini juga menjelaskan bahwa mutu proses belajar mengajar merupakan variabel intervening sebagian

(7)

ABSTRACT

The aim of This research is to know the influence of cost of education on the quality of education result by the quality of learning process (Study in Junior High School in the Asahan Regency).

The analyze method employed in this research is quantitative method with ordinary and multiple linier regression analysis. The variables of this research are cost of education (X), the quality of education result (Y) and the quality of learning process (Z). The Tecnique sampling is used the purposive sampling as many 76 schools of Junior High School in The Asahan Regency .

The result of this research by the first model is cost of education influence on the quality of education result with explained by variation the expressed in R2 . The second model is cost of education influence on the quality of learning process with explained by variation the expressed in R2 . The Third model is the quality of learning process influence on the quality of education result with explained by variation the expressed in R2 . While at the fourth model is direct influence at cost of education on the quality of education result is negative but cost of education influence on the quality of education result by the quality of learning process . The result of this research explained too, that variable of the quality of learning process as show as some of intervening variables.

Keywords : Cost of Education, Quality of Learning Process , and Quality of Education Result.

(8)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

KATA PENGANTAR

Segala puji yang tidak terhingga kepada Allah SWT atas kurnia-Nya, sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Tesis ini merupakan analisis tentang Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar pada Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Asahan.

Pada kesempatan ini tidak lupa saya menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuannya sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan, terutama kepada :

1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM & H, Sp.A.(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr.Ir.T. Chairun Nisa B, M.Sc, Selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, Selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak, dan Ibu Dra. Tapi Andasari Lubis, M.Si, Ak selaku pembimbing I dan II, yang telah banyak membantu/membimbing saya dalam penyelesaian Tesis ini.

5. Ibu Dosen Penguji, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak dan Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Acc, Ak.

6. Drs. H. Ismail selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan yang banyak memberikan motivasi dan membantu agar pendidikan ini dapat diselesaikan.

7. Khususnya yang tercinta Hj.Rirawati Harahap S.Pd, Indah Pristina Sari, Dwi Maulida Sari, dan Heru Cara Asari (Istri dan anak-anakku) yang selalu memberikan energi dan spirit kebahagiaan.

(9)

Semoga Allah memberikan balasan yang setimpal sesuai dengan jasa jasanya. Akhirnya penulis menyadari dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan proposal penelitian ini. Untuk itu sangat diharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan penelitian ini.

Hormat Saya

SYAMSUDIN

RIWAYAT HIDUP

1. N a m a : Syamsudin

2. Tempat/tgl lahir : Pulau Simardan, Tanjung Balai, 16 Mei 1964 3. Pekerjaan : PNS Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan 4. Agama : Islam

(10)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

a. Ayah : Ajim b. Ibu : Salmiah

6. Istri : Hj. Rirawati Harahap, S.Pd 7. Anak : 1. Indah Pristina Sari

2. Dwi Maulida Sari 3. Heru Cakra Asari

8. Alamat : Jl. Willem Iskandar Gg. Keluarga Kisaran Kabupaten Asahan

9. Pendidikan

a. SD Negeri : SDN IX Tanjung Balai

b. SMP Negeri : SMPS Kemajuan Tanjung Balai c. SMA Negeri : SMA Negeri I Tanjung Balai

d. Fakultas : FKIP UMN Prodi Pendidikan Matematika - Medan e. Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana USU Tahun 2009.

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI... vi

(11)

DAFTAR GAMBAR ... ix

(12)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 34

5.1. Deskripsi Data Penelitian ... 34

5.1.1. Profil Sampel Penelitian ... 34

5.1.2. Statistik Deskriptif ... 36

5.2. Analisis Data ... 38

5.2.1. Uji Asumsi Klasik ... 38

5.3. Pembahasan Hasil Hipotesis ... 42

5.3.1. Model Pertama (1) ... 42

5.3.2. Model Kedua (2) ... 44

5.3.3. Model Ketiga (3) ... 46

5.3.4. Model Keempat (4) ... 48

5.4. Model Uji Hipotesis ... 49

5.4.1. Uji Signifikansi F ... 49

5.4.2. Uji Signifikansi t ... 50

5.5. Pembahasan ... 53

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

6.1. Kesimpulan ... 58

6.2. Keterbatasan Penelitian... 58

6.3. Saran ………... 59

DAFTAR PUSTAKA... 61

DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 1.1 Kondisi Umum Pendidikan Tingkat SMP Kabupaten Asahan ... 3

1.2 Kondisi Mutu Prestasi Belajar Siswa………... 4

(13)

4.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ………... 28

5.1 Karakteristik Sampel Penelitian ... 34

5.2 Statistik Deskriptif……… 36

5.3 Hasil Pengujian One Sample Kolmogorov Smirnov Test………… 40

5.4 Uji Multikolinieritas ……… 41

5.5 Pengujian Goodness of Fit ……….. 42

5.6 Hasil Regresi Uji t……… 43

5.7 Pengujian Goodness of Fit ……….. 44

5.8 Hasil Perhitungan Uji t ……….………. 45

5.9 Pengujian Goodness of Fit ………... 46

5.10 Hasil Penghitungan Uji t……….. 47

5.11 Pengujian Kelayakan Model ……… 48

5.12 Hasil Regresi Uji F………... 49

(14)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1 Kerangka Konseptual………... 21

5.1 Grafik Uji Normalitas ……….. 39

5.2 Gambar Scatterplot ……… 42

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Data Sampel SMP Negeri/Swasta TP. 2008/2009 Kabupaten Asahan …. 64 2 Regresi (Biaya Pendidikan thd Mutu Hasil Belajar) ………... 65

3 Model 2 ………. 66

4 Model 3 ………. 67

(16)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam

pembangunan bangsa. Sejarah menunjukkan bahwa kunci keberhasilan

pembangunan negara-negara maju adalah tersedianya penduduk yang

terdidik dalam jumlah, jenis, dan tingkat yang memadai. Karena itu, hampir

semua bangsa menempatkan pembangunan pendidikan sebagai prioritas

utama dalam program pembangunan nasional mereka. Sumber daya

manusia yang bermutu, yang merupakan produk pendidikan, merupakan

kunci keberhasilan suatu negara.

Menyadari hal tersebut di atas pada tahun 1994 telah dicanangkan

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun yang merupakan salah

satu upaya untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia.

Program ini mentargetkan semua warga negara Indonesia memiliki

pendidikan minimal setara Sekolah Menengah Pertama dengan mutu yang

baik. Dengan bekal itu diharapkan seluruh warga negara Indonesia dapat

mengembangkan dirinya lebih lanjut yang akhirnya mampu memilih dan

mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki, sekaligus

(17)

Ketika dicanangkan pada tahun 1994, Program Wajib Belajar

Pendidikan Dasar 9 Tahun diharapkan dapat tuntas pada tahun 2003/2004.

Namun krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997

menyebabkan target tersebut tidak dapat tercapai. Target penuntasan wajar

kemudian disesuaikan dari 2003/2004 menjadi 2008/2009 dengan indikator

angka partisipasi kasar SMP 95 % dengan mutu pendidikan yang baik.

Sejalan dengan itu, menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 129/U/2004, tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan

Bab III, Pasal 3 ayat (2) menyatakan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan

Sekolah Menengah Pertama terdiri atas : 90 persen anak dalam kelompok

usia 13-15 tahun bersekolah di SMP, 90 persen sekolah memiliki sarana dan

prasarana minimal sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan secara

nasional, Angka Putus Sekolah (APS) tidak melebihi 1 persen dari jumlah

siswa yang bersekolah., 80 persen sekolah memiliki tenaga kependidikan non

guru untuk melaksanakan tugas administrasi dan kegiatan non mengajar

lainnya, 90 persen dari jumlah guru SMP yang diperlukan terpenuhi, 90

persen guru SMP memikili kualifikasi, sesuai dengan kompetisi yang

ditetapkan secara nasional, 100 persen siswa memiliki buku pelajaran yang

lengkap setiap mata pelajaran, jumlah siswa SMP per kelas antara 30 – 40

siswa, 90 persen dari siswa yang mengikuti uji sampel mutu pendidikan

(18)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan 70 persen dari lulusan

SMP melanjutkan ke sekolah Menengah Kejuruan (SMK),dan Sekolah

Menengah Atas ( SMA ).

