• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN SENAM PRAMUKA DAN SENAM BUGAR INDONESIA TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LATIHAN SENAM PRAMUKA DAN SENAM BUGAR INDONESIA TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS X"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENGARUH LATIHAN SENAM PRAMUKA DAN SENAM BUGAR INDONESIA TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN

JASMANI SISWA KELAS X

Oleh: HERI PRAYOGO

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan Senam Pramuka dan Senam Bugar Indonesia terhadap tingkat kebugaran jasmani pada siswa kelas X SMAN 1 Seputih Mataram Lampung Tengah.

Populasi pada pnelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1 Seputih Mataram yang berjumlah 191 siswa, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 52 siswa putra-putri, menggunakan teknik proporsional random sampling. Teknik pengambilan data menggunakan Multistage Fitness Test (MSFT) Vo2 Max. Teknik analisis data menggunakan Analisis Varian ( ANAVA).

Berdasarkan Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan : Pertama, Bahwa Latihan Senam Pramuka dapat meningkatkan kebugaran jasmani secara signifikan (F hitung 4,24 > F tabel 3,25). Kedua, pada Latihan Senam Bugar Indonesia menujukan peningkatan secara signifikan (F hitung 9, 85 > F tabel 3, 25) Pada taraf kepercayaan 95%. Ketiga, Perbedaan pengaruh menunjukan bahwa Senam Bugar Indonesia lebih baik dalam meningkatkan kebugaran jasmani siswa dibandingkan dengan Senam Pramuka ( Fhitung 5,53 > Ftabel 3, 25) pada taraf kepercayaan 95%. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa hasil dari latihan senam Pramuka menunjukkan nilai sebesar 4,24, dan Senam Bugar Indonesia meunjukkan nilai sebesar 9,85. Maka Senam Bugar Indonesia lebih efektif untuk digunakan dalam meningkatkan kebugaran bagi siswa yang memiliki tingkat kebugaran jasmani rendah.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

F. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 44

G. Teknik Pengumpulan Data ... 44

H. Prosedur Penelitian ... 45

I. Instrumen Penelitian ... 47

J. Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Hasil Penelitian... 55

B. Deskripsi Data ... 56

C. Analisis Data ... 60

C. Pengujian Hipotesis ... 60

a. Uji Hipotesis 1 ... 61

b. Uji Hipotesis 2 ... 62

c. Uji Hipotesis 3 ... 63

D. Pembahasan ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan perlu terus di kerjakan dan dipertahankan keberlangsungannya agar kualitas manusia Indonesia yang sehat, kuat, terampil dan bermoral dapat terwujud. Pendidikan jasmani di sekolah merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, tujuan dari pendidikan jasmani bersifat mendidik, sedang dalam pelaksanaannya aktivitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, maka melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari pendidikan secara keseluruhan, yakni meningkatnya pengetahuan, ketrampilan, dan sosial dan terbina sikap mental yang positif dalam menghadapi hidup dan kehidupan. Dengan kata lain pendidikan jasmani adalah proses untuk meningkatkan kebugaran jasmani.

(9)

Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun angota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak (Dauer dan Pangrazi, 1989:1). Sedangkan menurut Nixom dan Cozens (1959) dalam (http://buburdelima.com/2012/pengertian-pendidikan-jasmani-menurut-para-ahli.html) dikemukakan bahwa

pendidikan jasmani adalah fase dari proses pendidikan keseluruhan yang berhubungan dengan aktivitas berat yang mencakup sistem gerak, otot serta hasil belajar dari partisipasi dalam aktivitas tersebut.

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di setiap sekolah, dalam pelaksanaanya mengacu kepada kurikulum. Jadi, tujuan utama pendidikan jasmani di sekolah diarahkan untuk meningkatkan kebugaran jasmani para siswa, karena dengan tingkat kebugaran jasmani yang cukup baik seorang siswa akan mempunyai kemampuan untuk mengikuti aktivitas yang baik pula, terutama sekali dalam mengikuti berbagai mata pelajaran di sekolah.

(10)

jasmani, keterampilan gerak, pengetahuan kesehatan, perilaku hidup sehat dan kecerdasan emosi.

Dalam pembelajaran Penjaskes yang terjadi di kelas maupun di lapangan, guru dituntut untuk menciptakan kondisi belajar yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa sehingga siswa memiliki keterampilan, keberanian, serta mempunyai kemampuan Penjaskes.

(11)

bertahap, dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri sebagai pelaku, dan menghargai manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup sehat seseorang sehingga terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup yang aktif.

Banyak cara untuk meningkatkan kebugaran jasmani,mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling canggih atau menggunakan mesin. Latihan yang paling sederhana, murah dan mudah untuk dilaksanakan adalah jalan, lari, dan senam. Pelaksnaan latihan terebut, selain tidak menggunakan peralatan yang banyak dan tempat yang luas, juga bisa dilakukan secara kelompok maupun sendiri.

Senam sangat menarik untuk dipelajari karena mengandung unsur gerakan yang sangat indah dengan diiringi musik. Untuk melakukan gerakan dalam senam irama, diperlukan kelenturan, keseimbangan, keluwesan, fleksibilitas, kontinuitas, dan ketepatan dengan irama.

(12)

gerakan yang diiringi dengan music sesuai selera dalam melakukan gerakan sehingga peserta dapat mengikuti variasi gerakan dan beban yang disesuailkan dengan kemampuannya. Jadi fokusnya adalah tubuh, bukan alatnya, bukan pula pola-pola geraknya, karena gerak apapun yang digunakan, tujuan utamanya adalah peningkatan kualitas fisik serta penguasaan pengontrolannya. Senam Pramuka dan Senam Bugar Indonesia adalah bentuk program latihan yang bertujuan untuk membentuk kebugaran pesertanya.

Pentingnya kebugaran jasmani dimiliki setiap orang, terlebih utama bagi siswa di sekolah antara lain dapat meningkatkan organ tubuh, sosial, emosional, sportivitas, dan semangat kompetisi. Peningkatan kebugaran jasmani bagi siswa sekolah menengah atas sangat berperan penting karena kebutuhan aktivitas semakin bertambah sehingga membutuhkan tubuh yang prima untuk memacu perkembangan serta memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan semangat belajar siswa.

Berdasarkan observasi yang saya lakukan di SMA N 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah, sebagian besar para siswa memiliki tingkat kebugaran yang rendah,hal ini ditunjukan dengan lemahnya dalam mengikuti berbagai pelajaran seperti seringnya mengantuk, merasa malas. Ini semua merupakan kondisi dampak rendahnyatingkat kebugaran pada siswa tersebut.

(13)

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi antara lain sebagai berikut :

1. Rendahnya tingkat kebugaran jasmani para siswa.

2. Rendahnya pemahaman para siswa tentang pentingnya memiliki tingkat kebugaran jasmani dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari termasuk mengikuti pelajaran di sekolah.

3. Rendahnya tingkat keseriusan siswa dalam mengikuti mata pelajaran penjaskes.

4. Kurangnya inovasi dalam melakukan aktivitas pembelajaran penjaskes untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa.

