PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN
BERFIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 16 MEDAN
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
OLEH :
HEFNI LIDIA LUBIS NIM: 8106172031
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
HEFNI LIDIA LUBIS, (2015). Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Open-Ended terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berfikir Kreatif Matematis Siswa SMP Negeri 16 Medan. Tesis Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan pendekatan pembelajaran open-ended lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, (2) apakah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan pendekatan pembelajaran open-ended lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, (3) apakah proses jawaban siswa yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran open-ended lebih baik (bervariasi) dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 16 Medan dengan populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Medan. Sampel yang dipilih sebanyak dua kelas dipilih secara purposif yaitu kelas VIII(7) dipilih sebagai kelas eksperimen untuk pembelajaran menggunakan pendekatan open-ended dan kelas VIII(9) dipilih sebagai kelas kontrol untuk pembelajaran konvensional. Desain penelitian ini adalah pre-test-post-test control group design. Data diperoleh melalui tes kemampuan pemecahan masalah matematis dan tes kemampuan berfikir kreatif matematis. Data dianalisis dengan menggunakan uji-t dengan taraf signifikan 5%. Sebelum digunakan uji-t terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Hasil penelitian ini adalah : (1)kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan pendekatan pembelajaran open-ended lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. (2)kemampuan berfikir kreatif matematis siswa dengan pendekatan pembelajaran open-ended lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. (3)Proses jawaban kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran open-ended lebih baik (bervariasi) dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. (4)proses jawaban kemampuan berfikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran open-ended lebih baik (bervariasi) dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan agar pembelajaran dengan pendekatan open-ended menjadi alternatif di kelas yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan berfikir kreatif matematis siswa.
ABSTRACT
HEFNI LIDIA LUBIS (2015) The Influence of Open-Ended Approach to Ability of Problem Solved and Creative Mathematic Thinking of Student of State Junior High School 16 Medan. The thesis of the study educational mathematic programe pasca degree, state university of Medan, 2015.
The purpose of this research to know (1) Whether solved mathematic problem student by using open-ended learning approach better than conventional learning approach, (2) Whether ability of creative mathematic thinking student by using open-ended learning approach better than conventional learning approach, (3) Whether student is answering process which is thought by using open-ended learning approach better than (varied), compared by conventional learning approach.
This research is quated experiment. This study is done at state junior high school 16 Medan (SMP Neg 16 Medan). With experimented population from all student at grade VIII class of state junior high school 16 Medan (SMP Neg 16 Medan). The chosed sample contained two classes by purposed, they are, the eight class (7) is chosed as experimented class by using open-ended learning approach and eight (9) class chosed as controlled class for conventional learning. Designed research is pre-test-post-test control group design. Datas got thought ability test of mathematic problem solved problem and ability test of creative mathematic thinking. Analysing datas by using t-test with significant 5% (percentage). Before using t-test proceeded by normatic test and homogenetic test. The result of this study, they are : (1) The ability of solved mathematic problem of student by open-ended learning approach better than conventional learning approach (2) The ability of creative mathematic thinking by using open-ended learning approach better than conventional learning approach (3) The process of answer of solved mathematic problem of student which is though by open-ended learning approach better (varied) than conventional learning approach (4) Answering process of creative mathematic thinking of student, which is though by open ended learning approach better (varied) than conventional learning approach. Based on this research, researcher suggested the learning process by open-ended learning approach becoming alternation in the class, which can improve ability of solvable mathematic problem and creative mathematic thinking of student.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat
Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis yang berjudul
“Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Open-Ended terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah dan Berfikir Kreatif Matematis Siswa SMP Negeri Medan” dapat diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Matematika di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd selaku pembimbing I dan Bapak Prof. Dian
Armanto, M.Pd., MA., M.Sc., Ph.D selaku pembimbing II yang
ditengah-tengah kesibukannya telah memberikan bimbingan, arahan dengan sabar dan
kritis terhadap berbagai permasalahan, dan selalu mampu memberikan
motivasi bagi penulis sehingga terselesaikannya tesis ini.
2. Bapak Dr. Edi Syahputra, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Pascasarjana UNIMED sekaligus narasumber 1, Bapak Dr. E.
Elvis Napitupulu, MS selaku narasumber 2, dan Bapak Dr. Kms. M. Amin
Fauji, M.Pd selaku narasumber 3 yang telah banyak membantu dalam
memberikan arahan dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian tesis
3. Bapak Dapot Tua Manullang, SE selaku Staf Program Studi Pendidikan
Matematika Pascasarjana UNIMED yang telah banyak memberikan semangat
dan membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini.
4. Bapak Syarifuddin, M.Sc, Ph.D selaku Asisten Direktur I Program
Pascasarjana UNIMED.
5. Ibu Dra. Irnawati, MM selaku Kepala SMP Negeri 16 Medan beserta seluruh
dewan guru yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis
untuk melakukan penelitian.
6. Ibunda Yurniati, S.Pd, Adinda Herdiansyah Lubis, dan Suami tercinta Rasyid
Ridho Puthora Siregar, S.P yang senantiasa memberikan motivasi, doa,
bantuan moril dan materil selama mengikuti perkuliahan maupun
penyelesaian tesis ini.
7. Rekan-rekan mahasiswa di PPs UNIMED Program Studi Pendidikan
Matematika Elliya Rahmi, Puspita Handayani, Erida Salamah Lubis, Mbak
Hartati, Weni Widya Asriati, dan Mustika Pratiwi yang telah memberikan
bantuan yang berarti baik berupa sumbangan pikiran dan dorongan semangat,
baik selama perkuliahan maupun selama penyusunan tesis ini.
8. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, baik langsung
maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuan.
Semoga Allah membalas semua amal baik yang telah diberikan Bapak/Ibu
serta saudara/i, kiranya kita semua tetap dalam lindungan-Nya. Semoga tesis ini
dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya matematika.
kesempurnaan sehingga saran dan kritik dari segenap pembaca sangat penulis
harapkan dalam rangka mencari alternatif pembelajaran matematika dan
perbaikan pendidikan di Indonesia pada masa yang akan datang. Semoga menjadi
amal ibadah dan mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Amiin...
