PENGARUH EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI
PERPAJAKAN TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH
(Studi pada Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kab. Karawang)
THE INFLUENCE OF TAX EXTENSIFICATION AND
INTENSIFICATION ON LOCAL TAX REVENUE
(The Research On Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Karawang)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Skripsi Jenjang S1
Program Studi Akuntansi
Disusun oleh:
Nama : Dendi Barkah
Nim : 21110213
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH EKTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI PERPAJAKAN TERHADAP
PENERIMAAN PAJAK DAERAH
(Penelitian Pada Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Karawang)
THE INFLUENCE OF TAX EXTENSIFICATION AND INTENSIFICATION ON
LOCAL TAX REVENUE
(The Research On Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Karawang)
DENDI BARKAH
21110213
Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Tugas Skripsi pada
Bandung, Juli 2014
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dr. Dedi Sulistyo S. S.T., M.T
NIP : 4127.57.101.202
Mengetahui,
DEKAN Fakultas Ekonomi
Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic
NIP : 4127.70.019
Ketua Program Studi Akuntansi
SURAT KETERANGAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI
Bahwa yang bertanda tangan di bawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat
penelitian, Menyetujui:
“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty
Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-
online
-kan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan”.
Bandung, Juli 2014
Mengetahui,
DosenPembimbing
Dr. Dedi Sulistyo S. S.T., M.T
NIP. 4127.57.101.201
Catatan:
Kecuali BAB I,BAB II, BAB IV serta lampirantidak untuk dionlinekan, dengan
alasan bukan konsumsi public untuk mencegah penyalahgunaan oleh pihak lain.
Penulis
Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah
Dendi Barkah
Drs. Sarip Hidayat
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama
: Dendi Barkah
NIM
: 21110213
Tempat/tgl Lahir
: Karawang, 6 Agustus 1991
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat : Dusun Sukadana Desa Pinayungan RT. 001/RW. 001 no.
125 Kecamatan Teluk Jambe Timur Kabupaten Karawang
DATA PENDIDIKAN
1.
Tk Pupuk Kujang
1996 - 1998
2.
SD Pupuk Kujang
1998 - 2005
3.
SMP Pupuk Kujang
2005 - 2008
4.
SMAN 5 Karawang
2008 - 2010
vi
DAFTAR I
SI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.
Latar Belakang ... 1
1.2.
Identifikasi Masalah ... 5
1.3.
Rumusan Masalah ... 5
1.4.
Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6
1.4.1.
Maksud Penelitian ... 6
1.4.2.
Tujuan Penelitian ... 6
1.5.
Kegunaan Penelitian ... 7
1.5.1.
Kegunaan Praktis ... 7
vii
1.6.
Lokasi dan Waktu Penelitian... 7
1.6.1.
Lokasi Penelitian ... 7
1.6.2.
Waktu Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS ... 9
2.1.
Kajian Pustaka ... 9
2.1.1.
Pengertian Ekstensifikasi dan Intensifikasi Perpajakan ... 9
2.1.1.1.
Ekstensifikasi Perpajakan ... 9
2.1.1.1.1.
Indikator Ekstensifikasi Perpajakan ... 10
2.1.1.2.
Intensifikasi Perpajakan ... 10
2.1.1.2.1.
Indikator Intensifikasi Perpajakan ... 11
2.1.2.
Ruang Lingkup Ekstensifikasi dan Intensifikasi Perpajakan
... 11
2.1.3.
Penerimaan Pajak Daerah ... 12
2.1.3.1.
Pengertian Penerimaan Pajak ... 12
2.1.3.1.1.
Indikator Penerimaan Pajak ... 13
2.1.4.
Pajak Daerah ... 14
2.1.4.1.
Jenis Pajak Daerah ... 15
2.1.4.2.
Tarif Pajak Daerah Kabupaten Kota ... 16
2.2.
Kerangka Pemikiran ... 18
viii
2.2.2.
Pengaruh Ekstensifikasi Perpajakan Terhadap Penerimaan
Pajak Daerah ... 20
2.3.
Hipotesis ...22
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 23
3.1.
Objek Penelitian ... 23
3.2.
Metode Penelitian ... 23
3.2.1.
Desain Penelitian ... 25
3.3.
Operasionalisasi Variabel ... 26
3.4.
Sumber Data ... 29
3.5.
Populasi dan Penarikan Sampel ... 30
3.5.1.
Populasi ... 30
3.5.2.
Sampel ... 31
3.6.
Metode Pengumpulan Data ... 31
3.7.
Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ... 32
3.7.1.
Rancangan Analisis ... 32
3.7.2.
Pengujian Hipotesis ... 44
3.7.2.1.
Penetapan Hipotesis ... 44
3.7.2.2.
Menentukan Tingkat Signifikan ... 46
3.7.2.3.
Menggambar Daerah Penerimaan dan
Penolakan ... 48
ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50
4.1.
Hasil Penelitian ... 50
4.1.1.
Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kab. Karawang ... 50
4.1.1.1.
Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kab. Karawang ... 50
4.1.1.2.
Struktur Organisasi Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah ... 53
4.1.1.3.
Uraian Tugas Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah ... 55
4.1.2.
Analisis Validitas dan Realibilitas ... 62
4.1.2.1.
Hasil Pengujian Validitas ... 63
4.1.2.2.
Hasil Pengujian Reliabilitas ... 64
4.1.3.
Analisis Deskriptif ... 66
4.1.3.1.
Analisis Karakteristik Responden ... 66
4.1.3.2.
Analisis Tanggapan Responden ... 68
4.1.3.2.1.
Tanggapan Responden Mengenai
Ekstensifikasi Perpajakan ... 69
4.1.3.2.2.
Tanggapan Responden Mengenai
Intensifikasi Perpajakan ... 70
4.1.3.2.3.
Tingkat Penerimaan Pajak ... 71
x
4.1.4.1.
Pengaruh Ekstensifikasi dan Intensifikasi
Terhadap Penerimaan Pajak ... 73
4.1.4.2.
Pengujian Hipotesis ... 82
4.2.
Pembahasan ... 86
4.2.1.
Pengaruh Ekstensifikasi Perpajakan Terhadap
Penerimaan Pajak ... 86
4.2.2.
Pengaruh Intensifikasi Perpajakan Terhadap
Penerimaan Pajak ... 87
4.2.3.
