ABSTRAK
KELAYAKAN PENYAJIAN BUKU TEKS
MAHIR BERBAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013 TERBITAN ERLANGGA
Oleh
Emi Rismawati
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kelayakan penyajian dalam buku teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 terbitan Erlangga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penyajian buku teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 terbitan Erlangga yang meliputi: teknik penyajian, penyajian pembelajaran, dan kelengkapan penyajian. Medote yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah buku teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII kurikulum 2013 terbitan Erlangga yang disusun oleh tim edukatif Wahono, M.Pd., Drs. Makhrufi, M.Pd., dan Sawali, M.Pd.
disajikan mengembangkan keterampilan proses dan baik untuk dilakukan siswa. Bahan, peralatan, tempat, serta bentuk kegiatan yang dilakukan tidak mengandung bahaya dan logis dilakukan oleh siswa. Pada awal bab tidak menyajikan masalah kontekstual. Indikator Kelengkapan penyajian; 1) bagian awal buku teks tidak dilengkapi dengan prakata, petunjuk penggunaan, dan terdapat daftar isi tetapi tidak terdapat dan/atau daftar tabel, gambar, simbol atau notasi; 2) bagian isi dilengkapi gambar dan teks yang mencantumkan sumber acuan, latihan soal yang disajikan bervariasi dengan tingkat soal yang bergradasi; 3) bagian penutup terdapat daftar pustaka, ada 1 kesalahan dalam penulisan daftar pustaka, buku teks tidak dilengkapi rangkuman, halaman indeks, daftar istilah (glosarium), dan jawaban soal terpilih. Berdasarkan deskripsi kelayakan penyajian, buku Mahir Berbahasa Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 terbitan Erlangga sudah merepresentasikan Kurikulum 2013 sesuai dengan pedoman uji kelayakan penyajian buku teks yang dikeluarkan oleh BSNP.
KELAYAKAN PENYAJIAN BUKU TEKS
MAHIR BERBAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013 TERBITAN ERLANGGA
Oleh
EMI RISMAWATI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Sukanegara (Tanjung Bintang, Lampung Selatan) pada
06 Maret 1991, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis adalah buah
hati dari pasangan Sukiran dan Siti Khoiriyah.
Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan di Taman Kanak-kanak Dharma
Wanita Serdang pada tahun 1997, SD Negeri 2 Sukanegara pada tahun 2003,
Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Tanjung Bintang pada tahun 2006 dan Madrasah
Aliyah Negeri 1 (MAN MODEL) Bandar Lampung pada tahun 2009. Pada tahun
yang sama, penulis diterima menjadi mahasiswa pada Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri).
Pada tahun 2012 penulis mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP
Negeri 2 Marga Tiga Lampung Timur dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa
Melaris, Kecamatan Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur . Selama menjadi
mahasiswa semester satu hingga empat penulis aktif di organisasi kampus yakni
HMJ PBS (Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni) dan FPPI
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbilalamin
Dengan segenap cinta kasih dan baktiku karya ini kupersembahkan kepada
Sukiran, S.Pd., ayahanda tersayang dan Bunda Siti Khoiriyah tercinta, yang merelakan cucuran keringatnya untuk keberhasilanku dan senantiasa
mendoakanku;
Adik-adikku: Siska Wulandari, S.ST., Teguh Arif Riyanto dan Akmal Nabil A Anas;
Keluarga besarku: Kakek, nenek, bude, pakde, om, bibi, serta keponakan yang memberi motivasi dan keceriaan selalu
Seseorang dipilihkan Allah yang akan menjadi imamku kelak dan mendampingi dalam suka maupun duka;
Para sahabat dan rekan-rekan yang menunggu kelulusanku; Semua pihak yang telah membantu proses pembuatan skripsi ini
1 MOTO
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah: 5—6)
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan
(kepadanya)” (QS. An-Najm: 39—40)
“…Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”
SANWACANA
Assalamualaikum. wr. wb.
Alhamdulillah. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt. karena atas
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Kelayakan Penyajian Buku Teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas
VII Kurikulum 2013 Terbitan Erlangga”. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah
satu syarat menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
1. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah memberikan
pengarahan, bimbingan, dan saran kepada penulis selama penulisan skripsi
ini.
2. Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II atas segala masukan,
motivasi tanpa henti, waktu dan bimbingan yang luar biasa dalam penulisan
skripsi ini.
3. Prof. Dr. Karomani, M.Si., selaku dosen pembahas yang telah memberikan
nasihat, dn arahan dalam skripsi ini.
4. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik yang
memberikan arahan serta saran-saran.
5. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
7. Seluruh dosen dan staf di Jurusan Bahasa dan Seni FKIP Universitas
Lampung.
8. Orang tuaku tercinta, Sukiran, S.Pd., bapak yang luar biasa serta Bunda Siti
Khoiriyah yang telah sabar memberikan nasihat, motivasi, dan selalu
mendoakan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Saudara-saudara dan keluarga yang selalu memberikan doanya dan
menantikan kelulusanku (mamas, mbak, oom, bibi, pakde, bude, kakek dan
nenek).
10. Adik-adikku, Mb Ika (Siska Wulandari, S.ST.), Mas Nabil (Akmal Nabil A
Anas), Mas Rian (Teguh Arif Rianto), dan sepupuku, Mb Winda, Mb Adel,
Dek Nurul, Dek Faiz, Dek Diaz dan Dek Keiza (semoga kelak kalian jadi
orang-orang besar yang berbudi baik).
11. Rekan-rekan angkatan 2009 terima kasih atas kebersamaan dan warna-warnai
yang telah terlukis di hari-hari lalu (Tiwi, Reny, Adhit, Ika, Edi, Bayu, dll.),
terima kasih juga untuk rekan-rekan yang berjuang bersama di akhir-akhir ini
(Merta, Rika, Dian, Andari, Teguh dan semuanya).
12. Kakak tingkat dan adik tingkat (Mb Reza, Devi Kusmitha Sari, dkk.), terima
kasih atas segala bantuan dan semangat yang telah berikan.
13. Kakak dan rekan saya yang jauh di sana yang selalu memberikan motivasi dan doa, semoga Allah memudahkan segala urusan beliau dan tercapai segala cita. Hidup ini memang selalu butuh ikhtiar dan doa. Semangat!
14. Bunda PAUD Tunas Mekar (Bunda Nur Fitriana dan Bunda Siti Khoiriyah)
16. Teman-Teman PPL dan KKN tematik Unila 2012 (Ivan, Nanda, Puji, Eci,
mbak Nadia, Mis Karlina, Anita, Mely dan Meta) terima kasih atas suka duka
dan kebersamaan bersama di keluarga Bapak Sumarli dan Ibu Titi.
17. Rekan-rekan HIMPAUDI kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung
Selatan yang terus memberikan motivasi.
18. Teman-teman “Khaira” dalam lingkaran cinta (Ibu Rufi, Hasti, Mita, Dwi,
Gita, Hana, Evi, Sely, Amel dan Diah) yang selalu memberikan semangat,
kelonggaran waktu, dan melantunkan doa-doa terbaik.
19. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhir kata, Semoga Allah swt. membalas semua kebaikan mereka. Penulis mohon
maaf apabila ada kata-kata yang salah dan masih terdapat kekurangan dalam
skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum wr. wb.
