• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN SENAM IRAMA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP SISWA-SISWI KELAS VII SMP NEGERI 2 ABUNG TENGAH LAMPUNG UTARA TAHUN AJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LATIHAN SENAM IRAMA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP SISWA-SISWI KELAS VII SMP NEGERI 2 ABUNG TENGAH LAMPUNG UTARA TAHUN AJARAN 2013/2014"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH LATIHAN SENAM IRAMA

TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA-SISWI KELAS VII SMP NEGERI 2 ABUNG TENGAH LAMPUNG UTARA

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan senam irama terhadap peningkatan kebugaran jasmani pada siswa Smp Negeri 2 Abung Tengah Lampung Utara . Hasil penelitian ini di harapkan bermanfaat bagi guru penjaskes sebagai bahan rujukan yang berguna sebagai pedoman dalam menggambarkan keadaan siswa tentang kebugaran jasmani .

Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan melaksanakan treatment yaitu latihan senam irama dua kali seminggu dalam waktu 8 minggu atau 24 kali pertemuan. Sampel yang digunakan adalah Sampel Total, seluruh sisiwa kelas VII yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga senam irama sebanyak 30 orang kelas eksperimen dan 30 orang sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data dengan Tkji, teknik analisis data menggunakan Uji-t.

Berdasarakan hasil perhitungan dan analisis data yang diperoleh dari tes pengukuran pada penelitian ini adalah : Latihan senam irama dua kali seminggu berpengaruh terhadap tingkat kebugaran jasmani secara bermakna, terbukti hasil uji signifikan menunjukkan angka sebesar 6,990.

Kesimpulan peneliti ini menunjukkan bahwa latihan senam irama dua kali seminggu terhadap kebugaran jasmani mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap siswa Smp Negeri 2 Abung tengah Lampung Utara.

▸ Baca selengkapnya: 10 gerakan senam irama

(2)
(3)

PENGARUH LATIHAN SENAM IRAMA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP SISWA-SISWI

KELAS VII SMP NEGERI 2 ABUNG TENGAH LAMPUNG UTARA TAHUN AJARAN 2013/2014

(Skripsi)

Oleh

TRI ULAN KUNARTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

DAFTAR ISI

C. Komponen Kebugaran Jasmani... 9

1. Kekuatan Otot (Mascular strength) .. ... 10

2. Kecepatan(Speed). ... 12

3. Keseimbangan (Balance). ... 13

4. Kelincahan(Agility)... 14

5. Daya Tahan (Endurance)... 15

D. Pengertian Latihan ... 16

E. Prinsip-Prinsip Latihan. ... 17

1. Beban Lebih (Overload). ... 18

2. Kekhususan (Specificty). ... 19

3. Kembali Asal (Reversibility) ... 20

F. Senam Irama... 21

G. Manfaat Senam Irama ... 22

H. Upaya Latihan TerhadapKebugaran Jasmani... 23

I. Kerangka Berpikir ... 24

J. Hipotesis ... 25

III.METODOLOGI PENELITIAN ... 28

A. Metode Penelitian... 28

B. Rancangan penelitian ... 29

C. Variabel Peneliti ... 29

(8)

E. Populasi Dan Sampel ... 31

1. Populasi 2. Sampel Dan Teknik Sampling ... 32

F. Tempan Dan Waktu Pelaksanaan... 33

1.Tempat Penelitian... 34

2. Waktu Penelitian ... 35

G. Teknik Pengumpulan Data. ... 36

1.Tes Awal (Pretest). ... 37

2. Tes Akhir (Posstest) ... 38

H. Instrumen Penelitian... 39

I. Penguji Instrumen ... 40

J. Teknik Analisis Data ... 41

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Hasil Peneliti ... 43

B. Pembahasan ... 44

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 45

A. Kesimpulan ... 1. Validitas Dan Realibilitas Instrument ... 2. Hasil DanTes Awal (Pretes). ... 3. Perlakuan. ... 4. Hasil Tes Akhir. ... B. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai TKJI Untuk Putra Usia 13-15 Tahun ... 33

2. Nilai TKJI Untuk Putri Usia 13-15 Tahun ... 33

3. Norma Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Untuk PutraDan Putri ... 33

4. Kriteria Tingkat Reabilitas ... 33

5. Tabel Normalitas Pada Pree tes... 38

6. Tabel Normalitas Pada Post-Test ... 40

7. Rangkuman Penguatan Tes Kebugaran Jasmani Siswa ... 41

8. Tabel Z.. ... 42

9. Tabel nilai kritis L untuk liliefors. ... 43

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gambar Tes lari 50 meter ... 24

2. Gambar gantung angkat tubuh ... 25

3. Gambar tes angkat siku tekuk ... 26

4. Gambar tes baring duduk ... 27

5. Gambar tes loncat tegak ... 28

6. Gambar tes lari sedang ... 29

7. Gambar pemanasan ... 62

8. Gambar cara menggambil sampel ... 63

9. Gambar tes cara mengambil angkat siku tekuk... 64

(11)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap Bissmillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberiku nikmat yang begitu banyak sehingga penulis

bisa mempersembahkan karya terbaik ini

kepada abah dan bunda yang sangat saya cintai, yang telah memberikan kasih sayang, dukungan dan do’a bahkan air mata dalam setiap sujudnya agar saya berhasil dan mampu menghadapi setiap persoalan dalam hidup

Keluarga besar ku yang sangat saya banggakan dan sayangi, terima kasih atas segala nasihat dan perhatian kalian sehingga membuat saya semakin dewasa

dan kuat untuk menjalankan hidup

Serta sahabat-sahabat yang selalu memotipasi dan mendukung serta membantu saya untuk menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa saya tuliskan 1 per 1

kalian my b’st frnd al’wys f’or’fr

Untuk seseorang (bontet) yang selalu memberikan ku motivasi, Semangat,cinta dan kasih yang tulus “My dear” L U A forever

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Tabel Realibilitas Instrument ... 52

2. Tabel Row score Perlakuan (Post-Test) Kelas Eksperimen... 53

3. Tabel Sesudah Perlakuan (post-Test) Kelas Eksperimen ... 54

4. Tabel Row Score Tes Kebugaran Jasmani (TKJI) kelas Konrol ... 55

5. Tabel Ts Kebugarn Jasmani (TKJI) Kelas Kontrol Sesudah Perlak- Uan Post-Test ... 57

6. Tabel Normalitas Kelas Kontrol Pada Post-Test ... 60

7. Tabel Hipotesis ... 61

(13)

MOTO

Tidak pernah ada kata kesempurnaan tanpa ada sebuah kegagalan

Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini hanya kemauan dan

kesabaran kunci dari kesuksesan"

Allah tidak akan memberi pelajaran jika tidak ada hikmah dibalik

semua cobaannya

Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan

(14)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir tahun akademik 2013/2014, guna memenuhi salah satu tugas dan persyaratan ujian Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Adapun judul tugas akhir yang penulis susun adalah “Pengaruh Latihan Senam Irama Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Terhadap Siswa-Siswi Kelas VII Smp Negeri 2 Abung Tengah Lampung Utara Tahun Ajaran 2012/2013”. Selama

penyusunan tugas akhir ini penulis telah banyak menerima bantuan, kerja sama, sumbangan pemikiran, dan dorongan semangat berbagai pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih sebesar -besarnya kepada:

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

Pertama-tama saya ucapkan puji syukur dan banyak terima kasih kepada

Allah SWT yang tak terhingga, atas semua jalan,Rezeky,Rahmat,serta Kesehatan yang engkau berikan sampai bisa seperti ini.

