Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh Husen Mubarok NIM 107013001678
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
i
ABSTRAK
Husen Mubarok; 107013001678 “Analisis Kesalahan Konjungsi Dalam Karangan Argumentasi Siswa Kelas X SMA Ar-Ridwan Bekasi Tahun Pelajaran 2013-2014”.
Kata kunci: analisis kesalahan, konjungsi dan karangan argumentasi.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Ar-Ridwan pada bulan April 2013. Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi yang ditulis siswa kelas X SMA Ar-Ridwa Bekasi.
Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi yaitu penulis meneliti suatu objek yang dipaparkan secara lengkap dan jelas tentang segala hal mengenai objek yang diteliti. Objek penelitian ini adalah karangan argumentasi siswa, sedangkan fokus penelitian ini adalah konjungsi dengan kriteria kesesuaian kaidah tata bahasa Indonesia. Korpus penelitian ini adalah jumlah kalimat sebanyak 230 kalimat dan 351 dalam 14 argumentasi yang dianalisis.
ii
High School Ar-Ridwan Bekasi Academic Year 2013-2014".
Keywords: error analysis, conjunctions and essay argument.
The research was carried out in Ar-Ridwan high school in April 2013. The purpose of this paper is to determine how the use of conjunctions in the essay written arguments class X SMA Ar-Ridwa Bekasi.
The author uses descriptive qualitative method with content analysis techniques is the author examines an object presented in a complete and clear on all matters concerning the object under study. The object of this research is the argument essay students, while the focus of this study is conjunction with the criteria of suitability Indonesian grammar rules. The corpus of this study is the number of sentences of 230 and 351 words in 14 arguments are analyzed.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan nikmat-Nya
yang tak terhitung sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat
serta salam semoga senantiasa tercurahkan pada Nabi Muhammad Saw beserta
pengikutnya dan semoga kita semua senantiasa hidup bersama tauladannya.
Penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Penggunaan Konjungsi pada Tajuk Rencana dalam Harian Kompas Sebagai Sumber Belajar” bertujuan untuk
memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana (S-1), Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sehubungan dengan selesainya skripsi ini, penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang dihadapi,
namun berkat bantuan dan motivasi yang tidak ternilai dari berbagai pihak,
akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis hanya dapat menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Dengan ketulusan hati, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Nurlena Rifa‟i, M.A., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmuu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dra. Mahmudah Fitriyah, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia.
3. Ahmad Bahtiar, M.Hum., Dosen Pembimbing sekaligus inspirator yang
selalu sabar memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian
skripsi ini.
4. Segenap Dosen dan petugas administrasi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan khususnya Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
yang telah memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan selama penulis
belajar di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Seluruh petugas perpustakaan umum dan perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan yang telah membantu penulis dalam penyediaan
iv
adalah motivator sejati untukku, semoga Allah selalu memberimu jalan
mengejar ilmu.
7. Keluarga besar Ponpes Darut Tafsir, Bapak KH. Nu‟man Istichori dan
segenap dewan guru yang telah bersedia menampung dan membimbing
penulis dalam hal agama.
8. Rekan-rekan PBSI 2007 terutama PBSI 2007 kelas B yang telah
mewarnai hari-hari penulis dengan persahabatan. Sahabat-sahabatku di
kantin, Ipang, Prima, dan kawan-kawan, yang selalu menyumbang tawa
dan setia mengusir kejenuhan semasa kuliah, mudah-mudahan kita semua
senantiasa diberi kemudahan dan kesuksesan.
9. Sahabat-sahabatku di kamar kos, Adul, Vuby, Saef, Nazar, Ucok, Uci,
kalian telah menciptakan suasana kekeluargaan yang tidak akan
terlupakan.
10. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu. Semoga kebaikan yang kalian berikan,
dibalas dengan pahala dan nikmat dari Allah Swt.
Walaupun demikian, isi dan penulisan skripsi ini adalah tanggung jawab
penulis. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
dari berbagai pihak sehingga tugas akhir ini akan menjadi lebih baik dan
bermanfaat.
Jakarta, 17 april 2014
v LEMBAR PENGESAHAN PEMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI UJI REFERENSI
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
ABSTRAC ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Identifikasi Masalah ... 4
C.Batasan Masalah ... 4
D.Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI A.Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa ... 7
B.Konjungsi ... 9
1. Pengertian Konjungsi ... 9
2. Jenis-Jenis Konjungsi ... 10
C.Karangan Argumentasi ... 15
1. Pengertian Karangan Argumentasi ... 15
2. Langkah Membuat Karangan Argumentasi ... 16
D.Penelitian Yang Relevan ... 19
E. Kerangka Berpikir ... 20
vi
C.Sumber Data ... 26
D.Objek Penelitian ... 26
E. Fokus penelitian ... 26
F. Korpus Penelitian ... 26
G.Metode Pengumpulan Data ... 27
H.Teknik Penelitian ... 27
1. Tekhnik Pengumpulan Data ... 27
2. Tekhnik Pengolahan Data ... 28
3. Tekhnik Analisis Data ... 29
4. Penarikan Kesimpulan ... 30
I. Instrumen Penelitian... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data ... 32
1. Gambaran Umum Sekolah ... 32
2. Visi dan Misi SMA Ar-Ridwan ... 33
B.Pembahasan ... 36
1. Analisis Data ... 37
2. Pengolahan Data ... 53
C.Interpretasi Data ... 54
BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 55
B.Implikasi ... 55
C.Saran ... 56
vii
Tabel 1 : Format Kesalahan Penggunaan Konjungsi ... 32
Tabel 2 : Kurikulum ... 34
Tabel 3 : Keadaan Tenaga Pengajar SMA Ar-Ridwan Bekasi ... 35
Tabel 4 : Keadaan Staf TU SMA Ar-Ridwan Bekasi ... 35
Tabel 5 : Jumlah Siswa SMA Ar-Ridwan Bekasi ... 36
viii
Lampiran 3: Lembar Uji Referensi ... 99
1
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Mengarang pada hakikatnya adalah mengungkapkan atau menyampaikan
gagasan, informasi, dan pengalaman melalui bahasa tulis. Pengungkapan atau
penyampaian gagasan ini dapat diwujudkan melalui berbagai unsur bahasa.
Gagasan dapat diungkapkan melalui kata, kalimat atau paragraph, dan bahkan
melalui karangan utuh.
Penyampaian gagasan melalui karangan dapat dibedakan atas berbagai
macam berdasarkan tujuan yang hendak dicapai penulisnya. Berdasarkan tujuan
yang hendak dicapai oleh penulisnya, kita mengenal karangan diantaranya
argumentasi, persuasi, deskripsi, dan narasi.
Bahasa yang efektif dikenal dalam hubungan dengan fungsinya sebagai
sarana menulis karangan. Sebagai sarana menulis karangan, bahasa terlibat dalam
proses penyampaian dan penerimaan. Hal yang disampaikan dan yang diterima
bisa saja berupa ide, gagasan, pesan, pengertian, perasaan, pendapat, dan
informasi. Bahasa dikatakan efektif jika mampu membuat proses penyampaian
dan penerimaan itu berlangsung secara sempurna. Bahasa yang efektif bisa
mem-buat maksud yang diwadahinya tergambar lengkap dalam pikiran pembaca (atau
pendengar), persis seperti yang disampaikannya. Jadi, dengan penggunaan bahasa
Indonesia yang efektif, pembaca lebih mudah dapat memahami maksud yang
disampaikan.
Berbahasa Indonesia baku atau berbahasa Indonesia yang baik dan benar
secara taat asas dalam menulis bukan semata-mata dimaksudkan untuk
menciptakan keefektifan dan keefisienan komunikasi antara penulis dan pembaca.
Pada satu pihak, memang disadari betapa pentingnya penggunaan bahasa
Indonesia baku dalam upaya menciptakan keefektifan komunikasi antara penulis
dan pembaca. Akan tetapi, pada pihak lain, tidak dapat dipungkiri adanya banyak
temuan yang menunjukkan betapa tidak efektifnya penggunaan bahasa Indonesia
pada karya tersebut yang bersifat fiksi maupun nonfiksi, terkadang jika
diperhatikan lebih cermat atau teliti dalam penulisannya masih terdapat banyak
kesalahan bahasa yang berkaitan dengan struktur kalimat.
Kesalahan struktur kalimat, yang dimaksud dengan kesalahan struktur
kalimat adalah yang terpisah dari kalimat intinya, misalnya unsur anak kalimat
atau keterangan. Hal yang demikian jelas tidak dapat dikelompokkan kedalam
kalimat, hal itu dikarenakan oleh makna pokok dari kalimat tersebut tidak
berkaitan.
Sebuah kalimat ditandai dengan kelengkapan unsurnya. Paling tidak
unsur subjek predikat harus ada dalam sebuah kalimat. Dapat pula kalimat dasar
dilengkapi unsur objek apabila verbanya memerlukan objek. Sementara itu, unsur
keterangan dapat ditambahkan. Namun, keterangan tidak mutlak harus ada. Hal
itu tergantung pada konteks dan kaidah kebahasaan yang berlaku.
Ada beberapa sebab terpisahnya unsur kalimat dari kalimat intinya.
Adakalanya penggunaan penghubung antarkalimat yang ditulis terpisah untuk
menghindari kalimat yang terlalu panjang. Selain itu, hal itu terjadi karena kurang
cermatnya penulis dalam menentukan kalimat yang baku dalam penulisan
karyanya.
Pemilihan diksi khususnya kata penghubung atau konjungsi mengandung
teknis pemilihan kata dalam penulisan atau karangan, pemilihan kata tersebut
bertujuan agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan efektif. Oleh
karena itu, pemilihan kata merupakan unsur yang sangat penting dalam
mengarang.
