SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi
oleh
CIPTA ARIEF WIBAWA 091301099
, `
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul:
HUBUNGAN FEAR OF FAILURE DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA MULTI LEVEL MARKETING (MLM) PADA MAHASISWA
adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.
Adapun bagian-bagian tertentu dalan penulisan skripsi ini saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Januari 2014
iii
Hubungan Fear of Failure dengan Minat Berwirausaha MLM pada Mahasiswa di Kota Medan
Cipta Arief Wibawa dan Cherly Kemala Ulfa ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan fear of failure terhadap minat berwirausaha MLM pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa yang berdomisili di kota Medan dan berjumlah 105 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Karakteristik subjek adalah mahasiswa yang berdomisili di kota Medan dan mengetahui tentang wirausaha MLM. Penelitian ini diukur menggunakan skala, yaitu skala minat berwirausaha MLM dan skala fear of failure. Hasil analisa data penelitian dengan menggunakan analisa pearson product moment menunjukkan adanya hubungan antara fear of failure dengan minat berwirausaha (rxy= - 0,676 dan P=0,000). Hasil penelitian ini selanjutnya dapat memperkaya ilmu Psikologi Industri dan Organisasi bahwa ada hubungan antara fear of failure dengan minat berwirausaha
iv
Relationship of Fear of Failure and Interest in MLM Entrepreneurship among students in Medan City.
Cipta Arief Wibawa dan Cherly Kemala Ulfa ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze the relationship of fear of failure and interest in MLM entrepreneurship on students in Medan city. This study used a quantitative approach. Involving 105 students in Medan as research samples. The samples were taken using purposive sampling technique. The subjects characteristic were students live in the city of Medan and know about MLM entrepreneurs. This research were measured using scale; the scale of interest in MLM entrepreneurship and the scale of fear of failure. The result of data analysis using pearson product moment showed that there is a relationship between fear of failure and interest in MLM entrepreneurship (rxy= - 0,676 dan P=0,000). This research implications are the level of interest in MLM entrepreneurship is in the medium category, and the level of fear of failure is in the medium category. Results of this study can further enrich Industrial and Organizational Psychology science that fear of failure have correlate with entrepreneurship interest.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan pada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan ridho-Nya hingga akhirnya peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Hubungan Fear of Failure dengan Minat Berwirausaha Multi Level Marketing (MLM) pada Mahasiswa”. Penyusunan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.
Skripsi penelitian ini peneliti persembahkan kepada kedua orangtua tercinta, Cendikiawan dan Elisah, yang telah mencurahkan kasih sayangnya yang tak putus-putus dan terus memberikan dorongan, bimbingan serta semangat dalam setiap aktivitas. Skripsi ini juga peneliti persembahkan kepada seluruh saudara-saudari peneliti, Bimantara Wira Sakti, Krisna Praja Mukti, dan Jihan Aqilah Zahra. Semoga kalian jadi manusia yang berguna bagi bangsa juga agama.
Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu:
1. Ibu Prof. Dr. Irmawati, psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi USU 2. Kakak Cherly Kemala Ulfa, M.Psi, Psikolog selaku dosen pembimbing
skripsi. Terima kasih atas bantuan serta bimbingan yang selama ini kakak berikan sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
vi
4. Ibu Sri Supriyantini, M.Si, psikolog., Ibu Lili Garliah, M.Si., dan Ibu Filia Dina Anggaraeni, M.Pd, selaku Pembantu Dekan I, II dan III. 5. Bapak Zulkarnain, Ph.D, psikolog, selaku Ketua Departemen Psikologi
Industri dan Organisasi.
6. Para subjek penelitian dari kalangan mahasiswa yang mengetahui info tentang MLM dan mau meluangkan waktunya untuk mengisi skala peneliti.
7. Kepada teman-teman angkatan 2009 sekalian terima kasih atas masa-masa indah kita selama ini. Kalian yang terbaik.
8. Kepada kawan-kawan dekat saya selama perkuliahan, Imam Damara, Imam Setiawan, Bobby Kurniawan, Ricky Sanjaya, dan Dwika Septian Ihsan. Terima kasih atas persahabatan kita selama ini.
9. Untuk adik-adik angkatan peneliti di kampus, Ichsan, Arief, Sakti, Putra, Fauzi, Andrie, Fahmi, Farouq, Lele, Denny, Afif, Iqbal, Ibrahim, Bobby, Ichsan, dan lain lain yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu. Terima kasih. Kalian adik-adik terbaik yang pernah peneliti miliki.
10.Tak lupa pula salam sayang dan ribuan terima kasih peneliti sampaikan kepada seluruh kerabat saya di Forum Lingkar Pena (FLP) Sumut yang beberapa tahun ini telah menemani saya dalam setiap suka dan duka menjadi penulis dan mahasiswa.
vii
12.Seluruh keluarga besar Fakultas Psikologi USU, yang telah membantu dan mempermudah segala urusan yang berkaitan dengan administrasi, baik saat masa perkuliahan maupun yang berhubungan dengan penelitian, terima kasih peneliti ucapkan.
Pada akhirnya, peneliti berharap Allah SWT mau membalas segala kebaikan saudara-saudara sekalian. Peneliti amat menyadari penelitian ini pun pasti masih terdapat kekurangan. Oleh karenanya, peneliti mengharapkan adanya masukan dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak, guna menyempurnakan penelitian ini agar menjadi lebih baik lagi. Semoga skripsi penelitian ini mampu memberikan manfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya.
Medan, 09 Januari 2014
viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
A. Minat Berwirausaha Multi Level Marketing (MLM) ... 10
A. 1. Pengertian Minat ... 10
A. 2. Aspek Minat ... 11
A. 3. Pengertian Kewirausahaan ... 13
A. 4. Pengertian MLM ... 14
A. 5. Cara Kerja MLM ... 14
A. 6. Pengertian Minat Berwirausaha ... 16
A. 7. Faktor-faktor yang Memengaruhi Minat Berwirausaha ... 16
ix
E. Hipotesa Penelitian ... 27
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 28
A. Identifikasi Variabel Penelitian ... 28
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 28
B.1. Fear of Failure ... 29
B.2. Minat Berwirausaha ... 29
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30
C.1. Populasi Penelitian ... 30
C.2. Sampel Penelitian ... 30
D. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian ... 31
E. Metode Pengumpulan Data ... 31
D. 1. Self Report ... 32
E.3. Reliabilitas Alat Ukur ... 38
G. Hasil Uji Coba Alat Ukur ... 39
F. 1. Skala Minat Berwirausaha ... 39
F. 2. Skala Fear of Failure ... 42
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 44
G. 1. Tahap Persiapan Penelitian ... 44
BAB IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... 49
A. Analisa Data ... 49
A. 1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 49
A. 2. Hasil Penelitian ... 50
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 57
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 61
A. Kesimpulan ... 61
B. Saran ... 62
B.1. Saran Metodologis ... 62
x
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Skor Alternatif Jawaban Skala Minat Berwirausaha ... 33
Tabel 2. Blue Print Skala Minat Berwirausaha ... 34
Tabel 3. Skor Alternatif Jawaban Skala Fear of Failure ... 35
Tabel 4. Blue Print Skala Skala Fear of Failure ... 36
Tabel 5. Aitem-aitem yang Memiliki Daya Beda Tinggi pada Skala Minat Berwirausaha ... 40
Tabel 6. Penomoran Aitem-aitem Skala Minat Berwirausaha yang Digunakan dalam Penelitian ... 41
Tabel 7. Aitem-aitem yang Memiliki Daya Beda Tinggi pada Skala Minat Berwirausaha ... 43
Tabel 8. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49
Tabel 9. Normalitas dari Sebaran Variabel Fear of Failure dan Minat Berwirausaha ... 50
Tabel 10. Hasil Pengujian Linearitas ... 52
Tabel 11. Hasil Perhitungan Pearson Product Moment ... 53
Tabel 12. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Minat Berwirausaha ... 54
Tabel 13. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Fear of Failure ... 55
Tabel 14. Norma Skor ... 56
Tabel 15. Kategorisasi Data Minat Berwirausaha... 56
iii
Hubungan Fear of Failure dengan Minat Berwirausaha MLM pada Mahasiswa di Kota Medan
Cipta Arief Wibawa dan Cherly Kemala Ulfa ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan fear of failure terhadap minat berwirausaha MLM pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa yang berdomisili di kota Medan dan berjumlah 105 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Karakteristik subjek adalah mahasiswa yang berdomisili di kota Medan dan mengetahui tentang wirausaha MLM. Penelitian ini diukur menggunakan skala, yaitu skala minat berwirausaha MLM dan skala fear of failure. Hasil analisa data penelitian dengan menggunakan analisa pearson product moment menunjukkan adanya hubungan antara fear of failure dengan minat berwirausaha (rxy= - 0,676 dan P=0,000). Hasil penelitian ini selanjutnya dapat memperkaya ilmu Psikologi Industri dan Organisasi bahwa ada hubungan antara fear of failure dengan minat berwirausaha
iv
Relationship of Fear of Failure and Interest in MLM Entrepreneurship among students in Medan City.