Medan, Januari 2015
Penulis
3.3. Populasi dan Sampel ... 59
4.1. Hasil Penelitian tentang Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 90
4.1.1. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 90
4.1.2. Uji Normalitas Data Kemampuan Pemecahan Masalah ... 115
4.1.3. Uji Homogenitas Data Kemampuan Pemecahan Masalah ... 119
4.2.1. Deskripsi Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis SS ... 142
4.2.2. Uji Normalitas Data Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis ... 155
4.2.3. Uji Homogenitas Data Kemampuan Berfikir Kreatif ... 158
4.2.4. Pengujian Hipotesis Uji – t Kemampuan Berfikir Kreatif ... 161
4.2.5. Analisis Proses Jawaban Tes Kemampuan Berfikir Kreatif ... 163
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 176
4.3.1. Faktor Pembelajaran ... 176
4.3.2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 181
4.3.4. Proses Jawaban Siswa ... 186
4.4. Keterbatasan Penelitian ... 187
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 189
5.1. Simpulan ... 189
5.2. Implikasi ... 190
5.3. Saran ... 191
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan Pedagogik Open-Ended dan Konvensional ... 40
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Eksperimen ... 59
Tabel 3.2 Weiner Keterkaitan antara Variabel Bebas dan Terikat ... 60
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis .. 62
Tabel 3.4 Kriteria Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah .... 63
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis ... 64
Tabel 3.6 Kriteria Penskoran Tes Kemampuan Berfikir Kreatif ... 65
Tabel 3.7 Kriteria Proses Jawaban Kemampuan Pemecahan Masalah ... 66
Tabel 3.8 Kriteria Proses Jawaban Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis ... 68
Tabel 3.9 Validasi Perangkat Pembelajaran ... 70
Tabel 3.10 Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 71
Tabel 3.11 Validasi Tes Kemampuan Berfikir Kreatif ... 71
Tabel 3.12 Rancangan Uji Coba ... 72
Tabel 3.13 Keterkaitan antara Rumusan Masalah, Hipotesis, , Alat Uji, dan Uji Statistik ... 85
Tabel 3.14 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 87
Tabel 4.1 Hasil Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Kelas Eksperimen dan Kontrol Aspek Memahami Masalah ... 92
Tabel 4.2 Hasil Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Kelas Eksperimen dan Kontrol Aspek Merencanakan Penyelesaian ... 95
Tabel 4.3 Hasil Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Kelas Eksperimen dan Kontrol Aspek Menyelesaikan Masalah ... 97
Tabel 4.5 Hasil Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 100
Tabel 4.6 Hasil Postes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Kelas Eksperimen dan Kontrol
Aspek Memahami Masalah ... 105
Tabel 4.7 Hasil Postes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Kelas Eksperimen dan Kontrol
Aspek Merencanakan Penyelesaian ... 108
Tabel 4.8 Hasil Postes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Kelas Eksperimen dan Kontrol
Aspek Menyelesaikan Masalah ... 110
Tabel 4.9 Hasil Postes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Kelas Eksperimen dan Kontrol
Aspek Memeriksa Kembali ... 113
Tabel 4.10 Hasil Postes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 113
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Pretes Kemampuan
Pemecahan Masalah ... 116
Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Postes Kemampuan
Pemecahan Masalah ... 118
Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas Varians Pretes Kemampuan
Pemecahan Masalah ... 120
Tabel 4.14 Hasil Uji Homogenitas Varians Postes Kemampuan
Pemecahan Masalah ... 121
Tabel 4.15 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Postes Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis ... 122
Tabel 4.16 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa pada
Taraf Signifikan 5% ... 123
Tabel 4.17 Proses Jawaban Kemampuan Pemecahan Masalah
Tabel 4.18 Proses Jawaban Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa Kelas Kontrol ... 139
Tabel 4.19 Rangkuman Proses Jawaban Siswa pada Skor Tertinggi
(Kategori Baik) Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 141
Tabel 4.20 Hasil Pretes Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Aspek Kelancaran (Fluency) ... 143
Tabel 4.21 Hasil Pretes Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Aspek Keluwesan (Fleksibilitas) ... 144
Tabel 4.22 Hasil Pretes Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Aspek Kejelasan (Elaborasi) ... 145
Tabel 4.23 Hasil Pretes Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Aspek Kebaruan (Originality) ... 146
Tabel 4.24 Hasil Pretes Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis
Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 147
Tabel 4.25 Hasil Postes Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Aspek Kelancaran (Fluency) ... 150
Tabel 4.26 Hasil Postes Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Aspek Keluwesan (Fleksibilitas) ... 151
Tabel 4.27 Hasil Postes Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Aspek Kejelasan (Elaborasi) ... 152
Tabel 4.28 Hasil Postes Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Tabel 4.29 Hasil Postes Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis
Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 153
Tabel 4.30 Hasil Uji Normalitas Pretes Kemampuan Berfikir Kreatif ... 156
Tabel 4.31 Hasil Uji Normalitas Postes Kemampuan Berfikir Kreatif .... 158
Tabel 4.32 Hasil Uji Homogenitas Varians Pretes Kemampuan
Berfikir Kreatif ... 159
Tabel 4.33 Hasil Uji Homogenitas Varians Postes Kemampuan
Berfikir Kreatif ... 160
Tabel 4.34 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Postes Kemampuan
Berfikir Kreatif Matematis ... 162
Tabel 4.35 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian
Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis Siswa pada
Taraf Signifikan 5% ... 163
Tabel 4.36 Hasil Analisis Proses Jawaban Siswa Kemampuan Berfikir
Kreatif Matematis Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 173
Tabel 4.37 Rangkuman Proses Jawaban Siswa pada Skor Tertinggi
(Kategori Baik) Kemampuan Berfikir Kreatif
Matematis Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 175
Tabel 4.38 Hasil Perhitungan Skor Rata-Rata
XKemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 182
Tabel 4.39 Hasil Perhitungan Skor Rata-Rata
XDAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman Gambar 1.1. Lembar Jawaban Pemecahan Masalah Matematis Siswa .. 7
Gambar 1.2. Lembar Jawaban Berfikir Kreatif Matematis Siswa ... 10
Gambar 2.1. Grafik Sistem Persamaan Linear Dua Variabel ... 48
Gambar 3.1. Tahapan Alur Kerja Penelitian ... 86
Gambar 4.1. Skor Rata-rata Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 102
