• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PEMERINTAH MALAYSIA DALAM MEMBENDUNG GERAKAN TERORISME GLOBAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEBIJAKAN PEMERINTAH MALAYSIA DALAM MEMBENDUNG GERAKAN TERORISME GLOBAL"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN PEMERINTAH MALAYSIA DALAM MEMBENDUNG GERAKAN TERORISME GLOBAL

(THE POLICY OF MALAYSIAN GOVERMENT TO BLOCK GLOBAL TERRORISM MOVEMENT)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

YAYUK WAHYUNI 20120510191

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

i

JUDUL SKRIPSI

KEBIJAKAN PEMERINTAH MALAYSIA DALAM MEMBENDUNG GERAKAN TERORISME GLOBAL

The Policy of Malaysian Goverment to Block Global Terrorism Movement

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Strata Satu Pada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Skripsi

Disusun oleh: YAYUK WAHYUNI

20120510191

ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan Judul:

KEBIJAKAN PEMERINTAH MALAYSIA DALAM MEMBENDUNG GERAKAN TERORISME ISIS

The Policy of Malaysian Government to Block Global Terrorism Movement Disusun oleh:

YAYUK WAHYUNI 20120510191

Skripsi ini telah dipertahankan dalam Ujian Pendadaran, dinyatakan Lulus, dan Disahkan di depan Tim Penguji JurusanIlmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada: Hari / Tanggal : Selasa / 30 Agustus 2016

Waktu : 8:00 WIB Tempat : Ruang HI.E

TIM PENGUJI Ketua Penguji

Dr. Nur Azizah., M.Si NIP : 163 004 Penguji I

Takdir Ali Mukti., S.Sos., M.Si NIP : 163 035

Penguji II

(4)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Yayuk Wahyuni

Nomor Induk Mahasiswa : 20120510191

Program Studi : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya tulis sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir Skripsi ini.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 5 September 2016 Yang membuat pernyataan, Tanda Tangan

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi Ini Saya Persembahkan sebagai bentuk rasa Syukur Kehadirat Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan Penulis waktu, peluang, kesehatan pikiran dan Jasmani untuk dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini sehingga penulisan Skripsi ini dapat

penulis selesaikan secara tepat waktu sehingga penulis mempersembahkan Skripsi ini kepada Untuk Bapak Muhammad Katur dan Ibu Mustiaman, Pak, Bu anakmu bisa menyelesaikan

tugas akhir berkat bantuan dari kalian. Terimakasih atas Support baik itu berupa Materi dan juga semangat yang tiada henti kalian berikan kepada penulis, terimakasih atas doa yang tak henti – henti kalian panjatkan untuk kelancaran penulis dalam masa kuliah dan penulisan

skripsi. ini salah satu bentuk doa kalian yang telah dikabulkan oleh Allah SWT. Untuk adek – adeku, Dita Kartika Sari, Nurmayanti dan Si Bungsu Muhammad Afifatur. Kesayangaan kakak, terimakasih atas doa – doa yang kalian panjatkan untuk kakak, terutama untuk Dita yang telah mengorbankan laptopnya demi untuk kelancaran penulisan skripsi ini, I LOVE U ALL kalian salah satu semangat kakak untuk berubah menjadi yang lebih baik. Untuk Bapaku Sudirman, Bapak, penulis bersyukur memiliki pak de seperti bapak, bapak

adalah Malaikat penyelamat yang dikirim tuhan untuk penulis, berkat dukungan berupa materi dan kata – kata mutiara yang bapak berikan penulis menjadikan motivasi sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu, terimakasih Bapak Untuk semua keluarga besar Muhammad Katur dan Mustiaman. A. Iman, I. Miss, Bibi

Sumi, Kak Iyah, Kak Jaelani, Papuk nine, papuk mame Terimakasih dukungan dan motivasi yang kalian berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan

penulisan skripsi dengan tepat waktu terimakasih

Untuk Princess Kos Mawar, Kakume, Zul ( FIFIN ), Anggita, Fenty, Mba Vina, Mba Ayu. Terimakasih banyak Girls untuk semua yang telah kalian berikan untuk penulis baik itu

berupa semangat, saran atau masukan yang sangat berguna dan bermanfaat bagi penulis. Terutama untuk Anggita dan Zul yang banyak berkontribusi dalam penulisan skripsi ini, makasi ya saran – saran kalian sangat bermanfaat bagi penulisan skripsi ini. Patner ngampus

pagi, sore dan malam Mba ay, Mba Ay akhirnya kita bisa menyelesaikan skripsi ini Untuk Dwi Suw dan Ainun Sari terimakasih sudah menjadi teman yang menerima penulis

apa adanya, penulis beruntung memiliki teman seperti kalian berdua. Untuk Dwi Suw terimakasih banyak atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, kau satu – satunya

teman yang paling tulus yang pernah aku kenal, LOVE U wiwik.

Untuk anak – anak KKN 036. Ririn, Dena, Lisa, Wulan, Erna, Fi’ah, Henny, Zahra, Anggoro, Dedi, Acenk, Amir, Ariq, Zeflin, Mas Faris. Penulis beruntung bisa mengenal

(6)

v

Untuk teman – teman HI UMY 2012. Terutama Anif, Nisa, Nanda, yang merasakan sulitnya mengurus syarat pendadaran dan wisuda. akhirnya kita bisa lulus juga!!

Semua pihak, yang secara langsung maupun tidak langsung telah berkontribusi dalam kelancaran penyelesaian Karya Ilmiah/Skripsi ini, penulis mengucapkan beribu terima kasih

(7)

vi MOTTO

Allah SWT Maha Segala - galanya

Tidak ada yang tidak mungkin selagi kita Berdoa

dan Berusaha

Percayalah!!

(Penulis)

Dreams, Prayers, and Do it!!!

(Penulis)

Everyday, Everyhours turn the pain into power

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kebijakan Pemerintah Malaysia Dalam Membendung Gerakan Terorisme Global” dengan baik dan

lancar. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Strata-1 (S1) dari Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan sekaligus sebagai penerapan dari teori–teori yang telah penulis diperoleh selama berada di bangku kuliah. Ucapan terima kasih penulis dedikasikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam proses studi dan penulisan skripsi ini. Tentunya kepada:

1. Bapak Prof Dr. Bambang Cipto, MA, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Ali Muhammad, S.IP., M.A., P.hD. Selaku ketua Dekanat Fisipol Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

3. Ibu Dra. Nur Azizah M.Si, selaku Kepala Prodi Hubungan Internasional sekaligus dosen pembimbing skripsi, yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini

4. Bapak Takdir Ali Mukti. S.Sos., M.Si. Selaku dosen penguji I yang telah meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan saran dan masukan untuk skripsi penulis.

(9)

viii

6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan perkuliahan berupa teori maupun Soft Skill selama 6 Semester sehingga penulis memiliki bekal untuk menyusun skripsi ini.

7. Seluruh karyawan dan staff Tata Usaha Prodi Ilmu Hubungan Internasional, Pak Djumari, Pak Waluyo dan Pak Ayub Terima kasih untuk segala pelayanan terbaik yang telah diberikan.

Tanpa bantuan dari pihak–pihak terkait, tentunya skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Penulis berharap agar skripsi ini kedepannya dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Sekian dan terima kasih.

Yogyakarta, 5 September 2016

(10)

ix SEBAGAI GERAKAN TERORISME GLOBAL MUNCUL SEBAGAI ANCAMAN BARU YANG MENGANCAM KEAMANAN DALAM NEGERI MALAYSIA16 I. Terrorisme sebagai ancaman baru terhadap keamanan dalam negeri ... 14

a. Definisi Terorisme ... 14

b. Tujuan Terorisme ... 16

II. Profile Islamic State of Irak and Syiria (ISIS) ... 18

a. Sejarah Berdirinya ISIS ... 18

b. Ideologi Gerakan ISIS ( Islamic State of Iraq and Syiria ) ... 20

II. Sumber kekuatan ISIS (Islamic State of Irak and Syria) ... 23

a. Sumber kekuatan Dana ... 23

b. Sumber kekuatan Militer ... 25

III. Keanggotaan ISIS (Islamic State of Irak and Syiria) ... 26

(11)

x

b. Penyebaran ideologi dan perekrutan anggota melalui perwakilan anggota yang tersebar di

berbagai negara dunia ... 29

IV. Jaringan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) di Asia Tenggara ... 31

V. Sepak Terjang Terorisme di Malaysia dan pengaruh gerakan ISIS yang mengancam keamanan dalam negeri Malaysia ... 35

a. Terorisme di Malaysia ... 35

b. Pengaruh ISIS di Malaysia ... 39

BAB III KEBIJAKAN COUNTERTERRORISM SEBAGAI FAKTOR PENDORONG DIBUATNYA POTA (PREVENTION OF TERRORISM ACT) DI MALAYSIA ... 43

