LAPORAN TUGAS AKHIR
Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)Tentang :
Kontribusi Pajak Restoran Dalam Peningkatan Pendapatan Pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Karo
D I A
J U K A N Oleh :
NAMA : REZA WAHYU NUGRAHA NST
NIM : 062600078
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
PROGRAM SUTDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang memberikan rahmat dan
hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul
“Kontribusi Pajak Restoran Dalam Peningkatan Pendapatan Pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Karo”
Menyusun Tugas Akhir ini merupakan suatu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Muda Jurusan Adm.Perpajakan. Seperti kata pepatah, Tak Ada Gading yang
Tidak Retak. Dalam penulisan ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini
masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan
kurangnya pengalaman penulis.
Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan
segala kritik dan saran yang bersifat membangun penulisan Tugas Akhir yang lebih
baik lagi. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua sebagai wacana
untuk memperluas cakrawala dan ilmu pengetahuan.
Tugas Akhir ini dibuat oleh penulis berdasarkan Riset Praktik Kerja Lapangan
Mandiri pada kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Karo dan tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pada
kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih dan
1. Bapak Prof. DR. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan fakultas Ilmu sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, MSi, selaku Ketua jurusan Program
Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Agus Suriadi, S.Sos M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak
membantu, membimbing serta berkenan meluangkan waktu hingga Tugas akhir
ini selesai.
4. Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengembangan wawasan berpikir
penulis selama pekuliahan.
5. Kepada Bapak Majid Ginting, S.Sos selaku Kepala Bidang Pajak dan Retribusi
Daerah Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo
dan staff pegawai di kantor Dinas Pengelolaan keuangan dan Asep Kabupaten
Karo yang telah banyak membatu penulis selama pelaksanaan Praktik Lapangan
Kerja Mandiri.
6. Seluruh pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Karo.
7. Kedua Orangtua penulis, Ayahanda Ismail Nst dan Ibunda T.Mayasari Saragih
yang selama ini telah mencurahkan kasih sayangnya dan telah membiayai
pendidikan penulis dan memberikan dorongan semangat serta doa, baik selama
8. Buat kakak dan abang di Jakarta dan Bandung terima kasih telah memberikan
motivasi dan doa.
9. Buat Immanuel Rio Sinuraya terima kasih selaku teman riset di kabanjahe.
10.Teman-teman Tax ‘06’ terkhususnya team GERTAX yang telah membantu
penulis untuk menyelesaikan tugas akhir.
11.Buat Afdal dan Armansyah terima kasih karena sudah membatu mengerjakan
tugas akhir penulis.
12.Teman-teman di Administrasi Perpajakan FISIP USU yang tidak dapat satu
persatu disebutkan oleh penulis.
13.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah memberikan
bantuan dan dukungan kepada penulis.
Kiranya ALLAH SWT dapat membalas semua budi baik yang telah saudara dan
saudari berikan kepada penulis. Amin…….
Medan, Oktober 2009
Penulis
Reza Wahyu Nugraha Nst
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 1
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan mandiri ... 4
C. Ruang Lingkup Peraktik Kerja lapangan Mandiri ... 7
D. Metode PKLM ... 8
E. Metode Pengumpulan Data ... 9
F. Sistematika Penulisan ... 10
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM ... 12
A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan, Pengolahan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Karo ... 12
B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Karo ... 14
C. Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Karo ... 19
D. Rencana Strategis Dinas Pendapatan Kabupaten Karo ... 35
BAB III GAMBARAN DATA PAJAK RESTORAN ... 38
A. Pengertian Pajak Restoran ... 38
C. Objek dan Subjek Pajak Restoran ... 44
D. Cara Perhitungan Pajak Restoran, Masa Pajak dan Saat Terutang ... 45
E. Tata Cara Pembayaran ... 46
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA ... 47
A. Potensi Pajak... 47
B. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran ... 49
C. Faktot-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Restoran ... 51
D. Upaya-Upaya yang Ditempuh Untuk Meningkatkan Pajak Restoran .. 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56
A. KESIMPULAN ... 56
B. SARAN. ... 57
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur mempakan cita-cita dan tujuan
yang hendak dicapai oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kesejahteraan akan dicapai seiring tercapainya pembangunan yang merata baik di
pusat maupun daerah. Wilayah NKRI yang cukup luas yang terdiri dari gugusan
kepulauan yang dipisahkan oleh lautan mengakibatkan pembangunan di berbagai
daerah tidak merata. Akibat tidak meratanya pembangunan di daerah, Pemerintah
Pusat memberikan wewenang kepada masing-masing Pemerintah Daerah untuk
menyelenggarakan pembangunan di daerahnya masing-masing seiring
diberlakukannya Otonomi Daerah pada tanggal 01 Januari 2001.
Pemerintah Daerah sebagai salah satu komponen Pemerintah Pusat secara
otomatis memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam mengisi kas
pemerintahannya melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh daerah
tersebut. Pada hakekatnya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah merupakan
suatu proses perubahan yang terus menerus mengarah pada kemajuan daerah.
Pembangunan dilakukan secara sadar, terencana dan bertahap yang mana dalam hal
ini dibutuhkan segala potensi yang ada, baik itu sumber daya alam, teknologi,
Sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 17 ayat (2) huruf a Undang-undang No.32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, yaitu pelaksanaan pemanfaatan sumber daya
alam dan sumber daya lainnya menjadi kewenangan daerah. Dalam hal ini daerah
berhak mengatur rumah tangganya sendiri secara luas, nyata dan bertanggung jawab,
termasuk mengenal penerimaan dan pengeluaran keuangan, perencanaan pelaksanaan
pembangunan, pelaksanaan pelayanan, dan pelaksanaan pemerintahan dapat berialan
dengan efektifdan efisien.
Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 157 tentang Pemerintahan
Daerah disebutkan bahwa Pemerintah Daerah memiliki sumber Pendapatan Asli
Daerah, berasal dari hasil Pajak Daerah, hasil Retribusi Daerah, hasil Perusahaan
Milik Daerah, hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan lain-lain
Pendapatan Asli Daerah yang sah. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, menjelaskan bahwa
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) bersumber dari Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo dan penerimaan berupa
Dana Perimbangan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN).
Berdasarkan kutipan tersebut jelas diketahui bahwa Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo diharapkan dapat menjadi
tulang punggung pembiayaan bagi daerah-daerah yang melaksanakan otonomi. Pajak
Daerah mempakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang
Daerah adalah pungutan daerah menurut peraturan yang ditetapkan guna pembiayaan
pengeluaran daerah sebagai badan hukum publik yang diatur dalam Undang-undang
Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan Peraturan
Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
Dimana Pajak Daerah terbagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu Pajak Provinsi dan
Pajak Kabupaten / Kota. Dimana Pajak Kabupaten dan Kota terdiri dari :
1. Pajak Hotel
2. Pajak Restoran
3. Pajak Hiburan
4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan
6. Pajak Pengambilan dan Bahan Galian Golongan C
7. Pajak Parkir (UU No. 34 Tahun 2000)
Sebagai salah satu sumber pengelolaan keuangan dan aset yang memberikan
kontribusi yang cukup besar bagi Kabupaten Karo, penulis tertarik untuk mengetahui
seberapa besar kontribusi Pajak Restoran bagi Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo Sesuai dengan pengertian restoran pada
Peraturan Pemerintah No.65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah yaitu Restoran adalah
tempat menyantap makanan dan minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran,
tidak termasuk usaha jasa boga atau catering, maka dapat kita lihat objek-objek pajak
restoran yang ada di kabupaten Karo. Objek pajak restoran pastilah terns bertambah
Dengan dasar inilah penulis memilih kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo sebagai tempat melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dan "Kontribusi Pajak Restoran Dalam
Peningkatan Pendapatan Pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo" sebagai objek yang menarik untuk dijadikan wadah PKLM.
2. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan suatu kegiatan yang
wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa dalam rangka menyelesaikan
pendidikannya pada Program Diploma-Ill Administrasi Perpajakan pada Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini memiliki beberapa
tujuan dan manfaat baik untuk mahasiswa itu sendiri, pihak universitas atau pihak
instansi pemerintah dalam hal ini Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Karo dijadikan sebagai objek dalam pelaksanaan Kegiatan
Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
2.1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) oleh Mahasiswa Program
Studi Diploma-Ill Administrasi Perpajakan diharapkan dapat dilaksanakan sesuai
1. Untuk mengetahui target dan realisasi Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung peningkatan penerimaan
Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Karo.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat peningkatan penerimaan
Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Karo.
4. Untuk mengetahui cara yang telah dan akan ditempuh oleh Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo dalam meningkatkan
Kontribusi Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Karo.
2.2 Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun manfaat dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) bagi
mahasiswa, yaitu:
1. Dapat mempraktikkan teori yang telah diperoleh dari bangku kuliah ke dalam
permasalahan kehidupan yang nyata.
2. Mempelajari dunia kerja Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Karo
3. Menambah kemampuan berhubungan dengan orang lain.
5. Mengetahui cara langsung praktik kerja yang sesungguhnya dan penanganan
masalah yang dihadapi.
6. Memahami pengelolaan Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo
7. Mempraktikkan kemampuan yang telah diperoleh.
8. Mengetahui dan memahami cara Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Karo khususnya Pajak Restoran.
Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) bagi Program Studi Diploma
III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara, yaitu :
1. Menambah hubungan kerjasama antara pihak Universitas dengan Instansi
Pemerintah khususnya Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Karo.
2. Menyediakan test dunia pekerjaan yang nyata bagi para lulusan.
3. Menambah aplikasi yang nyata bagi kurikulum.
4. Meningkatkan kerjasama Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
Fisip Universitas Sumatera Utara dan Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo.
5. Mendorong kemajuan alumni di masa mendatang.
6. Mempromosikan sumber-sumber potensial dari Universitas
7. Memperbaiki persepsi umum tentang Universitas
Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pada Dinas Pendapatan
1. Guna membina kerjasama antara lembaga pendidikan dengan Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo
2. Sebagai sarana dalam pengadaan pegawai atau sumber-sumber kemampuan
dalam menciptakan ide baru untuk masa yang akan mendatang.
3. Agar dapat mengetahui bagaimana cara yang akan dilakukan dalam
memperbaiki atau meningkatkan mutu dalam jangka pendek selama
pelaksanaan PKLM
4. Sebagai sarana untuk dapat melakukan kerjasama dan diskusi antara Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo dengan
mahasiswa yang melaksanakan PKLM.
3. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun yang menjadi ruang lingkup PKLM adalah bagaimana peranan Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo dalam
mengelola Pajak Restoran di Kabupaten Karo :
1. Kontribusi Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Karo
2. Faktor Penghambat Peningkatan Penerimaan Pajak Restoran
3. Upaya-upaya untuk meningkatkan Penerimaan Pajak Restoran
4. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun yang menjadi metode dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri ada 4
(empat), antara lain:
1. Tahap Persiapan
Yaitu, kegiatan yang harns dilakukan oleh mahasiswa sebelum melakukan
PKLM ke objek lokasi PKLM yang meliputi kegiatan seperti : pemilihan objek
PKLM, Lokasi PKLM, pengajuan proposal PKLM, surat pengantar.
2. Studi Literatur (Kepustakaan)
Yaitu, kegiatan studi mencari data dan informasi dengan cara membaca
landasan teori, menelaah buku-buku literatur, peraturan perundang-undangan di
bidang perpajakan daerah, majalah, surat kabar, internet, catatan-catatan, maupun
bahasa tertulis yang ada hubungannya dengan laporan PKLM itu sendiri.
3. Studi Observasi Lapangan
Yaitu, kegiatan studi mencari data informasi dengan mengikuti PKLM Pada Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo, serta
mempelajari laporan-laporan yang berhubungan dengan masalah yang akan di bahas.
4. Pengumpulan Data
Dalam hal ini mahasiswa mengumpulkan 2 (dua) jenis data cara, yaitu data
Sekunder bernpa Literatur Pustaka dan Perundang-undangan, data Primer berupa
wawancara dari informan.
Yaitu, kegiatan studi yang dilakukan dengan cara menganalisa permasalahan
dan kendala yang dihadapi serta mencari tahu atau menanyakan solusi/ jalan keluar
yang terbaik untuk memecahkan masalah tersebut.
5. Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data digunakan 3 (tiga) metode, yaitu :
1. Metode Daftar Pertanyaan atau Interview Guide
Yaitu kegiatan pengumpulan data dan mencari data dengan melakukan
wawancara dan mengajukan pertanyaan kepada pegawai instansi yang berkompeten
dan menambah objektif yang berkaitan dengan kebutuhan untuk melengkapi laporan
PKLM.
2. Metode Observasi (Pengamatan)
Yaitu kegiatan pengumpulan dan mencari data dengan cara langsung maupun
tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati,
mendengar dan bila perlu membantu mengerjakan tugas pegawai instansi yang
terkait.
3. Dokumentasi
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan mempelajari daftar
dokumentasi yang ada pada instansi tersebut berkaitan dengan masalah yang
dipraktikkan.
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri (PKLM) adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang menjadi
dasar pemilihan dalam penyusunan laporan, ruang lingkup, tujuan dan
manfaat, metode praktik, metode pengumpulan data serta sistematika
penulisan laporan.
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM
Dalam bab ini penulis menguraikan sejarah singkat Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo, Struktur
Organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi gambaran pegawai.
BAB III GAMBARAN DATA PAJAK RESTORAN
Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai ketentuan yang berkaitan
dengan kontribusi Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo dan lain-lain yang dilakukan
selama melakukan praktik kerja lapangan.
