• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARANCO-OP CO-OP

DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh : Indah Sri Lestari

Penyelenggaraan sistem Pendidikan di Indonesia pada umumnya lebih mengarah pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan berorientasi pada kuantitas agar mampu melayani sebanyak-banyaknya peserta didik, sehingga tidak dapat mengakomodir kebutuhan peserta didik secara individual diluar kelompok. Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang lebih tepat dan menarik, dimana siswa dapat belajar secara kooperatif, dapat bertanya meskipun tidak pada guru secara langsung, dan mengemukakan pendapat. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaranCo-op Co-op.

Rumusan masalah dalam penelitian ini bagaimanakah efektivitas model pembelajaran Co-op Co-op dalam pmbelajaran sejarah pada siswa kelas X SMA N 1 Simpang Pematang Tahun Pelajaran 2014/2015? Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran Co-op Co-Co-op dalam pmbelajaran sejarah siswa kelas X di SMA N 1 Simpang Pematang Tahun Pelajaran 2014/2015. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan teknik pengumpulan data melalui kuesioner, dokumentasi, dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan yakni teknik analisis deskriptif kuantitatif.

(2)

TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh

Indah Sri Lestari

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN LMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Rejomulyo Kecamatan Way Serdang Kabupaten Mesuji, pada tanggal 22 Agustus 1992, merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Mat Dukro dengan Ibu Suwarti.

Pendidikan penulis dimulai dari Taman Kanak-Kanak Kasih Ibu, Way Serdang, Mesuji dan lulus pada tahun 1998. Kemudian penulis melanjutkan Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Rejomulyo yang selesai pada tahun 2004. Tahun 2007, penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 2 Way Serdang dan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Simpang Pematang pada tahun 2010. Tahun 2010, penulis tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang diterima melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

(8)

Puji syukur kepada Allah SWT, dengan keikhlasan hati dan

mengharap ridho-Nya kupersembahkan skripsi ini kepada :

Kedua orang tuaku tercinta Bapak Mat Dukro dan Mamak

Suwarti (Alm) yang selalu memberikan do’a, semangat dan

harapan demi tercapainya cita-citaku.

Para pendidik yang senantiasa selalu memberikan saran,

masukan dan ilmu yang bermanfaat kepadaku.

(9)

MOTO

At the end of life we will not be judged by how many diplomas we

have received, how much money we have made, how many great

things we have done.

We will judged by i was hungry, and you gave me something to

eat, i was naked and you clothed me, i was homeless and you took

me in.

Hungry not only for bread but hungry for love. Naked not only for

clothing but naked of human dignity and respect. Homeless not

only for want of a home of bricks but homeless because of

rejection.

(10)

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas rahmat, hidayah dan kemudahan yang telah diberikan-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Co-op Co-opDalam Pemelajaran Sejarah Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Simpang Pematang Tahun Pelajaran 2014/2015” penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, sehingga dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari banyaknya dukungan, bimbingan, serta motivasi dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Bapak Dr.H.Bujang Rahman, M.Si. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

(11)

4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

6. Bapak Drs. H. Maskun, M.H., Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan sekaligus pembimbing I yang yang telah banyak memberi bimbingan, pengarahan, nasehat serta masukan dan arahannya yang sangat berguna sehingga skripsi ini dapat terselesaikan;

7. Bapak M. Basri, S.Pd., M.Pd., dosen pembimbing akademik dan sebagai pembimbing II dengan ikhlas dan sabar memberikan arahan, masukan, motivasi dan bimbingannya kepada penulis dengan baik dalam menyelesaikan skripsi ini;

8. Bapak Drs. H. Iskandar Syah, M.H., selaku dosen pembahas yang dengan sabar memberikan arahan dan masukan guna terselesaikannya skripsi ini; 9. Bapak Drs. H. Ali Imron, M.Hum., Bapak Drs. Syaiful M, M.Si., Bapak

Drs. H. Tontowi Amsia, M.Si., Bapak Hendry Susanto, S. S ,M.Hum, Ibu Dr. Risma Margaretha Sinaga, M.Hum., Ibu Yustina Sri Ekwandari, S.Pd, M.Hum., Bapak Drs Wakidi, M.Hum., Bapak Suparman Arif, S.Pd, M.Pd., dosen di Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa;

(12)

12. Ibu Arenawati, S.Pd, waka kurikulum SMA Negeri 1 Simpang Pematang yang telah membantu penulis selama penelitian skripsi

13. Bapak Drs. Zaenal Arif, guru mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Simpang Pematang yang telah membantu dalam melaksanakan penelitian. 14. Sahabatku mbak Riza, Rido, Hesti, Anwar. Terima kasih untuk semangat

yang selalu kalian berikan. Terima kasih karena selalu ada di saat saya ingin menyerah.

15. Teman-teman seperjuangan 2010 yang tidak bisa disebutkan satu persatu serta teman-teman KKN/PPL Toto Mulyo.

16. Semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan skripsi.

Penulis berharap semoga Allah memberikan balasan atas semua kebaikan pihak yang telah membantu. Penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, Juni 2015 Penulis,

(13)

i

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tabel 3.1 Jumlah Populasi Kelas X ... 27

2. Tabel 3.2 Jumlah Sampel Kelas X 1 ... 28

3. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Kuesioner ... 32

4. Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi ... 33

5. Tabel 3.5 Kategori Skala Likert ... 35

6. Tabel 3.6 Rumus mencari skor ideal kuesioner ... 35

7. Tabel 3.7 Skor ideal Kuesioner ... 36

8. Tabel 3.8 Kategori Skala Guttman... 36

9. Tabel 3.9 Rumus mencari skor ideal lembar observasi ... 37

10. Tabel 3.10 Skor Ideal Lembar Observasi... 37

11. Tabel 3.11 Rumus persentase efektivitas ... 38

12. Tabel 3.12 Interpretasi skor efektivitas ... 38

13. Tabel 4.1 Daftra Nama Guru dan Karyawan SMA N 1 Simpang Pematang 43 14. Tabel 4.2 Jumlah Siswa-Siswi kelas X SMA N 1 Simpang Pematang... 45

15. Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana SMA N 1 Simpang Pematang... 45

16. Tabel 4.4 Hasil Jawaban Kuesioner ... 49

17. Tabel 4.5 Data Efektivitas Aspek Fokus... 51

18. Tabel 4.6 Data Efektivitas Aspek Sintaks... 53

19. Tabel 4.7 Data Efektivitas Aspek Sistem Sosial ... 56

20. Tabel 4.8 Data Efektivitas Aspek Sistem Pendukung... 59

21. Tabel 4.9 Rakapitulasi Data Hasil Penelitian... 62

22. Tabel 4.10 Tabulasi Data Efektivitas ... 65

(14)

DAFTAR ISI

1.2. Analisis Masalah ... 4

1.2.1. Identifikasi Masalah ... 4

1.2.2. Pembatasan Masalah ... 4

1.2.3. Rumusan Masalah... 4

1.3. Tujuan, Kegunaan, dan Ruang Lingkup Penelitian ... 5

1.3.1. Tujuan Penelitian ... 5

1.3.2. Kegunaan Penelitian ... 5

1.3.3. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA 2.1. Tinjauan Pustaka ... 8

2.1.1. Model Pembelajaran ... 8

2.1.1.1. Pengertian Model Pembelajaran ... 8

2.1.1.2. Macam-macam Model Pembelajaran ... 9

2.1.1.3. Model Pembelajaran Co-op Co-op ... 10

2.1.1.4. Efektivitas Model Pembelajaran ... 18

2.1.1.5. Hasil Belajar ... 21

2.2.Kerangka Pikir dan Paradigma ... 24

2.2.1 Kerangka Pikir ... 24

2.2.2 Paradigma ... 25

(15)

3.1.1 Metode Yang Di gunakan ... 26

3.2 .Populasi Dan Sampel ... 27

3.2.1. Populasi ... 27

3.2.2. Sampel ... 27

3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 28

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 29

3.3.1. Variabel Penelitian ... 29

3.3.2. Definisi Operasional Variabel ... 30

3.4. Instrumen Penelitian ... 30

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.5.1 Kuesioner ... 31

3.5.2 Dokumentasi ... 32

3.5.3 Observasi ... 33

3.6. Langkah-langkah Penelitian ... 33

3.7. Teknis Analisis Data ... 34

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 40

4.1.1. Sejarah Singkat SMA Negeri 1 Simpang Pematang ... 40

4.1.2. Periodisasi Kepemimpinan SMA N 1 Simpang Pematang .... 41

4.1.3 Visi dan Misi Sekolah... 42

a. Visi ... 42

b. Misi ... 42

4.1.4 Tenaga Kependidikan ... 43

4.1.5 Data Siswa ... 44

4.1.6 Sarana dan Prasarana Sekolah ... 45

4.1.7 Kondisi Sarana dan Prasarana ... 46

4.1.7.1 Laboratorium IPA ... 46

4.1.7.2 Laboratorium Komputer ... 47

4.1.7.3 Perpustakaan Sekolah ... 44

4.1.7.4 Unit Kesehatan Sekolah (UKS) ... 48

4.1.8 Observasi dan Pengenalan Kegiatan Kesiswaan ... 48

4.2 Hasil Penelitian ... 48

4.2.1 Perolehan Data Kuesioner ... 48

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penyelenggaraan sistem Pendidikan di Indonesia pada umumnya lebih mengarah pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan berorientasi pada kuantitas agar mampu melayani sebanyak-banyaknya peserta didik, sehingga tidak dapat mengakomodir kebutuhan peserta didik secara individual diluar kelompok, pada hakikatnya pendidikan hendaknya mampu mengembangkan potensi kecerdasan serta bakat yang di miliki peserta didik secara optimal sehingga peserta didik dapat mengembangkan potensi diri yang di milikinya menjadi suatu prestasi yang punya nilai jual.

(17)

2

Berdasarkan hasil wawancara guru kimia di SMA Negeri 1 Simpang Pematang pada penelitian pendahuluan, proses pembelajaran yang dilakukan pada umumnya masih menggunakan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah, tanya jawab dan latihan soal. Pada metode ceramah, siswa dapat memperoleh langsung ilmu yang ditransfer oleh guru, tetapi siswa kurang dapat berkembang dan menggali potensi dirinya karena dalam metode ini guru lebih berperan aktif sehingga siswa kurang dapat berkembang dan menggali potensi dirinya, secara tidak langsung siswa menjadi pasif dan cenderung hanya sebagai pendengar. Artinya pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher centered learning). Kegiatan pembelajaran tersebut kurang sejalan dengan proses pembelajaran yang seharusnya diterapkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu proses pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran (student centered learning). Dalam pembelajaran KTSP guru berperan sebagai fasilitator dan motivator, serta siswa dituntut untuk memiliki kompetensi khusus setelah proses pembelajaran.

Tujuan Pendidikan nasional adalah mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia sendiri secara optimal disertai dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya. Sebagai perwujudan pencapaian tujuan tersebut maka belajar merupakan suatu proses aktif memerlukan dorongan dan bimbingan ke arah tercapainya tujuan yang dikehendaki.

(18)

belajar siswa. Selanjutnya dikatakan pula, bahwa kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketetapan guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran.