Bandarlampung, Desember 2015
Penulis,
DAFTAR ISI 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 6
1.3Tujuan Penelitian ... 7
1.4Manfaat Penelitian ... 8
1.5Ruang Lingkup Penelitian ... 8
II. LANDASAN TEORI 2.1Hakikat Buku Teks Bahasa Indonesia ... 10
2.2Fungsi Buku teks ... 11
2.3Kurikulum 2013 ... 12
2.4Buku Teks Bahasa Indonesia Berdasarkan Kurikulum 2013 ... 13
2.5Kualitas Buku Teks... 14
2.6Penilaian Buku Teks ... 15
2.6.1 Kelayakan Isi ... 17
2.6.2 Kelayakan Penyajian ... 20
2.6.3 Kelayakan Bahasa ... 31
2.6.4 Kelayakan Kegrafikan ... 33
III. METODE PENELITIAN 3.1Metode Penelitian ... 41
3.2Sumber Data ... 42
3.3Prosedur Analisis Data ... 43
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Identitas Buku Teks ... 48
4.2Materi Pembelajaran Buku Teks ... 49
4.3Hasil dan Pembahasan ... 56
4.3.1.1Telaah Teknik Penyajian Buku Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013Terbitan Erlangga ... 57 a. Telaah Sistematika Penyajian Buku Teks Mahir
Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Terbitan Erlangga ... 58 b. Telaah Keruntutan Penyajian Buku Teks Mahir
Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Terbitan Erlangga ...117 c. Telaah Keseimbangan Antar-bab Buku Teks Mahir
Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Terbitan Erlangga ...130 4.3.1.2Telaah Penyajian Pembelajaran Buku Teks Mahir
Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 terbitan Erlangga … ...136 a. Telaah Berpusat Pada Siswa Buku Teks Mahir
Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Terbitan Erlangga ...137 b. Telaah Mengembangkan Keterampilan Proses Buku
Teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Terbitan Erlangga ...155 c. Telaah Memperhatikan Apek Keselamatan Kerja Buku
Teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Terbitan Erlangga ...178 4.3.1.3Telaah Kelengkapan Penyajian Buku Teks Mahir
Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Terbitan Erlangga … ...192 a. Telaah Bagian Pendahulu Buku Teks Mahir Berbahasa
Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013
Terbitan Erlangga ...193 b. Telaah Bagian Isi Buku Teks Mahir Berbahasa
Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013
Terbitan Erlangga ...198 c. Telaah Bagian Penyudah Buku Teks Mahir Berbahasa
Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013
Terbitan Erlangga ...225
1. Instrumen Telaah Kelayakan Penyajian Buku Teks
2. KI dan KD pada Bahasa Indonesia Kelas VII Kurikulum 2013
3. Cover Buku Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 terbitan Erlangga
4. Daftar isi Buku Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 terbitan Erlangga
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
3.1 Instrumen Telaah Kelayakan Penyajian Buku Teks ………43
4.1 Judul bab dalam buku Teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Terbitan Erlangga………... ...49
4.2 Judul bab dan subbab buku Teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Terbitan Erlangga…… ...50
4.3 Teks dalam buku Teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Terbitan Erlangga ……….. ...53
4.4 Keseimbangan Antar-bab ...131
4.5 Keseimbangan Subbab ...132
4.6 Materi Bab I Tentang Teks Hasil Observasi ...156
4.7 Materi Bab II Tentang Teks Hasil Observasi ...159
4.8 Materi Bab III Tentang Tanggapan Deskriptif ...161
4.9 Materi Bab IV Tentang Tanggapan Deskriptif ...164
4.10Materi Bab V Tentang Eksposisi ...166
4.11Materi Bab VI Tentang Eksposisi ...169
4.12Materi Bab VII Tentang Eksplanasi ...171
4.13Materi Bab VIII Tentang Eksplanasi ...174
4.14Materi Bab IX Tentang Cerita Pendek...174
4.15Materi Bab X Tentang Cerita Pendek ...176
4.16Gradasi Tingkat Kesulitan Soal pada bab I ...212
4.17Gradasi Tingkat Kesulitan Soal pada bab II ...214
4.18Gradasi Tingkat Kesulitan Soal pada bab III ...215
4.19Gradasi Tingkat Kesulitan Soal pada bab IV ...216
4.20Gradasi Tingkat Kesulitan Soal pada bab V ...217
4.21Gradasi Tingkat Kesulitan Soal pada bab VI ...219
4.22Gradasi Tingkat Kesulitan Soal pada bab VII ...220
4.23Gradasi Tingkat Kesulitan Soal pada bab VIII ...221
4.24Gradasi Tingkat Kesulitan Soal pada bab IX ...223
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Komponen-komponen analisis data : Model Alir……….. 41
4.1 Gambar pembangkitkan motivasi bab I ...59
4.2 Gambar pembangkitkan motivasi bab II ...60
4.3 Gambar pembangkitkan motivasi bab III ...61
4.4 Gambar pembangkitkan motivasi bab IV ...62
4.5 Gambar pembangkitkan motivasi bab V ...63
4.6 Gambar pembangkitkan motivasi bab VI ...64
4.7 Gambar pembangkitkan motivasi bab VII ...65
4.8 Gambar pembangkitkan motivasi bab VIII ...66
4.9 Gambar pembangkitkan motivasi bab IX ...67
4.10 Gambar pembangkitkan motivasi bab X ...68
4.11 Gambar reptil pada materi memahami teks ...199
4.12 Gambar ular derik pada materi membedakan teks hasil observasi ...199
4.13 Gambar lalat buah pada materi mengklaifikasi teks observasi...199
4.14 Gambar rumput hias pada materi menangkap makna teks hasil observasi ...201
4.15 Gambar Sigale-gale pada teks belajar budaya Batak...201
4.16 Gambar Eyang Nurma pada materi memahami teks tanggapan deskriptif ...202
4.17 Gambar Jerapah pada teks 9 ...202
4.18 Gambar Candi Borobudur ...203
4.19 Gambar Pallawa Tongkonan ...203
4.20 Gambar contoh brosur Borobudur ...204
4.21 Gambar Bunga Melati Putih ...204
4.22 Gambar mata...205
4.23 Gambar jantung manusia ...205
4.24 Gambar anak usia dini ...206
4.25 Gambar proses terjadinya hujan ...207
4.26 Gambar orang yang sedang berbisik ...207
4.27 Gambar pergantian siang dan malam ...208
4.28 Gambar suasana wan gelap...208
4.29 Gambar akibat letusan gunung api ...208
4.30 Gambar akibat tanah longsor ...208
4.31 Gambar kue stroberi ...209
4.32 Gambar tali sepatu ...209
4.33 Gambar kakek penjual tali sepatu ...209
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
4.1 Konsep penyajian teks hasil observasi pada bab I ...118
4.2 Konsep penyajian teks hasil observasi pada bab II ...119
4.3 Konsep penyajian teks tanggapan deskriptif pada bab III ...121
4.4 Konsep penyajian teks tanggapan deskriptif pada bab IV ...122
4.5 Konsep penyajian teks eksposisi pada bab V ...123
4.6 Konsep penyajian teks eksposisi pada bab VI ...124
4.7 Konsep penyajian teks eksplanasi pada bab VII ...125
4.8 Konsep penyajian teks eksplanasi pada bab VIII ...126
4.9 Konsep penyajian teks cerita pendek pada bab IX ...127
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kegiatan belajar-mengajar, kita tidak dapat dipisahkan dengan kurikulum dan
buku teks. Keberhasilan proses belajar-mengajar diukur oleh tujuan pembelajaran
yang ada pada kurikulum. Selain itu, sebagai media dan sumber pembelajaran, buku
teks memberikan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan yang dibutuhkan oleh
siswa. Penggunaan buku teks dalam pembelajaran merupakan hal yang penting
karena buku teks memberikan dua hal sekaligus yaitu menyediakan materi pelajaran
yang akan diajarkan serta mengurutkan materi tersebut dengan sistematis.
Kurikulum merupakan bahan tertulis yang berisi segala kegiatan dan pengalaman
belajar, berbagai strategi pembelajaran, alat-alat pembelajaran, dan teknik-teknik
penilaian yang diprogramkan dan dilaksanakan secara bersistem oleh suatu lembaga
pendidikan dengan maksud untuk mencapai pendidikan tertentu (Husen, 1997: 6).
Kurikulum itu selalu dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh perubahan-perubahan
dalam faktor-faktor yang mendasarinya. Kurikulum juga dapat mengalami perubahan
bila terdapat pendirian baru mengenai proses belajar, sehingga timbul bentuk-bentuk
baik mengenai tujun maupun alat-alat atau cara-cara untuk mencapai tujuan itu
(Nasution, 2008: 251—252).
Kurikulum dan buku teks adalah dua komponen pendidikan yang saling
berhubungan, saling membutuhkan, dan saling berpengaruh satu sama lain kurikulum
merupakan tempat berpijak suatu lembaga pendidikan serta pedoman dan penunjuk
arah bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar. Buku teks
sebagai sumber bahan ajar atau alat pembelajaran bagi siswa dan guru merupakan
pelengkap bahkan menjadi perpanjangan tangan suatu kurikulum. Penulisan buku
teks yang baik harus selalu berpedoman dan merujuk pada suatu kurikulum yang
diberlakukan.
Buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku
standar yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud dan
tujuan-tujuan intruksional, yang diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi
dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi
sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran (Tarigan, 2009: 13—14).
Buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang
memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan,
budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang
disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (Peraturan Menteri Pendidikan
Latar belakang perlunya perubahan kurikulum menurut Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan masa jabatan 2009—2014, Muhammad Nuh, menyebutkan bahwa di
tengah perubahan zaman, sistem pendidikan di Indonesia juga harus selalu ikut
menyesuaikan. Pengembangan Kurikulum 2013 diharapkan dapat menjadi jawaban
untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam menghadapi
perubahan dunia. Pengembangan Kurikulum 2013 sudah melalui proses panjang dan
ditelaah sehingga saatnya disampaikan ke publik agar dapat memberi pandangan
lebih sempurna. Dengan segala konsekuensinya, jika kita ingin kualitas SDM
Indonesia tidak tertinggal, maka perubahan kurikulum 2013 harus dilakukan.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih
baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengomunikasikan
(mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima
materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan
penyempurnaan Kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan
budaya.
Melalui pendekatan itu diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, ketrampilan,
dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih
produktif sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai
persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.
Inti dari Kurikulum 2013 adalah adanya upaya penyederhanaan, dan
menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi
perkembangan masa depan.
Menurut Kemdikbud, ada dua faktor besar dalam keberhasilan Kurikulum 2013.
Pertama, penentu, yaitu kesesuaian Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(PTK) dengan kurikulum dan buku teks. Kedua, faktor pendukung yang terdiri dari
tiga unsur, yaitu:
1. ketersediaan buku sebagai bahan ajar dan sumber belajar yang mengintegrasikan
standar pembentuk kurikulum;
2. penguatan peran pemerintah dalam pembinaan dan pengawasan; dan
3. penguatan manajemen dan budaya sekolah.
Dalam proses pembelajaran, buku teks memiliki peran yang sangat penting sebagai
referensi yang digunakan siswa untuk mengoptimalkan potensi-potensinya. Oleh
karena itu, perlu adanya pemilihan buku teks yang baik yang akan digunakan di
dalam pembelajaran. Masalah pemilihan buku teks secara umum meliputi jenis
materi, kedalaman, ruang lingkup, urutan penyajian, perlakuan terhadap materi
pembelajaran, kesesuaian dengan kurikulum, dan kekinian. Hal-hal tersebut harus
dipahami oleh seorang guru sebelum menjatuhkan pilihannya terhadap buku teks
yang akan digunakan untuk rujukan dalam pembelajaran.
Mengingat pentingnya sebuah buku teks dalam kegiatan belajar-mengajar, buku teks
haruslah memenuhi empat kriteria yang salah satunya adalah kelayakan penyajian.
guru menyampaikan materi pembelajaran, seorang guru harus mempertimbangkan
pula materi yang tersaji dalam buku teks pelajaran.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Hasan Alwi, 2000 : 979) penyajian adalah
proses, cara, perbuatan menyajikan, pengaturan penampilan, atau cara menyampaikan
karangan, makalah, dan sebagainya. Jadi, penyajian buku teks merupakan proses, cara
menyajikan buku teks sesuai dengan pedoman/aturan yang telah ditentukan.
Agar buku teks yang dipakai dalam pembelajaran dapat meningkatkan kualitas dan
hasil pengajaran, maka dibutuhkanlah buku teks yang bermutu tinggi. Dalam hal ini,
Peraturan Pemeritah (PP) No. 19/2005 pasal 43 ayat 5 menyatakan bahwa
“Kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan buku teks pelajaran dinilai oleh
BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri”.
Sebelum penelitian ini, ada juga penelitian serupa yang menggunakan uji kelayakan
berdasarkan BSNP namun difokuskan pada kelayakan isi. Penelitian tersebut
dilakukan oleh Muhammad Rizal pada tahun 2012 dengan judul skripsi “Kelayakan
Isi Buku Kompeten Berbahasa Indonesia untuk Kelas X Terbitan Erlangga”. Dalam
skripsi tersebut diuraikan secara mendalam hal-hal yang berkaitan dengan kelayakan
isi sebuah buku teks.
Salah satu buku teks yang banyak digunakan di sekolah adalah buku yang diterbitkan
oleh PT. Erlangga yang merupakan salah satu penerbit buku teks pelajaran dan
nonpelajaran yang sudah berpengalaman di bidangnya. Hal inilah yang menjadi salah
Pemilihan buku kelas VII adalah karena penulis menganggap kelas VII adalah masa
transisi seorang siswa dari jenjang SD ke SMP, jadi harus ditunjang dengan
buku-buku yang baik sehingga siswa akan mudah menerima pelajaran yang diberikan.
Selain itu penulis memilih menggunakan buku Kurikulum 2013 agar sesuai dengan
kurikulum yang berlaku saat ini.
Secara umum buku ini memaparkan sajian materi pembelajaran yang mengacu pada
pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang tercermin dalam empat
Kompetenti Inti (KI) yakni pengembangan sikap keagamaan, sikap sosial,
pengetahuan, dan pengembangan keterampilan yang kemudian dijabarkan lebih lanjut
ke dalam beberapa Kompetensi Dasar (KD) yang dikembangkan secara utuh melalui
kegiatan mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis merasa perlu untuk meneliti kelayakan penyajian
buku teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs kelas VII tahun 2013 terbitan
Erlangga. Dalam penelitian ini, penyajian buku teks Mahir Berbahasa Indonesia
SMP/MTs kelas VII Kurikulum 2013 terbitan Erlangga diukur dengan menggunakan
uji kelayakan penyajian dari BSNP.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini terdiri atas dua rumusan masalah. Rumusan masalah tersebut
1.2.1 Rumusan Masalah Mayor
Rumusan masalah mayor adalah rumusan masalah yang mencakup seluruh objek
penelitian. Rumusan masalah mayor dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana
kelayakan penyajian dalam buku teks “Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas
VII Kurikulum 2013 terbitan Erlangga?”.
1.2.2 Rumusan Masalah Minor
Rumusan maalah minor adalah rumusan masalah yang terdiri atas bagian-bagian atau
sub-sub dari rumusan masalah mayor. Rumusan masalah minor dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana teknik penyajian buku teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs
Kelas VII Kurikulum 2013 terbitan Erlangga?
2. Bagaimana penyajian pembelajaran buku teks Mahir Berbahasa Indonesia
SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 terbitan Erlangga?
3. Bagaimana kelengkapan penyajian buku teks Mahir Berbahasa Indonesia
SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 terbitan Erlangga?
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kelayakan penyajian dalam buku
teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 terbitan
Erlangga yang meliputi:
a. teknik penyajian;
b. penyajian pembelajaran; dan
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam sebuah penelitian, tentunya penulis mengharapkan adanya manfaat yang
diperoleh dari hasil penelitian ini, baik manfaat untuk penulis pribadi maupun orang
lain. Teori dan hasil yang ada dalam pembahasan ini secara umum penulis diharapkan
dapat memberikan sumbangan pada dunia pendidikan. Manfaat praktis bagi siswa
adalah agar dapat termotivasi belajarnya dengan penyajian buku teks yang baik, dapat
memberikan informasi bagi guru tentang pentingnya penyajian dalam buku teks, bagi
penerbit buku, dapat dijadikan bahan evaluasi buku teks yang telah diterbitkan dan
memberikan informasi bagi penulis buku tentang penyajian yang baik dalam
penulisan buku teks serta memberikan pengalaman serta ilmu bagi penulis dalam hal
penyajian buku teks.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Subjek Penelitian ini adalah buku teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas
VII Kurikulum 2013 terbitan Erlangga. Objek penelitian ini adalah penyajian yang
disajikan dalam buku teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII
Kurikulum 2013 terbitan Erlangga berdasarkan kriteria dari BSNP yang meliputi:
a. teknik penyajian;
b. penyajian pembelajaran; dan
II. LANDASAN TEORI
Di antara ragam jenis buku, salah satu jenis buku yang paling penting dan
fungsional bagi para pelajar adalah buku teks. Setiap mata pelajaran seharusnya
ditunjang oleh minimal satu buku teks. Dengan buku, pelaksanaan pendidikan
dapat lebih lancar. Dalam dunia pendidikan, buku teks merupakan sarana yang
pokok untuk keberhasilan pembelajaran. Seorang guru erat kaitannya dengan
buku teks. Penggunaan buku teks dalam pembelajaran merupakan hal yang
penting karena buku teks memberikan dua hal sekaligus yaitu menyediakan materi
pelajaran yang akan diajarkan serta mengurutkan materi tersebut dengan
sistematis.
