PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN
RASIO HUTANG (LEVERAGE) TERHADAP
PERUBAHAN LABA
(Studi Kasus Pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009)
The Influence Of Inventory Turnover And
Leverage Ratio To income changes
(Case Study In PT Aqua Golden Missisippi Tbk Year 2003-2009)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Jenjang S1 Pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia
Disusun Oleh :
Nama : Hary Budy Purwanto NIM : 21207039
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
ABSTRAK
Hary Budy Purwanto “Pengaruh Perputaran Persediaan dan Rasio Hutang
(Leverage) Terhadap Perubahan Laba (Studi Kasus Pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009)”, dibawah bimbingan Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra. SE., M.Si
Fenomena yang terjadi dalam penelitian ini adalah adanya perputaran persediaan yang tidak terkontrol dengan baik, serta rasio hutang (leverage) yang kurang stabil merupakan penyebab perolehan laba yang cenderung menurun pada Tahun 2003 - 2009. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui: (1) Perkembangan perputaran persediaan, rasio hutang dan perubahan laba, (2) Pengaruh perputaran persediaan, rasio hutang terhadap perubahan laba pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009 secara parsial.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan asumsi klasik seperti: uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, analisis regresi linier berganda, analisis korelasi, koefisiensi determinasi, secara parsial. Pengujian hipotesisnya menggunakan uji t untuk menguji secara parsial dengan tingkat signifikansi 5% dengan menggunakan bantuan program SPSS 18 for windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan kondisi perkembangan perputaran persediaan pada PT. Aqua Golden Missisippi Tbk pada Tahun 2003-2009 mengalami fluktuasi cenderung naik. Kondisi perkembangan rasio hutang pada PT. Aqua Golden Missisippi Tbk pada Tahun 2003-2009 mengalami fluktuasi cenderung turun. Kondisi perkembangan perubahan laba pada PT. Aqua Golden Missisippi Tbk pada Tahun 2003-2009 mengalami fluktuasi cenderung naik. Kesimpulan dari hasil analisis statistik tersebut adalah perputaran persediaan dan rasio hutang berpengaruh tidak signifikan terhadap perubahan laba.
ABSTRACT
Hary Budy Purwanto "The Influence Of Inventory Turnover and Leverage Ratio To Income Changes (Case Study in PT Aqua Golden Mississippi Tbk Year 2003-2009)", under supervision by Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra. SE., M. Si
Phenomena occurring in this research is the inventory turnover is not well controlled, as well as the debt ratio (leverage) the less stable is the cause of the declining profitability in the year 2003 to 2009. The purpose of this research is to determine: (1) The development of inventory turnover, ratio leverage and changes income, (2) Effect of inventory turnover, ratio leverage to changes income in PT Aqua Golden Mississippi Tbk years 2003-2009 eitherpartially.
The research method used is descriptive method with qualitative approaches. The test statistic used is the calculation of the classical assumptions such as normality test, test multicollinearity, heteroskedastisitas test, autocorrelation test, multiple linear regression analysis, correlation analysis, coefficient of determination, partially. Testing the hypothesis using a t test to test the partial significance level of 5% by using SPSS 18 for windows.
The results of this study indicate the condition of the development of inventory turnover in PT. Aqua Golden Mississippi Tbk the Year 2003-2009 fluctuated tend to rise. Condition developments ratio leverage in PT. Aqua Golden Mississippi Tbk the Year 2003-2009 fluctuated tends to fall. Conditions developmental changes income in PT. Aqua Golden Mississippi Tbk the Year 2003-2009 fluctuated tend to rise. The conclusion from the results of statistical analysis are inventory turnover and ratio leverage effect is not significant to changes income.
vii
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat kepada Alloh SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, karena berkat rahmat, hidayah dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi serta berkat dari dorongan do’a
dan restu keluarga. Berkat rahmat dan kebesaran-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang judul “PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN
DAN RASIO HUTANG (LEVERAGE) TERHADAP PERUBAHAN LABA
(STUDI KASUS PADAPT AQUA GOLDEN MISSISIPPI TBK TAHUN 2003
-2009)”. Sebagai salah satu syarat untuk menempuh jenjang sarjana S1, Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Komputer Indonesia.
Dalam penyusunan skripsi ini, banyak masukan dan dukungan dari berbagai
pihak terutama pembimbing yaitu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si.,
selaku dosen pembimbing dalam menyusun skripsi ini, dan tak lupa penulis
mengucapkan terima kasih atas bimbingan serta nasihat yang diberikan selama
proses bimbingan hingga selesainya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih banyak
terdapat kekurangan. Hal ini disebabkan karena pengetahuan dan pengalaman
penulis yang masih sangat terbatas. Oleh karena itu penulis senantiasa
viii
meningkatkan mutu dan kualitas skripsi ini demi perbaikan penulis di masa yang
akan datang.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga tidak lepas dari bantuan,
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Ibu Linna Ismawati SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
4. Ibu Windi Novianti SE., MM., selaku Koordinator sidang skripsi Program
Studi Manajemen Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
5. Ibu Dra. Rahma Wahdiniwaty M.Si., selaku Dosen Wali MN-1 Program
Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
6. Bapak Bambang Susanto, SE., M.Si., selaku dosen spesialisasi keuangan
yang telah memberikan saran-sarannya atas skripsi ini.
7. Bapak Iyan Andriyana ST., M.Si saya ucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya karena telah membantu saya dalam menyempurnakan
skripsi ini.
8. Seluruh staf sekretariat (Teh Maya dan Teh Hanna) Program Studi
ix
9. Staf Capital Market Center YPKP, Mbak Mia yang telah memberi
bantuan dalam memberikan data dan informasi untuk keperluan skripsi ini.
10.Keluarga yang selalu memberikan do’a, kasih sayang, serta dorongannya
yang sangat berharga terutama papah dan mamah yang memberikan
dukungan baik moral maupun materi dalam menyelesaikan penulisan
skripsi.
11.Kepada kakakku tersayang Hani Widiastuti S.Kom terima kasih atas
semangatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
12.Para sahabatku Bobby, Ade Irman, Niko Karter, Yanti Febriyanti, Iffan,
Novilia Lestari, Meli Apriliani, Icha, Riani, Dede, Andika, yang selalu
menemani disaat suka maupun duka dan selalu memberikan semangat,
bantuan serta do’a-Nya selama menyelesaikan skripsi ini.