I. Pengaruh kebijakan Counterterrorism Amerika Serikat di Dunia Internasional .. 46

II. Strategi Kebijakan Counterterrorism Amerika Serikat ... 48

III. Upaya Counterterrorism Malaysia dan kerjasama yang dibangun dalam kerangka kebijakan Counterterrorism ... 50

a. Bergabung kedalam Global Coalition to Counter – ISIS (Koalisi Global untuk melawan ISIS) ... 52

b. Koalisi Militer untuk Melawan ISIS ... 55

c. Kerjasama Antara AS – Malaysia ... 57

d. Kerjasama Malaysia – Indonesia ... 59

BAB IV POTA (PREVENTION OF TERRORISM ACT) SEBAGAI UPAYA PEMERINTAH MALAYSIA DALAM MEMBENDUNG TERORISME GLOBAL DAN FAKTOR PENDORONG DIBUATNYA POTA ... 64

I. Pengertian POTA (Prevention Of Terrorism Act) ... 65

II. Faktor pendorong dibuatnya POTA (Prevention Of Terrorism Act) ... 66

A. Faktor Internal ... 66

B. Faktor Eksternal ... 70

III. Proses Pembuatan POTA (Prevention Of Terrorism Act) ... 72

IV. Analisis Kaitan antara POTA sebagai undang – undang untuk mencegah tindak terorisme ... 77

BAB V Kesimpulan ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(12)
(13)

i ABSTRACT

This research aims to explain the policy of Malaysian goverment to block global terrorism movement. the background of the Malaysian government to make a policy to blocked the global terrorist movement cause emergence of ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria) as a global terrorist movement. ISIS becomes as new threats that threaten the internal security of Malaysia and globally. ISIS emergence as a global terrorist movement makes the Malaysian government take decisive steps to prevent the effects of ISIS entry into the country.the policy of Malaysian goverment has created a laws of terrorism prevention called POTA (Prevention Of Terrorism Act). POTA is a policy that is generated by the Counterterrorism namely an attempt to fight or prevent acts of terrorism in a country that is done through various ways one of them is to make acts like POTA and have international cooperation.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah

Skripsi ini akan membahas tentang kebijakan pemerintah Malaysia dalam memberantas tindak terorisme global khusunya ISIS (Islamic State of Irak and Syiria) yang mengancam keamanan dalam negerinya, ini sangatlah berpengaruh bagi keberlangsungan hidup warga negara Malaysia itu sendiri dan dunia internasional pada umumnya. Malaysia dikenal sebagai negara yang gencar dalam memerangi tindak terorisme dan aktif dalam forum – forum internasional yang berkaitan dengan pencegahan tindak terorisme. salah satu cara Malaysia untuk mencegah tindak terorisme di negaranya yakni dengan cara membuat sebuah kebijakan pencegah tindak terorisme.

(15)

keamanan dalam negeri setiap negara didunia. Hal ini dapat dilihat dari suatu organisasi teroris yang memperluas wilayah jaringannya melampau batas- batas wilayah negara. Tidak hanya melakukan aksi teror dinegara dimana mereka berasal namun juga membuat jaringan di negara – negara didunia.

Terorisme menjadi penting sejak peristiwa 11 September 2001. (Cipto, 2007) karena pada peristiwa tersebut menyerang dua fasilitas penting AS yakni gedung WTC (World Trade Centre) di Washington DC dan Pentagon di New York. Adapun kedua gedung tersebut dianggap sebagai lambang superioritas Amerika Serikat sebagai negara superpower dengan kehebatannya disegala bidang. Peristiwa tersebut menjadi tonggak awal Amerika Serikat menuduh bahwa dalang dari peristiwa tersebut diakibatkan oleh gerakan terorisme Al – Qaeda di Irak dibawah pimpinan Osamah Bin Laden dan titik awal munculnya isu terorisme sebagai ancaman global . Serangan 11 September 2001 merupakan sebuah pukulan keras bagi Amerika Serikat sehingga Amerika Serikat berkomitmen dengan tegas untuk melawan segala jenis tindak terorisme dan memberikan reaksi keras kepada dunia internasional untuk bersama – sama melawan terorisme. Hingga akhirnya inilah yang melatarbelakangi Amerika mengeluarkan kebijakan “Global War On Terror” sebuah kebijakan yang dibuat oleh George W. Bush yang kala itu sedang menjabat sebagai presiden Amerika Serikat.

Asia Tenggara dikatakan menjadi kawasan dengan kasus terorisme terbanyak, sehingga tak ayal jika AS gencar mengkampanyekan “global war on

(16)

Mengapa Asia Tenggara menjadi target kampanye terorisme, ini dikarenakan dua hal yang Pertama, mayoritas penduduk dikawasan ini beragama Islam. Kedua, yaitu dikawasan ini memang terdapat beberapa kelompok minoritas Islam yang cenderung keras dalam menyampaikan aspirasi mereka yang tersebar di Malaysia, Indonesia dan Filipina. (Cipto, 2007)

Pada tahun 2014 dunia internasional kembali dihadapkan pada tindak terorisme yakni kemunculan gerakan terorisme baru yakni ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang berpusat di Suriah. ISIS adalah sebuah gerakan terorisme

(17)

tindakan tersebut menjadikan ISIS sebagai ancaman yang dapat mengganggu stabilitas keamanan baik itu keamanan dalam negeri maupun internasional.

Hal ini dibuktikan dengan adanya keterlibatan warga negara di Kawasan Asia Tenggara yang berangkat ke Suriah maupun Irak untuk bergabung dengan ISIS. seperti Malaysia yang mengindikasikan bahwa 40 warga negaranya teridentifikasi ikut bergabung dengan gerakan ISIS di Suriah. Menururt Ayob Khan, salah seorang pejabat kontraterorisme Malaysia menyebutkan bahwa warga Malaysia tersebut adalah warga yang memiliki visi membangun kekhalifahan Islam di Asia Tenggara, yang mencakup Malaysia, Indonesia, Thailand, Filipina serta Singapura (Internasional Kompas.Com, 2014)

(18)

Tindakan yang dilakukan oleh para warga negara Malaysia yang telah bergabung sebagai anggota ISIS tidak hanya sebatas berangkat ke Suriah dan ikut berperang, melainkan para warga negara tersebut juga berkontribusi dalam sistem pendanaan gerakan ini, hal yang dilakukan yakni memberikan sokongan dana untuk membuktikan bahwa mereka benar – benar ingin bergabung dan mendukung penuh apapun yang dilakukan oleh gerakan ini. Selain berkontribusi dalam memberikan sokongan dana, para warga negara Malaysia yang telah berangkat ke Suriah serta membawa ikut serta keluarga mereka memberikan wewenang penuh terhadap gerakan ini yakni dengan menyerahkan istri dan anak – anak mereka untuk dilatih oleh gerakan ini. Salah satunya ialah ISIS mempunyai hak untuk melatih anak – anak para anggotanya, anak – anak tersebut dilatih dalam latihan militer. Latihan yang diberikan oleh gerakan ini meliputi, latihan penggunaan senjata, latihan bela diri dan masih banyak lagi dan rata – rata umur para anak – anak tersebut dapat dikatakan masih dibawah umur. Hal ini bertujuan untuk memberikan perlindungan diri sejak dini dan juga sebagai generasi penerus gerakan ini.

(19)

Untuk itu diperlukan suatu tindakan yang pasti untuk membendung gerakan terorisme ISIS.

II. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat ditarik rumusan masalahnya sebagai berikut

Mengapa Pemerintah Malaysia membuat kebijakan Counterterrorism dengan cara mengesahkan undang – undang pencegahan tindak terorisme POTA (Prevention Of Terrorism Act)?

III. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam membahas permasalahan dalam sebuah penelitian sangat diperlukan untuk menjadi landasan berpikir dalam melihat suatu fenomena hubungan internasional. konsep maupun teori yang digunakan adalah berfungsi untuk menjadi jembatan yang akan menghubungkan antara rumusan masalah dengan hipotesa. Dimana pengertian konsep itu sendiri ialah abstraksi yang mewakili suatu obyek sifat suatu obyek atau suatu fenomena tertentu. (Mas'oed, 1990) dimana konsep digunakan oleh manusia untuk melihat suatu fenomena secara abstrak dan menjadi landasan berfikir untuk mengkaji suatu fenomena. Sedangkan teori adalah suatu bentuk pernyataan yang menjawab pertanyaan “mengapa” artinya ialah berteori adalah upaya memberi makna pada

(20)

a. Konsep Counterterrorism

(21)
(22)
(23)
(24)

b. Teori Sistem politik

Teori Sistem politik oleh David Easton dimana penegertian sistem politik menurut David Easton adalah dalam suatu sistem politik selalu ada suatu aliran yang mengalir secara terus menerus dari input ke output dan feedback. Kemudian menghasilakan suatu Sistem Poitik baru. Input terdiri atas tuntutan dan dukungan yang berasal dari lingkungan. sistem politik yang terdiri dari pembuat keputusan dan aktor-aktor politik lainnya, menerima input ini dan mempertimbangkan reaksi terhadap kebijakan-kebijakannya. Informasi tadi dikonversikan dalam suatu Black Box yang terdiri dari intitusi-intitusi politik dan menghasilkan output dalam bentuk peraturan serta keputusan yang otoratif. Kemudian output tersebut dikembalikan kelingkungan melalui suatu lingkaran umpan balik (Feedback) dan ini menjadi input baru bagi sistem politik (Budiarjo, 2008).

