• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN IPS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI I TERUSAN NUNYAI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN IPS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI I TERUSAN NUNYAI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AJARAN 2013/2014"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PADA MATAPELAJARAN IPS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI I TERUSAN NUNYAI

KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh

YULI TRILARASATI 0913033098

Pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak harus dipenuhi sebagai pengalaman belajar yang baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi dasar dalam perubahan tingkah laku siswa. Salah satu tolok ukur keberhasilan siswa adalah tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Maka dari itu, pendidikan bermutu tidak akan terwujud tanpa adanya guru yang berkualitas dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran sejarah adalah model pembelajaran Cooperative Script. Model pembejaran ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa dalam belajar sejarah.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh model pembelajaran Cooperative Script dalam meningkatkan prestasi belajar siswa?”

dan “Sejauhmana pengaruh model pembelajaran Cooperative Script dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa?”

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran Cooperative Script dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh model pembelajaran Cooperative Script dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen quasi dan teknik pengumpulan data melalui observasi langsung ke sekolah.

Sampel pada penelitian ini adalah kelas VIIA dan kelas VIIB SMP Negeri I Terusan Nunyai Lampung Tengah dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.

(3)

thitung 6,433 dan ttabel 1,67 dengan taraf signifikansinya adalah 0,05 sehingga dinyatakan thitung 6,433 > 0,05 dan ttabel 1,67 > 0,05 dan tingkat signifikansi pengaruh model pembelajaran Cooperative Script dalam meningkatkan prestasi belajar siswa adalah tinggi berdasarkan uji hipotesis yang diperoleh thitung 9,87 dan ttabel 1,66 dengan taraf signifikansinya adalah 0,05 sehingga dinyatakan thitung 9,87 > 0,05 dan ttabel 1,66 > 0,05.

(4)
(5)
(6)
(7)

Halaman

B.Identifikasi Masalah ... 5

C.Pembatasan Masalah ... 5

D.Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan, Kegunaan, dan Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Pustaka ... 8

1. Konsep Model Pembelajaran Cooperative Script ... 8

2. Konsep Prestasi ... 14 A.Metode Penelitian... 21

B.Populasi dan Sampel ... 22

C.Variabel Penelitian ... 25

D.Teknik Pengumpulan Data ... 25

E. Validitas dan Reliabilitas ... 26

F. Teknik Analisis Data ... 30

(8)

1. Gambaran Umum SMPN I Terusan Nunyai ... 35

2. Keadaan Sekolah ... 37

3. Deskripsi Data Tes Kelas Eksperimen ... 39

4. Data Tes Kelas Kontrol. ... 42

.5. Pengujian Normalitas Data. ... 47

6. Uji Homogenitas. ... 51

7. Uji Hipotesis. ... 51

B. Pembahasan ... 55

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 57

(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak harus dipenuhi sebagai pengalaman

belajar yang baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi dasar dalam

perubahan tingkah laku menuju kedewasaan. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan

setiap manusia dalam kehidupan sehari-hari. Seorang anak normal yang tumbuh

dewasa maka secara otomatis pemikirannya pun akan berkembang dan lebih bijak

dalam mengambil suatu keputusan, jika dalam pertumbuhan menuju kedewasaannya

diimbangi dengan pendidikan yang baik.

Dalam pendidikan persekolahan atau pendidikan formal, siswa secara sadar dan

terencana didewasakan dalam suasana belajar dan proses pembelajaran agar secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Bab I Pasal 1 Ayat (1) UUSPN

No 20 tahun 2003).

Menurut Wikipedia, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

(10)

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya dan masyarakat.

Dari pernyataan diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan (Oemar Hamalik, 2004:79).

Pendidikan mempunyai peranan yang penting untuk menciptakan generasi yang

bermutu dan dapat menjalankan kewajibannya dalam meningkatkan kehidupan di

masa depan yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pengertian pendidikan adalah sebagai

berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Kebutuhan akan guru yang berkualitas yang semakin tinggi saat ini harus disikapi

secara positif oleh para pengelola pendidikan guru. Respons positif ini haruslah

ditunjukkan dengan senantiasa meningkatkan mutu program pendidikan yang

ditawarkannya. Perbaikan mutu pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi ini jelas

akan membawa dampak positif bagi penciptaan guru yang berkualitas kelak di

(11)

Pendidikan bermutu tidak akan terwujud tanpa adanya guru berkualitas. Sejalan

dengan kenyataan tersebut, upaya awal yang harus dilakukan untuk mewujudkan

pendidikan bermutu adalah meningkatkan kualitas guru. Melalui peningkatan mutu

guru, guru akan mampu mengembangkan mutu pembelajaran yang dilaksanakannya.

Peningkatan mutu pembelajaran ini akan berdampak pada peningkatan mutu lulusan.

Pada akhirnya kepemilikan karakter guru yang efektif akan berdampak pada

peningkatan mutu pendidikan. Melalui guru yang berkualitas, pendidikan bermutu

bukan sebuah keniscayaan.

Sikap dari seorang guru adalah salah satu faktor yang menentukan bagi

perkembangan jiwa anak didik selanjutnya. Karena sikap seorang guru tidak hanya

dilihat dalam waktu mengajar saja, tetapi juga dilihat tingkah lakunya dalam

kehidupan sehari-sehari oleh anak didiknya. Mengingat pada saat ini banyak sikap

dari seorang guru tidak lagi mencerminkan sikapnya sebagai seorang pendidik karena

adanya berbagai faktor yang mestinya tidak terjadi dalam dunia pendidikan.

karenanya masalah sikap guru dalam mengajar perlu mendapat perhatian kita semua.

Seorang pendidik atau guru perlu menguasai banyak faktor yang mempengaruhi

motivasi, prestasi dan perilaku siswa mereka. Lingkungan fisik di kelas, level

kenyamanan emosi yang dialami siswa dan kualitas komunikasi antar guru dan siswa

merupakan faktor penting yang bisa memampukan atau menghambat pembelajaran

yang optimal.

Menurut hasil pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap guru mata pelajaran

(12)

prestasi siswa dalam belajar pada mata pelajaran sejarah sangat kurang. Asumsi dasar

yang menyebabkan prestasi terhadap mata pelajaran sejarah siswa sangat kurang

adalah pemilihan metode pembelajaran dan kurangnya peran serta (keaktifan) siswa

dalam KBM. Metode mengajar guru masih terpaku pada satu atau dua jenis metode

saja. Proses belajar mengajar sejarah masih terfokus pada guru dan kurang terfokus

pada siswa. Hal ini mengakibatkan kegiatan belajar mengajar (KBM) lebih

menekankan pada pengajaran daripada pembelajaran. Metode pembelajaran yang

digunakan lebih didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja yang memang menaruh

minat yang lebih pada mata pelajaran sejarah. Peran serta siswa belum menyeluruh

sehingga menyebabkan diskriminasi dalam kegiatan pembelajaran. Siswa yang

menaruh minat yang lebih cenderung lebih aktif dalam KBM sedangkan siswa yang

kurang berminat cenderung lebih pasif dalam KBM, mereka hanya menerima

pengetahuan yang datang padanya.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka perlu dikembangkan suatu metode

pembelajaran yang mampu meningkatkan prestasi siswa dan melibatkan peran serta

siswa secara menyeluruh sehingga kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi

oleh siswa-siswa tertentu saja. Selain itu, melalui pemilihan metode pembelajaran

tersebut diharapkan sumber informasi yang diterima siswa tidak hanya dari guru

melainkan juga dapat meningkatkan peran serta dan keaktifan siswa dalam

mempelajari dan menelaah ilmu yang ada terutama pada mata pelajaran sejarah. Salah

satu upaya yang dianggap mampu untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan

baik, sehingga dapat membantu meningkatkan prestos belajar siswa dan hasil belajar

(13)

Penerapan model ini dengan cara siswa bekerja berpasangan kemudian guru

membagikan materi untuk dibuat ringkasan dan didiskusikan kemudian siswa

bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian dari materi yang dipelajari dan setelah

itu merumuskan kesimpulan bersama-sama.

