• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELAYAKAN PENYAJIAN BUKU TEKS MAHIR BERBAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013 TERBITAN ERLANGGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KELAYAKAN PENYAJIAN BUKU TEKS MAHIR BERBAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013 TERBITAN ERLANGGA"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

KELAYAKAN PENYAJIAN BUKU TEKS

MAHIR BERBAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013 TERBITAN ERLANGGA

Oleh

Emi Rismawati

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kelayakan penyajian dalam buku teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 terbitan Erlangga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penyajian buku teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 terbitan Erlangga yang meliputi: teknik penyajian, penyajian pembelajaran, dan kelengkapan penyajian. Medote yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah buku teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII kurikulum 2013 terbitan Erlangga yang disusun oleh tim edukatif Wahono, M.Pd., Drs. Makhrufi, M.Pd., dan Sawali, M.Pd.

(2)

disajikan mengembangkan keterampilan proses dan baik untuk dilakukan siswa. Bahan, peralatan, tempat, serta bentuk kegiatan yang dilakukan tidak mengandung bahaya dan logis dilakukan oleh siswa. Pada awal bab tidak menyajikan masalah kontekstual. Indikator Kelengkapan penyajian; 1) bagian awal buku teks tidak dilengkapi dengan prakata, petunjuk penggunaan, dan terdapat daftar isi tetapi tidak terdapat dan/atau daftar tabel, gambar, simbol atau notasi; 2) bagian isi dilengkapi gambar dan teks yang mencantumkan sumber acuan, latihan soal yang disajikan bervariasi dengan tingkat soal yang bergradasi; 3) bagian penutup terdapat daftar pustaka, ada 1 kesalahan dalam penulisan daftar pustaka, buku teks tidak dilengkapi rangkuman, halaman indeks, daftar istilah (glosarium), dan jawaban soal terpilih. Berdasarkan deskripsi kelayakan penyajian, buku Mahir Berbahasa Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 terbitan Erlangga sudah merepresentasikan Kurikulum 2013 sesuai dengan pedoman uji kelayakan penyajian buku teks yang dikeluarkan oleh BSNP.

(3)

KELAYAKAN PENYAJIAN BUKU TEKS

MAHIR BERBAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013 TERBITAN ERLANGGA

Oleh

EMI RISMAWATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Sukanegara (Tanjung Bintang, Lampung Selatan) pada

06 Maret 1991, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis adalah buah

hati dari pasangan Sukiran dan Siti Khoiriyah.

Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan di Taman Kanak-kanak Dharma

Wanita Serdang pada tahun 1997, SD Negeri 2 Sukanegara pada tahun 2003,

Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Tanjung Bintang pada tahun 2006 dan Madrasah

Aliyah Negeri 1 (MAN MODEL) Bandar Lampung pada tahun 2009. Pada tahun

yang sama, penulis diterima menjadi mahasiswa pada Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan

Tinggi Negeri).

Pada tahun 2012 penulis mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP

Negeri 2 Marga Tiga Lampung Timur dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa

Melaris, Kecamatan Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur . Selama menjadi

mahasiswa semester satu hingga empat penulis aktif di organisasi kampus yakni

HMJ PBS (Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni) dan FPPI

(8)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbilalamin

Dengan segenap cinta kasih dan baktiku karya ini kupersembahkan kepada

Sukiran, S.Pd., ayahanda tersayang dan Bunda Siti Khoiriyah tercinta, yang merelakan cucuran keringatnya untuk keberhasilanku dan senantiasa

mendoakanku;

Adik-adikku: Siska Wulandari, S.ST., Teguh Arif Riyanto dan Akmal Nabil A Anas;

Keluarga besarku: Kakek, nenek, bude, pakde, om, bibi, serta keponakan yang memberi motivasi dan keceriaan selalu

Seseorang dipilihkan Allah yang akan menjadi imamku kelak dan mendampingi dalam suka maupun duka;

Para sahabat dan rekan-rekan yang menunggu kelulusanku; Semua pihak yang telah membantu proses pembuatan skripsi ini

(9)

1 MOTO

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya

sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah: 5—6)

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan

(kepadanya)” (QS. An-Najm: 39—40)

“…Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”

(10)
(11)

SANWACANA

Assalamualaikum. wr. wb.

Alhamdulillah. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt. karena atas

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Kelayakan Penyajian Buku Teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas

VII Kurikulum 2013 Terbitan Erlangga”. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah

satu syarat menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada

1. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah memberikan

pengarahan, bimbingan, dan saran kepada penulis selama penulisan skripsi

ini.

2. Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II atas segala masukan,

motivasi tanpa henti, waktu dan bimbingan yang luar biasa dalam penulisan

skripsi ini.

3. Prof. Dr. Karomani, M.Si., selaku dosen pembahas yang telah memberikan

nasihat, dn arahan dalam skripsi ini.

4. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik yang

memberikan arahan serta saran-saran.

5. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan

(12)

7. Seluruh dosen dan staf di Jurusan Bahasa dan Seni FKIP Universitas

Lampung.

8. Orang tuaku tercinta, Sukiran, S.Pd., bapak yang luar biasa serta Bunda Siti

Khoiriyah yang telah sabar memberikan nasihat, motivasi, dan selalu

mendoakan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Saudara-saudara dan keluarga yang selalu memberikan doanya dan

menantikan kelulusanku (mamas, mbak, oom, bibi, pakde, bude, kakek dan

nenek).

10. Adik-adikku, Mb Ika (Siska Wulandari, S.ST.), Mas Nabil (Akmal Nabil A

Anas), Mas Rian (Teguh Arif Rianto), dan sepupuku, Mb Winda, Mb Adel,

Dek Nurul, Dek Faiz, Dek Diaz dan Dek Keiza (semoga kelak kalian jadi

orang-orang besar yang berbudi baik).

11. Rekan-rekan angkatan 2009 terima kasih atas kebersamaan dan warna-warnai

yang telah terlukis di hari-hari lalu (Tiwi, Reny, Adhit, Ika, Edi, Bayu, dll.),

terima kasih juga untuk rekan-rekan yang berjuang bersama di akhir-akhir ini

(Merta, Rika, Dian, Andari, Teguh dan semuanya).

12. Kakak tingkat dan adik tingkat (Mb Reza, Devi Kusmitha Sari, dkk.), terima

kasih atas segala bantuan dan semangat yang telah berikan.

13. Kakak dan rekan saya yang jauh di sana yang selalu memberikan motivasi dan doa, semoga Allah memudahkan segala urusan beliau dan tercapai segala cita. Hidup ini memang selalu butuh ikhtiar dan doa. Semangat!

14. Bunda PAUD Tunas Mekar (Bunda Nur Fitriana dan Bunda Siti Khoiriyah)

(13)

16. Teman-Teman PPL dan KKN tematik Unila 2012 (Ivan, Nanda, Puji, Eci,

mbak Nadia, Mis Karlina, Anita, Mely dan Meta) terima kasih atas suka duka

dan kebersamaan bersama di keluarga Bapak Sumarli dan Ibu Titi.

17. Rekan-rekan HIMPAUDI kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung

Selatan yang terus memberikan motivasi.

18. Teman-teman “Khaira” dalam lingkaran cinta (Ibu Rufi, Hasti, Mita, Dwi,

Gita, Hana, Evi, Sely, Amel dan Diah) yang selalu memberikan semangat,

kelonggaran waktu, dan melantunkan doa-doa terbaik.

19. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, Semoga Allah swt. membalas semua kebaikan mereka. Penulis mohon

maaf apabila ada kata-kata yang salah dan masih terdapat kekurangan dalam

skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum wr. wb.