Kondisi umum pendidikan tingkat SMP di Kabupaten Asahan dapat

dilihat dari tabel 1.1. berikut :

Tabel 1.1 Kondisi Umum Pendidikan Tingkat SMP Kabupaten Asahan

No Uraian Kondisi

Umum Satuan

1 Luas Wilayah Kabupaten Asahan 371945 Ha

2 Jumlah Kecamatan Kabupaten Asahan 25 Kecamatan

3 Jumlah Desa 177 Desa

4 Jumlah Kelurahan 27 Kelurahan

5 Pertumbuhan Penduduk 1.94 Persen

6 Usia SMP ( 13 - 15 ) tahun 48488 Orang

* Laki-laki 20232 Orang

* Perempuan 28256 Orang

7 Angka Partisipasi Kasar SMP 78.19 Persen

* Tahun 2006/2007 82.53 Persen

* Tahun 2007/2008 82.53 Persen

8 Jumlah SMP Negeri 51 Sekolah

9 Jumlah SMP Swasta 40 Sekolah

10 Banyak ruang kelas SMP Negeri 518 Kelas

11 Banyak ruang kelas SMP Swasta 254 Kelas

12 Jumlah MTs Negeri 2 Sekolah

13 Jumlah MTs Swasta 73 Sekolah

14 Jumlah Guru SMP 2375 Orang

* PNS 943 Orang

* Non PNS 1432 Orang

15 Kualifikasi Guru DI, DII dan DIII 695 Orang

* S1/A4 1265 Orang

* S2 16 Orang

* Tamatan SLTA 399 Orang

Sumber : Profil Pendidikan di Asahan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan (2007)

Kondisi mutu prestasi belajar siswa SMP tahun 2006 dan 2007 dapat

(19)

Tabel 1.2 Kondisi Mutu Prestasi Belajar Siswa

No Uraian 2006 2007

1 Rata-rataNilai Ujian Nasional 7.03 7.07

2 Jumlah Siswa Mengulang 144 dari 36.205 orang (0.40%)

499 orang dari 39435 orang (0.25%)

3 Jumlah Siswa Putus Sekolah 767 orang dari 36205 orang (2.12%)

644 orang dari 39435 orang (1.62%)

4 Jumlah lulusan SMP yang melanjut ke SLTA

8897 orang dari 11121 orang (80%)

11098 orang dari 13213 orang (84%)

5 Jumlah lulusan SMP yang tidak

melanjut ke SLTA 20% 16%

Sumber : Profil Pendidikan di Asahan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan (2007)

Proses pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang terdiri dari

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi .Ketiga hal tersebut merupakan

(20)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

Supriadi (2001) menyatakan bahwa proses pembelajaran yang bermutu

terjadi jika pengkoordinasian dan penyerasian serta pemaduan input sekolah

dilakukan secara harmonis dan terpadu sehingga mampu menciptakan

situasi pembelajaran yang menyenangkan , mampu mendorong motivasi dan

minat belajar dan mampu memberdayakan peserta didik menguasai

pengetahuan yang telah menjadi muatan nurani peserta didik, dihayati, dan

diamalkan dalam kehidupan sehari hari. Dari hasil monitoring pengawas

pendidikan Kabupaten Asahan menyatakan tidak semua guru menyusun

perencanaan sebelum melaksanakan pembelajaran, pembelajaran masih

didominasi guru melalui metode ceramah yang kurang melatih anak untuk

berfikir kitis, kreatif, dan inovatif. Dari laporan bulanan setiap sekolah

dinyatakan bahwa kehadiran guru dalam satu tahun pelajaran tidak mencapai

100 %.

Fatah (1998:136) menyatakan pembiayaan pendidikan merupakan

faktor yang tidak dapat dihindarkan keberadaannya dalam menyediakan

komponen-komponen input pendidikan. Karena pendidikan merupakan suatu

proses, maka input yang bermutu akan membuat proses belajar mengajar

yang bermutu, dan pada gilirannya akan membuat hasil belajar lebih baik.

Sejalan dengan itu, Supriadi (2001) menyatakan bahwa biaya pendidikan

merupakan salah satu komponen masukan yang sangat penting dalam

(21)

memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan program sekolah, terlaksananya

aktivitas sekolah ( intra dan ekstra), dan dapat mengembangkan sekolah

sebagai lembaga pendidikan yang bermutu. Dalam rangka meningkatkan

mutu pendidikan melalui peningkatan mutu proses pembelajaran, pemerintah

pusat maupun daerah terus meningkatkan biaya pendidikan. Sejalan dengan

ini Undang Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 49 ayat (1) menyatakan : Dana pendidikan selain

gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20 % dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan

da minimal 20 %dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan pemerintah dan dinas pendidikan

Kabupaten Asahan khususnya bagi Sekolah Menengah Pertama kegiatan

yang dilakukan yaitu : (1) Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB), (2)

Pembangunan SD – SMP Satu Atap, (3) Pembangunan Ruang Kelas Baru (

RKB ), (4) Pelaksanaan Program SMP terbuka, Paket B Setara SMP,.(5)

Pemberian Bea Siswa berprestasi. (6) Pemberian Dana Bantuan Operasional

Sekolah melalui Program PKPS-BBM, (7) Sharing Dana Pendamping BOS

bagi Siswa SMP Negeri dan MTs Negeri dari Dana APBD Pemkab Asahan

, (8) Pelatihan Peningkatan Profesional guru SMP, tutor Paket B,(9) Pelatihan

/ Workshop peningkatan profesionalisme dan Kinerja Kepala Sekolah SMP.,

(22)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

(11) Pembekalan kepemimpinan dan manajemen sekolah bagi Calon

Kepala Sekolah dan Pengawas., (12) Pelaksanaan KKG/MGMP Mandiri bagi

Guru SMP di Kab. Asahan, (13) Pelaksanaan K 3 S / MKKS bagi Kepala

Sekolah SMP se Kab. Asahan, (14) Pelaksanaan Kelompok Kerja Pengawas

sekolah SMP Se Kab. Asahan.,(15) Pelaksanaan Pemilihan Pemberian

Penghargaan untuk Siswa SMP berprestasi,(16) Pelaksanaan Olimpiade dan

Lomba Mata Palajaran bagi siswa SMP, (17) Pelaksanaan Pemilihan dan

Pemberian Penghargaan bagi guru, Kepala Sekolah dan Pengawas SMP,

(18) Pelaksanaan program SMP Standart Nasional., (19) Pelaksanaan

Akreditasi untuk SMP,(20) Pelaksanaan Sertifikasi guru / kepala sekolah.,

(21) Pemberian beasiswa bagi Guru SMP untuk mendapatkan kualifikasi S1

dan S2.

(23)

dalam melakukan perencanaan anggaran sekolah harus sejalan dengan rencana pembangunan jangka panjang, rencana jangka menengah, recana kerja pemerintah, rencana strategis pendidikan nasional, rencana strategis satuan pendidikan yang terdapt dalam rencana pengembangan sekolah, dan rencana kerja tahunan sekolah.

Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa mutu hasil belajar masih belum memenuhi Standar Pelayanan Minimal, sedangkan pemerintah terus meningkatkan biaya pendidikan, maka peneliti tertarik untuk melakukan peneltian tentang pengaruh biaya pendidikan terhadap mutu hasil belajar melalui variabel intervening mutu proses belajar mengajar pada Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Asahan.

