• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi cemaran escherichia coli pada daging ayam yang dijual di pasar tradisional dan pasar modern daerah Bogor Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi cemaran escherichia coli pada daging ayam yang dijual di pasar tradisional dan pasar modern daerah Bogor Barat"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI CEMARAN

Escherichia coli

PADA

DAGING AYAM YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL

DAN PASAR MODERN DAERAH BOGOR BARAT

BRIGITTA AGRARI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Identifikasi Cemaran

Escherichia coli pada Daging Ayam yang Dijual di Pasar Tradisional dan Pasar

Modern Daerah Bogor Baratadalah benar karya saya denganarahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

BRIGITTA AGRARI.Identifikasi CemaranEscherichia coli pada Daging Ayam yang Dijual di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Daerah Bogor Barat. Dibimbing oleh RAHMAT HIDAYAT dan ARUM KUSNILA DEWI.

Tujuan dari penelitian ini untuk untuk mengetahui cemaran bakteri

Escherichia coli pada daging ayam yang dijual di pasar tradisional dan pasar

modern. Sebanyak dua pasar tradisional dan dua pasar modern diambil sampel daging ayam sebanyak tigabelas kali, secara rutin satu minggu satu kali. Penelitian menggunakan uji pewarnaan Gram dan uji biokimiawi yaitu uji IMViC. Hasil pewarnaan Gram menunjukkan bahwa ketigabelas sampel dari dua pasar tradisional dan dua pasar modern merupakan bakteri Gram negatif, berdasarkan uji IMViC ketigabelas sampel dari dua pasar tradisional dan dua pasar modern tersebut negatif terhadap uji Indol dan uji Voges Proskauer dan positif terhadap uji Metil Merah dan uji Sitrat. Oleh karena itu,berdasarkan hasil uji pewarnaan Gram dan uji IMViC, bakteri yang terdapat pada ketigabelas sampel dua pasar tradisional dan dua pasar modern bukan Escherichia coli. Kata kunci : Escherichia coli, daging ayam, pasar tradisional, pasar modern.

ABSTRACT

BRIGITTA AGRARI. Identification of Contaminated Chicken Meat from

Eschericia Coli Which Sold in Traditional Market and Modern Market In West

Bogor. Supervised by RAHMAT HIDAYAT and ARUM KUSNILA DEWI. The aim of this research was acknowledge about contaminated chicken meat from Eschericia coli which sold in traditional market and modern market. About two traditional markets and two modern markets where the samples were takenly for thirteen times, frequently once for a week. The research used Gram colouring test and biochemical test (IMViC test). Result of Gram colouring test shown that all the samples from both of traditional markets and both of modern markets was Gram negative bacterian, from IMViC test, all samples from both of traditional markets and both of modern markets were negative from Indol test and Red Metil test and positive from Voges Proskauer test and Sitrat test. Otherwise, from the result of Gram colouring test and IMViC test, bacteria which was found in thirteen samples from both of traditional and modern markets was not Eschericia coli.

(5)

IDENTIFIKASI CEMARAN

Escherichia coli

PADA

DAGING AYAM YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL

DAN PASAR MODERN DAERAH BOGOR BARAT

BRIGITTA AGRARI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi:Identifikasi Cemaran Escherichia coli pada Daging Ayam yang Dijual di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Daerah Bogor Barat Nama : Brigitta Agrari

NIM : B04090126

Disetujui oleh

drh Rahmat Hidayat, MSiPembimbing I

drh Arum Kusnila Dewi, MSiPembimbing II

Diketahui oleh

drh H Agus Setiyono, MS, PhD, APVet Wakil Dekan

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas berkat dan karuniaNya, sehingga skripsi dengan judul Identifikasi Cemaran Escherichi coli pada Daging Ayam yang Dijual di Pasar Tradisional dan Pasar Modern Sekitar Daerah Bogor Baratdapat diselesaikan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada drh. Rahmat Hidayat, MSi dan drh. Arum Kusnila Dewi, MSi selaku dosen pembimbing atas segala bimbingan, dorongan, kritik, dan saran yang telah diberikan selama penelitian dan penulisan skripsi ini.Ungkapan terimakasih penulis ucapkan kepada Pak Agus, Mba Shelyn, Pak Jumli (alm.) atas masukandan bantuan selama pengumpulan dan pengolahan data.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada papah, mamah, kakak, adik atas perhatian dan dukungannya selama mengerjakan skripsi ini. Selanjutnya ungkapan terima kasih penulis ucapkan kepada Adhitya Alam Perkasa atas dukungan dan pengertian selama mengerjakan skripsi, serta saya ucakan terimakasih kepada sahabat saya Yohana dan Monic atas dukungan semangat dan doanya. Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada sahabat sekaligus teman penelitian saya Smita Siti atas dukungan, saran, kritik dan saran dalam mengerjakan penelitian. Ucapan terima kasih disampaikan juga kepada teman-teman Geochelone 46 yang sama-sama berjuang dalam menempuh pendidikan di FKH IPB. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kesalahan.