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung yang menjadi inspirasi sehingga terselesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

(15)

4. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku pembimbing pertama yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis sehingga membantu penyesesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Frans Nurseto, M.Psi, selaku pembimbing kedua dan pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan masukannya untuk penulis

6. Bapak, Drs. Suranto, M.Kes, selaku penguji utama yang telah memberikan perbaikan dan pengarahan kepada penulis demi penyelesaian skripsi ini.

7. Kepala Program Studi Penjaskes Unila yang telah memberikan izin untuk

melaksanakan penelitian pada Mahasiswa Penjaskes Angkatan 2012 Tahun Pelajaran 2012/2013.

8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi di penjaskes.

9. Keluargaku tercinta, Abah, Bunda, daink,cacak, adik, ponakan, yang slalu memberi dukungan serta dorongan untuk menyelesaikan tugas akhir ini. 10. Keluarga besarku Datuk + Atu,Paman,Bibi,Sepupuku yang tidak bisa saya

sebutkan satu per satu kalian adalah motipasi saya untuk ini semua,makasei atas bantuan n nasehat kalian semuanya akan selalu saya ingat

11. Spesial untuk orang yang saya sayangi yang selalu memberiku semangat, cinta dan kasihnya sebagai untuk menyelesaikan study.

12. Sahabat – sahabat SMA IN THE GENK takan pernah terlupakan dimana kita

semua saling melengkapi satu sama lain walaupun kita sekarang gk pernah kumpul bareng kayak dulu lagi akan tetapi tetap hidup dihati kita

(16)

13. Keluarga kecil saya Veniz comunity, yang mengajarkan banyak tentang hal

yang belum pernah saya ketahui dan banyak sekali pengalaman yang telah kita lewati bersama-sama dan tidak akan pernah terlupakan dimna masa-masa

anak labil yang sibuk mencari dimana jati diri sesungguhnya. Dimnapun kita berada sekarang tetap dengan simbol kita, Satu kata, Satu rasa, Satu hati.

14. Buat acy makasie banyak ya udah bela2in begadang buat gw (hehe) gk bakalan bisa gw lupain cy

15. Buat tehrem sukrilah umnis A.md, dan Maria apriani S,kom makasie juga

begadang bantuin refisi skripsi gw mlm ini (walaupun gw ditinggal tidur duluan)

16. Buat kosan dempo lama n baru kenangan keluarga kecil kita dimna kita bisa belajar menyesuaikan diri dari 1 ke lainnya, juga banyak history yang gk bakalan bisa dilupain dan masa-masa itu bakalan saya kangenin nantinya saya

kangen itu semua + kalian semua.

17. Buat ma2k ,kelurga batak simamora serta tetengga2 dempo yang selalu nolongin g jika ada keperluan yang mendadak makasie buat kekeluargaan

nya.

18. Semua teman-teman seperjuangan angkatan 2008 yang selalu memberikan

(17)

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Bandar Lampung, 7 Sepetember 2014

Penulis

(18)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bumi pada tanggal 26 juni 1989 dari Bapak Tarmizi dan Ibu Aminah, penulis merupakan putri ketiga dari empat bersaudara. Pendidikan Penulis yang formal yaitu :

1. Tk. Muslimin, Kec, Kota bumi tengah, Kab. Lampung Utara diselesaikan

pada tahun 1995

2. SD Negeri 2, Kec, Kota bumi tengah, Kab. Lampung Utara diselesaikan pada tahun 2001

3. SMP Negeri 4, Kec, Kota bumi tengah, Kab. Lampung Utara diselesaikan pada tahun 2004

4. SMA Negeri 2, kec, Sungkai selatan, Kab, Lampung Utara diselesaikan pada tahun 2007

5. D1 Master Komputer Bandar Lampung 2008

Pada tahun 2008, Penulis diterima sebagai mahasiswi Program Studi Pendidikan

Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan IP Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui Jalur Penelusur Kompetensi

(19)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Jasmani di sekolah merupakan bagian internal dari pendidikan secara keseluruhan dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, tujuan pendidikan jasmani bersifat mendidik, sedang

dalam pelaksanaannya aktivitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, maka melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang

untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari pendidikan secara keseluruhan, yakni meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sosial serta terbina sikap mental yang positif dalam menghadapi hidup dan kehidupan. Dengan kata lain

pendidikan adalah proses untuk meningkatkan kebugaran jasmani.

Jadi, tujuan dari pendidikan jasmani di sekolah diarahkan untuk meningkatkan kebugaran jasmani para siswa, karena dengan tingkat kebugaran jasmani yang

cukup baik seorang siswa akan mempunyai kemampuan untuk mengikuti aktivitas yang baik pula, terutama sekali dalam mengikuti berbagai mata pelajaran di sekolah. Apabila seorang siswa tidak mempunyai kemampuan fisik yang baik

maka akan nampak semangat belajarnya juga akan terganggu. Oleh karena itu, pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan

(20)

2

hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan

secara terencana, bertahap, dan berkelajutan agar dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri sebagai pelaku dan menghargai manfaat aktivitas jasmani

bagi peningkatan kualitas hidup sehat seseorang sehingga akan terbentuk jiwa sportif dan jgaya hidupyang aktif. Pengertian kebugaran jasmani sendiri adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas sehari-hari tanpa

menimbulkan kelelahan.

Untuk mencapai kebugaran jasmani yang prima, maka seseorang perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan komponen kebugaran jasmani dengan latihan yang

benar. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah di rancang sesuai kebutuhan siswa melalui aktifitas fisik atau jasmani secara bertahap dan

berjenjang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan siswa itu sendiri. Disamping itu pendidikan jasmani juga diarahkan untuk mengembangkan jiwa sportif, tanggung jawab dan memiliki kesadaran hidup sehat. Dengan kata lain

pendidikan jasmani adalah proses mengajar melalui aktifitas jasmani dan sekaligus pula sebagai proses ajar untuk meningkatkan kebugaran jasmani.