5. Kurang tepatnya penggunaan metode latihan untuk meningkatkan kebugaran jasmani para siswa.

C. Pembatasan Masalah

(14)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas dapat dirumuskan masalah penelitian, sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan latihan Senam Pramukaterhadap tingkat kebugaran jasmani siswa ?

2. Apakah ada pengaruh yamg signifikan latihan Senam Bugar Indonesia terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa ?

3. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara latihanSenam Pramuka dan Senam Bugar Indonesia terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :

1. Pengaruh antara latihan Senam Pramuka dengan tingkat kebugaran jasmani siswa.

2. Pengaruh antara latihan Senam bugar indonesia dengan tingkat kebugaran jasmani siswa.

(15)

F.Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini, peneliti mengharapkan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis yang akan diperoleh diantaranya :

1. Manfaat teoritis

a. Melengkapi dan memperkaya khasanah keilmuan serta teori yang sudah diperoleh melalui penelitian sebelumnya.

b. Memberikan sajian wawasan khusus tentang kajian – kajian sikap siswa terhadap mata pelajaran penjaskes dan kondisi sekolah dengan hasil belajar siswa, sebagai acuan untuk lebih meningkatkan keefektifitasan belajar siswa juga hasil belajar siswa.

2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti

Sebagai bahan acuan tentang gambaran kemampun fisik para siswa dan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penelitian tentang karya ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.

b. Bagi siswa

Dapat mengetahui tingkat kebugaran jasmani bagi siswa yang menjadi obyek penelitian, dan mengetahui cara untuk melatih tingkat kebugaran jasmani.

c. Bagi guru dan mahasiswa penjaskes

(16)

dengan metode yang tepat. Sehingga akan diperoleh hasil yang optimal.

d. Manfaat secara umum

Sebagai bahan informasi yang berarti untuk bekal para mahasiswa bila kelak lulus menjadi sarjana pendidikan jasmani, dan gambaran tadi menjadi bahan untuk menjadi prioritas dalam meningkatkan kemampuan fisik para siswanya.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi salah penafsiran, maka perlu adanya batasan ruanglingkup penelitian sebagai berikut :

1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N 1 Seputih mataram Kabupaten Lampung Tengah.

2. Objek yang diteliti adalah pengaruh latihan Senam Pramuka dan Senam Bugar Indonesia terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa.

(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, perilaku hidup sehat, aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Pengalaman belajar yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan yang aman, efisien, dan efektif.

Menurut Lutan (2006: 1-5), Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan via aktifitas jasmani, permainan dan atau olahraga. Penjaskes adalah pendidikan di sekolah yang dilakukan melalui gerak tubuh dari siswanya. Penjaskes memang berbeda dengan pendidikan lainya, Penjaskes menekankan pada gerak tubuh untuk mencapai tujuan pendidikan kepada muridnya . pernyataan ini sesuai dengan “Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu

proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik. (Toho Cholik M. dan Rusli Lutan, 2001: 2).

(18)

penyampaiaannya melalui proses aktifitas fisik atau jasmani kepada siswanya, aktifitas fisik yang di maksudkan agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai. Penjaskes juga merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai - nilai ( sikap mental – emosional –spiritual - sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Dengan Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil dan memiliki kebugaran jasmani dan kebiasaan hidup sehat serta memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap gerak manusia sehingga tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai.

B. Kebugaran jasmani

(19)

Risma Feni, 2007) mengemukakan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk dapat melakukan kerja sehari-hari secara efesien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luang.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani adalah kualitas seseorang untuk cara optimal tanpa menimbulkan problem kesehatan dan kelelahan berlebihan.

Untuk mecapai kebugaran jasmani yang prima, maka seseorang perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan berbagai komponen kebugaran jasmani dengan latihan yang benar dan sesuai sehingga kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari dapat berlangsung secara efisien.

Kebugaran jasmani mempunyai beberapa komponen, oleh karena itu kita perlu mengetahui dan memahami komponen-komponen tersebut sebagai penentu baik buruknya kondisi fisik atau tingkat kebugaran seseorang atau anak didik.

(20)

Adapun 10 komponen kebugaran jasmani meliputi :

1. Daya tahan paru jantung (Cardiorespiratory Endurance) 2. Kekuatan otot (Muscle Strangth)

3. Daya tahan otot (Muscle Endurance) 4. Fleksibilitas (Flexibility)

5. Komposisi tubuh (Body Composition) 6. Kecepatan (Speed)

7. Daya ledak (Power) 8. Keseimbangan (Balance) 9. Kelincahan (Agility) 10.Koordinasi (Coordination)

Adapun jenis kebugaran jasmani ada dua yaitu:

1. Health related fitness yaitu kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan.

2. Motor fitness yaitu kesegaran jasmani yang berhubungan dengan ketrampilan

Health related fitness terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :

1. Daya tahan paru jantung (Cardiorespiratory Endurance) 2. Kekuatan otot (Muscle Strangth)

(21)

5. Komposisi tubuh (Body Composition)

Motor fitness terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :

1. Daya tahan paru jantung (Cardiorespiratory Endurance) 2. Kekuatan otot (Muscle Strangth)

3. Daya tahan otot (Muscle Endurance) 4. Fleksibilitas (Flexibility)

5. Komposisi tubuh (Body Composition) 6. Kecepatan (Speed)

7. Daya ledak (Power) 8. Keseimbangan (Balance) 9. Kelincahan (Agility) 10.Koordinasi (Coordination)

Definisi komponen-komponen kebugaran jasmani sebagai berikut :

1. Daya tahan paru jantung (Cardiorespiratory Endurance)

(22)

peredaran darah)ke otot-otot yang sedang bekerja otot dalam menggunakan oksigen.

Manusia mengalami penurunan kapasitas aerobic rata-rata 1% per-tahun sesudah usia 30 tahun. Penurunantersebut terjadi karena beberapa faktor, yaitu curah jantung (cardiac output) menurun dan fungsi pernafasan yang berubah. Penurunan curah jantung terjadi akibat kurang kuatnya kontraksi otot jantung yang disebabkan oleh menurunnya masa otot jantung. Sedangkan penurunan fungsi pernafasan disebabkan oleh menurunnya kapasitas vital paru dan kapasitas oksidasi otot skelet.

2. Kekuatan otot (Muscle Strangth)

Secara fisiologis, kekuatan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan/beban. Secara mekanis kekuatan otot didefinisikan sebagai gaya (force) yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot dalam satu konteraksi maksimal.

Kekuatan otot merupakan hal penting untuk setiap orang, karena kekuatan otot merupakan daya dukung dalam menyelesaikan tugas-tugas. Setelah umur 30 tahun, manusia akan kehilangan kira-kira 3% sampai 5% jaringan otot total per-dekade, sehingga kekuatan otot berkurang secara bertahap seiring bertambahnya unur.

3. Daya tahan otot (Muscle Endurance)

(23)

berkurang secara bertahap sesuai denag bertambahnya umur. Namun penurunan daya tahan otot tidak terjadi secepat menurunnya kekuatan otot. 4. Fleksibilitas (Flexibility)

Kemampuan sendi untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak ruang sendi secara maksimal. Fleksibilitas menunjukan besarnya gerakan sendi yang dilakukan secara maksimal sesuai dengan kemungkinan gerakan (range of movement).