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai evaluasi bagi penulis. Terlepas dari kekurangan yang ada, penulis berharap skripsi ini dapat memberi manfaat bagi yang membutuhkan.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1 

Latar Belakang 1 

Tujuan Penelitian 1 

Manfaat Penelitian 2 

TINJAUAN PUSTAKA 2

Daging Ayam 2 

Escherichia coli

METODE 3 

Lokasi dan Waktu 3

Materi 4 Prosedur 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 5 

Hasil 5 

Pembahasan 8 

Simpulan 11 

Saran 11 

DAFTAR PUSTAKA 11 

LAMPIRAN 13

(10)

DAFTAR TABEL

1 Tabel Ringkasan Infeksi Akibat Echerichia coli

2 Hasil Pengamatan 5 

DAFTAR GAMBAR

1 Hasil pewarnaan Gram sampel 1A-1 6 

2 Gambaran uji indol negatif dan positif dan (b) hasil uji indol pada

sampel 1A-1 sampai 10A-1 6 

3 Gambaran uji metil merah negatif dan positif dan (b) hasil uji metil

merah pada sampel 1A-1 sampai 5A-1 7 

4 Gambaran uji Voges-Proskauser negatif dan positif dan (b) hasil uji Voges-Proskauer pada sampel 1A-1 sampai 5A-1 7  5 Gambaran uji sitrat negatif dan positif dan (b) hasil uji sitrat pada

sampel 1A-1 sampai 11A-1 8 

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil Pewarnaan Gram, Uji Indol, Uji Metil Merah, Uji

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bahan pangan selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan dapat menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun daya simpan. Selain itu pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan juga dapat mengakibatkan perubahan fisik atau kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak untukdikonsumsi (Saparinto 2002).

Bahan pangan dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan dan bahan pangan asal hewan. Bahan pangan asal hewan atau bahan pangan hewani merupakan bahan makanan yang berasal dari hewan atau olahan yang bahan dasarnya berasal dari hewan. Bahan pangan hewani meliputi susu, telur, daging dan ikan serta hasil olahan asal hewan (Suharyanto 2008).

Bahan pangan hewani harus terjamin keamanannya agar masyarakat terhindar dari bahaya mengkonsumsi pangan yang tidak aman. Perdagangan global memberikan dampak terhadap produk pertanian, baik produk hewani maupun tanaman pangan, yaitu munculnya isu kemanan pangan. Beberapa isu tentang keamanan pangan produk pertanian yang meresahkan masyarakat adalah kasus antraks, keracunan susu, avian influenza, cemaran mikroba patogen pada produk ternak, dan cemaran aflatoksin pada jagung dan kacang tanah (Wuryaningsih 2005).

Ketidakamanan daging unggas dan produk olahannya di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain tingkat pengetahuan peternak, kebersihan kandang, serta sanitasi air dan pakan. Daging yang tercemar mikroba melebihi ambang batas akan menjadi berlendir, berjamur, daya simpannya menurun, berbau busuk dan rasa tidak enak serta menyebabkan gangguan kesehatan bila dikonsumsi. Beberapa mikroba patogen yang biasa mencemari daging adalah E.coli, Salmonella, dan Staphylococcus sp. (Djaafar dan Rahayu 2007). Menurut Faridz dan Muryadi(2007), perlakuan pencucian, perebusan dan pengeringan pada pengolahan bahan pangan berpengaruh terhadap keberadaan dan jumlah Escherichia coli.

(12)

2

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cemaran Escherichia coli pada daging ayam yang dijual di pasar tradisional dan pasar modern daerah Bogor Barat.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalahuntuk memberikan informasi cemaranEscherichia coli pada daging ayam yang dijual di pasar tradisonal dan pasar modern sekitar daerah Bogor Barat.