Di dalam kalimat, kata penghubung antarkalimat. Misalnya, tetapi, sedangkan, dan digunakan sebagai dalam kalimat majemuk setara. Sementara itu, kata seperti meskipun, (kendatipun, walaupun), karena (sebab), agar (supaya, demi, untuk), ketika (sementara, sebelum, sesudah), bahwa dan sehingga
digunakan dalam kalimat majmuk bertingkat. Bandingkan dengan penghubung
Penghubung itu digunakan untuk mengaitkan kalimat yang satu dengan kalimat
yang lainnya. Tentu saja penghubung itu terletak di awal kalimat dan diikuti tanda
koma. Sebaliknya penghubung antarkalimat tidak dapat menggantikan fungsi
penghubung antarakalimat.
Kata penghubung atau konjungsi sangat berperan dalam kesempurnaan
kalimat pada karya tulis baik yang berbentuk fiksi maupun nonfiksi, yang
berpungsi sebagai penyempurna kalimat dan kesatuan makna.
Sudah tentu masalah di atas perlu dicarikan upaya pemecahannya.
Berkenaan dengan masalah dan upaya pemecahannya, yaitu berupa aktivitas
menganalisis kesalahan bahasa dalam pembelajaran menulis. Pilihan ini dilandasi
oleh teori dan logika yang menyatakan bahwa pengajaran bahasa berhubungan
erat dengan analisis kesalahan, bahkan kesalahan bahasa tidak bisa dilepaskan dari
proses belajar bahasa. Para pakar linguistik, pakar pengajaran bahasa, dan guru
bahasa sepakat menyikapi kesalahan berbahasa sebagai sesuatu yang mengganggu
pencapaian tujuan pengajaran bahasa. Sebab itu, keadaan ini harus dikurangi dan,
kalau bisa, dihilangkan. Hal itu akan tercapai jika seluk-beluk kesalahan bahasa
dikaji secara mendalam. Analisis kesalahan adalah sebuah prosedur kerja, yang
biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan
sampel, pengiditifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan
kesalahan tersebut, pengklasifikasian itu berdasarkan penyebabnya, serta
pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu.1
Pada hakikatnya analisis kesalahan bahasa merupakan suatu proses yang
memiliki prosedur yang harus dipedomani. Ellis dan Sridhar (dalam Tarigan,
1988) mengemukakan enam langkah dalam hal ini, yaitu (1) mengumpulkan data
kesalahan, (2) mengidentifikasi dan mengklasifikasi kesalahan, (3)
memeringkatkan kesalahan, (4) menjelaskan kesalahan, (5) memprediksi daerah
atau butir kebahasaan yang rawan kesalahan, dan (6) memperbaiki kesalahan.
Dengan menempuh prosdur tersebut, pembelajar diharapkan memiliki wawasan
yang memadai tentang ragam kesalahan dalam bahasa Indonesia, khususnya
1
dalam tulisan, sekaligus memahami faktor-faktor penyebabnya ditinjau dari
kaidah bahasa Indonesia baku sebagai tolok ukur atau acuan benar-salah.
Berdasarkan beberapa uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai penggunaan konjungsi pada karangan yang ditulis oleh siswa
dengan judul “Analisis Kesalahan Konjungsi pada Karangan Argumentasi Siswa Kelas X SMA Ar-Ridwan Bekasi.”
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti dapat
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Karangan argumentasi yang ditulis oleh siswa menggunakan konjungsi yang
tidak tepat dan sesuai.
2. Penggunaan konjungsi pada karangan argumentasi siswa masih melakukan
kesalahan.
3. Kurangnya pemahaman siswa mengenai penggunaan konjungsi yang sesuai
dengan kaidah Bahasa Indonesia.
4. Masih banyak kesalahan penggunaan konjungsi pada karangan argumentasi.
C.Batasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data yang akan dianalisia adalah karangan argumentasi siswa kelas X
Ar-Ridwa Bekasi.
2. Kesesuaian penggunaan kojungsi pada karangan argumentasi siswa kelas X
Ar-Ridwan Bekasi.
D.Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menggunakan konjungsi pada
karangan argumentasi?
2. Kesalahan konjungsi apa sajakah yang terdapat pada karangan argumentasi
E.TujuanPenelitian
Tujuan utama penelitian pada penulisan skripsi ini adalah:
1. Mengetahui pemahaman siswa terhadap penggunaan konjungsi pada karangan
argumentasi
2. Mengetahui kesalahan penggunaan konjungsi pada karangan argumentasi
siswa.
F. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalahan dan tujuan penelitian yang sudah
disebutkan di atas, maka manfaat penelitian ini yang diharapkan kedepannya
adalah:
1. Manfaat teoretis
Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini adalah untuk bahan referensi belajar
bagi siswa atau pihak-pihak sekolah yang bersimpati dan menggunakan metode
analisis kesahan berbahasa dalam mengoreksi tugas siswa atau pun bahan
bacaan lainnya.
2. Manfaat Praktis
Sesuai dengan manfaat praktis dalam penelitian ini terbagi menjadi empat
bagian, yaitu:
a. Bagi Pendidik
Manfaat bagi pendidik khususnya guru bahasa indonesia menjadikan
penelitian ini sebagai acuan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah dan
arahan yang jelas bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran dan
membimbing kegiatan siswa secara bertahap.
b. Bagi Siswa
Manfaat bagi siswa adalah untuk memberikan pemahaman bagi siswa dalam
menggunakan konjungsi pada penulisan karangan argumentasi.
c. Bagi Sekolah
Manfaat bagi sekolah dalam penelitian ini bermaksud agar sekolah dapat
memberikan sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah serta
indonesia dalam karangan argumentasi dan memberikan masukan dalam
mengaktifkan pembnaan dan pengelolaan proses belajar mengajar dalam
pelaksanaan pendidikan.
d. Bagi Peneliti
Bagi peneliti, sebagai pengalaman dalam menyelesaikan permasalahan yang
berkaitan dengan pembelajaran bahasa indonesia dan menambah
pengetahuan serta wawasan mengenai analisis kesalahan berbahasa, dan
7
7 B BAABB IIII L
LAANNDDAASSAANN TTEEOORRII
A
A..PePennggeerrttiiaann AAnnaalliissiiss KKeessaallaahhaann BBeerrbbaahhaassaa A
Annaalliissiiss kekessaallaahhaann adadaallaahh susuaattuu prproosseedduurr kekerrjjaa,, yayanngg bibiaassaa ddiigguunnaakkaann
o
olleehh paparraa pepenneelliittii ddaann gguurruu babahhaassaa,, yayanngg mmeelliippuuttii pepenngguummppuullaann sesemmppeell,,
p
peennggssiiddeeffiikkaassiiaann kekessaallaahhaann yyaanngg tteerrddaappaatt ddaallaamm sesemmppeell,, ppeennjjeellaassaann kekessaallaahhaann
t
teerrsseebbuutt,, ppeennggkkeellaassiiffiikkaassiiaann kekessaahhaann iittuu beberrddaassaarrkkaann pepennyyeebbaabbnnyyaa,, sseerrttaa
p
peennggeevvaalluuaassiiaann aattaauu ppeenniillaaiiaann ttaahhaapp kkeesseerriiuussaann kkeessaahhaann iittuu..11 P
Peemmbbeellaajjaarraann babahhaassaa papaddaa ddaassaarrnnyyaa aaddaallaahh prproosseess mememmppeellaajjaarrii babahhaassaa..
D
Daallaamm mememmppeellaajjaarrii babahhaassaa tetennttuu titiddaakk luluppuutt ddaarrii kekessaallaahhaann.. SeSemmuuaa oorraanngg yyaanngg
b
beellaajjaarr babahhaassaa papassttii titiddaakk luluppuutt ddaarrii kekessaallaahhaann.. InInggaattllaahh babahhwwaa kkeessaallaahhaann iittuu
s
suummbbeerr iinnssppiirraassii uunnttuukk mmeennjjaaddii bbeennaarr..22 S
Sttuuddii memennggeennaaii kekessaallaahhaann dadann huhubbuunnggaannnnyyaa dedennggaann ppeennggaajjaarraann bbaahhaassaa
p
peerrlluu ddiiggaallaakkkkaann sesebbaabb memellaalluuii kekeggiiaattaann kakajjiiaann kkeessaallaahhaann itituu dadappaatt didiuunnggkkaappkkaann
b
beerrbbaaggaaii hahall beberrkkaaiittaann dedennggaann kekessaallaahhaann beberrbbaahhaassaa yyaanngg didillaakkuukkaann ololeehh ssiisswwaa
a
attaauu pepemmbbeellaajjaarr.. ApApaabbiillaa kkeessaallaahhaann--kkeessaallaahhaann itituu tetellaahh didikkeettaahhuuii,, dadappaatt
d
duugguunnaakkaann sseebbaaggaaii uummppaann bbaalliikk ddaallaamm ppeennyyeemmppuurrnnaaaann ppeennggaajjaarraann bbaahhaassaa..
H
Huubbuunnggaann ananttaarraa pepennggaajjaarraann babahhaassaa dedennggaann kekessaallaahhaann beberrbbaahhaassaa itituu
s
saannggaatt ereraatt.. BBaahhkkaann TaTarriiggaann memennggaattaakkaann babahhwwaa huhubbuunnggaann kekedduuaannyyaa ibibaarraatt aaiirr
d
deennggaann iikkaann.. SSeebbaaggaaiimmaannaa iikkaann hhaannyyaa ddaappaatt hhiidduupp ddaann bbeerraaddaa ddii ddaallaamm aaiirr,, bbeeggiittuu
j
juuggaa kkeessaallaahhaann bbeerrbbaahhaassaa sseerriinngg tteerrjjaaddii ddaallaamm ppeemmbbeellaajjaarraann bbaahhaassaa..33 P
Paarraa papakkaarr lilinngguuiissttiikk dadann ppaarraa gugurruu babahhaassaa InInddoonneessiiaa seseppeennddaappaatt bbaahhwwaa
k
keessaallaahhaann beberrbbaahhaassaa itituu memennggggaanngggguu ppeennccaappaaiiaann ttuujjuuaann ppeennggaajjaarraann babahhaassaa.. OOlleehh
s
seebbaabb itituu,, kkeessaallaahhaann bbeerrbbaahhaassaa yyaanngg seserriinngg didibbuuaatt ssiisswwaa haharruuss didikkuurraannggii ddaann
d
diihhaappuusskkaann..