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA
Pada bab ini membahas tentang analisa dan evaluasi data yang diperoleh
mengenai Kontribusi Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis mengemukakan tentang kesimpulan dan saran-saran
mengenai objek PKLM dan permasalahan yang penulis hadapi selama
melaksanakan PKLM dilapangan.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
KANTOR DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN KARO
a. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo
Kabupaten Karo sebagai Daerah otonom yang mempunyai wewenang Otonomi
Daerah diwilayah Provinsi Sumatera Utara. Dalam rangka pelaksanaan otonomi
daerah yang luas dan menyeluruh, pemerintah daerah memandang perlu untuk
membentuk suatu badan atau lembaga daerah untuk melaksanakan seluruh kegiatan
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan daerah. Oleh karena itu Pemerintah Daerah
Kabupaten Karo dalam hal ini, Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom
yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah merasa perlu untuk membentuk susunan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah yang disesuaikan dengan kewenangan
yang dimiliki, karakteristik, potensi, kebutuhan, kemampuan Keuangan Daerah dan
tersedianya Sumber Daya Aparatur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo
terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Kedudukan,
Tugas Pokok dan Fungsi. Hal ini merupakan sesuai dengan kewenangan yang
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah.
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo
terletak dijalan Jamin Ginting No.17 Kabanjahe, merupakan salah satu Lembaga
Daerah Kabupaten Karo yang bertujuan untuk melakukan tugas penyelenggaraan
pemerintahan. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Karo mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah dibidang
Pendapatan Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagai lembaga yang bertujuan dalam bidang
Pendapatan Daerah dan Pelayanan Pasar, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah mempunyai fungsi :
a Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya.
b Penyelenggaraan urusan pemerintahan dibidang Pengelolaan Pendapatan
Daerah Keuangan Daerah dan Pengelolaan Aset Daerah serta pelayanan
umum sesuai dengan lingkup tugasnya.
c Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Pengelolaan Pendapatan Daerah,
Keuangan Daerah, dan Pengelolaan Aset Daerah sesuai dengan lingkup
tugasnya.
d Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugas
dan fungsinya. (Peraturan Daerah Pasal 94, Kedudukan, Tugas Pokok dan
b. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo
Suatu struktur organisasi akan menggambarkan secara jelas mengenai
pembagian pembatasan antara tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap orang
dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan setiap bagian dari organisasi itu
dengan cara yang paling efektif dan efisien. Struktur organisasi dapat dilihat sebagai
mekanisme formal dengan organisasi dikelola. Struktur ini mengandung unsur-unsur
spesialisasi kerja.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daaerah Kabupaten Karo dibuat berdasarkan Peraturan Daerah (Perda)
Kabupaten Karo Nomor 42 Tahun 2004 tentang Kedudukan, Tugas Pokok dan
Fungsi.
1. Susunan Organisasi
Untuk mengelola potensi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta pengelolaan
Pasar di Kabupaten Karo secara optimal. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Kabupaten Karo dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang
membawahi 1 orang Sekretariat, 2 orang Kasubag, 4 orang Kabid, dan 11 orang Ka.
Seksi, 1 Unit Pelaksana Teknis, Tata Usaha dan kelompok Jabatan Fungsional dengan
total jumlah 108 orang. Berikut ini penulis akan menguraikan struktur organisasi dan
kemudian menyajikannya dalam bagan.
Adapun susunan dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
1. Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset daerah terdiri dari :
A. Kepala Dinas
B. Sekretariat
C. Sub Bagian
D. Bidang
E. Seksi
F. Unit Pelaksana Teknis
G. Tata Usaha
H. Kelompok Jabatan Fungsional
2. Sekretariat
a. Sub Bagian Keuangan
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
3. Bidang Pajak dan Retribusi Daerah terdiri dari :
a. Seksi Pajak dan Pendapatan lain-lain
b. Seksi Retribusi dan Pendapatan lain-lain
4. Bidang Pasar terdiri dari :
a. Seksi Sarana dan Prasarana Pasar
b. Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang
5. Bidang Anggaran dan Perbendaharaan terdiri dari :
a. Seksi Anggaran dan Belanja
a. Seksi Akuntansi Keuangan
b. Seksi Pengelolaan Aset Daerah
7. Bidang Perencanaan terdiri atas :
a. Seksi Perencanaan Program dan Pengendalian
b. Seksi Pengumpulan Data, Pengolahan dan Pelaporan
8. Unit pelaksana Teknis (UPT) Dinas dibentuk sebanyak 13 UPT yaitu :
a. Kecamatan Kabanjahe
b. Kecamatan Berastagi
c. Kecamatan Tiga Panah
d. Kecamatan Barusjahe
e. Kecamatan Merek
f. Kecamatan Simpangempat
g. Kecamatan Payung
h. Kecamatan Kutabuluh
i. Kecamatan Munte
j. Kecamatan Juhar
k. Kecamatan Laubaleng
l. Kecamatan Mardinding
m. Kecamatan Tigabinanga
9. Kelompok Jabatan Fungsional
Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi dalam
lingkup Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah wajib menerapkan
prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi secara vertikal dan horizontal.
Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin,
mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta
petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. Setiap laporan yang diterima oleh
pimpinan satuan organisasi dari bawahannya diolah dan dipergunakan sebagai bahan
penyusunan lebih lanjut untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya.
Setiap pimpinan secara berjenjang menyampaikan laporan tepat pada waktunya
kepada atasannya sesuai bidang tugasnya untuk selanjutnya disampaikan kepada
Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.
Kepangkatan, pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian
pejabat-pejabat/Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Kabupaten Karo diatur sesuai dengan ketentuan dan peraturan
Gambar 2.1
Bagan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Pendapatan,Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo.
K E P A L A
Sumber : Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Karo Tahun 2009.
c. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah unsur
pelaksana Pemerintah Kabupaten Karo dalam bidang Pendapatan Daerah dan
Pelayanan Pasar yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang bertanggung jawab
kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. (Peraturan Daerah No.42,
Kedudukan, Tugas dan Fungsi)
Tugas Pokok Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah
melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah dibidang pendapatan berdasarkan asas
otonomi dan pembantuan.
Adapun tugas dan fungsi dari pejabat atau pegawai dilingkungan Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo antara lain :
a. Kepala Dinas
Kepala dinas merupakan pejabat yang memimpin Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo yang dalam melaksanakan
tuganya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah. (Peraturan Daerah Pasal 95, Tugas Pokok dan Fungsi).
Kepala Dinas mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :
program maupun urusan pemerintahan dalam bidang administrasi keuangan yang
meliputi peningkatan Sumber Daya Pengelolaan Keuangan Daerah, Anggaran
Daerah, Pendapatan dan Investasi Daerah (Pajak dan Rertribusi Daerah, Investasi
dan Aset Daerah, Badan Usaha Milik Daerah status PT atau lembaga keuangan
mikro, Pinjaman Daerah), Dana Perimbangan (Dana Alokasi Umum, Dana
Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil), Pelaksanaan, Penatausahaan, Akuntansi dan
pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD sesuai dengan standar Pelayanan
Minimal.
2. Menetapkan, melaksanakan visi dan misi Dinas untuk mendukung visi dan misi
Daerah.
3. Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah berkoordinasi dengan
instansi terkait dibawah koordinasi Tim Anggaran Pendapatan Daerah.
4. Memberikan saran, pertimbangan dan pendapat kepada Bupati dalam rangka
percepatan penyelesaian tugas pokok dan sebagai bahan penetapan kebijakan
Pemerintahan Kabupaten Karo.
5. Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang
tugasnya masing-masing.
6. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas Dinas termasuk
laporan keuangan dan laporan kinerja dinas kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah.
b. Bagian, Bidang, Sub Bidang dan Seksi pada Dinas Pendapatan Daerah 1. Sekretariat
Bagian Sekretariat dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang dalam
melaksanakan tuganya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
(Peraturan Daerah Pasal 96, Tugas Pokok dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Bagian Sekretariat adalah sebagai berikut :
a. Merencanakan, mengatur, membina, mengelola, mengkoordinasikan dan
mengendalikan pelaksanaan tugas kesekretariatan yang meliputi urusan keuangan,
umum dan perlengkapan serta barang milik daerah pada SKPD maupun
kepegawaian.
b. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dan perumusan program
kerja Dinas berdasarkan program dan kegiatan masing-masing bidang, Seksi dan
Sub Bagian.
c. Mengkoordinasikan penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas-tugas bidang.
d. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas Sekretaris kepada
Kepala Dinas.
e. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
2. Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam
Uraian Tugas dan Sub Bagian Keuangan adalah sebagai berikut :
a. Mempelajari peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan
keuangan.
b. Menyusun laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah berkoordinasi
dengan Pejabat Pelaksanaan Teknis Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(PPTK-SKPD).
c. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Sekretaris.
3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian
yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada
Sekretariat. (Peraturan Daerah Pasal 96, Tugas Pokok dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Sub Bagian Umum dan Kepegawaian adalah sebagai
berikut:
a. Melaksanakan rencana pengadaan alat tulis kantor dan pendistribusiannya sesuai
dengan kebutuhan Dinas.
b. Melaksanakan urusan keprotokolan dan penyiapan rapat-rapat Dinas.
c. Melaksanakan penyiapan dan pengendalian penyiapan administrasi perjalanan
Dinas Pegawai.
d. Mempersiapkan dokumen terhadap pengusulan pegawai yang akan pensiun,
peninjauan masa kerja serta pemberian penghargaan.
f. Mempersiapkan administrasi pegawai untuk mengikuti pendidikan/pelatihan dan
ujian dinas maupun tugas belajar.
g Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Sekretaris.
4. Bidang Pajak dan Retribusi Daerah
Bidang Pajak dan Retribusi Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
akan melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala
Dinas. (Peraturan Daerah Pasal 97, Tugas Pokok dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Bidang Pajak dan Retribusi Daerah adalah sebagai
berikut :
a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan
pelaksanaan pengelolaan pemungutan Pajak Retribusi dan Pendapatan lain-lain
dan pendataan serta Verifikasi.
b. Bertindak selaku Pejabat Teknis Kegiatan (PPTK) pada bidang tugasnya setelah
ditetapkan yang berwenang.
c. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas bidang kepada
Kepala Dinas melalui Sekretaris.
d. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
5. Seksi Pajak dan Pendapatan Lain-lain
Seksi Pajak dan Pendapatan Lain-lain dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
Bidang Pajak dan Retribusi Daerah. (Peraturan Daerah Pasal 97, Tugas Pokok dan
Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Pajak dan Pendapatan Lain-lain adalah sebagai
berikut :
a. Menghimpun dan mempelajari Peraturan Daerah yang mengatur Pajak Daerah
dan Pendapatan lain-lain.
b. Melakukan Penagihan Pajak dan Pendapatan lain-lain kepada wajib pajak.
c. Melakukan Pembukuan seluruh penerimaan Pajak dan Pendapatan lain-lain dan
menyetorkannya kepada Bendaharawan Umum Daerah.
d. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas-tugas seksi
kepada Kepala Bidang.
e. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
6. Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain
Seksi Retribusi dan Pendapatan lain-lain dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala Seksi Pajak dan Pendapatan lain-lain. (Peraturan Daerah Pasal 97, Tugas
Pokok dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain adalah
sebagai berikut :
b. Melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi Retribusi Daerah dan Pendapatan
lain-lain.
c. Melakukan Penagihan Retribusi dan Pendapatan lain-lain kepada Wajib Pajak.
d. Melakukan Pembukuan seluruh penerimaan Retribusi dan Pendapatan lain-lain
dan menyetorkannya kepada Bendaharawan Umum Daerah.
e. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
7. Seksi Pendataan dan Verifikasi
Seksi Pendataan dan Verifikasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam
melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Seksi
Retribusi dan Pendapatan lain-lain. (Peraturan Daerah Pasal 97, Tugas Pokok dan
Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Pendataan dan Verifikasi adalah sebagai
berikut:
a. Melaksanakan pendataan dan verifikasi terhadap Subjek Pajak.
b. Melakukan pengujian pemerikasaan lapangan terhadap objek pajak dan retribusi
daerah sesuai dengan permohonan keberatan pajak dan retribusi daerah.
c. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan seksi berdasarkan realisasi Program Kerja
untuk bahan penyempurnaan Program Kerja berikutnya.
8. Bidang Pasar
Bidang Pasar dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan
tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (Peraturan
Daerah Pasal 98, Tugas Pokok dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Bidang Pasar adalah Sebagai berikut :
a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan
pelaksanaan penataan dan pengembangan Sarana dan Prasarana Pasar serta
Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang.
b. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dinas berdasarkan realisasi Program Kerja
untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya.
c. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas bidang kepada
Kepala Dinas melalui Sekretaris.
d. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
9. Seksi Sarana dan Prasarana Pasar
Seksi Sarana dan Prasarana Pasar dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang Pasar. (Peraturan Daerah Pasal 98, Tugas Pokok dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Sarana dan Prasarana adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan penetapan lokasi Pasar Tradisional,
Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern mengacu pada Rencana Tata Ruang
b. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan pemberian Izin Usaha Pengelolaan
Pasar Tradisional, Izin Usaha Pusat Perbelanjaan (IUP2T) untuk Pasar
Tradisional, Izin Usaha Pusat Perbelanjaan (IUPP) untuk pertokoan, Mall, Plasa
dan Pusat Perdagangan, Izin Usaha Toko Modern (IUTM) untuk Hypermarket.
c. Menginventarisasi keberadaan sarana dan prasarana pasar.
d. Menyiapkan bahan kajian kelayakan keberadaan sarana dan prasarana pasar
dalam pengembangan dan peningkatan sarana dan prasarana pasar.
e. Memantau ketentuan perpasaran dan pemberian sanksi administratif secara
bertahap berupa peringatan tertulis, pembekuan dan pencabutan izin usaha bagi
pelanggar ketentuan perpasaran.
f. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
10. Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang
Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pasar. (Peraturan Daerah Pasal 98, Tugas
Pokok dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang adalah
Sebagai berikut :
a. Menghimpun, menganalisa data dan informasi dibidang pemberdayaan dan
pembinaan pedagang.
