• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KOREAN POP (K-POP) TERHADAP PENAMPILAN REMAJA (Studi Pada Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KOREAN POP (K-POP) TERHADAP PENAMPILAN REMAJA (Studi Pada Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012)"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KOREAN POP (K-POP) TERHADAP PENAMPILAN REMAJA

(Studi Pada Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012)

Oleh

PUTRI DEBA DESIANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA SOSIOLOGI

Pada Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF VIEWING HABITS IMPRESSIONS KOREAN POP (K-POP) AGAINTS A JUVENILE APPEARANCE

( Study In College Students and A Collegian At The Faculty Of Economics University Of Baturaja Force 2012)

By

PUTRI DEBA DESIANI

The aim of this research is to find out the influence of viewing habits impressions

Korean pop (K-pop) against a juvenile appearance at the Faculty of Economics University of Baturaja Force 2012. A sample in this research is 76 person and college students and a collegian at the faculty of economics University of Baturaja force 2012. In this research methods used, is a method of surveying that is a method of research that in doing data gathering using a questionnaire. After the data collected then the result of this experiment in described through exposure to various information from the results of the survey that has been done. The result of this research selanjutnya data to be processed by the use of program SPSS version 16.00. Of data processing by using formulas correlation product moment found the result of 0,735. These results show that the presence of a strong impact between viewing habits impressions K-pop on television against a juvenile appearance (students and a collegian) at the Faculty of Economics University of Baturaja Force 2012. Where it can be said viewing habits impressions korean pop (k-pop), cannot be separated from the desire of respondents were to find reference our own fashion looks. More often watch impressions korean pop (k-pop) the more strong of the influence exerted against a juvenile appearance. After determinasi found in the percentage of the relation between viewing habits impressions k-pop on television against a juvenile appearance (students and a collegian) at the Faculty of Economics University of Baturaja Force 2012 is at 54 % and the rest of 46 % influenced by other variables that is not discussed in this research. The result of the test ttest in caught the result

of 9,324. So thitung = 9,324 larger than ttabel = 2,000. Thus it can be said hypothesis

accepted. Which is there are influence between viewing habits impressions korean pop (k-pop) against a juvenile appearance ( study in college students and a collegian at the Faculty of Economics University of Baturaja force 2012)

(3)

ABSTRAK

PENGARUH KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KOREAN POP (K-POP) TERHADAP PENAMPILAN REMAJA

(Studi Pada Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012)

Oleh

PUTRI DEBA DESIANI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebiasaan menonton tayangan Korean pop (K-pop) terhadap penampilan remaja di Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012. Sampel dalam penelitian ini adalah 76 orang mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode survei, yaitu metode penelitian yang dalam melakukan pengumpulan datanya menggunakan kuesioner. Setelah data terkumpul maka hasil dari penelitian ini di deskripsikan melalui pemaparan berbagai informasi dari hasil survei yang telah dilakukan. Selanjutnya data hasil dari penelitian ini akan diolah dengan menggunakan program SPSS versi 16.00. Dari pengolahan data dengan menggunakan rumus korelasi product moment didapati hasil sebesar 0,735. Hasil ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang kuat antara kebiasaan menonton tayangan K-pop di televisi terhadap penampilan remaja (mahasiswa dan mahasiswi) di Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012. Dimana dapat dikatakan bahwa kebiasaan menonton tayangan Korean pop (K-pop) tidak terlepas dari keinginan para responden untuk mencari referensi dalam berpenampilan. Semakin sering menonton tayangan Korean pop (K-pop) maka semakin kuat pengaruh yang diberikan terhadap penampilan remaja tersebut. Setelah di determinasikan didapati persentase hubungan antara kebiasaan menonton tayangan K-pop di televisi terhadap penampilan remaja (mahasiswa dan mahasiswi) di Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012 adalah sebesar 54% dan sisanya sebesar 46% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Dari hasil Uji ttest di dapati hasil sebesar 9,324. Jadi

thitung = 9,324 lebih besar dari ttabel = 2,000. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa hipotesis diterima. Yaitu ada pengaruh antara kebiasaan menonton tayangan Korean pop (K-pop) terhadap penampilan remaja (studi pada mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012).

(4)
(5)
(6)
(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

PERNYATAAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

MOTTO ... ix

SANWACANA ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

1. Manfaat Teoritis ... 8

(8)

B. Pengertian Komunikasi ... 9

J. Frekuensi Tayangan Televisi ... 17

(9)

D. Definisi Konseptual ... 31

1. Kebiasaan Menonton Tayangan K-pop ... 32

2. Penampilan Remaja ... 32

E. Definisi Operasional... 33

1. Kebiasaan Menonton Tayangan K-pop (Variabel X)... 33

2. Penampilan Remaja (Variabel Y) ... 33

J. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 40

1. Uji Validitas ... 40

2. Uji Reliabilitas ... 40

K. Teknik Analisis Data ... 41

1. Koefisien Korelasi Product Moment ... 41

2. Koefisien Determinasi ... 43

L. Pengujian Hipotesis ... 43

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Universitas Baturaja ... 45

B. Visi dan Misi ... 45

(10)

D. Struktur Organisasi ... 47

1. Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja ... 48

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden ... 49

B. Analisis Deskriptif ... 51

1. Kebiasaan Menonton Tayangan K-pop ... 51

2. Analisis Kebiasaan Menonton Tayangan Korean Pop (K-pop) Pada Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012 (Variabel X) ... 59

3. Penampilan Remaja ... 64

(11)

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman Tabel 1. Jumlah mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi

Universitas Baturaja Angkatan 2012 ... 34

Tabel 2. Interpretasi Koefisien Korelasi ... 42

Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 49

Tabel 4. Karakteristik responden berdasarkan usia ... 50

Tabel 5. Karakteristik responden berdasarkan jurusan ... 50

Tabel 6. Sering menonton tayangan K-pop ... 52

Tabel 7. Semakin banyaknya tayangan K-pop di televisi, semakin sering tayangan K-pop di tonton. ... 53

Tabel 8. Memperhatikan penampilan K-pop di televisi ... 54

Tabel 9. Menonton tayangan K-pop karena keinginan untuk tampil modis dan up to date ... 55

Tabel 10. Menonton tayangan K-pop untuk mencari referensi dalam berpenampilan ... 56

Tabel 11. Memperhatikan kostum yang dipakai dalam tayangan K-pop ... 57

Tabel 12. Kostum dalam tayangan K-pop menginspirasi penampilan responden ... 57

Tabel 13. Meniru kostum yang dipakai dalam tayangan K-pop ... 58

Tabel 14. Analisis Data Berdasarkan Kategori Jawaban Responden Mengenai Kebiasaan Menonton Tayangan Korean Pop (K-pop) Pada Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012 ... 60

(13)