Dengan model ini diharapkan agar prestasi belajar siswa terutama pada mata

pelajaran sejarah untuk siswa kelas VII lebih meningkat dibandingkan dengan

sebelumnya yang belajar tanpa menggunakan model-model pembelajaran yaitu

dengan metode ceramah saja.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah:

1. Penerapan model pembelajaran Cooperative Script dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa.

2. Ada sistem evaluasi penggunaan model pembelajaran Cooperative Script dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Model ini berpengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat terbatasnya kemampuan dan waktu dari penulis, maka masalah yang akan

diangkat pada penelitian ini dibatasi pada “Pengaruh model pembelajaran

(14)

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. “Apakah ada pengaruh model pembelajaran Cooperative Script dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa?”

2. “Sejauhmana pengaruh model pembelajaran Cooperative Script dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa?”

E. Tujuan, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran Cooperative Script

dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh model pembelajarn Cooperative Script

dalam meningkatka prestasi belajar siswa.

2. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Mempermudah siswa dalam mempelajari pelajaran sejarah sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

(15)

3. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini meliputi:

1. Ruang Lingkup Subjek

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Terusan Nunyai.

2. Ruang Lingkup Objek

Objek penelitian ini adalah model pembelajaran Cooperative Script dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa secara keseluruhan.

3. Ruang Lingkup Wilayah

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Terusan Nunyai.

4. Ruang Lingkup Waktu

(16)

REFERENSI

(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Model Pembelajaran Cooperative Script

Model pembelajaran merupakan istilah yang digunakan untuk

menggambarkan penyelenggaraan proses belajar mengajar dari awal

sampai akhir. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang

dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran

jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing

pembelajaran di kelas atau yang lain. Pembelajaran kooperatif

menampakkan wujudnya dalam bentuk belajar kelompok. Dalam belajar

kelompokanak tidak diperkenankan mendominasi atau menggantungkan

diri pada orang lain, tiap anggota kelompok dituntut untuk memberikan

urunan bagi keberhasilan kelompok karena nilai hasil belajar kelompok

ditentukan oleh hasil belajar (Abdurrahman, 1999:122).

Cooperative berasal dari kata Cooperate yang artinya bekerja sama,

bantuan-membantu, gotong royong. Sedangkan kata dari Cooperation

yang memiliki arti kerja sama, koperasi persekutuan. Script ini berasal dari

kata Script yang memiliki arti uang kertas darurat, surat saham sementara

dan surat andil sementara. Jadi pengertian dari Cooperative skripsi adalah

naskah tulisan tangan, surat saham sementara. Jadi pengertian dari

(18)

kecil yang memiliki kemampuan yang berbeda. Metode Cooperative

Script menurut Departemen Nasional yaitu dimana siswa bekerja

berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian

materi yang dipelajari. Pembelajaran cooperative script merupakan salah

satu bentuk atau model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran

cooperative script dalam perkembangannya mengalami banyak adaptasi

sehingga melahirkan beberapa pengertian dan bentuk yang sedikit berbeda

antara yang satu dengan yang lainnya.

Beberapa pendapat para ahli mendefinisikan model pembelajaran

cooperative script yaitu:

1. Model pembelajaran cooperative script menurut Dansereau dalam

Slavin (1994) adalah skenario pembelajaran kooperatif. Artinya setiap

siswa mempunyai peran dalam saat diskusi berlangsung.

2. Pembelajaran cooperative Script menurut Schank dan Abelson dalam

Hadi(2007:18) adalah pembelajaran yang menggambarkan interaksi

siswa seperti ilustrasi kehidupan sosial siswa dengan lingkungannya

sebagai individu,dalam keluarga, kelompok masyarakat, dan

masyarakat yang lebih luas.

3. Brousseau (2002) dalam Hadi (2007:18) menyatakan bahwa model

pembelajaran cooperative script adalah secara tidak langsung terdapat

kontrak belajar antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa

(19)

A. Prinsip Model Cooperative Script

Model pembelajaran cooperative script ini memiliki konsep dari the

acleratedlearning, active learning, dan cooperative learning. Maka

prinsip-prinsip dalam model pembelajaran ini sama dengan prinsip-prinsip

yang ada pada model pembelajaran cooperative learning,

prinsip-prinsipnya yaitu :

1. Siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka tenggelam dan berenang

bersama.

2. Siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam

kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam

mempelajari materi yang dihadapi.

3. Siswa harus berpandanagn bahwa mereka semuanya memiliki tujuan

yang sama .

4. Siswa harus berbagi tugas dan berbagi tanggung jawab, sama besarnya

diantara para anggota kelompok.

5. Siswa akan diberi suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut

berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.

6. Siswa berbagi kepemimpinan, sementara mereka memperoleh

ketrampilan bekerja sama selama belajar.

7. Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual

materi yang dipelajari dalam kelompok kooperatif

(20)

B. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Cooperative Script

Langkah-langkah untuk menerapkan model pembelajaran coopertive script

adalah sebagai berikut:

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.

2. Guru membagiakan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan

membuat ringkasan.

3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai

pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.

4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan

memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar:

a. Menyimak/mengoreksi/melengkapi ide-ide pokok yang kurang

lengkap.

b. Membantu mengingat/menghafal ide/ide pokok dengan

menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.

5. Bertukar peran, semula berperan sebagai pembicara ditukar menjadi

pendengar dan sebaliknya. Kemudian lakukan seperti kegiatan tersebut

kembali..

6. Merumuskan kesimpulan bersama-sama siswa dan guru.

7. Penutup (yusti-arini.blogspot.com/2013/08/modelpembelajaran

Cooperative Script).

Model pembelajaran Cooperative Script baik digunakan dalam

pembelajaran untuk menumbuhkan ide-ide atau gagasan baru (dalam

pemecahan suatu permasalahan), daya berfikir kritis serta

(21)

diyakininya benar. Model pembelajaran ini mengajarkan siswa untuk

percaya kepada guru dan lebih percaya lagi pada kemampuan sendiri

untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa

lain. Siswa dilatih untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan

membandingkan dengan ide temannya, sehingga dapat membantu siswa

belajar menghormati siswa yang pintar dan siwa yang kurang pintar dan

menerima perbedaan yang ada.