TINJAUAN PUSTAKA

Daging Ayam

Daging ayam merupakan sumber protein tertinggi,selain itu daging ayam juga mengandung vitamin B kompleks, sumber yang baik dan penting bagi lemak dan asam amino esensial serta merupakan sumber mineral yang cukup lengkap. Lemak daging ayam sebagian besar disimpan di dalam kulit, bukan didistribusikan pada jaringan seperti hewan ternak besar. Daging dada ayam hanya mengandung 1,3% lemak sedangkan sayatan daging sapi kandungan lemaknya bisa mencapai 13-30%. Dengan komposisi yang mengandung banyak nutrisi, penanganan daging ayam yang tidak tepat dapat menyebabkan daging ayam beresiko terkontaminasi oleh bakteri patogen, salah satunya adalahEscherichia coli.

Escherichia coli

Escherichiacoli, merupakan bakteri facultatively anaerobic gram-negative

berbentuk batang yang termasuk dalam famili Enterobacteriaceae, yang merupakan penghuni normal usus.E. colipertama kali dijumpai pada tahun 1885, bakteri ini kemudian dikenali bersifat komensal maupun berpotensi patogen.

E. coli terbagi menjadi empat kelasyang bersifat enterovirulen. Kelas

tersebut adalah Escherichia coli enteroinvasif (EIEC), Escherichia coli enteropatogenik (EPEC), Escherichia coli enterotoksigenik (ETEC), dan

Escherichia coli enterohemoragik (EHEC). EPEC diketahui menyebabkan diare

pada bayi, meskipun mekanismenya belum dapat dijelaskan. ETEC menghasilkan dua jenis toksin yang bersifat stabil dan agak labil terhadap panas dan menyebabkan diare pada anak serta bayi, penyakit yang mirip koleradan diare petualang (diare yang ditularkan lewat air dan makanan). EIEC menginvasi dan berproliferasi di dalam sel epitel mukosa sehingga tidak jarang menyebabkan

(13)

3 Tabel 1 Ringkasan Infeksi Akibat Echerichia coli (Arisman 2009)

Nama Penyakit Infeksi Escherichia coli

Etiologi Bakteri : EPEC, ETEC, EIEC, EHEC

Karakteristik Bakteri berbentuk batang, gram-negatif, tidak membentuk spora, anaerob fakultatif, mesofilik; tumbuh pada suhu (7-100C) hingga 500C (optimum 370C), pH 4,4-8,5 dan aktivitas air minimum untuk pertumbuhan 0,95, EHEC merupakan galur yang paling tahan asam.

Inkubasi EPEC : 1-6 hari (12-36 jam) ETEC : 1-3 hari (10-12 jam) EIEC : 1-3 hari (10-18 jam) EHEC : 3-8 hari (rata-rata 4 hari)

Gejala EPEC : muntah, diare, sakit perut, dan demam

ETEC : diare (tanpa demam hingga diare berat yang mirip dengan kolera namun tanpa darah-lendir), kram perut, muntah, berlanjut sebagai dehidrasi dan syok

EIEC : demam, sakit perut hebat, dan muntah dengan diare berair (pada 105 kasus, diare berdarah dan berlendir)

EHEC : kram perut, diare berair yang dapat berkembang menjadi diare berdarah (kolitis hemoragik), dan terkadang disertai demam serta mudah

E.coli menyebabkan infeksi pada usia beberapa tahun pertama dan tersebar

di Negara berkembang. Sebagian besar strain E.coli memerlukan inokulum organisme yang besar untuk menimbulkan penyakit, penyebaran dari orang ke orang tidak khas, tetapi penyakit yang disebarkan makanan atau air lazim terjadi. Infeksi paling mungkin terjadi apabila pengelolaan makanan atau praktik pembuangan sampah suboptimal (Arvin 2000).

E. coli adalah salah satu bakteri yang tergolong koliform dan hidup secara

normal dalam kotoran manusia maupun hewan, oleh karena itu disebut juga koliform fekal. E.coli adalah group koliform yang mempunyai sifat dapat memfermantase laktosa dan memproduksi asam dan gas pada suhu 370C maupun suhu 44,5+0.50C dalam waktu 48 jam. Sifat ini digunakan untuk membedakan

E.coli dan Enterobacter(Arvin 2000).

