• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP BAGI WANITA PENGHUNI PANTI KARYA WANITA ”WANITA UTAMA” SURAKARTA TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP BAGI WANITA PENGHUNI PANTI KARYA WANITA ”WANITA UTAMA” SURAKARTA TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP BAGI

WANITA PENGHUNI PANTI KARYA WANITA

”WANITA UTAMA” SURAKARTA TENTANG

PENCEGAHAN HIV/AIDS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Disusunn oleh :

MEIZA RIFTIKASARI

J.210.040.049.

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah kesehatan masyarakat yang mulai memperoleh perhatian

dunia pada dekade tahun delapan puluhan adalah penyakit Acquired Immuno

Deficiency Syndrome (AIDS). HIV/AIDS ialah singkatan bahasa Inggris untuk

Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome

ataupun sindrom kurang daya tahan melawan penyakit. Penyakit ini

disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang

dan memusnahkan daya ketahanan tubuh (Anonim, 1999)

HIV/AIDS merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan

belum ditemukan obat yang dapat memulihkannya hingga saat ini. HIV

(Human Immunodeficiency Virus) termasuk dalam sebuah kelompok virus

yang disebut retro virus, yang diketahui bahwa virus ini membawa material

genetiknya di dalam RNA (Smeltzer & Bare, 2002).

Menurut Saputra, kiki & Medi (2006) Pencegahan penularan

HIV/AIDS memang bukan sebatas masalah lokal, tetapi juga menjadi masalah

dunia. Berbagai lembaga dan badan, sering melakukan penyuluhan, khususnya

bagi pekerja seks agar penyakit satu ini bisa diatasi. HIV/AIDS diyakini tidak

bisa diatasi hanya melalui bidang kesehatan, karena erat pula hubungannya

(3)

2

Penyakit yang membuat daya tahan tubuh melemah itu, kebanyakan

menyerang para pekerja seks komersial. Hal yang sangat membahayakan saat

ini, para pekerja seks yang sudah terpapar virus HIV, belum juga

menghentikan aktivitas seksualnya dengan banyak lelaki langganannya.

Bahkan, tidak sedikit justru berusaha menutupi keadaan sesungguhnya agar

tetap bisa mendapatkan uang. Kemiskinan sering memaksa orang bisa berbuat

apa saja demi memenuhi kebutuhan hidup, termasuk melacurkan diri ke

lingkaran prostitusi. Hal ini biasanya dialami oleh perempuan-perempuan

kalangan menengah ke bawah yang tidak mendapat pendidikan yang cukup

(Gusmus, 2007). Bahkan perempuan-perempuan yang mendapat pendidikan

cukup sekalipun yaitu para mahasiswi banyak yang menjalani pekerjaan seks

komersial (PSK). Awalnya memang para mahasiswi itu mau melakukannya

hanya untuk sampingan/sekedar iseng, tetapi banyak dari mereka yang berbuat

itu karena sudah menjadi kebutuhan dan gaya hidup, bukan lagi sekedar iseng.

Namun yang jelas, faktor keluarga harus diperhitungkan, yaitu perhatian dan

kasih sayang kepada mereka. Karena memang sebagian mahasiswi banyak

yang terjun ke dunia prostitusi karena kurang perhatian orang tuanya

(Kusumo, 2005). Gambaran tentang perempuan kelas bawah yang terpaksa

terjun ke dunia prostitusi tampak dari para pekerja seks jalanan yang terjaring

dan mendapat binaan dari panti-panti sosial (Gusmus, 2007).

Tanpa kita sadari, setiap tahun hampir 2 juta 400 orang diseluruh dunia

ikut menjadi korban perdagangan manusia. Di Indonesia sendiri, tercatat

(4)

18 tahun menjadi korban yang sebagian besar bekerja menjadi pemacu

industri seks di kota-kota besar (Saputra, Kiki & Medi, 2006). Berdasarkan

observasi di hotel “X” diperoleh hasil bahwa rata-rata dalam sehari terdapat

sekitar 46% pengunjung disinyalir sebagai PSK.