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian ini berangkat dari asumsi utama bahwa pendidikan

mempunyai nilai ekonomi dalam pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM)

yang bermutu memerlukan biaya secara memadai. Anggaran belanja

pendidikan khususnya untuk Sekolah Menengah Pertama masih sangat

terbatas, baik dalam besarnya maupun pengelolaannya. Disisi lain mutu

pendidikan SMP relatif masih sangat rendah yang antara lain ditunjukkan

oleh perolehan. Nilai Ujian Nasional, angka tinggal kelas, angka putus

sekolah dan jumlah lulusan SMP yang melanjutkan ke SMA.

Keterkaitan antar faktor pembiayaan pendidikan dengan mutu pendidikan,

baik dalam proses maupun hasil prestasi belajar siswa SMP tersebut

(24)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

perumusan masalah yaitu : Apakah biaya pendidikan berpengaruh terhadap

mutu hasil belajar melalui mutu proses belajar mengajar?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah :untuk

mengetahui secara empiris bahwa biaya pendidikan berpengaruh terhadap

mutu hasil belajar melalui mutu proses belajar mengajar.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Nilai praktis penelitian ini berhubungan dengan sumbangan dalam

cara-cara upaya perbaikan kebijakan anggaran yang lebih efektif dan efisien

dalam memanfaatkan biaya pendidikan bagi Pemerintah Daerah dan

Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Asahan. Temuan penelitian

diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti terhadap

perbaikan mutu pendidikan Sekolah menengah pertama di Kabupaten

Asahan.

b. Nilai akademis (teoritis) penelitian ini sangat berkepentingan untuk

mengkaji dan menguji konsep ekonomi pendidikan, khususnya analisis

(25)

berkaitan dengan pemilihan keputusan dalam mengalokasikan dan

mendayagunakan sumber sumber yang relatif terbatas untuk mencapai

tingkat efesiensi yang setinggi tingginya. Konsep ekonomi pendidikan

semakin penting untuk dikaji dan dikembangkan dalam kaitan dengan

peningkatan Sumber Daya Manusia (human capital). Konsep ini selain

menganggap penting kaitan antara pendidikan dan pemenuhan

kebutuhan Sumber Daya Manusia yang bermutu, baik untuk memenuhi

pasar kerja maupun kebutuhan pembangunan. Dalam hubungan ini,

pembiayaan pendidikan sebagai salah satu bentuk investasi dalam

Sumber Daya Manusia akan menentukan tingkat produktivitas.

c. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai

bahan pijakan untuk meneliti efektivitas pelaksanaan program program

Pemerintah Kabupaten Asahan khususnya dalam menentukan biaya

dan analisis manfaat biaya (cost benefit analysis) di sekolah untuk

meningkatkan mutu pendidikan.

1.5. Originalitas

Penelitian ini terinspirasi dari pemikiran yang terdapat pada penelitian

sebelumnya yaitu penelitian dengan judul studi tentang pembiayaan

Pendidikan Sekolah Dasar oleh Nanang Fatah tahun 1998. Penelitian

(26)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

Bandung. Adapun variabel yang diteliti meliputi prestasi belajar (Y1), proses

belajar mengajar (Y2), gaji/kesejahteraan (X1), biaya pendidikan profesional

(X2), biaya pengadaan alat-alat pelajaran (X3), biaya pengadaan buku

pelajaran (X4), biaya rehabilitasi gedung ruang belajar (X5), biaya pengadaan

sarana kelas (X6), biaya pengadaan sarana sekolah (X7), biaya pembinaan

kegiatan ekstrakurikuler (X8) dan biaya pengelolaan sekolah (X9). Hasil

penelitian menyimpulkan bahwa sebagian biaya pendidikan memberikan

kontribusi yang signifikan terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan SD,

baik terhadap mutu proses maupun mutu hasil belajar, dimana

komponen-komponen biaya pendidikan yang memberikan kontribusi secara signifikan

terhadap mutu hasil belajar adalah gaji /kesejahteraan pegawai, biaya

pendidikan guru, pengadaan alat pelajaran, pengadaan bahan pelajaran,

pengadaan sarana sekolah. Sedangkan komponen-komponen biaya

pendidikan yang memberikan pengaruh signifikan terhadap proses belajar

siswa adalah gaji/kesejahteraan guru, pengelolaan sekolah, pengadaan alat

pelajaran, dan pengadaan sarana sekolah. Selain itu Fatah menyimpulkan

dalam penentuan besarnya alokasi biaya operasional pendidikan yang

bersumber dari pemerintah untuk setiap sekolah didasarkan atas jumlah

murid, jumlah kelas, dan jumlah pegawai.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dimana pada

(27)

Negeri dan Swasta di Kabupaten Asahan dan melakukan pengujian secara

empiris menggunakan alat uji statistik regresi sederhana dan regresi

berganda. Variabel independen yang digunakan yaitu biaya pendidikan dan

variabel dependen adalah mutu hasil belajar dengan mutu proses belajar

(28)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Mutu Pendidikan

Program mutu sebenarnya berasal dari dunia bisnis. Dalam dunia bisnis

baik yang bersifat produksi maupun jasa, program mutu merupakan program

utama sebab kelangsungan dan kemajaun usaha sangat ditentukan oleh

mutu sesuai dengan permintaan dan tuntutan penguna. Permintaan dan

tuntutan pengguna terhadap produk dan jasa terus berubah dan berkembang.

Sejalan dengan hal itu, mutu produk dan jasa yang diberikan harus selalu

ditingkatkan. Dewasa ini, mutu bukan hanya menjadi masalah dan kepedulian

dalam bidang bisnis saja, tapi juga dalam bidang-bidang lainnya seperti

pemerintahan, layanan sosial, pendidikan, bahkan bidang keamanan dan

ketertiban.

Banyak masalah mutu yang dihadapi dalam dunia pendidikan seperti

mutu proses belajar mengajar dan mutu hasil belajar. Mutu-mutu tersebut

terkait erat dengan biaya pendidikan sebagaimana yang dikatakan Johns

(1983) dalam Fatah (1998 : 108) yaitu biaya dan mutu pendidikan mempunyai

keterkaitan secara langsung. Kebijakan peningkatan mutu pendidikan

diarahkan pada pencapaian mutu pendidikan yang mengacu pada standar

nasional pendidikan yang terdiri atas standar isi, standar proses, standar

(29)

kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar

sarana dan prasarana,standar pengelolaan,standar pembiayaan, dan standar

penilaian pendidikan. Peningkatan mutu mencakup hasil keluaran ( out put),

proses, asupan/masukan (input). Sejalan dengan itu Adams dan Chapman

(2002) dalam Bastian (2007 : 184) mendefenisikan mutu pendidikan sebagai

target khusus dari tujuan pendidikan. Sanusi (1994) menyebutkan tiga

dimensi mutu pendidikan khusus mutu hasil belajar yaitu :

a. Dimensi mutu mengajar yang sangat terkait dengan faktor-faktor

kemampuan dan profesioanalitas guru, sehingga kajian terhadap mutu

pendidikan berarti kajian masalah mutu guru dan mutu proses pendidikan.

b. Dimensi bahan ajar, yang berbicara masalah kurikulum dalam arti sejauh

mana kurikulum suatu insitusi pendidikan relevan dengan kebutuhan anak

di masyarakat dan kebutuhan lingkungan pendidikan yang berubah

demikian cepat.

c. Dimensi hasil belajar. yang terakhir ini mencakup baik perolehan nilai-nilai

hasil belajar maupun dalam cakupan yang luas, yaitu perolehan lapangan

pekerjaan dan sekaligus perolehan pendapatan setiap lulusan.