K
Keessaallaahhaann beberrbbaahhaassaa memerruuppaakkaann susuaattuu prproosseess yyaanngg dididdaassaarrkkaann ppaaddaa
a
annaalliissiiss kekessaallaahhaann sisisswwaa atataauu sseesseeoorraanngg yayanngg seseddaanngg mememmppeellaajjaarrii sesessuuaattuu,,
1
Henry Guntur Tarigan da Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesahan Berbahasa, (Bandung: Angkasa) h.70.
2
Ibid. h.70. 3
m
miissaallnnyyaa,, babahhaassaa.. BBaahhaassaa itituu bibissaa babahhaassaa dadaeerraahh,, babahhaassaa IInnddoonneessiiaa,, bibissaa jjuuggaa
b
baahhaassaa aassiinngg..
K
Keemmaammppuuaann memenngguuaassaaii babahhaassaa seseccaarraa babaiikk dadappaatt ddiillaakkuukkaann sseesseeoorraanngg
d
deennggaann ccaarraa mmeemmppeellaajjaarriinnyyaa,, yayaiittuu bbeerrllaattiihh bbeerruullaanngg--uullaanngg ddeennggaann ppeemmbbeettuullaann ddii
s
saannaa--ssiinnii.. PPrroosseess ppeemmbbeellaajjaarraann iinnii tteennttuunnyyaa mmeenngggguunnaakkaann ssttrraatteeggii yyaanngg tteeppaatt aaggaarr
d
daappaatt mmeemmppeerroolleehh hhaassiill yyaanngg ppoossiittiiff..
A
Annaalliissiiss kekessaallaahhaann bbeerrbbaahhaassaa,, didittuujjuukkaann kekeppaaddaa babahhaassaa yyaanngg seseddaanngg
d
diippeellaajjaarrii atataauu didittaarrggeettkkaann sesebbaabb aannaalliissiiss kekessaallaahhaann dadappaatt mememmbbaannttuu dadann bbaahhkkaann
s
saannggaatt bbeerrgguunnaa sseebbaaggaaii kkeellaannccaarraann pprrooggrraamm ppeennggaajjaarraann yyaanngg sseeddaanngg ddiillaakkssaannaakkaann..
M
Maakkssuuddnnyyaa,, ddeennggaann aannaalliissiiss kkeessaallaahhaann ppaarraa gguurruu ddaappaatt memennggaattaassii kkeessuulliittaann yyaanngg
d
diihhaaddaappii ssiisswwaa..
K
Keessaallaahhaann iittuu bibiaassaannyyaa diditteennttuukkaann beberrddaassaarrkkaann kkaaiiddaahh atataauu atatuurraann yayanngg
b
beerrllaakkuu dadallaamm bbaahhaassaa yayanngg seseddaanngg didippeellaajjaarrii.. JiJikkaa kkaattaa atataauu kakalliimmaatt yayanngg
d
diigguunnaakkaann ssiisswwaa aattaauu ppeemmbbeellaajjaarr titiddaakk sesessuuaaii dedennggaann kkaaiiddaahh yyaanngg beberrllaakkuu,, mmaakkaa
p
peemmbbeellaajjaarr bbaahhaassaa ddiikkaattaakkaann mmeemmbbuuaatt kkeessaallaahhaann..
D
Daallaamm kakaiittaannnnyyaa ddeennggaann pepennggeerrttiiaann ananaalliissiiss kkeessaallaahhaann,, CrCryyssttaall
m
meennggaattaakkaann bbaahhwwaa ananaalliissiiss kekessaallaahhaann aaddaallaahh susuaattuu tteekknniikk ununttuukk
m
meennggiiddeennttiiffiikkaassiikkaann,, memennggkkllaassiiffiikkaassiikkaann,, dadann memennggiinntteerrpprreettaassiikkaann sseeccaarraa
s
siisstteemmaattiiss kekessaallaahhaann--kkeessaallaahhaann yyaanngg ddiibbuuaatt ssiisswwaa yayanngg seseddaanngg bebellaajjaarr bbaahhaassaa
k
keedduuaa aattaauu babahhaassaa aassiinngg dedennggaann memenngggguunnaakkaann teteoorrii--tteeoorrii dadann pprroosseedduurr--pprroosseedduurr
b
beerrddaassaarrkkaann lliinngguuiissttiikk..44 T
Taarriiggaann jujuggaa memennggaattaakkaann bbaahhwwaa ananaalliissiiss kkeessaallaahhaann beberrbbaahhaassaa aaddaallaahh
s
suuaattuu prproosseess kekerrjjaa yyaanngg ddiigguunnaakkaann oolleehh paparraa gugurruu dadann pepenneelliittii bbaahhaassaa ddeennggaann
l
laannggkkaahh--llaannggkkaahh ppeenngguummppuullaann ddaattaa,, ppeennggiiddeennttiiffiikkaassiiaann kkeessaallaahhaann yyaanngg tteerrddaappaatt ddii
d
daallaamm dadattaa,, pepennjjeellaassaann kekessaallaahhaann kkeessaallaahhaann tteerrsseebbuutt,, pepennggkkllaassiiffiikkaassiiaann kkeessaallaahhaann
i
ittuu bbeerrddaassaarrkkaann ppeennyeyebbaabbnnyyaa,, seserrttaa ppeennggeevvaalluuaassiiaann tatarraaff kekesseerriiuussaann kekessaallaahhaann
i ittuu..55
K
Keessaallaahhaann bbeerrbbaahhaassaa iittuu bibissaa teterrjjaaddii ddiisseebbaabbkkaann oolleehh kkeemmaammppuuaann
p
peemmaahhaammaann sisisswwaa atataauu pepemmbbeellaajjaarr babahhaassaa.. ArArttiinnyyaa,, sisisswwaa mememmaanngg bbeelluumm
4
Ibid, h.68 5
m
meemmaahhaammii sisisstteemm bbaahhaassaa yayanngg ddiigguunnaakkaann.. KKeessaallaahhaann bibiaassaannyyaa teterrjjaaddii sseeccaarraa
s
siisstteemmaattiiss.. KKeessaallaahhaann jejenniiss ininii ddaappaatt beberrllaannggssuunngg lalammaa bibillaa titiddaakk didippeerrbbaaiikkii..
P
Peerrbbaaiikkaannnnyyaa bibiaassaannyyaa didillaakkuukkaann ololeehh gugurruu.. MiMissaallnnyyaa,, memellaalluuii pepennggaajjaarraann
r
reemmiiddiiaall,, ppeellaattiihhaann,, prpraakkttiikk,, dadann sesebbaaggaaiinnyyaa.. KKaaddaannggkkaallaa sseerriinngg didikkaattaakkaann bbaahhwwaa
k
keessaallaahhaann memerruuppaakkaann gagammbbaarraann teterrhhaaddaapp pepemmaahhaammaann ssiisswwaa akakaann ssiisstteemm bbaahhaassaa
y
yaanngg seseddaanngg ddiippeellaajjaarrii.. BiBillaa ttaahhaapp pepemmaahhaammaann sisisswwaa akakaann sisisstteemm bbaahhaassaa yyaanngg
d
diippeellaajjaarrii teterrnnyyaattaa kukurraanngg,, kekessaallaahhaann aakkaann seserriinngg teterrjjaaddii.. KeKessaallaahhaann akakaann
b
beerrkkuurraanngg bbiillaa ttaahhaapp ppeemmaahhaammaannnnyyaa sseemmaakkiinn bbaaiikk..
B
B..KoKonnjjuunnggssii
1. Pengertian Konjungsi K
Koonnjjuunnggssii adadaallaahh kakatteeggoorrii yayanngg beberrffuunnggssii uunnttuukk memelluuaasskkaann ssaattuuaann
y
yaanngg llaaiinn dadallaamm kkoonnssttrruukkssii hihippoottaakkttiiss,, dadann sseellaalluu memenngghhuubbuunnggkkaann duduaa ssaattuuaann
l
laaiinn atataauu lelebbiihh ssuuaattuu ddaallaamm kokonnssttrruukkssii.. KoKonnjjuunnggssii mmeenngghhuubbuunnggkkaann babaggiiaann-
-b
baaggiiaann uujjaarraann yayanngg sesettaattaarraann mamauuppuunn yayanngg titiddaakk sseettaattaarraann..66 SeSemmeennttaarraa itituu m
meennuurruutt AnAnttoonn MoMoeelliioonnoo dkdkkk,, kokonnjjuunnggssii aattaauu yayanngg bibiaassaa didinnaammaakkaann kkaattaa
s
saammbbuunngg,, adadaallaahh kakattaa tutuggaass yayanngg memenngghhuubbuunnggkkaann duduaa sasattuuaann babahhaassaa yyaanngg
s
seeddeerraajjaatt:: kakattaa ddeennggaann kakattaa,, frfraassee dedennggaann frfraassee,, aattaauu klklaauussaa dedennggaann klklaauussaa..77 P
Peennddaappaatt tteerrsseebbuutt ddiidduukkuunngg ppuullaa oolleehh FFaattiimmaahh DDjjaajjaassuuddaarrmmaa yayanngg mmeennyyaattaakkaann
b
baahhwwaa kokonnjjuunnggssii atataauu kakattaa sasammbbuunngg aaddaallaahh kkaattaa yayanngg beberrffuunnggssii
m
meenngghhuubbuunnggkkaann duduaa uunnssuurr atataauu lleebbiihh papaddaa ttaattaarraann sisinnttaakkttiikk ((ffrraassee,, kkllaauussaa,, ddaann
k
kaalliimmaatt))..88 PPeerrhhaattiikkaann ccoonnttoohh bbeerriikkuutt::
a. Andi sedang menulis dan adiknya sedang membaca . b. Celana merah atau rok biru?
