• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERMINTAAN JASA AIR BERSIH PADA PDAM LIMAU KUNCI DI LIWA LAMPUNG BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERMINTAAN JASA AIR BERSIH PADA PDAM LIMAU KUNCI DI LIWA LAMPUNG BARAT"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ABSTRAK

ANALISIS PERMINTAAN JASA AIR BERSIH PADA PDAM LIMAU KUNCI DI LIWA LAMPUNG BARAT

Oleh :

RIPADLI FITRA

Air memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk memenuhi kebutuhan air minum rakyat, pemerintah mendirikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam bentuk perusahaan-perusahaan air minum daerah. Perusahaan Daerah. Permasalahan yang diajukan dalam penulisan ini adalah: seberapa besar pengaruh perkembangan jumlah penduduk, pendapatan perkapita, biaya pemasangan awal dan tarip terhadap permintaan jasa air bersih pada PDAM Limau Kunci Liwa Lampung Barat. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh perkembangan jumlah penduduk, pendapatan perkapita, biaya pemasangan awal dan tarif terhadap permintaan jasa air bersih pada PDAM Limau Kunci Liwa Lampung Barat. Hipotesis dalam penulisan ini yaitu diduga jumlah penduduk dan pendapatan perkapita berpengaruh positif, biaya

pemasangan awal dan tarif berpengaruh negatif terhdap permintaan jasa air bersih/pelangaan pada PDAM Limau Kunci Liwa Lampung Barat.

Analisis dilakukan secara kuantitatif dengan mengunakan alat analisis regresi linier berganda dengan program Micro TSP. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai koefisien detrminasi (R2) =0,9661, berarti pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 96,61 persen, dan sisanya sebesar 1,08 persen ditentukan oleh faktor lain di luar model analisis . Uji-F dengan tingkat

kepercayaan 95 persen, diperoleh F hitung Sebesar 35,70023, berarti masing-masing

peubah secara keseluruhan berpengaruh nyata terhadap permintaan jasa air bersih pada PDAM Limau Kunci di Liwa Lampung Barat. Dari uji –t diperoleh t hitung

jumlah penduduk sebesar 5,7389 dan pendapatan per kapita sebesar 1,85080, ini berarti kedua variabel tersebut berpengaruh positif terhadap permintaan jasa air bersih pada PDAM Limau Kunci, sedangkan untuk biaya pemasangan awal sebesar 1,88 dan tarif sebesar -1,58 menunjukan bahwa kedua variabel tersebut berpengaruh negatif terhadap permintaan jasa air bersih pada PDAM Limau Kunci Di Liwa Lampung Barat.

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

E. Penetapan Tarif Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Limau Kunci Liwa Lampung Barat ... 25

F. Pengertian Permintaan ... 26

G. Kurva Permintaan ... 27

H. Pergeseran dan Pergerakan Kurva Permintaan ... 28

I. Teori Prilaku Konsumen ... 28

J. Teori Dayaguna Kardinal ... 29

K. Teori Dayaguna Ordinal ... 30

L. Elastisitas Permintaan ... 31

M. Elastisitas Permintaan Harga... 34

N. Elastisitas Permintaan Pendapatan ... 35

III. METODE PENELITIAN ... 36

A. Geografis dan Keadaan Penduduk Liwa Lampung Barat ... 36

B. Sejarah Singkat PDAM Limau Kunci Lampung Barat ... 37

C. Lokasi Penelitian ... 38

(7)

G. Teknik Analisis Data ... 39

H. Uji Hipotesis ... 40

I. Uji Asumsi Klasik ... 41

IV. HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Regresi ... 44

B. Hasil Perhitungan ... 44

C. Uji Asumsi Klasik ... 46

a. Normalitas ... 46

b. Multikolinieritas ... 47

c. Heteroskedastisitas ... 48

d. Autokorelasi ... 51

D. Pengujian Hipotesis ... 53

a. Pengujian Keberartian secara keseluruhan ... 53

b. Pengujian Keberartian Secara Pasrsial (Uji-t)... 54

E. Pembahasan ... 55

a. Variabel Jumlah Penduduk ... 55

b. Variabel pendapatan perkapital ... 56

c. Variabel pemasangan awal ... 57

d. Variabel tarif ... 58

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

(8)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Liwa sebagai kabupaten Lampung Barat merupakan pusat pertanian, budaya, dan

pendidikan. Disamping itu, juga merupakan tujuan wisata utama di Lampung

Barat. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi dan meningkatnya kegiatan

masyarakat akan berdampak pada penyediaan kebutuhan masyarakat seperti air

bersih. Konsekuensi dari hal itu adalah meningkatnya kebutuhan air, baik untuk

memenuhi kebutuhan pokok maupun untuk kegiatan lainnya. Disatu sisi

meningkatnya kebutuhan air dihadapkan pada kendala makin terbatasnya sumber

air yang ada. Di sisi lain akan dapat mengganggu pemenuhan kualitas pelayanan

akan kebutuhan terhadap air.

PDAM kabupaten liwa telah mengupayakan memberikan pelayanan untuk

memenuhi kebutuhan air bersih, namun dalam perjalanannya sering mendapat

keluhan dari masyarakat atau pelanggan. Keluhan masyarakat tentang semakin

sulitnya untuk mendapatkan air bersih tampaknya masih menjadi kendala yang

sepenuhnya belum dapat diatasi oleh pemerintah daerah, dalam hal ini PDAM

kabupaten liwa. Di satu pihak permintaan masyarakat akan air bersih semakin

meningkat, namun kualitas pelayanan yang di berikan belum sebanding dengan

(9)

Di pihak lain pelayanan kepada pelanggan yang sudah terpasang belum optimal.

Keluhan-keluhan terhadap pelayanan PDAM kabupaten liwa, baik dari pelanggan

maupun calon pelanggannya yang menyebabkan pelanggannya menjadi kurang

puas, antara lain kontinuitas air yang belum memenuhi target atau standar

pelayanan, lokasi atau tempat pembayaran, hanya berada di tempat-tempat

tertentu, serta kecepatan penanganan keluhan yang kurang efektif, sehingga

membutuhkan waktu lebih dari yang diharapkan oleh pelanggan.

Penanganan keluhan memberikan peluang untuk mengubah seorang pelanggan

tidak puas menjadi pelanggan yang puas. Proses penanganan keluhan yang efektif

mulai identifikasi disertai dengan penentuan sumber yang menyebabkan

pelanggan tidak puas dan mengeluh. Pelanggan PDAM kabupten Liwa dari tahun

ke tahun ada kecendrungan mengalami peningkatan . untuk mengantisipasi

peningkatan jumlah pelanggan sebagai akibat dari peningkatan jumlah penduduk,

PDAM kabupaten Liwa telah mengupayakan beberapa potensi sumber air dalam

rangka memenuhi kebutuhan akan air bersih.

Air memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia tidak saja

untuk kehidupan sehari-hari. Seperti mandi, cuci, masak dan minum namun juga

untuk kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya.

Syarat air bersih adalah :

1. Syarat Fisik

a. Air harus bersih dan jernih

b. Tidak berwarna

(10)

2. Syarat Kimia

Tidak mengandung bahan-bahan kimia yang dapat mengganggu segi

pemakaian maupun segi kesehatan.

Fungsi air bersih sangatlah besar artinya bagi kepentingan masyarakat pada

umumnya maupun industri-industri yang bahan produksinya tergantung dengan

air bersih sebagai penunjang utama untuk lancarnya bidang usaha. Kebutuhan

akan adanya air bersih akan selalu meningkat dalam kehidupan masyarakat.

Untuk memenuhi kebutuhan air minum rakyat, pemerintah mendirikan bahan

usaha milik negara (BUMN) dalam bentuk perusahaan-perusahaan air minum

daerah. Perusahaan-perusahaan tersebut memproses air sungai atau air danau

menjadi air bersih yang kemudian dialirkan kekonsumen yang membutuhkan.

