IDENTIFIKASI KESELAMATAN KERJA PADA PROSES
PEMBUATAN PERAHU
FIBERGLASS
PRORI VITALIANO LATIEF
DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Identifikasi Keselamatan Kerja pada Proses Pembuatan Perahu Fiberglass adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Juli 2013
ABSTRAK
PRORI VITALIANO LATIEF. Identifikasi Keselamatan Kerja pada Proses Pembuatan Perahu Fiberglass. Dibimbing oleh BUDHI HASCARYO ISKANDAR dan FIS PURWANGKA.
Keselamatan kerja di setiap tempat kerja termasuk di sektor perbengkelan perlu diperhatikan untuk menekan serendah mungkin risiko kecelakaan kerja. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi secara jelas jenis bahaya pada aktivitas pembuatan perahu fiberglass, dan membuat analisis keselamatan kerja tentang potensi bahaya pada aktivitas pembuatan perahu fiberglass. Identifikasi keselamatan kerja didapatkan melalui metode job safety analysis. Pengelompokan potensi bahaya berdasarkan tingkat konsekuensinya adalah tidak berbahaya (pekerjaan tertunda), ringan (tergores, gatal), menengah (tertusuk, iritasi kulit), berat (terpotong, tertimpa perahu), dan fatal (tersengat listrik). Upaya pengendalian yang dilakukan adalah pengadaan alat pelindung diri yang cukup lengkap dan dengan kondisi masih baik, namun masih belum ada kesadaran dari pekerja untuk menggunakan APD sesuai pekerjaannya. Identifikasi terhadap proses pembuatan perahu fiberglass menunjukkan bahwa tahap pembuatan konstruksi kerangka merupakan tahap yang paling berisiko. Tingkat risikonya beragam dari ringan hingga fatal yang dapat menghilangkan nyawa seseorang. Analisis keselamatan kerja menunjukkan bahwa proses pembuatan perahu fiberglass memiliki tingkat risiko yang tinggi dilihat dari sisi keselamatan kerja.
ABSTRACT
PRORI VITALIANO LATIEF. Safety Identification in Process of making Fiberglass Boat. Supervised by BUDHI HASCARYO ISKANDAR and FIS PURWANGKA.
Safety works in any workplace including in the workshop should be noted to reduce the risk of accidents as low as possible. The purpose of this research to clearly identify the types of hazards in fiberglass boat building activities, and make an analysis of the potential safety hazards in fiberglass boat manufacturing activity. Identification of safety was obtained through job safety analysis method. Grouping based on the level of potential hazards consequences were harmless (work pending), mild (scratched, itching), medium (punctured, skin irritation), severe (cut, hit by boat), and fatal (electric shock). Control efforts was undertaken procurement the personal protective equipment which fairly complete and in a good condition, but there is still no awareness of workers to use appropriate PPE work. Identification of the process of making fiberglass boat showed that construction of the framework was the most risky phase. Risk levels vary from mild to fatal that might eliminate a person's life. Safety analysis showed that the process of making fiberglass boat has a high level of risk in terms of safety.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan
pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2013
PRORI VITALIANO LATIEF
IDENTIFIKASI KESELAMATAN KERJA PADA PROSES
Judul Skripsi : Identifikasi Keselamatan Kerja pada Proses Pembuatan Perahu Fiberglass
Nama : Prori Vitaliano Latief
NRP : C44090006
Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap
Disetujui
Dr Ir Budhi Hascaryo Iskandar, M.Si Fis Purwangka, SPi MSi
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Diketahui
Dr Ir Budy Wiryawan, M Sc Ketua Departemen
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2013 ini ialah keselamatan kerja, dengan judul Identifikasi Keselamatan Kerja pada Proses Pembuatan Perahu Fiberglass.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak yang telah banyak membantu dan memberikan masukan terutama kepada :
1) Dr.Ir. Budhi Hascaryo Iskandar, M.Si. dan Bapak Fis Purwangka, S.Pi, M.Si. selaku pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan dan saran ;
2) Dr. Ir. Wazir Mawardi, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran ;
3) Vita Rumanti Kurniawati S.Pi, MT selaku komisi pendidikan yang telah memberikan masukan dan saran ;
4) Kedua orang tua dan seluruh keluarga atas doa dan dukungannya ;
5) Kak Eko, Uwok, Pringgo selaku pekerja dalam pembuatan perahu yang telah banyak membantu kegiatan penelitian ;
6) Adi, Gun, Cahra, Dedi, Tibet, Guntur, Ulfah, Maul, Ine, dan seluruh PSP 46 yang telah banyak memberikan masukan dan dukungan;
7) Bagus, Gde, Ega, Icha, Ichal, Arvin, Gita, dan Fahrul dan semua yang telah memberikan masukan dan dukungan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juli 2013
