ABSTRAK
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA MATAPELAJARAN IPS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI I TERUSAN NUNYAI
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AJARAN 2013/2014
Oleh
YULI TRILARASATI 0913033098
Pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak harus dipenuhi sebagai pengalaman belajar yang baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi dasar dalam perubahan tingkah laku siswa. Salah satu tolok ukur keberhasilan siswa adalah tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Maka dari itu, pendidikan bermutu tidak akan terwujud tanpa adanya guru yang berkualitas dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran sejarah adalah model pembelajaran Cooperative Script. Model pembejaran ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa dalam belajar sejarah.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh model pembelajaran Cooperative Script dalam meningkatkan prestasi belajar siswa?”
dan “Sejauhmana pengaruh model pembelajaran Cooperative Script dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa?”
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran Cooperative Script dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh model pembelajaran Cooperative Script dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen quasi dan teknik pengumpulan data melalui observasi langsung ke sekolah.
Sampel pada penelitian ini adalah kelas VIIA dan kelas VIIB SMP Negeri I Terusan Nunyai Lampung Tengah dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.
thitung 6,433 dan ttabel 1,67 dengan taraf signifikansinya adalah 0,05 sehingga dinyatakan thitung 6,433 > 0,05 dan ttabel 1,67 > 0,05 dan tingkat signifikansi pengaruh model pembelajaran Cooperative Script dalam meningkatkan prestasi belajar siswa adalah tinggi berdasarkan uji hipotesis yang diperoleh thitung 9,87 dan ttabel 1,66 dengan taraf signifikansinya adalah 0,05 sehingga dinyatakan thitung 9,87 > 0,05 dan ttabel 1,66 > 0,05.
Halaman
B.Identifikasi Masalah ... 5
C.Pembatasan Masalah ... 5
D.Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan, Kegunaan, dan Ruang Lingkup Penelitian ... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Pustaka ... 8
1. Konsep Model Pembelajaran Cooperative Script ... 8
2. Konsep Prestasi ... 14 A.Metode Penelitian... 21
B.Populasi dan Sampel ... 22
C.Variabel Penelitian ... 25
D.Teknik Pengumpulan Data ... 25
E. Validitas dan Reliabilitas ... 26
F. Teknik Analisis Data ... 30
1. Gambaran Umum SMPN I Terusan Nunyai ... 35
2. Keadaan Sekolah ... 37
3. Deskripsi Data Tes Kelas Eksperimen ... 39
4. Data Tes Kelas Kontrol. ... 42
.5. Pengujian Normalitas Data. ... 47
6. Uji Homogenitas. ... 51
7. Uji Hipotesis. ... 51
B. Pembahasan ... 55
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57
B. Saran ... 57
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak harus dipenuhi sebagai pengalaman
belajar yang baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi dasar dalam
perubahan tingkah laku menuju kedewasaan. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan
setiap manusia dalam kehidupan sehari-hari. Seorang anak normal yang tumbuh
dewasa maka secara otomatis pemikirannya pun akan berkembang dan lebih bijak
dalam mengambil suatu keputusan, jika dalam pertumbuhan menuju kedewasaannya
diimbangi dengan pendidikan yang baik.
Dalam pendidikan persekolahan atau pendidikan formal, siswa secara sadar dan
terencana didewasakan dalam suasana belajar dan proses pembelajaran agar secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Bab I Pasal 1 Ayat (1) UUSPN
No 20 tahun 2003).
Menurut Wikipedia, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat.
Dari pernyataan diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan (Oemar Hamalik, 2004:79).
Pendidikan mempunyai peranan yang penting untuk menciptakan generasi yang
bermutu dan dapat menjalankan kewajibannya dalam meningkatkan kehidupan di
masa depan yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pengertian pendidikan adalah sebagai
berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
Kebutuhan akan guru yang berkualitas yang semakin tinggi saat ini harus disikapi
secara positif oleh para pengelola pendidikan guru. Respons positif ini haruslah
ditunjukkan dengan senantiasa meningkatkan mutu program pendidikan yang
ditawarkannya. Perbaikan mutu pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi ini jelas
akan membawa dampak positif bagi penciptaan guru yang berkualitas kelak di
Pendidikan bermutu tidak akan terwujud tanpa adanya guru berkualitas. Sejalan
dengan kenyataan tersebut, upaya awal yang harus dilakukan untuk mewujudkan
pendidikan bermutu adalah meningkatkan kualitas guru. Melalui peningkatan mutu
guru, guru akan mampu mengembangkan mutu pembelajaran yang dilaksanakannya.
Peningkatan mutu pembelajaran ini akan berdampak pada peningkatan mutu lulusan.
Pada akhirnya kepemilikan karakter guru yang efektif akan berdampak pada
peningkatan mutu pendidikan. Melalui guru yang berkualitas, pendidikan bermutu
bukan sebuah keniscayaan.
Sikap dari seorang guru adalah salah satu faktor yang menentukan bagi
perkembangan jiwa anak didik selanjutnya. Karena sikap seorang guru tidak hanya
dilihat dalam waktu mengajar saja, tetapi juga dilihat tingkah lakunya dalam
kehidupan sehari-sehari oleh anak didiknya. Mengingat pada saat ini banyak sikap
dari seorang guru tidak lagi mencerminkan sikapnya sebagai seorang pendidik karena
adanya berbagai faktor yang mestinya tidak terjadi dalam dunia pendidikan.
karenanya masalah sikap guru dalam mengajar perlu mendapat perhatian kita semua.
Seorang pendidik atau guru perlu menguasai banyak faktor yang mempengaruhi
motivasi, prestasi dan perilaku siswa mereka. Lingkungan fisik di kelas, level
kenyamanan emosi yang dialami siswa dan kualitas komunikasi antar guru dan siswa
merupakan faktor penting yang bisa memampukan atau menghambat pembelajaran
yang optimal.