(25)
(26)

Adanya Input berupa tuntutan dan output berupa undang – undang menjadikan terbentuknya sebuah sistem politik berupa aturan-aturan atau kebijakan yang dibuat dalam bentuk undang-undang yaitu Prevention Of Terrorism Act oleh pemerintah Malaysia. Adapun feedback dari disahkannya undang-undang tersebut yakni mendapat penolakan dari beberapa elit parlemen dan organisasi internasional yang merasa bahwa uu tersebut tidak cocok untuk diterapkan di negara Malaysia. Meskipun menuai banyak protes atau tindakan tidak setuju datang dari berbagai pihak atas kebijakan yang akan dibuat oleh pemerintah, namun pemerintah Malaysia tetap membuat dan mengesahkan undang – undang tersebut sebagai alat untuk membendung gerakan ISIS.

IV. Hipotesa

Berdasarkan Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, dan Kerangka teori dapat diambil Hipotesa bahwa alasan mengapa pemerintah Malaysia membuat kebijakan Counterterrorism dengan cara mengesahkan undang – undang pencegah tindak terorisme POTA ialah:

1. Untuk menangkal pengaruh ISIS, yang menjadi ancaman baru bagi keamanan dalam negeri Malaysia sehingga dibutuhkan suatu alat yang tepat untuk membendung pengaruh yang disebarkan oleh ISIS.

(27)

menangani pencegahan tindak terorisme di Malaysia yang disebut POTA (Prevention Of Terrorism Act)

V. Metodologi Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif yakni analisa deskriptif dan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui dokumentasi berupa buku-buku ilmiah, jurnal-jurnal, kutipan hasil penelitian, media massa, media sosial, serta dokumen-dokumen lain yang diperlukan dalam proses penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan ini adalah studi kepustakaan (Library Research).

VI. Tujuan Penelitian

1. Dengan penulisan skripsi ini diharapakan dapat menjawab rumusan masalah yang diajukan dan mebuktikan hipotesa tentang upaya pemerintah dalam penanganan terorisme global.

2. Skripsi ini ditujukan untuk menambah pengetahuan khalayak ramai tentang keseriusan negara Malaysia dalam menangani gerakan terorisme global khususnya terorisme ISIS.

(28)

VII. Sistematika Penulisan

Sistematika penyusunan skripsi ini dipaparkan sebagai berikut:

BAB I : Bab I berisi tentang Pendahuluan. Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, kerangka konsep, kerangka teori, Hipotesa, metodologi penelitian, tujuan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Bab II membahas tentang masuknya pengaruh ISIS di Asia Tenggara, yang menjadi ancaman baru bagi kemanan dalam negeri negara – negara di kawasan tersebut khususnya Malaysia, disini akan dipaparkan tentang profile ISIS yakni, sejarah terbentuknya, ideologi, pendanaan, keanggotan dan pengaruh ISIS di Malaysia.

BAB III : Bab III membahas tentang strategi Response sebagai kebijakan Counterterrorism yang digunakan oleh pemerintah Malaysia untuk membendung gerakan terorisme ISIS dan juga sebagai faktor pendorong dibuatnya POTA (Prevention Of Terrorism Act)

BAB IV : Bab IV membahas tentang POTA sebagai upaya pemerintah Malaysia membendung gerakan terrorisme ISIS. Disini akan dipaparkan faktor internal dan eksternal disahkannya POTA sebagai undang – undang anti terorisme Malaysia, bagaimana POTA dapat membendung pengaruh yang disebarkan oleh gerakan ISIS dan kelemahan regulasi keamanan negara Malaysia terdahulu.

(29)
(30)

BAB II

PROFILE SINGKAT ISIS (ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SYRIA), ISIS SEBAGAI GERAKAN TERORISME GLOBAL MUNCUL SEBAGAI ANCAMAN BARU YANG MENGANCAM KEAMANAN

DALAM NEGERI MALAYSIA

I. Terrorisme sebagai ancaman baru terhadap keamanan dalam negeri Isu terorisme sebenarnya bukanlah isu baru yang muncul untuk mengancam keamanan suatu negara melainkan isu ini menjadi penting setelah Amerika merubah arah kebijakan luar negeri mengikuti terjadinya serangan yang dilakukan oleh kelompok radikal pada 11 September 2001 di Washington DC. Terorisme di

a. Definisi Terorisme

Definisi terorisme menurut Webster’s New School and Office

Dictionary, “terrorism is the use of violence, intimidation, to gain to end

(31)

sebagai rasa takut yang ditimbulkan oleh orang atau sekelompok orang. Jadi terorisme berarti suatu kegiatan yang menimbulkan tekanan dan ketakutan.

Selain itu terorisme merupakan kejahatan luar biasa (Extra Ordinary Crime) yang kental dengan muatan kekerasan politik, yang cenderung sering membuat kerusuhan, pemberontakan, revolusi, perang saudara dan pembantian termasuk melalui teror bom, penyanderaan, dan penembakan dengan sasaran masyarakat sipil bukan militer yang notabenenya tidak terkait langsung terhadap masalah yang sedang dihadapi, terorisme memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Merupakan intimidasi yang bersifat memaksa

2. Menggunakan pembunuhan dan penghancuran secara sistematis sebagai sarana untuk mencapai tujuan tertentu

3. Menciptakan dampak ketakutan yang berkepanjangan

4. Target atau sasaran aksi di pilih namun tujuannya adalah publik dan bersifat rahasia

5. Pesan aksi sebetulnya sudah menjadi rahasia umum, walaupun tidak diungkapkan secara rasional

(32)

Kemudian definisi lain tentang terorisme ialah Terorisme adalah tindakan yang melanggar hukum atau tindakan kekerasan yang mengancam peradaban, sering kali untuk mencapai tujuan politis, agama, atau tujuan – tujuan lain yang serupa. Terorisme internasional melibatkan teritori atau warga negara lebih dari satu negara (Robert Jackson dan Georg Sorensen, 2013). Selain itu, para teroris menggunakan kekerasan untuk menarik perhatian akan maksud atau alasan dibalik tindakan mereka. Mereka berusaha membuat rasa takut kepada masyarakat luas dan pemerintah dengan cara mencederai orang. Kemudian para teroris menjadikan orang – orang yang tidak bersalah sebagai target (Winarno, 2011).

b. Tujuan Terorisme

Tujuan dari gerakan terorisme secara umum diartikan sebagai memublikasikan suatu alasan melalui aksi kekerasan. Karena dengan demikian tujuan mereka akan dapat terpublikasikan dengan cepat dan masif, katalisator bagi aksi militerisme atau mobilisasi massa, menyuarakan ideologi tertentu untuk merekrut anggota, menebar kebencian dan konflik intern-komunal, menyalakan api peperangan dan menghancurkan kepercayaan masyrakat terhadap pemerintah dan kelompok-kelompo tertentu.

(33)

mengatakan bahwa konsep terorisme telah berkembang menjadi “Pembalasan” oleh individu dan kelompok-kelompok ertentu terhadap

pemegang kekuasaan (Negara) dari yang awalnya merupakan konsep kekerasan yang dilakukan oleh pemerinth negara pada akhr abad ke-18 untuk menjamin ketaatan rakyat (Chomsky, 2006).

Jika dilihat dari Definisi dan Tujuan terorisme maka ISIS (Islamic State of Irak and Syiria) dapat dikategorikan sebagai sebuah organisasi terorisme internasional. Karena ISIS tidak hanya bergerak dikawasan Suriah dan Irak melainkan pengaruhnya menyebar keseluruh penjuru dunia dengan tujuan ingin mendirikan negara Islam (Khilafah Islamiyah). Tujuannya yang ingin mendirikan sebuah negara Islam menjadikan gerakan ini melakukan berbagai macam cara untuk memenuhi tujuannya tersebut, cara – cara yang digunakan oleh gerakan ini ialah dengan aksi kekerasan, tidak manusiawi, melanggar aturan yang tidak semestinya dilakukan oleh umat Islam yang ingin mendirikan sebuah negara Islam.

(34)

muncul sebagai gerakan terorisme yang memiliki pengaruh kuat untuk mempengaruhi setiap individu untuk bergabung dengannya yang dilakukan melalui media sosial. Itulah mengapa ISIS dapat dikatakan sebagai gerakan terorisme karena tindakan yang dilakukan dapat mengancam dan memberikan efek takut ditengah masyarakat luas.