Cipta Arief Wibawa dan Cherly Kemala Ulfa ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze the relationship of fear of failure and interest in MLM entrepreneurship on students in Medan city. This study used a quantitative approach. Involving 105 students in Medan as research samples. The samples were taken using purposive sampling technique. The subjects characteristic were students live in the city of Medan and know about MLM entrepreneurs. This research were measured using scale; the scale of interest in MLM entrepreneurship and the scale of fear of failure. The result of data analysis using pearson product moment showed that there is a relationship between fear of failure and interest in MLM entrepreneurship (rxy= - 0,676 dan P=0,000). This research implications are the level of interest in MLM entrepreneurship is in the medium category, and the level of fear of failure is in the medium category. Results of this study can further enrich Industrial and Organizational Psychology science that fear of failure have correlate with entrepreneurship interest.
1
PENDAHULUAN A.Latar belakang
Terbatasnya lapangan kerja yang ada di Indonesia saat ini sangat berbanding terbalik dengan tingginya jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap untuk bekerja. Di kota Medan sendiri, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara, hingga Agustus 2012 tercatat ada sekitar 390.000 orang yang menganggur atau sama sekali tidak memiliki pekerjaan. Pihak BPS berpendapat, jumlah ini diprediksi bisa semakin meningkat dari tahun ke tahun mengingat laju pertumbuhan lapangan pekerjaan di Sumatera Utara yang masih berjalan sangat lambat (BPS sumut, 2012).
Lebih lanjut BPS (2012) mengungkapkan, persentase lulusan universitas yang bekerja hanya menyumbang sekitar 6,30% dari total pekerja di Indonesia sedangkan sisanya didominasi oleh lulusan SD, SMP, dan SMA dengan lebih dari 90% (BPS, 2012). Melihat dari fakta ini, terlihat bahwa ternyata masih banyak sekali pengangguran intelektual yang ada di Indonesia. Hal ini yang kemudian mendorong banyak orang untuk mulai mencari peluang lain di samping berusaha mendapatkan pekerjaan agar dapat hidup lebih mandiri (Hakim, Noer, & Suef, 2001).
Hakim, 2001) peran kewirausahaan dalam perekonomian suatu bangsa amatlah penting yaitu menumbuhkan lapangan pekerjaan dan mengurangi jumlah pengangguran. Kao (dalam Hatani, 2008) mengungkapkan kewirausahaan sebagai suatu proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi) dan/atau membuat sesuatu yang berbeda (inovasi), yang tujuannya adalah terpenuhinya kesejahteraan individu dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Lewat jalan kewirausahaan, individu diharapkan dapat menjadi lebih mandiri dan mampu menggerakkan perekonomian masyarakat (Hakim, 2001).
Fenomena menarik yang terjadi saat ini adalah munculnya banyak mahasiswa yang kemudian mencoba untuk melakukan kegiatan kewirausahaan. Hal ini tentu sangat menggembirakan mengingat bahwa yang mereka lakukan, seperti yang dinyatakan oleh Hisrich dan Peter (dalam Hakim, 2001) sebelumnya, dapat mengurangi jumlah pengangguran dan semakin menambah lapangan pekerjaan. Yahya Ganda (dalam Yudha, 2004) mengatakan bahwa, “Mahasiswa diartikan sebagai pelajar yang menimba ilmu pengetahuan di perguruan tinggi, di mana pada tingkat ini mereka dianggap memiliki kematangan fisik dan perkembangan pemikiran yang sangat luas, sehingga dalam nilai tersebut mereka dapat memiliki kesadaran untuk menentukan sikap dirinya serta mampu
bertanggung jawab terhadap sikap dan tingkah lakunya”.
senada dengan pernyataan Hakim (2001) yang menyebutkan bahwa dalam kewirausahaan akan merujuk pada bentuk kepribadian tertentu, yaitu pribadi yang mulia, mampu berdiri atas kemampuan sendiri, mampu mengambil keputusan atas dirinya, serta mampu menerapkan tujuan yang ingin dicapai atas pertimbangannya sendiri.
Maka tepat sekali jika dikatakan, pada dasarnya pilihan karir akan merefleksikan minat pribadi seseorang dalam menjalankan suatu pekerjaan (Agustiningsih, 2005). Termasuk dalam hal ini minat seorang mahasiswa untuk berwirausaha. Minat ini sendiri menurut M. Ngalim Purwanto (dalam Puri, 2008) adalah perbuatan yang mengarahkan kepada suatu tujuan dan merupakan suatu dorongan bagi perbuatan itu. Sedangkan Hurlock (1993) menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan. Djaali dalam Sriana Wasti (2013) menjabarkan bahwa minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa harus ada yang menyuruh. Lebih lanjut, Mufidah (2009) menyebutkan bahwa minat sangat erat hubungannya dengan dorongan, motif, dan reaksi emosional.
karena merupakan sebuah jaringan kerja pemasaran yang di dalamnya terdapat sejumlah orang yang melakukan proses pemasaran produk/jasa. Hal ini didasari oleh pendapat Yusuf (dalam Rozi, 2003).
Jika kemudian dilihat secara teoritis, alasan utama banyaknya mahasiswa yang kemudian berminat menjalankan usaha MLM adalah karena beberapa hal yaitu, (1) Biaya mendaftar sebagai distributor yang murah. Jauh lebih kecil jika dibandingkan harus mulai membuka usaha sendiri. (2) Sudah ada produk yang dijual. Ini sangat memudahkan pelaku bisnis MLM karena tidak perlu lagi memikirkan bentuk produk yang akan mereka pasarkan ke masyarakat. (3) Perhitungan komisi dan poin penjualan dilakukan secara fair dan transparan. (4) Banyak pelatihan dan seminar yang bisa didapatkan untuk semakin menambah pengetahuan para mahasiswa sebagai pelaku usaha (Royan, 2002).
Ada banyak sekali faktor intrinsik minat yang mengarahkan seseorang— termasuk di dalamnya mahasiswa—dalam berwirausaha, di antaranya adalah motivasi (Firda, 2011). Pada motivasi ini sendiri menurut Shia (1998) terkandung beberapa faktor yang mempengaruhi yang salah satu faktornya adalah fear of failure. Hal ini senada dengan Sukmadinata (dalam Kusumawati, 2012) yang mengatakan bahwa fear of failure menjadi salah satu faktor yang berperan dalam mempengaruhi motivasi seseorang.