5. Komposisi tubuh (Body Composition)

Komposisi tubuh adalah susunan tubuh yang digambarkan sebagai dua komponen yaitu lemak tubuh dan masa tubuh tanpa lemak. Beberapa penelitian menunjukan bahwa dengan bertambahnya umur akan berpengaruh terhadap komposisi tubuh. Setelah berumur 30 tahun, biasanya masa tubuh tanpa lemak berkurang, tetapi berat badan bertambah. Penambahan berat badan sering terjadi karena penambahan lemak tubuh yang disebabkan oleh berkurangnya latihan fisik. Komposisi tubuh meliputi dua hal yaitu indeks masa tubuh dan presentase lemak tubuh.

6. Kecepatan (Speed)

(24)

7. Daya ledak (Power).

Daya ledak adalah gabungan anatara kekuatan dan kecepatan (explosive), yang dilakukan dengan mengerahkan gaya (force) otot maksimum dengan kecepatan maksimum. Daya ledak sanagt diperlukan pada saat-saat yang sangat mendesak, seperti harus melempar atau melompat.

8. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap dan posisi tubuh secara tepat pada saat berdiri (static balance) atau pada saat melakukan gerakan (dynamic balance). Kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan dipengaruhi oleh beberapa faktorantara lain ; visual, vestibular dan propriosptif. Denagn bertambahnya umur keseimbangan akan menurun sebagai akibat dari penurunan struktur dan fungsi oksigen keseimbangan 9. Kelincahan (Agility)

Kelincahan adalah kemampuan mengubah arah atau posisi tubuh dengan cepat yang dilakukan bersama-sama denagn gerakan lainnya. Bagi karyawan, tenaga kerja dan masyarakat, kelincahan diperlukan untuk menunjang aktifitas sehari-hari.

10.Koordinasi (Coordination)

(25)

pada susunan syaraf pusat yang mengalami perubahan morfologi dan biokomia.

Dari uraian tentang unsur-unsur kebugaran jasmani diatas, ternyata bahwa unsur kebugaran jasmani merupakan suatu kesatuan utuh yang dapat dicari dan diketahui ciri-cirinya. Untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani seseorang dapat dicari atau diukur dengan berbagai cara, antara lain melalui, lari 2 menit (Coopr test), lari 15 menit (balke test), lari multi tahap (Multistage Fitness Test) harvard ste up test, lari 1600, dan banyak cara lainnya.

Tes multi tahap atau bleep test merupakan jenis tes untuk mengukur kemampuan daya tahan jantung dan paru serta sekaligus untuk mengetahui kemampuan paru untuk menghisap oksigen secara maksial (VO2max) akhir-akhir ni banyak digunakan bahkan pada kegiatan pengkajian sport development index (SDI) nasional juga sebagai instrument tetap untuk mengukur variabel kebugaran, karena selain praktis dalam dalam pelaksanaan juga tidak perlu menggunakan rumus yang rumit dalam membaca data atau hasilnya.

C. Pengertian Latihan

(26)

berulang-ulang hanya akan dietmpuh melalui proses latihan,seperti Harsono,(1988:101) mengungkapkan, Training adalah proses yang sistematis dari berlatih atau berkerja yang dilakukan secara berulang-ulang , dengan kian hari kian bertanbah jumlah latihan atau perkerjaanya. Denga melakukan kegiatan fisik yang dilakukan terus menerus dan relatif lama akan menimbulkan konsekuensi logis,baik secara fisiologis maupun psikologis.

Lebih lanjut Harsono, (1988:102)menyatakan bahwa :

”Dengan latihan yang dilakukan secara sistematis dan melalui pengulangan (Repetition) yang konstan, maka organisasi-organisasi mekanisme neuro physiologis kita akan bertambah baik, gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan lama kelamaan akan merupakan gerakan-gerakan yang otomatis dan reflektif yang semakin kurang membutuhkan konsentrasi pusat-pusat syaraf dari pada sebelum melakukan latihan-latihan tersebut.”

Latihan merupakan aktifitas olah raga yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri pisikologis dan fisiologis manusia untuk mencapai sasaran yang ditentukan (Bompa, 1991). Menurut Pate (1981) latihan adalah suatu keikutsertaan secara sistematis dlam kegiatan latihan dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan toleransi terhadap latihan tersebut.

(27)

berati suatu proses sistematis untuk mengembangkan dan mempertahankan unsur-unsur kebugaran jasmani yang dilakukan dalam waktu lama, ditingkatkan secara progresif, beberapa indifidual dan dilakukan secara terus menerus.

Menurut Doboenga, (1953:4) Training adalah latihan yang tersusun dan teratur menurut suatu sistem dalam suatu rencana yang diarahkan pada tujuan tertentu.

Tujuan umum latihan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Untuk mencapai dan memperluas perkembangan fisik secara menyeluruh, tujuan ini penting, karena perkembangan fisik pada suatu tingkat yang tinggi merupakan dasar-dasar latihan.

2. Untuk menjamin dam memperbaiki perkembangan fisik khusus sebagi suatu kebutuhan yang telah ditentukan dalam aktivitas olah raga, pemenuhan tujuan ini seperti pengembangan kekuatan, memperbaiki waktu reaksi, daya tahan otot, atau fleksibilitas.

3. Untunk mengenal gerak olahraga yang telah dipilih sehingga bisa mengembangkan kapasitas penampilan lebih lanjut.

(28)

5. Untuk mempertahankan kesehatan yang dimiliki. Untuk melengkapi tujuan ini sebaiknya dilakukan pemeriksaan kesehatan secara periodik. 6. Untuk mencegah dan mengambil keputusan tindakan pencegahan terhadap

kemungkinan terjadi cidera.

7. Untuk memperkaya pengetahuan sasaran teori dengan memperhatikan dasar secara fisiologi, dan pisikologi latihan, perencanaan gizi.

Dari pendapat para ahli di atas dapat d tarik kesimpulan bahwa latihan merupakan kegiatan yang sistematik, berulang-ulang, kian hari kian bertambah bebannya dan mengarah kepada peningkatan aspek psikis maupun fisiologis guna mencapai sasaran yang ditentukan.