Pada tahap awal perusahaan tersebut bersifat non protif motif, namun dalam

perkembangannya perusahaan dituntut untuk mendapatkan keuntungan memadai

guna menjadi kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Perusahaan daerah air minum (PDAM LIMAU KUNCI KABUPATEN LIWA

LAMPUNG BARAT) merupakan salah satu perusahaan daerah yang bergerak

dalam penyedian air bersih dan sebagai upaya penigkatan taraf hidup yang sehat

secahtera dan merata,peningkatan kegiatan ekonomi dan penyedian lapangan

kerja. Untuk memenuhi kebutuhn air bersih,PDAM limau kunci mengambil dari

beberapa sumber mata air yaitu,dari mata air sungai dalapai. Mata air adalah yang

berada di perut bumi dan muncul secara alamiah di atas permukaan tanah, seperti

mata air Way sinda dan limau kunci. PDAM limau kunci mengambil

(11)

Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan air bersih yang di produksi oleh PDAM

limau kunci yang setiap tahunnya mengalami kenaikan, dimana PDAM limau

kunci merupakan perusahaan daerah yang bergerak di bidang air minum yang

mengutamakan kepentigan hajat hidup orang banyak, maka didalam melakukan

kegiatan usahanya harus dilaksanakan terus menerus. PDAM limau kunci harus

dapat meyediakan baik kuantitas maupun kualitas yang memenuhi persyaratan air

bersih.

Masalalah penyedian air bersih merupakan suatu yang paling peka berhubungan

dengan tekanan penduduk yang semakin bertambah. Jumlah pendudk yang besar

merupakan potensi pembangunan, tetapi bukanlah jaminan keberhasilan

pembangunan. Peningkatan jumlah penduduk yang besar tanpa adanya

peningkatan pembangunan justru merupakan bencana dan dapat menimbulkan

gangguan terhadap program-program pembangunan yang sedang dilaksanakan.

Dengan bertambahnya jumlah pendudk maka bertambah pula konsumen atau

pelanggan PDAM limau kunci untuk setiap tahunnya. Tapi tidak semua

penduduk yang ingin menjadi konsumen/pelanggan PDAM limau kunci. Mereka

lebih memilih air sumur biyasa, karna dianggap tidak meluarkan biaya atau lebih

ekonomis. Untuk mengetahui perkembangan jumlah penduduk dan pelanggan

(12)

Tabel 1.Perkembangan Jumlah Penduduk dan Pelanggan PDAM Limau Kunci di Liwa Tahun 2002-2011.

Tahun

Rata-rata 704.583,20 8.15 24.182,89 12.83 Sumber : Biro Pusat Statistik Lampung, 2011

PDAM Limau Kunci, 2011

Tabel 1. memperlihatkan bahwa jumlah penduduk dikabupaten liwa lampung

barat yang menjadi pelanggan PDAM Limau Kunci setiap tahun terus bertambah.

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Pertumbuhan jumlah pelanggan

PDAM Limau kunci tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 0.94% dan pada

tahun berikutnya pertumbuhan jumlah pelanggan mengalami penurunan walaupun

jumlah pelanggan terus meningkat.

Nilai atau manfaat air minum per satuan unit akan sangat berarti bagi kehidupan

manusia sesuai dengan pasal 33 ayat 3 UUD 1945 yaitu : Bumi, air dan kekayaan

alam yang terkandung didalamnya dikuasai dan dipergunakan sebesar-besarnya

untuk kemakmuran rakyat. Permintaan seseorang atau suatu masyarakat ke suatu

barang ditentukan oleh banyak faktor. Diantara faktor-faktor tersebut yang

terpenting adalah : harga barang itu sendiri, harga barang-barang lain yang

(13)

cita rasa masyarakat, jumlah penduduk, ramalan mengenai keadaan dimasa yang

akan datang. Dalam analisis ekonomi dianggap bahwa permintaan suatu barang

dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri, dalam teori permintaan yang dianalisis

adalah perkaitan antara permintaan suatu barang dengan harga barang tersebut,

misalkan “faktor-faktor lain tidak mengalami perubahan” atau cateris paribus. Hal

ini tidak berarti bahwa kita mengabaikan faktor-faktor yang tetap tersebut,

misalkan bahwa harga adalah tetap dan bagaimana jika permintaan suatu barang

akan dipengaruhi oleh faktor lainnya. Untuk itu diketahui bahwa bagaimana

permintaan suatu barang akan berubah apabila cita rasa pendapatan atau harga

barang-barang lain mengalami perubahan (Sadono Sukirno, 1995:76)

Untuk melihat laju pendapatan masyarakat di Kabupaten Liwa Lampung Barat

adalah pendapatan perkapita seperti pada tabel 1.1.2 berikut :

Tabel 2. Pendapatan Per Kapita (Atas dasar harga konstan tahun 2003) di Liwa-Lampung Barat Tahun 2002-2011

Tahun Pendapatan Per Kapita (Rp)

(14)

Pendapatan per kapita di kabupaten liwa Lampung barat dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan, kecuali pada tahun 2008 turun menjadi Rp 2.202.018,00

dengan penurunan pertumbuhan sebesar – 15.93 % pertahun. Tahun 2011 naik lagi menjadi Rp 2.312.133,00 dengan laju pertumbuhan sebesar 1,53% per tahun.

Untuk distribusi pemakaian air beserta nilai rupiahnya dapat dilihat pada tabel 3

berikut ini :

Tabel 3. Diatribusi Pemakaian Air (M3) dan Nilai Rupiahnya pada PDAM Limau kunci Tahun 2002-2011.

Tahun Distribusi Pemakaian (M3)

Nilai (Rp)

2002 348.656 148.721.395

2003 365.578 152.663.615

2004 419.082 246.822.150

2005 426.554 260.425.550

2006 616.522 358.132,850

2007 725.325 420.812.515

2008 819.713 618.981.935

2009 809.097 575.923.045

2010 789.244 572.563.445

2011 813.736 1.029.784.020

Sumber: PDAM Limau kunci, 2011

Pada tabel diatas, terlihat bahwa distribusi pemakaian air beserta nilai rupiahnya

dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Distribusi pemakaian air terendah

adalah pada tahun 2001 sebanyak 106.350 M3. Sedangfkan distribusi pemakaian

tertinggi tahun 2008 yaitu sebesar 819.713 M3. Untuk nilai rupiahnya, tahun 2001

merupakan jumlah terendah yaitu sebesar Rp. 10.778.950,00 sedangkan nilai

(15)

Dalam hukum permintaan dijelaskan bahwa : semakin rendah harga suatu barang,

semakin banyak jumlah barang yang diminta, sebaliknya semakin tinggi harga

suatu barang, semakin sedikit jumlah barang yang diminta. (Sadono Sukirno,

1995:77).

Dalam hal penetapan biaya pemasangan awal yang ditentukan bagi perlanggan,

PDAM Limau kunci menetapkan untuk tarif non niaga berbeda dengan Niaga.

Adapun biaya pemasanagan awal yang ditetapkan terlihat pada tabel 1.1.4 sebagai

berikut :

Tabel 4. Biaya Pemasangan Awal pada PDAM Limau Kunci Tahun 2002- 2011.

Rata-Rata 277.520,00 29.65 500.937,50 16,14 Sumber PDAM Limau Kunci 2011

Tabel diatas memperlihatkan bahwa tahun 2002-2003 biaya pemasangan awal

masih dikelompokan dalam non niaga saja. Biaya pemasangan awal untuk non

niaga dari tahun 2002-2003 tetap tidak mengalami kenaikan yaitu Rp. 84.400,00.

Hal ini juga dialami pada tahun 2005-2008 yaitu Rp. 299.500,-. Biaya

(16)

mencerminkan bahwa biaya pengadaan dan pengelolaan jasa pelayanan air bersih

serta biaya oprasionalnya meninggkat. Peningkatan biaya tersebut bisa menjadi

pertimbangan bagi calon pelanggan.