Cara membedakan Escherichia coli dan Enterobacter aerogenes juga dapat dilakukan dengan uji indol, metil merah, Voges-Proskauer, sitrat (IMViC). Uji indol menunjukkan pembentukan indol dari asam amino triptofan, uji metil merah menunjukkan kemampuanmemfermentasi laktosa yang menyebabkanmenurunnya pH media mencapai 4,5 sehingga media akan mengalami perubahan warna menjadi merah. Uji Voges-Proskauer menunjukkan pembentukan asetil metil karbinol (asetoin) dari glukosa, dan uji penggunaan sitrat sebagai sumber karbon.

E. coli mempunyai sifat yang berbeda dengan E. aerogenes karena pada umumnya

E.coli dapat memproduksi indol dari asam amino triptofan, membentuk asam

(14)

4

MATERI dan METODE

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Bagian Mikrobiologi Medik Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Waktu pelaksanaan yaitu Februari sampai dengan Juli 2012.

Materi

Daging ayam yang diuji adalah daging ayam yang berasal dari dua pasar modern dan dua pasar tradisional. Frekuensi pengambilan sampel satu kali satu minggu, sebanyak tiga belas kali pengambilan. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabung Erlenmeyer, tabung reaksi, pipet, timbangan, plastik sampel, stomacher, inkubator, cawan petri, öse, needle, lampu spirtus, gelas objek, dan mikroskop. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain NaCl 0,9%,

Mac Conkey Agar, Trypthon Soy Agar, reagen pewarnaan Gram, reagen uji

IMViC.

Metode Penelitian

Pengambilan sampel

Penentuan pasar dilakukan dengan teknik acak sederhana di daerah Bogor Barat. Sampel diambil dari dua pasar tradisional dan modern. Pasar A merupakan pasar modern 1, pasar B merupakan pasar modern 2, pasar C merupakan tradisional 1, dan pasar D merupakan pasar tradisional 2. Pada pasar tradisional daging dibeli pada pedagang yang sama. Sampel diambil sebanyak tiga belas kali satu minggu satu kali.

Pengenceran

Pengenceran pertama, masing-masing sampel sebanyak 25 gram dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam tabung Erlenmeyer berisi Natrium Klorida 0,9% 225 ml, kemudian dihomogenkan. Dilakukan pengenceran pertama, dengan mengambil 1 ml larutan homogen dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi NaCl 0,9% sebanyak 9 ml, dihomogenkan. Pengenceran selanjutnya, larutan dari pengenceran pertama diambil sebanyak 1 ml, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi kedua yang berisi NaCl 9ml, dihomogenkan. Pengenceran terakhir, larutan dari pengenceran kedua diambil 1ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi ketiga NaCl sebanyak 9 ml, lalu dihomogenkan (Lay 1994).

Pembiakan kultur

(15)

5 Setelah diinkubasikan selama 24 jam, koloni bakteri yang tumbuh pada agar MCA, dipindah-biakkan ke dalam agar Tryphton Soy Agar dan diinkubasi kembali selama 24 jam dengan cawan petri dibalik. Lalu dilakukan pewarnaan Gram pada biakan. Langkah Pertama yang harus dilakukan adalah membuat preparat ulas. Gelas objek dibersihkan menggunakan kapas alkohol, kemudian aquades diambil menggunakan öse, dibubuhkan pada gelas objek, selanjutnya koloni bakteri diambil dengan öse, dibubuhkan pada aquades lalu diratakan dengan gerakan memutar dari dalam ke luar. Fiksasi di atas api (Lay 1994).

Pewarnaan Gram

Preparat ulas diteteskan dengan kristal violet selama 1 menit, kemudian cuci dengan aquades. Lalu diberi larutan lugol selama 1 menit, cuci dengan aquades. Selanjutnya preparat diteteskan dengan etil alkohol selama 10-20 detik, cuci dengan aquades. Tahap terakhir preparat diteteskan safranin dan tunggu selama 15 detik, cuci dengan aquades. Preparat dikeringkan menggunakan kertas saring, setelah itu diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran objektif 100x. Jika bakteri tersebut berwarna ungu atau biru, maka termasuk kelompok bakteri Gram positif, tetapi bila bakteri tersebut berwarna merah maka bakteri tersebut merupakan bakteri Gram negatif (Lay 1994).

Uji IMViC yang dilakukan terdiri atas uji indol, uji metil merah, uji Voges-Proskauer dan uji sitrat.

