• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN SISWA YANG DITERIMA BINA LINGKUNGAN DENGAN SISWA REGULER TERHADAP KEBUGARAN JASMANI PADA SMP NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN SISWA YANG DITERIMA BINA LINGKUNGAN DENGAN SISWA REGULER TERHADAP KEBUGARAN JASMANI PADA SMP NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERBANDINGAN SISWA YANG DITERIMA BINA LINGKUNGAN DENGAN SISWA REGULER TERHADAP KEBUGARAN

JASMANI PADA SMP NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh

M. Hafid Abidin Daud

Penelitian ini untuk mengetahui perbandingan tingkat kebugaran jasmani siswa bina lingkungan dengan siswa reguler di SMP Negeri 9 Bandar Lampung. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Sampelnya yaitu murid kelas VII dan kelas VIII di SMP N 9 Bandar Lampung yang hanya 10% dari total keseluruhan yaitu 49 anak dari 487 murid. Teknik pengambilan data untuk test Kebugaran Jasmani ini menggunakan TKJI untuk usia 13-15 tahun. Hasil penelitian diketahui bahwa tingkat kebugaran jasmani anak bina lingkungan lebih rendah daripada anak reguler.Pada hasil dari instrument TKJI, kebugaran jasmani kategori putra ( bina lingkungan ) yang mendapatkan kategori baik menurut instrumen TKJI mencapai 33,33% ( 4 dari 12 anak ) sedangkan kebugaran jasmani kategori putra ( reguler ) yang mendapatkan kategori baik menurut instrumen TKJI mencapai 73,33% ( 11 dari 15 anak ). Kemudian untuk kebugaran jasmani kategori putri ( bina lingkungan ) yang mendapatkan kategori baik menurut instrumen TKJI mencapai 8,33% ( 1 dari 12 anak ) sedangkan kebugaran jasmani kategori putri ( reguler ) yang mendapatkan kategori baik menurut instrumen TKJI mencapai 30% ( 3 dari 10 anak ).

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Muhammad Hafid Abidin Daud dilahirkan di Perumnas Beringin Raya, Kemiling, Bandar Lampung pada tanggal 19 Maret 1991 sebagai anak keempat dari empat bersaudara. Penulis dilahirkan dari pasangan Bapak Hazairin Abidin Daud, S.Sos yang berdarah Lampung Komering dan Ibu Safrida Ariyani, S.Pd berdarah Lampung Pesisir.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis antara lain : Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Langkapura Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2003. Kemudian masuk SLTP Negeri 9 Bandar Lampung pada tahun 2003 dan lulus pada tahun 2006. Kemudian masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) YP Unila Bandar Lampung pada tahun 2006 dan selesai pada tahun 2009.

(7)

April 2013, penulis menjadi Ketua Pelaksana Turnamen Sepakbola Putri se-Lampung ( Kartini Cup VII ). Pada bulan Juli tahun 2013 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata dan Program Pengalaman Lapangan di SD Negeri 1 Kota Besi, Batubrak, Lampung Barat. Pada tanggal 30 November 2013, penulis memulai karir melatih basket di SMP Kartika Jaya ( SMP Persit ) Bandar Lampung dan berhasil menorehkan sejarah baru untuk basket SMP Kartika Jaya dengan memperoleh juara 3 turnamen basket antar SMP se-Lampung pada Maret 2014 dan juara 2 Liga Bola Basket antar SMP se-Lampung pada Oktober 2014.

(8)

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis ucapakan kepada Allah SWT atas semua anugerah yang telah diberikan kepadaku, karya tulis sederhana ini kupersembahkan kepada:

Ayahku Hazairin Abidin Daud dan Ibuku Safrida Ariyani,

kakakku yang kusayangi Martia Suri Daud, Rosy Febriani Daud dan Imaniar Daud yang selalu mendampingiku dan mendukungku sampai saat ini

dan kepada Dosen Pembimbing Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. dan Drs. Heru Sulistianta, M.Or serta Dosen Pembahas Drs. Frans Nurseto, M.Psi. dan juga kepada masa laluku yang kusayangi Destari Puspa Pertiwi serta seluruh keluarga, sahabat dan teman-teman khususnya Penjas 2010 yang telah memberikan dukungan moril, spiritual dan membantu dalam mensukseskan karya tulis yang disusun ini, serta membantu & mendoakan,

mengharapkan selalu dalam naungan ALLAH dalam mencapai kebaikan.