Bandarlampung, Desember 2015

Penulis,

(14)

DAFTAR ISI 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 6

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.4Manfaat Penelitian ... 8

1.5Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II. LANDASAN TEORI 2.1Hakikat Buku Teks Bahasa Indonesia ... 10

2.2Fungsi Buku teks ... 11

2.3Kurikulum 2013 ... 12

2.4Buku Teks Bahasa Indonesia Berdasarkan Kurikulum 2013 ... 13

2.5Kualitas Buku Teks... 14

2.6Penilaian Buku Teks ... 15

2.6.1 Kelayakan Isi ... 17

2.6.2 Kelayakan Penyajian ... 20

2.6.3 Kelayakan Bahasa ... 31

2.6.4 Kelayakan Kegrafikan ... 33

III. METODE PENELITIAN 3.1Metode Penelitian ... 41

3.2Sumber Data ... 42

3.3Prosedur Analisis Data ... 43

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Identitas Buku Teks ... 48

4.2Materi Pembelajaran Buku Teks ... 49

4.3Hasil dan Pembahasan ... 56

(15)

4.3.1.1Telaah Teknik Penyajian Buku Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013Terbitan Erlangga ... 57 a. Telaah Sistematika Penyajian Buku Teks Mahir

Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Terbitan Erlangga ... 58 b. Telaah Keruntutan Penyajian Buku Teks Mahir

Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Terbitan Erlangga ...117 c. Telaah Keseimbangan Antar-bab Buku Teks Mahir

Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Terbitan Erlangga ...130 4.3.1.2Telaah Penyajian Pembelajaran Buku Teks Mahir

Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 terbitan Erlangga … ...136 a. Telaah Berpusat Pada Siswa Buku Teks Mahir

Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Terbitan Erlangga ...137 b. Telaah Mengembangkan Keterampilan Proses Buku

Teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Terbitan Erlangga ...155 c. Telaah Memperhatikan Apek Keselamatan Kerja Buku

Teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Terbitan Erlangga ...178 4.3.1.3Telaah Kelengkapan Penyajian Buku Teks Mahir

Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Terbitan Erlangga … ...192 a. Telaah Bagian Pendahulu Buku Teks Mahir Berbahasa

Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013

Terbitan Erlangga ...193 b. Telaah Bagian Isi Buku Teks Mahir Berbahasa

Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013

Terbitan Erlangga ...198 c. Telaah Bagian Penyudah Buku Teks Mahir Berbahasa

Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013

Terbitan Erlangga ...225

1. Instrumen Telaah Kelayakan Penyajian Buku Teks

2. KI dan KD pada Bahasa Indonesia Kelas VII Kurikulum 2013

3. Cover Buku Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 terbitan Erlangga

4. Daftar isi Buku Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 terbitan Erlangga

(16)

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

3.1 Instrumen Telaah Kelayakan Penyajian Buku Teks ………43

4.1 Judul bab dalam buku Teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Terbitan Erlangga………... ...49

4.2 Judul bab dan subbab buku Teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Terbitan Erlangga…… ...50

4.3 Teks dalam buku Teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Terbitan Erlangga ……….. ...53

4.4 Keseimbangan Antar-bab ...131

4.5 Keseimbangan Subbab ...132

4.6 Materi Bab I Tentang Teks Hasil Observasi ...156

4.7 Materi Bab II Tentang Teks Hasil Observasi ...159

4.8 Materi Bab III Tentang Tanggapan Deskriptif ...161

4.9 Materi Bab IV Tentang Tanggapan Deskriptif ...164

4.10Materi Bab V Tentang Eksposisi ...166

4.11Materi Bab VI Tentang Eksposisi ...169

4.12Materi Bab VII Tentang Eksplanasi ...171

4.13Materi Bab VIII Tentang Eksplanasi ...174

4.14Materi Bab IX Tentang Cerita Pendek...174

4.15Materi Bab X Tentang Cerita Pendek ...176

4.16Gradasi Tingkat Kesulitan Soal pada bab I ...212

4.17Gradasi Tingkat Kesulitan Soal pada bab II ...214

4.18Gradasi Tingkat Kesulitan Soal pada bab III ...215

4.19Gradasi Tingkat Kesulitan Soal pada bab IV ...216

4.20Gradasi Tingkat Kesulitan Soal pada bab V ...217

4.21Gradasi Tingkat Kesulitan Soal pada bab VI ...219

4.22Gradasi Tingkat Kesulitan Soal pada bab VII ...220

4.23Gradasi Tingkat Kesulitan Soal pada bab VIII ...221

4.24Gradasi Tingkat Kesulitan Soal pada bab IX ...223

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Komponen-komponen analisis data : Model Alir……….. 41

4.1 Gambar pembangkitkan motivasi bab I ...59

4.2 Gambar pembangkitkan motivasi bab II ...60

4.3 Gambar pembangkitkan motivasi bab III ...61

4.4 Gambar pembangkitkan motivasi bab IV ...62

4.5 Gambar pembangkitkan motivasi bab V ...63

4.6 Gambar pembangkitkan motivasi bab VI ...64

4.7 Gambar pembangkitkan motivasi bab VII ...65

4.8 Gambar pembangkitkan motivasi bab VIII ...66

4.9 Gambar pembangkitkan motivasi bab IX ...67

4.10 Gambar pembangkitkan motivasi bab X ...68

4.11 Gambar reptil pada materi memahami teks ...199

4.12 Gambar ular derik pada materi membedakan teks hasil observasi ...199

4.13 Gambar lalat buah pada materi mengklaifikasi teks observasi...199

4.14 Gambar rumput hias pada materi menangkap makna teks hasil observasi ...201

4.15 Gambar Sigale-gale pada teks belajar budaya Batak...201

4.16 Gambar Eyang Nurma pada materi memahami teks tanggapan deskriptif ...202

4.17 Gambar Jerapah pada teks 9 ...202

4.18 Gambar Candi Borobudur ...203

4.19 Gambar Pallawa Tongkonan ...203

4.20 Gambar contoh brosur Borobudur ...204

4.21 Gambar Bunga Melati Putih ...204

4.22 Gambar mata...205

4.23 Gambar jantung manusia ...205

4.24 Gambar anak usia dini ...206

4.25 Gambar proses terjadinya hujan ...207

4.26 Gambar orang yang sedang berbisik ...207

4.27 Gambar pergantian siang dan malam ...208

4.28 Gambar suasana wan gelap...208

4.29 Gambar akibat letusan gunung api ...208

4.30 Gambar akibat tanah longsor ...208

4.31 Gambar kue stroberi ...209

4.32 Gambar tali sepatu ...209

4.33 Gambar kakek penjual tali sepatu ...209

(18)

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

4.1 Konsep penyajian teks hasil observasi pada bab I ...118

4.2 Konsep penyajian teks hasil observasi pada bab II ...119

4.3 Konsep penyajian teks tanggapan deskriptif pada bab III ...121

4.4 Konsep penyajian teks tanggapan deskriptif pada bab IV ...122

4.5 Konsep penyajian teks eksposisi pada bab V ...123

4.6 Konsep penyajian teks eksposisi pada bab VI ...124

4.7 Konsep penyajian teks eksplanasi pada bab VII ...125

4.8 Konsep penyajian teks eksplanasi pada bab VIII ...126

4.9 Konsep penyajian teks cerita pendek pada bab IX ...127

(19)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kegiatan belajar-mengajar, kita tidak dapat dipisahkan dengan kurikulum dan

buku teks. Keberhasilan proses belajar-mengajar diukur oleh tujuan pembelajaran

yang ada pada kurikulum. Selain itu, sebagai media dan sumber pembelajaran, buku

teks memberikan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan yang dibutuhkan oleh

siswa. Penggunaan buku teks dalam pembelajaran merupakan hal yang penting

karena buku teks memberikan dua hal sekaligus yaitu menyediakan materi pelajaran

yang akan diajarkan serta mengurutkan materi tersebut dengan sistematis.

Kurikulum merupakan bahan tertulis yang berisi segala kegiatan dan pengalaman

belajar, berbagai strategi pembelajaran, alat-alat pembelajaran, dan teknik-teknik

penilaian yang diprogramkan dan dilaksanakan secara bersistem oleh suatu lembaga

pendidikan dengan maksud untuk mencapai pendidikan tertentu (Husen, 1997: 6).

Kurikulum itu selalu dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh perubahan-perubahan

dalam faktor-faktor yang mendasarinya. Kurikulum juga dapat mengalami perubahan

bila terdapat pendirian baru mengenai proses belajar, sehingga timbul bentuk-bentuk

(20)

baik mengenai tujun maupun alat-alat atau cara-cara untuk mencapai tujuan itu

(Nasution, 2008: 251—252).

Kurikulum dan buku teks adalah dua komponen pendidikan yang saling

berhubungan, saling membutuhkan, dan saling berpengaruh satu sama lain kurikulum

merupakan tempat berpijak suatu lembaga pendidikan serta pedoman dan penunjuk

arah bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar. Buku teks

sebagai sumber bahan ajar atau alat pembelajaran bagi siswa dan guru merupakan

pelengkap bahkan menjadi perpanjangan tangan suatu kurikulum. Penulisan buku

teks yang baik harus selalu berpedoman dan merujuk pada suatu kurikulum yang

diberlakukan.

Buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku

standar yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud dan

tujuan-tujuan intruksional, yang diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi

dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi

sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran (Tarigan, 2009: 13—14).

Buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang

memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan,

budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang

disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (Peraturan Menteri Pendidikan

(21)

Latar belakang perlunya perubahan kurikulum menurut Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan masa jabatan 2009—2014, Muhammad Nuh, menyebutkan bahwa di

tengah perubahan zaman, sistem pendidikan di Indonesia juga harus selalu ikut

menyesuaikan. Pengembangan Kurikulum 2013 diharapkan dapat menjadi jawaban

untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam menghadapi

perubahan dunia. Pengembangan Kurikulum 2013 sudah melalui proses panjang dan

ditelaah sehingga saatnya disampaikan ke publik agar dapat memberi pandangan

lebih sempurna. Dengan segala konsekuensinya, jika kita ingin kualitas SDM

Indonesia tidak tertinggal, maka perubahan kurikulum 2013 harus dilakukan.

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih

baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengomunikasikan

(mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima

materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan

penyempurnaan Kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan

budaya.

Melalui pendekatan itu diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, ketrampilan,

dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih

produktif sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai

persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.

Inti dari Kurikulum 2013 adalah adanya upaya penyederhanaan, dan

(22)

menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi

perkembangan masa depan.

Menurut Kemdikbud, ada dua faktor besar dalam keberhasilan Kurikulum 2013.

Pertama, penentu, yaitu kesesuaian Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(PTK) dengan kurikulum dan buku teks. Kedua, faktor pendukung yang terdiri dari

tiga unsur, yaitu:

1. ketersediaan buku sebagai bahan ajar dan sumber belajar yang mengintegrasikan

standar pembentuk kurikulum;

2. penguatan peran pemerintah dalam pembinaan dan pengawasan; dan

3. penguatan manajemen dan budaya sekolah.

Dalam proses pembelajaran, buku teks memiliki peran yang sangat penting sebagai

referensi yang digunakan siswa untuk mengoptimalkan potensi-potensinya. Oleh

karena itu, perlu adanya pemilihan buku teks yang baik yang akan digunakan di

dalam pembelajaran. Masalah pemilihan buku teks secara umum meliputi jenis

materi, kedalaman, ruang lingkup, urutan penyajian, perlakuan terhadap materi

pembelajaran, kesesuaian dengan kurikulum, dan kekinian. Hal-hal tersebut harus

dipahami oleh seorang guru sebelum menjatuhkan pilihannya terhadap buku teks

yang akan digunakan untuk rujukan dalam pembelajaran.

Mengingat pentingnya sebuah buku teks dalam kegiatan belajar-mengajar, buku teks

haruslah memenuhi empat kriteria yang salah satunya adalah kelayakan penyajian.

(23)

guru menyampaikan materi pembelajaran, seorang guru harus mempertimbangkan

pula materi yang tersaji dalam buku teks pelajaran.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Hasan Alwi, 2000 : 979) penyajian adalah

proses, cara, perbuatan menyajikan, pengaturan penampilan, atau cara menyampaikan

karangan, makalah, dan sebagainya. Jadi, penyajian buku teks merupakan proses, cara

menyajikan buku teks sesuai dengan pedoman/aturan yang telah ditentukan.

Agar buku teks yang dipakai dalam pembelajaran dapat meningkatkan kualitas dan

hasil pengajaran, maka dibutuhkanlah buku teks yang bermutu tinggi. Dalam hal ini,

Peraturan Pemeritah (PP) No. 19/2005 pasal 43 ayat 5 menyatakan bahwa

“Kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan buku teks pelajaran dinilai oleh

BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri”.

Sebelum penelitian ini, ada juga penelitian serupa yang menggunakan uji kelayakan

berdasarkan BSNP namun difokuskan pada kelayakan isi. Penelitian tersebut

dilakukan oleh Muhammad Rizal pada tahun 2012 dengan judul skripsi “Kelayakan

Isi Buku Kompeten Berbahasa Indonesia untuk Kelas X Terbitan Erlangga”. Dalam

skripsi tersebut diuraikan secara mendalam hal-hal yang berkaitan dengan kelayakan

isi sebuah buku teks.

Salah satu buku teks yang banyak digunakan di sekolah adalah buku yang diterbitkan

oleh PT. Erlangga yang merupakan salah satu penerbit buku teks pelajaran dan

nonpelajaran yang sudah berpengalaman di bidangnya. Hal inilah yang menjadi salah

(24)

Pemilihan buku kelas VII adalah karena penulis menganggap kelas VII adalah masa

transisi seorang siswa dari jenjang SD ke SMP, jadi harus ditunjang dengan

buku-buku yang baik sehingga siswa akan mudah menerima pelajaran yang diberikan.

Selain itu penulis memilih menggunakan buku Kurikulum 2013 agar sesuai dengan

kurikulum yang berlaku saat ini.

Secara umum buku ini memaparkan sajian materi pembelajaran yang mengacu pada

pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang tercermin dalam empat

Kompetenti Inti (KI) yakni pengembangan sikap keagamaan, sikap sosial,

pengetahuan, dan pengembangan keterampilan yang kemudian dijabarkan lebih lanjut

ke dalam beberapa Kompetensi Dasar (KD) yang dikembangkan secara utuh melalui

kegiatan mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis merasa perlu untuk meneliti kelayakan penyajian

buku teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs kelas VII tahun 2013 terbitan

Erlangga. Dalam penelitian ini, penyajian buku teks Mahir Berbahasa Indonesia

SMP/MTs kelas VII Kurikulum 2013 terbitan Erlangga diukur dengan menggunakan

uji kelayakan penyajian dari BSNP.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini terdiri atas dua rumusan masalah. Rumusan masalah tersebut

(25)

1.2.1 Rumusan Masalah Mayor

Rumusan masalah mayor adalah rumusan masalah yang mencakup seluruh objek

penelitian. Rumusan masalah mayor dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana

kelayakan penyajian dalam buku teks “Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas

VII Kurikulum 2013 terbitan Erlangga?”.

1.2.2 Rumusan Masalah Minor

Rumusan maalah minor adalah rumusan masalah yang terdiri atas bagian-bagian atau

sub-sub dari rumusan masalah mayor. Rumusan masalah minor dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana teknik penyajian buku teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs

Kelas VII Kurikulum 2013 terbitan Erlangga?

2. Bagaimana penyajian pembelajaran buku teks Mahir Berbahasa Indonesia

SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 terbitan Erlangga?

3. Bagaimana kelengkapan penyajian buku teks Mahir Berbahasa Indonesia

SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 terbitan Erlangga?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kelayakan penyajian dalam buku

teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 terbitan

Erlangga yang meliputi:

a. teknik penyajian;

b. penyajian pembelajaran; dan

(26)

1.4 Manfaat Penelitian

Dalam sebuah penelitian, tentunya penulis mengharapkan adanya manfaat yang

diperoleh dari hasil penelitian ini, baik manfaat untuk penulis pribadi maupun orang

lain. Teori dan hasil yang ada dalam pembahasan ini secara umum penulis diharapkan

dapat memberikan sumbangan pada dunia pendidikan. Manfaat praktis bagi siswa

adalah agar dapat termotivasi belajarnya dengan penyajian buku teks yang baik, dapat

memberikan informasi bagi guru tentang pentingnya penyajian dalam buku teks, bagi

penerbit buku, dapat dijadikan bahan evaluasi buku teks yang telah diterbitkan dan

memberikan informasi bagi penulis buku tentang penyajian yang baik dalam

penulisan buku teks serta memberikan pengalaman serta ilmu bagi penulis dalam hal

penyajian buku teks.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah buku teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas

VII Kurikulum 2013 terbitan Erlangga. Objek penelitian ini adalah penyajian yang

disajikan dalam buku teks Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII

Kurikulum 2013 terbitan Erlangga berdasarkan kriteria dari BSNP yang meliputi:

a. teknik penyajian;

b. penyajian pembelajaran; dan

(27)

II. LANDASAN TEORI

Di antara ragam jenis buku, salah satu jenis buku yang paling penting dan

fungsional bagi para pelajar adalah buku teks. Setiap mata pelajaran seharusnya

ditunjang oleh minimal satu buku teks. Dengan buku, pelaksanaan pendidikan

dapat lebih lancar. Dalam dunia pendidikan, buku teks merupakan sarana yang

pokok untuk keberhasilan pembelajaran. Seorang guru erat kaitannya dengan

buku teks. Penggunaan buku teks dalam pembelajaran merupakan hal yang

penting karena buku teks memberikan dua hal sekaligus yaitu menyediakan materi

pelajaran yang akan diajarkan serta mengurutkan materi tersebut dengan

sistematis.

