• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KESENJANGAN DIGITAL TERHADAP LITERASI INTERNET GURU SMK SWASTA DI KOTA BANDARLAMPUNG (Studi Pada Guru SMK Swasta Di Kota Bandarlampung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KESENJANGAN DIGITAL TERHADAP LITERASI INTERNET GURU SMK SWASTA DI KOTA BANDARLAMPUNG (Studi Pada Guru SMK Swasta Di Kota Bandarlampung)"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

LITERACY VOCATIONAL TEACHER IN BANDARLAMPUNG

(Studies on Vocational Teacher In Bandarlampung)

By

Dewi Alifia Febrianti

ABSTRACT

The purpose of this study are: 1. To reveals the effect of digital gap toward internet literacy of vocational teacher in Bandar Lampung, 2. To reveals the internet literacy difference of vocational teachers in schools which still have digital gap. This study uses Elena E. Pernia Assessment models, whose main factors in measuring Internet literacy are Knowledge, Skills and Attitude. The population in this research are vocational teachers in 31 schools in Bandar Lampung. The sampels which taken are from 3 senior high schools in Bandar Lampung that fit with the criteria digital divide, and they are SMK 2 Mei, SMK Arjuna and SMK Dharmapala. Research method employs survey with questionair as the mean to collect data.

The research reveals that digital divide seems affecting teachers internet literacy. Assert by one-way Anova (contrast measure) on the three internet literacy variables: Knowledge, Skills relates to internet, and attitude. On knowledge variable: t-count (59,646) > t-tabel (1,983); on skill variable: t-count (54,466) > t-tabel (1,983); dan on attitude variable: t-count (67,178) > t-tabel (1,983).

(2)

LITERASI INTERNET GURU SMK SWASTA DI KOTA

BANDARLAMPUNG

(Studi Pada Guru SMK Swasta Di Kota Bandarlampung)

Oleh

Dewi Alifia Febrianti

ABSTRAK

Dunia internet sangatlah luas, banyak informasi yang terdapat di dalamnya, mulai dari hal yang positif sampai dengan negatif. Untuk itu di perlukan adanya literasi dalam proses pengaksesan internet. Tujuan dari penelitian ini: 1) Mengetahui pengaruh kesenjangan digital terhadap literasi internet guru SMK Swasta di Kota Bandarlampung, 2) Mengetahui perbedaan literasi internet guru SMK Swasta di Kota Bandarlampung pada sekolah yang senjang secara digital. Penelitian ini menggunakan model Assesment Elena E Pernia dengan 3 variabel pengamatan yaitu Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap. Populasi penelitian ini adalah guru di 31 SMK Swasta di kota Bandarlampung. Sampel penelitian ini adalah 3 SMK Swata di kota Bandarlampung yang sudah di kategorikan sesuai kriteria kesenjangan digital, dan sekolah tersebut: SMK 2 Mei, SMK Arjuna dan SMK Dharmapala. Metode Penelitian menggunakan survei dengan kuesioner sebagai alat pengumpul data.

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh kesenjangan digital terhadap literasi internet guru. Terbukti terdapat uji beda pada 3 variabel literasi internet yaitu Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap. Pada Variabel Pengetahuan: t-hitung (59,646) > t-tabel (1,983), di Variabel Keterampilan: t-hitung (54,466) > t-tabel (1,983), dan Variabel Sikap: t-hitung (67,178) > t-tabel (1,983)

(3)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tangerang pada

tanggal 13 Februari 1992. Penulis

merupakan putri pertama dari dua

bersaudara, buah hati dari pasangan

Haryono dengan Novianita. Penulis

menyelesaikan pendidikan SD Negeri 08

Cilandak Barat pada tahun 2004, SMP

Negeri 37 Jakarta pada tahun 2007 dan SMK Bakti Idhata

TI (Multimedia) pada tahun 2010. Pada tahun 2010

penulis terdaftar sebagai mahasiswi jurusan Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung.

Semasa menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam

kepengurusan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu

Komunikasi periode 2011-2012 sebagai anggota bidang

Advertising, diteruskan pada periode kepengurusan

(4)

Moto

Bukanlah hidup kalau tidak ada

masalah, bukanlah sukses kalau

tidak melalui rintangan, bukanlah

menang kalau tidak dengan

pertarungan, bukanlah lulus kalau

tidak ada ujian, dan bukanlah

berhasil kalau tidak berusaha

(5)

Persembahan

Puji syukur ku panjatkan kehadirat Allah SWT karna atas

segala karuniaNya sehingga aku selalu kuat, sehat,

semangat dan diberikan kemudahan untuk

menyelesaikan skripsi ini

Aku persembahkan skripsi ini untuk

Diriku Sendiri Dan

(6)

SANWACANA

Alhamdulillahhirobbil’alamin. Segala puji dan syukur penulis hanturkan

kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan berkah dan karunia-Nya lah penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktunya sesuai dengan harapan penulis

dengan judul Pengaruh Kesenjangan Digital Terhadap Literasi Internet Guru SMK Swasta Di Kota Bandarlampung (Studi pada Guru SMK Swasta di Kota Bandarlampung)” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lampung. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini

tak luput dari kesalahan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan yang

lebih baik lagi nantinya. Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat

dikemudian hari.

Berbekal pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, tanpa adanya

bantuan,dukungan, motivasi, dan semangat dari berbagai pihak yang terlibat

dalam penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan. Dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si, Selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si selaku ketua jurusan Ilmu

Komunikasi, untuk segala keramahan, kesabaran serta keiklasannya

(7)

ketidak mengertian penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Sarwoko, M.Si selaku pembahas yang telah banyak

memberikan arahan dan masukan kepada penulis. Penulis ucapkan

terima kasih atas kebaikan Pak Woko.

5. Ibu Dhanik Sulistyarini, S.Sos., MComn&MediaSt, selaku sekretaris

jurusan Ilmu Komunikasi, Ibu Nanda Utaridah S.sos, M.si., selaku

dosen pembimbing akademik penulis dan seluruh jajaran dosen FISIP

Universitas Lampung khususnya jurusan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuan bermanfaat selama penulis menuntut

ilmu di jurusan ini.

6. Kepala SMK 2 Mei, Kepala SMK Arjuna dan Kepala SMK Dharmapala

yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melakukan

penelitian.

7. Mamah, Papah dan Adik Asti kesayanganku, terima kasih untuk seluruh

kasih sayang, doa dan pengorbanannya. Mungkin kata terima kasih

tidaklah cukup untuk kuberikan kepada kalian tapi yang pasti wiwi akan

terus berjuang untuk mamah, papah, asti demi semuanya. Semoga Allah

SWT selalu memberikan kesehatan selalu untuk kita agar kita bisa

merasakan kebahagia ini sampai kapanpun.

8. Keluargaku di lampung Om Yadi, Mama Tara, Bude Ninik, Adik Dimas

dan Mbak Tasya. Beribu terima kasih dewi ucapkan untuk doa dan

kasih sayangnya. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan

keikhlasan kalian semua (Om Yadi, Mama Tara, Bude Ninik). Tidak

ada sedikit pun penyesalan pada diri dewi selam 4 tahun tinggal disini,

banyak sekali pengalaman dan pelajaran berharga yang dewi dapatkan

selama tinggal di lampung. Maaf jika selama ini dewi sudah banyak

(8)

roy, tante pau, ferra, amel) (ami najib, tante yuli, aman, amin, iman) (om

candra, tante bena, lyra, ical) dan seluruh keluarga lainnya terimakasih

atas segala dukungannya, tanpa doa dan semangat dari kalian semua,

mungkin dewi/alif bukanlah apa-apa, insya allah sukses ini karna doa

kalian.

10.Sahabat kesayangan yang udah kayak Adik sendiri (Adik tiri ya tapi lo

haha) Annisa Yudiana calon S.Ikom juga, makasih buat semangat dan

doa nya yaa cuy. Raih sukses itu nis!!! Kita raih bareng-bareng.

11.~Ometku tercinta pake banget (rina) makasi ya met buat segalanya, 4

tahun temenan selalu sabar ngeladenin gw yang sampe sekarang gak

mau bawa rotom (gak punya sim), udah mau ngertiin gw yang super

cuek, kedekatan kita berawal dari hilangnya kunci rotom lo (kayaknya

ini pertanda), disaat rambut lo masih kayak rian d’massiv sampe

sekarang kayak dijayellow gw tetep love bgt sama you, pokoknya cuma

1 pesen gw (kurangin moody-nya, dunia kerja makin keras met).