13.Para angkatan kakak kelasku khususnya Kang Asep, Kang Giri, Kang Aji
dan Teh Ria yang selalu bersama-sama pada saat menunggu bimbingan,
walaupun lelah menunggu tetapi harus tetap bersabar dan selalu semangat.
14.Semua teman-temanku kelas MN-1 dan khususnya anak-anak spesialisasi
keuangan angkatan Tahun 2007 yang belum bisa lulus tahun ini tetap
semangat, semoga semester depan bisa cepat lulus. Amin.
15.Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu
namanya.
Akhirnya penulis berharap semoga penyusunan skripsi ini dapat berguna bagi
x
Penulis mengucapkan terimakasih dan berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
Wassalaamu’alaikum Wr. Wb
Bandung, Agustus 2011 Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat, dengan banyaknya
perusahaan-perusahaan baru yang saling bermunculan, sehingga mendorong
perusahaan untuk lebih efisien dan lebih selektif dalam beroperasi sehingga tujuan
perusahaan dalam mencapai laba yang tinggi dapat terwujud.
Perkembangan dunia industri sekarang kian pesat, salah satunya di industri
minuman dalam kemasan yang terbukti dengan banyaknya produk minuman
dalam kemasan yang ditawarkan produsen ke pasar. Perkembangan ini disebabkan
mulai dari tingginya kebutuhan masyarakat akan kepraktisan minuman dalam
kemasan dan keinginan masyarakat untuk menikmati rasa-rasa yang berbeda yang
ditawarkan produsen minuman dalam kemasan kepada masyarakat. Karena
banyaknya produk yang ditawarkan produsen kepada masyarakat maka
persaingan di dalam industri ini pun semakin tajam. Akibat dari persaingan yang
semakin tajam ini produsen dituntut untuk melahirkan inovasi-inovasi produk
baru yang berbeda dari pesaing-pesaingnya untuk merebut minat konsumen dan
menguasai pasar.
Sebuah inovasi menghasilkan produk dan setiap produk yang tercipta
diciptakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Setelah perusahaan
menghasilkan produk, pada tahap berikutnya perusahaan melakukan penetapan
2
Produk yang diciptakan tadi perlu untuk didistribusikan agar konsumen dapat
menikmati dan mengkonsumsi produk tersebut. Manajemen sebagai pihak yang
berkepentingan dan bertanggung jawab atas kinerja perusahaan akan berusaha
untuk mengurangi fluktuasi laba perusahaan.
Mengingat kondisi ekonomi yang selalu mengalami perubahan, maka
tentunya sangat mempengaruhi pula pada kondisi laba perusahaan itu sendiri.
Laba usaha perusahaan aqua yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
seharusnya naik, justru sebaliknya mengalami penurunan. Penjelasan tentang
perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) terhadap perubahan laba pada
PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003–2009 dapat dilihat pada table 1.1 di
bawah ini
Tabel 1.1
Perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage)terhadap perubahan laba pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk yang go public Tahun 2003-2009
Tahun Perputaran Persediaan (X) DER (%) Laba (Rp)
Sumber : Laporan Keuangan PT Aqua Golden Missisippi Tbk (data yang telah diolah)
Berdasarkan tabel 1.1 terlihat bahwa pada Tahun 2005 perputaran persediaan
yang diikuti dengan rasio hutang (leverage) dapat mengkibatkan penurunan laba.
Ini berarti perputaran persediaan yang tidak terlalu besar tidak mampu untuk
menghasilkan perolehan laba yang optimal, dan disertai dengan pengaruh rasio
3
perolehan laba yang optimal. Hal ini jelas bertolak belakang dengan teori yang
ada, bahwa perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) mempunyai
pengaruh yang positif terhadap perubahan laba artinya berbanding lurus antara
perputaran persediaan, rasio hutang (leverage) dan perubahan laba. Penurunan
perolehan laba disebabkan karena terlalu banyak biaya-biaya pengeluaran yang
timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk air minum aqua sehingga harga
jual akan berdampak pada pengaruh harga jual suatu produk air minum aqua
sehingga pada akhirnya volume penjualan produk air minum aqua pun menjadi
berkurang. Hasil dari kapasitas volume penjualan akan berpengaruh terhadap
volume produksi produk tersebut, selanjutnya volume produksi akan
mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi yang akan ditetapkan oleh
perusahaan.
Pada Tahun 2005 perolehan laba perusahaan aqua mengalami penurunan
yang cukup tinggi yaitu sebesar Rp 64.350 artinya perolehan laba lebih sedikit
dibandingkan dengan kewajiban-kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan.
Berdasarkan dari hubungan elemen-elemen aktiva di satu pihak dengan
elemen-elemen pasiva di lain pihak, akan dapat memperoleh banyak gambaran
tentang keadaan finansil suatu perusahaan. Masalah investasi dalam inventory
merupakan masalah pembelanjaan aktif seperti halnya investasi dalam
aktiva-aktiva lainnya. Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam
inventory mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahaan.
Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam inventory akan menekan
4
dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar
biaya penyimpanan, biaya asuransi, pajak dari persediaan yang ada dalam gudang
dan pemeliharaan digudang atau biaya sewa ruangan gudang, memperbesar
kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas, keusangan, sehingga
semua ini akan memperkecil keuntungan perusahaan. Demikian pula sebaliknya,
adanya investasi yang terlalu kecil dalam inventory karena kekurangan material,
perusahaan tidak dapat bekerja dengan luas produksi yang optimal. Oleh karena
perusahaan tidak bekerja dengan full capacity, berarti bahwa capital asset dan
direct labor tidak dapat didayagunakan dengan sepenuhnya, sehingga hal ini akan
mempertinggi biaya produksi rata-ratanya, yang pada akhirnya akan menekan
keuntungan yang diperolehnya.
Tinggi rendahnya perputaran persediaan mempunyai efek yang langsung
terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam inventory. Semakin
tinggi turnover-nya, berarti semakin cepat perputarannya, yang berarti semakin
pendek waktu terikatnya modal dalam inventory, sehingga dalam memenuhi
volume sales atau cost of goods sold tertentu dengan naiknya turnover-nya
dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil. Apa bila modal asing yang digunakan
untuk membelanjai inventory tersebut modal asing, maka kenaikan perputaran
persediaan akan memperkecil beban bunganya dan apabila yang digunakan modal
sendiri, maka kelebihan modal tersebut diinvestasikan pada aktiva lainnya yang
lebih efisien.