Tabel 17. Melihat artis K-pop menggunakan pakaian dengan motif

bertabrakan ... 63 Tabel 18. Menggunakan pakaian dengan motif bertabrakan dalam

keseharian ... 64 Tabel 19. Merasa lebih percaya diri apabila memakai pakaian

dengan motif bertabrakan seperti artis K-pop saat berada

di kampus ... 65 Tabel 20. Membeli baju dengan motif garis-garis seperti yang dipakai

artis K-pop ... 66 Tabel 21. Menggunakan baju dengan motif garis-garis dalam keseharian dan untuk ke kampus ... 67 Tabel 22. Menggunakan aksesoris sebagai pelengkap dalam setiap

penampilan ... 68 Tabel 23. Melihat orang memakai kaos big size (berukuran besar)

seperti yang sering digunakan oleh artis K-pop ... 69 Tabel 24. Menyarankan teman atau keluarga mereka untuk membeli

kaos big size ... 70 Tabel 25. Berpikir dengan menggunakan kaos big size berarti orang

yang mengikuti tren saat ini ... 71 Tabel 26. Mencari tahu bentuk poni seperti apa yang sedang tren saat

ini dengan menonton tayangan K-pop ... 72 Tabel 27. Merekomendasikan rambut berponi kepada teman-teman

dan keluarga ... 73 Tabel 28. Melihat teman, pacar, atau kelurga mereka memiliki rambut panjang lurus ... 74 Tabel 29. Melihat teman, pacar, atau kelurga anda merebonding

rambut mereka ... 75 Tabel 30. Berpikir bahwa wanita berambut lurus adalah wanita yang

(14)

Tabel 33. Analisis Data Berdasarkan Kategori Jawaban Responden Mengenai Penampilan Remaja dari Kebiasaan Menonton Tayangan K-pop Studi Pada Mahasiswa dan Mahasiswi

Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012 ... 80

Tabel 34. Hasil pengujian validitas variabel X ... 81

Tabel 35. Hasil pengujian validitas variabel Y ... 82

Tabel 36. Hasil pengujian reliabilitas variabel penelitian ... 83

Tabel 37. Tabulasi X dan Y ... 84

(15)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk sosial, oleh sebab itu manusia pasti berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu secara langsung atau menggunakan media untuk mendapatkan informasi yang sangat berguna. Komunikasi sendiri berasal dari bahasa Latin communis atau

common dalam bahasa Inggris yang berarti sama atau kesamaan dalam suatu hal (Bungin, 2009:257). Secara umum, komunikasi dapat diartikan sebagai suatu upaya menyampaikan informasi dari sumber kepada penerima baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan suatu media. Ada banyak media yang bisa dipakai dalam berkomunikasi, manusia bisa berkomunikasi dengan media massa cetak seperti koran, majalah, dan sebagainya atau media massa elektronik seperti radio, internet, atau televisi.

(16)

berkembang, televisi merupakan satu-satunya media audio-visual yang menghadirkan suara dan gambar sekaligus (Surbakti, 2008:44).

Kelebihan dari media massa inilah yang membuat masyarakat merasa sangat membutuhkan media massa dalam menerima berbagai informasi, pengetahuan, dan hiburan dimana saja dan kapan saja dalam waktu yang bersamaan. Keadaan masyarakat yang merasa membutuhkan media massa, di dukung oleh sifat manusia yang membutuhkan informasi dan hiburan yang sangat dirasakan penting bagi manusia untuk memenuhi rasa keingintahuan mereka.

Menurut Vivian (2008:6), media massa dapat menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan begitu banyak audience. Menurut Sproule (dalam Winarso, 2005:106), individu-individu dipercaya secara langsung dan dipengaruhi oleh pesan-pesan media. Artinya, media mampu mempengaruhi

audiencenya, baik itu anak-anak hingga orang tua. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa televisi juga berperan penting dalam pengaruh yang terjadi pada khalayak berusia remaja, tetapi baik buruknya pengaruh televisi tersebut, tergantung dari sisi mana khalayak menerimanya.

Berbicara tentang televisi, peneliti menemukan fenomena yang berhubungan dengan tren di televisi dan sekarang melanda masyarakat khususnya Indonesia.

(17)

K-pop menjadi sangat fenomenal karena K-pop berciri khas lagu-lagu ceria dengan tempo cepat dan lirik bahasa Korea atau dicampur sedikit bahasa Ingris dengan diiringi dance modern. Selain itu artis K-pop kebanyakan memiliki wajah yang cantik dan tampan dengan penampilan yang selalu terlihat sempurna (Yuanita,2012:4).

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa wajar saja apabila banyak remaja menyukai K-pop. Masuknya K-pop di Indonesia berhasil mempengaruhi masyarakat Indonesia. Terbukti dengan semakin banyaknya boyband dan

girlband yang bermunculan di Indonesia. Selain itu berbagai produk Korea mulai dari drama, film, lagu, hingga fashion sangat diminati di Indonesia.

Masa remaja merupakan suatu masa peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Seorang remaja tidak lagi dapat disebut anak kecil, tetapi belum juga dapat dianggap sebagai orang dewasa. Namun di sisi lain ia ingin bebas dan mandiri, lepas dari pengaruh orang tua, di lain sisi pada dasarnya ia tetap membutuhkan bantuan, dukungan serta perlindungan orang tuanya.

Remaja adalah komunitas yang paling mudah untuk menerima suatu perubahan-perubahan baru yang terjadi di suatu lingkungan masyarakat. Sifat remaja yang selalu ingin tahu dan mencoba perubahan yang baru dikenalnya, akan mendorong remaja untuk masuk dalam lingkungan baru yang sebelumnya belum ia rasakan.

(18)

yang beranjak dewasa akan mendapat suatu pembelajaran baru didalam kehidupannya, pembelajaran tersebut akan didapat seorang remaja ketika remaja berada di lingkungan masyarakat. Lingkungan sangat berperan di dalam suatu keadaan-keadaan sosial.

Sebagaimana yang dikemukakan dalam kutipan Ensiklopedia (1990:121), sebagai berikut :

“ Pengaruh lingkungan terhadap pembentukan kebiasaan sangat besar. Adanya

keuntungan atau imbalan yang menyenangkan atas suatu perilaku atau cara bereaksi bisa membuat perilaku atau cara bereaksi itu meneguh menjadi kebiasaan. Lingkungan Kultural akan berusaha menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan baik pada individu. Dengan menganjurkan urutan-urutan tindakan yang teratur, orang tua mengusahakan penyaluran kecenderungan-kecenderungan alamiah pada anak kearah terbentuknya pola-pola kebiasaan yang baik. Lingkungan dan pergaulan yang buruk tidak jarang menyebabkan berkembangnya kebiasaan-kebiasaan baik pada individu”.

(19)

merasa membutuhkan dan harus memiliki media massa tersebut biasanya mengakibatkan waktu luang mereka dihabiskan hanya untuk menonton televisi khususnya pada kalangan remaja.

Di Baturaja, tayangan K-pop sudah mulai mempengaruhi penampilan remaja, mulai dari gaya rambut, cara berpakaian, cara berbicara, dan cara berinteraksi dengan sesama teman. Menurut Soejorno Soekanto (2006:57), berlangsungnya suatu interaksi didasarkan pada berbagai faktor, salah satunya ialah identifikasi. Identifikasi merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Kecenderungan meniru penampilan K-pop juga terjadi pada remaja yang ada di Baturaja.

Peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa remaja di Universitas Baturaja. Beberapa remaja di Universitas Baturaja sangat menyukai K-pop, para remaja ini mengaku sangat tertarik dengan girlband dan boyband Korea. Remaja ini mengaku sering mengikuti penampilan orang Korea yang sering dilihat di tayangan K-pop tersebut, karena tayangan K-pop yang sering dilihat di televisi sangat bagus, dan dapat menginspirasi cara berpenampilan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain melakukan wawancara, peneliti juga melakukan pengamatan langsung dilapangan. Dari hasil pengamatan, peneliti menemukan bahwa ada kecendrungan meniru penampilan K-pop oleh remaja tersebut. Penampilan K-pop

(20)

adalah model rambut keriting bergelombang, atau lurus panjang berponi, dan yang lainnya.

