• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PT. SARI TEMBAKAU HARUM KABUPATEN KENDAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PT. SARI TEMBAKAU HARUM KABUPATEN KENDAL"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN

PRODUKSI PADA PT. SARI TEMBAKAU HARUM

KABUPATEN KENDAL

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Fahmi Aji Wibowo NIM 7350407006

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:

Hari : Tanggal :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dra. Palupiningdyah, M.Si. Endang Sutrasmawati, SH, SE, MM. NIP 195208041980032001 NIP 196704182000122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Manajemen an. Sekretaris Jurusan

(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Tanggal :

Panitia Ujian: Penguji Utama,

Sri Wartini, SE, MM NIP 197209162005012001

Anggota I Anggota II

Dra. Palupiningdyah, M.Si. Endang Sutrasmawati, SH, SE, MM. NIP 195208041980032001 NIP 196704182000122001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Saya siap menanggung sanksi/resiko apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran terhadap kode etik ilmiah atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian skripsi ini.

Semarang, 25 Februari 2013

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu

menyampaikan amanat kepada yang

berhak menerimanya, dan supaya berbuat

adil apabila menetapkan hukum diantara

manusia”. (Q.S. An Nisa :58)

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

1. Alm. Bapak dan ibu tercinta yang memberikan yang

telah memberikan kasih sayang, bimbingan, doa,

semangat, ridho dan inspirasi kepada anakmu

tercinta.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, hidayah dan lindungan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini sebagai syarat akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari segala kendala dan kesulitan bila tanpa bimbingan, dorongan, saran, kritik, dan bantuan dari berbagai pihak yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini sehingga dapat tersusun dengan baik. Maka pada kesempatan yang baik ini, dengan kerendahan dan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. H. Soedijono Sastroatmodjo, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. S. Martono, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah mengesahkan skripsi ini.

3. Drs. Sugiharto, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin observasi dan penelitian untuk penyusunan skripsi ini.

(7)

vii

5. Endang Sutrasmawati, SH, SE, MM, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

6. Bapak dan ibu dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.

7. Bapak Lutfiyanto, SH, selaku perwakilan dari PT Sari Tembakau Harum Kabupaten Kendal yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis. 8. Seluruh karyawan PT Sari Tembakau Harum yang telah berkenan dan

membantu penulis dalam melakukan penelitian.

9. Kakakku Muhammad Helmiyanto yang telah memberikan doa serta dukungan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.Kritik dan saran yang bersifat membangun dari saudara sangat diharapkan.

Semarang, 25 Februari 2013

(8)

viii

SARI

Fahmi Aji Wibowo. 2013. “Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi pada PT. Sari Tembakau Harum Kabupaten

Kendal”. Skripsi. Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri

Semarang. Pembimbing I. Dra. Palupiningdyah M.Si. Pembimbing II. Endang Sutrasmawati, SH, SE, MM

.

Kata Kunci : Kepemimpinan, Motivasi, dan Kinerja Karyawan

Kepemimpinan dan motivasi merupakan salah satu aspek yang dapat meningkatkan kinerja karyawan, makin baik kepemimpinan dan makin tinggi motivasi maka akan meningkatkan kinerja karyawan.tapi dalam kasus ini terjadi ketidak sesuaian yakni kepemimpinan yang di berikan sudah sesuai dan karyawan di berikan motivasi untuk merangsang kinerjanya namun kinerja yang di hasilkan masih kurang optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada PT. Sari Tembakau Harum Kabupaten Kendal

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian produksi pada PT. Sari Tembakau Harum Kabupaten Kendal yang berjumlah 1050 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden dilakukan dengan proportional random sampling. Tiga variabel yang dikaji dalam penelitian ini, adalah : kepemimpinan, motivasi dan kinerja karyawan. Alat pengumpulan data yang diguanakan adalah angket dan dokumentasi, serta data yang digunakan merupakan data primer. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis regresi linier berganda dengan pengujian hipotesis uji partial (t) dan uji simultan (F).

Hasil analisis regresi data menunjukkan persamaan sebagai berikut Y = 12,353 + 0,264 X1 + 0,593 X2 dimana secara parsial variabel kepemimpinan berpengaruh sebesar 12,60% dan motivasi berpengaruh sebesar 45,69 terhadap kinerja. Secara simultan (kepemimpinan dan motivasi) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar 58,4%. Sedangkan sisanya sebesar 41,6% dipengaruhi oleh faktor lain.

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

SARI ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Kinerja Karyawan ... 9

2.1.1 Pengertian Kinerja ... 9

2.1.2 Indikator Kinerja ... 10

(10)

x

2.1.4 Penilaian Kinerja ... 13

2.1.5 Manfaat dan Tujuan Penilaian Kinerja ... 13

2.1.6 Evaluasi Penilaian Kinerja ... 15

2.2 Kepemimpinan ... 16

2.2.1 Pengertian Kepemimpinan ... 16

2.2.2 Indikator Kepemimpinan ... 17

2.2.3 Teori-teori Kepemimpinan ... 19

2.2.5 Keterampilan Kepemimpinan ... 20

2.3 Motivasi... 21

2.3.1 Pengertian Motivasi ... 21

2.3.2 Teori-teori Motivasi Menurut Para Pakar ... 22

2.3.3 Metode-metode Motivasi ... 26

2.3.3 Tujuan Pemberian Motivasi ... 27

2.4 Hasil Penelitian Terdahulu ... 28

2.5 Kerangka Berpikir ... 30

2.6 Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN... 33

3.1 Populasi dan Sampel ... 33

3.1.1 Populasi ... 33

3.1.2 Sampel ... 34

3.2 Definisi Operasional Variabel ... 36

3.2.1 Variabel Bebas (X) ... 36

(11)

xi

3.2.1.2 Motivasi ( ) ... 37

3.2.2 Variabel Terikat ... 37

3.2.2.1 Kinerja (Y) ... 37

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 38

3.3.1 Metode Angket (Kuesioner) ... 38

3.3.2 Metode Dokumentasi ... 39

3.4 Validitas dan Reabilitas... 39

3.4.1 Validitas ... 39

3.4.2 Reliabilitas ... 43

3.5 Metode Analisis Data ... 44

3.5.1 Uji Asumsi Klasik ... 44

3.5.2 Metode Analisis Deskriptif Persentase ... 46

3.5.3 Metode Analisis Regresi Linear Berganda ... 47

3.5.4 Pengujian Hipotesis... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 50

4.1 Hasil Penelitian ... 50

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 50

4.1.2 Hasil Analisis Data... 52

4.1.2.1 Analisis Deskriptif Persentase ... 52

4.1.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 73

4.1.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 76

4.1.2.4 Uji Hipotesis ... 78

(12)

xii

4.2 Pembahasan ... 81

BAB V PENUTUP... ... ... 86

5.1 Kesimpulan ... 86

5.2 Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 88

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel tingkat keterlambatan karyawan PT. Sari Tembakau Harum

periode bulan Mei-Desember tahun 2011 ... 4

Tabel 1.2 Data tingkat produksi rokok PT. Sari Tembakau Harum periode bulan Januari-Desember tahun 2011 ... 5

Tabel 1.3 Jumlah karyawan bagian produksi PT. Sari Tembakau Harum Kabupaten Kendal ... 33

