• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Masyarakat Terhadap Program Jamkesmas oleh Puskesmas Kesatria di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematang Siantar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Respon Masyarakat Terhadap Program Jamkesmas oleh Puskesmas Kesatria di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematang Siantar"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

RESPON MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN

PROGRAM JAMKESMAS OLEH PUSKESMAS KESATRIA DI

KECAMATAN SIANTAR TIMUR KOTA PEMATANG

SIANTAR

Diajukan guna memenuhi salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Gelar SarjanaSosial Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial

Oleh:

YEHEZKIEL M. LUMBANTORUAN

050902013

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

Nama : YEHEZKIEL M. LUMBANTORUAN

NIM : 050902013

ABSTRAK

Respon Masyarakat Terhadap Program Jamkesmas oleh Puskesmas Kesatria di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematang Siantar

(Skripsi terdiri dari 6 bab, 88 halaman, 25 tabel, 4 lampiran serta 19 kepustakaan)

Indonesia memiliki berbagai macam persoalan kemiskinan dan pengangguran. Hal ini tentu sangat mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat kelas menengah ke bawah. Di Indonesia, salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat adalah dengan membuat program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Setelah program ini berjalan, sedikit banyak masyarakat yang mengalami dampak positif secara langsung. Masalah yang dibahas didalam skripsi ini adalah untuk melihat secara langsung bagaimana respon masyarakat terhadap Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang dilihat dari 3 variabel yaitu persepsi, sikap dan partisipasi.

Penelitian ini dilaksanakan pada kecamatan Siantar Timur Kota Pematang Siantar. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat peserta program Jamkesmas yang berjumlah 92 orang dan instrument yang digunakan adalah angket. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil ini didukung oleh wawancara dan observasi dilapangan. Data yang diperoleh dari penelitian ini ditabulasikan dalam tabel tunggal kemudian dianalisis.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat diketahui bahwa respon masyarakat terhadap Program Jaminan Kesehatan Masyarakat adalah positif. Hal ini dapat dilihat dari tiga variabel yaitu persepsi, sikap dan partisipasi. Berdasarkan hasil dari tiga variabel tersebut, rata-rata respon masyarakat terhadap Jamkesmas adalah positif, dimana nilai untuk persepsi yaitu 0,46, sikap dengan nilai 0,82 dan partisipasi dengan nilai 0,58.

(3)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF SOCIAL WELFARE SCIENCE

Name : YEHEZKIEL M. LUMBANTORUAN

NIM : 050902013

ABSTRACT

Community Response Program Against Jamkesmas by Puskesmas Kesatria in the East District Siantar Pematang Siantar city

(Thesis consists of 6 chapters, 88 pages, 25 tables, 4 appendix and bibliography 19)

Indonesia has a wide range of issues of poverty and unemployment. This is of coursegreatly affect the level of public health, especially the lower middle class. In Indonesia, one of the efforts made to improve public health is to create program jaminan kesehatan masyarakat. Once the program is running, a lot people who have a positive impact directly. Problems discussed in this thesis was to see firsthand how the public response to the Public Health Insurance Program (Jamkesmas) is viewed from three variables : perceptions, attitudes and participation.

The research was conducted at the East district Siantar City Pematang Siantar. The number of population in this study were community participants Jamkesmas program that amounted to 92 people and intruments used were questionnaires. The research method used is descriptive method. These results are supported by interviews and field observations. Data obtained from this sudy are tabulated in a single table and then analyzed.

Based on the results of research and data analysis, it is known that the public response to the Public Health Insurance Program is positive. It can be seen from three variables: perceptions, attitudes and participation. Based on the results of these three variables, the average public response to Jamkesmas is positive , where the value is 0.46 for the perception, attitudes to the value of participation with a value of 0.82 and 0.58.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat anugerahNya, penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik, meskipun penulis menyadari bahwa hasil dari penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat waktu, kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, maka dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan adanya perbaikan dan penyempurnaan tulisan ini dan tentunya mengharapkan koreksi dan saran dari segenap pembaca sekalian.

Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini berjudul “Respon Masyarakat

Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat oleh

Puskesmas Kesatria Kecamatan Siantar Timur Kota Pematang Siantar”.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan bisa selesai tanpa bantuan, perhatian dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

(5)

3. Ibu Hairani Siregar, S.sos, M.Sp, selaku dosen Pembimbing yang telah bersedia membimbing, mengarahkan, dan memberikan dukungan serta saran dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen dan Pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara untuk segala ilmu pengetahuan selama perkuliahan dan dengan segala jasa-jasanya. Semoga sehat selalu, Amin. 5. Kepada Kedua Orangtua saya, Bapak Tigor M. Lumbantoruan dan Mama

tersayang Ruslan Nababan, Opung, bapa uda, bibi, tulang, dan tante yang telah mendidik, memberikan motivasi, bantuan moril dan materil selama perkuliahan hingga sampai ke tahap penyelesaian skripsi ini. Demikian pula terima kasih buat adik2 ku Yeremia, Juwita dan Mario “sukses buat kita semua, Amin.”

6. Kepada Drg. Dewi M. Bako, sebagai kepala Puskesmas Kesatria, serta seluruh tante, kakak, abang dan tulang yang bertugas di Puskesmas Kesatria, maaf tidak dapat menyebutkan nama satu – persatu, dan Terima Kasih untuk semua bantuannya. Semoga sehat-sehat selalu, Amin.

7. Buat teman-teman satu angkatan 2005, Ramot, Agung, Dany, Putra, Iron, morris, afta dan semua yang tidak disebutkan, “akhirnya aku ngejar kalian juga, hehe..” Dan buat kawan – kawan yang belum selesai, “tetap semangat!!”

(6)

9. Buat seseorang yang telah memberikan kasih sayang, motivasi dan dukungan yang tulus, “thank’s, I love u..”

10. Buat teman-teman yang tidak tersebutkan namanya yang sudah mendukung dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih saya ucapkan. Semoga ilmu yang kita miliki dapat kita pergunakan untuk keharuman dan kebanggaan almamater kita.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik guna menyempurnakannya. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.

Medan, 18 Oktober 2011

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN. ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

1.5. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. ... 8

2.1. Respon ... 8

2.2. Masyarakat ... 13

2.3. Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) ... 13

2.3.1. Pengertian Jamkesmas ... 13

2.3.2. Landasan Hukum ... 14

2.3.3. Tata Laksana Kepesertaan ... 16

2.3.4. Administrasi Kepesertaan ... 19

2.4. Tatalaksana Pelayanan Kesehatan Jamkesmas ... 21

2.5.1. Ketentuan Umum ... 21

2.5.2. Prosedur Pelayanan ... 25

2.5. Pelayanan Kesehatan ... 28

2.5.1. Pengertian Pelayanan Kesehatan ... 28

2.5.2. Komponen Pelayanan Kesehatan Dasar ... 29

(8)

2.5.4. Syarat-syarat Pelayanan Kesehatan ... 31

2.6. Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan Jamkesmas ... 35

2.7. Kerangka Pemikiran ... 36

2.8. Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional ... 38

2.8.1. Defenisi Konsep ... 38

2.8.2. Defenisi Operasional ... 40

BAB III. METODE PENELITIAN. ... 42

3.1. Tipe Penelitian ... 42

3.2. Lokasi Penelitian ... 42

3.3. Populasi dan Sampel... 42

3.3.1. Populasi ... 42

3.3.2. Sampel ... 43

3.4. Tehnik Pengumpulan Data ... 45

3.5. Tehnik Analisa Data ... 45

BAB IV. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN... 47

4.1. Latar Belakang Lembaga ... 47

4.2. Struktur Organisasi ... 49

4.3. Tugas ... 50

4.4. Visi dan Misi ... 50

4.5. Keadaan Geografis ... 51

4.6. Sumber Daya Puskesmas Kesatria ... 52

4.7. Pelayanan Puskesmas Kesatria ... 52

BAB V. ANALISIS HASIL PENELITIAN... 54

5.1. Identitas / Karakteristik Responden ... 55

5.2. Analisis Data Kualitatif Penelitian ... 60

5.2.1. Persepsi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jamkesmas ... 68

(9)

a. Setuju tidak responden terhadap adanya program

Jamkesmas………... 66 b. Membantu tidaknya Puskesmas Kesatria dalam

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kecamatan Siantar Timur. ... 68 c. Kepedulian dokter saat menangani keluhan pasien. ... 71 5.2.3. Partisipasi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program