II. Profile Islamic State of Irak and Syiria (ISIS)

a. Sejarah Berdirinya ISIS

ISIS merupakan sebuah gerakan yang dihasilakan oleh Al – Qaeda yang memiliki upaya untuk melakuakn ekspansi secara global dalam memperjuangkan politik mereka. ISIS adalah grup jihad berbasis Sunni Wahabi di daerah Timur Tengah yang telah mengumumkan bahwa statusnya sebagai sebuah negara Islam (Khalifah) yang berkuasa atas semua umat Islam di seluruh dunia (Tambunan, Sejarah dan Ideologi ISIS (Islamic State of Iraq and Sham), 2013).

Adapun sejarah gerakan ISIS bermula dari dientuknya “Jama’ah Tauhid dan Jihad” di Irak pada tahun 2004 yang diketuai oleh Abu

Mush’ab Zarqawi. Kemudian pada waktu yang sama, Zarqawi menyatakan

pembai’atannya terhadap pimpinan tertinggi Al – Qaeda yakni Usamah

(35)

Syura Mujahidin” yang diketuai oleh Abdullah Rasyid Al – Baghdadi.

Tujuan dibentuknya majelis ini adalah untuk mengantisipasi perpecahan dikemudian hari antara berbagai kelompok pejuang yang tersebar di berbagai pelosok negara Irak.

Pembentukan majelis ini tidak berjalan sesuai rencana dimana para anggota yang tergabung didalamnya memilih untuk mendirikan majelis sendiri, kemudian pada akir tahun 2006, sebagian besar pasukan “Majelis Syura Mujahidin” berhasil mengambil sebuah keputusan untuk mendirikan

sebuah negra islam Irak di bawah pimpinan Abu Umar Al – Baghdadi. Setelah terbentuknya negara Islam Irak lalu pada tanggal 9 April 2010, pasukan Amerika mengadakan penyerangan besar – besaran ke salah satu daerah di Irak yang bernama Tsar-tsar, dari penyerangan tersebut menyebabkan terbunuhya pemimpin Abu Umar Al – Baghdadi (Pimpinan negara Islam Irak) yang kemudian di gantikan oleh Abu Bakar Al – Baghdadi (Putra, 2014).

(36)

dari gerakan Al-Qaeda internasional pimpinan Osama Bin Laden (Plebani, 2014).

Pada awalnya, kelompok gabungan ini mencetuskan diri dengan nama Islamic State of Irak and Syiria, Namun dalam kancah internasional gerakan ini lebih dikenal dengan istilah Islamic State in Irak and the Levant disingkat ISIL atau Islamic State of Irak and Sham ISIS. Dibawah kepemimpinan Abu Bakar Al- Baghdadi, ISIS telah menjelma menjadi gerakan teroris yang paling menakutkan dan kontroversial pada abad sekarang ini. Gerakan ini bukanlah gerakan teroris biasa melainkan sebuah organisasi politik dan militer islam radikal sebagai filsafat politik dan berusaha untuk memasukan pandangan atau ideologiya berlaku untuk seluruh muslim maupun non-muslim. Gerakan ini memiliki tujuan yankni ingin membentuk Khilafah Islamiyah (Negara Islam) dimuka bumi dengan menempuh jalan yang radikal, gerakan ini mengklaim dirinya sebagai penguasa tunggal dari semua muslim Sunni diseluruh dunia. Seiring berjalanya waktu, pada tahun 2014 ISIS berhasil menguasi Fallujah, Mosul dan Raqqa di Irak, serta menghapus batas negara Irak dan Suriah dan menjadikan Raqqa sebagai ibukota ISIS. (Tambunan, Sejarah dan Ideologi ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria), 2013)

b. Ideologi Gerakan ISIS ( Islamic State of Iraq and Syiria )

(37)

nilai – nilai dasar Islam. ini sangatlah penting mengingat bahwa gerakan ini mengatakan bahwa tidak ada perbedaan antara agama dan negara. Sehingga pengambilan semua keputusan didasarkan pada hukum Syariah (Hukum Islam). Secara bahasa kata Salaf memiliki arti yang merujuk kepada orang – orang terdahulu, sedangkan Salafiyah merujuk kepada gerakannya sehingga menurut istilah Salafiyah merupakan paham yang berpedoman pada Al –Qur’an dan Sunnah Nabi sebagai sumber awal bagi ilmu dan amal. Mereka berpegang teguh pada pemahaman para Sahabat sahabat termasuk dalam segi akidah dan dalam segi penerapan gerakan Salafiyah terfokus pada perjuangan melawan fanatisme mazhad dan menyerukan untuk kembali kepada Al –Qur’an dan Al – Sunnah. Adapun tujuan dari gerakan ini ialah menghidupkan ajaran para kaum terdahulu ( Salaf ) yang menyerukan agar umat Islam kembali kepada Al –Qur’an dan Sunnah dan meninggalkan ajaran (Mazhab) yang tidak didasarkan pada Al – Qurab dan Al – Sunnah. Selain itu, Salafiyah dikenal juga sebagai

sebuah metode (Manhaj) untuk memahami dan menerapkan Islam (Jaiz, 2004). Oleh sebab itu, salafi merupakan istilah yang ditujukan bagi setiap orang yang berusaha memelihara kemurnian nilai – nilai Islam yang dilandaskan pada ajaran nabi Muhammad SAW dan Al – Sunnah dengan sumber hukum yang berasal dari Al –Qur’an dan Al – Sunnah.

(38)
(39)

Quran dan Al – Sunnah (Tambunan, Sejarah dan Ideologi ISIS (Islamic State of Iraq and Sham ), 2014).

Kemudian untuk menghadapi musuh ini dilakukan dengan cara berjihad (berperang). Jihad versi gerakan ini ialah jihad yang menggunakan kekerasan dan kekejaman untuk mencapai tujuanya, jihad tidak hanya berbicara mengenai penyelesaian masalah melalui berperang melainkan jihad juga berarti sesuatu yang kita lakukan dengan bersungguh – sungguh dalam melakukan kebaikan. Namun gerakan ini memahami

jihad sebagai sebuah jalan untuk berperang dan memiliki tujuan untuk mati Syahid. Inilah landasan utama ISIS dalam mengambil setiap keputusan atau tindakan yang akan mereka lakukan dengan tujuan untuk menghimbau semua umat untuk bergabung kedalam kekhilafahan yang telah dibuat oleh ISIS dan berjihad melawan musuh yang akan mencoba menghentikan usahanya dalam membentuk negara Islam (Khilafah Islamiyah) (Amin, 2014).

II. Sumber kekuatan ISIS (Islamic State of Irak and Syria)

a. Sumber kekuatan Dana

(40)

khilafah islamiyah di muka bumi. Salah satu buktinya adalah dengan diambil alihnya wilayah di Suriah yakni Raqqa dan Mosul di Irak. pendorong keberhasilan gerakan ini melakukan aksinya ialah banyaknya dana yang menjadi faktor utama keberhasilan misinya.

Sumber dana ISIS datang dari berbagai pihak, baik itu individu, kelompok bahkan negara sekalipun, tak tanggung – tanggung para pihak tersebut mendanai gerakan ini mulai dari pendanaan berupa materi seperti uang dan juga fasilitas seperti senjata dan kendaraan umum, pendanaanya dilakukan berupa sumbangan perindividu bahkan sumbangan yang dilakukan langsung oleh negara ke pemimpin negara di Suriah dan kemudian langsung diteruskan kepada gerakan ini. (Arrahmahnews, 2015).

(41)

penyanderaan warga negaranya dan harus membayar tebusan dengan jumlah yang sangat besar (Merdeka, 2015).

Secara garis besar ISIS mendapatkan dana melalui beberapa cara yang Pertama mendapatkan sumbangan yang bersumber dari individu, kelompok bahkan perwakilan negara yang memiliki kepentingan yang sama dengan gerakan ini. Perwakilan negara ini memberikan sumbangan dalam jumlah yang sangat besar. Namun sumbangan paling banyak datang dari para individu yang secara sukarelawan memberikan sokongan dana terhadap gerakan ini karena telah terpengaruh oleh ideologi yang diusung oleh gerakan ini. Kedua sumber dana ISIS berasal dari hasil penjarahan kilang minyak diwilayah Irak yang menghasilkan dana yang begitu besar dari hasil penjualan minyak tersebut yang dijual melintasi Irak hingga perbatasan Turki. Yang Ketiga ialah hasil dari tebusan para sandera yakni para warga sipil yang ditahan yang kemudian dijadikan sebagai alat untuk mengancam pemerintah setempat kemudian meminta tebusan agar para sandera dapat dibebaskan dengan jaminan sandera digantikan dengan tebusan yang berjumlah besar.

b. Sumber kekuatan Militer

(42)

berasal dari luar timur tengah, seperti Eropa, Asia Selatan dan juga Asia Tenggara. Blok terbesar para pejuang gerakan ini datang dari negara – negar muslim terdekat seperti Yordania, Tunisia, Yaman dan Arab Saudi.