Dalam penulisan yang dijadikan variabel adalah biaya pemasangan pada

kelompok non niaga. Tarip air bersih yang dikenakan PDAM Limau Kunci

kepada pelanggan berdasarkan keputusan Bupati Liwa Nomor 10 tahun 2007

tanggal 21 juli 2007yang disyahkan dengan keputusan Guburnur kepala Daerah

tingkat 1 Lampung Nomor 133 tahun 2007 tanggal 15 September 2007 dapat

Dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5. Tarif Pemakaian PDAM Limau Kunci Liwa-Lampung Barat Tahun 2002-2007 (Rupiah) Berdasarkan SK Bupati No 10 Tahun 2007

Klasifikasi

Konsumsi

Air (M3)

Golongan Pelanggan

Non Niaga Niaga Sosial Industri Pelabu

han

Sumber : PDAM Limau Kunci, 2011

Keterangan :

RT.A : Rumah Tangga A (Rumah Sederhana)

RT.B : Rumah Tangga B (Rumah Mewah )

IP/RSP : Instansi Pemerintah / Rumah Sakit Pemerintah

(17)

Tabel di atas memperlihatkan bahwa tarif tidak dikenakan secara rata- rata,tetapi

mengalami kenaikan sesuai dengan jumlah pemakaian. Untuk pemakaian air pada

golongan pelanggan Non niaga terdiri dari Rumah tangga A,Rumah tangga B dan

intansi Pemerintah/Rumah sakit Pemerintah sebanyak 0-15 M3 masing-masing

tarifnya Rp 350,00/M3 untuk Rumah tangga A dan B, Rp 525,00/M3 untuk instansi

Pemerintah/Rumah sakit Pemerintah. penggunaan air sebanyak 16 – 30 M3

masing- masing dikenakan tarif Rp 525,00 /M3 Untuk RT A dan B, Rp 700,00 M3

Untuk IP/RSP. DAN penggunaan sebanyak 31 -50 M3 masin –masing di kenakan tarif Rp 700,00/ M3 untuk RT.A, Rp 875.00/M3 Untuk RT.B, Rp 1.050,00 /M3

untuk IP/RSP. Kemudian untuk penggunaan air lebih dari 50 M3 masing –

masing dikenakan tarif Rp 1.050,00 M3 untuk RT A, Rp 1.225,00 /M3 untuk RT.B

dan Rp 1.400,00/ M3 untuk IP/RSP, biaya tersebut masih di tambah biaya

adminstrasi untuk setiap golongan pemakaian air bersih sebesar Rp 500,00

Berdasarkan Keputusan Bupati Liwa lampung Barat No. 39 Tahun 2011 tanggal

23 Maret 2011 tentang penetapan Tarif Air Bersih PDAM Limau Kunci

kabupaten liwa lampung barat dan telah oleh DPD Kabupaten Liwa No.

03.3/379/2011 tanggal 19 maret 2011, maka PDAM limau kunci menetapkan tarif

baru bagi pelanggan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1. PDAM dikelola berdasarkan prinsip prinsip ekonomi perusahaan dengan tetap

memperhatikan fungsi sosialnya.

2. kenaikan biaya listrik,bahan dan bahan kimia.

3. meningkatnya biaya operasional,pemeliharaan sarana dan prasarana PDAM.

4. tarif yng berlakusaat ini sudah tidak dapat menutupi biaya produksi dan

(18)

Adapun tarif baru yang di tetapkan terlihat pada Tabel 1.1.6 :

Tabel 6. Tarif pemakaian Air Bersih pada PDAM Limau Kunci Liwa Lampung Barat Tahun 2010- 2011 (Rupiah) Berdasarkan SK Bupati Liwa Lampung Barat No 39 Tahun 2011

TARIF BARU

Sumber : PDAM Limau Kunci 2011

Keterangan :

S1 : Sosial Umum

S2 : Sosial Khusus

R1 : Rumah Sangat Sederhana

K1 : Kantor Pemerintah Tingkat Kelurahan dan kecamatan R2A : Rumah Sederhana

R2B : Rumah Tanggan Menengah K2 : Kantor Pemerintah dan ABRI N1 : Niaga Kecil

N2 : Niaga Khusus

I1 : Industri rumah Tangga

R3 : Rumah Mewah

N3 : Niaga Besar I2 : Industri

PL : pelabuhan Laut

Tabel diatas memperlihatkan bahwa tarif dikenakan berdasarkan kelompok

pelanggan dan klasifikasi konsumsi air yang berbeda dari daftar tarif yang berlaku

(19)

B. Rumusan Masalah

Peranan air bersih sangat penting bagi masyarakat karena kebutuhan masyarakat

mengkonsumsi air bersih semakin bertambah seiring jumlah penduduk dan

pendapatan masyarakat yang terus meningkat. Guna menjaga perkembangan

perusahaannya, PDAM Limau Kunci mengenakan biaya pemasangan awal dan

tarif, yang juga terus meningkat kepada pelanggan. Walaupun pelayanan yang

diberikan kurang memuaskan pelanggan seperti kenaikkan biaya-biaya di atas,

juga keluhan pelanggan terhadap air yang terkadang kotor, bau, berwarna dan

distribusi air yang tidak lancar kurang ditanggapi, namun pada kenyataannya

jumlah pelanggan terus bertambah (Tabel 1). Berdasarkan uraian tersebut maka

permasalahan yang dapat diambil dari penulisan ini adalah berapa besar pengaruh

perkembangan jumlah penduduk, pendapat per kapita, biaya pemasangan awal

dan tarif terhadap permintaan jasa air bersih pada PDAM Way Rilau Bandar

Lampung.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada maka penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh perkembangan jumlah penduduk,

pendapatan perkapita, biaya pemasangan awal dan tarif terhadap pemintaan jasa

(20)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Secara teoritis hasil penelitian ini akan bermanfaat dalam pengembangan

teori, khususnya tingkat kepuasan pelanggan dengan pelayanan yang

diberikan oleh PDAM kabupaten Liwa, yaitu untuk melihat tingkat

pelayanan sebagai akibat adanya faktor-faktor yang mempengaruhi

keandalan, ketanggapan, keyakinan, emphati dan berwujud.

b. Secara praktis penelitianini bermanfaat untuk memberikan informasi atau

gambaran yang lebih riil, khusunya tentang kondisi pelayanan PDAM

kabupaten Liwa dengan kepuasan yang diterima oleh pelanggan sehingga

dapat menemukan faktor-faktor yang menyyebabkan belum optimalnya

tingkat pelayanan yang diberikan. Oleh karena itun dapat dijadikan bahan

pertimbangan dalam penyusunan kebijakan oleh pemerintah dan pihak

terkait dalam upaya memberikan pelayanan publik secara maksimal.

E. Kerangka Pemikiran

Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses perubahan yang dinamis

dan dilakukan secara terus-menerus untuk menuju pada suatu keadaan yang lebih

baik dari satu tahap ke tahap berikutnya. Pembangunan yang dilaksanakan

disegenap sektor adalah merupakan pembangunan jangka panjang di mana

peranan pemerintah sangat diperlukan yaitu penyediaan barang-barang konsumsi,

memperbaiki distribusi pendapatan, memelihara stabilitas nasional termasuk

(21)

Pernbangunan daerah adalah bagian integral dari pembangunan nasional secara

keseluruhan. Pembangunan daerah turut menentukan berhasil tidaknya

nasional. Salah satu faktor dari pembangunan adalah sumber daya alam yaitu air.

Air merupakan kebutuhan pokok bagi setiap orang dan kebutuhan air bersih terus

mcningkat, seiring berkembangnya jumlah penduduk. Sedangkan air alam yang

tersedia jumlahnya tetap bahkan kualitasnya dapat mengalami penurunan karena

pencemaran yang disebabkan oleh perkembangan jumlah penduduk tersebut.

Mengingat perannya begitu penting, pernerintah mendirikan BUMD dalam bentuk

PDAM. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1987 tentang

penyerahan sebagian urusan pemerintah di bidang pekerjaan umum kepada

daerah, maka pelayanan air minum diserahkan kcpada Pemerintah Daerah Tingkat

II sebagai urusan Pemerintah Daerah. Selanjutnya melalui Peraturan Daerah

diserahkan pelaksanan kepada perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai

perusahaan yang mempunyai mini menyediakan pelayanan air minum kepada

masyarakat juga sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), harus

dikelola secara baik atas dasar prinsip-prinsip ekonomi perusahaan, dengan tetap

memperhatikan fungsisosial.

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Liwa Lampung Barat maka

kegiatan perekonomian semakin berkembang dan industri juga bertambah yang

mengakibatkan kebutuhan akan airpun meningkat sehingga banyak menciptakan

pelanggan bagi PDAM. Dan walaupun dalam keadaan musim hujan, permintaan

(22)

keluhan dari pelanggan mengenai kualitas air bersih yang tidak memenuhi

persyaratan yaitu air bersih.

F. Hipotesis

Dari kerangka berfikir maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Ada pengaruh signifikan secara bersama-sama, jumlah penduduk,

pendapatan per kapita, biaya pemasangan awal dan tarif terhadap jumlah

permintaan air bersih.

2. Jumlah penduduk (jiwa) berpengaruh terhadap jumlah permintaan air

bersih.

3. Pendapatan perkapita per tahun (Rupiah/tahun) berpengaruh terhadap

jumlah permintaan air bersih.

4. Biaya pemasangan awal (Rupiah) berpengaruh terhadap jumlah

permintaan air bersih.

5. Tarif (Rupiah) berpengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih.

G. Sistematika Penulisan

Bab I = Pendahuluan yang berisikan Latar belakang, permasalahan, tujuan

penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis, metode penelitian, atas

analisis dan pengujian hipotesis dan sistematika penulisan.