Pernyataan di atas ini sangat dekat dengan teori Murray, Mc Clelland, Clark, dan Lowell (dalam Elliot, & Thrash, 2004) yang mengungkapkan bahwa sebagian besar individu baik dalam ruang kelas, kompetisi-kompetisi olahraga, dan di area-area kerja dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari kemungkinan gagal dan pengambilan resiko, kecenderungan untuk menghindari kegagalan ini yang secara umum disebut sebagai fear of failure. Fear of failure memperlihatkan implikasi negatif dalam beberapa hal, yaitu: pilihan tugas yang akan dikerjakan, usaha yang dikeluarkan dalam pelaksanaan tugas, keuletan dalam melaksanakan tugas, pencapaian performansi, serta motivasi untuk lebih berprestasi (Elliot, A J & Sheldon, M K, 1997).
tanggung jawab dan menurunkan standar keunggulannya agar ia dapat terhindar dari kegagalan (Fried & Buchalter, 1997).
Lebih lanjut Atkinson (dalam Sagar & Stoeber, 2009) menyatakan bahwa semakin individu merasakan kemungkinan gagal, maka akan semakin lemah usaha yang ia lakukan untuk bisa terhindar dari kegagalan. Ketakutan menghadapi kegagalan atau fear of failure ini tentu bisa jadi akan berhubungan terhadap minat seseorang dalam meneruskan atau tetap melakukan pekerjaannya, atau relevansinya dengan penelitian ini adalah minat mahasiswa dalam berwirausaha MLM.
Hal ini kemudian diperkuat pula dengan wawancara singkat yang penulis lakukan terhadap NS, seorang mahasiswa yang juga wirausahawan MLM, diketahui bahwa sejauh ini ia masih tetap menjalankan bisnis MLM meski banyak komentar negatif yang memang muncul di masyarakat. Hanya saja, belakangan ia mulai merasa sedikit malas dan sering merasa takut jika suatu ketika ia akan mengalami kegagalan seperti yang banyak orang sampaikan padanya. Ditambah lagi banyak juga teman-temannya yang dulu ikut berwirausaha MLM memilih berhenti karena merasa sulit dan malu menghadapi banyak komentar negatif dari orang-orang (Komunikasi personal, 23 Maret 2013).
B.Rumusan Masalah
Peneliti bermaksud melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan fear of failure dengan minat berwirausaha Multi Level Marketing (MLM) pada Mahasiswa.
C.Tujuan Penelitian
1. Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan data mengenai hubungan antara fear of failure dengan minat berwirausaha MLM pada mahasiswa. 2. Mengetahui kekuatan masing-masing variabel melalui kategorisasi data
hasil penelitian. D.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan wawasan terutama di bidang Psikologi Industri dan Organisasi.
b. Memberi tambahan informasi mengenai fear of failure dengan minat berwirausaha MLM bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai topik yang serupa.
2. Manfaat Praktis
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Berisikan mengenai latar belakang masalah yang hendak dibahas, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Berisikan mengenai tinjauan kritis yang menjadi acuan dalam pembahasan permasalahan. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang minat berwirausaha dan fear of failure serta hipotesa penelitian. Bab III : Metode Penelitian
Berisikan mengenai metode-metode dasar dalam penelitian yaitu identifikasi variabel, definisi operasional, subjek penelitian, metode pengambilan sampel, metode pengumpulan, metode analisis data dan prosedur pelaksanaan penelitian.
Bab IV : Hasil Analisa Data dan Pembahasan
10
Pada bab ini akan dijabarkan sejumlah teori yang menjadi kerangka berpikir dalam melaksanakan penelitian. Penjabaran teori terbagi dalam sejumlah bagian yaitu tinjauan teori mengenai minat berwirausaha MLM dan fear of failure. Tinjauan teori mengenai minat berwirausaha MLM, aspek-aspek dan faktor-faktor dari minat berwirausaha MLM. Tinjauan teori mengenai fear of failure meliputi definisi dan aspek-aspek dari failure. Serta penjelasan teori mengenai mahasiswa. Pada akhir bab ini akan diuraikan mengenai hubungan antara variabel fear of failure dengan minat berwirausaha, sehingga menghasilkan sebuah hipotesis penelitian.
A.Minat Berwirausaha Multi Level Marketing (MLM) 1. Pengertian Minat
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008) minat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Sedangkan Hurlock (1993) memaparkan bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan.
atau kesenangan dari kecenderungan-kecenderungan yang terarah secara intensif pada suatu objek atau hal yang dirasa penting.
Sedang Jefkins (dalam Prakaza, 2009) mengatakan bahwa seseorang yang memiliki minat terhadap suatu kegiatan akan merasa yakin bahwa kegiatan yang diminati tersebut memang layak untuk dilakukan dan akan memberikan kepuasan sebagaimana yang diinginkan dan memiliki keyakinan bahwa nantinya kegiatan yang diminatinya tersebut dapat bermanfaat bagi kehidupannya. Slameto (2003) juga mencoba memaparkan bahwa minat adalah perasaan lebih suka dan keterkaitan pada suatu hal atau kegiatan tanpa harus ada yang memerintah terlebih dahulu.
Berdasarkan pada penjelasan yang telah disampaikan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa minat adalah kecenderungan, keyakinan, dan kesediaan yang berasal dari dalam diri seseorang yang muncul dengan sendirinya tanpa perintah atau paksaan terhadap suatu hal atau kegiatan yang ia rasa penting dan dapat memberikan kepuasan serta manfaat bagi kehidupannya.
1. Aspek Minat
Jefkins (dalam Prakaza, 2009) menggambarkan aspek-aspek yang terdapat pada minat seseorang dalam melakukan hal atau kegiatan apapun yaitu:
a) Perhatian (attention)
b) Ketertarikan (interest)
Saat di mana seseorang telah melihat objek atau hal yang ia anggap menarik dan berusaha untuk berhubungan dan melakukan pendekatan pada objek tersebut.
c) Keinginan (desire)
Saat di mana seseorang sudah lebih dari sekedar tertarik terhadap objek atau hal tersebut dan mulai berusaha untuk mengetahui lebih dalam tentang objek tersebut dan berusaha melakukan kegiatan yang berhubungan atau semakin membuatnya mengetahui lebih jauh tentang objek atau hal tersebut.
d) Keyakinan (conviction)
Saat di mana individu yakin bahwa aktivitas atau kegiatan yang akan ia lakukan dan berhubungan dengan objek atau hal tersebut memang sesuai, diminati, dan layak untuk dilakukan serta dapat memberikan kepuasan sebagaimana yang ia harapkan.
e) Tindakan (action)
Individu mengambil keputusan untuk mulai melakukan sesuatu yang pada akhirnya menimbulkan perilaku.
2. Pengertian Kewirausahaan
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008) kewirausahaan terdiri dari
kata “wira” dan “usaha”. “Wira” sendiri berarti pejuang, gagah berani,
kesatria, teladan, manusia unggul, berbudi pekerti dan berwatak berani.
Sedangkan “usaha” adalah kemauan yang gigih untuk meraih sesuatu atau usaha mandiri mengarah pada tenaga dan pikiran dalam mencapai suatu tujuan.
Kewirausahaan adalah bentuk dari sikap mental dan jiwa yang selalu aktif dan kreatif dalam berdaya cipta, berkarsa, dan bersahaja dalam berusaha meningkatkan pendapatan dari kegiatan usaha yang ia geluti didasarkan pada pendapat Amin (dalam Puri, 2008). Sedangkan kewirausahaan menurut Longenecker (2001) ialah seseorang yang berani mengambil keputusan untuk memulai dan menjalankan bisnis.