Dalam penelitian ini fokus mutu proses belajar mengajar adalah mutu

kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam proses optimalisasi

masing-masing peran, yang mencakup perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

(30)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

berlangsung yang dinyatakan dalam bentuk persentase kehadiran guru

dalam mengelola pembelajaran, persentase guru yang menggunakan media

dalam pembelajaran, nilai perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dari

kepala sekolah atau pengawas pendidikan. Sedangkan mutu hasil belajar

adalah prestasi akademik yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan masa

belajarnya (lulus) yang dinyatakan dalam bentuk nilai ujian atau nilai evaluasi

belajar, yang dipandang sebagai hasil murid setelah melalukan kegiatan

belajar mengajar.

2.1.2. Biaya Pendidikan

Pendidikan memiliki nilai konsumtif dan nilai investatif. Nilai konsumtif

pendidikan dalam bentuk jasa yang dapat memberikan kegunaan terhadap

pemakai jasa pendidikan. Sedangkan nilai investatif pendidikan dapat diukur

dengan pendapatan (income) seseorang yang terdidik sesuai dengan tingkat

produktivitasnya. Biaya pendidikan diartikan sebagai jumlah uang yang

dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan

pendidikan yang mencakup : gaji guru, peningkatan kemampuan profesional

guru, pengadaan sarana ruang belajar, pernbaikan ruang belajar, pengadaan

perabot/meubiler, pengadaan alat-alat pelajaran, pengadaan buku-buku

pelajaran, alat tulis kantor, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan pengelolaan

keuangan, dan supervisisi/pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan

(31)

Belanja Sekolah (RAPBS) setiap tahun pelajaran. Menurut sifatnya biaya

dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu biaya langsung dan biaya tidak

langsung.Biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai

proses pencapaian hasil dan tujuan suatu organisasi. Menurut Bastian (2007)

bahwa biaya langsung di sekolah adalah biaya proses peningkatan kualitas

siswa dan pencapaian tujuan utama sekolah yang tidak terpisahkan dari diri

siswa serta berdampak terhadap siswa secara keseluruhan. Biaya langsung

merupakan komponen utama dari biaya pendidikan ,atau dapat dikatakan

biaya langsung merupakan biaya sesungguhnya dari pendidkan itu sendiri.

Biaya tidak langsung adalah komponen biaya penunjang atau pelengkap .

Biaya dalam penelitian ini terbatas pada jenis biaya langsung (direct

cost) dan tidak langsung (indirect cost) terhadap proses belajar mengajar

atau biaya yang diperoleh dan dibelanjakan oleh lembaga, artinya,

biaya-biaya yang tidak dianggarkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan

Belanja Sekolah, seperti yang dibelanjakan siswa untuk kepentingan sendiri

dan biaya kesempatan (oppurtunity cost) tidak termasuk dalam pengertian

biaya pendidikan dalam penelitian ini. Demikian juga biaya

penyusutan/depresiasi atau nilai bangunan tidak diperhitungkan dalam

penelitian ini, karena sulit diprediksi dan tidak tersedia.

Anggaran pendidikan merupakan rencana operasional keuangan

(32)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

waktu tertentu. Menurut Robert (1995) dan Ridder (1989) dalam Fatah (1998

: 113) bahwa anggaran memuat tentang kegiatan atau program yang akan

dilaksanakan dinyatakan dalam unit (satuan) moneter. Sementara, Direktorat

Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (2002 : 41) menyatakan bahwa

anggaran adalah rencana yang diformulasikan dalam bentuk rupiah untuk

jangka waktu tertentu (periode) serta alokasi sumber-sumber kepada setiap

bagian aktifitas.

2.1.3. Hubungan Biaya Pendidikan dengan Mutu Proses Belajar Mengajar dan Hasil Belajar

Biaya pendidikan yang merupakan dana sebagai salah satu input suatu

kegiatan adalah sumberdaya yang sangat penting dalam pendidikan. Tanpa

dukungan dana yang cukup ,akan sangat sulit mutu proses belajar mengajar

dan mutu hasil belajar dapat dicapai. Sejalan dengan itu, Supriadi (2001)

menyatakan bahwa biaya pendidikan merupakan salah satu komponen

masukan yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Biaya

pendidikan diperlukan untuk memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan

program sekolah, terlaksananya aktivitas sekolah ( intra dan ekstra), dan

dapat mengembangkan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang bermutu.

Dalam buku panduan bantuan operasional sekolah Departemen Pendidikan

Nasional, dinyatakan dana bantuan operasional sekolah diutamakan

(33)

(1) Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru:

biaya pendaftaran, Penggadaan formulir, administrasi pendaftaran, dan

pendaftaran ulang, serta kegiatan lain yang berkaitan langsung dengan

kegiatan tersebut, (2) Pembelian buku teks pelajaran (diluar buku yang telah

dibeli dari dana BOS buku) dan buku referensi untuk dikoleksi

diperpustakaan, (3) Pembiayaan kegiatan pembelajaran remedial,

pembelajaran pengayaan, olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka,

palang merah remaja dan sejenisnya, (4) Pembiayaan ulangan harian,

ulangan umum, ujian sekolah/madrasah/ponpes dan laporan hasil belajar

siswa, (5) Pembelian bahan-bahan habis pakai : buku tulis, kapur tulis, pensil,

bahan praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganan koran, kopi,

teh, dan gula untuk kebutuhan sehari-hari disekolah/madrasah/ponpes, (6)

Pembiayaan langganan daya dan jasa : listrik, air, telepon, termasuk untuk

pemasangan baru jika sudah ada jaringan disekitar

sekolah/madrasah/ponpes, (7) Pembiayaan perawatan

sekolah/madrasah/ponpes: pengecetan, perbaikan atap bocor, perbaikan

pintu dan jendela, perbaikan meubilair, perbaikan sanitasi sekolah dan

perawatan fasilitas sekolah lainya, (8) Pembayaran honorium bulanan guru

honorer dan tenaga kependidikan honorer. Tambahan insentif rutin bagi

kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan ditanggung sepenuhnya oleh

(34)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

KKG/MGMP dan KKKS/MKKS (dan sejenisnya untuk di madrasah), (10)

Pemberian batuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang menghadapi

masalah biaya transport dari dan ke sekolah/madrasah/ponpes, (11)

Pembiayaan pengelolaan BOS: alat tulis kantor (ATK), penggandaan, surat

menyurat dan penyusunan laporan, (12) Khusus untk pesantren salafiyah dan

sekolah kegamaan non islam, dana BOS dapat digunakan untuk biaya

asrama/pondokan dan membeli peralatan ibadah, (13) Bila komponen 1 s/d

13 diatas telah terpenuhi pendanaannya dari BOS dan masih terdapat sisa

dana, maka sisa dana BOS tersebut dapat digunakan untuk membeli alat

peraga, media pembelajaran dan meubilair sekolah/madrasah/ponpes. Fatah

(1998) menyatakan faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan yaitu : (1)

Komponen masukan, seperti karakteristik siswa, guru, biaya, sarana

prasarana pendidikan, (2) proses pendidikan meliputi pengelolaan proses

belajar mengajar dan pengelolaan sekolah.

Dari premis di atas, mutu pendidikan di sekolah akan sangat ditentukan

oleh faktor pembiayaan pendidikan, baik dalam besarnya, pengalokasian

yang tepat, maupun pemanfaatan realisasi biaya yang mengarah kepada

kebutuhan proses belajar mengajar, kemampuan pengelolaan mutu guru,

mutu alat, mutu bahan dan mutu siswa akan berkaitan satu sama lain dalam

proses belajar mengajar di sekolah. Keterkaitan komponen-komponen

(35)

dan pada gilirannya akan berpengaruh dan memberikan kontribusi dalam

pencapaian prestasi belajar siswa (hasil belajar).