Banyak cara untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mulai dari yang paling

sederhana sampai ke paling canggih atau menggunakan mesin. Latihan yang paling sederhana, murah dan mudah untuk dilaksanakan adalah jalan, lari, dan senam. Pelaksanaan latihan tersebut selain tidak menggunakan peralatan yang

(21)

3

Salah satu bentuk latihan yang dianggap murah, mudah, menarik dan dapat diikuti

oleh banyak siswa adalah “Senam Irama”. Senam Irama sebagai program

peningkatan kebugaran jasmani siswa mempunyai keunggulan-keungulan yang

khusus bila dibandingkan dengan kegiatan olahraga lainnya. Senam Irama sangat menarik dilakukan, selain karena diiringi musik yang dapat disesuaikan dengan selera juga beban latihan serta variasi gerakan dapat disesuaikan dengan

kemampuan pesertanya.

Pentingnya kebugaran jasmani bagi siswa di sekolah antara lain dapat meningkatkan kemampuan organ tubuh, sosial, emosional, sportivitas dan

semangat kompetisi. Peningkatan kebugaran jasmani bagi siswa sekolah dasar berperan penting untuk memacu perkembangan dan pertumbuhan serta memberi

pengaruh terhadap peningkatan semangat belajar.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SMPN 2 Abung Tengah Kabupaten Lampung Utara, sebagian besar para siswa memiliki tingkat kebugaran yang rendah. Hal ini ditunjukkan dengan lemahnya dalam mengikuti berbagai pelajaran

seperti seringnya mengantuk, merasa malas dan mudahnya terserang berbagai penyakit. Ini semua merupakan kondisi dampak kurangnya adanya kebugaran

pada siswa tersebut. Pelaksanaan mata pelajaran pendidikan jasmani di SMPN 2 Abung Tengah Kabupaten Lampung Utara dilakukan 1 kali seminggu di rasakan masih belum cukup untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa, karena itu

perlu diupayakan aktifitas jasmani di luar dengan mempertimbangkan bentuk dan waktu pelaksanaannya. Berdasarkan fenomena tersebut, menarik sekali untuk di

(22)

4

kebugaran jasmani para siswa SMPN 2 Abung Tengah Kabupaten Lampung Utara

tersebut.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan oenelitian dengan judul

penelitian “Pengaruh Latihan Senam Irama Terhadap Peningkatan Kebugaran

Jasmani Siswa-Siswi Kelas VII SMP Negeri 2 Abung Tengah Lampung Utara

Tahun Pelajaran 2012/2013.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian di atas maka permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Rendahnya tingkat kebugaran jasmani para siswa di SMP Negeri 2 Abung

Tengah Kabupaten Lampung Utara.

2. Rendahnya pemahaman para siswa tentang memiliki tingkat kebugaran jasmani dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari termasuk mengikuti

pelajaran di sekolah.

3. Persepsi masyarakat (orang tua) yang keliru bahwa kedudukan pendidikan jasmani di pandang tidak begitu penting dari pada mata pelajaran lainnya.

Padahal dengan adanya kebugaran jasmani menjalankan aktivitas akan lebih data.

(23)

5

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya maka rumusan

masalahnya adalah : “Apakah latihan senam irama dapat berpengaruh terhadap

peningkatan kebugaran jasmani siswa kelas VII SMP Negeri 2 Abung Tengah Kabupaten Lampung Utara.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak di capai dari penelitian ini ialah

1. Mengetahui seberapa besar pengaruh latihan senam irama terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswan kelas VII SMP Negeri 2 Abung

Tengah Kabupaten Lampung Utara.

2. Mencari berbagai faktor yang mempengarui peningkatan kebugaran jasmani setelah latihan.

3. Menjelaskan Persepsi masyarakat (orang tua) yang keliru bahwa kedudukan pendidikan jasmani di pandang tidak begitu penting dari pada mata pelajaran lainnya.

4. Mengetahui pentingnya tingkat kebugaran jasmani terhadap siswa Smp Negeri 2 Abung tengah Kabupaten Lampung Utara.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

(24)

6

Sebagai motivasi untuk meningkatkan kesadaran betapa pentingnya kebugaran

jasmani bagi aktivitas sehari-hari.

2. Guru Pendidikan jasmani

Sebagai bahan acuan tentang gambaran kemampuan fisik para siswa yang harus di bina dan ditingkat pada masa yang akan datang.

3. Orang Tua Siswa

Sebagai pertimbangan dan dorongan bagi peningkatan kebugaran jasmani putra-putrinya, sekaligus dapat menghapus keraguan bahwa pendidikan jasmani tidak sejelek yang diduga bahkan memiliki kontribusi sangat berarti

bagi kehidupan.

(25)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan perilaku

hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan berkelajutan agar dapat meningkatkan sikap

positif bagi diri sendiri sebagai pelaku dan menghargai manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup sehat seseorang sehingga akan terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup yang aktif (Depdiknas,2004). Demikian pula (Rusli Lutan,

2000: 1) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani di sekolah merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan dan mempunyai peranan yang penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, tujuan pendidikan jasmani

sifatnya mendidik, dalam pelaksanaanya aktivitas jasmani di pakai sebagai wahana atau pengalaman belajar dan melalui pengalaman itulah peserta didik

tumbuh dan berkembang untuk mencapai pendidikan . Dengan kata lain pendidikan jasmani adalah proses untuk meningkatakan kebugaran jasmani.

Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa tujuan utama dari pendidikan

(26)

8

karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah didesain sesuai kebutuhan

siswa melalui aktivitas fisik atau jasmani secara bertahap dan berjenjang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan siswa sendiri, disamping itu

pendidikan jasmani juga diarahkan untuk mengembangkan jiwa sportif, tanggung jawab, dan memiliki kesadaran hidup sehat . Dengan kata lain, pendidikan jasmani adalah proses mengajar melalui aktifitas jasmani dan sekaligus pula

sebagai proses ajar untuk meningkatkan kebugaran jasmani.

B. Kebugaran Jasmani

Kebugaran Jasmani menurut (Sadoso 1989: 9) adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugas sehari-hari dengan mudah, tanpa merasa lelah yang

berlebihan serta mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya untuk keperluan-keperluan mendadak. Lebih tegas (Djoko Pekik 2000: 9) mengemukakan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang

untuk dapat melakukuan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luang. Secara lebih khusus (Getchell 1979:9) menyebutkan bahwa kebugaran jasmani adalah

kemampuan jantung, pembuluh darah, dan otot untuk berfungsi dengan efisien. Dari definisi di atas dapat di simpulkan bahwa kebugaran jasmani adalah

kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.