Kewirausahaan menurut Soetadi (2010) merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu, Soetadi (2010) juga menambahkan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
3. Pengertian MLM
Menurut Royan (2002) MLM atau Multi Level Marketing dikenal juga sebagai network marketing merupakan salah satu metode pemasaran wirausaha dengan memanfaatkan sistem jaringan (network). Yusuf (dalam Rozi, 2003) berpendapat bahwa, dikatakan network marketing karena merupakan sebuah jaringan kerja pemasaran yang di dalamnya terdapat sejumlah orang yang melakukan proses pemasaran produk/jasa.
Secara umum menurut Sabiq (2005) MLM adalah suatu metode bisnis alternatif yang berhubungan dengan pemasaran dan distribusi yang dilakukan melalui banyak level (tingkatan), yang biasa dikenal dengan istilah Upline (tingkat atas) dan Downline (tingkat bawah), orang akan disebut Upline jika mempunyai Downline. Dan inti dari bisnis MLM ini adalah digerakkan dengan jaringan, baik yang sifatnya vertikal atas bawah maupun horizontal kiri-kanan atau pun bisa juga gabungan antara keduanya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa MLM adalah suatu bisnis atau usaha yang mengutamakan jaringan dari sejumlah orang dalam bentuk tingkatan-tingkatan atau level yang bertujuan untuk memasarkan barang/jasa. 4. Cara Kerja MLM
a) Mula-mula pihak perusahaan berusaha menjaring konsumen untuk menjadi member, dengan cara mengharuskan calon konsumen membeli paket produkperusahaan dengan harga tertentu.
b) Dengan membeli paket produk perusahaan tersebut, pihak pembeli diberi satu formulir keanggotaan (member) dari perusahaan.
c) Sesudah menjadi member maka tugas berikutnya adalah mencari member-member baru dengan cara seperti diatas, yakni membeli produk perusahaan dan mengisi formulir keanggotaan.
d) Para member baru juga bertugas mencari calon member-member baru lagi dengan cara seperti diatas yakni membeli produk perusahaan dan mengisi formulir keanggotaan.
e) Jika member mampu menjaring member-member yang banyak, maka ia akan mendapat bonus dari perusahaan. Semakin banyak member yang dapat dijaring, maka semakin banyak pula bonus yang didapatkan karena perusahaan merasa diuntungkan oleh banyaknya member yang sekaligus menjadi konsumen paket produk perusahaan.
mendapatkan bonus secara estafet dari perusahaan, karena perusahaan sangat diuntungkan dengan adanya member-member baru tersebut.
5. Pengertian Minat Berwirausaha
Berdasarkan pengertian minat dan pengertian kewirausahaan sebelumnya, diambil kesimpulan bahwa minat berwirausaha adalah kecenderungan, keyakinan, serta kesediaan dari dalam diri individu untuk siap menempuh segala resiko dengan perasaan senang dalam melakukan tindakan wirausaha yang dalam hal ini adalah network marketing atau MLM.
6. Faktor-faktor yang Memengaruhi Minat Berwirausaha
Longenecker (2001) menyampaikan bahwa tiap orang berminat untuk berwirausaha karena adanya beberapa faktor yang melatarbelakanginya yaitu:
a) Laba
Hasil finansial dari bisnis apa pun harus dapat mengganti kerugian waktu dan dana yang telah dikeluarkan. Namun tidak hanya terbatas sampai di situ, seorang wirausahawan juga mengharapkan imbalan atau keuntungan yang pantas bagi resiko dan inisiatif yang mereka ambil dalam mengoperasikan bisnis mereka sendiri.Laba merupakan salah satu motivasi yang kuat dalam mempertahankan minat berwirausaha mengingat bahwa dengan laba juga kelangsungan bisnis seorang wirausahawan digantungkan.
Kebebasan untuk menjalankan secara bebas usahanya merupakan imbalan lain bagi seorang wirausahawan. Keingingan untuk dapat membuat keputusan sendiri, mengambil resiko, menentukan secara bebas keuntungan yang mereka dapat untuk pribadi, serta menjadi satu-satunya bos dalam wirausahanya merupakan kebebasan yang sangat menarik bagi seorang wirausahawan.
c) Kepuasan Menjalani Hidup
Kepuasan yang bisa didapatkan dalam menjalankan usahanya sendiri merupakan salah satu kenikmatan hidup yang secara konsisten tetap menjaga minat berbisnis seorang wirausahawan.Kenikmatan yang mereka dapatkan tersebut merefleksikan keceriaan dan pemenuhan harapan pribadi mereka.
B.Fear of Failure
1. Pengertian Fear of Failure
Fear menurut Chaplin (2006) sendiri adalah bentuk reaksi emosional yang kuat, mencakup perasaan subjektif yang diisi oleh ketidaksenangan, agitasi atau keresahan, dan keinginan untuk dapat lari atau pun bersembunyi.
Failure (gagal) menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008) adalah tidak tercapai atau tidak berhasilnya suatu maksud tertentu. Sedangkan failure menurut Chaplin (2006) berarti ketidaksanggupan mencapai hasil yang diinginkan atau gagal dalam usaha atau bekerja.
Kemudian failure menurut Poerwadarminta (dalam Chandrawati, 2011) adalah keadaan di mana tidak tercapainya hasil yang sesuai dengan yang diinginkan. Fear of Failure menurut Budiarjo (dalam Chandrawati, 2011) merupakan sebuah istilah yang biasa digunakan untuk mengartikan antisipasi emosional dalam bentuk negatif, timbul saat seseorang dihadapkan pada suatu tugas yang berorientasi pada pencapaian keahlian.
Elliot & Thrash, (2004) mengatakan bahwa fear of failure adalah sebuah bentuk penghindaran yang didasarkan pada pencapaian prestasi atau keberhasilan.
Maka berdasarkan penjelasan di atas, fear of failure adalah bentuk penghindaran yang disebabkan oleh emosi negatif dari dalam diri individu untuk mengantisipasi kemungkinan gagal yang akan menyebabkan rasa malu, menurunnya konsep diri, serta pengaruh sosial dan biasanya berkaitan dengan ketidakmampuan dalam upaya-upaya pencapaian keberhasilan.
2. Aspek Fear of Failure
Aspek-aspek fear of failure menurut Conroy (dalam Conroy, Kaye, & Fifer, 2007) adalah:
a) Ketakutan akan penghinaan dan rasa malu
Ketakutan akan mempermalukan diri sendiri, apalagi jika banyak orang yang mengetahui kegagalannya. Individu kerap mencemaskan apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya terkait dengan rasa malu dan penghinaan yang akan didapatkan.
b) Ketakutan akan penurunan estimasi diri individu
Ketakutan ini menghasilkan rasa kurang dan tidak mampu dalam diri individu. Individu akhirnya merasa tidak cukup pintar, tidak cukup berbakat, tidak cukup berkompeten sehingga tidak dapat mengontrol performansinya dengan baik.
c) Ketakutan akan hilangnya pengaruh sosial
mau menolongnya dan pada akhirnya ia merasa nilai dirinya akan menurun di mata orang lain.
d) Ketakutan akan ketidakpastian masa depan
Ini ketakutan yang hadir karena merasa kegagalan akan mengakibatkan ketidakpastian dan berubahnya masa depan individu. Kegagalan ini ditakutkan oleh individu akan merubah rencana yang dipersiapkan untuk masa depan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
e) Ketakutan akan mengecewakan orang yang penting baginya. Ketakutan akan mengecewakan dan mendapat kritik dari orang-orang yang penting dalam hidup individu. Seperti orang-orang tua misalnya. Hal ini kemudian akan berdampak pada performansi individu.