Selain itu peneliti juga mengamati cara berpakaian para remaja yang dalam hal ini adalah mahasiswa dan mahasiswi Universitas Baturaja. Pada tahap wawancara beberapa remaja tersebut mengaku bahwa pakaian yang dipakai terinspirasi dari tayangan K-pop, pakaian yang dimaksud antara lain, baju dengan ukuran besar, aksesoris dengan warna-warna terang, pakaian dengan bentuk yang unik, dan sebagainya. Selain melakukan wawancara, pada tahap pengamatan peneliti juga menemukan fakta-fakta yang sama tentang penampilan remaja di Baturaja.

Peneliti melakukan penelitian terhadap mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Angkatan 2012 karena dari pengamatan si peneliti, mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi ini lebih tampil modis dibandingkan dengan Fakultas yang lain. Peneliti memilih Mahasiswa dan mahasiswi Angkatan 2012 karena dalam hal penampilan mereka sangat update mengikuti perkembangan

tren saat ini yaitu penampilan ala K-pop dan mereka juga masih tergolong mahasiswa baru yang ingin tampil modis tetapi tetap sopan untuk penampilan sehari-hari ke kampus.

(21)

dalam penampilan mereka. Para mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja ini memiliki kecenderungan meniru penampilan K-pop dari kebiasaan menonton tayangan K-pop tersebut. Baik itu cara berpakaian, model rambut, atau cara memadukan warna.

Berdasarkan pemaparan diatas, menjadi landasan kuat bagi penulis untuk meneliti gejala sosial yang sedang marak dikalangan remaja saat ini. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk memperjelas lagi pengaruh kebiasaan menonton tayangan Korean pop (K-pop) terhadap penampilan remaja di Universitas Baturaja khususnya mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Angkatan 2012.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan dari latar belakang yang peneliti uraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian, yakni : “Bagaimanakah pengaruh kebiasaan menonton tayangan Korean pop (K-pop) terhadap penampilan remaja di Universitas Baturaja”

C. Tujuan Penelitian

(22)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan beberapa manfaat, baik manfaat akademis atau teoritis, maupun manfaat praktis. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Diharapkan penelitian ini akan mampu memberikan konstribusi pemikiran bagi studi Sosiologi terutama yang berkaitan dengan masalah komunikasi, pendidikan, dan keluarga.

b. Penelitian ini bermanfaat untuk memberi masukan bagi rekan-rekan lainnya apabila mengadakan penelitian yang sama di masa yang akan datang.

2. Secara Praktis

a. Penelitian ini dapat menjadi tolak ukur sejauh mana tayangan Korean Pop (K-pop) mempengaruhi khalayak terutama di kalangan remaja.

b. Penelitian ini juga diharapkan bisa untuk menambah wawasan masyarakat tentang komunikasi massa.

(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu, orang, benda, dan sebagainya, yang berkuasa atau berkekuatan gaib dan sebagainya (Nirmala dan Pratama, 2003:312). Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh merupakan kekuasaan atau kekuatan yang mengakibatkan perubahan perilaku orang lain atau kelompok lain.

Kata pengaruh, terpengaruh, berpengaruh, atau mempengaruhi memang hampir sama, tetapi memiliki makna yang berbeda. Menurut Nirmala dan Pratama dalam bukunya Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (20003:312), mengatakan bahwa terpengaruh artinya dipengaruhi atau terkena pengaruh, berpengaruh artinya ada pengaruhnya, mempunyai pengaruh, atau berkuasa. Sedangkan mempengaruhi artinya bepengaruh pada seseorang.

B. Pengertian Komunikasi

(24)

Komunikasi merupakan ilmu pengetahuan yang netral, artinya bisa di aplikasikan dengan berbagai bidang, seperti ekonomi, agama, sosial, budaya, politik, dan sebagainya. Apapun yang dilakukan di dunia ini pasti diawali dengan komunikasi. Menurut Winarso (2005:1), semua orang memerlukan komunikasi dimana saja, kapan saja. Manusia perlu berkomunikasi, karena ingin menyampaikan pesan. Pesan dalam komunikasi tidak harus diucapkan melalui ucapan, ketika istri menunggu suami di depan rumah, maka saat itulah komunikasi terjadi, ketika manusia tersenyum, itu juga merupakan komunikasi.

Dalam bahasa komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message). Orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator), sedangkan orang yang menerima pesan disebut komunikan (communicatee). Untuk tegasnya, komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan (Onong, 2003:28).

Menurut Onong (2003:28), Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.

(25)

C. Komunikasi Massa

Menurut Bungin (2009:71), komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa yang meliputi surat kabar, radio, televisi, dan sebagainya. Komunikasi massa dapat menjangkau khalayak secara luas, karena pesan yang disampaikan oleh media massa pada umumnya untuk khalayak ramai. Dalam satu hari ada puluhan, ratusan, bahkan jutaan orang yang mendengarkan radio, membaca koran, atau menonton televisi.

Kebanyakan orang memilih menghabiskan waktu dengan media massa, karena melalui media massa dapat mengetahui informasi apa yang tidak diketahui. Pesan yang disampaikan dengan media massa itulah yang disebut dengan komunikasi massa. Menurut Winarso (2009:21), pesan yang dilakukan dengan komunikasi massa dikirimkan kepada penerima pesan secara tidak langsung menggunakan beberapa bentuk alat mekanis.

(26)

D. Hasil Dari Komunikasi Massa

Komunikasi massa dikatakan berpengaruh jika komunikasi itu mampu menggerakkan orang-orang. Komunikasi dapat menggerakkan orang-orang itu artinya komunikasi massa yang terjadi telah berhasil. Hasil dari Komunikasi massa ada tiga (John Vivian, 2008:462) :

1. Amplifikasi

Amplifikasi merupakan menyebarkan satu pesan. Sasaran dari media massa adalah khalayak ramai, oleh sebab itu pesan yang disampaikan memiliki peluang besar untuk tersebar luas, tergantung bagaimana pesan itu menarik atau tidak bagi khalayaknya. Penulis majalah, atau pembawa berita di televisi memiliki peluang untuk menjangkau puluhan, ratusan, bahkan ribuan orang melaluli media massa.

2. Tanggapan

Komunikasi massa merupakan komunikasi yang terjadi dua arah, meskipun tanggapan atau feedbacknya terkadang memerlukan waktu lebih lama dari pada komunikasi tatap muka. Biasanya penerima pesan, setelah memahami pesan yang akan memberikan respon. Proses inilah yang disebut umpan balik atau tanggapan atau bisa juga disebut feedback.

3. Efek

(27)

menyampaikan lawakannya berharap setidaknya penonton akan tersenyum, begitupun dengan film horor yang ditayangkan, pihak produksi berharap

audience akan takut, tegang, dan ikut dalam alur cerita seolah-olah berada di tempat kejadian.

E. Pengertian Kebiasaan

Kebiasaan adalah perbuatan yang otomatis, sehingga merupakan perbuatan yang seperti mesin atau yang berbeda diantara intelektual yang tinggi dan yang ada hubungannya dengan yang terbaik dan yang termulya dalam pribadi manusia (Kamus Konseling, 1996:176).

Kebiasaan adalah perilaku tetap individu yang akan tampil setiap kali ia berada dalam situasi tertentu atau ketika menghadapi situasi tertentu (Ensiklopedia Nasional Indonesia, 1990:231).

Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis menyatakan bahwa kebiasaan adalah perilaku tetap individu yang secara otomatis akan tampil saat dalam situasi tertentu, sehingga merupakan perbuatan yang seperti mesin ketika menghadapi suatu situasi tertentu.

F. Pengertian Menonton

(28)

Adapun hal-hal pokok yang harus diperhatikan dalam menonton antara lain :

1. Minat

Slameto (2003:180) menyebutkan bahwa minat merupakan suatu rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

Keegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yanglama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang. Sedangkan mkinat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan. Minat itu sendiri tidak dibawa sejak lahir, melainnkan diperoleh kemudian.

2. Perhatian

Menurut Ghazali perhatian merupakan keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek. Adapun macam-macamnya antara lain:

a. Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktifitas atau pengalaman batin

b. Atas dasar cara timbulnya

(29)

G. Pengertian Tayangan

Tayangan berasal dari kata tayang, menurut Nirmala dan Pratama (2003:462), tayangan adalah menayangkan, mempertunjukkan (film dan sebagainya). Artinya, tayangan adalah sebuah tontonan yang mempertontonkan suatu acara, film, atau musik, dan sebagainya. Sedangkan tayangan di televisi berarti sebuah tontonan, tayangan atau pertunjukkan, yang ditampilkan melalui media televisi.

H. Pengertian Televisi

Televisi adalah sebuah media yang mampu memancarkan suara (audio) dan gambar (visual) sekaligus. Televisi menjadi pilihan utama keluarga sebagai sumber hiburan dan informasi (Surbakti, 2008:X). Dengan tayangan yang mampu memberikan gambar dan suara sekaligus, penggemar televisi semakin banyak. Dengan bertambahnya penggemar, maka televisi pun semakin berpengaruh terhadap audiencenya.

I. Pengaruh Tayangan di Televisi

Banyaknya audience menjadikan televisi sebagai media yang sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan orang banyak. Menurut Michael Novak (dalam Vivian, 2008:225) :

(30)

Onong (2003:318), menyatakan bahwa dampak yang ditimbulkan acara televisi terhadap pemirsanya ada tiga, antara lain :

1. Dampak kognitif yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa.

2. Dampak peniruan yaitu pemirsa dihadapkan pada tren aktual yang ditayangkan televisi.

3. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial bahwa yang telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan pemirsa sehari-hari.

Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa televisi dapat mempengaruhi pemikiran maupun sikap khalayaknya. Dengan melihat tayangan di televisi secara continue maka secara tidak langsung audience bisa terpengaruh untuk meniru apa yang mereka lihat. Dengan melihat, rasa penasaran kemungkinan akan muncul. Khalayak yang awalnya hanya ingin tahu, setelah melihat tayangan di televisi dapat berubah menjadi ingin mencoba.

Pengamat media, George Comestock menulis dalam bukunya yang berjudul

Television in America (Vivian:226) :

(31)

J. Frekuensi Tayangan Televisi

Menurut Pratama dan Nirmala, frekuensi adalah kekerapan atau jarang kerapnya (2003:130). Maksudnya adalah jarak waktu dan jangka waktu terhadap sesuatu yang ditampilkan. Sedangkan tayangan menurut Pratama dan Nirmala, adalah menayangkan, membawa, atau mempertunjukkan (2003:462). Jadi, frekuensi tayangan di televisi adalah ukuran waktu sering atau tidak sebuah tayangan itu ditayangkan di televisi.

K. Pengertian K-pop

Menurut Yuanita dalam bukunya Korean Wave dari K-pop hingga tampil gaya ala Korea (2011:11), K-pop adalah kepanjangan dari Korean pop (musik pop Korea) yang artinya musik Korea populer yang berasal dari Korea Selatan. Sumber aliran K-pop adalah musik pop, R&B, dance pop, musik Korea, new jack swing atau hip-hop.

K-pop berciri khas lagu-lagu ceria dengan tempo cepat dan lirik bahasa Korea dicampur sedikit bahasa Ingris denan diiringi modern dance. Selain itu personil

K-pop adalah orang Korea yang sebagian besar memiliki wajah yang cantik dan tampan, modis, dan performa yang maksimal (Yuanita, 2012:4).

(32)

2012, http://berita-258-fenomena-boyband-dan-girlband-indonesia.html, diakses pada hari selasa, tanggal 13 agustus 2013, pukul 20.15 wib ).

Dalam musik K-pop, audince juga akan mengenal istilah boyband atau girlband.

Boyband atau girlband berbeda dengan K-pop. Boyband atau girlband adalah grup musiknya, sedangkan K-pop adalah jenis aliran atau tipe musik serta gayanya (Yuanita, 2012:3).

Istilah boyband atau girlband adalah grup vokal/musik yang memadukan lebih dari satu suara menjadi sebuah harmoni musik/nyanyian. Boyband atau girlband

sebenarnya sudah ada sejak tahun 90-an. Seperti AB three (trio-wanita), trio libels

(trio-pria), Lingua (trio-campuran), Elfa’s Singers (kwintet-campuran), warna (kwintet-campuran), Kahitna, dan masih banyak lagi. Meskipun demikian

boyband atau girlband yang berasal dari Korea atau K-pop berbeda dengan

boyband atau girlband Negara lain, yang membedakannya adalah artis K-pop

personilnya orang Korea, selain itu K-pop dikenal dengan kualitas dance dan suara yang bagus, K-pop tidak hanya mengedepankan tampilan luar saja, untuk menjadi artis K-pop masyarakat Korea harus dilatih terlebih dahulu oleh perusahaan yang merekrut calon artis K-pop salama beberapa tahun. Calon K-pop

dilatih mulai dari umur yang masih belia (sekitar umur 12-17 tahun), diseleksi dengan ketat, dan diajari bagaimana seharusnya attitude seorang artis di depan publik untuk menjaga nama baik perusahaan agensi tersebut (Liem, 2013, http://heyitsreality.blogspot.com/2013/05/fashion-guide-k-pop-styles.html,

(33)

K-pop berciri khas lagu-lagu ceria dengan tempo cepat dan lirik bahasa Korea dicampur sedikit bahasa Ingris denan diiringi modern dance. Selain itu personil

K-pop adalah orang Korea yang sebagian besar memiliki wajah yang cantik dan tampan, modis, dan performa yang maksimal (Yuanita, 2012:4).

Tren berpakaian ala Korea saat ini menjadi panutan bagi para remaja. Ada beberapa hal yang menjadi ciri khas dari busana Korea ini adalah pemakaian warna yang mencolok, motif yan bertabrakan, style yang feminin, dan modifikasi yang unik. K-pop juga dikenal sering memakai aksesoris unik, baju dengan model garis-garis, kaos big size, model rambut lurus panjang berponi, model rambut panjang ikal bagian bawah, atau model rambut bergelombang (gebyarandyono, 2012, http://mengapa-trend-fashion-kpop-mewabah-di-indonesia.html, diakses pada hari rabu, tanggal 14 agustus 2013, pukul 17:00 wib). Sedangkan menurut Yuanita (2012:9), fashion Korea terlihat sederhana namun tetap fashionable. Contoh gambar pakaian berwarna terang, kaos big size, kaos garis-garis, pakaian motif bertabrakan, dan model rambut K-pop bisa di lihat pada lampiran.