(9)

MOTO

“Hati Bisa Melihat Apa Yang Mata Ini Tak Bisa Lihat”

(Penulis)

“Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Ikhlas, dan Kerja Tuntas”

(10)

SANWACANA

Puji Syukur penulis haturkan ke pada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Perbandingan Siswa Yang Diterima Bina Lingkungan Dengan Siswa Reguler Terhadap Tingkat Kebugaran Jasmani Pada SMP Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.

Dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Unuversitas Lampung. Dalam proses penulisan skripsi ini penulis banyak menuai hambatan baik yang datang dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini pun tidak lepas dari dukungan,bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Baharudin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.

3. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. selaku pembimbing I dalam penulisan skripsi ini

yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis

4. Drs. Heru Sulistianta, M.Or. selaku pembimbing II dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis

(11)

6. Dra. Hj. Agustina selaku Kepala SMP Negeri 9 Bandar Lampung beserta

dewan guru yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

7. Bapak dan ibu dosen Penjaskes yang telah membantu dalam proses

perkuliahan, pembimbingan, pembinaan dan atas segala ilmu yang telah

diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu di staf Tata Usaha FKIP Unila yang telah membantu proses

terselesaikannya skripsi ini.

9. Bapak Hazairin Abidin Daud dan Ibu Safrida Ariyani selaku orang tua yang

selalu memberikan dorongan, motivasi, dan do`a yang tak pernah

henti-hentinya diberikan kepada saya sampai skripsi ini terselesaikan. Dan saya

ucapkan terimakasih kepada kakakku yang kusayangi Martia Suri Daud, Rosy

Febriani Daud, dan Imaniar Daud yang selalu memberikan semangat kepada

saya.

10. Keluarga besar Bp. Yakin serta kelompok KKN Terintegrasi Pekon Kota

Besi, Kecamatan Batubrak, Lampung Barat yang telah memberikan dukungan

serta motivasinya sampai terselesaikannya skripsi ini .

11. Kepada kenangan terindahku Destari Puspa Pertiwi yang membuatku

termotivasi untuk menyelesaikan skripsiku.

12. Kepada keluarga besar angkatan 2010, yang selalu menemani penulisan ini

dan teman-teman yang lainya yang telah memberikan dukungan dan

(12)

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Januari 2015 Penulis

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN……… v

RIWAYAT HIDUP ... vi

MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

SANWACANA ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Batasan Istilah ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran Jasmani ... 8

B. Komponen Kebugaran Jasmani ... 9

C. Komponen Kebugaran Jasmani Menurut Anatomi dan Fisiologi ... 10

D. Jenis Kebugaran Jasmani ... 10

(14)

F. Prinsip-Prinsip Latihan Kebugaran Jasmani……… 12

G. Peningkatan Kualitas Kebugaran Jasmani Siswa ………. ... 14

H. Tujuan Tes Kebugaran Jasmani ………... ... 14

I. Kerangka Pemikiran ………... ... 15

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian ... 17

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 19

C. Variabel Penelitian ... 21

D. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian ... 21

E. Teknik Pengumpulan Data ... 21

F. Instrumen Penelitian ... 22

G. Teknik Analisis Data……….. 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 27

B. Pembahasan ... 33

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 36

B. Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 38

(15)

Daftar Tabel

Halaman

1. Tabel Nilai TKJI Untuk Putra Usia 13-15 Tahun ... 24

2. Tabel Nilai TKJI Untuk Putri Usia 13-15 Tahun ... 25

3. Tabel Norma TKJI... 26

3. Tabel hasil TKJI Bina Lingkungan Kategori Putra ... 31

4. Tabel hasil TKJI Bina Lingkungan Kategori Putri ... 31

5. Tabel Hasil TKJI Reguler Kategori Putra ... 32

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Absensi Seminar Proposal ... 41