Menurut hasil pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap guru mata pelajaran
prestasi siswa dalam belajar pada mata pelajaran sejarah sangat kurang. Asumsi dasar
yang menyebabkan prestasi terhadap mata pelajaran sejarah siswa sangat kurang
adalah pemilihan metode pembelajaran dan kurangnya peran serta (keaktifan) siswa
dalam KBM. Metode mengajar guru masih terpaku pada satu atau dua jenis metode
saja. Proses belajar mengajar sejarah masih terfokus pada guru dan kurang terfokus
pada siswa. Hal ini mengakibatkan kegiatan belajar mengajar (KBM) lebih
menekankan pada pengajaran daripada pembelajaran. Metode pembelajaran yang
digunakan lebih didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja yang memang menaruh
minat yang lebih pada mata pelajaran sejarah. Peran serta siswa belum menyeluruh
sehingga menyebabkan diskriminasi dalam kegiatan pembelajaran. Siswa yang
menaruh minat yang lebih cenderung lebih aktif dalam KBM sedangkan siswa yang
kurang berminat cenderung lebih pasif dalam KBM, mereka hanya menerima
pengetahuan yang datang padanya.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka perlu dikembangkan suatu metode
pembelajaran yang mampu meningkatkan prestasi siswa dan melibatkan peran serta
siswa secara menyeluruh sehingga kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi
oleh siswa-siswa tertentu saja. Selain itu, melalui pemilihan metode pembelajaran
tersebut diharapkan sumber informasi yang diterima siswa tidak hanya dari guru
melainkan juga dapat meningkatkan peran serta dan keaktifan siswa dalam
mempelajari dan menelaah ilmu yang ada terutama pada mata pelajaran sejarah. Salah
satu upaya yang dianggap mampu untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
baik, sehingga dapat membantu meningkatkan prestos belajar siswa dan hasil belajar
Penerapan model ini dengan cara siswa bekerja berpasangan kemudian guru
membagikan materi untuk dibuat ringkasan dan didiskusikan kemudian siswa
bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian dari materi yang dipelajari dan setelah
itu merumuskan kesimpulan bersama-sama.
Dengan model ini diharapkan agar prestasi belajar siswa terutama pada mata
pelajaran sejarah untuk siswa kelas VII lebih meningkat dibandingkan dengan
sebelumnya yang belajar tanpa menggunakan model-model pembelajaran yaitu
dengan metode ceramah saja.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah:
1. Penerapan model pembelajaran Cooperative Script dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa.
2. Ada sistem evaluasi penggunaan model pembelajaran Cooperative Script dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Model ini berpengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat terbatasnya kemampuan dan waktu dari penulis, maka masalah yang akan
diangkat pada penelitian ini dibatasi pada “Pengaruh model pembelajaran
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. “Apakah ada pengaruh model pembelajaran Cooperative Script dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa?”
2. “Sejauhmana pengaruh model pembelajaran Cooperative Script dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa?”
E. Tujuan, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran Cooperative Script
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh model pembelajarn Cooperative Script
dalam meningkatka prestasi belajar siswa.
2. Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
1. Mempermudah siswa dalam mempelajari pelajaran sejarah sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini meliputi:
1. Ruang Lingkup Subjek
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Terusan Nunyai.
2. Ruang Lingkup Objek
Objek penelitian ini adalah model pembelajaran Cooperative Script dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa secara keseluruhan.
3. Ruang Lingkup Wilayah
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Terusan Nunyai.
4. Ruang Lingkup Waktu
REFERENSI
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Konsep Model Pembelajaran Cooperative Script
Model pembelajaran merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan penyelenggaraan proses belajar mengajar dari awal
sampai akhir. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang
dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran
jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing
pembelajaran di kelas atau yang lain. Pembelajaran kooperatif
menampakkan wujudnya dalam bentuk belajar kelompok. Dalam belajar
kelompokanak tidak diperkenankan mendominasi atau menggantungkan
diri pada orang lain, tiap anggota kelompok dituntut untuk memberikan
urunan bagi keberhasilan kelompok karena nilai hasil belajar kelompok
ditentukan oleh hasil belajar (Abdurrahman, 1999:122).
Cooperative berasal dari kata Cooperate yang artinya bekerja sama,
bantuan-membantu, gotong royong. Sedangkan kata dari Cooperation
yang memiliki arti kerja sama, koperasi persekutuan. Script ini berasal dari
kata Script yang memiliki arti uang kertas darurat, surat saham sementara
dan surat andil sementara. Jadi pengertian dari Cooperative skripsi adalah
naskah tulisan tangan, surat saham sementara. Jadi pengertian dari
kecil yang memiliki kemampuan yang berbeda. Metode Cooperative
Script menurut Departemen Nasional yaitu dimana siswa bekerja
berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian
materi yang dipelajari. Pembelajaran cooperative script merupakan salah
satu bentuk atau model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran
cooperative script dalam perkembangannya mengalami banyak adaptasi
sehingga melahirkan beberapa pengertian dan bentuk yang sedikit berbeda
antara yang satu dengan yang lainnya.
Beberapa pendapat para ahli mendefinisikan model pembelajaran
cooperative script yaitu:
1. Model pembelajaran cooperative script menurut Dansereau dalam
Slavin (1994) adalah skenario pembelajaran kooperatif. Artinya setiap
siswa mempunyai peran dalam saat diskusi berlangsung.
2. Pembelajaran cooperative Script menurut Schank dan Abelson dalam
Hadi(2007:18) adalah pembelajaran yang menggambarkan interaksi
siswa seperti ilustrasi kehidupan sosial siswa dengan lingkungannya
sebagai individu,dalam keluarga, kelompok masyarakat, dan
masyarakat yang lebih luas.
3. Brousseau (2002) dalam Hadi (2007:18) menyatakan bahwa model
pembelajaran cooperative script adalah secara tidak langsung terdapat
kontrak belajar antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa
A. Prinsip Model Cooperative Script
Model pembelajaran cooperative script ini memiliki konsep dari the
acleratedlearning, active learning, dan cooperative learning. Maka
prinsip-prinsip dalam model pembelajaran ini sama dengan prinsip-prinsip
yang ada pada model pembelajaran cooperative learning,
prinsip-prinsipnya yaitu :
1. Siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka tenggelam dan berenang
bersama.
2. Siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam
kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam
mempelajari materi yang dihadapi.
3. Siswa harus berpandanagn bahwa mereka semuanya memiliki tujuan
yang sama .
4. Siswa harus berbagi tugas dan berbagi tanggung jawab, sama besarnya
diantara para anggota kelompok.
5. Siswa akan diberi suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.
6. Siswa berbagi kepemimpinan, sementara mereka memperoleh
ketrampilan bekerja sama selama belajar.
7. Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual
materi yang dipelajari dalam kelompok kooperatif
B. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Cooperative Script
Langkah-langkah untuk menerapkan model pembelajaran coopertive script
adalah sebagai berikut:
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2. Guru membagiakan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan
membuat ringkasan.
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai
pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan
memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar:
a. Menyimak/mengoreksi/melengkapi ide-ide pokok yang kurang
lengkap.
b. Membantu mengingat/menghafal ide/ide pokok dengan
menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
5. Bertukar peran, semula berperan sebagai pembicara ditukar menjadi
pendengar dan sebaliknya. Kemudian lakukan seperti kegiatan tersebut
kembali..
6. Merumuskan kesimpulan bersama-sama siswa dan guru.
7. Penutup (yusti-arini.blogspot.com/2013/08/modelpembelajaran
Cooperative Script).