Setiap perusahaan memiliki berbagai kebutuhan, terutama yang berkaitan
5
dibutuhkan untuk menutupi seluruh atau sebagian dari biaya yang diperlukan.
Perusahaan dalam beroperasi selain menggunakan modal kerja, juga
menggunakan aktiva tetap seperti tanah, bangunan, pabrik, mesin, kendaraan dan
peralatan lainnya yang mempunyai masa pemanfaatan jangka panjang atau lebih
dari satu tahun. Atas penggunaan aktiva tersebut perusahaan harus menanggung
biaya yang bersifat tetap yaitu biaya tetap atau fixed cost. Disamping itu dalam
praktiknya untuk menutupi kekurangan akan bebutuhan dana, perusahaan
memiliki beberapa pilihan sumber dana yang dapat digunakan. Pemilihan sumber
dana ini tergantung dari tujuan, syarat-syarat, keuntungan dan kemampuan
perusahaan tentunya. Sumber-sumber dana dapat diperoleh dari modal sendiri dan
pinjaman. Masalah leverage timbul karena perusahaan menggunakan hutang yang
menyebabkan perusahaan menanggung beban tetap. Dengan demikian leverage
adalah penggunaan aktiva atau sumber dana di mana penggunaannya tersebut
perusahaan harus menanggung biaya tetap atau membayar beban tetap. Jika modal
berasal dari modal pinjaman, terkadang lebih berisiko dan sulit untuk
memperolehnya karena diperlukannya syarat-syarat tertentu yang transparan.
Disamping itu, kelemahannya adalah perusahaan (debitur) dibebani pembayaran
angsuran atau cicilan (pokok pinjaman dan bunga) dan biaya lainnya seperti biaya
administrasi, biaya provisi dan komisi. Dalam kegiatan perusahaan rasio hutang
(leverage) digunakan untuk memenuhi komponen kewajiban-kewajiban yang
harus dipenuhi seperti penyusutan, utang dagang, biaya gaji karyawan, utang
pajak dan biaya yang masih harus dibayarkan. Oleh sebab itu kondisi perolehan
6
tampilan laporan keuangan yang dipublikasikan tampak adanya perubahan laba
perusahaan yang mengalami fluktuasi tajam. Penyebab masalah yang terjadi
tersebut diduga karena perolehan keuntungan yang dimiliki oleh PT Aqua Golden
Missisippi Tbk kurang stabil, sehingga menyebabkan kurangnya sumber daya
untuk membiayai usahanya.
Berdasarkan fenomena yang terjadi penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) yang
diprediksi mempengaruhi perubahan laba. Maka penulis akan menuangkannya
7
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti mengidentifikasi masalah yang dapat diidentifikasi adalah :
1. Adanya investasi dalam inventory yang terlalu besar dibandingkan dengan
kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya
penyimpanan, biaya asuransi, pajak dari persediaan yang ada dalam
gudang dan pemeliharaan digudang atau biaya sewa ruangan gudang,
memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas,
keusangan, sehingga semua ini akan memperkecil keuntungan perusahaan.
2. Modal berasal dari modal pinjaman, terkadang lebih berisiko dan sulit
untuk memperolehnya karena diperlukannya syarat-syarat tertentu yang
transparan sehingga kelemahannya adalah perusahaan (debitur) dibebani
pembayaran angsuran atau cicilan (pokok pinjaman dan bunga) dan biaya
lainnya seperti biaya administrasi, biaya provisi dan komisi.
3. Pada Tahun 2005 laba perusahaan menurun dikarenakan banyak
biaya-biaya pengeluaran yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk
air minum aqua sehingga harga jual akan berdampak pada pengaruh harga
jual suatu produk air minum aqua sehingga pada akhirnya volume
penjualan produk air minum aqua pun menjadi berkurang.
4. Setiap perusahaan memiliki berbagai kebutuhan, terutama yang berkaitan
dengan dana agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dana
8
diperlukan. Perusahaan dalam beroperasi selain menggunakan modal
kerja, juga menggunakan aktiva tetap seperti tanah, bangunan, pabrik,
mesin, kendaraan dan peralatan lainnya yang mempunyai masa
pemanfaatan jangka panjang atau lebih dari satu tahun. Atas penggunaan
aktiva tersebut perusahaan harus menanggung biaya yang bersifat tetap
9
1.2.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang penelitian di atas maka penyusun membatasi pembahasannya pada masalah:
1. Bagaimana perkembangan perputaran persediaan yang ada pada PT Aqua
Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009.
2. Bagaimana perkembangan rasio hutang (leverage) yang ada pada PT Aqua
Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009.
3. Bagaimana perkembangan perubahan laba yang ada pada PT Aqua Golden
Missisippi Tbk Tahun 2003-2009.
4. Seberapa besar pengaruh perputaran persediaan dan rasio hutang
(leverage) terhadap perubahan laba pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk
Tahun 2003-2009 secara parsial.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi dari objek penelitian mengenai perkembangan perputaran persediaan dan rasio hutang
(leverage) terhadap perubahan laba pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun
10
1.3.2 Tujuan Penelitian
Sejalan dengan identifikasi di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai
adalah untuk :
1. Untuk mengetahui perkembangan perputaran persediaan yang ada pada PT
Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009.
2. Untuk mengetahui perkembangan rasio hutang (leverage) yang ada pada
PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009.
3. Untuk mengetahui perkembangan perubahan laba yang ada pada PT Aqua
Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009.
4. Untuk menganalisis pengaruh perputaran persediaan dan rasio hutang
(leverage) terhadap perubahan laba pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk
Tahun 2003-2009 secara parsial.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini merupakan jawaban atas dasar pemikiran bagi permasalahan yang dibahas, diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi penulis,
perusahaan maupun untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Kegunaan penelitian
ada dua yaitu kegunaan praktis dan kegunaan akademis.
1.4.1 Kegunaan Praktis
a. Bagi perusahaan
Bagi perusahaan yang menjadi penelitian ini, semoga hasil penelitian ini
11
diperoleh dari hasil analisis tentang pengaruh perputaran persediaan dan
rasio hutang (leverage) terhadap perubahan laba.
b. Bagi karyawan
Bagi karyawan perusahaan yang menjadi penelitian ini, semoga hasil
penelitian ini khususnya bagian keuangan dapat dijadikan sebagai
sumbangan pemikiran untuk menambah pengetahuan dan memperluas
wawasan mengenai cara-cara menganalisis khususnya dalam pengaruh
perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) terhadap perubahan
laba.