Tabel 2.1 Hasil penelitian terdahulu ... 28

Tabel 2.2 Sample penelitian ... 35

Tabel 3.1 Hasil uji validitas instrumen variabel kepemimpinan ... 41

Tabel 3.2 Hasil uji validitas instrumen variabel motivasi ... 42

Tabel 3.3 Hasil uji validitas instrumen variabel kinerja karyawan ... 42

Tabel 3.4 Hasil uji reabilitas ... 44

Tabel 3.5 Kriteria interval ... 47

Tabel 4.1 Deskripsi frekuensi kepemimpinan ... 52

Tabel 4.2 Deskripsi frekuensi bersifat adil ... 53

Tabel 4.3 Deskripsi frekuensi memberikan sugesti ... 54

Tabel 4.4 Deskripsi frekuensi mendukung tujuan ... 55

Tabel 4.5 Deskripsi frekuensi sebagai katalisator ... 56

Tabel 4.6 Deskripsi frekuensi menciptakan rasa aman ... 57

Tabel 4.7 Deskripsi frekuensi sebagai wakil organisasi ... 58

Tabel 4.8 Deskripsi frekuensi sumber inspirasi ... 59

(14)

xiv

Tabel 4.10 Deskripsi frekuensi motivasi ... 61

Tabel 4.11 Deskripsi frekuensi kebutuhan fisik ... 62

Tabel 4.12 Deskripsi frekuensi kebutuhan rasa aman ... 63

Tabel 4.13 Deskripsi frekuensi kebutuhan sosial ... 64

Tabel 4.14 Deskripsi frekuensi kebutuhan penghargaan ... 65

Tabel 4.15 Deskripsi frekuensi kebutuhan aktualisasi diri ... 66

Tabel 4.16 Deskripsi frekuensi kinerja ... 67

Tabel 4.17 Deskripsi frekuensi kualitas kerja ... 68

Tabel 4.18 Deskripsi frekuensi kuantitas kerja ... 69

Tabel 4.19 Deskripsi frekuensi efektivitas ... 70

Tabel 4.20 Deskripsi frekuensi kemandirian ... 71

Tabel 4.21 Deskripsi frekuensi komitmen kerja ... 72

Tabel 4.22 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 74

Tabel 4.23 Multikoliniaritas ... 75

Tabel 4.24 Regresi linier berganda ... 77

Tabel 4.25 Uji statistik t ... 78

Tabel 4.26 Uji statistik F ... 79

Tabel 4.27 Koefisien determinasi ... 80

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 91

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 97

Lampiran 3 Hasil Analisis Deskriptif Persentase ... 100

Lampiran 4 Hasil Uji Asumsi Klasik... 117

Lampiran 5 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 119

Lampiran 6 Hasil Uji Hipotesis ... 120

Lampiran 7 Hasil Koefisien Determinasi ... 121

Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian ... 122

(17)

1 1.1Latar Belakang Masalah

Semua perusahaan pasti memerlukan manajemen yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan tertentu bagi perusahaan tersebut. Berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung oleh keberhasilannya dari pada individu organisasi itu sendiri dalam menjalankan tugas mereka. Kinerja yang dicari oleh perusahaan dari seseorang tergantung dari kemampuan, motivasi, dan dukungan individu yang diterima (Malthis dan Jakson, 2002:89). Apabila individu dalam perusahaan yaitu sumber daya manusianya dapat berjalan efektif maka perusahaan tetap berjalan efektif. Bernardin (dalam Robbins, 1996:260) mengemukakan bahwa kinerja dapat dikatakan baik bila karyawan memenuhi beberapa hal, yaitu : kualitas kerja, kuantitas, efektivitas, kemandirian, dan komitmen kerja.

(18)

Menurut Permadi, K (1996:12) kepemimpinan merupakan suatu kegiatan untuk mempengaruhi prilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik individu maupu kelompok. Apalagi dalam era sekarang ini dimana organisasi terus berkembang dan berubah peran kepemimpinan merupakan sesuatu yang sangat vital karena akan mengantarkan organisasi mencapai visi dan misinya. Jadi pada dasarnya berhasil atau gagalnya suatu perusahaan dalam mencapi kinerja yang optimal tergantung dari peran kepemimpinan yang ada pada perusahaan tersebut.

Motivasi atau dorongan untuk bekerja sangat penting dalam penentuan tinggi rendahnya kinerja perusahaan. Sukses tidaknya suatu perusahaan, sangat tergantung dari aktivitas dan kreativitas karyawan (Indriyo, 2001:76). Motivasi juga akan mendorong seseorang untuk bekerja lebih baik agar meraih kinerja yang diharapkan, sehingga mendapatkan apa yang menjadi kebutuhannya. Oleh karena itu, motivasi sangat penting dimiliki oleh pimpinan dan karyawan dalam meningkatkan semangat kerja dan kinerja para karyawan (Wursanto, 2001:132).

(19)

Penelitian ini akan akan dilaksanakan pada PT. Sari Tembakau Harum ,perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi rokok kretek dari merek dagang PT. HM Sampoerna Tbk. , yaitu Sampoerna Hijau. Dan hasil produksi rokok tersebut akan dipasarkan ke seluruh wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.

Hasil wawancara dengan Kepala Bagian Personalia di peroleh informasi bahwa adapun berbagai macam langkah guna mendorong peningkatan kinerja kzaryawan yaitu melalui peran serta dari pemimpin dalam meningkatkan kinerja karyawannya seperti pemberian motivasi untuk mendorong bawahan supaya bekerja lebih baik, pemimpin juga harus memberikan perhatian personal terhadap bawahannya seperti pemberian tunjangan dan lebih mengakrabkan hubungan kerja antar karyawan, serta memberikan sanksi yang tegas bagi karyawan yang terlambat atau melakukan pelanggaran terhadap peraturan perusahaan

Pengembangan motivasi kerja karyawan di PT. Sari Tembakau Harum juga sudah cukup baik dengan diadakan pelatihan atau training bagi karyawan baru selama 3 bulan, sehingga mereka dapat terlatih secara baik dan memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk dapat bekerja sesuai dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Apabila menemukan kendala atau masalah yang belum dimengerti, maka manajer akan segera memberikan solusi yang benar sehingga karyawan dapat semakin memahami tugas yang harus dilaksanakan.

(20)

Tabel 1.1.

Tingkat Keterlambatan Karyawan

PT. Sari Tembakau Harum Bulan Mei-Desember Tahun 2011 No Satuan Kerja

5 Bagian Pengawas

Produksi 1 0 1 2 1 0 1 4

6 Bagian Logistik

dan Umum 3 2 2 2 2 1 4 2

Sumber : Bagian Kepegawaian PT. Sari Tembakau Harum, 2011

(21)

Tabel 1.2

Data Tingkat Produksi Rokok PT. Sari Tembakau Harum Periode Bulan Januari-Desember Tahun 2011. Bulan Target Produksi

(batang)

Hasil Produksi (batang)

Januari 34.000.000 34.741.568

Febuari 34.000.000 34.620.095

Maret 34.000.000 34.411.567

April 34.000.000 34.209.382

Mei 34.000.000 33.924.177

Juni 34.000.000 33.870.600

Juli 34.000.000 32.740.350

Agustus 34.000.000 32.520.980

September 34.000.000 32.282.309

Oktober 34.000.000 31.951.630

November 34.000.000 31.831.912

Desember 34.000.000 31.573.481

Sumber : Bagian Produksi PT. Sari Tembakau Harum, 2011.

Dari data tabel tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa kenyataan hasil kerja yang masih kurang baik dilihat dari aspek produksi yang dibuktikan dengan adanya penurunan tingkat produksi yang ditargetkan perusahaan dari bulan Mei hingga Desember pada tahun 2011.

(22)

atau tata tertib yang berlaku dan jelas, supaya karyawan mematuhi peraturan yang berlaku agar tercipta kinerja yang diharapkan perusahaan. Apalagi dilihat dari hubungan kepemimpinan antara atasan terhadap karyawan sudah baik, yaitu dengan karyawan jarang mendapatkan teguran keras dari pemimpin serta pimpinan jarang mengeluarkan surat peringatan terhadap karyawan.