Lampiran 2 : Lembar Penilaian Seminar Proposal ... 43

Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian ... 44

Lampiran 4 : Surat telah Melakukan Penelitian ... 45

Lampiran 5 : Absensi Seminar Hasil... 46

Lampiran 6 : Lembar Penilaian Seminar Hasil... . 48

Lampiran 7 : Data Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Bina Lingkungan Kategori Putra ... 49

Lampiran 8 : Data Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Reguler Kategori Putra ... 50

Lampiran 9 : Data Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Bina Lingkungan Kategori Putri ... 51

Lampiran 10 : Data Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Reguler Kategori Putri ... 52

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 : Pola Makan Siswa Bina Lingkungan SMP N 9 ... 27

Gambar 2 : Pola Makan Siswa Reguler SMP N 9 ... 28

Gambar 3 : Pola Olahraga Siswa Bina Lingkungan SMP N 9 ... 28

Gambar 4 : Pola Olahraga Siswa Reguler SMP N 9 ... 29

Gambar 5 : Deskripsi Alat Transportasi Siswa Bina Lingkungan ... 29

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan unsur utama dalam pengembangan manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karenanya, pengelolaan pendidikan harus berorientasi kepada bagaimana menciptakan perubahan yang lebih baik. Salah satu upaya itu ditempuh dengan menerapkan Kurikulum 2013 yang disusun dengan dilandasi pemikiran tantangan masa depan, yaitu tantangan abad ke-21 yang ditandai dengan abad ilmu pengetahuan, knowledge-based society dan kompetensi masa depan.

(19)

(Cholik Mutohir, 1992) Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/ pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.

Melalui lembaga pendidikan berbagai proses dilakukan untuk mempengaruhi peserta didik sehingga terjadi perubahan secara bertahap dan menyeluruh ke arah peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, agar dapat berfungsi di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Tujuan tersebut dapat diwujudkan dengan menempuh usaha melalui berbagai jalur pendidikan formal maupun informal.

(20)

Menurut pakar pendidikan jasmani Amerika Serikat, pendidikan jasmani adalah satu tahap atau aspek dari proses pendidikan keseluruhan yang berkenaan dengan perkembangan dan penggunaan kemampuan gerak individu yang dilakukan atas dasar kemauan sendiri serta bermanfaat dan dengan reaksi atau respon yang terkait langsung dengan mental, emosi dan sosial.

Tujuan yang ingin dicapai dari proses pendidikan keseluruhan melalui aktivitas jasmani, mencakup domain psikomotor, kognitif, dan afektif. Dengan demikian, dapat digambarkan bahwa pendidikan jasmani adalah proses interaksi sistematik antara anak didik dan lingkungannya yang dikelola melalui pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menuju pembentukan manusia seutuhnya sesuai dengan tahapan usia anak.

(21)

Menurut Muhajir (2004 : 2) kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efektif dan efisien tanpa mengalami kelelahan yang berarti.

Dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka perlu dilakukan penelitian yang diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi berbagai pihak yang terkait, terutama berkenaan dengan kebugaran jasmani siswa bina lingkungan dengan siswa reguler pada siswa SMP Negeri 9 Bandar Lampung tahun ajaran 2014/2015.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka permasalahan yang dapat diidentifkasi adalah sebagai berikut:

1. Rendahnya kebugaran jasmani pada siswa bina lingkungan di SMP Negeri 9 Bandar Lampung.

(22)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka penelitian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Apakah ada perbedaan kebugaran jasmani antara siswa bina lingkungan dengan siswa reguler di SMP Negeri 9 Bandar Lampung?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kebugaran jasmani antara

siswa bina lingkungan dengan siswa reguler di SMP Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014-2015.

E. Manfaat Penilitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat antara lain:

1. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan agar dapat mengetahui kebugaran jasmani siswa di SMP Negeri 9 Bandar Lampung.

