SKRIPSI
Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Jenis Opini Audit, dan Kualitas Audit Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 – 2012
OLEH
MONA CHRISNA 120522030
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS,
JENIS OPINI AUDIT, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP AUDIT
REPORT LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2009 – 2012
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan
profitabilitas, jenis opini audit, dan kualitas audit terhadap audit report lag pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 - 2012.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive
sampling yang dipilih berdasarkan kriteria dan diperoleh 34 perusahaan yang akan
menjadi objek penelitian. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan
laporan auditor independen yang dipublikasikan melalui website ww.idx.co.id.
Teknik analisis data dengan menggunakan program komputer SPSS versi 19.
Metode analisis yang dgunakan adalah analisis deskriptif dan regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial ukuran perusahaan
dan jenis opini audit tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Profitabilitas dan
Kualitas audit secara parsial memiliki pengaruh terhadap audit report lag. Secara
simultan ukuran perusahaan, profitabilitas, jenis opini audit, dan kualitas audit
berpengaruh terhadap audit report lag.
Kata Kunci: audit report lag, ukuran perusahaan, profitabilitas, jenis opini audit,
ABSTRACT
This study aims to analyze how effect firm size, profitability, kinds of audit opinion, and quality of KAP toward audit report lag in manufacture company in Bursa Efek Indonesia during the period of 2009 - 2012.
The sampling method that used is purposive sampling that selected based on criteria and the result are 34 firms as sample. Data that used in this research is financial statement and independent audit report from each company that
published on websit
19 computer program. The analysis method used is descriptive statistics and using double regression.
The result of this research shows that the firm size and kinds of audit opinion partially do not influence toward audit report lag. Profitability and quality of KAP have influence audit report lag. The result of this study shows that independent variables simultaneously influenced of dependent variable.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Jenis Opini Audit dan
Kualitas Audit terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun 2009 – 2012”.
Penulis menyadari bahwa dalam proses sampai dengan proses penyelesian
penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan moral dan material baik secara
langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini atas segala bantuan, bimbingan dan dukungan yang telah diberikan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Orang tua yang tercinta (Kartam Sasmita dan Ibu Duma lana Sinturi), yang
senantiasa mendoakan, memberikan semangat dan selalu memberikan kasih
sayangnya kepada penulis.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak. selaku Dekan Fakultas
3. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. dan Bapak Drs.
Hotmal Ja’far, MM. Ak. selaku ketua dan sekretaris Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. dan Dra. Mutia Ismail, MM. Ak.
selaku ketua dan sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, M.M., Ak. selaku Dosen Pembimbing
penulis yang telah memberikan bimbingan, koreksi dan masukan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si., Ak. dan Bapak Drs. Hasan Sakti
Siregar, M.Si., Ak. selaku Dosen Penguji dan Dosen Pembanding penulis
yang banyak membantu dan memberikan masukan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
7. Adik-adik (Radha, Vera, Rini, Akbar, Helen) dan teman-teman khususnya
S1 Akuntansi Ekstensi stambuk 2012 yang telah memberikan dukungan
moril, doa, dan semangat sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
Penulis menyadari bahwa setiap manusia tidak luput dari kesalahan dan
mungkin skripsi ini banyak memiliki kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membaca.
Mona Chrisna NIM 120522030
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Tinjauan Teoritis ... 7
2.1.1 Laporan Keuangan ... 7
2.1.2 Audit ... 9
2.1.3 Audit Report Lag ... 11
2.1.3.1 Jenis Audit Report Lag ... 13
2.1.4 Ukuran Perusahaan ... 14
2.1.5 Jenis Opini Audit ... 15
2.1.6 Kualitas Audit ... 17
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19
2.3 Kerangka Konseptual ... 20
2.4 Hipotesis ... 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 24
3.1 Jenis Penelitian ... 24
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 24
3.3 Batasan Operasional ... 25
3.4 Definisi Opersional ... 26
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 29
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 30
3.7 Jenis Data ... 31
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 31
3.9.1 Statistik Deskriptif ... 31
3.9.2 Uji Asumsi Klasik ... 32
3.9.2.1 Uji Normalitas ... 32
3.9.2.2 Uji Multikolinearitas ... 33
3.9.2.3 Uji Heterokedasitas ... 34
3.9.2.4 Uji Autokorelasi ... 36
3.9.3 Pengujian Hipotesis ... 36
3.9.3.1 Uji Regresi Parsial (Uji t) ... 37
3.9.3.2 Uji Hipotesis Analisis Simultan (Uji F) ... 38
BAB IV HASIL PEMBAHASAN ... 39
4.1 Gambaran Umum ... 39
4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 40
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 40
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 41
4.2.2.1 Uji Normalitas ... 41
4.2.2.2 Uji Multikolonieritas ... 43
4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas ... 44
4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 45
4.3 Analisis Regresi ... 46
4.3.1 Persamaan Regresi ... 46
4.3.2 Analisis Koefisien dan Determinasi ... 48
4.4 Uji Hipotesis ... 49
4.4.1 Uji T ... 50
4.4.2 Uji F ... 51
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55
5.1 Kesimpulan ... 55
5.2 Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 58
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19
Tabel 3.1 Waktu Penelitian ... 25
Tabel 3.2 Pengukuran Variabel ... 29
Tabel 3.3 Prosedur Pemilihan Sampel ... 30
Tabel 3.4 Pengambilan Keputusan Autokorelasi ... 36
Tabel 4.1 Analisis Deskriptif ... 40
Tabel 4.2 Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov ... 43
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas ... 44
Tabel 4.4 Uji Durbin Watson ... 46
Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Data ... 47
Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasi dan Determinasi (R) ... 49
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik t ... 50
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman Lampiran 1 Daftar Perusahaan ... 60
Lampiran 2 Data Variabel Perusahaan ... 64
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS,
JENIS OPINI AUDIT, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP AUDIT
REPORT LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2009 – 2012
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan
profitabilitas, jenis opini audit, dan kualitas audit terhadap audit report lag pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 - 2012.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive
sampling yang dipilih berdasarkan kriteria dan diperoleh 34 perusahaan yang akan
menjadi objek penelitian. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan
laporan auditor independen yang dipublikasikan melalui website ww.idx.co.id.
Teknik analisis data dengan menggunakan program komputer SPSS versi 19.