Di perusahaan, peimimpin selalu memberi bekal motivasi kepada seluruh karyawannya. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar mereka dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan dapat meningkatkan performa dalam memberikan pelayanan kepada publik. Namun pada kenyataannya, pemberian motivasi yang telah diberikan pimpinan hanya sebagai pengaruh sementara saja. Selebihnya para karyawan bekerja tidak sesuai dengan standar jam kerja yang diberikan oleh perusahaan. Selama mereka bekerja, mereka tidak selalu didampingi oleh pemimpin mereka sehingga menyebabkan tingkat kedisiplinan mereka dalam penggunaan waktu menurun dan menyebabkan pula tingkat kinerja yang dihasilkan ikut menurun. Padahal faktor kepemimpinan yang ada di dalam perusahaan sudah cukup baik, apalagi semua karyawan bebas bersaing secara sehat untuk dapat memegang jabatan-jabatan yang tersedia di dalam perusahaan.

Berdasarkan kenyataan yang ada kinerja karyawan PT. Sari Tembakau Harum masih belum sesuai dengan yang diharapkan dan masih perlu dikaji lebih lanjut, maka dari itu dua konsep yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah ”Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan

(23)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Adakah pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada PT. Sari Tembakau Harum Kabupaten Kendal?

2. Adakah pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada PT. Sari Tembakau Harum Kabupaten Kendal?

3. Adakah pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada PT. Sari Tembakau Harum Kabupaten Kendal? 1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada PT. Sari Tembakau Harum Kabupaten Kendal. 2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan bagian

produksi pada PT. Sari Tembakau Harum Kabupaten Kendal.

3. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan PT. Sari Tembakau Harum Kabupaten Kendal.

1.4Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

(24)

b. Untuk menambah informasi sumbangan pemikiran dan pengetahuan dalam penelitian.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti, terutama bagi PT. Sari Tembakau Harum Kabupaten Kendal, khususnya dalam mengelola sumber daya manusia yang telah dimiliki dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di PT. Sari Tembakau Harum Kabupaten Kendal.

(25)

9 2.1 Kinerja Karyawan

2.1.1 Pengertian Kinerja

Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang

dicapai oleh seseorang. Biasanya orang yang kinerjanya tinggi disebut sebagai orang yang produktif, dan sebaliknya orang yang tingkat kinerjanya tidak mencapai standar dikatakan sebagai orang yang tidak produktif atau berperforma rendah.

Hasibuan (2005:11) mengatakan bahwa kinerja adalah merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya atas kecakapan, usaha, dan kesempatan. Suprihanto (dalam Srimulyo, 1999:39) mengatakan bahwa kinerja seorang karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja seorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan kemungkinan, misalnya standar target atau kinerja yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Kinerja menurut Mangkunegara (2005:9) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

(26)

pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi, hasil pekerjaan tersebut dapat menyangkut kualitas dan kuantitas kerja.

2.1.2 Indikator Kinerja

Bernardin (dalam Robbins, 1998:260) mengemukakan bahwa kinerja dapat dikatakan baik bila karyawan memenuhi hal-hal sebagai berikut:

1. Kualitas kerja

Tingkat dimana hasil aktivitas yang dikehendaki mendekati sempurna dalam arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan aktivitas maupun memenuhi tujuan yang diharapkan dari suatu aktivitas. Diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan; 2. Kuantitas

Merupakan jumlah yang dihasilkan dan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. Diukur dari persepsi karyawan terhadap jumlah aktivitas yang ditugaskan beserta hasilnya; 3. Efektivitas

Tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, tekhnologi, bahan baku) yang dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya. Diukur dari persepsi karyawan dalam menilai pemanfaatan waktu dalam menjalankan tugas;

4. Kemandirian

(27)

Diukur dari persepsi karyawan dalam melakukan fungsi kerjanya masing-masing sesuai dengan tanggung jawabnya;

5. Komitmen kerja

Merupakan tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan perusahaan dan tanggungjawab karyawan terhadap perusahaan. Pengukuran dengan menggunakan persepsi karyawan dalam membina hubungan dengan perusahaan serta tanggungjawab dan loyalitas karyawan. Dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang berdasarkan standar atau kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Atau karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka kinerja sesungguhnya merupakan perilaku manusia dalam memainkan peran yang mereka lakukan di dalam suatu organisasi untuk memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan, sehingga indikator yang digunakan pada variabel kinerja adalah menggunakan teori Bernardin yaitu: kualitas kerja, kuantitas, efektifitas, kemandirian, dan komitmen kerja.

2.1.3 Teori-teori kinerja

a. Goal Theory

Teori ini dikemukakan oleh Dessler (1997) yang disebut path goal theory. Menurutnya performance adalah fungsi dari facilitating

(28)

untuk memuaskan need (goal) tertentu, maka ia akan berbuat mengikuti jalur tersebut sebagai fungsi dari level of needs yang bersangkutan.

Kesimpulan dari teori ini adalah bahwa performance kerja itu merupakan fungsi dari motivasi untuk berproduksi dengan level tertentu. Motivasinya ditentukan oleh kebutuhan yang mendasari tujuan yang bersangkutan dan merupakan alat dari tingkah laku produktif terhadap tujuan yang diharapkan.

b. Attribusi / Expectancy Theory

Pertama kali dikemukakan oleh Dessler (1997), pendekatan teori atribusi ini mengenai performance kerja yang dirumuskan sebagai berikut:

P = M x A

Keterangan :

P Performance (kinerja) A Ability (kemampuan) M Motivation (motivasi)

Berpijak dari formula di atas, menurut teori performance adalah hasil interaksi antara motivation (motivasi) dan ability (kemampuan).

Atas dasar ini Vroom (dalam As’ad, 1991:58) menyarankan agar

(29)

2.1.4 Penilaian kinerja

Evaluasi kinerja (performance evaluation) dalam organisasi publik merupakan peranan kunci dalam pengembangan karyawan. Evaluasi kinerja pada prinsipnya merupakan manifestasi dari bentuk penilaian kinerja seorang karyawan. Penilaian kinerja merupakan suatu proses organisasi dalam menilai kinerja karyawannya. Penilaian kinerja memberikan gambaran tentang keadaan karyawan dan sekaligus dapat memberikan feedback (umpan balik) bagi para karyawan (Sulistiyani, 2003:223).

Penilaian kinerja (performance appraisal) pada dasarnya merupakan salah satu faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien. Karena adanya kebijakan atau program penilaian prestasi kerja, berarti organisasi telah memanfaatkan secara baik atas sumber daya manusia dalam organisasi (Sulistiyani, 2003:224).

2.1.5 Manfaat dan Tujuan Penilaian Kinerja

Sulistiyani (2003:229) menyatakan bahwa kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan sesuatu yang sangat bermanfaat bagi perencanaan kebijakan-kebijakan organisasi. Kebijakan-kebijakan organisasi dapat menyangkut aspek individual maupun aspek organisasi. Adapun manfaat penilaian kinerja adalah sebagai berikut:

(30)

2.)Penyesuaian gaji yang dapat dipakai sebagai informasi untuk mengkompensasi karyawan secara layak sehingga dapat memotivasi mereka.

3.)Pelatihan dan pengembangan, yaitu melalui penilaian akan diketahui kelemahan-kelemahan dari karyawan sehingga dapat dilakukan program pelatihan dan pengambangan yang lebih efektif.