2.2. Review Peneliti Terdahulu

Fatah (1998) meneliti tentang pembiayaan pendidikan di sekolah dasar.

Variabel yang digunakan meliputi : (1) Biaya pendidikan di sekolah dasar, (2)

Mutu proses belajar mengajar, (3) Mutu hasil belajar siswa, (4) Pelaksanaan

kebijakan anggaran pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian adalah (1) Penerimaan biaya

pendidikan yang dimanfaatkan untuk peningkatan mutu di sekolah dasar

masih dominan dari pemerintah pusat, (2) Komponen-komponen biaya

pendidikan yang memberikan kontribusi secara signifikan terhadap mutu hasil

belajar adalah : (a) gaji/kesejahteraan pegawai, (b) biaya pendidikan guru, (c)

pengadaan alat pelajaran, (d) pengadaan bahan pelajaran, dan, (e)

pengadaan sarana sekolah, (3) Komponen-komponen biaya pendidikan yang

memberikan pengaruh signifikan terhadap proses belajar mengajar siswa

adalah : (a) gaji/kesejahteraan guru, (b) Pengelolaan sekolah, (c) Pengadaan

alat pelajaran, dan (d) Pengadaan sarana sekolah, (4) Dalam penentuan

besarnya alokasi biaya operasional pendidikan yang bersumber dari

pemerintah untuk setiap sekolah didasarkan atas jumlah murid, jumlah kelas

(36)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

Supriadi (2001) meneliti anatomi biaya pendidikan di SD, SMP, SMU,

dan SMK.Penelitian ini menggunakan variabel- variabel : (1) Biaya

pendidikan yang dikeluarkan pemeritah daerah dan pusat, (2) Biaya

langsung dan tidak langsung yang dibayarkan keluarga untuk anaknya yang

bersekolah, (3) Biaya partisipasi masyarakat ke sekolah. Hasil yang diperoleh

adalah (1) Subsidi pemerintah meningkat seiring dengan meningkatnya

jenjang pendidikan, (2) Kontribusi keluarga jauh lebih tinggi dibandingkan

dengan kontribusi pemerintah, (3) Kontribusi masyarakat sangat rendah, (4)

Jenjang pendidikan yang berlaku wajib belajar, studi lanjutan dari SD ke SMP

menuntut keluarga untuk menanggung biaya yang jauh lebih besar.

Syam (2005) yang meneliti tentang interaksi antara partisifasi anggaran

dan penggunaan anggaran sebagai alat ukur kinerja dengan orientasi

manajerial. Penelitian ini menggunakan variabel-variabel (1) Komitmen

profesional yang meliputi mengajar, meneliti dan pemberian pelajaran kepada

masyarakat, (2) Partisifasi dan pengguna anggaran, (3) Orientasi manajerial,

(4) Kontak peran. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah (1) Orientasi

profesional akan memberi pengaruh terhadap konflik peran utama jika

dimodrenisasi oleh orientasi manajerial.(2) Perguruan tinggi hendaknya

memisahkan antara orientasi profesional dan orientasi manajerial agar tidak

(37)

Sukmadinata, dkk (2005) melakukan penelitian dengan judul Analisa

Pengendalian Mutu Pendidikan dengan variabel: (1) Model pengendalian

pengajaran dan bimbingan di SMK, (2) Model manajerial pendidikan di SMK,

(3) Mutu proses pembelajaran dan hasil pendidikan di SMK. Hasil yang

diperoleh yaitu Mutu pendidikan (proses dan hasil pembelajaran) dengan

menerapkan model pengendalian lebih baik dari pada tidak menggunakan

model pengendalian.

Tabel 2.1. Review Peneliti Terdahulu

No Nama/ Tahun Penelitian Judul Variabel Penelitian Hasil yang Diperoleh

1. Fatah

1. Prestasi belajar (Y1).

2. Proses belajar mengajar (Y2) 3. Gaji/kesejahteraan (X1). 4. Biaya pendidikan

profesional (X2).

5. Biaya pengadaan alat-alat pelajaran (X3).

6. Biaya pengadaan buku pelajaran (X4).

7. Biaya rehabilitasi gedung ruang belajar (X5).

8. Biaya pengadaan sarana kelas (X6).

9. Biaya pengadaan sarana sekolah (X7).

10. Biaya pembinaan kegiatan ekstrakurikuler (X8).

11. Biaya pengelolaan sekolah (X9)

1. Sebagian biaya pendidikan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan SD, baik terhadap mutu proses maupun mutu hasil belajar.

2. Komponen-komponen biaya pendidikan yang memberikan kontribusi secara signifikan terhadap mutu hasil belajar adalah :

a. gaji /kesejahteraan pegawai. b. biaya pendidikan guru. c. pengadaan alat pelajaran. d. pengadaan bahan pelajaran, dan e. pengadaan sarana sekolah.

3. Komponen-komponen biaya pendidikan yang memberikan pengaruh signifikan terhadap proses belajar siswa adalah :

a. Gaji/kesejahteraan guru. b. Pengelolaan sekolah

(38)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

2. Supriad

1. Biaya pendidikan yang dikeluarkan pemeritah daerah dan pusat.

2. Biaya langsung dan tidak langsung yang dibayarkan keluarga untuk anaknya yang bersekolah.

3. Biaya partisifasi masyarakat ke sekolah (selain yang dibayarkan oleh keluarga).

1. Subsidi pemerintah meningkat seiring dengan meningkatnya jenjang pendidikan.

2. Kontribusi keluarga jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontribusi pemerintah.

3. Kontribusi masyarakat (selain yang dibayarkan oleh keluarga untuk anaknya yang bersekolah) sangat rendah.

4. Jenjang pendidikan yang berlaku wajib belajar, studi lanjutan dari SD ke SMP menuntut keluarga untuk menanggung biaya yang jauh lebih besar.

3. Syam

1. Komitmen profesional (X1) yang meliputi mengajar, meneliti dan pemberian pelajaran kepada masyarakat. 2. Partisifasi dan pengguna anggaran. (X2)

3. Orientasi manajerial (X3) 4. Kontak peran (Y)

1. Orientasi komitmen profesional akan memberi pengaruh terhadap kontak peran jika dimodenisasi oleh orientasi manajerial. 2. Perguruan tinggi hendaknya memisahkan

antara orientasi profesional dan orientasi manajerial agar tidak terjadi konflik peran.

4. Sukma pengajaran dan bimbingan di SMK (X1)

2. Model manajerial pendidikan di SMK (X2)

3. Mutu pendidikan (Y)

Model pengendalian pengajaran dan bimbingan serta model manajerial pendidikan di SMK berpengaruh terhadap mutu pendidikan.