Jamkesmas ... 73 a. Distribusi Responden tentang prosedur Administrasi. ... 76 b. apakah saat anda berobat Dipuskesmas Kesatria selalu

ditangani Dokter. ... 77 5.3. Analisa data kuantitatif responden terhadap Pelaksanaan Program

Jamkesmas ... 78 5.3.1. Persepsi Responden Terhadap Pelaksanaan Program

Jamkesmas ... 79 5.2.6. Sikap Responden Terhadap Pelaksanaan Program

Jamkesmas ... 81 5.2.6. Partisipasi Responden Terhadap Pelaksanaan Program

Jamkesmas ... 83

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ... 85 6.2. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA. ... 87

(10)

DAFTAR BAGAN

No. Bagan Hal

1. Alur Registrasi dan Distribusi Kartu Peserta ... 21

2. Alur Pelayanan di Puskesmas ... 28

3. Kerangka Pemikiran... 37

(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Hal

1. Tabel 3.1 Jumlah Pasien Jamkesmas yang mendapatkan pelayanan di Puskesmas Batu VI selama enam bulan terakhir

(September 2010 s/d Februari 2011) ... 43

2. Tabel 5.1. Distribusi Menurut Jenis Kelamin ... 55

3. Tabel 5.2. Distribusi Menurut Umur... 56

4. Tabel 5.3. Distribusi Menurut Suku ... 57

5. Tabel 5.4. Distribusi Menurut Agama ... 58

6. Tabel 5.5. Distribusi Menurut Pendidikan ... 58

7. Tabel 5.6. Distribusi Menurut Pekerjaan ... 59

8. Tabel 5.7. Pengetahuan Responden Tentang Pengertian Program Jamkesmas ... 60

9. Tabel 5.8. Pengetahuan Responden Tentang Tujuan Program Jamkesmas ... 61

10. Tabel 5.9. Sumber Informasi Pelaksanaan Program Jamkesmas di Puskesmas Kesatria... 62

11. Tabel 5.10. Pemahaman Masyarakat terhadap Informasi yang Diberikan Dalam Sosialisasi Program Jamkesmas oleh Puskesmas Kesatria ... 63

12. Tabel 5.11. Penilaian Responden Terhadap Kualitas Obat yang Diberikan Puskesmas Kesatria ... 64

13. Tabel 5.12. Penilaian Responden Terhadap Baik Tidaknya Fasilitas yang Tersedia di Puskesmas Kesatria ... 65

14. Tabel 5.13. Penilaian Responden Terhadap Kebersihan Puskesmas Kesatria ... 66

15. Tabel 5.14. Setuju tidaknya Responden Terhadap Adanya Program Jamkesmas di Puskesmas Kesatria ... 67

(12)

17. Tabel 5.16. Penilaian Responden Terhadap Kesigapan Dokter atau Perawat ... 70

18. Tabel 5.17. Penilaian Responden Terhadap Kemampuan Dokter dalam menjelaskan Kondisi Penyakit Responden ... 71

19. Tabel 5.18. Tingkat Kepuasan Terhadap Pelayanan Kesehatan yang Diberikan Puskesmas Kesatria... 72

20. Tabel 5.19. Kehadiran Masyarakat dalam Sosialisasi Program Jamkesmas yang Dilaksanakan Puskesmas Kesatria... 73

21. Tabel 5.20. Intensitas Pemakaian Kartu Jamkesmas di Puskesmas Kesatria ... 75

22. Tabel 5.21. Frekuensi Menggunakan Kartu Jamkesmas di Puskesmas Kesatria ... 73

23. Tabel 5.22. Persepsi Responden Terhadap Pelaksanaan Program Jamkesmas ... 80

24. Tabel 5.19. Sikap responden terhadap Pelaksanaan program Jamkesmas ... 73

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. isi

1. Berita Acara Seminar Proposal Penelitian

2. Surat izin penelitian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun 3. Surat izin penelitian dari Puskesmas Batu VI

(14)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

Nama : YEHEZKIEL M. LUMBANTORUAN

NIM : 050902013

ABSTRAK

Respon Masyarakat Terhadap Program Jamkesmas oleh Puskesmas Kesatria di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematang Siantar

(Skripsi terdiri dari 6 bab, 88 halaman, 25 tabel, 4 lampiran serta 19 kepustakaan)

Indonesia memiliki berbagai macam persoalan kemiskinan dan pengangguran. Hal ini tentu sangat mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat kelas menengah ke bawah. Di Indonesia, salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat adalah dengan membuat program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Setelah program ini berjalan, sedikit banyak masyarakat yang mengalami dampak positif secara langsung. Masalah yang dibahas didalam skripsi ini adalah untuk melihat secara langsung bagaimana respon masyarakat terhadap Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang dilihat dari 3 variabel yaitu persepsi, sikap dan partisipasi.

Penelitian ini dilaksanakan pada kecamatan Siantar Timur Kota Pematang Siantar. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat peserta program Jamkesmas yang berjumlah 92 orang dan instrument yang digunakan adalah angket. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil ini didukung oleh wawancara dan observasi dilapangan. Data yang diperoleh dari penelitian ini ditabulasikan dalam tabel tunggal kemudian dianalisis.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat diketahui bahwa respon masyarakat terhadap Program Jaminan Kesehatan Masyarakat adalah positif. Hal ini dapat dilihat dari tiga variabel yaitu persepsi, sikap dan partisipasi. Berdasarkan hasil dari tiga variabel tersebut, rata-rata respon masyarakat terhadap Jamkesmas adalah positif, dimana nilai untuk persepsi yaitu 0,46, sikap dengan nilai 0,82 dan partisipasi dengan nilai 0,58.

(15)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF SOCIAL WELFARE SCIENCE

Name : YEHEZKIEL M. LUMBANTORUAN

NIM : 050902013

ABSTRACT

Community Response Program Against Jamkesmas by Puskesmas Kesatria in the East District Siantar Pematang Siantar city

(Thesis consists of 6 chapters, 88 pages, 25 tables, 4 appendix and bibliography 19)

Indonesia has a wide range of issues of poverty and unemployment. This is of coursegreatly affect the level of public health, especially the lower middle class. In Indonesia, one of the efforts made to improve public health is to create program jaminan kesehatan masyarakat. Once the program is running, a lot people who have a positive impact directly. Problems discussed in this thesis was to see firsthand how the public response to the Public Health Insurance Program (Jamkesmas) is viewed from three variables : perceptions, attitudes and participation.

The research was conducted at the East district Siantar City Pematang Siantar. The number of population in this study were community participants Jamkesmas program that amounted to 92 people and intruments used were questionnaires. The research method used is descriptive method. These results are supported by interviews and field observations. Data obtained from this sudy are tabulated in a single table and then analyzed.

Based on the results of research and data analysis, it is known that the public response to the Public Health Insurance Program is positive. It can be seen from three variables: perceptions, attitudes and participation. Based on the results of these three variables, the average public response to Jamkesmas is positive , where the value is 0.46 for the perception, attitudes to the value of participation with a value of 0.82 and 0.58.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Karena itu, kesehatan adalah unsur yang paling penting dalam hidup manusia. Kesehatan erat kaitannya dengan kondisi ekonomi. Ekonomi yang mapan dengan sendirinya akan menciptakan kondisi kesehatan yang baik maka faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan manusia seperti makanan dan minuman yang sehat, lingkungan yang sehat dan kebiasaan hidup yang sehat akan terpenuhi. Sebaliknya ekonomi yang buruk akan menyulitkan individu masyarakat untuk memenuhi beberapa faktor di atas, dimana jika kondisi tersebut dipelihara maka individu masyarakat akan kesulitan memperbaiki kesehatan mereka masing-masing.