4.)Meningkatkan adanya perlakuan kesempatan yang sama pada karyawan, yaitu dengan dilakukannya penilaian yang obyektif berarti meningkatkan perlakuan yang adil bagi para karyawan.

5.)Dapat membantu karyawan mengatasi masalah yang bersifat eksternal, yaitu dengan penilaian kinerja, atasan akan mengetahui apa yang menyebabkan terjadinya kinerja yang buruk sehingga atasan dapat membantu menyelesaikannya.

6.)Umpan balik pada pelaksanaan fungsi manajemen sumber daya manusia, yaitu dengan diketahuinya kinerja karyawan secara keseluruhan, akan menjadi informasi sejauh mana fungsi sumber daya manusia berjalan dengan baik atau tidak.

(31)

program-program kepegawaian yang telah dibuat, maupun program-program-program-program organisasi secara menyeluruh (Sulistyani, 2003:225).

Sedangkan tujuan dari penilaian kinerja adalah sebagai berikut: 1.)Untuk mengetahui tujuan dan sasaran manajemen dan karyawan; 2.)Memotivasi karyawan untuk memperbaiki kinerjanya;

3.)Mendistribusikan reward dari organisasi atau perusahaan yang dapat berupa tambahan gaji atau upah serta promosi yang adil.

2.1.6 Evaluasi Penilaian Kinerja

Sulistiyani (2003:234) mendefinisikan bahwa evaluasi penilaian kinerja adalah merupakan proses pemberian umpan balik kepada karyawan yang sedang dinilai dalam upaya memberi masukan tentang aspek-aspek yang harus diperbaiki. Beberapa pendekatan yang dapat ditempuh, yaitu:

a. Evaluation interview

Memberikan umpan balik tentang kinerja masa lalu dan potensi masa depan. Dilakukan dengan menggambarkan hasil penilaian sebelumnya dan mengidentifikasi perilaku-perilaku tertentu yang harus diulangi dan dihilangkan.

b. Tell and sell approach

(32)

c. Tell and listen method

Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memberikan alasan, mempertahankan apa yang sudah dilakukan, dan mencoba mengatasi reaksi dengan membimbing karyawan untuk berperilaku lebih baik. d. Problem solving approach

Mengidentifikasi berbagai masalah yang dihadapi karyawan dalam pekerjaannya melalui pelatihan, coaching, dan counseling.

2.2 Kepemimpinan

2.2.1 Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama guna mencapai tujuan tertentu yang diinginkan. Secara sederhana kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan mempengaruhi orang lain atau seni mempengaruhi orang lain dalam situasi tertentu guna mencapai tujuan tertentu (Wursanto, 2005: 196). Menurut Anoraga (2003:2) kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat mempengaruhi orang lain, melalui komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang tersebut agar dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti kehendak-kehendak pemimpin itu.

(33)

2.2.2 Indikator Kepemimpinan

Menurut Wahjosumidjo (1991:154) secara garis besar indikator kepemimpinan adalah sebagai berikut:

1. Bersifat adil

Dalam kegiatan suatu organisasi, rasa kebersamaan diantara para anggota adalah mutlak, sebab rasa kebersamaan pada hakikatnya merupakan pencerminan daripada kesepakatan antara para bawahan maupun antara pemimpin dengan bawahan dalam mencapai tujuan organisasi;

2. Memberi sugesti

Sugesti biasanya disebut sebagai saran atau anjuran. Dalam rangka kepemimpinan, sugesti merupakan pengaruh dan sebagainya, yang mampu menggerakkan hati orang lain dan sugesti mempunyai peranan yang sangat penting di dalam memelihara dan membina harga diri serta rasa pengabdian, partisipasi, dan rasa kebersamaan diantara para bawahan.

3. Mendukung tercapainya tujuan

(34)

4. Sebagai katalisator

Seorang pemimpin dikatakan berperan sebagai katalisator, apabila pemimpin itu selalu dapat meningkatkan segala sumber daya manusia yang ada, berusaha memberikan reaksi yang menimbulkan semangat dan daya kerja cepat semaksimal mungkin.

5. Menciptakan rasa aman

Setiap pemimpin berkewajiban menciptakan rasa aman bagi para bawahannya. Dan ini hanya dapat dilaksanakan apabila setiap pemimpin mampu memelihara hal-hal yang positif, sikap optimisme di dalam menghadapi segala permasalahan, sehingga dalam melaksanakan tugas-tugasnya, bawahan merasa aman, bebas dari segala perasaan gelisah, kekhawatiran, merasa memperoleh jaminan keamanan dari pimpinan. 6. Sebagai wakil organisasi

Setiap bawahan yang bekerja pada unit organisasi apapun, selalu memandang atasan atau pimpinannya mempunyai peranan dalam segala bidang kegiatan, lebih-lebih yang menganut prinsip-prinsip keteladanan atau panutan-panutan. Seorang pemimpin adalah segala-segalanya, oleh karena itu segala perilaku, perbuatan, dan kata-katanya akan selalu memberikan kesan-kesan tertentu terhadap organisasinya.

7. Sumber inspirasi

(35)

dan memahami tujuan organisasi dengan antusias dan bekerja secara efektif ke arah tercapainya tujuan organisasi.

8. Bersikap menghargai

Setiap orang pada dasarnya menghendaki adanya pengakuan dan penghargaan diri pada orang lain. Demikian pula setiap bawahan dalam organisasi memerlukan adanya pengakuan dan penghargaan dari atasan. Oleh karena itu, menjadi suatu kewajiban bagi pemimpin untuk mau memberikan penghargaan atau pengakuan dalam bentuk apapun kepada bawahannya.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi, menggerakkan, mengarahkan, mendorong, dan mengajak orang lain untuk bekerja sama dan mau bekerja secara produktif guna pencapaian tujuan tertentu, sehingga indikator yang digunakan dalam variabel kepemimpinan adalah menggunakan teori dari Wahjosumidjo yaitu: bersifat adil, memberi sugesti, mendukung tercapainya tujuan, sebagai katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai wakil organisasi, sumber inspirasi, dan bersikap menghargai.

2.2.3 Teori-teori Kepemimpinan

a. Teori Bawaan atau Heredity Theory

(36)

fisik maupun otaknya. Modal dasar seperti bakat, intuisi atau kecakapan praktis tanpa dibarengi dengan teori-teori atau prinsip-prinsip, dianggap cukup untuk membuat seseorang menjadi pimpinan.

b. Teori Psikologi atau Psychological Theory

Teori ini berasumsi bahwa sifat kepemimpinan seseorang dapat dibentuk sesuai dengan jiwanya. Konsep dasar teori kejiwaan ini adalah bahwa kapasitas seseorang dapat dibentuk, dimanipulasi, didongkrak kematangannya, dan karenanya bakat yang dibawa sejak lahir ke muka bumi ini bias diabaikan.

c. Teori Situasi atau Situational Theory

Teori ini mengajarkan bahwa kepemimpinan seseorang muncul sejalan dengan situasi atau lingkungan yang mengelilinginya. Pada saat tertentu seseorang berfungsi sebagai pemimpin, dan pada saat lain sebagai manusia yang dipimpin. Teori ini adalah sintesis dari teori keturunan yang mengatakan bahwa bakat adalah faktor dominan, dan teori kejiwaan yang berasumsi bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin jika dibekali pengetahuan dan sejumlah pengalaman yang memadai. 2.2.4 Keterampilan Kepemimpinan

(37)

a. Keterampilan Teknis (Technical Skill)

Keterampilan teknis adalah keterampilan menerapkan pengetahuan teoritis ke dalam tindakan-tindakan praktis; kemampuan memecahkan masalah melalui taktik yang baik; atau kemampuan menyelesaikan tugas-tugas secara sistematis.

b. Keterampilan Hubungan Manusiawi (Human Skill)

Keterampilan hubungan manusiawi adalah kemampuan untuk menempatkan diri di dalam kelompok kerja dan keterampilan menjalin komunikasi yang mampu menciptakan kepuasan kedua belah pihak.

c. Keterampilan Konseptual (Conceptual Skill)

Keterampilan konseptual adalah kecakapan untuk memformulasikan pikiran, memahami teori-teori, melakukan aplikasi, melihat kecenderungan berdasarkan kemampuan teoritis dan yang dibutuhkan di dalam dunia kerja.