Dalam pembelajaran di kelas guru tidak lepas dari buku yang digunakan sebagai

sumber dan media pembelajaran. Selain itu, guru juga dapat mengelola kegiatan

pembelajaran secara efektif dan efisien melalui sarana buku teks. Siswa pun

dalam mengikuti kegiatan belajar akan dapat maksimal dengan menggunakan

buku teks.

Keberhasilan pendidikan juga sangat dipengaruhi oleh penyediaan buku teks yang

berkualitas. Buku teks sebagai buku pendukung dalam pembelajaran memiliki

peranan yang sangat penting yaitu karena guru menggunakan buku teks tersebut

sebagai acuan dalam membelajarkan materi. Jika kualitas buku teks yang

(28)

yang dilakukan akan baik. Oleh karena itu, seorang guru harus dapat

mempertimbangkan buku yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

2.1 Hakikat Buku Teks

Banyak para pakar yang mendefinisikan pengertian dari buku teks. Definisi para

pakar tersebut menyatakan Buku teks adalah rekaman pikiran rasional yang

disusun untuk maksud-maksud dan tujuan-tujuan instruksional (Hall Quest dalam

Tarigan, 2009: 12). Bacon (dikutip Tarigan, 2009: 12) mengatakan bahwa buku

teks adalah buku yang dirancang buat penggunaan di kelas, dengan cermat

disusun dan disiapkan oleh para pakar atau para ahli dalam bidang itu

diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi. Berbeda

dengan Buckingham (dikutip Tarigan, 2009: 12) mengatakan bahwa buku teks

adalah sarana belajar yang biasa digunakan di sekolah-sekolah dan di perguruan

tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran.

Selain ketiga definisi di atas, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11

Tahun 2005 menjelaskan bahwa buku teks (buku pelajaran) adalah buku acuan

wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam

rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian,

kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan

kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar

nasional pendidikan.

Dari beberapa definisi tersebut, di dalam buku Telaah Buku Teks Bahasa

Indonesia (Tarigan, 2009: 13—14) disimpulkan bahwa buku teks adalah buku

(29)

disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud dan tujuan-tujuan

intruksional, yang diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan

mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi

sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran.

2.2 Fungsi Buku Teks

Penyusunan buku teks dalam upaya pengembangan pembelajaran di sekolah

tidaklah disusun tanpa fungsi yang jelas. Fungsi dan peranan buku teks itu adalah

sebagai berikut.

1. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai

pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang

disajikan.

2. Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan

bervariasi yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa, sebagai dasar

bagi program-program kegiatan yang disarankan di mana

keterampilan-keterampilan ekspresional diperoleh di bawah kondisi-kondisi yang

menyerupai kehidupan yang sebenarnya.

3. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai

keterampilan-keterampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok

dalam komunikasi.

4. Metode dan sarana penyajian bahan dalam buku teks harus memenuhi

syarat-syarat tertentu, misalnya harus menarik, menantang, merangsang, bervariasi

sehingga siswa benar-benar termotivasi untuk mempelajari buku teks tersebut.

5. Menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam) awal yang perlu dan juga

(30)

6. Sumber atau alat evaluasi dan pengajaran remidial yang serasi dan tepat guna.

(Green dan Petty dalam Tarigan 2009: 17).

2.3 Kurikulum 2013

Kurikulum merupakan bahan tertulis yang berisi segala kegiatan dan pengalaman

belajar, berbagai strategi pembelajaran, alat-alat pembelajaran, dan teknik-teknik

penilaian yang diprogramkan dan dilaksanakan secara bersistem oleh suatu

lembaga pendidikan dengan maksud untuk mencapai pendidikan tertentu (Husen,

1997: 6).

Kurikulum itu selalu dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh

perubahan-perubahan dalam faktor-faktor yang mendasarinya. Kurikulum juga dapat

mengalami perubahan bila terdapat pendirian baru mengenai proses belajar,

sehingga timbul bentuk-bentuk kurikulum. Perubahan kurikulum itu berkaitan

dengan perubahan dasar-dasarnya, baik mengenai tujun maupun alat-alat atau

cara-cara untuk mencapai tujuan itu (Nasution, 2008: 251—252).

Kurniasih dan Sani (2014:3) mengatakan bahwa kurikulum merupakan alat yang

sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Kurikulum ibarat jantung

pendidikan, jika jantung itu berfungsi dengan baik maka keseluruhan badanpun

akan berfungsi dengan baik. Demikian dengan kurikulum, Jika kurikulum itu

dapat berfungsi dengan baik maka tujuan dan sasaran pendidikan akan tercapai.

Saat ini pemerintah telah menetapkan Kurikulum 2013 sebagai penyempurna dari

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 bertujuan untuk

mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai

(31)

serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara,

dan peradaban dunia.

2.4 Buku Teks Bahasa Indonesia Berdasarkan Kurikulum 2013

Pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri dari empat keterampilan berbahasa yaitu

berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Dalam Kurikulum 2013, bahasa

Indonesia tidak hanya difungsikan sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai

sarana berpikir. Bahasa adalah sarana untuk mengekspresikan gagasan, dan

sebuah gagasan yang utuh biasanya direalisasikan dalam bentuk teks.

Teks dimaknai sebagai ujaran atau tulisan yang bermakna, yang memuat gagasan

yang utuh. Dengan asumsi tersebut, fungsi pembelajaran bahasa adalah

mengembangkan kemampuan memahami dan menciptakan teks karena

komunikasi terjadi dalam teks atau pada tataran teks. Pembelajaran berbasis teks

inilah yang digunakan sebagai dasar pengembangan kompetensi dasar mata

pelajaran bahasa Indonesia ranah pengetahuan dan keterampilan dalam Kurikulum

2013 (Priyatni, 2014: 37).

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di

seluruh jenjang pendidikan. Arah pembelajaran pada semua jenjang pendidikan

adalah sama, yaitu untuk mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana tercantum

dalam kurikulum yang berlaku. Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran Bahasa

Indonesia menggunakan teks sebagai sarana pembelajaran. Oleh karena itu, dapat

dinyatakan bahwa kurikulum 2013 untuk mata pelajaran bahasa Indonesia

berbasis teks. Pada jenjang SMP/MTS terdapat 14 jenis teks, yaitu teks hasil

(32)

pendek, teks cerita moral, teks ulasan, teks diskusi, teks cerita prosedur, teks cerita

biografi, teks eksemplum, teks tanggapan kritis, teks tantangan, dan teks rekaman

percobaan (Permendikbud No.68 Tahun 2013 Tentang Kurikulum SMP-MTS).

2.5 Kualitas Buku Teks

Buku teks yang baik, tentu memunyai kriteria-kriteria tertentu. Menurut Greene

dan Petty kriteria penilaian buku teks dapat dikatakan berkualitas tinggi adalah

sebagai berikut.

1. Buku teks haruslah menarik minat anak-anak, yaitu para siswa yang

mempergunakannya.

2. Buku teks itu haruslah mampu memberi motivasi kepada para siswa yang

memakainya.

3. Buku teks itu haruslah memuat ilustrasi yang menarik hati para siswa yang

memanfaatkannya.

4. Buku teks itu seharusnya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga

sesuai dengan kemampuan para siswa yang memakainya.

5. Buku teks itu isinya haruslah berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran

lainnya; lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan rencana, sehingga

semuanya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu.

6. Buku teks itu haruslah dapat menstimulasi, merangsang aktivitas-aktivitas

pribadi para siswa yang mempergunakannya.

7. Buku teks itu haruslah dengan sadar dan tegas menghindari konsep-konsep

yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak sempat membingungkan para

(33)

8. Buku teks itu haruslah mempunyai sudut pandangan atau “point of view” yang jelas dan tegas sehingga juga pada akhirnya menjadi sudut pandangan para

pemakainya yang setia.

9. Buku teks itu haruslah mampu memberi pemantapan, penekanan pada

nilai-nilai anak dan orang dewasa.

10. Buku teks itu haruslah dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para

siswa pemakainya.

(Grenee dan Petty dalam Tarigan dikutip Husen,1997:187—188).

Selain kualitas buku teks yang disampaikan oleh Green dan Petty di atas, buku

teks yang dinyatakan layak pakai bagi satuan pendidikan dasar dan menengah

ditetapkan oleh peraturan menteri. Dalam hal ini, Peraturan Pemerintah (PP) No.