Kondisinya berbeda dengan yang terjadi di Indonesia dimana derajat kesehatan masyarakat miskin masih rendah, hal ini tergambarkan dari Angka Kematian Bayi (AKB) pada kelompok masyarakat miskin tiga setengah sampai empat kali lipat lebih tinggi dari kelompok masyarakat tidak miskin. Masyarakat miskin juga cenderung rentan terhadap penyakit dan penyakit menular cenderung lebih cepat menular di lingkungan mereka (BPS,2009).

(17)

dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, salah satu diantaranya yang dipandang mempunyai peranan cukup penting ialah menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Dimana peran pemerintah sebagai institusi kesehatan harus memenuhi kewajiban dalam penyediaan sarana pelayanan kesehatan. Beberapa upaya pelayanan kesehatan penduduk miskin memerlukan penyelesaian menyeluruh dan perlu disusun strategi serta tindak pelaksanaan pelayanan kesehatan yang peduli terhadap penduduk miskin. Pelayanan kesehatan peduli penduduk miskin meliputi upaya – upaya seperti:

a. Membebaskan biaya kesehatan dan mengutamakan masalah – masalah kesehatan yang banyak diderita masyarakat miskin.

b. Mengutamakan penanggulangan penyakit penduduk tidak mampu.

c. Meningkatkan penyediaan serta efektifitas berbagai pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat non personal, seperti penyuluhan kesehatan, regulasi pelayanan kesehatan termasuk penyediaan obat, keamanan dan fortifikasi makanan, pengawasan kesehatan lingkungan serta kesehatan dan keselamatan kerja.

d. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan kepada penduduk tidak mampu.

e. Relokasi berbagai sumber daya yang tersedia dengan memprioritaskan daerah.

(18)

mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat Indonesia berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhinya hak hidup sehat bagi setiap penduduknya tidak terkecuali masyarakat miskin dan tidak mampu. Melihat hal tersebut, pada tahun 2005 pemerintah menerjemahkan hal tersebut dengan membuat suatu program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin (JPKMM) atau lebih dikenal Asuransi Kesehatan Rakyat Miskin (Askeskin) dengan menggratiskan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.

(19)

Sedangkan untuk Provinsi Sumatera Utara, jumlah kuota masyarakat miskin yang ditanggung pada tahun 2008 sama jumlahnya dengan 2007 yaitu 4.124.247 jiwa dari 12.122.520 jiwa. Dari jumlah keseluruhan penduduk Sumatera Utara tersebut didapati 3.456.702 jiwa masyarakat Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang tersebar di 5.616 desa, 361 kecamatan, 25 kabupaten/ kota (BPS,2009. Data statistik Indonesia pertumbuhan penduduk.http: diakses pada hari Kamis, tanggal 10 Februari 2011, pukul 19:00 WIB).

Puskemas sebagai wadah pelayanan yang fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi penderita. Sehubungan dengan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa puskesmas pemberi pelayanan tanpa melihat latar belakang sosial kultur pasien dan tidak mebuat kesenjangan antar pasien, dimana setiap pasien seharusnya mendapatkan pelayanan dengan baik. pemerintah dalam pencapaian tujuan program Jamkesmas melalui Dinas Kesehatan di tingkat provinsi/kabupaten/kota berkoordinasi dengan rumah sakit/puskesmas.

Puskemas Kesatria yang termasuk dalam instrument pemberi pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang menjadi pengguna atau peserta Jamkesmas. Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas Kesatria kepada pengguna atau peserta Jamkesmas antara lain : Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP), Pelayanan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), Pertolongan Persalinan, Transportasi Rujukan.

(20)

diberikan oleh puskesmas kesatria kepada pasiennya. Hal ini terungkap karena penulis seringkali mendengar keluhan dari beberapa pasien yang non Jamkesmas bahwa belum memuaskannya pelayanan kesehatan yang diberikan baik dari kualitas perlengkapan dan kualitas pelayanan lainnya.

Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana Puskesmas Kesatria sebagai salah satu pelaksana program Jamkesmas yang memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi pengguna Jamkesmas dengan mencari tahu bagaimana “Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jamkesmas oleh Puskesmas Kesatria Kecamatan Siantar Timur Kota Pematang Siantar.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jamkesmas oleh Puskesmas Kesatria Kecamatan Siantar Timur Kota Pematang Siantar?”

1.3. Tujuan Penelitian

(21)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau refrensi dalam rangka mengembangkan konsep-konsep, teori-teori, terutama model pemecahan maslaah kesehatan yang diberikan Puskesmas Kesatria Kecamatan Siantar Timur Kota Pematang Siantar terhadap pengguna Jamkesmas pada khususnya dan bagi instansi yang terkait baik pemerintah maupun pihak lainnya.

1.5. Sistematika penulisan

Penulisan penelitian ini disajikan dalam 6 bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah penelitian, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan lokasi penelitian, tipe penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

(22)

BAB V ANALISA DATA

Bab ini berisi tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian dan analisisnya.

BAB VI PENUTUP

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Respon

Respon merupakan suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu. Selain itu menurut Daryl Beum, respon diartikan sebagai tingkah laku balas atau sikap yang menjadi tingkah laku atau adu kuat.

Respon juga diartikan sebagai suatu proses pengorganisasian rangsang dimana rangsangan-rangsangan proksimal diorganisasikan sedemikian rupa sehingga terjadi representasi fenomenal dari rangsangan-rangsangan proksimal tersebut. pada prosesnya respon didahului oleh sikap seseorang, karena sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku kalau ia menghadapi suatu rangsangan tertentu. berbicara mengenai respon tidak terlepas pembahasannya dengan sikap. Melihat sikap seseorang atau sekelompok orang terhadap sesuatu maka akan diketahui bagaimana respon mereka terhadap kondisi tersebut.

(24)

1. Pengaruh atau penolakan

2. Penilaian

3. Suka atau tidak suka

4. Kepositifan atau kenegatifan suatu objek psikologi

Respon juga diartikan sebagai suatu proses pengorganisasian rangsang dimana rangsangan-rangsangan proksimal diorganisasikan sedemikian rupa sehingga terjadi representasi fenomenal dari rangsangan-rangsangan proksimal tersebut (Adi, 1994;105).

Respon pada prosesnya didahului oleh sikap seseorang, karena sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku kalau ia menghadapi suatu rangsangan tertentu. Jadi berbicara mengenai respon tidak terlepas pembahasannya dengan sikap. Dengan melihat sikap seseorang atau sekelompok orang terhadap sesuatu maka akan diketahui bagaimana respon mereka terhadap kondisi tersebut.

(25)

1. Variabel struktural yakni faktor-faktor yang terkandung dalam rangsangan fisik; dan

2. Variabel fungsional yakni faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat, misalnya kebutuhan suasana hati, pengalaman masa lalu.

Menurut Hunt (1962) orang dewasa mempunyai sejumlah unit untuk memproses informasi-informasi. Unit-unit ini dibuat khusus untuk menangani representasi fenomenal dari keadaan diluar yang ada dalam diri individu. Lingkungan internal ini dapat digunakan untuk memperkirakan peristiwa peristiwa yang terjadi diluar. Proses yang berlangsung secara rutin inilah yang disebut Hunt sebagai suatu respon.

Teori rangsang balas (stimulus response theory) yang sering juga disebut sebagai teori penguat dan digunakan untuk menerangkan berbagai gejala tingkah laku sosial dan sikap. Artinya disini adalah kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia mengalami rangsang tertentu. Sikap ini menjadi biasanya terhadap benda, orang, kelompok, nilai-nilai dan semua hal yang mendapat di sekitar manusia. (Adi, 1994;129).

(26)

dalam penelitian ini diukur dalam tiga aspek, yaitu : persepsi, sikap dan partisipasi.

Persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, perasaan dan penerimaan. Persepsi merupakan suatu penapsiran yang unik terhadap situasi dan bukan terhadap suatu pencatatan yang benar terhadap situasi. Analisa tersebut menunjukan bahwa persepsi merupakan pemahaman individu atau masyarakat pada suatu objek yang masih berada dalam pikirannya.

Persepsi indvidu akan mempengaruhi sikap individu terhadap suatu program pembangunan. Dalam suatu program pembangunan terkandung ide-ide baru atau cara-cara yang disosialisasikan kedalam suatu masyarakat yang terkena program. Perubahan tersebut terproses dan terwujud dalam perubahan sikap.

Sikap merupakan kecendrugan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi ransang tertentu (Wirawan, 199:20). Ransangan yang dimaksud dapat berupa ransangan yang berbentuk batiniah seperti aktualisasi diri, dan dapat pula berbentuk fisik seperti halnya hasil-hasil dan usaha-usaha pembangunan.

(27)

Partisipasi dalam bahasa inggris, yaitu participation, yang artinya mengambil bagian. Partisipasi adalah suatu proses sikap mental dimana orang atau anggota masyarakat aktif menyumbang kreatifitas dan inisiatifnya dalam usaha mengkatkan kualitas hidupnya.

(Koentjraningrat, 1979: 23), dalam bukunya menyatakan partisipasi masyarakat menyangkut dua tipe yang pada prisipnya berbeda, yaitu:

1. Partisipasi dalam aktifitas-aktifitas bersama dengan proyek pembangunan yang khusus.

2. Partisipasi sebagai individu diluar aktifitas-aktifitas bersama dalam pembangunan. Bentuk partisipasi pertama, masyarakat diajak dipersuasi, diperintah atau dipaksa dalam suatu proyek khusus. Sedangkan dalam bentuk partisipasi yang kedua, adalah kemauan sendiri berdasarkan kesadaran bahwa jika ia ikut akan mempunyai manfaat.

Bila dilihat dari jenis partisipasi, (sastroputro, 1988:12), membaginya sebagai berikut :

a. Partisispasi dengan pikiran.

b. Partisipasi dengan tenaga.

c. Partisipasi dengan pikiran dan tenaga/ partisipasi aktif.

d. Partisipasi dengan keahlian.

e. Partisipasi dengan uang.

(28)

2.2. Masyarakat

Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang atau dengan sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain. Pengaruh dan pertalian kebatinan yang terjadi dengan sendirinya disini menjadi unsur yang sine qua non (yang harus ada) dalam masyarakat, bukan hanya menjumlahkan adanya orang – orang saja, diantara mereka harus ada pertalian satu sama lain. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut ( Shadily, 1993 : 47 ).

2.3. Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat)

2.3.1. Pengertian Jamkesmas

Adalah jaminan kesehatan masyarakat dan merupakan program bantuan sosial kepada masyarakat miskin dan kurang mampu di bidang pelayanan kesehatan. Adapun tujuan dan sasaran dari Jamkesmas adalah sebagai berikut:

a. Tujuan Umum

(29)

c. Tujuan Khusus

1. Meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di Rumah Sakit;

2. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin; dan

3. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.

Sasaran program adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai jaminan kesehatan lainnya (Depkes, 2008 : 3).

2.3.2. Landasan Hukum

Pelaksanaan program Jamkesmas berdasarkan pada :

1. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 34 mengamanatkan ayat (1) bahwa fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara, sedangkan ayat (3) bahwa negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas umum yang layak;

(30)

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 No. 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 No. 116, Tambahan Lembaran Negara No. 4431);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara No. 4548);

(31)

9. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2007 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2008 (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4778);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 No.49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antar Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 No.89, Tambahan Lembaran Negara No. 4741);

13. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden No. 94 Tahun 2006; dan

14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan (Depkes, 2008 : 4).

2.3.3. Tata Laksana Kepesertaan

(32)

1. Peserta Program Jamkesmas adalah setiap orang miskin dan tidak mampu selanjutnya disebut peserta Jamkesmas, yang terdaftar dan memiliki kartu dan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan;

2. Jumlah sasaran peserta Program Jamkesmas tahun 2008 sebesar 19,1 juta Rumah Tangga Miskin (RTM) atau sekitar 76,4 juta jiwa bersumber dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 yang dijadikan dasar penetapan jumlah sasaran peserta secara Nasional oleh Menteri Kesehatan RI (Menkes). Berdasarkan Jumlah Sasaran Nasional tersebut Menkes membagi alokasi sasaran kuota Kabupaten/Kota. Jumlah sasaran peserta (kuota) masing-masing kabupaten/kota sebagai mana terlampir;

3. Berdasarkan Kuota kabupaten/kota sebagaimana butir 2 diatas, Bupati/Walikota menetapkan peserta Jamkesmas kabupaten/kota dalam satuan jiwa berisi nomor, nama dan alamat peserta dalam bentuk Keputusan bupati/walikota. Apabila jumlah peserta Jamkesmas yang ditetapkan bupati/walikota melebihi dari jumlah kuota yang telah ditentukan, maka menjadi tanggung jawab Pemda setempat;

4. Bagi Kabupaten/kota yang telah menetapkan peserta Jamkesmas lengkap dengan nama dan alamat peserta serta jumlah peserta Jamkesmas yang sesuai dengan kuota, segera dikirim daftar tersebut dalam bentuk dokumen elektronik (soft copy) dan dokumen cetak (hard copy) kepada :

a. PT Askes (Persero) setempat untuk segera diterbitkan dan di distribusikan kartu ke peserta, sebagai bahan analisis dan pelaporan; b. Rumah sakit setempat untuk digunakan sebagai data peserta

(33)

monitoring dan evaluasi, pelaporan dan sekaligus sebagai bahan analisis;

c. Dinas Kesehatan kabupaten/kota atau Tim Pengelola Jamkesmas kabupaten/kota setempat sebagai bahan pembinaan, monitoring dan evaluasi, pelaporan dan bahan analisis;

d. Dinas Kesehatan Propinsi atau Tim Pengelola Jamkesmas Propinsi setempat sebagai bahan kompilasi kepesertaan, pembinaan, monitoring, evaluasi analisis, pelaporan serta pengawasan;

e. Departemen Kesehatan RI, sebagai database kepesertaan nasional, bahan dasar verifikasi Tim Pengelola Pusat, pembayaran klaim Rumah Sakit, pembinaan, monitoring, evaluasi, analisis, pelaporan serta pengawasan.

5. Bagi Pemerintah kabupaten/kota yang telah menetapkan jumlah dan nama masyarakat miskin (nomor, nama dan alamat), selama proses penerbitan distribusi kartu belum selesai, kartu peserta lama atau Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) masih berlaku sepanjang yang bersangkutan ada dalam daftar masyarakat miskin yang ditetapkan oleh bupati/walikota; 6. Bagi Pemerintah kabupaten/kota yang belum menetapkan jumlah, nama

(34)

kesehatan masyarakat miskin di wilayah tersebut menjadi tanggung jawab pemerintah daerah setempat;

7. Pada tahun 2008 dilakukan penerbitan kartu peserta Jamkesmas baru yang pencetakan blanko, entry data, penerbitan dan distribusi kartu sampai ke peserta menjadi tanggungjawab PT.Askes (Persero);

8. Setelah peserta menerima kartu baru maka kartu lama yang diterbitkan sebelum tahun 2008, dinyatakan tidak berlaku lagi meskipun tidak dilakukan penarikan kartu dari peserta;

9. Bagi masyarakat miskin yang tidak mempunyai kartu identitas seperti gelandangan, pengemis, anak terlantar, yang karena sesuatu hal tidak terdaftar dalam Surat Keputusan bupati/walikota, akan dikoordinasikan oleh PT Askes (Persero) dengan Dinas Sosial setempat untuk diberikan kartunya; dan

10. Bagi bayi yang terlahir dari keluarga peserta Jamkesmas langsung menjadi peserta baru sebaliknya bagi peserta yang meninggal dunia langsung hilang hak kepesertaannya.