Model pembelajaran Cooperative Script merupakan suatu strategi yang

efektif bagi siswa untuk mencapai hasil akademik dan sosial termasuk

meningkatkan prestasi, percaya diri dan hubungan interpersonal positif

antara satu siswa dengan siswa yang lain. Model pembelajaran

Cooperative Script banyak menyediakan kesempatan kepada siswa untuk

membandingkan jawabannya dan menilai ketepatan jawaban, sehingga

dapat mendorong siswa yang kurang pintar untuk tetap berbuat

(meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa). Model pembelajaran

ini memudahkan siswa melakukan interaksi sosial, sehingga

mengembangkan keterampilan berdiskusi, dan siswa bisa lebih

menghargai orang lain.

C. Kelebihan Dan Kelemahan Dari Model Pembelajaran Cooperative Script

Kelebihan model pembelajaran cooperative script diantaranya adalah

sebagai berikut,

(22)

b. Setiap siswa mendapatkan peran.

c. Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan(Miftahul

A’la, 2011:98).

Model pembelajaran Cooperative Script merupakan suatu strategi yang

efektif bagi siswa untuk mencapai hasil akademik dan sosial termasuk

meningkatkan prestasi, percaya diri dan hubungan interpersonal positif

antara satu siswa dengan siswa yang lain. Model pembelajaran

Cooperative Script banyak menyediakan kesempatan kepada siswa untuk

membandingkan jawabannya dan menilai ketepatan jawaban, sehingga

dapat mendorong siswa yang kurang pintar untuk tetap berbuat

(meningkatkan kemampuan berpikir kreatifsiswa). Model pembelajaran ini

memudahkan siswa melakukan interaksi sosial, sehingga mengembangkan

keterampilan berdiskusi, dan siswa bisa lebih menghargai orang lain.

Kelemahan model pembelajaran cooperative script diantaranya adalah

sebagai berikut,

a. Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.

b.Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga

koreksi hannya sebatas pada dua orang tersebut(Miftahul A’la,

2011:98).

Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan,

begitu juga dengan Model pembelajaran Cooperative Script ini. Tidak

semua siswa mampu menerapkan Model pembelajaran Cooperative Script,

(23)

pembelajaran ini. Beberapa siswa mungkin pada awalnya takut untuk

mengeluarkan ide, takut dinilai teman dalam kelompoknya. Penggunaan

Model pembelajaran Cooperative Script harus sangat rinci melaporkan

setiap penampilan siswa dan tiap tugas siswa, dan banyak menghabiskan

waktu untuk menghitung hasil prestasi kelompok.Model pembelajaran ini

sulit membentuk kelompok yang solid yang dapat bekerja sama dengan

baik. Penilaian terhadap murid atau siswapun secara individual menjadi

sulit karena tersembunyi di dalam kelompok.

2. Konsep prestasi

Pada dasarnya belajar adalah melakukan untuk merubah tingkah laku dan

tindakan yang di alami oleh seseorang. Definisi prestasi adalah hasl yang

telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya) (Kamus Umum

Bahasa Indonesia, 1996:186).

Secara umum, prestasi merupakan hasil belajar yang diperoleh siswa

dalam usaha belajar. Prestasi belajar juga diartikan sebagai kemampuan

maksimal yang dicapai seseorang dalam suatu usaha yang menghasilkan

pengetahuan atau nilai-nilai kecakapan. Prestasi dapat bersifat tetap dalam

sejarah kehidupan manusia karena sepasang kehidupannya selalu mengejar

prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar

dapat memberikan kepuasan kepada orang yang bersangkutan, khususnya

(24)

ranah kejiwaan yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses

belajar siswa yang bersangkutan.

Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara

berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar

individu dalam belajar (Sardiman A.M, 2001:46). Prestasi merupakan

hasil yang dicapai oleh seseorang setlah melakukan kegiatan belajar

dengan sebaik-baiknya (Oemar Hamalik, 2000:20).

Prestasi merupakan perubahan tingkah laku ang diharapkan pada siswa

setelah dilakukan proses mengajar (Oemar Hamalik, 2004:48).

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi menurut Muhibin Syah dalam

Sunariah (2007:144) yaitu:

1. Faktor internal siswa, meliputi:

a) Aspek fisiologis siswa, yaitu jasmani, mata, dan telinga.

b)Aspek psikologis siswa, yaitu intelegensi, sikap, minat, bakat, da motivasi.

2. Faktor eksternal siswa, meliputi:

a) Lingkungan social, yaitu keluarga, guru dan staf, masyarakat, dan teman.

b) Lingkungan nonsosial, yaitu rumah, sekolah, peralatan, dan alam.

3. Faktor pendekatan siswa dalam belajar, meliputi:

a) Pendekatan tinggi, yaitu pendekatan speculative dan pendekatan achieving.

b) Pendekatan sedang, yaitu pendekatan analytical dan pendekatan deep.

(25)

4. Konsep belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya

(Slameto, 2003:2). Belajar merupakan proses yang terus terjadi secara

berkesinambungan dalam kehidupan manusia baik dilakukan secara sadar

atau tidak sadar. Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau

penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,

mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya (Sardiman A.M, 2001: 20).

Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan

kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses

pendidikan.

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya (Slameto, 2003:2). Sedangkan menurut J. Bruner dalam

(Slameto, 2003:11) mengemukakan bahwa belajar ialah tidak untuk

mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa

dapat belajar lebih banyak dan mudah.

(26)

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya (Slameto, 2003: 5). Menurut Oemar Hamalik, belajar

dibedakan menjadi 2 yaitu:1). Belajar merupakan modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman. 2). Belajar adalah suatu

proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan

lingkungan (Oemar Hamalik, 2004:27).

Dengan demikian dapat disimpulkan belajar adalah perubahan tingkah

laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya

berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk

kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak,

penyesuaian diri. Jadi, dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian

kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia

seutuhnya.

Pendapat diatas memiliki makna bahwa belajar merupakan suatu proses

yang dapat ditandai dengan perubahan yang terlihat pada diri seseorang.

“Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada ranah-ranah:

a. Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

(27)

c. Psikomotorik yaitu kemapuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.”

(Benjamin S. Bloom dalam Abdurahman, 2003:38).

B. Kerangka Pikir

Model pembelajaran Cooperative Script ini merupakan salah satu model yang

digunakan oleh peneliti di SMP Negeri I Terusan Nunyai untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa untuk kelas eksperimen. Kemudian, untuk kelas kontrol

peneliti menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share. Proses

pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Salah satu tujuannya yaitu untuk

meningkatkan prestasi belajar sejarah oleh siswa sehingga dapat membentuk

perilaku siswa itu sendiri. Oleh sebab itu, apa yang dilakukan seorang guru

harus mengarah pada pencapaian tujuan dan metode atau strategi yang

digunakan. Seorang guru sebaiknya tidak hanya menggunakan metode

ceramah, tetapi juga menggunakan model pembelajaran yang lebih bervariasi

sehingga siswa tidak bosan dalam menerima mata pelajaran sejarah.

Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi beberapa faktor seperti,

model ataupun media yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi

pelajaran pada siswa. Maka dari itu, diharapakan dengan model pembelajaran

Cooperative Script untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran Think

Pair and Share untuk kelas kontrol dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

(28)

C. Paradigma

D. E.

Model Pembelajaran Cooperative Script

Keterangan :

: garis kegiatan

: garis pengaruh Pengaruh

terhadap Prestasi belajar

siswa

Model pembelajaran Think Pair and Share Kelas

Eksprimen

(29)

D. Hipotesis

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk

menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya

(Sudjana, 2005: 219). Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar dan

karenanya perlu diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau

ditolak.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ho : tidak ada pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran

Cooperative Script terhadap prestasil belajar siswa

Ho : ρ = 0 (t hitung< t tabel )

Ha : ada pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran Cooperative

Script terhadap prestasi belajar siswa

Ha : ρ ≠ 0 (t hitung> t tabel )

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

- Ho diterima jika t hitung< t tabel dan Ha ditolak,

(30)

REFERENSI

Abdurrahman. 1999. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta:Rineka

Cipta.

Miftahul A’la. 2011. Quantum Teaching. Yogyakarta:Diva Press.

Sutrisno Hadi.2007.Metodologi Research.Yogyakarta:Universitas Gajah Mada.

Oemar Hamalik. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.

Oemar Hamalik. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Muhibin Syah. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Slavin.1994.TAPPS. tersedia di

. http://www.wcer.wisc.edu/archieve/c11/cl/doingcl/tapps.htm

(31)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode

eksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk menjelaskan sebab- akibat

antara satu variabel dengan variabel lainnya. Metode eksperimen adalah metode

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap

yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2012). Tetapi, metode

eksperimen tidak hanya digunakan untuk menjelaskan sebab-akibat antara satu

dan lain variabel, tetapi juga untuk menjelaskan dan memprediksi gerak atau arah

kecenderungan satu variabel di masa depan. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan metode eksperimen quasi. Metode eksperimen quasi adalah metode

yang hanya satu yang diberi perlakuan yaitu kelompok eksperimen saja.

Tujuannya yaitu untuk mengetahui dan menyelidiki ada tidaknya pengaruh dan

hubungan sebab akibat suatu model pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti

dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok

(32)

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah seluruh masyarakat yang menjadi sasaran dalam penelitian.

Populasi dalam penelitian ini. Populasi merupakan semua individu yang

menjadi sumber pengambilan sampel (Mardalis, 2008:53). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Terusan Nunyai

Tahun Pelajaran 2013-2014.

Tabel 1. Data populasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Terusan Nunyai Tahun Pelajaran 2013-2014

No. Kelas Siswa Jumlah

L P

1 VII A 15 21 36

2 VII B 14 22 36

3 VII C 15 16 31

4 VII D 15 17 32

5 VII E 14 17 31

Jumlah 78 88 166

Sumber : Tata Usaha SMP Negeri 1 Terusan Nunyai

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2012:118). Karena populasi dalam penelitian ini masih

sangat luas, dan peneliti memiliki keterbatasan waktu, tenaga, maupun biaya,

maka peneliti menggunakan sampel dalam penelitian ini yang diambil dari

(33)

purposive. Teknik ini merupakan teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012).

Menurut pendapat Masri S, dan Sofian E, purposive sampling adalah:

Cara pengambilan sampel yang memilih sub grup dari populasi sedemikian rupa sehingga sampel yang dipilih mempunyai sifat-sifat yang sesuai dengan populasi. Jadi dalam hal ini kita terlebih dahulu mengetahui sifat-sifat populasi tersebut, dan sampel yang akan ditarik diusahakan mempunyai sifat-sifat seperti populasi tersebut. Hal ini berarti bahwa purposive sampling tidak akan dilakukan dari populasi yang belum kita kenal sifat-sifatnya, atau yang harus dikenal terlebih dahulu (Masri S, dan Sofian E, 1999: 169).

Kemudian Suharsimi Arikunto, menjelaskan tentang purposive sampling

sebagai berikut:

Purposive sampling (sampling bertujuan) dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan atas strata, random atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut:

1. Pengambilan sampel harus didasarkan ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi. 2. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek

yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi.

3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan (Suharsimi Arikunto, 1987: 102).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan, purposive sampling adalah

metode pemilihan sampel dengan cara memilih sub grup dari populasi

sehingga sampel yang dipilih memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan

populasi.

Sampel pada penelitian ini ditentukan berdasarkan pertimbangan dari guru

(34)

menerima pelajaran rata-rata sama. Sampel pada penelitian ini adalah kelas

VII A dan VII B.

Kelas VII A merupakan sampel untuk kelas eksperimen yang belajar dengan

menggunakan model pembelajaran Cooperative Script, karena model

pembelajaran ini baik digunakan dalam pembelajaran untuk menumbuhkan

ide-ide atau gagasan baru (dalam pemecahan suatu permasalahan), daya

berfikir kritis serta mengembangkan jiwa keberanian dalam menyampaikan

hal-hal baru yang diyakininya benar. Model pembelajaran ini mengajarkan

siswa untuk percaya kepada guru dan lebih percaya lagi pada kemampuan

sendiri untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari

siswa lain.

Kelas VII B merupakan sampel untuk kelas kontrol yang belajar dengan

menggunakan model pembelajaran Think Pair And Share, karena Think Pair

And Share ini dapat meningkatkan partisipasi siswa dan meningkatkan

banyaknya informasi yamg diingat siswa (Gunter, Ester dan Schwab,1999

dalam Susilo,2005), dengan Think Pair And Share siswa belajar dari satu

sama lain dan berupaya bertukar ide dalam konteks yang tidak mendebarkan

hati sebelum mengemukakan idenya ke dalam kelompok yang lebih besar.

Rasa percaya diri siswa meningkat dan semua siswa mempunyai kesempatan

berpartisipasi di kelas karena sudah memikirkan jawaban atas pertanyaan

(35)

Tabel 2 Data Sampel SMP Negeri I Terusan Nunyai

No. Kelas Siswa Jumlah Ket

L P

1 VII A 15 21 36 Kelas eksperimen

2 VII B 14 22 36 Kelas Kontrol

Jumlah 34 38 72

Sumber :Tata Usaha SMP Negeri I Terusan Nunyai

C. Variabel Penelitian

Menurut Sumadi Suryabrata dalam bukunya Metodelogi Penelitian, yang

dimaksud dengan variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek

pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau

gejala yang diteliti (Sumadi Suryabrata, 2000 : 72).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model Cooperative Script, sedangkan

variabel terikatnya adalah prestasi belajar.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Observasi

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui Observasi.

Pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan

dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden

yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2010:203). Observasi langsung

(36)

sehingga observer berada bersama objek yang di selidiki (Hadari Nawawi,

1987:100). Penggunaan teknik observasi dalam penelitian ini adalah untuk

memperoleh data prestasi siswa secara langsung terhadap objek yang akan di

teliti.

2. Tes

Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan yang

digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Ridwan,

2003: 57)

Penelitian ini menggunakan tes hasil belajar yang akan ditempatkan sebagai

variabel terikat yang mengukur prestasi siswa sebagai hasil dari proses

belajar. Tes yang diberikan adalah berupa soal tertulis berbentuk objektif

dengan memenuhi syarat validitas dan reliabilitas.