Untuk mencapai kebugaran jasmani untuk yang prima maka seseorang perlu

(27)

9

dengan latihan yang benar dan sesuai sehingga kemampuan seseorang untuk

melakukan aktivitas sehari-hari dapat berlangsung secara efisien.

C. Kompenen Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani mempunyai beberapa kompenen oleh karena itu kita perlu

mengetahui dan memehami kompenen-kompenen tersebut sebagai penentu baik buruknya kondisi fisik atau tingkat kebugaran seseorang atau anak didik. Menurut

(Djoko Pekik Irianto, 2003:3) menyatakan bahwa kompenen kebugarag jasmani diklasifikasi dalam dua kategori yaitu yang berkaitan dengan kesehatan dan zang

berkaitan dengan keterampilan gerak. Komponen yang berkaitan dengan kesehatan yang menyangkut perkembangan kualitas yang dibutuhkan untuk efisien fungsional dan pemeliharaan gaya hidup sehat. Adapun komponen

kebugaran jasmani meliputi : (1) Daya tahan jantung yaitu kemampuan jantung, paru menyuplai oksigen untuk kerja otot dalam waktu yang lama, (2) Kekuatan otot yaitu kemampuan otot untuk melakukan serangkaian kerja dalam waktu yang

cukup lama, (4) Kelentukan yaitu kemampuan persendian untuk bergerak secara leluasa, dan (5) Komposisi tubuh yaitu perbandinan berat badan atau tubuh tanpa

lemak dinyatakan prosentase lemak tubuh.

Sedangkan Harsono (1998) membagi komponen kebugaran jasmani, antara lain :

1) Kekuatan otot (Mascular strength)

(28)

10

yang merupakan salah satu unsur gerak dasar dalam semua bentuk gerak,

terutama dalam seatiap bentuk aktivitas fisik.

2) Kecepatan (Speed)

Kecepatan ini adalah kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan-gerakan yang seajenis dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dengan hasil

yang sebaik-baiknya. Kecepatan merupakan sejumlah gerakan dalam unit waktu.

3) Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan merupakan kemampuan tubuh dalam mempertahankan sikap yang tepat pada saat melakukan suatu gerakan atau posisi dalam berbagai

macam gerak.

4) Kelincahan (Agility)

Kelincahan adalah kemampuan merubah arah dengan cepat dan tepat, selagi

tubuh bergerak dari satu tempat ketempat yang lain. Yaitu suatu kemampuan untuk merubah posisi badan secara cepat dan tepat, seperti gerak menghindari lawan dalam permainan.

5) Daya tahan (Endurance)

Daya tahan merupakan keadaan suatu kondisi tubuh yang mampu bekerja

untuk waktu lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan itu.

Daya tahan pada umumnya di bagi 2, yaitu 1) Daya tahan otot (muscle

(29)

11

tubuh untuk mmelakukan kerja dalam waktu yang lama, sedangkan daya

tahan jantung dan paru adalah kemampuan kerja jantung dan paru dalam waktu yang lama. daya tahan jantung dan paru (cardiovascular respiratory

endurance) sering pula disecut sebagai daza tahan umum atau identik dengan fitnes total. Karena itu, daya tahan jantung dan paru dapat mengukur atau sebagai parameter kemampuan kebugaran jasmani seseorang.

Dari uraian tentang unsur-unsur kebugaran jasmani di atas, ternyata bahwa unsur kebugaran jasmani merupakan suatu kesatuan utuh yang yang dapat dicari dan diketahui ciri-cirinya. Untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani seseorang

dapat di cari atau di ukur dengan berbagai cara, antara lain melalui lari 12 menit (Cooper Ttest), lari 15 menit (Balke Test), lari multi tahap (Bleep Test), Harvard Step Ttest, lari 1600 m, dan banyak cara lainnya.

Tes multi tahap atau BleepTest merupakan jenis tes untuk mengukur kemampuan

daya tahan jantung dan paru serta sekaligus untuk mengetahui kemampuan paru menghisap oksigen secara maksimal (VO2 max) akhir-akhir ini banyak digunakan

bahkan pada kegiatan pengkajian Sport Development Index (SDI) nasional juga sebagai instrument tetap untuk mengukur variabel kebugaran, karena selain

praktis dalam pelaksanaan juga tidak perlu menggunakan rumus yang rumit dalam membaca data atau hasilnya.

D. Pengertian Latihan

Untuk memperoleh kemajuan atau peningkatan dari suatu latihan, baik

(30)

12

dilakukan secara berulang-ulang. Pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang

hanya akan ditempuh melalui proses latihan, seperti (Harsono, 1988:101) mengemukakan bahwa training atau latihan adalah proses yang sistematis dari

berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumalah beban latihan atau pekerjaan.

Dari uraian tersebut, jelaslah bahwa berlatih secara sistematis adalah latihan yang

dilakukan harus secara terprogram dan berpedoman pada suatu jadwal berdasarkan pola dan sistem tertentu serta dilakukan dengan penyampaian materi

menggunakan metode yang tepat, dan sistematis artinya materi disajikan dari yang paling mudah sampai yang paling sulit atau kompleks. Sedangkan menurut

Suharsono (1994:1) bahwa latihan adalah proses penyempurnaan kualitas atlet secara sadar untuk mencapai prestasi maksimal dengan diberi beban latihan fisik dan mentak secara teratur, terarah, bertahap, meningkat, berkesinambungan dan

berulang waktunya. Demikian pula (Bompa, 1994:4) mengemukakan bahwa latihan merupakan aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fisik

psikologis dan fisiologis manusia untuk mencapai sasaran yang ditentukan.

Dari pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa latihan merupakan kegiatan yang sistematik, berulang-ulang, kian hari kian bertambah bebannya dan

(31)

13

E. Prinsip-Prinsip Latihan

Agar latihan dapat dilakukan secara efektif dan aman maka dalampelaksanaannya harus memperhatikan beberapa prinsip. Tiga prinsip yang paling penting dan tidak boleh diabaikan adalah :

1. Beban Lebih (Overload)

Tubuh manusia tersusun dari berbagai sel yang berjumlah milyaran dan

mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan terhadap apa yang terjadi pada tubuh (homeostatis). Jadi, apa yang terjadi pada tubuh karena perlakuan dari berbagai beban latihan maka akan berpengaruh terhadap

kehidupan dari sel itu sendiri. Penyesuaian umum ini terjadi di dalam tubuh sepanjang waktu termasuk penyesuaian akibat pengaruh latihan

senam irama. Bila beban latihan tidak cukup besar maka hanya sedikit atau tidak terjadi kompensasi lebih (Overcompensation), sedangkan suatu pembebanan yang terlalu besar akan membuat atlet mengalami masalah

waktu dan mungkin tidak kembali ke tingkat kebugaran semula. Kondisi demikian disebabkan oleh latihan lebih (Overtraining). Oleh karena itu, dalam latihan perlu diperhatikan prinsip beban lebih tetapi harus di

sesuaikan dengan kemampuan masing-masing atlet atau siswa.