D. Prinsip-Prinsip Latihan Kebugaran

Bompa (1994), Thompson (1981), Egeer (1993) dan Fox (1984) menyatakan bahwa prisip-prinsip latihan adalah sebagai berikut :

a. Prinsip Adaptasi Khusus (Spesific Adaptation Demand)

Dengan latihan secara normal, maka perhitungan jumlah tenaga yang diperlukan untuk melawan beban akan berkurang, hal ini disebabkan oleh adaptasi latihan.

b. Prinsip Beban Berlebihan (The Overload Principle)

(29)

c. Prinsip Beban Bertambah (The Principle of Progressive Resistence) Prinsip beban bertambah dapat dilakukan dengan meningkatkan beban secara bertahap dalam suatu program latihan. Progresif (kemajuan) adalah kenaikan beban latihan dibandingkan denagn beban latihan yang dijalankan sebelumnya. Peningkatan beban dapat dilakukan dengan penambahan set, repetisi, frekuensi atau lama latihan.

d. Prinsip Spesifikasi atau Kekhususan (The Principle of Spesificity)

Latihan yang dilakukan harus mengarah pada perubahan fungsional. Prinsip kekhususan meliputi kekhususan terhadap kelompok otot atau sistem energi yang akan dikembangkan. Latihan yang dipilih harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

e. Prinsip Individu (The Principle of Individuality)

Pemberian latihan yang akan dilaksanakan hendaknya memperhatikan kekhususan individu, sesuai dengan kemampuan masing-masing, karena setiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda baik secara mental maupun fisik.

f. Prinsip Kembali Asal (The Principle of Reversibility)

(30)

Pada fase kegiatan latihan yang akan dilakukan, maka langkah-langkah berikut merupakan dasar pemikiran yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

a. Pemanasan (Warm-Up)

Pemanasan merupakan kegiat yang harus dilakukan sebelum memasuki latihan yang sebenarnya. Pemanasan bertujuan untuk mempersiapkan fisik dan psikis dalam menghadapi latihan inti. Pemanasan juga bertujuan untk menghindari cidera.

b. Latihan inti

Pada latihan inti ini berisi serangkaian latihan yang sudah disiapkan sesuai dengan tujuan latihan. Misalnya latihan ingin mengembangkan daya tahan aerobic, maka latihan inti ini peserta latihan menjalani aktifitas latihan aerobic dengan bantuan latihan yang telah dipilih, misalnya : bersepeda, jalan kaki, naik turun bangku atau joging. Bila latihan ini mengembangkan latihan otot, bisa melakukan aktivitas dengan latihan bebean.

c. Pendinginan (Cooling-down)

(31)

sepeda statis setelah melakukan latihan aerobic dengan sepeda statis, setelah itu lakukan beberapa calistenik dan stertching secukupnya.

E. Komponen-komponen dalam Setiap Tahap Latihan

1. Intensitas Latihan

Intensitas latihan merupakan komponen latihan yang sanagt penting untuk dikaitkan dengan komponen kualitas latihan yang dilakukan dalam kurun waktu yang diberikan. Lebih banyak kerja yang dilakukan dalam satuan waktu akan lebih tinggi pula intensitasnya.

Tabel.1. Intensitas kekuatan dan kecepatan No . intensitas Prosentase Penampilan

Maksilal

Untuk mengembangkan kemampuan yang berdasarkan perubahan fisiologis khususnya denyut jantung (HR), Bompa (2000) membuat daerah latihan sebagai berikut :

Tabel.2. Intensitas denyut jantung per-menit

Daerah Jenis Intensitas Denyut jantung permenit

1 Rendah 120-150

2 Menengah 150-170

3 Tinggi 170-185

(32)

2. Frekuensi Latihan

Frekuensi menunjuk pada jumlah latihan perminggunya. Secara umum, frekuensi latihan lebih banyak, dengan program latihan lebih lama akan mempunyai pengaruh lebih baik terhadap kebugaran jasmani. Menurut fox (1988) frekuensi latihan yang baik untuk endurance training adalah 2-5 kali perminggu, dan untuk anaerobic training 3 kali perminggu. Untuk olahragawan sprinter 5 kali perminggu, dan 6-7 kali perminggu untuk atlet endurance. Latihan 2 kali perminggu tidak dapat meningkatkan level fitness.

3. Durasi Latihan

Durasi dan intensitas latihan saling berhubungan. Peningkatan pada salah satunya, yang lain akan menurun. Durasi dapat berarti waktu, jarak, atau kalori. Durasi menunjukan pada panjangnya langkah, atau pedal, atau kayuhan yang dapat ditempuh. Kalori menunjuk pada jumlah energi yang digunakan selama latihan.

F. Senam

(33)

fisik secara sistematis, dan dirangkai secara keseluruhan dengan tujuan membentuk dan mengembangkan kepribadian yang baik.

Menurut Hidayat yang dikutip oleh Agus Mahendra (2002: 2) “senam sebagai

suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonsrtuk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual”. Sedangkan Imam Hidayat dalam Hendra Agusta (2009: 9), mendefinisikan senam sebagai suatu latihan tubuh yang terpilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual.Senam termasuk cabang olahraga yang sangat atraktif dan sulit untuk diberikan batasan. Maka dari itu kita harus memberikan batasan yang mendekati kebenaran, merumuskan apa itu senam, ciri dan kaidah kaidahnya yaitu: gerakan gerakannya selalu dibuat atau diciptakan dengan sengaja, gerakanya harus selalu berguna untuk mencapai tujuan tertentu. Senam terbagi menjadi beberapa jenis diantaranya adalah senam irama yaitu senam pramuka dan senam bugar indonesia.

(34)

Menurut (Sumaryanti, 2000 :1dalamRismaFeni, 2007) bahwa senam irama adalah suatu aktivitas fisik yang disusun secara sistematis, gerakann ya melibatkan otot-otot besar, dilakukan secara terus-menerus, dinamis dan ritmis serta dalam aktivitasnya menggunakan sistem energi aerobic (O2). Menurut (Marta Dinata, 2010 : II ) bahwa Senam adalah serangkaina gerak yang dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti irama musik yang juga dipilih sehingga melahirkan kekuatan ritmis, kontinuitas dan durasi tertentu. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru serta membentuk tubuh. Gerakan –gerakan yang dipilih, tentu saja harus mengandung nilai yang diperlukan untuk kedua tujuan diatas.

(35)

apapun yang digunakan, tujuan utamanya adalah peningkatan kualitas fisik serta penguasaan pengontrolannya. Diantaranya senam yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani adalah :

a).SenamPramuka

Senam pramuka adalah senam yang dibuat khusus untuk gerakan pramuka. Biasanya senam ini dilakukan saat pagi hari pada kegiatan prkemahan ataupun lainnya. Senam pramuka mempunyai music khusus, dimana music tersebut sudah ada hitungannya. Padasenam pramuka terdapat tiga bagian dalam senam ini bagian pertama adalah pemanasan, lalu bagian kedua adalah gerakan inti. Pada bagian ini terdapat 4 gerakan peralihan. Lalu gerakan selanjutnya adalah gerakan pendinginan. Seorang pramuka dan masyarakat umum sebaiknya dapat melakukan gerakan senam ini dengan baik, karena senam ini dapat menyehat kantubuh, sekaligus menjaga kebugaran jasmani apabila dilakukan secara rutin. Bahkan senam pramuka juga bias dijadikan perlombaan, dimana gerakan, kekompakan, keserasian, atau lainnya bias dijadikan sebagai bahan penelitian.

b). Senam Bugar Indonesia

(36)

dilakukan dengan baik teratur dan terukur. Teruslah berolahraga masyarakat mau dan tetap berolahraga agar masyarakat kita masyarakat Indonesia kuat bugar dan sehat.

Dalam senam irama adapat dipilih gerakan yang mudah, menyenangkan, dan bervareasi sehingga memungkinkan seseorang untuk melakukan secara teratur dalam waktu yang lama. Menurut, ( Woerjati Soekarno, 1997 : 7 dalam Risma Feni, 2007) ada beberapa prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun latihan senam irama yaitu sebagai berikut.