L. Sejarah K-pop

(34)

Tahun 1992 menandakan awal mula datangnya musik K-pop modern, yang memberikan warna baru dengan aliran musik rap, rock, dan techno America.

Tren musik K-pop tahun 1992 banyak menghasilkan grup musik dan musisi yang berkualitas. Sasaran audiencenya adalah remaja.

Pada tahun 2000 artis K-pop pendatang baru mulai bermunculan, dari boyband

sampai girlband, yang menjadi daya tarik K-pop adalah lagu-lagu yang bagus, para penari, dan efek panggung yang membuat hati penonton terpesona.

M. Pengertian Penampilan

Penampilan adalah sebuah proses, cara, atau perbuatan yang menampilkan sesuatu kepada orang lain (http://www.artikata.com/arti-380122-penampilan.html, diakses pada hari rabu, tanggal 14 agustus 2013, pukul 19.00 wib). Sedangkan dalam buku Kamus Lengkap Bahasa Indonesia karangan Nirmala & Pratama (2003:453), tampil artinya menampilkan, manampakkan diri, ke muka atau melangkah maju, dan ke depan.

Dari definisi tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa penampilan adalah perbuatan yang menampilkan sesuatu dengan didorong rasa percaya diri sehingga seseorang mampu menunjukkan sesuatu kepada orang lain.

N. Pengertian Remaja

Istilah yang berkembang untuk remaja berasal dari istilah asing antara lain

(35)

Menurut Soerdjono Soekanto (1987:50) remaja adalah suatu masa dimana anak berada pada usia 14-17 tahun. Sedangkan menurut Zakiyah Derajat (1974:35) remaja adalah suatu usia manusia yang paling banyak mengalami perubahan sehingga membawa perubahan dari masa kanak-kanak menuju dewasa dan usia anak tersebut anatar 13-23 tahun.

Remaja merupakan usia seorang individu telah meninggalkan usia anak-anak yang lemah dan penuh ketergantungan, akan tetapi belum mampu keusia yang lebih kuat dan penuh tanggung jawab baik terhadap dirinya maupun terhadap masyarakat. Banyaknya masa transisi ini tergantung pada keadaan tingkat sosial masyarakat dimana ia hidup. Semakin maju masyarakat, semakin panjang usia remaja karena ia harus mempersiapkan diri di dalam masyarakat yang banyak syarat dan tuntutannya (Drajat dalam S.Willis, 1981:22).

Masa remaja menjadi suatu pertentangan dan pemberontakan, karena terlalu menitik beratkan ungkapan-ungkapan bebas dalam remaja dan dari ketidak patuhan seperti model penampilan, pakaian yang nyentrik, bacaan, film, sinetron, musik, dan penerangan media lainnya sering menggambarkan perilaku remaja yang secara umum sering dinilai kemungkinan berakibat sensasional. Sedangkan menurut Stanley Hall masa remaja penuh gejolak emosional dan ketidak seimbangan.

(36)

1. Batasan Usia Remaja

Batasan usia remaja dapat ditentukan saat kita melihat adanya suatu proses yang dialami seorang remaja, dimana seorang remaja yang sedang beranjak dari masa peralihan atau transisi antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa akan cenderung untuk dapat mengontrol diri mereka sendiri.

Batasan remaja menurut Mappire (1992:10) membagi remaja awal dan remaja akhir. Remaja awal adalah usia 12-17/18 tahun, remaja akhir adalah usia 18-21 tahun. Sedangkan menurut Soerdjono Soekanto (1990:5) menyatakan bahwa remaja merupakan suatu masa dimana anak berada pada usia 11-17 tahun.

Sarlito Wirawan Sarwono (2000:14) mendefinisikan remaja untuk masyarakat Indonesia sama sulitnya menetapkan definisinya remaja secara umum. Masalahnya adalah karena Indonesia terdiri dari berbagai suku, adaptasi, dan tingkat sosial-ekonomi maupun pendidikannya. Walaupun demikian dapat menggunakan batasan usia remaja berkisar antara 11 sampai 24 tahun dikarenakan :

a. Usia 11 tahun adalah usia pada umumnya ditandai seksual sekunder mulai tampak (kriteria fisik).

(37)

c. Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya segala identitas diri, tercapainya fase genital dari perkembangan psikoseksual dan tercapainya puncak perkembangan kognitif maupun moral.

d. Batasan usia 24 tahun merupakan batas maksimal yaitu untuk memberikan peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang tua, namun belum bisa memberikan pendapatan sendiri serta belum mempunyai hak sebagai orang dewasa. e. Status perkawinan juga sangat menentukan karena arti perkawinan masih

penting dimasyarakat kita secara menyeluruh. Seseorang yang sudah menikah pada usia berapapun dianggap dan diperlakukan sebagai orang dewasa penuh baik secara hukum maupun dalam kehidupan masyarakat dan keluarga. Oleh karena itu definisi disini dibatasi khusus untuk yang belum menikah.

2. Perilaku Remaja

(38)

Tindakan remaja biasanya adalah suatu tindakan interpretatif yang timbul dari dalam diri remaja itu sendiri. Ada beberapa hal mengenai ciri-ciri dari pada remaja menurut Ny. Singgih dan Singgih D. Gunarsah (1984:62-66), yakni :

a. Kegelisahan; keadaan yang tidak tenang menguasai diri remaja. Mereka mempunyai banyak keinginan yang tidak selalu dapat dipenuhi.

b. Pertentangan yang terjadi pada diri mereka menimbulkan kebingungan baik pada diri remaja maupun pada orang lain.

c. Berkeinginan yang besar mencoba segala hal yang belum diketahuinya. d. Keinginan mencoba sering kali diarahkan pada diri sendiri atau orang

lain.

e. Keinginan menjelajahi alam sekitar pada diri remaja lebih luas. f. Mengkhayal dan berfantasi.

g. Aktivitas kelompok keinginan untuk berkelompok itu tumbuh sedemikian besarnya dan dapat dikatakan merupakan ciri umum masa remaja.

O. Kerangka Pemikiran

(39)

Maraknya fenomena kebiasaan remaja menonton tayangan K-pop disebabkan adanya suatu indikasi model kehidupan kapitalisme. Dimana adanya suatu kemajuan globalisasi dan berkembangnya gaya hidup modernisasi yang sulit dibendung masyarakat. Masyarakat merupakan komponen yang mudah untuk menerima suatu kemajuan dan perubahan yang ada dizaman yang telah modern saat ini.

Banyak artis dan kelompok musik pop Korea sudah menembus batas dalam Negeri dan populer di Manca Negara, tidak terkecuali di Indonesia. K-pop berciri khas lagu-lagu ceria dengan tempo cepat dan lirik bahasa Korea dicampur sedikit bahasa Ingris denan diiringi modern dance. Selain itu personil K-pop adalah orang Korea yang sebagian besar memiliki wajah yang cantik dan tampan, modis, dan performa yang maksimal. Hal inilah yang kemudian banyak membuat anak muda lain dari berbagai Negara di Asia, untuk meniru gaya K-pop (Yuanita, 2012:4). Untuk mengetahui bagaimana penampilan K-pop, khalayak dapat melihat tayangan K-pop di televisi, seperti video klip K-pop, kostum yang dipakai saat dance, atau tayangan live showK-pop di televisi.