1.4.2 Kegunaan Akademis
a. Bagi pengembangan ilmu
Dalam hubungan dengan ilmu manajemen diharapkan dapat bermanfaat
dan bernilai guna dalam mendukung ilmu manajemen khususnya
manajemen keuangan, sehingga ilmu manajemen dapat selalu
berkembang.
b. Bagi peneliti lain
Dalam hubungan dengan peneliti lain semoga penelitian ini dapat menjadi
bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin mengkaji bidang yang sama,
12
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada Capital Market Center
Universitas Sangga Buana YPKP Jalan PH Hasan Mustopa no. 68 telefon (022)
7108257 Bandung. Selain itu pengambilan data di peroleh juga melalui situs
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian Perputaran Persediaan
Perputaran persediaan merupakan berapa kali persediaan akan berputar dan kembali lagi. Perputaran persediaan merupakan aktivitas perusahaan yang jelas
diperlukan dan diperhitungkan, karena dapat mengetahui efesiensi biaya yang
berguna untuk memperoleh laba yang besar.
Menurut Kasmir (2010:180) menerangkan bahwa :
“Perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah
barang sediaan diganti dalam satu tahun”.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2008:308) perputaran persediaan adalah : “Menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi
normal. Semakin cepat perputarannya semakin baik karena dianggap kegiatan
penjual berjalan cepat”.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perputaran
persediaan memperlihatkan bagaimana persediaan dikelola dan dijual dalam satu
periode tertentu, sehingga persediaan akan selalu berputar dan nilainya akan selalu
14
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Perputaran persediaan = Harga pokok penjualan
Rata-rata persediaan
Hari dalam perputaran = 360
Perputaran persediaan
Berdasarkan rumus perhitungan diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah
perputaran harga pokok penjualan dibagi dengan jumlah persediaan akan
menentukan hasil perputaran persediaan dalam satu periode. Sehingga meningkat
atau turunnya jumlah perputaran persediaan ditentukan dari pembagian harga
pokok penjualan dengan persediaan.
2.1.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perputaran Persediaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi perputaran persediaan adalah sebagai berikut :
1. Tingkat penjualan.
2. Sifat teknis dan lamanya proses produksi.
3. Daya tahan produk akhir (faktor mode).
2.1.1.2 Ukuran Perputaran Persediaan
Persediaan sering kali merupakan bagian aktiva tetap yang cukup besar. Alasan terjadinya hal tersebut sering kali tidak berhubungan dengan kebutuhan
15
perusahaan mempertahankan tingkat persediaan tertentu. Jika persediaan tidak
cukup, volume penjualan akan menurun di bawah tingkat yang dapat dicapai.
Sebaliknya, persediaan yang terlalu banyak menghadapkan perusahaan pada biaya
penyimpanan, asuransi, pajak, keusangan, dan kerusakan fisik.
Menurut Mahmud M. Hanafi dan Abdul Halim (2003:80), menerangkan bahwa :
“Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya persediaan perputaran dalam satu tahun dan ini menandakan efektivitas manajemen persediaan. Sebaliknya, perputaran persediaan yang rendah menandakan tanda-tanda mis manajemen seperti kekurangan pengendalian persediaan yang efektif”.
2.1.1.3 Intrerprestasi Perputaran Persediaan
Rasio lancar menganggap komponen aktiva lancar sebagai potensi sumber
daya untuk melunasi kewajiban lancarnya. Dengan pandangan serupa, rasio
perputaran persediaan memberikan ukuran baik kualitas maupun likuiditas
komponen persediaan pada aktiva lancar.
Menurut John Wild, K. R. Subramanyam dan Robert F Halsey (2004:202), menerangkan bahwa :
1. Kualitas persediaan mengacu pada kemampuan perusahaan untuk
menggunakan dan melepaskan persediaannya.
2. Likuiditas perusahaan
a. Manajemen persediaan yang ditunjukan untuk mempertahankan
tingkat persediaan yang rendah. Manajemen persediaan yang efektif
16
b. Periode konversi atau operasi (conversion period or operating cycle).
Ukuran ini menggabungkan periode penagihan piutang dengan hari
untuk menjual persediaan untuk memperoleh jarak waktu konversi
persediaan menjadi kas.
2.1.2 Pengertian Rasio Hutang (Leverage) Menurut Kasmir (2010:151) :
“Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengatur sejauh mana aktivitas perusahaan dibiayai dengan utang”.
Sedangkan menurut Irham Fahmi (2011:62) :
“Rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan
utang”.
Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena
perusahaan akan masuk kategori extreme leverage (utang ekstrem) yaitu
perusahaan akan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk
melepaskan beban utang tersebut. Karena itu sebaiknya perusahaan harus
menyeimbangkan berapa utang yang layak diambil dan dari mana sumber yang
dapat dipakai untuk membayar utang.
2.1.2.1 Tujuan dan Manfaat Rasio Hutang (Leverage)
17
1. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak
lainnya (kreditor).
2. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang
bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).
3. Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap
dengan modal.
4. Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.
5. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap
pengelolaan aktiva.
6. Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
7. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih, terdapat
sekian kalinya modal sendiri yang dimiliki.
Sementara itu, manfaat rasio solvabilitas atau leverage ratio adalah :
1. Untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban
kepada pihak lainnya.
2. Untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang
bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).
3. Untuk menganalisis keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva
tetap dengan modal.
4. Untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.
5. Untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh
18
6. Untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
7. Untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada
terdapat sekian kalinya modal sendiri.
2.1.2.2 Jenis-jenis Rasio Hutang (Leverage)
Menurut Kasmir (2010:156) jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio hutang (leverage) antara lainnya :
1. Debt to assets ratio (debt ratio)
Debt to assets ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan
kata lain seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau
seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
Dari hasil pengukuran, apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan
dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk
memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak
mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya.
Rumusan untuk mencari debt ratio dapat digunakan sebagai berikut :
Debt to assets ratio = Total debt
Total assets
2. Debt to equity ratio
Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai
19
dengan seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio
ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam
(kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi
untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk
jaminan utang.
Debt to equity ratio = Total utang x 100%
Ekuitas
3. Long term debt to equity ratio (LTDtER)
LTDtER merupakan rasio antar utang jangka panjang dengan modal
sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap
rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan
cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri
yang disediakan oleh perusahaan.