Berdasarkan pada penyampaian di atas bisa dilihat bahwa aspek-aspek dari fear of failure ini adalah ketakutan akan penghinaan dan rasa malu, ketakutan akan penurunan estimasi diri individu, ketakutan akan hilangnya pengaruh sosial, ketakutan akan ketidakpastian masa depan, dan ketakutan akan mengecewakan orang yang dianggap penting baginya.
3. Faktor Fear of Failure
Conroy (dalam Nainggolan, 2007) selanjutnya mengemukakan bahwa rasa takut gagal disebabkan oleh:
Pengalaman di masa awal kanak- kanak ini dipengaruhi oleh pola pengasuhan orangtua. Orangtua yang selalu mengeritik dan membatasi kegiatan anak-anaknya akan menimbulkan perasaan fear of failure. Rasa fear of failure bisa juga ditimbulkan oleh orangtua yang terlalu melindungi anak-anaknya sehingga anak nyaris tidak bisa mencapai suatu prestasi tanpa bantuan penuh dari orangtua karena mereka takut jika nanti melakukan kesalahan. b) Karakteristik lingkungan
Lingkungan disini meliputi lingkungan keluarga dan sekolah. Karakteristik keluarga yang penuh tuntutan untuk berprestasi merupakan penyebab rasa fear of failure pada anak. Lingkungan sekolah akan semakin menekan dengan kompetisi untuk mendapatkan nilai dan juara dalam bidang akademik maupun non akademik.
c) Pengalaman belajar
Pengalaman kesuksesan dan kegagalan dalam belajar akan mempengaruhi perasaan fear of failure pada individu. Kesuksesan yang dicapai dan reward yang mengiringinya akan mengakibatkan individu merasa harus terus mencapai kesuksesan, sehingga ia akan mengalami perasaan fear of failure. Fear of failure bisa juga disebabkan oleh kegagalan dan dampaknya yang membuat individu merasa tidak mau mengalaminya.
Faktor ini berkaitan dengan struktur lingkungan di mana individu melakukan performansi dan persepsi individu terhadap lingkungan tersebut. Dua hal ini akan memberikan pengaruh pada penetapan tujuan dan sasaran pencapaian prestasi. Lingkungan yang dipersepsikan individu tidak akan mentolerir kegagalan akan mengakibatkan individu mengalami perasaan fear of failure sehingga pencapaian tujuan dan sasaran prestasi hanya sampai pada taraf tidak gagal bukan kesuksesan.
Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan ini, bisa disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi fear of failure adalah pengalaman masa kanak-kanak, karakteristik lingkungan, pengalaman belajar, dan yang terakhir faktor dari segi subjektif dan konstektual.
C.Mahasiswa
1. Pengertian Mahasiswa
Belajar di perguruan tinggi sangat berbeda dari belajar di sekolah (Furchan, 2009). Di sekolah, siswa lebih banyak berperan sebagai penerima ilmu pengetahuan, sementara guru dianggap sebagai pemberi ilmu pengetahuan. Di perguruan tinggi, mahasiswa lebih aktif dalam mencari ilmu pengetahuan, sementara pengajar berfungsi sebagai fasilitator yang membantu mahasiswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah disepakati. Menurut Kartono (dalam Ulfah, 2010) mahasiswa merupakan anggota masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu, antara lain:
a) Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi, sehingga dapat digolongkan sebagai kaum intelegensia.
b) Karena kesempatan yang ada, mahasiswa diharapkan nantinya dapat bertindak sebagai pemimpin yang mampu dan terampil, baik sebagai pemimpin masyarakat ataupun dalam dunia kerja.
c) Diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang dinamis bagi proses modernisasi.
d) Diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang berkualitas dan profesional.
D.Hubungan Fear of Failure dengan Minat Berwirausaha Multi Level Marketing (MLM) pada Mahasiswa
diri manusia. Fear ini sendiri menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008) adalah perasaan gentar (ngeri) menghadapi sesuatu yang dianggap akan mendatangkan bencana.
Dari sekian banyak fear yang mungkin dialami oleh seorang manusia, maka fear akan kegagalan merupakan salah satu hal yang paling banyak terjadi di masa sekarang ini. Fear akan kegagalan atau fear of failure menurut Atkinson (dalam Sagar & Stoeber, 2009) merupakan sebuah bentuk dorongan untuk menghindari konsekuensi negatif yang mungkin terjadi pada individu dalam suatu situasi tertentu.
Indivudu pasti akan pernah merasakan fear of failure saat ia berusaha untuk melakukan atau mencapai sesuatu yang berkaitan dengan pencapaian prestasi. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Elliot & Thrash (2004) dalam penelitiannya yaitu, fear of failure merupakan sebuah bentuk penghindaran yang biasanya didasarkan pada pencapaian prestasi atau keberhasilan. Sederhananya, bisa dikatakan seseorang yang mengalami ketakutan untuk gagal pasti akan berusaha untuk menghindari ketakutannya sehingga ia tidak perlu lagi untuk merasa takut gagal.
Wulandari (2013) menyatakan bahwa beberapa faktor intrinsik yang dapat menurunkan minat bisa datang dari banyak hal yang salah satunya adalah perasaan takut gagal, ragu-ragu, dan kurangnya keyakinan. Ketakutan untuk gagal inilah yang disebut juga sebagai fear of failure.
Jika kemudian fear of failure ini dikaitkan dengan minat seorang mahasiswa terhadap kegiatan berwirausaha Multi Level Marketing (MLM), maka tentu minat mahasiswa untuk berwirausaha tersebut bisa saja semakin menjadi menurun karena ia takut untuk gagal sehingga berusaha menghindari kegiatan berwirausaha MLM tersebut.
Ketakutan semacam ini bisa terjadi mengingat mahasiswa masih berada dalam tahap dewasa awal yang mana sesuai dengan pernyataan Sri Iswanti (dalam Dhemy, 2012), orang dewasa muda banyak yang mengalami ketegangan emosi yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang dialaminya. Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini pada umumnya bergantung pada sejauh mana kesuksesan atau kegagalan yang dialami dalam pergumulan persoalan.
minat seseorang dalam melakukan kegiatannya, terutama dalam hal ini minat mahasiswa berwirausaha MLM.
Namun kemudian Conroy (2004) dalam penelitiannya tentang fear of failure terhadap atlet olahraga ternyata juga menemukan sisi lain dari peran fear of failure dalam mempengaruhi minat. Ia menemukan bahwa fear of failure yang timbul dalam diri seorang atlet malah bisa menjadi semacam energi yang memotivasinya untuk berusaha lebih keras dalam mencapai goal atau tujuan yang diharapkan. Hal ini kemudian berdampak pada perilaku atlet yang semakin menunjukkan peningkatan performa dalam penampilannya.
Ini menjadi wajar sebab atlet adalah seseorang yang menggantungkan seluruh karirnya pada sebaik mana ia dapat memberikan kontribusi bagi timnya. Apabila seorang atlet gagal menunjukkan performa terbaiknya, maka ia pasti tidak akan menjadi prioritas utama dalam tim. Dan tentu ini sangat berpengaruh besar. Sebab ia menggantungkan hidupnya di sana. Sagar & Stoeber (2009) kemudian memperkuat penelitian tentang atlet ini dengan menunjukkan bahwa peningkatan prestasi atlet yang disebabkan oleh fear of failure yang tinggi, semata-mata terjadi karena tuntutan seorang atlet yang harus selalu dituntut tampil sebagai seorang perfeksionis atau sempurna.
pada bidang pekerjaan yang selalu menuntut hasil yang terbaik untuk membuat seseorang tetap dipertahankan.