~Sekbid Advertising paling keren sebandar-lampung dan bukan bucin

(aked), alig ked tanpa lo kali gw adalah jomblowati paling menyedihkan

disini, tapi karna lo gw ada temennya hahaa, makasi ya ked udah mau

temenan sama gw, udah mau jadi sekbid gw, udah mau gw susahin,

kadang bingung terbuat dari apa otak lo itu, semua informasi mulai dari

yang baik-baik sampe yang gak baik-baik lo tau semua! gw yakin saat

gw balik ke lampung (maen) rumah makan ayam bakar lo udah jadi

restoran terkenal. ~Ibu ketua kelompok sekaligus owner zetimeshop

(atia) mulut paling pedes dan paling kostip ya cuma lo, semua ucapan lo

pasti “jadi” hahaha, banyak bgt wacana lo awas aja kalo lo gw tunggu di

jkt trus malah gak ada! Makasi ya atia udah ngangkat gw sebagai wakil

ketua, makasi buat segalanya keluh kesahnya. ~Unyuk si Jilbabers,

(9)

pertama gw, pertama kali menginjakan kaki di lampung dan masuk

kuliah dia unila yaa lo itulah orang yang pertama kali jabatan sama gw.

~Model cantik yang kekurangan tulang idung (mput) ciss gw saranin

kurangin mengkonsumsi micin, dari pada makin lama makin pinter kan

kerok! Makasi ya cis udah mau setia ngaterin pulang, lo adalah orang

paling gampang yang kena sirep gw dikala yang lain udah punya ilmu

kebal haha. Gaissss part paling sedih dalam hidup gw sampe saat ini,

yaaaa pas gw ngetik sanwacana buat kalian ini (ngetik sambil nangis),

karna gw tau gw bakal lulus dan balik lagi ke habitat asal (baca:jakarta).

Jangan lupain pertemanan kita ini ya gais, gw sayang kalian lebih dari

apapun, kita semua harus jadi orang sukses dan nikah sama orang

sukses. AMIN (kalo nikah jangan lupa kain seragam buat gw)

12.Buat temen-temen satu manajeman deka, dwi, jerry, rina, hafiz, hesti,

dendi, mbak susan, kak fendi, mbak balqis, esy, terima kasih untuk

sharing dan berbagi dalam pengerjaan skripsi, semoga kedepannnya kita

akan selalu berbagi kepada pada orang lain, jangan pelit ya.

13.Seluruh teman-teman komunikasi 2010 terima kasih buat kuliah bareng

nya selama ini. Ardika semangat buat jobs dan skripsinya, makasih ya

ka buat semua kepuasannya | Ahong lo itu out of the box, inget

kesempatan hidup lo kedua kali ini solat jangan ditinggalin | Obi buruan

lagi kelarin itu skripsi trus lamar gw haha | Wan Azul jangan lupa

undangan nikah harus sampe ke gw | Pandu seorang cowo yang

rambutnya lebih bagus dari gw | Shinta - Atod dua maut hebat yang

super hits kalian super | Ojan (hafiz) jangan pernah berubah jan, jadilah

ojan yang dulu pertama kali gw kenal, gw tau lo itu baik banget jan, tp

kadang suka nyebelin huff. | Cay (cahya) gw gak tau lo sekarang

dimana, tp yang jelas makasi ya cay buat kebaikannya | Dio, Imam,

(10)

ajojing yah haha | Hani, Leni, Siti, Dina, Ani, Sumi, Fina, Beatrix, Ata

dan seluruhnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih

buat segalanya, buat semangat yang diberikan setiap harinya.

14.Buat geng korpri xendra, ridho, dede kalian orang-orang hebat yang

mungkin gak keliatan hebat, jangan males lagi buruan kelarin urusan

kampus, jangan bakar sampah mulu, mending kerjain skripsi haha.

15.Adik-adik komunikasi angkatan 2011, 2012, 2013, 2014 dst terima

kasih buat motivasi dan perhatiannya selama ini. Ini adalah jawaban dari

pertanya kalian “kapan lulus wed?”. Sorry gw LULUS duluan, kalian lulus bareng adek tingkat kalian aja sana hee-hee.

16.Semua kakak-kakak komunikasi terima kasih bimbingannya selama ini,

atas segala masukan dan bantuannya.

17.Keluarga besar HMJ Ilmu Komunikasi UNILA yang telah memberi

pengalaman berharga dan pertemanan yang sangat berarti. Sukses selalu

buat HMJ Ilmu Komunikasi Unila!

18.Teman-teman KKN Desa Bandar Dewa Tubaba (The Gragas) leni,

putri, nabila, mbak anggun, tia, verra, yuk sari, yudi, rian maksih buat

satu bulan yang mengesankan, semangat buat kalian skripsinya.

19.Semua teman-teman SD, SMP, SMA penulis.

20.Serta kepada anda yang membaca skripsi ini, semoga dapat berguna dan

bermanfaat bagi anda dan yang lainnya.

Penulis,

(11)

DAFTAR ISI

1. Pengertian Internet ... 7

2. Fasilitas di Internet ... 8

B. Konsep Dasar Kesenjangan Digital (Digital Divide) ... 9

1. Definisi Kesenjangan Digital (Digital Divide) ... 9

2. Aspek Kesenjangan Digital ... 10

C. Konsep Dasar Literasi TIK ... 11

1.Kemampuan Teknik / Technical literacy) ... 11

2.Literasi Informasi (Information Literacy) ... 12

3.Literasi TIK / ICT Literacy... 14

4.Tinjauan tentang Literasi TIK ... 14

5.Arti akses Internet ... 15

6.Arti pengetahuan TIK ... 16

D.Kesenjangan Digital dan Pengaruhnya Terhadap Literasi Internet ... 18

E.Model Assesment Elenia E Perni ... 19

F.Kerangka Pikir ... 20

(12)

III.METODE PENELITIAN ... 23

A.Tipe Penelitian... 23

B.Metode Penelitian ... 23

C.Definisi Konsep ... 24

D.Definisi Operasional ... 24

E.Populasi dan Sampel ... 25

1.Populasi ... 26

2.Sampel ... 26

F.Sumber data ... 27

G.Teknik Pengumpulan Data ... 31

H.Teknik Pengolahan Data ... 32

I.Teknik Pemberian Skor ... 33

J.Teknik Pengujian Instrumen ... 34

1. Uji Validitas ... 34

2.Uji Reabilitas ... 35

K.Teknik Analisis Data ... 36

IV.GAMBARAN UMUM ... 37

A.Gambaran SMK Swasta di Kota Bandarlampung ... 37

B.Profil Sekolah Sampel ... 40

1.Profil SMK 2 Mei BandarLampung ... 40

a.Visi dan Misi ... 41

b.Tujuan... 42

2.Profil SMK Arjuna BandarLampung... 42

a.Visi dan Misi ... 43

b.Tujuan... 43

3. Profil SMK Dharmapala Panjang ... 43

a.Visi dan Misi ... 44

b.Tujuan... 44

V.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A.Gambaran Umum Responden ... 45

B.Gambaran Karakteristik Responden ... 47

C.Uji Validitas ... 47

D.Uji Reabilitas ... 49

E.Uji Normalitas ... 49

F.Ananlisis Jawaban Responden ... 51

a.Analisis Jawaban Responden Variabel Pengetahuan ... 51

b.Analisa Data Jawaban Responden Variabel Pengetahuan ... 62

1.SMK 2 Mei (Variabel Pengetahuan) ... 62

2.SMK Arjuna (Variabel Pengetahuan) ... 63

3.SMK Dharmapala (Variabel Pengetahuan) ... 65

c.Tingkat Pengetahuan Literasi Internet Antar Sekolah... 66

d.Analisis Jawaban Responden Variabel Keterampilan ... 67

e.Analisa Data Jawaban Responden Variabel Keterampilan ... 71

1.SMK 2 Mei (Variabel Keterampilan) ... 72

(13)

3.SMK Dharmapala (Variabel Keterampilan) ... 74

f.Tingkat Ketarampilan Literasi Internet Antar Sekolah ... 75

g.Analisis Jawaban Responden Variabel Sikap ... 76

h.Analisa Data Jawaban Responden Variabel Sikap ... 85

1.SMK 2 Mei (Variabel Sikap) ... 86

2.SMK Arjuna (Variabel Sikap) ... 87

3.SMK Dharmapala (Variabel Sikap) ... 88

i.Tingkat Sikap Literasi Internet Antar Sekolah... 89

G.Kesimpulan Ananlisis Jawaban Responden Variabel Literasi Internet ... 91

H.Pengujian Hipotesis ... 92

I.Pembahasan Hasil Penelitian ... 96

VI.KESIMPULAN DAN SARAN ... 100

A.Kesimpulan ... 100

B.Saran ... 102

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Indikator Literasi Internet ... 25