Gambar 4.2. Skor Rata-rata Postes Kemampuan Pemecahan Masalah
Mateamtis Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 114
Gambar 4.3. Normalisasi Skor Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah
kelas eksperimen dan kontrol ... 117
Gambar 4.4. Normalisasi Skor Postes Kemampuan Pemecahan Masalah
kelas eksperimen dan kontrol ... 118
Gambar 4.5. Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 1 Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Kelas Eksperimen ... 126
Gambar 4.6. Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 1 Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Kelas Kontrol ... 127
Gambar 4.7. Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 2 Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Kelas Eksperimen ... 129
Gambar 4.8. Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 2 Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Kelas Kontrol ... 130
Gambar 4.9. Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 3 Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Kelas Eksperimen ... 132
Gambar 4.10. Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 3 Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Kelas Kontrol ... 133
Gambar 4.11. Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 4 Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Kelas Eksperimen ... 136
Gambar 4.12. Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 4 Kemampuan
Gambar 4.13. Skor Rata-rata Pretes Kemampuan Berfikir Kreatif
Matematis Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 148
Gambar 4.14. Skor Rata-rata Postes Kemampuan Berfikir Kreatif
Matematis Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 154
Gambar 4.15. Normalisasi Skor Pretes Kemampuan Berfikir Kreatif
Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 157
Gambar 4.16. Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 1 Kemampuan
Berfikir Kreatif Matematis Kelas Eksperimen ... 164
Gambar 4.17. . Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 1 Kemampuan
Berfikir Kreatif Matematis Kelas Kontrol ... 165
Gambar 4.18. Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 2 Kemampuan
Berfikir Kreatif Matematis Kelas Eksperimen ... 167
Gambar 4.19. Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 2 Kemampuan
Berfikir Kreatif Matematis Kelas Kontrol ... 168
Gambar 4.20. Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 3 Kemampuan
Berfikir Kreatif Matematis Kelas Eksperimen ... 169
Gambar 4.21. Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 3 Kemampuan
Berfikir Kreatif Matematis Kelas Kontrol ... 170
Gambar 4.22. Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 4 Kemampuan
Berfikir Kreatif Matematis Kelas Eksperimen ... 171
Gambar 4.23. Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 4 Kemampuan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran B.1 Kisi-Kisi Tes Pemecahan Masalah Matematis ... 151
Lampiran B.2 Kriteria Penskoran Tes Pemecahan Masalah Matematis .. 152
Lampiran B.3 Kisi-Kisi Tes Berfikir Kreatif Matematis ... 153
Lampiran B.4 Kriteria Penskoran Tes Berfikir Kreatif Matematis ... 154
Lampiran B.5 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 155
Lampiran B.6 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 158
Lampiran B.7 Tes Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis ... 164
Lampiran B.8 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis ... 166
Lampiran B.9 Lembar Validasi RPP ... 170
Lampiran B.10 Lembar Validasi LAS ... 172
Lampiran B.11 Lembar Validasi Tes Pemecahan Masalah Matematis .... 174
Lampiran B.12 Lembar Validasi Tes Berfikir Kreatif Masalah ... 176
Lampiran C.1 Hasil Validasi RPP ... 259
Lampiran C.3 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 261
Lampiran C.4 Daftar Perhitungan Validitas, Reliabilitas , Daya Pembeda,
dan Tingkat Kesukaran Soal Pemecahan Masalah
Program Excel ... 261
Lampiran C.5 Daftar Perhitungan Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda,
dan Tingkat Kesukaran Soal Berfikir Kreatif
Program Excel ... 274
Lampiran D.1 Hasil Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Kelas Eksperimen ... 288
Lampiran D.2 Hasil Pretes Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis
Kelas Eksperimen ... 290
Lampiran D.3 Hasil Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Kelas Kontrol ... 291
Lampiran D.4 Hasil Pretes Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis
Kelas Kontrol ... 293
Lampiran D.5 Hasil Postes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Kelas Eksperimen ... 294
Lampiran D.6 Hasil Postes Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis
Kelas Eksperimen ... 296
Lampiran D.7 Hasil Postes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Kelas kontrol ... 297
Lampiran D.8 Hasil Postes Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis
Kelas Kontrol ... 299
Lampiran E.1 Perhitungan Uji Normalitas Pretes Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Kelas Eksperimen ... 300
Lampiran E.2 Perhitungan Uji Normalitas Pretes Kemampuan
Berfikir Kreatif Matematis Kelas Eksperimen ... 301
Lampiran E.3 Perhitungan Uji Normalitas Pretes Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Kelas Kontrol ... 302
Lampiran E.4 Perhitungan Uji Normalitas Pretes Kemampuan
Lampiran E.5 Perhitungan Uji Normalitas Postes Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Kelas Eksperimen ... 304
Lampiran E.6 Perhitungan Uji Normalitas Postes Kemampuan
Berfikir Kreatif Matematis Kelas Eksperimen ... 305
Lampiran E.7 Perhitungan Uji Normalitas Postes Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Kelas Kontrol ... 306
Lampiran E.8 Perhitungan Uji Normalitas Postes Kemampuan
Berfikir Kreatif Matematis Kelas Kontrol ... 307
Lampiran E.9 Uji Normalitas Pretes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Dengan Program Spss 17 ... 308
Lampiran E.10 Uji Normalitas Pretes Kemampuan Berfikir
Kreatif Matematis Dengan Program Spss 17 ... 310
Lampiran E.11 Uji Normalitas Postes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Dengan Program SPSS 17 ... 312
Lampiran E.12 Uji Normalitas Postes Kemampuan Berfikir Kreatif
Matematis Dengan Program SPSS 17 ... 314
Lampiran E.13 Uji Homogenitas Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Dengan Program SPSS 17 ... 316
Lampiran E.14 Uji Homogenitas Kemampuan Berfikir
Kreatif Matematis Dengan Program SPSS 17 ... 317
Lampiran E.15 Perhitungan Uji Statistik - T Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Dengan Program SPSS 17 ... 318
Lampiran E.16 Perhitungan Uji Statistik - T Kemampuan Berfikir
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu
berubah mengikuti perkembangan zaman, teknologi dan budaya masyarakat.