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Pengaruh variabel biaya pendidikan terhadap mutu hasil belajar

melalui mutu proses belajar mengajar, dinyatakan dalam diagram alur

sebagai berikut :

(39)

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Keterangan :

a : Biaya pendidikan mempunyai pengaruh pada mutu hasil belajar.

b : Biaya pendidikan mempunyai pengaruh pada mutu proses belajar.

c : Mutu proses belajar mengajar mempunyai pengaruh pada mutu hasil

belajar.

d : Biaya pendidikan mempunyai pengaruh terhadap mutu hasil belajar

melalui

mutu proses belajar mengajar.

e1 : Jumlah varian variabel mutu hasil belajar mengajar yang tidak dapat.

dijelaskan oleh biaya pendidikan.

e2 : Jumlah varian variabel mutu hasil belajar yang tidak dapat dijelaskan

oleh mutu proses belajar mengajar

b c

a d

e1

Mutu Proses Belajar Mengajar

(Z)

Biaya Pendidikan

(X)

Mutu Hasil Belajar (Y)

(40)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

Berdasarkan Gambar 3.1 diatas bahwa biaya pendidikan berpengaruh

terhadap mutu hasil belajar. Biaya pendidikan merupakan sebagai salah satu

input kegiatan dan sekaligus sebagai sumberdaya yang sangat penting dalam

pendidikan. Tanpa dukungan dana yang memadai maka akan sulit

memperoleh mutu hasil belajar. Mutu hasil belajar merupakan output dari

sebuah proses dalam hal ini mutu proses belajar mengajar. Mutu pendidikan

di sekolah akan sangat ditentukan oleh faktor pembiayaan pendidikan, baik

dalam besarnya, pengalokasian yang tepat, maupun pemanfaatan realisasi

biaya yang mengarah kepada kebutuhan proses belajar mengajar,

kemampuan pengelolaan mutu guru, mutu alat, mutu bahan dan mutu siswa

akan berkaitan satu sama lain dalam proses belajar mengajar di sekolah. Jika

mutu proses belajar mengajar dicapai maka mutu hasil belajar maka akan

mendapatkan hasil yang optimal berupa capaian nilai UAN yang memadai

diperoleh oleh siswa, dengan demikian biaya pendidikan sebagai salah satu

input sangat diperlukan untuk memfasilitasi pelaksanaan program sekolah

sehingga terlaksananya aktifitas sekolah. Oleh karena pendidikan merupakan

suatu proses, maka input termasuk biaya pendidikan akan membuat proses

belajar mengajar lebih bermutu, dan pada gilirannya akan membuat hasil

belajar menjadi lebih baik.

(41)

Berdasarkan pada masalah dan kerangka konseptual yang telah

dikemukakan diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan oleh peneliti

adalah : bahwa biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar

(42)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan disini adalah hubungan kausal, untuk

menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau

bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain. Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah variabel biaya pendidikan sebagai

variabel independen, variabel mutu hasil belajar sebagai variabel dependen,

dan variabel mutu proses belajar mengajar sebagai variabel intervening.

4.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) baik

Negeri maupun Swasta di Kabupaten Asahan yang terdiri dari 37 (tiga puluh

tujuh) SMP Negeri dan 39 (tiga puluh sembilan) SMP Swasta yang berlokasi

di Kabupaten Asahan.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Sekolah Menengah

Pertama sebanyak 91 Sekolah Menengah Pertama yang ada di Kabupaten

Asahan. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Purporsive

Sampling (pengambilan sampel bertujuan). Hal ini dilakukan karena ada

anggota populasi yang tidak dapat dijadikan sampel disebabkan tidak adanya

(43)

data untuk melihat variabel dependen mutu hasil belajar yaitu hasil Ujian

Nasional. Kriteria purposive sampling yaitu :

1. Sekolah yang telah melaksanakan Ujian Nasional (UN).

2. Memiliki izin operasional menjalankan kegaiatan pendidikan dari Kepala

Daerah untuk sekolah negeri dan Kepala Dinas Pendidikan untuk sekolah

swasta.

Berdasarkan kriteria tersebut, dari 91 Sekolah Menengah Pertama

yang terdapat di Kabupaten Asahan maka terdapat 15 Sekolah Menengah

Pertama yang belum mempunyai hasil Ujian Nasional dan 76 Sekolah

Menengah Pertama yang telah mempunyai hasil Ujian Nasional, sehingga

banyak sampel dalam penelitian ini adalah 76 (91-15) Sekolah Menengah

Pertama.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Peneliti mengumpulkan data sekunder yang disusun oleh suatu

entitas selain peneliti dari organisasi yang bersangkutan (Indriantoro, 2002).

Metode pengumpulan data sekunder secara manual langsung ke lokasi

penelitian.

Dalam penelitian ini data diperoleh langsung dari Sekolah Menengah

Pertama. Data yang diambil adalah biaya yang terdapat dalam Anggaran

(44)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

kegiatan yang dilakukan guru (dalam perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian), dan Nilai Ujian Nasional.

4.5.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Variabel independen yaitu biaya pendidikan. Biaya pendidikan adalah

sejumlah uang yang dibelanjakan sekolah untuk keperluan gaji/

kesejahteraan guru/pegawai, pembinaan profesional bagi guru/kepala

sekolah/pegawai tata usaha, pengadaan alat-alat pelajaran,

pengadaan buku pelajaran, pemeliharaan gedung atau ruang belajar,

pengadaan sarana kelas (papan tulis, meja dan kursi), pembinaan

kegiatan ekstrakurikuler dan biaya pengelolaan sekolah (penyusunan

rencana program, penerimaan siswa baru, pembuatan laporan) di

SMP. Biaya pendidikan diukur berdasarkan jumlah biaya

gaji/kesejahteraan, pembinaan profesional bagi guru/kepala

sekolah/pegawai tata usaha, pengadaan alat-alat pelajaran,

pengadaan buku pelajaran, pemeliharaan gedung atau ruang belajar,

pengadaan sarana kelas (papan tulis, meja, kursi), pembinaan

kegiatan ekstrakurikuler, dan biaya pengelolaan sekolah (penyusunan

rencana program, penerimaan siswa baru, pembuatan

(45)

laporan Realisasi anggaran sekolah tahun anggaran 2007. Skala yang

digunakan adalah skala rasio.

2. Variabel dependen adalah mutu hasil belajar. Mutu hasil belajar adalah

prestasi akademik yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan masa

belajarnya (lulus) yang dinyatakan dalam bentuk nilai ujian atau nilai

evaluasi belajar. Mutu hasil belajar diukur berdasarkan nilai rata – rata

ujian nasional tahun 2008 dengan rumus :

a BanyakSisw

ruhNilai JumlahSelu

Variabel ini diperoleh dari laporan ujian nasional SMP dari setiap

sekolah. Skala yang digunakan adalah skala rasio.

3. Variabel intervening yaitu mutu proses belajar mengajar. Mutu proses

belajar mengajar adalah mutu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa

dalam proses optimalisasi masing-masing peran, yang mencakup

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian

yang dilaksanakan selama pelajaran berlangsung. Mutu proses belajar

mengajar diukur berdasarkan hasil penilaian kepala sekolah atau

pengawas sekolah tahun 2007 tentang perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Skala yang

(46)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

Tabel 4.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel

Dependen Definisi Operasional Pengukuran Skala

Mutu hasil belajar dinyatakan dalam bentuk nilai ujian atau nilai evaluasi belajar.

Nilai rata rata ujian nasional tahun 2008.

Mutu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam proses optimalisasi masing-masing

Jumlah uang yang dibelanjakan sekolah untuk keperluan gaji/ kesejahteraan guru/pegawai, pembinaan profesional bagi guru/kepala sekolah/pegawai tata usaha, pengadaan alat-alat

(47)

pelajaran, pengadaan buku pelajaran, pemeliharaan gedung atau ruang belajar, pengadaan sarana kelas (papan tulis, meja, kursi), pengadaan sarana sekolah

4.6. Metode Analisis Data

4.6.1. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

menggunakan model regresi sederhana (ordianry regression) dan regresi

berganda (multiple regression). Dalam suatu penelitian, kemungkinan

munculnya masalah dalam analisis regresi sering terjadi dalam mencocokkan

model prediksi kedalam sebuah model yang telah dimasukkan ke dalam

serangkaian data. Masalah ini sering disebut pengujian asumsi klasik yang

meliputi uji normalitas, multikolinieritas dan heterokedastisitas.

(48)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi

sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaitu distrbusi data

dengan bentuk lonceng (bell shapped). Data yang baik adalah data yang

mempunyai pola seperti distribusi normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan

memakai uji Kolmogorov Smirnov, di mana data mendekati atau berdistribusi

normal dapat di lihat dari : (1) Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas <

0,05, maka distribusi data adalah tidak normal, (2). Nilai Sig. atau

signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal. Selain

melihat nilai signifikansi uji Kolmogorov Smirnov, untuk melihat apakah suatu

data mempunyai distribusi normal dapat dilihat dari grafik normalitas.

