• Tidak ada hasil yang ditemukan

“IDENTIFIKASI STRESSOR DAN COPING STRESS KEHIDUPAN BERKELUARGA PADA MAHASISWI YANG MENIKAH”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "“IDENTIFIKASI STRESSOR DAN COPING STRESS KEHIDUPAN BERKELUARGA PADA MAHASISWI YANG MENIKAH”"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan orang lain dengan kata lain manusia memiliki naluri untuk hidup bersama atau berkelompok dengan manusia lainnya. Sebagai bagian dari proses hidup, manusia dituntut untuk memenuhi segala kebutuhannya. Kebutuhan yang terdiri mulai kebutuhan akan kasih sayang dan penerimaan sampai kebutuhan akan kesempurnaan. Pada kadar yang lebih khusus terutama pada persoalan yang menyangkut kedirian seseorang, menikah itu menjadi harapan sekaligus bisa jadi menjadi cita-cita, atau juga bahkan sudah menjadi bagian dari kebutuhan yang memang harus dipenuhi. Pada kondisi seperti ini menikah termasuk bagian dari kebutuhan akan kasih sayang dan kebutuhan akan adanya partner yang bersedia mengambil alih kehidupan.

Semua orang yang normal tentu memiliki keinginan untuk memasuki gerbang pernikahan meskipun itu hanya dalam hati. Ketika usia sudah dirasa cukup, maka menikah merupakan sebuah tujuan, dimana menikah juga merupakan kebutuhan naluriah semua manusia. Selain itu, menurut agama Islam menikah merupakan salah satu cara untuk menyempurnakan separuh dari dien atau agama.

Dari segi agama pernikahan memang diwajibkan, dimana juga telah dijelaskan dalam Al Qur’an :

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan diantara kamu rasa kasih sayang . Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir ” (QS Ar Rum : 21)

(2)

Secara harfiah bahasa, mengambil dari bahasa Arab, pernikahan bisa disebut dengan zawaj yang artinya persandingan, penyatuan, perkumpulan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia pernikahan lebih dikenal dengan perkawinan, yang menurut Undang-Undang tentang Perkawinan tahun 1974 pada Bab I pasal 1 menyebutkan bahwasannya perkawinan atau pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Secara pengertian psikologi pernikahan bisa digambarkan dengan bersatunya dua individu, dua sistem keluarga menjadi kesatuan yang utuh. ( Santrock, 1995)

Mengenai fenomena pernikahan yang dapat diamati dalam kehidupan sosial akhir-akhir ini, ada yang menarik dari biasanya. Walaupun seiring dengan budaya modernitas yang memberikan ruang seluas-luasnya pada segala aspek perilaku serta pilihan sebagai dasar keputusan disetiap individu, termasuk dalam hal pernikahan. Tampak bahwa kecenderungan untuk menikah di lingkungan mahasiswa menjadi hal menarik untuk dikaji dan diteliti. Hal ini terkait dengan kondisi padatnya jam perkuliahan, namun disisi lain juga harus menjadi individu yang telah berpasangan.

Kondisi yang demikian jika kita mau merujuk pada perubahan paradigma, dapat kita lihat bahwa adanya pernikahan pada saat masih menempuh pendidikan khususnya pendidikan di perguruan tinggi dulunya masih sangat jarang ditemui, karena pernikahan tidak hanya diukur dari segi finansial saja, namun juga diukur dari kematangan emosi serta kesiapan mental dalam menjalankan dua tanggung jawab secara sekaligus, yaitu kewajiban dalam menjalankan studi dan kewajiban sebagai individu yang telah menikah dan memiliki pasangan. Sebab itulah yang kemudian menarik pada pembahasan kali ini. Pernikahan di kalangan mahasiwa saat ini menjadi marak, bahkan menjadi suatu yang biasa untuk saat ini. Seakan urusan pernikahan adalah hal yang tidak perlu ditakutkan atau dikhawatirkan lagi efeknya, atau bahkan menjadi kekhawatiran dikarenakan mereka yang sudah mempunyai keinginan untuk menikah tidak tersalurkan. Perlu diketahui bahwa dampak modernitas juga membawa dampak laten pada kondisi masyarakat kita, kondisi mahasiswa dengan lingkungan yang bebas, dikhawatirkan bisa membawa pada posisi yang merusak moral.