Berdasarkan penjelasan di atas, bisa dilihat dampak dari fear of failure ini ternyata saling bertolak belakang. Sehingga dengan demikian, jika kembali dikaitkan dengan penelitian ini, adanya perasaan fear of failure dalam diri mahasiswa ketika menjalankan usaha MLM ini akan juga berdampak pada minatnya dalam berwirausaha. Sehingga berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara fear of failure dengan minat berwirausaha MLM pada mahasiswa.
E.Hipotesis Penelitian
28
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pendekatan metode korelasional. Pendekatan kuantitatif ini menekankan analisisnya pada data-data numerikal yang diolah dengan metode statistika. Metode korelasional ialah metode penelitian yang dilaksanakan dengan tujuan mencari tahu sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan (berkorelasi) dengan satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi. Pada penelitian ini, metode korelasi digunakan untuk mendapatkan jawaban tentang ada tidaknya hubungan satu faktor dengan faktor lain, yaitu hubungan antara fear of failure dengan minat berwirausaha MLM pada mahasiswa.
A.Identifikasi Variabel Penelitian
Identifikasi variabel-variabel utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Variabel bebas (independent variable) : Fear of Failure
b) Variabel Tergantung (dependent variable) : Minat Berwirausaha
B.Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Fear of failure
Fear of failure adalah derajat ketakutan untuk gagal pada mahasiswa yang berniat berwirausaha karena merasa jika kegagalan itu terjadi akan menyebabkannya mendapat berbagai macam konsekuensi negatif baik berasal dari internal dirinya maupun lingkungan.
Dalam penelitian ini fear of failure diukur dengan menggunakan skala fear of failure yang disampaikan oleh Conroy (dalam Conroy, Kaye, & Fifer, 2007) yaitu: ketakutan akan penghinaan dan rasa malu, ketakutan akan penurunan estimasi diri individu, ketakutan akan hilangnya pengaruh sosial, ketakutan akan ketidakpastian masa depan, dan ketakutan akan mengecewakan orang yang dianggap penting baginya.
Tinggi rendahnya fear of failure subyek dilihat dari skor total yang diperoleh pada skala fear of failure. Semakin tinggi skor skala yang diperoleh akan semakin menunjukkan subyek memiliki fear of failure yang tinggi dan begitu juga sebaliknya
2. Minat Berwirausaha
Minat berwirausaha adalah tingkat kecenderungan mahasiswa untuk berwirausaha yang berpengaruh pada kesadaran individu untuk berusaha melakukan sesuatu yang berhubungan dengan apa yang diinginkannya tersebut sehingga bisa memberikan kepuasan pada dirinya.
kegiatan wirausaha, ketertarikan seseorang untuk berwirausaha, keinginan seseorang untuk mulai ikut mencoba berwirausaha, keyakinan seseorang untuk mulai berwirausaha, dan pengambilan tindakan untuk berwirausaha.
Tinggi-rendahnya minat berwirausaha subyek dilihat dari skor total yang diperoleh dari skala minat berwirausaha. Semakin tinggi skor subyek, maka semakin tinggi minat berwirausahanya dan sebaliknya.
C.Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Sugiyono (2012) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berdomisili di Kota Medan.
2. Sampel Penelitian
Ada pun karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah: a) Individu yang masih menjadi mahasiswa
b) Berdomisili di kota Medan
c) Mengetahui info tentang wirausaha Multi Level Marketing (MLM)
D.Teknik Pengambilan Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu dalam jumlah yang sesuai dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili populasi (Hadi, 2000). Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling karena pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Sugiyono, 2012).
E.Metode Pengumpulan Data
1. Metode self report
Metode ini digunakan untuk memperoleh data identitas diri yaitu mengenai nama, usia, jumlah pendapatan per tahun, jenis usaha, status pernikahan, suku dan lama berwirausaha. Dalam hal ini subjek diminta untuk menuliskannya pada kolom yang telah disediakan pada skala.
2. Skala Minat Berwirausaha
Skala minat berwirausaha disusun disusun dengan menggunakan aspek-aspek dari Jefkins (dalam Prakaza, 2009). Butir-butir pernyataan disusun berdasarkan aspek-aspek dalam minat berwirausaha, yang terdiri dari 25 pernyataan-pernyataan yang bersifat positif (favorable) dan bersifat negatif (unfavorable).
Tabel 1: Skor Alternatif Jawaban Skala Minat Berwirausaha
Favorable Unfavorable
Alternatif jawaban Skor Alternatif jawaban Skor
Sangat setuju 5 Sangat setuju 1
Setuju 4 Setuju 2
Netral 3 Netral 3
Tidak setuju 2 Tidak setuju 4
Tabel 2. Blue Print Skala Minat Berwirausaha
- Mulai mengamati hal/ wirausaha yang dianggap menarik
1, 6, 11, 21 16 5 20
2 Ketertarikan (interest)
- Mulai mencoba untuk mencari tahu hal/ - Mulai berpikir untuk
menjalankan
hal/wirausaha tersebut.
3, 8, 13, 22 18 5 20
4 Keyakinan (conviction)
- Mulai yakin bahwa hal/ wirausaha yang ia coba ia lakukan memang ia minati.
a. Skala Fear of Failure
Skala fear of failure disusun disusun dengan menggunakan aspek-aspek dari Conroy (dalam Conroy, Kaye, & Fifer, 2007). Butir-butir pernyataan disusun berdasarkan aspek-aspek dalam fear of failure, yang terdiri dari 25 pernyataan-pernyataan yang bersifat positif (favorable) dan bersifat negatif (unfavorable).
Skala ini disajikan dalam bentuk pernyataan-pernyataan Favorable (mendukung) dan Unfavorable (tidak mendukung). Nilai setiap pilihan bergerak dari bobot penilaian untuk setiap pernyataan, apakah favorable atau unfavorable. Untuk item yang favorable, jawaban SS diberi skor 5, S diberi skor 4, N diberi skor 3, TS diberi skor 2, dan skor 1 untuk STS.Sedangkan item unfavorable, jawaban STS diberi skor 5, TS diberi skor 4, N diberi skor 3, S diberi skor 2, dan skor 1 untuk SS (Azwar, 2012). Tabel 3: Skor Alternatif Jawaban Skala Fear of Failure
Favorable Unfavorable
Alternatif jawaban Skor Alternatif jawaban Skor
Sangat setuju 5 Sangat setuju 1
Setuju 4 Setuju 2
Netral 3 Netral 3
Tidak setuju 2 Tidak setuju 4
Tabel 4. Blue Print Skala Fear of Failure
No. Karakteristik Fear of Failure
Indikator Jenis aitem
Total %
- Takut mempermalukan diri sendiri.
- Tidak ingin orang lain mengetahui kegagalannya. - Individu merasa cemas
dengan apa yang dipikirkan orang lain kepadanya
- Merasa kurang dengan kemampuan serta potensi yang dimilikinya.
- Merasa tidak mampu mengontrol performansinya
- Takut orang lain tidak lagi memedulikannya apabila ia mengalami kegagalan. - Takut nilai dirinya akan
menurun di mata orang lain.
3, 8,13, 23 18 5 20
4
Ketakutan akan ketidakpastian
masa depan
- Takut mengalami masa depan yang tidak pasti - Takut mengalami masa
depan yang buruk
- Takut rencana yang telah disiapkan untuk masa depan gagal atau tidak sesuai.
4, 9, 14, 24 19 5 20
- Takut mendapat kritikan dari orang-orang terdekat.
- Performansi menjadi menurun
5, 10, 15, 25 20 5 20
F. Uji Coba Alat Ukur 1. Uji Validitas
Validitas adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam menjalankan fungsi ukur artinya alat ukur memang mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur (Hadi, 2000).
