PENGARUH KREDIT DANA BERGULIR
TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN
PENGUSAHA MAKANAN OLAHAN ANGGOTA KOPERASI
KJK PEMK KEBAYORAN LAMA UTARA
Regina Sari
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
PENGARUH KREDIT DANA BERGULIR
TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN
PENGUSAHA MAKANAN OLAHAN ANGGOTA KOPERASI
KJK PEMK KEBAYORAN LAMA UTARA
Regina Sari
106092002996
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI
BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Oktober 2011
Regina Sari
CURRICULUM VITAE
Nama Lengkap : Regina Sari
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 19 September 1989
E-mail : reg.gina@yahoo.com
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
2000-2003 : SLTP Negeri 161 Jakarta
2003-2006 : SMA Negeri 29 Jakarta
2006-2011 : Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Agribisnis
Konsentrasi Ekonomi Pertanian dan Sumber Daya IPK 3,58/4,00
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Sekretaris Dirjen Humas Badan Pelaksana Pusat (BPP) Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) periode 2009-2011.
2. Ketua Bidang Kemahasiswaan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis periode 2008-2009.
3. Staf Bidang Kaderisasi Badan Pelaksana Pusat (BPP) Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) periode 2006-2008.
4. Staf Bidang Kemahasiswaan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis periode 2007-2008.
PENGALAMAN PEKERJAAN
1. Staf administrasi dan keuangan Lembaga Pemberdayaan Pemulung (LPP) wilayah Tangerang Selatan pada “Pemulung” Empowerment Program oleh
Danone Aqua, 2010.
2. Tim surveyor Basseline Survey pada “Pemulung” Empowerment Program oleh
Danone Aqua, 2010.
3. Praktek Kerja Lapang pada Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara, 2010.
4. Anggota Tim Surveyor Riset Pengunjung Plaza Semanggi, 2008.
RINGKASAN
REGINA SARI, Pengaruh Kredit Dana Bergulir Terhadap Tingkat Pendapatan
Pengusaha Makanan Olahan Anggota Koperasi KJK PEMK Kebayoran Lama
Utara. (Di bawah bimbingan Dr. YON GIRIE MULYONO, M.Si dan
MASRUL HUDA, SE, M.Si).
Industri kuliner dan makanan olahan dinilai memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan potensi dari menyimpan hasil pasca panen terkait dengan kebutuhan masyarakat akan bahan makanan setiap hari, sedangkan sebagian besar panen musiman. Usaha kuliner dan makanan olahan oleh pengusaha kecil perlu dikembangkan, salah satunya dengan mendukung faktor permodalan. Menambah modal bagi pengusaha kecil bukan hal yang mudah, bagi mereka meminjam uang di Bank selain harus menanggung bunga pinjaman juga harus melalui prosedur yang tidak mudah. Adanya kucuran kredit dana bergulir oleh Pemerintah DKI Jakarta melalui Koperasi Jasa Keuangan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (KJK-PEMK) menjadi salah satu solusi dari permasalahan permodalan untuk pengusaha kecil. Kredit yang dikucurkan harus bermanfaat bagi pengusaha makanan olahan untuk meningkatkan produksi dan mengembangkan usaha, sehingga pendapatan pengusaha dapat meningkat yang selanjutnya dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan bagi pengusaha kecil.
Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengetahui adakah hubungan pemberian kredit KJK-PEMK Kebayoran Lama Utara dengan tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan. 2) Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pemberian kredit KJK-PEMK Kebayoran Lama Utara terhadap tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan. 3) Menganalisis seberapa besar pengaruh pemberian kredit KJK-PEMK Kebayoran Lama Utara terhadap tignkat pendapatan pengusaha makanan olahan.
Penelitian dilakukan di Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara yang berlokasi di Jalan Ciputat Raya No. 1A Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa KJK
PEMK Kebayoran Lama Utara merupakan koperasi pengelola dana bergulir yang telah berjalan sejak tahun 2008 dan berkembang sesuai dengan peraturan dan kebijakan Pemerintah DKI Jakarta. Waktu penelitian berlangsung pada bulan April hingga Mei 2011.
Data yang digunakan adalah data primer yang terdiri dari jumlah kredit dan tingkat pendapatan yang diperoleh dari responden yang merupakan anggota koperasi. Responden adalah seluruh pengusaha makanan olahan anggota KJK PEMK Kebayoran Lama Utara periode Januari hingga Desember 2010. Data yang diperoleh diolah secara kuantitatif dengan menggunakan bantuan program komputer, yakni Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17.0.
kekuatan hubungan yang sedang dan positif antara pemberian kredit koperasi dengan tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan. Selanjutnya didapat persamaan regresi Y= 1,538 + 0,485X, dimana nilai 0,485 merupakan koefisien regresi (β) yang menunjukan bahwa setiap adanya penambahan sebesar 1 Rupiah kredit, maka akan menambah pendapatan sebesar 0,485 Rupiah. Hasil uji t menunjukan bahwa koefisien kredit signifikan secara statistik pada tingkat kepercayaan 99%. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata antara jumlah kredit dengan tingkat pendapatan.
Berdasarkan perhitungan SPSS, diperoleh nilai R2 (square) sebesar 0,225
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT atas seluruh rahmat dan karunia yang diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat beserta salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW yang telah menyampaikan ajaran islam sebagai penyejuk
hati dan penyelamat umat manusia dari belenggu kebodohan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas
bantuan moril dan materil yang diberikan oleh pihak-pihak yang telah mendukung
terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terima kasih diberikan kepada:
1. Mamah dan Bapak, orangtuaku tercinta yang selama ini tidak pernah
berhenti memberikan kasih sayang, do’a, serta segala upaya dalam
memberikan dukungan kepada penulis.
2. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku dekan Fakultas Sains
dan Teknologi.
3. Seluruh jajaran Fakultas Sains dan Teknologi yang telah membantu
dan melayani hingga terselesaikannya skripsi ini.
4. Bapak Drs. Acep Muhib, MM, selaku Ketua Program Studi Agribisnis
yang telah memberikan informasi yang dibutuhkan sehubungan
dengan penulisan skripsi ini.
5. Seluruh jajaran Program Studi Agribisnis atas dukungan dan bantuan
yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
x 6. Bapak Dr. Yon Girie Mulyono, M.Si dan Bapak Masrul Huda,SE,M.Si
selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan, masukan, dan solusi yang bermanfaat bagi
penulis dalam proses pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi.
7. Bapak Dr. Edmon Daris, MS dan Bapak Achmad Tjachja Nugraha,MP
selaku dosen penguji yang telah bersedia memberikan kritik dan saran
yang bermanfaat demi kesempurnaan penulisan skripsi.
8. Seluruh Bapak dan Ibu dosen pengajar pada Program Studi Agribisnis
yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat, dan nasehat
yang berharga, serta pengalaman kuliah yang tidak terlupakan.
9. Bapak Drs. Chairil Anwar selaku Ketua Koperasi Jasa Keuangan
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK)
Kebayoran Lama Utara yang telah memberikan izin penulis
melaksanakan penelitian dan penulisan skripsi pada koperasi.
10.Seluruh pengurus, pengelola, dan anggota Koperasi Jasa Keuangan
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK)
Kebayoran Lama Utara yang dengan terbuka memberikan informasi
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya.