Secara teoretis adalah mudah untuk mempelajari semua metode atau model yang disarankan oleh para pakar pendidikan dan pakar pembelajaran, akan tetapi dalam praktek sangat sulit menerapkan, jika akan dikaitkan dengan kekhususan mata pelajaran atau bidang studi yang masing-masing telah memiliki standar materi dan tujuan-tujuan kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Khususnya dalam mata pelajaran sejarah, masih sedikit sekali tersedia buku panduan untuk bahan ajar di kelas. Maka dari itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang lebih tepat dan menarik, dimana siswa dapat belajar secara kooperatif, dapat bertanya meskipun tidak pada guru secara langsung, dan mengemukakan pendapat.

Pelajaran sejarah merupakan bagian-bagian dari ilmu sosial yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka menumbuhkan rasa nasionalisme, hal ini sejarah merupakan kajian ilmu yang menjelaskan tentang peristiwa pada masa lampau yang disertai dengan fakta-fakta yang jelas.

(19)

Co-4

op ini mudah diterapkan pada semua mata pelajaran termasuk sejarah (Slavin, 2005:12).

1.2 Analisis Masalah

1.2.1 Identifikasi maslah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat di identifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Efektivitas penggunaan model pembelajaran Co-op Co-op dalam pembelajaran sejarah.

2. Latar belakang penggunaan model pembelajaran Co-op Co-op dalam pembelajaran sejarah.

3. Pengaruh penggunaan model pembelajaran Co-op Co-op terhadap pembelajaran sejarah.

1.2.2 Pembatasan Masalah

Mengingat terbatasnya kemampuan dan waktu dari penulis, maka masalah yang akan di angkat pada penelitian ini dibatasi pada :

“ Efektivitas model pembelajaran Co-op Co-op dalam pembelajaran sejarah siswa

SMA N 1 Simpang Pematang Tahun Pelajaran 2014/2015”

1.2.3 Rumusan Masalah

(20)

sejarah pada siswa kelas X SMA N 1 Simpang Pematang Tahun Pelajaran 2014/2015?

1.3 Tujuan, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran Co-op Co-op dalam pembelajaran sejarah siswa kelas X di SMA N 1 Simpang Pematang Tahun Pelajaran 2014/2015.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Manfaat penelitian tentang efektivitas model pembelajaran Co-op Co-op dalam meningkatkan hasil belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Simpang Pematang adalah:

a. Manfaat Teoritis

Manfaat yang diperoleh yaitu hasil penelitian tentang efektivitas model pembelajaran Co-op Co-op dalam pembelajaran sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Simpang Pematang dapat dimanfaatkan untuk pengetahuan khususnya mata pelajaran sejarah, juga memberikan sumbangan informasi bagi peneliti yang akan meneliti permasalahan yang sama guna penyempurnaan penelitian ini.

b. Manfaat Praktis

(21)

6

Melatih siswa umtuk aktif dan kreatif.

Menumbuhkan semangat kerjasama dalam pembelajaran kooperatif model Co-op Co-op keberhasilan individu merupakan tanggung jawab kelompok.

Dengan menggunakan model pembelajaran Co-op Co-op diharapkan

dapat memotivasi siswa untuk lebih semangat dalam belajar.

Diharapkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah dapat

meningkat.

 Manfaat bagi guru

Sebagai motivasi guru untuk meningkatkan ketrampilan memilih setrategi pembelajaran yang sesuai dan bervariasi.

Dengan menggunakan model pembelajaran Co-op Co-op dapat

meningkatkan profesionalisme guru.

1.3.3 Ruang Lingkup Penelitian

(22)

1. Objek Penelitian : Model pembelajaran Co-op Co-op

2. Subjek Penelitian : Siswa kelas X SMA N 1 Simpang Pematang

3. Tempat Penelitian : SMA N 1 Simpang Pematang

4. Waktu Penelitian : 2014

(23)

8

REFERENSI

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Bumi Aksara. Hlm.53

Ibid

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Tinjauan Pustaka

2.1.1 Model Pembelajaran.

2.1.1.1Pengertian Model Pembelajaran.

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukisakan prosedur yang sistematis dalam mengorgannisaikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas mengajar ( Syaiful Sagala, 2005:15)

Sedangkan menurut Joyce dan Well (2000:13) menjelaskan secara luas bahwa model pembelajaran merupakan deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus, rancangan unit pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, program multimedia dan bantuan belajar melalaui program komputer. Masih menurut Joyce dan Weil hakekat mengajar adalah membantu pelajar (peserta didik) memperoleh informasi, ide, ketrampilan, nilai-nilai, cara berfikir, dan belajar bagaimana belajar.

(25)

9

sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada peserta didik. Secara implisist di balik tahapan pembelajaran tersebut terdapat karakteristik lainnya dari sebuah model dan rasional yang membedakan antara model pembelajaran yang satu dengan model pembelajaran yang lainnya.

2.1.1.2Macam-macam Model Pembelajaran.

Dalam metode pembelajaran Kooperatif Learning terdapat beberapa macam model pembelajaran, antara lain yaitu :

a. Model Pembelajaran Two Stay Two Stray

Model pembelajaran Two Stay Two Stray / Dua Tinggal Dua Tamu merupakan model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya. Hal ini dilakukan dengan cara saling mengunjungi/bertamu antar kelompok untuk berbagi informasi.

b. Model Pembelajaran Keliling Kelompok

Dapat diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas. Dalam kegiatan keliling kelompok, masing-masing anggota kelompok berkesempaatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan anggota yang lain.

c. Model Pembelajaran Make A Match ( mencari pasangan)

(26)

topik dalam suasana yang menyenangkan. Bisa diteraapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.

d. Model Pembelajaran Co-op Co-op

Model Pembelajaran Co-op co-op adalah sebuah bentuk group investigation yang menempatkan tim dalam kooperasi antara satu dengan yang lainnya (seperti namanya) untuk mempelajari sebuah topik di kelas. e. Model Pembelajaran Bertukar Pasangan

Teknik metode pembelajaran bertukar pasangan merupakan model pembelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dengan orang lain. Model pembelajarn ini bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.

