• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Lokasi Dan Faktor Situasional Terhadap Keputusan Menonton Pada Bisnis Hiburan Di Bioskop 21 Cineplex Braga Citi Walk Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Lokasi Dan Faktor Situasional Terhadap Keputusan Menonton Pada Bisnis Hiburan Di Bioskop 21 Cineplex Braga Citi Walk Bandung"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

nd Situational Factor To The People’s Decision About

Watching Movie At 21 Cineplex Braga City Walk Theatre Bandung

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

DEVI LISTIANI SARTIKA 21208079

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(3)
(4)

iv

theatre Bandung. (Under the guidance of Trustorini Handayani, SE., M.Si Management Faculty of Economics, Indonesia Computer University).

The purpose of this study is to discover and analyze the influence of location

and situational factor to the people’s decision about watching movie at 21 cineplex

Braga city walk theatre ,based on the preliminary survey which is taken from the sample by interviewing 30 respondents. The problems are about the location which is less strategic, the mood when watching a movie, and the necessity in deciding to watch a movie.

The methods in this study are descriptive analysis, verifikatif analysis, and multiple regression analysis. The result shows that there are some significant connection between the location and situational factors to the people’s decision about watching movie at 21 Cineplex theaters Braga City Walk

The F test result shows the location which is consists of: access, traffic, parking area, and environment and situational factor such as social environment, the perspective of time, and previous condition. Statistically, the change of appraisement to the location and situational factor will contribute in watching movie decision changes in the amount of 61.9% and the other 38.1 % will be explained by the other factors outside the variables examined in this study. The T result shows that t counting is greater than the table, it means that there are some positive and significant influences of situational factor variable to the decision of watching a movie at 21 Cineplex Braga City Walk in amount of 39.94%, and there are positive and significant influences of location variable to the decision of watching movie at Braga City Walk in amount of 15.92%.

(5)

v

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lokasi dan faktor situasional terhadap keputusan menonton di bioskop 21 Cineplex

Braga City Walk, berdasarkan hasil survey awal yang diambil dari sampel dengan mewawancarai 30 responden, terdapat masalah yaitu lokasi bioskop yang kurang strategis, mood ketika menonton dan keterpaksaan untuk memutuskan menonton.

Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif, analsis verifikatif dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang berpengaruh antara lokasi dan factor situasional terhadap keputusan menontot di bioskop 21 Cineplex Braga City Walk.

Hasil uji F menyatakan lokasi yang terdiri dari (akses, lalu lintas, tempat parker dan lingkungan) dan faktor situasional yang terdiri dari (lingkungan social, perspektif waktu dan keadaan terdahulu) Secara statistik perubahan penilaian terhadap lokasi dan faktor situasional akan memberi kontribusi perubahan terhadap keputusan menonton sebesar 61,9% sedangkan 38,1% lainnya dijelasakan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Hasil uji T menunjukkan t hitung lebih besar dari tabel sehingga dapat disimpulkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara variabel faktor situasional terhadap keputusan menonton di 21 Cineplex Braga City Walk dengan tingkat persentase sebesar 39,94% dan adanya pengaruh positif dan signifikan dari variabel lokasi terhadap keputusan menonton di 21 Cineplex Braga City Walk dengan persentase sebesar 15,92%

(6)

vi

Besar Muhammad SAW. Segala berkat dan anugerah-Nya yang telah memberikan kekuatan, kesehatan, keyakinan, kemampuan dan jalan serta kesabaran bagi peneliti dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang diberi judul “PENGARUH LOKASI DAN FAKTOR SITUASIONAL TERHADAP KEPUTUSAN MENONTON PADA

BISNIS HIBURAN DI BIOSKOP 21 Cineplex BRAGA CITI WALK

BANDUNG”.

Adapun penyusunan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi manajemen Spesialisasi Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

Dan dalam kesempatan ini, dengan ketulusan dan kerendahan hati peneliti ingin menyampaikan rasa hormat, penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., MSi. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Linna Ismawati, SE., MSi. selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

(7)

vii

5. Trustorini Handayani, S.E., M.Si., Selaku Pembimbing yang telah berkenan dan meluangkan waktunya member bimbingan, membina, mengarahkan dan memberikan petunjuk yang sangat berharga kepada penulis.

6. Rizki Zulfikar, S.E., MSi., selaku dosen penguji I

7. Darmazakti Natajaya Tirtamahya, S.E., M.T., selaku dosen penguji II 8. Kepada Dosen dan seluruh Staff Program Studi Manajemen.

9. Seluruh Dosen Program Studi Manajemen yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis.

10.Sekretariat Jurusan Program Studi Manajemen yang selalu memberikan informasi akademik kepada penulis

11.Bapak dan Ibu tercinta terima kasih atas doa, bantuan baik dari segi materi dan juga kasih sayang yang sangat menjadi penguat dan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga anakmu ini dapat menjadi kebanggaan keluarga.

12.Kakak-kakak dan adik-adikku tersayang Novita Mandasari, Ginanjar Ganda Sasmita, Ramandana Saputra dan Septian Azahra terima kasih atas dukungan dan semangatnya untuk penulis.

13.Kawan-kawan seperjuangan Tiwi, Yati, Eva, Nova, Endang, Linda, Dina, Beni dan semua anak-anak Mn2 yang tidak bisa disebutkan satu-persatu kalian adalah salah satu penyemangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 14.Sahabat-sahabat kosan tercinta Mba Intan, Teh Nda, Mei dan Yayu yang slalu

(8)

viii

15.Teman sehidup semati yang masih menjadi rahasia Allah, terima kasih atas segala pengertiannya

16.Serta seluruh pihak yang telah memberikan bantuan serta saran-sarannya kepada peneliti maafkan tidak bisa menyebutkan satu-persatu.

Peneliti berharap semoga Allah SWT selalu memberikan berkat-Nya yang berlimpah kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan skripsi ini, atas segala doa, kebaikan, kesabaran, ketulusan dan keikhlasan serta dukungannya.

Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Bandung, Juli 2012

Penulis

(9)

ix

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8

1.2.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.3.1 Maksud Penelitian ... 9

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9

1.4Kegunaan Penelitian... 10

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 10

(10)

x

2.1Kajian Pustaka ... 12

2.1.1 Lokasi ... 12

2.1.1.1 Konsep Lokasi ... 12

2.1.1.2 Pertimbangan-Pertimbangan Dalam Penentuan Lokasi .... 13

2.1.1.3 Lokasi diKota Besar Atau di Kota Kecil ... 13

2.1.2 Faktor Situsional ... 14

2.1.2.1 Konsep Faktor Situasional ... 15

2.1.2.2 Lima Situasi Generik Konsumen ... 15

2.1.3 Keputusan Pembelian ... 16

2.1.3.1 Konsep Keputusan Pembelian... 17

2.1.3.3Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 17

2.1.3.3 Tahap-Tahap Keputusan Pembelian ... 17

2.1.4 Keterkaitan Lokasi dan Faktor Situasional Terhadap Keputusan Menonton ... 18

2.1.4.1 Keterkaitan Lokasi Terhadap Keputusan Menonton... 18

2.1.4.2 Keterkaitan Faktor Situasional Terhadap Keputusan Menonton ... 19

2.1.5 Peneliti Terdahulu... 19

2.2 Kerangka Pemikiran ... 23

(11)

xi

3.2Metode Penelitian... 26

3.2.1 Desain Penelitian ... 27

3.2.2.Operasional Variabel Penelitian ... 29

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 32

3.2.3.1 Sumber Data ... 32

3.2.3.2 Penentuan Data... 33

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.2.4.1 Uji Validitas ... 36

3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 40

3.2.4.3 Uji Msi (data ordinal ke interval) ... 43

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 44

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 44

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum Perusahaan ... 59

4.1.1 Sejarah Perusahaan... 59

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 61

4.1.3 Job description ... 62

4.2Karakteristik Responden ... 63

(12)

xii

21 Cineplex Braga City Walk Bandung ... 78

4.3.3Tanggapan Responden Tentang Keputusan Menonton Pada Bioskop 21 Cineplex Braga City Walk Bandung ... 88

4.4Analisis Verifikatif ... 104

4.4.1 Pengaruh Lokasi Terhadap Keputusan Menonton ... 104

4.4.2 Pengaruh Faktor Situasional Terhadap Keputusan Menonton . ... 104

4.4.3 Pengaruh Lokasi Dan Faktor Situasional Terhadap Keputusan Menonton ... 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 114