Model pembelajaran Cooperative Script baik digunakan dalam
pembelajaran untuk menumbuhkan ide-ide atau gagasan baru (dalam
pemecahan suatu permasalahan), daya berfikir kritis serta
diyakininya benar. Model pembelajaran ini mengajarkan siswa untuk
percaya kepada guru dan lebih percaya lagi pada kemampuan sendiri
untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa
lain. Siswa dilatih untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan
membandingkan dengan ide temannya, sehingga dapat membantu siswa
belajar menghormati siswa yang pintar dan siwa yang kurang pintar dan
menerima perbedaan yang ada.
Model pembelajaran Cooperative Script merupakan suatu strategi yang
efektif bagi siswa untuk mencapai hasil akademik dan sosial termasuk
meningkatkan prestasi, percaya diri dan hubungan interpersonal positif
antara satu siswa dengan siswa yang lain. Model pembelajaran
Cooperative Script banyak menyediakan kesempatan kepada siswa untuk
membandingkan jawabannya dan menilai ketepatan jawaban, sehingga
dapat mendorong siswa yang kurang pintar untuk tetap berbuat
(meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa). Model pembelajaran
ini memudahkan siswa melakukan interaksi sosial, sehingga
mengembangkan keterampilan berdiskusi, dan siswa bisa lebih
menghargai orang lain.
C. Kelebihan Dan Kelemahan Dari Model Pembelajaran Cooperative Script
Kelebihan model pembelajaran cooperative script diantaranya adalah
sebagai berikut,
b. Setiap siswa mendapatkan peran.
c. Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan(Miftahul
A’la, 2011:98).
Model pembelajaran Cooperative Script merupakan suatu strategi yang
efektif bagi siswa untuk mencapai hasil akademik dan sosial termasuk
meningkatkan prestasi, percaya diri dan hubungan interpersonal positif
antara satu siswa dengan siswa yang lain. Model pembelajaran
Cooperative Script banyak menyediakan kesempatan kepada siswa untuk
membandingkan jawabannya dan menilai ketepatan jawaban, sehingga
dapat mendorong siswa yang kurang pintar untuk tetap berbuat
(meningkatkan kemampuan berpikir kreatifsiswa). Model pembelajaran ini
memudahkan siswa melakukan interaksi sosial, sehingga mengembangkan
keterampilan berdiskusi, dan siswa bisa lebih menghargai orang lain.
Kelemahan model pembelajaran cooperative script diantaranya adalah
sebagai berikut,
a. Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.
b.Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga
koreksi hannya sebatas pada dua orang tersebut(Miftahul A’la,
2011:98).
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan,
begitu juga dengan Model pembelajaran Cooperative Script ini. Tidak
semua siswa mampu menerapkan Model pembelajaran Cooperative Script,
pembelajaran ini. Beberapa siswa mungkin pada awalnya takut untuk
mengeluarkan ide, takut dinilai teman dalam kelompoknya. Penggunaan
Model pembelajaran Cooperative Script harus sangat rinci melaporkan
setiap penampilan siswa dan tiap tugas siswa, dan banyak menghabiskan
waktu untuk menghitung hasil prestasi kelompok.Model pembelajaran ini
sulit membentuk kelompok yang solid yang dapat bekerja sama dengan
baik. Penilaian terhadap murid atau siswapun secara individual menjadi
sulit karena tersembunyi di dalam kelompok.
2. Konsep prestasi
Pada dasarnya belajar adalah melakukan untuk merubah tingkah laku dan
tindakan yang di alami oleh seseorang. Definisi prestasi adalah hasl yang
telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya) (Kamus Umum
Bahasa Indonesia, 1996:186).
Secara umum, prestasi merupakan hasil belajar yang diperoleh siswa
dalam usaha belajar. Prestasi belajar juga diartikan sebagai kemampuan
maksimal yang dicapai seseorang dalam suatu usaha yang menghasilkan
pengetahuan atau nilai-nilai kecakapan. Prestasi dapat bersifat tetap dalam
sejarah kehidupan manusia karena sepasang kehidupannya selalu mengejar
prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar
dapat memberikan kepuasan kepada orang yang bersangkutan, khususnya
ranah kejiwaan yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses
belajar siswa yang bersangkutan.
Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara
berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar
individu dalam belajar (Sardiman A.M, 2001:46). Prestasi merupakan
hasil yang dicapai oleh seseorang setlah melakukan kegiatan belajar
dengan sebaik-baiknya (Oemar Hamalik, 2000:20).
Prestasi merupakan perubahan tingkah laku ang diharapkan pada siswa
setelah dilakukan proses mengajar (Oemar Hamalik, 2004:48).
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi menurut Muhibin Syah dalam
Sunariah (2007:144) yaitu:
1. Faktor internal siswa, meliputi:
a) Aspek fisiologis siswa, yaitu jasmani, mata, dan telinga.
b)Aspek psikologis siswa, yaitu intelegensi, sikap, minat, bakat, da motivasi.
2. Faktor eksternal siswa, meliputi:
a) Lingkungan social, yaitu keluarga, guru dan staf, masyarakat, dan teman.
b) Lingkungan nonsosial, yaitu rumah, sekolah, peralatan, dan alam.
3. Faktor pendekatan siswa dalam belajar, meliputi:
a) Pendekatan tinggi, yaitu pendekatan speculative dan pendekatan achieving.
b) Pendekatan sedang, yaitu pendekatan analytical dan pendekatan deep.
4. Konsep belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
(Slameto, 2003:2). Belajar merupakan proses yang terus terjadi secara
berkesinambungan dalam kehidupan manusia baik dilakukan secara sadar
atau tidak sadar. Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau
penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,
mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya (Sardiman A.M, 2001: 20).
Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses
pendidikan.
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Slameto, 2003:2). Sedangkan menurut J. Bruner dalam
(Slameto, 2003:11) mengemukakan bahwa belajar ialah tidak untuk
mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa
dapat belajar lebih banyak dan mudah.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Slameto, 2003: 5). Menurut Oemar Hamalik, belajar
dibedakan menjadi 2 yaitu:1). Belajar merupakan modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman. 2). Belajar adalah suatu
proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan
lingkungan (Oemar Hamalik, 2004:27).
Dengan demikian dapat disimpulkan belajar adalah perubahan tingkah
laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya
berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk
kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak,
penyesuaian diri. Jadi, dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian
kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia
seutuhnya.
Pendapat diatas memiliki makna bahwa belajar merupakan suatu proses
yang dapat ditandai dengan perubahan yang terlihat pada diri seseorang.
“Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada ranah-ranah:
a. Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
c. Psikomotorik yaitu kemapuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.”
(Benjamin S. Bloom dalam Abdurahman, 2003:38).