Jakarta, Oktober 2011
xi 1.1 Latar Belakang Masalah...………... 1
1.2 Perumusan Masalah...………... 4
1.3 Tujuan Penelitian...………. 4
1.4 Manfaat Penelitian...………... 5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian...………... 5
1.6 Sistematika Penulisan... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori………... 8
2.1.1 Pengertian Koperasi ……….. 8
2.1.2 Koperasi Kredit Atau Koperasi Simpan Pinjam.……... 9
2.1.3 Pengertian Dana Bergulir……….. 10
2.1.4 Pengelolaan Dana Bergulir ………... 11
2.1.5 Kredit...………... 14
2.1.5.1 Unsur-unsur Kredit... 15
2.1.5.2 Tujuan Kredit...……….... 18
2.1.5.3 Fungsi Kredit...……. 21
2.1.5.4 Jenis-jenis Kredit………... 22
2.1.5.5 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit.………. 26
2.1.6 Prosedur Pemberian Kredit Koperasi.……… 30
2.1.7 Pengertian Pendapatan...………. 33
xii
2.2 Penelitian Terdahulu...………. 36
2.3 Kerangka Pemikiran...………... 38
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian... 40
3.2 Jenis dan Sumber Data...……… 40
3.3 Metode Pengumpulan Data...………. 41
3.4 Operasionalisasi Variabel...………..………. 43
3.5 Metode Penarikan Sampel...…….. 43
3.6 Metode Pengolahan dan Analisis Data…..………. 44
3.6.1 Analisis Deskriptif……….. 44
3.6.2 Analisis Kuantitatif……… 45
3.6.2.1 Analisis Korelasi ………... 45
3.6.2.2 Analisis Regresi ……… 47
3.6.3.3 Uji Signifikansi Regresi ……… 47
3.7 Definisi Operasional………... 48
BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI 4.1 Sejarah Umum KJK PEMK Kebayoran Lama Utara... 50
4.2 Profil KJK PEMK Kebayoran Lama Utara...……… 51
4.2.1 Visi dan Misi Organisasi... 52
4.2.2 Dasar Hukum Organisasi... 53
4.2.3 Struktur Organisasi...…….... 54
4.3 Keanggotaan KJK PEMK Kebayoran Lama Utara...………. 59
4.3.1 Proses Penerimaan Anggota... 59
4.3.2 Jenis Usaha Anggota... 60
4.4 Pelayanan Jasa Keuangan KJK PEMK Kebayoran Lama Utara 61 4.5 Penyaluran Kredit Dana Bergulir KJK PEMK….…………. 62
4.5.1 Proses Penyaluran Kredit Dana Bergulir... 63
4.5.2 Prosedur Penyaluran Kredit Dana Bergulir KJK PEMK. 64 4.6 Karakteristik Umum Responden... 67
4.7 Karakteristik Usaha Responden...……… 70
xiii BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian... 80
5.1.1 Perhitungan Korelasi Faktor Kredit Dengan Tingkat Pendapatan... 84
5.1.2 Perhitungan Regresi Faktor Kredit yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan... 85
5.1.3 Perhitungan Koefisien Determinasi Faktor Kredit Terhadap Tingkat Pendapatan... 87
5.2 Pembahasan... 88
5.2.1 Hubungan Kredit Dengan Tingkat Pendapatan... 88
5.2.2 Pengaruh Kredit Terhadap Tingkat Pendapatan... 89
5.2.3 Besar Pengaruh Kredit Terhadap Tingkat Pendapatan.... 90
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan... 91
6.2 Saran... 91
DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR TABEL
1. Penelitian Terdahulu………....………. 37
2. Intepretasi Nilai Korelasi (r)………... 46
3. Dasar Hukum KJK PEMK………... 53
4. Presentase Responden Berdasarkan Status Usaha ………... 72
5. Presentase Responden Berdasarkan Lokasi Usaha ……… 72
6. Presentase Responden Berdasarkan Prioritas Usaha ………. 73
7. Presentase Responden Berdasarkan Sumber Modal Usaha.…... 74
8. Presentase Responden Berdasarkan Sumber Informasi Program Kredit……… 76
9. Presentase Responden Berdasarkan Lama Pemanfaatan Kredit…… 76
10. Presentase Jawaban Responden Atas Pengetahuan dan Pemahaman Prosedur Pemanfaatan Kredit……….... 77
11. Presentase Jawaban Responden Atas Kemudahan/ kesulitan Pemenuhan Prosedur Pemanfaatan Kredit………. 78
12. Presentase Jawaban Responden Atas Terbantu/tidak Modal Usaha Dengan Program Kredit……….. 78
13. Koefisien Korelasi……….. 84
14. Koefisien Regresi dan Uji t……… 85
xv
DAFTAR GAMBAR
1. Alur Kerangka Pemikiran….………... 39
2. Stuktur Organisasi KJK PEMK Kebayoran Lama Utara.…... 54
3. Proses Penyaluran Dana Bergulir……….………... 63
4. Presentase Responden Berdasarkan Usia……….. 68
5. Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………... 69
6. Presentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan..…... 69
7. Presentase Responden Berdasarkan Jenis Usaha……….….. 71
8. Presentase Responden Berdasarkan Lama Menjalankan Usaha…… 74
9. Presentase Responden Berdasarkan Jumlah Kredit.……….. 81
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 96 Tahun 2008
Tentang Pengelolaan Dana Bergulir PEMK... 95
2. Flow Chart Prosedur Pengajuan dan Pengguliran Kredit Dana Bergulir KJK PEMK Kebayoran Lama Utara……….... 100
3. Kuesioner……… 101
4. Daftar Pertanyaan Wawancara………... 103
5. Data Responden………. 104
6. Tabel Jumlah Kredit dan Tingkat Pendapatan... 106
7. Hasil Perhitungan Statistik SPSS vr.17…... 107
8. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian…..………... 110
9. Denah Lokasi KJK PEMK Kebayoran Lama Utara………... 111
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Industri kuliner dan makanan olahan dinilai memiliki potensi yang sangat
besar untuk dikembangkan. Hal ini karena sampai dengan saat ini belum ada
pengusaha yang dapat menyimpan usai masa panen. Hal tersebut dikatakan CEO
Bogasari Flour Mills Fransiscus Welirang dalam acara talkshow with CEO Oleh
Trijaya FM di Jakarta, Rabu (30 Juni 2010). "Tantangan industri kuliner saat ini
adalah bagaimana menggabungkan tuntutan konsumen, mempermudah konsumen,
dan mengelola makanan. Ini potensinya sangat besar. Apalagi sampai hari ini
belum ada pengusaha yang bisa menyimpan usai panen," tambahnya. Menurutnya
potensi dari menyimpan hasil pertanian pasca panen terkait dengan kebutuhan
dasar masyarakat akan bahan makanan setiap hari, sedangkan panen itu musiman
(Pamungkas, 2010: 1).