Rumusan untuk mencari long term debt to equity ratio adalah dengan
menggunakan perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal
sendiri, yaitu :
LTDtER = Long term debt
Equity
4. Time interest earned
Meneurut J. Fred Weston dalam Kasmir (2010:160) Time interest earned merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga.
Rasio ini diartikan oleh James C. Van Horne juga sebagai kemampuan
20
Secara umum semakin tinggi rasio, semakin besar kemungkinan
perusahaan dapat membayar bunga pinjaman dan dapat menjadi ukuran
untuk memperoleh tambahan pinjaman baru dari kreditor. Demikian pula
sebaliknya apabila rasionya rendah, semakin rendah pula kemampuan
perusahaan untuk membayar bunga dan biaya lainnya.
Rumusan untuk mencari Time interest earned dapat digunakan dengan dua
cara sebagai berikut :
Time interest earned = EBIT
Biaya bunga (interest)
Atau
Time interest earned = EBIT + Biaya bunga
Biaya bunga (interest)
5. Fixed charge coverage
Fixed charge coverage atau lingkup biaya tetap merupakan rasio yang
menyerupai time interest earned ratio. Hanya perbedaannya adalah rasio
ini dilakukan apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau
menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa (leases contract). Biaya tetap
meupakan biaya bunga ditambah kewajiban sewa tahun atau jangka
panjang.
Rumusan untuk mencari fixed charge coverage (FCC) adalah sebagai
berikut :
Fixed charge coverage = EBT + Biaya bunga + Kewajiban sewa / leases
21
2.1.2.3 Alasan Memilih Debt to Equity Ratio
Seperti diketahui, dalam menandai usahanya, perusahaan memiliki beberapa
sumber dana. Sumber-sumber dana yang dapat diperoleh adalah pinjaman atau
modal sendiri.
Keputusan untuk memilih menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman
haruslah digunakan beberapa perhitungan yang matang. Dalam hal ini leverage
ratio (rasio solvabilitas) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh
mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Artinya besarnya jumlah utang
yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika
dibandingkan dengan modal sendiri.
Bagi bank (kreditor), semakin besar rasio ini, akan semakin tidak
menguntungkan karena akan semakin besar rasio yang ditanggung atas kegagalan
yang mungkin terjadi diperusahaan. Namun, bagi perusahaan justru semakin besar
rasio akan semakin baik. Sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin tinggi
tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan
bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva. Rasio
ini juga memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko keuangan
perusahaan.
Menurut Kasmir (2010:158) rumus untuk mencari debt to equity ratio adalah
Debt to equity ratio = Total utang (Debt) x 100%
Ekuitas (Equity)
22
1. Dapat menilai kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada
pihak lain.
2. Menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap.
3. Mengetahui keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap
dengan modal.
4. Guna mengambil keputusan penggunaan sumber dana ke depan.
2.1.3 Pengertian Laba
Salah satu tujuan utama dari kegiatan operasi perusahaan adalah mendapatkan laba yang maksimal. Maka penting bagi manajemen memperkirakan besarnya
laba yang diharapkan oleh perusahaan.
Berikut pengertian laba menurut Sofyan Syafri Harahap (2001:115) sebagai berikut :
“Gain (laba) adalah naiknya nilai equity dari transaksi yang bersifat insidentil dan bukan kegiatan utama equity dan dari transaksi atau kegiatan lainnya yang mempengaruhi equity selama satu periode tertentu, kecuali yang berasal dari hasil atau investasi dari pemilik”.
Sedangkan menurut Henry Simamora (2002:25) menjelaskan :
“Laba adalah pendapatan penjualan setelah dikurangi dengan biaya yang
digunakan untuk menjalan usaha”.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laba adalah
pendapatan penjualan setelah dikurangi dengan biaya yang digunakan untuk
23
2.1.3.1 Penggolongan Laba
Berikut penggolongan laba dalam penetapan pengukuran laba menurut
Supriyono (2002:178) adalah sebagai berikut : 1. Laba kotor atas penjualan
Laba kotor atas penjualan merupakan selisih dari penjualan bersih dan
harga pokok penjualan, laba ini dinamakan laba kotor hasil penjualan
bersih sebelum dikurangi dengan beban operasi lainnya untuk periode
tertentu.
2. Laba bersih operasi perusahaan
Laba bersih operasi perusahaan yaitu laba kotor dikurangi dengan jumlah
biaya penjualan, biaya adminstrasi, dan umum.
3. Laba bersih sebelum potongan pajak
Laba bersih sebelum potongan pajak merupakan pendapatan perusahaan
secara kseluruhan sebelum potongan pajak perseroaan, yaitu perolehan
apabila laba operasi dikurangi atau ditambah dengan selisih pendapatan
dan biaya-biaya lain.
4. Laba kotor sesudah potongan pajak
Laba kotor sesudah potongan pajak yaitu laba bersih setelah ditambah atau
dikurangi dengan pendapatan dan biaya non operasi dan dikurangi dengan
24
2.1.3.2 Unsur-unsur Laba
Unsur-unsur laba sebagai berikut : 1. Pendapatan (revenue)
Adalah arus masuk atau penambahan nilai atas aktiva suatu entitas atau
penyelesaian suatu kebijakan-kebijakan (kombinasi keduanya) yang
berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau
aktivitas-aktivitas laba yang merupakan operasi utama atau operasi ini
berkelanjutan.
2. Beban (expense)
Adalah arus keluar pemakaian nilai aktiva atau terjadinya kewajiban
(kombinasi) keduanya yang berasal dari penyerahan atau produksi barang,
pemberian jasa atau pelaksanaan aktivitas-aktivitas lain yang merupakan
operasi utama inti yang berkelanjutan dari suatu entitas.
3. Keuntungan
Adalah kenaikan ekuitas (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi
periferal (menyatakan sesuatu yang bersifat sampingan, tidak merupakan
hal utama) atau insidental pada suatu entitas dari transakasi yang lain dan
kejadian serta situasi lain yang mempengaruhi entitas kecuali yang
dihasilkan dari pendapatan atau investasi pemilik.
4. Kerugian (loses)
Adalah penurunan ekuitas (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi
periferal (menyatakan sesuatu yang bersifat sampingan tidak merupakan
25
kejadian serta situasi lain yang mempunyai entitas kecuali yang dihasilkan
dari beban atau distribusi kepada pemilik.
2.1.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laba
Menurut Mulyadi (2001:513) faktor-faktor yang mempengaruhi laba diantaranya adalah :
1. Biaya
Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk atau jasa
akan harga jual mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.