2.3 Motivasi

2.3.1 Pengertian Motivasi

(38)

Vance (dalam Danim, 2004:15) mengatakan bahwa pada hakikatnya motivasi adalah perasaan atau keinginan seseorang yang berada dan bekerja pada kondisi tertentu untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang menguntungkan dilihat dari perspektif pribadi dan terutama organisasi. Motivasi diartikan sebagai setiap kekuatan yang muncul dari dalam diri individu untuk mencapai tujuan atau keuntungan tertentu di lingkungan dunia kerja atau di pelataran kehidupan pada umumnya (Danim, 2004:15).

Dari definisi-definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan yang timbul sebagai daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja pada diri seseorang untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang menguntungkan guna mencapai tujuan tertentu di lingkungan dunia kerja atau di kehidupan pada umumnya.

2.3.2 Teori-teori Motivasi Menurut Para Pakar a. Teori Hierarki Kebutuhan

(39)

seseorang. Suatu kebutuhan yang sudah terpenuhi tidak menjadi unsur pemotivasi lagi. Adapun kebutuhan-kebutuhan itu adalah:

1. Kebutuhan fisik (physic needs), yang dapat dimanifestasikan dalam hal kebutuhan akan makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan kebutuhan lain yang bersifat fisik, misalnya kebutuhan bebas akan rasa sakit. Karena ini merupakan kebutuhan biologis, maka kebutuhan ini akan didahulukan pemenuhannya oleh manusia untuk merangsang seseorang berperilaku atau bekerja giat.

2. Kebutuhan rasa aman (safety needs), misalnya dalam bentuk kebutuhan akan kebebasan dari segala macam ancaman, baik di dalam dinas maupun di luar jam dinas, bebas dari segala macam tuduhan, kebutuhan akan keamanan jiwa maupun harta.

3. Kebutuhan sosial (social needs), yang termasuk dalam kebutuhan ini antara lain kebutuhan akan berkelompok (teman), afiliasi, interaksi, dicintai dan mencintai.

4. Kebutuhan penghargaan (esteem needs), yaitu kebutuhan akan mendapatkan pujian, pemberian hadiah, pengakuan atas keberhasilannya atau prestasi kerjanya (misalnya: dengan sertifikat, tanda penghargaan, maupun bonus-bonus), serta pemberian simbol-simbol status.

(40)

ketrampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan.

Sehingga motivasi merupakan dorongan dari orang lain atau dari dalam diri sendiri, yang digunakan sebagai penyemangat dalam melakukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan yang menjadi tujuannya. Pemenuhan kebutuhan seseorang selalu bertahap secara hierarki mulai dari kebutuhan yang relatif lebih rendah dan apabila sudah terpenuhi, maka timbul keinginan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.

Sehingga dalam penelitian ini, indikator yang digunakan dari variabel motivasi adalah menggunakan teori tata tingkat kebutuhan dari Maslow, karena Maslow memuat faktor motivasi secara intern maupun secara ekstern. Teori tata tingkat kebutuhan dari Maslow meliputi: kebutuhan fisiologikal, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.

b. Teori X dan Y

Teori ini menyatakan bahwa manusia pada dasarnya terdiri dari dua jenis. Teori ini dikemukakan oleh McGregor (dalam Yamin, 2008) yang mengatakan bahwa ada jenis manusia X dan manusia Y yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu.

(41)

menunjukkan sifat yang senang bekerja yang diibaratkan bahwa bekerja baginya seperti bermain. Kemudian jenis manusia tipe X tidak mempunyai inisiatif dan tidak senang diarahkan, sedangkan jenis manusia Y adalah sebaliknya.

Dikaitkan dengan kebutuhan, apabila mengacu pada hierarki kebutuhan dari Maslow, maka tipe manusia X memiliki kebutuhan tingkat yang rendah, sedangkan manusia tipe Y memiliki kebutuhan tingkat yang tinggi. Sehingga motivasi seseorang menurut teori ini termasuk kebutuhan yang bersifat internal.

c. ERG Theory

Teori ini dikemukakan oleh Clayton Alderfer (dalam Winardi 2004:82), yang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan teori dari Maslow, yang mengatakan bahwa ada tiga kelompok kebutuhan manusia. Teori ini mengubah hierarki kebutuhan yang telah dikembangkan oleh Maslow menjadi tiga level, yaitu:

1. Kebutuhan-kebutuhan eksistensi, berhubungan dengan kebutuhan untuk mempertahankan keberadaan seseorang dalam hidupnya. Dikaitkan dengan penggolongan dari Maslow, ini berkaitan dengan kebutuhan fisik dan keamanan.

(42)

3. Kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan, yang merupakan level tertinggi dalam skema ERG, meliputi kebutuhan akan penghargaan diri (self-esteem) dan aktualisasi diri.

Meskipun teori ERG mengasumsikan bahwa perilaku yang termotivasi mengikuti suatu hierarki yang agak serupa dengan hierarki yang dikemukakan oleh Maslow, terdapat dua perbedaan yang penting. Pertama, teori ERG menyatakan bahwa lebih dari satu level kebutuhan bisa menggerakkan motivasi pada saat yang bersamaan. Kedua, teori ERG memiliki apa yang dinamakan elemen frustasi-regresi. Jadi, apabila kebutuhan-kebutuhan tertentu tidak terpenuhi, individu akan menjadi frustasi, mundur ke level yang lebih rendah, dan mulai mengejar kebutuhan-kebutuhan tersebut sekali lagi.

2.3.3 Metode-metode Motivasi

a. Motivasi Langsung (Direct Motivation), adalah motivasi (materiil dan nonmateriil) yang diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasannya. Jadi sifatnya khusus, seperti memberikan pujian, penghargaan, bonus, piagam, tunjangan hari raya, dan bintang jasa.

(43)

2.3.4 Tujuan Pemberian Motivasi

Perusahaan akan lebih mudah mencapai tujuannya apabila berbagai faktor menyangkut produktivitas kerja dilaksanakan dengan baik oleh pemimpin dan semua karyawan yang ada dalam perusahaan tersebut. Menurut Hasibuan (2007:97), tujuan pemberian motivasi adalah:

a. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan; b. Meningkatkan moral dan kepuasankerja karyawan; c. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan;

d. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan; e. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi

karyawan;

f. Mengefektifkan pengadaan karyawan;

g. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik; h. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan; i. Meningkatkan kesejahteraan karyawan;

j. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya;

(44)

2.4 Hasil Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan kepemimpinan, motivasi dan kinerja antara lain :

Tabel 2.1 :

Hasil Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti Judul Penelitian

Variabel Penelitian

Metode

(45)

No Nama

Peneliti Judul Penelitian

Variabel Penelitian

Metode

(46)

2.5 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan gambaran secara skematis tentang arah penelitian yang dilakukan. Berkaitan dengan hal tesebut, perlu diketahui skema penelitian yang menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Kinerja merupakan hasil dari suatu proses bekerja. Dalam penelitian ini yang menjadi indikator kinerja adalah kualitas kerja, kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas, kemandirian, dan komitmen kerja.