2. Bagi Mahasiswa Penjaskesrek

(23)

3. Bagi Guru Penjaskesrek

Sebagai masukan untuk dijadikan pedoman guru Penjaskesrek SMP Negeri 9 akan pentingnya kebugaran jasmani pada aktivitas siswa.

F. Batasan Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran dalam memberi pengertian yang dimaksud dalam judul skripsi, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang dianggap penting, dengan demikian ada kesamaan pendapat dalam memberikan penafsiran.

1. Perbandingan

Perbandingan : analogi, ibarat, kesetaraan, kesetimpalan, komparasi, nisbah, parameter, patokan, pedoman, perbedaan, perimbangan, perpadanan, perpaduan, persamaan, pertimbangan, perumpamaan, proporsi, rasio, skala, tolok ukur. (KBBI)

2. Siswa

Yang dimaksudkan siswa dalam penelitian ini adalah pelajar yang bersekolah di SMP, terutama siswa SMP Negeri 9 Bandar Lampung. ( Tim Penyusun KBBI )

3. Diterima

(24)

4. Bina Lingkungan

Program Bina Lingkungan adalah pemberdayaan kondisi sosial masyarakat. Yang dimaksud masyarakat disini adalah siswa yang diberi keringanan masuk negeri tanpa tes bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu yang tempat tinggalnya berdekatan dengan lingkungan sekolah negeri setempat. ( 2014. Walikota Bandar Lampung )

5. Reguler

(Kamus Besar Bahasa Indonesia ), Reguler adalah teratur; mengikuti peraturan; tetap; biasa.

6. Kebugaran Jasamani

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

Sedangkan menurut Soedjatmo dalam Ismaryanti (2006:9) seorang ahli fisiologi berpendapat bahwa kebugaran jasmani lebih dititik beratkan pada physical fitness, yaitu kemampuan tubuh untuk meyesuaikan fungsi alat-alat tubuh dalam batas-batas fisiologis terhadap keadaan lingkungan atau kerja fisik dengan cara yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan, sehingga masih dapat melakukan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat reaktif dan telah mengalami pemulihan yang sempurna sebelum datangnya tugas yang sama esok harinya.

(26)

hidup bugar segala aktivitas yang akan dilakukan bisa terselesaikan dengan baik. Kebugaran dapat menggambarkan kehidupan seseorang secara harmonis, penuh semangat dan kreatif. Dengan kata lain orang yang bugar adalah orang yang berpandangan sehat terhadap kehidupanya baik untuk masa kini maupun masa depan, serta menjaga harga diri dan memiliki pergaulan dengan sesama manusia.

B. Komponen Kebugaran Jasmani

Dalam usaha pembinaan kebugaran jasmani, maka seseorang guru pendidikan jasmani harus mengetahui dan memahami komponen-komponen kebugaran jasmani. Kebugaran jasmani menurut Suharjana (2004: 8) terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:

Daya tahan paru jantung (cardiorespiratory endurance)

(27)

C. Komponen Kebugaran Jasmani Menurut Anatomi dan Fisiologi

Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh orang yang beraktivitas (olahraga) kita terlebih dahulu mengetahui struktur dan fungsi tiap alat dari susunan tubuh manusia dalam kehidupan sehari – hari. Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia merupakan dasar yang penting dalam melaksanakan pembinaan gerak.

Dari sejumlah ilmu pengetahuan yang dikemukakan di atas salah satu yang paling erat hubunganya dengan pembinaan olahraga atau latihan terutama untuk mengetahui tingkat kemampuan fisik seseorang terhadap aktivitas kerja yang dilakukan, yaitu ilmu faal (fisiologi).

Tujuan dari ilmu faal itu sendiri adalah Meningkatkan pemahaman bagaimana fungsi tubuh dan hubungannya dengan aktivitas jasmani, dan mengembangkan komponen fisik, seperti: kekuatan, daya tahan, kelentukan, kecepatan, keseimbangan, ketepatan, power.