Pendidikan dari masa ke masa mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan pada
berbagai aspek kehidupan manusia, dimana berbagai masalah kehidupan hanya
dapat diselesaikan melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.
Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang
harus dilakukan segera dengan terencana, terarah, dan sistematis.
Untuk memperoleh kualitas sumber daya manusia diperlukan pendidikan
yang berkualitas. Salah satu mata pelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah mata pelajaran matematika,
karena matematika merupakan ilmu dasar dan melayani hampir setiap ilmu.
Matematika juga merupakan ilmu yang deduktif, ilmu yang terstruktur dan
merupakan bahasa simbol dan bahasa numerik. Jelas bahwa mata pelajaran
matematika adalah ilmu yang sangat penting bagi kehidupan, karena dapat
diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan. Matematika merupakan salah satu
ilmu yang diajarkan di semua jenjang pendidikan mulai dari pendidikan
prasekolah sampai dengan perguruan tinggi dan menjadi salah satu pengukur
Ada banyak alasan mengapa siswa perlu belajar matematika. Cornelius
(Abdurrahman,2003:253) mengemukakan ada lima alasan perlunya belajar
matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan
logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana
mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk
mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran
terhadap perkembangan budaya. Pengajaran ini sangat penting dan berguna dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam menunjang perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, mata
pelajaran matematika (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2006, tanggal 23 Mei 2006 tentang standar isi), telah disebutkan bahwa mata
pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari
sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama.
Mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis maupun
bekerja sama sudah lama menjadi fokus dan perhatian pendidik matematika di
kelas, hal itu berkaitan dengan sifat dan karakteristik keilmuan matematika.
Tetapi, fokus dan perhatian pada upaya meningkatkan kemampuan berfikir kreatif
matematika siswa jarang atau tidak pernah dikembangkan. Padahal kemampuan
itu yang sangat diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh,
mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang
menyebutkan bahwa salah satu tujuan pendidikan matematika adalah
mengembangkan kemampuan berfikir kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi,
dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinal,
keingintahuan, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
Salah satu masalah yang selalu menjadi isu yang menonjol adalah
rendahnya kualitas pembelajaran dan hasil belajar matematika siswa. Hal ini tentu
akan menghasilkan rendahnya prestasi siswa sehingga siswa tidak mampu
berkompetisi dalam bidang keilmuan manapun dalam menghasilkan
gagasan-gagasan yang baru. Salah satu indikator rendahnya prestasi siswa di Indonesia
misalnya sekolah menengah, terungkap pada laporan hasil TIMSS bahwa rata-rata
skor matematika siswa kelas VIII SLTP berada jauh di bawah rata-rata skor
internasional.
Salah satu penyebabnya dikarenakan matematika merupakan pelajaran
yang kurang disenangi siswa. Mereka sulit untuk memahami matematika dengan
baik, bahkan tidak sedikit siswa yang beranggapan bahwa matematika merupakan
suatu pelajaran yang tidak menarik, sulit, membosankan, menakutkan, dan banyak
siswa yang selalu berusaha menghindari pelajaran tersebut. Selain itu, mungkin
saja kesulitan itu bersumber dari luar diri siswa, misalnya cara penyajian materi
pelajaran dan pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak sesuai
dengan siswa dan materi pelajaran. Hal ini sangat berakibat buruk bagi
perkembangan pendidikan matematika ke depan dan merupakan suatu
permasalahan yang besar dalam mewujudkan tujuan pembelajaran matematika
Baik atau buruknya pemahaman siswa terhadap matematika tidak lepas
dari bagaimana guru menyampaikan isi pelajaran di kelas. Penyampaian isi belajar
yang baik didukung oleh sumber belajar dan cara guru menyampaikan bahan ajar
di kelas. Kurangnya kemampuan guru dalam menyampaikan bahan ajar di kelas
membuat siswa kurang tertarik terhadap pelajaran matematika. Maka tidak jarang
siswa yang awalnya menyenangi pelajaran matematika, beberapa bulan atau tahun
kemudian menjadi tidak menyukai pelajaran matematika. Hal itu dikarenakan cara
mengajar guru tidak sesuai dengan siswa dan materi pelajarannya. Salah satu cara
untuk menghindari masalah tersebut adalah membuat suasana pembelajaran di
kelas menjadi lebih menarik bagi siswa.
Sejauh ini pembelajaran matematika di beberapa sekolah di Indonesia
masih didominasi pada pembelajaran konvensional. Dalam pembelajaran
konvensional ini, guru cenderung menggunakan metode ceramah dengan harapan
siswa dapat memahami dan memberikan respon sesuai dengan materi yang
diceramahkan. Dalam pembelajaran guru banyak bergantung pada buku teks.
Materi yang disampaikan sesuai dengan urutan isi buku teks, dengan harapan
siswa memiliki pandangan yang sama dengan guru atau sama dengan isi buku teks
tersebut. Pengajaran didasarkan pada gagasan atau konsep-konsep yang sudah
dianggap pasti atau baku, dan siswa harus memahaminya. Guru berusaha
memindahkan atau mengkopikan pengetahuan yang ia miliki kepada siswa.
Keadaan ini cenderung membuat siswa pasif dalam menerima pelajaran dari guru.
Guru lebih aktif dalam memindahkan informasi sebanyak-banyaknya kepada
dianggapnya penting. Selain itu pembelajaran konvensional juga beranggapan
bahwa guru berhasil apabila dapat mengelola kelas dimana siswa-siswi terlatih
dan tenang mengikuti pelajaran yang disampaikan guru. Pengajaran dianggap
sebagai suatu proses penyampaian fakta-fakta kepada para siswa, sementara para
siswa mencatatnya pada buku catatan.
Salah satu permasalahan strategis yang dialami siswa adalah kurangnya
kemampuan dalam pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah adalah
suatu tindakan untuk menyelesaikan masalah atau proses yang menggunakan
kekuatan dan manfaat matematika dalam menyelesaikan masalah, yang juga
merupakan metode penemuan solusi melalui tahap-tahap pemecahan masalah.
Bisa juga dikatakan bahwa pemecahan masalah sebagai usaha mencari jalan
keluar dari suatu kesulitan.