2. Kekhususan (Specificyty)

Hukum kekhususan menyatakan bahwa sifat khusus dari beban latihan akan

menghasilkan tanggapan khusus dan adaptasi. Latihan umum harus mendahului latihan khusus dalam rencana jangka panjang, latihan umum ini

(32)

14

umum menentukan seberapa besar seorang atlet mampu menyelesaikan

dalam latihan khusus. Semakin besar volume latihan semakin besar pula kapasitasnya untuk latihan khusus. Jadi, model latihan yang dipilih harus

sesuai dengan tujuan yang hendak di capai.

2. Kembali Asal (Reversibility)

3. Sesuatu telah mencapai tahap yang lebih tingi apabila tidak dilatih maka akan kembali ke keadaan awal. Jadi, bila kebugaran yang telah dicapai akan berangsur-angsur menurun bahkan bisa hilang sama sekali akibat tidak

latihan.

F. Senam Irama

Menurut (Sumaryanti, 2000:1) bahwa senam irama adalah suatu aktivitas fisik yang di susun secara sistematis, gerakannya melibatkan otot besar, dilakukan secara terus menerus, dinamis dan ritmis serta dalam aktivitasnya menggunakan

sistem aerobik (02).

Dalam senam irama dapat dipilih gerakan mudah, menyenangkan dan bervariasi sehinga memungkinkan seseorang untuk melakukan secara teratur dalam waktu

lama. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam munyusun latihan senam irama menurut, (Woerjati Soekarno,1997:7) adalah sebagai berikut :

1. Prinsip-prinsip latihan senam irama yang harus diperhatikan: (a) Jenis dan

(33)

15

tidak berguna di hilangkan, (b) Pelaksanaan gerak harus tepat (jadi harus ada

koreksi dan perbaikan), (c) Dilaksanakan dengan sikap permulaan dan akhir yang benar ,dan (d) Suatu latihan mempunyai dosis yang sesuai dengan

tujuannya.

2. Tahap pelaksanaan latihan sesuai dengan tingkat kesukaran menguasai gerak diurutkan sebagai berikut : (a) setelah mengetahui latihan yang lama kemudian

meningkat ke latihan yang baru, (b) latihan di mulai dari latihan yang mudah ke yang sukar, (c) latihan dimulai dengan yang sederhana ke yang komplek,

dan (d) latihan di mulai dari latihan yang ringan ke yang berat atau yang tidak intensif ke yang intensif.

3. Sistematika program irama, yang berarti pengulangan gerak secara sistematis dan teratur dengan tujuan meningkatkan kemampuan fisik seseorang.

G. Manfaat Senam Irama

Manfaat senam irama banyak sekali, diantaranya di lihat dari segi fisik, psikologi, sosial, maupun ekonomis. Di lihat dari (1) segi fisik: mencegah penyakit akibat kurang gerak (Preventif), peningkatan kebugaran atau peningkatan kualitas fisik (Promotif), terapi dan rehabilitas (asma, kegemukan, penyimpangan bentuk tubuh,

dll), (2) segi sosial: karena senam irama dilakukan bersama-sama maka pada akhirnya akan menciptakan sebagai media komunikasi informasi dan akan

(34)

16

Dalam pelaksanaan sistematis senam irama meliputi: (1) Pemanasan (warming up), yaitu bagian yang sangat penting di lakukan karena mempersiapkan badan untuk melakukan kegiatan yang lebih keras yang akan dilakukan pada latihan

berikutnya dan tugas mencegah untuk terjadinya cidera. Pemanasan dengan gerak ritmik, kemudian di lakukan gerak stretching akan membantu peningkatan suhu badan dan mempersiapkan sistem kardiorespirasi, meningkatkan cairan peluman

pada persendiaan, kelenturan ligament dan panjangnya tendon dan otot, meningkatkan kecepatan pacuan syaraf. Pemanasan dianggap memadai badan

terasa panas (keluar keringat pertama kali) dan denyut nadi maksimal, (2) Inti Latihan (senam irama), yaitu sebagai langkah pertama atau pemanasan senam dilakukan dengan menggunakan low impact dengan kombinasi antara gerakan tangan dan gerakan kaki dengan langkah kesegala arah. Puncak senam dilakukan dengan menggunakan sistem low impact high dan mix dengan sasaran pencapaian

target zone terpenuhi yang berdasarkan denyut nadi maksimal, (3) Calisthenic, yaitu latihan pembentukan otot-otot tubuh, dapat dilakukan dengan beban tubuh sendiri atau dapat dengan beban luar tubuh. Latihan calisthenic ini meliputi

latihan pembentukkan otot lengan atas, bahu, dada, perut, punggung, pantat, pangkal paha, betis dan kaki. (4) Pendinginan, yaitu latihan yang dilakukan

setelah gerakan inti, ini sangat penting karena secara bertahap akan menurunkan denyut jantung. Cara yang dapat dilakukan yaitu menurunkan intensitas latihan secara bertahap dengan gerakan-gerakan melenturkan otot-otot dengan rileks dan

(35)

17

H. Upaya Latihan Terhadap Kebugaran Jasmani

Kebugaran adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luang. Kebugaran seseorang berpengaruh terhadap kesehatan, juga penampilan

dan prestasi yang didukung oleh kerja sistem tubuh. Pengaruh tubuh seketika disebut respon dan pengaruh tubuh jangka panjang akibat latihan teratur, terukur,

dan terprogram disebut adaptasi. Menurut (Woerjati, 1996:30) respon dan adaptasi adalah sebagai berikut:

a) Respon dan adaptasi jantung meningkat karena rangsangan emosional, rasa

cemas, takut atau bahkan senang (Fok, 1998 : Lamb 1984). Denyut jantung setelah mulai latihan lebih cepat dari pada sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh reflek syaraf yang berasal dari otot dan sendi, di tambah rangsangan dari

pusat gerak di otak. Panas yang terjadi selama latihan, ikut juga meningkatkan denyut jantung melambat secara cepat, kemudian perlahan kembali normal.

b) Respon dan adaptasi sistem pernapasan terhadap latihan.