Metode analisis yang dgunakan adalah analisis deskriptif dan regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial ukuran perusahaan
dan jenis opini audit tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Profitabilitas dan
Kualitas audit secara parsial memiliki pengaruh terhadap audit report lag. Secara
simultan ukuran perusahaan, profitabilitas, jenis opini audit, dan kualitas audit
berpengaruh terhadap audit report lag.
Kata Kunci: audit report lag, ukuran perusahaan, profitabilitas, jenis opini audit,
ABSTRACT
This study aims to analyze how effect firm size, profitability, kinds of audit opinion, and quality of KAP toward audit report lag in manufacture company in Bursa Efek Indonesia during the period of 2009 - 2012.
The sampling method that used is purposive sampling that selected based on criteria and the result are 34 firms as sample. Data that used in this research is financial statement and independent audit report from each company that
published on websit
19 computer program. The analysis method used is descriptive statistics and using double regression.
The result of this research shows that the firm size and kinds of audit opinion partially do not influence toward audit report lag. Profitability and quality of KAP have influence audit report lag. The result of this study shows that independent variables simultaneously influenced of dependent variable.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang
menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai
pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,
pemerintah, kreditor, dan lain-lain yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk menyampaikan
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan
telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal
(BAPEPAM).
Di Indonesia sejak 31 Juli 2006 dikeluarkan surat keputusan ketua Badan
Pegawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK), Nomor:
Kep-06/BL/2006 yang menyatakan bahwa laporan keuangan disertai dengan laporan
akuntan dengan pendapat lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM paling
lambat dalam waktu 90 hari atau akhir bulan ketiga setelah tahun buku berakhir.
Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) menginformasikan terdapat 52 emiten yang
pasal 102 dan diperjelas dalam PP.No.45/1995 Bab XII pasal 63, BAPEPAM-LK
mengenakan sanksi keterlambatan berupa denda sebesar Rp 1.000.000 per hari
dihitung sejak tanggal jatuh tempo yaitu pada akhir bulan ketiga setelah tanggal
laporan keuangan tahunan. Denda maksimal yang dikenakan untuk emiten yang
terlambat menyampaikan laporan hasil audit adalah Rp 500.000.000.
Dalam situasi perusahaan yang mengalami kerugian cenderung mengalami
proses pengauditan yang lebih lama, lain halnya untuk situasi perusahaan yang
mengalami keuntungan proses pengauditan cenderung lebih cepat (Rachmawati
2008). Dalam menjalani proses audit dibutuhkan waktu, bahkan jika perlu auditor
dapat memperpanjang masa audit agar informasi keuangan yang disampaikan
akurat, relevan, dan dapat diandalkan.
Laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik yang membuat
informasi laporan keuangan berguna bagi para pemakainya yaitu relevance,
reliable, comparability, dan consistency. Untuk mendapatkan informasi yang
relevan tersebut laporan keuangan juga harus tepat waktu dalam penyampaian
laporan keuangan yang dipublikasikan.
Ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor yang sangat
penting karena laporan keuangan yang diaudit adalah sumber yang paling dapat
diandalkan informasinya bagi investor (Leventis et al., 2005). Apabila laporan
keuangan tidak disajikan tepat waktu maka laporan keuangan tersebut akan
kehilangan nilai informasinya. Kehilangan nilai informasi terjadi akibat tidak
tersedia laporan keuangan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
publikasi laporan keuangan, maka semakin banyak keuntungan yang didapatkan
dari laporan keuangan tersebut (Yuliana dan Aloysia, 2004).
Penyampaian laporan keuangan ke publik yang terlambat dapat
dipengaruhi oleh jangka waktu pelaporan audit (audit report lag). Audit reportlag
adalah jangka waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan
yang diukur sejak tanggal tutup buku perusahaan sampai dengan tanggal yang
tertera pada laporan audit independen seperti yang dikemukakan oleh Halim
(2001). Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini
audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu
penyelesaian pekerjaan auditnya.
Keterlambatan publikasi laporan keuangan dapat menjadi indikasi
bahwasannya terdapat masalah dalam laporan keuangan perusahaan tersebut.
Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar
modal dan secara tidak langsung diartikan oleh investor sebagai sinyal yang buruk
bagi perusahaan. Oleh karena itu pentingnya publikasi laporan keuangan auditan
sangat bermanfaat bagi para pelaku bisnis di Pasar Modal. Rentang waktu
penyelesaian audit laporan keuangan yang dipublikasikan serta faktor-faktor yang
mempengaruhi Audit Report Lag menjadi objek yang signifikan untuk diteliti
lebih lanjut. Kali ini faktor-faktor yang akan diuji dalam penelitian ini adalah
ukuran perusahaan, profitabilitas, jenis opini audit dan kualitas audit. Faktor ini
dipilih karena terjadi adanya ketidak konsistenan dari hasil penelitian sebelumnya.
transaksi yang terjadi di dalamnya. Hal ini mengakibatkan semakin banyak jumlah
sampel yang harus diambil dan semakin luasnya prosedur audit yang dilakukan.
Lianto dan Kusuma (2010) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa ukuran
perusahaan tidak mempengaruhi Audit report lag. Kenaikan atau penurunan total
asset perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap audit report lag.
Opini audit merupakan tanggung jawab auditor dengan menilai dan
mengumpulkan bukti yang mendasari laporan keuangan. Opini audit juga
digunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan oleh pihak
pengguna laporan keuangan baik pihak eksternal maupun pihak internal.
Perusahan yang menerima opini selain unqualified opinion memiliki audit report
lag yang lebih lama dibandingkan yang menerima unqualified opinion. Haron et
al. (2006) berhasil menemukan bukti empiris bahwa perusahaan qualified opinion
berdampak pada audit report lag yang lebih lama.
Adanya tanggung jawab auditor yang besar mendorong auditor untuk
bekerja profesional. Standar Profesional Akuntan Publik merupakan standar yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Prosedur ini mengatur
perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan, pemahaman yang memadai atas
struktur pengendalian intern dan pengumpulan bukti – bukti yang kompeten
diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi
sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Aktivitas
pemenuhan dalam penyesuaian standar dan prosedur yang berlaku di Indonesia
membuat auditor membutuhkan waktu dalam penyelesaian audit. Jika auditor
mempengaruhi lamanya penyelesaian audit atau audit report lag yang semakin
panjang. Hal ini juga berdampak pada publikasi laporan keuangan perusahaan
yang mengakibatkan kualitas dari laporan keuangan akan semakin turun terutama
keandalan dan relevansi informasi.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009
sampai dengan 2012.