Dari segi kekuatan militer, ISIS juga memiliki perleengkapan perang berupa senjata canggih dan modern yang sebagian besat mereka peroleh dari hasil merebut camp – camp militer di Suriah dan Iraq sebagianya lagi mereka peroleh melali transaksi jual – beli. Adapun senjata – senjata yang dimiliki oleh gerakan ini meliputi : Tank, Senjata Api, kendaraan dengan senapan mesin semi otomatis, peluncur roket, peluncur geranat, roket dan yang terakhir adalah jet tempur (Surbakti, 2015).

Kekuatan dana dan militer yang dimiliki oleh ISIS merupakan faktor utama keberhasilan gerakan ini dalam mempengaruhi dan menyebarluaskan ideologinya dikancah global. Didukung oleh sumber dana yang melimpah dan juga kekuatan militer yang canggih dan modern menjadikan ISIS sebagai gerakan terorisme paling kuat pada abad ini.

III. Keanggotaan ISIS (Islamic State of Irak and Syiria)

(43)

dengan gerakan yang lain ialah dalam pemanfaatan fenomena globalisasi saat ini dengan cara yakni menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan cara menggunakan sosial media.

Salah satu saluran berita di Inggris yakni Sky News mendapati ribuan dokumen berisi nama jihadis gerakan ini mulai dari tempat tinggal, nomer telepon, dan identitas keluarga mereka. Laporan ini didapatkan dari dokumen dalam sebuah kartu memori curian mantan anggota ISIS yang ditangani oleh kepala polisi keamanan internal. Balnko tersebut juga berisi form pendaftaran perekrutan anggota ISIS, tercatat bahwa ada sekitar 51 negara terkumpul dalam dokumen tersebut (Naufal, 2016). Selanjutnya negara Jerman juga mendapatkan bocoran ribuan data anggota gerakan ini, Bagian kriminal kepolisian federal Jerman menyatakan bahwa arsip tersebut berisi data pribadi para anggota gerakan ini dan data tersebut bersifat autentik (WW, 2016).

(44)

a. Penyebaran ideologi dan perekrutan anggota melalui media sosial dan multimedia

Tercatat bahwa hampir semua akun media sosial dimiliki oleh gerakan ini, sebut saja seperti Youtube, Facebook, Twitter yang dari masing masing media sosial tersebut memiliki fungsi untuk menukar dan membagikan informasi secara cepat dan intens dan dapat diakses oleh siapapun di seluruh dunia. Gerakan ini termasuk kedalam gerakan yang sukses menggunakan media sosial sebagai alat penyebaran ideologi dan perekrutan anggota.

(45)

Berita yang dimuat didalam majalah tersebut menceritakaan kelebihan – kelebihan yang terjadi jiga menjadi anggota gerakan ini. Selain majalah online, gerakan ini juga membuat aplikasi video yang diberi nama Al Hayat Media Centre yang merupakan alat propaganda ISIS melalui siaran

video dengan kualitas tampilan High Definition (Irib, 2014).

Namun belakangan ini juga ISIS telah membuat aplikasi yang sejenis dengan Twitter guna untuk memudahkan akses pertukaran informasi dan perekrutan anggota dimana aplikasi tersebut buatan anggota ISIS sendiri. mengingat bahwa banyaknya negara atau kelompok – kelompok yang melakukan pemblokiran akun yang dimiliki oleh gerakan ini, sehingga gerakan ini membuat aplikasi sendiri guna menghindari campur tangan negara atau kelompok – kelompok tertentu yang berusaha memblokir semua akun yang berkaitan dengan ISIS. Sebagian besar anggota ISIS berhasil didapat melalui media sosial, yakni para anggota yang berada diluar kawasan Timur Tengah.

b. Penyebaran ideologi dan perekrutan anggota melalui perwakilan anggota yang tersebar di berbagai negara dunia

(46)

kewarganegaraan selain itu gerakan ini juga mengubah penampilan anggotanya dengan cara menyesuaikan sesuai dengan penempatan para anggotanya. Hal tesebut ditujukan agar para perwakilan anggota tersbeut dapat berbaur dengan warga lokal dan juga untuk meminimalisir kecurigaan yang akan ditimbulkan.

Setelah usahanya untuk masuk kenegara asing berhasil dan juga dapat berbaur dengan warga lokal, selanjutya para perwakilan anggota tersebut mulai melakukan aksi yakni dengan cara soft approach yaitu dengan cara membuka pengajian dan bedah buku mengenai ideologinya di masjid – masjid dan melakukan kegiatan sosial lainnya. Lain halnya dengan perekrutan anggota para perwakilan tesbut menceritakan kelebihan – kelebihan yang akan didapat jiga bersedia menjadi anggota ISIS yakni

salah satunya dengan di iming – imingi akan mendapatkan gaji yang berlimpah ruah mengingat bahwa gerakan ini merupakan gerakan terorisme paling kaya dengan dana yang begitu banyak. Setelah mendapatkan status sosial didalam masyarakat dan sudah dapat mempengaruhi masyarakat untuk bergabung dengannya, hal selanjutnya yang harus dilakukan oleh para perwakilan anggota ialah membawa para anggota baru tersebut untuk berangkat ke Suriah yakni menjadi anggota baru untuk membantu gerakan ini melakukan misinya disana (Panggabean, 2014)

(47)

ini yakni Salafi Jihadis yang menjadikan warga negara dunia terpengaruh dan bergabung dengan gerakan ini untuk membentuk negara Islam (Khilafah Islamiyah).

IV. Jaringan Islamic State of Irak and Syiria (ISIS) di Asia Tenggara

Asia Tenggara merupakan sebuah kawasan yang berada di benua Asia mengingat bahwa kawasan ini yang berada pada titik strategis yang menghubungkan antara benua Eropa dengan benua Asia dan juga Australia bahkan Afrika. Dengan letaknya yang starategis tidak heran jika kawasan ini menjadi jalur surta yang menjadi akses dagang, kerjasama hingga kejahatan lintas batas atau bisa disebut juga kejahatann transnasional. Jika Menyebut kejahatan lintas batas kita akan diingatkan pada kasus - kasus perdagangan narkoba, perdagangan organ dan manusia, dan yang terakhir adalah terorisme internasional.

Isu terorisme merupakan salah satu isu yang menjadi tantangan terbesar bagi stabilitas keamanan di negara – negara kawasan Asia Tenggara. Asia Tenggara seolah – olah menjadi medan perang, dimana intensitas aktivitas dan serangan dari teroris yang ada di Asia Tenggara mengindikasikan bawa wilayah Asia Tenggara menjadi salah satu sarang dari jaringan terorisme internasional. tahun 1968 mengawali kesadaran bahwa serangan terorisme internasional menjadi ancaman krusial dimana meningkatnya jumlah korban dari serangan yang diakibatkan oleh kelompok – kelompok terorisme internasional menjadi ancaman krusial dan juga pada

(48)

kata lain religous terorism seagai sala satu bentuk ancaman terorisme yang mengancam integritas dan eksistensi negara sekular dan stabilitas keamanan di kawasan Asia tenggara (Afrilene, 2015).

Berbicara mengenai terorisme kawasan ini memiliki catatan panjang mengenai kejahatan jenis ini dimana jika kita kembali mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu yakni tragedi pengeboman WTC 9/11 di Amerikas Serikat yang menjadi akar munculnya pergerakan terorisme internasional, kawasan ini dijadikan sebagai ”Front kedua” oleh AS setelah Afghanistan

dimana kawasan ini menjadi tempat bersarangnya gerakan terorisme internasional yakni Al - Qaeda yang tersebar di Filipina, Malaysia, dan juga Indonesia. Usaha yang dilakukan oleh jaringan Al – Qaeda inilah yang mendukung perkembangan gerakan kelompok islam radikal yang berada di Asia Tenggara. Adapun kelompok – kelompok Islam radikal yang telah berkembang menjadi teroris adalah Moro Islamic Liberation Front (MILF), dan Abu Sayyaf Group (ASG) di Filipina; Laskar Jundullah di Indonesia; Kumpulan Mujahidin Malaysia (KMM) di Malaysia; dan juga Jamaah Islamiyah yang tidak hanya tersebar di tiga negara tersebut melainkan berkembang hingga ke Australia.

(49)

ke kawasan ini. seperti di beberapa negara yakni, Malaysia, Indonesia dan Brunei Darussalam yang cenderung mayoritas penduduknya beragama Islam kemudian ada beberapa negara yang memiliki gerakan separatis seperti minoritas muslim di Thailand, Myanmar dan Filipina. tak sedikit dari mereka membentuk kelompok radikal lokal. Seperti Abu Sayyaf di Filipina yang telah mengumunkan dirinya sebagai perwakilan ISIS di Asia Tenggara, ISIS menggunakan gerakan Abu Sayyaf sebagai perpanjangan tangannya di kawasan tersebut selain itu gerakan Abu Sayyaf juga memiliki jaringan dengan gerakan – gerakan terorisme lokal yang ada di Malaysia dan Indonesia. Ini bertujuan untuk membantu ISIS dalam penyebaran pengaruhnya di Asia Tenggara.