B. Kerangka Pikir
Model pembelajaran Cooperative Script ini merupakan salah satu model yang
digunakan oleh peneliti di SMP Negeri I Terusan Nunyai untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa untuk kelas eksperimen. Kemudian, untuk kelas kontrol
peneliti menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share. Proses
pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Salah satu tujuannya yaitu untuk
meningkatkan prestasi belajar sejarah oleh siswa sehingga dapat membentuk
perilaku siswa itu sendiri. Oleh sebab itu, apa yang dilakukan seorang guru
harus mengarah pada pencapaian tujuan dan metode atau strategi yang
digunakan. Seorang guru sebaiknya tidak hanya menggunakan metode
ceramah, tetapi juga menggunakan model pembelajaran yang lebih bervariasi
sehingga siswa tidak bosan dalam menerima mata pelajaran sejarah.
Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi beberapa faktor seperti,
model ataupun media yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi
pelajaran pada siswa. Maka dari itu, diharapakan dengan model pembelajaran
Cooperative Script untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran Think
Pair and Share untuk kelas kontrol dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
C. Paradigma
D. E.
Model Pembelajaran Cooperative Script
Keterangan :
: garis kegiatan
: garis pengaruh Pengaruh
terhadap Prestasi belajar
siswa
Model pembelajaran Think Pair and Share Kelas
Eksprimen
D. Hipotesis
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk
menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya
(Sudjana, 2005: 219). Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar dan
karenanya perlu diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau
ditolak.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ho : tidak ada pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran
Cooperative Script terhadap prestasil belajar siswa
Ho : ρ = 0 (t hitung< t tabel )
Ha : ada pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran Cooperative
Script terhadap prestasi belajar siswa
Ha : ρ ≠ 0 (t hitung> t tabel )
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
- Ho diterima jika t hitung< t tabel dan Ha ditolak,
REFERENSI
Abdurrahman. 1999. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta:Rineka
Cipta.
Miftahul A’la. 2011. Quantum Teaching. Yogyakarta:Diva Press.
Sutrisno Hadi.2007.Metodologi Research.Yogyakarta:Universitas Gajah Mada.
Oemar Hamalik. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Oemar Hamalik. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Muhibin Syah. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Slavin.1994.TAPPS. tersedia di
. http://www.wcer.wisc.edu/archieve/c11/cl/doingcl/tapps.htm
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode
eksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk menjelaskan sebab- akibat
antara satu variabel dengan variabel lainnya. Metode eksperimen adalah metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2012). Tetapi, metode
eksperimen tidak hanya digunakan untuk menjelaskan sebab-akibat antara satu
dan lain variabel, tetapi juga untuk menjelaskan dan memprediksi gerak atau arah
kecenderungan satu variabel di masa depan. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan metode eksperimen quasi. Metode eksperimen quasi adalah metode
yang hanya satu yang diberi perlakuan yaitu kelompok eksperimen saja.
Tujuannya yaitu untuk mengetahui dan menyelidiki ada tidaknya pengaruh dan
hubungan sebab akibat suatu model pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti
dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah seluruh masyarakat yang menjadi sasaran dalam penelitian.
Populasi dalam penelitian ini. Populasi merupakan semua individu yang
menjadi sumber pengambilan sampel (Mardalis, 2008:53). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Terusan Nunyai
Tahun Pelajaran 2013-2014.
Tabel 1. Data populasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Terusan Nunyai Tahun Pelajaran 2013-2014
No. Kelas Siswa Jumlah
L P
1 VII A 15 21 36
2 VII B 14 22 36
3 VII C 15 16 31
4 VII D 15 17 32
5 VII E 14 17 31
Jumlah 78 88 166
Sumber : Tata Usaha SMP Negeri 1 Terusan Nunyai
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2012:118). Karena populasi dalam penelitian ini masih
sangat luas, dan peneliti memiliki keterbatasan waktu, tenaga, maupun biaya,
maka peneliti menggunakan sampel dalam penelitian ini yang diambil dari
purposive. Teknik ini merupakan teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012).
Menurut pendapat Masri S, dan Sofian E, purposive sampling adalah:
Cara pengambilan sampel yang memilih sub grup dari populasi sedemikian rupa sehingga sampel yang dipilih mempunyai sifat-sifat yang sesuai dengan populasi. Jadi dalam hal ini kita terlebih dahulu mengetahui sifat-sifat populasi tersebut, dan sampel yang akan ditarik diusahakan mempunyai sifat-sifat seperti populasi tersebut. Hal ini berarti bahwa purposive sampling tidak akan dilakukan dari populasi yang belum kita kenal sifat-sifatnya, atau yang harus dikenal terlebih dahulu (Masri S, dan Sofian E, 1999: 169).
Kemudian Suharsimi Arikunto, menjelaskan tentang purposive sampling
sebagai berikut:
Purposive sampling (sampling bertujuan) dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan atas strata, random atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut:
1. Pengambilan sampel harus didasarkan ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi. 2. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek
yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi.
3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan (Suharsimi Arikunto, 1987: 102).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan, purposive sampling adalah
metode pemilihan sampel dengan cara memilih sub grup dari populasi
sehingga sampel yang dipilih memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan
populasi.
Sampel pada penelitian ini ditentukan berdasarkan pertimbangan dari guru
menerima pelajaran rata-rata sama. Sampel pada penelitian ini adalah kelas
VII A dan VII B.
Kelas VII A merupakan sampel untuk kelas eksperimen yang belajar dengan
menggunakan model pembelajaran Cooperative Script, karena model
pembelajaran ini baik digunakan dalam pembelajaran untuk menumbuhkan
ide-ide atau gagasan baru (dalam pemecahan suatu permasalahan), daya
berfikir kritis serta mengembangkan jiwa keberanian dalam menyampaikan
hal-hal baru yang diyakininya benar. Model pembelajaran ini mengajarkan
siswa untuk percaya kepada guru dan lebih percaya lagi pada kemampuan
sendiri untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari
siswa lain.
Kelas VII B merupakan sampel untuk kelas kontrol yang belajar dengan
menggunakan model pembelajaran Think Pair And Share, karena Think Pair
And Share ini dapat meningkatkan partisipasi siswa dan meningkatkan
banyaknya informasi yamg diingat siswa (Gunter, Ester dan Schwab,1999
dalam Susilo,2005), dengan Think Pair And Share siswa belajar dari satu
sama lain dan berupaya bertukar ide dalam konteks yang tidak mendebarkan
hati sebelum mengemukakan idenya ke dalam kelompok yang lebih besar.
Rasa percaya diri siswa meningkat dan semua siswa mempunyai kesempatan
berpartisipasi di kelas karena sudah memikirkan jawaban atas pertanyaan
Tabel 2 Data Sampel SMP Negeri I Terusan Nunyai
No. Kelas Siswa Jumlah Ket
L P
1 VII A 15 21 36 Kelas eksperimen
2 VII B 14 22 36 Kelas Kontrol
Jumlah 34 38 72
Sumber :Tata Usaha SMP Negeri I Terusan Nunyai
C. Variabel Penelitian
Menurut Sumadi Suryabrata dalam bukunya Metodelogi Penelitian, yang
dimaksud dengan variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek
pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau
gejala yang diteliti (Sumadi Suryabrata, 2000 : 72).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model Cooperative Script, sedangkan
variabel terikatnya adalah prestasi belajar.