Uji Indol

Uji ini menggunakan media semi padat yang kaya akan triptofan, kemudian sampel diinokulasikan ke dalam media menggunakan needle yang ditusuk sampai kedalaman ¾ dari permukaan media, lalu diinkubasikan pada suhu 350C selama 24-48 jam. Setelah diinkubasikan selama 24-48 jam, reagen Ehrlich-Bohme ditambahkan ke dalam media tersebut, diamati perubahannya. Hasil positif, jika terjadi penumpukan indol yang ditandai dengan adanya warna merah pada permukaan media (Lay 1994).

Uji Metil Merah

Media yang digunakan dalam uji ini adalah kaldu MR-VP. Sampel diinokulasikan pada media, kemudian diinkubasikan pada suhu 350C selama 5x24 jam. Setelah diinkubasikan, media tersebut ditambahkan reagens metil merah, lalu diamati perubahan yang terjadi. Hasil positif, jika biakan berwarna merah setelah penambahan reagens dan hasil negatif jika biakan berubah menjadi kuning setelah penambahan reagens (Lay 1994).

Uji Voges-Proskauer

Uji ini juga digunakan kaldu MR-PV. Sampel diinokulasikan pada media, lalu diinkubasikan pada suhu 350C selama 24-48 jam. Setelah itu diinkubasikan, biakan ditambahkan 10 tetes larutan KOH 40% dan 15 tetes larutan alpha-napthol, dihomogenkan hingga berbuih, diamati selama 30 menit. Hasil positif, jika biakan bewarna merah setelah penambahan reagen dan negatif jika tidak terjadi perubahan warna setelah penambahan reagens (Lay 1994).

Uji Sitrat

(16)

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berdasarkan hasil penelitian sampel A, B, C dan D memiliki hasil yang seragam terhadap pewarnaan Gram dan uji IMViC. Tabel 1 menunjukan hasil uji yang telah dilakukan terhadap keempat sampel tersebut.

Tabel 1 Hasil Pengamatan

Sampel Pewarnaan Gram Indol Metil Merah VogesProskauer Sitrat

A Negatif - + - +

B Negatif - + - +

C Negatif - + - +

D Negatif - + - +

Berikut adalah salah satu hasil pewarnaan Gram dari sampel 1A-1. Berdasarkan hasil pewarnaan Gram yang diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x100, didapatkan bahwa bakteri berbentuk batang, berwarna merah, soliter.

(17)

7

Gambar 2 (a) Gambaran uji indol negatif (Johnson 1998) dan positif dan (b) hasil uji indol pada sampel 1A-1 sampai 10A-1 (dokumentasi penelitian).

Gambar 3 menunjukan hasil uji metil merah dari sampel 1A-1 dengan hasil positif karena terjadi perubahan warna pada media dari kuning menjadi merah.

Gambar 3 (a) Gambaran uji metil merah negatif dan positif (Johnson 1998) dan (b) hasil uji metil merah pada sampel 1A-1 sampai 5A-1 (dokumentasi penelitian).

(18)

8

Gambar 4 (a) Gambaran uji Voges-Proskauser negatif dan positif (Johnson 1998) dan (b) hasil uji Voges-Proskauer pada sampel 1A-1 sampai 5A-1 (dokumentasi penelitian).

Gambar 5 merupakan hasil uji sitrat dari sampel 1A-1 dengan hasil positif dikarenaka terjadi perubahan warna pada media.

Gambar 5 (a) Gambaran uji sitrat negatif (Johnson 1998) dan positif dan (b) hasil uji sitrat pada sampel 1A-1 sampai 11A-1 (dokumentasi penelitian).

Pembahasan

(19)

9 Tujuan digunakan media ini adalah untuk mempermudah identifikasi Escherichia coli pada sampel, karena pada media ini bakteri yang mungkin tumbuh hanya bakteri Gram negatif, dan E.coli merupakan bakteri Gram negatif.