5.2Saran ... 115

DAFTAR PUSTAKA ... 116

LAMPIRAN ... 118

(13)

xiii

2.1 Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap ... 18

2.2 Kerangka Pemikiran ... 23

3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan ... 57

4.1 Struktur Organisasi Bioskop 21 Cineplex Braga City Walk ... 60

4.2 Grafik PPPlot dari Hasil Pengujian Normalitas ... 109

4.3 Grafik Scatter Plot dari Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 111

4.4 Daerah Penerimaan Dan Penolakan Ho Pada Pengujian Simultan ... ... 120

4.5 Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji Parsial X1 terhadap Y ... 122

(14)

xiv

1.1 Jumlah Penonton 21 Cineplex Braga City Walk Tahun 2012 Bulan

Maret ... 5

1.2 Jadwal Penelitian dan Pengumpulan Data ... 11

2.1 Hasil Penelitin Terdahulu ... 19

3.1 Desain Penelitian ... 28

3.2 Operasional Variabel ... 31

3.3 Standar Penilaian Untuk Validitas ... 37

3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Lokasi ... 38

3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Faktor situasional . ... 38

3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Keputusan menonton ... 39

3.7 Hasil Uji Reliabilitas Pada Setiap Variabel ... 43

3.8 Kriteria Presentasi Tanggapan Responden... 46

3.9 Tingkat keeratan Korelasi ... 52

3.10 Kategori Korelasi Metode Guilford ... 56

4.1 Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 64

4.2 Responden Penelitian Berdasarkan Usia ... 65

4.3 Responden Penelitian Berdasarkan Tingkat Pekerjaan ... 66

(15)

xv

4.7 Jalan untuk menuju 21 cineplex Braga cenderung sering macet ... 70

4.8 Banyak orang yang sering lalu lalang di area 21 Cineplex Braga City Walk ... 70

4.9 Persentase skor aktual Indikator lalu lintas ... 71

4.10 Braga City Walk memiliki parkiran yang luas ... 72

4.11 21 Cineplex braga memiliki tempat parkir yang aman ... 73

4.12 Persentase skor aktual Indikator Tempat Parkir... 74

4.13 Banyak tempat makan yang disediakan 21Cineplex Braga City Walk... 75

4.14 Lingkungan 21Cineplex Braga City Walk aman ... 76

4.15 Persentase skor aktual Indikator Lingkungan ... 76

4.16 Persentase skor aktual variabel Lokasi ... 77

4.17 Minat anda untuk menonton di 21 cineplex Braga karena teman, keluarga dan kekasih ... 79

4.18 Anda mengetahui bioskop 21 cineplexBraga dari teman, keluarga dan kekasih ... 80

4.19 Persentase skor aktual Indikator Lingkungan Sosial ... 81

4.20 21 cineplex Braga bisa anda tempuh dengan waktu yang cepat ... 82

4.21 Waktu pelayanan di 21 cineplex Braga bisa dikatakan cepat ... 82

(16)

xvi

4.25 Persentase skor aktual Indikator Keadaan Terdahulu ... 86 4.26 Persentase skor aktual variabel Faktor Situasional ... 87 4.27 Saya membutuhkan hiburan dengan menonton bioskop ... 88 4.28 Film-film yang saya suka tersedia di 21Cineplex Braga City

Walk... 89 4.29 Persentase skor aktual Indikator Pengenalan Masalah... 90 4.30 Informasi mengenai 21Cineplex Braga City Walk di dapatkan

melalui teman/ kerabat/kekasih ... 91 4.31 Informasi di media cetak/ elektronik mengenai 21Cineplex Braga

City Walk memberikan pengetahuan bagi saya ... 92 4.32 Persentase skor aktual Indikator Pencarian Informasi ... 93 4.33 Saya menanggap menonton di 21Cineplex Braga City Walk lebih

menyenangkan dari pada menonton di bioskop lain/ DVD ... 94 4.34 Biaya yang saya keluarkan untuk menonton di 21Cineplex Braga

City Walk sebanding dengan kepuasan yang saya dapatkan ... 95 4.35 Persentase skor aktual Indikator Evaluasi Alternatif ... 96 4.36 21Cineplex Braga City Walk adalah tempat yang tepat untuk

menonton ... 97 4.37 Saya akan menginformasikan tentang 21Cineplex Braga City Walk

(17)

xvii

4.41 Hasil persentase skor dari semua indikator pada setiap variable ... 102

4.42 Hasil Korelasi X1 dan Y ... 104

4.43 Hasil Korelasi X2 dan Y ... 105

4.44 Hasil Perhitungan Koefisien Regresi X terhadap Y ... 106

4.45 Hasil Uji Normalitas ... 108

4.46 Hasil Perhitungan VIF ... 110

4.47 Hasil Korelasi Rank Spearman untuk Uji Heteroskedastisitas ... 110

4.48 Korelasi Parsial Lokasi dengan Keputusan menonton pada saat Faktor situasional Tidak mengalami perubahan ... 112

4.49 Korelasi Parsial Faktor situasional dengan Keputusan menonton pada saatLokasi tidak mengalami perubahan ... 113

4.50 Tabel Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ... 114

4.51 Data Untuk Perhitungan Analisis regresi X dan Y ... 115

(18)

xviii

Lampiran Permohonan Surat Penelitian... 119

Lampiran Surat Balasan Perusahaan ... 120

Lampiran Lembar Revisi Seminar Usulan Penelitian ... 121

Lampiran Lembar Revisi Siding ... 129

Lampiran Kegiatan Bimbingan ... 132

Lampiran Data Ordinal ... 133

Lampiran Data Interaval ... 137

Lampiran Hasil Proses Msi ... 145

Lampiran Data Perhitungan Bantuan ... 148

Lampiran Hasil Perhitungan Validitas Dan Reabilitas ... 150

(19)

1

1.1 Latar Belakang Penelitian

Mencermati akan iklim perekonomian global saat ini, tidak salah apabila kita mencoba mengingat kembali berbagai gejolak perekonomian dimana terjadi bencana bagi perekonomian global khususnya melanda negara-negara yang sedang berkembang. Kejadian tersebut lebih dikenal dengan krisis ekonomi, Indonesia sebagai salah satu negara berkembang terkena imbasnya, oleh karena itu keadaan perekonomian mudah sekali berubah-ubah yang disebabkan oleh perubahan politik, persaingan pasar yang semakin ketat, melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap dollar. Maka perusahaan sulit untuk diprediksi atau diperkirakan apakah masih akan tetap berjalan mendapatkan keuntungan atau perusahaan akan tetap berjalan tetapi telah mencapai break event point (bep) atau mencapai keuntungan dan tidak juga rugi dan lebih buruk perusahaan akan jatuh pailit.

Dewasa ini arus globalisasi telah semakin menyentuh kehidupan manusia dengan ditandai kemajuan teknologi yang sangat pesat. Proses globalisasi telah menembus seluruh aspek dan sistem sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Tuntutan masyarakat modern akan jasa dan fasilitas hiburan kian besar. Ini membuat bisnis hiburan berkembang pesat, terlebih di kota-kota besar.

Menurut Griffin Ebert (2007 : 22) adalah :

(20)

Banyak alternatif hiburan yang bisa didapatkan masyarakat dengan keletihan yang didapat setelah beraktivitas dan suasana macet yang mengisi sudut jalan, setiap orang membutuhkan tempat diluar aktivitas dan diluar rumahnya untuk melepas lelah dan mencari hiburan untuk kesenangannya semata atau sekedar untuk menambah pengalamannya. Bisnis hiburan merupakan industri jasa yang menyediakan banyak pengalaman untuk dicoba oleh konsumen, salah satu bisnis hiburan yang menyediakan hal itu seperti industri perfilman khususnya yang akan dibahas adalah bioskop.

Bioskop adalah tempat untuk menonton pertunjukkan film dengan menggunakan layar lebar. Hampir semua orang memiliki kegemaran menonton film di bioskop, dengan kelebihannya menyediakan film dalam format yang lebih menarik, teknologi yang mendukung daripada menonton di rumah menggunakan DVD player. Dengan antusias konsumen menonton film di bioskop pantaslah bioskop menjadi lahan yang menjanjikan bagi para pebisnis yang ingin terjun dalam bidang industri hiburan tersebut.

(21)

menjelma menjadi primadona dalam menikmati hiburan. Disamping sebagai tempat menikmati hiburan, bioskop juga merupakan tempat pertemuan masyarakat.