(3)

untuk menikah pada saat kuliah. Untuk memutuskan menikah pada saat kuliah setiap pasangan pastinya juga harus mempertimbangkan dampak positif serta negativnya. Dampak tidak hanya dilihat dari dalam individu tapi juga harus mempertimbangkan masa depan studi di perguruan tinggi. Kelancaran studi sampai tingkat akhir dan lulus dengan prestasi yang gemilang merupakan sebuah cita-cita yang sangat diharapkan mahasiswa dan orang tua serta pihak perguruan tinggi itu sendiri. Namun di sisi lain mereka juga memiliki kebutuhan-kebutuhan yang mengharapkan suatu pemenuhan.

Adanya pernikahan di kalangan mahasiswa merupakan alternatif untuk memenuhi kebutuhan. Dimana pada usia ini mahasiswa sudah memasuki usia menikah, seperti yang dijelaskan Hurlock(1980) bahwa usia dewasa dini yang dimulai pada umur 18 tahun mempunyai tugas perkembangan untuk mendapatkan suatu pekerjaan, memilih seorang teman hidup, belajar hidup bersama antar suami istri, membesarkan anak-anak, mengelola sebuah rumah tangga dan menerima tanggung jawab sebagai warga negara. Namun pada kenyataannya tugas-tugas perkembangan tersebut tidak selamanya harus terpenuhi pada saat yang bersamaan, salah satunya tugas perkembangan dalam belajar hidup bersama dengan suami maupun istri, mengelola sebuah rumah tangga serta membesarkan anak-anak. Tugas perkembangan harus dilakukan setahap demi setahap demi menghindari terjadinya loncatan yang mengakibatkan tidak terjalankannya salah satu tugas perkembangan.

Untuk melakukan pernikahan pada saat masih kuliah itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, bahkan setelah pasangan suami istri selesai kuliahpun dan telah matang secara emosi dan ekonomi masih sering mengalami stress yang memang menjadi bagian hidup dari manusia. Karena untuk memutuskan menikah, seorang individu itu tidak hanya sekedar menikah tetapi ada komitmen yang harus dijalankan, yaitu salah satunya komitmen untuk hidup bersama dan bertanggung jawab atas sesuatu yang menjadi pilihan hidupnya. Komitmen tersebut juga menjadi salah satu konsekuensi yang memang harus dijalankan dan diterima dengan penuh tanggung jawab, karena jika tidak demikian akan terjadi permasalahan-permasalahan yang sulit untuk dihindari.

(4)

Menurut data yang ada di Departemen Agama, bahwasannya di beberapa kota besar maupun kota kecil, sangat tinggi tingkat perceraian. Faktor terbesar yang mempengaruhi besarnya angka perceraian adalah karena kurangnya tanggung jawab. (DepatemenAgama.com). Tanggung jawab itu sendiri juga berbagai macam, mulai dari tanggung jawab antar individu pasangan sampai tanggung jawab secara finansial. Namun banyak juga pasangan yang mengalami stress tapi tidak sampai melakukan perceraian, mereka melakukan strategi untuk mengatasi stress yang dihadapi guna untuk meminimalisasi terjadinya perceraian. Jika dilihat lagi sesuai kondisi yang banyak terjadi sebenarnya penyebab stress bukan hanya masalah tanggung jawab saja, banyak sekali resiko mengenai semua hal yang menyangkut kedua pasangan terutama yang masih kuliah, banyak sekali masalah-masalah yang memicu timbulnya stress, mulai dari stress karena sulitnya penyesuaian diri dengan pasangan, stress karena sulit dalam pembagian waktu antara kegiatan akademik dan waktu untuk keluarga, stress karena kurang mampu dalam pemenuhan nafkah bagi para mahasiswa yang melakukan pernikahan di saat kuliah tetapi belum mempunyai penghasilan sendiri, bahkan sampai stress karena keikutcampuran mertua atau orang tua dalam urusan rumah tangga, semua hal ini bisa jadi memicu timbulnya stress.

Jika ditinjau lagi, stress merupakan hal yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan manusia, karena dalam kehidupan tentu manusia mengalami tekanan, tuntutan, serta berbagai kesulitan hidup dan hal itu bisa menyebabkan stress. Salah satu cara individu untuk bertahan dan mengurangi tingkat stress yang dialami yaitu dengan melakukan coping.

Murphy (Safaria dan Saputra) menjelaskan bahwasannya coping adalah segala usaha sehat maupun tidak sehat, positiv atau negativ, sadar atau tidak sadar yang digunakan untuk melemahkan, atau menghilangkan stressor. Coping ini nantinya terdiri dari upaya-upaya yang dilakukan individu tersebut untuk mengurangi stressor yang ada.

(5)

Ditinjau dari permasalahan yang dipaparkan di atas, mahasiswa yang memutuskan menikah pada saat masih kuliah harus dapat meminimalisasi permasalahan yang dihadapi dengan cara melakukan coping, karena jika stressor-stressor nya sudah diketahui dengan jelas, maka salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahannya yaitu dengan cara melakukan coping dengan tepat bisa jadi salah satunya dengan melakukan mekanisme pertahanan diri atau melakukan refleksi melalui media lain, misalnya mengurangi stressor dengan cara mendengarkan musik serta mengalihkan fokus masalah terhadap aktivitas lain yang membuat individu menjadi lebih rileks, atau dengan cara lain. Melalui hal-hal tersebut sangat dimungkinkan bagi mereka yang sedang menghadapi masalah akan dapat menyelesaikanya.

Menilik dari uraian dan permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk mengambil judul tentang “ identifikasi stressor dan coping stress kehidupan berkeluarga pada mahasiswa yang menikah” guna untuk memberikan informasi kepada pembaca serta untuk dapat memberikan referensi untuk mahasiswa maupun masyarakat lain yang ingin melanjutkan tugas perkembangan selanjutnya agar lebih siap dalam menghadapi setiap permasalahan.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari penjelasan latar belakang diatas maka peneliti mengambil rumusan masalah yaitu :

1. Stressor apa saja yang dihadapi pada kehidupan berkeluarga mahasiswa yang menikah?

2. Bagaimana mahasiswa yang sudah menikah melakukan coping stress?

C. TUJUAN PENELITIAN

Dengan adanya rumusan masalah diatas maka dapat diketahui tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui stressor pada mahasiswa yang menikah. 2. Untuk mengetahui coping stress pada mahasiswa yang menikah

(6)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran yang dapat menambah ilmu serta wawasan tentang psikologi terutama psikologi perkembangan. 2. Manfaat praktis

(7)

“IDENTIFIKASI STRESSOR DAN COPING STRESS KEHIDUPAN

BERKELUARGA PADA MAHASISWI YANG MENIKAH”

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Kesarjanaan (S-1) pada Jurusan Psikologi

Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh:

NOVITA KUSUMA WARDHANI 06810067

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

(8)

LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan Di HadapanDewanPengujiSkripsi

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Novita Kusuma Wardhani

NIM : 06810067

Fakultas / Jurusan : Psikologi/Psikologi

Judul :“ IDENTIFIKASI STRESSOR DAN COPING STRESS

KEHIDUPAN BERKELUARGA PADA MAHASISWA YANG

MENIKAH”

Disetujui,

DosenPembimbing I DosenPembimbing II

(Yudi Suharsono M,psi) (Diana Savitri M,psi)

Mengetahui,

Fakultas Psikologi

Dekan Psikologi Ketua program studi

(9)

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangandibawahini :

Nama : Novita Kusuma Wardhani

Tempat/tanggallahir : Tulungagung, 11 November 1987

NIM : 06810067

Jurusan : Psikologi

Fakultas : Psikologi

Perguruan tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa laporan penelitian skripsi saya yang berjudul “IDENTIFIKASI

STRESSOR DAN COPING STRESS KEHIDUPAN BERKELUARGA PADA

MAHASISWA YANG MENIKAHadalah bukan merupakan laporan orang lain, baik

sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk referensi atau kutipan yang telah saya

sebutkan sumber-sumbernya.

Demikian pernyataan keaslian laporan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

apabila ternyata ada ketidakbenaran, saya bersedia mendapatkan sanksi akademis.

Malang, 13Januari 2012

Yang menyatakan

(10)

KATA PENGANTAR

Dengan selalu mengucap syukur sebesar-besarnya atas kehadirat Allah S.W.T. yang

dengan ijin dan keridhoaNya penyelesaian Skripsi jurusan Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang dapat terselesaikan. Segenap shalawat serta salam juga selalu

terhaturkan kepada Nabi selaku junjungan dan pemimpin umat Islam, Nabi Besar

Muhammad SAW.

Alhamdulillah laporan ini dapat terselesaikan, hal ini tentunya tidak bisa lepas dari

pihak –terkait secara langsung maupun tidak. skripsi adalah rancangan studi laporan akhir,

yang dari situ diharapkan mahasiswa menjadi lebih bisa menggunakan teori yang telah

dipelajarinya untuk kemudian menggunakan secara praktis dan riil.

Oleh karenanya, penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang mendorong

penyelesaian Skripsi, untuk itu penyusun ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya

kepada :

1. Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmad serta hidayahnya kepada saya dan nabi

besar Muhammad yang telah membimbing kita semua ke jalan kebenaran.

2. Bpk Dr. Muhajir Effendy M.Ap selaku Rektor serta ibu Cahyaning Suryaningrum Dra.

M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi

3. Bapak Yudi Suharsono S.Psi M.Si serta ibu Diana Savitri S.psi M.Psi yang telah sabar

membimbing saya dalam menyelesaiakan skripsi.

4. Kedua orang tua “ayah dan ibu” terima kasih atas doa yang setiap saat dipanjatkan

untukku, atas dukungannya sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi. Mbak Dina

serta Erwin, trimakasih atas dukungannya pula dan pinjaman laptopnya.

5. Ibu Linda yang telah meminjamkan buku sebagai referensi buat penyelesaian skripsi.

6. Teman-teman yang selalu mendukung dan memberikan semangat bagi saya dalam

menyelesaikan skripsi.

7. Saudari Syafa’atul Irnawati yang selalu memberi omelan untuk menyelesaiakan

skripsi.

8. Bapak dan ibu kabag teller BCA madiun yang telah memberikan izin untuk cuti dihari jum’at atau senin guna membantu kelancaran dalam penyelesaian skripsi.

9. Bapak Salam Ashari yang banyak memberi referensi dalam penyelesaian skripsi.

10.Yang tercinta Gigih Wahtu Pratomo, tiada hari tanpa doa dan dukungan serta

(11)

seharusnya sudah terselesaikan sejak dulu, yang itu semua menjadi awalan serta syarat

untuk kebaikanku juga, kebaikan kita, dan dari sini semoga kita bisa secepatnya

meraih dan membuktikan cita-cita dari mimpi kita, amien. Trimakasih atas nasehatnya

yang selalu membuatku lebih berfikir untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

11.Kawan-kawan psikologi 06, kawan-kawan yang dulu selalu menemani bimbingan

pada pukul 04.30 pagi, kawan-kawan HMI, terima kasih untuk intrik, serta ide-ide

cerdas dan kreatif kaliyan semua.

Serta untuk semua pihak yang tidak dapat dan belum saya sebutkan, terima kasih atas

atensi dan bantuannya dalam penyusunan skripsi ini. skripsi ini sendiri juga diharapkan

mampu memberikan kebaikan secara teoritis maupun aplikatif, walaupun penulis secara sadar

memang masih perlu untuk adanya perbaikan- perbaikan seiring dengan metode serta konsep

yang lebih baru dan baik. untuk itu penyusun selalu membutuhkan kritik saran dan ide-ide

liar dalam perbaikan, demi kemajuan ilmu psikologi yang lebih baik di masa mendatang.

Malang, 24 Januari 2012

(12)

DAFTAR ISI

Halaman Judul... i

Lembar Pengesahan... ii

Kata Pengantar... iii

Daftar Isi... vi

Daftar Tabel... ix

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar belakang... 1

B. Rumusan masalah... 6

C. Tujuan ... 6

D. Manfaat Penelitian... 7

BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Stress 1. Pengertian Stress ... 8

2. Macam-macam stress ... 8

3. Faktor-faktor penyebab Stress ... 9

4. Gejala Stress ... 10

5. Dampak psikologis dari stress ... 11

B. Coping 1. Pengertian Coping... 12

2. Bentuk Coping... 13

(13)

2. Tujuan Pernikahan ... 15

3. Azas & Prinsip Pernikahan ... 16

4. Pengertian Keluarga... 17

5. Bentuk-bentuk Keluarga... 17

6. Fungsi keluarga... 19

D. Mahasiswa 1. Definisi Mahasiswa... 23

2. Tugas Perkembangan Mahasiswa... 25

BAB III : Metode Penelitian A. Jenis Penelitian... 27

B. Batasan Istilah... 27

C. Subyek Penelitian... 28

D. Metode Pengambilan Data... 28

E. Prosedur Penelitian... 29

F. Metode Analisa Data... 30

G. Keabsahan Data... 31

BAB VI : PEMBAHASAN A. Identitas Subyek ... 33

B. Deskripsi Subyek... 33

C. Analisa Hasil Penelitian... 40

D. Pembahasan... 46

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan dan saran... 50

Daftar Pustaka... 53

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul karim, (2005) Dr Indahnya nikah sambil kuliah Jakarta : cendekia

Abdul karim, Dr, (2005) Indahnya nikah sambil kuliah:Jakarta: cendekia

Al Qur’an

Albani, M (2007) Bila pernikahan tak seindah Impian :Solo: Muntaza

Aswi (2008),Cinta abadi sampai mati:Jakarta:Galang press

Ginting EP, (1999) Mengantisipasi stress dan penanggulangannya : Yogyakarta : Yayasan Andi

Goode, William (1990),Sosiologi keluarga,Jakarta:Bina aksara

Hamidi Prof,Dr (2010), Metode penelitian kualitatif, Malang:UMM press

Hurlock, B, Elizabeth(1980) Psikologi perkembangan : Jakarta : Erlangga

Koeswara (1991), Teori-teori psikologi kepribadian,bandung:Eresco

Moleong, lexy. J, (2000)Metodologi penelitian kualitatif, Bandung: Remaja rosdakarya

Mufidah, M. Ag, (2008) ,Psikologi keluarga islam, Malang, UIN Malang press

Safaria triantoro & Nofrans Eka Saputra (2009) Management emosi: Jakarta : Bumi Aksara Murtadho ali (2009) konseling perkawinan perspektif agama : Semarang: Wali songo press

Shihab, Quraish, (2007) Perempuan, Jakarta, lentera hati

Walgito Bimo (2004), Bimbingan dan konseling perkawinan, Yogyakarta : Yayasan Andi

Referensi

Dokumen terkait

THE USE OF PICTURE BOOK IN TEACHING READING FOR JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep Fisika pada materi Fluida dengan menerapkan model Pembelajaran POE pada pokok bahasan

Prinsip Restorasi Hidrologi di lahan gambut adalah menaikkan muka air tanah gambut setinggi mungkin, yang pada akhirnya diharapkan dapat: menurunkan laju oksidasi dan

Maka akan membuka kesempatan bagi attacker untuk melakukan serangan terhadap server utama terhadap port 22, tidak akan jadi masalah jika attacker melakukan serangan

1) Memberikan penjelasan pelaksanaan penelitian kepada responden. 2) Mengumpulkan responden dan memberikan penjelasan tujuan, risiko, dan manfaat penelitian. 3) Meminta

1) Keanekaragaman jenis burung diurnal di Hutan Sebadal Taman Nasional Gunung Palung ditemukan 40 jenis yang masuk ke dalam 17 family dan 4 ordo dengan total

Bentuk penyertaan dari kedua pelaku ini merupakan bentuk MEDEPLEGEN (orang yang turut serta melakukan, orang yang dengan sengaja turut berbuat / turut

(4) Menghitung persentase perolehan data untuk masing-masing kategori, yaitu hasil bagi frekuensi pada masing-masing kategori dengan jumlah responden, dikali seratus