1. Prinsip – prinsip latihan senam irama yang harus diperhatikan :

(a). Jenis dan macam latihan harus seleksitif dan diteliti (setelah melalui analisa yang cermat tentang pengaruhnya terhadap tubuh). Oleh karena itu latihan yang tidak berguna dihilangkan.

(b). Pelaksanaan gerakan harus tepat (jadi harus ada koreksi dan perbaikan). (c). Dilaksanakan denag sikap permulaan dan akhir yang benar, dan

(d). Suatu latihan mempunyai dosis yang sesuai dengan tujuannya.

2. Tahap pelaksanaan latihan sesuai dengan tingkat kesukaran menguasai gerak diuraikan sebagai berikut :

(a) Setelah menguasai latihan yang lama kemudian meningkat kelatihan yang baru.

(b) Latihan dimulai dari latihan yang mudah kelatihan yang sukar.

(37)

(d) Latihan dimulai dari latihan yang ringan ke yang berat atau yang tidak intensif ke intensif.

3. Sistematika program senam irama, yang berarti pengulangan gerak secara sistematis dan teratur dengan tujuan meningkatkan kemampuan fisik seseorang.

G. Manfaat Senam

Senam memiliki banyak manfaat di antaranya dilihat dari segi fisik, psikologis, sosial, maupun ekonomis. Jiki kita lihat dari segi fisik yuitu mencegah penyakit akibat kurang gerak (preventif), peningkatan kebugaran atau peningkatan kualitas fisik (promotif), terapi dan rehabilitas (asma, diabetes, kegemukan, penyimpangan bentuk tubuh, dll), dari segi sosial yaitukarena senam irama dilakukan bersama-sama maka pada akhirnya akan menciptakan sebagai media komunikasi, informasi dan akan berdampak pada kesehatan sosial semakin baik. Dari segi pesikis yaitu mengurangi ketegangan dan dapat menimbulkan kegembiraan, dan dari segi ekonomis yaitu mengurangi biaya perawatan kesehatan (Sumaryanti, 2000 : 1)

Pada saat pelaksanaan yang disusun secara sistematis senam irama meliputi beberapa tahapan sebagai berikut.

(38)

yang lebih keras yang akan dilakukan pada latihan berikutnya dan tugas untuk mencegah terjadinya cidera. Pemanasan dengan gerakan ritmik, kemudian dilakukan dengan stretching akan membantu peningkatan suhu badan dan mempersiapkan system kardiorespirasi, meningkatkan cairan peluman pada persendia, kelenturan ligament, dan panjangnya tendo dan otot, meningkatkan kecepatan pacuan syaraf. Pemanasan dianggap memadai badan terasa panas (keluar keringat pertama kali) dan denyut nadi maksimal.

2. Inti latihan (senam irama), yaitu sebagai langkah pertama atau pemanasan senam dilakukan denagn menggunaklan low inpact dengan kombinasi antara gerakan tangan dan gerakan kaki denag langkah segala arah. Puncak senam dilakukan denagn menggunakan system low inpact, high dan mix denag sasaran pencapaian target zona terpenuhi yang berdasarkan denyut nadi maksimal.

3. Calisthenic, yaitu latihan pembentukan otot-otot tubuh, dapat dilakukan dengan beban tubuh sendiri atau dapat dengan beban luar tubuh. Latihan calisthenic ini meliputi latihan pembentukan latihan otot lengan atas, bahu, dada, perut, punggung, pantat, pangkal paha, betis, dan kaki.

(39)

otot-otot dengan rileks dan meregangkan otot-otot-otot-otot seluruh tubuh secara berlahan-lahan.

H. Upaya Latihan Terhadap Kebugaran Jasmani

Kebugaran adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang belebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luang. Kebugaran seseorang berpengaruh terhadap kesehatan, juga penampilan dan prestasi yang didukung oleh kerja sistem tubuh. Pengaruh tubuh seketika juga disebut respon dan pengaruh jangka panjang akibat latihan teratur, dan terprogram disebut adaptasi. Menurut (Woerjati, 1996 : 30) respon dan adaptasi adalah sebagai berikut :

a) Respon dan adaptasi jantung meningkat karena rangsangan emosional, rasa cemas, takut atau bahkan senang (Fok 1988: Lamb 1984) . Denyut jantung setelh mulai latihan lebih cepat daripada sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh reflek saraf yang berasal dari otot dan sendi, ditabah rangsangan dari pusat gerak diotak. Panas yang terjadi selama latihan, ikut juga meningkatkan denyut jantung melambat secara cepat, kemudian perlahan kembali normal.

b) Respon dan Adaptasi sistem pernapasan terhadap latihan

(40)

pertukaran O2 dn CO2 antara paru-paru dan darah. Hal ini dicapai dengan menaikan frekuensi dan dalam pernapasan (irama pernapasan).

c) Respon dan adaptasi sistem energi terhadap latihan

Energi didapat dari pemecahan bahan makanan, terutama krbohidrat dan lemak. Bahan makanan tersebut dibakar di sel-sel otot, dengan oksigen bertindak sebagai apinya. Lebih khusus lagi I dalam sel ada dapur tempat pembakaran, yang disebut mitokondria.

d) Respon dan Adaptasi Khusus

Termasuk adaptasi di sini adalah perubahan komposisi tubuh dengan lemak total yang menurun.perubahan tingkat cholesterol dan trigliserid juga akan terjadi. Demikian pula dengan penurunan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik. Toleransi terhadap panas akan meningkat dan kekuatan tulang, ligament, otot, tendo, sendi dan tulang rawan akan bertambah.

I. Kerangka Pemikiran

Latihan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya tahan fisik dan mental. Melalui latihan secara benar, teratur dan terukur yang didukung oleh IPTEK dengan masukan gizi yang seimbang, maka akan diperoleh tingkat kebugaran jasmani yang tinggi.

(41)

Kebugara jasmani yang tinggi diperlukan oleh semua orang, termasuk anak usia sekolah mulai taman kanak-kanak (TK) sampai sekolah lanjut tingkat atas (SLTA). Denagan memiliki kebugaran jasmani yang tinggi, siswa mampu melakukan aktifitas sehari-hari dengan waktu yang lebih lama dibandingkan siswa yang memiliki tingkat jasmani rendah.

Pentingnya kebugaran jasmani bagi anak usia sekolah antara lain dapat meningkatkan kemampuan organ tubuh, sosial, emosional, sportifitas, dan semangat kompetisi. Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa kebugaran jasmani memiliki korelasi positif dengan prestasi akademik. Dari sudut pandang pendidikan upaya peningkatan kebugaran jasmani memiliki tujuan antara lain : (1) pembentukan gerak, (2) pembentukan prestasi, (3) pembentukan sosial, dan (4) pembentukan badan.