Tabel 3.2 Data Keadaan SMK Swasta di Kota Bandarlampung ... 26

Tabel 3.3 Data Perattingan SMK Swasta di Kota Bandarlampung ... 28

Tabel 3.4 Data Kategori SMK Swasta di Kota Bandarlampung ... 29

Tabel 3.5 Ukuran Kemantapan Alpha ... 36

Tabel 4.1 Data Kondisi Fasilitas SMK Swasta di Kota Bandarlampung ... 38

Tabel 5.1 Jumlah guru di lokasi penelitian di kota Bandarlampung ... 45

Tabel 5.2 Frekuensi Sampel Jenis kelamin di 3 SMK Swasta ... 47

Tabel 5.3 Hasil Uji Validitas untuk Variabel Literasi Internet ... 48

Tabel 5.4 Hasil Uji Reabilitas ... 49

Tabel 5.5 Hasil Uji Normalitas ... 50

Tabel 5.6 Lancar menggunakan program Word (untuk menulis/mengetik) ... 51

Tabel 5.7 Dapat mengirim dan membaca email... 53

Tabel 5.8 Mengirim dan menerima attachement/lampiran lewat email ... 54

Tabel 5.9 Mampu melakukan browsing Internet ... 56

Tabel 5.10 Bernavigasi di suatu website untuk mendapatkan informasi ... 58

Tabel 5.11 Melakukan bookmark websites yang saya anggap bermanfaat ... 59

Tabel 5.12 Familiar dengan milis (mailing list) dan kelompok diskusi online ... 61

Tabel 5.13 Analisis Tingkat Pengetahuan Literasi Internet di SMK 2 Mei ... 63

Tabel 5.14 Analisis Tingkat Pengetahuan Literasi Internet di SMK Arjuna ... 64

Tabel 5.15 Analisis Tingkat Pengetahuan Literasi Internet di SMK Dharmapala . 65 Tabel 5.16 Pernah berpartisipasi dalam online chat... 68

Tabel 5.17 Mempergunakan program ms.excel untuk mengolah penilaian ... 69

Tabel 5.18 Mempergunakan program ms.powerpoint ... 70

Tabel 5.19 Analisis Tingkat Keterampilan Literasi Internet di SMK 2 Mei ... 72

Tabel 5.20 Analisis Tingkat Keterampilan Literasi Internet di SMK Arjuna ... 73

Tabel 5.21 Analisis Tingkat Keterampilan Literasi Internet di SMK Dharmapala75 Tabel 5.22 Memperkaya bahan pembelajaran dengan materi dari internet ... 77

Tabel 5.23 Memastikan siswa memanfaatkan ms.word dalam tugas ... 78

Tabel 5.24 Memastikan siswa memanfaatkan ms.excel dalam tugas ... 79

Tabel 5.25 Memastikan siswa memanfaatkan ms.powerpoint dalam tugas ... 80

Tabel 5.26 Memastikan siswa mencari materi dengan internet untuk tugas... 82

Tabel 5.27 Memastikan siswa memanfaatkan audio-video untuk tugas ... 83

Tabel 5.28 Memastikan siswa sudah mampu membuat presentasi multimedia... 84

Tabel 5.29 Analisis Tingkat Sikap Literasi Internet di SMK 2 Mei ... 86

Tabel 5.30 Analisis Sikap Literasi Internet di SMK Arjuna ... 87

Tabel 5.31 Analisis Tingkat Sikap Literasi Internet di SMK Dharmapala ... 89

Tabel 5.32 Hasil Uji Beda di 3 SMK Swasta Variabel Pengetahuan... 93

Tabel 5.33 Hasil Uji Beda di 3 SMK Swasta Variabel Keterampilan ... 94

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bagan The Stages on HR ICT Literacy / Literasi TIK ... 14

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir ... 22

Gambar 5.1 Diagram Indikator Tingkat Pengetahuan Antar Sekolah ... 67

Gambar 5.2 Diagram Indikator Tingkat Keterampilan Antar Sekolah ... 76

Gambar 5.3 Diagram Indikator Tingkat Sikap Antar Sekolah ... 90

(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penggunaan internet di masyarakat semakin luas dan berasal dari semua kalangan.

Jika dulu internet lebih banyak dimanfaatkan untuk kepentingan hiburan, saat ini

internet juga banyak digunakan untuk mengakses informasi untuk keperluan

pendidikan. Para guru atau pengajar saat ini banyak yang mencari refrensi sumber

ajaran di internet. Tetapi tidak banyak dari mereka yang tahu akan fungsi dan

guna dari internet itu sendiri. Internet sendiri merupakan sekumpulan jaringan

komputer yang saling terhubung secara fisik dan memiliki kemampuan untuk

membaca dan menguraikan protokol komunikasi tertentu yang disebut Internet

Protocol (IP) dan Transmission Control Protocol (TCP) (Allan 2005:12).

Protokol adalah spesifikasi sederhana mengenai bagaimana komputer saling

bertukar informasi.

Dalam proses pembelajaran, seorang guru atau pengajar memiliki peranan penting

demi tercapainya kegiatan pembelajaran di sekolah. Guru juga menjadi ujung

tombak terciptanya proses pembelajaran. Untuk itu dalam pembelajaran perlu

adanya media pembelajaran yaitu internet. Dengan adanya media tersebut setiap

siswa mampu memanfaatkan internet sesuai dengan kebutuhan pendidikan. Di

(17)

mempermudah siswa dalam dalam mengakses sebuah informasi pengetahuan,

mengirim tugas-tugas sekolah lewat email, dan sebagainnya. Selain siswa, guru

juga dapat mempermudah dalam menyampaikan pembelajaran. Pemanfaatan

media internet sangat penting bagi terlaksananya pembelajaran yang baik.

Dunia internet sangat lah luas, banyak informasi yang terdapat di dalam nya,

mulai dari hal yang positif sampai dengan negatif. Untuk itu diperlukan adanya

literasi dalam proses pengaksesan internet. Dalam hal ini guru guru atau pengajar

harus paham betul apa itu literasi intenet. Para pengajar harus mempunyai ilmu

atau bekal pengetahuan mengenai dunia TIK agar mereka paham apa yang ada di

dalam nya. Mereka harus mengarahkan para siswa agar tidak salah dalam

penggunaan.

Literasi internet meliputi kemampuan untuk menemukan, mengatur, memahami,

menganalisis, mengevaluasi dan menghasilkan informasi yang diperoleh melalui

penggunaan Internet (Warschauer 2003:15). Maka demikian para pengajar yang

menggunakan internet harus sangat jeli dalam memilah informasi yang ada pada

internet.

Penelitian ini ingin mencari tahu apakah para guru atau pengajar telah melakukan

literasi internet dengan cukup baik atau belum. Akan tetapi belum semua pengajar

menerapkan sistem pencarian materi melalui internet, karena banyak juga yang

belum mengerti akan guna internet. Masih sangat banyak yang tidak paham akan

internet, hanya segelintir para pengajar yang telah paham akan guna internet ini.

Padahal arus teknologi dan informasi belakangan ini semakin terbuka, informasi

(18)

internet, pengajar bisa mendapatkan berbagai manfaat dan pengetahuan yang

belum mereka ketahui sebelumnya.

Pada akhir tahun 1990an, isu kesenjangan digital telah menjadi agenda publik,

politik dan debat ilmiah, mulai dari Amerika Serikat dan meluas ke Eropa dan

belakangan di kelompok negara berkembang. Isu kesenjangan digital tersebut

meliputi gap pengetahuan, literasi komputer, dan gap dalam partisipasi di

masyarakat informasi.

Indonesia telah melakukan upaya-upaya dalam hal memasyarakatkan Teknologi

Komunikasi dan Informasi (TIK), utamanya internet. Sementara Kementerian

Riset dan Teknologi juga telah mengembangkan Warung Informasi Teknologi

(WARINTEK), yaitu perpustakaan umum dan fasilitas publik lain yang berbasis

internet. Demikian pula Departemen Pendidikan Nasional yang juga

mengembangkan Pusat TIK dengan penyediaan fasilitas internet di 500 Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK).