Oksigen harus banyak dikirim dari paru-paru keotot kerja dan banyak CO2

yang harus dihilangkan dari otot. Proses ini membutuhkan peningkatan pertukaran O2 dan CO2 antara paru-paru dengan menaikkan frekuensi dan

dalam pernapasan (irama pernapasan).

c) Respon dan adaptasi sistem energi terhadap latihan

Energi di dapat dari pemecahan bahan makanan, kterutama karbohidrat dan

(36)

18

bertindak sebagai apinya. Lebih khusus lagi di dalam sel ada dapur tempat

pembakaran, yang disebut mitokondria. Latihan olahraga terutama daya tahan akan memperbanyak jumlah mitokondria.

d) Respon dan Adaptasi Khusus

Termasuk adaptasi disini adalah perubahan komposisi tubuh dengan lemak total yang menurun. Perubahan tingkat kolesterol dan trigliserid juga akan

terjadi. Demikian pula dengan penurunan tekanan darah, baik sistolik maupun diastolik. Toleransi terhadap panas akan meningkat dan kekuatan tulang, ligamen, otot, tendo, sendi dan tulang rawan akan bertambah.

I. Kerangka Berpikir

Latihan senam irama yang dilakukan dalam waktu 30 menit selama 2 kali seminggu dengan 10 kali pertemuan atau 5 minggu dengan intensitas 75 % - 85 % denyut nadi maksimum maka di duga dapat meningkatkan kebugaran jasmani

siswa, hidup sehat dan teratur. Dengan diadakannya senam irama di SMP akan menambah variasi dalam olahraga di sekolah atau dalam ekstrakulikuler. Suatu

aktivitas fisik yang disusun secara sistematik, gerakannya melibatkan otot besar tubuh dilakukan secara terus-menerus, dinamis dan ritmik dan dalam aktivitasnya energi yang digunakan dari sistem senam irama.

(37)

19

antara 20 - 30 menit. Bila latihan dilakukan secara teratur maka jantung akan

lebih rendah.

J. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teoretik dan kerangka pikir di atas, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut :

Ha : Ada pengaruh yang positif latihan senam irama 2 kali sminggu terhadap tingkat kebugaran jasmani pada siswa SMP.

(38)

20

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, karena adanna perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:352). Bertujuan untuk menyelidiki pengaruh dari suatu perlakuan pada suatu kelompok.

Melalui suatu eksperimen akan diperoleh informasi yang relevan dengan permasalahan yang diteliti dan menghasilkan analisa yang objektif untuk

memperoleh kesimpulan yang valid, (Zainuddin, 1990, dalam Rahmat Hermawan, 1994).

B. Rancangan Penelitian

Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah “The One Group Pretest-Posttest Desaign”. Bentuk gambar rancangannya adalah sebagai berikut :

O

1

--- P --- O

2

Keterangan :

O1 : Tes awal / Pretest

P : Treatment

(39)

21

Gambar di atas dapat dijelaskan, bahwa semua orang diberikan tes awal,

selanjutnya diberikan perlakuan (treatment). Yaitu senam irama secara teratur 2 kali dalam seminggu, kemudian diadakan tes akhir untuk melihat kebugaran

jasmani siswa tersebut.

C. Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti adalah :

1. Variabel bebas (X) adalah latihan senam irama 2. Variabel terikat (Y) adalah kebugaran jasmani

D. Definisi Operasioanal Variabel

Untuk menghindari penafsir yang keliru maka variabel penelitian ini perlu

diberikan definisi, yaitu :

1. Yang dimaksud dengan latihan Senam Irama dalam penelitian ini adalah suatu aktivitas fisik yang disusun secara sistematis, gerakannya terutama melibatkan otot-otot besar tubuh. Dilakukan secara terrus menerus, dinamis dan ritmik

juga dalam aktivitasnza energi yang digunakan dari sistem irama dilakukan selama 30 menit dengan gerakan benturan ringan (low impact) dan gabungan

high dan low impact (mix impact).

2. Yang dimaksud dengan kebugaran jasmani dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa untuk menunaikan tugas sehari-hari dengan mudah, tanpa

(40)

22

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharsimi (Arikunto, 2002:115) menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas VII SMP Negeri 2 Abung Tengah Kabupaten Lampung Utara Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 60 siswa/i secara keseluruhan.

2 Sampel dan Teknik Sampling

Sugiyono (2010:62) menyatakan bahwa sample adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam menentukan besarnya

sampel berpedoman dengan pendapatnya Arikunto (2006:134) yaitu “untuk

sekedar ancer-ancer maka subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi. Jika subyeknya lebih dari 100, maka sampelnya dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih”. Karena populasi penelitian kurang dari 100 orang maka diambil semua sebagai sampel. Sampel penelitian terdiri dari 2 kelas, 1 kelas sebagai kelas eksperimen dan 1 kelas sebagai kelas kontrol yang terdiri dari 30 orang tiap kelasnya.

Sugiyono (2010:62) menyatakan bahwa, “Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam

(41)

23

secara acak. Dalam hal ini, sampel ditentukan guru Penjaskes SMPN 2 Abung

Tengah, agar lebih baik mengambil sampel pada siswa kelas VII A yang berjumlah 30 orang sebagai kelas eksperimen dan VII B berjumlah 30 orang

sebagai kelas kontrol. Sehingga sampel pada penelitian ini adalah 60 orang.

F. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah dasar SMP Negeri 2 Abung Tengah Kabupaten Lampung utara Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini berlangsung mulai dari tanggal April sampai dengan Mei 2013. Latihan senam atau perlakuan diberikan sebanyak 2 kali dalam seminggu. Sebelum diberikan perlakuan dilaksanakan dulu tes dengan tujuan

untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberi perlakuan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik tes. Tes yang akan diberikan diperoleh dengan prosedure sebagai berikut:

1. Tes Awal (Pretest)

(42)

24

2. Tes Akhir (Posttest)

Tes akhir ini dengan menggunakan tes TKJI (test kebugaran jasmani Indonesia) setelah diberikan atau diberlakukannya perlakuan.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data (Suharsimi Arikunto 1992:188). Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian, yaitu kebugaran jasmani. Kebugaran jasmani diukur dengan tes TKJI yang terdiri dari

beberapa rangkaian tes seperti: a) lari 50 meter, b) gantung angkat tubuh untuk putra dan gantung siku tekuk untuk putri, c) baring duduk 60 detik, d) loncat tegak,

dan 5) lari 1200 meter untuk putra dan lari 1000 meter untuk putri. Lebih jelasnya, intrument tersebut dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

1. Lari Cepat Untuk Putra dan Putri 50 Meter. a. Tujuan : mengukur kecepatan lari seseorang

b. Alat/fasilitas : a) lintasan lurus, rata dan tidak licin; 2) peluit, 3) stop wacth, 4) bendera start dan tiang pancang, dan 5) Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis

c. Pelaksanaan : Testee berdiri di belakang garis start dengan sikap start berdiri, pada waktu diberi aba-aba “ya”, testee lari ke depan secepat mungkin untuk menempuh jarak 60 meter. Pada saat testee sampai finish, stopwatch dihentikan.

d. Skor : Skor hasil tes yaitu waktu yang dicapai untuk menempuh

(43)

25

Gambar 2. Tes Lari 50 Meter.