Walaupun telah ada kemajuan dalam perawatan infeksi HIV dan

AIDS, tetapi virus ini sampai sekarang masih menjadi isu kesehatan publik di

dalam komunitas di seluruh dunia, pencegahan, deteksi dini, dan perawatan

agresif merupakan aspek yang penting dalam penanganan klien dengan infeksi

HIV dan AIDS (Smeltzer & Bare,2002)

Berdasarkan data statistik Departemen Kesehatan (Depkes), terdapat

tambahan jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia mencapai 701 kasus AIDS

dan 173 pengidap terinfeksi HIV. Selain itu, jumlah pengidap yang dilaporkan

sejak 1 Januari hingga 30 Juni 2007, sebanyak 583 pengidap terinfeksi HIV

dan 1495 pengidap terinfeksi AIDS. Dari data tersebut, terjadi peningkatan

yang signifikan dari tahun ke tahun. Peningkatannya dapat dilihat dari tahun

2004, 2005, 2006, dan pertengahan tahun 2007. Pada tahun 2004, jumlah

kasus baru HIV/AIDS sebesar 1.844 kasus, kemudian meningkat pesat pada

tahun 2005 sebesar 3.513 kasus. Sedangkan pada tahun 2006 naik lagi

jumlahnya menjadi 3.859 kasus, dan tahun ini hingga akhir bulan Juni 2007,

jumlahnya mencapai 2.078 kasus AIDS baru (Ditjen PP & PL Depkes RI ,

2007)

Jawa tengah, khususnya kota Surakarta menjadi nomor tiga dalam hal

(5)

4

Banyumas. Hal ini terungkap dalam sarasehan Hari AIDS Sedunia DI Bale

Tawangarum, Balaikota Solo (Sri Rejeki, 2006). Sejak tahun 1993 hingga

2006 tercatat 70 penderita HIV/AIDS yang terdiri dari 49 orang positif HIV

dan 21 penderita AIDS di kota Solo, Sebagian besar penderita, menurut

Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo Purnomo Dwi Putro, berasal dari

kelompok usia produktif 25-34 tahun (Sri Rejeki, 2006).

Pekerjaan sebagai PSK menyebabkan wanita penghuni panti Karya

Wanita “Wanita Utama” berisiko terhadap penyakit HIV/AIDS, dimana di

Panti Karya Wanita (PKW) tidak diadakan test HIV sehingga tidak dapat

diketahui apakah terdapat klien yang positif terserang HIV/AIDS. Sebagian

besar dari mereka berlatar belakang pendidikan dan pengetahuan yang kurang

tentang HIV/AIDS (Anonim, 2007). Yayasan Karya Wanita Utama

merupakan yayasan yang menampung para mantan pekerja seks komersial di

wilayah Surakarta dan sekitarnya. Sekitar 67 wanita mantan pekerja seks

komersial dibina disini selama 6 bulan sampai 1 tahun. Tujuan pembinaan

tersebut adalah untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang penyakit

HIV/AIDS dan penyakit kelamin pada umumnya, serta memberikan

ketrampilan kerja yang dapat digunakan untuk mencari pekerjaan lain selain

PSK. Meskipun telah dilakukan pembinaan dan pemberian ketrampilan kerja,

namun para penghuni panti setelah selesai menjalani pembinaan banyak yang

kembali menjalankan profesi lamanya yaitu sebagai PSK. Menurut Bapak

Mustofa salah seorang pengurus di panti tersebut terdapat sekitar 25% mantan

(6)

panti tersebut. Salah satu alasan mereka menjalankan profesi tersebut adalah

himpitan ekonomi dan ketrampilan kerja yang mereka dapatkan ternyata tidak

tersalurkan.

Peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang hubungan antara

pengetahuan dengan sikap bagi wanita penghuni Panti Karya Wanita ”Wanita

Utama” (PKW) Surakarta tentang pencegahan HIV/AIDS.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

permasalahan peneliti adalah “adakah hubungan antara pengetahuan dengan sikap

bagi wanita penghuni Panti Karya Wanita ”Wanita Utama” (PKW) Surakarta

tentang pencegahan HIV/AIDS.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan sikap bagi wanita

penghuni Panti Karya Wanita ”Wanita Utama” (PKW) Surakarta tentang

pencegahan HIV/AIDS.