Jaringan Pendidikan Nasional (JARDIKNAS), Departemen Pendidikan Nasional

juga telah membangun laboratorium komputer lengkap dengan akses internetnya

di 6.500 sekolah. Selain itu, sektor swasta juga telah melaksanakan berbagai

upaya pengembangan TIK untuk meningkatkan aksesibilitas. Tetapi ditengarai

upaya-upaya tersebut kurang dapat menggerakkan penggunaan internet dibuktikan

dengan masih rendahnya penggunaan internet di Indonesia, terutama untuk hal-hal

yang bersifat produktif misalnya untuk pendidikan maupun kegiatan ekonomi

(19)

Pemerintah juga mempunyai program Jardiknas Schoolnet atau jejaring

pendidikan nasional zona sekolah. Program ini dibuat oleh Kementerian

Pendidikan Nasional Indonesia. Jardiknas sendiri merupakan infrastruktur

jaringan skala nasional yang dapat menghubungkan lembaga pendidikan, kantor

dinas pendidikan (tingkat provinsi, kota, kabupaten), perguruan tinggi, dan

sekolah yang ada di seluruh Indonesia. Jardiknas membagi empat zona jaringan,

yaitu zona kantor dinas pendidikan, zona perguruan tinggi (Inherent), zona

sekolah (Schoolnet), dan zona personal. Namun dalam faktanya, sebagian besar

sekolah belum terkoneksi ke Internet. Dalam Symposium On Open Distance and

E-Learning (ISODEL:2007) baru 9% dari populasi sekolah yang berjumlah

220.000 yang terkoneksi ke internet. Tahun 2010 jumlah sekolah yang terkoneksi

internet sekitar 17.500 sekolah dari 193.109 sekolah yang ada di indonesia.

Bahkan koneksi ke internet yang diprakarsai oleh Kemendikbud dalam program

Schoolnet pada tahun 2011 baru merancang 16.678 sekolah yang terlibat atau baru

7,2% dari total sekolah di Indonesia. Sementara sarana laboratorium komputer

sebagai sarana membangun kompetensi TIK juga faktanya sama.

43% SLTA yang ada di Kota Bandarlampung yang nota bene adalah ibu kota

propinsi tidak memiliki laboratorium yang memadai, baik dari segi kualitas

maupun jumlah (Studi Nurhaida dkk:2009). Banyak sekolah, utamanya SLTA

swasta memiliki komputer kurang dari 10 unit, padahal siswa yang harus dilayani

lebih dari 40 siswa. Padahal dalam program percepatan pelaksanaan Prioritas

Pembangunan Nasional Tahun 2010 (Inpres No.1 Tahun 2010) targetnya 40%

(20)

Koneksi internet 36 SMK swasta di Bandarlampung memang telah masuk dan

terkoneksi ke masing-masig SMK. Tapi nyata nya koneksi internet yang ada tidak

sebanding dengan kebutuhan. Lambannya koneksi membuat internet tidak

terpakai dan kurang maksimal dalam pemanfaatan. Hal inilah yang membuat para

pengajar kurang akan pembelajaran mengenai dunia yang ada dalam internet.

Padahal para pengajar bisa sangat mudah mengakses apa saja di dalam internet.

Faktor lain yang mempengaruhi malas nya para pengajar untuk mempelajari

internet adalah karena kurang nya fasilitas yang memadai. Dari 36 SMK Swasta di

Bandarlampung ada beberapa sekolah yang memiliki fasilitas yang tidak sesuai

akan banyak nya siswa. Terkadang para siswa enggan untuk belajar karena

fasilitas dan kemampuan pengajar yang kadang minim membuat kurang nya

pembelajaran TIK.

Hal ini lah yang membuat para guru untuk lebih memilih menggunakan

pembelajaran manual di bandingkan dengan komputerisasi. Karena mereka harus

dituntut untuk mempelajari lagi apa itu TIK dan segala macamnya. Dan ini

membuat ada nya kesenjangan digital untuk para pengajar. Kesenjangan digital

inilah yang menyebabkan literasi internet menjadi sangat minim. Literasi internet

adalah sekumpulan perspektif yang secara aktif kita gunakan menghadapi media

untuk menginterpretasikan makna sebuah pesan yang kita temui (James Potter

2001:18). Kita membangun perspektif kita dari struktur pengetahuan, untuk itu

dibutuhkan alat, bahan, dasar dan kemauan. Dari kesenjangan digital yang ada di

kalangan pengajar ini membuat perspektif bahwa bagaimana literasi internet para

(21)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah penelitian ini

adalah :

1) Apakah ada pengaruh kesenjangan digital terhadap literasi internet guru

SMK Swasta di Bandarlampung?

2) Apakah ada perbedaan literasi internet guru SMK pada sekolah yang

senjang secara digital

C. Tujuan Penelitian

Untuk itu tujuan penelitian ini adalah :

1) Mengetahui pengaruh kesenjangan digital terhadap literasi internet guru

SMK Swasta di Bandarlampung.

2) Mengetahui perbedaan literasi internet guru SMK pada sekolah yang

senjang secara digital.

D. Kegunaan Penelitian

1) Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, diharapkan penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat

dalam mengembangkan wawasan dan pengetahuan di bidang komunikasi,

khususnya komunikasi inovasi di bidang TIK.

2) Kegunaan Praktis

Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat berguna sebagai masukan

atau bahan yang berguna bagi mahasiswa untuk mengetahui pengaruh

kesenjangan digital terhadap literasi internet Guru SMK Swasta di kota

(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Internet 1. Pengertian Internet

Internet merupakan hubungan antara berbagai jenis komputer dan jaringan di

dunia yang berbeda sistem operasi maupun aplikasinya, dimana hubungan

tersebut memanfaatkan kemajuan komunikasi (telepon dan satelit) yang

menggunakan protokol standar dalam berkomunikasi yaitu protokol TCP/IP

(Transmission Control/Internet Protocol)(Supriyanto 2008:60).

Secara sederhana internet dapat diartikan sebagai kumpulan dari beberapa

komputer, bahkan jutaan komputer di seluruh dunia yang saling berhubungan

atau terkoneksi satu sama lainnya. Media yang digunakan bisa menggunakan

kabel/serat optic, satelit atau melalui sambungan telepon (Harjono 2009:1).

Pendapat ini mengartikan bahwa internet merupakan media komunikasi dan

informasi modern yang dapat dimanfaatkan secara global oleh pengguna diseluruh

dunia dalam interkoneksi antar jaringan komputer yang terbentuk melalui sarana

berupa penyedia akses (provider) internet, sehingga internet sebagai media

informasi dapat menjadi sarana yang efektif dan efisien untuk melakukan

pertukaran dan penyebaran informasi tanpa terhalang oleh jarak, perbedaan waktu

(23)

Model koneksi internet itu sendiri dapat dilakukan pada komputer pribadi maupun

jaringan LAN/WAN. Defenisi LAN/WAN (Nugroho 2008:44) antara lain :

a. LAN (Local Area Network) suatu jaringan yang terbentuk dengan

menghubungkan beberapa komputer yang berdekatan yang berada pada suatu

ruang atau gedung yang terkoneksi ke internet.

b. WAN (Wide Area Network) adalah format jaringan dimana suatu komputer

dihubungkan dengan yang lainnya melalui sambungan telepon. Data

dikirim dan diterima oleh atau dari suatu komputer ke komputer lainnya lewat

sambungan telepon.

2. Fasilitas di Internet

Internet memberikan banyak kemudahan dalam pemanfaatan setiap fasilitas yang

disuguhkan untuk di akses pengguna. Fasilitas yang terdapat di internet cukup

banyak jenis dan kegunaannya sehingga dapat memberikan dukungan bagi

kegiatan akademik, kalangan media massa, praktisi bisnis, keperluan

pemerintahan, dan para peneliti. Fasilitas tersebut seperti E-mail, Mailing list

(milis), Newsgroup, File Transfer Protocol (FTP), Internet Relay Chat, USEnet,

Bulletin Board Service (BBS), Internet Telephony, Internet Fax, Layanan

Multimedia (WWW). Di antara fasilitas yang ada di internet tersebut ada lima

aplikasi standar internet yang dapat dipergunakan untuk keperluan pendidikan,

yaitu :

1. World Wide Web (WWW) 2. FTP (File Transfer Protocol) 3. E-Mail

(24)

B. Konsep Dasar Kesenjangan Digital (Digital Divide) 1. Definisi Kesenjangan Digital (Digital Divide)

Istilah ”kesenjangan digital” secara sederhana dijelaskan sebagai ketidaksamaan

dalam hal akses pada komputer dan internet antara kelompok yang didasarkan

pada satu atau lebih identifikasi sosial dan kultural. Sebagai contoh kesenjangan

digital adalah perbedaan akses pada komputer dan internet antara kelompok

wanita dan pria, usia tua dan muda.