Dalam hal ini, motivasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan, karena keinginan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang lebih baik harus dikerjakan dengan penuh rasa tanggung jawab serta adanya minat dan daya pendorong untuk bekerja dengan baik, dari dalam diri individu maupun dari organisasi. Motivasi merupakan dorongan atau semangat yang membuat seseorang mempunyai tujuan dan ukuran standar yang akan dicapai. Indikator dari motivasi meliputi kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.

Namun hal tersebut perlu didukung dengan adanya sikap kepemimpinan yang dapat mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama dengan baik guna mencapai tujuan tertentu yang diinginkan. Kepemimpinan dan motivasi saling terkait dalam mempengaruhi kinerja karyawan di dalam suatu perusahaan.

(47)

mendukung tercapainya tujuan, sebagai katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai wakil organisasi, sumber inspirasi, dan bersikap menghargai.

Dari penjelasan di atas dapat digambarkan sebuah model kerangka berfikir sebagai berikut:

Kepem impinan (X1) Indikatornya:

a. Bersifat adil

b. Memberikan sugesti

c. Mendukung tercapainya tujuan d. Sebagai katalisator

d. Kebutuhan penghargaan e. Kebutuhan aktualisasi diri ( A.H. Maslow dalam T.Hani Handoko, 2003:258)

Gambar 2.1

(48)

2.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2008:64).

Berdasarkan landasan teori di atas, dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:

: Ada pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. : Ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan.

(49)

33 3.1 Populasi dan Sampel

3.1.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi, 2006:130). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh karyawan bagian produksi pada PT Sari Tembakau Harum yang berjumlah 1050 karyawan. Disini responden tidak diambil seluruhnya, karena akan memakan waktu dan dana juga terbatasnya tenaga karena jumlah subjek yang dijadikan responden terlalu banyak dan wilayah pengamatan dari setiap subjek yang luas.

Untuk penelitian ini peneliti akan mengambil sebagian dari populasi dengan anggapan bisa mewakili keseluruhan populasi sebagai responden dalam penelitian ini. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Tabel 2.1 :

Jumlah Karyawan Bagian Produksi PT. Sari Tembakau Harum Kabupaten Kendal

No Sub Bagian Jumlah Karyawan

1 Giling 325

2 Gunting 281

3 Packing 214

4 Bandrol 230

JUMLAH 1050

(50)

3.1.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:81). Karena jumlah populasinya sudah diketahui secara pasti, maka metode yang digunakan unruk pengambilan sampel adalah metodes Slovin,. Berikut adalah rumus metode Slovin :

Dimana :

n : ukuran sampel N: ukuran populasi

e : persen kelonggaran ketidak telitian hasil kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir atau diinginkan, sebesar 10%.

(Umar, 2004 : 108)

Berdasarkan rumus di atas, maka :

)

(51)

Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 sampel, kemudian didistribusikan ke tiap-tiap bagian dengan perhitungan sebagai berikut:

Rumus Umum = ∑ karyawan pada bagian x sampel

∑ populasi Sample yang di dapat adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2

Sumber : PT. Sari Tembakau Harum, 2011 (Data Diolah)

Dari data diatas dapat diambil kesimpulan dari setiap masing – masing sub bagian produksi diambil beberapa sampel yang jumlahnya berbeda pada setiap bagian produksi dan total jumlah keseluruhan sampel yaitu 100 pegawai / karyawan bagian produksi.

(52)

sampel secara acak dengan memperhatikan besarnya jumlah responden pada setiap unit organisasi yang ada pada populasi (Suharsimi, 2006:138). Teknik proposional random sampling digunakan untuk mengambilan sampel pada

penelitian ini karena pada dasarnya semua pegawai dipimpin oleh satu pemimpin yang sama, Dimana kepemiminan yang ditunjukkan oleh pemimpin sama dihadapan karyawan dalam mencapai tujuan organisasi.

3.2 Definisi Operasional Variabel

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek penelitian yaitu faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diselidiki. Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain dalam kelompok tersebut (Sugiyono, 2005:2).

Variabel diartikan sebagai objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi, 2006:118). Variabel dalam penelitian ini:

3.2.1 Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2008:39).

3.2.1.1Kepemimpinan ( )

(53)

menggunakan teori dari Wahjosumidjo (1991:154) yaitu: bersifat adil, memberikan sugesti, mendukung tercapainya tujuan, sebagai katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai wakil dari organisasi, sumber inspirasi, bersikap menghargai.

3.2.1.2Motivasi ( )

Dalam penelitian ini yang dimaksud motivasi adalah suatu perbuatan usaha untuk menggerakkan dan mendorong orang lain agar mereka mau bekerja sama dalam melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan yang menjadi tujuannya, sampai kebutuhan itu terpuaskan kemudian digantikan dengan tujuan-tujuan yang lainnya. Indikator dari motivasi mengguinakan teori kebutuhan Maslow (dalam Hariandja, 2007:325) ialah: kebutuhan fisiologikal, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, kebutuhan aktualisasi diri. 3.2.2 Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2008:39).

3.2.2.1Kinerja (Y)

(54)

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang tepat adalah sangat penting dalam penelitian, karena data menentukan baik buruknya suatu penelitian. Pengumpulan data merupakan usaha-usaha untuk memperoleh bahan-bahan keterangan serta kenyataan yang benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam peneltian ini adalah:

3.3.1 Metode Angket (Kuesioner)

Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang mereka ketahui (Suharsimi, 2006:151).

Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu responden memberikan jawaban yang telah disediakan. Dengan memberikan daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden secara langsung di lokasi penelitian. Daftar pertanyaan tersebut berkaitan dengan variabel kepemimpinan dan motivasi kerja karyawan. Data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang dikualitatifkan, maka perlu diubah ke dalam bentuk skor, yaitu dengan memberikan skor sebagai berikut:

a. Jawaban A diberi skor 5 dengan kategori sangat setuju. b. Jawaban B diberi skor 4 dengan kategori setuju.

(55)

3.3.2 Metode Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, peraturan-peraturan, dokumen, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Suharsimi, 2006:158).

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan informasi atau data dengan mempelajari dokumen-dokumen PT. Sari Tembakau Harum Kabupaten Kendal yang meliputi nama dan jumlah karyawan, uraian tugas dan wewenang, dan sebagainya yang dibutuhkan dalam penelitian.

3.4 Validitas dan Reabilitas

Baik buruknya suatu penelitian tergantung dari benar tidaknya suatu data. Karena data merupakan gambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis.

3.4.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu intrumen (Suharsimi, 2006:168).

(56)

setiap butir soal instrument dengan cara mengkorelasikan butir soal dengan skor total. Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah korelasi product moment, yaitu untuk melihat hubungan korelasi antara dua variabel yaitu X dan Y, dengan rumus:

Keterangan:

= koefisien korelasi X dan Y X = jumlah skor X

Y = jumlah skor Y n = jumlah responden

XY = jumlah skor X dan Y

Untuk menguji validitas instrumen dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyampaikan uji coba ke seluruh responden

2. Mengelompokkan item-item dari jawaban ke dalam butir dan jumlah skor total yang diperoleh dari masing-masing responden 3. Dari skor yang diperoleh kemudian dibuat tabel perhitungan

validitas

4. Mengkorelasikan tiap butir skor dengan menggunakan rumus product moment.

5. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai

(57)

di kolom correlated Item-total correlation, jika lebih besar dari dan nilai positif maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid atau layak digunakan dalam pengambilan data.