Sementara itu, teknologi terus berkembang bila sebelumnya bioskop merupakan satu-satunya tempat penanganan audio visual berupa film, maka sekarang situasi tersebut berubah, dipicu oleh pesatnya perkembangan teknologi informasi dan audio visual, yang memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk menikmati film, yakni melalui televisi, Audio Visual berupa rekaman video, rekaman piringan laser. Perkembangan diatas tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap kebiasaan dalam minat masyarakat menonton bioskop, yang pada akhirnya mempengaruhi perkembangan dunia perbioskopan itu sendiri.

Disadari atau tidaknya produk film juga dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang. Hal ini dapat dilihat dengan bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya (opini). Produk film memiliki kecenderungan mempromosikan suatu gaya hidup yang menjadi dasar dari trend atau mode yang akan melahirkan life style – apabila mode itu nmenjadi sebuah ritual keseharian. Gaya hidup itu bukan hanya spesifik pada gaya berpakaian, model rambut atau perbendaharaan kata-kata apa saja tapi juga sikap dan pandangan hidup dengan cara yang halus.

(22)

kebudayaan dan menggunakan untuk memperkuat karakter sebuah film untuk mempersuasif khalayaknya. Sebagai produk kapitalisme disadari atau tidak, film juga mencoba untuk mengkonstraksi pola pikir manusia (frame) yaitu dengan adanya jalan cerita dan permasalahan yang dibahas dalam alurnya tujuannya adalah untuk memecahkan masalah yang diceritakan dalam film yang dibuat tersebut.

Keputusan-keputusan tentang satu pembelian adalah sangat kompleks. Beberapa dari faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat dikendalikan oleh penjual, tapi beberapa tidak. Kalau kita melihat pada kebutuhn orang, jumlahnya cukup banyak dan sering berubah. Pengidentifikasian jumlah kebutuhan dan perubahannya tersebut dinamakan pengalaman kebutuhan. Beberapa dari kebutuhan ini dapat timbul karena pengaruh fisik dan psikologis. Sedangkan kebutuhan lainnya bersifat tersembunyi, yang akan muncul apabila didorong oleh pembelian dari orang lain atau oleh periklanan dari perusahaan. Meskipun banyak periklanan, promosi dan peragaan yang khusus ditunjukkan untuk menimbulkan kebutuhan banyak pembelian yang diakibatkan oleh pembelian orang lain. (Bau Swasta : 2001)

(23)

menyerupai La Pizza 21 di Jakarta. Tak ada bedanya, kecuali dalam studionya. Wallpaper bioskop ini bewarna ungu muda dengan karpet khas 21, yaitu bintang-bintang berwarna biru. Site plan bioskop ini sangat simple. Seperti halnya 21 yang lain bagian depannya adalah cafe 21, sebelahn kirinya adalah penempatan toilet sekali lagi bagai pinang dibelah dua dengan La Pizza 21 Jakarta.

Berdasarkan data yang diperoleh penulis dalam beberapa bulan yang lalu, jumlah penonton 21 Cinemplex Braga City Walktahun 2012 bulan maret.

Tabel 1.1

Jumlah Penonton 21 Cineplex Braga City Walk

Tahun 2012 Bulan Maret

Minggu ke Jumlah Penonton

Studio 1 Studio 2 Studio 3

Minggu 1 3817 1736 1281

Minggu 2 3276 1900 1594

Minggu 3 4232 1739 1290

Minggu 4 3708 1953 1594

Sumber : Peneliti (hasil survey), 2012

Berdasarkan hasil survey bahwa setiap akhir pekan pengunjung 21 Cineplex lebih ramai dibandingkan dengan hari biasa. Dan studio 1 selalu lebih ramai dibandingkan studio 2 dan 3, sebab film yang diputar pada studio 1 adalah film yang terbaru.

(24)

Lokasi dimulai dengan mimilih komunitas. Keputusan ini sangat bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas maupun persaingan serta iklim politik, kadang bukan hanya iklim politik atau profile ekonomi yang membuat sebuah komunitas tempat yang baik, namun justru lokasi geografisnya. (Christina Widya Utami, 2010)

Salah satu faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan membeli adalah faktor situasional dalam rangka memahami kecepatan perubahan prilaku konsumen yang dinamis, mencakup berbagai ciri prilaku konsumen yang mengikut sertakan proses keputusan, dimana salah satu tahapan adalah keputusan untuk membeli (Hawkins & Roger, 2003).

Pengaruh terhadap prilaku pembelian dapat juga dikemukakan ke dalam faktor situasional karena faktor ini memiliki peran dan dampak yang sangat besar pengaruhnya terhadap kondisi konsumen dalam pengambilan keputusan pada berbagai situasi penjualan. Keinginan membeli suatu produk dapat datang secara tiba-tiba karena berbagai alasan situasional (Sutisna, 2001)

(25)

umumnya kurang, keadaan terdahulu yang mempengaruhi mood konsumen dan keterpaksaan untuk menonton. Alasan utama dipilihnya bioskop sebagai objek utama penelitian ini karena bioskop merupakan usaha padat modal yang memerlukan strategi khusus untuk bertahan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat agar tidak ditinggalkan oleh konsumennya.

Bandung merupakan kota yang mempunyai lumayan banyak gedung bioskop. Rata-rata gedung bioskop disini hampir menyatu dengan mall-mall besar di Bandung. Empire yang terletak di mall BIP masih menjadi favorit anak muda Bandung sampai sekarang, sedangkan Braga 21 Cineplex yang terletak di mall Braga City Walk tidak begitu banyak diminati karena lokasi yang kurang strategis, jumlah studionya yang sedikit dan sajian filmnya yang kebanyakan adalah film Indonesia.

Tapi jika dilihat dari kinerja, Braga lebih menyuguhkan tempat enak dan nyaman dari pada Empire yang tidak banyak berubah dari dulu tapi pengunjung semakin banyak setiap harinya sehingga membuat Empire terlihat penuh dan sesak. Apalagi kinerja studio yang bagus hanya 1-2 studio saja. Sisanya kurang bagus, kursi terlalu rata sehingga kadang kepala penonton menghalangi pandangan kita ke layar.

(26)

“PENGARUH LOKASI DAN FAKTOR SITUASIONAL TERHADAP

KEPUTUSAN MENONTON PADA BISNIS HIBURAN DI BIOSKOP 21 Cineplex BRAGA CITI WALK BANDUNG”

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan yang ada, dapat disimpulkan bahwa permasalahan utama yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah lokasi bioskop yang kurang strategis, mood ketika menonton dan keterpaksaan untuk memutuskan menonton. Sehingga pengelola bioskop perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbangan target segmen yang mereka tuju dalam bisnis hiburan seperti bioskop. Fokus utama penelitian adalah lokasi dan faktor situasional yang mempengaruhi keputusan menonton di bioskop 21 cineplex Braga City walk.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah yang telah disebutkan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam usulan penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana tanggapan responden tentang lokasi di bioskop 21 cineplex Braga City Walk Bandung.

2. Bagaimana tanggapan responden tentang faktor situasional di bioskop 21 cineplex Braga City Walk Bandung.

(27)

4. Seberapa besar pengaruh lokasi dan faktor situasional terhadap keputusan menonton pada bisnis hiburan di bioskop 21 cineplex Braga City Walk Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah memperoleh informasi mengenai pengaruh lokasi dan faktor situasional terhadap keputusan menonton di bioskop 21 cineplex Braga City Walk Bandung dengan mengumpulkan data yang kemudian diolah untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tanggapan responden tentang lokasi di bioskop 21 cineplex Braga City Walk Bandung.

2. Untuk mengetahui tanggapan responden tentang faktor situasional di bioskop 21 cineplex Braga City Walk Bandung.

3. Untuk mengetahui tanggapan responden tentang keputusan menonton pada bioskop 21 cineplex Braga City Walk Bandung.

(28)

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang akan digunakan diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yang antara lain sebagai:

1.4.1 Kegunaan Praktis

Membuktikan bukti empiris mengenai pengaruh dari variabel-variabel yang dapat mempengaruhi keputusan menonton serta memberikan solusi berupa saran terhadap pengelolaan variabel-variabel tersebut. Dan sebagai bahan masukan atau sumbangan pemikiran kepada perusahaan untuk lebih meningkatkan dari segi kinerjanya.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Memberikan kontribusi bagi kalangan akademis mengenai pentingnya pengelolaan terhadap variabel-variabel yang dapat mempengaruhi keputusan menonton melalui pengaruh lokasi dan faktor situasional juga diharapkan agar mampu menguasai dan memahami.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

(29)

Tabel 1.2

Jadwal Penelitian dan Pengumpulan Data

Jadwal Maret April Mei Juni Juli Agustus

Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pelaksanaan Penelitian Pengumpula n Data Pengolahan dan Analisis data

(30)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Lokasi

Pemilihan lokasi untuk penempatan toko atau bisnis sebenarnya adalah kombinasi dari ilmu dan seni. Bahkan dengan menggunakan semua analisis dalam mengambil keputusan tentang lokasi yang terbaik berdasarkan pengalaman masa lalu. Terutama jika data dan informasi yang dimiliki bertentangan dengan fakta yang ada dan apa yang harus diputuskan saat ini, oleh karena itu perlu untuk mengetahui terlebih dahulu masalah-masalah apa yang seharusnya dipertimbangkan ketika menentukan daerah atau area perdagangan mana yang cocok (Christina W Utami, 2010:139).