D
Daarrii coconnttoohh ddii atataass ttaammppaakk duduaa bubuaahh kokonnjjuunnggssii yyaaiittuu ddaann dadann aattaauu
s
seessuuaaii ddeennggaann fufunnggssiinnyyaa mamassiinngg--mmaassiinngg.. PaPaddaa coconnttoohh ((aa)) kokonnjjuunnggttoorr ddaann
b
beerrffuunnggssii sesebbaaggaaii kokonnjjuunnggssii yayanngg memenngghhuubbuunnggkkaann klklaauussaa dedennggaann klklaauussaa,,
6
Harimurti Kridalaksana, Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia Edisi Kedua, ( Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005), h.102.
7
Hasan Alwi dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003) h.296.
8
s
seeddaannggkkaann papaddaa coconnttoohh ((bb)) kkoonnjjuunnggttoorr aattaauubeberrppeerraann sesebbaaggaaii kkoonnjjuunnggttoorr yyaanngg m
meenngghhuubbuunnggkkaann ffrraassee ddeennggaann ffrraassee..
2. Jenis-jenis Konjungsi D
Diilliihhaatt ddaarrii peperriillaakkuu ssiinnttaakkssiissnnyyaa dadallaamm kakalliimmaatt,, kokonnjjuunnggssii didibbaaggii
m
meennjjaaddii eemmppaatt kkeelloommppookk,, yyaaiittuu::99 a. Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua
unsur atau lebih yang sama pentingnya, atau memiliki status yang sama.10
Dengan kata lain, konjungsi koordinatif adalah sebuah kata yang berfungsi
sebagai penghubung antara dua unsur atau lebih dan kedua unsur tersebut
memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi koordinatif agak berbeda
dengan konjungsi lain, karena konjungsi ini selain menghubungkan klausa,
juga dapat menghubungkan kata. Konjungsi-konjungsi tersebut antara
lain:11dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, dan sedangkan. Contoh: 1) Ayah memukuli saya dan adik saya.
2) Kamu mau ke kamarku atau tunggu di ruang tamu?
Berdasarkan contoh di atas, keduanya sama-sama menggunakan
konjungsi koordinatif melalui konjungtor dan dan atau. Konjungtor dan yang menyatakan makna „penambahan‟ dan atau menyatakan makna
„pemilihan‟. Mengenai konjungtor dan dan atau, terkadang orang menggunakan kedua konjungtor ini secara bersamaan, namun dalam hal ini
cara penulisannya berbeda yaitu dengan menggunakan garis miring di antara
kedua konjungtor tersebut (dan/atau).12
b. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah konjungtor yang menghubungkan
dua klausa atau lebih, dan klausa itu tidak memiliki status sintaksis yang
9
Hasan Alwi dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, h.296.
10
Ibid
11
Hasan Alwi dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, h.297.
12
sama. Konjungsi subordinatif sering disebut juga sebagai kata penghubung
yang tidak setara.13 Abdul Chaer juga mengemukakan pendapat yang
sejalan, konjungsi subordinatif merupakan penghubung yang
menghubungkan dua konstituen yang kedudukannya tidak setingkat.14
Adapun yang disebut dengan istilah konjungsi subordinatif adalah sebuah
konjungsi atau kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau
lebih yang memiliki status sintaksis yang tidak sama. Salah satu dari klausa
yang dihubungkan tersebut adalah anak kalimat. Kehadiran konjungsi ini
selalu dalam kalimat majemuk yang di dalamnya sekurang-kurangnya
mempunyai dua predikasi. Lebih rinci lagi, Hasan Alwi dkk. membagi
konjungsi subordinatif menjadi tiga belas kelompok, yaitu:
1) Konjungsi subordinatif waktu, yaitu sejak, semenjak, sedari, sewaktu, ketika, tatkala, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai, hingga, dan
sampai.
2) Konjungsi subordinatif syarat, yaitu jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila
dan manakala.
3) Konjungsi subordinatif pengandaian,yaitu andaikan, seandainya, umpamanya, dan sekiranya.
4) Konjungsi subordinatif tujuan, yaitu agar, supaya, dan biar.
5) Konjungsi subordinatif konsesif, yaitu konjungsi atau klausa yang
menyatakan keadaan atau kondisi yang berlawanan dengan apa yang
dinyatakan di dalam klausa utamanya.15 Konjungsi tersebut yaitu
biarpun, meski(pun), walau(pun), sekali(pun), sungguhpun, dan
kendati(pun)
6) Konjungsi subordinatif pembandingan, yaitu seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, dan daripada.
13
Sri Nardiati dkk, Konjungsi Subordinatif dalam Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1996), h.14.
14
Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995), h.173.
15
7) Konjungsi subordinatif sebab, yaitu sebab, karena, oleh karena, dan oleh sebab.
8) Konjungsi subordinatif hasil, yaitu sehingga, sampai, dan maka(nya).
9) Konjungsi subordinatif alat, yaitu dengan dan tanpa.
10) Konjungsi subordinatif cara, yaitu dengan dan tanpa.
11) Konjungsi subordinatif komplementasi, yaitu proses penggabungan
proposisi untuk mengisi bagian yang kosong dari posisi lain.16 Konjungsi
subordinatif komplementasi yakni bahwa.
12) Konjungsi subordinatif atributif, yaitu yang.
13) Konjungsi subordinatif perbandingan, yaitu sama... dengan, lebih... dari(pada).
c. Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif adalah jenis konjungsi yang menghubungkan
dua kata, frase, atau klausa yang memiliki status sintaksis yang
sama.17Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh satu
kata, frase, atau klausa yang dihubungkan. Contoh:
1) Baik ayah maupun ibu tidak menyukai kekerasan.
2) Jangankan temannya, saudaranya sendiri pun tidak dihormati. 3) Entah diterima entah tidak, ia tetap akan mencintainya.
d. Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat ini berbeda dengan konjungsi-konjungsi
sebelumnya, konjungsi antarkalimat adalah sebuah kata hubung yang
menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. oleh sebab itu, jenis
konjungsi ini selalu muncul di awal kalimat, tentu saja penulisan huruf
pertamanya dengan menggunakan huruf kapital. Contoh:
1) Hubungan Ari dan Ira tidak mendapat restu dari Gita
2) Ari tetap mengunjungi gadis itu di peristirahatan terakhirnya.
16
Ibid, h.128.
17
3) Hubungan Ari dan Ira tidak mendapat restu dari Gita. Sekalipun demikian
Ari tetap mengunjungi gadis itu di peristirahatan terakhirnya.
Dari kalimat (10) di atas jelas terlihat sebuah konjungsi
antarkalimat yaitu sekalipun demikian, konjungsi tersebut berfungsi sebagai konjungtor yang menghubungkan dua kalimat yang utuh yaitu (8) dan (9).
Karena kedua kalimat tersebut terpisah, subjek pada kalimat kedua tetap
dipertahankan meskipun subjeknya sama dengan subjek kalimat
sebelumnya.
Selanjutnya, jika dilihat dari sudut pandang kajian wacana,
konjungsi merupakan salah satu sarana kohesi yang menghubungkan
unsur-unsur kalimat.18 Karena pada dasarnya, konsep kohesi mengacu pada
kepada hubungan bentuk atau kepaduan bentuk yang secara struktural
membentuk ikatan sintaktikal .19 Berkaitan dengan itu, Hasan Alwi dkk
mengklasifikasi konjungsi menjadi lima jenis, yaitu:20
1) Pertentangan, dinyatakan dengan konjungtor tetapi atau namun
2) Pengutamaan, dinyatakan dengan konjungtor malahan atau bahkan. 3) Pengecualian, dinyatakan dengan konjugtor kecuali.
4) Konsesi, dinyatakan dengan konjungtor walaupun atau meskipun. 5) Tujuan, dinyatakan dengan konjungtor agar atau supaya.
Selain hasan alwi, Renkema juga memberikan definisinya
mengenai konjungsi, sebagai berikut:
“
“ccoonnjjuuccttiioonn iiss tthhee rreellaattiioonnsshhiipp wwhhiicchh iinnddiiccaatteess hhooww tthhee ccoonnsseeqquueenntt
s
seenntteenncceessoorr ccllaauusseesshhoouullddbbeelliinnkkeeddttootthheepprreecceeddiinnggoorrffoolllloowwiinngg((ppaarrtt
o
off tthhee)) sseenntteenncceess..TThhiiss iiss uussuuaallllyyaacchhiieevveedd bbyytthhee uussee ccoonnjjuunnccttiioonn ((aallssoo
k
knnoowwnn aass ccoonnnneeccttiivveess)).. TThhee ffoolllloowwiinngg aarree eexxaammpplleess ooff tthhrreeee ffrreeqquueennttllyy
o
occccuurrrriinnggrreellaattiioonnsshhiippss;;aaddddiittiioonn,,tteemmppoorraalliittyy,,ccaauussaalliittyy””..2211
18
Ibid, h.428.
19
Mulyana, Kajian Wacana, Teori, Metode dan Prinsip-prinsip Analisis Wacana, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005), h. 26.
20
Hasan Alwi dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, h.428.
21
Dari pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa konjungsi adalah
hubungan yang menunjukan bagaimana kalimat atau klausa berikutnya
dikaitkan dengan sebelumnya, (yang merupakan bagian) dari kalimat.