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Observasi
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui Observasi.
Pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden
yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2010:203). Observasi langsung
sehingga observer berada bersama objek yang di selidiki (Hadari Nawawi,
1987:100). Penggunaan teknik observasi dalam penelitian ini adalah untuk
memperoleh data prestasi siswa secara langsung terhadap objek yang akan di
teliti.
2. Tes
Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan yang
digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Ridwan,
2003: 57)
Penelitian ini menggunakan tes hasil belajar yang akan ditempatkan sebagai
variabel terikat yang mengukur prestasi siswa sebagai hasil dari proses
belajar. Tes yang diberikan adalah berupa soal tertulis berbentuk objektif
dengan memenuhi syarat validitas dan reliabilitas.
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen, jadi alat ukur dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang hendak diukur secara tepat sehingga sesuai kriteria
tujuan belajar (Arikunto, 2001:144). Validitas juga merupakan alat penilaian
yang harus benar-benar mengukur apa yang hendak diukur (Oemar Hamalik,
Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Penelitian ini menggunakan pengujian validitas
konstra (Construct Validity).
Dalam penelitian ini tes disesuaikan dengan materi sejarah yang akan
diajarkan berdasarkan rencana pembelajaran yang telah dirumuskan sehingga
taraf validitas suatu isi tes dinyatakan dalam suatu koefisien validitas tes –
1,00 sampai dengan 1,00. koefisien validitas dapat dihitung dengan
menggunakan teknik korelasi product momen.
rh =
Untuk memberikan interprestasi mengenai besarnya koefisien korelasi,
peneliti berpedoman tabel nilai-nilai r product momen.
Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes dapat diteskan pada objek yang sama
untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya melihat kesejajaran hasil
(Suharsimi Arikunto, 2011:86).
Suatu instrumen dikatakan reliabel jika instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengukur objek yang sama dan menghasilkan data yang sama
(Sugiyono, 2008:267 ). Menghitung nilai reliabilitas menggunakan rumus Alfa
Cronboch sebagai berikut :
1. Menghitung varian setiap item, dengan rumus :
N = jumlah respoden dalam uji instrumen
2. Menjumlahkan varian seluruh item :
Si2 = varian ke-1
Sn2 = varian ke-n
3. Menghitung varian total, dengan rumus :
x = jumlah dari kuadrat setiap total skor
2
xt = Jumlah seluruh skor kemudian dikuadratkanN = jumlah respoden dalam uji instrumen
4. menghitung nilai reliabilitas menggunakan rumus Alfa Cronbach sebagai
berikut :
St2 : varian total
K : jumlah item
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan setelah data terkumpul yaitu dengan
mengidentifikasikan data, menyelesaikan dan selanjutnya dilakukan klasifikasi
data kemudian menyusun data.
a). Uji Normalitas Data
Uji normalitas data ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
akan dianalisis normal atau tidak, katena uji t baru dapat digunakan apabila
data tersebut terdistribusi normal.
Langkah-langkah yang digunakan untuk uji t adalah :
a) Rentang ( Rank ) = data terbesar – data terkecil
d) Mencari rata-rata dari masing-masing kelompok data yang dirumuskan
x1 = tanda kelas interval
f1 = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas interval
e) Modus
b1 = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan
tanda kelas yang lebih kecil sebelum tanda kelas modal
b2 = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan
tanda kelas yang lebih besar sesudah tanda kelas modal
f) Simpangan baku / Standar deviasi :
x1 = tanda kelas interval
f1 = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas interval
n = banyak data
g) Menguji kenormalitasan data dengan rumus kemiringan yaitu rumus Karl
Pearson dalam bentuk koefisien pearson
s M x
K o
Keterangan :
K : kemiringan
x : rata-rata
Mo : Modus
S : simpangan baku
Data normal jika K terletak antara -1 sampai +1 (-1<k<1)
b). Uji Homogenitas
Uji homogenitas data dilakukan untuk membuktikan bahwa sampel yang
diambil berasal dari populasi yang sama. Uji ini menggunakan rumus :
2 2
2 1 S
S
Keterangan :
F = uji homogenitas
S12 = varian terbesar
S22 = varian terkecil
Dalam sampel penelitian ini digunakan taraf nyata (α) = 0,05 dan dk= k-1 dan
peluang ( 1-α ) kedua sampel dapat dikatakan berasal dari populasi yang
homogen apabila x2hitung < x2tabel.
G. Pengujian Hipotesis
Teknik pengujian hipotesis merupakan suatu cara untuk menentukan apakah
hipotesis yang telah dirumuskan dapat diterima atau tidak. Teknik pengujian
hipotesis ini menggunakan statistik. Berikut ini langkah-langkah pengujian
S1 = varian kelompok eksperimen
S2 = varian kelompok kontrol
S = standar deviasi
N1 = jumlah siswa pada kelompok eksperimen
N2 = jumlah siswa pada kelompok kontrol
S2 = varian total
Jika th > tt maka Ha diterima, jika th ≤ tt maka Ho diterima, dengan derajat
REFERENSI
Suharsimi Arikunto. 1987. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta:Bina Angkasa.
Suharsimi Arikunto. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi VIII. Jakarta:
Grafindo.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi VI.
Jakarta: Bina Aksara.
Suharsimi Arikunto. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto.2011.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:PT.Bumi Aksara
.
Mardalis. 2008. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hadari Nawawi. 1987. Metode Penelitian Bidang Sosial. Jakarta: Gajahmada
University Press.
Riduwan, N. 2003. Dasar-Dasar Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2008. Statistik untuk Penelitian . Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.2012.Metode Penelitian Pendidikan.Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung:Alfabeta.
V . KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran Cooperative Script berpengaruh signifikan dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS siswa kelas VII di SMP Negeri I Terusan
Nunyai Lampung Tengah karena berdasarkan uji hipotesis diperoleh thitung 6,433 dan ttabel
1,67 dengan taraf signifikansinya adalah 0,05. Sehingga dinyatakan thitung 6,433 > 0,05 dan
ttabel 1,67 > 0,05.
2. Tingkat signifikansi pengaruh model pembelajaran Cooperative Script dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa adalah tinggi pada mata pelajaran IPS siswa kelas VII
di SMP Negeri I Terusan Nunyai Lampung Tengah karena berdasarkan uji hipotesis
diperoleh thitung 9,87 dan ttabel 1,66 dengan tingkat signifikansinya adalah 0,05, sehingga
dinyatakan thitung 9,87 > 0,05 dan ttabel 1,66 > 0,05. Hal ini juga terlihat dengan perolehan
nilai rata-rata hasil tes untuk kelas eksperimen 82,08 dan untuk kelas kontrol 72,08.