Pengaruh Ekstensifikasi dan Intensifikasi Perpajakan
Terhadap Penerimaan Pajak ... 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90
5.1.
Kesimpulan ... 90
5.2.
Saran ... 91
DAFTAR PUSTAKA ... 92
LAMPIRAN ... 94
92
DAFTAR
PUSTAKA
Andi Supangat, 2007, Statistika dalam kajian deskriftif, inferensi dan
nonparametric, EdisiPertama, Jakarta, Kencana Prenada Media Group
Basuki Tjahaja Purnama, 2014, Pengelolaan Pajak Tidak Beres:
www.wartaharian.co
Dada Rosada, 2013, Sosialisasi Pajak dan Penyampaian SPT Pajak Penghasilan
Tahun 2012: www.bandung.go.id
Fuad Rahmany, 2013, Sisa 2 Bulan Lagi, Penerimaan Pajak Baru 72%:
www.merdeka.com
Fuad Rahmany, 2014, Dirjen Pajak Mengeluh Pegawainya Kurang Banyak:
www.tempo.co
Mardiasmo, 2011, Perpajakan, Edisi Revisi 2011, Yogyakarta: Andi Offset
Mashuri, 2008,Penelitian Verifikatif, Edisi Pertama, Yogyakarta: Andi Offset
Moh Nazir, 2003, Metode Penelitian, Lima, Jakarta: Ghalia Indonesia
Mohammad Zain, 2005, Manajemen Perpajakan, Edisi Kedua, Jakarta: Salemba
Empat
Nur Indriantoro, 2002, Metodelogi Penelitian Bisnis, Yogyakarta: BPEE UGM
Singgih Santoso, 2002, SPSS 10 Mengolah Data Statistik Secara Profesional,
Jakarta: PT Alex Media Kompetindo
Siti Kurnia Rahayu, 2010, Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal,
Edisi Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu
Siti Kurnia Rahayu, Ely Suhayati, 2013, Perpajakan Indonesia: Teori dan Teknis
Perhitungan, Edisi Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta
Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE – 06/PJ.9/2001, Pelaksanaan
Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak
93
Surya Manurung, 2013, Kompleksitas Kepatuhan Pajak: www.pajak.go.id
Syafrianto, Lani Dharmasetya, 2007, My Tax SPT-1770 S, Jakarta: PT Elex
Media Kompetindo
Sylvia Veronica, 2013, Ditjen Pajak Perlu Lebih Inovatif dan Persuasif:
www.antaranews.com
Telisa Aulia Falianty, 2013, Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pajak Harus
Simultan: www.skalanews.com
Umi Narimawati, 2008, Metodelogi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori
dan Aplikasi, Bandung: Agung Media
Umi Narimawati dkk, 2010, Penulisan Karya Ilmiah: Panduan Awal Menyusun
Skripsi dan Tugas Akhir, Jakarta: Penerbit Genesis
Undang-undang nomor 28, 2009, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
iii
KATA
PENGANTAR
Assalammualaikum Wr.Wb
Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang selalu
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi ini. Skripsi yang berjudul
“Pengaruh Ekstensifikasi dan Intensifikasi
Perpajakan Terhadap Penerimaan Pajak Daerah”
ini penulis ajukan untuk
melengkapi salah satu syarat dalam meraih gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
Penulis sadar sepenuhnya akan keterbatasan dari penulis baik itu dalam hal
pengetahuan, pengalaman, maupun kemampuan yang penulis miliki. Namun,
Alhamdulillah berkat petunjuk, bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang
penulis dapatkan, penulis mampu menyelesaikan Skripsi ini.
Untuk semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini, penulis mengucapkan rasa terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya terutama kepada:
1.
Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2.
Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic, selaku Dekan Program Studi
Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
iv
4.
Dr. Dedi Sulistyo S, S.T., M.T selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan
memberikan petunjuk yang berharga bagi penulis.
5.
Inta Budi Setyanusa, SE., M.Ak, selaku dosen Wali AK-5 yang telah
memberikan banyak dukungan dan saran kepada penulis.
6.
Bapak / Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
7.
Pengelola Program Studi dan seluruh karyawan / karyawati Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
8.
Kedua orang tua, Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan do’a,
kasih sayang, dukungan baik moral maupun materil yang tak ternilai
dan tidak akan pernah terbalaskan, yang sangat membantu penulis.
9.
Kakak-kakakku tercinta, Teddy Maulana, dr. Ine Mustikasari, Dina
Mardiana S.Kom yang selalu menjadi panutan bagi penulis.
10.
Lia Aspiyani Rokhana, yang sudah banyak memberikan inspirasi,
semangat, saran, do’a dan bimbingan hingga selesainya Skripsi ini.
11.
Untuk para sahabatku Sonnya, Oki, Lina, Panca, Reza, Sakinah,
Herliandini, Endang, Herdy, Nurhadi, Danang dan teman AK5 lainnya
terimakasih atas semua saran, nasihat dan dukungan yang terbaik
kepada penulis baik secara moril dan materil serta doanya yang tak
kunjung henti, kalian luar biasa.
v
13.
Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
Skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
doa dan semangat yang di berikan.
Penulis menyadari bahwa dengan bantuan pihak-pihak tersebut jugalah,
penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Terima Kasih.
Bandung, Juli 2014
Penulis
23
BAB
III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1.
Objek Penelitian
Objek penelitian menurut Husein Umar dalam Umi Narimawati (2010)
adalah sebagai berikut:
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi
objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga
ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah
Ekstensifikasi, Intensifikasi Perpajakan dan Penerimaan Pajak Daerah.
3.2.
Metode Penelitian
Pengertian metode penelitan menurut Sugiyono (2010:2) adalah sebagai
berikut:
“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah
berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu
rasional, empiris dan sistematis”.
Berdasarkan dari pengertian di atas, maka metode penelitian adalah
teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan dan mencatat data, baik
data primer maupun data sekunder yang dapat digunakan untuk keperluan
menyusun karya ilmiah yang kemudian menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan didapat suatu
24
Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode deskriptif
dan verifikatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan
yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan
yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono (2010:29) adalah
sebagai berikut:
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau mengalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan
untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.
Sedangkan menurut Mashuri (2008:45) pengertian metode verifikatif
adalah sebagai berikut:
“Penelitian verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila
dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang
telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang
serupa dengan kehidupan”.
