• Tidak ada hasil yang ditemukan

S MRL 1005635 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S MRL 1005635 Chapter3"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Penelitian ini menganalisis pengaruh penilaian prestasi kerja dan pemberian

insentif terhadap motivasi kerja karyawan Karang Setra Waterland Bandung,

berlokasi di dua kecamatan yang berbatasan, yaitu Jalan Sirnagalih 15 Rt.03 Rw

06 Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari dan Jalan Bungur Rt 05 Rw 02

Kelurahan Cipedes Kecamatan Sukajadi dengan luas areal 39.070 m2.

Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu penilaian prestasi kerja sebagai

variabel bebas (X1), pemberian insentif sebagai variabel bebas (X2) dan motivasi

kerja sebagai variabel terikat (Y). Pada penelitian ini subjek yang dijadikan

responden adalah seluruh karyawan Karang Setra Waterland sebanyak 65 orang.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2013:80) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Langkah awal

penelitian harus menentukan secara jelas mengenai populasi yang akan menjadi

sasaran penelitiannya yang disebut dengan populasi sasaran yaitu populasi yang

akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah keseluruhan karyawan

Karang Setra Waterland yaitu sebanyak 65 orang.

2. Sampel

Mengingat populasi dalam penelitian ini sedikit, maka penulis menggunakan

(2)

Utama 2012:68). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan nonprobability

sampling, yaitu mengambil 100% populasi dikarenakan jumlah yang relatif sedikit

(Utama 2012:134).

C. Metode Penelitian

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk menguji

serangkaian hipotesa dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Metode

dapat diartikan sebagai suatu cara kerja untuk mencapai tujuan tertentu, agar dapat

terkumpul data serta dapat mencapai tujuan penelitian itu sendiri. Cara utama ini

dipergunakan setelah penyelidikan memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari

tujuan penyelidikan dan situasi penyelidikan atas pertimbangan tujuan penelitian,

maka penelitian ini bersifat kuantitatif.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif dan verifikatif. Metode Penelitian kuantitatif pada prinsipnya adalah

untuk menjawab masalah, masalah merupakan penyimpangan pada apa yang

seharusnya terjadi dengan apa yang terjadi sesungguhnya. Penyimpangan antara

aturan dengan pelaksanaan, teori dengan praktek, perencanaan dengan

pelaksanaan dan sebagainya. Penelitian kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan

dari objek yang diteliti (preliminary study) untuk mendapatkan yang betul-betul

masalah. (Sugiyono,2013: 16). Sedangkan menurut (Mashuni,2008: 4 dalam Umi

Narimawati,2009: 29) metode penelitian verifikatif yaitu memeriksa benar

tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan

yang dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan

kehidupan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan

Kuantitatif. Pendekatan ini digunakan karena ingin menghilangkan subjektivitas

dalam hasil penelitian nantinya. Pendekatan kuantitatif cenderung memakai

pengolahan data berupa angka yang merupakan bahasa artifisial objektif dan tanpa

emosi sehingga menuntun ke arah penelitian yang objektif dan netral.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi

(3)

(Best Linear Unbias Estimator) dari satu persamaan regresi berganda dengan

metode kuadrat terkecil (least square), maka perlu dilakukan pengujian

untuk mengetahui model regresi yang dihasilkan memenuhi persyaratan asumsi

klasik. Yaitu dengan melakukan Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji

Heteroskedastisitas serta Uji Linieralitas. Uji statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang

telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisaasi.

Pendekatan analisis kuantitatif merupakan suatu penelitian yang analisisnya

statistik. Karenanya dalam penelitian kuantitatif pengukuran terhadap gejala yang

diamati menjadi penting, sehingga pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan daftar pertanyaan berstruktur (angket) yang disusun berdasarkan

pengukuran terhadap variabel yang diteliti yang kemudian menghasilkan data

kuantitatif. Pendekatan analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis

deskriptif yang dikuantitatifkan dengan alat ukur regresi. (Utama & Mahadewi

2012:52)

D. Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:38). Jadi, Variabel

penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya dan kejelasannya ditegaskan oleh

hipotesis penelitian. Pengertian variabel menurut Hatch dan Farhady dalam

Sugiyono (2013:38), adalah atribut atau obyek yang mempunyai variasi satu sama

lain. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas atau independent variabel (X), adalah variabel yang nilainya

tidak berubah karena variabel lain, bahkan mempengaruhi atau menjadi

penyebab berubahnya nilai variabel lain (Utama 2012:35). Dalam penelitian

ini yang bertindak sebagai variabel bebas (X) adalah Penilaian Prestasi Kerja

(4)

2. Variabel terikat atau dependent variabel (Y), adalah variabel yang nilainya

tergantung atau terpengaruhi variabel lain (Utama 2012:35). Pada penelitian

ini yang menjadi variabel terikat adalah motivasi kerja.