Kemampuan pemecahan masalah pada dasarnya merupakan salah satu
diantara hasil belajar yang akan dicapai dalam pembelajaran matematika di
tingkat sekolah manapun (Sumarmo, 1994:2). Oleh karena itu pembelajaran
matematika hendaknya selalu ditujukan agar dapat terwujudnya kemampuan
pemecahan masalah, sehingga selain dapat menguasai matematika dengan baik
siswa juga berprestasi secara optimal. Dengan demikian pembelajaran matematika
tidak hanya dilakukan dengan mentransfer pengetahuan kepada siswa, tetapi juga
membantu siswa untuk membentuk pengetahuan mereka sendiri serta
memberdayakan siswa untuk mampu memecahkan masalah-masalah yang
Sumarmo (2005) Menjelaskan bahwa pemecahan masalah dalam
pembelajaran matematika merupakan pendekatan dan tujuan yang harus dicapai.
Sebagai pendekatan pemecahan masalah digunakan untuk menemukan dan
memahami materi atau konsep matematika. Sedangkan sebagai tujuan, diharapkan
agar siswa dapat mengidentifikasi unsur yang diketahui, ditanyakan serta
kecukupan unsur yang diperlukan, merumuskan masalah dari situasi sehari-hari
kedalam matematika, menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah
dalam atau diluar matematika, menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai
dengan permasalahan asal, menyusun model matematika dan menyelesaikan
untuk masalah nyata dan menggunakan matematika secara bermakna
(meaningful). Sebagai implikasinya maka kemampuan pemecahan masalah
hendaknya dimiliki oleh semua anak yang belajar matematika. Sedangkan dalam
Kurikulum 2004 (Depdiknas: 2004), juga disebutkan bahwa tujuan pembelajaran
matematika adalah untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di SMP
Negeri 16 Medan, bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa juga
rendah. Sebagai contoh : “Di suatu toko Adi membeli 2 kemeja dan 3 jaket
seharga Rp.85.000,00, sedangkan Dimas membeli 3 kemeja dan 1 jaket yang sama
seharga Rp.75.000,00.
a. Tuliskan apa yang diketahui dari soal di atas !
b. Tuliskan bagaimana cara menentukan harga sebuah kemeja dan jaket !
c. Berapakah harga sebuah kemeja dan jaket ?”.
Kemudian peneliti mengambil salah satu lembar jawaban siswa. Sebagai
contoh sebagai berikut :
Gambar 1.1. Lembar jawaban pemecahan masalah matematis siswa Dari jawaban siswa di atas terlihat bahwa pada soal point a dan b, siswa
sudah bisa membuat diketahui dan sudah dapat memahami maksud dari soal.
Namun pada soal point c dan d, siswa tidak tau cara menyelesaikan soal sesuai
yang ditanyakan dan memeriksa kembali jawaban. Berdasarkan lembar jawaban
siswa di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa rendah dan proses jawaban yang diberikan siswa masih dalam
kategori kurang baik.
Selain kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berfikir kreatif juga
selalu menjadi perhatian penting di kalangan dunia pendidikan dikarenakan dalam
proses pemecahan juga dibutuhkan kegiatan berfikir kreatif. Inti dari belajar
adalah memecahkan suatu masalah dimana siswa terbiasa mengerjakan soal-soal
yang tidak hanya memerlukan ingatan saja melainkan juga berfikir kreatif.
Kemampuan berfikir kreatif sering menjadi hal yang diabaikan dalam
dan matematika tidak ada kaitannya satu sama lain. Padalah kemampuan berfikir
kreatif adalah kemampuan yang paling penting bagi seorang pemecah masalah
yang berhasil. Guru matematika juga biasanya berfikir bahwa hanya logika yang
paling utama diperlukan dalam matematika, dan bahwa berfikir kreatif tidak
penting dalam belajar matematika. Padalah di lain pihak, seorang matematikawan
yang mengembangkan produk atau hasil baru, tidak dapat diabaikan potensi
kreatifnya. Menurut Silver, 1997 (dalam Khairina, 2011) pengajaran matematika
dapat memandang berfikir kreatif tidak hanya sebagai wilayah yang dimiliki oleh
individu luar biasa berbakat tetapi juga merupakan sebuah kecenderungan atau
arahan terhadap kegiatan matematika yang dapat ditingkatkan secara luas di
sekolah umum.
Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu fokus pembelajaran
matematika. Pengembangan kemampuan berpikir kreatif memang perlu dilakukan
karena kemampuan ini merupakan salah satu kemampuan yang dikehendaki dunia
kerja. Tak diragukan lagi bahwa kemampuan berpikir kreatif juga menjadi salah
satu penentu keunggulan suatu bangsa. Daya kompetitif suatu bangsa sangat
ditentukan oleh kreativitas sumber daya manusianya.
Untuk mengetahui kemampuan berfikir kreatif seseorang ditunjukkan
melalui produk pemikiran atau kreativitas yang menghasilkan sesuatu yang
“baru”. Munandar (2009) menunjukkan indikasi berfikir kreatif dalam definisinya
bahwa “kreativitas (berfikir kreatif atau berfikir divergen) adalah kemampuan
menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana
Pengertian ini menunjukkan bahwa kemampuan berfikir kreatif seseorang akan
semakin tinggi jika ia mampu menunjukkan banyaknya kemungkinan jawaban
pada suatu masalah. Semua jawaban itu harus sesuai dengan masalah, tepat, dan
harus bervariasi.
Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan untuk melihat
bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Karena itu,
pemikiran kreatif perlu dilatih agar siswa mampu menurunkan banyak ide atau
berpikir lancar (kelancaran), mengubah perspektif dengan mudah (keluwesan),
mampu menyusun sesuatu yang baru (kebaruan), mampu melahirkan berbagai ide
(elaborasi), mampu menilai (mengevaluasi).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di SMP
Negeri 16 Medan, bahwa kegiatan pembelajaran matematika sehari-hari kurang
memberi motivasi kepada siswa untuk telibat langsung dalam membentuk
pengetahuan yang berkaitan dengan kemampuan berfikir kreatif matematika
siswa. Guru masih menekankan pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga
siswa kurang aktif berakibat rendahnya kemampuan berfikir kreatif matematika
siswa. Sebagai contoh, siswa diberikan soal berikut ini :
“Bunda menyuruh kakak untuk membeli kertas kado ke sebuah toko yang
harganya Rp. 2.000,00 untuk motif bunga dan Rp. 1.000,00 untuk motif polos.