Dalam penelitian ini, metode deskriptif dan verifikatif tersebut
digunakan untuk menguji lebih dalam pengaruh Ekstensifikasi dan Intensifikasi
Perpajakan terhadap Penerimaan Pajak Daerah serta menguji teori dengan
25
3.2.1.
Desain Penelitian
Menurut Umi Narimawati, dkk.. (2010:30) menyatakan bahwa desain
penelitian sebagai berikut:
“Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan
dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan
baik dan sistematis”.
Menurut Umi Narimawati, dkk. (2010:30), langkah-langkah desain
penelitian adalah sebagai berikut:
1.
“Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,
selanjutnya menetapkan judul penelitian;
2.
Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi;
3.
Menetapkan rumusan masalah;
4.
Menetapkan tujuan penelitian;
5.
Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori;
6.
Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang
digunakan;
7.
Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan
data;
8.
Melakukan pelaporan hasil penelitian.”
Unit analisis/elemen yang digunakan adalah lembaga pemerintah,
dalam hal ini adalah pegawai bagian pajak 1 dan realisasi penerimaan pajak pada
Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Karawang.
Time Horizon
yang digunakan dalam penelitan ini adalah
time series
dan
Cross Sectional. Menurut Andi Supangat (2006:97)
time series didefinisikan
sebagai berikut:
“Data yang digunakan jenjang waktunya berurut. Setiap tahun
26
Sedangkan Cross Sectional didefinisikan oleh Uma Sekaran (2006:177)
sebagai berikut:
“Studi one shot atau cross sectional adalah sebuah studi yang dilakukan
dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian,
mingguan, atau bulanan dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian”.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan desain dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Tujuan
Penelitian
Desain Penelitian
Jenis
Penelitian
Metode yang
Digunakan
Unit Analisis
T
ime Horizon
T-1
Deskriptif &
Verifikatif
Explanatory
Survey
DPPKAD Kab.
Karawang
Sectional
Cross
T-2
Deskriptif &
Verifikatif
Explanatory
Survey
DPPKAD Kab.
Karawang
Sectional
Cross
T-3
Deskriptif &
Verifikatif
Explanatory
Survey
DPPKAD Kab.
Karawang
Time Series
Keterangan:
T-1 :
Untuk mengetahui apakah Ekstensifikasi Perpajakan berpengaruh
terhadap Penerimaan Pajak Daerah di Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kab. Karawang.
T-2 : Untuk mengetahui apakah Intensifikasi Perpajakan berpengaruh
terhadap Penerimaan Pajak Daerah di Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kab. Karawang.
27
3.3.
Operasionalisasi Variabel
Dalam melakukan penelitian terlebih dahulu harus menentukan
operasionalisasi variabel agar mempermudah dalam melaksanakan penelitian,
adapun pengertian operasional variabel menurut Nur Indriantoro (2002:69) adalah
sebagai berikut:
“Operasionalisasi variabel adalah penentuan
construct sehingga
menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan
cara
tertentu
dapat
digunakan
oleh
peneliti
dalam
mengoperasionalisasikan
construct, sehingga memungkinkan bagi
peneliti lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang
sama atau mengembangkan cara pengukuran
construct yang lebih
baik”.
Operasional variabel diperlukan untuk menentukan dimensi, indikator
dan skala dari variabel yang terkait dalam penelitian ini adapun variabel yang
terkait dalam penelitian ini yaitu:
Menurut Sugiyono (2010: 38), menyatakan bahwa variabel adalah
sebagai berikut:
“Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentan hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.
Sesuai dengan judul penelitian yang diambil yaitu:
1.
Variabel Bebas/Independent (X)
Dalam penelitian variabel bebas yang berkaitan dengan masalah yang akan
diteliti adalah variabel X
1adalah Ekstensifikasi Perpajakan dan X
2adalah
28
2.
Variabel Terikat/Dependen (Y)
Dalam penelitian variabel terikat yang berkaitan dengan masalah yang akan
diteliti adalah Penerimaan Pajak Daerah.
Operasionalisasi variabel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Konsep
Variabel
Indikator
Kuesioner
No
Skala
Ekstensifikasi
Wajib Pajak
(X
1)
Kegiatan yang
berkaitan
dengan
penambahan
jumlah
wajib
pajak terdaftar
dan perluasan
objek pajak dan
administrasi
Direktorat
Jenderal Pajak.
1.
Wajib pajak terdaftar.
2.
Penambahan jumlah wajib
pajak terdaftar setiap
tahun.
3.
Peningkatan
dengan
adanya
kegiatan
pendataan objek pajak.
1
2-3
4-5
Ordinal
Intensifikasi
Perpajakan
(X
2)
Kegiatan
optimalisasi
penggalian
penerimaan
pajak terhadap
objek
serta
subjek
pajak
yang
telah
tercatat
atau
terdaftar dalam
administrasi
DJP, dan dari
hasil
pelaksanaan
ekstensifikasi
waijb pajak
1.
Penyuluhan pembayaran
administrasi pajak daerah.
2.
Penambahan
unit-unit
pembantu.
3.
Peningkatan
pelayanan
pembayaran pajak secara
jabatan.
6-7
8-9
10
Ordinal
Penerimaan
Pajak Daerah
(Y)
Penerimaan
perpajakan
adalah semua
penerimaan
yang terdiri dari
pajak
dalam
x100%
29
negeri
dan
pajak
perdagangan
internasional.
Dalam operasionalisasi variabel ini, variabel X
1Ekstensifikasi
Perpajakan dan X
2Intensifikasi Perpajakan menggunakan skala ordinal sedangkan
variabel Y Penerimaan Pajak menggunakan skala rasio.
Skala ordinal menurut Umi Narimawati (2010):
“Skala pengukuran yang memberikan informasi tentang jumlah
relative”.
Variabel X
1Ekstensifikasi Perpajakan dan X
2Intensifikasi Perpajakan
menggunakan skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa
nilai pada jawaban. Karena variabel X
1dan X
2merupakan suatu kegiatan yang
tidak dapat diukur dengan skala rasio.
Sedangkan skala rasio menurut Moh. Nazir (2003:132) menjelaskan
bahwa:
“Ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran yang
memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur”.
