• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEORI AKUNTANSI 001

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TEORI AKUNTANSI 001"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

TEORI AKUNTANSI

PENDAPATAN DAN PENGAKUANYA

Disusun Oleh :

Gladis Ani Sadewi L. H.

K7413071

PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

ABSTRAK

(3)

BAB I PENDAHULUAN

Pendapatan ( Revenue ) merupakan salah satu elemen yang penting dalam laporan keuangan. Pendapatan menggambarkan kinerja memprediksi kinerja masa lalu dan memprediksi kinerja masa depan. Permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan adalah menentukan saat pengakuan pendapatan. Mengenai pengakuan pendapatan perlu adanya pedoman untuk mengatur mengenai hal tersebu. Setiap negara memiliki pedoman masing-masing yang mengatur masalah pengakuan pendapatan ini yang tentu saja disesuaikan dengan kondisi negara tersebut. Di Indonesia misalnya, dikenal dengan Indonesia GAAP atau PSAK yang mempunyai aturan berbeda dengan US GAAP atau PSAK milik Amerika terutama dalam hal pengakuan pendapatan.

Saat ini pedoman yang baru yang mengatur mengenai sistem akuntansi terutama khususnya pengakuan pendapatan telah ada, yaitu IFRS. IFRS merupakan solusi baru untuk sistem akuntansi karena mengingat semakin pesatnya lalu lintas bisnis yang melibatkan antar negara, maka diperlukan satu pedoman untuk mengatur itu sehingga tidak terdapat kebingungan dalam hal penerapan sistem akuntansi yang berbeda itu.

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendapatan

Pengertian pendapatan didefinisikan oleh Sofyan Syafri (2010 : 58) sebagai “kenaikan Gross di dalam asset dan penurunan gross dalam kewajiban yang dinilai berdasarkan prinsip akuntansi yang berasal dari kegiatan mencari laba”

Pengertian pendapatan terdapat penafsiran yang berbeda-beda bagi pihak yang berkompeten disebabkan karena latar belakang disiplin yang berbeda dengan penyusunan konsep pendapatan bagi pihak tertentu, menurut John J. Wild (2003;311)

secara garis besar pendapatan dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu : 1. Pendapatan Menurut Ilmu Ekonomi

Menurut ilmu ekonomi, pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Definisi pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih dari total harta kekayaan badan usaha pada awal periode dan menekankan pada jumlah nilai statis pada akhir periode.

Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah kenaikan harta kekayaan karena perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang. 2. Pendapatan Menurut Ilmu Akuntansi

(5)

1.Pandangan yang menekankan pada pertumbuhan atau peningkatan jumlah aktiva yang timbul sebagai hasil dari kegiatan operasional perusahaan pendekatan yang memusatkan perhatian kepada arus masuk atau inflow.

Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) No.6, menekankan pengertian pendapatan pada arus masuk atau peningkatan-peningkatan lainnya atas aktiva suatu entitas atau penyelesaian kewajiban-kewajibannya atau kombinasi keduanya yang berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyelenggara jasa, pelaksanaan aktivitas-aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan operasi utama entitas tersebut yang berlangsung terus-menerus.

2.Pandangan yang menekankan kepada penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan serta penyerahan barang dan jasa atau outflow.

Menurut PSAK No.23 paragraf 06 Ikatan Akuntan Indonesia (2010;23.2), menyatakan bahwa: “Pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal”.

Menurut Kieso, Warfield dan Weygantd (2011;955), menjelaskan definisi pendapatan adalah sebagai berikut:“Gross inflow ofeconomic benefits during the period arising in the ordinary activities of an entity when those inflows result in increases in equity, other than increases relating to contributions from equity participants.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

(6)

Menurut Suwardjono (2010 : 362-363), pengakuan pendapatan tidak boleh menyimpang dari landasan konseptual. Oleh karena itu, secara konseptual pendapatan hanya dapat diakui kalau memenuhi kualitas keterukuran (measurability) dan keterandalan (reliability). Kualitas tersebut harus dioperasionalkan dalam bentuk kriteria pengakuan pendapatan (recognition criteria). Sebagai produk perusahaan, kriteria keterukuran berkaitan dengan masalah berapa jumlah rupiah produk tersebut dan kriteria keterandalan berkaitan dengan masalah apakah jumlah tersebut objektif serta dapat diuji kebenarannya. Kedua kriteria harus dipenuhi untuk pengakuan pendapatan.