Dalam pembelajaran di kelas guru tidak lepas dari buku yang digunakan sebagai
sumber dan media pembelajaran. Selain itu, guru juga dapat mengelola kegiatan
pembelajaran secara efektif dan efisien melalui sarana buku teks. Siswa pun
dalam mengikuti kegiatan belajar akan dapat maksimal dengan menggunakan
buku teks.
Keberhasilan pendidikan juga sangat dipengaruhi oleh penyediaan buku teks yang
berkualitas. Buku teks sebagai buku pendukung dalam pembelajaran memiliki
peranan yang sangat penting yaitu karena guru menggunakan buku teks tersebut
sebagai acuan dalam membelajarkan materi. Jika kualitas buku teks yang
yang dilakukan akan baik. Oleh karena itu, seorang guru harus dapat
mempertimbangkan buku yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
2.1 Hakikat Buku Teks
Banyak para pakar yang mendefinisikan pengertian dari buku teks. Definisi para
pakar tersebut menyatakan Buku teks adalah rekaman pikiran rasional yang
disusun untuk maksud-maksud dan tujuan-tujuan instruksional (Hall Quest dalam
Tarigan, 2009: 12). Bacon (dikutip Tarigan, 2009: 12) mengatakan bahwa buku
teks adalah buku yang dirancang buat penggunaan di kelas, dengan cermat
disusun dan disiapkan oleh para pakar atau para ahli dalam bidang itu
diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi. Berbeda
dengan Buckingham (dikutip Tarigan, 2009: 12) mengatakan bahwa buku teks
adalah sarana belajar yang biasa digunakan di sekolah-sekolah dan di perguruan
tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran.
Selain ketiga definisi di atas, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11
Tahun 2005 menjelaskan bahwa buku teks (buku pelajaran) adalah buku acuan
wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam
rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian,
kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan
kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar
nasional pendidikan.
Dari beberapa definisi tersebut, di dalam buku Telaah Buku Teks Bahasa
Indonesia (Tarigan, 2009: 13—14) disimpulkan bahwa buku teks adalah buku
disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud dan tujuan-tujuan
intruksional, yang diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan
mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi
sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran.
2.2 Fungsi Buku Teks
Penyusunan buku teks dalam upaya pengembangan pembelajaran di sekolah
tidaklah disusun tanpa fungsi yang jelas. Fungsi dan peranan buku teks itu adalah
sebagai berikut.
1. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai
pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang
disajikan.
2. Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan
bervariasi yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa, sebagai dasar
bagi program-program kegiatan yang disarankan di mana
keterampilan-keterampilan ekspresional diperoleh di bawah kondisi-kondisi yang
menyerupai kehidupan yang sebenarnya.
3. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai
keterampilan-keterampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok
dalam komunikasi.
4. Metode dan sarana penyajian bahan dalam buku teks harus memenuhi
syarat-syarat tertentu, misalnya harus menarik, menantang, merangsang, bervariasi
sehingga siswa benar-benar termotivasi untuk mempelajari buku teks tersebut.
5. Menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam) awal yang perlu dan juga
6. Sumber atau alat evaluasi dan pengajaran remidial yang serasi dan tepat guna.
(Green dan Petty dalam Tarigan 2009: 17).
2.3 Kurikulum 2013
Kurikulum merupakan bahan tertulis yang berisi segala kegiatan dan pengalaman
belajar, berbagai strategi pembelajaran, alat-alat pembelajaran, dan teknik-teknik
penilaian yang diprogramkan dan dilaksanakan secara bersistem oleh suatu
lembaga pendidikan dengan maksud untuk mencapai pendidikan tertentu (Husen,
1997: 6).
Kurikulum itu selalu dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan dalam faktor-faktor yang mendasarinya. Kurikulum juga dapat
mengalami perubahan bila terdapat pendirian baru mengenai proses belajar,
sehingga timbul bentuk-bentuk kurikulum. Perubahan kurikulum itu berkaitan
dengan perubahan dasar-dasarnya, baik mengenai tujun maupun alat-alat atau
cara-cara untuk mencapai tujuan itu (Nasution, 2008: 251—252).
Kurniasih dan Sani (2014:3) mengatakan bahwa kurikulum merupakan alat yang
sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Kurikulum ibarat jantung
pendidikan, jika jantung itu berfungsi dengan baik maka keseluruhan badanpun
akan berfungsi dengan baik. Demikian dengan kurikulum, Jika kurikulum itu
dapat berfungsi dengan baik maka tujuan dan sasaran pendidikan akan tercapai.
Saat ini pemerintah telah menetapkan Kurikulum 2013 sebagai penyempurna dari
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 bertujuan untuk
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai
serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara,
dan peradaban dunia.
2.4 Buku Teks Bahasa Indonesia Berdasarkan Kurikulum 2013
Pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri dari empat keterampilan berbahasa yaitu
berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Dalam Kurikulum 2013, bahasa
Indonesia tidak hanya difungsikan sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai
sarana berpikir. Bahasa adalah sarana untuk mengekspresikan gagasan, dan
sebuah gagasan yang utuh biasanya direalisasikan dalam bentuk teks.
Teks dimaknai sebagai ujaran atau tulisan yang bermakna, yang memuat gagasan
yang utuh. Dengan asumsi tersebut, fungsi pembelajaran bahasa adalah
mengembangkan kemampuan memahami dan menciptakan teks karena
komunikasi terjadi dalam teks atau pada tataran teks. Pembelajaran berbasis teks
inilah yang digunakan sebagai dasar pengembangan kompetensi dasar mata
pelajaran bahasa Indonesia ranah pengetahuan dan keterampilan dalam Kurikulum
2013 (Priyatni, 2014: 37).
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di
seluruh jenjang pendidikan. Arah pembelajaran pada semua jenjang pendidikan
adalah sama, yaitu untuk mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana tercantum
dalam kurikulum yang berlaku. Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia menggunakan teks sebagai sarana pembelajaran. Oleh karena itu, dapat
dinyatakan bahwa kurikulum 2013 untuk mata pelajaran bahasa Indonesia
berbasis teks. Pada jenjang SMP/MTS terdapat 14 jenis teks, yaitu teks hasil
pendek, teks cerita moral, teks ulasan, teks diskusi, teks cerita prosedur, teks cerita
biografi, teks eksemplum, teks tanggapan kritis, teks tantangan, dan teks rekaman
percobaan (Permendikbud No.68 Tahun 2013 Tentang Kurikulum SMP-MTS).
2.5 Kualitas Buku Teks
Buku teks yang baik, tentu memunyai kriteria-kriteria tertentu. Menurut Greene
dan Petty kriteria penilaian buku teks dapat dikatakan berkualitas tinggi adalah
sebagai berikut.
1. Buku teks haruslah menarik minat anak-anak, yaitu para siswa yang
mempergunakannya.
2. Buku teks itu haruslah mampu memberi motivasi kepada para siswa yang
memakainya.
3. Buku teks itu haruslah memuat ilustrasi yang menarik hati para siswa yang
memanfaatkannya.
4. Buku teks itu seharusnya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga
sesuai dengan kemampuan para siswa yang memakainya.
5. Buku teks itu isinya haruslah berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran
lainnya; lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan rencana, sehingga
semuanya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu.
6. Buku teks itu haruslah dapat menstimulasi, merangsang aktivitas-aktivitas
pribadi para siswa yang mempergunakannya.