Penelitian ini merupakan penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti-peneliti sebelumnya yang telah meneliti variabel-variabel tersebut berpengaruh
terhadap audit report lag. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini
yaitu menggunakan tahun penelitian pada tahun 2009-2012, sampel yang
digunakan dalam penelitian ini perusahaan manufaktur yang listing di BEI.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka judul penelitian ini
“Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Jenis Opini Audit, dan
Kualitas Audit, Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar Di BEI Tahun 2009-2012”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian sebelumnya, peneliti
merumuskan masalah penelitian “Apakah ukuran perusahaan,
profitabilitas, jenis opini audit, dan kualitas audit berpengaruh terhadap
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris
apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, jenis opini audit, dan kualitas
audit berpengaruh terhadap audit report lag secara parsial dan simultan.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian ini, maka manfaat yang dapat diperoleh adalah
sebagai berikut :
1. Bagi Penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis
khususnya mengenai pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap
audit report lag.
2. Bagi Peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan referensi di dalam melakukan penelitian sejenis dan menambah
pengetahuan mengenai audit report lag dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
3. Bagi bidang Akademik, dapat memberi kontribusi pada perkembangan
teori akuntansi terutama yang berkaitan dengan penundaan publikasi
laporan keuangan (audit report lag).
4. Bagi profesi auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP)
Membantu dalm meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses audit,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1. Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Publik (PSAK, 2012 : Paragraf 7) Laporan
Keuangan adalah “laporan yang menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang ditunjukkan
untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan”
Menurut Mulyadi (2012) laporan keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aktiva) dan/atau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atas basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu
progress report. Laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil
dari kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan
kebiasaan-kebiasaan dalam akuntansi serta pendapat pribadi. Oleh sebab itu, di dalam
penyusunannya laporan keuangan memiliki karakteristik tersendiri.
Karakteristik kualitas laporan keuangan sebagaimana yang dinyatakan
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK: 2012) adalah:
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna
dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan
apabila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna, dengan
membantu mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan.
2. Dapat dipahami (consistency)
Kualitas penting informasi dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud ini,
pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang
aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari
informasi dengan ketekunan yang wajar.
3. Keandalan (reliable)
Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas
andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material,
dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur
(faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara
wajar diharapkan dapat disajikan.
4. Dapat dibandingkan (comparability)
Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan
perusahan antar periode untuk mengidentifikasikan kecendrungan (trend)
posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat
memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
Informasi keuangan yang nantinya akan dijadikan instrumen untuk
pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan
(stakeholders) merupakan tujuan utama dari perusahaan go public dalam
hal pelaporan keuangan (financial reporting).
2.1.2. Audit
a. Definisi Audit dan Standar Auditing
Definisi audit menurut Arens, et,al. (2008) “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”.
Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti
mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian
antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus
dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
Sedangkan definisi auditing menurut Agoes (2004 : 3) Auditing
adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen terhadap laporan keungan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangannya.
Menurut Mulyadi, (2012) menyatakan bahwa Ikatan Akuntan Indonesia
dalam Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 1 telah menetapkan masing –
masing standar auditing sebagai berikut :
a. Standar umum, yaitu:
1. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi,
dan sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat.
b. Standar pekerjaan lapangan, yaitu :
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika menggunakan
asisten dalam pelaksanaan audit harus disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian saat dilakukan.
3. Bukti audit dikatakan kompeten jika diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit.
c. Standar pelaporan, yaitu :
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan. Dibandingkan dengan penerapan
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat sesuatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi.
Dalam pelaksanaan auditing terdapat 3 kriteria fundamental yang harus
dipenuhi oleh seorang auditor yaitu :
1) Auditor harus memiliki independensi yang tinggi
2) Pendapat yang diungkapkan oleh auditor harus berdasarkan bukti – bukti
pendukung
3) Hasil pekerjaan auditor harus dipertanggung jawabkan dalam laporan keuangan
auditan
Kewajiban memenuhi standar profesi dan tanggung jawab atas opini audit
menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan audit atas laporan
keuangan. Hal ini memberikan dampak terhadap lamanya penyelesaian audit jika
auditor tidak memiliki kemampuan dan kecermatan. Hal ini juga menimbulkan
konsekuensi bagi auditor untuk dapat memenuhi tanggung jawab profesionalnya
dalam melaporkan laporan keuangan audit secara tepat waktu. Apabila auditor
dapat memenuhi tanggung jawabnya maka publikasi laporan keuangan kepada
masyarakat umum akan dapat terlaksana secara tepat waktu. Oleh karena itu
apabila penyelesaian audit dapat cepat dilakukan maka informasi yang akan
diberikan bagi stakeholder akan lebih cepat penyampaiannya.
Pengertian audit report lag menurut Halim (2001) adalah “rentang waktu
penyelesaian audit laporan keuangan tahunan yaitu sejak tanggal tutup buku
perusahaan sampai dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor independen.”
Audit report lag adalah jangka waktu antara tanggal tahun buku perusahaan
berakhir sampai dengan tanggal laporan audit (Petronila : 2007). Audit report lag
dapat mempengaruhi ketepatan informasi yang dipublikasikan, sehingga akan
berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian keputusan yang berdasarkan
informasi yang dipublikasikan.
Salah satu faktor untuk menghindari lamanya audit report lag, adalah
menyediakan informasi yang handal dan relevan bagi stakeholder. Menurut Ikatan
Akuntan Indonesia (2012) menyatakan bahwa informasi mungkin relevan tetapi
jika tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial
dapat menyesatkan. Hal ini dapat disimpulkan informasi andal dan relavan saling
berkesinambungan, sehingga dalam mencapai informasi yang relevan dan andal
maka pentingnya fokus pada penyampaian publikasi laporan keuangan secara
tepat waktu.