Bab II = Landasan Teori yang berisi teori-teori yang berhubungan dengan

penulisan, yang terdiri dari Aspek Sumber Daya Daerah,fasa Air

Minum, Pengertian dan Fungsi PDAM.

Bab III = Gambaran umum, menggambarkan tentang Geografis dan keadaan

penduduk di Lampung Barat, sejarah singkat perusahaan, kedudukan

(23)

Bab IV = Hasil perhitungan dan pembahasan, berisikan tentang hasil

perhitungan koefesien determinasi, uji F, uji t, analisa dan

pembahasan hasil perhitungan.

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Perusahaan Daerah Air Minum

Perusahaan Daerah adalah badan usaha yang dibentuk oleh pemerintah daerah

untuk mengembangkan perekonomian daerah untuk menambah penghasilan

daerah. Menurut UU No 5 tahun 1962, perusahaan daerah air minum (PDAM),

merupakan suatu kesatuan usaha milik pemerintah yang memberikan jasa

pelayanan dan menyelenggarakan kemanfaatan umum dibidang air minum.

B. Faktor-Faktor Penentu Permintaan

Berdasarkan atas pengalaman hubungan antara variabel bebas dan variabel tidak

bebas dalam fungsi permintaan dapat dihipotesiskan sebagai berikut :

1. Harga barang yang diminta (PA)

Harga barang ini berhubungan terbalik dengan jumlah barang itu sendiri

yaitu bila harga barang A meningkat, maka jumlah barang A yang diminta

akan turun, ceteris paribus, dan sebaliknya.

2. Harga barang (PB-Z)

Barang lain mempunyai hubungan dengan barangA sebagai barang

(25)

memasuki fungi permintaan barang A karena adanya kesediaan konsumen

untuk membeli barang yang sifatnya mengganti (substitusi) barang A

apabil terjadi perubahan harga relatif antar barang-barang tersebut. Barang

komplementer (pelengkap) merupakan barang yang dikonsumsi

bersama-sama atau berpasangan dengan barang A.

3. Advertensi dan Promosi

Kegiatan Advertensi dan promosi oleh penjual barang A diharapkan

meningkatkan jumlah barang A yang diminta oleh para konsumen, karena

kegiatan promosi itu dimaksudkan untuk mempengaruhi selera dan pola

preferensi konsumen. Advertensi barang pengganti akan mempunyai

dampak negatif terhadap jumlah barang A yang dijual karena konsumsi

diharapkan untuk pindah dari konsumsi barang A ke konsumsi barang

pengganti. Sebaliknya advertensi barang komplementeratau pelengkap

akan mempunyai dampak positif, karena konsumsi akan memberi barang

A dan barang omplementer itu bersama-sama dalam jumlah yang lebih

banyak dan proporsional sifatnya.

4. Kualitas Barang dan Rancang Bangun (Design)

Konsumen selalu menghargai kualitas dan rancang bangun yang bagus,

dan konsumen diharapkan membeli lebih banyak barang apabila mereka

mengerti bahwa barang itu tinggi kualitasnya dan dirancang untuk

penggunaan, serta tampak baik dipandang mata, tetapi harga harus tetap

sama. Kualitas barang ini dapat dirancang oleh perusahaan yang

(26)

serta pemberian garansi atau jaminan selama beberapa waktu tertentu, atau

perusahaan didukung dengan pekerja-pekerja yang terlatih baik.

Selanjutnya pengertian konsumen mengenai kualitas serta rancang bangun

ini dapat ditingkatkan lagi melalui advertensi dan promosi.

5. Saluran Distribusi dan Tempat Penjualan

Permintaan total terhadap hasil produksi perusahaan secara langsung

dipengaruhi oleh jumlah tempat penjualan atau saluran distribusinya, dan

oleh lokasi saluran penjualan tersebut. Semakin banyak saluran penjualan

akan semakin banyak konsumen yang dapat dijangkau oleh perusahaan,

serta dapat membuat konsumen lebih mudah mendapatkan barang yang

dihasilkan perusahaan tersebut. Demikianlah pula memungkinkan adanya

pelayanan yang lebih memuaskan. Tentunya lokasi saluran penjualan juga

sangat menentukan volume penjualan.

6. Penghasilan Konsumen

Hubungan antara penghasilan konsumen dan kuantitas barang yang

diminta dapat postif dan negatif, tergantung macam barang yang dihadapi

konsumen dan tingkat penghasilan konsumen. Jika sebagian konsumen

menilai suatu barang sebagai barang yang dianggap rendah (Inferior),

maka permintaan mereka akan berkurang bila ada kenaikan dalam tingkat

penghasilan mereka dan demikian pula sebaliknya. Dilain pihak bila

barang itu normal atau superrior, maka bila penghasilan konsumen

(27)

7. Selera dan Preferensi Konsumen

Selera atau preferensi konsumen dapat mengubah permintaan akan suatu

barang. Semakin tinggi selera konsumen terhadap suatu barang, semakin

banyak pula barang yang diminta. Selera konsumen dapat dinyatakan

dalam indeks preferensi konsumen. Indeks preferensi konsumen dapat

dibuat dan diperbaharui setiap dengan dasar survey mengenai tingkah laku

konsumen terhadap barang yang bersangkutan. Bila dari survey

diketemukan kecendrungan konsumen semakin menghargai barang yang

dihasilkan perusahaan, dan atau keinginan keras untuk meningkatkan

pembelian, atau sebaliknya ada kecendrungan konsumen untuk membeli

barang lain, maka semua perubahan preferensi itu dapat direkam dalam

indeks preferensi konsumen.

8. Harapan Konsumen

Harapan konsumen terhadap harga dan tersedianya baramg dimasa depan,

serta kemungkinan suptitusinya akan mempengaruhi permintaan akan

barang tersebut. Harapan konsumen dalam hubungannya dengan harga

barang dimasa yang akan datang memberikan dampak positif pada

perusahaan bila konsumen merasa pesimis, sehingga konsumen akan

meminta lebih banyak barang pada saat ini, dan memberikan dampak

negatif bila konsumen merasa optimis karena konsumen akan meminta

(28)

9. Faktor-faktor Lain

Setiap fungsi permintaan memiliki himpunan variabel-variabel penentu

yang mencerminkan alasan mengapa orang membeli suatu barang.

Berbagai macam variabel penentu permintaan tersebut dapat digolongkan

menjadi 4, diantaranya variabel strategi adalah variabel yang dikuasai oleh

produsen seperti harga barang yang bersangkutan, advertensi, kualitan

barang dan rancang bangunan, serta saluran distribusi barang. Variabel

konsumen adalah variabel yang berada dibawah kekuasaan konsumen

seperti tingkat pendapatan konsumen, selera konsumen, dan harapan

konsumen terhadap harga dimasa yang akan datang. Variabel pesaing

adalah variabel yang langsung berhubungan dengan barang lain mencakup

harga barang substitusi dan basrang komplementer, advertensi dan

promosi barang lain, saluran distribusi barang lain serta kualitas dan

rancang bangun barang lain. Variabel lain adalah kebijakan pemerintah,

jumlah penduduk dan cuaca. Variabel strategi merupakan variabel yang

dapat digunakan secaralangsung untuk mempengaruhi permintaan

terhadap barang yang dihasilkan pleh perusahaan yang bersangkutan. Oleh

karena itu variabel strategi ini disebut pula sebagai variabel yang dapat

dikontrol atau diawasi oleh perusahaan.

Selain faktor penentu permintaan ada juga faktor yang mempengaruhi permintaan

air, yaitu sebagai berikut :

a. Kelompok pelanggan air PDAM yang berpenghasilan lebih tinggi

mempunyai kecenderungaan untuk memakai air lebih banyak

(29)

b. Karena air merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi, maka

konsumen air atau para pelanggannya tetap akan membeli air PDAM

seberapapun harga yang ditetapkan.

c. Banyaknya jumlah anggota keluarga cenderung berpengaruh terhadap

tingkat permintaan air PDAM. Dengan kata lain, semakin besar jumlah

anggota keluarga, maka semakin tinggi tingkay kebutuhan airnya.

d. Musim yang terjadi, baik penghujan maupun kemarau, dapat dikatakan

cenderung berpengaruh terhadap tingkat permintaan air. Dalam hal ini

perlu disampaikan bahwa pada musim kemarau tingkat permintaan air

tidak turun, melaikan kebutuhan air yang sebenarnya (true demand)

tidak dapat dipenuhi oleh air PDAM, demikian pula sebaliknya pada

musim hujan, tidak berarti tingkat permintaan airnya naik, tetapi dapat

dipenuhi oleh PDAM.

e. Kepemilikan sumber air di luar PDAM, tidak dapat dikatakan bisa

mengurangi tingginya tingkat permintaan air PDAM. Meski terdapat

perbedaan dalam menggunakan air yang berasal dari PDAM. Meski

terdapat perbedaan dalam menggunakan air yang berasal dari PDAM

antara pelanggan yang memiliki sumber air alternatif dengan yang

tidak.