19/2005 pasal 43 ayat 5 menyatakan bahwa “Kelayakan isi, bahasa, penyajian,

dan kegrafikaan buku teks pelajaran dinilai oleh BSNP dan ditetapkan dengan

Peraturan Menteri”.

2.6 Penilaian Buku Teks

Mengenai pemilihan dan pemakaian buku teks pada dasarnya tidak jauh berbeda

dengan masalah pemilihan dan pemakaian materi pembelajaran. Hal ini

disebabkan oleh kenyataan bahwa buku teks berisi rangkaian materi

pembelajaran. Sebagaimana yang terjadi pada pemilihan materi bahan ajar,

masalah umum pemilihan buku teks meliputi jenis materi, kedalaman, ruang

lingkup, urutan penyajian, perlakuan terhadap materi pembelajaran, kesesuaian

dengan kurikulum, dan kekinian. Hal ini harus benar-benar dipahami guru

sebelum menjatuhkan pilihan buku teks yang akan dipakai sebagai rujukan

(34)

dititikberatkan pada pertimbangan penampilan buku teks, harga, dan kemudahan

atau fasilitas bagi guru.

Ditinjau dari jumlah, jenis, maupun kualitasnya, buku teks yang berada di

lapangan sangatlah bervariasi. Sementara itu, buku teks pada umumnya menjadi

rujukan utama guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Secara umum, ada dua

kategori buku teks yang beredar saat ini yaitu sebagai berikut.

1. Buku teks yang telah terstandar.

2. Buku teks yang tidak/belum terstandar.

Secara legalitas-formal, buku teks yang dianggap standar adalah buku yang telah

dinyatakan lulus penilaian oleh Pusat Perbukuan dan/atau Badan Standar Nasional

Pendidikan. Tanda kelulusan ini ditandai dengan Keputusan Menteri Pendidikan

Nasional. Buku yang tidak standar atau belum standar adalah buku teks yang

belum mendapat penilaian atau tidak lulus penilaian dari Pusat Perbukuan

dan/atau Badan Standar Nasional Pendidikan. Penilaian dalam rangka

standardisasi buku teks ini dilakukan secara berkala untuk semua jenis mata

pelajaran pada semua tingkat satuan pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA

dan SMK/MAK). Dengan demikian, buku-buku yang diedarkan telah memenuhi

standar mutu.

Terkait dengan penilaian buku teks, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

telah mengembangkan instrumen penilaian buku teks. Instrumen ini dipakai untuk

menentukan kelayakan sebuah buku teks untuk dapat dikategorikan sebagai buku

standar. Menurut BSNP (2007), buku teks yang berkualitas wajib memenuhi

empat unsur kelayakan, yaitu kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan

(35)

2.6.1 Penilaian Kelayakan Isi

Dalam Standar Isi (SI) KTSP kita mengenal adanya Standar Kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD) yang memuat pokok-pokok materi pembelajaran yang

akan diberikan kepada siswa. Pada kurikulum 2013 istilah yang dipakai adalah

Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 32 tahun 2013 tentang perubahan atas

PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) , Kompetensi

Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan

(SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau

program.

KI terdiri dari empat kelompok yang saling terkait, yakni berkaitan dengan sikap

keagamaan/spiritual (KI 1), sikap sosial (KI 2), pengetahuan (KI 3) dan penerapan

pengetahuan (KI 4). KI 1 dan KI 2 tidak diajarkan dalam bentuk materi,

melainkan secara tidak langsung (indirect teaching) pada saat siswa mempelajari

aspek pengetahuan (KI 3) dan penerapan pengetahuan (KI 4). KI 1 dan KI 2

ditanamkan melalui keteladanan sikap guru dan lingkungan belajar. Sedangkan

KD adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi inti yang harus diperoleh

peserta didik melalui pembelajaran.

Dalam hal kelayakan isi, ada tiga indikator yang harus diperhatikan, yaitu (1)

kesesuaian uraian materi dengan Kurikulum Inti (KI) dan kompetensi dasar (KD)

yang terdapat dalam kurikulum mata pelajaran yang bersangkutan; (2) keakuratan

(36)

2.6.1.1 Kesesuaian Materi dengan KI dan KD

Sudah merupakan keharusan sebuah materi yang ada pada sebuah buku teks

pelajaran memiliki relevansi yang erat dengan Kurikulum Inti (KI) dan

Kompetensi Dasar (KD) sebuah kurikulum yang berlaku saat ini. KI dan KD

merupakan dasar penyusunan sebuah materi pelajaran yang akan disampaikan

kepada siswa. Kesesuaian KI dan KD ini meliputi dua aspek yaitu kelengkapan

materi dan kedalaman materi.

2.6.2.2 Keakuratan Materi

Indikator keakuratan materi diarahkan pada sasaran berikut.

a. Akurasi Konsep dan Definisi

Materi dalam buku teks harus disajikan secara akurat untuk menghindari

miskomunikasi yang dilakukan siswa, konsep dan definisi harus dirumuskan

dengan tepat untuk mendukung tercapainya KI dan KD.

b. Akurasi Prinsip

Prinsip yang tersaji dalam buku teks perlu dirumuskan secara akurat agar tidak

menimbulkan multi-tafsir bagi siswa.

c. Akurasi Prosedur

Prosedur harus dirumuskan secara akurat sehingga siswa tidak melakukan

kekeliruan secara sistematis.

d. Akurasi Contoh, Fakta, dan Ilustrasi

Konsep, prinsip, prosedur, atau rumus harus diperjelas dengan contoh, fakta,

ilustrasi yang disajikan secara akurat.

e. Akurasi Soal

Penguasaan siswa atas konsep, prinsip, prosedur, harus dibangun oleh soal-soal

(37)

2.6.1.3 Materi Pendukung Pembelajaran

Menurut Masnur Muslih (2010: 295), indikator materi pendukung pembelajaran

diarahkan pada hal-hal berikut.

a. Kesesuaian dengan Perkembangan Ilmu dan Teknologi

Materi (termasuk contoh dan latihan) yang terdapat dalam buku teks harus

sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

b. Keterkinian Fitur, Contoh, dan Rujukan

Fitur (termasuk uraian, contoh, dan latihan) mencerminkan peristiwa atau

kondisi terkini. Keterkinian ini terlihat pada sumber atau rujukan yang

digunakan.

c. Penalaran (Reasoning)

Penalaran berperan pada saat siswa harus membuat kesimpulan. Oleh karena

itu, materi dalam buk teks perlu memuat uraian, contoh, tugas, pertanyaan, atau

soal latihan yang mendorong siswa untuk secara runtut membuat kesimpulan

yang valid.

d. Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Pemecahan masalah meliputi memahami masalah, merancang model,

memecahkan model, memeriksa hasil (mencari solusi yang layak) dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

e. Keterkaitan Antar-konsep

Keterkaitan antar-konsep dalam buku teks dapat dimunculkan dalam uraian

atau contoh. Hal ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam membangun

jaringan pengetahuan yang utuh.

(38)

Materi dalam buku teks hendaknya memuat contoh atau latihan untuk

mengomunikasikan gagasan, baik secara lisan maupun tertulis untuk

memperjelas keadaan atau masalah yang sedang dipelajari.

g. Penerapan (Aplikasi)

Materi dalam buku teks hendaknya memuat uraian, contoh, atau soal-soal yang

menjelaskan penerapan suatu konsep dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini

dimaksudkan agar siswa dalam menerapkan dalam kehidupan nyata setiap

konsep yang dipelajari.

h. Kemenarikan Materi

Materi dalam buku teks hendaknya memuat uraian, strategi, gambar, foto,

cerita sejarah, atau soal-soal menarik yang dapat menimbulkan minat siswa

untuk mengkaji lebih jauh.

i. Mendorong untuk Mencari Informasi Lebih Jauh

Materi dalam buku teks hendaknya memuat tugas-tugas yang mendorong siswa

untuk memperoleh informasi lebih lanjut dari berbagai sumber.

j. Materi Pengayaan (Enrichment)

Materi dalam buku teks sebaiknya menyajikan uraian, contoh-contoh atau soal

pengayaan yang berkaitan dengan topik yang dibicarakan sehingga sajian

materinya lebih luas dari materi yang dituntut KD.

2.6.2 Penilaian Kelayakan Penyajian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Hasan Alwi, 2000 : 979) penyajian

adalah proses, cara, perbuatan menyajikan, pengaturan penampilan. Dalam hal

(39)

penyajian; (2) penyajian pembelajaran; dan (3) kelengkapan penyajian. Berikut ini

penjelasan dari masing-masing indikator kelayakan penyajian.