D. Jenis Kebugaran Jasmani

(28)

a) Mental fitness adalah kemampuan seseorang untuk mengatasi permasalahan pada dirinya sendiri maupun orang lain dengan mengunakan pandangan, pengetahuan, kecerdasan moral dan semangat kerja yang baik.

b) Emosional fitness adalah adanya rasa tenang dan bebas dari tekanan keluarga maupun lingkungan masyarakat serta mampu menghadapi dan mengatasi permaslahan yang ada.

c) Social fitness adalah kemampuan untuk menyesuaikan, menempatkan dan mengabdikan diri dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.

E. Hakekat Latihan Kebugaran Jasmani

Suatu latihan apapun bentuknya, jika dilakukan dengan benar akan memberikan suatu perubahan pada sistem tubuh, baik itu sistem aerobic, hormon maupun sistem otot. Menurut Suharno HP (1993: 70) latihan adalah penyempurnaan fisik dan mental organisme atlet secara sistematis untuk mencapai mutu prestasi dengan diberi beban, beban fisik, beban mental secara terarah dan meningkat.

(29)

yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjannya.

F. Prinsip-Prinsip Latihan Kebugaran Jasmani

a. Prinsip Beban Lebih (overload)

Harsono (2004: 45) menyebutkan bahwa beban yang diberikan kepada anak harus lah ditingkatkan. Kalau beban latihan tidak pernah ditambah maka berapa lamapun dan berapa seringpun anak berlatih, prestasi tak mungkin akan meningkat. Namun demikian, kalau beban latihan terus menerus bertambah tanpa ada peluang-peluang untuk istirahat performanya pun mungkin tidak akan meningkat secara progresif.

b. Peningkatan Beban Terus Menerus (progresif)

(30)

c. Prinsip Reversibility (kembali asal)

Menurut Harsono (2004: 60) prinsip ini mengatakan bahwa kalau kita berhenti berlatih, tubuh kita akan kembali kekeadaan semula atau kondisinya tidak akan meningkat. Ini berarti jika beban latihan yang sama terus menerus kepada anak maka terjadi penambahan awal dalam kesegaran kesuatu tingkat dan kemudian akan tetap pada tingkat itu. Sekali tubuh telah menyesuaikan terhadap beban latihan tertentu, proses penyesuaian ini terhenti. Sama halnya apabila beban latihan jauh terpisah maka tingkat kesegaran si anak selalu cenderung kembali ke tingkat semula. Hanya perbaikan sedikit atau tidak sama sekali.

d. Prinsip kekhususan

(31)

G. Peningkatan Kualitas Kebugaran Jasmani siswa SMP

Latihan jasmani secara teratur mendatangkan manfaat:

a) Terbangun kekuatan dan daya tahan otot, seperti juga kekuatan tulang dan persendian, selain mendukung performa baik dalam olahraga maupun non olahraga.

b) Meningkatkan daya tahan aerobic

c) Meningkatkan fleksibilitas

d) Membakar kalori yang memungkinkan tubuh terhindar dari kegemukan e) Mengurangi stres.

f) Meningkatkan rasa bahagia dan berguna

Secara singkat dapat dikatakan, seseorang yang aktif berolahraga atau rajin melakukan aktivitas jasmani akan memperoleh banyak keuntungan karena selain mempertinggi daya kerja, kegiatan yang teratur ini bermanfaat juga untuk mencegah penyakit.

H. Tujuan Tes Kebugaran Jasmani

Adapun tujuan tes kebugaran jasmani, adalah sebagai berikut :

(32)

b. Diagnosis, untuk mengetahui tingkat kekuatan, kesegaran dan daya tahan. Data ini dapat dijadikan dasar untuk menyusun program individual.

c. Penampilan, untuk mengetahui pengaruh program latihan dengan melakukan tes sepanjang menjalankan program.

d. Motivasi, mendorong peserta untuk meningatkan tingkat kesegaran jasmaninya.

e. Program evaluasi, sebagai pegangan guru untuk memperlihatkan hasil program kesegaran jasmaninya ke siswa, orangtua dan administrasi sekolah. Selanjutnya hasil ini pula dipergunakan untuk membandingkan dengan sekolah lain atau kota bahkan negara lain.