Bunda memberikan uang Rp. 30.000,00
a. Tentukan berapa cara yang dapat digunakan untuk menentukan kertas
kado yang dapat dibeli kakak !
Kemudian peneliti mengambil salah satu lembar jawaban siswa. Sebagai
contoh sebagai berikut :
Gambar 1.2. Lembar jawaban berfikir kreatif matematis siswa
Dari lembar jawaban siswa di atas, pada soal point a, siswa belum mampu
memunculkan aspek berfikir kreatif “fluency (kelancaran)” yang mengartikan
bahwa siswa tidak mampu menuliskan banyak cara dalam menjawab soal. Pada
soal point b, aspek “fleksibilitas (keluwesan)” siswa yang mengartikan
kemampuan siswa untuk menjawab secara beragam/bervariasi juga tidak muncul.
Hal ini disebabkan karena siswa tidak memahami apa yang dimaksud pada soal
dan ini membuktikan bahwa kemampuan berfikir kreatif matematis siswa masih
rendah dan proses jawaban yang diberikan siswa masih dalam kategori kurang
baik.
Kenyataan menunjukkan bahwa kemampuan berfikir kreatif dan
pemecahan masalah matematis siswa masih rendah. Salah satu penyebabnya
adalah kurang senangnya siswa terhadap matematika dan pengalaman belajar
harus melakukan perubahan dalam pembelajaran demi meningkatkan rasa senang
siswa terhadap matematika.
Dalam konteks perubahan pendidikan, harus ditemukan strategi atau
pendekatan pembelajaran yang lebih memberdayakan potensi siswa dalam
memilih, mengatur, dan mengintegrasikan pengetahuan baru, perilaku, dan buah
pikirnya. Pembelajaran matematika perlu dirancang sedemikian sehingga
berpotensi mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah
matematika siswa. Pengembangan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan
masalah matematika perlu dilakukan seiring dengan pengembangan cara
mengevaluasi atau cara mengukurnya.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan berfikir
kreatif matematis siswa diperlukan suatu cara pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan tersebut. Salah satu pendekatan pembelajaran
matematika yang dapat digunakan adalah dengan pendekatan open-ended.
Pedekatan open-ended dianggap mampu untuk meningkatkan kemampuan berfikir
kreatif dan pemecahan masalah matematika dalam pembelajaran matematika.
Namun pendekatan pembelajaran open-ended ini belum dilaksanakan dalam
pembelajaran matematika di kelas.
Pendekatan pembelajaran open-ended adalah pendekatan pembelajaran
yang dimulai dengan memberikan problem terbuka kepada siswa. Kegiatan
pembelajaran harus membawa siswa dalam menjawab permasalahan dengan
mengundang potensial intelektual dan pengalaman siswa dalam proses
menemukan sesuatu yang baru.
Pendekatan Open-Ended ini menurut Suherman, dkk (2003:132) memiliki
beberapa keunggulan antara lain: (a) Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam
pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya. (b) Siswa memiliki kesempatan
lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematik
secara komprehensif. (c) Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat
merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri. (d)Siswa secara intrinsik
termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan. (e) Siswa memiliki
pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan.
Mengacu kepada pendapat di atas, maka dapat diperkirakan pendekatan
pembelajaran open-ended dapat memberi kesempatan siswa dalam peningkatan
kemampuan berfikir kreatif dan pemecahan masalah matematika siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian
terhadap siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Penelitian ini dimaksud untuk
melihat kontribusi pembelajaran matematika melalui pendekatan open-ended
terhadap kemampuan berfikir kreatif dan pemecahan masalah matematis. Dalam
memenuhi maksud tersebut dan pendekatan open-ended belum dilaksanakan pada
pembelajaran di kelas maka peneliti mengambil judul “Pengaruh Pendekatan
Pembelajaran Open-Ended terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif dan Pemecahan
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas dapat
diidentifikasikan beberapa masalah yang mempengaruhi pembelajaran
matematika di sekolah antara lain :
1. Matematika merupakan pelajaran yang kurang disenangi siswa.
2. Cara mengajar guru tidak sesuai dengan siswa dan materi pelajarannya.
3. Guru lebih aktif dalam memindahkan informasi sebanyak-banyaknya
kepada siswa dan siswa pasif hanya duduk, diam, mendengar dan
mencatat apa yang dianggapnya penting.
4. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
5. Rendahnya kemampuan berfikir kreatif matematis siswa.
6. Proses jawaban siswa dalam menyelesaikan soal-soal berfikir kreatif
dan soal-soal pemecahan masalah matematis di kelas belum bervariasi.
7. Pendekatan pembelajaran open-ended belum dilaksanakan pada
pembelajaran di kelas.
1.3.Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas maka perlu
adanya batasan masalah demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Masalah yang
akan dikaji dalam penelitian ini adalah :
1. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
3. Proses jawaban siswa dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan
masalah dan soal-soal berfikir kreatif matematis di kelas belum
bervariasi.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada batasan masalah di atas, maka masalah yang akan
diselidiki dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah pendekatan pembelajaran open-ended mempunyai pengaruh
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Maka dibuat
penelitian sebagai berikut :
Apakah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan
pendekatan pembelajaran open-ended lebih baik dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional ?
2. Apakah pendekatan pembelajaran open-ended mempunyai pengaruh
terhadap kemampuan berfikir kreatif matematis siswa. Maka dibuat
penelitian sebagai berikut :
Apakah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan pendekatan
pembelajaran open-ended lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional ?
3. Bagaimanakah proses jawaban yang dibuat siswa dalam menyelesaikan
masalah yang terkait dengan kemampuan pemecahan masalah dan berfikir
1.5.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, secara khusus tujuan yang ingin
dicapai pada penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
dengan pendekatan pembelajaran open-ended lebih baik dibandingkan
dengan pendekatan pembelajaran konvensional.
2. Mengetahui apakah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan
pendekatan pembelajaran open-ended lebih baik dibandingkan dengan
pendekatan pembelajaran konvensional.