Pengujian normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan melihat

grafik.

4.6.1.2. Uji multikolinearitas

Menurut Ghozali (2005:111) uji multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi diantara

variabel independen. Suatu model regresi yang baik tidak ditemukannya

hubungan atau korelasi di antara variabel independen. Dalam pengujian

multikolinearitas penulis menggunakan metode Variance Inflation Factor

(VIF). Metode ini menjelaskan hubungan variabel independen yang

menjelaskan variabel independen yang lain. Nilai cut off yang dipakai untuk

(49)

4.6.1.3. Uji heterokedastisitas

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu

pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut Homokedastisitas.

Dan jika varians berbeda, maka disebut heterokedastisitas. Model regresi

yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas

dilakukan dengan melihat grafik.

4.7. Model Penelitian

Berdasarkan hipotesis penelitian yang diajukan, maka model penelitian

dapat dibuat sebagai berikut:

Model 1 : Y = a1 + b1 X + e

Model 2 : Z = a2 + b2 X + e

Model 3 : Y = a3 + b3 Z + e

Model 4 : Y = a4 + b4 X + b5 Z + e

a1, a2, a3, a4 = Konstanta

b1, b2, b3, b4, b5 = Koefisien

e = error

X = Biaya Pendidikan

(50)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

Z = Mutu Proses Belajar Mengajar

4.8. Pengujian Hipotesis

a. Pengujian model satu, dua, dan tiga.

Pengujian hipotesis penelitian model satu, dua, dan tiga menggunakan

analisa regresi sederhana, karena hanya satu variabel independennya.

b. Pengujian model keempat.

Untuk menguji hipotesis penelitian model keempat untuk melihat

pengaruh biaya pendidikan terhadap mutu hasil belajar melalui mutu proses

belajar mengajar yaitu dengan melihat pengaruh langsung biaya pendidikan

(X) terhadap mutu hasil belajar (Y) tetapi juga melihat pengaruh tidak

langsung melalui mutu proses belajar mengajar (Z) terlebih dahulu lalu ke

mutu hasil belajar (Y).

Menurut Ghozali (2005: 160) untuk melihat pengaruh variabel

intervening mutu proses belajar mengajar (Z) tersebut digunakan metode

analisis jalur (Path Analysis). Path analysis mengestimasi hubungan

kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya. Analisis jalur

tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat dan juga tidak dapat

digunakan sebagai subsitusi untuk melihat hubungan kausalitas antar

variabel. Analisis jalur menentukan pola hubungan antara tiga atau lebih

(51)

standardized coefficients beta (Ghozali, 2005 : 161). Koefesien path

disimbolkan dengan (p).

Untuk melihat apakah mutu proses belajar mengajar mempengaruhi

hubungan antara biaya pendidikan dengan mutu hasil belajar sebagai

variabel intervening penuh atau intervening sebagaian menggunakan analisis

hirakikal yang digunakan oleh Baron dan Kenny (1986). Dari model penelitian

yang dibuat:

Suatu variabel dikatakan sebagai variabel intervening penuh, jika :

b1 ≠ 0 b2 ≠ 0

b3 ≠ 0 dan b4 ≠ 0

b5 ≠ 0

Suatu variabel dikatakan sebagai variabel intervening sebagian, jika :

b1 ≠ 0 b2 ≠ 0

b3 ≠ 0 dan b4 ≠ 0 b5 ≠ 0 tetapi b4 < b1

Pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji F atau yang biasa

disebut dengan Analysis of Varian (ANOVA). Pengujian ANOVA atau Uji F

bisa dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melihat tingkat signifikansi atau

(52)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

signifikansi dilakukan dengan ketentuan yaitu apabila hasil signifikansi pada

tabel ANOVA < α 0,05, maka Ho ditolak (berpengaruh), sementara

sebaliknya apabila tingkat signifikansi pada tabel ANOVA > 0,05, maka Ho

diterima (tidak berpengaruh).

Pengujian dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dilakukan

dengan ketentuan yaitu apabila F hitung > F tabel ( ∝ 0,05) maka Ho ditolak

(berpengaruh), sementara sebaliknya apabila F hitung < F tabel (∝ 0,05)

maka Ho diterima (tidak berpengaruh). Adapun F tabel dicari dengan

memperhatikan tingkat kepercayaan (∝) dan derajat bebas (degree of

freedom).

Pengujian dengan membandingkan t hitung dengan t table dilakukan

dengan ketentuan apabila t hitung > t tabel ( ∝ 0,05) maka Ho ditolak dan t

hitung < t tabel (∝= 0,05) maka Ho diterima.

BAB V

(53)

5.1. Deskripsi Data Penelitian

5.1.1. Profil Sampel Penelitian

Adapun karakteristik sampel penelitian terdapat pada Tabel 5.1 berikut

:

Tabel 5.1 Karakteristik Sampel Penelitian

(54)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

25 SMP NEGERI 2 BUNTU PANE N 662968500 60,2 7.12 22 421 B

71 SMP DIPONEGORO

KISARAN S 360800000 66,3 8.09

34

478 A

72 SMP AL WASHLIYAH 7 S 47727150 48,6 5.61 14 96 C 73 SMP DAAR ULUUM S 1116700000 66,2 8.14 15 237 B 74 SMP MUHAMMADIYAH 22

(55)

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan. 2009

Berdasarkan Tabel 5.1 diatas jumlah guru pada sampel penelitian

sebanyak 1.715 guru. Dari tabel tersebut juga jumlah murid sebanyak 24.400

siswa. Sedangkan Akreditasi yang memperoleh akreditasi A (9 sekolah); B

(23); C (2) dan belum diakreditasi 2 sekolah untuk sekolah negeri.

Sedangkan untuk sekolah swasta dalam perolehan akreditas A (1 sekolah), B

(13 sekolah) dan C (27 sekolah).

Berdasarkan data diatas dari total 76 (tujuh puluh enam) sampel

penelitian ini sebanyak 37 (tiga puluh tujuh) SMP dengan status Negeri atau

48,7 % dan 39 (tiga puluh sembilan) merupakan SMP swasta atau 51,3 %

dari total sampel. Dari data tersebut menunjukkan bahwa prestasi tertinggi

nilai UAN untuk SMP diperoleh SMP Negeri 2 Kisaran dan yang terendah

diperoleh oleh SMP Muhammadiyah 23 Kisaran.

5.1.2. Statistik Deskriptif

Berdasarkan hasil pengolahan data, maka deskripsi statistik dari data

penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut :

Tabel 5.2 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation APBS_BP_X 76 16.800.000 1.916.739.976 434.014.237.36 490045273.443

KBM_MPBM_Z 76 48.60 75.10 58.9316 6.92237

(56)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation APBS_BP_X 76 16.800.000 1.916.739.976 434.014.237.36 490045273.443

KBM_MPBM_Z 76 48.60 75.10 58.9316 6.92237

UN_MHB_Y 76 5.43 8.44 6.9846 .62829

Valid N (listwise) 76

Sumber : Lampiran 5 (data diolah SPSS)

Berdasarkan Tabel 5.2 diatas dapat dilihat bahwa dari jumlah N sampel sebanyak 76 dimana rata-rata jumlah biaya pendidikan Tahun 2007/2008 sebanyak Rp. 434.014.237,36 dengan jumlah Biaya Pendidikan terendah Rp. 16.800.000 dan tertinggi sebanyak Rp.1.916.739.976 dengan standar deviasi Rp. 490.045.273,44 dari rata - rata. Jumlah biaya pendidikan tertinggi diperoleh oleh SMP Negeri 3 Pulau Rakyat dan biaya pendidikan terendah diperoleh oleh SMP Bina Budaya Kisaran. Dengan melihat standar deviasi yang begitu besar antara dana pendidikan yang di kucurkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan menunjukkan tingkat kesenjangan yang tinggi.