Pengelolaan hasil pertanian pasca panen sangatlah penting, oleh karena itu
diharapkan adanya inovasi yang tepat guna untuk meningkatkan usaha
pengelolaan pasca panen. Untuk industri kuliner dan makanan olahan yang
dijalankan oleh pengusaha kecil, salah satu inovasi yang dibutuhkan adalah
dibidang permodalan. Modal adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk)
untuk untuk berdagang, melepas uang, dsb : harta benda (uang, barang, dsb) yang
dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan
2 Menambah modal bagi industri kecil bukan hal yang mudah. Bagi
pengusaha kecil menengah meminjam uang di Bank selain harus menanggung
bunga cukup tinggi juga melalui prosedur yang tidak mudah. Oleh karena itu,
Pemerintah DKI Jakarta melalui Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan
berusaha mengembangkan industri kecil dan menengah termasuk usaha makanan
olahan dengan mengucurkan kredit melalui Koperasi Jasa Keuangan (KJK) dalam
Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PEMK). Kredit adalah pinjaman
uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2002: 599). Program permodalan tersebut dikelola dan disalurkan
kepada masyarakat di setiap Kelurahan di Wilayah Jakarta, tidak terkecuali
wilayah Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan.
Kelurahan Kebayoran Lama Utara yang terletak di Kecamatan Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan tersebut memiliki jumlah luas lahan sebesar 178,22 Ha,
dengan berpenduduk sejumlah 41.308 jiwa (Data Statistik Kelurahan Kebayoran
Lama Utara, 2008). Melihat besarnya jumlah penduduk yang ada Pemerintah
setempat sadar betul akan potensi perekonomian yang dapat dikembangkan
melalui program kredit mikro yang pengelolaannya di percayakan melalui
Koperasi.
Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan
(KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara berdiri tahun 2008. Didirikan oleh Dewan
Kelurahan dengan tujuan sebagai sarana pelayanan permodalan bagi UMKM
khususnya, dan anggota/masyarakat pada umumnya di wilayah Kelurahan
3 Jakarta melalui Sosialisasi Perkoperasian yang difasilitasi oleh Dinas Koperasi,
UMKM dan Perdagangan dan Lembaga Pengelola Dana bergulir semakin
memantapkan pendirian koperasi ini.
Dana Bergulir adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan
belanja daerah yang merupakan kelompok pembiayaan diperuntukan untuk
pemberdayaan ekonomi masyarakat Kelurahan yang dimanfaatkan secara
bergulir. Lembaga Keuangan Mikro Koperasi ( LKM Koperasi ) adalah Lembaga
Keuangan Mikro berbadan hukum koperasi yang dibentuk masyarakat Kelurahan
setempat yang menjadi mitra dalam pengelolaan dana bergulir, maka dari itu
Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan ( PPMK ) yang sebelumnya,
diubah menjadi program dana bergulir dengan pola baru melalui badan hukum
koperasi.
Kredit yang diberikan Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) akan sangat bermanfaat bagi anggota
pengusaha makanan olahan yang berekonomi lemah untuk berproduksi dan
mengembangkan usaha sehingga ada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan
bagi anggota, keadaan ekonomi yang seperti inilah yang harus membuat
masyarakat lebih mengerti dalam meningkatkan kesejahteraan hidup. Para
anggota KJK PEMK berusaha meningkatkan kesejahteraan dengan memanfaatkan
kredit dana bergulir KJK PEMK sebagai penambahan modal usaha.
Dengan demikian dapat dikatakan terdapat kaitan antara pemberian kredit
dengan pengembangan usaha dan tingkat kesejahteraan pengusaha. Untuk
4 makanan olahan sebagai obyek dari pemberian kredit dana bergulir oleh Koperasi
Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK)
Kebayoran Lama Utara, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
mengambil judul “PENGARUH KREDIT DANA BERGULIR TERHADAP
TINGKAT PENDAPATAN PENGUSAHA MAKANAN OLAHAN ANGGOTA
KOPERASI KJK PEMK KEBAYORAN LAMA UTARA “.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, terdapat beberapa permasalahan
yang akan diteliti, rumusannya sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan antara pemberian kredit KJK PEMK Kebayoran
Lama Utara dengan tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan?
2. Apakah terdapat pengaruh pemberian kredit KJK PEMK Kebayoran Lama
Utara terhadap tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan?
3. Berapa besar pengaruh pemberian kredit KJK PEMK Kebayoran Lama
Utara terhadap tingkat pendapatan pengusaha makanan olahan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, tujuan dari
diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apakah ada hubungan pemberian kredit KJK PEMK
Kebayoran Lama Utara dengan tingkat pendapatan pengusaha makanan
5 2. Mengetahui apakah terdapat pengaruh pemberian kredit KJK PEMK
Kebayoran Lama Utara terhadap tingkat pendapatan pengusaha makanan
olahan.
3. Menganalisis berapa besar pengaruh pemberian kredit KJK PEMK
Kebayoran Lama Utara terhadap tingkat pendapatan pengusaha makanan
olahan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi penulis, penelitian ini menambah pengalaman dan pengetahuan ilmu
dibidang penyediaan dukungan permodalan dan bagaimana permodalan
berpengaruh terhadap tingkat pendapatan.
2. Bagi koperasi, hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sumber
pemikiran dan bahan perbandingan untuk dapat mengambil keputusan
dalam memberikan kredit.
3. Bagi pembaca, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi
penelitian sejenis.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini memiliki ruang lingkup sebagai berikut:
1. Pada penelitian ini dibahas tentang pemberian kredit dana bergulir
6 anggota Koperasi yang menjalankan usaha produksi dan jasa kuliner
(makanan olahan).
2. Responden pada penelitian ini adalah anggota KJK PEMK Kebayoran
Lama Utara periode pencairan kredit bulan Januari s.d Desember 2010
yang menjalankan usaha produksi dan jasa kuliner (makanan olahan).
3. Objek yang diteliti pada penelitian ini adalah Koperasi Jasa Keuangan
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran
Lama Utara.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang pengertian koperasi, pengertian kredit, pengertian
tingkat pendapatan, penelitian terdahulu sejenis, serta kerangka pemikiran.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang waktu dan tempat penelitian, jenis dan sumber data,
metode pengumpulan data, metode penarikan sampel, serta metode
pengolahan dan metode analisa data.
7 Bab ini berisi tentang gambaran umum Kelurahan Kebayoran Lama Utara,
sejarah berdirinya koperasi, visi dan misi koperasi, dasar hukum koperasi dan
sebagainya.
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang disajikan dengan tabel atau gambar
dan analisis data secara deskriptif maupun kuantitatif dan mencangkup
pembahasan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian.
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari uraian dan pembahasan bab-bab
sebelumnya dan saran untuk lembaga terkait maupun penulisan penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Koperasi
Prof. Marvin A. Schaars seorang guru besar dari Universitas of Wisconsin,
Madison USA mengatakan “koperasi adalah suatu badan usaha yang secara
sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh anggota yang adalah juga pelanggannya
dan dioperasikan oleh mereka dan untuk mereka atas dasar nir laba atau atas dasar
biaya” (Firdaus dan Susanto, 2004: 39).
R.M Margono Djojohadikoesoemo dalam bukunya berjudul Sepuluh
Tahun Koperasi: Penerangan tentang Koperasi oleh Pemerintah Tahun 1930-1940
dalam Pachta (2007: 19) menyatakan bahwa koperasi adalah perkumpulan
manusia seorang-orang yang dengan sukanya sendiri hendak bekerja sama untuk
memajukan ekonominya. Soeriaatmaja memberikan definisi koperasi sebagai
suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai
manusia dengan tidak memandang haluan agama dan politik dan secara sukarela
masuk untuk sekadar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas
tanggungan bersama.
Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya Hukum Perkumpulan Perseroan dan
Koperasi Indonesia dalam Pachta (2007: 19) mendefinisikan koperasi adalah
bersifat suatu kerja sama antara orang-orang yang termasuk golongan kurang
mampu, yang ingin bersama untuk meringankan beban hidup atau bebaan kerja.
9 mengemukakan bahwa koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib
penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong.
Pada UU Republik Indonesia No. 25 tahun 1992, koperasi didefinisikan
sebagai “badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”
(Hendar dan Kusnadi, 2002: 14).
Pengertian koperasi yang diajukan oleh beberapa pakar dan organisasi
nampak saling berbeda satu sama lain walau pada dasarnya definisi-definisi
tersebut memiliki inti yang sama, yaitu merujuk koperasi sebagai usaha bersama
(berasal dari anggota, dikelola oleh anggota, dan hasil dikembalikan kepada
anggota) yang bersifat sukarela untuk mencapai tujuan ekonomi bersama.
Dari beberapa definisi diatas, dapat diketahui bahwa koperasi tidak dapat
terlepas dari hal-hal sebagai berikut:
1. Koperasi merupakan kumpulan orang orang
2. Bersifat sukarela
3. Mempunyai tujuan ekonomi bersama
4. Organisasi usaha yang dikendalikan secara demokratis
5. Kontribusi modal yang adil
6. Menanggung kerugian bersama dan menerima keuntungan secara adil.
2.1.2 Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam
Menurut Anoraga dan Widiyanti (2007: 26) Koperasi Kredit atau Koperasi
10 modal melalui tabungan-tabungan para anggota secara teratur dan terus-menerus
untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggotadengan cara mudah, murah,
cepat, dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan. Tujuan Koperasi Kredit
yaitu sebagai berikut:
1) Membantu keperluan kredit para anggota, yang sangat membutuhkan
dengan syarat-syarat yang ringan.
2) Mendidik kepada para anggota, supaya giat menyimpan secara teratur
sehingga membentuk modal semdiri.
3) Mendidik anggota hidup berhemat, dengan menyisihkan sebagian dari
pendapatan mereka.
4) Menambah pengetahuan tetang perkoperasian.
2.1.3 Pengertian Dana Bergulir
Berdasarkan JUKNIS dalam Pergub Prov. DKI Jakarta No.24 Tahun 2009,
dana bergulir adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan belanja
daerah yang merupakan kelompok pembiayaan diperuntukan untuk pemberdayaan
ekonomi masyarakat kelurahan yang dimanfaatkan secara bergulir. Status dana
bergulir dijelaskan sebagai berikut:
• Dana bergulir PEMK adalah merupakan uang milik Pemerintah
Daerah Provinsi DKI Jakarta, dengan status kelayakan daerah yang
tidak dipisahkan dan merupakan kelompok pembiayaan (bukan hibah).
• Untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat kelurahan yang
dimanfaatkan secara bergulir.
11
2.1.4 Pengelolaan Dana Bergulir
Pelaksanaan pengelolaan dana bergulir adalah kerjasama antara BLUD
PEMK dengan Koperasi (KJK PEMK), dan Bank. Kerjasama dilaksanakan untuk
kegiatan penyaluran, penagihan dan pengembalian. Berikut beberapa hal terkait
dengan pengelolaan dana bergulir yang dituangkan dalam Buku Saku Pemantapan
Pelaksanaan Penyaluran Dana Bergulir (Dinas Koperasi, UMKM, dan
Perdagangan Prov. DKI Jakarta, 2009: 15-21)
Pengelolaan dana bergulir pola baru sebagai upaya pemberdayaan
ekomomi masyarakat memiliki syarat sebagai berikut:
• Lembaga keuangan mikro berbadan hukum koperasi.
• Berbasis komunitas Kelurahan dengan pendekatan kelompok.
• Dikuatkan dengan pendampingan kelembagaan dan bimbingan usaha
mikro.
• Pola bagi hasil.
• Berorientasi pada peningkatan nilai tambah dan pengembangan usaha.
Adapun persyaratan koperasi yang dimaksud ialah sebagai berikut:
• Berbadan hukum Koperasi.
• Hanya mempunyai usaha simpan pinjam.
• Berkedudukan dan melakukan usaha disatu wilayah Kelurahan.
• Mengembangkan visi dan misi pemberdayaan usaha ekonomi
12 • Anggota Koperasi terdiri dari anggota masyarakat Kelurahan setempat
yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan tempat
tinggal dan tidak mempunyai kemampuan kredit dari Bank.
• Mempunyai pengelola lembaga Koperasi tersendiri yang berasal dari
warga masyarakat Kelurahan setempat minimal berpendidikan Sekoah
Lanjutan Tingkat Atas dan tidak pernah melakukan perbuatan tercela
dalam pengelola dana Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan
(PPMK).
• Mempunyai pembukuan yang tertib sesuai dengan standar akuntansi
yang dapat dimonitor setiap saat oleh unit pelaksana teknis, dan
menyampaikan laporan keuangan secara periodik bulanan, triwulan,
semesteran, dan tahuanan atau setiap saat sesuai kebutuhan.
• Mengajukan permohonan kerjasama Pengelolaan Dana Bergulir kepada
Unit Pelaksana Teknis (UPT) secara tertulis.
• Tunduk dan mematuhi seluruh peraturan Pengelolaan Dana Bergulir
yang ditetapkan oleh Gubernur, Kepala Dinas atau Kepala Unit
Pelaksana Teknis.
Dana bergulir yang dikelola dan disalurkan berdasar alokasi anggaran
sebagai berikut:
1. Sumber adalah anggaran pendapatan dan belanja daerah.
2. Dianggarkan oleh unit pengelola dana bergulir.
3. Anggaran secara fisik ditempatkan dan disimpan di Bank atas nama
13
4. Anggaran diterima, didata, dibukukan, dilaporkan, dan
dipertanggungjawabkan oleh UPT.
Pelaksanaan penyaluran dana bergulir kepada pemanfaat, ditetapkan dan
diatur sebagai berikut:
1. Penyaluran kepada pemanfaat dilaksanakan oleh Unit Pelaksanaan
Teknis melalui LKM Koperasi.
2. Dalam rangka penyaluran dan pengembalian dana bergulir ked an dari
pemanfaat, LKM Koperasi harus memiliki rekening di Bank penyaluran
kepada pemanfaat oleh Unit Pelaksana Teknis melalui LKM Koperasi
dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur.
Proses pengembalian dana bergulir dari pemanfaat telah ditetapkan dan
diatur sebagai berikut:
1. Pemanfaat wajib mengembalikan dana bergulir yang dimanfaatkan
kepada Unit Pelaksanaan Teknis melalui LKM Koperasi.