I. Kerangka Pemikiran

Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk dapat melaksanakan tugas sehari-hari dengan semangat, tanpa rasa lelah yang berlebihan, dan dengan penuh energi melakukan dan menikmati kegiatan pada waktu luang dan dapat menghadapi keadaan darurat bila datang. Dari banyak penelitian, seseorang yang memiliki kebugaran jasmani yang baik maka dalam setiap aktivitasnya tidak akan cepat mengalami kelelahan, dan kesegaran fisiknya akan cepat pulih setelah melakukan kegiatan.

Dari pengertian kebugaran jasmani dapat disimpulkan beberapa hal mengenai kebugaran jasmani sebagai berikut:

(33)

3. Kebugaran jasmani dapat menunjang siswa untuk turut membantu pada tercapainya tujuan pendidikan.

(34)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmojo, 2002:138). Sedangkan menurut Riduwan (2004:207) metode deskriptif yaitu studi yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung pada saat penelitian tanpa menghiraukan sebelum dan sesudahnya.

(35)

sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.

Di samping kedua alasan tersebut di atas, penelitian deskriptif pada umumnya menarik bagi para peneliti muda, karena bentuknya sangat sederhana dengan mudah dipahami tanpa perlu memerlukan teknik statiska yang kompleks. Walaupun sebenarnya tidak demikian kenyataannya. Karena penelitian ini sebenarnya juga dapat ditampilkan dalam bentuk yang lebih kompleks, misalnya dalam penelitian penggambaran secara faktual perkembangan sekolah, kelompok anak, maupun perkembangan individual.

(36)

Hal ini sejalan dengan pendapat Jalaluddin Rakhmat (1999:25) bahwa Penelitian Deskriptif bertujuan untuk:

1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.

2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku.

3. Membuat perbandingan atau evaluasi.

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1) Populasi Penelitian

(37)

2) Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1997:131). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini, untuk menentukan sampel penulis menggunakan teknik simple random sampling. Menurut Ronny Kountur (2009), teknik ini digunakan dengan cara memilih sampel dimana anggota dari populasi dipilih satu per satu secara random (acak). Semua anggota dari populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih. Jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 487 siswa yang diterima secara bina lingkungan dan reguler, menurut Suharsimi Arikunto (1997) di dalam pengambilan sampel apabila subyeknya kurang dari 100 diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10% – 15% atau 20% – 25% atau lebih.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel sebanyak 10% dari jumlah populasi.

= 0,1 X 487 = 48,7 = 49

(38)

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang akan menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1997:96). Dalam penelitian ini, variabel penelitiannya yaitu :

1. Variabel X1 yaitu kebugaran jasmani siswa bina lingkungan. 2. Variabel X2 yaitu kebugaran jasmani siswa reguler.

D. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas 7 dan 8 di SMP Negeri 9 Bandar Lampung.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan metode yang sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui perbandingan kebugaran jasmani siswa bina lingkungan dengan siswa reguler di SMP Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.

(39)

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti barang tertulis, metode dokumentasi berarti cara pengumpulan data dengan mencatat data-data yang sudah ada. Metode dokumentasi adalah mencari data-data mengenai hal-hal yang berupa catatan buku, surat, transkip, majalah, agenda dan sebagainya.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah, Suharsimi Arikunto (2010 :203 ). Tes merupakan suatu alat (instrument) pengumpulan data atau informasi tentang atau status sesuatu yang digunakan dengan setandar tertentu (Suharsimi Arikunto, 1998:138). Dengan demikian, instrument yang digunakan berbentuk tes terstandar (standardized test) yakni tes yang telah tersedia dan teruji keandalanya. Tes yang digunakan yakni Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI).

Kegunaan tes :

Tes kesegaran jasmani Indonesia digunakan untuk mengukur dan menentukan tingkat kesegaran jasmani pelajar usia 13-15 tahun.