Kesenjangan digital sendiri membahas mengenai kesenjangan antara individu

yang memiliki akses dan yang mampu menggunakan teknologi komunikasi dan

komputer secara efektif dengan individu yang tidak mampu serta tidak memiliki

akses. Mengurangi kesenjangan digital berarti membahas mengenai pengaksesan

internet dan sumber dayanya, penggunaan teknologi telekomunikasi dan komputer

untuk bekerja, berkomunikasi, mencari informasi, membuat dan membentuk

pengetahuan yang berfungsi efektif, dan pada akhirnya menciptakan sebuah

komunitas yang lebih baik dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

Kesenjangan digital juga terkait dengan kesetaraan memperoleh peluang. Pada

kenyataannya, saat ini kurang dari 10% atau 21 juta penduduk negara kita yang

telah mengenal komputer, tertinggal jauh dibanding negara-negara lain di Asia.

Kesenjangan digital bukan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat kepemilikan

komputer, namun juga tingkat penguasaan dan pemanfaatan aneka jenis perangkat

(25)

2. Aspek Kesenjangan Digital

Dalam aspek kesejangan digital ada beberapa hambatan dalam mengakses.

Hambatan tersebut dibedakan pada tingkat penggunaan individu, karena lebih

dapat diselidiki untuk beberapa hal pada dasar isu struktural (yaitu akses dan

penggunaan). Baik akses maupun penggunaan internet, seperti halnya TIK

keduanya tidak mungkin dilepaskan dari kemampuan dan keahlian yang dimiliki

oleh masing-masing individu. Akses pada internet dapat ditiadakan bila terdapat

kekurangan kemampuan akses teknologi, khususnya pada internet.

Dalam hal ini ada 3 aspek kesenjangan digital tersebut :

(Camacho 2005:Servon 2002)

1) Akses/ infrastruktur (access/ infrastructure)

Perbedaan kemampuan antar individu dalam perolehan akses atau infrastruktur

TIK yang menyebabkan perbedaan distribusi informasi.

2) Kemampuan (skill & training)

Perbedaan kemampuan antar individu dalam memanfaatkan atau menggunakan

akses dan infrastruktur yang telah diperoleh. Selanjutnya adalah perbedaan antar

individu dalam upaya pencapaian kemampuan TIK yang dibutuhkan untuk dapat

memanfaatkan akses dan infrastruktur TIK.

3) Isi informasi (content/ resource)

Perbedaan antar individu dalam memanfaatkan informasi yang tersedia setelah

seseorang dapat mengakses dan menggunakan teknologi tersebut sesuai dengan

(26)

C. Konsep Dasar Literasi TIK

Literasi TIK itu pada dasarnya merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang

menyangkut dua hal yang meliputi kemampuan teknik (technical literacy) dan

kemampuan informasi (information literacy) dalam kaitan keperluannya untuk

melakukan aktifitas komunikasi dan informasi melalui komputer.

Di dalam komponen technical literacy sendiri, sebagai bagian dari komponen

literasi TIK terkandung komponen-komponen kemampuan menyangkut literasi

komputer dan literasi digital. Sementara di dalam komponen information literacy

terkandung komponen-komponen kemampuan menyangkut literasi internet dan

literasi informasi.

1. Kemampuan Teknik (Technical literacy)

Literasi Komputer (Computer Literacy)

Sebagai salah satu bagian dari komponen kemampuan teknik / technical literacy,

literasi komoputer sendiri merupakan kemampuan untuk menggunakan komputer

guna memuaskan kebutuhan-kebutuhan personal (Rhodes:1986). Sedangkan arti

lain dari literasi komputer adalah ”kumpulan kemampuan, pengetahuan,

pemahaman, nilai-nilai, dan hubungan yang diperkenankan oleh seseorang untuk

memberikan fungsi yang nyaman sebagai masyarakat yang produktif mengunakan

komputer yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat (Watt:1980).

Literasi komputer adalah pengetahuan dan kemampuan untuk menggunakan

komputer dan teknologi secara efisien. Pengenalan komputer juga dapat mengacu

pada tingkat kenyamanan seseorang saat menggunakan program komputer dan

(27)

kalah penting dalam pengenalan komputer adalah mengetahui bagaimana cara

komputer bekerja dan beroperasi.

Menurut Kate Williams saat menanggapi definisi literasi komputer yang

dikemukakan Lankshear (1997:141), indikator untuk mengukur literasi komputer

itu diantaranya dapat dirujuk dari definisi Lankshear itu, sebagaimana

dikatakannya :

Definisi ini dapat meliputi keterlibatan handheld games, video games, penerjemah elektronik, agenda elektronik, CD players, dan hal lainnya yang mirip yang menarik perhatian kita dengan komunikasi lain yang masih ada dan dipraktekkan dalam membaca, menulis,melihat, merubah, berkomunikasi, dan lain-lain, teks digital, dan potensi keterpaduannya terintegrasi ke dalam bentuk kritikal dari kemampuan praktik.

Dengan sejumlah definisi di atas dapat diartikan bahwa literasi komputer itu pada

dasarnya merupakan kepemilikan individu akan sekumpulan keahlian,

pengetahuan, pemahaman, nilai-nilai dan saling keterkaitannya yang

memungkinkan individu dimaksud untuk beraktifitas informasi dan komunikasi

melalui komputer guna terpenuhinya kebutuhan - kebutuhan pribadi.

2. Literasi Informasi (Information Literacy)

Banyak definisi tentang information literacy / literasi informasi yang terus

berkembang sesuai kondisi di lapangan. Diantaranya yaitu kemampuan dalam

mengakses, mengevaluasi, dan menggunakan informasi dalam beraneka ragam

format seperti buku, koran, video, Cd- Rom atau Web.

Literasi informasi adalah seperangkat keterampilan untuk mendapatkan jalan

keluar dari suatu masalah yang ada. Keterampilan ini mencakup keterampilan

mengidentifikasi masalah, mencari informasi, menyortir, menyusun,

memanfaatkan, mengkomunikasikan dan mengevaluasi hasil jawaban dari

(28)

informasi dapat dikatakan sebagai seperangkat ketrampilan yang diperlukan untuk

mencari, menelusuri, menganalisa dan memanfaatkan informasi.

Dengan demikian seseorang yang telah mempunyai ketrampilan tersebut akan

dapat menyadari kebutuhan akan informasi, menentukan informasi apa yang

dibutuhkan, menelusuri / mengakses informasi yang dibutuhkan secara efisien,

mengevaluasi informasi dan memasukkan informasi pilihan tersebut ke dalam

pengetahuan dasar mereka, memanfaatkan informasi secara efektif untuk

mencapai tujuan. Memanfaatkan informasi, mengakses dan memanfaatkan

informasi sesuai etika dan hukum yang berlaku, mengklasifikasi, menyimpan,

mengolah dan merancang ulang informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan,

mengetahui bahwa literasi informasi adalah syarat utama untuk belajar sepanjang

hayat.

Literasi internet sendiri, sebagai bagian dari komponen yang terdapat dalam

information literacy, diketahui menjadi salah satu bagian kemampuan yang

harus dipenuhi oleh setiap pengguna internet agar efektif dan efisien.

Literasi Internet / Internet literacy sendiri memiliki banyak pengertian, dan

diantaranya diartikan sebagai kemampuan dalam menggunakan pengetahuan teori

dan praktik dalam hubungannnya dengan internet sebagai medium komunikasi

dan pengelolaan informasi (Doyle 1996).

3. Literasi TIK ( ICT Literay)

Dalam kaitan itu, fenomena Literasi TIK/ ICT Literacy jadi banyak dipelajari

(29)

Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) tampak telah lebih rinci

dalam menjelaskan fenomena literasi TIK yang dimaksud.

Tahapan Literasi TIK / ICT Literacy meliputi :

(Tahap information literacy, computer literacy, digital literacy dan internet literacy)

Gambar 2.1 Bagan The Stages on HRICT Literacy / Literasi TIK

Sumber : Blue Print Strategi Pengembangan ICT Indonesia, Depkominfo

Penjelasan rinci mengenai literasi TIK yang dikemukakan PBB diatas tampaknya

dikemukakan secara lebih sederhana oleh kalangan akademisi. Gordon W Smith

kiranya merupakan salah satu di antara akademisi itu.