7. Buku teks itu haruslah dengan sadar dan tegas menghindari konsep-konsep
yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak sempat membingungkan para
8. Buku teks itu haruslah mempunyai sudut pandangan atau “point of view” yang jelas dan tegas sehingga juga pada akhirnya menjadi sudut pandangan para
pemakainya yang setia.
9. Buku teks itu haruslah mampu memberi pemantapan, penekanan pada
nilai-nilai anak dan orang dewasa.
10. Buku teks itu haruslah dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para
siswa pemakainya.
(Grenee dan Petty dalam Tarigan dikutip Husen,1997:187—188).
Selain kualitas buku teks yang disampaikan oleh Green dan Petty di atas, buku
teks yang dinyatakan layak pakai bagi satuan pendidikan dasar dan menengah
ditetapkan oleh peraturan menteri. Dalam hal ini, Peraturan Pemerintah (PP) No.
19/2005 pasal 43 ayat 5 menyatakan bahwa “Kelayakan isi, bahasa, penyajian,
dan kegrafikaan buku teks pelajaran dinilai oleh BSNP dan ditetapkan dengan
Peraturan Menteri”.
2.6 Penilaian Buku Teks
Mengenai pemilihan dan pemakaian buku teks pada dasarnya tidak jauh berbeda
dengan masalah pemilihan dan pemakaian materi pembelajaran. Hal ini
disebabkan oleh kenyataan bahwa buku teks berisi rangkaian materi
pembelajaran. Sebagaimana yang terjadi pada pemilihan materi bahan ajar,
masalah umum pemilihan buku teks meliputi jenis materi, kedalaman, ruang
lingkup, urutan penyajian, perlakuan terhadap materi pembelajaran, kesesuaian
dengan kurikulum, dan kekinian. Hal ini harus benar-benar dipahami guru
sebelum menjatuhkan pilihan buku teks yang akan dipakai sebagai rujukan
dititikberatkan pada pertimbangan penampilan buku teks, harga, dan kemudahan
atau fasilitas bagi guru.
Ditinjau dari jumlah, jenis, maupun kualitasnya, buku teks yang berada di
lapangan sangatlah bervariasi. Sementara itu, buku teks pada umumnya menjadi
rujukan utama guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Secara umum, ada dua
kategori buku teks yang beredar saat ini yaitu sebagai berikut.
1. Buku teks yang telah terstandar.
2. Buku teks yang tidak/belum terstandar.
Secara legalitas-formal, buku teks yang dianggap standar adalah buku yang telah
dinyatakan lulus penilaian oleh Pusat Perbukuan dan/atau Badan Standar Nasional
Pendidikan. Tanda kelulusan ini ditandai dengan Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional. Buku yang tidak standar atau belum standar adalah buku teks yang
belum mendapat penilaian atau tidak lulus penilaian dari Pusat Perbukuan
dan/atau Badan Standar Nasional Pendidikan. Penilaian dalam rangka
standardisasi buku teks ini dilakukan secara berkala untuk semua jenis mata
pelajaran pada semua tingkat satuan pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA
dan SMK/MAK). Dengan demikian, buku-buku yang diedarkan telah memenuhi
standar mutu.
Terkait dengan penilaian buku teks, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
telah mengembangkan instrumen penilaian buku teks. Instrumen ini dipakai untuk
menentukan kelayakan sebuah buku teks untuk dapat dikategorikan sebagai buku
standar. Menurut BSNP (2007), buku teks yang berkualitas wajib memenuhi
empat unsur kelayakan, yaitu kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan
2.6.1 Penilaian Kelayakan Isi
Dalam Standar Isi (SI) KTSP kita mengenal adanya Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang memuat pokok-pokok materi pembelajaran yang
akan diberikan kepada siswa. Pada kurikulum 2013 istilah yang dipakai adalah
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 32 tahun 2013 tentang perubahan atas
PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) , Kompetensi
Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau
program.
KI terdiri dari empat kelompok yang saling terkait, yakni berkaitan dengan sikap
keagamaan/spiritual (KI 1), sikap sosial (KI 2), pengetahuan (KI 3) dan penerapan
pengetahuan (KI 4). KI 1 dan KI 2 tidak diajarkan dalam bentuk materi,
melainkan secara tidak langsung (indirect teaching) pada saat siswa mempelajari
aspek pengetahuan (KI 3) dan penerapan pengetahuan (KI 4). KI 1 dan KI 2
ditanamkan melalui keteladanan sikap guru dan lingkungan belajar. Sedangkan
KD adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi inti yang harus diperoleh
peserta didik melalui pembelajaran.
Dalam hal kelayakan isi, ada tiga indikator yang harus diperhatikan, yaitu (1)
kesesuaian uraian materi dengan Kurikulum Inti (KI) dan kompetensi dasar (KD)
yang terdapat dalam kurikulum mata pelajaran yang bersangkutan; (2) keakuratan
2.6.1.1 Kesesuaian Materi dengan KI dan KD
Sudah merupakan keharusan sebuah materi yang ada pada sebuah buku teks
pelajaran memiliki relevansi yang erat dengan Kurikulum Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) sebuah kurikulum yang berlaku saat ini. KI dan KD
merupakan dasar penyusunan sebuah materi pelajaran yang akan disampaikan
kepada siswa. Kesesuaian KI dan KD ini meliputi dua aspek yaitu kelengkapan
materi dan kedalaman materi.
2.6.2.2 Keakuratan Materi
Indikator keakuratan materi diarahkan pada sasaran berikut.
a. Akurasi Konsep dan Definisi
Materi dalam buku teks harus disajikan secara akurat untuk menghindari
miskomunikasi yang dilakukan siswa, konsep dan definisi harus dirumuskan
dengan tepat untuk mendukung tercapainya KI dan KD.
b. Akurasi Prinsip
Prinsip yang tersaji dalam buku teks perlu dirumuskan secara akurat agar tidak
menimbulkan multi-tafsir bagi siswa.
c. Akurasi Prosedur
Prosedur harus dirumuskan secara akurat sehingga siswa tidak melakukan
kekeliruan secara sistematis.
d. Akurasi Contoh, Fakta, dan Ilustrasi
Konsep, prinsip, prosedur, atau rumus harus diperjelas dengan contoh, fakta,
ilustrasi yang disajikan secara akurat.
e. Akurasi Soal
Penguasaan siswa atas konsep, prinsip, prosedur, harus dibangun oleh soal-soal
2.6.1.3 Materi Pendukung Pembelajaran
Menurut Masnur Muslih (2010: 295), indikator materi pendukung pembelajaran
diarahkan pada hal-hal berikut.
a. Kesesuaian dengan Perkembangan Ilmu dan Teknologi
Materi (termasuk contoh dan latihan) yang terdapat dalam buku teks harus
sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
b. Keterkinian Fitur, Contoh, dan Rujukan
Fitur (termasuk uraian, contoh, dan latihan) mencerminkan peristiwa atau
kondisi terkini. Keterkinian ini terlihat pada sumber atau rujukan yang
digunakan.
c. Penalaran (Reasoning)
Penalaran berperan pada saat siswa harus membuat kesimpulan. Oleh karena
itu, materi dalam buk teks perlu memuat uraian, contoh, tugas, pertanyaan, atau
soal latihan yang mendorong siswa untuk secara runtut membuat kesimpulan
yang valid.
d. Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Pemecahan masalah meliputi memahami masalah, merancang model,
memecahkan model, memeriksa hasil (mencari solusi yang layak) dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
e. Keterkaitan Antar-konsep
Keterkaitan antar-konsep dalam buku teks dapat dimunculkan dalam uraian
atau contoh. Hal ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam membangun
jaringan pengetahuan yang utuh.
Materi dalam buku teks hendaknya memuat contoh atau latihan untuk
mengomunikasikan gagasan, baik secara lisan maupun tertulis untuk
memperjelas keadaan atau masalah yang sedang dipelajari.
g. Penerapan (Aplikasi)
Materi dalam buku teks hendaknya memuat uraian, contoh, atau soal-soal yang
menjelaskan penerapan suatu konsep dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
dimaksudkan agar siswa dalam menerapkan dalam kehidupan nyata setiap
konsep yang dipelajari.
h. Kemenarikan Materi
Materi dalam buku teks hendaknya memuat uraian, strategi, gambar, foto,
cerita sejarah, atau soal-soal menarik yang dapat menimbulkan minat siswa
untuk mengkaji lebih jauh.
i. Mendorong untuk Mencari Informasi Lebih Jauh
Materi dalam buku teks hendaknya memuat tugas-tugas yang mendorong siswa
untuk memperoleh informasi lebih lanjut dari berbagai sumber.
j. Materi Pengayaan (Enrichment)
Materi dalam buku teks sebaiknya menyajikan uraian, contoh-contoh atau soal
pengayaan yang berkaitan dengan topik yang dibicarakan sehingga sajian
materinya lebih luas dari materi yang dituntut KD.