2. Gantung angkat tubuh untuk putra 60 detik dan gantung tekuk siku untuk putri maksimal 60 detik.

a. Tujuan : mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan bahu

b. Alat/fasilitas : a) lantai yang rata dan bersih, b) palang tunggal, yang

tinggi rendahnya dapat diatur sehingga testee dapat bergantung, c) stop watch dan d) formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis

c. Pelaksanaan :

 Putra : Testee bergantung pada palang tunggal, sehingga kepala,

badan dan tungkai lurus. Kemudian testee mengangkat tubuhnya, dengan membengkokkan kedua lengan, sehingga dagu menyentuh atau melewati palang tunggal, kemudian kembali kesikap semula.

(44)

26

Gambar 3. Tes Gantung Angkat Tubuh.

 Putri : Testee berdiri di bawah palang tunggal, kedua tangan

berpegangan pada palang tunggal selebar bahu, sehingga kepala, badan dan tungkai lurus. Pegangan telapak tangan menghadap ke arah

kepala. Dengan bantuan tolakan kedua kaki, test melompat ke atas sampai mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada di atas

palang. Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin, maksimal 60 detik.

(45)

27

3. Baring duduk (Sit Up) untuk putra dan putri 60 detik a. Tujuan : untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut

b. Alat/fasilitas : a) lantai/lapangan rumput yang bersih, b) stop wacth, c)

Formulir pencatatan hasil tes

c. Pelaksanaan : Testee berbaring terlentang di atas lantai/rumput. Kedua lutut ditekuk (90º). Kedua tangan dilipat dan diletakkan di belakang kepala, demgam

jari tangan saling berkaitan dan kedua tangan menyentuh lantai. Salah seorang teman testee membantu memegang dan menekan kedua pergelangan kaki, agar

jkaki testee tidak terangkat. Pada aba-aba “ya”, testee bergerak mengambil sikap duduk, sehingga kedua sikunya menyentuh paha, kemudian kembali

kesikap semula. Lakukan gerakan itu berulang-ulang cepat tanpa istirahat dalam waktu 60 detik.

d. Skor : Jumlah baring duduk yang dilakukan dengan benar selama 60 detik.

Setiap gerakan baring duduk yang tidak benar diberi angka 0 (nol).

4. Loncat Tegak (Vertical Jump)

a. Tujuan : untuk mengukur daya ledak (power) otot tungkai

b. Alat/fasilitas : a) dinding yang rata dan lantai yang rata dan cukup luas, b)

(46)

28

sentimeter, yang digantung pada dinding dengan ketinggian jarak antara lantai

dengan angka 0 (nol) pada papan yang berskala ukuran 150 cm, c)Serbuk kapur dan alat penghapus dan d) formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis.

c. Pelaksanaan : Testee berdiri tegak dekat didinding, bertumpu pada kedua kaki, dan papan dinding berada di samping tangan kiri atau kanannya. Kemudian, tangan yang berada dekat dinding diangkat lurus ke atas telapak tangan,

ditempelkan pada papan berskala. Kedua tangan lurus di samping telinga. Kemudian, meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan beskala dengan

tangan yang terdekat dengan dinding., sehingga meninggalkan bekas raihan pada paapn berskala. Testee diberi kesempatan melakukan sebanyak tiga kali

loncatan.

d. Skor : Ambil tinggi raihan yang tetinggi dari ketiga loncatan tersebut kemudian hasil loncat tegak tsb dengan cara hasil tertinggi dikurangi tinggi raihan tanpa

loncatan.

(47)

29

5. Lari jarak sedang untuk putra 1000 meter dan putri 800 meter. a. Tujuan : untuk mengukur daya tahan kardiorespiratori

b. Alat/fasilitas : a) lapangan yang rata atau lintasan yang telah diketahui

panjangnya sehingga mudah untuk menentukan jarak 800 atau 1000 meter, b) bendera start dan tiang pancang, c) pluit, d) stop wacth, e) nomor dada, f) formulir pencatatan hasil ter dan alat tulis, dan g) tanda/ garis untuk start dan

finish.

c. Pelaksanaan : Testee berdiri di belakang garis start. Pada aba-aba “ya”, testee lari menuju garis finish, dengan menempuh jarak 1000 meter untuk putra dan 800 meter untuk putri. Bila ada yang mencuri start, maka testee tersebut dapat

mengulangi tes tersebut.

d. Skor : Hasil yang dicatat sebagai skor kemampuan lari jarak sedang adalah waktu tempuh jarak 1000 meter untuk putra, dan 800 meter untuk putri. Hasil

yang dicatat sampai sepersepuluh detik.

(48)

30

Tabel 3. Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Putera dan Puteri.

No. Jumlah Nilai Kualifikasi Kesegaran Jasmani

1 22-25 Baik Sekali (BS)

(49)

31

3 14-17 Sedang (S)

4 10-13 Kurang (K)

5 5-9 Kurang sekali (KS)

I. Pengujian Instrumen

Pengujian instrument dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari butir-butir soal. Untuk menguji validitas tes kebugaran jasmani, digunakan

validitas isi. Validitas isi tergantung pada analisis yang di uji dan materi yang diajarkan. Tes tersebut harus disusun secara spesifik yang mewakilkan materi

yang akan diujikan, hubungan antara butir soal dan materi yang diujikan harus sesuai. Untuk menguji validitas menggunakan validitas isi dapat dilakukan dengan

cara mengkonsultasikannya kepada ahli. Sehingga pada penelitian ini, peneliti mendiskusikannya pada pembimbing. Jika pembimbing setuju menggunakan instrumen penelitian yang diajukan oleh peneliti, maka instrumen akan digunakan

sebagai alat untuk mengetes kebugaran jasmani siswa dan dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut valid.