3. Mengetahui Bagaimanakah proses jawaban yang dibuat siswa dalam
menyelesaikan masalah yang terkait dengan kemampuan pemecahan
masalah dan berfikir kreatif matematis pada kedua pembelajaran.
1.6.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada tenaga
pendidik atau guru bidang studi matematika dan para pembaca, baik yang bersifat
teoritis maupun praktis :
1. Bagi guru, sebagai bahan masukan agar guru dapat menerapkan
pendekatan pembelajaran open-ended sehingga dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah dan berfikir kreatif matematis
matematis siswa.
2. Bagi siswa, melalui pendekatan pembelajaran open-ended diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan berfikir
kreatif matematis.
3. Bagi peneliti, memberi gambaran atau informasi tentang :
a. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berfikir kreatif
matematis siswa dalam pembelajaran matematika.
b. Proses jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah pada
masing-masing pembelajaran.
1.7. Definisi Operasional
Untuk menghindari adanya persepsi yang berbeda yang digunakan dalam
penelitian ini, dipandang perlu memberikan definisi secara operasional terhadap
istilah-istilah yang perlu. Beberapa definisi operasional yang digunakan :
1. Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan siswa dalam
menyelesaikan masalah matematika dengan langkah-langkah pemecahan
masalah, yaitu :
Memahami masalah,
Merencanakan pemecahannya,
Menyelesaikan masalah sesuai rencana,
2. Memeriksa kembali prosedur dan hasil penyelesaian.Kemampuan berpikir
kreatif matematika merupakan kemampuan untuk melihat
bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah yang
melibatkan keterampilan kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility),
3. Pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended diawali dengan
memberikan masalah terbuka kepada siswa. Kegiatan pembelajaran harus
mengarah dan membawa siswa dalam menjawab masalah dengan banyak
cara serta mungkin juga dengan banyak jawaban (yang benar), sehingga
merangsang kemampuan intelektual dan pengalaman siswa dalam proses
menemukan sesuatu yang baru.
4. Pembelajaran konvensional adalah suatu kegiatan pembelajaran dimana
guru cenderung menggunakan metode ceramah. Materi yang disampaikan
sesuai dengan urutan isi buku teks. Guru lebih aktif dalam memindahkan
informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa dan siswa pasif hanya duduk,
diam, mendengar dan mencatat apa yang dianggapnya penting.
5. Proses jawaban siswa adalah langkah-langkah dan variasi jawaban yang
digunakan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah dan
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisi data dan temuan penelitian selama pembelajaran
dengan pendekatan open-ended dengan menekankan pada kemampuan pemecahan
masalah dan berfikir kreatif matematis maka peneliti memperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan pendekatan
pembelajaran open-ended lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional. Aspek yang paling tinggi adalah pada aspek menyelesaikan
masalah.
2. Kemampuan berfikir kreatif matematis siswa dengan pendekatan
pembelajaran open-ended lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional. Aspek yang paling tinggi adalah pada aspek elaborasi.
3. Proses jawaban kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
diajarkan dengan pendekatan pembelajaran open-ended lebih baik
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Aspek tertinggi pada aspek
merencanakan penyelesaian. Proses jawaban kemampuan berfikir kreatif
matematis siswa yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran open-ended
lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Aspek tertinggi
5.2. IMPLIKASI
Penelitian ini berfokus pada pengaruh kemampuan pemecahan masalah
dan berfikir kreatif matematis siswa melalui pembelajaran matematika dengan
pendekatan Open-Ended. Karakteristik pembelajaran dengan pendekatan
Open-Ended diawali dengan memberikan masalah terbuka kepada siswa. Kegiatan
pembelajaran harus mengarah dan membawa siswa dalam menjawab masalah
dengan banyak cara serta mungkin juga dengan banyak jawaban (yang benar),
sehingga merangsang kemampuan intelektual dan pengalaman siswa dalam proses
menemukan sesuatu yang baru.
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, adapun implikasinya adalah
terhadap pemilihan pembelajaran oleh guru matematika. Guru matematika di
sekolah menengah pertama harus mempunyai cukup pengetahuan teoritis maupun
keterampilan dalam memilih pembelajaran yang merangsang siswa untuk berani
unjuk kerja mengungkapkan ide/gagasannya, mampu mengubah siswa menjadi
lebih aktif, dan mampu berdiskusi dengan temannya.
Implikasi lainnya yang perlu mendapat perhatian guru adalah dengan
pembelajaran Open-Ended siswa menjadi aktif mengemukakan pendapatnya.
Diskusi dalam kelompok yang terjadi menjadikan siswa saling membantu, saling
bekerja sama dan saling menghargai pendapat temannya. Diskusi antar kelompok
menjadikan siswa lebih kritis dalam menanggapi hasil pekerjaan dari kelompok
lain serta dalam diskusi terjadi refleksi atas penyelesaian yang telah dilakukan
Peran guru sebagai mediator dan fasilitator mengakibatkan keterdekatan
hubungan antara guru dan siswa. Hal ini berakibat guru lebih memahami
kelemahan dan kelebihan dari bahan ajar serta karakteristik kemampuan individu
siswa.
5.3. SARAN
Penelitian tentang pengaruh pendekatan pembelajaran open-ended
terhadap kemampuan pemecahan masalah dan berfikir kreatif matematis siswa
adalah merupakan upaya guru dalam meningkatkan prestasi siswa khususnya pada
bidang matematika. Berdasarkan hasil penelitian ini, pembelajaran matematika
dengan pendekatan open-ended baik untuk diterapkan pada kegiatan pembelajaran
matematika. Untuk itu peneliti menyarankan beberapa hal berikut :
1. Bagi Guru Matematika
- Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pembelajaran dengan
pendekatan open-ended pada pembelajaran matematika yang menekankan
kepada kemampuan kemampuan pemecahan masalah dan berfikir kreatif
matematis sangat baik dan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
untuk menerapkan pembelajaran matematika yang inovatif khususnya
dalam mengajarkan pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel.
Namun perlu dipertimbangkan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk
- Perangkat pembelajaran berupa RPP dan LAS dapat dijadikan sebagai
bandingan guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran
matematika dengan pendekatan pembelajaran open-ended pada pokok
bahasan lainnya.
- Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada pembelajaran dengan
pendekatan open-ended guru harus mampu menciptakan suasana yang
nyaman dan menyenangkan bagi siswa dengan memperhatikan situasi
kelas dan lingkungan sekolah. Guru harus memberi kesempatan kepada
siswa dalam mengungkapkan gagasannya dengan bahasa dan cara mereka
tersendiri, berargumentasi sehingga siswa akan lebih percaya diri dan
kreatif dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
2. Kepada Lembaga Terkait
- Perlu adanya sosialisasi dalam memperkenalkan pembelajaran dengan
pendekatan open-ended kepada guru dan siswa sehingga kemampuan
pemecahan masalah dan berfikir kreatif matematis dapat meningkat.
- Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran dengan pendekatan
open-ended memberikan pengaruh yang baik bagi siswa khususnya pada
kemampuan pemecahan masalah dan berfikir kreatif matematis pada
pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel sehingga dapat
dijadikan masukan bagi sekolah untuk dikembangkan sebagai strategi
pembelajaran yang efektif untuk mata pelajaran yang lain dengan
memperhatikan alokasi waktu yang dibutuhkan, pokok bahasan yang
3. Kepada Peneliti Lanjutan
- Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan kemampuan pemecahan
masalah matematis dan berfikir kreatif matematis, dimana siswa yang
diberi pembelajaran dengan pendekatan open-ended lebih baik
dibandingkan siswa yang diberi pembelajaran konvensional sehingga
dapat dilakukan penelitian lanjutan pembelajaran dengan pendekatan
open-ended dalam melihat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
dan berfikir kreatif matematis siswa untuk memperoleh hasil penelitian
yang inovatif.
- Rancanglah perangkat pembelajaran dengan efektif sesuai indikator
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Edisi Revisi. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Arikunto, S. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
Branca, N.A 1980. Problem Solving as a Goal, Process and Basic Skill. Dalam Krulik,S dan Reyes,R.E (ed). Problem Solving in School Mathematics. NCTM: Reston. Virginia.
Cooney, T.J., W.B. Sanchez, K. Leatham, D.S. Mewborn. 2004. Open-Ended Assessment in Math: A Searchable Collection of 450+ Questions, Heinemann. [online]. Available : http://books.heinemann.com/math.
Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Sekolah Menengah Atas. Jakarta : Depdiknas.
Firdaus, Ahmad. 2009. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. [online]. Tersedia: http://madfirdaus.wordpress.com/2009/11/23/kemampuan-pemecahan-masalah-matematika/ [2 Februari 2012]
Khairina. 2011. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Open-ended untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif dan Penalaran Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas. Program Pascasarjana UNIMED. Tidak Diterbitkan
Khairunnisa. 2012. Peningkatan Kemampuan Penalaran dan Berfikir Kreatif Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pendekatan Open-Ended Berdasarkan Gender Siswa. Program Pascasarjan UNIMED. Tidak Diterbitkan.
Kurikulum 2004. 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta : Depdiknas
Hamalik. 2003. Strategi Baru Berdasarkan CBSA. Bandung : Sinar Baru.
Mahmudi, Ali. 2010. Mengukur Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis.
Mastihani, Tuti, dkk. 2008. Matematika Program Keahlian Akuntansi dan Penjualan untuk SMK dan MAK Kelas X. Jakarta : Erlangga.
Mina, E. 2006. Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-Ended terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika Siswa SMA Bandung. Program Pascasarjana UPI. Tidak diterbitkan.
Munandar, U. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta
Polya, George 1985. How to Solve It
. A New Aspect of Mathematical Method (2nd ed). Princeton, New Jersey : Princeton Science Library Printing.
Rohayati, Ade. 2010. Pengembangan Bahan Ajar dengan Pendekatan Open-Ended Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis, Kreatif, Dan Reflektif Siswa SMA. [online]. Tersedia : http://penelitian.lppm.upi.edu/detil/ 1231/pengembangan-bahan-ajar-dengan-pendekatan -open?ended-untuk-meningkatkan-kemampuan-berfikir-kritis,-kreatif,-dan-reflektif-siswa-sma
Russefendi, E.T. 1998. Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. Bandung : IKIP Bandung Press.
Ruseffendi, E. T. 1991. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CSBA. Bandung: Penerbit Tarsito
Sawada, T. 1997. Developing Lesson Plans. In Shimada, S. Dan Becker, J.P. (Ed). The Open Ended Approach. A New Proposal for Teaching Mathematics. Reston : VA NCTM.
Slavin, R. E. (1997). Research on Co-operative and Achievment. What we Know, What we Need Know. Contemporary Educational Pshycology Volume 21. P:43-69.
Shimada, S. 1997. The Significance of an Open-Ended Approach. Dalam J.P. Becker dan S. Shimada. (Ed). The open-ended approach : A new proposal for teaching mathematics. Reston : VA NCTM.
Sinaga, B. 2007. Pengembangan Metode Pembelajaran Matematika Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak (PBM-P3M). Disertasi. UNESA (tidak dipublikasikan).
Sudjana. 2002. Metoda Statistik. Bandung : Tarsito
Sujono. 1988. Pengajaran Matematika untuk Sekolah Menengah. Jakarta: Proyek Pengembangan LPTK, Depdikbud
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Suherman, E, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UPI.
Sumarmo, U. 2005. “Pembelajaran Matematika untuk Mendukung Pelaksanaan Kurikulum Tahun 2002 Sekolah Menengah”. Makalah pada Seminar Pendidikan Matematika di FMIPA Universitas Negeri Gorontalo.
Syaban, M. 2012. Menggunakan Open-Ended untuk Memotivasi Berpikir Matematika. [online]. Tersedia : http://educare.e-fkipunla.net/index2.php? option=com_content&do_pdf=1&id=54. [16 Oktober 2012]
Syahfruddin. 2008. Pendekatan Open-Ended Problem dalam Matematika. [online]. Tersedia : http://www.psb-psma.org/content/blog/pendekatan-open-ended-problem-dalam-matematika [2 Februari 2012]
Tatag, Y. 2008. Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif. Penerbit : Unesa University Press
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.