Berkurangnya tingkat permintaan ini lebih disebabkan oleh tindakan penghematan

yang dilakukan oleh para pelanggannya. Penghematan disini tidak berarti bahwa

mereka mengurangi pemakaian airnya, hanya saja untuk keperluan yang

pokok-pokok sajalah air PDAM mereka gunakan, sedangkan untuk keperluan diluar itu

(30)

C. Sumber Daya Daerah

Daerah Kabupaten/kota sebagai tumpuan otonomi daerah berusaha untuk

meningkatkan sumber pendapatan dengan cara memanfaatkan sumber daya yang

ada berupa sumber daya daerah (sumber daya ekonomi) yang terdiri dari

penduduk, luas Wilayah, Sumber daya alami, peralatan modal, serta

barang-barang dan jasa, dan sumber-sumber keuangan daerah, Sumber Daya Daerah

terdiri dari sumber daya alam dan sumber daya manusia yang merupakan potensi

yang dimiliki suatu daerah dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan pemerintahan

untuk meembangun dan mengembangkan daerahnya dalam pelaksanaan otonomi

daerah.

Sumber Daya Daerah berupa Sumber daya alam harus diimbangi dengan sumber

daya manusia yang baik dan berpotensi schingga akan menghasilkan kemajuan

pembangunan yang baik dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, begitu pula

sebaliknya. Sehingga diharapkan antara sumber daya alam dan sumber daya

manusia seimbang baik potensinya maupun dalam pengolahan sumber daya alam

itu sendiri.

Selain itu dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan bermoral, maka

sumber-sumber daya didaerah terutama sumber daya alam dapat dimanfaatkan

secara optimal sehingga dapat berguna dan bermanfaat bagi masyarakat daerah

(31)

Melihat Perkembangan kegiatan pemerintah dari tahunn ke tahun, peranan

pemerintah cenderung meningkat. Peningkatan kegiatan pemerintah ini

disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

1. Adanya kenaikkan tingkat penghasilan masyarakat, maka kebutuhan

masyarakat meningkat. Hal ini mengakibatkan semakin meningkatnya

kegiatan pemerintah dalam usaha memenuhi kebutuhan masyarakat

tersebut, seperti kebutuhan akan prasarana transportasi, pendidikan dan

kesehatan umum.

2. Perkembangan penduduk, hal ini membutuhkan peningkatan kegiatan

pemerintah untuk mengimbangi Perkembangan penduduk dalam

memenuhi kebutuhan penduduk tersebut.

3. Perkembangan ekonomi juga membutuhkan peranan pemerintah yang

besar guna mengisi kegiatan ekonomi tersebut.

D. Jasa Air Minum

Pelayanan jasa air minum diartikan sebagai pemberian perhatian kepada

masyarakat yang menyangkut atau berhubungan dengan pelayanan air minum

berupa sarana dan prasarana pelayanan air minum dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan masyarakat disertai dengan mutu air yang sehat.

Pelayanan jasa air minum merupakan sarana untuk mewujudkan reaksi sosial

(32)

E. Penetapan Tarif Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Limau Kunci Liwa Lampung Barat

Tarif adalah harga dalam rupiah yang harus dibayar oleh pelanggan PDAM untuk

pemakaian per m3 air bersih yang disalurkan oleh PDAM. Sedangkan pelanggan

adalah setiap orang atau badan yang menggunakan air dari PDAM dan terdaftar

sebagai pelanggan.

Penetapan tarif air minum yang ada di PDAM Liwa Lampung Barat ini, tidak

terlepas dari peraturan-peraturan yang ada. Salah satunya yang digunakan sebagai

acuan adalah peraturan Menteri Dalam Negeri, tentang penentuan tarif air minum.

Dalam peraturan tersebut antara lain dinyatakan :

1. Air minum merupakan kebutuhan pokok masyarakat untuk dinikmati secara

merata serta masih merupakan barang yang langka dan oleh karma itu harus

dihemat pemakaiannya dengan cara antara lain menentukan tarif progresif

yaitu tarif yang mengalami kenaikan secara bertahap yang diharapkan dapat

mengurangi pemborosan.

2. Perbandingan antara tarif untuk golongan langganan tertentu terhadap tarif dari

golongan langganan lainnya ditetapkan menurut kemampuan membayar bagi

masing-masing golongan langganan tersebut.

3. Sistem tarif air minum diusahakan seadil mungkin, dengan membagi beban

keuangan antara para pelanggan menurut kemampuan dan kebutuhan mereka

masing-masing. Beban keuangan yang besar dikenakan kepada mereka yang

(33)

4. Struktur tarif air minum mengatur tingkatan air minum sesuai dengan

kebutuhan dan kemampuan golongan pelanggan dan sekaligus dapat menjamin

penghasilan usaha untuk membiayai operasi, pemeliharaan, dan peningkatan

pelayanan penyediaan air minum.

Untuk setiap pelanggan dikenakan beberapa macam biaya meliputi :

1. Biaya pemakaian air per m3

2. Biaya pemeliharaan pemakaian meter air

3. Biaya administrasi

4. Biaya denda

F. Pengertian Permintaan

Permintaan adalah jumlah barang yang sanggup dibeli oleh para pembeli pada

waktu dan tempat tertentu dengan harga yang berlaku pada saat itu. Pengertian

permintaan dalam kehidupan sehari-hari diartikan secara absolut yaitu jumlah

barang yang dibutuhkan. Jalan pernikiran ini bertititk tolak bahwa manusia

memiliki kebutuhan.

Kebutuhan masyarakat adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh dan

mengkonsumsi barang dan jasa. Keinginan yang disertai dengan kemampuan

untuk membeli barang yang diinginkan dinamakan dengan permintaan efektif.

Sedangkan keingingan yang tidak disertai dengan kemampuan daya beli disebut

(34)

Dalam hukum permintaan hanya menekankan pada pengaruh harga barang dan

jumlah barang yang diminta. Sedangkan pada kenyataannya permintaan suatu

barang dan jasa juga ditentukan olch faktor-faktor lain yaitu: (i) harga barang itu

sendiri, (ii) harga barang lain yang memiliki kaitan erat dengan barang tersebut,

(iii) pandapatan masyarakat dan pendapatan rata-rata masyarakat, (iv) corak

distribusi pendapatan dalam masyarakat, (v) cita rasa masyarakat, (vi) jumlah

penduduk, (vii) ramalan mengenai keadaan dimasa yang akan datang. ( Sadono

Sukirno, 2000 ). Bila salah satu dari asumsi yang mendasari hukum permintaan

tersebut berubah maka permintaan akan barang juga akan berubah.

G. Kurva Permintaan

Kurva permintaan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat perkaitan

diantara harga suatu barang tertentu dan jumlah barang tersebut yang diminta para

pembeli.

Gambar 1. Kurva permintaan

Harga

Jumlah barang yang diterima

Kurva pernintaan bentuk ini memberi makna semakin tinggi harga suatu barang

maka permintan akan barang barang, tersebut jumlahnya akan semakin berkurang

sebaliknya bila harga suatu barang mengalami penurunan maka jumlah barang

(35)

H. Pergeseran dan Pergerakan Kurva Permintaan

Pergerakan kurva permintaan terjadi bila harga barang yang diminta berubah, baik

naik maupun turun. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Pergerakan dan Pergeseran Kurva Permintaan

Harga

Jumlah Yang diterima

Misalkan pada kurva permintaan Do pada mulanya harga barang adalah 0 Po dan

jumlah barang yang diminta sebanyak 0 Qo kemudian terjadi penurunan harga

menjadi 0 PI dan jumlah barang yang diminta pun naik menjadi 0 Q1. Apabila

salah satu atau beberapa asumsi yang menentukan permintaan selain harga itu

sendiri berubah maka akan terjadi pergeseran kurva pennintaan baik ke kanan

maupun ke kiri (Sadono Sukirno, 1995)

I. Teori prilaku konsumen

Pola pengeluaran konsumsi seseorang dalam memilih dan menggunakan suatu

barang adalah reaksi faktor-faktor fisiologis, psikologis, sosial dan budaya, yang

dikenal dengan tingkah laku konsumen. Dalam usaha menjelaskan perilaku

konstimen di pasar barang, secara tradisional orang menggunakan titik tolak

(36)

dayaguna atau utilitas, karna barang tersebut mampu memberikan kepuasan

kepada konsurnen. Jadi bila seseorang meminta suatu jenis barang, pada dasarnya

yang diminta adalah dayaguna barang tersebut (Sudarsono, 1995).