b. Menyiapkan bahan untuk peningkatan kompetensi pedagang dan mengelola Pasar
c. Memprioritaskan kesempatan memperoleh tempat usaha bagi pedagang Pasar
Tradisional yang telah ada sebelum dilakukan renovasi atau relokasi Pasar
Tradisional.
d. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka peningkatan
kebersihan dan kenyamanan pedagang.
e. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
11. Bidang Anggaran dan Perbendaharaan
Bidang Anggaran dan Perbendaharaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang
yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas. (Peraturan Daerah Pasal 99, Tugas Pokok dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Bidang Anggaran dan Perbendaharaan adalah sebagai
berikut :
a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan
pelaksanaan Anggaran Belanja dan Penatausahaan Keuangan.
b. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Dinas berdasarkan realisasi Program Kerja
untuk bahan penyempurnaan Program Kerja berikutnya.
c. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas bidang kepada
Kepala Dinas melalui Sekretaris.
d. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Seksi Anggaran dan Belanja dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam
melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala
Bidang Anggaran dan Perbendaharaan. (Peraturan Daerah Pasal 99, Tugas Pokok dan
Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi seksi Anggaran dan Belanja adalah sebagai berikut :
a. Menyusun Rancangan Peraturan Daerah tentang pokok-pokok pengelolaan
keuangan daerah.
b. Menyusun Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan perubahan APBD.
c. Melakukan evaluasi terhadap Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja (APB) Desa.
d. Melaksanakan pengelolaan pinjaman dan obligasi daerah, BLU serta melakukan
pengawasan pinjaman dan obligasi daerah.
e. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
13. Seksi Penatausahaan Keuangan
Seksi penatausahaan Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dapat
melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Seksi
Anggaran dan Belanja. (Peraturan Daerah Pasal 99, Tugas Pokok dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Penatausahaan Keuangan adalah sebagai
berikut:
a. Menyusun pedoman dan petunjuk teknis tata cara pengelolaan perbendaharaan.
c. Menatausahakan pengelolaan dan pertanggungjawaban pendapatan dan belanja
daerah.
d. Menatausahakan pengelolaan dan pertanggungjawaban penerimaan dan
pengeluaran daerah.
e. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
14. Bidang Akuntansi dan Pengelolaan Aset Daerah
Bidang Akuntansi dan Pengelolaan Aset Daerah dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Dinas. (Peraturan Daerah Pasal 100, Tugas Pokok dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Bidang Akuntansi dan Pengelolaan Aset Daerah
adalah sebagai berikut :
a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan
pelaksanaan Akuntansi Keuangan dan Pengelolaan Aset Daerah.
b. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dinas berdasarkan realisasi Program Kerja
untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya.
c. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas bidang kepada
Kepala Dinas melalui Sekretaris.
15. Seksi Akuntansi Keuangan
Seksi Akuntansi Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam
melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala
Bidang Akuntansi dan Pengelolaan Aset Daerah. (Peraturan Daerah Pasal 100, Tugas
Pokok dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Akuntansi Keuangan adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan bahan perumusan penetapan kebijakan tentang sistem dan prosedur
akuntansi pengelolaan keuangan daerah kabupaten dan desa.
b. Menghimpun, mengolah dan menganalisa laporan realisasi APBD dari pengguna
Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah.
c. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan laporan keuangan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan pendanaan urusan pemerintahan yang menjadi
tanggung jawab bersama.
d. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
16. Seksi Pengelolaan Aset Daerah
Seksi Pengelolaan aset Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam
melakukan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Seksi
Akuntansi Keuangan. (Peraturan Daerah Pasal 100, Tugas Pokok dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Pengelolaan Aset Daerah adalah sebagai
a. Menyiapkan bahan untuk penyelenggaraan pelaksanaan pengelolaan inventaris
dan aset daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan pengawasan pengelolaan inventaris
dan aset daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Menyiapkan bahan untuk penyelenggaraan pelaksanaan fasilitasi pengelolaan aset
daerah pemekaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
d. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
17. Bidang Perencanaan
Bidang perencanaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam
melakukan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
(Peraturan Daerah Pasal 101, Tugas Pokok dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Bidang Perencanaan adalah sebagai berikut :
a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan
pelaksanaan tugas perencanaan, penyusunan program kerja, penyusunan rencana
kerja, penyusunan anggaran, memverifikasi usulan rencana kerja anggaran,
pemantauan, pengendalian, evaluasi, pengolahan data, penyusunan laporan
akuntabilitas kinerja pemerintah.
b. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
18. Seksi Perencanaan Program dan Pengendalian
kepada Kepala Bidang Perencanaan. (Peraturan Daerah Pasal 101, Tugas Pokok dan
Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Perencanaan Program dan Pengendalian adalah
sebagai berikut :
a. Mempersiapkan program kerja dan rencana kerja, kegiatan tahunan berdasarkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Rencana Kerja Pemerintah
Daerah, Rencana strategis Dinas.
b. Mempersiapkan bahan monitoring, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
tugas-tugas bidang dan mengumpulkan, mengolah dan melaporkan pelaksanaan Dinas.
c. Menyusun bahan rencana pemantauan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
program kerja dan pelaksanaan prosedur, dan sistem kerja.
d. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
19. Seksi Pengumpulan Data, Pengolahan dan Pelaporan
Seksi Pengumpulan Data, Pengolahan dan Pelaporan dipimpin oleh seorang
Kepala Seksi yang dalam melakukan tugasnya berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Seksi Perencanaan Program dan Pengendalian. (Peraturan
Daerah Pasal 101, Tugas Pokok dan Fungsi)
Uraian Tugas dan Fungsi Seksi Pengumpulan Data, Pengolahan dan Pelaporan
adalah sebagai berikut :
a. Mengumpulkan bahan dalam rangka penyusunan laporan atas pelaksanaan
c. Menyusun laporan pelaksanaan program kerja dalam hal prosedur, mekanisme,
dan sistem kerja, pencapaian program, dan kegiatan serta Laporan Akuntabilitas
Kinerja Pemerintah sesuai dengan program.
d. Mempersiapkan penyajian data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan
tugas untuk tujuan pelaporan dan bahan rapat koordinasi.
e. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.
20. Unit Pelaksanaan Teknis 21. Tata Usaha
Tata usaha dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melakukan
tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Unit Pelaksanaan Teknis.
22. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo sesuai
dengan keahlian dan kebutuhan. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah
tenaga dalam jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai
dengan keahliannya, dimana setiap kelompok dipimpin seorang tenaga fungsional
senior. Jumlah jabatan fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan daerah.
(Peraturan Daerah, Tugas Pokok dan Fungsi)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional tersebut diatur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dengan adanya Perencanaan Strategis maka dalam rangka mewujudkan visi dan
misi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo
dapat tercapai melalui pelaksanaan bidang strategis yang telah ditetapkan.
Perencanaan Strategis adalah suatu proses yang berkelanjutan dan sistematis
yang memberikan arah bagi suatu organisasi untuk menentukan keputusan tentang
masa depan organisasi, mengembangkan prosedur yang diperlukan, operasionalisasi
dalam mencapai masa depan serta bagaiman keberhasilan organisasi dapat diukur.