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen, jadi alat ukur dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang hendak diukur secara tepat sehingga sesuai kriteria

tujuan belajar (Arikunto, 2001:144). Validitas juga merupakan alat penilaian

yang harus benar-benar mengukur apa yang hendak diukur (Oemar Hamalik,

(37)

Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid. Penelitian ini menggunakan pengujian validitas

konstra (Construct Validity).

Dalam penelitian ini tes disesuaikan dengan materi sejarah yang akan

diajarkan berdasarkan rencana pembelajaran yang telah dirumuskan sehingga

taraf validitas suatu isi tes dinyatakan dalam suatu koefisien validitas tes –

1,00 sampai dengan 1,00. koefisien validitas dapat dihitung dengan

menggunakan teknik korelasi product momen.

rh =

Untuk memberikan interprestasi mengenai besarnya koefisien korelasi,

peneliti berpedoman tabel nilai-nilai r product momen.

(38)

Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes dapat diteskan pada objek yang sama

untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya melihat kesejajaran hasil

(Suharsimi Arikunto, 2011:86).

Suatu instrumen dikatakan reliabel jika instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur objek yang sama dan menghasilkan data yang sama

(Sugiyono, 2008:267 ). Menghitung nilai reliabilitas menggunakan rumus Alfa

Cronboch sebagai berikut :

1. Menghitung varian setiap item, dengan rumus :

N = jumlah respoden dalam uji instrumen

2. Menjumlahkan varian seluruh item :

(39)

Si2 = varian ke-1

Sn2 = varian ke-n

3. Menghitung varian total, dengan rumus :

x = jumlah dari kuadrat setiap total skor

2

xt = Jumlah seluruh skor kemudian dikuadratkan

N = jumlah respoden dalam uji instrumen

4. menghitung nilai reliabilitas menggunakan rumus Alfa Cronbach sebagai

berikut :

(40)

St2 : varian total

K : jumlah item

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data dilakukan setelah data terkumpul yaitu dengan

mengidentifikasikan data, menyelesaikan dan selanjutnya dilakukan klasifikasi

data kemudian menyusun data.

a). Uji Normalitas Data

Uji normalitas data ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

akan dianalisis normal atau tidak, katena uji t baru dapat digunakan apabila

data tersebut terdistribusi normal.

Langkah-langkah yang digunakan untuk uji t adalah :

a) Rentang ( Rank ) = data terbesar – data terkecil

d) Mencari rata-rata dari masing-masing kelompok data yang dirumuskan

(41)

x1 = tanda kelas interval

f1 = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas interval

e) Modus

b1 = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan

tanda kelas yang lebih kecil sebelum tanda kelas modal

b2 = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan

tanda kelas yang lebih besar sesudah tanda kelas modal

f) Simpangan baku / Standar deviasi :

(42)

x1 = tanda kelas interval

f1 = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas interval

n = banyak data

g) Menguji kenormalitasan data dengan rumus kemiringan yaitu rumus Karl

Pearson dalam bentuk koefisien pearson

s M x

K   o

Keterangan :

K : kemiringan

x : rata-rata

Mo : Modus

S : simpangan baku

Data normal jika K terletak antara -1 sampai +1 (-1<k<1)

b). Uji Homogenitas

Uji homogenitas data dilakukan untuk membuktikan bahwa sampel yang

diambil berasal dari populasi yang sama. Uji ini menggunakan rumus :

2 2

2 1 S

S

(43)

Keterangan :

F = uji homogenitas

S12 = varian terbesar

S22 = varian terkecil

Dalam sampel penelitian ini digunakan taraf nyata (α) = 0,05 dan dk= k-1 dan

peluang ( 1-α ) kedua sampel dapat dikatakan berasal dari populasi yang

homogen apabila x2hitung < x2tabel.

G. Pengujian Hipotesis

Teknik pengujian hipotesis merupakan suatu cara untuk menentukan apakah

hipotesis yang telah dirumuskan dapat diterima atau tidak. Teknik pengujian

hipotesis ini menggunakan statistik. Berikut ini langkah-langkah pengujian

(44)

S1 = varian kelompok eksperimen

S2 = varian kelompok kontrol

S = standar deviasi

N1 = jumlah siswa pada kelompok eksperimen

N2 = jumlah siswa pada kelompok kontrol

S2 = varian total

Jika th > tt maka Ha diterima, jika th ≤ tt maka Ho diterima, dengan derajat

(45)

REFERENSI

Suharsimi Arikunto. 1987. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.

Jakarta:Bina Angkasa.

Suharsimi Arikunto. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi VIII. Jakarta:

Grafindo.

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi VI.

Jakarta: Bina Aksara.

Suharsimi Arikunto. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto.2011.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:PT.Bumi Aksara

.

Mardalis. 2008. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi

Aksara.

Hadari Nawawi. 1987. Metode Penelitian Bidang Sosial. Jakarta: Gajahmada

University Press.

(46)

Riduwan, N. 2003. Dasar-Dasar Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2008. Statistik untuk Penelitian . Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono.2012.Metode Penelitian Pendidikan.Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung:Alfabeta.

(47)

V . KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Cooperative Script berpengaruh signifikan dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS siswa kelas VII di SMP Negeri I Terusan

Nunyai Lampung Tengah karena berdasarkan uji hipotesis diperoleh thitung 6,433 dan ttabel

1,67 dengan taraf signifikansinya adalah 0,05. Sehingga dinyatakan thitung 6,433 > 0,05 dan

ttabel 1,67 > 0,05.

2. Tingkat signifikansi pengaruh model pembelajaran Cooperative Script dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa adalah tinggi pada mata pelajaran IPS siswa kelas VII

di SMP Negeri I Terusan Nunyai Lampung Tengah karena berdasarkan uji hipotesis

diperoleh thitung 9,87 dan ttabel 1,66 dengan tingkat signifikansinya adalah 0,05, sehingga

dinyatakan thitung 9,87 > 0,05 dan ttabel 1,66 > 0,05. Hal ini juga terlihat dengan perolehan

nilai rata-rata hasil tes untuk kelas eksperimen 82,08 dan untuk kelas kontrol 72,08.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Model pembelajaran CooperativeScript dan Think Pair and Sharedapat dijadikan sebagai

salah satu alternatif bagi guru-guru di sekolah sebagai salah satu upaya untuk

(48)

2. Guru harus memahami dan menerapkan setiap tahapan pada model pembelajaran yang ada

agar siswa lebih termotivasi sehingga siswa mampu memahami materi pelajaran secara

baik dan mendapatkan hasil yang memuaskan pada saat ulangan harian dan ujian

(49)

DAFTAR PUSTAKA

A’la, Miftahul. 2011. Quantum Teaching. Yogyakarta:Diva Press.

Ali. Muhamad. 1984. Penelitian Kependidikan dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Arikunto, Suharsimi. 1987. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:Bina Angkasa.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi VIII. Jakarta: Grafindo.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi VI. Jakarta: Bina Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi.2011.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:PT.Bumi

Aksara.

Hadi, Sutrisno.2007.Metodologi Research.Yogyakarta:Universitas Gajah Mada.