Dalam skala rasio angka nol mempunyai makna, sehingga angka nol
dalam skala ini diperlukan sebagai dasar dalam perhitungan dan pengukuran
30
3.4.
Sumber Data
Kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan terdapat beberapa metode
yang akan digunakan dalam pengumpulan data. Metode yang digunakan antara
lain agar mempermudah dalam penelitian mengambil suatu pengumpulan data.
Sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu data primer dan
data sekunder.
Data primer menurut Sugiyono (2012:137) sebagai berikut:
“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data”.
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini yaitu dengan cara
menyebarkan kuesioner kepada responden untuk mengetahui tanggapan tentang
variabel yang akan diteliti.
Sedangkan pengertian data sekunder menurut Umi Narimawati, SE.,
M.Si (2008:21) menyatakan bahwa:
“Data sekunder ialah data yang diperoleh dari pihak perusahaan, yang
biasanya sudah tersedia dalam bentuk laporan keuangan”.
Data sekunder dalam penelitian ini adalah realisasi penerimaan pajak
daerah di Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kab.
31
3.5.
Populasi dan Penarikan Sampel
3.5.1.
Populasi
Menurut Sugiyono (2010:80), populasi didefinisikan sebagai berikut:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
Menurut Umi Narimawati, dkk. (2010:37):
“Populasi adalah objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu
sesuai yang ditetapkan oleh peneliti sebagai unit analisis penelitian”.
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai bagian pajak I di Kantor
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Karawang yang
berjumlah 12 orang.
3.5.2.
Sampel
Menurut Sugyiono (2001:56), menyatakan bahwa
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi”.
Adapun teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah sampling
jenuh. Pengertian sampling jenuh menurut Sugiyono (2010:85):
“Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila
jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang
ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah
lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel”.
Berdasarkan pengertian diatas, maka sampel yang diambil penulis
32
3.6.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
dua
cara, yaitu Penelitian Lapangan (Field Research) dan studi kepustakaan
(Library
Research).
Pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan dengan
cara:
1.
Penelitian Lapangan (Field Research)
a.
Metode pengamatan (Observasi), yaitu teknik pengumpulan data dengan
cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang sedang diteliti,
diamati atau kegiatan yang sedang berlangsung.
b.
Wawancara (Interview), yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh
dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak- pihak yang terkait
langsung dan berkompeten dengan permasalahan yang penulis teliti.
c.
Kuesioner, teknik kuesioner yang penulis gunakan adalah kuesioner
tetutup, suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau
menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dan yang menjadi
responden dalam penelitian ini adalah pegawai pajak 1 di kantor DPPKAD
Kab. Karawang, dengan harapan mereka dapat memberikan respon atas
daftar pertanyaan tersebut.
2.
Penelitian kepustakaan
(Library Research).
Penelitian ini dilakukan melalui
studi kepustakaan atau studi literatur dengan cara mempelajari, meneliti,
mengkaji serta menelah literatur berupa buku-buku (text book), peraturan
perundang-undangan, majalah, surat kabar, artikel, situs web dan
33
Studi kepustakaan ini bertujuan untuk memperoleh sebanyak mungkin teori
yang diharapkan akan dapat menunjang data yang dikumpulkan dan
pengolahannya lebih lanjut dalam penelitian ini.
3.7.
Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis
3.7.1.
Rancangan Analisis
Berdasarkan pertimbangan tujuan penelitian, maka metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode verifikatif.
Dalam pelaksanaan, penelitian ini menggunakan jenis atau alat bentuk penelitian
deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di
lapangan.
1.
Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang
dilakukan oleh perusahaan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk
selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut kemudian dianalisis untuk
memperoleh suatu kesimpulan. Penelitian deskriptif digunakan untuk
menggambarkan bagaimana pengaruh ekstensifikasi dan intensifikasi
perpajakan terhadap penerimaan pajak.
2.
Penelitian verifikatif adalah penelitian yang digunakan untuk menguji
hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini
digunakan untuk menguji pengaruh variabel
independent
(X) terhadap
variable dependent (Y) yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan
pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.
Peneliti melakukan analisis terhadap data yang telah diuraikan dengan
34
1.
Analisis Kualitatif
Menurut Sugiyono (2010:14) analisis kualitatif adalah sebagai berikut:
“Metode penelitian
kualitatif
itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut
berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi,
melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan
dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.”
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dari
variabel X
1Ekstensifikasi dan X
2Intensifikasi Perpajakan, peneliti menggunakan
metode kualitatif dengan mewawancarai narasumber dari bagian yang terkait.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai
berikut:
a.
Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam lima
alternatif jawaban dengan menggunakan skala ordinal yang menggambarkan
peringkat jawaban.
b.
Dihitung total skor setiap variabel / subvariabel = jumlah skor dari seluruh
indikator variabel untuk semua responden.
c.
Dihitung skor setiap variabel/subvariabel = rata-rata dari total skor.
d.
Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakan statistik
deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk tabel
ataupun grafik.
e.
Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini,
digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut :
=
Skor aktual
Skor ideal x 100%
35
Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah
diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden
diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi. Penjelasan bobot nilai skor
aktual dapat dilihat dalam table berikut:
Tabel 3.3
Kriteria Presentase Tanggapan Responden
No. % Jumlah Skor
Kriteria
1
20.00% – 36.00%
Tidak Baik
2
36.01% – 52.00%
Kurang Baik
3
52.01% – 68.00%
Cukup
4
68.01% – 84.00%
Baik
5
84.01% – 100%
Sangat Baik
Sumber : Umi Narimawati (2007)
2.
Analisis Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2010: 8) menjelaskan bahwa analisis kuantitatif adalah
sebagai berikut:
“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan
instrumen
penelitian,
analisis
data
bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Dimana data variabel
independent
(X
1) Ekstensifikasi (X
2) Intensifikasi
Perpajakan yang dikumpulkan melalui kuesioner masih memiliki skala ordinal,
36
Penerimaan Pajak Daerah, data ordinal terlebih dahulu dikonversi menjadi data
interval dengan menggunakan Method of Successive Interval (MSI).
Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval yaitu :
a.
Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner yang
disebarkan.
b.
Pada setiap butir yang ditentukan dihitung masing-masing frekuensi
jawaban responden.
c.
Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut
proporsi.
d.
Menentukan proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi
secara berurutan perkolom skor.
e.