Tidak bisa dipungkiri bahwa penjelasan diatas merupakan faktor pendorong masuknya para kelompok teroris ke kawasan ini. Populasi dengan mayoritas beragama Islam ini begitu dimanfaatkan oleh para kelompok – kelompok untuk melancarkan misi dan juga menjadi lahan yang strategis untuk merekrut para anggota baru untuk bergabung dengannya.

(50)

Tenggara secara daring dan menggunakan bahasa setempat” ia juga

berpendapat bawa gempuran koalisi serangan udara terhadap berbagai markas di Irak dan Suriah mendorong kelompok militan ini mengembangkan sayap di kawasan lain. Hilangnya markas kekuasaan di negara asal membuat gerakan ini melakukan inovasi yakni dengan cara mencari kawasan baru yang akan digunakan sebagai markas baru dan ketika para kelompok tersebut kehilangan wilayahnya ia akan menjadi lebih memberontak dan juga akan mencoba memperbesar pengaruhnya hingga keluar kawasan kekuasannya (Sari, 2015).

(51)

utama yakni negara – negara yang tidak sejalan dengan ajaran Islam atau bahkan negara non - Islam (Dunia Barat).

V. Sepak Terjang Terorisme di Malaysia dan pengaruh gerakan ISIS yang mengancam keamanan dalam negeri Malaysia

a. Terorisme di Malaysia

Malaysia adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang merupakan salah satu dari negara terkaya di Asia Tenggara. Malaysia berbentuk federasi yang terdiri dari 13 negara bagian, negara ini terdiri dari dua bagian yang terpisah secara geografis, yaitu semenanjung Malaysia dan Malaysia. Kedunya dipisahkan oleh laut cina selatan. Semenanjung Malaysia berbatasan dengan Thailand disebelah utara dan perairan disebelah barat (Selat Malaka), timur (Laut Cina Selatan), dan selatan (Selatan Johor). Sementara itu, Malaysia Barat yang terletak di pulai kalimantan berbatasan dengan Indonesia dan Brunei Darussalam. Sedangkan dipulau kalimantan Malaysia memiliki perbatasan darat dengan Indonesia dan Brunei Darussalam.

(52)

mengingat negara tersebut adalah salah satu negara Islam di Asia Tenggara negara Islam yakni negara yang menggunakan hukum Islam sebagai landasan hukum di negaranya. Islam menempati posisi starategis dalam proses pembentukan negara Malaysia. Konstitusi Malaysia mempertahankan kekuasaan dan wewenang para sultan disembilan wilayah kesultanan Malaysia dan mewajibkan warga suku melayu agar memeluk agama islam. Para sultan secara konstitusional adalah pimpinan tertinggi di berbagai wilayah tersebut.

(53)

memiliki jumlah Sumber daya manusia melimpah yang mendukung pertumbuhan industri dan didukung juga oleh posisi Malaysia yang strategis sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi negara tersebut. (Pshafira-Fisip12, 2014)

Dibalik kekuatan dan kondisi ekonomi yang dimiliki oleh Malaysia sangat berbanding terbalik dengan kondisi politik dan keamanan dimana negara ini dikenal sebagai negara dengan sistem pemerintahan yang cenderung otoriter dalam membuat sebuah keputusan atau kebijakan yang akan berdampak kepada timbulnya gerakan – gerakan kontra terhadap pemerintah sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi politik di Malaysia cenderung kacau dibandin dengan kondisi ekonomi. Selain itu, dalam segi keamanan negara ini masih terbilang longgar. Banyaknya kebijakan kemanan yang dibuat oleh negara ini tidak menjamin bahwa negara ini aman dari ancaman yang datang dari luar, salah satunya ancaman terorisme. Dalam segi keamanan negara Malaysia dianggap masih kurang waspada, termasuk keamanan dalam keimigrasian. Lemahnya keamanan dalam negeri ini dijadikan sebagai peluang yang besar untuk para kelompok – kelompok radikal seperti gerakan terorisme. lemahnya sistem keamanan Malaysia menjadikan negara ini rentan sebagai tempat transit oleh para kelomok terorisme, baik itu terorisme lokal maupun internasional. Dalam sejarahnya sejak tahun 1970-an Malaysia telah mengalami kasus terorisme.

(54)

dianggap sebagai negara yang relatif aman tiba – tiba dipandang sebagai salah satu negara dengan tingkat aktivitas terorisme global. Tidak seperti Thailand, Filipina dan Indonesia, Malaysia diketahui tidak memiliki kelompok separatisme seperti negara – negara yang cenderung menggunakan tindak Terrorisme. Hal ini diperkuat oleh Vaughn et al (2009, h.150) dalam Anggalia yang menyatakan bahwa kelompok – kelompok terorisme yang ada di Malaysia bersifat eksternal. Namun pasca terjadinya peristiwa 9/11, Malaysia dipandang sebagai ‘hot spot’ terorisme karena beberapa orang yang merencanakan serangan 9/11 dilaporkan menggunakan Kuala Lumpur sebagai tempat transit dan sebagai tempat untuk melakukan pertemuan untuk merancanakan aksi teror. Sebutan “hot spot” juga

didukung oleh keberadaan Jamaah Islamiyah yang memanfaatkan negara Malaysia sebagai tempat penggalangan dana (Mantiqi I) seperti halnya Singapura (Australian Goverment Departement of Foreign Affairs and Trade, 2004).

(55)

2011). Kelemahan ini dikatakan telah dimanfaatkan oleh kelompok teroris transnasional dengan menggunakan negara sebagai tempat untuk melakukan transit (Permatasari, 2013)

b. Pengaruh ISIS di Malaysia

(56)

Selain itu, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang disebarkan oleh gerakan ini di Malaysia dapat dilihat dari pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Ketua Devisi Counterterrorism Malaysia yakni Ayub Khan Mydin Pitchay bahwa pihak mereka telah menahan salah satu mantan Komando militan Syiria karena ia menyusup masuk ke negara Malaysia pada bulan Januari 2015 yang diduga akan menyebarkan pengaruh ISIS di Malaysia. Tidak hanya itu, para perempuan yang ada di Malaysia berniat untuk berangkat ke Suriah dan menikah dengan warga Malaysia yang telah bergabung dengan ISIS. sokongan dana juga didapat dari beberapa warga negara Malaysia yang bersekutu dengan gerakan ini.

Terlibatnya warga Malaysia dalam penyembeliha seorang tawanan perang yang tersebar melalui rekaman video yang dikirimkan ke salah satu akun facebook miliknya. Terdapat ±500 akun Facebook Aktif milik warga negara Malaysia yang digunakan sebagai alat untuk menyebarkan ideologi gerakan ISIS, merekrut para anggota baru, sebagai sarana untuk membujuk para warga untuk berangkat ke Suriah . selain untuk menyebarkan ideologi, Facebook ini juga digunakan sebagai alat untuk membagikan pengalaman para anggota selama menjadi anggota ISIS di Suriah. meningat bahwa gerakan ini menggunakan media sosial sebagai alat untuk menyebarkan pengaruhnya keseluruh dunia.

(57)

Bangkok. Thailand menggunakan kereta api, setelah itu setibanya di Thailand para anggota ISIS ini kemudian berangkat dari Thailand ke Moscow, Rusia melalui perjalanan udara. Setibanya di Moscow para warga Malaysia tersebut kembali menggunakan perjalanan udara dari Rusia ke Turki. Sesampainya di Turki warga Malaysia tersebut menggunakan perjalanan darat yang ditempuh selama 13 Jam perjalanan dari Turki ke Sepadan Hatay, Suriah. cara ini digunakan untuk meminimalisr kecurigaan yang akan ditimbulkan dan akan menghambat perjalanan mererka untuk berangkat ke Suriah dan bergabung dengan ISIS.

(58)

dihimbau untuk bergabung dengan Abu Sayyaf di Filipina yang telah diberi amanah untuk menjadi pemimpin ISIS di Asia Tenggara.

(59)

BAB III

KEBIJAKAN COUNTERTERRORISM SEBAGAI FAKTOR PENDORONG DIBUATNYA POTA (PREVENTION OF TERRORISM

ACT) DI MALAYSIA

Pada abad ke-21 sekarang ini, dunia internasional dihadapkan pada masalahnya pada munculnya kejahatan baru yang disebabkan oleh sekelompok individu yang disebut dengan terorisme. Terorisme merupakan sebuah fenomena yang muncul menjadi ancaman bagi setiap negara, dibutuhkan keseriusan untuk melawan gerakan ini karena dapat mengancam keamanan baik itu domestik maupun internasional. Setiap negara didunia mempunyai berbagai macam cara yang digunakan untuk membendung gerakan terorisme, seperti mengeluarkan kebijakan, kebijakan dalam negeri yang bersisikan tentang kiat – kiat dalam membendung atau mencegah tindak terorisme. Tidak hanya mengandalkan kebijakan dalam negeri, kebijakan yang datang dari luar negeri pun atau biasa disebut dengan kebijakan internasional bisa menjadi alternatif lain dalam memerangi gerakan terorisme. negara – negara didunia juga berkomitmen satu sama lain untuk bersama – sama bersepakat dalam melawan terorisme, dengan cara menerapkan kebijakan internasional yang dibuat oleh sebuah negara, atau organisasi internasional.