2. Dana yang wajib dikembalikan oleh pemanfaat terdiri dari:
a. Pokok pinjaman
b. Jasa pemanfaat dan/atau
c. Denda keterlambatan pengembalian
3. Batas waktu pengembalian dana bergulir dari pemanfaat ditentukan
dalam perjanjian pemanfaatan dana bergulir oleh LKM Koperasi dan
14 Pemanfaat yang mendapatkan keuntungan dari adanya penyaluran dana
bergulir diwajibkan membalas jasa pemanfaatan yang ditetapkan dan diatur
sebagai berikut:
1. Jasa pemanfaatan dana bergulir berdasarkan sistem bagi hasil (hasil
pemanfaatan).
2. Hasil pemanfaatan bersumber dari keuntungan dalam menyalurkan
yang dihitung setiap bulan.
3. LKM Koperasi wajib membuat laporan keuangan bulanan dan
menyampaikannya kepada Unit Pengelola Dana Bergulir paling lama
10 hari setelah tanggal akhir bulan laporan.
2.1.5 Kredit
Dalam bahasa latin kredit disebut “credere” yang artinya percaya.
Maksudnya si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit, bahwa kredit
yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si
penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban
untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya
(Kasmir, 2002: 101).
Definisi kredit menurut Raymond P. Kent dalam Suyatno (1995: 12)
adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan
pembayaran pada waktu diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena
penyerahan barang-barang sekarang.
Kasmir (2002: 102) menjelaskan pengertian kredit berdasarkan
15 yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga. Sedangkan menurut Kasmir (2002: 102) pengertian pembiayaan adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah
jangka waktu tersebut dengan imbalan atau bagi hasil.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kredit atau pembiayaan
dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang. Yang menjadi
perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank berdasarkan konvensional
dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank dan lembaga keuangan lain
berdasarkan prinsip syariah adalah terletak pada keuntungan yang diharapkan.
Bank berdasarkan konvensional keuntungan yang diperoleh melalui bunga,
sedangkan bagi bank dan lembaga keuangan lain yang berdasar prinsip syariah
berupa imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2002: 103).
2.1.5.1 Unsur-unsur Kredit
Menurut Suyatno (1995: 14) terdapat 4 unsur yang terdapat dalam kredit,
yaitu kepercayaan, waktu, degree of risk, dan prestasi. Berikut penjabaran dari
keempat unsur tersebut.
1) Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi
16 benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa
yang akan datang.
2) Waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan
datang. Dalam unsur waktu terkandung pengertian nilai agio dari uang,
yaitu uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan
diterima pada masa yang akan datang.
3) Degree of risk, yaitu suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai
akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian
prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari.
4) Prestasi, atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang,
tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa.
Sedangkan menurut Kasmir (2003: 74-76) unsur-unsur yang terkandung
dalam pemberian fasilitas kredit terdiri dari kepercayaan, kesepakatan, jangka
waktu, resiko, dan balas jasa. Adapun penjelasan dari kelima unsur tersebut
sebagai berikut:
1) Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (bank dan lembaga keuangan
non-bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang atau
jasa akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa akan
datang. Kepercayaan ini diberikan oleh lembaga, karena sebelum dana
dikucurkan sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan yang
17 dilakukan untuk mengetahui kemauan dan kemampuan
nasabah/anggota dalam pembayaran kredit.
2) Kesepakatan
Disamping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsur
kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit.
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana
masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing-masing-masing.
Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak.
3) Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu,
jangka waktu ini mencangkup masa pengembalian kredit yang telah
disepakati. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak
memiliki jangka waktu.
4) Resiko
Faktor resiko kerugian dapat disebabkan 2 hal, yaitu resiko kerugian
yang diakibatkan nasabah/anggota sengaja tidak mau membayar
kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena
nasabah/anggota tidak sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti
bencana alam. Penyebab tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya
suatu tenggang waktu pengembalian (jangka waktu). Semakin panjang
jangka waktu suatu kredit semakin besar resiko tidak tertagih,
18
5) Balas Jasa
Akibat dari fasilitas pemberian kredit bank atau lembaga keuangan lain
tentu mengharapkan suatu keuntungan dalam jumlah tertentu.
Keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita
kenal dengan nama bunga bagi bank konvensional. Balas jasa dalam
bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta biaya administrasi kredit
ini merupakan keuntungan utama bank. Sedangkan bagi bank dan
lembaga keuangan lain yang berdasarkan prinsip syariah balas jasa
ditentukan dengan bagi hasil.
2.1.5.2 Tujuan Kredit
Di negara-negara liberal, tujuan kredit didasarkan kepada usaha untuk
memperoleh keuntungan sesuai dengan prinsip ekonomi yang dianut oleh negara,
yaitu dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan
yang sebesar-besarnya. Sedangkan di Indonesia dasar dan falsafah negara
berdasar kepada Pancasila, maka tujuan kredit tidak semata-mata mencari
keuntungan, melainkan disesuaikan dengan tujuan negara, yaitu untuk mencapai
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila (Suyatno, 1995: 15).
Oleh karena itu, menurut Suyatno (1995: 15) tujuan kredit yang diberikan
suatu lembaga keuangan, khususnya bank pemerintah adalah untuk:
1) Turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan
pembagunan.
2) Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya
19 3) Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan
dapat memperluas usaha.
Menurut Kasmir (2002: 105) pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai
beberapa tujuan yang hendak dicapai yang tentunya tergantung dari tujuan bank
atau lembaga keuangan non-bank itu sendiri. Tujuan pemberian kredit juga tidak
terlepas dari misi lembaga tersebut didirikan. Dalam praktiknya tujuan pemberian
suatu kredit sebagai berikut:
1) Mencari keuntungan
Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan.
Hasil keuntungan diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh
bank atau lembaga kredit/pembiayaan sebagai balas jasa dan biaya
administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah/anggota.
2) Membantu usaha nasabah
Tujuan selanjutnya adalah membantu usaha nasabah/anggota yang
memerlukan dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk
modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat
mengembangkan dan memperluas usaha. Dalam hal ini kedua belah
pihak sama-sama diuntungkan.
3) Membantu Pemerintah
Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang.
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak
20 semakin banyak kredit berarti adanya kucuran dana dalam rangka
peningkatan pembangunan di berbagai sektor, terutama sektor riil.
Menurut Kasmir (2002: 106) Secara garis besar keuntungan bagi
pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit oleh dunia perbankan dan
lembaga penyalur kredit lain sebagai berikut:
• Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah/anggota
dan bank maupun lembaga keuangan lain.
• Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan
usaha baru atau perluasan usaha akan membutuhkan tenaga kerja baru,
sehingga dapat menyedot tenaga kerja bebas.
• Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian
besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah produksi
barang dan jasa yang beredar di masyarakat, sehingga akhirnya
masyarakat memiliki banyak pilihan.
• Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang
sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi di dalam
negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat menghemat
devisa negara.
• Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang dibiayai
21
2.1.5.3 Fungsi Kredit
Disamping memiliki tujuan, pemberian suatu fasilitas kredit juga memiliki
suatu fungsi yang sangat luas. Kasmir (2002: 107-108) merumuskan 8 fungsi
kredit dengan penjelasan sebagai berikut:
1) Untuk meningkatkan daya guna uang
Jika uang hanya disimpan, tidak akan menghasilkan sesuatu yang
berguna. Dengan diberikannya kredit uang tesebut menjadi berguna
untuk menghasilkan barang/jasa oleh si penerima kredit. Kemudian
juga dapat memberikan penghasilan tambahan kepada pemilik dana.
2) Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Uang yang disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lain,
sehingga sehingga daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh
kredit akan memperoleh tambahan uang dari daerah lain.
3) Untuk meningkatkan daya guna barang
Kredit yang diberikan akan dapat digunakan oleh si debitur untuk
mengolah barang yang semula tidak berguna menjadi bermanfaat.
4) Meningkatkan peredaran barang
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu
wilayah ke wilayah lain, sehingga jumlah barang yang beredar dari
satu wilayah ke wilayah lain bertambah.
5) Sebagai alat stabilitas ekonomi
Dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang
22 mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga dapat
meningkatkan devisa negara.
6) Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegiatan
berusaha, apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan.
Dengan memperoleh kredit nasabah bergairah untuk dapat
memperbesar atau memperluas usaha.
7) Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semaki baik,
terutama dalam hal peningkatan pendapatan. Jika sebuah kredit
diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu
membutuhkan tenaga kerja, sehingga dapat pula mengurangi
pengangguran.
8) Untuk meningkatkan hubungan internasional
Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan rasa saling
membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit.
Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama
dibidang lain, sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia.
2.1.5.4 Jenis-jenis Kredit
Pemberian fasilitas kredit dikelompokan kedalam jenis yang
masing-masingnya dilihat dari berbagai segi. Pembagian jenis ini ditujukan untuk
mencapai sasaran atau tujuan tertentu mengingat setiap jenis usaha memiliki
jenis-23 jenis kredit dilihat dari 5 segi, yaitu segi kegunaan, segi tujuan kredit, segi jangka
waktu, segi jaminan, dan segi sektor usaha. Berikut penjabaran kelima segi
terbebut.
1) Dilihat dari Segi Penggunaan
Ditinjau dari segi kegunaan terdapat dua jenis kredit, yaitu:
a) Kredit investasi
Yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha
atau membangun proyek/pabrik baru dimana masa pemakaiannya
untuk suatu periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan
kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan.
b) Kredit modal kerja
Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan peningkatan
produksi dalam operasional. Kredit modal kerja merupakan kredit yang
dicarikan untuk mendukung kredit investasi yang sudah ada.
2) Dilihat dari Segi Tujuan Kredit
Jenis kredit ditinjau dari tujuan adalah:
a) Kredit Produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau
investasi. Kredit ini digunakan untuk diusahakan sehingga
menghasilkan suatu barang maupun jasa.
b) Kredit Konsumtif
Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai
24 yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh
seseorang atau badan usaha.
c) Kredit Perdagangan
Merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan
biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayaranya
diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini
sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang
akan membeli barang dalam jumlah tertentu.
3) Dilihat dari Segi Jangka Waktu
Artinya lamanya masa pemberian kredit mulai dari pertama sekali
diberikan sampai masa pelunasan, jenis kredit ini adalah:
a) Kredit jangka pendek
Yaitu kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau
paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal
kerja.
b) Kredit jangka menengah
Jangka waktu kredit ini berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun,
kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja.
c) Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya diatas 3 atau 5 tahun.
Kredit ini biasanya digunakan untuk investasi jangka panjang.
4) Dilihat dari Segi Jaminan
25 a) Kredit dengan jaminan
Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu.
Jaminan tersebut dapat berupa barang berwujud atau tidak berwujud.
Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan
yang diberikan si calon debitur.
b) Kredit tanpa jaminan
Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu.
Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, serta
loyalitas si calon debitur selama berhubungan dengan si pemilik kredit.
5) Dilihat dari Segi Sektor Usaha
Jenis kredit dilihat dari sektor usaha sebagai berikut:
a) Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor
pertanian atau perkebunan rakyat.
b) Kredit perternakan, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor
perternakan.
c) Kredit industri, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor industri
pengolahan baik industri kecil, menengah atau besar.
d) Kredit pertambangan, merupakan kredit yang dibiayai untuk usaha
pertambangan.
e) Kredit pendidikan, merupakan kredit yang dibiayai untuk membangun
sarana dan prasarana pendidikan.
26 g) Kredit perumahan, untuk membiayai pembangunan atau pembelian
perumahan.
h) Dan sektor usaha lainnya.
2.1.5.5 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank atau lembaga keuangan
lain harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali.
Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut
disalurkan (Kasmir, 2005: 104).
Menurut Arthesa & Handiman (2006: 170) mengenai kredit pada
umumnya setiap lembaga keuangan melakukan penilaian 5C’s, yaitu berbagai
penilaian atas kondisi nasabah/anggota dan usahanya dengan berbagai aspek
risiko atau yang lebih dikenal dengan identifikasi risiko yang mungkin timbul,
disertai dengan penjelasan yang lengkap. Penilaian 5C’s dalam melakukan
analisis terhadap permohonan kredit, yaitu:
1) Character/C1 (Penilaian terhadap Karakter)
Penilaian terhadap karakter pemohon kredit dilakukan untuk mengetahui
tanggung jawab, kejujuran, keseriusan dalam berbisnis dan keseriusan
dalam membayar semua kewajiban ke bank atau lembaga keuangan lain
dengan seluruh kekayaan yang dimilikinya.
2) Capacity/C2 (Penilaian terhadap Kemampuan)
Penilaian terhadap kemampuan nasabah bertujuan menukur kemampuan
nasabah dalam menjalankan usaha. Informasi yang harus didapat, yaitu:
27 Meliputi kualitas dan reputasi nasabah, orientasi manajemen, kualitas
organisasi, kualitas pengelolaan sumber daya manusia, dan lain-lain.
b) Penilaian atas kualitas pasokan
Meliputi kualitas, perlengkapan dan peralatan penyimpanan fluktuasi
harga, penguasaan sumber, dan efesiensi pengelolaan pasokan.
c) Penilaian atas kualitas produksi
Meliputi kontinuitas kegiatan produksi, kualitas dan kapasitas alat
produksi, peralatan usaha, tingkat efesiensi produksi, kualitas produk,
pola produksi, dan peluang pengembangan produksi.
d) Penialian atas kualitas pemasaran
Penilaian ini meliputi kegiatan pemasaran, harga produk, kualitas
promosi, kualitas pemilihan pasar, sarana dan pemilihan posisi pasar,
kualitas strategi dan taktik penjualan, pengelolaan penagihan, serta
kontinuitas pelanggan.
3) Capital/C3 (Penilaian atas Modal)
Penilaian terhadap modal perusahaan bertujuan mengetahui kemampuan
nasabah atau perusahaan milik nasabah dalam menanggung beban
pembiayaan yang dibutuhkan serta kemampuan dalam menanggung beban
risiko (risiko sharing) yang mungkin dialami perusahaan itu. Penilaian
dapat dilakukan berdasarkan informasi mengenai sumber dan struktur
permodalan, efektivitas penggunaan atau penempatan modal, kualitas
28
4) Condition/ C4 (Penilaian terhadap Kondisi Perekonomian dan Prospek
Usaha)
Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan perusahaan atas
berubah-ubahnya kondisi makro ekonomi dan kemampuan perusahaan
mengantisipasinya dalam keadaan yang sulit sekalipun. Penilaian juga
dapat dilakukan dengan cara melakukan kajian terhadap beberapa kondisi
dan lingkungan usaha sejenis, kemungkinan perubahan kondisi lingkungan
usaha sejenis di masa mendatang, serta kemampuan dan fleksibilitas usaha
nasabah menghadapi kemungkinan perubahan kondisi dan lingkungan
usaha dimasa mendatang.