1). Pengaruh Latihan Senam Pramuka terhadap tingkat kebugaran jasmani. Latihan Senam Pramuka, dapat meningkatkan kebugaran kebugaran jasmani. Sehingga senam pramuka mempunyai peran penting terhadap hasil kemampuan meningkatkan kebugaran jasmani. Dengan latihan senam pramuka dapat mendukung peningkatan kebugaran jasmani yang baik, khususnya pada siswa yang memiliki tingkat kebugaran jasmani rendah, sehingga latihan ini memberi peluang yang besar untuk dapat meningkatkan kebugaran jasmani yang prima.

(42)

bagian pertama adalah pemanasan, lalu bagian kedua adalah gerakan inti. Pada bagian ini terdapat 4 gerakan peralihan. Lalu gerakan selanjutnya adalah gerakan pendinginan. Berdasarkan model ritme gerakanya, latihan senam pramuka mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kebugaran jasmani, sehingga dapat mendukung pencapaian hasil kebugaran yang prima. Hal ini karena, pada latihan senam pramuka daya tahan dan ritme gerakan dikembangkan secara maksimal.

2). Latihan Senam Bugar Indonesia terhadap tingkat kebugaran jasmani.

(43)

Ditinjau dari gerakanya, Senam Bugar Indonesia memiliki ritme grakan yang bervareasi dan intensitas gerakan sesuai denagn tahapan gerakan pemanasan, inti, dan gerakan pendinginan yang tersusun secara sistematis dan berksinambungan. Gerakan yang demikian menuntut kerja otot jantung paru dengan kuat dan cepat, sehingga unsur utama daya tahan dapat dikembangkan secara maksimal.

Latihan Senam pramuka dan senam bugar indonesia yang dilakukan dalam waktu 30 menit selama 3 kali perminggu dengan 12 kali pertemuan atau 4 minggu dengan intensitas 75%-85% denyut nadi maksimum maka di duga dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Dengan diadakannya latihan tersebut maka menambah variasi dalam olahraga di sekolah atau dalam ekstrakulikuler. Yaitu suatu aktivitas fisik yang disusun secara sistematis, gerakannya melibatkan otot besar tubuh yang dilakukan secara terus-menerus, dinamis dan ritmik, dan dalam aktivitasnya energy yang digunakan dari system snam irama.

(44)

J. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara yang harus diuji lagi

kebenarannya melalui penelitian ilmiah. Suatu hipotesis adalah perkiraan

jawaban sementara terhadap problem penelitian Surahmad Winarno

(1985:60).Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari latihan Senam pramuka terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa.

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari latihan Senam Bugar Indonesia terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa.

(45)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

karena adanya (treatment), seperti pendapat(Thomas dan Nelson 1997:

352dalamRismaFeni, 2007). Bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari suatu

perlakuan pada suatu kelompok. Melalui penelitian eksperimen akan diperoleh

informasi yang relevan dengan permasalahan yang diteliti dan menghasilkan

analisa yang obyektif untuk memperoleh kesimpulan yang valid.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu

untuk mengetahui pengaruh setiap variabel bebas terhadap variabel terikat.

Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah Senam pramuka sebagai

(X1), senam bugar indonesia sebagai (X2), sedangkan variabel terikatnya (Y)

adalah Tingkat Kebugaran Jasmani pada siswa Kelas X .

B. Variabel Penelitian

(46)

dalam suatu penelitian. Dalam suatu penelitian hrus adanya variabel yang dapat di identifikasikan sebagai berikut:

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang nilai-nilainya tidak tergantung pada variabel lainya yang menggunakan untuk menerangkan dan meramalkan nilai variabel yang di lambangkan dengan (X). Adapun variabel bebas dalam penelitian ini (X1) dan (X2) adalah latihan senam irama, senam pramuka dan senam bugar indonesia.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang nilai-nilainya tergantung pada variabel lainya dan merupakan variabel yang diterangkan nilainya, lambangkan dengan (Y). adapun variabel terikat dalam penelitian ini yaituTingkat Kebugaran Jasmani siswa Kelas X (Y).

C. Desain Penelitian

(47)

Rancangan penelitian ini adalah digunakan “Pre-test dan Post-test. Gambar

metode eksperimen komparatif sebagai berikut :

X1 Treatmen A Post Test

P S PreTest Op X2 Treatmen B Post Test

Xo Post Test

Keterangan :

P : Populasi

S : Sempel

Pre test : Tes awal kebugaran jasmani OP : Ordinal Pairing (pengelompokan) X1 : Kelompok kelas Eksperimen A X2 : Kelompok kelas Eksperimen B Xo : Kelompok Kelas Control

A : Perlakuan dengan latihan senam pramuka

(48)

DesainOrdinal Pairing :

Tabel.3. Rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut :

(49)

Pre-Tr 2 A : Tes Akhir kelompok A Tr 2 B : Tes Akhir kelompok B Tr 2 C : Tes Akhir kelompok Control

X1 : Perlakuan pada kelompok Eksperimen 1 X2 : Perlakuan pada kelompok Eksperimen 2 Treatmen A = Senam Pramuka

Treatmen B = Senam Bugar Indonesia

D. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindri penfsiran yang keliru maka variabel penelitian ini perlu diberikan definisi, yaitu :

1. Yang dimaksut latihan Senam Irama dalam penelitaian ini adalah suatu aktifitas fisik yang disusun secar sistematis, dan gerakan-gerakan yang melibatkan otot-otot besar tubuh. Dilakukan secara terus menerus, dinamis dan ritmik juga dalam aktifitasnya energi yang digunaka dari sistem irama yang dilakukan selama 30 menit dengan gerakan benturan low inpact(benturan ringan), high inpact (benturan keras), dan gabungan antara highdanlow inpact (mix inpact).

(50)

E. Populasi dan Sampel

1.Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian (Arikunto, 2002 : 115).

Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMAN 1 Seputih

Mataram Kab. Lampung Tengah sebanyak 191` siswa yang terdiri dari kelas

Xa sampai Xf.

2. Sampel

Sampel menurut Suharsimi Arikunto (1998:109) adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel adalah sebagai individu yang hendak diselidiki (Sutrisno Hadi, 1986:70).

Menurut suharismi Arikunto (1998:131), menyatakan bahwa sebagai ancer-ancer dalam pengambilan sampel apabila subjeknya kecil, lebih baik diambil semua sehingga penelitiaannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25% atau lebih tergantung kemampuan peneliti. Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik Porposionalrandom sampling.

Pelaksanaan pengambilan sampel memilih subjek penelitian dilakukan secara

acak atau Porposionalrandom sampling. Berdasarkan pelaksanaan tahapan

tersebut diperoleh siswa yang dijadikan sampel penelitian berjumlah 52 siswa

(51)

F. Tempat dan Waktu Pelaksanaan 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMAN 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah

2. Waktu Penelitian

 Pre tes dilaksanakan pada hari Sabtu19 Januarai 2013, pukul 07.30 wib, sds.

 Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 Januari s.d. 16 Februari 2013. Pelaksanaan latihan senam dilaksanakan tiga kali dalam seminggu pada pukul 15.30 wib, sds.

 Post tes dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 16 Februari 2013, pukul 07.30 wib, sds.