2.3.4. Administrasi Kepesertaan

Administrasi kepesertaan meliputi: registrasi, penerbitan dan pendistribusian Kartu sampai ke Peserta sepenuhnya menjadi tanggung jawab PT Askes (Persero) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(35)

2. Entry data setiap peserta meliputi antara lain : a. nomor kartu,

b. nama peserta, c. jenis kelamin,

d. tempat dan tanggal lahir/umur, e. alamat.

3. Berdasarkan database tersebut kemudian kartu diterbitkan dan didistribusikan sampai ke peserta;

4. PT Askes (Persero) menyerahkan Kartu peserta kepada yang berhak, mengacu kepada penetapan Bupati/Walikota dengan tanda terima yang ditanda tangani/cap jempol peserta atau anggota keluarga peserta; dan 5. PT Askes (Persero) melaporkan hasil pendistribusian kartu peserta kepada

(36)

Bagan 1

ALUR REGISTRASI DAN DISTRIBUSI KARTU PESERTA

Sumber : Tentang Pedoman pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat 2008

2.4. Tatalaksana Pelayanan Kesehatan Jamkesmas

2.4.1. Ketentuan Umum

Adapun yang menjadi ketentuan umum dalam tata laksana pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :

(37)

2. Pelayanan kesehatan dalam program ini menerapkan pelayanan berjenjang berdasarkan rujukan;

3. Pelayanan rawat jalan tingkat pertama diberikan di puskesmas dan jaringannya. Pelayanan rawat jalan lanjutan diberikan di BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM dan rumah sakit;

4. Pelayanan rawat inap diberikan di Puskesmas Perawatan dan ruang rawat inap kelas III (tiga) di RS Pemerintah termasuk RS Khusus, RS TNI/POLRI dan RS Swasta yang bekerjasama dengan Departemen Kesehatan. Departemen Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atas nama Menteri Kesehatan membuat perjanjian kerjasama (PKS) dengan RS setempat yang diketahui kepala dinas kesehatan Propinsi meliputi berbagai aspek pengaturan;

5. Pada keadaan gawat darurat (emergency), seluruh Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) wajib memberikan pelayanan kepada peserta walaupun tidak memiliki perjanjian kerjasama sebagaimana dimaksud butir 4. Penggantian biaya pelayanan kesehatan diklaimkan ke Departemen Kesehatan melalui Tim Pengelola kabupaten/kota setempat setelah diverifikasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada program ini;

6. RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM melaksanakan pelayanan rujukan lintas wilayah dan biayanya dapat diklaimkan oleh Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) yang bersangkutan ke Departemen Kesehatan;

(38)

a. Untuk memenuhi kebutuhan obat generik di puskesmas dan jaringannya akan dikirim langsung melalui pihak ketiga franko kabupaten/kota;

b. Untuk memenuhi kebutuhan obat dan bahan habis pakai di Rumah Sakit, Instalasi Farmasi/Apotik Rumah Sakit bertanggungjawab menyediakan semua obat dan bahan habis pakai untuk pelayanan kesehatan masyarakat miskin yang diperlukan. Agar terjadi efisiensi pelayanan obat dilakukan dengan mengacu kepada Formularium obat pelayanan kesehatan program ini.

c. Apabila terjadi kekurangan atau ketiadaan obat sebagaimana butir b diatas maka Rumah Sakit berkewajiban memenuhi obat tersebut melalui koordinasi dengan pihak-pihak terkait;

d. Pemberian obat untuk pasien RJTP dan RJTL diberikan selama 3 (tiga) hari kecuali untuk penyakit-penyakit kronis tertentu dapat diberikan lebih dari 3 (tiga) hari sesuai dengan kebutuhan medis;

e. Apabila terjadi peresepan obat diluar ketentuan sebagaimana butir b diatas maka pihak RS bertanggung jawab menanggung selisih harga tersebut;

f. Pemberian obat di RS menerapkan prinsip one day dose dispensing; g. Instalasi Farmasi/Apotik Rumah Sakit dapat mengganti obat

sebagaimana butir b diatas dengan obat-obatan yang jenis dan harganya sepadan dengan sepengetahuan dokter penulis resep.

(39)

tindakan, pelayanan obat, penunjang diagnostik, pelayanan darah serta pelayanan lainnya (kecuali pelayanan haemodialisa) dilakukan secara terpadu sehingga biaya pelayanan kesehatan diklaimkan dan diperhitungkan menjadi satu kesatuan menurut Jenis paket dan tarif pelayanan kesehatan peserta Jamkesmas Tahun 2008 (lampiran III), atau penggunaan INA-DRG (apabila sudah diberlakukan), sehingga dokter berkewajiban melakukan penegakan diagnosa sebagai dasar pengajuan klaim;

9. Apabila dalam proses pelayanan terdapat kondisi yang memerlukan pelayanan khusus dengan diagnosa penyakit/prosedur yang belum tercantum dalam Tarif Paket INA-DRG sebagaimana butir 8, maka Kepala Balai/Direktur Rumah Sakit memberi keputusan tertulis untuk sahnya penggunaan pelayanan tersebut setelah mendengarkan pertimbangan dan saran dari Komite Medik RS yang tarifnya sesuai dengan Jenis Paket dan Tarif Pelayanan Kesehatan Peserta Jamkesmas Tahun 2008;

10. Pada kasus-kasus dengan diagnosa sederhana, dokter yang memeriksa harus mencantumkan nama jelas;

11. Pada kasus-kasus dengan diagnosa yang kompleks harus dicantumkan nama dokter yang memeriksa dengan diketahui oleh komite medik RS; 12. Untuk pemeriksaan/pelayanan dengan menggunakan alat canggih (CT

(40)

13. Pembayaran pelayanan kesehatan dalam masa transisi sebelum pola Tarif Paket JAMKESMAS tahun 2008;

14. Verifikasi pelayanan di Puskesmas (RJTP, RITP, Persalinan, dan PengirimanSpesimen, trasnportasi dan lainnya) di laksanakan oleh Tim Pengelola Jamkesmas kabupaten/kota;

15. Verifikasi pelayanan di BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM dan RS dilaksanakan oleh Pelaksana Verifikasi;

16. Peserta tidak boleh dikenakan iur biaya dengan alasan apapun; dan

17. Dalam hal terjadi sengketa terhadap hasil penilaian pelayanan di BKMM/BBKPM/ BKPM/BP4/BKIM dan RS maka dilakukan langkah-langkah penyelesaian dengan meminta pertimbangan kepada Tim Ad-Hoc yang terdiri dari unsur-unsur Dinas Kesehatan Propinsi, IDI wilayah, Arsada dan MAB (Medical Advisor Board).

2.4.2. Prosedur Pelayanan.

Prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi peserta, sebagai berikut:

1. Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar berkunjung ke Puskesmas dan jaringannya;

(41)

lanjutan terkait dengan penyakitnya (ketentuan kesepertaan, lihat pada bab III );

3. Apabila peserta Jamkesmas memerlukan pelayanan kesehatan rujukan, maka yang bersangkutan dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan disertai surat rujukan dan kartu peserta yang ditunjukkan sejak awal sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan, kecuali pada kasus emergency;

4. Pelayanan rujukan sebagaimana butir ke-3 (tiga) diatas meliputi :

a. Pelayanan rawat jalan lanjutan (spesialistik) di Rumah Sakit, BKMM/ BBKPM /BKPM/BP4/BKIM;

b. Pelayanan Rawat Inap kelas III di Rumah Sakit; c. Pelayanan obat-obatan;

d. Pelayanan rujukan spesimen dan penunjang diagnostik

5. Untuk memperoleh pelayanan rawat jalan di BKMM/BBKPM/BKPM/ BP4/BKIM; dan Rumah Sakit peserta harus menunjukkan kartu peserta atau SKTM dan surat rujukan dari Puskesmas di loket Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT Askes (Persero). Bila berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (Persero) mengeluarkan Surat Keabsahan Peserta (SKP), dan peserta selanjutnya memperoleh pelayanan kesehatan;

(42)

Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT Askes (Persero). Bila berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (Persero) mengeluarkan SKP dan peserta selanjutnya memperoleh pelayanan rawat inap;

7. Pada kasus-kasus tertentu yang dilayani di IGD termasuk kasus gawat darurat di BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM dan Rumah Sakit peserta harus menunjukkan kartu peserta atau SKTM dan surat rujukan dari Puskesmas di loket Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT Askes (Persero). Bila berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (Persero) mengeluarkan surat keabsahan peserta. Bagi pasien yang tidak dirawat prosesnya sama dengan proses rawat jalan, sebaliknya bagi yang dinyatakan rawat inap prosesnya sama dengan proses rawat inap sebagaimana item 5 dan 6 diatas; dan

(43)

BAGAN 2

ALUR PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS

Sumber : Verifikasi Kepesertaan oleh PPATRS (PT.Askes)

2.5. Pelayanan Kesehatan

2.5.1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memudahkan perseorangan, kelompok dan ataupun masyarakat (Azwar, 1995:1).