B.Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Model pembelajaran CooperativeScript dan Think Pair and Sharedapat dijadikan sebagai
salah satu alternatif bagi guru-guru di sekolah sebagai salah satu upaya untuk
2. Guru harus memahami dan menerapkan setiap tahapan pada model pembelajaran yang ada
agar siswa lebih termotivasi sehingga siswa mampu memahami materi pelajaran secara
baik dan mendapatkan hasil yang memuaskan pada saat ulangan harian dan ujian
DAFTAR PUSTAKA
A’la, Miftahul. 2011. Quantum Teaching. Yogyakarta:Diva Press.
Ali. Muhamad. 1984. Penelitian Kependidikan dan Strategi. Bandung: Angkasa.
Arikunto, Suharsimi. 1987. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:Bina Angkasa.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi VIII. Jakarta: Grafindo.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi VI. Jakarta: Bina Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi.2011.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:PT.Bumi
Aksara.
Hadi, Sutrisno.2007.Metodologi Research.Yogyakarta:Universitas Gajah Mada.
Mardalis. 2008. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.
Nawawi, Hadari. 1987. Metode Penelitian Bidang Sosial. Jakarta: Gajahmada University Press.
Oemar Hamalik. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Oemar Hamalik. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Oemar Hamalik.2005.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta:PT.Bumi Aksara.
Riduwan, N. 2003. Dasar-Dasar Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:Alfabeta.
Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Syah, Muhibin. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung:Tarsito.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2008. Statistik untuk Penelitian . Bandung : Alfabeta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.2012.Metode Penelitian Pendidikan.Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Suryabrata, Sumadi. Metodologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rajawali Press.
Sumber lain:
Slavin.1994.TAPPS. tersedia di
. http://www.wcer.wisc.edu/archieve/c11/cl/doingcl/tapps.htm
dua sisi 20% 10% 5% 2% 1% 0,2% 0,1%
satu sisi 10% 5% 2,5% 1% 0,5% 0,1% 0,05%
1 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657 318,309 636,619
2 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925 22,327 31,599
3 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841 10,215 12,924
4 1,533 2,132 2,776 3,747 4,604 7,173 8,610
5 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032 5,893 6,869
6 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707 5,208 5,959
7 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499 4,785 5,408
8 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355 4,501 5,041
9 1,383 1,833 2,262 2,821 3,250 4,297 4,781
10 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169 4,144 4,587
11 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106 4,025 4,437
12 1,356 1,782 2,179 2,681 3,055 3,930 4,318
13 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012 3,852 4,221
14 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977 3,787 4,140
15 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947 3,733 4,073
16 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921 3,686 4,015
17 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898 3,646 3,965
18 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878 3,610 3,922
19 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861 3,579 3,883
20 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845 3,552 3,850
21 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831 3,527 3,819
22 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819 3,505 3,792
23 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807 3,485 3,768
27 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771 3,421 3,690
28 1,313 1,701 2,048 2,467 2,763 3,408 3,674
29 1,311 1,699 2,045 2,462 2,756 3,396 3,659
30 1,310 1,697 2,042 2,457 2,750 3,385 3,646
31 1,309 1,696 2,040 2,453 2,744 3,375 3,633
32 1,309 1,694 2,037 2,449 2,738 3,365 3,622
33 1,308 1,692 2,035 2,445 2,733 3,356 3,611
34 1,307 1,691 2,032 2,441 2,728 3,348 3,601
35 1,306 1,690 2,030 2,438 2,724 3,340 3,591
36 1,306 1,688 2,028 2,434 2,719 3,333 3,582
37 1,305 1,687 2,026 2,431 2,715 3,326 3,574
38 1,304 1,686 2,024 2,429 2,712 3,319 3,566
39 1,304 1,685 2,023 2,426 2,708 3,313 3,558
40 1,303 1,684 2,021 2,423 2,704 3,307 3,551
41 1,303 1,683 2,020 2,421 2,701 3,301 3,544
42 1,302 1,682 2,018 2,418 2,698 3,296 3,538
43 1,302 1,681 2,017 2,416 2,695 3,291 3,532
44 1,301 1,680 2,015 2,414 2,692 3,286 3,526
45 1,301 1,679 2,014 2,412 2,690 3,281 3,520
46 1,300 1,679 2,013 2,410 2,687 3,277 3,515
47 1,300 1,678 2,012 2,408 2,685 3,273 3,510
48 1,299 1,677 2,011 2,407 2,682 3,269 3,505
49 1,299 1,677 2,010 2,405 2,680 3,265 3,500
50 1,299 1,676 2,009 2,403 2,678 3,261 3,496
51 1,298 1,675 2,008 2,402 2,676 3,258 3,492
55 1,297 1,673 2,004 2,396 2,668 3,245 3,476
56 1,297 1,673 2,003 2,395 2,667 3,242 3,473
57 1,297 1,672 2,002 2,394 2,665 3,239 3,470
58 1,296 1,672 2,002 2,392 2,663 3,237 3,466
59 1,296 1,671 2,001 2,391 2,662 3,234 3,463
60 1,296 1,671 2,000 2,390 2,660 3,232 3,460
61 1,296 1,670 2,000 2,389 2,659 3,229 3,457
62 1,295 1,670 1,999 2,388 2,657 3,227 3,454
63 1,295 1,669 1,998 2,387 2,656 3,225 3,452
64 1,295 1,669 1,998 2,386 2,655 3,223 3,449
65 1,295 1,669 1,997 2,385 2,654 3,220 3,447
66 1,295 1,668 1,997 2,384 2,652 3,218 3,444
67 1,294 1,668 1,996 2,383 2,651 3,216 3,442
68 1,294 1,668 1,995 2,382 2,650 3,214 3,439
69 1,294 1,667 1,995 2,382 2,649 3,213 3,437
70 1,294 1,667 1,994 2,381 2,648 3,211 3,435
71 1,294 1,667 1,994 2,380 2,647 3,209 3,433
72 1,293 1,666 1,993 2,379 2,646 3,207 3,431
73 1,293 1,666 1,993 2,379 2,645 3,206 3,429
74 1,293 1,666 1,993 2,378 2,644 3,204 3,427
75 1,293 1,665 1,992 2,377 2,643 3,202 3,425
76 1,293 1,665 1,992 2,376 2,642 3,201 3,423
77 1,293 1,665 1,991 2,376 2,641 3,199 3,421
78 1,292 1,665 1,991 2,375 2,640 3,198 3,420
79 1,292 1,664 1,990 2,374 2,640 3,197 3,418
83 1,292 1,663 1,989 2,372 2,636 3,191 3,412
84 1,292 1,663 1,989 2,372 2,636 3,190 3,410
85 1,292 1,663 1,988 2,371 2,635 3,189 3,409
86 1,291 1,663 1,988 2,370 2,634 3,188 3,407
87 1,291 1,663 1,988 2,370 2,634 3,187 3,406
88 1,291 1,662 1,987 2,369 2,633 3,185 3,405
89 1,291 1,662 1,987 2,369 2,632 3,184 3,403
90 1,291 1,662 1,987 2,368 2,632 3,183 3,402
91 1,291 1,662 1,986 2,368 2,631 3,182 3,401
92 1,291 1,662 1,986 2,368 2,630 3,181 3,399
93 1,291 1,661 1,986 2,367 2,630 3,180 3,398
94 1,291 1,661 1,986 2,367 2,629 3,179 3,397
95 1,291 1,661 1,985 2,366 2,629 3,178 3,396
96 1,290 1,661 1,985 2,366 2,628 3,177 3,395
97 1,290 1,661 1,985 2,365 2,627 3,176 3,394
98 1,290 1,661 1,984 2,365 2,627 3,175 3,393
99 1,290 1,660 1,984 2,365 2,626 3,175 3,392
No. Nama Jabatan Esron Situmorang, S. Pd Rusdi S. Pd
Bambang Sujatmiko, S. Pd Siti Jumariah, S. Pd
Purnomo
Rakyan Ika Hapsari, S.Pd Dwi Linda
1 Istikhomah Kepala TU
2 Yula Staf TU
3 Yusnita Staf TU
4 Eni Perpustakaan
5 Nunik Perpustakaan
6 Lutfi Komputer
7 Basuki Rahmad Tukang Kebun
2 Ahmad Arif W. L
Nama Sekolah : SMP Negeri I Terusan Nunyai
Mata Pelajaran : SEJARAH
Kelas/Semester : VII (tujuh) / 1 (satu)
Standar Kompetensi : Memahami lingkungan kehidupan manusia.