Rencana penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari 2013. Latihan Senam irama, senam pramuka, senam bugar indonesia, atau perlakuan diberikan sebnyak tiga kali dalam seminggu. Sebelum diberikan perlakuan dilaksanakan pre-tes dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberi perlakuan.

G. Teknik Pengumpulan Data

(52)

digunakan dalam penelitian Sport Development Indeks (SDI) yang dilaksanakan oleh Dirjen Olahraga Depdiknas tahun 2002 dan Kementrian Negra Pemuda dan Olahraga tahun 2004-2006. Penelitian ini dilakukan secra nasional, karena itu untuk memperoleh data kebugaran dari penelitian ini tepat sekali bila menggunakan tes multitahap karena dianggap sesuai.

H. Prosedur Penelitian

Sebelum melakukan penelitian dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Mengurus surat izin penelitian

b. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan c. Mempersiapkan tenaga pembantu

d. Membagi kelompok dengan urutan rangking dengan menggunakan teknik ordinal phairing berdasarkan hasil pre – test

e. Menyusun dan mengkoordinasikan jadwal latihan, hari, tanggal, maupun waktu dengan pihak sekolah

(53)

1. Tes Awal (Pre Test)

Tes awal (pre test) kebugaran jasmani dilakukan sebelum diberikan latihan senam irama dilakukan. Tujuan dari pre test adalah untuk mengetahui kemampuan awal dari masing-masing siswa sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung.

2. Kegitan Latihan

Kegiatan Latihan gerak dasar senam irama ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu:

a. Pemanasan

Sebelum pemanasan siswa dipimpin berdo’a, kemudian diberikan

pengantar mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan. Bentuk latihan pemanasan meliputi : stretching, senam penguluran, perenggangan, kelentukan, dan penguatan. Alokasi waktu yang digunakan untuk pemanasan ini kurang lebih 10 menit.

b. Kegiatan Inti

(54)

c. Penenangan (colling down)

Tujuan dari penenangan adalah mengembalikan kondisi anak sesudah latihan, pelaksanaan colling down dengan senam relaksasi atau stretching, evaluasi jalanya latihan dan koreksi secara umum. Alokasi waktu yang digunakan untuk kegiatan ini kurang lebih 10 menit.

d. Tes Akhir (Post Test)

Setelah dilakukan pembelajaran selama 12 kali pertemuan kemudian diadakan tes akhir yang pelaksanaanya sama seperti awal.

I. Instrumen Penelitian

Instrumen ini mengukur tingkat efisiensi fungsi jantung dan paru-paru, yang ditujukan melalui pengukuran ambilan oksigen maksimum (maksimum oxsygen upteke atau Vo2 Max). Selain itu juga tes ini lebih efisien dibandingkan dengan tes yang lainnya karena tak membutuhkan lapangan yang luas dan biaya yang besar. Adapun presedur pelaksanaan tes multi tahap sebagai berikut :

(55)

a). Peralatan yang digunakan adalah :

lintasan lari/ lapangan yang datar dan tidak licin, meteran, kaset dan tape recorded/ laptope, kerucut serta stopwatch.

b). Persiapan pelaksanaan tes

pertama mengukur jarak sepanjang 20 meter dan diberi tanda pada kedua ujungnya dengan kerucut atau tanda sebagai tanda jarak. Kaset dimasukan kedalam tape racorded dan dipastikan kaset terpasang dengan benar.

c). Persiapan yang dilakukan oleh teste

Teste disarankan agar melakukan pemanasan terlebih dahulu, melakukan beberapa gerakan seluruh anggota tubuh secara umum, sekaligus dengan beberapa macam peregangan, dari ujung kepala sampai ujung kaki atau sebalinya.

Sebelum teste melakukan tes sebaiknya :

Jangan makan selama dua jam sebelum melaksanakan tes

Pakai pakaian olahraga dan kenakan sepatu olahraga agar mengurangi kemungkinan tergelincir

Jangan melakukan tes setelah melakukan latihan yang berat pada hari yang sama

(56)

d). Pelaksanaan tes

Mulailah menghidupkan tape recorded. Pada permulaan pita tersebut, jarak antara dua bunyi ”tut” menandai 1 interval 1 menit yang telah diukur secara akurat. Pengukuran saat permulaan ini untuk memastikan bahwa pita dalam kaset itu belum mengalami pereganagan (molor) dan juga kecepatan mesin pemutar kaset bekerja dengan benar. Apabila waktunya berselisih lebih besar dari 0,5 detik. Maka jarak dari tempat berlari perlu diubah.

Beberapa petunjuk pada teste telah tersedia dalam pita tersebut berlanjut dengan penjelasan ringkas mengenai pelaksanaan tes yang mengantarkan pada perhitungan mundur selama 5 detik menjelang pelaksanaan dari permulaan tes tersebut. Setelah itu pita kaset mengeluarkan bunyi ”tut” tunggal pada beberapa interval teratur. Para teste diharpkan berusaha agar sampai keujung yang berlawanan bertepatan dengan sinyal ”tut” yang

pertama berbunyi. Kemudian teste harus meneruskan lari pada kecepatan seperti ini, dengan tujuan agar dapat sampai kesalah satu dari kedua ujung tersebut bertepatan dengan terdengarnya sinyal ”tut” berikutnya. Setelah

mencapai waktu selama satu menit, interval waktu diantara kedua waktu sinyal ”tut” akan berkurang. Sehingga dengan demikian kecepatan lari harus

(57)

tahap ini amat lambat. Pada level 1 testee diberikan waktu 9 detik harus sudah satu kali lari sepanjang 20 meter. Testee harus selalu menempatkan satu kaki tepat atau dibelakang tanda meter ke-20 pada akhir setiap kali lari. Apabila testee telah mencapai salah satu ujung batas lari sebelum sinyal ”tut” berikutny, testee harus balik (dengan bertumpu pada sumbu kaki

tersebut) dan menunggu sinyal ”tut” kemudian melanjutkan lari kembali dan menyelesaikan kecepatan lari pada level berikutnya. Tiap testee harus meneruskan lari selama mungkin sampai tidak mampu lagi mengikuti dengan kecepatan yang telah diatur dalam pita rekaman, sehingga testi secara skarela harus menarik diri dari tes yang sedang dilakukan. Apabila testee gagal mencapai jarak dua langkah menuju garis ujung pada saat terdengar sinyal ”tut” testee masih diberi kesempatan untuk meneruskan dua

(58)

e). Alat yang dipersiapkandalam tes lari multi tahap adalah:

 Lintasan lari/lapangan di SMAN 1 Seputih Matlaram Lampung Tengah  Ruang Aula/Lapangan terbuka

 Bendera/ corong garis star  Meteran

 Tape (kaset) recorder/ sounsistem

 Perlengkapan alat tulis/ belangko penilaian

J. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah data dari hasil tes awal dan akhir. Menghitung hasil tes awal dan akhir latihan SenamPramuka dan SenamBugar Indonesiaterhadap kebugaran jasmani menggunakan teknik analisis data uji F. Adapun syarat dalam menggunakan uji F adalah.