2.6.2 Penilaian Kelayakan Penyajian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Hasan Alwi, 2000 : 979) penyajian
adalah proses, cara, perbuatan menyajikan, pengaturan penampilan. Dalam hal
penyajian; (2) penyajian pembelajaran; dan (3) kelengkapan penyajian. Berikut ini
penjelasan dari masing-masing indikator kelayakan penyajian.
2.6.2.1 Teknik Penyajian
Dalam hal teknik penyajian, Masnur Muslich dalam bukunya yang berjudul “Text
Book Writing” mengemukakan beberapa indikator teknik penyajian buku teks.
Menurut Masnur Muslich (2010: 297—298), indikator teknik penyajian buku teks
diarahkan pada hal-hal berikut.
a. Sistematika penyajian
1. Setiap bab dalam buku teks minimal memuat pembangkit motivasi,
pendahulu, dan isi.
2. Pembangkit motivasi dapat disajikan dalam bentuk gambar, ilustrasi, foto,
sejarah, susunan kalimat, atau contoh penggunaan dalam kehidupan
sehari-hari yang sesuai dengan topik yang disajikan.
3. Pendahulu minimal memuat materi prasyarat yang diperlukan oleh siswa
untuk memahami pokok bahasan yang akan disajikan.
4. Isi memuat hal-hal yang tercakup dalam subkomponen kelayakan isi.
b. Keruntutan Penyajian
1. Penyajian dalam buku teks sesuai dengan alur berpikir induktif dan
deduktif.
2. Penyajian alur berpikir induktif (khusus ke umum) untuk membuat
kesimpulan dari suatu fakta dan data.
3. Penyajian alur berpikir deduktif (umum ke khusus) untuk menyatakan
dari yang sederhana ke yang kompleks, atau dari yang informal ke yang
formal sehingga siswa dapat mengikutinya dengan baik.
4. Materi prasyarat disajikan mendahului materi pokok sehingga siswa dapat
memahami materi pokok dengan baik.
c. Keseimbangan Antar-bab
Uraian substansi antar-bab (tercermin dalam jumlah halaman) tersaji secara
proposional dengan tetap mempertimbangkan KI dan KD. Uraian substansi
antarsubbab dalam bab (tercermin dalam jumlah halaman) juga tersaji secara
proposional dengan mempertimbangkan KD yang ingin dicapai.
2.6.2.2Penyajian Pembelajaran
Menurut Masnur Muslich (2010: 299—301) indikator penyajian pembelajaran
dalam buku teks diarahkan pada hal-hal berikut.
a. Berpusat pada Siswa
Penyajian materi dalam buku teks bersifat interaktif dan partisipatif sehigga
memotivasi siswa untuk belajar mandiri, misalnya dengan menggunakan
petanyaan-pertanyaan, gambar yang menarik, kalimat-kalimat ajakan, dan
sebagainya.
b. Mengembangkan Keterampilan Proses
Penyajian dan pembahasan dalam buku teks lebih menekankan pada keterampilan
proses (berpikir dan psikomotorik) sesuai dengan kata kerja operasional pada KI
dan KD, bukan hanya pada perolehan hasil akhir.
c. Memerhatikan Aspek Keselamatan Kerja
1. Kegiatan yang disajikan untuk mengembangkan keterampilan proses aman
dilakukan tidak mengandung bahaya bagi siswa. Apabila ada risiko bahaya,
maka perlu ada petunjuk yang jelas.
2. Observasi, Investigasi, Eksplorasi atau Inkuiri
a. Sajian materi dalam buku teks memuat tugas observasi, investigasi, eksplorasi
atau inkuiri.
b. Observasi dilakukan untuk mengenal, mendeteksi pola, fenomena yang
sama/berulang, atau ciri-ciri untuk membangun pengetahuan siswa secara
informal.
c. Investigasi adalah suatu aktivitas dalam memecahkan masalah, yang
berpeluang memiliki lebih dari satu jawaban.
d. Eksplorasi adalah kegiatan yang diawali dengan masalah, pengumpulan data,
atau informasi, analisis data, dan diakhiri dengan penyimpulan.
e. Inkuiri adalah suatu proses menyusun pertanyaan-pertanyaan dan
mengumpulkan data yang relevan serta memuat kesimpulan berdasarkan data
tersebut.
3. Masalah Kontekstual
a. Materi dalam buku menyajikan masalah kontekstual yang akrab, menarik, atau
bermanfaat bagi siswa.
b. Masalah kontekstual sedapat mungkin dimunculkan pada bagian awal sajian
dengan maksud untuk memfasilitasi penemuan konsep, prinsip, atau prosedur.
c. Masalah tersebut dapat pula disajikan di bagian akhir sebagai uji pemahaman,
4. Menumbuhkan Berpikir Kritis, Kreatif, dan Inovatif
a. Penyajian materi dalam buku teks memuat masalah yang dapat merangsang
tumbuhnya pemikiran kritis, kreatif, atau inovatif.
b. Sajian materi yang dapat menumbuhkan berpikir kritis adalah sajian materi
yang membuat siswa tidak lekas percaya, selalu berusaha menemukan
kesalahan atau kekeliruan, atau tajam analisisnya dalam menguji kebenaran
jawaban.
c. Sajian materi yang dapat menumbuhkan kreativitas siswa ditandai oleh
dimilikinya daya cipta siswa yang tinggi atau kemampuan siswa dalam
mencipta.
d. Sajian materi yang dapat menumbuhkan inovasi siswa ditandai oleh adanya
pembaruan atau kreasi baru dalam gagasan atau metode penyajian.
5. Memuat Hands-on Activity
a. Penyajian dalam teks hendaknya memuat hands-on activity yang merupakan
bagian dari upaya melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran
untuk menemukan dan mengidentifikasi.
b. Aktivitas ini dapat memacu siswa untuk berinteraksi dan mengomunikasikan
gagasan yang sedang dipelajari.
c. Aktivitas ini berupa kegiatan nyata yang antara lain meliputi mengidentifikasi,
memotong atau menggunting, memasangkan, atau menyusun benda sehingga
terbentuk pola atau keteraturan yang merupakan sifat, rumus, atau teorema.
6. Variasi Penyajian
a. Materi disajikan dengan berbagai metode agar tidak membosankan, misalnya
digunakan berbagai jenis ilustrasi (gambar, foto, grafik, tabel, atau peta) untuk
mendukung materi yang disajikan.
b. Untuk ilustrasi-ilustrasi yang dilindungi, harus dicantumkan sumbernya.
2.6.2.3 Kelengkapan Penyajian
Indikator kelengkapan penyajian dalam buku teks diarahkan pada hal-hal berikut.
a. Bagian Pendahuluan
Menurut Iyan WB (2007: 18) secara sederhana, pendahuluan dapat diartikan
sebagai pengantar dan pembuka isi buku. Pendahuluan dapat memberikan
pengenalan kepada pembaca tentang materi yang akan dibahas di dalam buku
sedangkan Masnur Muslich (2010: 302) pada bagian awal buku teks terdapat
prakata, petunjuk penggunaan dan daftar isi dan/atau daftar simbol atau notasi.
1. Prakata memuat secara umum isi buku yang dibahas.
2. Petunjuk penggunaan memuat penjelasan tujuan, isi buku, serta petunjuk
pemakaian buku bagi siswa untuk mempelajarinya.
3. Daftar isi memberikan gambaran mengenai isi buku yang diikuti dengan nomor
halaman kemunculan.