Menggunakan Tabel Distribusi Normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi
kumulatif yang diperoleh.
f.
Menentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh
(dengan menggunakan Tabel Tinggi Densitas).
g.
Menggunakan skala dengan rumus.
(Density at Lower Limit) - (Density at Upper Limit)
NS=
(Area Below Upper Limit)- (Area Below Upper Limit)
Keterangan:
37
Area Below Upper Limit
= daerah dibawah batas bawah
h.
Sesuaikan nilai skala ordinal ke interval, yaitu Skala Value (SV) yang
nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama dengan
jawaban responden yang terkecil melalui transformasi berikut ini :
[NS + | NS min | +1 ] = Y
Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang
sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki
karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba
dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan
(reliabilitas)
alat
ukur
penelitian,
sehingga
diperoleh
item-item
pertanyaan/pernyataan yang layak untuk digunakan sebagai alat ukur untuk
pengumpulan data penelitian.
Adapun langkah
-
langkah analisis kuantitatif yang diuraikan diatas
adalah sebagai berikut:
a.
Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Umi Narimawati (2008:5), analisis regresi rinear berganda adalah:
“Suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti
pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tergantung
dengan skala interval.”
Penjelasan garis regresi menurut Andi Supangat (2007: 325) yaitu :
38
sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu
berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk
mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya)”.
Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk
membuktikan sejauh mana hubungan pengaruh ekstensifikasi dan intensifikasi
terhadap penerimaan pajak daerah.
Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana
keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel
independen sebagai indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan dua atau
lebih variabel bebas antara variabel dependen (Y) dan variabel independen (X
1dan X
2). Persamaan regresinya sebagai berikut :
Sumber: Sugiyono (2010)
Dimana:
Y
= variabel terikat (Penerimaan Pajak Daerah)
a
= bilangan berkonstanta
b
1,b
2= koefisien arah garis
X
1= variabel bebas (Ekstensifikasi Perpajakan)
X
2= variabel bebas (Intensifikasi Perpajakan)
Regresi linier berganda dengan dua variabel bebas X1 dan X2 metode
kuadrat kecil memberikan hasil bahwa koefisien-koefisien a, b1, dan b2 dapat
39
Sumber : Sugiyono, (2009:279)
Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada regresi berganda, maka
perlu dilakukan pengujian asumsi klasik.
Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi-asumsi klasik
yang merupakan dasar dalam model regresi linier berganda. Hal ini dilakukan
sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis. Pengujian asumsi klasik
meliputi :
1.
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai
distribusi normal ataukah tidak. Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang
sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi.
Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal
atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik.
Menurut Singgih Santoso (2005:393), dasar pengambilan keputusan bisa
dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu :
a.
Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.
b.
Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal.
Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal
Probability Plots dalam program SPSS. Dasar pengambilan keputusan :
Σy = na + b
1ΣX
1+ b
2ΣX
2ΣX
1y = aΣX
1+ b
1ΣX
12+b
2ΣX
1X
240
a.
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
b.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang
diambil berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang digunakan untuk
menguji kenormalan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan sampel ini
diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi
normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.
2.
Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua
variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat di antara sesama
variabel independen maka konsekuensinya adalah :
1.
Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.
2.
Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.
Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel
independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang
mengakibatkan standar errornya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk
mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas adalah dengan menggunakan
41
1
VIF =
1 – R
i2(Sumber: Gujarati, 2005:35)
Dimana R
i2adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan
meregresikan salah satu variabel bebas X
1terhadap variabel bebas lainnya. Jika
nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas
Gujarati (2005: 362).
3.
Uji Heterokedastisitas
Asumsi heterokedastisitas adalah asumsi regresi dimana varians dari residual
tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam regresi, salah satu
asumsi yang harus dipenuhi bahwa varians dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tidak memiliki pola tertentu. Pola yang tidak sama ini
disimpulkan dengan nilai yang tidak sama antar satu varians dari residual. Gejala
varians yang tidak sama ini disebut dengan gejala heterokedastisitas sedangkan
gejala varians residual yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain
disebut dengan homokedastisitas (Purbayu Budi Santosa dan Ashari, 2005: 241).
b.
Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan)
linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional.
Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen
dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang
digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan
Langkah-42
langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi dapat
diuraikan sebagai berikut:
1.
Koefisien korelasi parsial
Koefisien korelasi parsial antar X1 terhadap Y, bila X2 dianggap konstan
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
2.
Koefisien korelasi parsial
Koefisien korelasi parsial antar X2 terhadap Y, apabila X1 dianggap konstan
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
3.
Koefisien korelasi secara simultan
Koefisien korelasi simultan antar X1 dan X2 terhadap Y dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
r
12Y =
( )Besarnya koefisien korelasi adalah -1 r 1 :
a.
Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif.
b.
Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif.
43
a)
Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel
kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y
turun atau sebaliknya).
b)
Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara
variable X dan variabel Y dan hubungannya searah. Sedangkan harga r
[image:35.595.197.427.329.553.2]akan dikonsultasikan dengan table interprestasi nilai r sebagai berikut :
Tabel 3.4
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,200 – 0,399
Rendah
0,400 – 0,599
Sedang
0,600 – 0,799
Kuat
0,800 – 1,000
Sangat Kuat
Sumber: Sugiono (2006:183)
4.
Koefisiensi Determinasi
Analisis Koefisiensi Determinasi (Kd) digunakan untuk melihat seberapa
besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y)
yang dinyatakan dalam persentase. Besarnya koefisien determinasi dihitung
44
Sumber: Riduwan dan Sunarto (2007:81)
Dimana :
KD = Seberapa jauh perubahan variabel Y dipergunakan oleh variabel X
r² = Kuadrat koefisien korelasi
3.7.2.
Pengujian Hipotesis
Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis
noldan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji
statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan
kesimpulan.Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan
adatidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (H
0)
tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan Hipotesis alternatif (H
a)
menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.
Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada
tidaknyapengaruh antara variabel independent (X) Ekstensifikasi Wajib Pajak
(X
1) dan Intensifikasi Perpajakan (X
2) terhadap Penerimaan Pajak Daerah (Y),
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
3.7.2.1.