ANAVA (ANALISIS VARIANS) SATU JALUR

(59)

a. Pertama, menguji perbedaan mean sampel X1 dengan X2 b. Kedua, menguji perbedaan mean sampel X1 dengan X0 c. Ketiga, menguji perbedaan mean sampel X2 dengan X0

Untuk dapat membandingkan ketiga mean sekaligus, harus digunakan teknik lain, yaitu F-tes, atau analisi varians, catatan :

a. t-tes diajukan oleh Gossett, diambil huruf paling belakang huruf t. b. F-tes diajukan oleh Fisher, diambil huruf paling depan huruf F.

Dengan mengunakan F-test, dapat diuji perbedaan mean dari tiga sampel secara serentak. Dengan demikian, maka ditinjau dari segi waktu penggunaan F-tes lebih efisien. Disamping itu, dengan F-test dapat diketahui gambaran menegani interaksi antara variabel-variabel yang menjadi pusat perhatian. Analisis Varians yang digunakan adalah Analisis Varians kalsifikasi tunggal karna tidak terdapat variabel baris hanya terdapat kolom, yg juga disebut anava satu jalan adapun rumus anava tunggal sebagai berikut.

(60)

Keterangan:

= jumlah subyek dalam kelompok k = banyak kelompok

N = jumlah subyek seluruhnya

1. Menghitung Jumlah Kuadrat Total dengan rumus : = ∑X2T

2. Menghitung Jumlah Kuadrat Kelompok ( ) dengan rumus:

3. Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam ) dengan rumus : =

4. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Total ( ) dengan rumus :

5. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Kelompok ( ) dengan rumus : db k = K - 1

6. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Dalam ( ) dengan rumus :

7. Menghitung Jumlah Mean Kelompok ( ) dengan rumus :

(61)

9. Mencari FHitung dengan rumus :

10. Mencari FTabel masing-masing kelompok dengan menggunakan α = 0,05 11. Menyusul Tabel Ringkasan Anava Satu Jalur untuk dasar penarikan

kesimpulan analisis.

12. Uji hipotesis dengan menggunakan rumus :

=

Pengujian taraf signifikan perbedaan antara kelompok eksperimen latihan senam pramuka dan senam bugar indonesia adalah apabila

(62)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa:

1. Latihan senam pramuka dan senam bugar Indonesia tiga kali seminggu berpengaruh terhadap peningkatan kebugaran jasmani pada siswa secara signifikan.

2. Latihan senam pramuka mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa kelas X SMA Negeri 1 Seputih Mataram.

(63)

B. Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan maka dapat disarankan sebagai berikut,

1. Guru penjas dan olahraga perlu memiliki data (data base) tentang kebugaran jasmani para siswanya, karena salah satu tujuan pendidikan di sekolah adalah mengembangkan tingkat kebugaran jasmani siswa.

2. Perlu adanya penelitian lanjutan dengan aspek yang berbeda dengan sampel yang lebih luas sehingga akan mendapat gambaran yang lebih obyektif dan komprehensif terhadap permasalahan yang ada.

(64)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. MetodologiPenelitian. Jakarta: PT. BumiAksara. Arikunto, Suharsimi. 2002. ProsedurpenelitiansuatupendekatanPraktek.

Jakarta, PT. RinekaCipta.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Evaluasipendidikan.PT. RinekaCipta. Jakarta. Dinata, Marta. 2010. Langsing Dengan Aerobik. Cerdas Jaya, Jakarta

Djoko Pekik I. 2000,Panduan Latihan Kebugaran Yang Efektif Dan Aman. Yogyakarta : Lukman Offset.

Harsono (1988). Coaching dan Aspek-aspek Pisikologi dalam Coaching. Bandung, Tambak Kusuma.

Harsono. 2009. Latihan Kondisi Fisik. Bandung

Harsono. Prinsip prinsip Coaching dan Training, diklat STO Bandung. Harsono, 2004. Perencanaan Program Latihan Edisi Kedua. Bandung Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Dasar. Yogyakatra : FIK UNY Muhajir. 2006. PendidikanJasmaniolahraga dan kesehatanUntuk SMA.

Erlangga ; Jakarta.

Nurhasan 1986, Tes dan Pengukuran. Karunika Jakarta. Soeharno HP.1983. Ilmu coaching umum. Yogyakarta.

Sport Development Indeks (SDI) 2006. Pengkajian Sport Development Indeks (SDI) Propinsi Lampung 2005. Kemenpora. Jakarta.

Sudarsono. 1992. Pendidikan Kesegaran Jasmani. Depdikbud. Sudjana. 2006. Metode Statistika. Bandung : Tarsito

(65)

Sumaryanti. 2003. Pengaruh Frekuensi Senam Aerobik Terhadap Tingkat Kebugaran JasmanSiswaSekolahDasar. Yogyakarta : FIK UNY Suranto. 2010. Ilmu Kesehatan Olahraga.Bandar Lampung

Lutan, Rusli (2000). Pendidikan Kesehatan. Jakarta: DepDikBud. Direktorat

Thomas dan nelson (1997). Reseach Metodh in physical Activity.

Universitas Lampung. 2007. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung Woerjati soekarno,dkk 1996. Dasar-dasar latihan senam irama. Yogyakarta :

FPOK IKIP Yogyakarta.

Yudiana, Yuyun, Subarjah, Herman dkk. Dasar dasar kepelatihan.

http://rosy46nelli.wordpress.com/2009/12/21/prinsip-dasar-latihan-daya-tahan-umum/.html-05-maret-13.10

http://arifudin.wordpress.com/2010/11/13-05-maret-13.00

http://educationandsportcenter.blogspot.com/2012/12/multistage-fitness-test-or-bleep-test.html.2013-05-maret 10.41

Gambar

Tabel.2. Intensitas denyut jantung per-menit
Gambar  1. Tes lari multi tahap
Tabel .4. Rumus Anava tunggal

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarakan hasil perhitungan dan analisis data yang diperoleh dari tes pengukuran pada penelitian ini adalah : Latihan senam irama dua kali seminggu berpengaruh

Permasalahan yang penulis ungkap dalam penelitian ini adalah pengaruh pembelajaran senam irama terhadap kebugaran jasmani siswa Sekolah Dasar Negeri Pagelaran 3

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan Senam Kebugaran Jasmani (SKJ) 2012

Menurut Marta Dinata (2005: 5) mengungkapkan Latihan merupakan proses yang berulang dan meningkat guna meningkatkan potensi dalam rangka mencapai prestasi

Kata kunci: Senam Pramuka, Senam Ayo Bergerak Indonesia, Tingkat Kesegaran Jasmani. Tingkat kesegaran jasmani Dewan Pasukan Galang Putri SMP Negeri 22 Semarang kurang

Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian yaitu Pengaruh Latihan Senam Aerobic Terhadap Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 10 Muaro Jambi,

Dalam penelitian ini penulis mengambil hipotesa sebagai berikut : Ha: Ada pengaruh model latihan senam kesegaran jasmani terhadap peningkatan kebugaran siswa kelas VII SMPN 8 mataram

Perbedaan Pengaruh Latihan Senam Cerdas Bugar Indonesia SBCI 2013 dan Senam Aerobic Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani Siswa Putri Kelas XI Pada SMK Negeri 6 Surakarta Tahun