Menurut Kam (1990) dalam Suwardjono (2010 : 368), pendapatan baru dapat diakui kalau dipenuhi syarat-syarat berikut :

1. Keterukuran nilai aset (measurability of asset value) 2. Adanya suatu transaksi (existence of a transaction)

3. Proses penghimpunan secara substansial telah selesai (substansial completion of the earning process).\

Menurut Sofyan syafri (2008 : 242) bahwa, suatu penghasilan akan diakui sebagai penghasilan pada periode kapan kegiatan utamanya yang perlu untuk menciptakan dan menjual barang dan jasa itu telah selesai.

Waktu yang dimaksud disini ada empat alternatif, yaitu: 1. Selama produksi;

2. Pada saat produksi selesai; 3. Pada saat penjualan; 4. Pada saat penagihan kas.

(7)

pada saat penjualan dipakai untuk barang perdagangan, pada saat penagihan diterapkan pada metode penjualan angsuran.

C.

Pengakuan Pendapatan Berdasarkan PSAK

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009, hal 23.5) pengakuan dalam pendapatan diterapkan secara terpisah dari setiap transaksi. Namun pada saat-saat tertentu, diperlukan penerapan kriteria pengakuan itu pada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari transaksi tunggal, sehingga nantinya akan mencerminkan substansi dari transaksi tersebut.

1. Penjualan Barang

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009, hal 23.6) Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:

a.

entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada pembeli;

b.

entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;

c.

jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;

d.

kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir kepada entitas tersebut; dan

e.

biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut dapat diukur dengan andal.

2. Penjualan Jasa

(8)

a.

jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;

b.

kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut dapat diperoleh entitas;

c.

tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal; dan

d.

biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.

3. Bunga, Royalti, dan Dividen

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009, hal 23.11)Pendapatan diakui dengan dasar sebagai berikut:

a.

bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif seperti yang dijelaskan di PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen keuangan: Pengakuan dan Pengukuran paragraf 8 dan PA 17-20;

b.

royalti diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan; dan

c.

dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.

D.

Pengakuan Pendapatan Berdasarkan US GAAP

(9)

atau jasa), barang dagangan, atau aset lainnya ditukar dengan kas atau klaim terhadap kas. Pendapatan realisasi saat aktiva yang diterima atau yang dimiliki adalah dapat segera dikonversikan menjadi kas atau klaim uang tunai. Pendapatan tidak diakui sampai diperoleh. Pendapatan dianggap telah diterima ketika entitas telah secara substansial dicapai yang dilakukan untuk menjadi berhak atas imbalan yang diwakili oleh pendapatan (CON5). Penerapan proses produktif untuk pengakuan pendapatan tampaknya tidak konsisten untuk diterapkan di industri yang berbeda. Keberadaan kebutuhan yang berbeda untuk transaksi ekonomi yang sama mengurangi komparabilitas pendapatan di entitas dan industri. Ada aturan khusus yang berhubungan dengan pengakuan pendapatan perangkat lunak, penjualan barang tetap atau layanan yang disediakan oleh televisi kabel di US GAAP (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 51 Pelaporan Keuangan oleh Perusahaan Televisi Kabel, SOP 81-1 Akuntansi Kinerja jenis Konstruksi dan jenis kontrak Produksi). Aturan rinci sering mengandung pengecualian untuk jenis transaksi tertentu.

Menurut berbagai sumber, US GAAP pedoman pendapatan pengakuan sangat luas dan mencakup sejumlah besar standar yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (FASB), Emerging Isu Task Force (EITF), the American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dan the US Securities and Exchange Commission (SEC). Pedoman cenderung sangat rinci dan sering pada spesifik industri. Sementara proyek kodifikasi FASB telah menempatkan otoritatif US GAAP di satu tempat, itu tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi volume dan /atau sifat pedoman.

(10)

menyewakan, atau perangkat lunak pemasaran komputer) harus diakui dan dalam jumlah berapa.