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran Pengalaman Belajar Indikator Penilaian
Alokasi
Mengetaahui jenis-jenis manusia purba di Indonesia.
kehidupan masa
peduli, serta berperilaku santun
Keterampilan Sosial : Terlibat aktif dalam pembelajaran baik meliputi; interaksi anak dalam mengikuti proses belajar mengajar serta hubungan siswa dengan guru.
Mengetahui,
KEPALA SMPN 1 Terusan Nunyai
Budi Pranoto, S.Pd
NIP 19581002 198601 1 001
Guru SMPN I Terusan Nunyai
Sutardjo, Amd. Pd
NIP 19640909 199403 2 00
Peneliti
Yuli Trilarasati
(RPP)
Sekolah : SMPN I Terusan Nunyai Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester : VII/1
Standar Kompetensi : 1. Memahami lingkungan kehidupan manusia
Kompetensi Dasar :1.2 Mendeskripsikan kehidupan pada masa pra-aksara di Indonesia
Alokasi Waktu : 8 Jam pelajaran (2 x Pertemuan)
A.
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa dapat:
5. Mendeskripsikan pengertian dan masa pra-aksara di Indonesia. 6. Mengidentifikasi jenis-jenis manusia purba di Indonesia.
7. Mendeskripsikan perkembangan kehidupan masa pra-aksara di Indonesia. 8. Melacak kedatangan dan persebaran nenek moyang bangsa Indonesia.
B. Materi Pembelajaran
1. Pengertian dan masa pra-aksara di Indonesia. 2. Jenis-jenis manusia purba di Indonesia.
3. Perkembanga kehidupan masa pra-aksara di Indonesia. 4. Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia.
C. Metode Pembelajaran
Ceramah dan menggunakan model Cooperative Script.
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan 1
b. Kegiatan Inti
- Siswa dibagi dalam dua kelompok.
- Setiap kelompok diberi tugas untuk mempresentasikan resume:
- Kelompok 1:
Pengertian dan masa pra-aksara.
-Kelompok 2:
Jenis-janis manusia purba.
- Setiap kelompok membuat laporan hasil presentasi
- Setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas hasil diskusinya.
- Tanya jawab tentang perbedaannya.
c. Penutup
- Penilaian
- Refleksi: Siswa mengungkapkan kesan terhadap pentingnya mempelajari
masa pra-aksara di Indonesia.
2. Pertemuan 2
Perkembangan Kehidupan manusia purba.
-Kelompok 2:
Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia.
- Setiap kelompok membuat laporan hasil presentasi
- Setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas hasil diskusinya.
- Tanya jawab tentang perbedaannya.
c. Penutup
- Penilaian
- Refleksi: Siswa mengungkapkan kesan terhadap pentingnya mempelajari
masa pra-aksara di Indonesia.
3. Buku IPS/ Sejarah yang relevan.
F. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Tes Tulis
b. Tes Unjuk Kerja
2. Bentuk Instrumen
a. Tes Uraian
b. Tes identifikasi
c. Uji petik kerja produk
3. Soal Instrumen:
a. Apa yang dimaksud masa pra-aksara?
b. Berikan masing-masing 2 contoh jenis manusia megantropus?
c. Jelaskan perbedaan masa berburu dan lading berpindah?
d. Sebutkan 3 contoh peninggalan bangunan megalitikum?
e. Jelaskan perbedaan bangsa Melayu Muda dan Melayu Tua yang datang ke
Indonesia
Uji petik kerja produk:
- Buatlah satu tulisan tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia,
apakah manusia purba atau yang berasal dari Yunan!
Bandarsakti, November 2013
Mengetahui,
Kepala SMA SMPN I Terusan Nunyai Guru Peneliti
Budi Pranoto, S. Pd Yuli Trilarasati
(RPP)
Sekolah : SMPN I Terusan Nunyai
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : VII/1
Standar Kompetensi : 1. Memahami lingkungan kehidupan manusia
Kompetensi Dasar :1.2 Mendeskripsikan kehidupan pada masa pra-aksara di Indonesia
Alokasi Waktu : 8 Jam pelajaran (2 x Pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa dapat:
1. Mendeskripsikan pengertian dan masa pra-aksara di Indonesia. 2. Mengidentifikasi jenis-jenis manusia purba di Indonesia.
3. Mendeskripsikan perkembangan kehidupan masa pra-aksara di Indonesia. 4. Melacak kedatangan dan persebaran nenek moyang bangsa Indonesia.
B. Materi Pembelajaran
1. Pengertian dan masa pra-aksara di Indonesia. 2. Jenis-jenis manusia purba di Indonesia.
3. Perkembanga kehidupan masa pra-aksara di Indonesia. 4. Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia.
C. Metode Pembelajaran
1. Pertemuan 1
a. Pendahuluan
- Apersepsi : Pernahkah melihat fosil manusia?
- Motivasi : Siswqa diminta untuk menjelaskan asal-usul nenek moyang kita.
b. Kegiatan Inti
- Siswa dibagi dalam dua kelompok.
- Setiap kelompok diberi tugas untuk mempresentasikan resume:
- Kelompok 1:
Pengertian dan masa pra-aksara.
-Kelompok 2:
Jenis-janis manusia purba.