2.1.1.1 Konsep Lokasi

Menurut Basu Swasta dan Irawan (2003:339) lokasi adalah :

“letak atau toko pengecer pada daerah yang strategis sehingga dapat memksimumkan laba.”

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:63) lokasi adalah :

“Tempat yang meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran.”

(31)

bagi pelanggan sasaran dan daerah yang strategis sehingga dapat memaksimumkan laba.

2.1.1.2Pertimbangan – Pertimbangan Dalam Penentuan Lokasi

Dalam mendirikan perusahaan, pemilihan lokasi merupakan faktor bersaing yang penting dalam usaha menarik konsumen atau pelanggan. Pertimbangan– pertimbangan yang cermat dalam menentukan lokasi meliputi faktor-faktor sebagai berikut (Tjiptono, 2000).

1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau dijangkau sarana trasnportasi umum.

2. Lalu lintas (traffic) dimana ada 2 hal yang perlu dipertimbangakan, yaitu:  Bayaknya orang yang lalu lalang bisa memberi peluang terjadinya

impulse buying.

 Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi hambatan, misalnya terhadap pelayanan kepolisian, pemadam kebakaran, atau ambulan.

3. Tempat parkir yang luas dan aman

4. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.

2.1.1.3Lokasi di Kota Besar Atau di Kota Kecil

(32)

bisnis, lokasi dalam kota dan usaha pengambilan kembali untuk menjalankan lokasi tersebut. Berikut dari hal yang akan di bahas.

1. Distrik pusat Bisnis (DPB)

Merupakan area tradisional yang ramai di kota besar atau di kota kecil, kegiatan bisnis ini mampu menarik banyak orang ke area tersebut selama berjam-jam, baik orang yang berlalu lalang atau yang bekerja di sekitar area itu.

2. Lokasi dalam kota

Lokasi alternatif lainnya kota besar atau kota kecil adalah dalam kota. Dalam kota merupakan areal perkotaan dengan intensitas yang tinggi terdiri dari bangunan, apartemen, populasi terbesar dengan etnik Latin< Negro, dan Asia. Pelaksanaan yang berhasil dalam kota memerlukan perhatian khusus. Menejemen senior harus menetapkan dengan inisiatif dalam kota.

3. Lokasi jalan utama

Merupakan tempat di mana DPB berada pada area belanja tradisional dari kota kecil atau distrik bisnis. Yang kedua didaerah pinggiran kota atau kota besar, saham jalan utama adalah karakteristik DPB tetapi biaya kepemilikan dapat lebih kecil dari DPB

2.1.2 Faktor Situasional

(33)

surrounding), perspektif waktu (temporal perspektif), dan keadaan terdahulu (antecedent states). Sedangkan faktor non situasional memiliki dimensi seperti produk (product),kemasan (package), iklan (advertisment), pameran penjualan (sales presntation), dan toko eceran (retail outlet) (Isliko dan Rahayu : 2008).

2.1.2.1 Konsep faktor situasional

Menurut Paul Peter dan Jerry C. Olson (2008:10) Situasi (situation) adalah :

“Suatu urutan perilaku yang diarahkan oleh tujuan, bersama-sama dengan tanggapan efektif dan kognitif serta berbagai macam lingkungan dimana perilaku tersebut muncul.”

Faktor yang paling interaktif dari semua faktor yang dikemukakan dalam konsep situasional adalah situasi produk dan konsumen (Isliko dan Rahayu : 2008).

Berdasarkan pengertian diatas maka penulis dapat simpulkan bahwa situasional adalah suatu urutan perilaku yang diarahkan oleh tujuan, bersama-sama dengan tanggapan efektif dan Faktor yang paling interaktif dari semua faktor yang dikemukakan dalam konsep situasional adalah situasi produk dan konsumen.

2.1.2.2 Lima situasi generik konsumen

1. Situasi mendapatkan informasi (Information Acquisation Situation)

(34)

2. Situasi Belanja (Shopping Situation)

Shopping Situation adalah karakteristik fisik, keuangan, dan sosial suatu tempat dimana konsumen berbelanja produk dan jasa.

3. Situasi membeli (Purchasing Situation)

Purchasing Situationadalah rangsangan sosial dan fisik yang ada di lingkungan dimana konsumen melakukan pembelian.

4. Situasi pengkonsumsian (Consumption Situation)

Consumption Situationadalah faktor sosial dan fisik yang ada dalam lingkungan di mana konsumen menggunakan atau mengkomsumsi produk dan jasa yang mereka beli.

5. Situasi pembuang (Disposition Situation)

Untuk produk tertentu, pemasar juga perlu mempertimbangkan situasi lingkungan jenis lainnya. Misalnya, situasi pembuang sangat relevan untuk beberapa bisnis tertentu (Paul Peter dan Jerry C. Olson, 2000:15-22).

2.1.3 Keputusan pembelian

(35)

2.1.3.1 Konsep keputusan pembelian

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:226) Keputusan pembelian adalah :

“Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli.”

Pengambilan keputusan merupakan suatu keinginan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.

2.1.3.2 Proses pengambilan keputusan pembelian

Proses pengambilan keputusan pembelian merupakan jenis pengambilan keputusan yang paling lengkap, bermula dan pengenalan masalah konsumen yang dapat di pecahkan melalui pembelian beberapa produk (Effendi dan Seto, 2010:65).

Proses pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan merupakan proses yang paling sederhana, yaitu konsumen mengenal masalahnya kemudian langsung mengambil keputusan untuk membeli merek favorit kegemarannya.

2.1.3.3 Tahap-Tahap Proses Keputusan Pembelian

(36)
[image:36.595.156.446.99.440.2]

Gambar 2.1

Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap Sumber : Kotler (2001)

2.1.4 Keterkaitan Lokasi Dan Faktor Situasional Terhadap Keputusan

Menonton

2.1.4.1 Keterkaitan Lokasi Terhadap Keputusan Menonton

Menurut Paul Peter dan Jerry C.Olson (2000:245) lokasi yang baik menjamin tersedianya akses yang cepat, dapat menarik sejumlah besar konsumenn dan cukup kuat untuk mengubah pola berbelanja dan pembelian.

Menurut Hendri Suktjo dan Sumanto Radix A (2010) mengemukakan bahwa variabel lokasi berpengaruh langsung terhadap keputusan pembelian.

Keputuan Pembelian Perilaku Pascapembelian

Pencarian Informasi Pengenalan Masalah

(37)

Dari berbagai pendapat diatas peneliti menggunakan argumen dari (Paul Peter dan Jerry C.Olson, 2000:245), hal ini akan digunakan peneliti sebagai teori penghubung antara lokasi terhadap keputusan menonton.

2.1.4.2Keterkaitan Faktor Situasional Terhadap Keputusan Menonton

Menurut Isliko dan Rahayu (2008) berbagai referensi yang membahas tentang perilaku konsumen telah menunjukkan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian, antara lain seperti faktor individu, psikologis dan lingkungan. Dan hasil dari penelitiannya mengemukakan bahwa variabel faktor situasional berpengaruh langsung terhadap keputusan pembelian.