Berdasarkan hasil pewarnaan Gram didapatkan hasil yang seragam dari ketiga belas sampel A pada tiga pengenceran, bakteri yang terlihat dibawah mikroskop berbentuk batang, berwarna merah, dan soliter. Hasil pewarnaan Gram pada ketiga belas sampel B didapatkan hasil, bakteri berwarna merah, soliter dan berbentuk batang. Ketiga belas sampel dari sampel C juga memiliki hasil yang seragam yakni berwarna merah, batang dan soliter. Sampel D memiliki keragaman pada ketigabelas sampelnya, memiliki hasil yang sama dengan sampel A, B dan C yaitu bakteri berwarna merah, batang dan soliter. Berdasarkan hasil di atas sampel A, B, C, dan D merupakan bakteri Gram negatif, dan menurut Campbell (2003), bakteri Gram negatif memiliki lebih sedikit peptidoglikan, yang terletak di suatu gel periplasmik antara membran plasma dan suatu membran bagian luar. Zat warna violet sangat mudah dibilas dari bakteri Gram negatif, akan tetapi selnya tetap menahan zat warna merah.

Karena sampel A, B, C, dan D termasuk dalam bakteri Gram negatif dilakukan uji selanjutnya yaitu uji IMViC. Uji yang pertama yaitu uji indol. Uji indol adalah uji yang menentukan ada tidaknya enzim yang dapat memecah triptofan pada bakteri atau organisme tertentu. Jika bakteri tersebut memiliki enzim triptofanase, maka triptofan akan dipecah menjadi indol, asam piruvat, ammonia dan energi. Perubahan warna menjadi merah di permukaan media merupakan indikasi adanya indol pada bakteri atau biakan tersebut. Sedangkan jika tidak ada warna merah maka dapat diindikasikan biakan bakteri tersebut tidak mengandung enzim triptofanase (Engerlick 2008). Pada ketigabelas sampel A tidak terjadi perubahan warna merah pada permukaan media setelah penambahan reagen Ehrlich-Bohme. Ketigabelas sampel B, juga tidak terjadi perubahan warna, sampel C dan D juga memiliki hasil yang seragam pada ketiga belas sampelnya, yakni tidak adanya perubahan warna menjadi warna merah pada permukaan media. Berdasarkan hasil uji indol pada sampel A, B, C, dan D maka hasil uji indol pada sampel A, B, C, dan D negatif.

Uji metil merah, setelah pemberian reagen metil merah ke dalam media maka akan terbentuk warna merah pada media yang mengindikasikan bahwa pH media telah menurun menjadi 4,4 atau lebih rendah, hal ini menunjukkan adanya fermentasi laktosa oleh bakteri yang ada dalam media tersebut (Engerlick 2008). Sampel A terlihat bahwa tejadi perubahan warna pada ketigabelas sampelnya setelah penambahan reagen metil merah, media berubah warna menjadi berwarna merah. Sampel B juga didapatkan hasil yang sama yakni ketigabelas sampel mengalami perubahan warna pada media, media menjadi berwarna merah. Ketiga belas sampel C memiliki hasil yang seragam yakni terjadi perubahan warna pada sampel, media mengalami perubahan warna menjadi merah setelah penambahan reagen. Sampel D juga memiliki hasil yang sama dengan sampel A, B dan C dengan hasil terjadi perubahan warna pada media. Berdasarkan hasil diatas, sampel A, B, C dan D memiliki kemampuan memfermentasi laktosa dan hasil uji metil merah positif.

(20)

10

tidak terjadi perubahan warna pada ketigabelas sampel A, ketigabelas sampel B, C dan D juga memiliki hasil yang seragam, yakni sampel-sampel tersebut tidak mengalami perubahan warna pada media dan tetap brwarna kuning. Menurut Engerlick (2008), perubahan warna menjadi warna merah merupakan indikasi terbentuknya asetoin. Hasil yang diperoleh pada uji Voges-Proskauer, sampel A, B, C, dan D tidak mengalami perubahan warna maka keempat sampel tersebut negatif terhadap uji Voges-Proskauer.

Uji sitrat adalah uji yang menentukan kemampuan organisme atau bakteri untuk menggunakan sodium sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan garam ammonia sebagai satu-satunya sumber nitrogen (Engerlick 2008). Setelah inkubasi selama 48 jam media mengalami perubahan warna dari hijau menjadi warna biru. Perubahan warna ini dialami oleh semua sampel dan terdapat pertumbuhan bakteri pada agar miring simmon’s citrate. Ketigabelas sampel A mengalami perubahan warna menjadi biru setelah diinkubasikan selama 48 jam. Sampel B memiliki hasil yang sama pada ketigabelas sampelnya yaitu terjadi perubahan warna menjadi biru setelah inkubasi. Sampel C juga memiliki hasil yang seragam pada ketigabelas sampelnya, media berubah warna menjadi biru. Sampel D memiliki hasil yang sama dengan sampel A, B dan C yaitu media mengalami perubahan warna menjadi biru setelah inkubasi. Berdasarkan hasil yang didapatkan, sampel A, B, C dan D positif terhadap uji sitrat.