K-pop atau Korean pop menjadi genre musik yang sangat fenomenal. K-pop

mampu membius jutaan remaja untuk setia menjadi fans K-pop (Yuanita, 2012:3). Dari kalimat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sasaran

(40)

Menurut situs K-pop jadi Kiblat Dunia Fashion ada beberapa hal yang menjadi ciri khas dari busana Korea ini adalah pemakaian warna yang mencolok, motif yang bertabrakkan, style yang feminin, dan modifikasi yang unik. Dari penjelasan diatas dapa disimpulkan bahwa penampilan ala K-pop lebih berani memadukan warna dan gaya, sehingga terlihat lebih cerah dan menarik perhatian dengan warna-warna yang mencolok.

Selain itu artis K-pop juga dikenal sering memakai beberapa aksesoris, baju dengan model garis-garis, Kaos big size, model rambut berponi, model rambut panjang lurus, atau model rambut gelombang (gebyarandyono, 2012, file:///F:/mengapa-trend-fashion-kpop-mewabah-di-indonesia.html, diakses pada hari minggu, 20 Mei 2012, pukul 17:00 WIB). Sedangkan menurut Yuanita (2012:9) fashion Korea terlihat sederhana namun tetap fashionable.

Setelah melakukan pengamatan langsung di lapangan, peneliti menemukan bahwa mahasiswa dan mahasiswi Universitas Baturaja memiliki kecenderungan meniru penampilan K-pop Tayangan K-pop tersebut. Baik itu cara berpakaian, model rambut, atau cara memadukan warna.

(41)

Bagan 1. Kerangka Pikir

(42)

P. Hipotesis

Hipotesis berasal dari 2 kata yaitu hypo yang artinya kurang, dan thesis yang artinya pendapat, jika digabungkan maka hipotesis artinya adalah pendapat yang kurang (Kriyantono, 2008:28), artinya hipotesis merupakan pendapat yang belum tentu kebenarannya. Masih dari sumber yang sama, Webbster’s New World Dictionary menyebutkan bahwa Hipotesis adalah :

an unproved theory, proposition, etc, tentatively to explain certain facts or to provide a basis for infestigation, arguments. (hipotesis adalah teori, proposisi yang belum tebukti, diterima secara tentatif untuk menjelaskan fakta-fakta, atau menyediakan dasar untuk melakukan investigasi dan menyatakan argumen.”

Menurut Rachmat (1995:14), hipotesis menghubungkan teori dengan dunia empiris. Supaya dapat diuji, teori harus dirinci menjadi proposisi-proposisi, dan proposisi seperti ini deisebut hipotesis.

Dari penjelasan di atas, dapat di tarik kesimpulan bahwa hipotesis adalah dugaan sementara yang masih harus di uji dengan riset dan data empiris, dan hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H0 : “Tidak ada pengaruh antara Kebiasaan Menonton Tayangan

Korean pop (K-pop) Terhadap Penampilan Remaja (Studi Pada Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012).”

Ha : “Ada Pengaruh antara Kebiasaan Menonton Tayangan Korean

(43)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan metode kuantitatif dimana melalui kerangka koseptual (landasan teori), peneliti dapat menentukan variabel dan indikatornya. Tipe penelitian ini digunakan untuk menggambarkan realitas yang sedang terjadi (Kriyantono, 2008:68).

Pengujian kuantitatif adalah penelitian yang datanya adalah kuantitatif, penelitian kuantitatif dimulai dari umum kemudian kekhusus kemudian ke umum lagi. Penelitian kuantitatif dimulai dengan teori-teori (umum). Dari teori-teori ini kemudian dibuat suatu konsep dirumuskan suatu atau beberapa hipotesis (khusus) (Ronny Kountur, 2003:18).

(44)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa dan mahasiswi di Universitas Baturaja Angkatan 2012. Pemilihan lokasi ini di dasarkan pada kecenderungan untuk mengikuti tren di kalangan mahasiswa sangat besar. Hal ini memungkinkan para remaja mengikuti dan meniru penampilan artis K-pop dan menerapkannya dalam penampilan mereka sehari-hari. Waktu penelitian ini dilaksanakan dari bulan juni 2013 sampai dengan selesai.

C. Variabel Penelitian

Menurut Kriyantono (2008:19), variabel adalah karakteristik yang dapat diamati dari sesuatu (objek), dan mampu memberikan macam-macam nilai atau beberapa kategori. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Variabel Bebas (x)

Variabel bebas (x) adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel lainnya. Kriyantono (2008:21), menyebutkan bahwa variabel pengaruh (x) adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah kebiasaan menonton tayangan K-pop

(45)

2. Variabel Terikat (y)

Variabel terikat (y) adalah variable yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel terikat adalah variabel yang diduga sebaai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Kriyantono, 2008:21). Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah penampilan Mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012.

Penampilan tersebut tidak lain adalah akibat dari tayangan K-pop yang sering ditayangkan di televisi, yaitu pakaian yang didominasi warna-warna terang, pakaian dengan motif-motif bertabrakkan, tambahan aksesoris, baju dengan motif garis-garis, kaos big size, rambut berponi, rambut panjang lurus, dan rambut bergelombang.

D. Definisi Konseptual

(46)

Definisi konseptual dalam penelitian ini adalah :

1. Kebiasaan Menonton Tayangan K-pop

Kebiasaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata biasa yang artinya lazim, umum, dan sering, sedangkan kebiasaan adalah sesuatu yang sudah biasa dilakuakan. Kebiasaan berdasarkan hasil penelitian oleh Dr. Leonard Eron dan Dr. Rowell Husmann dari University of Michigan (2004) adalah suatu yang sering dilakukan, sedangkan kebiasaan menonton dapat dikatakan sebagai tingkat keseringan dalam menonton televisi, frekuensi, dan lamanya dalam menonton. Menurut Lickona (1991) kebiasaan atau habit dapat diartikan sebagai latihan yang dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi karakter. Karakter ini yang akan menjadi suatu budaya dalam kehidupan sehari-hari.

Tayangan K-pop adalah kepanjangan dari Korean pop yaitu musik populer dari Korea. Tayangan K-pop dapat dinikmati di berbagai channel televisi.

2. Penampilan Remaja

(47)

E. Definisi Operasional

Definisi operasional dibutuhkan untuk membatasi parameter atau indikator yang diinginkan peneliti dalam penelitian sehingga apapun variabel-variabel penelitian yang digunakan, maka semuanya hanya muncul dari konsep tersebut (Bungin, 2001:76).

Dengan adanya definisi operasional maka pembahasan tidak akan meluas. Setiap penelitian harus memiliki definisi operasional agar penelitian tersebuat dapat diukur. Ukuran dalam konsep penelitian inilah yang akan menentukan nilai dalam suatu penelitian. Definisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Kebiasaan Menonton Tayangan K-pop (Variabel X)

- Frekuensi menonton tayangan K-pop di televisi.

- Penampilan K-pop di televisi.

- Keinginan untuk tampil modis dan up to date

- Mencari referensi dalam berpenampilan.

2. Penampilan Remaja (Variabel Y)

- Pakaian yang didominasi warna-warna terang.

- Pakaian dengan motif-motif bertabrakkan.

- Aksesoris.

(48)

- Kaos big size.

- Rambut berponi

- Rambut panjang lurus.

- Rambut bergelombang.

F. Populasi dan Sampel

Menurut Rachmat Kriyantono dalam buku riset Komunikasi (2008:150), populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti, sedangkan sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek atau fenomena yang akan diteliti. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti, diketahui terdapat 314 orang mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Angkatan 2012 di Universitas Baturaja.