[image:37.595.115.536.423.749.2]

2.1.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Hasil

Penelitian

Perbedaan Persamaan 1 Hendri

Sukotjo dan Sumanto Radix A Analisis marketing mix-7P (produk, price, promotion, place) terhadap keputusan pembelian produk kecantikan (2010)

(38)

pembelian produk klinik kecantikan di Surabaya 2 Thom W.A

Isliko dan Minarti Rahayu Mediasi keputusan pembelian pada pengaruh faktor situasional dan faktor produk terhadap kepuasan konsumen supermarket di kota Malang (2010) Bahwa keadaan situasional dan produk mempengaruhi kepuasan konsumen melalui keputusan pembelian. Variabel faktor situasional sebagai variabel 1 Sama-sama memakai variabel faktor situasional sebagai variabel independent

3 Bambang Sarjono Pengaruh bauran pemasaran terhadap minat beli produk drawing pack (2009) Bahwa semua variabelnya berpengaruh positif terhadap minat beli Peneliti terdahulu menggunakan 3 variabel Peneliti terdahulu menggunakan variabel lokasi sebagai variabel independent dan variabel minat beli sebagai variabel dependent 4 Cherukuri

(39)

supermarket 5 Tezza

Ardiansyah Anwar Pengaruh lokasi dan citra perusahaan terhadap minat konsumen

roger’s cafe &

longue Bandung (2007) Lokasi roger cafe secara keseluruhan berada pada kategori cukup baik dan strategis Indikator variabel lokasi pada peneliatiannya berbeda Responden adalah konsumen

6 Aprih Santoso, Bambang kunarto Analisis pengaruh faktor internal mahasiswa dan bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian teh Variabel saluran distribusi / lokasi memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Indikator variabel lokasi pada penelitannya berbeda Responden adalah konsumen

7 Rusydi Abubakar Pengaruh pelaksanaan bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen pada jamu di Banda Aceh (2005) Dari pengujian statistik ternyata pengaruh pelaksanaan bauran pemasaran produk industri jamu di Banda Aceh secara

simultan berpengaruh positif hal ini

Peneliti terdahulu menggunakan pet analysis Peneliti terdahulu menggunakan variabel lokasi sebagai variabel independent

(40)

yang di uji pada

penelitian ini, hanya 2 variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian pelanggan residensial PT.Telkom untuk

mengkonsumsi pulsa.

2.2 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan pemilihan lokasi untuk penempatan toko atau bisnis sebenarnya adalah kombinasi dari ilmu dan seni. Bahkan dengan menggunakan semua analisis dalam mengambilkeputusan tentang lokasi yang terbaik berdasarkan pengalaman masa lalu.

(41)

Bahasan konsep rujukan mengemukakan bahwa faktor situasional memiliki dimensi seperti lingkungan fisik dan social (physical and social surrounding), perspektif waktu (temporal perspektif), definisi tugas (task defnition), dan keadaan terdahulu (antecedent states). Sedangkan faktor non-situasional memilliki dimensi seperti produk, kemasan, iklan, pameran penjualan, toko eceran. (Isliko dan Rahayu : 2008).

Situasi (sitiasion) adalah suatu urutan perilaku yang diarahkan oleh tujuan bersama-sama dengan tanggapan efektif dan kognitif serta berbagai macam lingkungan dimana perilaku tersebut muncukl. (Paul Peter dan Jerry C. Olson, 1999 : 10).

Keputusan pembelian (purchase consumen) konsumen adalah membeli merk yang paling disukai, tetapi 2 faktor bisa berada antara niat pembelian data keputusan pembelian faktor pertama adalah sikap orang lain dan faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan konsumen mungkin membentuk niat pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan, harga dan manfaat produk yang diharapkan. (Kotler dan Amstrong, 2008 : 181).

(42)

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dihubungkan dengan mengemukakan kerangka pemikiran yang dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian yaitu sebagai berikut :

Paul Peter dan Jerry C. Olson (2000:254)

[image:42.595.126.521.210.506.2]

Isliko dan Rahayu (2008)

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

2.1 Hipotesis

Menurut Sugiyonodalam buku penelitian Bisnis (2008 : 221) menyatakan bahwa:

“Hipotesis diartikan sebagai juawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian.”

Lokasi (X1) :

 Akses

 Lalu lintas

 Tempat parker

 Lingkungan (Tjiptono : 2000)

Faktor situasional (X2) :

 Lingkungan social

 Perspektif waktu

 Keadaan terdahulu (Isliko dan Rahayu dalam Roslow dan Nicholls : 2000)

Keputusan Membeli (Y) :

 Pengenalan masalah

 Pencarian informasi

 Evakuasi alternative

 Keputusan pembelian

(43)

Hipotesis :

(44)

59

4.1.1 Sejarah Perusahaan

Cineplex 21 group adalah jaringan bioskop terbesar di Indonesia, dan merupakan pelopor jaringan Cineplex di Indonesia. Jaringan bioskop ini tersebar di beberapa kota besar di seluruh Nusantara dan sebagian besar di antaranya terletak di dalam pusat perbelanjaan, dengan film-film Hollywood dan Indonesia sebagai menu utama, dan didukung oleh teknologi tata suara Dolby Digital dan THX.

Pada awalnya 21 Group berada di bawah naungan PT.Suptan Film yang didirikan pada tahun 1978, namun pada perkembangan berikutnya mengalami beberapa kali perubahan nama hingga yang terakhir dengan nama PT.SubentraNusantara Jaya.

(45)

film-film karya negri sendiri dan film-film asing yang tidak diputar di Cinema XXI lagi. Namun hal ini tidak berlaku di beberapa kota di luar Jakarta yang belum tersedia Cinema XXI dan tidak banyak terdapat Cinema 21. Dan kini seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, Cineplex 21 group telah melakukan sejumlah pembenahan dan pembaharuan, di antaranya adalah dengan membentuk jaringan bioskopnya menjadi 3 merek terpisah, yakni Cinema 21, Cinema XXI, dan The Premire untuk target pasar berbeda.

Bioskop 21Cineplex Braga City Walk adalah bioskop kelas 2 di Bandung (ditilik dari sasaran pasar). Kebanyakan penonton disini adalah para mahasiswa kos-an dan masyarakat menengah kebawah. Bisa dilihat dari HTM-nya yang flat setiap harinya Rp 15.000. bioskop ini selalu ketinggalan film-film terbaru khususnya film-film dari Hollywood, dan lebih sering memutar film Indonesia. walaupun begitu, ditilik dari segi desain interior bioskop ini, desainnya sangat menyerupai La Pizza 21 di Jakarta. Tak ada bedanya, kecuali dalam studionya. Wallpaper bioskop ini bewarna ungu muda dengan karpet khas 21, yaitu bintang-bintang berwarna biru. Site plan bioskop ini sangat simple. Seperti halnya 21 yang lain bagian depannya adalah cafe 21, sebelahn kirinya adalah penempatan toilet sekali lagi bagai pinang dibelah dua dengan La Pizza 21 Jakarta.

(46)

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi 21 Group memiliki susunan dua tingkat, yaitu : a. Tingkat pusat

b. Tingkat cabang

Sesuai dengan lokasi penelitian, maka struktur organisasi yang akan diuraikan adalah struktur organisasi yang ada pada bioskop 21Cineplex Braga City Walk. Struktur organisasi bioskop 21Cineplex Braga City Walk dapat dilihat gambar 4.1 , Bila kita lihat struktur organisasi yang dimiliki oleh bioskop 21Cineplex Braga City Walk merupakan gabungan dari jenis organisasi dalam bentuk lini dan staf. Dimana wewenang dari pucuk pimpinan mengalir langsung kepada kepala bagian yang memimpin sPatuan-satuan organisasi menurut jenjang organisasi.

Struktur Organisasi Bioskop 21 Cineplex Braga City Walk

[image:46.595.93.533.471.645.2]

Sumber : Administrasi Sumber Daya Manusia

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Bioskop 21 Cineplex Braga City Walk

Chief Umum Chief Teknisi

Chief Operator

Chief Cafe Chief Tiket

General Manger

(47)

4.1.3 Job Description

Deskripsi pekerjaan (Job Description) dari masing-masing bagian yang ada di bioskop 21Cineplex Braga City Walk adalah sebagai berikut :

a. General Manager

Bertanggung jawab dalam merencanakan, merumuskan, mengarahkan dan menetapkan tujuan, rencana dan program kerja perusahaan serta strategi yang searah dengan tujuan kebijakan umum yang telah ditentukan, juga mengkoordinir dan mengawasi segala kegiatan unit bioskop.

b. Manager Keuangan

Bertanggung jawab dalam merencanakan, merumuskan rencana program, strategi dan kebijakan dalam menjalankan kegiatan keuangan serta mengkoordinir pelaksanaannya. Manager keuangan bertanggung jawab kepada general manager dan membawahi beberapa chief, seperti :

 Chief tiket

Bertanggung jawab atas penyediaan tiket, penjualan dan pemesanan tiket, serta hasil dari penjualan dan pemesanan tiket tersebut.