Perkembangan pendekatan teori ini dibedakan menjadi dui, yaitu dayaguna

kardinal dan dayaguna ordinal. Dayaguna kardinal menggunakan asumsi bahwa

kepuasan seseorang tidak hanya diperbandingkan, akan tetapi dapat diukur.

Dalam kenyataan, kepuasan seseorang tidak dapat diukur maka asumsi tersebut

dapat dikatakan tidak realistik, hal itu menjadi kelemahan dayaguna kardinal.

Sebaliknya, teori perilaku konsumen yang menggunakan dayaguna ordinal harus

menggunakan asumsi realistik. Sehingga penggunaan konsep tiku tacuh atau

indifference curve kcmungkinan untuk dapat diperbandingkan tinggi rendahnya

kepuasan seseorang dapat terpenuhi (Sudarsono, 1995).

J. Teori Dayaguna Kardinal

Teori ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung pada

subjek yang memberikan penilaian. Jadi suatu barang baru mempunyai arti bagi

seseorang konsumen apabila barang tersebut mempunyai dayaguna baginya.

Disamping asumsi tersebut, ada asumsi lain yang diperlukan untuk mempermudah

pembahasan tentang perilaku konsumen. Pertama adalah bahwa konsumen

bersifat rasional. Konsumen dianggap mempunyai tujuan ideal yaitu dayaguna

maksimum. Asumsi ini didasarkan konsep bahwa pada dasarnya manusia adalah

(37)

Kedua, menyangkut laju pertambahan dayaguna. Makin banyak barang yang

dikonsumsi makin besar pula jumlah dayaguna yang diperoleh. Akan tetapi laju

pertambahan dayaguna yang diperoleh dalam rnengkonsurnsi suatu barang makin

lama makin rendah dan bila jumlah yang dikonsumsi terus ditambah maka

dayaguna akan terus menurun mencapai nol bahkan menjadi negatif (Sudarsono,

1995).

K. Teori Dayaguna Ordinal

Pendekatan ordinal juga menggunakan asumsi rasional. Dengan dana dan harga

pasar tertentu konsumen dianggap selalu akan memilih kombinasi barang yang

memberikan dayaguna maksimal. Asumsi kedua, konsumen mempunyai skala

preferensi yang disusun berdasar urutan besarnya dayaguna. Konsumen tidak

perlu mengetahui besarnya dayaguna secara absolut yang dia peroleh, akan tetapi

sudah cukup apabila dia mampu untuk menentukan hubungan kombinasi antar

barang apakah lebih besar, lebih kecil atau sama.

Cara pendekatan ini menggunakan alat tiku yang diberi nama tiku indiferensi

(indifference curve), yaitu sebagai tempat kedudukan titik yang menggambarkan

berbagai kombinasi barang yang memberikan dayaguna total yang sama bagi

(38)

Gambar 3. Tiku Tak Acuh atau Indifference Curve

Pada Gambar tersebut, seorang konsumen yang bersikap rasional akan berusaha

memilih berbagai kombinasi yang terletak pada I3karena kombinasi tersebut akan

menghasilkan tingkat dayaguna yang tinggi bila dibandingkan dengan tingkat

dayaguna yang ditunjukkan oleh kurva-kurva di bawahnya. Pemilihan ini

menunjukkan bahwa asumsi rasionalitas telah terpenuhi (Sudarsono, 1995).

L. Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan adalah derajat kepekaan jumlah barang yang diminta

terhadap salah satu faktor yang mempengaruhi fungsi permintaan. Elastisitas

biasanya menjelaskan respons atau perubahan jumlah barang yang diminta jika

harga, pendapatan atau faktor-faktor lainnya berubah. Elastisitas diperlukan untuk

mengetahui pengaruh harga. pendapatan dan faktor-faktor lainnya terhadap

harga-harga di pasar (Lincolin Arsvad, 1987).

Nilai koefisien elastisitas berkisar di antara nol dan tak terhingga (0 ≤ E ≤ oc). Menurut besarnya angka koefisien, elastisitas permintaan ada beberapa jenis,

yaitu:

Keterangan : X1 = barang X1

X2 = barang X2

(39)

1. Elastisitas adalah nol (EI) = 0), apabila perubahan harga tidak akan

merubah jumlah yang diminta, jumlah yang diminta tetap walaupun harga

mengalami kenaikan atau menurun. Kurva permintaan yang koefisien

elastisitasnya bernilai nol bentuknya sejajar dengan sumbu tegak, kurva

permintaan ini dinamakan tidak elastis sempurna.

2. Koefisien elastisitas permintaan bernilai tidak terhingga (ED = oc), apabila

pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada

di pasar. Berapapun banyaknya barang ditawarkan oleh penjual pada harga

tersebut, semuanya akan terjual. Kurva permintaan yang koefisien

elastisitasnya adalah tidak terhingga disebut elastisitas sempurna.

3. Koefisien elastisitas permintaan sebesar 1 (ED = 1), disebut elastisitas

uniter dimana perubahan jumlah barang yang diminta lama dengan

perubahan harga.

4. Permintaan tidak elastis atau inelastic dengan koefisien elastisitas

permintaan adalah diantara 0 dan I (ED < 1), dimana persentase perubahan

harga adalah lebih besar daripada persentase perubahan jumlah yang

diminta.

5. Kurva permintaan bersifat elastis adalah apabila harga berubah maka

permintaan akan mengalami perubahan dengan presentase yang melebihi

presentase perubahan harga. Nilai koefisien permintaan yang bersifat

(40)

Gambar 4. Jenis-jenis Elastisitas Permintaan

a. Tidak elastis sempurna b. Elastis sempurna

(EI=0) (ED = )

c. Elastisitas uniter d. Tidak elastis

(ED = I) (ED < I)

e. Elastis (ED > I)

Keterangan :

P = harga

Q = jumlah yang diminta

D = kurva permintaan

(41)

M. Elastisitas permintaan Harga

Elastisitas permintaan adalah persentase perubahan kuantitas yang diminta yang

disebabkan oleh perubahan harga barang tersebut sebesar satu persen. (Arsyad,

1 997). Elastisitas permintaan harga dapat dihitung dengan menghitung koefisien

elastisitas permintaan harga (Ed). Koefisien tersebut adalah suatu angka penunjuk

yang menggambarkan sampai berapa besarkah perubahan jumlah barang yang

diminta bila dibandingkan dengan perubahan harga. Secara matematis dapat

dituliskan :

Ed = Persentasi perubahan jumlah barang yang diminta

Persentasi perubahan harga

Ed =

(Nicholson, 1994)

di mana,

Ed = Elastisitas permintaan harga barang X

ΔQx = Perubahan kuantitas barang X yang diminta

ΔPx = Perubahan harga barang X

Px = Harga barang X

Qx = Kuantitas barang X yang diminta

Nilai Ed biasanya akan negatif karena P dan Q bergerak berlawanan arah. Sebagai

contoh, Jika Ed= - 1, maka kenaikkan harga satu persen akan menyebabkan

(42)

N. Elastisitas Permintaan Pendapatan

Elastisitas permintaan pendapatan dapat dihitung dengan menghitung koefisien

elastisitas permintaan pendapatan (Ei). Koefisien tersebut adalah suatu angka

penunjuk yang menggambarkan sampai berapa besarkah perubahan jumlah barang

yang diminta bila dibandingkan dengan perubahan pendapatan. Secara matematis

dapat dituliskan :

Ed = Persentasi perubahan jumlah barang yang diminta

Persentasi perubahan harga

Ed =

(Nicholsonj 994:132)

di mana,

Ed = Elastisitas permintaan harga barang X

AQx = perubahan kuantitas barang X yang diminta

AI = perubahan pendapatan

I = Pendapatan Konsumen

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Geografis dan Keadaan Penduduk Liwa Lampung Barat

Kota Bandar Lampung nerupakan ibukota Provinsi Lampung. Liwa Lampung

Barat juga merupakan pusat kegiatan pemerintah, pusat kegiatan sosial, politik,

pendidikan kebudayaan dan juga sebagai pusat kegiatan perekonomian dari

Provinsi Lampung.