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi atau content validity, yaitu sejauh mana alat tes yang digunakan dilihat dari segi isi adalah benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur (Hadi, 2000). Teknik yang digunakan untuk melihat validitas isi dalam penelitian ini adalah professional judgement, pendapat profesional diperoleh dengan cara berkonsultasi dengan dosen pembimbing.
2. Uji Daya Beda Aitem
Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauhmana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atribut dengan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis aitem ini adalah dengan memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes (Azwar, 2012).
total yang dikenal dengan indeks daya beda aitem. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Uji daya beda aitem dilakukan pada alat ukur dalam penelitian ini, yaitu skala minat berwirausaha dan fear of failure.
3. Reliabilitas Alat Ukur
Hadi (2000) mengemukakan bahwa reliabilitas alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan. Reliabilitas alat ukur dapat dilihat dari koefisien reliabilitas yang merupakan indikator konsistensi aitem-aitem tes dalam menjalankan fungsi ukurnya secara bersama-sama. Reliabilitas alat ukur ini sebenarnya mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung kecermatan pengukuran (Azwar, 2012).
Uji reliabilitas alat ukur menggunakan pendekatan konsistensi internal dengan prosedur hanya memerlukan satu kali penggunaan tes kepada sekelompok individu sebagai subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis dan berefisiensi tinggi. Koefisien reliabilitas yang mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien reliabilitas yang mendekati angka 0,00 berarti semakin rendah reliabilitasnya. Teknik yang digunakan adalah teknik reliabilitas Alpha Cronbach (Azwar, 2012).
G.Hasil Uji Coba Alat Ukur
Uji coba alat ukur terhadap skala Minat Berwirausahadan skala fear of failure diberikan kepada 57 orang mahasiswa yang berdomisili di kota medan.
Pada uji coba ini peneliti menyebarkan kedua skala sekaligus kepada 57 orang mahasiswa tersebut. Kemudian skala yang dikembalikan ke peneliti juga berjumlah 57 buah, sehingga dapat dilakukan pengolahan data. Uji daya beda aitem dan reliabilitas skala penelitian dihitung dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 for windows.
1. Skala Minat Berwirausaha
Tabel 5.
Aitem-Aitem yang Memiliki Daya Beda Tinggi pada Skala Minat Berwirausaha
No. Indikator perilaku
Aitem
Jlh %
Favorable
Un-favorable 1. Perhatian (Attention)
- Mulai mengamati hal/ wirausaha yang dianggap menarik.
1, 6, 11, 21 16 5 20,83 % 2. Ketertarikan (Interest)
- Mulai mencoba untuk mencari tahu hal/ wirausaha yang dianggap menarik.
2, 7, 12 17, 23
5 20,83 %
3. Keinginan (Desire)
- Mulai mendalami hal/wirausaha tersebut.
- Mulai berpikir untuk menjalankan hal/wirausaha tersebut.
3, 8, 13, 22
4 16,68 %
4. Keyakinan (Conviction)
- Mulai yakin bahwa hal/ wirausaha yang ia coba ia lakukan memang ia minati.
- Yakin akan merasa puas dengan hal/wirausaha yang ia lakukan.
4, 9, 14 19, 24
5 20,83%
5. Tindakan (Action)
- Individu bersedia menjalankan hal/wirausaha tersebut.
5, 10, 15 20, 25
5 20,83%
Total 24 100%
pengambilan data penelitian. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6.
Penomoran Aitem-Aitem Skala Minat Berwirausaha yang Digunakan dalam Penelitian
No. Indikator perilaku
Aitem
Jlh %
Favorable
Un-favorable 1. Perhatian (Attention)
- Mulai mengamati hal/ wirausaha yang dianggap menarik.
1, 6, 11, 20 16
5 20,83 % 2. Ketertarikan (Interest)
- Mulai mencoba untuk mencari tahu hal/ wirausaha yang dianggap menarik.
2, 7, 12 17, 22
5 20,83 %
3. Keinginan (Desire)
- Mulai mendalami hal/wirausaha tersebut.
- Mulai berpikir untuk menjalankan hal/wirausaha tersebut.
3, 8, 13, 21
4 16,68 %
4. Keyakinan (Conviction)
- Mulai yakin bahwa hal/ wirausaha yang ia coba ia lakukan memang ia minati.
- Yakin akan merasa puas dengan hal/wirausaha yang ia lakukan.
4, 9, 14 18, 23
5 20,83%
5. Tindakan (Action)
- Individu bersedia menjalankan hal/wirausaha tersebut.
5, 10, 15 19, 24
5 20,83%
Total 24 100%
digunakan untuk tujuan pengambilan data penelitian. Hasil uji daya beda aitem dan reliabilitas skala minat berwirausaha dapat dilihat pada lampiran . 2. Skala Fear of Failure
Tabel 7.
Aitem-Aitem yang Memiliki Daya Beda Tinggi pada Skala Fear of Failure
No. Indikator perilaku
Aitem
Jlh %
Favorable
Un-favorable 1. Ketakutan akan penghinaan dan
rasa malu
- Takut mempermalukan diri sendiri. - Tidak ingin orang lain mengetahui
kegagalannya.
- Individu merasa cemas dengan apa yang dipikirkan orang lain
kepadanya
1, 6, 11, 21 16
5
20%
2. Ketakutan akan penurunan estimasi diri individu
- Merasa kurang dengan kemampuan serta potensi yang dimilikinya. - Merasa tidak mampu mengontrol
performansinya dengan baik.
2,7,12, 22 17
5
20%
3. Ketakutan akan hilangnya pengaruh sosial
- Takut orang lain tidak lagi memedulikannya apabila ia mengalami kegagalan.
- Takut nilai dirinya akan menurun di mata orang lain.
3, 8,13, 23 18
5
20%
4. Ketakutan akan ketidakpastian masa depan
- Takut mengalami masa depan yang tidak pasti.
- Takut mengalami masa depan yang buruk.
- Takut rencana yang telah disiapkan untuk masa depan gagal atau tidak sesuai.
4, 9, 14, 24 19
5
20%
5. Ketakutan akan mengecewakan orang yang penting baginya - Takut mengecewakan orang-orang
terdekat.
- Performansi menjadi menurun
Total 25 100%
Sebab seluruh aitem pada skala fear of failure memiliki daya beda yang tinggi, maka aitem-aitem tersebut dapat langsung digunakan dalam penelitian. Skala tersebut juga tidak perlu disusun kembali. Beda aitem dan reliabilitas fear of failure dapat dilihat pada lampiran.
H.Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian akan diuraikan ke dalam beberapa tahap sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan Penelitian
Dalam rangka pelaksanaan penelitian ini, ada beberapa hal yang perlu untuk peneliti siapkan, antara lain:
a. Rancangan Alat dan Instrumen Penelitian
dengan analisis rasional dari professional judgement untuk mengetahui validitas alat ukur tersebut.
b. Uji Coba Alat Ukur
Agar memperoleh alat ukur dengan validitas dan reliabilitas yang memadai, maka peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba alat ukur penelitian.Uji coba alat ukur ini diberikan kepada sejumlah responden, yaitu mahasiswa yang berdomisili di Medan dan tahu tentang wirausaha MLM namun belum pernah bergabung di dalamnya. Skala yang disebar sebanyak 60 buah, namun yang kembali kepada peneliti hanya 57 buah.
Dalam upaya menemukan responden yang tepat, peneliti akan bertanya terlebih dahulu kepada calon responden terkait dengan status pendidikan, domisili, dan pengetahuan responden tentang MLM. Jika dirasa sesuai, selanjutnya peneliti akan meminta kesediaan responden untuk mengisi skala. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 25 November 2013 sampai 27 November 2013.
c. Revisi Alat Ukur
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Setelah peneliti melakukan uji coba, merevisi alat ukur, dan menyusun kembali aitem-aitem yang diterima pada saat uji coba, maka peneliti mengambil data penelitian dengan menyebarkan skala minat berwirausaha dan skala fear of failure yang telah direvisi kepada responden penelitian yaitu para mahasiswa yang berdomisili di Medan dan mengetahui tentang usaha MLM namun belum bergabung di dalamnya.