Hubungan ini selalu dicapai dengan penggunaan konjungsi. Selanjutnya,
Renkema mengelompokkan peristiwa penghubungan tersebut menjadi tiga,
yaitu: additional (penambahan), temporality (temporal), dan causality
(sebab-akibat). Berikut contoh yang dikemukakan Renkema.22
(
(1111)) CCoonnttoohh aaddddiittiioonnaall ((ppeennaammbbaahhaann)) a
a.. BBeessiiddeessbebeiinngg mmaaiinn,, hhee iiss aallssoo hhaatteeffuull.. b
b.. HHee iiss nnoo lloonnggeerr ggooiinngg ttoo sscchhooooll aannddisis ppllaannnniinngg ttoo llooookk ffoorr aa jjoobb (
(1122)) CCoonnttoohh tteemmppoorraalliittyy ((tteemmppoorraall)) a
a.. AAfftteerr tthhee cacarr hhaadd bebeeenn rereppaaiirreedd,, wewe wewerree ababllee toto coconnttiinnuuee ouourr j
joouurrnneeyy..
b
b.. TThhee ccaarr wawass rereppaaiirreedd.. AAfftteerrwwaarrddss wewe wewerree ababllee toto coconnttiinnuuee ouourr j
joouurrnneeyy..
(
(1133)) CCoonnttoohh ccaauussaalliittyy((sseebbaabb--aakkiibbaatt)) a
a.. HHee iiss nnoott ggooiinngg ttoo sscchhooooll ttooddaayy,, bbeeccaauussee hhee iiss ssiicckk.. b
b.. AAnnnn ggoott aa bbeeaauuttiiffuull jjoobb llaasstt yyeeaarrss aanndd nnoowwsshhee iiss rriicchh..
Sementara itu, Halliday dan Hasan seperti dikutip Brown dan Yule
membagi konjungsi menjadi empat, yaitu aditif, adverstif, kausal, dan
temporal.23 Pada dasarnya, definisi yang dikemukakan Halliday dan Hasan
memiliki kesamaan dengan apa yang dinyatakan oleh Renkema, hanya saja
Halliday melengkapinya dengan menambahkan konjungsi adversatif pada
klasifikasinya. Konjungsi adversatif (pertentangan) tersebut dinyatakan
dengan konjungtor tetapi atau namun seperti yang telah dikemukakan Alwi di atas.
Dari sekian banyak definisi dan klasifikasi mengenai konjungsi,
pada penelitian ini peneliti akan memfokuskan pembahasannya pada
22
Ibid
23
konjungsi menurut perilaku sintaksisnya, yaitu konjungsi intrakalimat,
ditambah dengan makna yang ditimbulkan oleh konjungsi tersebut seperti
yang dikemukakan Halliday dan Hasan. Hal ini dasarkan pada kompleksitas
konjungsi tersebut. Selain itu, pemilihan fokus penelitian disesuaikan
dengan materi pembelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan di sekolah,
baik jenjang SMP maupun SMA. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa
buku panduan bahasa Indonesia terbitan Diknas yang memuat
konjungsi-konjungsi seperti yang dijelaskan di atas sebagai materi pembelajarannya.24
C
C..KaKarraannggaann AArrgguummeennttaassii
1. Pengertian Karangan Argumentasi K
Kaarraannggaann arargguummeennttaassii adadaallaahh kkaarraannggaann yayanngg teterrddiirrii atataass papappaarraann dadann
p
peennyyiinntteessiissnn pepennddaappaatt uunnttuukk mememmbbaanngguunn susuaattuu kkeessiimmppuullaann.. KaKarraannggaann ininii
d
diittuulliiss dedennggaann mamakkssuudd ununttuukk mememmbbeerriikkaann aallaassaann,, mememmppeerrkkuuaatt bbaattaauu mmeennoollaakk
s
suuaattuu pepennddaappaatt,, ppeennddiirriiaann atataauu gagaggaassaann.. AArrgguummeennttaassii sseellaalluu beberriissii pepennjjeellaassaann
t
teenntteenngg susussttuu peperrttaalliiaann ananttaarraa duduaa peperrnnyyaattaaaann aattaauu aapprreessiiaassii yayanngg bibiaassaa
d
diiuurruuttkkaann..
T
Tuujjuuaann ututaammaa kakarraannggaann aarrgguummeennttaassii adadaallaahh ununttuukk memeyyaakkiinnkkaann
p
peemmbbaaccaa agagaarr mmeenneerriimmaa atataauu memennggaammbbiill ssuuaattuu sisikkaapp nanattaauu ttiinnggkkaahh llaakkuu
t
teerrtteennttuu.. SSyyaarraatt uuttaammaa uunnttuukk memennuulliiss kakarraannggaann aarrgguummeennttaassii aaddaallaahh ppeennuulliissnnyyaa
h
haarruuss tteerraammppiill ddaallaamm bbeerrnnaallaarr ddaann mmeennyyuussuunn iiddee yyaanngg llooggiiss..
a. Karangan argumentasi memiliki ciri sebagai berikut.25
1) Menggunakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengan tujuan
mempengaruhi keyakinan pembaca agar menyetujuinya,
2) Mengusahakan pemecahan suatu masalah,
3) Mendiskusikan suatu persoalan tanpa perlu mencapai suatu penyelesaian.
b. Langkah-langkah penyusunan argumentasi26
1) Tentukan dahulu tema atau topic argumentasi,
24
BSE Bahasa Indonesia,data diakses dari www.invir.com
25
Lamudin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009), h.17.
26
2) Susun kerangka karangan berdasarkan topic dan tujuan yang telah
ditentukan,
3) Kembangkan kerangka karangan argumentasi menjadi karangan
karangan argumentasi.
2. Langkah Membuat Karangan Argumentasi S
Seemmuuaa bbeennttuukk kakarraannggaann mememmiilliikk peperrssaammaaaann ddaallaamm lalannggkkaahh--llaannggkkaahh
p
peennuulliissaannnnyyaa.. DeDemmiikkiiaann pupullaa hhaallnnyyaa dadallaamm pepennuulliissaann kkaarraannggaann
a
arrgguummeennttaassii..ttaahhaapp--ttaahhaappaannnnyyaa memelliippuuttii;; (a(a)) ttaahhaapp prpraappeennuulliissaann:: (b(b)) ttaahhaapp
p
peennuulliissaann:: ((cc)) ttaahhaapp ppaassccaappeennuulliissaann..2277TTaahhaapp ppeennuulliissaann yyaaiittuu ttaahhaapp ppeerraannccaannggaann t
tuulliissaann ddeennggaann mmeellaakkuukkaann ppeenneennrrttuuaann ttooppiikk,, ttuujjuuaann,, ssaassaarraann aattaauu ppeemmbbaaccaa,, ddaann k
keerraannggkkaa kkaarraannggaann yyaanngg bbeerriissii popokkookk--ppookkookk pipikkiirraann yyaannnngg didissuussuunn sseeccaarraa
s
siisstteemmaattiiss.. SeSellaannjjuuttnnyyaa,, tatahhaapp pepennuulliissaann didimmuullaaii dedennggaann mmeennggeemmbbaannggkkaann
k
keerraannggkkaa mmeennjjaaddii ttuulliissaann.. PPeennggeemmbbaannggaann kkeerraannggkkaa iinnii ddiibbaaggii llaaggii mmeennjjaaddii ttiiggaa
b
baaggiiaann yayaiittuu ppeennddaahhuulluuaann yyaanngg beberriissiiss lalattaarr bebellaakkaanngg atataauu alalaassaann memennuulliiss
s
seessuuaaii totoppiikk pipilliihhaann,, ddiillaannjjuuttkkaann ddeennggaann mmeennuulliiss ttuujjuuaann ddaann mmaannffaaaatt kkaarraannggaann
d
daann ininffoorrmmaassii umumuumm tetennttaanngg iissii kkaarraannggaann.. SeSellaannjjuuttnnyyaa isisii kakarraannggaann sseemmuuaa
d
diittuuaannggkkaann ppaaddaa popoiinn isisii kkaarraannggaann sesessuuaaii susussuunnaann yayanngg adadaa papaddaa kekerraannggkkaa
k
kaarraannggaann ddaann ppeennuuttuupp kkaarraannggaann yyaanngg bbeerriissii kkeessiimmppiillaann ddaann ssaarraann--ssaarraann..
T
Taahhaapp papassccaa ppeennuulliissaann didillaakkuukkaann dedennggaann mememmppeerrbbaaiikkii tutulliissaann..
S
Seebbaaiikknnyyaa pepennyyuunnttiinnggaann ddaann peperrbbaaiikkaann jujuggaa ddiillaakkuukkaann agagaarr kkeessaallaahhaann aaddaappaatt
d
diimmiinniimmaallkkaann,, mmaakkaa tteennttuukkaann totoppiikk tteerrlleebbiihh ddaahhuulluuyyaanngg aakkaann kkiittaa ttuulliiss.. SSeellaaiinn
i
ittuu,, pepennuulliiss dadallaamm memennuulliiss kakarraannggaann arargguummeennttaassii ssaannggaatt memennggiinnggiinnkkaann aaggaarr
p
peemmbbaaccaa aattaauu ppeennddeennggaarr mmeemmaahhaammii bbeennaarr aappaa yyaanngg ddiissaammppaaiikkaann.. OOlleehh kkaarreennaa
i
ittuu,, ddiippeerrlluukkaann jjuuggaa llaannggkkaahh--llaannggkkaahh llaaiinn ddaallaamm mmeennuulliiss yyaanngg ddaappaatt mmeemmbbaannttuu
k
keeiinnggiinnaannnnyyaa iittuu.. AAddaappuunn lalannggkkaahh00llaannggkkaahh yyaanngg bibiaassaa didikkeemmbbaannggkkaann dadallaamm
k
kaarraannggaann arargguummeennttaassii adadaallaahh pepennaallaarraann,, pepennllaarraann inindduukkttiiff dadann dededduukkttiiff,, ddaann
p
peennoollaakkaann..