Tujuan khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan bagi wanita penghuni Panti Karya

Wanita “Wanita Utama” Surakarta tentang pencegahan HIV/AIDS.

b. Mengetahui sikap wanita penghuni Panti Karya Wanita “Wanita

(7)

6

D. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan bagi Panti Karya

Wanita Utama Surakarta sebagai bahan acuan dalam menyusun kebijakan

di masa yang akan datang serta pelaksanaan program kesehatan khususnya

pada pencegahan HIV/AIDS di Surakarta.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan

ilmu pengetahuan baik bagi peneliti sendiri maupun peneliti lain.

3. Meminimalisir angka kejadian HIV/AIDS di Surakarta pada tahun-tahun

yang akan datang.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai pengetahuan dan sikap tentang HIV/AIDS sudah

sering dilakukan. Penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara

lain:

1. Tjitarsa, 1992 tentang : Sikap dan Prilaku Seksual Berisiko terhadap AIDS

pada Remaja dengan Kehamilan Tidak Dikehendaki diDenpasar.

Penelitian ini menggunakan rancangan studi cross sectional. Pengumpulan

data dilakukan dengan metode wawancara dan focus group discussion

(FGD). Hasil penelitian ini menemukan bahwa pengetahuan dan sikap

remaja tentang HIV/AIDS sudah cukup memadai, namun ada juga yang

(8)

2. Suci, 1992 tentang : Pengukuran Pengetahuan dan Tindakan Mahasiswa

Kesehatan dalam Upaya Pencegahan Timbulnya AIDS di Yogyakarta,

menggunakan data kulitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa pengetahuan mahasiswa kesehatan tentang AIDS masih rendah,

namun persepsi mahasiswa kesehatan dalam upaya pencegahan AIDS

sudah cukup baik.

3. Surjadi, 1995 tentang : Pengetahuan, Sikap dan Prilaku Anggota

Organisasi Wanita Terhadap HIV/AIDS di Jakarta. Data dikumpulkan

dengan metode pengamatan terlibat, wawancara mendalam dan diskusi

kelompok terarah. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan responden

mengenai AIDS cukup baik.

4. Butt L, Numbery C and Morin J (2002) dengan tema penelitian tentang

Pencegahan AIDS di Papua. Meneliti perilaku dan pemahaman Seksualitas

hubungannya dengan HIV/AIDS di Papua. Hasil penelitian

mengungkapkan tentang factor risiko penularan, kelompok-kelompok

risiko tinggi dan kultur yang memiliki pengaruh terhadap penyebarluasan

HIV/AIDS.`

5. Butarbutar (2002) dengan judul Kemampuan Negosiasi Perempuan

Pekerja Seks Jalanan Dalam Menggunakan Kondom Terhadap Pencegahan

Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS di Kota Jayapura. Hasil

penelitiannya memperlihatkan bahwa sebagian besar perempuan pekerja

Referensi

Dokumen terkait

Secara khusus, penulisan ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dadih susu sapi melalui modifikasi sifat susu agar menyerupai sifat susu kerbau, mengaplikasikan mikroba

Hubungan antara penerimaan teman sebaya dan kesepian dengan kecanduan gim daring (Online Game) pada remaja di Jakarta.. Pratama,

Perlakuan jarak tanam 60 cm x 20 cm 1 benih memberikan hasil diameter batang tertinggi, jumlah daun tertinggi, luas daun bendera tertinggi serta produksi per

Pendekatan ini mengkaji konsep empiris mengenai realita peran dari hukum adat khususnya kearifan lokal masyarakat adat dayak ngaju dalam penanggulangan illegal

Amal manusia akan ditimbang pada hari kiamat kelak sehingga hari itu dikenal juga dengan nama.. Gambaran manusia pada waktu terjadinya hari kiamat kelak

Bilangan Sekolah dan Murid yang mengambil Peperiksaan Bahasa Perancis bagi tahun 20032011 Calon Peperiksaan DELF dan DALF antarai tahun 2005- 2008 di Malaysia Definisi

Pembelajaran dengan Pendekatan Eksplorasi untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama.. Disertasi Sekolah Pasca

Dengan simulasi numerik aliran fluida, menghasilkan visualisasi perambatan gelombang tsunami yang baik untuk wilayah perairan laut Aceh dalam bentuk dua dimensi.