4. Tinjauan Tentang Literasi TIK

Konsep Literasi TIK terdiri dari konsep ’TIK’ dan ’Literasi’ lebih lanjut

menjelaskan bahwa Literasi TIK merupakan jembatan antara literasi teknis dan

melek informasi. Dalam melek teknis, satu pelajaran keterampilan dasar dalam

database, mengolah kata dan presentasi data, sedangkan melek informasi adalah

akses, evaluasi dan penggunaan informasi dengan menggunakan teknologi

(30)

Hal ini untuk mendukung pernyataan forum literasi internasional bahwa konsep

Literasi TIK melibatkan tiga kemahiran yang diuraikan antara lain (ETS, 2002:14)

:

1) Kemampuan Kognitif kehidupan sehari-hari di sekolah, di rumah dan di tempat kerja. Literasi, berhitung, memecahan masalah dan melek

spasial/visual mendemonstrasikan kemahiran.

2) Kemampuan Teknis yang meliputi komponen dasar pengetahuan dasar. Ini mencakup pengetahuan dasar perangkat keras, aplikasi perangkat lunak,

jaringan dan unsur-unsur teknologi digital.

3) Kemahiran TIK adalah integrasi dan penerapan ketrampilan kognitif dan

teknis. Kemahiran TIK memungkinkan individu memaksimalkan

kemampuan teknologi. Pada tingkat tertinggi, hasil kemahiran TIK dalam

inovasi, transformasi individual dan perubahan sosial.

Literasi TIK adalah sebagai rangkaian kesatuan keterampilan dan penguasaan skill

dan pengetahuan, literasi TIK didefinisikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan teknologi digital, alat komunikasi dan jaringan untuk mengakses,

mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi, dan menciptakan informasi dalam

rangka untuk kegunaan dalam suatu masyarakat pengetahuan (ETS 2002:3-13).

5. Arti Akses TIK

Melaporkan bahwa dimensi akses dari TIK adalah karakteristik oleh kesadaran

pengguna TIK dan ketersediaan relevansi ini TIK dikeduanya kehidupan pribadi

(31)

pengguna, penyimpanan file pribadi dan alat komunikasi seperti forum Email dan

diskusi (Pernia:9) Demikian pula penelitian ini mempertimbangkan :

Perangkat Keras (Hardware)

a. Infrastruktur listrik

b. Komputer

c. Printer

d. Scanner

e. Internet/e-mail infrastruktur

f. Telepon sekolah

g. Digital/kamera video

h. Mesin fax

i. Mesin photo copy

j. Kamera pengintai

k. Proyektor

Perangkat Lunak (Software)

a. Pengolahan kata

b. Pengolahan angka

c. Database

d. PowerPoint

e. Internet/e-mail

6. Arti Pengetahuan TIK

Pengetahuan dalam TIK termasuk satu pelatihan menerima untuk menggunakan

fasilitas yang tersedia TIK (Chemwa & Mburu, 2007:1). Literasi TIK memerlukan

(32)

perangkat keras dan perangkat lunak aplikasi (Ferrigan, 2007:20). Dia

menguraikan kompetensi kunci yang dapat diharapkan dari individu yang telah

menyelesaikan kursus dasar pada TIK sebagai berikut :

1) Keakraban dengan hardware seperti ponsel, komputer, internet dan TIK

lainnya.

2) Kemampuan untuk mengidentifikasi TIK.

3) Apresiasi fungsi aktual dan potensial dari teknologi dalam kehidupan

sehari-hari.

4) Memahami fitur dasar dan penggunaan TIK (misalnya panggilan suara dan

SMS, komputer, pengolah kata, pengolah angka, database, penyimpanan

informasi, internet, web browsing, e-mail).

Dalam penelitian dimensi pengetahuan dianggap menyelidiki kemampuan guru

untuk menggunakan fasilitas TIK dalam tugas-tugas kepemimpinan tertentu dan

frekuensi penggunaan fasilitas TIK. Kemampuan untuk menggunakan fasilitas

TIK melibatkan dimensi keterampilan guru dan sering hasil dari pengalaman

dengan teknologi (Amara, 2006:4).

Kemampuan untuk mengambil, menilai, menyimpan, memproduksi, hadir dan

saling bertukar informasi dan untuk berkomunikasi dan berpartisipasi dalam

jaringan melalui internet adalah keunggulan dari seorang individu yang melek

TIK (Pernia,2008:14). Teknis pelatihan keterampilan memstikan bahwa seseorang

individu adalah ahli dalam berbagai aplikasi TIK, yang meliputi pencarian sebuah

(33)

menginterpretasikan informasi dari berbagai sumber, menilai validitas dan

keandalan informasi dan menghasilkan informasi baru (Pernia,15-16).

D. Kesenjangan Digital dan Pengaruhnya Terhadap Literasi Internet

Perkembangan TIK yang cepat dan menyebar luas inilah maka kemudian didapat

fenomena kesenjangan digital. Pada awalnya kesenjangan digital didefinisikan

sebagai perbedaan akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi (TIK),

namun seiring perkembangannya, kesenjangan digital mulai mengalami

pergeseran pengertian. Kesenjangan digital tidak lagi hanya merupakan

kesenjangan antara mereka yang memiliki akses terhadap TIK dengan yang tidak.

Kesenjangan digital juga merupakan kesenjangan antara mereka yang memiliki

akses dan dapat memiliki kemampuan untuk menggunakan TIK dengan mereka

yang tidak memiliki kemampuan untuk menggunakannya.

Hambatan mengakses dibedakan pada tingkat individu karena lebih dapat

diselidiki untuk beberapa hal dasar isu struktural (yaitu akses dan penggunaan).

Baik akses maupun internet, seperti halnya TIK, keduanya adalah tidak mungkin

dilepaskan dari kemampuan dan kecakapan yang dimiliki oleh individu. Akses

dapat ditiadakan bila terdapat kekurangan kemampuan akses teknologi, khususnya

pada internet. Oleh sebab itu, kedua isu ini (kemampuan, akses, dan dukungan

kecakapan) adalah sebagai sebuah bagian integral dalam kesenjangan digital.

Sebagai tambahan penghambat akses dapat juga dikaitkan dengan kurangnya

kesadaran, ketiadaan kepercayaan, dan gagal untuk menyediakan informasi yang

(34)

Adanya kesenjangan digital itu sendiri memungkinkan adanya perbedaan literasi

internet pada guru di sekolah yang senjang secara digital. Hal ini disebabkan

karena adanya perbedaan akses internet sehari-hari yang menyebabkan mereka

kurang literasi terhadap internet. Hal tersebut juga berdampak pada pengetahuan

mereka terhadap aplikasi internet yang pada akhirnya pengintegrasian TIK dan

juga internet di sekolah tidak dapat terwujud.

E. Model Assesment Literasi Internet

Assessment atau penilaian merupakan istilah umum, yang hampir mirip dengan

evaluasi, dan mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui

informasi yang ada dalam bentuk dasar pengambilan keputusan. Menilai sendiri

mengandung arti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan berdasarkan diri

atau berpegang pada suatu tolak ukur tertentu. Dalam hal ini Assesment dapat

dikatakan sebagai Penilaian.

Berikut nya pada penelitian ini menggunakan model Assesment Elena E. Pernia.

Pertimbangan pemilihan model tersebut bertumpu pada kesesuaian dengan bidang

dalam penelitian ini, yaitu pendidikan di wilayah Asia-Pasifik termasuk

Indonesia.

Dalam laporan Elena E. Pernia yang berjudul “Strategy Framework for Promoting

ICT Literacy in the Asia-Pacific Region 2008” terdapat tiga dimensi utama dalam

mengukur literasi internet. Tiga dimensi utama nya adalah pengetahuan terhadap

teknologi, keterampilan yang relevan dalam menggunakan tekologi dan sikap

yang di peroleh dari refleksi kritis penggunaan teknologi.

(35)

1) Pengetahuan

Dimensi pengetahuan dalam literasi intrenet ditandai dengan kesadaran

pengguna TIK dan apresiasi terhadap relevansi TIK dalam kehidupan

pribadi maupun profesional penggunanya. Hal ini mencakup keakraban

dengan teknologi dan memahami bagaimana TIK sebenarnya dapat

berpotensi menguntungkan bagi kehidupan penggunanya dan kehidupan

masyarakat.