- Setiap kelompok membuat laporan hasil presentasi
- Setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas hasil diskusinya.
- Tanya jawab tentang perbedaannya.
c. Penutup
- Penilaian
- Refleksi: Siswa mengungkapkan kesan terhadap pentingnya mempelajari
masa pra-aksara di Indonesia.
2. Pertemuan 2
a. Pendahuluan
- Apersepsi : Pernahkah melihat fosil manusia?
- Motivasi : Siswa diminta untuk menjelaskan asal-usul nenek moyang kita.
b. Kegiatan Inti
- Kelompok 1:
Perkembangan Kehidupan manusia purba.
-Kelompok 2:
Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia.
- Setiap kelompok membuat laporan hasil presentasi
- Setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas hasil diskusinya.
- Tanya jawab tentang perbedaannya.
c. Penutup
- Penilaian
- Refleksi: Siswa mengungkapkan kesan terhadap pentingnya mempelajari
masa pra-aksara di Indonesia.
E. Sumber Belajar
1. Lembar Penilaian Psikomotorik
2. OHP
3. Buku IPS/ Sejarah yang relevan.
F. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Tes Tulis
b. Tes Unjuk Kerja
2. Bentuk Instrumen
a. Tes Uraian
b. Tes identifikasi
c. Uji petik kerja produk
3. Soal Instrumen:
a. Apa yang dimaksud masa pra-aksara?
e. Jelaskan perbedaan bangsa Melayu Muda dan Melayu Tua yang datang ke
Indonesia
Uji petik kerja produk:
- Buatlah satu tulisan tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia,
apakah manusia purba atau yang berasal dari Yunan!
Bandarsakti, November 2013
Mengetahui,
Kepala SMA SMPN I Terusan Nunyai Guru Peneliti
Budi Pranoto, S. Pd Yuli Trilarasati
Mata Pelajaran : Sejarah
Nama : ...
Kelas : ...
Nomor Absen :...
Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) Pada Jawaban yang Benar
1. Pengetahuan yang mempelajari peristiwa kehidupan manusia pada masa lampau
disebut…
a. Cerita c. prasejarah b. Riwayat d. sejarah
2. Kurun waktu sebelum manusia mengenal tulisan disebut zaman…
a. Batu c. kuno
b. Prasejarah d. sejarah
3. Untuk mengetahui kehidupan zaman prasejarah dipergunakan dua sumber yaitu
fosil dan…
a. Batu c. artefak b. Piagam d. prasasti
4. Zaman prasejarah atau zaman pra-aksara adalah zaman… a. Sesudah ditemukannya sumber sejarah tulisan
b. Sebelum ada tulisan
c. Sebelum ada kehidupan di muka bumi d. Sebelum ada manusia di muka bumi
5. Yang disebut fosil adalah sisa-sisa dari…yang telah membatu. a. Hewan c. makhluk hidup
b. Manusia d. tumbuhan
6. Berikut ini yang bukan merupakan sumber sejarah berupa benda-benda
peninggalan masa lampau adalah…
a. Arca c. candi b. Patung d. prasasti
7. Yang dimaksud dengan manusia purba adalah manusia yang… a. Menjadi nenek moyang bangsa Indonesia
b. Hidup pada zaman prasejarah c. Belum mengenal baca tulis d. Ditemukan dalam bentuk fosil
8. Sesuatu yang merupakan sisa-sisa kehidupan organic yang telah membatu karena
proses kimiawi dan terdapat pada lapisan tanah disebut…
cara di bawah ini…
a. Meneliti fosil dan prasasti b. Menemukan prasasti dan artefak c. Meneliti fosil dan artefak
d. Menyelidiki stratifikasi dan tipologi bumi
10.Ciri yang membedakan antara zaman sejarah dengan prasejarah adalah… a. Tulisan c. jenis manusia purba
b. Alat yang dihasilkan d. fosil 11.Homo sapiens artinya adalah manusia…
a. Cerdas c. berdiri tegak
b. Tua d. besar
12.Pada masa berburu dan meramu tingkat awal pekerjaan yang cocok bagi
perempuan adalah…
a. Berburu makanan c. menjerat hewan b. Memasang perangkap d. meramu makanan 13.Kegunaan kapak genggam adlah untuk…
a. Merimbas kayu b. Pemecah tulang
c. Menggali, memotong, dan mengguliti d. Senjata dan menombak
14.Disebut zaman logam, karena peninggalannya terbuat dari…
a. Logam c. perunggu
b. Tembaga d. besi 15.Ciri isik manusia purba adalah…
a. Hidup berkelompok
b. Berjalan tegak dengan dua kaki
c. Berjalan dengan dua tangan dan dua kaki d. Memakan apa saja
16.Ilmu yang khusus memepelajari manusia dari zaman kebudayaan batu tua adalah… a. Palaeolitikum c. paleontologi
b. Palaeoanthropologi d. patologi
17.Manusia purba mulai melakukan perdagangan barter sejak masa… a. Bercocok tanam c. membuat alat dari logam dan besi b. Perundagian d. berburu dan mengumpulkan makanan 18.Perdagangan barter adalah…
a. Perdagangan dengan menggunakan alat tukar berupa uang logam b. Perdagangan dengan menggunakan alat tukar berupa benda berharga
c. Perdagangan tukar-menukar barang dengan nilai tukar atas dasar kesepakatan bersama
d. Perdagangan tukar-menukar barang dengan barang antarpulau antarnegara 19.Manusia purba yang terakhir mendiami nusantara (Indonesia) adalah…
a. Homo Habilis c. Homo Mongoloid
b. Homo Sapiens d. Hominid
21.Kepercayaan nenek moyag kita diantaranya, menganggap benda mati atau makhluk
hidup mempunyai kekuatan ghaib disebut kepercayaan…
a. Atheisme c. tontemisme
b. Animisme d. dinamisme
22.Fosil manusia purba yang pertama kali ditemukan di Indonesia adalah… a. Pithecanthropus Erectus
b. Meganthropus Palaeojavanicus c. Homo Soloensis
d. Homo Wajakensis
23.Nekara adalah salah satu hasil budaya perundagian yang fungsinya untuk hal-hal berikut ini, kecuali…
a. Sebagai genderang perang b. Mengiringi upacara pengantin c. Mengiringi jenazah
d. Menyimpan makanan
24.Manusia purba Indonesia yang biasa disebut kera yang berjalan tegak adalah… a. Pithecanthropus Erectus
b. Meganthropus Palaeojavanicus c. Homo Soloensis
d. Homo Wajakensis
25.Suatu kebudayaan yang terbuat dari batu besar menyerupai meja, namanya… a. Punden berundak-undak
1. C 11. A 21. D
2. B 12. D 22. A
3. C 13. C 23. D
4. B 14. A 24. A
5. C 15. B 25. D
6. B 16. D
7. C 17. B
8. A 18. C
9. C 19. D