Berdasarkan data dari Badan Pusar Statistik (BPS), Daerah Liwa Lampung Barat

mempunyai luas wilayah 192,03 km3 yang meliputi areal daratan seluas 181,68

km3, yang sebelah Utara berbatasan dengan kabupaten Lampung Timur, sebelah

Selatan berbatasan dengan Tanggamus, sebelah Timur berbatasan dengan

kabupaten Lampung Utara, dan sebelah Barat berbatasan dengan kabupaten

Lampung Selatan.

Daerah kota Liwa Lampung Barat secara geografis terletak pada kedudukan :

Timur-Barat antara : 50 - 200 Bujur Timur

50-310 Bujur Timur

Utara Selatan antara : 10-280-390 Lintang Selatan

(44)

Liwa Lampung Barat merupakan daerah yang kepadatannya tertinggi dari Daerah

Kabupaten lainnya di Provinsi Lampung, yaitu sebesar 3.490 jiwa/km2 pada

Tahun padatnya penduduk ini karena Liwa Lampung Barat merupakan pusat

kegiatan ekonomi terbesar di Provinsi Lampung, sehingga migrasi penduduk

relatif lebih tinggi dibanding Daerah Kabupaten lainnya.

Liwa Lampung Barat berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) juga

memiliki luas 192.03 km2. Memiliki 13 (tigabelas) Kecamatan, dengan jumlah

desa atau Kelurahan sebanyak 84. Jumlah tersebut dibagi dalam desa atau kota,

yaitu trediri dari 49 daerah perkotaan dengan jumlah penduduk sebesar 482.351

jiwa atau 71,95 persen dan 35 daerah pedesaan dengan jumlah penduduk sebesar

188.046 jiwa atau 28,05 persen, sedangkan rata-rata anggota rumah tangga

sebesar 5,1 orang, total keseluruhan penduduk Liwa Lampung Barat tahun

2007/2008 yaitu 670.392 jiwa.

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Liwa Lampung Barat kegiatan

perekonomian semakin berkembang dan industri juga bertambah yang

mengakibatkan kebutuhan akan air juga sangat diperlukan untuk mejunjang

kegiatan tersebut.

B. Sejarah Singkat PDAM Limau Kunci Lampung Barat

Sistem penyediaan sarana dan prasarana air bersih di Liwa Lampung Barat sejak

zaman Pemerintah Belanda yaitu sejak tahun 1917 dengan mengusahakan atau

memanfaatkan sumber mata air “Limau Kunci” yang berkapasitas produksi

(45)

Lampung Barat dan sekitarnya. Setelah merdeka, pengelolaan sarana dan

prasarana air bersih dilaksanakan oleh seksi Air Minum Pemerintah Dareah

Tingkat II Liwa Lampung Barat. Status perubahan ini belum memenuhi

pertumbuhan dan perkembangan seksi air minum, mengingat status kelembagaan

belum mendukung untuk menambah modal kerja guna perluasan dan

pengembangan jaringan akibat keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Tingkat II.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kabupaten Liwa. Pemilihan kabupaten liwa sebagai

lokasi penelitian karena PDAM kabupaten Liwa mempunyai pelanggan yang

cukup banyak, di samping itu,masih banyaknya terjadi keluhan para pelanggan

yang merupakan ciri pelayanan yang belum maksimal.

D. Objek Penelitian

Objek penelitian hanya di batasi pada permintaan air bersih, jumlah penduduk.

E. Identifikasi Varibel

Variabel di kelompokkan menjadi dua, yaitu variabel independent (bebas) dan

varabel dependen (terikat).dalam penelitian ini yang menjadi variabel indevenden

(bebas), yaitu permintaan air bersih. Sebaliknya,variabel dependent (terikat)

(46)

F. Jenis dan Sumber Data

jenis data menurut sifatnya (sugiono,1993:13)dikelompokan menjadidua, yaitu

sebagai berikut :

a. Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka atau

numerik,yaitu data jumlah pelanggan,dan data perkembangan pelanggan,dan

data jumlah pegawai PDAM kabupaten liwa.

b. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kategori atau bukan

angka, yaitu jawaban responden sangat memuaskan.

Jenis data menurut sumbernya (matra 2001:47) ada dua jenis,yaitu sebagai

berikut:

a. Data sekunder adalah data yang berasal dari beberapa insrtansi yang

berkedudukan sebagai penyebar informasi, yaitu data jumlah penduduk

kabupaten Lampung Barat, data jumlah pegawai,jumlah pelanggan,dan

perkembangan pelanggan PDAM kabupaten Lampung Barat.

G. Teknik Analisis Data

Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan jasa air bersih terhadap PDAM Limau Kunci di Liwa

Lampung Barat digunakan model Regresi sebagai berikut .

digunakan model regresi berganda :

Y = b0 + b1 + X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + E

Keterangan :

(47)

X1 = Jumlah penduduk (jiwa)

X2 = Pendapatan perkapita per tahun (Rupiah/tahun)

X3 = Biaya pemasangan awal (Rupiah)

X4 = Tarif (Rupiah)

a = Konstanta

b 1,2,3,4 = Koefesien Regresi

et = Puak Galat/Error Term

A. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F untuk pengujian secara

menyeluruh dan uji t untuk pengujian secara parsial.

1. Pengujian secara parsial dengan uji t yang digunakan untuk mellhat pengaruh

masing-masing peubah bebas terhadap peubah terikat dengan pada tingkat

kepercayaan 95% (α=0,025) dengan derajat bebas (df) sebesar (n-k), adalah

sebagai berikut :

Ho : b1 0 Tidak berpengaruh nyata

Ha : b1 = 0 Berpengaruh nyata

Apabila : thitung > ttabel : Ho ditolak dan Ha diterima

thitung≤ ttabel : Ho diterima dan Ha ditolak

2. Pengujian secara keseluruhan atau serempak terhadap hipotesis dilakukan

dengan menggunakan uji F (Fisher) pada tingkat kepercayaan 95% (0,025)

dengan derajat bebas dfl = (k-1) dan df2 = (n-k), adalah sebagai berikut :

(48)

Ha : bi = 0 Berpengaruh nyata

Apabila : Fhitung > Ftabel ditolak dan Ha diterima

Fhitung≤ Ftabel : Ho diterima dan Ha ditolak

(J. Supranto, 1983 :411k

B. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan jika sampel yang digunakan kurang dari 30. Uji

ini berguna untuk melihat error term terdistribusi secara normal. Uji ini

disebut uji Jarque-bera Test. Pengujian ini dilakukan dengan cara melihat

probality darque-berg Test.

H0 : error term terdistribusi normal

H I : error term tidak terdistribusi normal

Kriteria uji:

Probability (P- Value) < taraf nyata (α), maka tolak Ho

Probability (P- Value) > taraf nyata (α), maka terima Ho

Jika terima H0 maka persamaan tersebut tidak memiliki error term

terdistribusi normal dan sebaliknya, jika tolak H0 (terima H1) maka

persamaan tersebut memiliki error term terdistribusi normal.

(49)

Multikolinearitas mengacu pada kondisi dimana terdapat korelasi linear

diantara variabel bebas sebuah model. Jika dalam suatu model terdapat

multikolinear akan menyebabkan nilai R2 yang tinggi dan lebih banyak

variabel bebas yang tidak signifikan dari pada variabel bebas yang

signifikan atau bahkan tidak ada satupun. Masalah multikolinearitas dapat

dilihat melalui correlation matrix, dimana batas tidak terjadi korelasi

sesama variabel yaitu dengan uji Akar Unit sesama variabel bebas adalah

tidak lebih dari │0.80 │ (Gujarati, 1997). Melalui correlation matrix ini

dapat pula digunakan Uji Klein dalam mendeteksi multikolinearitas.

Apabila terdapat nilai korelasi yang lebih dari │10.80│ maka menurut uji

Klein multikolinearitas dapat diabaikan selama nilai korelasi tersebut tidak

melebihi nilai R-squared (Adj) atau R2- nya.

c. Heteroskedastisitas

Kondisi heteroskedastisitas merupakan kondisi yang melanggar asumsi

dari regresi linear klasik. Heteroskedastisitas menunjukkan nilai varian

dari variabel bebas yang berbeda, sedangkan asumsi yang dipenuhi dalam

linear klasik adalah mempunyai varian yang sama (konstan)

homoskedastisitas. Pengujian masalah heteroskedasitas dilakukan dengan

menggunakan uji White HeteroscedasticityTest (Gujarati, 1997).

