BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negara Republik Indonesia merupakan Negara kesatuan yang menganut
asas Desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan
keleluasan kepada Daerah untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah, hal ini
sesuai dengan pasal 18 UUD 1945, bahwa pembagian daerah atas daerah besar
dan kecil, dengan bentuk dan susunan pemerintahan yang ditetapkan
Undang-Undang, dengan memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem
pemerintahan dan hak-hak asal usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa.
Penegasan tersebut kemudian dijabarkan dalam Undang-Undang No.32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana menurut Undang-Undang ini
prinsip otonomi yang dianut adalah dengan memberikan kewenangan nyata, luas
dan bertanggung jawab kepada daerah secara proporsional. Dengan adanya
otonomi, Pemerintah Daerah memiliki kewenangan dan tanggung jawab
sepenuhnya dalam penyelenggaraaan pemerintahan serta kewenangan dalam
mengelola dan memanfaatkan potensi yang ada di daerahnya, serta menetapkan
dan menyusun sendiri upaya-upaya untuk pengembangannya. Sehingga setiap
daerah dituntut untuk dapat bersaing secara kompetitif untuk meningkatkan
kemampuannya dalam mengelola dan menggali serta mengembangkan potensi
daerahnya khususnya pertanian, kelautan, industri dan pariwisata dengan tujuan
peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Dan semua itu
harus berdasarkan semangat desentralisasi dalam kerangka kehidupan yang
demokratis dan good governance.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Dinas Daerah Kota Pontianak, maka dibentuklah Dinas Pariwisata
Kebudayaan, Informasi dan Komunikasi Kota Pontianak sebagai salah satu
lembaga tehnis yang merupakan gabungan dari Kantor Pariwisata, Kantor
Informasi dan Komunikasi serta Bagian Kebudayaan yang ada di Dinas
Pendidikan Kota Pontianak. Namun seiring dengan perkembangan organisasi
pemerintahan maka sesuai dengan PP no. 41 tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 2008 tentang
pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kota Pontianak, maka Dinas
Pariwisata di Kota Pontianak berubah nomenklaturnya menjadi Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pontianak, dimana untuk susunan organisasi,
Tugas pokok organisasi dan tata kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Pontianak diatur di dalam Peraturan Walikota Pontianak Nomor 62 Tahun 2008.
Lembaga ini dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang bertanggung jawab
langsung kepada Walikota Pontianak.
Pemerintah Kota Pontianak memiliki visi kedepan yaitu sebagai kota
Khatulistiwa Berwawasan Lingkungan dan Terdepan dalam Pembangunan. lebih
memposisikan dirinya sebagai fasilitator dalam meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat. Salah satunya adalah peningkatan dalam bidang pariwisata dan
kesejahteraan masyarakat tersebut, Pemerintah kota Pontianak mempunyai
program, baik itu program jangka panjang, menengah, maupun tahunan. Karena
pengembangan pariwisata menjadi suatu industrialisasi merupakan sebuah
keharusan akan tetapi tidak hanya sebatas modernisasi serta tidak hanya dengan
kerja sama dengan pihak swasta maupun kegiatan promosi kepariwisataan namun
juga ke daerah lain.
Urusan Kepariwisataan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Pontianak
meliputi 20 urusan dan berlaku sejak Januari 2001 sejalan dengan pelaksanaan
otonomi daerah, sehingga di dalam pelaksanaan rencana strategis Dinas
Pariwisata Kebudayaan, Informasi dan Komunikasi Kota Pontianak merupakan
kegiatan-kegiatan kelanjutan disamping melaksanakan agenda rutin dinas
pemerintahan.
Isu-isu strategis dalam pengembangan pariwisata adalah belum optimalnya
pelibatan dan peran masyarakat, potensi dan posisi masyarakat lokal sebagai
pelaku/subyek penting dalam pengembangan pariwisata masih belum terwujud
secara nyata dan optimal; Belum optimalnya nilai manfaat pariwisata bagi
masyarakat lokal, kedudukan masyarakat sebagai penerima manfaat dalam
pengembangan pariwisata juga masih sering terabaikan dan belum mendapat
manfaat secara memadai; Belum kuatnya komitmen sadar wisata di kalangan
masyarakat, sadar wisata sebagai bentuk komitmen strategis dalam
pengembangan pariwisata masih belum mengakar, dipahami dan disikapi secara
konkret di masyarakat; Belum kuatnya komitmen sadarwisata di kalangan
pariwisata, upaya pemberdayaan masyarakat masih menjadi sasaran sekunder
upaya pengembangan belum terintegrasi “.1
Dari permasalahan di atas, penyusun ingin lebih jauh meneliti sejauh mana
efektivitas kebijakan Pemerintah Kota dalam pengembangan industri pariwisata di
Kota Pontianak (Studi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak
di Kota Pontianak).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana efektivitas kebijakan Pemerintah Kota dalam pengembangan
industri pariwisata di Kota Pontianak?
2. Faktor-Faktor apa saja yang menjadi pendorong dan penghambat
kebijakan Pemerintah Kota dalam pengembangan industri pariwisata di
Kota Pontianak?
C. Tujuan Penelitian
Untuk menciptakan sebuah hasil yang maksimal dari penelitian dengan
judul efektivitas kebijakan Pemerintah Kota dalam pengembangan industri
pariwisata di Kota Pontianak harus memiliki gambaran atau penjelasan yang jelas,
adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah di atas adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mendeskripsikan efektivitas kebijakan Pemerintah Kota dalam
pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak.
1
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi pendorong dan
penghambat Pemerintah Kota dalam pengembangan industri pariwisata di
Kota Pontianak.
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian tentunya penyusun akan mengharapkan beberapa
manfaat dari hasil penelitian yang telah dilakukan baik secara akademis maupun
praktis yang diantaranya sebagai berikut:
1. Manfaat Akademis
Diharapkan akan mampu memberikan masukan dan referensi bagi jurusan
ilmu pemerintahan. Khususnya pada lembaga Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata di Kota Pontianak.
2. Manfaat Praktis
a. Melalui penelitian ini bisa mengkaji, memahami, dan memberi
pengetahuan bagi penyusun dan menjadi tolak ukur serta evaluasi bagi
kebijakan Pemerintah Kota dalam pengembangan industri pariwisata di
Kota Pontianak
b. Dalam rangka memenuhi dan melengkapi sebagian syarat dan tugas
sebagaimana ketentuan Universitas dan Fakultas untuk mendapatkan
derajad kesarjanaan.
E. Definisi Konseptual.
Konsep yang ada pada judul penelitian perlu dibatasi pengertiannya, hal
ini dilakukan untuk menghindari meluasnya konsep penyusun dengan pembaca.
fokus penelitian ini adalah ”Efektivitas kebijakan Pemerintah Kota dalam
pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak”. Konsep yang akan
diuraikan antara lain :
1. Efektivitas
Menurut Gibson (1996:30) pengertian efektivitas adalah: Penilaian yang
dibuat sehubungan dengan prestasi individu, kelompok, dan organisasi.
Makin dekat prestasi mereka terhadap prestasi yang diharapkan (standar),
maka makin lebih efektif dalam menilai mereka. Dari pengertian tersebut di
atas dari sudut pandang kinerja keorganisasian maka dapat
diidentifikasikan tiga tingkatan analisis yaitu: (1) individu, (2) kelompok,
(3) organisasi. Ketiga tingkatan analisis tersebut sejalan dengan ketiga
tingkatan tanggung jawab manajerial yaitu bahwa para manajer
bertanggung jawab atas efektivitas individu, kelompok dan organisasi.2
2. Pemerintah Daerah
Dalam Undang-undang otonomi daerah No 32 Tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah telah dijelaskan bahwa yang dimaksud pemerintah
daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah
daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan
prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dengan UUD 1945.3
3. Industri pariwisata
2 Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donnely Jr. 1996. Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses.(Terjemahan) Edisi Delapan. Jakarta:Binarupa Aksara
3
Pariwisata sebagai industri atau lebih dikenal dengan istilah "Industri
Pariwisata" belum dijumpai batasan pengertiannya dalam peraturan
perundangan di Indonesia. Namun demikian para ahli kepariwisataan telah
merumuskan pengertian tentang industri pariwisata. misalnya menurut
Karyono, industri pariwisata adalah keseluruhan rangkaian dan usaha
menjual barang dan jasa yang diperlukan wisatawan, selama ia melakukan
perjalanan wisata sampai kembali ketempat asalnya. Sedangkan menurut
Soekadijo, industri pariwisata dalam pengertian yang lain ialah industri
yang berupa seluruh kegiatan pariwisata yang utuh sebagai lokasi wisata
yang dapat dinikmati oleh masyarakat.4 Pariwisata adalah konsep umum
yang definisinya terus berubah, pariwisata dapat dilihat sebagai suatu
kegiatan bisnis yang berhubungan dengan penyediaan barang atau jasa
bagi wisatawan dan menyangkut setiap pengeluaran oleh atau untuk
wisatawan atau pengunjung dalam perjalanan.5
F. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal
yang didefinisikan dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu
akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu pada
bagaimana mengukur suatu variable.6 Dengan demikian definisi operasional
4
Dahliana Hasan. 2008"Pendapatan Asli Daerah Dari Industri Pariwisata dalam Menunjang Otonomi Daerah" Diakses pada tanggal 12 September 2008 Dari www. wisatamelayu-com 5
Kusmayadi, dan Endor Sugiarto. 2000. Metodologi Penelitian Dalam Bidang Kepariwisataan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 66
Tim dosen bahasa Indonesia UMM, 2003. Bahasa Indonesia untuk karangan ilmiah, UMM
merupakan penetapan dari indikator-indikator yang akan di pelajari dan di analisa,
sehingga nantinya dapat di peroleh gambaran yang jelas, diantaranya:
1. Efektivitas kebijakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak
dalam pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak.
a. Kualitas Sumber Daya Manusia
b. Pengembangan sarana dan prasarana pendukung pariwisata
c. Usaha Promosi wisata di Kota Pontianak
d. Pelibatan masyarakat dalam penyusunan perencanaan skala lokal dalam
upaya mengembangkan wisata di Kota Pontianak
2. Faktor-faktor pendorong dan penghambat kebijakan Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata dalam pengembangan industri pariwisata di Kota
Pontianak.
a. Partisipasi masyarakat dalam upaya mengembangkan wisata
b. Kinerja Pemerintah Kota dalam pengembangan industri pariwisata
c. Pendanaan dalam pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak
G. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, dengan alasan agar
dapat menggali informasi yang mendalam mengenai industri pariwisata. Metode
deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti berdasarkan
menggambarkan tentang suatu masyarakat atau kelompok tertentu atau gambaram
tentang gejala sosial.7
Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan alasan
bahwa dalam penelitian ini berupaya menggali data, yaitu data berupa pandangan
responden dalam bentuk cerita rinci atau asli. Metodologi kualitatif merupakan
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati8. Kemudian responden
bersama peneliti memberikan penafsiran, sehingga dapat memunculkan suatu
temuan dan memberikan informasi tentang kinerja Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata di Kota Pontianak dalam pengembangan industri pariwisata.
2. Subyek Penelitian
Peneliti telah menetapkan para informan penelitian yang dipandang dapat
memberikan tentang kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak
dalam pengembangan industri pariwisata, subyek penelitian diantaranya adalah :
a. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (1 orang)
b. Seksi Pengembangan dan Pelestarian Seni (1 orang)
c. Seksi Jasa Pariwisata (1 orang)
d. Seksi Promosi Wisata (1 orang)
e. Masyarakat di lingkungan Pariwisata (6 orang)
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian dilakukan untuk
mendapatkan informasi serta data-data yang diperlukan oleh peneliti untuk
7
Soehartono, Irawan. 2002. Metode penelitian sosial. Bandung: hlm:35 8
menunjang penelitian ini. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata di Kota Pontianak, dengan pertimbangan kemudahan akses
informasi data dan subyek utama penelitian dilakukan.
4. Sumber Data a. Data Primer
Data primer adalah salah satu sumber data yang diperoleh secara
langsung peneliti dari nara sumber yang dapat dipercaya dalam
memberikan informasi yang berkaitan dengan judul peneliti. Data
primer dalam penelitian ini seperti orang (pejabat) yang terlibat
langsung didalamnya, yaitu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data
primer. Data sekunder tersebut adalah dokumen-dokumen resmi,
koran-koran maupun internet atau televisi, perundang-undangan yang
berhubungan dan berkaitan dengan penelitian ini serta masyarakat
umum yang juga menjadi bagian penting dalam penelitian ini.
5. Teknik Pengumpulan Data
Pada dasarnya penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data mengenai
masalah yang menjadi obyek penelitian, maka diperlukan alat pengambilan data
sesuai permasalahan yang diteliti, sebab kualitas data ditentukan oleh alat
pengumpulan data. Pengumpulan data ini bertujuan untuk mengumpulkan atau
memperoleh data yang ada dilapangan secara akurat dan sesuai dengan fakta yang
ini. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1)Wawancara (interview)
Wawancara adalah pembicaraan dengan maksud tertentu. Pembicaraan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban
atas pertanyaan itu. Maksud mengadakan wawancara, seperti
ditegaskan oleh Lincoln dan Guba, antara lain: mengkontruksi
mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan,
kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekontruksi kebulatan-kebulatan
demikian sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan
datang; memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang
diperoleh orang lain, baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi); dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi
yang dikembangkan oleh peneliti. Dengan adanya wawancara ini
diharapkan tidak terjadi perbedaan pengertian antara peneliti dengan
responden, serta teknik ini digunakan untuk memperoleh data primer
dari subyek peneliti secara langsung.9
Dalam peneliti ini wawancara hanya diajukan pertanyaan-pertanyaan
secara bebas dan leluasa tanpa terkait dengan susunan pertanyaan yang
telah disiapkan sebelumnya. Tetapi tetap terpusat pada satu pokok
masalah yaitu Efektivitas kebijakan Pemerintah Kota dalam
9
pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak. Keadaan
demikian ini memungkinkan wawancara berlangsung secara luwes,
arahnya bisa berlangsung secara lebih terbuka, sehingga dapat diperoleh
informasi yang lebih lengkap dan pembicara tidak terlalu terpaku dan
pada akhirnya menjemukan kedua belah pihak.
2)Observasi
Observasi adalah suatu usaha untuk mengumpulkan data yang
dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang standart. Observasi
diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat
fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek
dalam fenomena tersebut.10
3) Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang
digunakan dalam metodologi penelitian sosial untuk menelusuri data
histories.11 Selain itu, dikatakan juga bahwa dokumentasi juga dapat
dikategorikan peneliti sebagai sumber data sekundar atau pendukung.
6. Teknik Analisis Data (SWOT)
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara
10
Ardani, Tristiadi A. 2004. Observasi dan Wawancara. Malang: Bayumedia 11
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman
(Threats).12
Dengan demikian untuk menganalisis efektivitas kebijakan Pemerintah
Kota dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam pengembangan
industri pariwisata di Kota Pontianak harus menganalisis faktor-faktor strategis
pariwisata (kekuatan, peluang, kelemahan dan ancaman dalam kondisi yang ada
saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model ini sangat populer untuk
analisia situasi adalah analisis SWOT. Berikut ini matrik analisis SWOT yang
[image:13.612.126.512.415.530.2]diperlihatkan oleh Rangkuti:13
Gambar 1 Matrik Analisis SWOT
EKSTERNAL
INTERNAL
OPPORTUNITY TREATHS
STRENGTH Comparative
Advantage
Mobilization
WEAKNESS Divestment/Investment Damage Control
a. Kekuatan (strenght), mencerminkan suatu kondisi yang dimiliki oleh
organisasi yang dapat membuat segala sesuatu yang potensial menjadi
suatu kekayaan atau kekuatan merupakan sumber daya potensial yang
dapat diberdayakan untuk mewujudkan segala sesuatu yang diinginkan.
12
Rangkuti, F. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.Hlm:5
b. Kelemahan (weakness), merupakan kondisi-kondisi tertentu yang
dipandang sebagai ketidakberdayaan organisasi dalam mengembangkan
kinerja sebaik-baiknya dalam rangka mencapai tujuan.
c. Peluang (opportunity), merupakan segala sesuatu yang mungkin dapat
diterobos atau diraih oleh potensi kinerja-kinerja organisasi.
d. Ancaman (treath), merupakan kondisi yang memiliki potensial tinggi
untuk menghancurkan kondisi organisasi selaras dengan
EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA DI KOTA PONTIANAK
(Studi penelitian pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk
Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)
Disusun oleh: Andri Satria
06230009
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI
Nama : Andri Satria
NIM : 06230009
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Efektivitas kebijakan Pemerintah Kota dalam pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak (Studi pada Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak di Kota Pontianak).
Disetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
(Drs. Jainuri, M.Si) (Drs. H.Achmadur.Rifa’i, M.Si)
Dekan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
Nama : Andri Satria
NIM : 06230009
Jurusan : Ilmu Pemerintahan Program Studi: Strata. 1 (S-1)
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Efektivitas kebijakan Pemerintah Kota dalam pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak (Studi pada Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak di Kota Pontianak).
Telah dipertahankan di depan dewan penguji dan dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.IP)
Pada tanggal: 30-April- 2011 Dihadapan Dewan Penguji
1. Drs. Imam Hidayat, MM (...)
2. Drs. Krishno Hadi (...)
3. Drs. Jainuri, M.Si (...)
4. Drs. H.Achmadur.Rifa’I, M.Si (...)
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
Nama : Andri Satria
NIM : 06230009
Jurusan : Ilmu Pemerintahan Program Studi: Strata. 1 (S-1)
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Efektivitas kebijakan Pemerintah Kota dalam pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak (Studi pada Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak di Kota Pontianak).
Pembimbing : 1. Drs. Jainuri, M.Si
2. Drs. H.Achmadur.Rifa’i, M.Si
Tanggal Bimbingan Paraf Pembimbing Keterangan
I II
Tanggal 09-01-2010 Revisi Bab I /Proposal
Tanggal 23-11-2010 ACC Bab I
Tanggal 26-11-2010 Seminar
Tanggal 14-12-2010 Revisi Bab II/III
Tanggal 23-01-2011 ACC Bab II/III
Tanggal 18-02-2011 Bimbingan Bab IV/V
Tanggal 12-03-2011 Revisi Bab IV/V
Tanggal 16-04-2011 ACC Bab IV dan V
Tanggal 19-04-2011 ACC ujian
Malang, 23-April- 2011
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Jainuri, M.Si Drs. H.Achmadur.Rifa’i, M.Si
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, ni’mat dan taufiknya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini. Penyelesaian penelitian ini memerlukan pencurahan tenaga dan pikiran, oleh
sebab itu diharapkan hasilnya akan banyak memberikan konstribusi, manfaat dan
informasi baru tentang pengembangan industri pariwisata dalam rangka
membangun wawasan berfikir dibidang sosial dan upaya meningkatkan kebijakan
publik yang lebih baik.
Penelitian yang kami lakukan ini berjudul “Efektivitas kebijakan
Pemerintah Kota dalam pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak
(Studi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak di Kota
Pontianak)”. Secara sadar kami mengakui, bahwa penelitian ini masih terdapat
kekurangan terutama karena penelitian sifatnya kasuistik, sehingga kesimpulan
yang dihasilkan tidak dapat digeneralisasi secara umum. Untuk itu, penelitian
lebih lanjut sebagai pengembangan fokus penelitian ini sangat diperlukan.
Selanjutnya, ucapan terima kasih yang tidak terhingga kami sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung
terhadap penelitian ini. Mudah-mudahan amal baiknya diterima disisi Allah SWT
sebagai amal shaleh, Amiin. Secara khusus kami sampaikan kepada :
1. Kedua orang tuaku, karena pengorbanan dan motivasinya, sehingga kami
2. Bapak Drs. Jainuri, M.Si, kepada beliau kami sampaikan terima kasih dan
rasa simpati saya atas motivasi dan pengorbanannya dalam penyelesaian
skripsi ini
3. Bapak Drs. H.Achmadur.Rifa’i, M.Si, kepada beliau juga kami sampaikan
banyak terimakasi atas pengorbanan dan waktu yang diberikan dalam
proses bimbingan skripsi
4. Bapak Drs. Imam Hidayat, MM, selaku penguji terimakasi atas masukan
yang diberikan dalam perbaikan skripsi ini
5. Bapak Drs. Krishno Hadi, selaku penguji terimakasi atas masukan dan
kritikan dalam perbaikan skripsi ini
6. Teman-teman seperjuangan di Universitas Muhammadiyah Malang,
tempat dimana kami dapat saling berbagi, berdiskusi bersama.
Akhirnya kami tidak lupa mohon maaf yang sebesar-besarnya selama
perkuliahan ini terutama terhadap kekurangan yang ada dalam penelitian ini.
Kami tetap berharap adanya kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan
penelitian ini. Semoga penelitian ini bermanfaat, Amiin.
Malang, 30-April- 2011 Penyusun
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Andri Satria
NIM : 06230009
Jurusan : Ilmu Pemerintahan Program Studi: Strata. 1 (S-1)
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Efektivitas kebijakan Pemerintah Kota dalam pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak (Studi pada Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak di Kota Pontianak).
Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan Judul: Efektivitas kebijakan Pemerintah Kota dalam pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak (Studi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak di Kota Pontianak) adalah bukan karya tulis ilmiah (Skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.
Demikian Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Malang, 30-April- 2011
Yang menyatakan
ABSTRAKSI
Andri Satria, 06230009. Universitas Muhammadiyah Malang. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Pemerintahan. “Efektivitas kebijakan Pemerintah Kota dalam pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak (Studi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak di Kota
Pontianak)”, Pembimbing I: Drs. Jainuri, M.Si; Pembimbing II: Drs.
H.Achmadur.Rifa’i, M.Si.
Pemerintah Kota Pontianak memiliki visi kedepan yaitu sebagai kota Khatulistiwa Berwawasan Lingkungan dan Terdepan dalam Pembangunan. lebih memposisikan dirinya sebagai fasilitator dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Salah satunya adalah peningkatan dalam bidang pariwisata dan kebudayaan. Untuk dapat melaksanakan dan mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat tersebut, Pemerintah kota Pontianak mempunyai program, baik itu program jangka panjang, menengah, maupun tahunan. Karena pengembangan pariwisata menjadi suatu industrialisasi merupakan sebuah keharusan akan tetapi tidak hanya sebatas modernisasi serta tidak hanya dengan kerja sama dengan pihak swasta maupun kegiatan promosi kepariwisataan namun juga ke daerah lain. Urusan Kepariwisataan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Pontianak meliputi 20 urusan dan berlaku sejak Januari 2001 sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, sehingga di dalam pelaksanaan rencana strategis Dinas Pariwisata Kebudayaan, Informasi dan Komunikasi Kota Pontianak merupakan kegiatan-kegiatan kelanjutan disamping melaksanakan agenda rutin dinas pemerintahan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: Observasi dan wawancara serta dokumentasi. Setelah dilakukan pemeriksaan keabsahanya, data dianalisis dengan cara penyajian data sekaligus dianalisis dan penarikan kesimpulan.
penghambat kebijakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di dalam pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak adalah dukungan kegiatan Pembuatan dan pengelolaan Websate Parlwisata Kota Pontianak, Pengadaan dan pendistribusian Bahan promosi Pariwisata. Selain itu, untuk meningkatkan pariwisata adalah dengan berupaya meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata. Sektor hiburan sebagai penunjang pariwisata sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Sedangkan faktor penghambat kebijakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di dalam pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak adalah Disbudpar Kota Pontianak hanya memiliki 2 orang staf. Dilihat dari segi jumlah, maka untuk pelayanan perizinan se Kota pontianak tidaklah memadai mengingat lokasi usaha pariwisata tersebar di 6 kecamatan. Eselon IV serta staf/pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata belum mempunyai latar belakang tehnis baik bidang Kebudayaan maupun pariwisata, sehingga dalam melakanakan tugas dan kegiatan belum maksimal. Kurang tersedianya aksesibilitas terutama infrastruktur, prasarana dan sarana lainnya. Kurangnya kualitas nilai jual produk kebudayaan yang akan dipromosikan. Belum tersusunnya rencana detail pengembangan kawasan wisata dan budaya. Kesadaran masyarakat terhadap pelestarian nilai-nilai kebudayaan relatif kurang. Minimnya SDM setingkat D3, S1 dan S2 yang memiliki spesialisasi di bidang kebudayaan. Kurangnya penguasaan bahasa asing sehingga bepengaruh terhadap pengembangan pelestarian budaya. Terbatasnya alokasi dana untuk pengembangan dan pelestarian kebudayaan termasuk untuk kegiatan promosi. Terbatasnya penyelenggaraan maupun promosi kebudayaan. (3) Sedangkan masalah industri pariwisata yang menyangkut kualitas SDM adalah terkait dengan pengembangan industri pariwisata dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan sadar wisata dan sapta pesona di sekolah dan disekitar ODTW. Pemerintah Kota Pontianak yang mandiri dimaksudkan meningkatnya kemampuan pemerintah daerah dalam penyediaan sumberdaya pembangunan, yang dapat dilakukan melalui optimalisasi penerimaan pendapatan asli daerah, sehingga mampu melaksanakan pembangunan sesuai dengan kewenangannya dan mampu menjalankan tugas pokok dan fungsi secara baik.
Meyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
ABSTRACT
Andri Satria, 06230009. Muhammadiyah University of Malang. Faculty of Social and Political Sciences, Department of Government. "The effectiveness of the City Government policy in the development of tourism industry in the city of Pontianak (Studies in Department of Culture and Tourism in Pontianak city)", Advisor I: Drs. Jainuri, M. Si; Advisors II: Drs. H.Achmadur.Rifa 'i, M.Si.
Pontianak City Government has a vision of the future as the city of Green Equator and Leadership Development. better position itself as a facilitator in improving service to the community. One is the increase in tourism and culture. To be able to implement and realize the welfare of society, the Government of Pontianak city have a program, whether long-term program, medium, and annual. Because the development of tourism into an industrialization is a necessity but is not limited to modernization and not only by cooperation with private parties and promotional activities of tourism but also to other areas. Tourism Affairs of the authority of the Government of Pontianak City include 20 business and effective since January 2001 in line with the implementation of regional autonomy, so that in the implementation of the strategic plan of the Department of Tourism Culture, Information and Communication Pontianak is a continuation of activities in addition to carrying out routine agenda of government service.
This research was conducted using a qualitative approach with descriptive methods. Technique of data collecting is done through: Observations and interviews and documentation. After validity examination, data were analyzed by way of presenting the data at once analyzed and conclusion.
staff. Viewed in terms of number, then to permit service se Pontianak City is not appropriate, considering the location of the tourism business in 6 districts. Echelon IV, and staff / employees of the Office of Culture and Tourism does not have a good technical background field of culture and tourism, so in do tasks and activities is not maximized. Lack of availability of accessibility, especially infrastructure, infrastructure and other facilities. Lack of quality cultural product selling points that will be promoted. Not drafting plans detail the development of tourism and culture. Public awareness of preservation of cultural values are relatively less. The minimal level of human resources D3, S1 and S2 that has specialized in the field of culture. Lack of mastery of foreign languages so that influential to the development of cultural preservation. The limited allocation of funds for development and cultural preservation, including for promotional activities. Lack of implementation and promotion of culture. (3) While the tourism industry issues related to the quality of human resources is related to the development of the tourism industry is carried out through extension activities and Sapta charm tourism awareness in schools and around ODTW. Pontianak is an independent government intended to enhance the capacity of local government in the provision of development resources, which can be done by optimizing the revenue receipts, so as to carry out development in accordance with its authority and able to perform basic tasks and functions properly.
Approved,
AdvisorsI AdvisorsII
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Lembar Pernyataan ... iii
Lembar Persembahan ... iv
Kata pengantar ... v
Abstraksi ... vi
Daftar Isi ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Definisi Konseptual ... 5
F. Definisi Operasional ... 7
G. Metode Penelitian ... 8
1. Jenis Penelitian ... 8
2. Subyek Penelitian ... 9
3. Lokasi Penelitian ... 9
4. Sumber Data ... 10
5. Teknik Pengumpulan Data ... 10
6. Teknik Analisa Data ... 12
BAB II KAJIAN TEORI A. Efektifitas.. ... 15
1. Pengertian Efektifitas ... 15
2. Ukuran Efektivitas ... 16
B. Kebijakan Pemerintah ... 18
1. Pengertian Kebijakan ... 18
2. Implementasi Kebijakan ... 19
C. Industri Pariwisata ... 29
1. Definisi Industri Pariwisata ... 29
2. Penggolongan Industri Pariwisata... 30
3. Pengembangan Industri Pariwisata Daerah ... 35
BAB III. DESKRIPSI WILAYAH A. Potensi Wilayah ... 41
1. Letak Geografis ... 41
2. Demografi ... 42
3. Perekonomian Kota Pontianak ... 42
4. Pendidikan ... 44
5. Pariwisata ... 45
B. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan ... 46
1. Status Dinas Pariwisata dan Kebudayaan ... 46
2. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi ... 48
3. Kepegawaian ( Personalia) ... 52
BAB IV. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data ... 54
1. Efektivitas kebijakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak dalam pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak ... 54
2. Faktor-faktor pendorong dan penghambat kebijakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak . 67 B. Analisis Data ... 90
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 95
B. Saran ... 98
DAFTAR PSUTAKA
Abeng, Tanri, 2000, Managing atau Chaous?: Tantangan Globalisasi dan
Ketidakpastian, Peneribit Institut Pembelajaran Manajemen dengan
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta
Ardani, Tristiadi A. 2004. Observasi dan Wawancara. Malang: Bayumedia
Bastian, Indra, 2004. ”Akuntansi Sektor Publik Di Indonesia”. Yogyakarta
Bungin, M. Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana
Dahliana Hasan. 2008"Pendapatan Asli Daerah Dari Industri Pariwisata dalam
Menunjang Otonomi Daerah" Diakses pada tanggal 12 September 2008
Dari www. wisatamelayu-com
Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donnely Jr. 1996.
Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. (Terjemahan) Edisi Delapan.
Jakarta:Binarupa Aksara
George Poulus, Basil S dan Tannen baum, Arnold S. 1969. “A Study of
Organizational Effectiveness” Dalam Amitai Etzioni (Ed). New York.
Reading on Capability for Development United Nations.
Hardmoto, Kusdianto. 1996. Peencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Jakarta: UI-Press
Indrawijaya Adam I. 2000. Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru Algesindo Irfan, Islamy M,. 2004. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Edisi
2, Cetakan 13. Bumi Aksara. Jakarta
Modul I, 2000, Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan
(AKIP), “Akuntabilitas dan Good Governance”, Lembaga Administrasi
Negara, Jakarta
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif: Bandung: Rosdakarya Pendit, Nyoman. S. 2003. Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta:
Pradya Paramita
Putra, Fadillah dan Saiful Arif, 2001, Kapitalisme Birokrasi, Kritik Reinventing
Goverment Osborne-Gaebler, LkiS, Yogyakarta
Reksohadjiprodjo, Sukanto dan Handoko T. Hani, 1986. Teori dan Perilaku
Rasyid Ryaas, 2003. Pemerintahan Daerah dipresentasikan pada tanggal 22-23 Mei 2003
Soehartono, Irawan. 2002. Metode penelitian sosial. Bandung
Sholichin Abdul, Wahab S. 2005. Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke
Implementasi Kebijaksanaan Negara. Edisi 2, cetakan 5. Bumi Aksara.
Jakarta
Spillane, James. J. 1994. Ekonomi Pariwisata Sejarah Dan Prospeknya. Yogyakarta: Kanisius
Tim dosen bahasa Indonesia UMM, 2003. Bahasa Indonesia untuk karangan
ilmiah, UMM Press, Malang
Ukus Kuswara.2005. "Peningkatan Sadar Wisata Dalam Pengembangan
Pariwisata Indonesia". Diakses pada Tanggal 19 Februari 2008 Dari
http//www.myindonesia. info/filedata/1468_5 54
Ulum Ikhtiaul, 2004. Akuntansi Sektor Publik, UMM Press.
UU Otonomi Daerah No. 32 Tahun 2004 pasal 1 ayat 2
Widarta, I. Pokok-pokok Pemerintahan Daerah. 2005.
Winardi,1986. Kamus Ekonomi, Tarsito, Bandung,
KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DI KOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Tugu Khatulistiwa: Monumen ini ditemukan pada tahun 1928 oleh sebuah Ekspedisi Astronomi Belanda
Taman alun kapuas: Taman alun kapuas dengan water front city nya merupakan tempat yang indah dan nyaman untuk bersantai sambil menikmati pemandangan
sungai kapuas dengan aktifitasnya
Aloe vera Center: Tanaman Aloevera berasal dari Kapulauan Canary, Afrika Utara. Di Yunani pada tahun 333 SM Aloevera dikenal sebagai tanaman yang dapat mengobati berbagai jenis penyakit, sedangkan di negeri Cina sebagai
tanaman suci
Makam batu layang: Makam batu layang biasa di sebut dengan Taman Makam dari Kerajaan Pontianak, mulai dari Raja pertama (Sultan Syarif Abdurrahman
Alqadrie) hingga raja terakhir (Sultan Hamid II) serta beberapa keluarga raja
GUIDE INTERVIW (Bahan wawancara)
a. Menurut bapak/ibu bagaimana pengembangan sarana dan prasarana
pendukung pariwisata di Kota Pontianak?
b. Bagaimana pelaksanaan promosi wisata yang dilakukan oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Pontianak?
c. Bagaimana selama ini pelibatan masyarakat dalam penyusunan
perencanaan skala lokal dalam upaya mengembangkan wisata di Kota
Pontianak?
d. Apakah ada kendala partisipasi masyarakat dalam upaya
mengembangkan wisata di Kota Pontianak?
e. Apa saja yang menjadi kendala kinerja Pemerintah Kota dalam
pengembangan industri pariwisata selama ini?
f. Apakah selama ini ada kendala pendanaan dalam pengembangan
industri pariwisata di Kota Pontianak?
g. Bagaimana selama ini Kualitas Sumber Daya Manusia dalam
pengembangan industri pariwisata di Kota Pontianak?
h. Bagaimana efektivitas Promosi Kepariwisataan selama ini?
i. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana kepariwisataan di Kota
Pontianak?
Informan:
a. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (1 orang)
b. Seksi Pengembangan dan Pelestarian Seni (1 orang)
c. Seksi Jasa Pariwisata (1 orang)
d. Seksi Promosi Wisata (1 orang)
e. Masyarakat di lingkungan Pariwisata (6 orang)