2.6.2.1 Teknik Penyajian

Dalam hal teknik penyajian, Masnur Muslich dalam bukunya yang berjudul “Text

Book Writing” mengemukakan beberapa indikator teknik penyajian buku teks.

Menurut Masnur Muslich (2010: 297—298), indikator teknik penyajian buku teks

diarahkan pada hal-hal berikut.

a. Sistematika penyajian

1. Setiap bab dalam buku teks minimal memuat pembangkit motivasi,

pendahulu, dan isi.

2. Pembangkit motivasi dapat disajikan dalam bentuk gambar, ilustrasi, foto,

sejarah, susunan kalimat, atau contoh penggunaan dalam kehidupan

sehari-hari yang sesuai dengan topik yang disajikan.

3. Pendahulu minimal memuat materi prasyarat yang diperlukan oleh siswa

untuk memahami pokok bahasan yang akan disajikan.

4. Isi memuat hal-hal yang tercakup dalam subkomponen kelayakan isi.

b. Keruntutan Penyajian

1. Penyajian dalam buku teks sesuai dengan alur berpikir induktif dan

deduktif.

2. Penyajian alur berpikir induktif (khusus ke umum) untuk membuat

kesimpulan dari suatu fakta dan data.

3. Penyajian alur berpikir deduktif (umum ke khusus) untuk menyatakan

(40)

dari yang sederhana ke yang kompleks, atau dari yang informal ke yang

formal sehingga siswa dapat mengikutinya dengan baik.

4. Materi prasyarat disajikan mendahului materi pokok sehingga siswa dapat

memahami materi pokok dengan baik.

c. Keseimbangan Antar-bab

Uraian substansi antar-bab (tercermin dalam jumlah halaman) tersaji secara

proposional dengan tetap mempertimbangkan KI dan KD. Uraian substansi

antarsubbab dalam bab (tercermin dalam jumlah halaman) juga tersaji secara

proposional dengan mempertimbangkan KD yang ingin dicapai.

2.6.2.2Penyajian Pembelajaran

Menurut Masnur Muslich (2010: 299—301) indikator penyajian pembelajaran

dalam buku teks diarahkan pada hal-hal berikut.

a. Berpusat pada Siswa

Penyajian materi dalam buku teks bersifat interaktif dan partisipatif sehigga

memotivasi siswa untuk belajar mandiri, misalnya dengan menggunakan

petanyaan-pertanyaan, gambar yang menarik, kalimat-kalimat ajakan, dan

sebagainya.

b. Mengembangkan Keterampilan Proses

Penyajian dan pembahasan dalam buku teks lebih menekankan pada keterampilan

proses (berpikir dan psikomotorik) sesuai dengan kata kerja operasional pada KI

dan KD, bukan hanya pada perolehan hasil akhir.

c. Memerhatikan Aspek Keselamatan Kerja

1. Kegiatan yang disajikan untuk mengembangkan keterampilan proses aman

(41)

dilakukan tidak mengandung bahaya bagi siswa. Apabila ada risiko bahaya,

maka perlu ada petunjuk yang jelas.

2. Observasi, Investigasi, Eksplorasi atau Inkuiri

a. Sajian materi dalam buku teks memuat tugas observasi, investigasi, eksplorasi

atau inkuiri.

b. Observasi dilakukan untuk mengenal, mendeteksi pola, fenomena yang

sama/berulang, atau ciri-ciri untuk membangun pengetahuan siswa secara

informal.

c. Investigasi adalah suatu aktivitas dalam memecahkan masalah, yang

berpeluang memiliki lebih dari satu jawaban.

d. Eksplorasi adalah kegiatan yang diawali dengan masalah, pengumpulan data,

atau informasi, analisis data, dan diakhiri dengan penyimpulan.

e. Inkuiri adalah suatu proses menyusun pertanyaan-pertanyaan dan

mengumpulkan data yang relevan serta memuat kesimpulan berdasarkan data

tersebut.

3. Masalah Kontekstual

a. Materi dalam buku menyajikan masalah kontekstual yang akrab, menarik, atau

bermanfaat bagi siswa.

b. Masalah kontekstual sedapat mungkin dimunculkan pada bagian awal sajian

dengan maksud untuk memfasilitasi penemuan konsep, prinsip, atau prosedur.

c. Masalah tersebut dapat pula disajikan di bagian akhir sebagai uji pemahaman,

(42)

4. Menumbuhkan Berpikir Kritis, Kreatif, dan Inovatif

a. Penyajian materi dalam buku teks memuat masalah yang dapat merangsang

tumbuhnya pemikiran kritis, kreatif, atau inovatif.

b. Sajian materi yang dapat menumbuhkan berpikir kritis adalah sajian materi

yang membuat siswa tidak lekas percaya, selalu berusaha menemukan

kesalahan atau kekeliruan, atau tajam analisisnya dalam menguji kebenaran

jawaban.

c. Sajian materi yang dapat menumbuhkan kreativitas siswa ditandai oleh

dimilikinya daya cipta siswa yang tinggi atau kemampuan siswa dalam

mencipta.

d. Sajian materi yang dapat menumbuhkan inovasi siswa ditandai oleh adanya

pembaruan atau kreasi baru dalam gagasan atau metode penyajian.

5. Memuat Hands-on Activity

a. Penyajian dalam teks hendaknya memuat hands-on activity yang merupakan

bagian dari upaya melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran

untuk menemukan dan mengidentifikasi.

b. Aktivitas ini dapat memacu siswa untuk berinteraksi dan mengomunikasikan

gagasan yang sedang dipelajari.

c. Aktivitas ini berupa kegiatan nyata yang antara lain meliputi mengidentifikasi,

memotong atau menggunting, memasangkan, atau menyusun benda sehingga

terbentuk pola atau keteraturan yang merupakan sifat, rumus, atau teorema.

6. Variasi Penyajian

a. Materi disajikan dengan berbagai metode agar tidak membosankan, misalnya

(43)

digunakan berbagai jenis ilustrasi (gambar, foto, grafik, tabel, atau peta) untuk

mendukung materi yang disajikan.

b. Untuk ilustrasi-ilustrasi yang dilindungi, harus dicantumkan sumbernya.

2.6.2.3 Kelengkapan Penyajian

Indikator kelengkapan penyajian dalam buku teks diarahkan pada hal-hal berikut.

a. Bagian Pendahuluan

Menurut Iyan WB (2007: 18) secara sederhana, pendahuluan dapat diartikan

sebagai pengantar dan pembuka isi buku. Pendahuluan dapat memberikan

pengenalan kepada pembaca tentang materi yang akan dibahas di dalam buku

sedangkan Masnur Muslich (2010: 302) pada bagian awal buku teks terdapat

prakata, petunjuk penggunaan dan daftar isi dan/atau daftar simbol atau notasi.

1. Prakata memuat secara umum isi buku yang dibahas.

2. Petunjuk penggunaan memuat penjelasan tujuan, isi buku, serta petunjuk

pemakaian buku bagi siswa untuk mempelajarinya.

3. Daftar isi memberikan gambaran mengenai isi buku yang diikuti dengan nomor

halaman kemunculan.

4. Daftar simbol atau notasi merupakan kumpulan simbol atau notasi beserta

penjelasannya yang dilengkapi dengan nomor halaman kemunculan simbol

atau notasi dan disajikan secara alfabetis.

b. Bagian Isi

Bagian isi merupakan inti dari sebuah buku. Oleh karena itu, bagian isi harus

disusun secara terpadu dengan bagian lainnya. Penyajian materi dalam buku teks

(44)

bervariasi dan bergradasi, atau rangkuman setiap bab. Menurut Masnur Muslich

(2010: 302) dijelaskan sebagai berikut.

1. Gambar, ilustrasi, atau tabel disajikan dengan jelas, menarik, dan sesuai dengan

topik yang disajikan sehingga materi lebih mudah dipahami oleh siswa. Teks,

tabel, dan gambar yang bukan buatan sendiri (dikutip dari sumber lain) harus

menyebutkan rujukan atau sumber acuan.

2. Rujukan atau sumber acuan dapat langsung disebutkan atau disertakan dalam

daftar rujukan atau sumber.

3. Penyajian setiap bab atau subbab memuat soal latihan bervariasi dengan tingkat

kesulitan bergradasi secara proposional yang dapat membantu menguatkan

pemahaman konsep atau prinsip.