Penelitian ini peneliti lakukan kepada 105 orang responden. Dimulai dari tanggal 02 Desember 2013 sampai 06 Desember 2013.
3. Tahap Pengolahan Data
Setelah diperoleh hasil skor skala minat berwirausaha dan skala fear of failure, maka dilakukan pengolahan data. Pengolahan ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 17.0 for windows.
I. Metode Analisis Data
analisis korelasi product moment pearson terlebih dahulu akan diuji normalitas dan uji linearitas dengan menggunakan uji statistik.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah data yang dianalisis sudah terdistribusi sesuai dengan prinsip-prinsip distribusi normal agar dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa data semua variabel yang berupa skor-skor yang diperoleh dari hasil penelitian tersebar sesuai dengan kaidah normal. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program komputer SPSS versi17.0 for windows. Kolmogorov-Smirnov adalah suatu uji yang memperhatikan tingkat kesesuaian antara distribusi serangkaian harga sampel (skor yang diobservasi) dengan suatu distribusi teoritis tertentu.
Kaidah normal yang digunakan adalah jika p ≥ 0,05 maka sebarannya
dinyatakan normal dan sebaliknya jika p < 0,05 maka sebarannya dinyatakan tidak normal (Hadi, 2000).
2. Uji Linieritas
49 BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Melalui bab ini akan dipaparkan terkait analisis data serta pembahasan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan ini akan diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian dan hasil penelitian.
A. Analisa Data
1. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 105 orang mahasiswa yang berdomisili di kota Medan dan mengetahui tentang MLM namun belum belum pernah bergabung di dalamnya. Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu diuraikan gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin.
a) Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian, maka dapat digambarkan penyebaran subjek seperti terdapat pada tabel 8 di bawah ini.
Tabel 8.
Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (N) Persentase
Laki-laki 31 29,5 %
Perempuan 74 70,5 %
Total 105 100 %
sebanyak 70,5 %. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini subjek yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak daripada yang berjenis kelaminlaki-laki.
2. Hasil Penelitian a. Hasil Uji Asumsi
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan analisis pearson product moment. Sebelum melakukan analisis tersebut maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang bertujuan untuk mengetahui pengolahan data yang akan digunakan, apakah menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Uji asumsi meliputi uji normalitas dan uji linieritas.
a) Uji Normalitas
Hasil uji normalitas untuk mengetahui apakah data tersebar secara normal dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 9.
Normalitas Sebaran Variabel Fear of Failure dan Minat Berwirausaha
Variabel Z P Keterangan
Minat Berwirausaha 0,578 0,892 Normal
Fear of Failure 0,692 0,725 Normal
Hasil uji normalitas terhadap variabel minat berwirausaha diperoleh nilai Z = 0,578 dan p = 0,892. Hasil menunjukkan bahwa nilai p (0,892) > 0,05 maka data dari variabel minat berwirausaha terdistribusi secara normal.
Hasil uji normalitas terhadap variabel fear of failure diperoleh nilai Z = 0,692 dan p = 0,725. Hasil menunjukkan bahwa nilai p (0,725) > 0,05 maka data dari variabel fear of failure terdistribusi secara normal. Uji normalitas ini dapat juga diketahui dengan analisis grafik yaitu P-P plot. Hasil analisis grafik dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1.
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa data terdistribusi secara normal, karena kebanyakan titik-titik tersebut berada sangat dekat dengan garis bahkan ada yang menempel pada garis. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini mengikuti distribusi normal.
b) Uji Linieritas
Hasil uji linieritas untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antar kedua varibel dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 10.
Hasil Pengujian Linieritas
Variabel F P Keterangan
Minat Berwirausaha*FOF 76,467 0,000 Linier
Uji linieritas dapat dilihat dengan hasil analisis statistik yaitu dengan metode statistik uji F. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung adalah jika p < 0,05 maka hubungannya antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan linier, sebaliknya jika p > 0,05 berarti hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan tidak linier (Hadi, 2000).
Hasil uji linieritas pada kedua variabel penelitian diperoleh nilai F = 76,467 dan nilai p = 0,000. Hasil menunjukkan bahwa nilai p (0,000) < 0,05
2. Hasil Utama Penelitian a. Hasil Analisis Data
Berikut ini akan dijabarkan tentang hasil pengolahan data mengenai pengaruh fear of failure terhadap minat berwirausaha yang diperoleh dengan teknik pearson product moment dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 for windows. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 11.
Hasil Perhitungan Pearson Product Moment Correlations
TOTAL MIN TOTAL FOF TOTAL
MINAT
Pearson Correlation 1 ,-676**
Sig. (2-tailed) ,000
N 105 105
TOTAL FOF
Pearson Correlation ,-676** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 105 105
b. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Data Penelitian
a) Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Minat Berwirausaha
Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap variabel minat berwirausaha adalah sebanyak 24 aitem yang diformat dengan skala Likert dalam lima alternatif pilihan jawaban. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 12.
Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Minat Berwirausaha
Variabel NilaiEmpirik Nilai Hipotetik
Min Max Mean SD Min Max Mean SD Minat
Berwirausaha 31 105 68 12,3 24 120 72 16
Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh mean empirik (X) sebesar 68 dengan SD empirik (s) sebesar 12,3, sedangkan mean hipotetik (µ) sebesar 72 dengan SD hipotetik ( ) sebesar 16.
Perbandingan mean empirik (X) dan mean hipotetik (µ) dari variabel minat berwirausaha menunjukkan X(68)<µ(72), maka dapat disimpulkan bahwa minat berwirausaha yang dimiliki mahasiswa pada subjek penelitian memiliki tingkat yang lebih rendah daripada minat berwirausaha yang dirasakan mahasiswa pada populasi umumnya.
Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap variabel fear of failure sebanyak 25 aitem yang diformat dengan skala Likert dalam lima alternatif pilihan jawaban. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 13.
Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Fear of Failure
Variabel Nilai Empirik Nilai Hipotetik
Min Max Mean SD Min Max Mean SD Fear of
Failure 26 101 63,5 12,5 25 125 75 16,67
Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh mean empirik (X) sebesar 63,5 dengan SD empirik (s) sebesar 12,5, sedangkan mean hipotetik (µ) sebesar 75 dengan SD hipotetik ( ) sebesar 16,67.
Perbandingan mean empirik (X) dan mean hipotetik (µ) dari variabel fear of failure menunjukkan X(63,5) <µ(75), maka dapat disimpulkan bahwa perasaan fear of failure pada subjek penelitian lebih rendah daripada rata-rata perasaan fear of failure pada populasi umumnya.
c. Kategorisasi Data Penelitian
Tabel 14. Norma Skor
Kategorisasi Rentang Nilai
Rendah X < (µ - 1.0 SD)
Sedang (µ - 1.0 SD) ≤ X < (µ + 1.0 SD)
Tinggi X ≥ (µ + 1.0 SD)
a) Kategorisasi Data Minat Berwirausaha
Berdasarkan deskripsi nilai hipotetik minat berwirausaha yang dapat dilihat pada tabel 17 di atas, maka dapat dihitung norma kategorisasi jenjang. Hasilnya adalah sebagai berikut.
Tabel 15.
Kategorisasi Data Hipotetik Minat Berwirausaha Variabel
Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase
Minat Berwirausaha
X < 56 Rendah 33 31,43%
56 X < 88 Sedang 67 63,81 %
X 88 Tinggi 5 4,76 %
Total 105 100 %