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Indikator Ukuran Skala

Penilaian Prestasi

2) Keadilan Karyawan mendapat insentif yang sesuai dengan

3) Kesesuaian Karyawan mendapat besar Insentif yang sebanding dengan pekerjaan

(5)

kompensasi.

Sumber : diolah peneliti berdasarkan berbagai sumber, 2014

Pengukuran variabel dapat dilakukan dengan memberikan nilai jawaban

(6)

dengan memberikan kuisioner, dengan pengukuran mengunakan skala likert yang

mempunya lima tingkatan yang merupakan skala jenis ordinal. Menurut Sugiyono

(2013:93) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang telah ditetapkan

peneliti sebagai variabel penelitian. Variabel ini akan diukur dan dijabarkan

menjadi indikator variabel sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

instrumen yang dapat berupa pernyataan dan pertanyaan, untuk keperluan analisis

kuantitatif maka jawaban dari pertanyaan dan pernyataan tersebut diberi skor :

Tabel 3.2 Skor skala likert

Skala Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju 1

E. Sumber Data

Menurut Sugiyono (2009:129) pengumpulan data dilakukan dengan berbagai

Setting, berbagai sumber dan berbagai cara. Berdasarkan sumbernya data dibagi

menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer, adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian

dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung

pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Utama,2012:82). Sumber

data primer diperoleh dari hasil penelitian secara empirik melalui penyebaran

kuisioner kepada karyawan Karang Setra Waterland Bandung. Untuk

memperoleh data primer, penulis menggunakan teknik sebagai berikut :

a. Menyebarkan Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan

daftar pertanyaan tertulis yang disusun secara terstruktur kepada responden

mengenai sikap dan pendapat responden yang berkaitan dengan penilaian

(7)

terhadap motivasi kerja. Bentuk skala dalam angket yang digunakan penulis,

adalah skala likert. Skala ini dikembangkan oleh Rensis Likert (1932) dalam

Utama (2012:60), skala ini paling sering digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, persepsi responden terhadap suatu objek.

b. Melakukan Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan

tanya jawab secara langsung dengan kepala HRD, Manajer Administrasi dan

Supervisor Marketing di Karang Setra Waterland. Selanjutnya jawaban atas

pertanyaan yang diajukan akan dapat diketahui dengan melakukan pencatatan.

Wawancara dilakukan di kantor Karang Setra Wa terland yang beralamatkan Jl.

Sirnagalih 15 Bandung Rt.03 Rw. 06 Gegerkalong, Sukasari dengan membuat

janji terlebih dahulu dengan kepala HRD, Manajer Administrasi dan

Supervisor Marketing di Karang Setra Waterland.

c. Mencatat Dokumentasi, yaitu cara memperoleh data dengan jalan mencari dan

mempelajari data yang berasal dari catatan dan dokumen yang telah dimiliki

perusahaan yang dianggap penting dan menunjang penelitian.

2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung

diperoleh oleh penleiti dari subjek penelitiannya (Utama, 2012:82). Data

sekunder penulis dapatkan dari :

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mencari data yang diperoleh dengan

cara membaca buku-buku, literature, mempelajari dari catatan-catatan

perusahaan berupa sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, komposisi

karyawan dan lain sebagainya yang erat kaitannya dengan permasalahan yang

diteliti.

b. Studi Dokumentasi

Dalam memperoleh data yang diperlukan, peneliti melakukan pencatatan

dokumen dokumen perusahaan tentang informasi yang berhubungan dengan

(8)

F. Teknik Pegumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data (primer)

untuk keperluan penelitian (I Gede Bagus Rai Utama dan Ni Made Eka, 2012:81)

yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Interview (wawancara)

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan

dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan

telepon. Dalam hal ini penulis mewawancara general manager, managaer

administrasi dan manager marketing Karang Setra Waterland Bandung.