Penetapan Hipotesis
1.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan sebelumnya,maka
45
a)
Hipotesis parsial antara variabel bebas Ekstensifikasi Perpajakan terhadap
variabel terikat Penerimaan Pajak.
H
0: Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan Ekstensifikasi
Perpajakan terhadap Penerimaan Pajak.
H
a: Terdapat pengaruh positif yang signifikan Ekstensifikasi
Perpajakan terhadap Penerimaan Pajak.
b)
Hipotesis parsial antara variabel bebas Intensifikasi Perpajakan terhadap
variable terikat Penerimaan Pajak.
H
0: Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan Intensifikasi
Perpajakan terhadap Penerimaan Pajak.
H
a: Terdapat pengaruh positif yang signifikan Intensifikasi Perpajakan
terhadap Penerimaan Pajak.
c)
Hipotesis secara keseluruhan antara variabel bebas Ekstensifikasi dan
Intensifikasi Perpajakan terhadap variabel terikat Penerimaan Pajak.
H
0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Ekstensifikasi dan
Intensifikasi Perpajakan terhadap variabel terikat Penerimaan
Pajak.
H
a: Terdapat pengaruh yang signifikan antara Ekstensifikasi dan
Intensifikasi Perpajakan terhadap variabel terikat Penerimaan
46
2.
Hipotesis Statistik
a)
Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t). Dalam pengujian
hipotesis ini menggunakan uji satu pihak (onetail test) dilihat dari bunyi
hipotesis statistik yaitu hipotesis nol (H
0) :
p ≤ 0 dan hipotesis alternatifnya (H1) : ρ > 0
H
0: ρ ≤ 0 : Ekstensifikasi Perpajakan tidak berpengaruh positif terhadap
variabel dan Penerimaan Pajak lebih kecil dari.
H
a: ρ > 0 : Ekstensifikasi Perpajakan berpengaruh positif terhadap
variabel dan Penerimaan Pajak lebih besar.
H
0: ρ ≤ 0 : IntensifikasiPerpajakan tidak berpengaruh positif terhadap
Penerimaan Pajak lebih kecil dari.
H
a: ρ>0 : Intensifikasi Perpajakan berpengaruh positif terhadap
Penerimaan Pajak lebih besar.
b)
Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F).
Ho: ρ= 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Ekstensifikasi
dan Intensifikasi Perpajakan terhadap Penerimaan Pajak.
Ha: ρ ≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Ekstensifikasi dan
Intensifikasi Perpajakan terhadap Penerimaan Pajak.
3.7.2.2.
Menentukan Tingkat Signifikan
Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = n – k – l, untuk
menentukan tabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis.
47
untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat
signifikasi yang umum digunakan dalam suatu penelitian.
1) Menghitung nilai t
hitungdengan mengetahui apakah variabel koefisien korelasi
signifikan atau tidak dengan rumus :
Dimana :
r = Korelasi parsial yang ditentukan
n = Jumlah sampel
t = t
hitungSelanjutnya menghitung nilai F
hitungsebagai berikut :
Sumber: Sugiyono
Dimana:
R = koefisien kolerasi ganda
K = jumlah variabel independen
48
3.7.2.3.
Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan
Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka
digunakankriteria sebagai berikut :
1.
Hasil t
hitungdibandingkan dengan F
tabeldengan kriteria :
a)
Jika t
hitung≥ t
tabelmaka Ho ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima
artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya.
b)
Jika t
hitung≤ t
tabelmaka Ho ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak
artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya.
c)
t
hitung: dicari dengan rumus perhitungan t
hitung, dan
d)
t
tabel: dicari di dalam tabel distribusi tstudent
dengan ketentuan sebagai
berikut, α = 0,05 dan dk = (n-k-1) atau 12-2-1=9
2.
Hasil F
hitungdibandingkan dengan F
tabeldengan kriteria :
a)
Tolak Ho jika F
hitung> F
tabelpada alpha 5% untuk koefisien positif.
b)
Tolak Ho jika F
hitung< F
tabelpada alpha 5% untuk koefisien negatif.
c)
Tolak Ho jika nilai F-sign < ɑ ),05.
Gambar 3.1
49
3.7.2.4.
Penarikan Kesimpulan
Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku
sebaliknya. Jika t
hitungdan F
hitungjatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka
Ho ditolak (diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisian regresi
signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya, Ekstensifikasi dan Intensifikasi
Perpajakan berpengaruh (tidak berpengaruh) terhadap Penerimaan Pajak. Tingkat
signifikannya yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima)
dengan taraf kepercayaan 95 %, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan
kesimpulan mempunyai kebenaran 95 % dan hal ini menunjukan adanya (tidak
adanya pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut. Agar
penulis dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya maka harus dilakukan
tahapan analisis dan pengujian hipotesis. Untuk melakukan sebuah analisis data
dan pengujian hipotesis, terlebih dahulu penulis akan menentukan metode apa
yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian dan merancang metode
90
BAB
V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada
bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.
Ekstensifikasi perpajakan berpengaruh terhadap penerimaan pajak
sementara sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kepatuhan
perpajakan. Terdapat hubungan yang kuat antara ekstensifikasi perpajakan
dengan penerimaan pajak. Hal ini menunjukkan bahwa untuk
meningkatkan penerimaan pajak dapat melaksanakan kegiatan
ekstensifikasi perpajakan.
2.
Intensifikasi perpajakan memberikan pengaruh positif dan signifikan
terhadap penerimaan pajak sementara sisanya dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain seperti kesadaran wajib pajak. Terdapat hubungan yang kuat
antara intensifikasi perpajakan dengan penerimaan pajak. Hal ini
menunjukkan bahwa untuk meningkatkan penerimaan pajak dapat
melaksanakan kegiatan intensifikasi perpajakan.
3.
Ekstensifikasi dan Intensifikasi Perpajakan berpengaruh terhadap
Penerimaan Pajak dan terdapat hubungan yang sangat kuat.Hal ini
menunjukkan bahwa untuk meningkatkan penerimaan pajak dapat
91
5.2.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang telah
ditetapkan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1.
Kepada Dinas Pendapatan Pengelelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Karawang bila memungkinkan lebih meningkatkan kegiatan
ekstensifikasi perpajakan, misalnya dalam meningkatkan wajib pajak
terdaftar karena masih banyaknya wajib pajak yang belum mendaftarkan
diri sebagai wajib pajak dengan cara mendata ulang wajib pajak yang
sudah terdaftar di Kab. Karawang.