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) 15.0 for windows. Untuk N = 30 pada taraf kesalahan 5% diperoleh harga table sebesar 0,361.

Hasil rhitung > rtabel (0,361) = valid Hasil rhitung < rtabel (0,361) = tidak valid

Berikut ini ialah tabel uji validitas variabel kepemimpinan yang telah diolah menggunakan program SPSS.

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kepemimpinan

(58)

dikarenakan sudah terwakili oleh pernyataan dari indikator-indikator lain, maka pernyataan no.3 dan no.9 tidak digunakan dalam pengambilan data dan 15 pernyataan lainnya yang valid, dapat digunakan dalam pengambilan data. Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Motivasi

No. R hitung R table Keterangan ada yang tidak valid yaitu pernyataan no.24, dikarenakan sudah terwakili oleh pernyataan dari indikator-indikator lain, maka pernyataan no.24 tersebut, tidak digunakan dalam pengambilan data dan 10 pernyataan lainnya yang valid, dapat digunakan dalam pengambilan data.

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kinerja Karyawan

(59)

Berdasar dari Tabel 3.3 uji validitas motivasi kerja diatas memperlihatkan ada yang tidak valid yaitu pernyataan no.38, dikarenakan sudah terwakili oleh pernyataan dari indikator-indikator lain, maka pernyataan no.38 tersebut, tidak digunakan dalam pengambilan data dan 9 pernyataan lainnya yang valid, dapat digunakan dalam pengambilan data

3.4.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut cukup baik (Suharsimi, 2006:178). Sedangkan pengujiannya menggunakan rumus alpha, digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, dengan rumus:

Keterangan:

= reliabilitas intrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = jumlah varians butir

= varians total

(60)

program SPSS 16.0 for window. Pengukuran reliabilitas instrumen diperoleh dari hasil uji coba instrumen terhadap 30 responden. Hasil perhitungan realibilitas ke tiga variabel dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.4. Hasil Uji Realibilitas

Variabel Cronbach's Alpha

Batas

Reliabilitas Keterangan

Kepemimpinan 0,864 0,60 Reliabel

Rekan Kerja 0,838 0,60 Reliabel

Semangat Kerja 0,850 0,60 Reliabel

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa besarnya Cronbach Alpha untuk variabel kepemimpinan adalah 0,864 , variabel motivasi kerja

adalah 0,838 dan variabel kinerja adalah 0,850. Karena besarnya Cronbach Alpha untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini > 0,60 maka dapat

disimpulkan bahwa semua pertanyaan/pernyataan dalam instrumen penelitian ini reliabel (dapat dipercaya).

3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengolah hasil penelitian guna suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah:

3.5.1 Uji Asumsi Klasik

(61)

normalitas. Multivariat normalitas merupakan asumsi bahwa setiap variabel dan semua kombinasi linear dari variabel berdistribusi normal dan independen. Asumsi multivariat normalitas ini dapat diuji dengan melihat normalitas, linearitas dan heterokedastisitas.

1.) Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk menetukan apakah variabel berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dapat dilihat pada gambar grafik normal, maka penyebaran plot akan berada disekitar dan sepanjang garis 45 derajat. Selain menggunakan grafik probability plot, uji normalitas juga bias dilakukan dengan uji

Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan data

berdistribusi normal jika nilai Asimp. Sig(2-tailed) > 0,05 level of significant One-Sample Kolmogorov-Smirnov.

2.) Uji Multikolinearitas

(62)

3.) Uji Heterokedastisitas

Pengujian terhadap heterokedastisitas dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap pola scater plot yang dihasilkan melalui SPSS. Apabila pola scater plot membentuk pola tertentu, maka model regresi memiliki gejala heterokedastisitas. Munculnya gejala heterokedastisitas menunjukan bahwa penaksir dalam model regresi tidak efisien dalam sampel besar maupun kecil.

3.5.2 Metode Analisis Deskriptif Presentase

Metode analisis deskriptif presentase digunakan untuk mengkaji variabel–variabel yang ada pada penelitian ini yang terdiri dari kepemimpinan, motivasi, dan kinerja. Metode ini menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

DP = Deskriptif Persentase (%) n = Jumlah skor jawaban N = Jumlah skor total

Kriteria interval didapat dari perhitungan sebagai berikut : Presentase maximal = = 100%

Presentase minimal = = 20%

Rentang = 100% - 20% = 80%

(63)

Sehingga kriteria intervalnya dapat dibuat tabel sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kriteria Interval No Interval ( % ) Kriteria

1 84 ≤ 100 Sangat Baik

2 68 ≤ 84 Baik

3 52 ≤ 68 Cukup baik

4 36 ≤ 52 Kurang Baik

5 20 ≤ 36 Tidak Baik

3.5.3 Metode Analisis Regeresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat yaitu antara variabel kepemimpianan (X1) dan motivasi (X2) terhadap variabel kinerja (Y). Dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

Y = kinerja karyawan a = konstanta

= koefisien persamaan regresi predictor , = kepemimpinan

(64)

3.5.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan: 1.)Uji Simultan (uji-f)

Uji simultan (uji-f) ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel dependen (kinerja) terhadap variabel independen (kepemimpianan dan motivasi) secara bersama–sama (simultan) dengan tingkat

signifikan yang digunakan sebesar α = 5%. Kaidah pengambilan

keputusan dalam uji-f dengan menggunakan SPSS adalah: a.) Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima. b.) Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak. 2.)Uji Partial (uji-t)

Uji partial (uji-t) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing– masing variabel independen (kepemimpianan dan motivasi) terhadap variabel dependen (kinerja). Kaidah pengambilan keputusan dalam uji-t dengan menggunakan SPSS adalah:

1. Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima (variance sama) 2. Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak (variance berbeda) 3.)Uji Koefisien Determinasi ( )

(65)
(66)

50 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT. Sari Tembakau Harum merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri rokok yang memproduksi rokok kretek dari merek dagang PT. HM. Sampoerna Tbk. yaitu Sampoerna Hijau. Dan hasil produksi rokok tersebut akan dipasarkan ke seluruh wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya. Tujuan didirikannya perusahaan ini adalah untuk menambah jumlah pasokan rokok yang dibutuhkan dalam upaya memenuhi permintaan pasar konsumen yang semakin luas. Selain itu juga memberikan manfaat yaitu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di Kabupaten Kendal, mendorong laju perekonomian sehingga kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan.

(67)

Visi PT Sari Tembakau Harum terkandung dalam “Falsafah Tiga

Tangan”. Falsafah tersebut mengambil gambaran mengenai lingkungan usaha dan peranan perusahaan di dalamnya. Masing-masing dari ketiga ”Tangan”, yang mewakili perokok dewasa, karyawan dan mitra bisnis, serta masyarakat luas, merupakan pihak yang harus dirangkul oleh PT. Sari Tembakau Harum untuk meraih visi menjadi perusahaan paling terkemuka di Indonesia.

PT. Sari Tembakau Harum meraih ketiga kelompok ini dengan cara sebagai berikut:

1. Memproduksi rokok kretek berkualitas tinggi.

PT. Sari Tembakau Harum berkomitmen penuh untuk memproduksi sigaret berkualitas tinggi dengan pemilihan bahan baku yang bermutu baik.

2. Memberikan kompensasi dan lingkungan kerja yang baik kepada karyawan dan membina hubungan baik dengan mitra usaha

Karyawan adalah aset terpenting PT. Sari Tembakau Harum. Kompensasi, lingkungan kerja dan peluang yang baik untuk pengembangan adalah kunci utama membangun motivasi dan produktivitas karyawan.