Mardalis. 2008. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Nawawi, Hadari. 1987. Metode Penelitian Bidang Sosial. Jakarta: Gajahmada University Press.

Oemar Hamalik. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Oemar Hamalik. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Oemar Hamalik.2005.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta:PT.Bumi Aksara.

Riduwan, N. 2003. Dasar-Dasar Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:Alfabeta.

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo

(50)

Syah, Muhibin. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung:Tarsito.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2008. Statistik untuk Penelitian . Bandung : Alfabeta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono.2012.Metode Penelitian Pendidikan.Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. Metodologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rajawali Press.

Sumber lain:

Slavin.1994.TAPPS. tersedia di

. http://www.wcer.wisc.edu/archieve/c11/cl/doingcl/tapps.htm

(51)
(52)
(53)

dua sisi 20% 10% 5% 2% 1% 0,2% 0,1%

satu sisi 10% 5% 2,5% 1% 0,5% 0,1% 0,05%

1 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657 318,309 636,619

2 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925 22,327 31,599

3 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841 10,215 12,924

4 1,533 2,132 2,776 3,747 4,604 7,173 8,610

5 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032 5,893 6,869

6 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707 5,208 5,959

7 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499 4,785 5,408

8 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355 4,501 5,041

9 1,383 1,833 2,262 2,821 3,250 4,297 4,781

10 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169 4,144 4,587

11 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106 4,025 4,437

12 1,356 1,782 2,179 2,681 3,055 3,930 4,318

13 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012 3,852 4,221

14 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977 3,787 4,140

15 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947 3,733 4,073

16 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921 3,686 4,015

17 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898 3,646 3,965

18 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878 3,610 3,922

19 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861 3,579 3,883

20 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845 3,552 3,850

21 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831 3,527 3,819

22 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819 3,505 3,792

23 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807 3,485 3,768

(54)

27 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771 3,421 3,690

28 1,313 1,701 2,048 2,467 2,763 3,408 3,674

29 1,311 1,699 2,045 2,462 2,756 3,396 3,659

30 1,310 1,697 2,042 2,457 2,750 3,385 3,646

31 1,309 1,696 2,040 2,453 2,744 3,375 3,633

32 1,309 1,694 2,037 2,449 2,738 3,365 3,622

33 1,308 1,692 2,035 2,445 2,733 3,356 3,611

34 1,307 1,691 2,032 2,441 2,728 3,348 3,601

35 1,306 1,690 2,030 2,438 2,724 3,340 3,591

36 1,306 1,688 2,028 2,434 2,719 3,333 3,582

37 1,305 1,687 2,026 2,431 2,715 3,326 3,574

38 1,304 1,686 2,024 2,429 2,712 3,319 3,566

39 1,304 1,685 2,023 2,426 2,708 3,313 3,558

40 1,303 1,684 2,021 2,423 2,704 3,307 3,551

41 1,303 1,683 2,020 2,421 2,701 3,301 3,544

42 1,302 1,682 2,018 2,418 2,698 3,296 3,538

43 1,302 1,681 2,017 2,416 2,695 3,291 3,532

44 1,301 1,680 2,015 2,414 2,692 3,286 3,526

45 1,301 1,679 2,014 2,412 2,690 3,281 3,520

46 1,300 1,679 2,013 2,410 2,687 3,277 3,515

47 1,300 1,678 2,012 2,408 2,685 3,273 3,510

48 1,299 1,677 2,011 2,407 2,682 3,269 3,505

49 1,299 1,677 2,010 2,405 2,680 3,265 3,500

50 1,299 1,676 2,009 2,403 2,678 3,261 3,496

51 1,298 1,675 2,008 2,402 2,676 3,258 3,492

(55)

55 1,297 1,673 2,004 2,396 2,668 3,245 3,476

56 1,297 1,673 2,003 2,395 2,667 3,242 3,473

57 1,297 1,672 2,002 2,394 2,665 3,239 3,470

58 1,296 1,672 2,002 2,392 2,663 3,237 3,466

59 1,296 1,671 2,001 2,391 2,662 3,234 3,463

60 1,296 1,671 2,000 2,390 2,660 3,232 3,460

61 1,296 1,670 2,000 2,389 2,659 3,229 3,457

62 1,295 1,670 1,999 2,388 2,657 3,227 3,454

63 1,295 1,669 1,998 2,387 2,656 3,225 3,452

64 1,295 1,669 1,998 2,386 2,655 3,223 3,449

65 1,295 1,669 1,997 2,385 2,654 3,220 3,447

66 1,295 1,668 1,997 2,384 2,652 3,218 3,444

67 1,294 1,668 1,996 2,383 2,651 3,216 3,442

68 1,294 1,668 1,995 2,382 2,650 3,214 3,439

69 1,294 1,667 1,995 2,382 2,649 3,213 3,437

70 1,294 1,667 1,994 2,381 2,648 3,211 3,435

71 1,294 1,667 1,994 2,380 2,647 3,209 3,433

72 1,293 1,666 1,993 2,379 2,646 3,207 3,431

73 1,293 1,666 1,993 2,379 2,645 3,206 3,429

74 1,293 1,666 1,993 2,378 2,644 3,204 3,427

75 1,293 1,665 1,992 2,377 2,643 3,202 3,425

76 1,293 1,665 1,992 2,376 2,642 3,201 3,423

77 1,293 1,665 1,991 2,376 2,641 3,199 3,421

78 1,292 1,665 1,991 2,375 2,640 3,198 3,420

79 1,292 1,664 1,990 2,374 2,640 3,197 3,418

(56)

83 1,292 1,663 1,989 2,372 2,636 3,191 3,412

84 1,292 1,663 1,989 2,372 2,636 3,190 3,410

85 1,292 1,663 1,988 2,371 2,635 3,189 3,409

86 1,291 1,663 1,988 2,370 2,634 3,188 3,407

87 1,291 1,663 1,988 2,370 2,634 3,187 3,406

88 1,291 1,662 1,987 2,369 2,633 3,185 3,405

89 1,291 1,662 1,987 2,369 2,632 3,184 3,403

90 1,291 1,662 1,987 2,368 2,632 3,183 3,402

91 1,291 1,662 1,986 2,368 2,631 3,182 3,401

92 1,291 1,662 1,986 2,368 2,630 3,181 3,399

93 1,291 1,661 1,986 2,367 2,630 3,180 3,398

94 1,291 1,661 1,986 2,367 2,629 3,179 3,397

95 1,291 1,661 1,985 2,366 2,629 3,178 3,396

96 1,290 1,661 1,985 2,366 2,628 3,177 3,395

97 1,290 1,661 1,985 2,365 2,627 3,176 3,394

98 1,290 1,661 1,984 2,365 2,627 3,175 3,393

99 1,290 1,660 1,984 2,365 2,626 3,175 3,392

(57)

No. Nama Jabatan Esron Situmorang, S. Pd Rusdi S. Pd

Bambang Sujatmiko, S. Pd Siti Jumariah, S. Pd

Purnomo

Rakyan Ika Hapsari, S.Pd Dwi Linda

(58)

1 Istikhomah Kepala TU

2 Yula Staf TU

3 Yusnita Staf TU

4 Eni Perpustakaan

5 Nunik Perpustakaan

6 Lutfi Komputer

7 Basuki Rahmad Tukang Kebun

(59)

2 Ahmad Arif W. L

(60)
(61)

Nama Sekolah : SMP Negeri I Terusan Nunyai

Mata Pelajaran : SEJARAH

Kelas/Semester : VII (tujuh) / 1 (satu)

Standar Kompetensi : Memahami lingkungan kehidupan manusia.