(44)

2.5.2. Komponen Pelayanan Kesehatan Dasar

Konsep pelayanan kesehatan dasar mencakup nilai-nilai dasar tertentu yang berlaku umum terhadap proses pengembangan secara menyeluruh, tetapi dengan penekanan penerapan di bidang kesehatan seperti berikut (Tjitarsa, 1992:5).

1. Kesehatan secara mendasar berhubungan dengan tersedianya dan penyebaran sumber daya, bukan hanya sumber daya kesehatan seperti dokter, perawat, klinik, obat, melainkan juga sumber daya sosial-ekonomi yang lain seperti pendidikan, air dan persediaan makanan;

2. Pelayanan kesehatan dasar dengan demikian memusatkan perhatian kepada adanya kepastian bahwa sumber daya kesehatan dan sumber daya sosial yang ada telah tersebar merata dengan lebih memperhatikan mereka yang paling membutuhkannya;

3. Kesehatan adalah satu bagian penting dari pembangunan secara menyeluruh. Faktor yang mempengaruhi kesehatan adalah faktor sosial, budaya, dan ekonomi di samping biologi dan lingkungan; dan

4. Pencapaian tarif kesehatan yang lebih baik memerlukan keterlibatan yang lebih baik dari penduduk, seperti perorangan, keluarga, dan masyarakat dalam pengambilan tindakan demi kegiatan mereka sendiri dengan cara menerapkan perilaku sehat dan mewujudkan lingkungan sehat.

2.5.3. Karakteristik Pelayanan Kesehatan

(45)

utama yang terjadi sekaligus dan unik yaitu : uncertainty, asymmetry of information dan externality. Ketiga cirri utama tersebut menyebabkan pelayanan

kesehatan sangat unik dibandingkan dengan produk atas jasa lainnya. 1. Uncertainty

Uncertainty atau ketidakpastian menunjukkan bahwa kebutuhan akan

pelayanan kesehatan tidak bisa pasti, baik waktu, tempat maupun besarnya biaya yang dibutuhkan. Dengan ketidakpastian ini sulit bagi seseorang untuk menganggarkan biaya untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatannya. Penduduk yang penghasilannya rendah tidak mampu menyisihkan sebagian penghasilannya rendah tidak mampu menyisihkan sebagian penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan yang tidak diketahui datangnya, bahkan penduduk yang relative berpendapatan memadai sekalipun seringkali tidak sanggup memenuhi kecukupan biaya yang dibutuhkan untuk memnuhi kebutuhan medisnya. Maka dalam hal ini seseorang yang tidak miskin dapat menjadi miskin atau bangkrut mana kala ia menderita sakit; 2. Asymmetry of Information

(46)

dengan consumen ignorance atau konsumen yang bodoh, jangankan ia mengetahui berapa harga dan berapa banyak yang diperlukan, mengetahui apakah ia memerlukan tindakan bedah saja tidak sanggup dilakukan meskipun pasien mungkin seorang professor sekalipun; dan

3. Externality

Externality menunjukkan bahwa konsumsi pelayanan kesehatan tidak saja

mempengaruhi pembeli tetapi juga bukan pembeli. Contohnya adalah konsumsi rokok yang mempunyai resiko besar pada bukan perokok, akibat dari ciri ini, pelayanan kesehatan membutuhkan subsidi dalam berbagai bentuk, oleh karena pembiayaan pelayanan kesehatan tidak saja menjadi tanggung jawab diri sendiri, akan tetapi perlunya digalang tanggung jawab bersama (publik). Ciri unik tersebut juga dikemukakan oleh beberapa ahli ekonomi kesehatan seperti Feldstein.

2.5.4. Syarat-Syarat Pelayanan Pesehatan

Agar pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang diinginkan, banyak syarat yang harus dipenuhi. Syarat yang dimaksud paling tidak mencakup delapan hal pokok yakni tersedia, wajar, berkesinambungan, dapat diterima, dapat dicapai, dapat dijangkau, efisien, serta bermutu (Azwar, 1995:33-36).

1. Ketersediaan Pelayanan Kesehatan

(47)

2. Kewajaran Pelayanan Kesehatan

Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut bersifat wajar, dalam arti dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.

3. Kesinambungan Pelayanan Kesehatan

Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut bersifat berkesinambungan, dalam arti tersedia setiap saat, baik menurut waktu atau kebutuhan pelayanan kesehatan.

4. Penerimaan Pelayanan Kesehatan

Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat diterima oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan

5. Ketercapaian Pelayanan Kesehatan

Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat dicapai oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan tersebut.

6. Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan

Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat dijangkau oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan

7. Efesiensi Pelayanan Kesehatan

Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat diselenggarakan secara efisien.

8. Mutu Pelayanan Kesehatan

Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat menyembuhkan pasien serta tindakan yang dilakukan aman.

(48)

standard dan kode etik profesi dapat memuaskan pasien. Ukuran-ukuran pelayanan kesehatan yang mengacu pada standard an kode etik profesi yang pada dasarnya mencakup penilaian terhadap kepuasan pasien (Azwar, 1995:34-33).

a. Hubungan Dokter-Pasien

Terbinanya hubungan dokter-pasien yang baik, adalah satu dari kewajiban etik. Untuk dapat terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, hubungan dokter-pasien yang baik ini harus dapat dipertahankan. Sangat diharapkan setiap dokter dapat dan bersedia memberikan perhatian yang cukup, menampung dan mendengarkan semua keluhan, serta menjawab dan memberikan keterangan yang sejelas-jelasnya tentang segala hal yang ingin diketahui oleh pasien.

b. Kenyamanan Pelayanan

Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, suasana pelayananyang nyaman harus dapat dipertahankan. Kenyamanan yang dimaksud disini tidak hanya yang menyangkut fasilitas yang disediakan, tetapi yang terpenting lagi yang menyangkut sikap serta tindakan para pelaksana ketika menyelenggarakan pelayanan kesehatan. c. Kebebasan Melakukan Pilihan

Suatu pelayanan kesehatan disebut bermutu apabila kebebasan memilih ini dapat diberikan, dan karena itu harus dapat dilaksanakan oleh setiap penyelenggara pelayanan kesehatan.

d. Pengetahuan dan Kompetensi Teknis

(49)

tetapi juga merupakan prinsip pokok penerapan standar pelayanan profesi. Secara umum disebutkan memakai tinggi tingkat pengetahuan dan kompetensi teknis tersebut maka makin tinggi pula mutu pelayanan kesehatan.

e. Efektifitas Pelayanan

Semakin efektif pelayanan kesehatan tersebut, maka makin tinggi pula mutu pelayanan kesehatan.

f. Keamanan Tindakan

Untuk dapat terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, aspek keamanan tindakan ini haruslah diperhatikan. Pelayanan kesehatan yang membahayakan pasien, bukanlah pelayanan kesehatan yang baik, dan karena itu tidak boleh dilakukan.