2) Keterampilan

Dimensi keterampilan dalam literasi internet merupakan hasil dari

penggunaan atau pengalaman dengan teknologi. Bagi banyak orang,

kemampuan untuk mengambil, menilai, menyimpan, memproduksi, dan

menyajikan informasi untuk berkomunikasi serta berpartisipasi dalam

jaringan internet merupakan keunggulan dari orang-orang yang paham

akan internet.

3) Sikap

Dimensi ini mencerminkan tingkat yang lebih tinggi dari literasi internet

baik dari dimensi pengetahuan atau keterampilan. Dimensi sikap

merupakan suatu produk dan proses penilaian kritis seseorang dari

penilaian mereka terhadap penggunaan TIK dan internet sebagai informasi

dan pengetahuan.

F. Kerangka Pikir

Kerangka pikir adalah suatu konsep yang berisikan hubungan kausal hipotesis

(36)

sementara terhadap masalah penelitian (Mujiman 1983:33). Penelitian ini

mencoba untuk menjelaskan konsep penelitian menggunakan kerangka pemikiran

agar penelitian ini dapat lebih mudah untuk dipahami maksud dan tujuan

penelitian mengenai masalah dalam penelitian ini.

36 SMK Swasta di kota Bandarlampung telah memiliki labolaturium komputer

untuk keperluan pembelajaran di sekolah. SMK swasta kini telah mendapatkan

bantuan koneksi internet dari pemerintah yaitu program “Schoolnet”. Jardiknas

Schoolnet atau jejaring pendidikan nasional zona sekolah adalah salah satu dari

empat zona jaringan yang dibuat oleh Kementerian Pendidikan Nasional

Indonesia. Jardiknas sendiri merupakan infrastruktur jaringan skala nasional yang

dapat menghubungkan lembaga pendidikan, kantor dinas pendidikan (tingkat

provinsi, kota, kabupaten), perguruan tinggi, dan sekolah yang ada di seluruh

Indonesia.

Tetapi walaupun setiap sekolah telah mendapatkan bantuan koneksi internet, ada

saja sekolah yang masih belom bisa menggunakan nya. Ada juga yang bahkan

tidak terkoneksi dengan baik. Ada beberapa sekolah yang memilih memasang

jaringan internet sendiri, karena koneksi internet bantuan dari pemerintah

sangatlah lambat. Karena hal itu menyebakan para pengajar atau guru kurang akan

koneksi internet dan inilah membuat mereka makin enggan untuk mencoba juga

mempelajari internet. Kesenjangan digital ini yang membuat para pengajar kurang

akan literasi internet. Literasi internet disini meliputi kemampuan akses internet

(37)

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan (Sugiyono, 2006:51).

Berdasarkan kerangka pikir tersebut, maka diambil kesimpulan yang merupakan

jawaban sementara penelitian sebagai berikut :

1) Hipotesa penelitian (Ho) :

Tidak ada perbedaan literasi internet guru di SMK Swasta di kota

Bandarlampung yang senjang secara digital.

2) Hipotesa penelitian (Hi) :

Ada perbedaan literasi internet guru di SMK Swasta di kota

Bandarlampung yang senjang secara digital.

Kesenjangan Digital

(Digital Divide)

Sampel 3 Sekolah Sesuai Krikteria

Yang di tentukan berdasarkan hasil Pra Riset 2014

Literasi Internet

SMK 2 MEI SMK ARJUNA SMK

Model Assesment Elena E.

Pernia :

1. Pengetahuan

(38)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kesenjangan

digital yang dapat mempengaruhi literasi internet guru SMK swasta di kota

Bandarlampung. Karena itu penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif

dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah salah satu metode

penelitan yang banyak digunakan pada penelitian yang bertujuan untuk

menjelaskan suatu kejadian.

Penelitian desktiptif adalah sebuah penelitian yang bertujuan untuk memberikan

atau menjabarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi saat ini dengan

menggunakan prosedurilmiah untuk menjawab masalah secara aktual

(Sugiyono:2011).

Metode penelitian deskriptif adalah sebuah metode yang berusaha

mendeskripsikan, menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan

yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat

atau efek yang terjadi atau tentang kecenderungan yang sedang berlangsung

(39)

Dari kedua pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa metode penelitian

deskriptif adalah sebuah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan,

menginterpretasikan sesuatu fenomena.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian ini merupakan penelitian survei. Metode penelitian survei

adalah satu bentuk teknik penelitian di mana informasi dikumpulkan dari

sejumlah sampel berupa orang, melalui pertanyaan-pertanyaan (Zikmund:1997).

Metode penelitian survei merupakan metode yang digunakan sebagai kategori

umum penelitian yang menggunakan kuesioner dan wawancara (Gay &

Diehl:1992).

C. Definisi Konsep

Definisi konsep merupakan batasan terhadap masalah-masalah variabel, yang

dijadikan pedoman dalam penelitian, sehingga tujuan dan arahnya tidak

menyimpang. Definisi konsep dalam penelitian ini adalah :

Literasi internet adalah sekumpulan perspektif yang secara aktif kita gunakan

menghadapi media untuk menginterpretasikan makna sebuah pesan yang kita

temui (James Potter 2001:18).

Literasi internet sendiri merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang

menyangkut dua hal yang meliputi kemampuan teknik (technical literacy) dan

kemampuan informasi (information literacy) dalam kaitan keperluannya untuk

(40)

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang

harus diamati dan bagaimana mengukur suatu variabel atau konsep definisi

operasional tersebut membantu kita untuk mengklasifikasi gejala di sekitar ke

dalam kategori khusus dari variabel (Walizer & Wienir).

Definisi operasional juga merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel

diukur (Singarimbun dan sofyan effendi, 1989:23). Konsep-konsep yang telah

dijelaskan sebelumnya kemudian dioperasionalisasikan ke dalam bentuk-bentuk

yang memungkinkan untuk diukur. Adapun indikator dari definisi operasional

dalam penelitian ini adalah aktifitas menggunakan internet berupa :

Tabel 3.1 Indikator Literasi Internet

Variabel Dimensi Indikator

Variabel Literasi Internet

Akses Kesadaran dan Pengetahuan

a. Mampu menggunakan program atau software computer

b. Mampu menggunakan TIK

c. Mampu mengidentifikasi TIK

d. Memahami fitur Internet seperti penyimpanan data, web browsing, email.

c. Keterampilan dalam mengolah data

Sikap

a. Membuat bahas ajar menjadi lebih kreatif (audio – video)

b. Memberikan pelajaran kepada siswa akan guna TIK

c. Memastikan bahwa TIK digunakan

(41)

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2001:55).

Populasi sendiri adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu

ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan (Margono 2004:118).

Jadi populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Kalau setiap manusia

memberikan suatu data maka, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama

dengan banyaknya manusia. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian

(Arikunto, 2002:108).

Populasi dalam penelitian ini adalah 36 SMK Swasta di Kota Bandarlampung.

Tetapi pada saat melakukan Pra Riset hanya 31 Sekolah yang bisa dilakuakan

penelitian. 5 Sekolah lain nya menolak karana alasan tertentu. Berikut data hasil

Pra Riset Populasi penelitian :

No Sekolah

(42)

Sumber : Hasil Pra-Riset 2014

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(Sugiyono 2001:56). Sampel juga merupakan bagian dari populasi, sebagai contoh

yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.

Sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan hal berikut :

(43)

1) Peneliti bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari

besarnya jumlah populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja.

2) Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil

kepenelitiannya, dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada

objek, gejala, atau kejadian yang lebih luas.

Alur penentuan sampel dan unit analisisnya adalah sebagai berikut :

1) Mengklasifikasikan sekolah berdasarkan keadaan kesenjangan digital yaitu dengan membandingkan jumlah siswa dan jumlah komputer. Cara yang

digunkan adalah dengan melakukan perattingan. Perattingan dilakukan

untuk mengetahui apakah jumlah komputer yang ada di sekolah sudah

sebanding dengan jumlah siswa-nya.

Tabel 3.3 Data Perattingan SMK Swasta di Kota Bandarlampung

(44)

Sumber : Hasil Pra-Riset 2014

2) Menetapkan 3 sampel sekolah yang memperlihatkan kesenjangan sekolah

dengan kriteria. Dari ratting yang telah dilakukan, maka terdapat 3

kategori sekolah yang senjang secara digital. 3 kategori tersebut ditentukan

berdasarkan hasil Pra-Riset yang dilakukan. Berikut adalah kategori dari

hasil ratting :

Tabel 3.4 Data Kategori SMK Swasta di Kota Bandarlampung

(45)

Sumber : Hasil Pra-Riset 2014

Klasifikasi tahap 1 ditetapkan 3 sampel sekolah yang masing-masing mewakili

kategori dalam kesenjangan digital :

1) SMK Swasta 1 (2 Mei) yang memiliki lab komputer bagus, terkoneksi

internet dan kecepatan koneksi internet bagus.