2.
Kepada Dinas Pendapatan Pengelelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Karawang bila memungkinkan lebih meningkatkan kegiatan
penyuluhan dengan cara mengadakan sosialisasi perpajakan di beberapa
wilayah di Kab. Karawang. Diharapkan dengan lebih ditingkatkannya
kegiatan penyuluhan wajib pajak yang belum mengerti dapat memahami
bahwa pajak dapat meningkatkan penerimaan pajak.
3.
Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Karawang hendaknya dapat melampaui target penerimaan
pajak setiap tahun dan tidak terjadi penurunan realisasi penerimaan pajak
1
PENGARUH EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI PERPAJAKAN TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH
(Penelitian Pada Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Karawang)
THE INFLUENCE OF TAX EXTENSIFICATION AND INTENSIFICATION ON LOCAL TAX REVENUE
(The Research On Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Karawang)
Oleh:
Dendi Barkah 21110213
Program Studi Akuntasi, Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
ABSTRACT
This research aims to determine influence of Extensification and Intensification Taxation partially or simultaneous on Local Tax Revenue.
The research methods are using descriptive methods and verification. With the population and sample as many as 12 employees and data realization of local tax revenues in 2009-2013.
The results showed that on partially, Extensification and Intensification Taxation are positive significantly affect on Tax Revenue. While simultaneously, Extensification and Intensification Taxation are significant on Tax Revenue. Extensification and intensification influence Tax Revenue on 65.1%, while the remaining 34.9% is contributed by other variables not examined.
Keyword : Tax Extensification, Tax Intensification, Tax Revenue.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pajak merupakan suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan (Moh. Zain, 2005). Pajak berfungsi untuk menutup biaya yang harus dikeluarkan pemerintah dalam menjalankan fungsi pemerintahan. Oleh karenanya pengenaan pajak dipandang dari sudut ekonomi harus diatur senetral-netralnya dan sekali-kali tidak boleh dibelokkan untuk mencapai tujuan-tujuan lain yang menyimpang. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara diperlukan biaya. Demikian juga dalam rangka melaksanakan pembangunan nasional. Dalam menjalankan fungsinya tersebut pemerintah membutuhkan dana yang sebagian besar akan dibiayai dengan penerimaan pajak (Siti Kurnia Rahayu, 2010:26).
2
Pajak memiliki dua fungsi yang pertama adalah fungsi budgetair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Fungsi yang kedua adalah fungsi mengatur (regulered)yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi (Mardiasmo, 2011:1).
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang potensial untuk membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Penerimaan dari sektor pajak ini diharapkan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Penerimaan pajak yang mengalami kenaikan diharapkan dapat membayar pembelanjaan negara demi tercapainya kemakmuran rakyat.
Realisasi target penerimaan pajak penghasilan tahun 2012 mulai menunjukkan penurunan dibandingkan tahun 2011. Data Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan menyatakan realisasi pajak penghasilan (PPh) non-migas per 28 September 2012 sebesar Rp284,07 triliun. Pencapaian tersebut baru 63,73% dari target Rp445,73 triliun yang ditetapkan dalam APBN-P 2012. Realisasi target per September tahun ini lebih kecil dari realisasi target pada periode yang sama tahun lalu yang sudah mencapai 71,26%.
Memasuki tahun 2013, pemerintah melalui Institusi Kementrian Keuangan menetapkan Rp 1.529 triliun untuk membiayai kegiatan penyelenggaraan negara mulai dari membayar gaji pegawai, pemberian subsidi, membayar utang luar negeri dan pembangunan insfrastruktur. Pemerintah tetap masih mengandalkan penerimaan pajak dalam sumber penerimaan negara. Pemerintah menargetkan penerimaan pajak sebesar Rp 1.193 triliun atau sekitar 78 persen dari total penerimaan negara (Surya Manurung, 2013). Tetapi hingga bulan Oktober 2013 penerimaan pajak hanya mencapai 72% dari target yang diharapkan mencapai 97% (Fuad Rahmany, 2013).
Berdasarkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), saldo piutang pajak 31 Desember 2011 mencapai Rp 86,5 triliun, lalu berkurang Rp 12,24 triliun satu tahun kemudian per 31 Desember 2012 menjadi Rp 74,26 triliun. Ini salah satunya tercapai berkat penagihan yang menjadi langkah penegakan aturan terhadap wajib pajak, di samping pemeriksaan dan penyidikan pajak yang sudah masuk ranah hukum pidana (Sylvia Veronica, 2013).
Berdasarkan data turunnya saldo piutang pajak itu, upaya penegakan hukum terlihat cukup efektif. Ini juga tergambarkan dari terus naiknya rasio kepatuhan wajib pajak dalam periode 2006-2010. Pada 2006, rasio ini 33,08 persen, tapi setahun kemudian naik drastis menjadi 54,15 persen, lalu naik lagi pada 2010 menjadi 58,16 persen. Sayang pada 2011 yang adalah ketika kasus Gayus Tambunan meledak, rasio turun ke 52,74 persen. Dari gambaran statistikal itu jelas ada korelasi kepatuhan wajib pajak dengan penilaian wajib pajak kepada sistem pengelolaan pajak, termasuk Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang berfungsi mengumpulkan pajak (Sylvia Veronica, 2013).
Penegakan hukum memang harus dilakukan, tapi bila ada bukti wajib pajak yang membayar pajak memang masih rendah. Dalam kaitan ini Ditjen Pajak harus memastikan sosialisasi sejelas-jelasnya mengenai aturan perpajakan sampai kepada wajib pajak. Selama ini Ditjen Pajak telah dan terus mengupayakan informasi mengenai pajak sampai kepada wajib pajak. Web resmi Ditjen Pajak telah memuat banyak informasi, termasuk tentang aturan pajak dan cara menghitung pajak. Media online juga banyak menyajikan informasi mengenai pajak (Sylvia Veronica, 2013).
Intensifikasi dan ekstensifikasi pajak merupakan langkah yang seharusnya bisa dilakukan secara simultan guna mendorong penerimaan pajak yang saat ini mengalami perlambatan (Telisa Aulia Falianty, 2012). Kurangnya jumlah pegawai pajak dan kantor pajak di seluruh Indonesia berakibat kurangnya kegiatan penyuluhan kepada masyarakat sehingga berpotensi pendapatan pajak yang tidak bisa digali untuk negara (Fuad Rahmany, 2014).