Manfaat Rencana Strategis adalah :
1. Para Pimpinan akan lebih mampu memberi arah dan tujuan organisasi.
2. Organisasi akan berfungsi dengan lebih baik.
3. Membantu merumuskan rencana dan aktivitas kearah keberhasilan organisasi.
2. Visi, Misi dan Faktor Keberhasilan a. Visi
Visi adalah pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaiman instansi Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo harus dibawa
dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif.
Visi juga merupakan suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan
berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan.
Adapun Visi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Karo adalah sebagai berikut :
b. Misi
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi
pemerintah sesuai dengan visi yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana
dan berhasil dengan baik pada waktu yang akan datang. Agar tercapai visi Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo sebagai citra
konseptual tentang masa depan yang diinginkan, maka haruslah dirumuskan lebih
lanjut dalam misi yang lebih terukur objektif dan spesifik. Oleh karenanya, misi
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo haruslah
merupakan tonggak dari Rencana Strategis Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Kabupaten Karo secara totalitas.
Untuk maksud tersebut, dirumuskan misi Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan Aset Daerah Kabupaten Karo sebagai berikut :
1. Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Sarana dan Prasarana Pasar.
2. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Wajib Pajak dan Retribusi.
3. Meningkatkan Kuantitas Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan.
BAB III
GAMBARAN DATA PAJAK RESTORAN
A. Pengertian Pajak Restoran A.1. Defenisi pajak dan pajak daerah
Sebelum membahas mengenai gambaran pajak restoran ada baiknya kita
mengetahui terlebih dahulu tentang defenisi pajak. Batasan atau defenisi pajak
bermacam-macam, untuk lebih jelasnya penulis menguraikan beberapa pendapat para
ahli di bidang perpajakan yang beraneka ragam mengenai pajak yang pada
hakekatnya mempunyai tujuan yang sama, antara lain :
1. Prof. Dr. PJA. Adiriani
Pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan dan terutang oleh yang
wajib membayarnya menurut peraturan, dengan tidak mendapat prestasi secara
langsung, yang dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai engeluaran
umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
2. Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH.
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang dapat
ditunjukan dan dapat digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Pajak daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran wajib yang dilakukan
perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai
penyelenggraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
A. 2. Fungsi Pajak
Pemerintah daerah dalam meakukan pungutan pajak harus tetap menempatkan
sesuai dengan fungsinya. Fungsi pajak dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a. Fungsi Budgeter
Pajak sebagai alat untuk mengisi kas negara yang digunakan untuk membiayai
kegiatan pemerintahan dan pembangunan
b. Fungsi Reguler
Pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur melaksanakan kebijakan dalam
bidang sosial dan ekonomi.
A. 3. Defenisi pajak restoran yang selanjutnya disebut pajak adalah pajak atas pelayanan restoran. Ada beberapa pengertian tentang restoran, antara lain :
a. Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Karo No. 05 Tahun 2006
Restoran adalah tempat yang disediakan untuk menyantap makanan dan
minuman dengan dipungut bayaran termasuk kedai nasi, kedai mie, kedai
kopi,warung tempat jualan makanan/ minuman, tempat berdiskotiq dan berkaraoke
kecuali usaha jasa boga dan jasa usaha catering.
Pelaksanaan Undang No. 32 tahun 2004 sebagai pengganti
Undang-undang N0. 22 tahun 1999 telah menyebabkan perubahan yang mendasar mengenai
pengaturan hubungan pusat dan daerah, khususnya dalam bidang administrasi
pemerintahan maupun dalam hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah
yang dikenal sebagai era otonomi daerah.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan keuangan daerah agar daat
melaksanakan otonomi daerah, pemerintah melakukan berbagai kebijakan perpajakan
daerah diantaranya dengan menetapkan Undang-undang No. 34 tahun 2000 tentang
perubahan atas Undang-Undang No. 18 tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi
daerah. Pemberian kewenangan dalam pengenaan pajak dan retribusi daerah,
diharapkan dapat lebih mendorong pemerintah daerah terus berupaya untuk
mengumpulkan PAD, khususnya yang berasal dari pajak dan retribusi daerah.
Undang-undang tersebut didukung dengan dikeluarkannya PP No. 65 tahun 2001
tentang pajak daerah.
Daerah melaksanakan PP No. 65 tahun 2001, pemerintah Kabupaten Karo
diberi wewenang untuk membuat satu peraturan daerah dalam rangka menggali
sumber pemasukan daerah. Salah satu adalah mengeluarkan Perda No. 5 tahun 2006
tentang pajak restoran.
Ketentuan Umum Perda No. 5 Tahun 2006 Tentang Pajak Restoran.
1. Daerah adalah Kabupaten Karo.
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah Otonom
4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Karo.
5. DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Karo.
6. Dinas adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Karo.
7. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang dapat berbentuk badan hukum
dan atau bukan badan hukum.
8. Restoran adalah tempat yang disediakan untuk menyantap makanan dan
minuman dengan dipungut bayaran termasuk kedai nasi, kedai mie, kedai kopi,
warung tempat jual makanan/ minuman, tempat berdiskotiq dan berkaraoke
kecuali usaha jasa boga dan jasa usaha catering.
9. Pajak Restoran yang disebut pajak adalah pajak atas pelayanan restoran.
10. Pengusaha restoran adalah perorangan ataupun badan untuk menyelenggarakan
usaha restoran untuk dan atas nama sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain
yang menjadi tanggungannya.
11. Pembayaran adalah jumlah yang dibayarkan dan atau seharusnya dibayarkan
pembeli untuk harga jual, penggantian yang diminta atau seharusnya diminta
penanggung pajak usaha dimaksud dengan penukar atas pemakaian atau
pembelian.
12. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang sclanjutnya disingkat SK.PD adalah surat
keputusan yang menentukan besarya jumlah pajak terutang.
13. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SPTPD adalah
surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan pcrhitungan dan
14. Surat Setoran Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SSPD, adalah surat yang
digunakan oleh Wajib pajak untuk melakukan pembayaran dan penyetoran
pajak yang terutang ke kas daerah atau ke tempat lain yang ditetapkan oleh
kepala daerah.
15. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat
SKPDKB adalah surat keputusan yang menentukan besamya jumlah pajak yang
terutang, jumlah kredit pajak. jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak,
besamya sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang ditetapkan.
16. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan yang selanjuntnya disingkat
dengan SKPDKBT adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas
jumlah pajak yang telah ditetapkan.
17. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKPLB adalah
surat keputusan yang menentukan jumlah kelcbihan pembayaran pajak karena
jumlah kredit pajak lebih besar dari pajak yang terutang atau tidak seharusnya
terutang.
18. Surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat STPD adalah surat
untuk melakukan tagihan pajak dan alau sanksi administrasi bcrupa bunya dan
atau denda.
19. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas,
perseroan komonditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah
dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma,
kongsi, koperasi, yayasan. atau organosasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun,
20. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya disingkat SKPDN adalah
surat keputusan yang menentukan jumlah pajak yang terutang sama besamya
dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
21. Putusan banding adalah penyelesaian sengketa pajak atas banding terhadap
surat keputusan keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak
22. Surat Keputusan Keberatan adalah surtat keputusan atas keberatan terhadap
surat ketetapan pajak daerah. surat ketetapan pajak daerah kurang bayar, surat
ketetapan pajak daerah kurang bayar lambahan. surat ketetapan pajak daerah
lebih bayar, surat ketetapan pajak daerah nihil atau terhadap pemotongan atau
pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak.
23. Pemeriksaan adalah serangkaian kegialan untuk mencari, megumpulkan dan
mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan
kepatuhan pemenuhan kewajiban daerah berdasarkan peraturan
perundang-undangan pajak daerah.
24. Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian tindakan
yang dilakukan oleh penyidik pegawai negri sipil yang selanjutnya disebut
penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan daerah yang terjadi serta
C. Objek dan Subjek Pajak Restoran 1. Objek pajak restoran
Objek pajak restoran adalah setiap pelayanan yang disediakan dengan
pembayaran di Restoran termasuk bar, café, rumah makan, buffet, kantin, kedai nasi,
kedai kopi dan meliputi penjualan makanan, minuman di tempat yang disertai tempat
penyantapannya maupun yang diantar, dibawa pulang ( take away ).
Dikecualikan dari objek Pajak Restoran adalah :
a. Pelayanan jasa boga atau catering
b. Pelayanan yang disediakan oleh Restoran atau Rumah Makan yang
pendapatan brutonya tidak melebihi batas Rp. 600.000,- (enam ratus ribu
rupiah) per bulan.
c. Penjualan makanan dan minuman di tempat yang disertai dengan fasilitas
penyantapannya di hotel.
2. Subjek Pajak Restoran
Subjek pajak restoran adalah orang pribadi atau badan hukum yang melakukan
pembayaran atas pelayanan restoran. Wajib Pajak Restoran adalah Pengusaha
Restoran, Rumah Makan, kedai nasi / kopi, warung nasi.
D. Cara Perhitungan Pajak Restoran, Masa Pajak dan Saat Pajak Terutang Besarnya pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tariff dengan
dasar pengenaan pajak. Misalnya dasar pengenaan pajaknya sebesar Rp. 500.000,00
Besar Pajak =Rp. 500.000,00 x 10%
=Rp.50.000,00
Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan tahun takwim.
Pajak terutang dalam masa pajak terjadi atau timbul pada saat kegiatan
pelayanan di restoran dilakukan.
Setiap wajib pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD).
SPTPD tersebut harus diisi dengan jelas, benar, lengkap serta ditandatangani oleh
Wajip Pajak dan kuasanya. Kemudian harus disampaikan kepada Dipenda
selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah berakhirnya masa pajak.
E. Tata Cara Pembayaran Pajak Restoran
Tata cara pembayaran Pajak Restoran adalah sebagai berikut :
1. Pembayaran pajak dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh
kepala daerah sesuai yang ditentukan dalam SPTPD, SKPD, SKPDKB,
SKPDKBT, STPD.
2. Apabila pembayaran pajak dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, hasil
penerimaan pajak hams disetor ke kas daerah selambat-lambatnya 1 x 24 jam atau
dalam waktu yang ditentukan kepala daerah.
3. Pembayaran pajak tersebut dilakukan dengan mengunakan Surat Setoran Pajak
Daerah ( SSPD).
4. Pembayaran pajak hams dilakukan sekaligus atau lunas.
6. Angsuran pembayaran pajak harus dilakukan secara teratur dan berturut-turut
dengan dikenakan bunga 2 % sebulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang
dibayar.
7. Kepala daerah dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk menunda
pembayaran pajak sampai batas waktu yang ditentukan dengan dikenakan bunga
2 sebulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang dibayar.
8. Setiap pembayaran pajak diberikan tanda bukti' pembayaran dan dicatat dalam
BAB IV
ANALISA DAN EVALUASI DATA
A. Potensi Pajak
Dalam era otonomi daerah sekarang ini, daerah telah diberikan kewenangan
untuk mengatur dan mengurus rumah tanggannya sendiri. Kewenangan yang telah
diberikan itu, diharapkan pemerintah daerah mampu memenuhi kebutuhan
pembiayaan dan pembangunan di daerah, mampu untuk lebih mendekatkan
pelayanan pemerintah kepada masyarakat, dan mampu menciptakan persaingan yang
sehat antar daerah. Dalam rangka meningkatkan sumber pemasukan daerah,
pemerintah selalu berupaya untuk menggali secara maksimal sumber-sumbcr
keuangan yang dapat meningkatkan PAD. namun untuk melakukan itu semua
haruslah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk pajak
daerah yang telah lama menjadi unsur PAD.
Berdasarkan PP No. 65 Tahun 2001, Pajak Daerah dapat dibedakan atas Pajak
Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota. Jenis pajak kabupaten/kota terdiri atas tujuh
yaitu: pajak hotel, pajak rcstoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan
jalan, pajak pengambilan bahan galian golongan C, pajak parkir. Jems pajak
kabupaten/kota tidak bersifat limitatif, artinya kabupaten/kota diberikan peluang
untuk menggali potensi sumber-sumber keuangan selain yang ditetapkan secara
eksplisit dalam Lindang-Undang No.34 Tahun 2000. dengan menetapkan sendiri jenis
Untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Karo
diperlukan usaha untuk meningkatkan penerimaan yang berasal dari pajak daerah
terutama pajak restoran yang berpotensial mencerminkan kegiatan ekonomi daerah
karena pajak restoran merupakan sumber devisa bagi Kabupaten Karo yang banyak
dimanfaatkan oleh wisatawan yang melakukan kunjungan wisata ke Kabupaten Karo
khususnya Berastagi yang merupakan daerah wisata yang sering kali dikunjungi turis
lokal maupun mancanegara- Perkembangan kepariwisataan akan sangat berpengaruh
terhadap perkembangan industri restoran karena restoran merupakan sarana penting
bagi kepariwisataan sehingga di daerah wisata terdapat banyak restoran.
Dengan adanya restoran akan menambah pemasukan bagi daerah. Demikian
juga dengan halnya Kabupaten Karo yang merupakan daerah wisata mempunyai
potensi pajak dari restoran. Adapun restoran yang terdapat di Kabupaten Karo dapat
dilihat di bawah ini:
1. Rumah Makan Wajit
2. Rumah Makan Mr. B
3. Rumah Makan Suka Tendel
4. Rumah Makan Gaharu
5. Rumah Makan Kaliaga
6. Rumah Makan Tasima
7. Rumah Makan Ingan Malem
8. Rumah Makan Bumi Bersaudara
Sumber : Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Karo Tahun 2009
B. Target Dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengenian target adalah sasaran atau
batas ketentuan yang telah ditetapkan untuk dicapai. Oleh karena itu, dalam
melakukan suatu kegiatan atau usaha perlu dibuat suatu target yang dijadikan sebagai
acuan untuk mencapainya. Namun adakalanya target tersebut tidak dapat dicapai dan
bahkan ada juga yang melebihi target
Sama halnya di dalam penetapan pajak restoran, pcmcrintah daerah pun
menetapkan target yang hendak dicapai dan bahkan ada juga yang melebihi target.