5) Collaterral/C5 (Penilaian terhadap Anggunan Kredit)
Penilaian ini dilakukan berdasarkan nilai wajar atas nilai pasar agunan
yang berlaku pada saat dilakukan penilaian. Agunan kredit adalah jaminan
dari nasabah ke bank untuk meminimalisir risiko yang mungkin timbul
dari pemberian kredit.
Kriteria penilaian lain yang digunakan bank atau lembaga keuangan
lainnya dalam proses pemberian kredit kepada nasabah/anggota adalah dengan
metode 7P. Menurut Kasmir (2005: 106-107) metode analisis 7P sebagai berikut:
1) Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi keperibadian atau tingkah laku
sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencangkup sikap, emosi,
29
2) Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakter.
Sehingga nasabah akan mendapat fasilitas yang berbeda.
3) Perpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,
termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.
4) Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang
menguntungkan atau tidak. Hal ini penting mengingat jika suatu
fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya
bank yang rugi akan tetapi juga nasabahnya.
5) Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit
yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk
pengembalian kredit. Semain banyak sumber penghasilan debitur maka
akan semakin baik.
6) Profitability
Untuk menganalisis kemampuan nasabah dalam mencari laba. Diukur
dari periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat,
30
7) Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan
mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang
atau orang atau jaminan asuransi.
2.1.6 Prosedur Pemberian Kredit pada Koperasi
Prosedur peminjaman kredit pada koperasi dalah rangkaian kegiatan yang
harus dilakukan di dalam mengelola permohonan kredit dari saat permohonan
diterima sampai dengan pencairan dana kredit. Manfaat prosedur pemberian kredit
adalah untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada anggota, untuk
mengetahui dan menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam permohonan
kredit dan untuk mengusahakan pemberian kredit dalam waktu relatif singkat.
Urutan kegiatan dalam pengajuan permohonan kredit menurut Tohar (2000 :
107-111) adalah sebagai berikut:
1) Permohonan kredit
Pada umumnya dilakukan dengan mengisi formulir permohonan
kredit, antara lain:
a) Calon peminjam terlebih dahulu mengisi formulir permohonan
pinjaman yang telah tersedia.
b) Petugas memberikan petunjuk serta bimbingan kepada calon dalam
pengisian formulir.
31 2) Evaluasi atau analisis kredit
Fungsi utama dari evaluasi atau analisis pinjaman adalah untuk menilai
sampai sejauh mana kredit tersebut diperlukan oleh calon peminjam
dan menilai kondisi serta kemampuan peminjam untuk melunasi
pinjaman tersebut, rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam
mengevaluasi pinjaman adalah sebagai berikut:
a) Melakukan interview pada calon peminjam
Tujuan dari interview atau tanya jawab ini adalah:
- Mengetahui sampai sejauh mana calon penerima kredit
menguasai kegiatan usahanya.
- Meneliti kembali kebenaran data atau informasi yang diterima.
- Mengenal lebih dekat pribadi serta sifat dan watak dari calon
peminjam.
- Mengetahui hal-hal lain dari calon peminjam seperti latar
belakang kehidupan pendidikan dan pengalaman usaha.
b) Melaksanakan survei
Survei dilakukan untuk mendapatkan informasi dari berbagai pihak
tentang:
- Reputasi dan kondisi calon peminjam
- Hubungan dengan pemberi kredit bank atau koperasi lain dan
kondisinya sampai saat ini.
32 c) Melakukan peninjauan ke tempat usaha
Hal ini dilakukan apabila sifat, jenis usaha calon peminjam
benar-benar memerlukan untuk ditinjau guna melihat sejauh mana
perkembangannya.
3) Keputusan pinjaman
a.) Setiap permohonan pinjaman memperoleh wewenang dari
pengurus koperasi.
b) Manajer simpan pinjam dalam mengambil keputusan
mempergunakan bahan pertimbangan sebagai berikut:
- Hasil evaluasi dari permohonan pinjaman, rekomendasi dari
pengurus kelompok.
- Informasi lain yamg diperoleh dari sumber lain sepanjang
menyangkut calon peminjam.
c) Ketentuan peminjam yang tertulis dalam lembaran evaluasi yang
memuat:
- Jumlah pinjaman yang di setujui
- Penggunaan pinjaman
- Besarnya bunga pinjaman
- Tanggal jatuh tempo pinjaman
- Jaminan pinjaman
d) Setiap keputusan yang diambil harus ditanda tangani manager
33 4) Perjanjian pinjaman
Perjanjian pinjaman berisi hal-hal berikut ini :
- Perjanjian pinjaman merupakan hal yang harus dilaksanakan
sebelum kredit di cairkan.
- Penandatanganan perjanjian baru harus dapat dilakukan setelah
adanya keputusan pinjaman dari hasil evaluasi.
- Perjanjian pinjaman tersebut dilaksanakan dengan meliputi surat
perjanjian pinjaman dan surat kuasa menjual memindah hak.
- Surat perjanjian yang asli harus disimpan koperasi .
- Penandatanganan perjanjian dilaksanakan di kantor koperasi.
- Copy dari perjanjian harus dipegang oleh peminjam.
5) Pencairan pinjaman
Pencairan pinjaman merupakan tahap akhir setelah
ketentuan-ketentuan dipenuhi oleh peminjam. Peminjam harus menandatangani
kuitansi rangkap 2 sebagai bukti tanda terima uang tersebut. Yang asli
ada pada kasir sedangkan kopinya ada pada peminjam, pinjaman ini
diberikan secara tunai dan tidak di benarkan dalam bentuk lain.
Bilamana memungkinkan pencairannya di usahakan secara bertahap,
hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan
dalam penggunaan dana tersebut.
2.1.7 Pengertian Pendapatan
Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat
34 yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut
menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu
periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode
ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang
dikonsumsi (Rustam, 2002: 1).
Accounting Terminilogy Bulletin No.2 dalam Riahi & Belkaoui (2006:
279) mendefinisikan pendapatan (revenue) sebagai berikut: “Pendapatan berasal
dari penjualan barang dan penyerahan jasa serta diukur dengan pembebanan yang
dikenakan kepada pelanggan, klien, atau penyewa untuk barang dan jasa yang
disediakan bagi mereka”. Pendapatan juga mencangkup keuntungan dari
penjualan atau penukaran aktiva (selain saham yang diperdagangkan), bunga, dan
deviden yang diperoleh dari investasi, dan peningkatan lainnya dalam ekuitas
pemilik kecuali yang berasal dari kontribusi modal dan penyesuaian modal”.