Ada lima butir tes kebugaran jasmani untuk pelajar usia 13 – 15 tahun, butir-butir tesnya, yaitu :

a) Lari cepat 50 meter ( putra & putri )

(40)

c) Baring duduk 60 detik ( putra & putri ) d) Loncat tegak

e) Lari 1000 meter ( putra ) & Lari 800 meter ( putri )

Fasilitas dan alat yang digunakan adalah:

a) Lintasan lari atau lapangan datar dan tidak licin b) Stopwatch

c) Bendera start d) Tiang pancang

e) Palang tunggal untuk gantung siku f) Papan berskala untuk papan loncat g) Serbuk kapur

h) Penghapus i) Formulir tes j) Peluit Alat tulis

G. Teknik Analisis Data

(41)

Menurut Nazir (1998: 24), penelitian tipe deskriptif adalah penelitian yang dipakai untuk memecahkan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek penelitian berdasarkan fakta yang tampak sebagaimana adanya. Dalam penelitian ini tipe deskriptif digunakan untuk melihat perbandingan kebugaran jasmani siswa bina lingkungan dengan siswa reguler di SMP Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.

Tabel Nilai TKJI

[image:41.595.151.554.422.659.2]

(Untuk Putra Usia 13 -15 Tahun)

Tabel 1. Tabel Nilai TKJI Untuk Putra Usia 13-15 Tahun

Nilai Lari 50 meter Gantung angkat tubuh Baring duduk Loncat tegak Lari 1000 meter Nilai

5 S.d –6,7” 16 - Keatas 38 -

Keatas 66 Keatas s.d–3’04” 5

4 6.8” –7,6” 11 – 15 28 – 37 53 – 65 3’05” – 3’53” 4

3 7,7” –8,7” 6 – 10 19 – 27 42 – 52 3’54” – 4’46” 3

2 8,8” –10,3” 2 – 5 8 – 18 31 – 41 4’47” – 6’04” 2

(42)

Tabel Nilai TKJI

[image:42.595.148.555.157.400.2]

(Untuk Putri Usia 13 -15 Tahun)

Tabel 2. Tabel Nilai TKJI Untuk Putri Usia 13-15 Tahun

Nilai

Lari

50 meter

Gantung Siku Tekuk Baring duduk Loncat tegak Lari 800 meter Nilai

5 S.d –7.7” 41” - Keatas 28 -

Keatas 50 Keatas s.d–3’06” 5

4 7.8” –8,7” 22” –40” 19 – 27 39 – 49 3’07” – 3’55” 4

3 8,8” –9,9” 10” –21” 9 – 18 30 – 38 3’56” – 4’58” 3

2 10,0” –

11,9” 3” –9” 3 – 8 21 – 29 4’59” 6’40” – 2

1 12,0”- dst 0” –2” 0 – 2 0 - 20 6’41” – dst 1

Norma TKJI

Hasil setiap butir tes yang telah dicapai oleh peserta dapat disebut sebagai

hasil kasar. Mengapa disebut hasil kasar ? Hal ini disebabkan satuan ukuran yang

digunakan untuk masing-masing butir tes berbeda, yang meliputi satuan waktu,

ulangan gerak, dan ukuran tinggi.

Untuk mendapatkan hasil akhir, maka perlu diganti dalam satuan yang

sama yaitu NILAI. Setelah hasil kasar setiap tes diubah menjadi satuan nilai,

maka dilanjutkan dengan menjumlahkan nilai-nilai dari kelima butir TKJI. Hasil

penjumlahan tersebut digunakan untuk dasar penentuan klasifikasi kesegaran

(43)

NORMA TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA

[image:43.595.143.517.157.326.2]

(Untuk Putera dan puteri)

Tabel 3. Tabel Norma TKJI

No Jumlah nilai Klasifikasi Kesegaran

Jasmani

1. 22 – 25 Baik sekali ( BS )

2. 18 – 21 Baik ( B )

3. 14 – 17 Sedang ( S )

4. 10 – 13 Kurang ( K )

(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai

perbandingan tingkat kebugaran jasmani siswa bina lingkungan dengan

siswa reguler di SMP Negeri 9 tahun ajaran 2014/2015 yang telah

dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

a. Kebugaran jasmani murid bina lingkungan lebih rendah daripada

murid reguler.