Agar lebih jelas, penulis akan menggambarkan penerimaan pajak restoran Kabupaten
Tabel. 4.2
Target Realisasi 2006, 2007, 2008
Tahun Target Realisasi Presentasi %
2006 758.262.000 825.460.000 1,08 %
2007 780.323.000 892.720.000 1,14 %
2008 850.292.000 980.563.000 1,15 %
Sumber : Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Karo Tahun 2009
Berdasarkan tabel diatas, realisasi penerimaan tahun 2006 adalah Rp.
825.460.000 dan yang ditargetkan Rp. 758.262.000 sehingga presentasenya adalah
1,08 %, pada tahun 2007 realisasi penerimaan sebesar Rp. 892.720.000 dan targetkan
780.323.000 sehingga presentasenya adalah 1,14 % dan pada tahun 2008 realisasi
penerimaan sebesar Rp. 980.563.000 dan targetkan Rp. 850.292.000 dan realisasi
penerimaan adalah 1,15 %
Jika dilihat antara target dan realisasi penerimaan dari pajak restoran maka
dapat diketahui dengan jelas tahun 2006, 2007, dan 2008 dapat mencapai realisasi
penerimaan dan pemerintah Kabupaten Karo akan terus meningkatkan target
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak restoran
Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak restoran ada 2, yaitu :
1. Faktor yang mendukung penerimaan pajak restoran :
a. Tersedianya Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah.
b. Berdirinya atau terdapatnya usaha-usaha Restoran, Rumah Makan dan
usaha lain yang sejenis yang sejalan dengan perkembangan di Kabupaten
Karo saat ini.
c. Dinas Pendapatan Pengolahan Keuangan dan Aset Kabupaten Karo harus
membuat lebih baik Tata cara Restoran dan pihak Restoran Tanah Karo
harus membuat Restoran bagus, nyaman,serta fasilitas yang lengkap dan
keamanan yang terjamin.
2. Faktor yang menghambat penerimaan Pajak Restoran :
a. Masih kurangnya kesadaran Wajib Pajak untuk menyampaikan atau
melaporkan SPTPD tepat waktu.
b. Wajib pajak belum mampu sepenuhnya melaporkan dan membayarkan
Pajak Restoran yang dikutip dari Subjek Pajak.
c. Masih terdapatnya Wajib Pajak yang menyetorkan Pajak Restoran tidak
sesuai yang dilaporkan.
d. Terdapatnya Wajib Pajak yang menutup usahanya dan tidak melaporkan
ke Dipenda.
e. Wajib Pajak kurang memahami peraturan yang berlaku.
Namun sangat disayangkan bahwa sikap masyarakat belum mencerminkan
sikap sadar wisata. Masih banyak masyarakat yang hanya memikirkan keuntungan
tanpa memperhaukan kepuasan pengunjung sehingga pengunjung merasa dirugikan
dengan sikap dan perilaku masyarakat tersebut Adapun contoh sikap dan perilaku
masyarakat yang dapat merugikan pengunjung adalah sebagai berikut:
- Masyarakat kurang ramah dalam melayani dan memberikan informasi kepada
pengunjung
- Masyarakat tidak bersikap jujur dalam berdagang/ berjualan
- Kurangnya penataan objek wisata oleh masyarakat
- Masyarakat kurang menjaga kebersihan
D. Upaya-Upaya Yang Ditempuh Untuk Meningkatkan Penerimaan Pajak Restoran
Adapun upaya peningkatan penerimaan pajak restoran yang dilaksanakan oleh
Pihak pemerintah daerah khususnya Dinas Pendapatan Kabupaten Karo dapat
dibedakan atas:
1. Ekstensifikasi Pemungutan Pajak Restoranl
Ekstensifikasi adalah kebijakan di bidang perpajakan yang d.tujukan untuk
meningkatkan penerimaan perpajakan melalui penembahan jumlah Wajib Pajak dan
peseriusan Objek Pajak. Secara khusus, upaya ekstensiflkasi pemungutan pajak
restoran telah lama dilaksanakan oleh pihak Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
belum terdaftar. Meskipun demikian. Pihak Dinas Pendapatan akan tetap berupaya
dalam pemeriksaan, pcndataan dan registrasi objek pajak restoran yang baru.
2. Intensifikasi Pemungutan Pajak Restoran
Intensifikasi merupakan kebijakan yang ditempuh dengan tujuan agar Wajib
Pajak membayar pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku, sehingga realisasi
penerimaan pajak restoran sesuai dengan target yang telah ditetapkan atau bahkan
melebihi dari target yang telah ditetapkan. Atau dengan kata lain, intensiflkasi adalah
kegiatan yang secara terus-menerus dibarengi dengan pengelolaan atas pajak yang
telah ada dengan sasaran untuk meningkatkan penerimaan objek pajak tersebut.
Maka intensifikasi pemungutan pajak daerah khususnya pajak restoran, antara
lain dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian secara sistematis dan terus-
menerus agar penyimpangan dapat ditekan serendah mungkin
Hal ini dapat dilakukan yaitu antara lain dengan melakukan pemeriksaan secara
tiba tiba dan berkala, memperbaiki proses pengawasan, menerapkan sanksi
terhadap penunggak pajak dan sanksi terhadap pihak pemungut (fiskus) yang
melakukan penyimpangan.
b. Melakukan kegiatan pendekataan manusiawi dan selektif.
Misalnya : melakukan kunjungan kepada. Wajib Pajak restoran, memberikan
himbauan dan penjelasan-penjelasan.
c. Menerapkan pengenaan sanksi denda, bunga dan kenaikan yang dilakukan Wajib
Pajak
Hal ini dimaksudkan agar semua pihak khususnya petugas dan Wajib Pajak
megetahui dan memahami ketentuan Peraturan Daerah yang berlaku.
e. Upaya yang dilakukan dalam memperkuat proses pemungutan yaitu antara lain
dengan peningkatan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Oleh karena itu
untuk mempertahankan dan meningkatkan produktivitas dari aparat salah satu
cara yang dapat ditempuh adalah dengan melaksanakan program diklat yang
tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan skill dari aparat
pajak sebab aparat pajak yang mempunyai keterampilan, pengetahuan dan skill
yang tinggi akan menghasilkan produktivitas yang tinggi pula.
f. Meningkatkan disiplin fiskus dan pegawai
g. Melakukan penyuluhan kepada Wajib Pajak
Selain upaya di atas masih terdapat upaya-upaya lain yang secara tidak
langsung dapat meningkatkan penerimaan pajak restoran yaitu dengan:
- Memberikan penyuluhan kepada masyarakat
Dengan memberikan penyuluhan oleh petugas kepada masyarakat setempat
maka diharapkan masyarakat nantinya mmempunyai kesadaran yang tinggi tentang
pentingnya menciptakan sikap sadar wisata sehingga mendorong minat pengunjung