2.1.1.3Model Pembelajaran Co-op Co-op

2.1.1.3.1 Pengertian Model Pembelajaran Co-op Co-op

(27)

11

2.1.1.3.2 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Co-op Co-op

Kelebihan Model Pembelajaran Co-op Co-op

Keunggulan dari model pembelajaran ini adalah optimalisasi partisipasi siswa. Model Pembelajaran Co-op Co-op ini memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain. Struktur model pembelajaran Co-op Co-op juga akan lebih sesuai untuk materi-materi yang didasarkan pada keterampilan-keterampilan tertentu seperti membaca dan menulis.

Kelemahan Model Pembelajaran Co-op co-op

Di samping mempunyai keunggulan, model pembelajaran Co-op Co-op juga mempunyai kelemahan. Kelemahannya antara lain yaitu :

a. Model pembelajaran Co-op Co-op belum banyak diterapkan di sekolah. b. Sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru, waktu

pembelajaran berlangsung guru melakukan intervensi secara maksimal. c. Menyusun bahan ajar setiap pertemuan dengan tingkat kesulitan yang

sesuai dengan taraf berfikir anak.

d. Mengubah kebiasaan siswa belajar dari yang dengan cara mendengarkan ceramah diganti dengan belajar berfikir memecahkan masalah secara kelompok, hal ini merupakan kesulitan sendiri bagi siswa.

2.1.1.3.3 Langkah-langkah Penggunaan Model Pembelajaran Co-op Co-op

Tahap 1: Diskusi kelas yang terpusat pada siswa.

(28)

yang akan dipelajari. Suatu inisial kelompok membaca, ceramah, atau eksperimen dapat tersimpan pada tujuan ini. Selanjutnya lakukan diskusi kelas yang berpusat pada siswa. Tujuan dari diskusi ini akan meningkatkan keterlibatan siswa dalam mempelajari suatu unit melalui penemuan dan stimulasi kuriositas, bukan membawa mereka ke topik studi. Diskusi akan membawa ke suatu pemahaman di antara guru dan semua siswa tentang apa yang siswa inginkan untuk dipelajari dan pengalaman dalam hubungan ke topik yang akan dipelajari. Waktu yang dibutuhkan untuk tahap pertama ini bergantung pada bagian tingkatan perbedaan minat yang dimiliki siswa pada suatu topik. Manfaat awal dari diskusi yang berpusat pada siswa tidak dapat diremehkan; ini tidak memungkinkan bahwa Co-Op Co-Op akan menjadi berhasil untuk beberapa siswa yang tidak berminat secara aktif dalam suatu topik yang dihubungkan ke suatu unit dan tidak termotivasi untuk belajar lebih banyak tentang suatu topik.

Tahap 2: Pemilihan tim belajar siswa dan pembentukan tim.

(29)

13

Tahap 3: Pemilihan topik.

(30)

Tahap 4: Pemilihan minitopik.

(31)

15

Tahap 5: Persiapan minitopik.

Setelah siswa membagi topik tim ke dalam minitopik, mereka bekerja secara individu. Mereka masing-masing mengetahui bahwa mereka dapat mengerjakan untuk minitopik mereka dan kelompok bergantung pada mereka untuk mengungkap suatu aspek penting dari usaha tim. Penyediaan minitopik mengambil bentuk yang berbeda-beda, bergantung pada sifat-sifat unit kelas yang akan diungkap. Penyediaan bisa melibatkan penelitian perpustakaan, pengumpulan data melalui wawancara atau eksperimentasi, kreasi projek individu, atau suatu aktivitas ekspresif seperti menulis atau melukis. Aktivitas tersebut mengambil minat yang sangat tinggi karena siswa tahu mereka akan berbagi produk mereka dengan anggota tim mereka dan pekerjaan mereka itu akan berkontribusi untuk presentasi tim.

Tahap 6: Presentasi minitopik.

(32)

tim untuk kelas. Interaksi dengan teman sebaya atas suatu topik umum berkenaan dengan melengkapi suatu kesempatan untuk beberapa pembelajaran yang sangat penting untuk terjadi. Selama presentasi minitopik, pembagian kerja dalam tim mungkin dianjurkan juga bahwa salah satu anggota tim membuat catatan, yang lainnya mengajukan kritik, yang lainnya berperan sebagai pendukung, dan yang lainnya mengecek bagian-bagian pendapat yang benar dan yang keliru dalam informasi yang dipresentasikan. Waktu mungkin disediakan untuk umpan-balik, siswa bisa melaporkan kembali kepada tim setelah mereka meneliti, memperbaiki, atau memikirkan-kembali minitopik mereka dalam penjelasan dari umpan-balik yang mereka terima dari tim. Anggota mendorong anggota tim untuk mengetahui sisa pertanyaan yang berkenaan dengan minitopik yang tidak terjawab; anggota tim dapat merespon untuk kelompok mereka.

Tahap 7: Persiapan presentasi tim.

(33)

17

untuk suatu konsensus, bentuk ideal untuk presentasi mereka akan menjadi tampilan suatu debat untuk kelas. Format tanpa-ceramah, seperti pameran, demonstrasi, pusat belajar, lakon pendek yang lucu, dan tim yang berhubungan dengan diskusi kelas sangat didorong. Penggunaan papan tulis, overhead, media pandang-dengar, dan ringkasan juga didorong.

Tahap 8: Presentasi tim.

(34)

Tahap 9: Evaluasi

Evaluasi mengambil tempat pada tiga tingkatan, yaitu: (1) tampilan tim dievaluasi oleh kelas; (2) kontribusi individu untuk usaha tim dievaluasi oleh anggota tim; dan (3) tulisan atau presentasi minitopik dari masing-masing siswa dievaluasi oleh guru.

2.1.1.4Efektivitas Model Pembelajaran.

2.1.1.4.1 Pengertian Efektivitas Model Pembelajaran.

(35)

19

Ciri-ciri Efektivitas menurut Harry Firman (1987), keefektivan program pembelajaran ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :

 Berhasil menghantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan.

 Memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan siswa secara aktif sehingga mencapai tujuan instruksional.

 Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar mengajar.

Jadi, Efektivitas belajar adalah metode belajar siswa dengan usaha yang minimal dan memanfaatkan metode-metode belajar tertentu untuk menghasilkan prestasi siswa yang maksimal. Untuk mendapatkan prestasi belajar atau hasil yang baik dan maksimal siswa diharapkan dapat belajar secara efektiv dan efisien, diantaranya yaitu dengan berbagai pendekatan dan metode dalam belajar.

2.1.1.4.2 Cara Pengukuran Efektivitas Model Pembelajaran.

Efektivitas dapat dicapai apabila semua unsur dan komponen yang terdapat pada suatu sistem berfungsi sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Dalam hal ini yang dimaksud adalah komponen-komponen yang membentuk efektivitas model pembelajaran. Komponen-komponen yang membentuk suatu model pembelajaran terdiri dari :

1. Fokus

(36)

2. Sintaks

Sintaks atau tahapan dari model yang mengandung uraian tentang model dalam tindakan. Sintaks merupakan tahapan-tahapan yang jelas dari keseluruhan program pembelajaran.

3. Sistem sosial

Sistem sosial dalam pembelajaran menggambarkan hubungan antara guru dan murid yang baik. Dalam pembelajaran peranan guru dan siswa yang baik akan mengajarkan sikap, keterampilan, dan lain-lain.

4. Sistem pendukung

Sistem pendukung merupakan elemen yang penting dalam pembelajaran, tersedianya sistem yang mendukung akan memberikan kemudahan guru dan siswa dalam mencapai hasil belajar yang baik. Sistem pendukung ini dapat berupa kelengkapan belajar seperti media, dan sumber belajar (Wahab,2012:53).

(37)

21

2.1.1.5Hasil Belajar

Hasilbelajarsering orang menyebutnyaprestasibelajar.MenurutWinkel, prestasiadalahbuktikeberhasilanusaha yang dicapai (Winkel, 1986 :162). Hasil Belajar menurut (Nana Sudjana 2000 : 7), merupakan suatu kompetensi atau kecakapan yang dapat dicapai oleh siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru di suatu sekolah dan kelas tertentu. Menurut Nana Sudjana yang dikutipoleh(RochmadWahab 2009 : 24) membagi lima kategorihasilbelajaryaituinformasi verbal, keterampilanintelektual, kognitif, sikap, danmotorik.Tipehasilbelajarterdiridari :ranahkognitif, afektifdanpsikomotor (Bloom dalamDimyati 2002:26). Ketiganyatidakdapatberdirisendiri, tetapimerupakansatukesatuan yang tidakdapatdipisahkan, bahkanmembentukhubunganhierarki.Dalampenelitianinihanyaranahkognitifsaja, meliputi :

a. tipehasilbelajarpengetahuanhafalan b. pemahaman

c. penerapan d. analisis e. sintesis dan f. evaluasi.

(Sularyo 2004:9)

(38)

juga hasil belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang tetap sebagai hasil proses pembelajaran. Hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Prinsip yang mendasari penilaian hasil belajar yaitu untuk memberi harapan bagi siswa dan guru untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas dalam arti siswa menjadi pembelajar yang efektif dan guru menjadi motivator yang baik. Dalam kaitan dengan itu, guru dan pembelajar dapat menjadikan informasi hasil penilaian sebagai dasar dalam menentukan langkah-langkah pemecahan masalah, sehingga mereka dapat memperbaiki dan meningkatkan belajarnya (Rasyid, 2008 : 67).

Faktor faktor yang mempengaruhi prestasi belajar (hasil belajar) yaitu : 1. Faktor bahan atau hal yang dipelajari

Bahan atau hal yang dipelajari ikut menentukan bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung, dan bagaimana hasilnya agar dapat sesuai dengan yang diharapkan.

2. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan terdiri dari: a. Lingkungan alami

(39)

23

b. Lingkungan social

Lingkungan sosial yang baik yang berwujud manusia maupun hal hal lain akan berpengaruh langsung dalam proses dan hasil belajar siswa. Siswa yang sedang belaja rmemecahkan persoalan dan dibutuhkan ketenangan, dengan kehadiran orang lain yang selalu mondar mandir didekatnya maka siswa tersebut akan terganggu.

3. Faktor instrumental

Faktor instrumental adalah faktor yang ada dan pemanfaatannya telah dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor ini dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirancang, faktor ini dapat berupa :

a. Hardware (perangkat keras) seperti gedung, perlengkapan belajar, alat praktikum.

b. Software (perangkat lunak), perangkat ini berupa kurikulum, program, peraturan dan pedoman pembelajaran.

4. Faktor kondisi individu siswa

Faktor kondisi individu siswa mencakup dua hal yaitu : a. Kondisi Fisiologis

(40)

Disamping kondisi fisiologis umum, hal yang tidak kalah penting adalah kondisi pancaindra, terutama penglihatan dan pendengaran. b. Kondisi Psikologis

Kondisi psikologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar antara lain minat, bakat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif (Surya subrata, 1989 : 113)

2.2 Kerangka Pikir dan Paradigma

2.2.1 Kerangka Pikir

(41)

25

kontekstual melatih siswa secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep-konsep sejarah. Dengan penerapan model pembelajaran Co-op Co-op diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat.

2.2.2 Paradigma

Keterangan :

: Garis proses

: Garis hasil

Model Pembelajaran Co-op Co-op

Efektivitas Model Pembelajaran Co-op Co-op

Sintaks

Fokus Sistem sosial

(42)

REFERENSI

Diah Yusni Indra Syari. 2010. Efektivitas Metode Cooperative Script Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI SMA N 9 Bandar Lampung T.P 2009/2010. Skripsi. Bandar Lampung : Universitas Lampung Press. Hlm. 10 Abdul Aziz Wahab. 2012. Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS). Bandung : Alfabeta. Hlm. 53

Miftahul Huda. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hlm.123

Robert E Slavin. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung : Nusa Media. Hlm.229

Ibid. Hlm. 218

Sulastri. 2011. Efektivitas Model PembelajaranPembelajaran Think Pair Share (TPS) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Bangun Segiempat Pada Siswa Kelas VII Semester II SMP Negeri 4 Juwana Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Semarang : IKIP PGRI Seamarang

(online yang diunduh pada 27 Maret 2014 pukul 14.00 WIB). Hlm. 30 Joyce dan Well.Op. Cit. Hlm 13

(43)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Metode yang digunakan

Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013;3).

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen yakni penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok-kelompok eksperimen. Kepada tiap kelompok eksperimen dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol (Margono,2007:10).

(44)

3.2Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2013:117).

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan (Margono,2007:118).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMA N 1 Simpang Pematang Tahun Pelajaran 2014/2015. Jumlah populasi kelas X SMA N 1 Simpang Pematang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 : jumlah populasi kelas X SMA N 1 Simpang PematangTahun Pelajaran 2014/2015 siswa yang terbagi dalam tiga kelas yakni kelas X 1, X 2 dan X 3 yang terdiri dari 37 laki-laki dan 55 perempuan.

3.2.2 Sampel

(45)

28

Selain itu sampel juga didefinisikan sebagai sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto,2010:174).

Dalam hal ini yang akan menjadi sampel adalah salah satu kelas XI IPA 2 yang terpilih menjadi kelas eksperimen berdasarkan hasil pengambilan sampel dengan pengambilan sampel secara acak (simple random sampling) melalui undian.

Tabel 3.2 jumlah sampel kelas X SMA N 1 Simpang Pematang Tahun Pelajaran 2014/2015 SMA N 1 Simpang Pematang yang berjumlah 31 siswa terdiri dari 8 laki-laki dan 23 perempuan.

3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel

(46)

karena hak setiap subjek sama, maka peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel. Setiap subjek yang terdaftar sebagai populasi, diberi nomor urut mulai dari 1 sampai dengan banyaknya subjek. Didalam pengambilan sampel biasanya peneliti sudah menetukan terlebih dulu besarnya jumlah sampel yang paling baik. Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Suharsimi Arikunto,2006:134).

3.3Variabel penelitian, dan Definisi Operasional Variabel

3.3.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2013;60).

Selain itu variabel juga dapat diartikan sebagai objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto,2010;161).

Variabel bebas adalah variabel yang dimanipulasi dalam penelitian karena diduga memiliki pengaruh terhadap variabel lain, sedangkan variabel terikat adalah respon subyek penelitian yang diukur sebagai pengaruh variabel bebas.

(47)

30

3.3.2 Definisi Operasional Variabel

Untuk memahami obyek permasalahan dalam penelitian ini secara jelas maka diperlukan pendefinisian secara operasional. Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti menspesifikasikan kegiatan untuk mengukur variabel tertentu (Nazir, 1983: 152).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Co-op Co-op yang diterapkan dikelas eksperimen. Model pembelajaran cooperative ini diterapkan dalam pembelajaran karena dapat menumbuhkan suasana belajar yang aktif diantara para siswanya. Mengoptimalkan akivitas dan hasil belajar siswa, karena dalam pembelajaran ini guru bertindak sebagai fasilitator yang mengarahkan para siswa untuk aktif mempelajari apa yang ingin mereka telusuri atau investigasi lebih dalam. Para siswa sendirilah yang memilih subtopik bahasan yang akan mereka pelajari sesuai topik yang dipelajari, bekerja secara kelompok, dan aktif baik didalam kelompok maupun saat presentasi didepan kelas.

3.4 Instrumen penelitian

Instrumen penelitian menurut Sugiyono adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono,2013:148). Menurut Suharsimi Arikunto instrumen penelitian adalah suatu yang penting dan strategis kedudukannya didalam pelaksanaan penelitian (Suharsimi Arikunto,1995:177).

(48)

menghasilkan data empiris sebagaimana adanya. Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang ditetapkan dalam penelitian (Margono,2005:155).

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen untuk mengukur efektivitas model pembelajaran Co-op Co-op dalam pembelajaran sejarah.

3.5Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Kuesioner

Kuesioner adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden (Margono,2007:167).

Selanjutnya kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono,2013:199).

(49)

32

Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen efektivitas model pembelajaran Co-op Co-op.

No Aspek Indikator No. Item instrumen

1 Fokus Tujuan yang dicapai 1,2,3,4

Pelajaran terstruktur 5,6

Proses penyelidikan dan penemuan 7,8

2 Sintaks Langkah-langkah yang Sistematis 9,10,11,12,13,14,15,16

3 Sistem sosial Kepatuhan murid terhadap guru 17,18

Sumbangan pemikiran 19,20,21

Dokumentasi menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sebagai sesuatu yang tertulis,tercetak atau terekam yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan. Dokumentasi menurut Paul Otlet (International Economic Conference 1905), dokumentasi adalah kegiatan khusus berupa pengumpulan,pengolahan, penyimpanan,penemuan kembali dan penyebaran dokumen.

Metode dokmentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan lain sebagainya (suharsimi arikunto, 2010:274).

(50)

3.5.3 Observasi

Sutrisno Hadi (1989) dalam Sugiyono mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan (Sugiyono,2013:203).

Teknik observasi dalam penelitian ini yakni dengan langsung datang serta melihat proses pembelajaran di kelas X SMA N 1 Simpang Pematang Tahun Pelajaran 2014/2015.

Tabel 3.4 Kisi-kisi instrumen lembar observasi efektivitas model pembelajaran Co-op Co-op.

No Aspek Indikator No. Item instrumen 1 Fokus Tujuan yang dicapai 1,2

Pelajaran terstruktur 3,4 Proses penyelidikan dan penemuan 5

2 Sintaks Langkah-langkah yang Sistematis 6,7,8,9,10 3 Sistem

sosial

Kepatuhan murid terhadap guru 11, 12 Sumbangan pemikiran 13, 14

Kerja sama 15, 16

4 Sistem pendukung

Sarana dan prasarana memadai 17, 18, 19, 20 Lingkungan belajar mendukung 21

Sumber : Sugiyono,2013:203

3.6 Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi awal untuk melihat kondisi lokasi atau tempat penelitian seperti: jumlah kelas, jumlah siswa, dan cara guru bidang studi mengajar.

2. Menentukan populasi dan sampel.

(51)

34

4. Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 5. Membuat instrumen penelitian.

6. Melakukan validasi instrumen 7. Melakukan perbaikan instrument.

8. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas. 9. Menganalisis data.

10.Membuat kesimpulan

3.7Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif. Penelitian yang menggunakan teknik deskriptif kuantitatif adalah menggambarkan data yang ada guna memperoleh bentuk nyata dari responden, sehingga lebih mudah dimengerti peneliti atau orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan. Data yang diperoleh berupa angka maka cara mendeskripsikan data dapat dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif. Tujuan dilakukan analisis deskriptif dengan menggunakan teknik statistika adalah untuk meringkas data agar menjadi lebih mudah dilihat dan dimengerti (Sukardi,2008;86).

Penelitian yang menggunakan teknik deskriptif kuantitatif berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu. Teknik deskriptif kuantitatif ini memiliki kekhususan yakni :

(52)

(Skor tertinggi tiap butir instrumen ) x (jumlah instrumen tiap aspek)

x (jumlah responden)

b. Bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, dijelaskan dan dianalisis. Penelitian ini biasanya tanpa hipotesis. Jika ada hipotesis biasanya tidak diuji menurut analisis statistik (Margono,2007:8). Data mengenai pendapat atau tanggapan siswa yang terkumpul melalui angket dianalisis dengan statistik deskriptif. Hasil angket dianalisis dengan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.5 . Kategori skala Likert

Penilaian Nilai

Setelah data yang diperoleh dianalisis sesuai tabel 3.5, kemudian dijumlahkan total keseluruhan data. Setiap pernyataan apabila mendapat skor tertinggi yakni 5 maka akan diperoleh skor yang diharapkan dari tiap aspek ataupun skor yang diharapkan dari keseluruhan pernyataan. Skor yang diharapkan merupakan skor maksimal atau skor tertinggi dari tiap aspek apabila tiap pernyataan diberi skor 5 sehingga mencapai skor ideal. Untuk mencari skor yang diharapkan maka dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Tabel 3.6: Rumus mencari skor yang diharapkan tiap aspek kuesioner efektivitas model pembelajaran

(53)

36

Skor tertinggi tiap butir pernyataan instrumen : 5 Jumlah instrumen tiap item aspek efektivitas : 8 Jumlah responden : 31

Skor yang diharapkan tiap aspek efektivitas : 5 x 8 x 31 = 1240

Skor ideal (skor yang diharapkan) dari tiap aspek efektivitas model pembelajaran berdasarkan kuesioner adalah 1240

Tabel 3.7 : Skor yang diharapkan dari tiap aspek efektivitas model pembelajaran

No Aspek Indikator Skor yang

2. Sintaks Langkah-langkah yang sistematis 1240 3. Sistem social

Kepatuhan murid terhadap guru

1240 Sumbangan pemikiran

Kerjasama

4. Sistem pendukung Sarana dan prasarana memadai 1240 Lingkungan belajar mendukung

Selanjutnya untuk mengetahui efektivitas guru menggunakan model pembelajaran Co-op Co-op dalam pembelajaran sejarah digunakan lembar observasi sebagai instrumen pengumpul data. Lembar observasi untuk mengamati efektivitas guru dalam pembelajaran menggunakan Skala Guttman. Skala Guttman dianalisis dengan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.8 Kategori Skala Guttman

Penilaian Nilai

Ya 1

Tidak 0

(54)

(Skor tertinggi tiap butir instrumen ) x (jumlah instrumen tiap aspek)

x (jumlah responden)

Setelah data yang diperoleh dianalisis sesuai tabel 3.8, kemudian dijumlahkan total keseluruhan data. Setiap pernyataan apabila mendapat skor tertinggi yakni 1 maka akan diperoleh skor yang diharapkan dari tiap aspek ataupun skor yang diharapkan dari keseluruhan pernyataan. Skor yang diharapkan merupakan skor maksimal atau skor tertinggi dari tiap aspek apabila tiap pernyataan diberi skor 1 sehingga mencapai skor ideal. Untuk mencari skor yang diharapkan maka dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Tabel 3.9: Rumus mencari skor yang diharapkan tiap aspek lembar observasi efektivitas model pembelajaran

Sumber : Sugiyono,2013:418

Skor tertinggi tiap butir pernyataan instrumen : 1 Jumlah instrumen tiap item aspek efektivitas : 5 Jumlah responden : 1

Skor yang diharapkan tiap aspek efektivitas : 1 x 5 x 1 = 5

Skor ideal (skor yang diharapkan) dari tiap aspek efektivitas model pembelajaran berdasarkan lembar observasi adalah 5

Untuk aspek sistem sosial dengan jumlah pernyataan sebanyak 6 pernyataan, maka skor yang ideal (skor yang diharapkan) aspek sistem sosial adalah 6.

Tabel 3.10 Skor data yang diharapkan pada lembar observasi dari tiap aspek

2. Sintaks Langkah-langkah yang sistematis 5 3. Sistem sosial Kepatuhan murid terhadap guru 6

(55)

38

Persentase

Kerjasama

4. Sistem pendukung Sarana dan prasarana memadai 5 Lingkungan belajar mendukung

Data yang diperoleh setelah dianalisis kemudian diolah dengan cara dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase (Arikunto, 1996: 244), atau dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

Tabel 3.11 Rumus persentase mencari efektivitas model pembelajaran

Sumber : Arikunto, 1996: 244

Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif yang diungkapkan dalam distribusi skor dan persentase terhadap kategori skala penilaian yang telah ditentukan. Setelah penyajian dalam bentuk persentase, langkah selanjutnya mendeskriptifkan dan mengambil kesimpulan tentang masing-masing indikator. Kesesuaian aspek dalam penggunaan model pembelajaran Co-op Co-op dapat menggunakan tabel interpretasi skor sebagai berikut:

Tabel 3.12 Interpretasi skor efektivitas

Presentase Kriteria

0% - 20% Sangat lemah/sangat tidak efektif

21% - 40% Lemah/tidak efektif

41% - 60% Cukup/cukup efektif

61% - 80% Kuat/efektif

81% - 100% Sangat kuat/ sangat efektif

Sumber : Riduwan, 2013:22

(56)
(57)

40

REFERENSI

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Bandung. Hlm. 3

S. Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Hlm. 8

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Praktiknya. Jakarta : Bumi Aksara. Hlm. 157

S. Margono. Op. cit. Hlm. 8 Sugiyono. Op. cit. Hlm. 117 S. Margono. Op. cit. Hlm. 118 Sugiyono. Op. cit. Hlm. 118

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hlm. 174

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial kuantitatif dan kualitatif. Jakarta : Gaung Persada Press. Hlm. 70

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hlm. 134

Sugiyono. Op. cit. Hlm. 60

Suharsimi Arikunto. Op. cit. Hlm. 161

Mohammad Nazir. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Hlm. 152

Sugiyono. Op. cit. Hlm. 148

Suharsimi Arikunto. Op. cit. Hlm.177 S. Margono. Op. cit. Hlm. 155

Ibid. Hlm. 167

(58)

Sukardi. Op. cit. 78 Ibid. Hlm. 86

Sugiyono. Op. cit. Hlm. 136 Ibid. Hlm. 418

Ibid. Hlm. 139 Ibid. Hlm. 418

Suharsimi Arikunto. Op. cit. Hlm. 244

(59)

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa efektivitas penggunaan model pembelajaran Co-op Co-op pada pembelajaran sejarah siswa kelas X SMA N 1 Simpang Pematang tahun pelajaran 2014/2015 dikatakan kuat/efektif berdasarkan hasil analisis data dengan mengamati kegiatan proses pembelajaran guru dalam menggunakan model pembelajaran Co-op Co-op pada mata pelajaran sejarah dikelas. Makna dari efektivitas kuat dalam penelitian ini yakni model pembelajaran ini tepat digunakan dalam proses pembelajaran sejarah.

(60)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah:

1. Bagi guru pembelajaran menggunakan model Co-op Co-op dapat dijadikan salah satu alternatif dalam proses pembelajaran sejarah agar model pembelajaran yang digunakan lebih bervariasi.

(61)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial kuantitatif dan kualitatif. Jakarta : Gaung Persada Press

Margono, S. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta Maskun. 2010. Manusia dan Sejarah. Bandar Lampung : Universitas Lampung

Press

Mulyasa.2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kemandirian Guru, dan Kepala Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara

Nazir, Mohammad. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung

: Nusa Media

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Bandung

(62)

Gambar

Tabel 3.1 : jumlah populasi kelas X SMA N 1 Simpang PematangTahun Pelajaran
Tabel 3.2 jumlah sampel kelas X SMA N 1 Simpang Pematang Tahun Pelajaran
Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen efektivitas model pembelajaran Co-op Co-op.
Tabel 3.4 Kisi-kisi instrumen lembar observasi efektivitas model pembelajaran Co-op Co-op
+5

Referensi

Dokumen terkait

 Pelatih olahraga seyogyanya tidak condong hanya pada salah satu gaya kepemimpinan

Bahan yang digunakan dalam campuran pembuatan genteng polimer adalah. menggunakan ban dalam bekas , Polipropilena (PP), aspal iran

Sedangkan pada metode lossy citra yang dihasilkan hampir sama degnan citra semula, akan tetapi ada informasi yang hilang akibat pemampatan tapi masih bisa ditolerir oleh persepsi

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) tahun 2006 sampai dengan 2008 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank

Perkawinan atau pernikahan dalam hukum islam bukannya hal yang disunnahkan tetapi juga sakral, nikah juga menjadi ibadah yang menyempurnakan ibadah.. Maka dari itu bagi kamu yang

Untuk analisa fisik, dilakukan pemeriksaan seperti ada tidaknya cacking (penggumpalan), berat brutto yang sudah sesuai dengan standar atau belum, ada tidaknya

Berdasarkan kepada pencapaian pelajar dalam subjek Bahan Kejuruteraan Awam pada sesi 2001/2002, didapati bahawa prestasi pelajar dalam subjek ini masih berada ditahap yang

Sejumlah upaya telah dilakukan untuk mengembangkan alternatif yang sesuai untuk mengatasi dampak yang merugikan dari penggunaan antibiotik Propolis merupakan bahan