Ketentuan di Indonesia sejak 31 Juli 2006 dikeluarkan surat keputusan
ketua Badan Pegawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK),
Nomor: Kep-06/BL/2006 yang menyatakan bahwa laporan keuangan disertai
dengan laporan akuntan dengan pendapat lazim harus disampaikan kepada
BAPEPAM paling lambat dalam waktu 90 hari atau akhir bulan ketiga setelah
tahun buku berakhir. Berdasarkan ketentuan UU R.I No.8/1995 Bab XIV pasal
mengenakan sanksi keterlambatan berupa denda sebesar Rp 1.000.000 per hari
dihitung sejak tanggal jatuh tempo yaitu pada akhir bulan ketiga setelah tanggal
laporan keuangan tahunan. Denda maksimal yang dikenakan untuk emiten yang
terlambat menyampaikan laporan hasil audit adalah Rp 500.000.000.
2.1.3.1 Jenis Audit Report Lag
Menurut Dyer dan McHugh (1975) menyebutkan bahwa ketepatan waktu
pelaporan keuangan merupakan elemen pokok bagi catatan laporan keuangan
yang memadai. Ketepatan waktu diimplikasikan jangka waktu dalam menyajikan
laporan keuangan untuk memberikan informasi perubahan – perubahan yang
kemungkinan dapat berpengaruh terhadap informasi yang digunakan stakeholder
dalam pengambilan keputusannya. Hal ini disimpulkan bahwa stakeholder tidak
hanya membutuhkan informasi laporan keuangan yang relevan dan andal.
Stakeholder juga membutuhkan informasi yang update yang dapat mempengaruhi
perubahan keputusan stakeholder.
Menurut Dyer dan McHugh (1975) menyatakan bahwa keterlambatan
(lag) dibagi menjadi tiga bagian yaitu
1) Preliminary lag, merupakan interval waktu antara tanggal berakhirnya
tahun buku sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan pendahuluan
oleh pasar modal.
2) Auditor’s signature lag, merupakan interval waktu antara tanggal
3) Total lag merupakan, interval waktu antara tanggal berakhirnya tahun
buku sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan publikasi auditan oleh
pasar modal.
2.1.4. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap audit report lag. Besar kecilnya ukuran perusahaan juga dipengaruhi
oleh kompleksitas operasional, variabel dan intensitas transaksi perusahaan.
Semakin besar nilai aktiva perusahaan maka akan semakin pendek audit report
lag dan sebaliknya. Keputusan ketua Bapepam No. Kep. 11/PM/1997
menyebutkan perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan)
adalah badan hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar,
sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas
seratus milyar. Perusahaan besar cenderung lebih cepat menyelesaikan proses
auditnya. Pada umumnya perusahaan besar dimonitor oleh investor, pengawas
permodalan dan pemerintah sehingga terdapat kecenderungan mengurangi audit
report lag. Perusahaan besar juga telah memiliki sistem pengendalian intern yang
memadai sehingga memudahkan proses audit.
2.1.7 Profitabilitas
Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan, sehingga dapat dikatakan bahwa profit merupakan
berita baik. Dengan demikian perusahaan yang mampu menghasilkan profit akan
cenderung lebih tepat waktu dalam pelaporan keuangannya dibandingkan
perusahaan yang mengalami kerugian. Perusahaan yang mampu menghasilkan
profit akan cenderung mengalami audit report lag yang lebih pendek, sehingga
good news tersebut dapat segera disampaikan kepada para investor dan
pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
Sebagai dasar pemikiran bahwa tingkat keuntungan dipakai sebagai salah
satu cara untuk menilai keberhasilan efektivitas perusahaan, tentu saja berkaitan
dengan hasil akhir berbagai kebijakan dan keputusan perusahaan yang telah
dilaksanakan oleh perusahaan dalam periode berjalan. Perusahaan yang profit
memiliki insentif untuk menginformasikan ke publik kinerja unggul mereka
dengan mengeluarkan laporan tahunan secara cepat.
Penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2008) menyatakan bahwa
perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang lebih tinggi membutuhkan
waktu dalam pengauditan laporan keuangan lebih cepat dikarenakan keharusan
untuk menyampaikan kabar baik secepatnya kepada publik. Mereka juga
memberikan alasan bahwa auditor yang menghadapi perusahaan yang mengalami
kerugian memiliki respon yang cenderung berhati-hati dalam melakukan proses
pengauditan.
2.1.5. Jenis Opini Audit
pemakai informasi mengenai apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang
diperolehnya. Dari sudut pandang pemakai, laporan dianggap sebagai produk
utama dari proses atestasi. SPAP mengharuskan dibuatnya laporan setiap kali
kantor akuntan publik dikaitkan dengan laporan keuangan. Keterkaitan ini tidak
selalu berupa audit laporan keuangan, tetapi dapat pula hanya berupa bantuan
untuk menyusun laporan keuangan.
Menurut Arens dan Loebbecke (2008: 36) terdapat 5 jenis opini udit yang
dapat diberikan auditor atas laporan keuangan auditnya, yaitu
1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
Auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian (unqualified
opinion), jika menyimpulkan bahwa laporan keuangan telah disajikan
secara wajar.
2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas
Auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
penjelasan (unqualified opinion with explanatory paragraph) dalam
laporan auditnya karena audit yang dilakukannya telah memenuhi kriteria
suatu proses audit yang lengkap dengan hasil–hasil yang memuaskan dan
laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Tetapi auditor merasa perlu
untuk memberikan sejumlah informasi tambahan dalam laporan auditnya.
3. Wajar dengan Pengecualian (WDP)
Auditor memberikan kesimpulan bahwa laporan keuangan disajikan wajar
dengan pengecualian (qualified opinion) untuk pos–pos tertentu yang
wajar dengan pengecualian, auditor harus menggunakan istilah “kecuali
untuk” dalam paragraf pendapat.
4. Tidak Wajar
Auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara
wajar (adverse opinion). Pendapat tidak wajar hanya diberikan jika auditor
merasa yakin bahwa secara keseluruhan laporan keuangan yang disajikan
memuat salah saji yang sangat material atau menyesatkan dan tidak
menyajikan secara wajar posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan
sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum.
5. Tidak Memberikan Pendapat
Disclaimer opinion atau opini tidak memberikan pendapat diberikan oleh
auditor jika auditor tidak dapat menyimpulkan apakah laporan keuangan
yang memuat salah saji sangat material telah disajikan secara wajar atau
tidak. Pernyataan tidak memberikan pendapat dilakukan auditor jika
auditor tidak berhasil meyakinkan dirinya bahwa keseluruhan laporan
keuangan telah disajikan secara wajar dan timbul karena banyak
pembatasan lingkup audit atau hubungan yang tidak independen antara
auditor dengan klien menurut kode etik profesional.