27
a. Penalaran
Penalaran atau jalan pikiran adalah suatu proses berfikir yang
sistematik dan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan (pengetahuan,
keyakinan, atau opini).28 penalaran juga bukan saja dapat dilakuakan dengan
menggunakan fakta-fakta yang masih berbentuk polos, tetapi juga dapat
dengan mempergunakan fakta-fakta yang telah dirumuskandalam
kalimat-kalimat yang berbentuk pendapat atau kesimpulan. Kaliamat semacam ini,
dalam hubungan dengan proses berpikir tadi disebut preposisi. Preposisi
dapat kita batasi sebagai pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya
atau ditolak karena kesahan yang terkandung didalamnya. Sebuah
pernyataan dapat dibenarkan bila terdapat bahan-bahan atau fakta-fakta
untuk membuktikannya. Sebaliknya sebuah pernyataan atau preposisi dapat
disangkal atau ditolak terdapat fakta-fakta yang menentangnya.
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak. Untuk
mewujudkannya diperlukan lambang. Lambang yang digunakan dalam
penalaran akan tampak berupa argumen. Kesimpulan adalah pernyataan atau
konsep yang abstrak dan lambangnya adalah kata. Lambang proposisi
adalah kalimat (kalimat berita) dan lambang penalaran adalah argumen.
Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa bentuk pemkiran manusia
adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Bersamaan dengan
terbentuknya pengertian, perluasan akan terbentuk pula proposisi dan
proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Dengan kata lain,
dapat juga dikatakan menalar dibutuhkan proposisi, sedangkan proposisi
merupakan hasil dari rangkain pengertia.
b. Penalaran Induktif dan Deduktif
Teknik induktif adalah salah satu teknik pengembangan karangan
argumentasi yang memulai penulisannya dengan bukti-bukti kemidian atas
28
bukti tersebut ditarik suatu kesimpilan yang bersifat umum.29Sedangkan
penalara deduktif itu sendiri adalah suatu teknik pengebangan karangan
argumentasi yang mengawali tulisan dengan dengan menuliskan kesimpulan
umumdilanjutkan dengan tulisan berupa hal-hal yang khusus. Meskipun
demikian di dalam hal yang khusus diperlukan bukti-bukti yang menunjang.
Bukti yang menunjang karangan argumentasi tersebut disebut sebagai
premis.dalam penaran induksi, untuk menurunkan suatu kesimpulan, penulis
haru bahan-bahan atau fakta-fakta terlebih dahulu. Semakin banyak fakta
yang dikumpulkan, dan semakin baik ciri kualitas fakt-faktanya itu, maka
akan semakin mantap pula kesimpulan yang diturunkan itu. Sedangkan
dalam penalaran yang bersifat deduktif, penulis tidak perlu mengumpulkan
fakta-fakta. Oleh karena itu bila membandingkan penalaran dalam induksi
kemungkinan kebenaran. Benar tidaknya proposisi itu tergantung dari
kebenaran dan sifat-sifat data yang dipergunakan itu. Sebaliknya konklusi
dalam sebuah deduksi dapat dipastikan seebagai konklusi yang benar kalau
proposisina itu mengandung kebenaran.
Pada dasarnya kekuatan argumen terletak pada kemampuan
penutur atau penulis dalam menentukan tiga prinsip pokok, yaitu apa yang
disebut pernyataan (claim), alasan (suport/ground), dan pembenaran (warrant). Pernyataan pada kemampuan penulis untuk mempertahankan
pernyataannya dengan memberikan alasan-alasan yang relevan. Sedangkan
pembenaran mengacu pada kemampuan penulis dalam menunjukan
hubungan antara pernyataan dan alasan.
Jadi, prinsip argumentasi dibangun oleh tiga elemen pokok, yaitu:
(1) pernyataan (claim), (2) alasan (support/ground), (3) pembenaran (warrant). Sedangkan elemen pelengkapnya adalah: (1) pendukung, (2) modal (modal qualifers), (3) sanggahan (rebutta).30 Dengan demikian, dalam sebuah karangan argumentasi elemen-elemen tersebut disusun
29
Ibid, h. 9.11. 30
menjadi rangkaian kalimat yang jika susunannya baik akan menghasilkan
karangan yang baik.
D
D..PePenneelliittiiaann YYaanngg RReelleevvaann D
Daallaamm sseebbuuaahh pepenneelliittiiaann,, sesebbaaggaaii bbaahhaann ppeerrbbaannddiinnggaann ddaann ppeerrttiimmbbaannggaann
p
peerrlluu adadaannyyaa titinnjjaauuaann pupussttaakkaa.. HaHall ininii didikkaarreennaakkaann titinnjjaauuaann pupussttaakkaa memerruuppaakkaann
u
urraaiiaann ssiisstteemmaattiiss tetennttaanngg hhaassiill--hhaassiill ppeenneelliittiiaann tteerrddaahhuulluu yyaanngg mmeemmiilliikkii hhuubbuunnggaann
d
deennggaann ppeenneelliittiiaann yayanngg ddiillaakkuukkaann..3311BeBerriikkuutt aaddaallaahh aaddaallaahh bebebbeerraappaa pepenneelliittiiaann didi b
biiddaanngg lliinngguuiissttiikk yyaanngg rreelleevvaann ddeennggaann ppeenneelliittiiaann yyaanngg ddiillaakkuukkaann..
P
Peenneelliittiiaann dadallaamm bibiddaanngg lilinngguuiissttiikk yyaanngg memennggkkaajjii tteennttaanngg pepenngggguunnaaaann
k
koonnjjuunnggssii sesebbeelluummnnyyaa peperrnnaahh didillaakkuukkaann ololeehh DeDevvii IsIskkhhaannii IrIriiaannttii ddaallaamm
s
skkrriippssiinnyyaa ““AAnnaalliissiiss PPeennaannddaa HHuubbuunnggaann KKoonnjjuunnggssii SSuubboorrddiinnaattiiff ppaaddaa CCeerriittaa
A
Annaakktteemmuukkaann ppaaddaa aallaammaatt wweebb hhttttpp::////wwwwww..ee--ssmmaarrttsscchhooooll..ccoomm””. . DDaallaamm ppeenneelliittiiaann t
teerrsseebbuutt DeDevvii IIsskkhhaannii sesebbaaggaaii pepenneelliittii memennddeesskkrriippssiikkaann dedennggaann jejellaass pepemmaakkaaiiaann
k
koonnjjuunnggssii dadallaamm cecerriittaa ananaakk didi sesebbuuaahh memeddiiaa oonnlliinnee khkhuussuussnnyyaa papaddaa cecerriittaa aannaakk y
yaanngg memennjjaaddii oobbjjeekknnyyaa,, nanammuunn kkoonnjjuunnggssii yayanngg memennjjaaddii fofokkuuss pepenneelliittiiaannnnyyaa
h
haannyyaa beberruuppaa kkoonnjjuunnggssii susubboorrddiinnaattiiff.. BuBukkaann kokonnjjuunnggssii bbaahhaassaa InInddoonneessiiaa sseeccaarraa
k
keesseelluurruuhhaann..
S
Seellaaiinn pepenneelliittiiaann didi aattaass,, ppeenneelliittiiaann ddii bibiddaanngg lilinngguuiissttiikk lalaiinnnnyyaa jjuuggaa
p
peerrnnaahh didillaakkuukkaann ololeehh RoRottuuaa SiSirreeggaarr,, lelewwaatt skskrriippssiinnyyaa ““AAnnaalliissiiss SSaarraannaa KKoohheessii p
paaddaa TTaajjuukk RReennccaannaa ddaallaamm HHaarriiaann SSiinnaarr IInnddoonneessiiaa BBaarruu””. . YYaanngg dididdaappaatt didi p
peerrppuussttaakkaaaann uunniivveerrssiittaass tteerrbbuukkaa poponnddookk cacabbee.. RoRottuuaa dadallaamm pepenneelliittiiaann tteerrsseebbuutt
m
meenngguurraaiikkaann dedennggaann jjeellaass babaggaaiimmaannaa keketteerrkkaaiittaann dadallaamm sseebbuuaahh tetekkss jujuggaa ddaappaatt
m
meenneennttuukkaann kekessaattuuaann mmaakknnaa yyaanngg didissaammppaaiikkaann.. SSaarraannaa kokohheessii seseppeerrttii rereffeerreennssii,,
s
suubbssttiittuussii,, eleliippssiiss,, seserrttaa kokonnjjuunnggssii didikkaajjii ddeennggaann ririnnccii dadann ssiisstteemmaattiiss.. JJiikkaa
d
diihhuubbuunnggkkaann dedennggaann ppeenneelliittiiaann yayanngg didillaakkuukkaann,, pepenneelliittiiaann RRoottuuaa tteerrsseebbuutt
m
meemmiilliikkii rreelleevvaannssii yyaanngg eerraatt.. HHaall iittuu ddiiddaassaarrkkaann ppaaddaa kkeessaammaaaann kkoorrppuuss ddaattaa yyaanngg
d
diiaammbbiill dadarrii tatajjuukk rerennccaannaa dadallaamm sesebbuuaahh memeddiiaa cceettaakk,, sesellaaiinn itituu sasallaahh sasattuu ffookkuuss
p
peenneelliittiiaannnnyyaa jjuuggaa mmeennccaakkuupp ppeenngggguunnaaaann kkoonnjjuunnggssii bbaahhaassaa IInnddoonneessiiaa.. WWaallaauuppuunn
d
deemmiikkiiaann,, jjiikkaa ddiilliihhaatt ddaarrii uunnssuurr kkeelleennggkkaappaannnnyyaa ddaallaamm sseebbuuaahh aannaalliissiiss kkoonnjjuunnggssii,,
31
p
peenneelliittiiaann RoRottuuaa bubukkaann memenniittiikkbbeerraattkkaann ppeenneelliittiiaannnnyyaa ppaaddaa kkoonnjjuunnggssii ssaajjaa
m
meellaaiinnkkaann papaddaa ssaarraannaa--ssaarraannaa kokohheessii lalaiinnnnyaya sseehhiinnggggaa pepemmbbaahhaassaann memennggeennaaii
k
koonnjjuunnggssii tteerrsseebbuutt bbeelluumm tteerrllaalluu kkoommpplleekkss..