Tabel 1

Jumlah mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012

Manajemen Pembangunan Jumlah mahasiswa dan mahasiswi

Kelas Reguler 202 18 220

Kelas D 46 3 49

Kelas Non Reguler 39 6 45

Jumlah mahasiswa dan mahasiswi

287 27 314

(49)

Sampel dalam penelitian ini akan diambil dari populasi yang diteliti. Adapun cara menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus yamane. Peneliti memilih rumus ini karena jumlah populasi besar (Kriyantono, 2008:162), dibawah ini akan dijelaskan rumus yamane yang digunakan oleh peneliti :

n =

��²+1

Keterangan :

n : sampel

d : presisi N : populasi

Dari rumus di atas, maka sampel dalam penelitian ini adalah :

n

=

314

314.0,1²+1

n : 76 remaja

Adapun metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode pengambilan sampel acak sederhana (Simple random sampling) yaitu sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.

G. Jenis dan Sumber Data

(50)

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan (Kriyantono, 2008:41). Pendukung data primer dalam penelitian ini adalah angket/kuesioner.

Menurut (Kriyantono, 2008:95), dalam bahasa sederhana menjelaskan bahwa kuesioner (angket) adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan angket tertutup, dimana responden akan memilih 1 dari 3 jawaban yang akan diajukan dalam setiap pertanyaan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder (Kriyantono, 2008:42). Data sekunder dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, buku, dan internet.

a. Observasi

(51)

b. Interview

Interview atau wawancara menurut Berger (dalam Kriyantono, 2008:98), adalah percakapan antara periset (seseorang) yang berharap mendapatkan informasi dan informan seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek.

Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa interview atau wawancara adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.

c. Dokumentasi

Suatu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mencari atau mengumpulkan data-data sekunder yang berhubungan dengan masalah penelitian yang dalam kaitannya untuk melengkapi data primer. Dokumentasi adalah instrumen pengumpulan data yang sering digunakan dalam berbagai metode pengumpulan data. Dengan cara mempelajari sumber-sumber data yang ada dilokasi penelitian yaitu Universitas Baturaja yang ada di Kota Baturaja, serta mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.

H. Teknik Pengolahan Data

(52)

terhadap penampilan remaja (Studi pada mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012). Dalam penelitian kuantitatif dikenal beberapa metode pengumpulan data seperti angket, wawancara, observasi, maupun dokumentasi yang dikumpulkan secara langsung di lapangan. Demikian pula dalam pengolahan data penelitian ini, metode yang digunakan adalah :

1. Editing

Yaitu pemeriksaan data yang diperoleh mengenai kesempurnaan jawaban yang diberikan responden, baik bentuk kesesuaian jawaban atau kejelasan dalam penulisan.

2. Koding

Yaitu memberikan kode tertentu terhadap setiap jawaban yang diperoleh dari responden dan kemudian dikategorikan.

3. Tabulasi

(53)

I. Skala Pengukuran

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengukuran skala interval. Skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data lainnya dan mempunyai bobot-bobot atau jarak interval yang sama (Kriyantono, 2008:136). Skala interval digunakan untuk menentukan tinggi, sedang, atau rendah suatu nilai dalam penelitian.

Sutrisno Hasdi (2000:12) menjelaskan bahwa klasifikasi nilai dalam peneliti dapat dihitung dengan rumus :

�= NT−NR K

Keterangan :

I : Interval.

NT : Nilai Tinggi.

NR : Nilai Rendah.

K : Kategori.

Penelitian ini memberikan skor atau bobot pada masing-masing intensitas jawaban dengan ketentuan sebagai berikut :

(54)

J. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Pengujian validitas instrument penelitian dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment, pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana alat pengukuran itu dapat mengukur apa yang ingin diukur. Jadi untuk dikatakan valid, suatu kuisioner tersebut harus mampu mengungkapkan sesuatu yang dapat di ukur (Singarimbun, 1991:124). Rumus yang digunakan yaitu :

R

yx

=

(Σxy )

�∑ 2 �∑ 2

Keterangan :

ryx : Koefisien Korelasi.

x : Skor pernyataan ke-n.

y : Skor total.

2. Uji Reliabilitas

Untuk menguji reliabilitas peneliti menggunakan koefisien reliabilitas alpha dengan rumus alpha cronbach sebagai berikut :

α = [

k

k − 1

] [ 1

∑σb²

(55)

Keterangan :

α = Nilai reliabilitas

k = Jumlah item pertanyaan

∑σb² = Nilai varians masing-masing item

∑σ1² = Varians total

Langkah untuk menguji validitas dan reliabilitas yaitu :

1. Jika correcteditem total correlation > r table, maka vaiabel tersebut valid. 2. Jika alpha > 0,7 maka alat ukur dinyatakan reliabel, dan sebaliknya apabila alpha < 0,7 maka alat ukur dinyatakan tidak reliable (Sugiyono, 2002:109).

K. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif. Adapun metode statistik yang digunakan adalah :

1. Koefisien Korelasi Product Moment

(56)

Adapun rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut :

r

xy = �

Σ − (Σ )(Σ )

�Σ 2 Σ 2 {Σ 2 Σ 2}

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel y dan variabel x.

xy : Hasil perkalian variabel x dan variabel y. x : Hasil skor angket variabel x.

y : Hasil skor angket variabel y.

x2 : Hasil perkalian kuadrat dari hasil angket variabel x. y2 : Hasil perkalian kuadrat dari hasil angket variabel y N : Jumlah sampel (responden)

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antar kedua variable berdasarkan nilai r (koefisien korelasi), digunakan penafsiran atau interprestasi angka yang di kemukakan oleh (Sugiyono, 2002:214) sebagai berikut :

(57)

Dengan nilai rxy yang diperoleh, kita dapat melihat secara langsung melalui tabel

korelasi yang menguji apakah nilai r yang kita peroleh tersebut berarti atau tidak, tabel korelasi ini mencantumkan batas-batas r yang signifikan tertentu, dalam hal ini signifikan 5% bila nilai r tersebut signifikan artinya, hipotesisi alternatif dapat diterima.

2. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui berapa persen pengaruh yang ditimbulkan oleh variable bebas terhadap variable terikat. Menurut (Sugiyono, 2002:149) rumus yang digunakan adalah :

D = r

2

x 100%

Keterangan :

D : Koefisien determinasi.

r : Koefisien korelasi product moment.

L. Pengujian Hipotesis

Menurut Kriyantono (Riset Komunikasi, 2008:175) pengujian signifikan koefisien korelasi, dapat dihitung dengan menggunakan uji ttest atau thitung .

Adapun rumus uji t adalah sebagai berikut :

t =

� �−2

(58)

Keterangan :

t : Nilai uji T.

r : Nilai Korelasi.

n : Besarnya sampel.

Setelah hasil pada rumus di atas diperoleh, maka pengujian hipotesis dilanjutkan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t table pada tariff signifikan 5% dan df = n – 2. Ketentuan yang dipakai dalam perbandingan adalah :

1. Jika T hitung > T table dengan taraf signifikan 5%, maka koefisien regresinya signifikan yang berarti hipotesis diterima.