2.1.6 Kualitas Audit
Menurut Jensen dan Meckling (1976) pengauditan merupakan suatu roses
mengurangi kekeliruan terhadap sistem akuntansi. Oleh karena itu kualitas audit
merupakan faktor utama yang mendapatkan perhatian khususnya dalam proses
audit.
Definisi kualitas audit menurut De Angelo (1981) lebih menekankan pada
kebebasan auditor. Auditor ukuran besar lebih besar bertindak daripada ukuran
kecil. Kualitas audit merupakan suatu kemungkinan auditor akan menemukan dan
melaporkan kesalahan yang ditemukannnya, dan kebebasan dianggap dapat
dikompromikan apabila auditor tidak melaporkan kesalahan tersebut. Kualitas
audit menjelaskan bagaimana mendeteksi dalam menemukan kekeliruan yang
bersifat material baik itu karena kecuarangan maupun ketidaktelitian dalam
laporan keuangan. Kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan informasi
laporan keuangan yang sedikit kekeliruan. Hal ini disebabkan auditor memiliki
kemampuan dan ketelitian saat proses audit atas laporan keuangan.
Menurut De Angelo (1981) ukuran perusahaan audit berhubungan positif
dengan kualitas audit. Banyak penelitian mengenai kualitas audit mengindikasikan
2.2 Tinjauan penelitian Terdahulu
Berikut adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan audit report lag
[image:31.595.113.514.249.748.2]yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Variabel Hasil Penelitian
1 Lianto dan Kusuma
2012
Independen:
Profitabilitas Perusahaan, Solvabilitas Perusahaan, Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Jenis Industri Dependen:
Audit Report Lag
Profitabilitas, Solvabilitas, dan Umur Perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag.
Ukuran Perusahaan dan jenis industri tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
2 Petronila 2007
Independen:
Skala Perusahaan,
Profitabilitas, Umur
Perusahaan, Opini Auditor Dependen:
Audit Report Lag
Skala perusahaan, opini auditor, profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Audit Report Lag
Umur Perusahaan
berpengaruh terhadap Audit Report Lag
3 Regina 2013
Independen
Ukuran KAP, Jenis Opini Audit, Profitabilitas Perusahaan, dan Umur Perusahaan
Dependen
Audit Report Lag
Profitabilitas Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, dan Opini Audit tidak berpengaruh terhadap
audit report lag
Ukuran KAP dan Solvabilitas berpengaruh terhadap audit report lag
4 Dewi Lestari (2010)
Independen: Ukuran Perusahaan, opini auditor, kualitas auditor,
profitabilitas, dan solvabilitas
2. 3 Kerangka Konseptual
Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aset yang dimiliki perusahaan.
Hal yang mendasari hubungan antara ukuran perusahaan dengan audit report lag
adalah perusahaan besar akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat
dibandingkan perusahaan kecil, hal ini disebabkan manajemen perusahaan yang
berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit report lag
dikarenakan perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas
permodalan, dan pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap
informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Oleh karena itu,
perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih
tinggi untuk mengumumkan audit lebih awal. Disamping itu perusahaan besar
pada umumnya memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik jika
dibandingkan dengan perusahaan kecil sehingga memudahkan auditor
menyelesaikan pekerjaannya.
Tingkat profitabilitas yang lebih rendah akan memacu kemunduran
publikasi laporan keuangan auditan. Sama seperti hasil dari penelitian Ashton et
al. (1984) yang menyatakan bahwa perusahaan publik yang mengumumkan
tingkat Profitabilitas yang rendah cenderung mengalami penerbitan laporan
keuangan auditan dari auditor yang lebih panjang. Dalam penelitian yang
dihasilkan Lianto dan Kusuma (2010) menyatakan bahwa perusahaan yang
melaporkan kerugian mungkin akan meminta auditor untuk mengatur waktu
auditnya lebih lama dibandingkan biasanya. Sebaliknya, jika perusahaan
auditan dapat diselesaikan secepatnya sehingga good news tersebut segera dapat
disampaikan kepada para investor dan pihak yang berkepentingan lainnya. Hasil
penelitian Lianto dan Kusuma (2010) menunjukkan bahwa Profitabilitas
berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil ini konsisten dengan penelitian
Petronila (2007) menemukan bahwa Profitabilitas berpengaruh terhadap audit
report lag. Berbeda dengan hasil penelitian Lestari (2010) dan Regina (2013)
yang konsisten menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh profitabilitas terhadap
audit report lag.
Opini audit merupakan pendapat yang dikemukakan oleh auditor
independen dalam laporan audit sebagai media formal yang digunakan dalam
mengkomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas
laporan keuangan yang diaudit. Opini audit dilihat dari apakah merupakan
unqualified atau selain unqualified. Audit report lag yang lebih panjang dialami
oleh perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion. Hal ini
dikarenakan, proses pemberian pendapat tersebut melibatkan negosiasi dengan
klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis, dan
perluasan lingkup audit. Lain halnya dengan perusahaan yang menerima pendapat
unqualified opinion, perusahaan tersebut akan melaporkan pendapat tepat waktu
karena merupakan berita baik. Dalam hal ini, opini audit yang baik (unqualified
opinion) harus mengemukakan bahwa laporan keuangan telah diaudit sesuai
dengan ketentuan Standar Akuntansi Keuangan dan tidak ada penyimpangan
Berdasarkan landasan teori diatas, maka kerangka konseptual yang
digunakan untuk menggambarkan hubungan antara variabel dependen dan
[image:34.595.124.499.222.404.2]variabel independen dijelaskan dalam bentuk gambar sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang didefinisikan dengan baik mengenai
karakteristik populasi (Rochaety dkk, 2007 : 104). Sedangkan Menurut Sugiyono
(2006 : 51) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah,
oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan
sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban
yang empiris.
Ukuran Perusahaan (X1)
Jenis Opini Audit (X2)
Kualitas Audit (X3)
Audit Report Lag
(Y)
Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan teoritis, tinjauan penelitian
terdahulu, dan kerangka konseptual sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini
adalah terdapat pengaruh ukuran perusahaan, profitbilitas, jenis opini audit,
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif deskriptif yang
merupakan penekanan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel
penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.