P
Paaddaa ddaassaarrnnyyaa,, pepenneelliittiiaann ininii didippeerruunnttuukkaann babaggii dudunniiaa pepennddiiddiikkaann..
B
Beerrkkaaiittaann dedennggaann hhaall iittuu,, pepenneelliittiiaann memennggeennaaii kkoonnjjuunnggssii yayanngg ddiikkaaiittkkaann ddeennggaann
p
peemmbbeellaajjaarraann babahhaassaa IInnddoonneessiiaa jujuggaa peperrnnaahh didillaakkuukkaann oolleehh RaRattuu NuNurrrraahh seseoorraanngg
M
Maahhaassiisswwii UIUINN JaJakkaarrttaa.. DaDallaamm skskrriippssiinnyyaa,, RRaattuu mmeenneelliittii ““UUppaayyaa PPeenniinnggkkaattaann
P
Peenngggguunnaaaann KKoonnjjuunnggssii ppaaddaa KKaarraannggaann AArrgguummeennttaassii SSiisswwaa””. . SeSeppeerrttii PPeenneelliittiiaann T
Tiinnddaakkaann KeKellaass (P(PTTKK)) papaddaa uummuummnnyyaa,, sskkrriippssii teterrsseebbuutt mmeenniittiikkbbeerraattkkaann
p
peenneelliittiiaannnnyyaa ppaaddaa uuppaayyaa--uuppaayyaa yayanngg ddiitteemmppuuhh uunnttuukk memenniinnggkkaattkkaann ppeenngggguunnaaaann
k
koonnjjuunnggssii,, bubukkaann papaddaa ananaalliissiiss kokonnjjuunnggssii.. BBeerrddaassaarrkkaann uurraaiiaann--uurraaiiaann teterrsseebbuutt,,
p
paaddaa pepenneelliittiiaann ininii pepenneelliittii memennccoobbaa ununttuukk mmeennggaannaalliissiiss kekessaallaahhaann ppeenngggguunnaaaann
k
koonnjjuunnggssii ppaaddaa kkaarraannggaann aarrgguummeennttaassii ssiisswwaa kkeellaass xx SSMMAA AArr__RRiiddwwaann..
E.Kerangka Berpikir B
Beerrkkoommuunniikkaassii seseccaarraa tteerrttuulliiss beberraarrttii ppeennuulliiss memennyyuussuunn kakalliimmaatt uunnttuukk
m
meennyyaammppaaiikkaann ppiikkiirraann,, iiddee,, aattaauu sseebbuuaahh ggaaggaassaann ddeemmii tteerrccaappaaiinnyyaa aappaa yyaanngg iinnggiinn
d
diiccaappaaii ololeehh pepennuulliiss.. BeBerrkkaaiittaann dedennggaann hahall didi atataass,, ssiisswwaa SSMMAA ArAr--RRiiddwwaann dadappaatt
m
meenneerraappkkaannnnyyaa memellaalluuii memennuulliiss kakarraannggaann arargguummeennttaassii.. KKaarraannggaann arargguummeennttaassii
m
meerruuppaakkaann susuaattuu kekeggiiaattaann yayanngg beberrttuujjuuaann memellaattiihh sisisswwaa memennuulliiss.. KKaarraannggaann
a
arrgguummeennttaassii ddaappaatt ddiillaakkuukkaann mmeellaalluuii mmeennuulliiss bbeerrbbaaggaaii mmaaccaamm ppeerriissttiiwwaa aattaauu ffaakkttaa
y
yaanngg tteerrjjaaddii didi lliinnggkkuunnggaann bebellaajjaarr mmaauuppuunn dadarrii beberrbbaaggaaii susummbbeerr ininffoorrmmaassii yayanngg
d
daappaatt ddiippeerrttaanngggguunnggjjaawwaabbkkaann aakkaann iissii ddii ddaallaammnnyaya..
B
Beerrddaassaarrkkaann llaannddaassaann tteeoorrii,, KKaarraannggaann aarrgguummeennttaassii aaddaallaahh kkaarraannggaann yyaanngg
t
teerrddiirrii atataass papappaarraann nnddaann pepennyyiinntteessiissnn ppeennddaappaatt ununttuukk mmeemmbbaanngguunn susuaattuu
k
keessiimmppuullaann.. KaKarraannggaann ininii ddiittuulliiss dedennggaann mamakkssuudd uunnttuukk mememmbbeerriikkaann alalaassaann,,
m
meemmppeerrkkuuaatt bbaattaauu memennoollaakk ssuuaattuu ppeennddaappaatt,, ppeennddiirriiaann aattaauu ggaaggaassaann.. AArrgguummeennttaassii
s
seellaalluu bbeerriissii ppeennjjeellaassaann tetenntteenngg ssuussttuu ppeerrttaalliiaann ananttaarraa dduuaa ppeerrnnyyaattaaaann atataauu aasseerraassii
y
yaanngg bbiiaassaa ddiiuurruuttkkaann..
T
Tuujjuuaann ututaammaa kakarraannggaann arargguummeennttaassii adadaallaahh ununttuukk mmeeyyaakkiinnkkaann ppeemmbbaaccaa
a
u
uttaammaa ununttuukk memennuulliiss kakarraannggaann aarrgguummeennttaassii adadaallaahh ppeennuulliissnnyyaa haharruuss tteerraammppiill
d
daallaamm bbeerrnnaallaarr ddaann mmeennyyuussuunn iiddee yyaanngg llooggiiss..
KKaarraannggaann arargguummeennttaassii yayanngg ddiissuussuunn pepennuulliiss haharruuss dadappaatt ddiippaahhaammii
d
deennggaann bbaaiikk oolleehh pepemmbbaaccaa.. UnUnttuukk itituu,, kkaarraannggaann arargguummeennttaassii haharruuss didissuussuunn
d
deennggaann memenngggguunnaakkaann bbaahhaassaa InInddoonneessiiaa yayanngg didisseessuuaaiikkaann dedennggaann ssiittuuaassii
p
peemmaakkaaiinnyyaa,, ddaann jjuuggaa sseessuuaaii ddeennggaann kkaaiiddaahh yayanngg bbeerrllaakkuu sseerrttaa ppeemmaakkaaiiaann ppiilliihhaann
k
kaattaa yyaanngg tteeppaatt..
S
Seellaaiinn itituu,, peperrlluu pupullaa ddiidduukkuunngg ololeehh pepenngggguunnaaaann kokonnjjuunnggssii yayanngg tteeppaatt
d
daann sseessuuaaii.. KKaalliimmaatt eeffeekkttiiff aaddaallaahh kkaalliimmaatt yyaanngg mmaammppuu mmeenngguunnggkkaappkkaann ggaaggaassaann
p
peennuulliiss sesessuuaaii ddeennggaann aappaa yayanngg adadaa dadallaamm bbeennaakknnyyaa hihinnggggaa pepemmbbaaccaa memennggeerrttii
m
maakkssuudd yayanngg didissaammppaaiikkaann ololeehh ppeennuulliiss.. DeDennggaann kakattaa lalaiinn,, ininffoorrmmaassii yayanngg
d
diissaammppaaiikkaann ololeehh pepennuulliiss dadappaatt didippaahhaammii seseccaarraa teteppaatt ololeehh pepemmbbaaccaa.. KeKetteeppaattaann
i
innffoorrmmaassii yayanngg didissaammppaaiikkaann ininii dadappaatt didibbuukkttiikkaann oolleehh pepemmbbaaccaa yayanngg ddaappaatt
m
meemmaahhaammii dedennggaann babaiikk pepessaann yayanngg didissaammppaaiikkaann ololeehh pepennuulliiss dadallaamm tetekkss pipiddaattoo..
P
Peerrlluu didikkeettaahhuuii bbaahhwwaa dadallaamm kakalliimmaatt efefeekkttiiff tteerrddaappaatt bbeebbeerraappaa sysyaarraatt dadann cciirrii
y
yaanngg haharruuss didippeennuuhhii,, yayaiittuu ejejaaaann,, didikkssii,, kekesseeppaaddaannaann,, kekesseejjaajjaarraann//ppaarraalleelliissmmee,,
p
peenneekkaannaann,, kkeehheemmaattaann,, ddaann kkeellooggiissaann..
K
Koonnjjuunnggssii adadaallaahh kakatteeggoorrii yyaanngg beberrffuunnggssii ununttuukk mmeelluuaasskkaann ssaattuuaann yayanngg
l
laaiinn dadallaamm kkoonnssttrruukkssii hhiippoottaakkttiiss,, ddaann sseellaalluu memenngghhuubbuunnggkkaann dduuaa sasattuuaann lalaiinn aattaauu
l
leebbiihh susuaattuu dadallaamm kokonnssttrruukkssii.. KoKonnjjuunnggssii mmeenngghhuubbuunnggkkaann babaggiiaann--bbaaggiiaann uujjaarraann
y
yaanngg sseettaattaarraann mamauuppuunn yayanngg ttiiddaakk sesettaattaarraann..3322 SeSemmeennttaarraa itituu memennuurruutt AnAnttoonn M
Mooeelliioonnoo dkdkkk,, kkoonnjjuunnggssii atataauu yayanngg bibiaassaa ddiinnaammaakkaann kakattaa sasammbbuunngg,, adadaallaahh kakattaa
t
tuuggaass yayanngg memenngghhuubbuunnggkkaann duduaa sasattuuaann bbaahhaassaa yayanngg sseeddeerraajjaatt:: kakattaa dedennggaann kakattaa,,
f
frraassee ddeennggaann ffrraassee,, aattaauu kkllaauussaa ddeennggaann kkllaauussaa..3333PePennddaappaatt tteerrsseebbuutt ddiidduukkuunngg ppuullaa o
olleehh FFaattiimmaahh DDjjaajjaassuuddaarrmmaa yyaanngg mmeennyyaattaakkaann bbaahhwwaa kkoonnjjuunnggssii aattaauu kkaattaa ssaammbbuunngg
a
addaallaahh kakattaa yayanngg beberrffuunnggssii memenngghhuubbuunnggkkaann duduaa ununssuurr atataauu lelebbiihh ppaaddaa ttaattaarraann
32
Harimurti Kridalaksana, Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia Edisi Kedua, ( Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005), h.102.