2) SMK Swasta 2 (Arjuna) yang memiliki lab komputer, terkoneksi internet

dan kecepatan koneksi internet lemah.

3) SMK Swasta 3 (Dharmapala) yang memiliki lab komputer kurang bagus,

terkoneksi internet dan kecepatan koneksi internet buruk.

3) Menentukan Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah guru di 3 sekolah yang akan menjadi

sampel. Oleh karena itu peneliti menghitung jumlah guru di 3 sekolah dan

menetapkan besarnya sampel dengan cara proporsional sampel dengan

(46)

menggunakan Rumus Slovin. Jika ukuran populasinya diketahui dengan pasti,

Rumus Slovin di bawah ini dapat digunakan.

Rumus Slovin

Keterangan :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang

ditololerir. Batas kesalahan yang ditolelir ini untuk setiap populasi tidak sama, ada

yang 1%, 2%, 3%, 4%,5%, atau 10%. Namun dalam penelitian ini akan diambil

5%.

F. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari responden pada lokasi penelitian. Data

primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan wawancara kepada

responden terpilih yang berisikan pertanyaan mengenai variabel penelitian.

2) Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan

melalui buku, majalah, jurnal, dan data diperusahaan maupun internet untuk

(47)

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat serta dapat dipertanggung

jawabkan kebenaran ilmiahnya, penulis menggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut :

1) Kuesioner

Yaitu teknik utama dalam pengumpulan data dengan cara menyebarkan

daftar pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian kepada responden.

Kuisioner ini berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai masalah

Pengaruh Kesenjangan Digital Terhadap Literasi Internet Guru SMK

Swasta di Kota Bandarlampung kepada responden yaitu guru SMK

Swasta di Kota Bandarlampung.

2) Observasi

Yaitu pengumpulan data dalam penelitian ilmiah yang diperoleh

daripengamatan yang meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu

obyek dengan menggunakan seluruh alat indra.

3) Dokumentasi dan Studi Pustaka

Mencari data-data yang tersedia di buku, internet, serta undang-undang

yang berkaitan dengan pembahasan yang diteliti.

H. Teknik Pengolahan Data

Setelah mengumpulkan data dari lapangan, maka langkah selanjutnya adalah

pengolahan data dalam penelitian dengan menggunakan tehnik sebagai berikut:

1) Tahap Editing, yaitu pemeriksaan data yang diperoleh dari lapangan guna

(48)

kemudian diperiksa mencakup kelengkapan jawaban yang diperoleh

dilapangan sehingga kesempurnaan data dapat dijamin.

2) Tahap Koding, yaitu mengklasifikasikan menurut jenis pertanyaan dengan

memberikan tanda-tanda khusus pada data yang sesuai dengan kategori

yang sama.

3) Tahap Tabulasi, yaitu dilakukan dengan cara memasukan data penelitian

kedalam tabel untuk mengelompokkan jawaban secara sistematis, sehingga

akan memudahkan dalam membaca serta memahami hasil penelitian.

I. Teknik Pemberian Skor

Setiap pertanyaan dalam kuesioner akan diberi empat alternative jawaban, yaitu

SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju).

Penentuan skor untuk masing-masing jawaban adalah sebagai berikut :

1) Skor 4 merupakan penilaian sangat setuju akan pertayaan yang tertera di

dalam kuesioner.

2) Skor 3 merupakan penilaian setuju akan pertayaan yang tertera di dalam

kuesioner.

3) Skor 2 merupakan penilaian tidak setuju akan pertayaan yang tertera di

dalam kuesioner.

4) Skor 1 merupakan penilaian sangat tidak setuju akan pertayaan yang tertera

(49)

J. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian 1) Uji Validitas

Validitas menunjukan sejauh mana suatu alata pengukuran itu mengukur

apa yang ingin diukur (Singatimbun 1995:124). Uji validitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah validitas butir, dimana setiap

pertanyaan dicari nilai imdeks validitasnya dengan menggunakan rumus

pearson product moment correlation. Jika nilai indeks validitas butir ≤

0,05, maka butir pertanyaan tersebut valid.

Rumus yang digunakan sebagai berikut :

Keterangan :

r = Angka kolerasi

N = Jumlah responden

X = Skor pertanyaan atau pernyataan

Y = Skor total sub variable

Kemudian berdasrkan korelasi ini akan di konsultasikan pada kriteria Guildford sebagai berikut :

< 0,2 = tidak ada korelasi

0,2 - < 0,4 = korelasi rendah

0,4 - <0,7 = korelasi sedang

0,7 - <0,9 = korelasi sangat tinggi

(50)

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukuran

dapat dipercaya atau diandalkan. Dengan kata lain reliabilitas menunjukan

konsisten suatu alat pengukuran di dalam mengukur gejala yang sama

(Singarimbun, 1995:140).

Untuk mengukur tingkat reliabilitas instrument yang digunakan dalam penelitian

ini menggunkan metode Alfa – Cronbach. Standar yang digunakan dalam

menentukan reliabel atau tidaknya suatu instrument penelitian umumnya adalah

perbandingan antara nilai r hitung dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95% atau

tingkat signifikansi 5%. Apabila dilakukan pengujian reliabilitas dengan metode

Alpha Cronbach, maka nilai r hitung diwakili oleh nilai Alpha.

Rumus yang digunakan sebagai berikut : α = [

Keterangan :

α = Nilai reliabilitas

k = Jumlah item pertanyaan atau pernyataan

Nilai varian masing – masing item

= Nilai total

Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach diukur berdasrkan skla 0

sampai dengan 1 (Triton, 248:2006). Ukuran kemantapan Alpha dapat

(51)

Tabel 3.5 Ukuran Kemantapan Alpha

Alpha Tingkat

Reliabilitas

0,00 s.d 0,20

>0,20 s.d 0,40

>0,40 s.d 0,60

>0,60 s.d 0,80

>0,80 s.d 1,00

Kurang Reliabel

Agak Reliabel

Cukup Reliabel

Reliabel

Sangat Reliabel

K. Teknik Analisis Data

Pola pengguna teknologi dan persepsi para guru akan dianalisis dengan statistik

deskriptif yang dihitung prosentase tiap data, rataan dan deviannya. Data akan

disajiakn dalam beberapa tabel. Kemudian data akan diperbanyak setiap

responden.

Untuk menganalisis pengaruh kesenjangan digital terhadap literasi internet guru

data menggunakan program SPSS (Statistical Programe for Social Studies) yang

digunakan untuk menganalisis statistik secara automatis dan diuji menggunakan

analisis varian atau analysis of variance (Anova) bisa juga digunakan untuk

menguji perbandingan. Penelitian yang ingin menguji hipotesis komparasi

(perbandingan) pada umumnya menggunakan alat uji analisis varian (Sudarmanto,

Gambar

Gambar 2.1 Bagan The Stages on HR ICT Literacy / Literasi TIK
Gambar 2.2  Bagan Kerangka Pikir
Tabel 3.1 Indikator Literasi Internet
Tabel 3.2 Data Keadaan SMK Swasta di Kota Bandarlampung
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengajuan hipotesis dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Perhatian orang tua dan fasilitas

Studi ini dilakukan dengan membuat suatu model fisik morfologi pantai di dalam ventury flume untuk mengetahui pengaruh karakteristik gelombang yang tegak lurus terhadap

pada sistem komunikasi WiMAX dapat memberikan performansi yang lebih baik untuk mencapai BER 10 -3 dengan cara menggunakan modulasi yang lebih kecil. dan code rate

Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan strategi pembelajaran menggunakan media VCD dalam meningkatkan prestasi belajar

IMPLEMENTATION OF POLICY OF VILLAGE BUDGET IN IMPROVING BANDAR SAKTI VILLAGE DEVELOPMENT. (BUDGETARY FISCAL YEAR

Dalam hal bentuk pertanggungjawaban pengangkut akibat penolakan yang dilakukan maskapai Sriwijaya Air adalah ganti kerugian atas pembatalan penerbangan yang terjadi

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Kualitas pesan, Daya tarik, Frekuensi iklan terhadap efektifitas iklan Indomie baik secara prasial maupun simultan.Sampel

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dampak ulasan online dan minat pemesanan hotel terhadap kepercayaan konsumen serta untuk mengetahui pengaruh kepercayaan