Tujuan dalam penelitian ini adalah pengujian hipotesis dan menjelaskan hubungan
variabel-variabel yang diteliti yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, jenis opini
audit, dan kualitas audit sebagai variabel independen dan variabel dependennya
audit report lag.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dengan cara mempelajari catatan-catatan atau
dokumen-dokumen perusahaan sesuai dengan data yang diperlukan. Data yang
digunakan adalah data sekunder yang didapat dari www.idx.co.id .
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
No .
Kegiatan Mei Juli Agustus Septem
ber
Oktober Nopember
1 Pengajuan Judul
2 Penyetujuan Proposal
3 Penyelesaian Proposal
4 Seminar Proposal
5 Penulisan Skripsi
6 Penyelesain Skripsi
7 Ujian
Komprehensif
3.2 Batasan Operasional
Penulis memberi batasan penelitian agar tujuan penelitian ini dapat
tercapai:
1. Faktor-faktor yang diteliti yang diperkirakan dapat mempengaruhi jangka
waktu pelaporan keuangan (audit report lag) adalah, ukuran perusahaan (total
assets), profitabilitas, jenis opini audit dan kualitas audit.
2. Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2012, dan
melaporkan laporan keuangan selama periode tersebut.
3. Periode penelitian yang diamati adalah tahun 2009 sampai dengan tahun
3.3 Definisi Operasional
Menurut Indriantoro (2002:89) Definisi operasionalisasi menjelaskan cara
tertentu yang digunakan dalam suatu penelitian dalam mengoperasionalisasikan
construct, sehingga memungkinkan penelitian lain untuk melakukan replikasi
pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran
construct yang lebih baik.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel lain. Variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan adalah suatu skala dimana dapat
diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara.
Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan dihitung dengan
menggunakan total asset yang dimiliki perusahaan atau total aktiva
perusahaan klien yang tercantum pada laporan keuangan perusahaan
akhir periode yang telah diaudit menggunakan log size. Pengukuran
terhadap ukuran perusahaan diproksikan dengan nilai logaritma natural
dengan tujuan untuk menghaluskan besarnya angka dan menyamakan
ukuran saat regresi.
b. Profitabilitas
Profitabilitas adalah tingkat kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu selama satu
tahun yang terdapat dalam laporan keuangan. Indikator yang
digunakan untuk mengetahui tingkat profitabilitas suatu perusahaan
dalam penelitian ini adalah return on asset (ROA), yaitu rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih
berdasarkan tingkat aset tertentu.
ROA = Laba Bersih Total Asset
× 100%
c. Jenis Opini Audit
Opini Auditor adalah pendapat yang diberikan oleh auditor
independen atas laporan keuangan yang disajikan oleh suatu
perusahaan. Opini Auditor dalam penelitian ini diukur dengan melihat
jenis opini yang diberikan oleh auditor independen terhadap laporan
keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2009-2012.
Dalam penelitian ini pendapat auditor dibedakan menjadi dua
kelompok dummy yaitu perusahaan yang menerima pendapat
unqualified opinion diberi kode 1 dan perusahaan yang menerima
pendapat selain unqualified opinion diberi kode 0.
d. Kualitas Audit
bermitra dengan the big four dan KAP non big four. Variabel ini
diukur dengan menggunakan variabel dummy dimana angka 1
diberikan jika auditor yang mengaudit merupakan auditor dari KAP
bermitra dengan the big four dan 0 jika ternyata perusahaan diaudit
oleh KAP non big four.
Adapun KAP bermitra dengan the big four yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1) Price Water House Coopers (PWC), dengan partnernya di Indonesia
Haryanto Sahari dan Rekan.
2) Deloitte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di Indonesia Osman
Ramli Satrio dan Rekan.
3) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) International, dengan
partnernya di Indonesia yaitu Siddharta dan Harsono.
4) Ernst and Young (EY), dengan partnernya di Indonesia Purwantono,
Sarwoko, dan Sandjaja.
2. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dijelaskan
atau yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah audit report lag, dimana variabel dependen
disimbolkan dengan “Y”. Dalam hal ini audit report lag dihitung dari lama
waktu peyelesaian audit mulai dari tanggal penutupan tahun buku hingga
laporan auditor independen atas laporan keuangan. Pengukuran terhadap
dengan nilai logaritma natural dengan tujuan untuk menghaluskan
besarnya angka dan menyamakan ukuran saat regresi.
Audit report lag = tanggal laporan keuangan auditan – tanggal laporan
keuangan perusahaan
[image:41.595.98.524.330.761.2]3.4 Skala Pengukuran Variabel
Tabel 3.2
Pengukuran Variabel
Variabel yang Diukur
Definisi Indikator Skala Instrumen
Variabel dependen :
Audit Report Lag
rentang waktu
penyelesaian audit laporan keuangan tahunan sejak tanggal tutup buku perusahaan sampai dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor independen.
tanggal laporan keuangan auditan – tanggal laporan keuangan
perusahaan.
Rasio Tanggal
laporan keuangan auditan Variabel Independen : Ukuran Perusahaan Besar kecilnya perusahaan
ln (total aktiva)
Rasio LK
Profitabilitas tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu
Laba bersih Total Asset
x 100%
Rasio ROA
(return on assets)
Jenis Opini audit
Unqualified opinion / selain
Unqualified Opinion
Variabel dummy : Perusahaan yang menerima pendapat
unqualified opinion
diberi kode 1 dan perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified
Kualitas audit KAP Big Four /
Non-Big Four
Variabel Dummy: Perusahaan yang menggunakan jasa
KAP the big four
diberi kode 1 dan yang tidak diberi kode 0
Nominal LK
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan
sampel menggunakan purposive sampling yang dipilih berdasarkan kriteria.
Berdasarkan kriteria yang ditentukan dalam penelitian ini maka sampel
diperoleh 34 perusahaan dari 138 perusahaan yang terdaftar di BEI dari tahun
2009-2012 sehingga jumlah pengamatan dalam penelitian ini adalah 136
[image:42.595.99.524.112.212.2]pengamatan. Berikut adalah tabel prosedur pemilihan sampel perusahan.
Tabel 4.1
Prosedur Pemilihan Sampel
No. Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah Sampel
Pertahun
Total Sampel 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
secara konsisten pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 dan tidak di delisting di BEI.