2. Harga jual
Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besar volume penjualan
produk atau jasa yang bersangkutan.
3. Volume penjualan dan produksi
Besarnya volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi
produk atau jasa tersebut, selanjutnya volume produksi akan
mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi.
2.1.4 Keterkaitan antara Variabel Penelitian
2.1.4.1 Hubungan Perputaran Persediaan dengan Perubahan Laba Menurut Bambang Riyanto (2001:69) :
“Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus menerus mengalami perubahan. Masalah investasi dalam inventory merupakan masalah pembelanjaan aktif seperti halnya investasi dalam aktiva-aktiva lainnya. Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam inventory
26
Berdasarkan penjelasan teori diatas maka dapat lebih dipahami bahwa
semakin cepat perputaran persediaan yang terjual maka perolehan laba yang
dihasilkan akan semakin besar, tetapi sebaliknya jika semakin sedikit perputaran
persediaan yang terjual maka perolehan laba yang dihasilkan juga akan rendah.
Perusahaan harus lebih konsekuen jika selama persediaan yang berada digudang
benar-benar terjaga dengan baik, dan tidak terdapat kerusakan selama berada di
dalam gudang tempat penyimpanan barang-barang. Karena hal ini akan
mengakibatkan kepada penurunan daya minat konsumen. Konsumen yang merasa
tidak puas karena pembelian barang yang rusak selama tersimpan di dalam
gudang akan mempengaruhi minat beli konsumen. Konsumen merasa
dikecewakan (dirugikan) maka perusahaan akan terkena imbasnya, sehingga laba
yang dihasilkan akan berkurang. Maka jelas dalam hal ini dapat disimpulkan
bahwa perputaran persediaan memiliki pengaruh terhadap laba.
2.1.4.2 Hubungan Rasio Hutang (Leverage) dengan Perubahan Laba Menurut H. Sri Sulistyanto (2008:63) :
“Debt (equity) hypothesis menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai rasio antara utang dan ekuitas lebih besar, cenderung memilih dan menggunakan metode-metode akuntansi dengan laporan laba yang lebih tinggi serta cenderung melanggar perjanjian utang apabila ada manfaat dan keuntungan tertentu yang dapat diperolehnya”.
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa jika didalam laporan
keuangan perusahaan memiliki modal yang cukup besar dan dapat menghasilkan
keuntungan yang akan diperolehnya besar pula maka perusahaan akan mengambil
27
terlebih dahulu untuk membayar hutangnya saat jatuh tempo disebabkan karena
dana yang dialokasikan untuk membayar kewajiban (hutang) dipergunakan untuk
membiayai beban pengeluaran yang lebih penting agar didalam kegiatan
perusahaan tidak terhenti bahkan mengalami kemacetan. Biasanya perusahaan
akan menggunakan dana tersebut untuk membiayai gaji karyawan, biaya sewa
guna usaha dan utang dagang atau biaya yang bersifat tetap lainnya, agar kegiatan
internal diperusahaan tidak mengalami kelesuan atau terhentinya kegiatan yang
menyangkut produksi perusahaan. Sehingga kepentingan dalam lajunya
pengoperasian kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar,
lebih efisien dan efektif.
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio
mempunyai pengaruh yang negatif terhadap perubahan laba, yang berarti setiap
penambahan rasio ini akan mengurangi laba yang diperoleh.
2.2 Kerangka Pemikiran
Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri
dari persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah jadi, dan persediaan
barang jadi. Persediaan bahan baku dan bahan setengah jadi disimpan sebelum
digunakan atau dimasukkan kedalam proses produksi, sedangkan persediaan
barang jadi atau barang dagang disimpan sebelum dijual atau dipasarkan. Dengan
demikian setiap perubahan yang melakukan kegiatan usaha umumnya memiliki
28
Pengertian persediaan menurut Dermawan Sjahrial (2007:189) : “Persediaan merupakan unsur utama dari modal kerja (aktiva lancar)”.
Sedangkan pengertian persediaan menurut Moh. Benny Alexandri (2009:135):
“Suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dala pengerjaan atau proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam proses produksi”.
Berdasarkan pengertian persediaan diatas dapat diketahui bahwa persediaan
merupakan elemen modal kerja yang sanagt penting bagi perusahaan, karena
persediaan akan berpengaruh terhadap jalannya operasional dan produktivitas
dalam menghasilkan barang. Dengan demikian diperlukan adanya suatu
manajemen untuk mengelola persediaan dan kebijakan mengenai apa yang harus
dilakukan perusahaan terhadap persediaan tersebut.
Tujuan manajemen persediaan menurut Lukas Setia Admaja (2008:63)
menyatakan :
“Tujuan manajemen persediaan adalah mengadakan persediaan yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan pada biaya yang diminimalisir, langkah pertama dalam mengembalikan suatu model persediaan adalah mengidentifikasi biaya yang berhubungan dengan pengesahan dan penyimpanan persediaan (ordering costs and carrying costs)”.
Berdasarkan dari tujuan manajemen diatas maka dapat diketahui bahwa
persediaan serta manajemen persediaan adalah untuk menyelesaikan masalah
yang terkait dengan usaha pengendalian bahan baku maupun bahan jadi dalam
suatu aktivitas perusahaan.
29
“Tujuan kebijakan perusahaan adalah untuk merencanakan tingkat optimal
investasi persediaan dengan mempertahankan tingkat optimal tersebut melalui
pengendalian”.
Tujuan kebijakan persediaan diatas menjelaskan bahwa tingkat persediaan
harus dipertahankan antara dua perbedaan besar, yang pertama yaitu tingkat yang
berlebihan menyebabkan biaya penyimpanan, risiko dan investasi yang
berlebihan. Disisi lain kekurangan dalam pemenuhan permintaan akan
meyebabkan proses produksi berjalan lambat sehingga akan muncul biaya serta
kehabisan persediaan yang tinggi.
Diselenggarakannya manajemen dan kebijakan persediaan dalam suatu
perusahaan maka persediaan dalam perusahaan akan terjaga dengan baik. Dengan
demikian, dengan adanya manajemen dan kebijakan dalam persediaan, akan
berpengaruh juga terhadap perputaran persediaan. Perputaran persediaan tersebut
akan berputar secara normal, tanpa adanya hambatan, terjaga persediaan dari
kerusakan, penumpukan barang ataupun biaya-biaya kerugian lainnya. Perputaran
persediaan mengindikasikan seberapa efektif perusahaan dalam menghasilkan
barang yang tertanam didalamnya.