33
s
siinnttaakkttiikk (f(frraassee,, kkllaauussaa,, ddaann kakalliimmaatt))..3344 PPaarraalleelliissmmee//kkeesseejjaajjaarraann bbeennttuukk jujuggaa m
meenneemmppaattkkaann gagaggaassaann yyaanngg pepennttiinngg dadallaamm ssaattuu kakalliimmaatt.. ArArttiinnyyaa,, tteerrddaappaatt
k
keessaammaaaann bebennttuukk ststrruukkttuurr kkaattaa.. JiJikkaa ssaattuu ssttrruukkttuurr diditteemmppaattkkaann papaddaa ststrruukkttuurr kakattaa
b
beennddaa,, mmaakkaa kkaattaa yayanngg lalaiinn jujuggaa kakattaa bebennddaa.. DDeemmiikkiiaann jjuuggaa jijikkaa ssaattuu kakattaa
d
diitteemmppaattkkaann ppaaddaa ssttrruukkttuurr kakattaa kkeerrjjaa,, mmaakkaa kakattaa yyaanngg lalaiinn jjuuggaa diditteemmppaattkkaann ppaaddaa
k
kaattaa kkeerrjjaa..
N
Naammuunn jjiikkaa ddiippeerrhhaattiikkaann,, ttiiddaakk sseemmuuaa kkaalliimmaatt mmeemmeennuuhhii kkrriitteerriiaa ddii aattaass..
P
Paaddaa prpriinnssiippnnyyaa,, sesebbuuaahh kakalliimmaatt ddaappaatt diditteerriimmaa ololeehh pepemmbbaaccaa ddeennggaann babaiikk,, jjiikkaa
k
keedduudduukkaann susubbjjeekk,, prpreeddiikkaatt,, obobjjeekk sseerrttaa keketteerraannggaann lalaiinnnnyyaa jejellaass,, seserrttaa tteerrddaappaatt
h
huubbuunnggaann yayanngg bbaaiikk dadann jejellaass ananttaarraa uunnssuurr--uunnssuurrnnyyaa.. MaMakkaa ddeennggaann dedemmiikkiiaann,,
k
koonnjjuunnggssii didikkaattaakkaann didinnyyaattaakkaann bebennaarr aattaauu teteppaatt dadann sesessuuaaii ddii dadallaamm kakarraannggaann
a
arrgguummeennttaassii jjiikkaa sseessuuaaii jjeenniiss ddaann ffuunnggssiinnyyaa..
F. Hipotesis Penelitian B
Beerrddaassaarrkkaann kekerraannggkkaa bbeerrppiikkiirr didi atataass,, ppeennuulliiss memenndduuggaa babahhwwaa ssiisswwaa
S
SMMAA ArAr--RRiiddwwaann BeBekkaassii kukurraanngg mamammppuu dadallaamm memenngggguunnaakkaann kkoonnjjuunnggssii ddaallaamm
k
kaarraannggaann arargguummeennttaassii.. KKeekkuurraannggmmaammppuuaann sisisswwaa dadallaamm memenngggguunnaakkaann kokonnjjuunnggssii
i
innii mmeennggaakkiibbaattkkaann ssiisswwaa mmeennggaallaammii kkeessuulliittaann mmeennuuaannggkkaann iiddee//ggaaggaassaann sseehhiinnggggaa
i
innffoorrmmaassii yyaanngg ddiissaammppaaiikkaann titiddaakk dadappaatt ddiitteerriimmaa dedennggaann babaiikk ololeehh ppeemmbbaaccaa.. IInnii
b
beerraarrttii sisisswwaa bebelluumm mmaammppuu mememmbbuuaatt kkaarraannggaann arargguummeennttaassii ddeennggaann
m
meenngggguunnaakkaann kkoonnjjuunnggssii sseessuuaaii ddeennggaann kkaaiiddaahh ttaattaa bbaahhaassaa IInnddoonneessiiaa.. SSeehhuubbuunnggaann
d
deennggaann hhaall iittuu,, mmaakkaa ppeenngggguunnaaaann kkoonnjjuunnggssii ddaallaamm kkaarraannggaann aarrgguummeennttaassii mmeennjjaaddii
p
peerrhhaattiiaann ppeenneelliittii ddaallaamm sskkrriippssii iinnii..
34
23
METODOE PENELITIAN
A.Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian yang peneliti lakukan adalah di SMA Ar-Ridwan jalan
Wibawa Mukti Kampung Pedurenan Gang H. Longkot Rt oo4 Rw 004 Jati Luhur
Jati Asih Bekasi 17425. Adapun waktu penelitian ini adalah dimulai sejak Januari
hingga April 2011. Dengan tahapan sebagai berikut: melihat dan mengamati
keadaan sekolah, studi pustaka, penyusunan instrument, dan mengadakan
penelitian.
B.Metode Penelitian
Metode pepenneelliittiiaann adalah ilmu yang mempelajari tentang metode-metode
penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam penelitian.1 Berkaitan dengan hal itu, pada
hakikatnya, penelitian merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau
untuk lebih membenarkan kebenaran.2 Selain itu, Mahsun juga mendefinisikan
penelitian sebagai suatu ikhtiar yang dilakukan manusia dalam upaya pemecahan
masalah yang dihadapi.3 Namun dalam praktiknya, upaya untuk mencari
kebenaran atau pemecahan masalah seperti yang disebutkan di atas dalam dunia
ilmiah tidak begitu saja bisa dikatakan sebagai penelitian. Hal ini sangat
bergantung pada jenis masalah yang ingin dicari jawabannya serta prosedur atau
cara apa yang digunakan dalam pemecahan masalah tersebut.4
Dalam sebuah penelitian yang ditempuh tentu terdapat tujuan yang iinnggiinn
dicapai, untuk itulah dibutuhkan suatu pendekatan guna mempermudah penelitian.
Pendekatan yang digunakan oleh seorang peneliti akan menuntunnya pada metode
apa yang harus digunakan, tetapi dalam pemilihannya ada beberapa hal yang
1
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996), h.4.
2
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h.49.
3
Mahsun, Metode Penelitian Bahasa, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h.1.
4
harus diperhatikan seperti jenis data yang diteliti, serta paradigma yang
menyertainya. Sehingga apa yang menjadi tujuan penelitian dapat tercapai.
D
Deewwaassaa ini terdapat dua jenis penelitian yang umumnya digunakan para
peneliti dalam berbagai bidang ilmu. Yakni penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Selanjtunya, penggunaan pendekatan kualitatif pada penelitian ini didasarkan
pada beberapa asumsi. Pertama, istilah penelitaian kualitatif menurut Kirk dan
Miller pada mulanya bersumber pada pengamatan kualitatif yang dipertentangkan
dengan pengamatan kuantitatif.5 Pengamatan kuantitatif melibatkan pengukuran
tingkatan suatu ciri tertentu. Untuk menemukan sesuatu dalam pengamatan,
pengamat atau peneliti harus mengetahui apa yang menjadi ciri sesuatu tersebut.
Untuk itu peneliti mulai mencatat atau menghitung dari satu, dua, tiga dan
seterusnya. Berdasarkan pertimbangan itu, kemudian peneliti menyatakan bahwa
penelitian kuantitatif mencakup jenis penelitian yang didasarkan pada
perhitungan, presentase, rata-rata, dan perhitungan statistik lainnya. Dengan kata
lain, penelitian kuantitatif melibatkan diri pada perhitungan atau angka dan
kuantitas.6 Di pihak lain, atas dasar kualitas yang dipertentangkan dengan
kuantitas, maka kemudian penelitian kualitatif diartikan sebagai penelitian yang
tidak mengadakan perhitungan.
Dalam mencari definisi yang lebih mendalam tentang penelitian
kualitatif, Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sejalan dengan penjelasan
tersebut, Kirk dan Miller berpendapat bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi
tertentu dalam ilmu pnegetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari
pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam
peristilahannya. Penulis buku penelitian kualitatif lainnya yaitu Denzin dan
Lincoln menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menggunakan latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi
dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Menyikapi
5
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h.2.
6
pendapat tersebut, kemudian Moeloeng menambahkan bahwa dalam penelitian
kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan,
dan pemanfaatan dokumen.7
Dari bbeebbeerraappaa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subjek penelitian, dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan
berbagai metode ilmiah.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dipahami bahwa sebuah pendekatan
penelitian baik kualitatif maupun kuantitatif merupakan wadah dalam melakukan
dan menentukan jalannya sebuah penelitian dalam berbagai bidang ilmu. Tak
terkecuali dalam penelitian bahasa. Oleh karena itu, penerapan pendekatan
kualitatif pada penelitian ini dirasa tepat. Namun tidak dapat dipungkiri,
p
peennddeekkaattaann penelitian seperti yang sudah dijelaskan di atas tidak begitu saja bisa
diterapkan, melainkan harus diiringi dengan penggunaan metode-metode