121 484
2. Perusahaan yang tidak menyampaikan laporan keuangan yang lengkap dari tahun 2009 sampai dengan 2012 di BEI.
(44) (176)
3. Perusahaan yang tidak memiliki periode akhir tahun buku per 31 Desember.
(24) (96)
4. Perusahaan yang tidak mempunyai aset lebih dari 500M.
(15) (60)
5. Perusahaan yang tidak memiliki laporan auditor independen dalam laporan keuangan pada tahun 2009 sampai dengan 2012.
(4) (16)
Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel
3.6 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data dokumenter, sedangkan sumber
data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data-data tersebut diperoleh secara
tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini adalah laporan keuangan auditan perusahaan dari
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi, yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara mempelajari
catatan-catatan atau dokumen-dokumen perusahaan sesuai dengan data yang
diperlukan.
3.8 Teknik Analisis
Keseluruhan data yang terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat
memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam
menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS. Metode analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik.
3.8.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi),
3.8.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa sampel yang
diteliti terbebas dari ganggu an normalitas, multikolonieritas,
heteroskedastisitas, dan autokorelasi.
3.8.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual dapat terdistribusi
secara normal. Model regresi yang baik memiliki distribusi data
yang normal atau mendekati normal (Ghozali, 2006). Beberapa
cara untuk mengetahui apakah residual terdistribusi secara normal
atau tidak yaitu dengan menggunakan analisis grafik dan uji
statistik Kolmogorov-Smirnov Test.
1. Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normal residual adalah
dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Metode lain
yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal probability
plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi
normal. Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data
adalah (Ghozali, 2013) :
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak
menunjukkan pola distribusi normal.
2. Analisis Statistik Kolmogorov-Smirnov Test
Untuk mendeteksi normalitas data, dapat pula dilakukan melalui
analisis statistik Kolmogorov-Smirnov Test (K-S). Uji K-S
dilakukan dengan membuat hipotesis :
H0 = Data residual terdistribusi normal.
H1 = Data residua l tidak terdistribusi normal.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai
berikut :
a. Apabila tabel Kolmogorov-smirnov nilai signifikansinya lebih
dari 5% (>0,05) maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
b. Apabila tabel Kolmogorov-smirnov signifikansinya kurang dari
5% (<0,05) maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
3.8.2.2. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2006) uji multikolinieritas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya
korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam
model regresi dapat dilihat dari Tolerance Value atau Variance
Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan variabel
independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. tolerance mengukur variabilitas variable independen yang
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang
tinggi. Nilai cut-off yang umum adalah:
1. Jika nilai tolerance >10% dan nilai VIF < 10%, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variable
independen dalam model regresi.
2. Jika nilai tolerance < 10% dan nilai VIF >10%, maka dapat
disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen
dalam model regresi.
3.8.2.3. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya. Apabila model penelitian
menggunaan pengujian BLUE maka semua residual atas error
memiliki varian yang sama atau dapat dikatakan sebagai
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
penentuan adanya heterokedastisitas model regresi yang baik
apabila regresi yang tidak terjadi heterokedastisitas, dimana
titik-titik dalam gambar scatterplot menyebar dan tidak membentuk
pola tertentu yang jelas.Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heterokedastisitas dilakukan dengan melihat grafik scatterplot
antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan
residualnya SRESID. Sumbu Y menjadi sumbu yang telah
diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y
sesungguhnya) yang telah di studentized. Deteksi ada tidaknya
heterokedastisitas dapat dilakukan sebagai berikut (Ghozali, 2006):
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur, mengidentifikasikan telah terjadi
heterokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas. Jika variabel independen signifikan secara
statistik mempengaruhi variable dependen, maka ada indikasi
heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak ada satu pun variabel
independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variable
dependen, maka dapat disimpukan model regresi tidak
3.8.2.4. Uji Autokorelasi
Gejala autokorelasi sering ditemukan pada data time series.
Autokorelasi merupakan gejala yang terjadi karena antar observasi
dari satu variabel atau objek yang sama, dengan rentang waktu yang
sama sehingga terjadi hubungan dari waktu kewaktu lain. Dalam
penelitian ini menggunakan pengujian Durbin-Watson (DW).
3.8.3. Pengujian Hipotesis
Menurut Sugiyono (2006:250) analisis regresi ganda digunakan
untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen,
jika dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor
dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Model analisis ini dipilih karena
penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel bebas yang berpengaruh
terhadap variabel tidak bebas.
Persamaan regresi linear berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan :
Y = Audit report lag
X1 = Ukuran perusahaan
X2 = Jenis Opini Audit
X3 = Kualitas Audit
b = Koefisien regresi
a = Konstanta
3.8.3.1 Uji Regresi Parsial (Uji Statistik t)
Pengujian hipotesis untuk masing-masing variabel Ukuran
Perusahaan, Jenis Opini Audit, dan Kualitas Audit terhadap Jangka
waktu pelaporan keuangan (Audit Report Lag) menggunakan uji
regresi parsial (uji t). Uji regresi parsial merupakan pengujian yang
dilakukan terhadap variabel dependen atau variabel terikat (Imam
Ghozali, 2005). Adapun mengenai hipotesis-hipotesis yang
dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
H0 Jika prob < 0.05 atau t hitung > t tabel maka variabel X secara
individu (Parsial) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel Y.
H1 Jika prob. > 0.05 atau t hitung < t tabel maka variabel X secara
individu (Parsial) tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel Y.
3.8.3.2 Uji Hipotesis Analisis Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk menguji apakah model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Hipotesis akan
diuji dengan menggunakan tingkat signifikansi (a) sebesar 5% atau
0.05. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis akan didasarkan
regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel independen.
Jika nilai probabilitas signifikansi > 0.05, maka hipotesis ditolak.
Hal ini berarti model regresi tidak dapat digunakan untuk
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Di dalam bab ini disajikan analisis terhadap data yang telah diperoleh
selama pelaksanaan penelitian. Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan
regresi linier berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan
menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan
pengujian menggunakan regresi linear berganda. Pengujian asumsi klasik, regresi
linear berganda digunakan dengan menggunakan software SPSS versi 19.