Reliabilitas instrumen berhubungan dengan keajekkan suatu tes. Untuk mengukur

reliabiltas angket digunakan rumus alpha dalam Arikunto (2010:180) yaitu:

(50)

32

2

i

 : Jumlah Varians butir

2

t

 : Varians total

Untuk mencari varians butir digunakan rumus sebagai berikut:

Sedangkan untuk mencari varians total digunakan rumus

Xt : jumlah skor total dikuadratkan

Dengan kriteria pengujian, apabila r hitung> r tabel dengan taraf signifikan 0,05, maka alat pengukuran tersebut adalah reliabel dan sebaliknya r hitung< r tabel maka

(51)

33

Tabel 4. Kriteria Tingkat Reliabilitas

Koefisien Kadar Korelasi

Untuk melakukan pengujian hipotesis, digunakan rumus statistik yang hanya berlaku jika data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Oleh karena itu

terlebih dahulu dilakukan uji normalitas menggunakan uji Lilliefor’s, uji normalitas rumus Lilliefor’s dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah I

xi = Nilai-nilai yang diperoleh

x = Rataan

(52)

34

Langkah II; Distribusi normal baku ditentukan peluang masing-masing bilangan

baku dengan rumus F(Zi) = P (Z ≤ Zi)

Langkah V; menentukan harga mutlak terbesar yang selanjutnya disebut L0

kemudian bandingkan L0 dengan Ltabel. Kreteria normal apabila L0< Ltabel

(Sudjana, 2005:466)

1.1.2 Uji Homogenitas

Sebelum data diolah dilakukan uji homogenitas karena diketahui apakah sempel

yang diambil benar-benar homogen. Untuk menghitung homogenitas suatu kelompok digunakan uji Varians dalam Sudjana (2005:250) sebagai berikut:

F = S12 (varian terbesar)

Dengan kriteria pengujian, apabila Fhitung>Ftabel dengan taraf signifikan 0,05, maka

(53)

35

1.1.3 Uji Hipotesis

Untuk membuktikan hipotesis, penelitian ini menggunakan independen group t-test. Hipotesis test ini digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan atau kesamaan antara kedua data. Berdasarkan pendapat Sugiyono (2009:138), rumus

t-test tersebut adalah sebagai berikut:

Dimana:

t : t-tes

: rata-rata kelas eksperimen

: rata-rata kelas control

n1 : jumlah siswa kelas eksperimen n2 : jumlah siswa kelas control

: varian kelas eksperimen

: varian kelas kontrol

Dengan kriteria pengujian, apabila thitung>ttabel dengan taraf signifikan 0,05, maka H0 ditolak dan sebaliknya r hitung< r tabel maka H0 diterima.

(54)

48

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan,maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Latihan senam irama seminggu berpengaruh terhadap peningkatan kebugaran

jasmani pada siswa secara signifikan.

2. Latihan senam irama yang dilakukan sebanyak tiga kali dalam seminggu

selama dua bulan dapat meningkatan kebugaran jasmani para siswa sekolah menengah pertama, khususnya SMP Negeri 2 Abung Tengah Kabupaten Lampung Utara

3. Latihan senam irama mampu menunjang semua kalangan bukan hanya untuk anak sekolah termasuk juga orang tua.

B. Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka dapat disarankan sebagai berikut :

1. Pemerintah dan masyarakat perlu mempunyai komitmen yang kuat untuk

(55)

49

2. Guru penjaskes dan olahraga perlu memiliki data (data base) tentang

kebugaran jasmani para siswanya, karena salah satu tujuan pendidikan jasmani di sekolah adalah mengembangkan tingkat kebugaran jasmani siswa.

(56)

50

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1989. Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Aris Munandar, Wiranto. 1999. Masa Depan Pendidikan Jasmani Dan Olahraga Di Indonesia. Bandung. ITB.

Bompa, OT. 1994. Theory and Methodology Of Training. Terjemahan. Universitas Padjajaran. Bandung.

Djoko Pekik I. 2000. Panduan Latihan Kebugaran Yang Efektif dan Aman. Yogyakarta. Lukman Offset.

Depdiknas. 2004. Kesegaran Jasmani Indonesia. Jakarta. Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi.

Getchell. 1979. Physical Fitness A Way Of Life. New York : John Wiley and Sons, Inc.

Harahap, Nasrun.1986. Evaluasi hasil belajar. Bulan Bintang. Jakarta

Hermawan, Rahmat. 1995. Perbandingan Latihan Push Up Biasa dan Push Up Tepuk Terhadap, Kekuatan, Daya Tahan, dan Daya Ledak Otot Lengan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya. Surabaya.

Hermawan, Rahmat. 2002. Ilmu Faal (fisiologi). Buku ajar. FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Harsono. 1998. Coaching aspek-aspek Psikologi Dalam Coaching. Bandung. Tambak Kusuma.

Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. 2005. Panduan Pelaksanaan Pengkajian Sport Development Index (SDI). Jakarta. Bagian Hukum dan Humas Biro Umum Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.

(57)

51

Panular, Satro Suarno, Dkk. 1998. Tes Kesegaran Jasmani Dengan Lari Multitahap. Puslitbang-OR. Surakarta.

Santoso. 1997. Manusia dan Olahraga. ITB. Bandung

Sumaryanti. 2003. Pengaruh Frekuensi Senam Aerobik Terhadap Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Dasar. Yogyakarta. FIK UNY. Suharto, dkk. 2000:1. Ketahuilah Tingkat Kebugaran Jasmani Anda.

Depdiknas. Jakarta.

Sadoso Sumaosardjuno. 1989. Petunjuk Praktis Kesehatan Olahraga. Jakarta. PT. Pustaka Grafika

Suharno HP. 1999. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta. FPOK IKIP Jakarta

Suharno. 1994. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta. FPOK IKIP Jakarta

Sport Development Index (SDI). 2006. Pengkajian Sport Development Index (SDI) Provinsi Lampung 2005. Kemenegpora. Jakarta.

Thomas dan Nelson. 1997. Research Metodh in Phzsical Activity.

Woejarti Soekarno, dkk. 1996. Dasar-dasar Latihan Senam Irama. Yogyakarta. FPOK IKIP Yogyakarta.

(58)

Gambar

Tabel                                                                                                          Halaman
Gambar                                                                                                      Halaman
Gambar 2. Tes Lari 50 Meter.
Gambar 3. Tes Gantung Angkat Tubuh.
+5

Referensi

Dokumen terkait

aerobik high impact. Gerakan-gerakan senam aerobik itu sendiri ada bermacam- macam variasi gerak, sehingga pada saat melakukan senam aerobik banyak variasi gerakan yang

Menurut (Marta Dinata, 2010 : II ) bahwa Senam adalah serangkaina gerak yang dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti irama musik yang juga dipilih sehingga melahirkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh latihan senam ayo bersatu terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa kelas VIII B di SMP Negeri 4 Bandar

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan Senam Kebugaran Jasmani (SKJ) 2012

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa senam irama pada pendidikan jasmani adaptif berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan motorik kasar

Frekuensi latihan senam aerobik yang dilakukan ≥ 3 kali dalam seminggu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan persentase lemak tubuh dan berat badan.. Hal

Frekuensi latihan senam aerobik yang dilakukan ≥ 3 kali dalam seminggu memberikan pengaruh yang lebih signifikan terhadap penurunan persentase lemak tubuh dan berat

Dalam penelitian ini penulis mengambil hipotesa sebagai berikut : Ha: Ada pengaruh model latihan senam kesegaran jasmani terhadap peningkatan kebugaran siswa kelas VII SMPN 8 mataram