 Chief cafe

Bertanggung jawab atas penyediaan makanan dan minuman, serta kualitas makanan dan minuman yang dijual di kantin, juga bertanggung jawab atas hasil penjualannya.

c. Manager Operasional

(48)

operasi bioskop, serta mengkoordinir dan mengendalikan pelaksanaannya. Manajer operasional bertanggung jawab kepada general manager dan membawahi beberapa chief, antara lain :

 Chief Operator

Bertanggung jawab atas penyediaan copy film, menentukan judul film, serta menyediakan fasilitas bioskop lainnya.

 Chief Teknisi

Bertanggung jawab atas operasional mesin, serta melakukan pemeliharaan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, serta menjaganya dari kerusakan.

 Bagian umum

Bertanggung jawab atas kebersihan bioskop, mengawasi sikap dan tingkah laku petugas yang melayani pengunjung, menangani keluhan pengunjung.

 Security

Bertanggung jawab atas keamanan dalam lingkungan bioskop.

4.2 Karakteristik Responden

(49)

4.2.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

[image:49.595.132.488.200.313.2]

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data tentang jenis kelamin responden yang dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1

Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (%)Persentase

Laki-laki 43 43,0

Perempuan 57 57,0

Jumlah 100 100

Sumber : Data Penelitian Diolah

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari pelanggan yang menonton di 21Cineplex Braga City Walk, responden berjenis kelamin laki-laki sebesar 43 responden (43%), sedangkan 57 responden (57%) adalah berjenis kalamin perempuan. Karena berdasarkan wawancara dengan responden kebanyakan perempuan lebih suka menghabiskan waktunya dengan menonton bersama teman-temannya sedangkan laki-laki lebih senang menghabiskan waktunya dengan berkumpul dengan teman-temannya di suatu tempat makan atau café, maka yang lebih banyak menonton di 21 Cineplex Braga City Walk adalah yang berjenis kelamin perempuan.

4.2.2 Responden Berdasarkan Usia

(50)
[image:50.595.133.488.115.285.2]

Tabel 4.2

Responden Penelitian Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah (%)

Persentase

1 15 - 24 tahun 68 68,0

2 25 - 34 tahun 32 22,0

3 35 - 44 tahun - -

4 45 tahun ke atas - -

Jumlah 100 100

Sumber : Data Penelitian Diolah

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari pelanggan yang menonton di 21Cineplex Braga City Walk, responden paling banyak berumur 15 – 24 tahun sebanyak 68 responden (68%) dan responden paling sedikit berusia 25 - 34 tahun dan 45 tahun ke atas sebanyak 0 responden (0%). Karena berdasarkan wawancara dengan responden pada usia 15-24 mereka lebih banyak waktu luang sehingga lebih banyak menghabiskan waktunya dengan menonton bioskop, sedangkan pada usia 24 tahun keatas cenderung lebih sibuk dan kurang memiliki waktu luang dikarenakan kesibukan yang dimilikinya.

4.2.3 Responden Berdasarkan Tingkat Pekerjaan

(51)

Tabel 4.3

Responden Penelitian Berdasarkan Tingkat Pekerjaan

No Tingkat Pendidikan Jumlah (%)

Persentase

1. Pelajar / Mahasiswa 95 95,0

2. Pegawai Negri 0 0,0

3. Pegawai Swasta 5 5,0

4. Wiraswasta 0 0,0

5. Lainnya 0 0,0

Jumlah 100 100,0

Sumber : Data Penelitian Diolah

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pelanggan yang menonton di 21Cineplex Braga City Walk, responden paling sedikit dengan pekerjaan pegawai negri, wiraswasta, dan lainnya sebesar 0 responden (0%), sedangkan responden paling banyak dengan pekerjaan pelajar/mahasiswa sebanyak 95 responden (95%). Karena berdasarkan wawancara kepada responden mereka lebih banyak memiliki waktu luang sehingga mereka bisa menonton kapan saja atau setelah pulang sekolah dan kuliah, sedangkan pegawai dan wiraswasta hanya bisa menonton pada waktu libur saja, sehingga lebih banyak pelajar/mahasiswa yang menonton.

4.3 Analisis Deskriptif

4.3.1 Tanggapan Responden Tentang Lokasi Di Bioskop 21 Cineplex Braga City Walk Bandung

(52)

4.3.1.1Indikator Akses

Indikator pertama dari variabel lokasi adalah akses yang mengukur tingkat kemudahan untuk menjangkau sarana transportasi umum dari dan ke lokasi. Hasil penilaian responden untuk dua item pernyataan kuesioner dalam menilai indikator akses diberikan pada tabel berikut. Lokasi yang mudah dijangkau dari jalan raya erat kaitannya dengan penentuan konsumen dalam menggunakan jasa yang ditawarkan.

Tabel 4.4

Lokasi 21Cineplex Braga City Walk mudah di akses dengan sarana transportasi umum

Tanggapan Bobot F % Skor

Sangat Setuju 5 4 4.0 20

Setuju 4 8 8.0 32

Cukup 3 40 40.0 120

Tidak Setuju 2 40 40.0 80

Sangat Tidak Setuju 1 8 8.0 8

Jumlah 100 100.0 260

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah, 2012

(53)

Tabel 4.5

21Cineplex Braga City Walk banyak dilalui oleh kendaraan transportasi umum

Tanggapan Bobot F % Skor

Sangat Setuju 5 4 4.0 20

Setuju 4 28 28.0 112

Cukup 3 28 28.0 84

Tidak Setuju 2 30 30.0 60

Sangat Tidak Setuju 1 10 10.0 10

Jumlah 100 100.0 286

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah, 2012

Penilaian mengenai lokasi 21Cineplex Braga City Walk banyak dilalui oleh kendaraan transportasi umum pada tabel diatas sebanyak 4 orang dan sebesar 4.0% menyatakan sangat setuju, yang menyatakan setuju ada sebanyak 28 orang dan sebesar 28.0%, yang menyatakan cukup setuju sebanyak 28 orang dan sebesar 28% karena menurut responden kendaraan umum yang lewat tidak begitu banyak, sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 30 orang dan sebesar 30.0% karena menurut responden kendaraan umunya hanya melewati perempatan saja, dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 10 orang dan sebesar 10% karena menurut responden tidak begitu banyak kendaraan umum yang melalui Braga City Walk.

Tabel 4.6

Persentase skor aktual Indikator Akses

Kriteria Jawaban No. Instrumen Total

1 2

Skor 5 20 20 40

Skor 4 32 112 144

Skor 3 120 84 204

Skor 2 80 60 140

Skor 1 8 10 18

Jumlah Skor Aktual 260 286 546

Jumlah Skor Ideal 500 500 1000

(54)

Untuk menilai tanggapan terhadap Indikator Akses berdasarkan tabel diatas, maka digunakan rumus perbandingan skor aktual dan skor ideal sebagai berikut :

% skor aktual =

skor aktual

skor ideal

X 100%

% skor aktual =

546

 

100

5

2

 100%

% skor aktual = 54,6%

Hasil persentase skor aktual dari Indikator Akses berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui sebesar 54,6%. Nilai yang mengandung pengertian bahwa lokasi 21Cineplex Braga City Walk dinilai oleh konsumen jika dilihat dari indikator Akses masuk dalam kategori cukup baik. Karena 21 Cineplex Braga City Walk dikatakan cukup strategis dan tidak begitu sulit untuk diakses.

4.3.1.2Indikator lalu lintas

(55)

Tabel 4.7

Jalan untuk menuju 21 cineplex Bragacenderung sering macet

Tanggapan Bobot F % Skor

Sangat Setuju 5 28 28.0 140

Setuju 4 28 28.0 112

Cukup 3 30 30.0 90

Tidak Setuju 2 12 12.0 24

Sangat Tidak Setuju 1 2 2.0 2

Jumlah 100 100.0 368

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah, 2012

Penilaian mengenai lalu lintas ke lokasi pada tabel diatas cenderung tidak sering macet. Sebanyak 28 orang dan sebesar 28.0% menyatakan sangat setuju, yang menyatakan setuju ada sebanayak 28 orang dan sebesar 28.0% , yang menyatakan cukup setuju sebanyak 30 orang dan sebesar 30.0% karena menurut responden jalan untuk menuju 21 cineplex Braga City Walk hanya terkadang saja macetnya itupun disebabkan lampu merah, sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 12 orang dan sebesar 12.0% karena menurut responden tidak sering mengalami kemacetan ketika menuju 21 Cineplex Braga City Walk, dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 2 orang dan sebesar 2.0% karena menurut responden jalan untuk menuju 21 cineplex Braga City Walk tidak macet.