Penyajian setiap bab atau subbab memuat soal latihan bervariasi dengan tingkat

kesulitan bergradasi, secara proposional yang dapat membantu menguatkan

pemahaman konsep atau prinsip. Tingkat pertanyaan berdasarkan kata kunci

pertanyaan menurut Kurniasih dan Sani (2014: 48-51) terbagi menjadi dua

tingkatan, yaitu tingkat kognitif yang lebih rendah dan tingkat kognitif yang lebih

rendah. Berikut ini adalah tabel tingkat prtanyaan.

Tabel 2.1 Tingkat Pertanyaan

No. Tingkatan Subtingkatan Kata-Kata Kunci

(45)

Terjemahkanlah... Sumber: Kurniasih dan Sani (2014: 48-51)

4. Rangkuman merupakan kumpulan konsep kunci, bab yang dinyatakan dengan

(46)

bab. Rangkuman ini dapat disajikan pada akhir setiap bab agar siswa dapat

mengingat kembali hal-hal penting yang telah dipelajari.

c. Bagian Penyudah

Bagian penyudah merupakan bagian akhir sebuah buku sebelum sampul belakang.

Keberadaan bagian penyudah di dalam buku, tidak dapat dipisahkan dari bagian

sebelumnya. Pada akhir buku teks terdapat daftar pustaka, indeks subjek, daftar

istilah (glosarium), atau petunjuk pengerjaan/jawaban soal latihan terpilih.

Apabila tidak terdapat di awal buku, daftar simbol atau notasi dapat dicantumkan

pada akhir buku. Masnur Muslich (2010: 303) mengemukakan hal-hal sebagai

berikut.

1. Daftar pustaka menggambarkan bahan rujukan yang digunakan dalam

penulisan buku dan ditulis secara konsisten. Setiap pustaka yang dibuat diawali

dengan nama pengarang (disusun secara alfabetis), tahun terbit, judul buku,

tempat, dan nama penerbit.

2. Indeks subjek merupakan kumpulan kata penting, antara lain objek materi

sajian, nama tokoh, atau pengarang, yang diikuti dengan nomor halaman

kemunculan dan disajikan secara alfabetis.

3. Daftar istilah merupakan kumpulan istilah penting beserta penjelasannya yang

dilengkapi dengan nomor halaman kemunculan istilah yang disajikan secara

alfabetis.

4. Petunjuk pengerjaan (hint) atau jawaban soal latihan terpilih disajikan pada

(47)

Tabel 2.2 Kriteria Kelayakan Penyajian Buku Teks

Indikator Sub Indikator Deskriptor

1. Teknik Penyajian

a. Sistematika Penyajian

1) Pada awal bab dalam buku teks minimal memuat pembangkiatan motivasi yang disajikan dalam bentuk gambar.

2) Pada awal bab dalam buku teks minimal memuat pembangkiatan motivasi yang disajikan dalam uraian.

3) Setiap bab dalam buku teks minimal memuat pendahulu. Pendahulu minimal memuat materi prasyarat yang diperlukan oleh siswa untuk memahami pokok bahasan yang akan disajikan dalam bentuk tujuan pembelajaran.

1) Penyajian dalam buku teks sesuai alur berpikir deduktif atau induktif.

c. Keseimbangan Antar-bab

1) Uraian substansi antar-bab (tercermin dalam jumlah halaman) tersaji secara proporsional dengan tetap mempertimbangkan KI dan KD. 2) Uraian substansi antarsubbab

dalam bab (tercermin dalam jumlah halaman) juga tersaji secara proporsional dengan mempertimbangkan KD yang ingin dicapai. teks bersifat interaktif dan partisipatif dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan.

2) Penyajian materi dalam buku teks memuat kegiatan kelompok. b. Mengembangkan

Keterampilan Proses

1) Penyajian dan pembahasan dalam buku teks lebih menekankan pada keterampilan proses berfikir dan psikomotorik)

(48)

Kerja keterampilan proses aman dilakukan oleh siswa. Bahan, peralatan, tempat, dan bentuk kegiatan yang dilakukan tidak mengandung bahaya dan logis dilakukan oleh siswa.

2) Materi dalam buku menyajikan masalah kontekstual yang akrab, menarik atau bermanfaat bagi siswa yang disajikan baik pada awal materi maupun akhir. 3) Variasi Penyajian Materi

disajikan dengan berbagai metode agar tidak membosankan, 3) Terdapat daftar isi

4) Terdapat dan/atau daftar tabel, gambar, simbol atau notasi.

2) Bagian isi 1) Penyajian materi dalam buku teks yang memuat gambar, ilustrasi, atau tabel disertai rujukan atau sumber acuan.

2) Penyajian materi setiap subbab/ bab dilengkapi soal latihan. Bervariasi dengan tingkat kesulitan bergradasi.

3) Penyajian materi dalam buku teks dilengkapi rangkuman setiap bab.

(49)

2.6.3Penilaian Kelayakan Bahasa

Dalam hal kelayakan bahasa, ada tiga indikator yang harus diperhatikan, yaitu (1)

kesesuaian pemakaian bahasa dengan tingkat perkembangan siswa; (2) pemakaian

bahasa yang komunikatif; dan (3) pemakaian bahasa memenuhi syarat keruntutan

dan keterpaduan alur perpikir.

2.6.3.1 Kesesuaian dengan Tingkat Perkembangan Siswa

Menurut Masnur Muslich (2010: 304) indikator pemakaian bahasa yang sesuai

dengan tingkat perkembangan siswa diarahkan pada hal-hal berikut.

a. Kesesuaian dengan Tingkat Perkembangan Intelektual

Bahasa yang digunakan dalam buku teks untuk menjelaskan konsep atau aplikasi

konsep atau ilustrasi sampai dngan contoh yang abstrak sesuai dengan tingkat

intelektual siswa (yang secara imajinatif dapat dibayangkan oleh siswa).

b. Kesesuaian dengan Tingkat Perkembangan Sosial Emosional

Bahasa yang digunakan dalam buku teks sesuai dengan kematangan sosial

emosional siswa dengan ilustrasi yang menggambarkan konsep-konsep mulai dari

lingkungan terdekat (lokal) sampai dengan lingkungan global.

2.6.3.2Kekomunikativan Bahasa

Masnur Muslich (2010: 304—305) menyebutkan bahwa indikator pemakaian

bahasa yang komunikatif diarahkan pada hal-hal berikut.

a. Keterbacaan Pesan

Pesan dalam buku teks disajikan dengan bahasa menarik, jelas, tepat sasaran,

(50)

komunikasi tulis bahasa Indonesia sehingga mendorong siswa untuk mempelajari

buku tersebut secara tuntas.

b. Ketepatan kaidah bahasa

Kata dan kalimat yang digunakan untuk menyampaikan pesan mengacu pada

kaidah bahasa Indonesia, ejaan yang digunakan mengacu pada pedoman Ejaan

Yang Disempurnakan (EYD). Penggunaan istilah yang menggambarkan suatu

konsep, prinsip, asas, atau sejenisnya harus tepat makna dan konsisten.

2.6.3.3 Keruntutan dan Keterpaduan Alur Pikir

Masnur Muslich (2010: 305) menyebutkan bahwa indikator keruntutan dan

keterpaduan alur pikir dalam pemakaian bahasa diarahkan pada hal-hal berikut.

a. Keruntutan dan Keterpaduan Antar-bab

Penyampaian pesan antara satu bab dan bab lain yang berdekatan dan

antarsubbab dalam bab mencerminkan hubungan yang logis.

b. Keruntutan dan Keterpaduan Antar-paragraf

c. Penyampaian pesan antarparagraf yang berdekatan dan antarkalimat dalam

paragraf mencerminkan hubungan logis.

2.6.4 Penilaian Kelayakan Kegrafikaan

Dalam hal kelayakan kegrafikaan, ada tiga indikator yang harus diperhatikan

dalam buku teks, yaitu (1) ukuran buku; (2) desain buku; dan (3) desain isi buku.

2.6.4.1 Ukuran Buku

Indikator ukuran diarahkan pada hal-hal berikut.

(51)

1. Ukuran buku teks adalah A4 (210 x 297 mm), A5 (148 x 210 mm) dan B5 (176

x 250 mm).

2. Toleransi perbedaan ukuran antara 0—20 mm.

b. Kesesuaian Ukuran dengan Materi Isi Buku

Pemilihan ukuran buku teks perlu disesuaikan dengan materi isi buku

berdasarkan bidang studi tertentu. Hal ini akan memengaruhi tata letak bagian

isi dan jumlah halaman buku.