(60)

maupun multilateral, menjadikan negara harus mengikuti alur yang sudah diterapkan oleh para patner demi untuk memperlancar kerjasama yang telah dibangun dan juga untuk mencapai kepentingan masing – masing. Terlibatnya sebuah negara dalam sebuah hubungan bilateral maupun multilateral menjadikan negara tersebut harus mengikuti aturan – aturan yang diterapkan oleh mitra kerjasamanya. Termasuk jika sebuah negara menjalin hubungan dengan negara atau organisasi yang berpengaruh dalam dunia internasional, dimana mereka memanfaatkan kekuasaan yang dimiliki untuk mempengaruhi negara – negara dunia untuk menerapkan setiap keputusan atau kebijakan yang telah dibuat. Tak ayal jika keputusan atau kebijakan yang diterapkan oleh sebuah negara dilatarbelakangi oleh tekanan internasional melalui kerjamasa tersbut. Tekanan internasional merupakan faktor pendorong diterapkannya sebuah kebijakan internasional disetiap negara. Kebijakan ini bisa bermacam – macam mulai dari kebijakan politik, ekonomi dan sosial budaya. Amerika Serikat dan Organisasi PBB merupakan dua Steakholder yang dapat mempengaruhi tatanan global dengan kekuatan yang dimiliki.

(61)

kebijakan yang dikeluarkan oleh AS pasca penyerangan WTC pada 11/9 2001 dan menjadi kebijakan yang terus diperbaharui hingga sekarang mengikuti pergerakan terorisme yang semakin ganas pada abad ini. Diterapkannya kebijakan Global War on Terror diikuti dengan dibuatnya kebijakan baru yang lebih spesifik unutk melawan gerakan terorisme, yakni Counterterrorism.

(62)

menginterogasi dan menahan terduga teroris bahkan tanpa didasari bukti sekalipun (Soetjipto, 2015).

I. Pengaruh kebijakan Counterterrorism Amerika Serikat di Dunia Internasional

Isu terorisme bukanlah hal baru bagi AS. Isu tentang terorisme telah muncul sejak kepemimpinan presiden Ronald Reagan. Dengan kata lain isu terorisme ini sebagai pengganti era perang dingin. Pada masa pemerintahan Reagan perhatian khususpun ditujukan pada pemberantasan segala jenis tindakan yang merujuk kepada tindakan terorisme baik itu sekala regional maupun internasional. Isu terorisme yang kemudian membuat stigma tentang perang terhadap teror digunakan sebagai kedaran untuk menakut-nakuti masyarakat, supaya pemerintah dapat menghimpun dukungan untuk program – program yang bertentangan dengan kepentingan masyarakat. Mislanya kampanye militer diluar negeri, pengeluaran dana untuk perang , pengintian dan sebagainya.

(63)

kestabilan keamanan internasional. Dalam penyebarluasan kebijakan peran media massa AS memiliki kontribusi yag sangat besar dalam perluasan kebijakan tersbut yakni berupaya untuk meyakinkan negara-negara didunia untuk menjalin kerjasama dalam memerangi tindak Terorisme.

Kebijakan Counterterrorism telah dimulai pasca penyerangan 11/9 September, dunia dikejutkna dengan runtuhnya World Trade Center di New York dan Pentagon Washington DC. Serangan teroris menyebabkan ketakutan ditengah – tengah masyarakat luas, dimana sekitar 2000 orang menjai korban dalam

penyerangan tersebut. Konsekuensinya adalah AS mengeluarkan sebuah kebijakan luar negeri untuk melawan terorisme hampir diseluruh dunia hingga sekarang, AS memiliki aliansi terbesar untuk mengkampanyekan kemanan.

Mengutip dari Jurnal Of Governement & Politic dijelaskan bahwa ;

Counterterrorism is important measure in the foreign policy of U.S Modelski told that foreign policy is the effort of states to change the

behavior other states and for implementing their own interest in international system (Kegley, 2006:58) He also me mentioned that foreign

folicy is the authority measures to realize their international objective

(64)

mengimplementasikan kepentingannya didalam sistem internasional. Selanjutnya ialah kebijakan laur negeri harus dibuktikan dengan menjadikannya objek internasional yang digunakan oleh semua negara didunia. Dalam jurna yang sama juga disebutkan bahwa kebijakan Counterterrorism mencoba untuk menghentikan atau melumpuhkan para teroris menggunakan cara yang spesial yakni tidak menggunakan kekerasan fisik melainkan lebih kepada rehabilitasi para anggota teroris. Selain itu Counterterrorism harus memiliki kekuatan dan memiliki kerjasama yang luas dengan para intelijen, lembaga hukun yang memaksakan penerapan perjanjian, memblok pendanaan teroris (Mynardy, 2016).

Tidak hanya itu, demi untuk membuktikan keseriusannya dalam memerangi tindak terorisme, AS dengan resmi membuat sebuah forum yang di beri nama The Global Counterterrorism Forum (GCTF) yang diresmikan pada 22 September 2011. Forum ini memiliki 30 negara anggota (29 Negara dan UE) di seluruh dunia Tujuan dibentuknya forum ini adalah untuk meningkatkan kerjasama multilateral dalam menangani tindak terorisme pada abad ke-21. Ini didasari oleh keinginan AS sendiri yang ingin menciptakan keadaan dunia yang aman yang jauh dari ancaman terorisme, dimana terorisme pada abad ini telah menjadi gerakan terorisme transnasional yang mengancam kemanan nasional negara didunia (Global Counterterrorism Forum, 2011).

II. Strategi Kebijakan Counterterrorism Amerika Serikat

(65)

peristiwa 9/11 terjadi kebijakan untuk memerangi terorisme sudah pernah dikeluarkan oleh AS sekitar tahun 1970-an. Kebijakan Counterterrorism semakin menarik perhatian negara – negara di seluruh dunia sejak AS mendapatkan serangan secara langsung oleh gerakan terorisme seperti Al – Qaeda. Fenomena ini merupakan sebuah teguran keras bagi AS dimana pasca perang dingin berakhir, AS dikenal sebagai negara yang hegemon dan mustahil bahwa AS akan memiliki musuh. Namun yang terjadi malah sebaliknya pada 11 September 2001 gedung sebagai simbol kekuatan terbesar AS di serang oleh sekelompok teroris mematahkan anggapan bahwa AS adalah negara yang hegemon (Sari, 2013).

Amerika Serikat dengan sengaja mengguunakan kata “war” sebagai kata

untuk menggambarkan keseriusannya dalam melawan tindak terorisme, jika kembali kepada awal dibuatnya kebijakan ini, Counterterrorism dibuat pertama kali untuk melawan gerakan terorisme Al – Qaeda. Namun juga tujuan ini digunakan juga untuk melawan gerakan – gerakan terorisme yang akan muncul dimasa depan. AS sendiri memiliki beberapa strategi Counterterrorism .

(66)

memilik hak tertinggi untuk menetapkas suatu kebijakan yang kemudian akan diikuti atau di gunakan oleh para negara anggota. Tidak hanya itu, AS juga membuat pangkalan – pangkalan militer diberbagai negara guna untuk menajaga keamanan dunia, selain pangkalan militer, AS juga menjalin kerjasama di bidang militer dengan negara – negara di dunia. Membendung pendanaan terorisme yang mendukungnya selama ini, membuat program jangka panjang dibawah Asisten program antiterorisme AS yakni ATA (Antiterrorism Assistance Program) untuk menyediakan tempat pelatihan, peralatan atau perlengkapan dan teknologi untuk melawan terorisme (State, 2011).

III. Upaya Counterterrorism Malaysia dan kerjasama yang dibangun dalam kerangka kebijakan Counterterrorism

(67)

berkontribusi/ berbagi informasi dan pengalaman di forum – forum internasional (Malaysia, 2011).

(68)

digunakan oleh suatu negara sebagai pedoman untuk melakukan tindakan – tindakan yang menyangkut tentang pemberantasan terorisme.