3. Memberikan sumbangsih kepada masyarakat luas

(68)

pelestarian lingkungan, penanggulangan bencana dan kegiatan sosial karyawan.

4.1.2 Hasil Analisis Data

4.1.2.1 Analisis Deskriptif Persentase 1. Kepemimpinan

Tabel 4.1

Deskripsi Frekuensi Kepemimpinan

No Interval

(%) Kriteria Frekuensi Persentase

1. 84 ≤ 100 Sangat Baik 61 61%

2. 68 ≤ 84 Baik 36 36%

3. 52 ≤ 68 Cukup Baik 3 3%

4. 36 ≤ 52 Kurang Baik 0 0%

5. 20 ≤ 36 Tidak Baik 0 0%

Jumlah 100 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 61% kepemimpinan tergolong dalam kriteria sangat baik; 36% kepemimpinan berada dalam kriteria baik; dan 3% kepemimpinan berada dalam kriteria cukup baik.

(69)

Pada variabel kepemimpinan ini terdapat 8 indikator yang menjelaskan tentang kepemimpinan yaitu bersifat adil, memberikan sugesti, mendukung tercapainya tujuan, sebagai katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai wakil dari organisasi, sumber inspirasi, dan bersikap menghargai. Dan indikator-indikator tersebut bisa dijelaskan melalui analisis berikut ini:

a. Bersifat Adil

Tabel 4.2

Deskripsi Frekuensi Bersifat Adil

No Interval

(%) Kriteria Frekuensi Persentase

1. 84 ≤ 100 Sangat Baik 72 72%

2. 68 ≤ 84 Baik 22 22%

3. 52 ≤ 68 Cukup Baik 6 6%

4. 36 ≤ 52 Kurang Baik 0 0%

5. 20 ≤ 36 Tidak Baik 0 0%

Jumlah 100 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 72 % indikator bersifat adil tergolong dalam sangat baik; 22% indikator bersifat adil berada dalam kriteria baik; dan 6% indikator bersifat adil berada dalam kriteria cukup baik.

(70)

dan selalu memberikan teguran atau sanksi kepada setiap karyawan yang terlambat.

b. Memberikan Sugesti

Tabel 4.3

Deskripsi Frekuensi Memberi Sugesti

No Interval

(%) Kriteria Frekuensi Persentase

1. 84 ≤ 100 Sangat Baik 55 55%

2. 68 ≤ 84 Baik 37 37%

3. 52 ≤ 68 Cukup Baik 8 8%

4. 36 ≤ 52 Kurang Baik 0 0%

5. 20 ≤ 36 Tidak Baik 0 0%

Jumlah 100 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 55% indikator memberikan sugesti tergolong dalam kriteria sangat baik; 37% indikator memberikan sugesti berada dalam kriteria baik; dan 8% indikator memberikan sugesti berada dalam kriteria cukup baik.

(71)

c. Mendukung Tujuan

Tabel 4.4

Deskripsi Frekuensi Mendukung Tujuan

No Interval

(%) Kriteria Frekuensi Persentase

1. 84 ≤ 100 Sangat Baik 63 63%

2. 68 ≤ 84 Baik 31 31%

3. 52 ≤ 68 Cukup Baik 6 6%

4. 36 ≤ 52 Kurang Baik 0 0%

5. 20 ≤ 36 Tidak Baik 0 0%

Jumlah 100 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 63% indikator mendukung tujuan tergolong dalam kriteria sangat baik; 31% indikator mendukung tujuan berada dalam kriteria baik; dan 6% indikator mendukung tujuan berada dalam kriteria cukup baik.

(72)

d. Sebagai Katalisator

Tabel 4.5

Deskripsi Frekuensi Sebagai Katalisator

No Interval

(%) Kriteria Frekuensi Persentase

1. 84 ≤ 100 Sangat Baik 44 44%

2. 68 ≤ 84 Baik 53 53%

3. 52 ≤ 68 Cukup Baik 0 0%

4. 36 ≤ 52 Kurang Baik 3 3%

5. 20 ≤ 36 Tidak Baik 0 0%

Jumlah 100 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 44% indikator sebagai katalisator tergolong dalam kriteria sangat baik; 53% indikator sebagai katalisator berada dalam kriteria baik; dan 3% indikator sebagai katalisator berada dalam kriteria kurang baik.

(73)

e. Menciptakan Rasa Aman

Tabel 4.6

Deskripsi Frekuensi Menciptakan Rasa Aman

No Interval

(%) Kriteria Frekuensi Persentase

1. 84 ≤ 100 Sangat Baik 39 39%

2. 68 ≤ 84 Baik 45 45%

3. 52 ≤ 68 Cukup Baik 13 13%

4. 36 ≤ 52 Kurang Baik 3 3%

5. 20 ≤ 36 Tidak Baik 0 0%

Jumlah 100 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 39% indikator menciptakan rasa aman tergolong dalam kriteria sangat baik; 45% indikator menciptakan rasa aman berada dalam kriteria baik; 13% indikator menciptakan rasa aman berada dalam kriteria kurang baik, dan 3% indikator menciptakan rasa aman berada dalam kriteria kurang baik.

(74)

f. Sebagai Wakil Organisasi

Tabel 4.7

Deskripsi Frekuensi Sebagai Wakil Organisasi No Interval

(%) Kriteria Frekuensi Persentase

1. 84 ≤ 100 Sangat Baik 50 50%

2. 68 ≤ 84 Baik 47 47%

3. 52 ≤ 68 Cukup Baik 0 0%

4. 36 ≤ 52 Kurang Baik 3 3%

5. 20 ≤ 36 Tidak Baik 0 0%

Jumlah 100 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 50% indikator sebagai wakil organisasi tergolong dalam kriteria sangat baik; 47% indikator sebagai wakil organisasi berada dalam kriteria baik; dan 3 % indikator sebagai wakil organisasi berada dalam kriteria kurang baik.

(75)

g. Sumber Inspirasi

Tabel 4.8

Deskripsi Frekuensi Sumber Inspirasi No Interval

(%) Kriteria Frekuensi Persentase

1. 84 ≤ 100 Sangat Baik 43 43%

2. 68 ≤ 84 Baik 43 43%

3. 52 ≤ 68 Cukup Baik 14 14%

4. 36 ≤ 52 Kurang Baik 0 0%

5. 20 ≤ 36 Tidak Baik 0 0%

Jumlah 100 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 43% indikator sumber inspirasi tergolong dalam kriteria sangat baik; 43% indikator sumber inspirasi berada dalam kriteria baik; dan 14% indikator sumber inspirasi berada dalam kriteria cukup baik.

Gambar

Tabel 2.1  :
Tabel 2.1 :
Tabel 2.2 Sample Penelitian
Tabel 3.4. Hasil Uji Realibilitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kinerja karyawan yang diukur dari hasil kerja pada bagian produksi PT. SOMIN Surakarta

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi. Universitas

Kec. Untuk mengetahui pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan bagian produksi pada PT. Sari Lembah Subur Kec. Beban Kerja yang berlebihan, banyaknya tugas dapat

Lingkungan kerja yang baik dan menyenangkan dapat meningkatkan gairah dan semangat kerja dalam perusahaan juga akan mendorong para karyawan untuk bekerja dengan

Lingkungan kerja yang baik dan menyenangkan dapat meningkatkan gairah dan semangat kerja dalam perusahaan juga akan mendorong para karyawan untuk bekerja dengan

skripsi dengan judul “ Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT Lotus Indah Textile Industries di Surabaya .”.. Menyadari

PENGARUH MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PT SINAR..

PENGARUH MOTIVASI KERJA DISIPLIN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI CV SUMBER REJEKI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna