IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM
MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN (Studi Pada Dinas Pertanian
Kabupaten Bojonegoro
Oleh: Pinky Riawan Fauzi ( 05230044 )
GOVERMENT SCIENCE
Dibuat: 2010-02-01 , dengan 2 file(s).
Keywords: IMPLEMENTASI, KETAHANAN PANGAN
ABSTRAKSI
Kabupaten Bojonegoro sebagai salah satu daerah yang memiliki sumber
daya alam khususnya sektor agraris sebagai leading sektor pembangunan daerah, Arah kebijakan Revitalisasi Pembangunan Pertanian Dalam Arti Luas di
Kabupaten Bojonegoro adalah untuk mendorong pengamanan ketahanan pangan, peningkatan daya saing, diversifikasi, peningkatan produktivitas dan nilai tambah khususnya produksi pertanian untuk kesejahteraan masyarakat pada umumnya serta petani dan nelayan dengan tujuan menjadikan Kabupaten Bojonegoro sebagai salah satu lumbung pangan di wilayah Jawa Timur. Maka Pemerintah daerah Bojonegoro berupaya mengimplentasikan beberapa kebijakan dan program penguatan baik pada tahap off farm dan on farm utamanya kegiatan teknologi budidaya tanaman serta pengolahan dan pemasaran khususnya tanaman pangan (padi dan palawija). Di sisi lain upaya peningkatan produksi beras menghadapi berbagai tantangan seperti konversi lahan sawah, rusaknya saluran irigasi akibat tergenang banjir dan stagnasi teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas padi serta permasalhan subsidi pupuk dan pendanaan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: Observasi dan wawancara serta dokumentasi. Setelah dilakukan pemeriksaan keabsahanya, data dianalisis dengan cara penyajian data sekaligus dianalisis dan penarikan kesimpulan.
Dari hasil data yang diperoleh (1). Implementasi kebijakan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam mewujudkan ketahanan pangan telah membuat perencanaan program kegiatan dengan sistem buttom up. Selain itu dalam tahapan program kegiatan adalah dengan merekap usulan dari musrembang dan
menetapkan skala prioritas, Membuat usulan program atau kegiatan dalam bentuk Rencana Kinerja Anggaran (RKA) dan Membuat Dokumen Pelaksanaan
mereka kan sebagai fasilitas kegiatan peningkatan produksi pangan sekaligus mengkordinir kegiatan pembangunan pertanian di kecamatan. Yang kita butuhkan itu kan mantri pertanian yang betul-betul memiliki pengetahuan luas mengenai bidang pertanian. Partisipasi petani sangat berpartisipasi, seperti aktif mengikuti kegiatan kelembagaan petani dalam bentuk kelompok tani (HIPPA, Koperasi Tani, gabungan petani. (3) Faktor penghambat Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam mewujudkan ketahanan pangan dalam peningkatan produksi/kesejahteraan masyarakat adalah masalah pendanaan, seperti tidak adanya subsidi bagi petani produsen tanaman pangan, sehingga kita sebagai petani merasa terganggu dengan kebijakan pemerintah daerah mengenai subsidi. Selain itu masalah penyuluhan masalah penyuluhan selama ini hanya terletak pada masalah sarana atau fasilitas berupa sarana dan alat bantu penyuluhan kurang memadai. Ketersediaan pupuk bersubsidi di Kabupaten Bojonegoro ini sangat terbatas. Sehingga menyulitkan petani pada saat musim tanam tiba.
Dengan demikian dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
kebijakan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam mewujudkan ketahanan pangan yang sudah dilaksanakan saat ini belum berjalan secara maksimal. Selain itu Faktor pendukung Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam mewujudkan ketahanan pangan adanya lahan usaha tani dengan pola tanam yang mantap sesuai dengan kebutuhan petani. Faktor penghambatnya adalah masalah pendanaan, seperti tidak adanya subsidi bagi petani produsen tanaman pangan, masalah penyuluhan dan Ketersediaan pupuk bersubsidi di Kabupaten Bojonegoro ini sangat terbatas.
ABSTRAC
Bojonegoro as one area that has a source
natural resources, especially agricultural sector as the leading regional construction sector, Revitalization policy direction Agricultural Development Area on the Meaning
Bojonegoro is to promote food security safeguards,
increase competitiveness, diversification, increased productivity and value added agricultural production especially for the welfare of society at large
as well as farmers and fishermen with the aim of making Bojonegoro as one of the barns in the area of East Java. The Government
Bojonegoro area seeks mengimplentasikan several policies and programs strengthening both on stage and off-farm activities on the main farm technology cultivation and processing, and marketing of food crops in particular
(rice and pulses). On the other hand efforts to increase rice production deal
various challenges such as the conversion of rice land, damage to irrigation channels due inundated by flooding and stagnation of technology to improve productivity
permasalhan rice and fertilizer subsidies and funding.
This research was conducted by using a qualitative approach
with descriptive methods. Data collection techniques performed through: Observations and interviews and documentation. After examination
keabsahanya, the data are analyzed by means of data presentation and analysis and inferences.
Bojonegoro in achieving food security has been made
program planning activities with the buttom-up system. Also in the stage program of activities is to merekap proposal from musrembang and
set the scale of priorities, make the proposed program or activity in the form of Budget Performance Plan (RKA) and Creating Documents Implementation Budget (DPA). Evaluation of the implementation of action programs in realizing food security by comparing between the plans and activities
endurance activities. (2) factors supporting the district government Bojonegoro in realizing food security and increased production / welfare includes agricultural resources (agricultural potential Potential human and farmers) is one of the farm land with
planting a steady pattern in accordance with the needs of farmers other than that of required farmers who have the expertise or special skills
and farmers' groups and the dynamic agribusiness actors who
market-oriented. HR orderly agriculture is very important and helpful, because they're as facilities to increase food production and
coordinated agricultural development activities in the district. We need It's orderly agriculture really knowledgeable about
agriculture. Participation of farmers participate, as active follow
institutional activities in the form of peasant farmers' groups (HIPPA, Cooperative Farmers, farmers combined. (3) inhibiting factor Bojonegoro Government
in achieving food security in increased production / welfare
society is a matter of funding, such as the lack of subsidies for farmers producers of food crops, so that we as a farmer was disturbed by local government policies on subsidies. Also extension problem
during this extension problem only lies in the means or facilities problems of the means and tools inadequate counseling. Availability of fertilizer subsidized in this Bojonegoro very limited. So difficult
farmers during planting season arrives.
Thus the results of this study can be concluded that Bojonegoro Government policy in realizing the resilience food that has been done today has not run optimally. Instead Factors that support the Government in realizing Bojonegoro food security of farm land with a solid planting pattern match with the needs of farmers. Block factor is a funding problem,