Karena sifat pengaturan perangkat lunak, kebutuhan untuk bukti pengaturan persuasif ditentukan. Ini bukan norma dalam semua penjualan produk, tapi kadang-kadang dapat menjadi kritis untuk pengakuan pendapatan. SEC awalnya mencoba menerapkan kriteria yang sama yang berlaku untuk transaksi pengakuan pendapatan umum bahwa penjual tidak memiliki kewajiban masa depan yang signifikan atau keterlibatan yang terkait dengan penjualan untuk pengaturan perangkat lunak. Kriteria ini terbukti sulit untuk diterapkan pada pengaturan perangkat lunak yang kompleks yang melibatkan campuran dari produk dan jasa tertentu dan tidak ditentukan dengan biaya tunggal untuk produk dan jasa. Sebagai hasilnya, SOP 97-2 memberikan banyak panduan yang lebih rinci dan spesifik tentang cara pengaturan account untuk multi-elemen.

Menurut berbagai sumber, bagian pedoman US GAAP pada industri-spesifik dapat menghasilkan hasil yang berbeda dalam US GAAP, untuk transaksi ekonomi yang sama. Misalnya, aktivasi layanan yang disediakan oleh penyedia layanan telekomunikasi sering kali secara ekonomis serupa dengan layanan sambungan yang disediakan oleh perusahaan televisi kabel. Pedoman US GAAP yang mengatur akuntansi untuk transaksi ini, bagaimanapun berbeda. Akibatnya adalah bahwa waktu pengakuan pendapatan untuk transaksi ekonomi yang serupa ini juga bervariasi.

(11)

kembali membuat pencatatan pendapatan meskipun pihak tertentu yang akan klaim di bawah jaminan tidak dapat diidentifikasi. Pernyataan ini membuat pembebanan perdagangan yang mungkin dan bisa mengakibatkan pelaporan pendapatan lebih tinggi.

Menurut berbagai sumber, berdasarkan US GAAP untuk topik harga kontinjensi bahwa pengakuan pendapatan didasarkan pada ditetapkan atau telah ditentukannya kriteria harga, yang menghasilkan jumlah kontinjensi yang tidak dicatat sebagai pendapatan sampai kontinjensi diselesaikan.

Untuk service transaction, US GAAP melarang penggunaan metode penyelesaian untuk presentase cost-to-cost (kecuali transaksi tersebut secara eksplisit memenuhi syarat sebagai jenis konstruksi tertentu atau kontrak produksi). Kebanyakan layanan transaksi yang tidak memenuhi syarat untuk jenis kontrak konstruksi dicatat dengan menggunakan model proporsional-kinerja.

Singkatnya, masalah utama dalam pengakuan pendapatan berdasarkan US GAAP adalah bahwa lebih dari 100 standar pendapatan dapat menghasilkan hasil yang bertentangan untuk transaksi ekonomi yang sama. Selanjutnya, tidak ada standar umum untuk pengakuan pendapatan.

E.

Pengakuan Pendapatan Berdasarkan Ifrs

Menurut berbagai sumber, IFRS kerangka kerja berisi standar tertentu pada pengakuan pendapatan. Standar ini menjelaskan kriteria pengakuan pendapatan khusus untuk penjualan barang dan penjualan jasa dan bunga, royalti dan dividen. Kriteria pengakuan pendapatan umum untuk masing-masing adalah: kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir ke entitas, dan bahwa pendapatan dan biaya dapat diukur dengan andal.

(12)

mempertahankan tidak keterlibatan manajemen dalam, atau kontrol atas, barang. Pendapatan dari jasa harus diakui dengan mengacu pada keadaan penyelesaian transaksi tersebut pada tanggal neraca. Pendapatan bunga harus diakui atas dasar yang memperhitungkan hasil efektif aktiva tersebut. Royalti diakui secara akrual, dan dividen diakui pada saat hak pemegang saham untuk menerima pembayaran yang ditetapkan.

F.