Pengalaman Malaysia tentang kelompok terorisme dan kejahatan lainnya menjadikan negara ini aktif dalam forum – forum yang dibuat untuk mencegah semua tindakan tersbut. Malaysia dikenal sebagai negara yang aktif mempromosikan tindakan anti terorismenya di forum – forum internasional.

a. Bergabung kedalam Global Coalition to Counter ISIS (Koalisi Global untuk melawan ISIS)

Malaysia sebagai salah satu negara yang berkomitmen untuk memberantas tindak terorisme, baik itu dalam lingkup dalam negeri, regional maupun global. Komitmen tersbut telah dibuktikan oleh Malaysia melalui penerapan – penerapan kebijakan internasional maupun bergabung ke dalam sebuah forum regional maupun global yang berkaitan dengan pemberantasan tindak terorisme.

(69)

kelompok yang ingin membentuk sebuah negara Islam didunia. Tindakan yang dilakukan oleh kelompok ini sangat melanggar hak asasi manusia dan kekerasan terhadp hukum internasional, termasuk pembunuhan tanpa pandang bulu, menjadikan warga sipil sebagai target kejahatan, mengeksekusi massa, penyiksaan terhadap individu dan masyarakat berdasarkan identitas mereka, penculikan warga sipil, dan masih banyak lagi tindakan yang melanggar hak asasi manusia.

Kelompok ini tidak hanya menjadi ancaman di Irak dan Suriah melainkan ia menjelma menjadi sebuah ancaman yang mengancam setiap individu dan masyarakat global. ISIS menunjukan sebuah ancaman teroris global dimana mereka merekrut ribuan anggota dari luar Irak dan Suriah, mereka bersedia menjadi anggota tetap ISIS dan membantu kelompok ini dalam melancarkan aksinya dengan cara memanfaatkan teknologi untuk menyebarluaskan ideologi mereka dan menimbulkan tindakan teror. Akibat dari tindakan yang dilakukan oleh kelompok ini menjadikan negara didunia untuk waspada dan bergabung kedalam satu – kesatuan global untuk melawan kelompok ini.

(70)

terrorism can only be defeated by a sustained and

comprehensive approach involving the active participation and

collaboration of all states.... which is why our first priority to encourage others to join in this endeavor

Menurut pernyataan Dewan Keamanan PBB diatas dapat dilihat bahwa kelompok teroris hanya dapat dikalahkan dengan cara membuat suatu pendekatan yang menyeluruh dan dukungan dengan cara melakukan kerjasama / kolaborasi, dan menekankan kepada keikutsertaan setiap negara didunia untuk bergabung kedalam sebuah kolaborasi ini, dimana perioritas utama dalam hal ini ialah mendorong setiap negara lain yang belum bergabung untuk segera bergabung dalam gagasan ini.

Pernyataan diatas merupakan sebuah patokan yang digunakan oleh negara – negara didunia untuk membentuk sebuah kolaborasi/ koalisi global dalam melawan kelompok terorisme. Seperti sebuah koalisi global yang dibentuk oleh AS, dimana forum ini bertujuan untuk melawan kelompok teroris ISIS yang disebut sebagai “The Global Coalition to

(71)

Ada 5 hal yang paling ditekankan dalam koalisi global ini yakni

1. Memberikan dukungan militer untuk para rekan koalisi 2. Menghentikan aliran dana dari pajuang asing

3. Menghentikan keuangan dan pendanaan ISIS

4. Ditujukan untuk mengatasi krisis kemanusian di sebuah wilayah dan

5. Membongkar siapa ISIS yang sebenarnya

Adanya sebuah koalisi global seperti ini sangat penting guna untuk melawan kelompok seperti ISIS, dimana setiap rekan koalisi berkontribusi dalam dalam bidang Militer yakni mendukung persenjataan, perlengakapan, pelatihan dan juga masukan berupa saran dan nasehat. Koalisi ini juga berupaya untuk menjatuhkan dan pada akhirnya untuk melawan ISIS dengan berbagai usaha yang dilakukan termasuk mencegah aliran pendanaan ISIS dari luar negeri dan juga menunjukan siapa sebenarnya ISIS. (State, The Global Coalition To Counter ISIS, 2014)

Bergabungya Malaysia kedalam koalisi global ini telah membuktikan bahwa negara ini benar – benar ingin melawan kelompok ISIS baik itu didalam negerinya maupun dalam lingkup global.

b. Koalisi Militer untuk Melawan ISIS

(72)

sekaligus menjabat sebagai menteri pertahanan kerajaan Arab Saudi. Sebanyak 34 negara bergabung dalam koalisi ini, aliansi ini terdiri dari berbagai negara yang berada dalam dunia Islam, yang berkomitmen menyangkut negaranya sendiri kemudian berdampak pada dunia. Dalam ketentuannya, koalisi ini bertujuan untuk menjalankan ketentuan yang dikeluarkan oleh PBB dan OKI dalam hal terorisme, yakni kedua lembaga tersebut menegaskan bahwa setiap negara memiliki hak untuk mempertahankan diri.

Koalisi ini beranggotakan 34 negara diantaranya; Arab Saudi, Yordania, Uni Emirat Arab, Pakistan Bahrain, Bangladesh, Benin, Turki, Chad, Togo, Tunisia, Djibouti, Senegal, Sudan, SierraLeone, Somalia, Gabon, Guinea, Palestina, Republik Federal Islam Komoro, Qatar, Cote d’lvoire, Kuwait, Lebanon, Libya, Maladewa, Mali, Malaysia, Mesir,

(73)

c. Kerjasama Antara AS – Malaysia

Hubungan kerjasama antara Malaysia – AS telah dimulai sejak tahun 1957, pasca Malaysia merdeka dari Inggris. Pasca pada tahun 2014 presiden Barack Obama dan perdana menteri Datuk Seri Najib Razak berkomitmen untuk meningkatkan kerjasma yang komprehensif. Kini Malaysia merupakan rekan kerjasama regional dan global AS Kerjasma ini terus berlanjut dan dikembangkan keberbagai bidang seperti ekonomi, pendidikan & kebudayan, keamanan, politik. Malaysia yang menganut sistem demokrasi yang beragam dan merupakan mitra penting dalam keterlibatan AS di Asia Tenggara (My.usembassy.gov, 2012). Kedua negara membangun kerjasama yang erat terutama dalam bidang keamanan sala satunya ialah memerangi tindak terorisme, kestabilan kemanan regional dan juga kunjungan antara kedua negara juka kerap kali dilakukan (My.usembassy.gov, 2012)

(74)

Upaya Counterterrorism yang dilakukan oleh Malaysia untuk melawan kelompok terorisme radikal yang berada di negaranya khususnya ISIS ialah dengan cara fokus terhadap mengurangi ancaman yang diberikan oleh kelompok ini dan kelompok – kelompok teroris lainnya. Selain itu upaya yang dilakukan yakni dengan cara menyampaikan dan mengimplementasi sebuah kebijakan baru dan menindak lanjuti hukum – hukum yang lainnya.

Perdana menteri Malaysia Najib Razak menjelaskan bahwa pada september 2015 lalu Malaysia bergabung kedalam sebuah koalisis global yakni “Leader’s Summit on Countering ISIL and Violent Extermism”

yang dipimpin langsung oleh presiden AS yakni Barack Obama yang diselengarakan di New York. Alasan mengapa Malaysia bergabung kedalam koalisi ini dikarenakan pemerintah Malaysia telah mengidentifikasi 75 warga negaranya, termasuk 14 perempuam didalamnya bergabung dengan kelompok terorisme ISIS 51 orang diantaranya telah menjadi anggota pejuang tetap ISIS dan pada akhir tahun ini pemerintah Malaysia mengidentifikasi 14 orang warga negaranya telah dibunuh oleh ISIS dan 7 diantarnya telah kembali ke Malaysia (Selamat, 2016).

Referensi

Dokumen terkait

Proses perancangan sistem untuk mengetahui kinerja modul GSM Trainer Scientech 2133 terdiri dari beberapa aplikasi, yaitu call/ panggilan, Short message Service (SMS) , dan

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat, Hidayah, dan Lindungan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “

“Data-data ini kita peroleh setelah lakukan klarifikasi dan pemutakhiran data,” ujar Ketua KIP Kota Banda Aceh, Munawarsyah pada rapat pleno terbu- ka tentang Rekapitulasi

tersedia pada sebuah stasiun televisi misalnya: studio, MCR ( MasterControl Room) , kamera, mixer, peralatan editing, clip on serta para personilnya. Semua fasilitas

Kegiatan bisnis perdagangan melalui internet yang dikenal dengan istilah Electronic Commerce yaitu suatu kegiatan yang banyak dilakukan oleh setiap orang, transaksi

De amikor én azt feleltem rá, hogy ő egész költői magatartásában mindig túlhangos volt, moso- lyogva nyugodott bele s a versciklus beosztásomat is helyeselte.. E

Selain data tersebut, MaPPI FHUI juga akan menyajikan data 17 perkara yang dipantau sejak sidang pertama (pembacaan dakwaan) namun tidak sampai sidang terakhir

SUSUNAN PANITIA PENYELENGGARA BIMBINGAN TEKNIS DALAM RANGKA PENINGKATAN KWALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TIM PENGGERAK PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA.. KABUPATEN,KECAMATAN DAN