Penelitian dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program
SPSS tersebut dan menghasilkan output sesuai metode analisis data yang telah
ditentukan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI. Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada
tahun 2009 hingga tahun 2012 adalah sebanyak 138 perusahaan. Keseluruhan data
tersebut kemudian diambil sesuai kriteria yang telah dipilih berdasarkan metode
purposive sampling sehingga data yang terkumpul sebanyak 36 perusahaan.
Berdasarkan 36 perusahaan manufaktur tersebut, kemudian dilakukan
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari www.idx.co.id berupa data keuangan perusahaan manufaktur dari
tahun 2009-2012 yang dijabarkan dalam bentuk statistik. Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan (total asset), profitabilitas, jenis
opini audit, dan kualitas audit sebagai variabel independen dan audit report lag
sebagai variabel dependennya. Statistik deskriptif dari variabel tersebut
merupakan perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di BEI selama 2009
[image:52.595.128.494.432.596.2]-2012 disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.1 Analisis Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
ASSET 136 11 20 14.88 1.736
ROA 136 0 42 9.78 9.484
JO 136 0 1 .56 .498
KA 136 0 1 .65 .480
ARL 136 31 149 75.76 17.039
Valid N (listwise)
136
Berikut ini adalah perincian deskriptif dari data yang telah diolah:
1. Variabel ukuran perusahaan (total assets) memiliki nilai minimum 11, nilai
maksimum 20 dan rata-rata 14.88 dengan jumlah pengamatan 136.
2. Variabel Profitbilitas (ROA) memiliki nilai minimum 0, nilai maksimum 42
3. Variabel jenis opini audit memiliki nilai minimum 0, nilai maksimum 1 dan
rata-rata 0.56 dengan jumlah pengamatan 136.
4. Variabel kualitas audit memiliki nilai minimum 0, nilai mksimum 1 dan
rata-rata 0.65 dengan jumlah pengamatan 136.
5. Variabel audit report lag memiliki nilai minimum 31, nilai maksimum 149 dan
rata-rata 75.76 dengan jumlah pengamatan 136.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas
1. Grafik Histogram dan P-P Plot
Pengujian menggunakan grafik histogram dengan kriteria pola
distribusi yang tidak menceng ke kiri dan kekanan maka dapat dinyatakan
bahwa distribusi data berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
Pengujian normalitas menggunakan P-P Plot dengan kriteria, apabila
titik-titik pada P-P Plot berada pada garis lurus, maka dapat dinyatakan bahwa
[image:53.595.153.452.592.750.2]distribusi data berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
Berdasarkan hasil histogram dan diagram P-P Plot diatas dapat
diketahui bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang normal
dan titik-titik menyebar di sekitar garis lurus, seperti tampak pada gambar
p-plot di atas. Hal ini berarti bahwa data penelitian ini telah diambil dari
populasi yang terdistribusi normal.
2. Analisis Statistik
Untuk mendeteksi normalitas data, dapat pula dilakukan melalui
analisis statistik Kolmogorov-Smirnov Test (K-S). Uji K-S dilakukan
dengan membuat hipotesis :
H0 = Data residual terdistribusi normal.
H1 = Data residual tidak terdistribusi normal.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut:
a. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik ditolak,
b. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan secara statistik
[image:55.595.150.473.207.380.2]maka H0 diterima, yang berarti data terdistribusi normal.
Tabel 4.2 Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 136
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 16.20231005
Most Extreme Differences
Absolute .107
Positive .107
Negative -.105
Kolmogorov-Smirnov Z 1.250
Asymp. Sig. (2-tailed) .088
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari hasil pengolahan data tersebut, besar nilai Kolmogorov-Smirnov
adalah 1,250 dengan nilai signifikansi 0,088 maka disimpulkan data
terdistribusi secara normal karena nilai signifikansi diatas 0,05 atau 5%
yang menunjukkan Ho diterima. Hal ini sejalan dengan hasil yang
didapatkan dari uji grafik normal diagram dan plot data.
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk membuktikan apakah ubahan
atau variabel bebas pada penelitian ini dapat diasumsikan tidak saling
berintervensi ketika dibuat pemodelan dengan variabel terikat. Kriteria dinyatakan
1. Jika nilai tolerance >10% dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
2. Jika nilai tolerance < 10% dan nilai VIF > 10, maka dapa disimpulkan bahwa
ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
[image:56.595.118.566.304.470.2]Pengujian multikoleniaritas dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 74.005 13.086 5.655 .000
ASSET .704 .912 .072 .773 .441 .800 1.250
ROA -.331 .156 -.184 -2.125 .035 .916 1.092
JO -.577 2.899 -.017 -.199 .843 .960 1.042
KA -7.962 3.484 -.224 -2.286 .024 .718 1.393
a. Dependent Variable: ARL
Pada tabel hasil uji multikolinearitas di atas, diperoleh harga VIF tidak
ada yang melebihi dari nilai 10 dan Tolerance > 10%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat masalah multikolinieritas
antar variabel independen dalam model regresi.
4.2.2.3 Uji Heterokedasitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah residu pada
model regresi bersifat heterogen atau homogen. Apabila bersifat heterogen, akan
menyebabkan model regresi tidak mampu meramalkan dengan akurat, karena
tidaknya problem heteroskedastisitas digunakan scatter plot. Kriterianya adalah
apabila titik-titik pada scatter plot atau diagram pencar tidak membentuk pola
tertentu, maka dapat dinyatakan bahwa model regresi tidak terkendala
[image:57.595.122.508.272.473.2]heteroskedastisitas.
Gambar 4.2 Hasil Uji Scatter Plot
Berdasarkan grafik scatter plot diatas dapat disimpulkan bahwa model
regresi tidak terkendala heteroskedastisitas, karena dari output di atas dapat
diketahui bahwa titik-titik tidak membentuk pola yang jelas, dan titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Masalah autokorelasi biasanya terjadi ketika penelitian memiliki data
yang terkait dengan unsur waktu (times series). Data pada penelitian ini memiliki
Autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Kriteria yang
digunakan sebagai dasar pengambilan kesimpulnya adalah
1. Jika D-W di bawah -2, maka terdapat autokorelasi.
2. Jika D-W diantara -2 sampai +2 maka tidak ada autokorelasi.
[image:58.595.131.496.291.388.2]3. Jika D-W di atas 2, maka ada autokorelasi negatif.
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .309a .096 .068 16.448 1.121
a. Predictors: (Constant), KA, JO, ROA, ASSET b. Dependent Variable: ARL
Dari tabe