(59)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Universitas Baturaja

Universitas Baturaja (UNBARA) didirikan pada tanggal 8 Juli 1999. Pendirian di dorong oleh kesadaran dan tanggung jawab untuk mencerdaskan kehiduupan bangsa dan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dari segi iptek dan imtaq dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

Saat ini Universitas Baturaja telah memiliki 5 fakultas dengan 11 program studi. Hal-hal di atas mendorong Universitas Baturaja agar selalu aktif berperan serta dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peningkatan kualitas, iman dan amal. Semuanya tercermin dalam tujuan Universitas Baturaja, yaitu mewujudkan sarjana yang berakhlak mulia, cakap, percaya diri dan berguna bagi masyarakat dan negara serta mampu mengamalkan ilmu pengetahuan untuk menunjang pembangunan yang diridhoi Allah SWT.

B. Visi dan Misi

1. Visi

(60)

yang bermoral Pancasila, beriman, bertaqwa, berwawasan dan berkemampuan ilmu pengetahuan, seni, dan teknologi serta ikut melaksanakan pembangunan daerah dan pembangunan nasional.

2. Misi

Untuk melaksanakan visi, maka Universitas baturaja melaksanakan kegiatan sebagai berikut :

a. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat yang mendukung pembangunan nasional dan daerah, serta bermanfaat bagi masyarakat.

b. Mengembangkan dan melestarikan temuan ilmu pengetahuan, teknologi, dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada.

c. Mengembangkan program studi yang dipandang memiliki relevansi yang tinggi dengan kebutuhan masyarakat, khususnya dibidang industri dan pertanian dalam arti luas serta pengembangan ilmu pengetahuan.

d. Membangun kemitraan dengan dunia usaha dalam upaya melestarikan hak atas karya intelektual, mempublikasikan dan memanfaatkan hasil penelitian, baik dengan pemerintah maupun dengan masyarakat dlam negri dan

mancanegara.

e. Membina sumber daya manusia yang terampil dan potensial serta memiliki kemampuan kewirausahaan.

(61)

g. Melakukan konsolidasi organisasi universitas, pembinaan potensi dan peningkatan sumber daya manusia lainnya untuk menuju satu perguruan tinggi yang efektif dan efisien.

C. Tujuan

Universitas Baturaja bertujuan untuk :

a. Menghasilkan alumni sebagai anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, memelihara, mengembangkan dan atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf dan mutu kehidupan masyarakat serta memperkaya kebudayaan nasional.

c. Menjadi pusat penelitian ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya untuk dikembangkan dan diabdikan kepada masyarakat.

D. Struktur Organisasi

Bagan 2

Pimpinan Universitas Baturaja

(62)

1. Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja

Bagan 3

Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja

Sumber : TU Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja, tahun 2013

(63)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil analisis dengan menggunakan rumus korelasi product moment menunjukkan adanya pengaruh kuat antara kebiasaan menonton tayangan

Korean Pop (K-pop) di televisi terhadap penampilan remaja (mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja angkatan 2012). Hal ini terlihat dari perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi product moment didapati hasil sebesar 0,735. Setelah dibandingkan dengan tabel

interpretasi koefisien korelasi didapati bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kebiasaan menonton tayangan Korean pop (K-pop) di televisi terhadap penampilan remaja (mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja angkatan 2012).

(64)

sisanya sebesar 46% dipengaruhi variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

3. Hasil analisis pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan uji ttest atau thitung, diketahui bahwa hasil nilai dari uji thitung adalah 9,324.

Kemudian pengujian signifikan uji ttest atau thitung dikonsultasikan dengan

ttabel. Dari ttabel untuk df = 74 (76-2) taraf kesalahan 5% maka diperoleh uji

ttabel = 2,000. Ketentuannya bila thitung lebih kecil dari ttabel, maka H0

diterima dan Ha ditolak. Begitu juga sebaliknya bila thitung lebih besar dari

ttabel maka Ha diterima dan H0 ditolak. Jadi thitung = 9,324 lebih besar dari

ttabel = 2,000. Dengan demikian maka hipotesis diterima, yaitu ada

pengaruh antara kebiasaan menonton tayangan Korean pop (K-pop) terhadap penampilan remaja (Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Angkatan 2012)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang di uraikan di atas, peneliti memberikan saran yaitu :

(65)

2. Semakin banyak pengaruh-pengaruh tayangan dari Internasional, semoga kita tidak melupakan budaya Indonesia yang semakin terancam karena semakin banyaknya pengaruh budaya dari luar.

(66)

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Fajar Interpratama Offset.

Bungin, Burhan. 2009. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Fajar Interpratama Offset. Departemen Pendidikan Nasional, 1990. Kamus Ensiklopedia. Jakarta : Balai

Pustaka.

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Jakarta: Citra Aditya Bakti.

Kriyantono, Rachmat. 2008. Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group. Kuntur, Ronny, 2003. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan tesis.

Jakarta : PPM

Pratama, Aditya A & Nirmala, Andini T. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Prima Media.

Singarimbun, Masri. 1987. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudarsono, 2006. Kamus Konseling. Jakarta : Rieneka Cipta.

Surbakti, E. B. 2008. Awas Tayangan Televisi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

(67)

Yuanita, Sari. 2011. Korean Wave Dari K-pop Hingga Tampil Gaya Ala Korea. Yogyakarta: Ideaterra Media Pustaka.

Dokumen

Dokumen Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja.

Artikel Website

Fatma. 2012. “Fenomena Boyband dan Girlband”. http://berita -258-fenomena-boyband-dan-girlband-indonesia.html. Diakses pada hari selasa, tanggal 13 agustus 2013, pukul 20.15 wib.

Gebyarandyono. 2012. ”Mengapa Tren Fashion K-pop Mewabah”.

http://mengapa-trend-fashion-kpop-mewabah-di-indonesia.html. Diakses pada hari rabu, tanggal 14 agustus 2013, pukul 17:00 wib.

http://www.artikata.com/arti-380122-penampilan.html, diakses pada hari rabu, tanggal 14 agustus 2013, pukul 19.00 wib.

Hyun, Han Ji. 2012. “Tips Berpakaian Ala Korea.”

http://glittersnow.wordpress.com/2012/03/10/tips-berpakaian-ala-korea/ Indah. 2013. “Wow, Fesyen Ala Negeri Gingseng Semakin di Minati”.

http://memobee.com/index.php?do=c.every_body_is_journalist&idej=189 Letta. 2013. “Stylish Like Korean Girl”. http://stylish-like-korean-girl-2013.html. Liem. 2013. “Fashion Guide: K-pop style”.

Gambar

Tabel 1
Tabel 2

Referensi

Dokumen terkait

kepedulian sosial santri melalui program Amal Bakti Santri (ABAS). di Muhammadiyah Boarding School (MBS) SMA

Terhadap keberatan setelah berakhirnya masa sanggah tidak dapat di terima dan dianggap sebagai aduan;. Demikian Kami sampaikan atas perhatiannya di ucapkan

tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan air baku masyarakat di sekitar embung. Untuk memperpanjang umur efektif embung diperlukan penggelontoran

[r]

Salah satu yang perlu dilakukan agar semuanya itu menjadi lebih teratur adalah perlunya sebuah management system yang diterapkan pada setiap jaringan internet,

Dari hasil perencanaan desain didapatkan distribusi beban lateral yang dipikul oleh sistem rangka dan dinding geser struktur utama gedung Twin Tower adalah

Seluruh Staf Pengajar Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis yang telah memberikan ilmu dan masukan kepada penulis selama masa perkuliahan di Program Studi Ilmu

Hasil pengujian menolak hipotesis yang menyatakan semakin kecilnya perusahaan akan memperpanjang audit delay serta hasil pengujian untuk ukuran KAP menolak