Adapun kriteria pelayanan yang memuaskan menurut DR. Wowoeutu (Noveniawanata, http: //one.indoskprisi.com) adalah :

1. Kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi; 2. Mampu memberikan pelayanan yang baik; 3. Tidak berbelit-belit;

4. Menyingkat waktu tunggu masyarakat; dan 5. Dapat menguntungkan semua pihak.

(50)

penilaian yang berbeda-beda tergantung dari latar belakang dan kepentingan masing-masing orang (Azwar, 1995:30).

2.6. Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan Jamkesmas

Adapun jenis-jenis pelayanan kesehatan yang tersedia di Puskesmas, yaitu: 1. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL), yang meliputi : 1. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan oleh

dokter spesialis atau umum 2. Rehabilitasi medik

3. Penunjang diagnostik: laboratorium klinik, rafiologi dan elektromedik 4. Tindakan medis kecil atau sedang

5. Pemeriksaan pengobatan gigi tingkat lanjutan

6. Pemberian obat yang mengacu pada Formalium rumah sakit 7. Pelayanan darah

8. Pemeriksaan kehamilan dengan resiko tinggi dan sulit 2. Pelayanan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL), yang meliputi :

a. Akomodasi rawat inap (Bagi Puskesmas yang memiliki fasilitas rawat inap)

b. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan c. Penunjang diagnosik: laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik d. Tindakan medis

e. Pelayanan rehabilitasi medis

(51)

2.7. Kerangka Pemikiran

Semakin meningkatnya pembiayaan sarana dan prasarana kesehatan, mengakibatkan sulitnya masyarakat mengakses pelayanan kesehatan yang dibutuhkan. Keadaan ini terjadi terutama dimana pembiayaan harus ditanggung sendiri dalam sistem tunai.

Dalam menjawab permasalahan peningkatan terhadap pembiayaan kesehatan, pemerintah telah mengambil kebijakan strategis untuk menggratiskan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin sejak 1 Januari 2005 program ini menjadi Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin (JPKMM) yang popular dengan nama Askeskin yang kemudian pada tahun 2008 diubah namanya menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat atau Jamkesmas. Apabila masyarakat terdaftar sebagai peserta Jamkesmas maka mereka berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.

(52)

Bagan 3

Bagan Kerangka Pemikiran

Puskesmas Kesatria

Masyarakat

Sikap

Persepsi Partisipasi

1. Respon Positif

(53)

2.8. Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional

2.8.1. Defenisi Konsep

Konsep merupakan suatu istilah atau defenisi yang digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1989 : 33). Penelitian ini dimaksud untuk mengetahui respon masyarakat Kecamatan Siantar terhadap pelaksanaan program Jamkesmas oleh Puskesmas Kesatria Kecamatan Siantar Timur Kota Pematang Siantar. Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahpahaman dan dalam penelitian ini maka dirumuskan dan didefenisikan istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan menghindari salah pengertian yang dapat menggaburkan penelitian.

Konsep penelitian ini adalah :

1. Respon adalah tanggapan, reaksi maupun jawaban dimana tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penilaian atau penolakan, suka atau tidak serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu, yang selanjut nya menjadi indikator nya adalah:

(54)

b. Persepsi, merupakan suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, perasaan dan penerimaan; dan

c. Partisipasi, merupakan suatu proses sikap mental dimana orang atau anggota masyarakat aktif menyumbang kreatifitas dan inisiatifnya dalam usaha meningkatkan kualitas hidupnya.

2. Jamkesmas merupakan singkatan dari Jaminan Kesehatan Masyarakat dan merupakan salah satu program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin atau kurang mampu dan tidak mampu. Dan program bantuan sosial ini diselenggarakan oleh pemerintah melalui Departemen Kesehatan untuk menjamin hak masyarakat atas pelayanan kesehatan sesuai dengan amanat undang-undang dasar 1945 pasal 28H dan undang-undang No.40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang diselenggarakan secara nasional;

3. Pengguna atau peserta Jamkesmas adalah orang yang tergolong miskin dan kurang mampu serta memiliki Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat; dan

(55)

2.8.2. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah informasi ilmiah yang membantu peneliti dengan menggunakan suatu variabel atau dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1989:46).

Untuk memberikan kemudahan dalam memahami variabel dalam penelitian ini, maka dapat diukur melalui indikator-indikator atas dasar respon masyarakat pengguna Jamkesmas terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas Kesatria Kecamatan Siantar Timur Kota Pematang Siantar dalam program Jamkesmas kepada pasien rawat jalan dan rawat inap, meliputi :

1. Sikap penerima program terhadap program Jamkesmas, meliputi : a. Setuju tidak masyarakat terhadap adanya proram Jamkesmas.

b. Membantu tidaknya program Jamkesmas dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

c. Sikap dokter atau petuas kesehatan lain dalam melayani pasien Jamkesmas d. Penilaian masyarakat terhadap kesigapan dokter atau perawat

e. Penilaian masyarakat terhadap kemampuan dokter dalam menjelaskan kondisi penyakitnya, dan;

f. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan.

(56)

c. Sumber informasi pelaksanaan program Jamkesmas.

d. Pemahaman masyarakat terhadap informasi yang diberikan dalam sosialisasi program Jamkesmas.

3. Partisipasi penerima program mengenai keterlibatan dan keaktifan dalam pelaksanaan program, meliputi :

a. Kehadiran masyarakat dalam sosialisasi program Jamkesmas yang dilaksanakan.

b. Intensitas pemakaian kartu Jamkesmas.

c. Distribusi masyarakat tentang prosedur administrasi.

(57)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan / melukiskan objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain – lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta – fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 1998 : 73).

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kesatria Jalan Kesatria, Kelurahan Siopat Suhu Kecamatan Siantar Timur Kota Pematang Siantar. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di lokasi ini merupakan salah satu organisasi yang melaksanakan program Jamkesmas, disamping itu Puskesmas Kesatria merupakan salah satu Puskesmas Terpadu yang ada di Kota Pematang Siantar

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

(58)

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta Jamkesmas di Kecamatan Siantar yang telah mendapatkan pelayanan Jamkesmas dalam kurun waktu satu semester sebelum pelaksanaan penelitian, terhitung sejak bulan September 2010 sampai bulan Februari 2011 yang berjumlah 1116 orang.

Tabel 3.1

Daftar pasien Jamkesmas yang mendapatkan pelayanan Jamkesmas di

Puskesmas Kesatria selama bulan September 2010 s/d Februari 2011.

No Bulan Jumlah

(orang)

1 September 231

2 Oktober 289

3 November 184

4 Desember 67

5 Januari 159

6 Februari 186

Jumlah 1116

Sumber : Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas Kesatria Kecamatan Siantar Timur.

3.3.2. Sampel

(59)

diwakilinya (Arikunto, 1998 : 120). Karena jumlah populasi melebihi dari 1000 orang, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik penarikan sample Taro Yamane yang menggunakan rumus sebagai berikut :

n = N N . d2 + 1

Keterangan :

n : jumlah sampel

N : jumlah populasi

d : presisi ( tingkat penarikan sampel ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95% )

Menurut rumus Taro Yamane diatas, maka :

n = 1116

1116 (10%)2 + 1 n = 1116

1116 . 0,01 + 1 n = 1116

11,16 + 1

n = 1116 12,16

(60)

Dari teknik pengambilan sampel diatas, maka dapat ditentukan responden sebanyak 92 peserta.

3.4. Tehnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, dalam penelitian ini digunakan beberapa tehnik sebagai berikut :

a. Studi kepustakaan

Tehnik pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, majalah, surat kabar, dan majalah yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.

b. Studi lapangan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang bekaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu :

1. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang ditelitiuntuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian ; dan

2. Kuesioner, yaitu tehnik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan menyebar angket kepada masyarakat peserta Jamkesmas yang menjadi responden.

3.5. Tehnik Analisa Data

(61)

dikumpulkan dari hasil kuesioner dan wawancara. Kemudian ditabulasi dalam bentuk frekuensi dan kemudian dianalsia. Dimana analisa data yang dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Editing, yaitu meneliti data-data yang diperoleh dari penelitian.