Rahardja & Manurung (2006: 292) mendefinisikan pendapatan sebagai
total penerimaan (uang dan bukan uang) seseorang atau suatu rumah tangga
selama periode tertentu. Ikatan Akuntansi Indonesia dalam buku Standar
Akuntansi Keuangan menyebutkan bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto
dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu
periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal
35
2.1.8 Sumber Pendapatan
Pendapatan merupakan konsep aliran (flow concept). Menurut Rahardja &
Manurung (2006: 292-293) ada tiga sumber pendapatan rumah tangga, yaitu
pendapatan dari gaji dan upah, pendapatan dari aset produktif, dan pendapatan
dari pemerintah. Dibawah ini penjelasan ketiga sumber pendapatan tersebut.
1) Pendapatan dari Gaji dan Upah
Gaji dan upah adalah balas jasa terhadap kesediaan menjadi tenaga kerja.
Besar kecilnya gaji/upah seseorang secara teoritis sangat tergantung dari
produktifitasnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas, yaitu:
a) Keahlian (Skill)
Keahlian adalah kemampuan teknis yang dimiliki seseorang untuk
mampu menangani pekerjaan yang dipercayakan. Makin tinggi jabatan
seseorang, dibutuhkan keahlian yang makin tinggi, karena itu gaji atau
upahnya makin tinggi.
b) Mutu Modal Manusia (Human Capital)
Mutu modal manusia adalah kapasitas pengetahuan, keahlian dan
kemampuan yang dimiliki seseorang, baik karena bakat bawaan
(inborn) maupun hasil pendidikan dan latihan.
c) Kondisi Kerja
Kondisi kerja adalah lingkungan dimana seseorang bekerja penuh
resiko atau tidak. Kondisi kerja dianggap makin berat bila resiko
36 2) Pendapatan dari Aset Produktif
Aset produktif adalah aset yang memberikan pemasukan atas balas jasa
penggunaannya. Ada dua kelompok aset produktif. Pertama, aset finansial
(financial assets), seperti deposito yang mengahasilkan pendapatan bunga,
saham yang menghasilkan deviden, dan keuntungan atas modal (capital
gain) bila diperjual belikan. Kedua, aset bukan finansial (real assets),
seperti rumah yang memberikan penghasilan sewa.
3) Pendapatan dari Pemerintah
Pendapatan dari pemerintah atau penerimaan transfer (transfer payment)
adalah pendapatan yang diterima bukan sebagai balas jasa atau input yang
diberikan. Dinegara-negara maju, penerimaan transfer diberikan, mislanya
dalam bentuk tunjangan penghasilan bagi para penganggur (unemployment
compensation), jaminan sosial bagi orang-orang miskin dan berpendapatan
rendah (social security).
2.2 Penelitian Terdahulu
Selain tinjauan teoritis mengenai pengertian dari variabel penelitian, pada
penelitian ini juga dilakukan tinjauan terhadap penelitian terdahulu yang sejenis.
Penelitian mengenai pengaruh pemberian kredit atau pembiayaan terhadap tingkat
pendapatan para penggunanya telah beberapa kali dilakukan. Penelitian tersebut
dilakukan diberbagai lokasi di Indonesia. Tabel berikut menjelaskan penelitian
37 Tabel 1.Penelitian Terdahulu
No Penulis Judul Penelitian Lokasi/
Objek Jenis Penelitian
Variabel
Hasil Penelitian Independen Dependen
1 Budianto Pengaruh pemberian kredit produksi terhadap tingkat
kredit Tingkat pendapatan Terdapat pengaruh pemberian kredit terhadap pendapatan anggota koperasi sebesar 20,5%.
2 Desanto Pengaruh kredit tehadap pendapatan industri kecil
pendapatan Ada pengaruh pemberian kredit terhadap tingkat pendapatan industri kecil.
3 Sa’ad Pengaruh pembiayaan murabahah terhadap
murabahah Tingkat pendapatan Adanya pengaruh positif terhadap pendapatan antara sebelum diberikan
pembiayaan dengan setelah diberikan.
4 Dewi Pengaruh pembiayaan produktif pada pegadaian
produktif Tingkat pendapatan Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pembiayaan produktif terhadap tingkat pendapatan.
38
2.3 Kerangka Pemikiran
Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan
(KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara merupakan lembaga keuangan berbadan
hukum koperasi yang bergerak dibidang pemberdayaan ekonomi penyedia jasa
permodalan untuk pengusaha Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Tugas utama KJK PEMK adalah memberdayakan perekonomian wilayah
setempat, dan yang menjadi target utama adalah pelaku pengusaha UMKM.
Bantuan permodalan dengan sistem kredit yang disediakan koperasi
bertujuan menambah modal produksi para anggota koperasi yang merupakan
pengusaha UMKM. Dukungan permodalan tersebut diharapkan dapat
meningkatkan volume produksi dan menambah pendapatan pemanfaat kredit.
Dengan usaha yang produktif diikuti pertambahan pendapatan diharapkan para
anggota dapat memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan hidup.
Usaha makanan olahan merupakan salah satu jenis usaha yang sangat
berkembang di wilayah Kebayoran Lama Utara. Oleh sebab itu, pemberdayaan
ekonomi terhadap pengusaha makanan olahan menjadi prioritas. Agar dapat
meningkatkan kesejahteraan hidup melalui peningkatan pendapatan, para
pengusaha makanan olahan yang merupakan anggota koperasi diberikan
kesempatan memanfaatkan kredit untuk menambah modal produksi.
Untuk dapat memanfaatkan kredit dana bergulir setiap anggota harus
mematuhi prosedur yang berlaku. Dalam penelitian ini akan diketahui siapa
pemanfaat kredit, bagaimana karakteristik usaha yang sesuai, dan pemenuhan
39 Untuk mengetahui pengaruh pemberian kredit terhadap peningkatan
pendapatan pengusaha makanan olahan anggota KJK PEMK Kebayoran Lama
Utara digunakan analisis regresi sederhana. Hal ini dilakukan karena analisis
regresi merupakan alat yang tepat untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel independen (kredit) terhadap variabel dependen (tingkat pendapatan).
Kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara
Pengusaha Makanan Olahan Sebagai Objek Pemberdayaan
Pemberdayaan Ekonomi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Wilayah Kebayoran Lama Utara
Analisis Regresi Pemanfaatan Kredit Dana
Bergulir
Jumlah Kredit
Tingkat Pendapatan - Karakteristik pengguna kredit
- Kondisi usaha makanan olahan - Kondisi pemanfaatan kredit
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK) Kebayoran Lama Utara, Jl Ciputat
Raya No.1A, Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan. Penelitian dilakukan pada
Bulan April s.d Mei 2011. Pemilihan lokasi penelitian didasari kebutuhan penulis
akan data yang akan diolah dan dianalisis. Potensi pengembangan UMKM di
wilayah Kebayoran Lama Utara khususnya pengusaha makanan olahan sebagai
bagian dari industri kuliner yang semakin berkembang juga menjadi alasan
penulis memilih lokasi tersebut. Keberadaan KJK PEMK sebagai lembaga
keuangan yang menyediakan jasa permodalan bagi pengusaha UMKM di wilayah
Kebayoran Lama Utara menguatkan pemilihan lokasi penelitian.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dapat diolah langsung
dari objeknya, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk
sudah jadi, hasil pengumpulan dan pengolahan pihak lain (Muhidin &
Abdurahman, 2007: 17). Data primer digunakan untuk menjawab permasalahan
utama yang diangkat dalam penelitian, sedangkan data sekunder digunakan