Menurut Kasmir (2010:180) menerangkan bahwa :
“Perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah
30
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2008:308) perputaran persediaan adalah : “Menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi
normal. Semakin cepat perputarannya semakin baik karena dianggap kegiatan
penjual berjalan cepat”.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perputaran
persediaan memperlihatkan bagaimana persediaan dikelola dan dijual dalam satu
periodc tertentu, sehingga persediaan akan selalu berputar dan nilainya akan selalu
berubah-ubah.
Perputaran persediaan = Harga pokok penjualan
Rata-rata persediaan
Hari dalam perputaran = 360
Perputaran persediaan
Berdasarkan rumus perhitungan diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah
perputaran harga pokok penjualan dibagi dengan jumlah persediaan akan
menentukan hasil perputaran persediaan dalam satu periode. Sehingga meningkat
atau turunnya jumlah perputaran persediaan ditentukan dari pembagian harga
pokok penjualan dengan persediaan. Rasio ini menunjukkan frekuensi perputaran
persediaan, dari rasio ini dapat ditentukan berapa lama rata-rata persediaan
tersebut digudang, dengan membagi jumlah hari dalam satu tahun dengan angka
perputaran persediaan. Selain itu perputaran semakin baik karena dianggap
kegiatan penjualan penjualan berjalan cepat dan efektif menghasilkan laba.
31
“Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus menerus mengalami perubahan. Masalah investasi dalam inventory merupakan masalah pembelanjaan aktif seperti halnya investasi dalam aktiva-aktiva lainnya. Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam inventory
mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam inventory akan menekan keuntungan perusahaan”.
Berdasarkan teori diatas didukung oleh hasil penelitian terdahulu yaitu oleh
Iskandar Rusli (2009:168) yang menjelaskan bahwa :
Berdasarkan hasil analisis yang diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa quick ratio, perputaran persediaan, assets turnover, dan returns
on assets secara
mempengaruhi EBIT (Y). Hasil ini membuktikan penelitian-penelitian
sebelumnya bahwa pengelolaan atas aktiva dan persediaan akan mempengaruhi
laba sebelum pajak (EBIT). Selain itu, quick ratio, assetsturnover, dan returns on
assets berpengaruh positif terhadap laba sebelum pajak (EBIT) kecuali perputaran
persediaan yang berpengaruh negatif jika dilakukan pengujian secara simultan.
Dari analisis yang dilakukan, diperoleh bahwa ROA dan ATR memiliki pengaruh
yang signi perusahaan disarankan
untuk menjaga ROA dan ATR
yang lebih tinggi.
Dilihat dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan
memiliki pengaruh positif terhadap laba.
Menurut Kasmir (2010:151) :
“Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
32
Sedangkan menurut Irham Fahmi (2011:62) :
“Rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan
utang”.
Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena
perusahaan akan masuk kategori extreme leverage (utang ekstrem) yaitu
perusahaan akan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk
melepaskan beban utang tersebut. Karena itu sebaiknya perusahaan harus
menyeimbangkan berapa utang yang layak diambil dan dari mana sumber yang
dapat dipakai untuk membayar utang.
Berdasarkan dari kedua pengertian diatas tentang rasio hutang (leverage),
maka penulis mengambil kesimpulan bahwa rasio hutang (leverage) merupakan
rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek maupun jangka panjangnya sehingga lebih menyeluruh.
Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang
dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan dengan seluruh
utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk
mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik
perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.
Debt to equity ratio = Total utang x 100%
33
Berdasarkan rumus perhitungan diatas menggambarkan kemampuan kinerja
suatu perusahaan dalam memenuhi dan menjaga kemampuannya untuk selalu
memenuhi kewajibannya dalam membayar utang secara tepat waktu.
Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan menurut H. Sri Sulistyanto (2008:63) :
“Debt (equity) hypothesis menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai rasio antara utang dan ekuitas lebih besar, cenderung memilih dan menggunakan metode-metode akuntansi dengan laporan laba yang lebih tinggi serta cenderung melanggar perjanjian utang apabila ada manfaat dan keuntungan tertentu yang dapat diperolehnya”.
Berdasarkan teori diatas didukung oleh hasil penelitian terdahulu yaitu oleh
Masodah (2007:16) yang menjelaskan bahwa :
“Hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa debt to equity signifikan mempengaruhi praktik perataan laba, sedangkan variabel total aset, dan profitabilitas tidak mempengaruhi praktik perataan laba pada industri perbankan dan lembaga keuangan lainnya”.
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio
mempunyai pengaruh yang negatif terhadap perubahan laba, yang berarti setiap
penambahan rasio ini akan mengurangi laba yang diperoleh.
Berikut pengertian laba menurut Sofyan Syafri Harahap (2001:115) sebagai berikut :
“Gain (laba) adalah naiknya nilai equity dari transaksi yang bersifat insidentil dan
bukan kegiatan utama equity dan dari transaksi atau kegiatan lainnya yang mempengaruhi equity selama satu periode tertentu, kecuali yang berasal dari hasil atau investasi dari pemilik”.
Sedangkan menurut Henry Simamora (2002:25) menjelaskan :
“Laba adalah pendapatan penjualan setelah dikurangi dengan biaya yang
39
Debt to Equity Ratio
1. Total utang 2. Ekuitas
Irham Fahmi (2011:62)
Perputaran persediaan
1. Harga pokok penjualan 2. Rata-rata persediaan
Kasmir (2010:180)
Laba
1. EAT
Henry Simamora (2002:25) 2.2.2 Bagan Paradigma Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dapat dibuat skema kerangka
pemikiran sebagai berikut :
Gambar 2.1
Skema Paradigma Kerangka Pemikiran Pengaruh Perputaran Persediaan dan
40
2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan persyaratan sementara atau dugaan jawaban sementara yang paling memungkinkan dan masih harus dibuktikan melalui penelitian.
Dugaan jawaban ini bermanfaat bagi penelitian agar proses penelitian lebih
terarah.