2. Pracoding, yaitu untuk mengetahui kategori-kategori jawaban apa yang ada untuk mengklasifikasikan jawaban sehingga jawaban yang beraneka ragam menjadi singkat.

3. Coding, yaitu mengklasifikasikan jawaban menurut macamnya.

4. Membuat kategori untuk mengklasifikasikan jawaban sehingga jawaban yang beraneka agam menjadi singkat.

5. Menghitung besarnya persentase data pada masing-masing kategori.

(62)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4. 1. Latar Belakang Lembaga.

Puskesmas Kesatria dibangun pada tahun 1973 diatas tanah dengan ukuran 1750m2 yang telah mengalami perbaikan beberapa kali. Luas wilayah kerja 1,5km2 yang meliputi tiga kelurahan yaitu Siopat Suhu, Asuhan dan Merdeka.

Puskesmas Kesatria dipimpin oleh seorang Dokter Pemerintah yang berada dibawah dan tanggung jawab kepada Walikota melalui Dinas Kesehatan Kotamadya Siantar. Puskesmas Kesatria secara umum melaksanakan sebagian kebijakan yang diserahkan oleh Walikota untuk melaksanakan kewengangan di bidang kesehatan. Berkaitan dengan pandangan kedepan bahwa Puskesmas Kesatria dalam membuat program kerja dan kegiatan setiap tahunnya sesuai dengan kewenangan yang bertujuan untuk menjadikan Puskesmas Kesatria yang terdepan di Kota Pematang Siantar.

(63)

Puskesmas Kesatria benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat khususnya warga kecamatan siantar timur dan sekitarnya.

Untuk melaksanakannya, Puskesmas Kesatria mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan pelayanan medis

2. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis

3. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan

4. Menyelenggarakan pelayanan rujukan

5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan

6. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan

(64)

4.2. Struktur Organisasi

BAGAN

(65)

4.3. Tugas

Puskesmas Kesatria dituntut untuk mampu memberikan serta menyediakan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat. Untuk itu Puskesmas Kesatria telah berupaya keras mewujudkan agar menjadikan pusat rujukan pelayanan kesehatan khususnya di Kecamatan Siantar Timur. Dengan program yang dilaksanakan seperti meningkatkan mutu pelayanan, meningkatkan kerjasama dengan instansi / lembaga terkait dalam berbagai bidang yang berhubungan dengan kesehatan sehingga keberadaan Puskesmas Kesatria benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat khususnya warga Kecamatan Siantar Timur dan sekitarnya.

4.4. Visi dan Misi

Visi dari Puskesmas Kesatria adalah “Menjadikan Puskesmas yang Prima dalam pelayanan dan mantap dalam pemberdayaan guna mewujudkan masyarakat Kecamatan Siantar Timur yang mandiri untuk hidup sehat.”

Misi dari Puskesmas Kesatria adalah:

1. Mendukung Kecamatan Siantar Timur Sehat Tahun 2011. 2. Meningkatkan Integritas dan kualitas sumber daya manusia. 3. Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang maksimal kepada

masyarakat.

(66)

4.5. Keadaan geografis.

Puskesmas Kesatria beralamat di Jln. Justin Sihombing No. 196 Kecamatan Siantar Timur Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara. Kecamatan Siantar Timur sendiri terletak antara 3.01’ .09” – 2.54’. 40” Lintang Utara dan 99.06’.23” - 99.01’ Bujur Timur. Secara geografis Puskesmas Kesatria terletak di Kecamatan Siantar Timur, Kelurahan Siopat Suhu dengan batas – batasnya sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kelurahan Asuhan

b. Sebelah Selatan : Kelurahan Pahlawan

c. Sebelah Barat : Kelurahan Pardomuan

(67)

4.6. Sumber Daya Manusia Puskesmas Kesatria

Komposisi tenaga kesehatan Puskesmas Kesatria ada 29 orang yang terdiri dari berbagai unsure profesi yaitu sebagai berikut :

No Jenis Keterangan Yang ada sekarang

Kekurangan Status Kepegawaian

1 Dokter Umum 2 orang - PNS

2 Dokter gigi 1 orang 1 PNS

3 SKM - - -

4 Apoteker 1 orang - PNS

5 Asisten Apoteker 1 orang 1 orang PNS

6 S1 Keperawatan - - -

7 D3 Keperawatan 4 orang - PNS

8 Perawat 7 orang - PNS

9 Perawat gigi 1 orang - PNS

10 Bidan 7 orang - PNS

11 D1 gizi - - -

12 D4 gizi 1 orang - PNS

(68)

4.7. Pelayanan Puskesmas Kesatria

Adapun Pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas Kesatria Kecamatan Siantar adalah sebagai berikut :

a. Promosi Kesehatan b. Kesehatan Ibu dan Anak c. Balai Pengobatan Umum d. Balai Pengobatan Gigi e. Kosultasi Gizi

f. Immunisasi

g. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)/UKGS h. Pencegahan dan Pemberantasan penyakit i. Kesehatan Lingkungan

j. Pemeriksaan Laboratorium Sederhana k. Kesehatan Mata

(69)

BAB V

ANALISIS DATA

Dalam bab ini peneliti menyajikan data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan melalui penyebaran angket. Kuesioner diisi oleh pasien peserta program Jamkesmas yang mendapatkan pelayanan kesehatan pada 18 Agustus sampai pada tanggal 18 Agustus 2011, yaitu sebanyak 92 orang sesuai dengan jumlah sampel yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengambilan jawaban dari sampel ini untuk mengetahui bagaimana respon masyarakat terhadap pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat oleh Puskesmas Kesatria Kecamatan Siantar Timur.

Kuesioner yang disebarkan kepada 92 orang terkumpul semuanya dan pertanyaan dalam kuesioner tersebut terjawab sesuai dengan petunjuk yang telah ada. Berdasarkan hasil penelitian melalui penyebaran kuesioner diperoleh data tentang latar belakang responden yang meliputi jenis kelamin, usia, agama, suku, pekerjaan dan pendidikan, kemudian masuk kepada analisis data yang meliputi pengetahuan masyarakat tentang program Jamkesmas, dan respon masyarakat tentang pelayanan dan pelaksanaan program Jamkesmas di Puskesmas Kesatria.

Pembahasan data dalam penelitian ini penulis membagi dalam 2 sub bab, agar penelitian tersusun secara sistematis, yaitu :

1. Analisa identitas responden

(70)

5. 1. Identitas / Karakteristik Responden

Jumlah pasien dalam program Jamkesmas yang pernah atau sedang

sebagai pasien yang menjadi responden penelitian adalah berjumlah 92 dimana responden yang berjenis kelamin Perempuan 64 orang dan Laki-laki 28 orang, hal ini dapat dilihat pada table berikut ini :

Tabel 5.1

Distribusi Menurut Jenis Kelamin

No Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 2

Perempuan Laki-laki

64 28

69,56 30,44

Jumlah 92 100

Sumber : Data Primer, Kuesioner 2011

(71)

Tabel 5.2

Distribusi Menurut Umur

No Kategori Umur (Tahun) Frekuensi Persentase (%)

1

Sumber : Data Primer, Kuesioner 2011

(72)

Tabel 5.3

Sumber : Data Primer, Kuesioner 2011

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut SRJ dan PDS 15 ,Berkaitan dengan keefektifan implementasi, Konsep Rian “empat tepat" dari hasil wawancara dengan informan diketahui simpulan sebagai

[r]

Pokok- pokok pembahasan yang disajikan dalam tulisan ini meliputi kajian teknis pengaruh parameter panjang pukulan terhadap recovery pencucian bijih timah menggunakan

Selanjutnya, butir soal dijadikan instrument untuk mengukur variable perilaku keagamaan orang tua, 16 butir soal tersebut mempunyai nilai r hitung ( Pearson Correlation) lebih

[r]

[r]

4.3 Menelaah dan merevisi teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan

permaian alat edukatif puzzle untuk meningkatkan kemampuan perkembangan motorik halus anak prasekolah, meningkatkan perkembangan motorik halus anak usia 4-6 tahun