Kompetensi Dasar

Materi

Pembelajaran Pengalaman Belajar Indikator Penilaian

Alokasi

 Mengetaahui jenis-jenis manusia purba di Indonesia.

(62)

kehidupan masa

peduli, serta berperilaku santun

 Keterampilan Sosial : Terlibat aktif dalam pembelajaran baik meliputi; interaksi anak dalam mengikuti proses belajar mengajar serta hubungan siswa dengan guru.

Mengetahui,

KEPALA SMPN 1 Terusan Nunyai

Budi Pranoto, S.Pd

NIP 19581002 198601 1 001

Guru SMPN I Terusan Nunyai

Sutardjo, Amd. Pd

NIP 19640909 199403 2 00

Peneliti

Yuli Trilarasati

(63)

(RPP)

Sekolah : SMPN I Terusan Nunyai Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester : VII/1

Standar Kompetensi : 1. Memahami lingkungan kehidupan manusia

Kompetensi Dasar :1.2 Mendeskripsikan kehidupan pada masa pra-aksara di Indonesia

Alokasi Waktu : 8 Jam pelajaran (2 x Pertemuan)

A.

Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa dapat:

5. Mendeskripsikan pengertian dan masa pra-aksara di Indonesia. 6. Mengidentifikasi jenis-jenis manusia purba di Indonesia.

7. Mendeskripsikan perkembangan kehidupan masa pra-aksara di Indonesia. 8. Melacak kedatangan dan persebaran nenek moyang bangsa Indonesia.

B. Materi Pembelajaran

1. Pengertian dan masa pra-aksara di Indonesia. 2. Jenis-jenis manusia purba di Indonesia.

3. Perkembanga kehidupan masa pra-aksara di Indonesia. 4. Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia.

C. Metode Pembelajaran

Ceramah dan menggunakan model Cooperative Script.

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan 1

(64)

b. Kegiatan Inti

- Siswa dibagi dalam dua kelompok.

- Setiap kelompok diberi tugas untuk mempresentasikan resume:

- Kelompok 1:

Pengertian dan masa pra-aksara.

-Kelompok 2:

Jenis-janis manusia purba.

- Setiap kelompok membuat laporan hasil presentasi

- Setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas hasil diskusinya.

- Tanya jawab tentang perbedaannya.

c. Penutup

- Penilaian

- Refleksi: Siswa mengungkapkan kesan terhadap pentingnya mempelajari

masa pra-aksara di Indonesia.

2. Pertemuan 2

Perkembangan Kehidupan manusia purba.

-Kelompok 2:

Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia.

- Setiap kelompok membuat laporan hasil presentasi

- Setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas hasil diskusinya.

- Tanya jawab tentang perbedaannya.

c. Penutup

- Penilaian

- Refleksi: Siswa mengungkapkan kesan terhadap pentingnya mempelajari

masa pra-aksara di Indonesia.

(65)

3. Buku IPS/ Sejarah yang relevan.

F. Penilaian

1. Teknik Penilaian

a. Tes Tulis

b. Tes Unjuk Kerja

2. Bentuk Instrumen

a. Tes Uraian

b. Tes identifikasi

c. Uji petik kerja produk

3. Soal Instrumen:

a. Apa yang dimaksud masa pra-aksara?

b. Berikan masing-masing 2 contoh jenis manusia megantropus?

c. Jelaskan perbedaan masa berburu dan lading berpindah?

d. Sebutkan 3 contoh peninggalan bangunan megalitikum?

e. Jelaskan perbedaan bangsa Melayu Muda dan Melayu Tua yang datang ke

Indonesia

Uji petik kerja produk:

- Buatlah satu tulisan tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia,

apakah manusia purba atau yang berasal dari Yunan!

Bandarsakti, November 2013

Mengetahui,

Kepala SMA SMPN I Terusan Nunyai Guru Peneliti

Budi Pranoto, S. Pd Yuli Trilarasati

(66)

(RPP)

Sekolah : SMPN I Terusan Nunyai

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kelas/Semester : VII/1

Standar Kompetensi : 1. Memahami lingkungan kehidupan manusia

Kompetensi Dasar :1.2 Mendeskripsikan kehidupan pada masa pra-aksara di Indonesia

Alokasi Waktu : 8 Jam pelajaran (2 x Pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa dapat:

1. Mendeskripsikan pengertian dan masa pra-aksara di Indonesia. 2. Mengidentifikasi jenis-jenis manusia purba di Indonesia.

3. Mendeskripsikan perkembangan kehidupan masa pra-aksara di Indonesia. 4. Melacak kedatangan dan persebaran nenek moyang bangsa Indonesia.

B. Materi Pembelajaran

1. Pengertian dan masa pra-aksara di Indonesia. 2. Jenis-jenis manusia purba di Indonesia.

3. Perkembanga kehidupan masa pra-aksara di Indonesia. 4. Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia.

C. Metode Pembelajaran

(67)

1. Pertemuan 1

a. Pendahuluan

- Apersepsi : Pernahkah melihat fosil manusia?

- Motivasi : Siswqa diminta untuk menjelaskan asal-usul nenek moyang kita.

b. Kegiatan Inti

- Siswa dibagi dalam dua kelompok.

- Setiap kelompok diberi tugas untuk mempresentasikan resume:

- Kelompok 1:

Pengertian dan masa pra-aksara.

-Kelompok 2:

Jenis-janis manusia purba.

- Setiap kelompok membuat laporan hasil presentasi

- Setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas hasil diskusinya.

- Tanya jawab tentang perbedaannya.

c. Penutup

- Penilaian

- Refleksi: Siswa mengungkapkan kesan terhadap pentingnya mempelajari

masa pra-aksara di Indonesia.

2. Pertemuan 2

a. Pendahuluan

- Apersepsi : Pernahkah melihat fosil manusia?

- Motivasi : Siswa diminta untuk menjelaskan asal-usul nenek moyang kita.

b. Kegiatan Inti

(68)

- Kelompok 1:

Perkembangan Kehidupan manusia purba.

-Kelompok 2:

Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia.

- Setiap kelompok membuat laporan hasil presentasi

- Setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas hasil diskusinya.

- Tanya jawab tentang perbedaannya.

c. Penutup

- Penilaian

- Refleksi: Siswa mengungkapkan kesan terhadap pentingnya mempelajari

masa pra-aksara di Indonesia.

E. Sumber Belajar

1. Lembar Penilaian Psikomotorik

2. OHP

3. Buku IPS/ Sejarah yang relevan.

F. Penilaian

1. Teknik Penilaian

a. Tes Tulis

b. Tes Unjuk Kerja

2. Bentuk Instrumen

a. Tes Uraian

b. Tes identifikasi

c. Uji petik kerja produk

3. Soal Instrumen:

a. Apa yang dimaksud masa pra-aksara?