2. Kuisioner (angket)

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efesien bila peneliti tahu

dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari

responden. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Kuisioner (angket) dalam penelitian ini diukur dengan skala likert.

3. Observasi Lapangan

Penulis mengamati secara langsung terhadap objek penelitian untuk

mengetahui secara jelas dan nyata dengan menarik kesimpulan perilaku individu/

karyawan dengan cara melihat dan mendengar sendiri peristiwanya.

4. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mencatat dan

mengumpulkan data yang bersumber dari dokumen-dokumen perusahan yang

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Selain itu, peneliti melakukan studi

kepustakaan sebagai penunjang untuk pengajuan hipotesis digunakan I Gede

Bagus Rai Utama dan Ni Made Eka, beberapa landasan teori yang diperoleh

melalui kepustakaan (mengumpulkan keterangan-keterangan dari berbagai

literatur) sebagai bahan perbandingan.

G. Pengujian Instrumen Penelitian

Sebelum disebarkan kepada seluruh subjek penelitian, maka angket atau

(9)

reliabilitasnya. Hal tersebut dilakukan supaya nantinya data kuantitatif yang

dihasilkan dapat dipertanggung jawabkan. Instrumen yang akan diuji menurut

Sugiyono (2008:125) jumlah sample yang digunakan sekitar 30 orang. Maka

pengujian validitas dan reliabilitas angket (uji instrumen) dalam penelitian ini

akan diujikan kepada 30 orang karyawan Karang Setra Waterland Bandung.

1. Uji Validitas

Uji ini merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat ketepatan suatu

instrumen dan untuk mengetahui ketepatan dari apa yang ingin diukur. Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Cara

pengujian validitas dilakukan dengan cara membandingkan hasil koefisien

korelasi antara item dengan total peubah dibandingkan dengan nilai kritisnya. Jika

koefisien korelasinya lebih besar daripada nilai kritisnya, maka disebut valid.

Menurut Sugiyono (2008:121) “instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid”. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Untuk menguji validitas menggunakan rumus Pearson Product Moment, sebagai

berikut :

digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian. Sebaliknya bila rhitung < rtabel maka

data tersebut tidak signifikan (tidak valid) dan tidak dapat diikutsertakan dalam

pengujian hipotesis penelitian. Kemudian nilai korelasi yang dihasilkan dari

perhitungan, dibandingkan dengan nilai r kritis diambil biasanya antara

0,300-0,400 (Sugiyono, 2009:14).

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel penilaian prestasi

(10)

tersebut dinyatakan valid karena nilai r hitung yang didapatkan lebih besar dari r

tabel. Dengan taraf signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2 = 30-2 =

28) dan diperoleh r tabel = 0,310 seperti terlihat dari tabel 3.3.

Secara teknis pengujian instrumen dengan rumus-rumus diatas menggunakan

fasilitas software SPSS (Sta tistica l P r oduct a nd Ser vice Solution) 20.0 for

windows dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 3.3

Hasil pengujian validitas variabel Penilaian Prestasi Kerja

No. Pernyataan rhitung rtabel Ket.

1 Prestasi kerja Saya dinilai oleh pimpinan

berdasarkan pekerjaan 0,776 0,310 Valid

2 Penilaian prestasi kerja Saya berdasarkan SOP 0,797 0,310 Valid

3 Prestasi kerja yang dilakukan pimpinan

sederhana/tidak rumit 0,617 0,310 Valid

4 Penilaian prestasi kerja Saya meggunakan

ukuran yang dapat diandalkan 0,671 0,310 Valid

5 Penilaian prestasi kerja Saya bersifat transparan 0,708 0,310 Valid

6 Proses penilaian prestasi kerja Saya murni dilihat dari kinerja bukan atas kedekatan

hubungan dengan pimpinan

0,790 0,310 Valid

7 Hasil penilaian prestasi kerja dapat

memperbaiki keputusan-keputusan pimpinan 0,898 0,310 Valid

8 Hasil Penilaian prestasi kerja memberikan

umpan balik terhadap kemampuan/kinerja Saya 0,898 0,310 Valid

Sumber : diolah peneliti 2014

Pengujian validitas instrumen 8 item pernyataan penilaian prestasi kerja ini

dilakukan terhadap 30 responden. Skor indeks validitas secara keseluruhan sudah

berada di atas nilai titik kritis yaitu 0,310. Dengan demikian dapat diketahui

bahwa setiap item pernyataan dalam kuisioner dapat dikatakan valid, karena setiap

item pernyataan memiliki rhitung lebih besar dari rtabel. Sehingga item pernyataan

(11)

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel pemberian insentif

(X2) diperoleh kesimpulan bahwa dari 7 item pernyataan semua item tersebut

dinyatakan valid karena nilai r hitung yang didapatkan lebih besar dari r tabel. Dengan taraf signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2 = 30-2 = 28) dan diperoleh r tabel = 0,310 seperti terlihat dari tabel 3.4.

Secara teknis pengujian instrumen dengan rumus-rumus diatas menggunakan

fasilitas software SPSS (Sta tistica l P r oduct a nd Ser vice Solution) 20.0 for

windows dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 3.4

Hasil pengujian validitas variabel Pemberian Insentif

No. Pernyataan rhitung rtabel Ket.

9 Besar insentif yang Saya dapatkan layak 0,819 0,310 Valid

10 Besarnya Insentif yang Saya dapatkan

memenuhi kebutuhan hidup 0,774 0,310 Valid

11 Insentif yang didapatkan sesuai dengan

tanggung jawab Saya terhadap pekerjaan 0,679 0,310 Valid

12 Insentif yang Saya dapatkan tinggi apabila

hasil kinerja saya tinggi 0,628 0,310 Valid

13 Besarnya insentif yang Saya dapatkan

sebanding dengan pekerjaan 0,689 0,310 Valid

14 Sistem pemberian insentif telah sesuai dengan

standar yang objektif 0,863 0,310 Valid

15 Insentif yang diberikan sesuai dengan

profitabilitas kinerja Saya 0,677 0,310 Valid

Sumber : diolah peneliti 2014

Pengujian validitas instrumen 7 item pernyataan pemberian insentif ini

dilakukan terhadap 30 responden. Skor indeks validitas secara keseluruhan sudah

berada di atas nilai titik kritis yaitu 0,310. Dengan demikian dapat diketahui

bahwa setiap item pernyataan dalam kuisioner dapat dikatakan valid, karena setiap

item pernyataan memiliki rhitung lebih besar dari rtabel. Sehingga item pernyataan

(12)

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel motivasi kerja (Y)

diperoleh kesimpulan bahwa dari 9 item pernyataan semua item tersebut

dinyatakan valid karena nilai r hitung yang didapatkan lebih besar dari r tabel. Dengan taraf signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2 = 30-2 = 28) dan diperoleh r tabel = 0,310 seperti terlihat dari tabel 3.5.

Secara teknis pengujian instrumen dengan rumus-rumus diatas menggunakan

fasilitas software SPSS (Sta tistica l P r oduct a nd Ser vice Solution) 20.0 for

windows dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 3.5

Hasil pengujian validitas variabel Motivasi Kerja

No. Pernyataan rhitung rtabel Ket.

16 Saya memiliki rasa tanggung jawab terhadap

pelaksanaan suatu tugas 0,525 0,310 Valid

17 Saya memiliki rasa keinginan besar untuk

berhasil menyelesaikan pekerjaan 0,525 0,310 Valid

18 Saya memiliki keinginan untuk bekerja keras guna memperoleh tanggapan/ umpan balik atas

pelaksanaan tugas

0,553 0,310 Valid

19 Saya memiliki keinginan diterima oleh rekan

kerja 0,746 0,310 Valid

20 Saya mampu membina hubungan sosial dan

rasa saling membantu dengan rekan kerja 0,484 0,310 Valid

21 Saya memiliki suatu perhatian yang

sungguh-sungguh terhadap perasaan rekan kerja 0,471 0,310 Valid

22 Saya dapat mempengaruhi rekan kerja untuk

meningkatkan kualitas pekerjaannya 0,437 0,310 Valid

23 Saya dapat mengendalikan situasi sehingga

lingkungan kerja kondusif 0,595 0,310 Valid

24 Saya dengan giat berusaha untuk mendapatkan

promosi dari pimpinan 0,746 0,310 Valid

Sumber : diolah peneliti 2014

Pengujian validitas instrumen 9 item pernyataan motivasi kerja ini

dilakukan terhadap 30 responden. Skor indeks validitas secara keseluruhan sudah

berada di atas nilai titik kritis yaitu 0,310. Dengan demikian dapat diketahui

bahwa setiap item pernyataan dalam kuisioner dapat dikatakan valid, karena setiap

item pernyataan memiliki rhitung lebih besar dari rtabel. Sehingga item pernyataan

(13)

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya atau digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen

tersebut sudah baik (Arikunto, 2002:170). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu

hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur tersebut digunakan berulang

kali. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menguji skor antar item untuk

menguji tingkat reliabilitas, dalam penelitian ini menggunakan : Koefisien

Realibilitas Alpha-Croanbach dengan rumus sebagai berikut :

n = Nilai koefisien Reliabilitas Alpha-Croanbanch

k = Banyaknya item pertanyaan

s

i

2

= Varians dari item ke 1

s

tota l

2

= Total varians dari keseluruhan item

Hasil reliabilitas dinyatakan dalam bentuk koefisien, semakin mendekati 1,

mengidentifikasikan semakin tinggi koefisien internal reliabilitasnya. Koefisien

reliabilitas (r) antara 80 sampai dengan 1,0 dikategorikan baik, koefisien

reliabilitas (r) antara 0,6 – 0,79 dinyatakan reliabilitas diterima, koefisien

reliabilitas (r) kurang dari 0,60 dikatakan reliabilitas kurang baik.

Seperti dalam pengujian validitas, untuk mempermudah perhitungan uji

reliabilitas, maka digunakan perangkat lunak komputer (software) SPSS

(Statistical Product and Service Solution) versi 20 for windows. Adapun hasil dari

(14)

Tabel 3.6

Reliabilitas Variabel Penilaian Prestasi Kerja

Koefisien Reliabilitas Keterangan

0,784 Reliabel

Sumber : diolah peneliti 2014

Berdasarkan hasil tabel 3.6 dapat disimpulkan bahwa hasil uji reliabilitas

variabel penilaian prestasi kerja (X1) menunjukan bahwa sudah reliabel. Hal ini

dilihat dari skor indeks reliabilitas atau nilai Cronbach Alpha (a ) yang lebih besar

dari 0,600. Maka suatu variabel item pertanyaan tersebut telah dikatakan reliabel.

Tabel 3.7

Reliabilitas Variabel Pemberian Insentif

Koefisien Reliabilitas Keterangan

0,780 Reliabel

Sumber : diolah peneliti 2014

Berdasarkan hasil tabel 3.7 dapat disimpulkan bahwa hasil uji reliabilitas

variabel pemberian insentif (X2) menunjukan bahwa sudah reliabel. Hal ini dilihat

dari skor indeks reliabilitas atau nilai Cronbach Alpha (a) yang lebih besar dari

0,600. Maka suatu variabel item pertanyaan tersebut telah dikatakan reliabel.

Tabel 3.8

Reliabilitas Variabel Motivasi Kerja

Koefisien Reliabilitas Keterangan

0,737 Reliabel

Sumber : diolah peneliti 2014

Berdasarkan hasil tabel 3.8 dapat disimpulkan bahwa hasil uji reliabilitas

variabel pembemotivasi kerja (Y) menunjukan bahwa sudah reliabel. Hal ini

dilihat dari skor indeks reliabilitas atau nilai Cronbach Alpha (a ) yang lebih besar

(15)

Setelah memperhatikan pengujian instrumen diatas, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa instrumen dinyatakan valid dan reliabel. Itu artinya

penelitian ini dapat dilanjutkan, tidak ada suatu hal yang menjadi kendala

terjadinya kegagalan penelitian dikarenakan instrumen yang belum teruji

kevalidan dan kereliabilitasnya.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau

sumber lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data kuantitatif menurut

Sugiyono, (2013:147) adalah megelompokan data berdasarkan variabel dan jenis

responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

menyajikan data dari tiap variabel yang diteliti,melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis.

1. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Analisis deskriptif dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang tidak

dihipotesiskan, dalam penelitian ini adalah rumusan masalah nomor satu, dua dan

tiga, yaitu untuk mendeskripsikan variabel penilaian prestasi kerja, pemberian

insentif dan motivasi kerja karyawan dengan jalan mendistribusikan item-item

dari masing-masing variabel yang telah valid dan reliabel. Setelah keseluruhan

data terkumpul, maka kegiatan selanjutnya mengolah data kemudian

mentabulasikan ke dalam tabel frekuensi dan kemudian membahas data yang

diolah tersebut secara deskriptif. Tolak ukur dari pendeskripsian ini adalah dengan

pemberian angka, baik dalam jumlah maupun persentase. Proses analisis data

terbagi ke dalam beberapa tahap :

a) Editing

Editing merupakan proses analisis data dengan mencari kesalahan-kesalahan di

dalam questionnaire tersebut misalnya adanya ketidakserasian (in-consistency)

di dalam pengisian questionnaire.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan yaitu :

1. Kesesuaian jawaban dengan pertanyaan yang diajukan.

(16)

3. Konsistensi jawaban responden

b) Coding

Coding merupakan proses analisis data dengan memberikan pembobotan dari

setiap item instrumen berdasarkan kepada pembobotan untuk jawaban. Bobot

jawaban diberi nilai 5-4-3-2-1.

Tabel 3.9 Kriteria bobot nilai

Pilihan Jawaban Bobot Pertanyaan

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Cukup Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Pengukuran dalam kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan skala likert yaitu kuisioner yang disebarkn dan dibuat

bersifat tertutup, artinya tanggapan terhadap setiap pernyataan telah disediakan

dan responden hanya tinggal memberi tanda checklist pada kolom tanggapan

sesuai dengan pendapat responden masing-masing.

c) Tabulating

Tabulatig merupakan proses analisis data dengan mengelompokan data atas

jawaban-jawaban secara teratur dan teliti, kemudian dihitung dan dijumlahkan

dan disajikan dalam bentuk tabel. Berdasarkan tabel tersebut akan dipakai

untuk membuat data agar didapat hubungan atau pengaruh antara

variabel-variabel yang telah ada. Dari berbagai analisa kuantitatif diatas peneliti

mengolah data dengan menggunakan teknik Scoring untuk memberi nilai pada

(17)

Tabel 3.10

Garis kontinum merupakan proses analisis deskriptif yang dilakukan untuk

menjawab rumusan masalah yang tidak dihipotesiskan, dalam penelitian

ini adalah rumusan masalah nomor satu, dua dan tiga. Langkah yang

dilakukan dengan mengolah data dari angket menggunakan garis kontinum

untuk menentukan daerah letak skor untuk variabel penilaian prestasi kerja

(X1), pemberian insentif (X2) dan motivasi kerja (Y). Langkah yang

peneliti lakukan adalah sebagai berikut :

Membuat daerah kategori kontinum dengan rumus :

Mencari Skor Tertinggi = skor tertinggi x jumlah pertanyaan x jumlah

responden

Mencari Skor Terendah = skor terendah x jumlah pertanyaan x jumlah

responden

Mencari Jarak Interval = skor tertinggi – skor terendah

Alternatif jawaban

Persentase Skor = total skor : skor tertinggi x 100%

Untuk melihat bagaimana gambaran tentang variabel secara keseluruhan

yang diharapkan responden, maka penulis menggunakan daerah kategori :

Sangat tidak setuju Tidak setuju Cukup Setuju Setuju Sangat setuju

skor tertinggi skor terendah

(18)

2. Analisis Verifikatif Variabel Penelitian

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data (Purbayu

Budi Santosa dan Ashari, 2005: 231). Uji normalitas distribusi data dalam

penelitian ini menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov

berdasar pada kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Jika Asymp Sig. (p-value) > α 0,05 maka dapat dinyatakan data

berdistribusi normal

b. Jika Asymp sig. (p-value) < α 0,05 maka dapat dinyatakan data tidak

berdistribusi normal

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas data dilakukan untuk mengetahui adanya penyimpangan

dari syarat-syarat uji asumsi klasik pada model regresi, dimana dalam model

regresi harus dipenuhi syarat tidak adanya heteroskedastisitas. Langkah ini

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pendeteksian ada tidaknya

heteroskedastisitas bisa dilakukan dengan menggunakan metode Glejser Test,

yaitu dengan cara meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel

independent.. Suatu data dikatakan normal apabila nilai probabilitas atau asymp

sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,005.

c. Uji Multykoloniearitas

Uji multykoloniearitas data dilakukan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar veriabel bebas (independent). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (tidak terjadi

multykolonieritas),dan dalam pengujianya penulis menggunakan bantuan program

SPSS 20.0. Suatu data tidak terjadi Multikolinearitas, jika nilai tolerance lebih

besar 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10.00. Terjadi multykoloinearitas, jika

nilai tolerance lebih kecil atau sama dengan 0,10 dan nilai VIF semua variabel

(19)

d. Uji Linieritas

Asumsi terakhir dari analisis regresi yang peneliti bahas adalah asumsi

linieritas. Asumsi ini menyatakan bahwa untuk setiap persamaan regresi linear,

hubungan antara variabel independen dan dependen harus linear (Purbayu Budi

Santosa dan Ashari, 2005 : 244). Dasar pengambilan keputusan dalam uji

linearitas adalah :

a. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka hubungan antara variabel X dengan Y

adalah linear.

b. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka hubungan antara variabel X dengan Y

adalah tidak linear.

yang menyatakan bentuk regresi linear berdasarkan taraf signifikansi tertentu.

e. Analisis Regresi Linier Berganda

“Multiple regression is the appropirate of analysis, when the research problem involves a single matric a independent variable. The objective of

multyple regression analysis is to predict the change in the dependent variable,

variable is respons to change several independent variable”. (Hair, Andersom,

Tatham,Black, 1985). Berikut ini penjelasan dalam bahasa indonesia untuk teori

diatas “regresi berganda adalah analisis yang tepat ketika penelitian melibatkan

satu variabel terikat yang diperkirakan berhubungan dengan satu atau lebih

variabel bebas. Tujuan analisis regresi berganda adalah memperkirakan perubahan

respon pada variabel terikat terhadap variabel bebas”. (Hair, Andersom,

Tatham,Black, 1985).

Analisis ini berguna untuk mengetahui pengaruh antar variabel terikat secara

individu terhadap variabel bebas tertentu. Sementara sejumlah variabel bebas

lainnya yang ada atau diduga atau pertautannya dengan variabel terikat tersebut

bersifat konstan atau tetap. Analisis ini juga untuk mengetahui variabel manakah

yang paling berpengaruh diantara variabel-variabel yang lain terhadap variabel

dengan menggunakan persamaan regresi linier berganda.

Model kelayakan regresi linier berganda didasarkan pada hal-hal sebagai

(20)

1. Model regresi dikatakan layak jika angka signifikan pada ANOVA sebesar <

0.05.

2. Predictor yang digunakan sebagai variabel bebas dan layak. Kelayakan ini

diketahui jika angka standard eror of estimate < standard eror deviation.

3. Koefisien regresi harus signifikan. Pengujian dilakukan dengan Uji t. Koefisien

regresi signifikan jika thitung>ttabel. (nilai kritis)

4. Keselarasan model regresi dapat diterangkan dengan menggunakan nilai R2

semakin besar nilai tersebut maka model semakin baik. Jika nilai mendekati 1

maka model regresi semakin baik. Nilai R2 mempunyai karakteristik

diantaranya : selalu positif, nilai R2 maksimal sebesar 1. Jika nilai R2 akan

mempunyai arti kesesuain yang sempurna. Maksudnya seluruh variasi dalam

variabel Y dapat diterangkan oleh model regresi. Sebaliknya jika R2 sama

dengan 0 maka tidak ada hubungan linier antara X dan Y.

5. Terdapat hubungan linier antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).

6. Data harus berdistribusi normal.

7. Data berskala interval atau rasio.

8. Kedua variabel bersifat dependent artinya satu ariabel merupakan variabel

bebas dan variabel lainnya variabel terikat.

Persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = a+b1X1 + b2X2

Dimana : A= konstanta

Y = motivasi kerja

b1 = koefisien regresi dari penilaian prestasi kerja

b2 = koefisien regresi dari pemberian insentif

X1 = penilaian prestasi kerja

X2 = pemberian insentif

f. Uji Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar, atau mungkin juga salah. Dia

akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta

(21)

Berdasarkan pengertian hipotesis yang telah diuraikan oleh I Gede Bagus Rai

Utama dan Ni Made Eka, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah, sebagai

berikut:

H0: β = 0 pengaruh tidak berarti, artinya tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara penilaian prestasi kerja dan pemberian

insentif (X) terhadap motivasi kerja (Y).

Ha: β ≠ 0 pengaruh berarti, artinya terdapat pengaruh yang signifikan

antara motivasi kerja dan pemberian insentif (X) terhadap

kinerja (Y).

Selanjutnya dalam rumusan hipotesis harus melakukan uji statistik. Uji

statistik dalam penelitian ini terdapat dua uji statistik yaitu uji t dan uji f sebagai

berikut :

1) Uji F

Uji f pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen (Sugiyono,2009). Dasar pengambilan keputusannya adalah :

a) Apabila F hitung > F tabel dan nilai signifikansinya <0,05 maka

masing-masing variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh

terhadap variabel dependen.

b) Apabila F hitung < F tabel dan nilai signifikansinya >0,05 maka

masing-masing variabel independen secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh

terhadap variabel dependen.

2) Uji t

Uji t dilakukan untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel

penjelas atau independent secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependent.

Langkah-langkah pengujian :

1. Menentukan H0 dan H1

H0: b1 = 0, artinya apakah semua variabel independent bukan merupakan penjelas

(22)

H1: b1 ≠ 0, artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap

variabel dependent.

2. Menentukan daerah penerimaan H0 dan H1 dengan menggunakan distribusi t.

Titik kritis dicari pada tabel t dengan menggunakan nilai alfa tertentu dan df

sebagai berikut : df=n-k-l

3. Menentukan nilai uji t hitung dengan rumus :

T = bi

Sb1

Dimana : bi = Sum of square regresion

Sb1=Sum of square error

3) Analisis Determinasi (R2)

Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau

lebih variabel independen (X1, X2,…Xn) terhadap variabel dependen (Y) secara

serentak. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti

hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka

hubungan yang terjadi semakin lemah.

Menurut Sugiyono (2009) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien

korelasi sebagai berikut :

Tabel 3.11

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Determinasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0% – 19,99% Sangat Lemah

20% – 39,99% Lemah

40% – 59,99% Sedang

60% – 79,99% Kuat

80% – 100% Sangat Kuat

Sumber: Sugiono, 2011

Dalam hasil perhitungan R Square adalah nilai R Square yang telah

disesuaikan, nilai ini selalu lebih kecil dari R Square dan angka ini bisa memiliki

harga negatif. Standard Error of the Estimate adalah suatu ukuran banyaknya

Gambar

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian
Tabel 3.2 Skor skala likert
tabel. Dengan taraf signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2 = 30-2 =
Tabel 3.4 Hasil pengujian validitas variabel Pemberian Insentif
+6

Referensi

Dokumen terkait

e) Jika pemerintah memberikan subsidi atas barang tersebut sebesar 2, tentukan harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan setelah subsidi.. Amir merencanakan

Makna penyelenggaraan bernegara yang lebih demokratis dan berdasarkan hukum sebagai tujuan dalam perubahan UUD 1945 adalah untuk memberikan landasan konstitusional, (i)

Meskipun kadar natrium siklamat digunakan masih dibawah batas maksimum penggunaan yang telah ditetapkan Permenkes, mengkonsumsi pemanis buatan terutama natrium

Walaupun rujukan begitu banyak di pasaran, namun modul pembelajaran yang lebih mesra pengguna perlu dihasilkan sebagai sokongan kepada modul sedia ada dan menambahkan modul di

Penelitian ini bertujuan mengetahui komplikasi yang paling sering terjadi post odontektomi molar ketiga rahang bawah impaksi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) FKG Universitas

Yuniawan (2014) juga menyatakan dalam hasil penelitiannya bahwa model penilaian kinerja dalam model penilaian autentik pada pembelajaran membaca berbasis teks narasi

EF (Engish First) merupakan salah satu tempat kursus yang rata-rata dicari oleh kebanyakan orang karena EF sudah memiliki pengalaman selama 40 tahun, merupakan

Pencetus spesifik bagi ketujuh-tujuh spesies Eimeria ayam yang digunakan dalam PCr multipleks Spesies Nama pencetus Jujukan pencetus (5’  3’) Saiz produk (pb)..