4. Daftar simbol atau notasi merupakan kumpulan simbol atau notasi beserta
penjelasannya yang dilengkapi dengan nomor halaman kemunculan simbol
atau notasi dan disajikan secara alfabetis.
b. Bagian Isi
Bagian isi merupakan inti dari sebuah buku. Oleh karena itu, bagian isi harus
disusun secara terpadu dengan bagian lainnya. Penyajian materi dalam buku teks
bervariasi dan bergradasi, atau rangkuman setiap bab. Menurut Masnur Muslich
(2010: 302) dijelaskan sebagai berikut.
1. Gambar, ilustrasi, atau tabel disajikan dengan jelas, menarik, dan sesuai dengan
topik yang disajikan sehingga materi lebih mudah dipahami oleh siswa. Teks,
tabel, dan gambar yang bukan buatan sendiri (dikutip dari sumber lain) harus
menyebutkan rujukan atau sumber acuan.
2. Rujukan atau sumber acuan dapat langsung disebutkan atau disertakan dalam
daftar rujukan atau sumber.
3. Penyajian setiap bab atau subbab memuat soal latihan bervariasi dengan tingkat
kesulitan bergradasi secara proposional yang dapat membantu menguatkan
pemahaman konsep atau prinsip.
Penyajian setiap bab atau subbab memuat soal latihan bervariasi dengan tingkat
kesulitan bergradasi, secara proposional yang dapat membantu menguatkan
pemahaman konsep atau prinsip. Tingkat pertanyaan berdasarkan kata kunci
pertanyaan menurut Kurniasih dan Sani (2014: 48-51) terbagi menjadi dua
tingkatan, yaitu tingkat kognitif yang lebih rendah dan tingkat kognitif yang lebih
rendah. Berikut ini adalah tabel tingkat prtanyaan.
Tabel 2.1 Tingkat Pertanyaan
No. Tingkatan Subtingkatan Kata-Kata Kunci
Terjemahkanlah... Sumber: Kurniasih dan Sani (2014: 48-51)
4. Rangkuman merupakan kumpulan konsep kunci, bab yang dinyatakan dengan
bab. Rangkuman ini dapat disajikan pada akhir setiap bab agar siswa dapat
mengingat kembali hal-hal penting yang telah dipelajari.
c. Bagian Penyudah
Bagian penyudah merupakan bagian akhir sebuah buku sebelum sampul belakang.
Keberadaan bagian penyudah di dalam buku, tidak dapat dipisahkan dari bagian
sebelumnya. Pada akhir buku teks terdapat daftar pustaka, indeks subjek, daftar
istilah (glosarium), atau petunjuk pengerjaan/jawaban soal latihan terpilih.
Apabila tidak terdapat di awal buku, daftar simbol atau notasi dapat dicantumkan
pada akhir buku. Masnur Muslich (2010: 303) mengemukakan hal-hal sebagai
berikut.
1. Daftar pustaka menggambarkan bahan rujukan yang digunakan dalam
penulisan buku dan ditulis secara konsisten. Setiap pustaka yang dibuat diawali
dengan nama pengarang (disusun secara alfabetis), tahun terbit, judul buku,
tempat, dan nama penerbit.
2. Indeks subjek merupakan kumpulan kata penting, antara lain objek materi
sajian, nama tokoh, atau pengarang, yang diikuti dengan nomor halaman
kemunculan dan disajikan secara alfabetis.
3. Daftar istilah merupakan kumpulan istilah penting beserta penjelasannya yang
dilengkapi dengan nomor halaman kemunculan istilah yang disajikan secara
alfabetis.
4. Petunjuk pengerjaan (hint) atau jawaban soal latihan terpilih disajikan pada
Tabel 2.2 Kriteria Kelayakan Penyajian Buku Teks
Indikator Sub Indikator Deskriptor
1. Teknik Penyajian
a. Sistematika Penyajian
1) Pada awal bab dalam buku teks minimal memuat pembangkiatan motivasi yang disajikan dalam bentuk gambar.
2) Pada awal bab dalam buku teks minimal memuat pembangkiatan motivasi yang disajikan dalam uraian.
3) Setiap bab dalam buku teks minimal memuat pendahulu. Pendahulu minimal memuat materi prasyarat yang diperlukan oleh siswa untuk memahami pokok bahasan yang akan disajikan dalam bentuk tujuan pembelajaran.
1) Penyajian dalam buku teks sesuai alur berpikir deduktif atau induktif.
c. Keseimbangan Antar-bab
1) Uraian substansi antar-bab (tercermin dalam jumlah halaman) tersaji secara proporsional dengan tetap mempertimbangkan KI dan KD. 2) Uraian substansi antarsubbab
dalam bab (tercermin dalam jumlah halaman) juga tersaji secara proporsional dengan mempertimbangkan KD yang ingin dicapai. teks bersifat interaktif dan partisipatif dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan.
2) Penyajian materi dalam buku teks memuat kegiatan kelompok. b. Mengembangkan
Keterampilan Proses
1) Penyajian dan pembahasan dalam buku teks lebih menekankan pada keterampilan proses berfikir dan psikomotorik)
Kerja keterampilan proses aman dilakukan oleh siswa. Bahan, peralatan, tempat, dan bentuk kegiatan yang dilakukan tidak mengandung bahaya dan logis dilakukan oleh siswa.
2) Materi dalam buku menyajikan masalah kontekstual yang akrab, menarik atau bermanfaat bagi siswa yang disajikan baik pada awal materi maupun akhir. 3) Variasi Penyajian Materi
disajikan dengan berbagai metode agar tidak membosankan, 3) Terdapat daftar isi
4) Terdapat dan/atau daftar tabel, gambar, simbol atau notasi.
2) Bagian isi 1) Penyajian materi dalam buku teks yang memuat gambar, ilustrasi, atau tabel disertai rujukan atau sumber acuan.
2) Penyajian materi setiap subbab/ bab dilengkapi soal latihan. Bervariasi dengan tingkat kesulitan bergradasi.
3) Penyajian materi dalam buku teks dilengkapi rangkuman setiap bab.
2.6.3Penilaian Kelayakan Bahasa
Dalam hal kelayakan bahasa, ada tiga indikator yang harus diperhatikan, yaitu (1)
kesesuaian pemakaian bahasa dengan tingkat perkembangan siswa; (2) pemakaian
bahasa yang komunikatif; dan (3) pemakaian bahasa memenuhi syarat keruntutan
dan keterpaduan alur perpikir.
2.6.3.1 Kesesuaian dengan Tingkat Perkembangan Siswa
Menurut Masnur Muslich (2010: 304) indikator pemakaian bahasa yang sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa diarahkan pada hal-hal berikut.
a. Kesesuaian dengan Tingkat Perkembangan Intelektual
Bahasa yang digunakan dalam buku teks untuk menjelaskan konsep atau aplikasi
konsep atau ilustrasi sampai dngan contoh yang abstrak sesuai dengan tingkat
intelektual siswa (yang secara imajinatif dapat dibayangkan oleh siswa).
b. Kesesuaian dengan Tingkat Perkembangan Sosial Emosional
Bahasa yang digunakan dalam buku teks sesuai dengan kematangan sosial
emosional siswa dengan ilustrasi yang menggambarkan konsep-konsep mulai dari
lingkungan terdekat (lokal) sampai dengan lingkungan global.
2.6.3.2Kekomunikativan Bahasa
Masnur Muslich (2010: 304—305) menyebutkan bahwa indikator pemakaian
bahasa yang komunikatif diarahkan pada hal-hal berikut.
a. Keterbacaan Pesan
Pesan dalam buku teks disajikan dengan bahasa menarik, jelas, tepat sasaran,
komunikasi tulis bahasa Indonesia sehingga mendorong siswa untuk mempelajari
buku tersebut secara tuntas.
b. Ketepatan kaidah bahasa
Kata dan kalimat yang digunakan untuk menyampaikan pesan mengacu pada
kaidah bahasa Indonesia, ejaan yang digunakan mengacu pada pedoman Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD). Penggunaan istilah yang menggambarkan suatu
konsep, prinsip, asas, atau sejenisnya harus tepat makna dan konsisten.