Menurut Sugiyono (2007 : 34) :
“Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang di buat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitian. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara yang akan di uji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian”.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan hipotesis dalam
penelitian ini adalah terdapat pengaruh perputaran persediaan dan rasio hutang
(leverage) terhadap perubahan laba pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun
41
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan tujuan tertentu
mengenai suatu hal yang akan dibuktikan secara objektif. Pengertian objek
penelitian menurut Sugiyono (20010:32) adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek
atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulan”.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian
digunakan untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu. Objek
yang penulis gunakan dalam penelitian adalah pengaruh perputaran persediaan
dan rasio hutang (leverage) terhadap perubahan laba pada PT Aqua Golden
Missisippi Tbk Tahun 2003-2009. Penelitian ini dilaksanakan di Capital Market
Center Universitas Sangga Buana YPKP Jalan PH Hasan Mustopa no. 68
Bandung.
3.2 Metode Penelitian
42
Menurut Sugiyono (2010:2) menjelaskan bahwa :
“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan
maksud mendapatkan fakta dan kesimpulan agar dapat memahami, menjelaskan,
meramalkan, dan mengendalikan keadaan. Metode penelitian juga merupakan
cara kerja untuk memahami dan mendalami objek yang menjadi sasaran.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis
dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan
dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah
penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka), dengan
menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan
antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan
memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Menurut Sugiyono (2010:29) menyatakan bahwa:
“Metode analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.
Menurut Sugiyono (2010:13) metode penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut :
43
Berdarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif
analisis dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang bertujuan
menggambarkan secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta serta hubungan
antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah,
menganalisis, dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik.
Penulis menggunakan metode tersebut, karena penelitian ini ditujukan untuk
menggambarkan dengan jelas bagaimana pengaruh perputaran persediaan dan
rasio hutang (leverage) terhadap perubahan laba. Sedangkan, pendekatan yang
digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif, karena data perputaran
persediaan, rasio hutang (leverage) terhadap perubahan laba yang diperoleh dari
penelitian ini berupa data kuantitatif.
Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang
ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan di
kumpulkan, diolah, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori
yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan dapat ditarik kesimpulan.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif.
Desain penelitian menurut Moh. Nazir (2005:84), adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.
44
dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
penelitian.
Demikian halnya Umi Narimawati (2010:30) mengatakan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh seorang
peneliti, dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan
pada waktu tertentu. Tahapan atau langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,
selanjutnya dapat ditetapkan judul yang akan diteliti. Dalam penelitian ini
permasalahan yang terjadi difokuskan pada faktor penentu perubahan laba.
Dengan demikian dapat ditetapkan judul pengaruh perputaran persediaan dan
rasio hutang (leverage) terhadap perubahan laba pada PT Aqua Golden
Missisippi Tbk Tahun 2003-2009.
2. Mengidentifikasi masalah yang terjadi. Dalam penelitian ini permasalahan
yang berhasil diidentifikasi antara lain adalah adanya perputaran persediaan
yang tidak terkontrol dengan baik, serta rasio hutang (leverage) yang kurang
stabil merupakan penyebab perolehan laba yang cenderung menurun.
3. Menetapkan rumusan masalah. Rumusan masalah merupakan suatu
pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, seberapa besar
perkembangan pengaruh perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage)
terhadap perubahan laba pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun
45
4. Menetapkan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage)
terhadap perubahan laba pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun
2003-2009 secara parsial.
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.
Penulis menetapkan hipotesis dalam penelitian ini terdapat pengaruh
perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) terhadap perubahan laba
pada PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun 2003-2009 secara parsal.
6. Menetapkan konsep variable sekaligus pengukuran variable penelitian yang
digunakan. Dalam penelitian ini konsep perputaran persediaan mengacu
kepeda pendapat Kasmir (2008:180), rasio hutang (leverage) adalah konsep
Irham Fahmi (2011:62), selanjutnya perubahan laba mengacu kepada pendapat Henry Simamora (2002:25).
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan
data. Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder.
Teknik nonprobability sampling yang digunakan penulis dalam penelitian ini
yaitu dengan menggunakan teknik sampling purposive. Sehingga diperoleh
sampel dari laporan keuangan PT Aqua Golden Missisippi Tbk Tahun
2003-2009. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentas
dan wawancara.
8. Melakukan analisis data. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
metode analisis statistik inferensial. Metode deskriptif dan verifikatif, dan
46
9. Melaporkan hasil penelitian.
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan dua
variable bebas secara bersamaan dengan satu variable tergantung.
Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Bambang Riyanto (2001:69)
H. Sri Sulistyanto (2008:63)
Variabel Dependen
(Y) Laba
1. EAT
Henry Simamora (2002:25) Variabel Independen
(X2)
Debt to Equity Ratio
1. Total utang 2. Ekuitas
Irham Fahmi (2011:62) Variabel Independen
(X1)
Perputaran persediaan
1. Harga pokok penjualan 2. Rata-rata persediaan
47
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Pengertian variabel menurut Sugiyono (2010: 31) :
“Sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik
kesimpulan”.
Sedangkan definisi operasionalisasi variabel menurut Jonathan Sarwono (2006:67) sebagai berikut:
“Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari
hubungannya antara satu variabel dengan lainnya dan pengukurannya”.
Operasionalisasi variabel diperlukan dalam menentukan jenis, indikator, serta
skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu penelitian, sehingga
pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar.
1. Variabel Bebas / Independent (variabel X1)
Sugiyono (2010:33) mengemukakan bahwa, variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat (dependen).
Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang dapat
mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang diukur,
dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan
suatu gejala yang diobservasi.
Variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini ada dua, pertama (X1) adalah
48
a. Perputaran Persediaan (X1)
Kasmir (2008:180) mengungkapkan bahwa, perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang sediaan
diganti dalam satu tahun.
b. Rasio Hutang (Leverage) (X2)
Menurut Irham Fahmi (2011:62), rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang.
2. Variabel tergantung / Dependent (Variabel Y)
Variabel tergantung adalah variabel yang memberikan reaksi atau respon jika
dihubungkan dengan variabel bebas. Menurut Sugiyono (2010:39), “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas”.
Dalam hal ini variabel terikatnya adalah perubahan laba dengan indikator
earning after tax (laba setelah pajak).
Menurut Henry Simamora (2002:25) menjelaskan :
“Laba adalah pendapatan penjualan setelah dikurangi dengan biaya yang
49
Berikut ini merupakan operasionalisasi variabel penelitian yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data
Jenis data yang digunakan peneliti pada penelitian mengenai pengaruh
perputaran persediaan dan rasio hutang (leverage) terhadap perubahan laba adalah
data primer dan data sekunder.
Menurut Sugiyono (20010:137) menjelaskan data primer sebagai berikut:
Variabel Konsep variable Indikator Ukuran Skala