Perbandingan Pengakuan Pendapatan

Menurut berbagai sumber, US GAAP pedoman pengakuan pendapatan sangat luas dan mencakup sejumlah besar standar yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (FASB), Emerging Isu Task Force (EITF), the American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dan the US Securities and Exchange Commission (SEC). Pedoman cenderung sangat rinci dan sering pada spesifik industri. Sementara proyek kodifikasi FASB telah menempatkan otoritatif US GAAP di satu tempat, itu tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi volume dan /atau sifat pedoman. IFRS memiliki dua standar pendapatan dan empat fokus pendapatan yang diidentifikasikan. Prinsip-prinsip luas yang tercantum dalam IFRS umumnya diterapkan tanpa petunjuk lebih lanjut atau pengecualian untuk industri tertentu.

Sementara Indonesian GAAP mengikuti prinsip-prinsip pengakuan pendapatan yang luas seperti yang berdasarkan IFRS, sejumlah standar berbasis industri masih ada. Beberapa standar industri spesifik sedang atau telah ditarik. Di sisi lain, beberapa pendapatan yang terkait dengan interprestasi IFRS sedang diadopsi.

(13)

untuk transaksi ekonomi yang sama. Misalnya, aktivasi layanan yang disediakan oleh penyedia layanan telekomunikasi sering kali secara ekonomis serupa dengan layanan sambungan yang disediakan oleh perusahaan televisi kabel. Pedoman US GAAP yang mengatur akuntansi untuk transaksi ini, bagaimanapun berbeda. Akibatnya adalah bahwa waktu pengakuan pendapatan untuk transaksi ekonomi yang serupa ini juga bervariasi. Seperti disebutkan diatas, IFRS dan Indonesian GAAP mengandung minimal pedoman industri spesifik. Sebaliknya, prinsip pendekatan berbasis luas IFRS dan Indonesian GAAP diterapkan di seluruh perusahaan industri.

Topik harga kontinjensi dan faktor-faktornya dalam model pengakuan pendapatan bervariasi antara US GAAP dan dua kerangka kerja lainnya. berdasarkan US GAAP untuk topik harga kontinjensi bahwa pengakuan pendapatan didasarkan pada ditetapkan atau telah ditentukannya kriteria harga, yang menghasilkan jumlah kontinjensi yang tidak dicatat sebagai pendapatan sampai kontinjensi diselesaikan. IFRS dan Indonesian GAAP pada umumnya melihat kemungkinan manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi mengalir ke entitas dan kemampuan untuk mengukur pendapatan tersebut, termasuk pendapatan kontingen. Hal ini dapat menyebabkan perbedaan waktu pengakuan pendapatan dengan pendapatan yang berpotensi diakui sebelumnya berdasarkan IFRS dan Indonesian GAAP.

Salah satu yang paling umum dalam masalah pengakuan pendapatan harus dilakukan dengan:

1.

Penentuan saat transaksi dengan beberapa penyerahan harus dipisahkan menjadi komponen-komponen

2.

Dengan cara mendapatkan pendapatan yang dialokasikan untuk berbagai komponen.

(14)

kesimpulan yang signifikan yang berbeda juga ada. US GAAP berfokus pada pemisahan rinci dan kriteria alokasi, sedangkan IFRS dan Indonesian GAAP fokus pada substansi transaksi ekonomi. Misalnya, pemisahan kriteria US GAAP menunjukkan bahwa VSOE nilai wajar lebih baik dalam segala situasi yang tersedia. Ketika VSOE tidak tersedia, bukti objektif vendor pihak ketiga dapat digunakan. Pertimbangan yang harus dialokasikan berdasarkan nilai wajar relatif, tapi mungkin dialokasikan berdasarkan metode sisa jika item nilai wajar yang disampaiakan tidak diketahui.

IFRS dan Indonesian GAAP tidak begitu ketat dalam hal bagaimana untuk mendapatkan bukti nilai wajar yang cukup. Sebagai contoh, IFRS dan Indonesian GAAP memungkinkan penggunaan biaya ditambah margin yang wajar untuk menentukan nilai wajar, yang biasanya tidak diperbolehkan untuk tujuan US GAAP. Hal ini bisa mengakibatkan perbedaan antara strandar-standar pada kedua pemisahan dan pertimbangan alokasi dalam beberapa pengaturan yang diserahkan. Pedoman US GAAP sehubungan dengan pengaturan multi-elemen yang sedang dalam proses untuk ditinjau kembali. Sementara beberapa perbedaan dapat dieliminasi sebagai bagian dari proses pembaruan, perbedaan baru dapat dibuat.