Tabel 4.8

Banyak orang yang sering lalu lalang di area 21 Cineplex Braga

Tanggapan Bobot F % Skor

Sangat Setuju 5 22 22.0 110

Setuju 4 34 34.0 136

Cukup 3 24 24.0 72

Tidak Setuju 2 14 14.0 28

Sangat Tidak Setuju 1 6 6.0 6

Jumlah

100 100.0 352

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah, 2012

(56)

menyatakan sangat setuju, yang menyatakan setuju ada sebanyak 34 orang dan sebesar 34.0% , yang menyatakan cukup setuju sebanyak 24 orang dan sebesar 24.0% karena menurut responden cukup banyak orang yang lalu lalang di area 21 Cineplex Braga, sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 14 orang dan 14.0% karena menurut responden tidak begitu banyak orang yang lalu lalang diarea 21 Cineplex Braga, dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 6 orang dan 6.0% karena menurut responden hanya sedikit orang yang lalu lalang diarea 21 Cineplex Braga.

Tabel 4.9

Persentase skor aktual Indikator lalu lintas

Skor Jawaban No. Instrumen Total

1 2

Skor 5 140 110 250

Skor 4 112 136 248

Skor 3 90 72 162

Skor 2 24 28 52

Skor 1 2 6 8

Jumlah Skor Aktual 368 352 720

Jumlah Skor Ideal 500 500 1000

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah, 2012

Untuk menilai tanggapan terhadap Indikator lalu lintas berdasarkan tabel diatas, maka digunakan rumus perbandingan skor aktual dan skor ideal sebagai berikut :

% skor aktual =

skor aktual

skor ideal

X 100%

% skor aktual =

720

100 5 2

 

 100%
(57)

Hasil persentase skor aktual dari Indikator Lalu lintas berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui sebesar 72,0%. Penilaian yang diperoleh menunjukkan bahwa lokasi 21Cineplex Braga City Walk dinilai oleh konsumen jika dilihat dari indikator Lalu lintas masuk dalam kategori baik karena memang lokasi tersebut selalu ramai.

4.3.1.3Indikator Tempat Parkir

Indikator ketiga dari Lokasi adalah Tempat Parkir yang mengukur Tingkat kenyamanan untuk memarkirkan kendaraan. Hasil penilaian responden untuk dua item pernyataan kuesioner dalam menilai indikator Tempat Parkir diberikan pada tabel berikut :

Tabel 4.10

Braga City Walk memiliki parkiran yang luas

Tanggapan Bobot F % Skor

Sangat Setuju 5 20 20.0 100

Setuju 4 35 35.0 140

Cukup 3 31 31.0 93

Tidak Setuju 2 10 10.0 20

Sangat Tidak Setuju 1 4 4.0 4

Jumlah 100 100.0 357

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah, 2012

(58)

responden tempat parkir 21 Cineplex Braga City Walk tidak begitu luas, dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 4 orang dan sebesar 4.0% karena menurut responden tempat parkir 21 Cineplex Braga City Walk tidak luas dibandingkan dengan tempat parkir yang lain.

Tabel 4.11

21 Cineplex braga memiliki tempat parkir yang aman

Tanggapan Bobot F % Skor

Sangat Setuju 5 6 6.0 30

Setuju 4 46 46.0 184

Cukup 3 44 44.0 140

Tidak Setuju 2 4 4.0 8

Sangat Tidak Setuju 1 0 0.0 0

Jumlah 100 100.0 346

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah, 2012

(59)

Tabel 4.12

Persentase skor aktual Indikator Tempat Parkir

Kriteria Jawaban No. Instrumen Total

1 2

Skor 5 100 30 130

Skor 4 140 184 324

Skor 3 93 120 213

Skor 2 20 8 28

Skor 1 4 4 8

Jumlah Skor Aktual 357 346 703

Jumlah Skor Ideal 500 500 1000

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah, 2012

Untuk menilai tanggapan terhadap Indikator Tempat Parkir berdasarkan tabel diatas, maka digunakan rumus perbandingan skor aktual dan skor ideal sebagai berikut :

% skor aktual =

skor aktual

skor ideal

X 100%

% skor aktual =

703

 

100

5

2

 100%

% skor aktual = 70,3%

(60)

4.3.1.4 Indikator Lingkungan

Indikator keempat dari Lokasi adalah Lingkungan yang mengukur Tingkat daerah sekitar mendukung jasa yang ditawarkan. Hasil penilaian responden untuk dua item pernyataan kuesioner dalam menilai indikator Lingkungan diberikan pada tabel berikut :

Tabel 4.13

Banyak tempat makan yang disediakan diarea 21Cineplex Braga City Walk

Tanggapan Bobot F % Skor

Sangat Setuju 5 8 8.0 40

Setuju 4 28 28.0 112

Cukup 3 38 38.0 114

Tidak Setuju 2 18 18.0 36

Sangat Tidak Setuju 1 8 8.0 8

Jumlah 100 100.0 310

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah, 2012

(61)

Tabel 4.14

Lingkungan 21Cineplex Braga City Walk aman

Tanggapan Bobot F % Skor

Sangat Setuju 5 4 4.0 20

Setuju 4 34 34.0 136

Cukup 3 44 44.0 132

Tidak Setuju 2 18 18.0 30

Sangat Tidak Setuju 1 0 0.0 0

Jumlah 100 100.0 318

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah, 2012

Penilaian mengenai Lingkungan, pada Tabel diatas dapat diketahui bahwa hanya sebagian responden menilai lingkungan 21Cineplex Braga City Walk aman. Sebanyak 4 orang dan sebesar 4.0% menyatakan sangat setuju, yang menyatakan setuju sebanyak 34 orang dan sebesar 34 %, yang menyatakan cukup setuju sebanyak 44 orang atau 44% karena menurut responden lingkungan disekitar 21Cineplex Braga City Walk sudah dapat dikatakan aman dengan adanya security yang selalu menjaga, sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 12 orang dan 12% karena menurut responden lingkungan 21Cineplex Braga City Walk tidak aman disebabkan security yang menjaga tidak terlalu banyak, dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0 orang dan 0.0 % karena tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

Tabel 4.15

Persentase skor aktual Indikator Lingkungan

Kriteria Jawaban No. Instrumen Total

1 2

Skor 5 40 20 60

Skor 4 112 136 248

Skor 3 114 132 246

Skor 2 36 24 60

Skor 1 8 6 14

Jumlah Skor Aktual 310 318 628

Jumlah Skor Ideal 500 500 1000

(62)

Untuk menilai tanggapan terhadap Indikator Lingkungan berdasarkan tabel diatas, maka digunakan rumus perbandingan skor aktual dan skor ideal sebagai berikut :

% skor aktual =

skor aktual

skor ideal

X 100%

% skor aktual =

628

 

100

5

2

 100%

% skor aktual = 62,8%

Hasil persentase skor aktual dari Indikator Akses berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui sebesar 62,8%. Tingkat daerah sekitar mendukung jasa yang ditawarkan cukup baik dan aman.

Kesimpulan secara menyeluruh mengenai variabel Lokasi adalah dengan menentukan kriteria akumulasi jumlah skor jawaban maksimal dan jumlah skor jawaban minimal, kemudian menentukan range dengan cara jumlah skor maksimal dikurangi jumlah skor minimal. Tanggapan responden terhadap variabel Lokasi adalah sebagai berikut :

Tabel 4.16

Persentase skor aktual variabel Lokasi

Skor Jawaban Indikator

1 2 3 4 Total

Skor 5 40 250 130 60 480

Skor 4 144 248 324 248 964

Skor 3 204 162 213 246 825

Skor 2 140 52 28 60 280

Skor 1 18 8 8 14 48

(63)

Untuk menilai tanggapan terhadap variabel Lokasi berdasarkan tabel diatas, maka digunakan rumus perbandingan skor aktual dan skor ideal sebagai berikut :

% skor aktual =

skor aktual

skor ideal

X 100%

% skor aktual =

2597

4000

 100%

% skor aktual = 64,93%

Hasil persentase skor aktual dari variabel Lokasi berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui sebesar 64,93%. Nilai yang mengandung pengertian bahwa variabel Lokasi masuk dalam penilaian dengan kategori cukup baik karena lokasi 21Cineplex Braga City Walk dikatakan responden cukup ramai dan aman.

4.3.2 Tanggapan Responden Tentang Faktor Situasional Di Bioskop 21

Cineplex Braga City Walk Bandung.

Faktor yang paling interaktif dari semua faktor yang dikemukakan dalam konsep situasional adalah situasi produk dab konsumen. Dalam penelitian ini Faktor situasional diukur dengan 3 indikator yaitu Lingkungan Sosial, Perspektif Waktu, dan Keadaan Terdahulu.