b. Kebugaran jasmani kategori putra ( bina lingkungan ) yang

mendapatkan kategori baik menurut instrumen TKJI mencapai 33,33%

( 4 dari 12 anak )

c. Kebugaran jasmani kategori putra ( reguler ) yang mendapatkan

kategori baik menurut instrumen TKJI mencapai 73,33% ( 11 dari 15

anak )

d. Kebugaran jasmani kategori putri ( bina lingkungan ) yang

mendapatkan kategori baik menurut instrumen TKJI mencapai 8,33% (

(45)

e. Kebugaran jasmani kategori putri ( reguler ) yang mendapatkan

kategori baik menurut instrumen TKJI mencapai 30% ( 3 dari 10 anak

)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka selanjutnya peneliti

mengajukan beberapa saran. Adapun saran tersebut adalah:

 Ditujukan untuk siswi khususnya siswi bina lingkungan SMP Negeri 9

agar bisa meluangkan waktu untuk beristirahat karena kebugaran

jasmani sangat penting untuk aktivitas sehari-hari.

 Ditujukan untuk orangtua agar lebih memperhatikan pola makanan dan

pola istirahat anaknya supaya anak lebih bugar serta bisa lebih fokus

untuk mengemban pendidikan.

 Ditujukan untuk peneliti agar tidak menggunakan metode gabungan

dalam melakukan penelitian, karena metode kuantitatif dan kualitatif

adalah dua metode yang berbeda kutub, dimana metode kuantitatif

menjawab dari hipotesis dan metode kualitatif menciptakan hipotesis

untuk dilakukan penelitian lanjut, sehingga untuk menggabungkan

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi V. Yogyakarta : Penerbit Rineka Cipta.

________________. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

________________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai pustaka.

Harsono. 1988. Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta : CV. Tambak Kusuma.

Harsono. 2004. Perencanaan Program Latihan. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

HN, Herman. 2014. Keputusan Walikota Bandar Lampung Semester Satu Tahun Ajaran 2014/2015. Bandar Lampung : No 400/IV.4d hk/2014

HP., Suharno. 1993. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta.

Ismaryanti. 2006. Tes dan Pengukuran Olahraga. Yogyakarta : FIK UNY.

Kountur, Ronny. 2009. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta : PPM.

(47)

Muhajir. 2004. Manfaat melakukan kesegaran jasmani (physical fitnees). Surakarta. UNS Press.

Mutohir, Cholik. 1992. UU Sistem Keolahragaan Nasional. Penerbit : Sunda Kelapa Pustaka.

Nazir, Mohammad. 1998. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Notoatmodjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Rakhmat, Jalaluddin. 1999. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

RI, Depkes. 1992. Undang-Undang Kesehatan No 23 Tahun 1992. Jakarta: Tentang Kesehatan.

Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2006. Metode Penelitian Survei (Editor). Jakarta : LP3ES.

Suharjana. 2004. Kebugaran Jasmani. Buku Pegangan Kuliah Mahasiswa FIK UNY. Yogyakarta : FIK UNY.

Gambar

Tabel 1. Tabel Nilai TKJI Untuk Putra Usia 13-15 Tahun
Tabel 2. Tabel Nilai TKJI Untuk Putri Usia 13-15 Tahun
Tabel 3. Tabel Norma TKJI

Referensi

Dokumen terkait

Apabila saudara tidak hadir atau tidak dapat menunjukkan semua dokumen asli (serta menyerahkan foto copynya), sampai dengan batas waktu tersebut diatas, maka perusahaan

Adapun peningkatan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran IPS dapat terlihat dari beberapa indikator yaitu siswa mampu mengumpulkan tugas tepat waktu, siswa secara

Apabila besar sudut H lebih besar 15º maka bentuk profil wajah adalah cembung, sedangkan bila lebih kecil dari 7º maka bentuk profil wajah adalah cekung karena letak Pog’ lebih

[r]

• Although physicists had the highest location quotient among the occupations shown, the chart’s occupation with the highest employment level was computer software engineers,

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama perendaman asap cair memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap organoleptik (tekstur, aroma dan rasa) daging itik manila

[r]