Menurut Engerlick (2008), hasil uji IMViC terhadap Escherichia coli didapatkan bahwa bakteri ini positif terhadap uji Indol dan metil merah, dan negatif terhadap uji Voges-Proskauer dan uji sitrat. Berdasarkan hasil uji, E.coli memiliki enzim yang dapat memecah triptofan menjadi indol, ammonia dan energi. E.coli juga mampu memfermentasi laktosa sehingga pH dalam media kaldu MR-PV menurun mencapai 4,5 bahkan lebih rendah. Namun E.coli tidak mampu menghasilkan asetoin dan tidak menggunakan sodium sitrat sebagai satunya sumber karbon, serta tidak menggunakan garam ammonia sebagai satu-satunya sumber nitrogen.

Berdasarkan hasil uji IMViC, bakteri yang terdapat pada ketigabelas sampel A, B, C, dan D tidak memiliki enzim triptofanase sehingga tidak dapat memecah asam amino triptofan menjadi indol, ammonia dan energi. Bakteri tersebut juga tidak mampu menghasilkan asetoin shingga media tetap berwarna kuning. Namun dapat memfermentasi laktosa sehingga pH pada media mengalami penurunan hingga 4,5 bahkan lebih, serta mampu menggunakan sodium sitrat sebagi satu-satunya sumber karbon serta garam ammonia sebagai satu-satu-satunya sumber nitrogen.

(21)

11

SIMPULAN

Simpulan

Berdasarkan pemeriksaan diperoleh bakteri yang terdapat pada semua sampel A, B, C dan D merupakan bakteri Gram negatif dan berbentuk batang. Hasil uji IMViC tidak sesuai Escherichia coli, dimana bakteri pada ketigabelas sampel A, B, C dan D mendapatkan hasil positif pada uji metal merah dan sitrat, serta hasil negatif pada uji indol dan uji Voges-Proskauer, sedangkan E.coli memiliki hasil sebaliknya, negatif pada uji Voges-Proskauer dan uji sitrat, positif pada uji indol dan uji metil merah. Menurut hasil pewarnaan Gram dan uji IMViC, Bakteri yang terdapat pada ketigabelas sampel A, B, C dan D bukan Escherichia coli.

DAFTAR PUSTAKA

Arisman MB. 2009. Keracunan Makanan;Buku Ajar Ilmu Gizi.Jakarta (ID):Penerbit Buku Kedokteran EGC.hlm 97.

Arvin BK. 2000. Ilmu Kedokteran Anak. Jakarta (ID):ECG. hlm 978-980 Campbell. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta (ID):Erlangga. hlm 108 Djaafar dan Rahayu. 2007. Cemaran Mikroba pada Produk Pertanian, Penyakit

yang Ditimbulkan dan Pencegahannya. Yogyakarta. Jurnal Litbang Pertanian,

26(2)

Djoepri MR. 2006. Isolasi dan Identifikasi Mikroba Escherichia coli pada

Makanan Sosis dan Nuget. Bogor:Pusat Penelitian dan Pengembangan

Peternakan

Engerlick G. 2008. Laboratory Diagnosis Of Infectous Diseases. Philadephia (US):Lippincott Williams & Wilkins, a Wolters Kluwer business.

Faridz R dan Muryadi M. 2007. Analisis Jumlah Bakteri dan Keberadaan Escherichia coli pada Pengolahan Ikan Teri Nasi di PT. Kelola Mina Laut

Unit Sumenep. Yogyakarta:Embryo, 4(2)

Harsojo I. 2011. Kontaminasi Aal dan Dekontaminasi akteri Patogen pada Jeroan

Sapi dengan Iradiasi Gamma. Jakarta. J. Iptek Nuklir Ganendra Vol 14 No 2

Juli 2011: 95-101

Johnson. 1998. Biochemichal test. [Internet]. [20 Mei 2013]. Tersedia padawww.mc.maricopa.edu/biochemicaltest

Lay BW. 1994. Mikrobiologi. Jakarta (ID): Rajawali Press

Ochei and Kolhatkar. 2000. Medical Laboratory Science Theory and

Practise.New Delhi (IND): The Tata McGraw-Hill Publishing Company

(22)

12

Saparinto, Cahyo. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta (ID): Kanisius. hlm 78

Sartika A, Budiman C, Yulianingsih. 2005. Analisis Mikrobiologi Eschericia coli

pada Hasil Olahan Hewan Sapi dalam Proses Produksinya. Depok. Makara,

Kesehatan, Vol 9, No 1, Juni 2005: 23-28

Suharyanto. 2009. Pengolahan Bahan Pangan Asal Ternak.Bengkulu (ID): Wordpress. hlm 23-31

Wuryaningsih E. 2005. Kebijakan PemerintahDalam Pengamanan Pangan Asal

Hewan.Prosiding Lokakarya Nasional KeamananPangan Produk Peternakan,

(23)

13

(24)
(25)
(26)

16 11D-1 Negatif Negatif Positif Negatif Positif 11D-2 Negatif Negatif Positif Negatif Positif 11D-3 Negatif Negatif Positif Negatif Positif 12A-1 Negatif Negatif Positif Negatif Positif 12A-2 Negatif Negatif Positif Negatif Positif 12A-3 Negatif Negatif Positif Negatif Positif 12B-1 Negatif Negatif Positif Negatif Positif 12B-2 Negatif Negatif Positif Negatif Positif 12B-3 Negatif Negatif Positif Negatif Positif 12C-1 Negatif Negatif Positif Negatif Positif 12C-2 Negatif Negatif Positif Negatif Positif 12C-3 Negatif Negatif Positif Negatif Positif 12D-1 Negatif Negatif Positif Negatif Positif 12D-2 Negatif Negatif Positif Negatif Positif 12D-3 Negatif Negatif Positif Negatif Positif 13A-1 Negatif Negatif Positif Negatif Positif 13A-2 Negatif Negatif Positif Negatif Positif 13A-3 Negatif Negatif Positif Negatif Positif 13B-1 Negatif Negatif Positif Negatif Positif 13B-2 Negatif Negatif Positif Negatif Positif 13B-3 Negatif Negatif Positif Negatif Positif 13C-1 Negatif Negatif Positif Negatif Positif 13C-2 Negatif Negatif Positif Negatif Positif 13C-3 Negatif Negatif Positif Negatif Positif 13D-1 Negatif Negatif Positif Negatif Positif 13D-2 Negatif Negatif Positif Negatif Positif 13D-3 Negatif Negatif Positif Negatif Positif Keterangan : A= pasar modern 1 di daerah Yasmin

B= pasar modern 2 di daerah Jalan Baru C= pasar tradisional di daerah Cibereum D= pasar tradisional di daerah Bara 1= pengenceran 10-1

(27)

17

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Gambar 2 merupakan hasil uji indol dari sampel 1A-1 sampai 10A-1 dengan
Gambar 3 menunjukan hasil uji metil merah dari sampel 1A-1 dengan hasil

Referensi

Dokumen terkait

(2005) menjelaskan bahwa biosorpsi dan akumulasi zat polutan oleh tumbuhan dapat terjadi melalui tiga proses yaitu biosorpsi logam oleh akar, translokasi zat

Akurasi waktu penyinaran pesawat sinar-X tersebut memiliki penyimpangan terbesar pada titik 100 ms sebesar 1 % sedangkan nilai lolos uji yaitu <10 % berarti

POLA PEMANFAATAN RUANG VERTIKAL DAN JELAJAH HARIAN ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii, LESSON 1827) DI BLOK BARAT HUTAN BATANG TORU,..

Indeks kepuasan nelayan tersebut masih dikatakan cukup karena masih berada di antara puas dan kurang puas, hal itu disebabkan ada beberapa atribut yang memiliki nilai kinerja

Peran ahli waris sebagai nadzhir dan pengelola terdapat dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf pasal 1 ayat 4 menjelaskan bahwa Nadzir dalam konteks ini yaitu ahli

It is important for an auditor to consider audit and business risk when planning, carrying out and coming to an opinion on the financial statements of a company..

Model HEC–HMS dapat memberikan simulasi hidrologi dari puncak aliran harian untuk perhitungan debit banjir rencana dari suatu DAS ( Daerah Aliran Sungai )..

Beban pajak tangguhan adalah beban yang timbul akibat perbedaan temporer antara laba akuntansi (laba dalam laporan keuangan pihak eksternal) dengan besarannya merupakan