3
wajib pajak baru. Oleh karena itu, baik intensifikasi dan ekstensifikasi hendaknya dilakukan bersamaan demi tercapainya peningkatan penerimaan pajak (Telisa Aulia Falianty, 2012).
Masih banyaknya pegawai pajak yang curang sehingga penerimaan pajak menjadi tidak beres (Basuki Tjahaja Purnama, 2014). Hal ini dapat mempengaruhi minat wajib pajak untuk membayar kewajiban pajaknya. Menurut Agus Martowardojo (2013), orang pribadi yang seharusnya membayar pajak atau yang mempunyai penghasilan diatas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sebanyak 60 juta orang, tetapi jumlah yang mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak hanya 20 juta orang dan yang membayar pajak / melapor Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilannya hanya 8,8 juta orang dengan rasio SPT sekitar 14,7 persen.
Dari apa yang sudah dipaparkan diatas, diyakini bahwa dengan penerapan pola intensifikasi dan ekstensifikasi dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembiayaan (efektif dan efisien) maka diharapkan bisa meningkatkan penerimaan pajak.
Berdasarkan berbagai masalah perpajakan yang telah dipaparkan di atas, dikhawatirkan akan menyebabkan penerimaan negara dalam sektor pajak akan berkurang. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai masalah tersebut dengan judul:
“Pengaruh Ekstensifikasi dan Intensifikasi Perpajakan Terhadap Tingkat Penerimaan Pajak Daerah”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan diatas, penulis merumuskan masalah-masalah sebagai berikut :
1. Apakah Ekstensifikasi Perpajakan berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Daerah di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Karawang.
2. Apakah Intensifikasi Perpajakan berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Daerah di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Karawang.
3. Apakah Ekstensifikasi dan Intensifikasi Perpajakan berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Daerah di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Karawang.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah Ekstensifikasi Perpajakan berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Daerah di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Karawang.
2. Untuk mengetahui apakah Intensifikasi Perpajakan berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Daerah di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Karawang.
3. Untuk mengetahui apakah Ekstensifikasi dan Intensifikasi Perpajakan berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak daerah di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Karawang.
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian Ekstensifikasi Perpajakan
Menurut Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE – 06/PJ.9/2001 tentang Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak, menyatakan bahwa:
“Ekstensifikasi wajib pajak adalah kegiatan yang berkaitan dengan penambahan jumlah wajib pajak terdaftar dan perluasan objek pajak dalam administrasi Direktorat Jenderal Pajak”.
2.1.1.1 Indikator Ekstensifikasi Perpajakan
Menurut Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE – 06/PJ.9/2001, ruang lingkup pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak dan intensifikasi pajak, penulis menyimpulkan indikator ekstensifikasi perpajakan adalah:
4
2. Penambahan jumlah wajib pajak terdaftar setiap tahun. 3. Peningkatan dengan adanya kegiatan pendataan objek pajak.
2.1.2 Pengertian Intensifikasi Perpajakan
Menurut Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE – 06/PJ.9/2001 tentang Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak, menyatakan bahwa:
“Intensifikasi pajak adalah kegiatan optimalisasi penggalian penerimaan pajak terhadap objek serta subjek pajak yang telah tercatat atau terdaftar dalam administrasi DJP, dan dari hasil pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak”.
2.1.2.1 Indikator Intensifikasi Perpajakan
Menurut Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE – 06/PJ.9/2001, ruang lingkup pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak dan intensifikasi pajak, penulis menyimpulkan indikator intensifikasi perpajakan adalah:
1. Penyuluhan pembayaran administrasi pajak daerah. 2. Penambahan unit-unit pembantu.
3. Peningkatan pelayanan pembayaran pajak secara jabatan.
2.1.3 Pengertian Penerimaan Pajak
Penerimaan pajak menurut Pasal 1 No. 3 UU Nomor 22 Tahun 2011 tentang APBN: “Penerimaan Pajak adalah penerimaan yang terdiri dari pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional”.
2.2 KERANGKA PEMIKIRAN
2.2.1 Pengaruh Ekstensifikasi terhadap Penerimaan Pajak
Teori penghubung ekstensifikasi perpajakan dengan penerimaan pajak daerah menurut Syafrianto (2007) adalah sebagai berikut:
“Dalam meningkatkan penerimaan pajak upaya yang dilakukan dapat berupa ekstensifikasi ataupun intensifikasi di bidang perpajakan Direktorat Jenderal Pajak”.
2.2.2 Pengaruh Intensifikasi terhadap Penerimaan Pajak
Menurut Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE – 06/PJ.9/2001 tentang Pelaksanaan Ekstensifikasi Pajak dan Intensifikasi pajak adalah sebagai berikut:
“Intensifikasi pajak adalah kegiatan optimalisasi penggalian penerimaan pajak terhadap objek serta subjek pajak yang telah tercatat atau terdaftar dalam administrasi DJP, dan dari hasil pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak”.
Gambar 2.1 ParadigmaPenelitian Ekstensifikasi Perpajakan (X1)
Wajib pajak terdaftar.
Penambahan jumlah wajib pajak.
Peningkatan dengan adanya kegiatan pendataan objek pajak.
Intensifikasi Perpajakan (X2)
Penyuluhan pembayaran
administrasi pajak daerah.
Penambahan unit-unit pembantu.
Peningkatan pelayanan pembayaran pajak.
Penerimaan Pajak (Y)
Penambahan
penerimaan pajak.
Jumlah penerimaan
pajak daerah.
Penambahan wajib
[image:47.516.46.415.442.675.2]5
2.3 HIPOTESIS
Menurut Sugiyono (2011:64) definisi dari hipotesis adalah sebagai berikut:
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris”.
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, maka penulis mencoba merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Ekstensifikasi Perpajakan berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Daerah.
H2 : Intensifikasi Perpajakan berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Daerah.
H3 : Ekstensifikasi dan intensifikasi perpajakan berpengaruh terhadap penerimaan pajak
daerah.
III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian menurut Husein Umar dalam Umi Narimawati (2010) adalah sebagai berikut: “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga ditambahkan hal-hal lain