Akuntansi untuk program loyalitas pelanggan dapat mendorong hasil fundamental yang berbeda. Persyaratan IFRS untuk mengobati program loyalitas pelanggan sebagai beberapa unsur pengaturan, di mana pertimbangan dialokasikan untuk barang atau jasa dan penghargaan kredit berdasarkan nilai wajar melalui mata pelanggan, yang akan dapat diterima pada tujuan US GAAP. Beberapa pelaporan US GAAP perusahaan menggunakan model biaya tambahan, yang sangat berbeda dari beberapa elemen pendekatan yang diperlukan berdasarkan IFRS. Dalam hal ini implikasinya adalah bahwa IFRS umumnya mengakibatkan penangguhan pendapatan lebih dan keuntungan.

(15)

eksplisit memenuhi syarat sebagai jenis konstruksi tertentu atau kontrak produksi). Kebanyakan layanan transaksi yang tidak memenuhi syarat untuk jenis kontrak konstruksi dicatat dengan menggunakan model proporsional-kinerja. IFRS dan Indonesian GAAP memerlukan penggunaan metode percentage- of completion dalam pengakuan pendapatan berdasarkan perjanjian service kecuali kemajuan menuju penyelesaian tidak dapat diestimasi dengan andal (dalam hal ini digunakan pendekatan zero profit) atau tindakan tertentu yang jauh lebih signifikan dari yang lainnya (dalam hal pengakuan pendapatan ditunda sampai tindakan itu dijalankan).

Perbedaan lain melibatkan kontrak konstruksi karena IFRS dan Indonesian GAAP melarang penggunaan metode completed-contract. Hal ini mungkin tergantung pada fakta yang spesifik dan keadaan yang mengakibatkan percepatan pengakuan pendapatan berdasarkan IFRS dan Indonesian GAAP.

(16)

BAB III KESIMPULAN

Salah satu yang paling umum dalam masalah pengakuan pendapatan harus dilakukan dengan:

1.

Penentuan saat transaksi dengan beberapa penyerahan harus dipisahkan menjadi komponen-komponen

2.

Dengan cara mendapatkan pendapatan yang dialokasikan untuk berbagai komponen.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Hana Bohusova dan Danuse Nerudova. 2009. US GAAP and IFRS Convergence In The Area Of Revenue Recognition. Jurnal Economics dan Management.

Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D (2011). Intermediate Accounting Volume 1 IFRS Edition. United States of America :Wiley.

Saharia Samsu. Analisis Pengakuan Dan Pengukuran Pendapatan Berdasarkan Psak No. 23 Pada PT. Misa Utara Manado. Jurnal EMBA 567. Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. 567-575

Sofyan Syafri Harahap. 2008. Teori Akuntansi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Suwardjono. 2010. Teori Akuntansi, Perekayasaan Pelaporan Keuangan (Edisi Ketiga).

Yogyakarta: BPFE.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kebisingan akibat lalu lintas pada ruas jalan Jenderal Ahmad Yani kawasan Sekolah Dasar Katolik Santa Maria,

responden adalah Petugas Penyuluh Lapang (PPL) maka diketahui upaya-upaya yang telah dilakukan Pemerintah memitigasi faktor-faktor teknis dan non-teknis yang

Disamping itu tuan rumah juga mempunyai 2 televisi berdaya 60 watt yang dinyalakan rata-rata 15 jam tiap hari, 1 buah setrika listrik berdaya 350 watt yang dipakai rata-rata 2 jam

Furniture utama yang dibutuhkan oleh sa- lon adalah cutting chair, hair washing chair dan cermin yang paling utama.Dalam interior salon ada beberapa aksesoris pendukung

Berdasarkan pembahasan di atas dapat diketahui bahwa, penegakan hukum lingkungan terhadap kasus PT. Lapindo yang menimbulkan kerugian bagi

Tindakan ini merupakan tindakan yang dilakukan dalam kondisi pilihan terakhir manakala masalah organ yang terjadi pada ekstremitas sudah tidak mungkin dapat diperbaiki

bahwa Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan secara penuh dalam Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan, Pengawas Benih

Ibu Putu Ayu Indrayathi, SE., MPH, selaku Ketua bagian Administrasi Kebijakan Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana serta