(57)

proses belajar antara SMP yang ada. Dengan demikian terjadi pemerataan mutu proses ajar mengajar pada SMP di Kabupaten Asahan.

Untuk perolehan nilai Ujian Nasional (UN) yang dicapai rata – rata mendapatkan nilai sebesar 6.98 dengan nilai Ujian Nasional (UN) terendah sebesar 5.33 dan tertinggi nilai Ujian Nasional (UN) sebesar 8.44 dengan standar deviasi dari nilai UN sebesar 0.63 dari rata – rata. Skor UAN tertinggi diperoleh oleh SMP Negeri 2 Kisaran. Skor UAN terendah diperoleh oleh SMP Muhammadiyah 23 Kisaran. Capaian nilai UAN yang diperoleh SMP Negeri/Swasta di Kabupaten Asahan cukup merata dimana nilai standar deviasi yang semakin rendah menunjukkan terjadinya pemerataan hasil belajar yang dicapai dengan melihat nilai UAN yang diperoleh. Nilai UAN yang diperoleh menunjukkan di Kabupaten Asahan lulus UAN 99.01 % pada akhirnya lulus 100 % karena ada yang ujian susulan dengan mengikuti ujian Paket B.

5.2. Analisis Data

5.2.1. Uji Asumsi Klasik

Pengujian terhadap ada tidaknya pelanggaran terhadap

asumsi-asumsi klasik merupakan dasar dalam model regresi linier berganda. Untuk

model 1, 2 dan 3 merupakan model regresi sederhana (ordinary least square)

(58)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

sedangkan pada model 4 merupakan model regresi berganda dimana

sebelum mendapatkan model terbaik maka terlebih dahulu melewati uji

asumsi klasik. Hal ini dilakukan sebelum pengujian hipotesis meliputi :

5.2.1.1 Uji normalitas model IV

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal

atau tidak. Untuk menguji apakah data penelitian ini terdistribusi normal atau

tidak dapat dideteksi melalui 2 cara yaitu Analisis Grafik dan analisis statistik

(uji One sample Kolmogorov Smirnov).

a. Analisis Grafik

(59)

Berdasarkan pada Gambar 5.1 tersebut Ghozali (2005) menyatakan

jika distribusi data adalah normal, maka terdapat titik titik yang menyebar

disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis

diagonalnya. Hasil grafik tersebut menunjukkan bahwa titik titik yang

menyebar disekitar garis diagonalnya maka dapat dinyatakan bahwa data

berdistribusi normal.

b. Uji Statistik

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah model regresi, variabel

pengganggu atau residual berdistribusi normal. Untuk itu dilakukan uji one

sample Kolmogorov Smirnov Test. Adapun hasil pengujian terdapat pada

Tabel 5.3 berikut :

Tabel 5.3 Hasil Pengujian One Sample Kolmogorov Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 76

Mean .0000000

Normal Parametersa

Std. Deviation .07464055

Absolute .052

Positive .052

Most Extreme Differences

Negative -.043

Kolmogorov-Smirnov Z .454

Asymp. Sig. (2-tailed) .986

a. Test distribution is Normal.

(60)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

Dari hasil pengujian terlihat pada Tabel 5.3 tersebut terlihat besarnya

nilai Kolmogorov- Smirnov adalah 0.454 dan signifikansinya pada 0.986 dan

nilainya jauh diatas = 0.05 Dalam hal ini berarti H0 diterima yang berarti

data residual berdistribusi normal.

5.2.1.2. Uji multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan ada tidaknya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolinearitas. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Menurut Santoso (2002), pada umumnya jika VIF > 10, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.

Tabel 5.4 Uji Multikolinieritas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

APBS_BP_X .425 2.354

KBM_MPBM_Z .425 2.354

Dependent Variabel : UN_MHB_Y

Sumber : Lampiran 5. Hasil Output SPSS 16

(61)

Inflation Factor (VIF) dibawah angka 10 (Ghozali, 2005 : 93). Hal ini berarti bahwa regresi yang dipakai untuk ke 2 (dua) variabel independen diatas tidak terdapat persoalan multikolinieritas.

5.2.1.3. Uji heteroskedastisitas

Dari grafik Scatterplot yang disajikan yang terdapat pada gambar 5.2

dibawah, terlihat titik-titik tidak menyebar secara acak dan membentuk

sebuah pola tertentu yang jelas serta tidak tersebar baik diatas maupun

dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti terjadi heteroskedastisitas

pada model regresi. Adapun bentuk grafik Scatterplot terdapat pada Gambar

5.2 berikut :

Sumber : Hasil Olah Data SPSS (Lampiran 3)

Gambar 5.2. Gambar Scatterplot

(62)

Syamsudin : Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar Melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kabupaten Asahan, 2009

5.3.1 Model Pertama (1)

Hasil pengujian hipotesis penelitian model pertama yang menyatakan biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar dapat diterima. Pengujian

goodness of fit dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu model regresi.

Kelayakan tersebut dapat dilihat dari nilai R Square. Nilai R Square yang diperoleh dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 5.5. di bawah ini :

Tabel 5.5 Pengujian Goodness of Fit

Model R R Square

Adjusted R Square

1 .409a .167 .156

a. Predictors: (Constant), APBS_BP_X

Sumber : Data Diolah/Output SPSS (Lampiran 2)

Nilai R Square pada Tabel 5.5 diatas sebesar 0,167. Hal ini menunjukkan bahwa 16,7 % variabel biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar. Sedangkan sisanya sebesar 83,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini.

Indikator signifikansi parameter koefesien R2 signifikan atau tidak

maka dapat dilakukan pengujian dengan bantuan alat uji statistik t (Uji t)

dengan tingkat keyakinan (confident level) sebesar 95 %. Kriteria pengujian

yang digunakan adalah apabila thitung > ttabel maka Ho ditolak; dan apabila

thitung ≤ ttabel maka Ho dapat diterima. Hal tersebut ditunjukkan dalam Tabel

Gambar

Grafik Uji Normalitas ………………………………………………..
Tabel 1.1 Kondisi Umum Pendidikan Tingkat SMP Kabupaten Asahan
Tabel 1.2  Kondisi Mutu Prestasi Belajar Siswa
Tabel  2.1. Review Peneliti Terdahulu
+7

Referensi

Dokumen terkait

“Analisis Stock Selection Skill, Market Timing Ability, Size Reksa Dana, Umur Reksa Dana dan Expense Ratio terhadap Kinerja Reksa Dana Saham yang Terdaftar di Bursa Efek

Analisis Servicescape terhadap Loyalitas Pengunjung Pada Hotel. Berbintang

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan, maka penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui keefektifan penerapan metode CIRC (Cooperative

GBPP Matematika Kurikulum Pendidikan Dasar 1994, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayam.. Penjelazan Kurikuum SD 1994, Jakarta: Departemen Pendidikan

This prospective cross sectional non-eksperimental research analyzed DRPs but was limited only to indication without drug, drug without indication and drug interaction experienced

Hasil analisa ketelitian metode hitung perataan menunjukkan bahwa dari metode Bowditch hanya dapat diperoleh ketelitian linier dan koreksi perataan hanya memperhitungkan

Pada tulisan ini akan dibahas bagaimana pengaruh tekanan second press terhadap oil content pada ampas minyak inti sawit di PT.Multimas Nabati Asahan-Kuala Tanjung yang merupakan

Komputer yang menggunakan 6 bit untuk 1 byte-nya, menggunakan kode biner yang terdiri dari kombinasi 6 bit, yaitu SBCDIC (Standard Binary Coded Decimal Interchange