4.3.2.1Indikator Lingkungan Sosial

(64)

Hasil penilaian responden untuk dua item pernyataan kuesioner dalam menilai indikator Lingkungan Sosial diberikan pada tabel berikut :

Tabel 4.17

Minat anda untuk menonton di 21 cineplex Braga karena teman, keluarga dan kekasih

Tanggapan Bobot F % Skor

Sangat Setuju 5 16 16.0 80

Setuju 4 26 26.0 104

Cukup 3 38 38.0 114

Tidak Setuju 2 14 14.0 28

Sangat Tidak Setuju 1 6 6.0 6

Jumlah 100 100.0 332

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah, 2012

(65)

Tabel 4.18

Anda mengetahui bioskop 21 cineplex Braga dari teman, keluarga dan kekasih

Tanggapan Bobot F % Skor

Sangat Setuju 5 16 16.0 80

Setuju 4 46 46.0 184

Cukup 3 22 22.0 66

Tidak Setuju 2 10 10.0 20

Sangat Tidak Setuju 1 6 6.0 6

Jumlah 100 100.0 356

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah, 2012

(66)

Tabel 4.19

Persentase skor aktual Indikator Lingkungan Sosial

Kriteria Jawaban No. Instrumen Total

1 2

Sangat Setuju 80 80 160

Setuju 104 184 288

Cukup 114 66 180

Tidak Setuju 28 20 48

Sangat Tidak Setuju 6 6 12

Jumlah Skor Aktual 332 356 688

Jumlah Skor Ideal 500 500 1000

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah, 2012

Untuk menilai tanggapan terhadap Indikator Lingkungan Sosial berdasarkan tabel diatas, maka digunakan rumus perbandingan skor aktual dan skor ideal sebagai berikut :

% skor aktual =

skor aktual

skor ideal

X 100%

% skor aktual =

688

 

100

5

2

 100%

% skor aktual = 68,8%

Hasil persentase skor aktual dari Indikator Lingkungan Sosial berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui sebesar 68,8%. Nilai yang diperoleh cukup baik karena menunjukkan tingkat pengaruh teman, pengaruh keluarga dan pengaruh kekasih dalam mendapatkan informasi .

4.3.2.2Indikator Perspektif Waktu

(67)

Tabel 4.20

21 cineplex Bragabisa anda tempuh dengan waktu yang cepat

Tanggapan Bobot F % Skor

Sangat Setuju 5 0 0.0 0

Setuju 4 24 24.0 96

Cukup 3 40 40.0 120

Tidak Setuju 2 30 30.0 60

Sangat Tidak Setuju 1 6 6.0 6

Jumlah 100 100.0 282

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah, 2012

Penilaian mengenai Perspektif Waktu pada tabel diatas dapat diketahui bahwa hanya sebagian responden yang menyatakan bisa menempuh lokasi 21 cineplex Braga dengan waktu yang cepat. Yang menyatakan sangat setuju sebanyak 0 orang dan sebesar 0.0%, yang menyatakan setuju sebanyak 24 orang dan sebesar 24.0% , yang menyatakan cukup setuju ada sebanyak 40 orang dan sebesar 40 % karena menurut responden waktu yang ditempuh cukup cepat, yang menyatakan tidak setuju sebanyak 30 orang dan sebesar 30% karena menurut responden butuh beberapa waktu yang lebih untuk menuju bioskop 21 Cineplex Braga City Walk , yang menyatakan sangat tidak setuju ada sebanyak 6 orang dan sebesar 6% karena menurut responden bioskop 21 Cineplex Braga City Walk cukup jauh dan tidak dapat ditempuh dengan waktu yang cepat.

Tabel 4.21

Waktu pelayanan di 21 cineplex Braga bisa dikatakan cepat

Tanggapan Bobot F % Skor

Sangat Setuju 5 28 28.0 140

Setuju 4 16 16.0 64

Cukup 3 40 40.0 120

Tidak Setuju 2 12 12.0 24

Sangat Tidak Setuju 1 4 4.0 4

Jumlah 100 100.0 352

(68)

Penilaian mengenai Perspektif Waktu pada Tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian responden menyatakan Waktu pelayanan di 21 cineplex Braga bisa dikatakan cepat. Yang menyatakan sangat setuju sebanyak 28 orang dan sebesar 28.0%, yang menyatakan setuju sebanyak 16 orang dan sebesar 16.0%, yang meyatakan cukup setuju ada sebanyak 40 orang dan sebesar 40.0% karena menurut responden pelayanan bioskop 21 Cineplex Braga City Walk sudah cukup cepat , yang menyatakan tidak setuju sebanyak 12 orang dan sebesar 12.0% karena menurut responden pelayanannya kurang dan dapat dikatakan lambat, yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 4 orang dan sebesar 4.0% karena menurut responden pelayanannya kurang cepat ketika sedang memesan snack/cemilan pada café 21 Cineplex.

Tabel 4.22

Persentase skor aktual Indikator Perspektif Waktu

Kriteria Jawaban No. Instrumen Total

1 2

Sangat Setuju 0 140 140

Setuju 96 64 160

Cukup 120 120 240

Tidak Setuju 60 24 84

Sangat Tidak Setuju 6 4 10

Jumlah Skor Aktual 282 352 634

Jumlah Skor Ideal 500 500 1000

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah, 2012

Untuk menilai tanggapan terhadap Indikator Perspektif Waktu berdasarkan tabel diatas, maka digunakan rumus perbandingan skor aktual dan skor ideal sebagai berikut :

% skor aktual =

skor aktual

(69)

% skor aktual =

634

 

100

5

2

 100%

% skor aktual = 63,4%

Hasil persentase skor aktual dari Indikator Perspektif Waktu berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui sebesar 63,4%. Nilai yang mengandung pengertian bahwa lokasi 21Cineplex Braga City Walk dinilai oleh konsumen jika dilihat dari indikator Perspektif Waktu masuk dalam kategori cukup baik karena pelayanan pada bioskop 21 Cineplex Braga City Walk bisa dikatakan cepat.

4.3.2.3Indikator Keadaan Terdahulu

[image:69.595.119.499.516.660.2]

Indikator ketiga dari Faktor Situasional adalah Keadaan Terdahulu yang mengukur Tingkat suasana hati, pengalaman menyenangkan dan kondisi fisiologis. Hasil penilaian responden untuk dua item pernyataan kuesioner dalam menilai indikator Keadaan Terdahulu diberikan pada tabel berikut :

Tabel 4.23

Ketika anda sedang ingin menonton dalam keadaan suasana hati yang senang

Tanggapan Bobot F % Skor

Sangat Setuju 5 14 14.0 70

Setuju 4 34 34.0 136

Cukup 3 32 32.0 96

Tidak Setuju 2 16 16.0 32

Sangat Tidak Setuju 1 4 4.0 4

Jumlah 100 100.0 338

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah, 2012

(70)
[image:70.595.116.502.363.500.2]

senang. Yang menyatakan sangat setuju sebanyak sebanyak 14 orang dan sebesar 14.0% , yang menyatakan setuju sebanyak 34 orang dan sebesar 34.0% , yang menyatakan cukup setuju sebanyak 32 orang dan sebesar 32.0% karena menurut r

Gambar

Gambar 2.1 Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Gambar 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

murabahah li al-amri bi al-syira , yaitu transaksi jual beli di mana seorang nasabah datang kepada pihak bank untuk membelikan sebuah komoditas dengan kriteria tertentu, dan

Mama, papa, adik, Tante Lili, sepupu dan tidak dapat disebutkan masing- masing yang telah memberikan dukungan, waktu, dan segalanya yang terbaik untuk penulis dari awal

Maka pembeli yang hanya membeli barang saja dia telah tertipu karena harus membayar 60% dari harga barang untuk bonus orang-orang dalam jaringan, pa-dahal ia

Dengan demikian seseorang yang wanprestasi memberikan hak kepada pihak lain yang dirugikannya untuk menggugat ganti kerugian. Mengenai bentuk ganti kerugian dapat

Mesin-mesin yang ada pada PT Indonesia Power Unit Pembangkitan Semarang beroperasi dengan sistem start-stop sehingga dapat mengakibatakan terjadinya penurunan kehandalan

Berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian terdahulu yang dibahas di atas, maka dapat diasumsikan bahwa, promosi penjualan merupakan stimulus untuk perilaku para

Belanja modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 hurup c digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangkah pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap