PERUBAHAN SIKAP BADAN SILATURRAHMI ULAMA PESANTREN
MADURA (BASSRA) TERHADAP PEMBANGUNAN JEMBATAN
SURABAYA-MADURA (SURAMADU) (Study kasus Tentang Perubahan
Sikap Ulama Madura)
Oleh: SAIFI ( 01230153 )
Goverment Science
Dibuat: 2006-06-06 , dengan 3 file(s).
Keywords: Pembangunan Jembatan Surabaya-Madura
Pembangunan Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) beserta Industrialisasinya merupakan Agenda Pembangunan Pemerintah Pusat dikenal dengan PELITA (Pembangunan Lima Tahun) yang bertujuan untuk mensejahterakan dan memajukan Pulau Madura. Rencana Pemerintah tersebut dituangkan dalam Keputusan Presiden No.55 Tahun 1990 (diganti dengan Keputusan Presiden No.79 tahun 2003). Pembangunan Jembatan yang menghubungkan dua Pulau (Jawa dan Madura) tersebut menuai Protes (Penolakan) Para Ulama Madura dikarenakan Pembangunan di Pulau Madura dilakukan dengan paksaan dan tanpa adanya persiapan-persiapan terlebih dahulu. Kemudian berselang 10 tahun, para Ulama menyatakan dukungannya terhadap
Pembangunan Jembatan Suramadu beserta Industrialisasinya. Perubahan Sikap ini mendorong peneliti untuk mengetahui lebih mendalam Mengapa terjadi Perubahan Sikap Ulama Madura (Badan Silaturrahmi Ulama Pesantren Madura (BASSRA)) Terhadap Pembangunan Jembatan Surabaya-Madura (Sura-Madu). Pembangunan Jembatan Suramadu ini menjadi simbol
keterbukaan Pulau Madura dengan Dunia luar.
Jenis atau Tipe Penelitian ini menggunakan Penelitian Deskriptif dengan menggunakan pendekatan Study Kasus (Case Study) yang bertujuan untuk mengetahui atau menggambarkan secara lebih mendalam tentang Perubahan Sikap Badan Silaturrahmi Ulama Pesantren Madura (BASSRA) Terhadap Pembangunan Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu). Sedangkan Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi, Wawancara Tak terstruktur yang bertujuan mendapatkan informasi secara mendalam, dan dokumentasi. Adapun sumber informannya adalah orang yang mengetahui betul tentang peristiwa yang menjadi obyek penelitian atau lazimnya disebut key person. Analisa data yang digunakan adalah Analisa data kualitatif. Dalam
menganalisa data, peneliti berpedoman pada wawancara dan dokumentasi kemudian dianalisa menurut urutan yang ada. Penelitian ini bertempat/lokasi pada Badan Silaturrahmi Ulama Pesantren Madura (BASSRA) Wilayah Bangkalan, Madura.
Perubahan Sikap Badan Silaturrahmi Ulama Pesantren Madura (BASSRA) terhadap Pembangunan Jembatan Surabaya-Madura adalah langkah awal untuk membangun Pulau Madura.
Pemahaman Ulama Madura terhadap Pembangunan Jembatan Surabaya-Madura sebelumnya sesuai dengan apa yang dilontarkan oleh Pemerintah yaitu mem-Batamkan Pulau Madura dengan segala konsekuensinya, sehingga para Ulama waktu itu menolaknya. Penolakan para Ulama BASSRA dikarenakan, Pertama, Pembangunan Jembatan Suramadu menjadi satu paket dengan Industrialisasi, dengan tanpa adanya persiapan terlebih dahulu. Kedua, adanya kekhawatiran tentang dampak (negatif) yang ditimbulkan oleh Pembangunan Jembatan Suramadu beserta Industrialisasinya. Ketiga, Sistem pemerintahan kita Sentralistis dan Model pembangunan kita Top Down, sehingga aspirasi, usulan serta kemauan dari daerah tidak dapat diserap oleh
mendukung penuh Pembangunan Jembatan Suramadu beserta Industrialisasinya dengan beberapa persyaratan. Latar belakang Perubahan Sikap Ulama BASSRA tersebut adalah Pertama, Sistem Pemerintahan yang dulunya Sentralisasi menjadi Desentralisasi, sehingga kemauan dari masyarakat, tokoh masyarakat dalam hal ini Ulama BASSRA dapat lebih
diperhatikan. Kedua, Model Pembangunan yang Top Down berubah menjadi Buttom Up, dengan model seperti ini aspirasi masyarakat dalam hal ini tokoh masyarakat (Ulama BASSRA) dapat tersalurkan dengan cepat, sehingga potensi daerah dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kemaslahatan ummat. Ketiga, Pembangunan Jembatan Suramadu yang dulunya satu paket