(69)

e. Jelaskan perbedaan bangsa Melayu Muda dan Melayu Tua yang datang ke

Indonesia

Uji petik kerja produk:

- Buatlah satu tulisan tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia,

apakah manusia purba atau yang berasal dari Yunan!

Bandarsakti, November 2013

Mengetahui,

Kepala SMA SMPN I Terusan Nunyai Guru Peneliti

Budi Pranoto, S. Pd Yuli Trilarasati

(70)

Mata Pelajaran : Sejarah

Nama : ...

Kelas : ...

Nomor Absen :...

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) Pada Jawaban yang Benar

1. Pengetahuan yang mempelajari peristiwa kehidupan manusia pada masa lampau

disebut…

a. Cerita c. prasejarah b. Riwayat d. sejarah

2. Kurun waktu sebelum manusia mengenal tulisan disebut zaman…

a. Batu c. kuno

b. Prasejarah d. sejarah

3. Untuk mengetahui kehidupan zaman prasejarah dipergunakan dua sumber yaitu

fosil dan…

a. Batu c. artefak b. Piagam d. prasasti

4. Zaman prasejarah atau zaman pra-aksara adalah zaman… a. Sesudah ditemukannya sumber sejarah tulisan

b. Sebelum ada tulisan

c. Sebelum ada kehidupan di muka bumi d. Sebelum ada manusia di muka bumi

5. Yang disebut fosil adalah sisa-sisa dari…yang telah membatu. a. Hewan c. makhluk hidup

b. Manusia d. tumbuhan

6. Berikut ini yang bukan merupakan sumber sejarah berupa benda-benda

peninggalan masa lampau adalah…

a. Arca c. candi b. Patung d. prasasti

7. Yang dimaksud dengan manusia purba adalah manusia yang… a. Menjadi nenek moyang bangsa Indonesia

b. Hidup pada zaman prasejarah c. Belum mengenal baca tulis d. Ditemukan dalam bentuk fosil

8. Sesuatu yang merupakan sisa-sisa kehidupan organic yang telah membatu karena

proses kimiawi dan terdapat pada lapisan tanah disebut…

(71)

cara di bawah ini…

a. Meneliti fosil dan prasasti b. Menemukan prasasti dan artefak c. Meneliti fosil dan artefak

d. Menyelidiki stratifikasi dan tipologi bumi

10.Ciri yang membedakan antara zaman sejarah dengan prasejarah adalah… a. Tulisan c. jenis manusia purba

b. Alat yang dihasilkan d. fosil 11.Homo sapiens artinya adalah manusia…

a. Cerdas c. berdiri tegak

b. Tua d. besar

12.Pada masa berburu dan meramu tingkat awal pekerjaan yang cocok bagi

perempuan adalah…

a. Berburu makanan c. menjerat hewan b. Memasang perangkap d. meramu makanan 13.Kegunaan kapak genggam adlah untuk…

a. Merimbas kayu b. Pemecah tulang

c. Menggali, memotong, dan mengguliti d. Senjata dan menombak

14.Disebut zaman logam, karena peninggalannya terbuat dari…

a. Logam c. perunggu

b. Tembaga d. besi 15.Ciri isik manusia purba adalah…

a. Hidup berkelompok

b. Berjalan tegak dengan dua kaki

c. Berjalan dengan dua tangan dan dua kaki d. Memakan apa saja

16.Ilmu yang khusus memepelajari manusia dari zaman kebudayaan batu tua adalah… a. Palaeolitikum c. paleontologi

b. Palaeoanthropologi d. patologi

17.Manusia purba mulai melakukan perdagangan barter sejak masa… a. Bercocok tanam c. membuat alat dari logam dan besi b. Perundagian d. berburu dan mengumpulkan makanan 18.Perdagangan barter adalah…

a. Perdagangan dengan menggunakan alat tukar berupa uang logam b. Perdagangan dengan menggunakan alat tukar berupa benda berharga

c. Perdagangan tukar-menukar barang dengan nilai tukar atas dasar kesepakatan bersama

d. Perdagangan tukar-menukar barang dengan barang antarpulau antarnegara 19.Manusia purba yang terakhir mendiami nusantara (Indonesia) adalah…

(72)

a. Homo Habilis c. Homo Mongoloid

b. Homo Sapiens d. Hominid

21.Kepercayaan nenek moyag kita diantaranya, menganggap benda mati atau makhluk

hidup mempunyai kekuatan ghaib disebut kepercayaan…

a. Atheisme c. tontemisme

b. Animisme d. dinamisme

22.Fosil manusia purba yang pertama kali ditemukan di Indonesia adalah… a. Pithecanthropus Erectus

b. Meganthropus Palaeojavanicus c. Homo Soloensis

d. Homo Wajakensis

23.Nekara adalah salah satu hasil budaya perundagian yang fungsinya untuk hal-hal berikut ini, kecuali…

a. Sebagai genderang perang b. Mengiringi upacara pengantin c. Mengiringi jenazah

d. Menyimpan makanan

24.Manusia purba Indonesia yang biasa disebut kera yang berjalan tegak adalah… a. Pithecanthropus Erectus

b. Meganthropus Palaeojavanicus c. Homo Soloensis

d. Homo Wajakensis

25.Suatu kebudayaan yang terbuat dari batu besar menyerupai meja, namanya… a. Punden berundak-undak

(73)

1. C 11. A 21. D

2. B 12. D 22. A

3. C 13. C 23. D

4. B 14. A 24. A

5. C 15. B 25. D

6. B 16. D

7. C 17. B

8. A 18. C

9. C 19. D

Gambar

Tabel 1. Data populasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Terusan Nunyai Tahun Pelajaran 2013-2014
Tabel 2 Data Sampel SMP Negeri I Terusan Nunyai
Tabel T
Tabel Data Guru SMP Negeri I Terusan Nunyai

Referensi

Dokumen terkait

(2) Di KJA Gundil Situbondo prevalensi ektoparasit pada ikan Kerapu Cantang yaitu Benedenia sebesar 100% dan Dactylogyrus sebesar 0% serta intensitas ektoparasit

Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2 Keberhasilan Koperasi (Y) Keberhasilan Koperasi Member

Terkait laju pertumbuhan ikan semakin besar konsentrasi yang digunakan dan semakin lama paparan timbal, maka laju pertumbuhan (laju pertumbuhan spesifik dan laju

role playing untuk meningkatkan self-efficacy karir peserta didik kelas X SMK Negeri 1 Masohi dirancang setelah penyebaran pre-test sampel yang kategori self- efficacy

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN SETELAH PAJAK. TOTAL LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN

Dengan dikeluarkannya surat pemberitahuan ini maka nama paket pekerjaan yang berlaku pada paket. pekerjaan yang dimaksud adalah dengan nama “ Pengawasan Pembangunan Penahan

1 )Urusan umum adalah urusan kegiatan Marga Tanjung Kurung yang bersifat umum, 2)Urursan agrarian merupakan urusan kepemilikan pertanian atau tanah pertanian yang ada di Marga

wanita hamil diluar nikah adalah laki-laki yang menghamilinya, KUA Kecamatan. Karangtengah Kabupaten Demak mengunakan cara yang mudah, yaitu