2.6.3.3 Keruntutan dan Keterpaduan Alur Pikir
Masnur Muslich (2010: 305) menyebutkan bahwa indikator keruntutan dan
keterpaduan alur pikir dalam pemakaian bahasa diarahkan pada hal-hal berikut.
a. Keruntutan dan Keterpaduan Antar-bab
Penyampaian pesan antara satu bab dan bab lain yang berdekatan dan
antarsubbab dalam bab mencerminkan hubungan yang logis.
b. Keruntutan dan Keterpaduan Antar-paragraf
c. Penyampaian pesan antarparagraf yang berdekatan dan antarkalimat dalam
paragraf mencerminkan hubungan logis.
2.6.4 Penilaian Kelayakan Kegrafikaan
Dalam hal kelayakan kegrafikaan, ada tiga indikator yang harus diperhatikan
dalam buku teks, yaitu (1) ukuran buku; (2) desain buku; dan (3) desain isi buku.
2.6.4.1 Ukuran Buku
Indikator ukuran diarahkan pada hal-hal berikut.
1. Ukuran buku teks adalah A4 (210 x 297 mm), A5 (148 x 210 mm) dan B5 (176
x 250 mm).
2. Toleransi perbedaan ukuran antara 0—20 mm.
b. Kesesuaian Ukuran dengan Materi Isi Buku
Pemilihan ukuran buku teks perlu disesuaikan dengan materi isi buku
berdasarkan bidang studi tertentu. Hal ini akan memengaruhi tata letak bagian
isi dan jumlah halaman buku.
(Masnur Muslich, 2010: 306)
2.6.4.2 Desain Kulit Buku
Indikator desain kulit buku diarahkan pada hal-hal berikut.
a. Tata Letak
1. Penampilan unsur tata letak pada kulit muka, belakang, dan punggung secara
harmonis memiliki irama dan kesatuan serta konsisten.
a. Desain kulit muka, belakang, dan punggung merupakan kesatuan yang utuh.
b. Elemen warna, ilustrasi, dan tipografi ditampilkan secara harmonis dan saling
terkait satu sama lainnya.
c. Adanya kesesuaian dalam penempatan unsur tata letak pada bagian kulit
maupun isi buku berdasarkan pola yang telah ditetapkan dalam perencanaan
awal buku.
2. Penampilan pusat pandang (center point) yang baik.
Sebagai daya tarik awal dari buku yang ditentukan oleh ketepatan dalam
penempatan unsur/materi desain yang ingin ditampilkan atau ditonjolkan di
antara unsur/materi desain lainnya sehingga memperjelas tampilan teks
3. Komposisi dan ukuran unsur tata letak (judul, pengarang, ilustrasi, logo, dll.),
proporsional, seimbang,dan seirama dengan tata letak isi (sesuai pola).
Adanya keseimbangan unsur tata letak (judul, pengarang, ilustrasi, logo, dll.)
dan ukuran unsur tata letak (tipografi, ilustrasi, dan unsur pendukung lainnya,
seperti kotak, lingkaran, dan elemen dekoratif lainnya) secara proporsional
dengan ukuran buku.
4. Warna unsur tata letak harmonis dan memperjelas fungsi tertentu.
Memperhatikan tampilan warna secara keseluruhan yang dapat memberikan
nuansa tertentu dan dapat memperjelas materi/isi buku.
5. Menempatkan unsur tata letak konsisten dalam satu seri.
Tidak ada perbedaan antar penampilan desain kulit buku (tipografi, pola, dan
irama) dalam satu serial buku.
b. Tipografi Kulit Buku
1. Huruf yang digunakan menarik dan mudah dibaca.
2. Ukuran huruf judul buku lebih dominan dan proporsional dibandingkan
(ukuran buku, nama pengarang, dan penerbit).
Judul buku harus dapat memberikan informasi secara cepat tentang materi isi
buku berdasarkan bidang studi tertentu.
3. Warna judul buku kontras dengan warna latar belakang.
Judul buku ditampilkan lebih menonjol daripada warna latar belakangnya.
c. Penggunaan Huruf
1. Tidak menggunakan terlalu banyak kombinasi jenis huruf.
informasi. Untuk membedakan dan mendapatkan kombinasi tampilan huruf,
dapat menggunakan variasi dan seri huruf.
2. Tidak menggunakan huruf hias dan jenis huruf sesuai dengan huruf isi buku.
(Masnur Muslich, 2010: 306—308)
2.6.4.3 Desain Buku
Indikator desain buku diarahkan pada hal-hal berikut.
a. Pencerminan Isi Buku
1. Menggambarkan isi/materi ajar dan mengungkapkan karakter objek
Dapat dengan cepat memberikan gambaran tentang materi ajar tertentu dan
secara visual dapat mengungkapkan jenis ilustrasi yang ditampilkan
berdasarkan materi ajarnya.
2. Bentuk, warna, ukuran, dan proporsi objek sesuai realita
Ditampilkan sesuai dengan bentuk, warna, dan ukuran ojeknya sehingga tidak
menimbulkan salah penafsiran maupun pengertian siswa. Kemudian warna
yang digunakan sesuai sehingga tidak menimbulkan salah pemahaman dan
penafsiran.
3. Penempatan unsur tata letak konsisten berdasarkan pola
Penempatan unsur tata letak (judul, daftar ilustrasi, dll.) pada setiap awal bab
konsisten. Penempatan unsur tata letak pada setiap halaman mengikuti pola,tata
letak dan irama yang telah ditetapkan.
4. Pemisahan antarparagraf jelas
Susunan teks pada akhir paragraf terpisah dengan jelas, dapat berupa jarak
(pada susunan teks rata kiri-kanan/blok) ataupun dengan inden (pada susunan
5. Tidak ada widow atau orphan
Jumlah baris minimal tiga baris pada paragraf akhir susunan teks yang terpisah
dengan halaman berikutnya.
b. Keharmonisan Tata Letak
1. Bidang cetak dan marjin proporsional
Penempatan unsur tata letak (judul, subjudul, teks, ilustrasi, keterangan
gambar, dan nomor halaman) pada bidang cetak secara proporsional.
2. Margin dua halaman yang berdampingan proporsional
Susunan tata letak halaman genap berpengaruh terhadap tata letak halaman
ganjil di sebelahnya, mengacu pada prinsip dua halaman dan terbuka (centered
spread).
3. Spasi antara teks dan ilustrasi sesuai
Merupakan kesatuan tampilan antara teks dengan ilustrasi dalam satu halaman.
c. Kelengkapan Tata Letak
1. Judul bab, subjudul bab, dan angka halaman/folios
a. Judul bab ditulis secara lengkap disertai dengan angka bab (Bab I, Bab II, Bab
III, dst.).
b. Penulisan subjudul dan sub-subjudul disesuaikan dengan hierarki penyajian
materi ajar.
c. Penempatan nomor halaman disesuaikan dengan pola tata letak.
2. Ilustrasi dan keterangan gambar (caption)
a. Mampu memperjelas penyajian materi, baik dalam bentuk, ukuran yang
b. Keterangan gambar/legenda ditempatkan berdekatan dengan ilustrasi dengan
ukuran lebih kecil daripada huruf teks.
d. Daya Pemahaman Tata Letak
1. Penempatan hiasan/ilustrasi sebagai latar belakang tidak mengganggu judul, teks, dan angka halaman.
Menempatkan hiasan/ilustrasi pada halaman sebagai latar belakang jangan
sampi mengganggu kejelasan dan penyampaian informasi pada teks sehingga
dapat menghambat pemahaman siswa.
1. Penempatan judul, subjudul, ilustrasi, dan keterangan gambar tidak
mengganggu pemahaman.
Judul, subjudul, ilustrasi, dan keterangan gambar ditempatkan sesuai dengan
pola yang telah ditetapkan sehingga tidak menimbulkan salah interpretasi
terhadap materi yang disampaikan.
e. Tipografi Isi Buku
1. Kesederhanaan
a. Tidak menggunakan terlalu banyak jenis huruf
Maksimal menggunakan dua jenis huruf sehingga tidak mengganggu peserta
didik dalam menyerap informasi yang disampaikan. Untuk membedakan unsur
teks, dapat mempergunakan variasi dan seri huruf dari suatu keluarga huruf.
b. Tidak menggunakan jenis huruf hias/dekoratif
Akan mengurangi tingkat keterbacaan susunan teks.
c. Penggunaan variasi huruf (bold, italic, all capital, dan small capital) tidak