Pengujian ini dilakukan dengan cara melihat probabilitas Obs*R-squared

-nya.

HO : 0

(50)

Kriteria uji

Probability Obs*-Square < taraf nyata (α), maka terima Ho

Probability Obs*- Square> taraf nyata (α), maka tolak Ho

Tolak H0 maka persamaan tersebut tidak mengalami gejala

heteroskedastisitas. Begitu sebaliknya, jika terima H0 maka persamaan

tersebut mengalami gejala heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi antara anggota serangkaian observasi yang

diurutkan menurut waktu atau ruang. Masalah autokorelasi dapat diketahui

dengan menggunakan uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test.

HO: ∂ = 0

HI : ∂ ≠ 0

Kriteria uji:

Probability Obs *- Square < taraf nyata (α), maka terima Ho

Probability Obs* - Square > taraf nyata (α), maka tolak Ho

Apabila nilai probabilitas Obs*R-squared-nya lebih besar dari taraf nyata

tertentu (tolak H0), maka persamaan itu tidak mengalami autokorelasi.

Bila nilai Obs*R-

squared-nya lebih kecil dari taraf nyata tertentu (terima HO) maka

(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Model regresi antara jumlah penduduk (X1), pendapatan perkapita (X2),

biaya pemasangan awal (X3) dan tarif (X4) terhadap jumlah permintaan

jasa air bersih pada PDAM Limau Kunci (Y) adalah Y = -16138381.72 +

2.427200*X1 + 0.673316*X2 + 0.109465*X3 - 0.246937*X4 .

2. Model regresi yang diperoleh mempunyai R2 sebesar 96,61% . Hal ini

menjelaskan bahwa variabel jumlah penduduk (X1), pendapatan perkapita

(X2), biaya pemasangan awal (X3) dan tarif (X4) dapat mempengaruhi

variabel jumlah permintaan jasa air bersih pada PDAM Limau Kunci

sebesar 96,61 persen, sedangkan sisanya sebesar 3,39% dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain yang tidak diteliti.

3. Berdasarkan uji F, didapat nilai Fhitung > Ftabel, berarti variabel jumlah

penduduk (X1), pendapatan perkapita (X2), biaya pemasangan awal (X3)

dan tarif (X4) mempengaruhi secara nyata jumlah permintaan jasa air

bersih pada PDAM Llimau Kunci.

4. Berdasarkan uji T variabel jumlah penduduk (X1) mempunyai nilai Thitung

> Ttabel, dengan demikian variabel X1 mempunyai pengaruh secara parsial

(52)

pendapatan perkapita (X2), biaya pemasangan awal (X3) dan tarif (X4)

mempunyai Thitung > Ttabel (positif) atau Thitung > - Ttabel (negatif), dengan

demikian variabel X2, X3, dan X4 tidak mempunyai pengaruh secara

parsial terhadap permintaan jasa air bersih pada PDAM Limau Kunci.

5. Dari koefisien regresi yang diperoleh, jumlah penduduk (ß1) = 2.427200 ,

pendapatan perkapita(ß2) = 0.673316, dan biaya pemasangan awal (ß3) =

0.109465 bernilai positif. Hal ini menendakan jika jumlah penduduk,

pendapatan perkapita, dan biaya pemasangan awal bertambah, maka

permintaan jasa air bersih pada PDAM Limau Kunci bertambah.

Sementara koefisien regresi untuk tarif (ß4) = -0.246937 bernilai negatif.

Hal ini menendakan jika tarif bertambah, maka permintaan jasa air bersih

pada PDAM Limau Kunci akan berkurang.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dari perhitungan serta kesimpulan, maka penulis

memberikan saran sebagai berikut :

1. PDAM Limau kunci sebaiknya lebih meningkatkan kembali sistem

pelayanan yang layak bagi konsumen, seperti kebijakan untuk menaikan

tarip PDAM agar lebih memperlihatkan kemampuan atau daya beli

konsumen.

2. Permintaan konsumen terhadap jasa air bersih pada PDAM Limau Kunci

masih rendah, karena kualitas air kurang memenuhi persyaratan air bersih

(53)

Untuk itu kualitas air , sarana dan prasarana harus terus ditingkatkan .

peningkatan kualitas air, sarana dan prasarana bisa dilakukan dengan cara

memperhatikan tempat pengolahan air bersih agar kualitas air tetap terjaga

dan memperhatikan saluran air berupa pipa-pipa sebagai sarana penyalur

air ke pelanggan agar tetap terjaga baik dan mengantinya bila terjadi

kerusakan.

3. Guna meningkatkan permintaan jasa air bersih pada PDAM Limau kunci,

maka kualitas air serta pelayanan teknisi perlu dijadikan sebagai indikator

utama dalam menilai mutu pelayanan jasa air bersih di PDAM Limau Kunci

4. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pendapatan per kapita, maka

permintaan jasa air bersih pun meningkat, walaupun pada kondisi musim

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyat, Lincolin. 1987. Ekonomi Pembangunan. Badan Penelitian STIE YKPN, Yogyakarta.

Biro pusat Statistik Liwa Lampung Barat. 2000. Lampung Dalam Angka.

Devas, Nick. 1989. Keuangan Pemerintah Daerah Di Indonesia. Universitas Indonesia. Press, Jakarta.

Dwidjoeseputro, D. 1991. Ekologi, Manusia dan Lingkungan. Erlangga PT. Gelora Aksara Pratama. Jakarta.

Kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Limau Kunci Liwa Lampung Barat.

Mangkoesoebroto, Guritno. 1997. Ekonomi Publik. Penerbit BPFE-Yogyakarta. Nicholson, Walter. 1994. Teori Ekonomi Mikro 1. Penerjemah Delianov. Penerbit

PT. Raja Gravindo Persada.

Nasir , Mohamad. 1998. Metodelogi penelitian. Ghalia. Jakarta.

Soerjani, Mohamad. 1987. Sumber Daya Alam dan Kependudukan Dalam Pembangunan. Penerbit UI. Jakarta.

Sudarsono, 1995.Pengantar Ekonomi Mikro. LP3ES

Sukirno,sadono. 2000. Pengantar Teori Mikro Ekonomi.PT.Radja Grafindo. Persada. Jakarta.

Suparmoko,MA. 1987.MetodePenelitian Praktis Untuk Ilmu –Ilmu Sosial dan Ekonomi, edisi kedua, BPFE Yogyakarta.

Supranto, J. 1995. Ekonomi Metrik. FEUI. Jakarta.

Gambar

Tabel 1.Perkembangan Jumlah Penduduk dan Pelanggan PDAM  Limau     Kunci di Liwa Tahun 2002-2011
Tabel 2. Pendapatan Per Kapita (Atas dasar harga konstan tahun 2003) di    Liwa-Lampung Barat Tahun 2002-2011
Tabel 3. Diatribusi Pemakaian Air (M3) dan Nilai Rupiahnya pada PDAM  Limau kunci Tahun 2002-2011
Tabel 4. Biaya Pemasangan Awal pada PDAM Limau Kunci Tahun 2002-  2011.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah tindakan demi tindakan dilakukan sesuai dengan prosedur penelitian yang ada dapat dikemukakan hasilnya bahwa dengan diterapkannya metode kolaborasi kemampuan menulis

Adapun data yang dikumpulkan adalah karakteristik sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, statsu bekerja, status menikah, pengawas minum obat (PMO), dan

Banyak penelitian pada beberapa pasar saham yang menyebutkan adanya beberapa fenomena yang tidak sesuai dengan hipotesis pasar efisien, sehingga terjadi adanya

Selanjutnya pada minggu ke- 12 tanggal 14 Mei 2014 semua sampel kelompok kontrol dan kelompok perlakuan tidak dilakukan latihan karena akan dilakukan pengukuran

Hasil :Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan SOP penerimaan pasien baru di unit rawat inap Puskesmas Bareng adalah tidak sesuai prosedur dan Tingkat kepuasan pasien

Besar pengaruh patient satisfaction terhadap behavioral intention ialah apabila pelayanan rawat luka di Rumah Luka Surabaya mampu menciptakan kualitas pelayanan

[r]

5 Desember 2012, sekaligus telah dilaksanakan pendaftaran dan pengambilan/ download dokumen pengadaan, di mana sampai dengan batas akhir pendaftaran, peserta lelang yang