(Masnur Muslich, 2010: 306)

2.6.4.2 Desain Kulit Buku

Indikator desain kulit buku diarahkan pada hal-hal berikut.

a. Tata Letak

1. Penampilan unsur tata letak pada kulit muka, belakang, dan punggung secara

harmonis memiliki irama dan kesatuan serta konsisten.

a. Desain kulit muka, belakang, dan punggung merupakan kesatuan yang utuh.

b. Elemen warna, ilustrasi, dan tipografi ditampilkan secara harmonis dan saling

terkait satu sama lainnya.

c. Adanya kesesuaian dalam penempatan unsur tata letak pada bagian kulit

maupun isi buku berdasarkan pola yang telah ditetapkan dalam perencanaan

awal buku.

2. Penampilan pusat pandang (center point) yang baik.

Sebagai daya tarik awal dari buku yang ditentukan oleh ketepatan dalam

penempatan unsur/materi desain yang ingin ditampilkan atau ditonjolkan di

antara unsur/materi desain lainnya sehingga memperjelas tampilan teks

(52)

3. Komposisi dan ukuran unsur tata letak (judul, pengarang, ilustrasi, logo, dll.),

proporsional, seimbang,dan seirama dengan tata letak isi (sesuai pola).

Adanya keseimbangan unsur tata letak (judul, pengarang, ilustrasi, logo, dll.)

dan ukuran unsur tata letak (tipografi, ilustrasi, dan unsur pendukung lainnya,

seperti kotak, lingkaran, dan elemen dekoratif lainnya) secara proporsional

dengan ukuran buku.

4. Warna unsur tata letak harmonis dan memperjelas fungsi tertentu.

Memperhatikan tampilan warna secara keseluruhan yang dapat memberikan

nuansa tertentu dan dapat memperjelas materi/isi buku.

5. Menempatkan unsur tata letak konsisten dalam satu seri.

Tidak ada perbedaan antar penampilan desain kulit buku (tipografi, pola, dan

irama) dalam satu serial buku.

b. Tipografi Kulit Buku

1. Huruf yang digunakan menarik dan mudah dibaca.

2. Ukuran huruf judul buku lebih dominan dan proporsional dibandingkan

(ukuran buku, nama pengarang, dan penerbit).

Judul buku harus dapat memberikan informasi secara cepat tentang materi isi

buku berdasarkan bidang studi tertentu.

3. Warna judul buku kontras dengan warna latar belakang.

Judul buku ditampilkan lebih menonjol daripada warna latar belakangnya.

c. Penggunaan Huruf

1. Tidak menggunakan terlalu banyak kombinasi jenis huruf.

(53)

informasi. Untuk membedakan dan mendapatkan kombinasi tampilan huruf,

dapat menggunakan variasi dan seri huruf.

2. Tidak menggunakan huruf hias dan jenis huruf sesuai dengan huruf isi buku.

(Masnur Muslich, 2010: 306—308)

2.6.4.3 Desain Buku

Indikator desain buku diarahkan pada hal-hal berikut.

a. Pencerminan Isi Buku

1. Menggambarkan isi/materi ajar dan mengungkapkan karakter objek

Dapat dengan cepat memberikan gambaran tentang materi ajar tertentu dan

secara visual dapat mengungkapkan jenis ilustrasi yang ditampilkan

berdasarkan materi ajarnya.

2. Bentuk, warna, ukuran, dan proporsi objek sesuai realita

Ditampilkan sesuai dengan bentuk, warna, dan ukuran ojeknya sehingga tidak

menimbulkan salah penafsiran maupun pengertian siswa. Kemudian warna

yang digunakan sesuai sehingga tidak menimbulkan salah pemahaman dan

penafsiran.

3. Penempatan unsur tata letak konsisten berdasarkan pola

Penempatan unsur tata letak (judul, daftar ilustrasi, dll.) pada setiap awal bab

konsisten. Penempatan unsur tata letak pada setiap halaman mengikuti pola,tata

letak dan irama yang telah ditetapkan.

4. Pemisahan antarparagraf jelas

Susunan teks pada akhir paragraf terpisah dengan jelas, dapat berupa jarak

(pada susunan teks rata kiri-kanan/blok) ataupun dengan inden (pada susunan

(54)

5. Tidak ada widow atau orphan

Jumlah baris minimal tiga baris pada paragraf akhir susunan teks yang terpisah

dengan halaman berikutnya.

b. Keharmonisan Tata Letak

1. Bidang cetak dan marjin proporsional

Penempatan unsur tata letak (judul, subjudul, teks, ilustrasi, keterangan

gambar, dan nomor halaman) pada bidang cetak secara proporsional.

2. Margin dua halaman yang berdampingan proporsional

Susunan tata letak halaman genap berpengaruh terhadap tata letak halaman

ganjil di sebelahnya, mengacu pada prinsip dua halaman dan terbuka (centered

spread).

3. Spasi antara teks dan ilustrasi sesuai

Merupakan kesatuan tampilan antara teks dengan ilustrasi dalam satu halaman.

c. Kelengkapan Tata Letak

1. Judul bab, subjudul bab, dan angka halaman/folios

a. Judul bab ditulis secara lengkap disertai dengan angka bab (Bab I, Bab II, Bab

III, dst.).

b. Penulisan subjudul dan sub-subjudul disesuaikan dengan hierarki penyajian

materi ajar.

c. Penempatan nomor halaman disesuaikan dengan pola tata letak.

2. Ilustrasi dan keterangan gambar (caption)

a. Mampu memperjelas penyajian materi, baik dalam bentuk, ukuran yang

(55)

b. Keterangan gambar/legenda ditempatkan berdekatan dengan ilustrasi dengan

ukuran lebih kecil daripada huruf teks.

d. Daya Pemahaman Tata Letak

1. Penempatan hiasan/ilustrasi sebagai latar belakang tidak mengganggu judul, teks, dan angka halaman.

Menempatkan hiasan/ilustrasi pada halaman sebagai latar belakang jangan

sampi mengganggu kejelasan dan penyampaian informasi pada teks sehingga

dapat menghambat pemahaman siswa.

1. Penempatan judul, subjudul, ilustrasi, dan keterangan gambar tidak

mengganggu pemahaman.

Judul, subjudul, ilustrasi, dan keterangan gambar ditempatkan sesuai dengan

pola yang telah ditetapkan sehingga tidak menimbulkan salah interpretasi

terhadap materi yang disampaikan.

e. Tipografi Isi Buku

1. Kesederhanaan

a. Tidak menggunakan terlalu banyak jenis huruf

Maksimal menggunakan dua jenis huruf sehingga tidak mengganggu peserta

didik dalam menyerap informasi yang disampaikan. Untuk membedakan unsur

teks, dapat mempergunakan variasi dan seri huruf dari suatu keluarga huruf.

b. Tidak menggunakan jenis huruf hias/dekoratif

Akan mengurangi tingkat keterbacaan susunan teks.

c. Penggunaan variasi huruf (bold, italic, all capital, dan small capital) tidak

Gambar

Tabel 2.1 Tingkat Pertanyaan
gambar, simbol atau notasi.
Gambar 3.1 Komponen-Komponen Analisis Data : Model Alir
gambar, simbol atau notasi.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menyimpulkan: (1) Karakteristik penyajian materi ajar buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP kelas VII terbitan Ganeca dari apek

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan materi dan penyajian buku teks pelajaran matematika SMP kelas VII terbitan Erlangga yang digunakan dalam kegiatan belajar

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kelayakan penyajian materi menulis pada buku teks Kulina Basa Jawa kelas VII terbitan Intan

Data yang didapatkan pada penelitian ini dengan metode dokumentasi yaitu data kesesuaian buku teks matematika SMP kelas VII kurikulum 2013 terbitan Kementrian

Sedangkan Kualitas buku teks PAI untuk kelas VII SMP terbitan Tiga Serangkai sudah hampir seluruhnya sesuai dan mencakup seluruh KI dan KD yang telah ditetapkan oleh buku terbitan

Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa baik kelayakan penyajian materi menulis pada buku teks Kulina Basa Jawa kelas VII terbitan Intan Pariwara, sehingga dapat

Konsep, definisi, prinsip, prosedur,contoh- contoh, dan pelatihan yang terdapat dalam buku teks buku Seni Budaya untuk SMP/MTs kelas VIII terbitan Pusat Kurikulum dan

Sedangkan penelitian yang dilakukan Prihantoro dkk 2018: 8 menyatakan bahwa buku teks pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII SMP/MTs kurikulum 2013 terbitan Platinum sudah menenuhi