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
Manfaat Penelitian 1
METODE 2
Waktu dan Tempat 2
Alat 2
Prosedur Analisis Data 2
HASIL DAN PEMBAHASAN 4
Identifikasi Pekerjaan 4
Persiapan 5
Pembuatan Cetakan 6
Pembuatan Badan Perahu 7
Pembuatan Konstruksi Kerangka 9
Pengujian 10
Finishing 11
KESIMPULAN DAN SARAN 15
Kesimpulan 15
Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN 17
DAFTAR TABEL
1. Lembar data analisis keselamatan kerja 3 2. Lembar data analisis keselamatan kerja yang digunakan 3 3. Tingkat konsekuensi atau keparahan 4
4. Tingkat kemungkinan (likelihood) 4
DAFTAR GAMBAR
1. Bagan alir kegiatan pembuatan perahu Fiberglass 12 2. Bagan alir proses persiapan produksi pembuatan perahu Fiberglass 12 3. Bagan alir proses pembuatan cetakan perahu Fiberglass 13 4. Bagan alir proses pembuatan badan perahu Fiberglass 13 5. Bagan alir proses pembuatan konstruksi kerangka perahu Fiberglass 14 6. Bagan alir proses pengujian perahu Fiberglass 14 7. Bagan alir proses finishing pembuatan perahu Fiberglass 14
DAFTAR LAMPIRAN
1 Gambar proses pembuatan cetakan 17
2 Gambar proses pembuatan Gelcoat 17
3 Gambar proses pelapisan mat 17
4 Gambar proses pelapisan woven roving 17
5 Gambar proses pelapisan Gelcoat 17
6 Gambar proses persiapan bahan kayu 17
7 Tabel Job safety analysis proses persiapan produksi 18 8 Tabel Job safety analysis proses pembuatan cetakan 19 9 Tabel Job safety analysis proses pembuatan badan perahu 23 10 Tabel Job safety analysis proses permbuatan kerangka kontsruksi 27
11 Tabel Job safety analysis proses pengujian 34
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap pekerjaan pasti memiliki risiko tersendiri, Pekerjaan terdiri dari beberapa aktivitas yang sebagiannya berhadapan langsung dengan alat-alat dan mesin yang kompleks dan dikendalikan oleh tenaga kerja itu sendiri. Dari sana dapat diperkirakan jenis bahaya yang mengancam jiwa, seperti tergelincir, bahaya elektrik.
Menurut Anton (1989) definisi kecelakaan kerja adalah sesuatu yang tidak terencana, tidak terkontrol, dan sesuatu hal yang tidak diperkirakan sebelumnya, sehingga mengganggu efektivitas kerja seseorang. Secara global, Lingga (2011) memperkirakan sekitar 337 juta kecelakaan kerja terjadi tiap tahunnya yang mengakibatkan sekitar 2,3 juta pekerja kehilangan nyawa. Menurut Suma’mur (1981) 80-85% kecelakaan disebabkan oleh kelalaian atas kesalahan manusia sementara faktor teknis hanya 15-20%. Kecelakaan umumnya diakibatkan karena berhubungan dengan sumber tenaga misalnya tenaga gerak mesin dan peralatan, kimia, panas, listrik di atas ambang dari tubuh atau struktur bangunan. Kemajuan teknologi juga telah merubah sifat dan bentuk pekerjaan. Banyak mesin-mesin, bahan maupun proses baru yang kita temui sebagai hasil kemajuan teknologi. Akan tetapi kemajuan teknologi juga membawa akibat sampingan yang merugikan bila tidak ditangani dengan baik, yaitu dalam bentuk bahaya-bahaya baru yang muncul seperti kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, pencemaran lingkungan dan sebagainya.
Pelaksanaan keselamatan kerja di tempat kerja termasuk di sektor perbengkelan diperlukan untuk menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja. Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari, karyawan/ pekerja akan terpapar dengan risiko bahaya di tempat kerjanya. Analisis keselamatan kerja diperlukan pada setiap tempat bekerja. Oleh sebab itu, dengan analisis ini dapat diketahui jenis cedera pekerja dan metode aman untuk menanggulangi kecelakaan yang lebih efektif.
Pembuatan perahu fiberglass merupakan salah satu pekerjaan yang berhubungan dengan alat dan bahan kimia yang berbahaya dan memerlukan penanganan yang baik untuk menghindari potensi kecelakaan. Pembuatan perahu fiberglass perlu mempertimbangkan aspek keselamatan yang dianggap kurang aman sehingga perlu diteliti.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi secara jelas jenis bahaya pada aktivitas pembuatan perahu fiberglass dan membuat analisis keselamatan kerja tentang potensi bahaya pada aktivitas pembuatan perahu fiberglass.
Manfaat Penelitian
2
METODE
Metode penelitian menggunakan metode studi kasus. Kasus dalam penelitian ini adalah proses pembuatan perahu fiberglass. Pengambilan data dilakukan dengan observasi langsung untuk mendapatkan informasi tentang potensi bahaya dari sebuah pekerjaan. Pengumpulan data primer dengan cara pengamatan pada pekerjaan dan lingkungan kerja, serta wawancara langsung dengan pekerja. Data pendukung yang diperoleh dari penelusuran pustaka.
Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2013, bertempat di ruang bengkel bagian kapal dan transportasi perikanan. Proses pengolahan dan analisis data dilakukan di Laboratorium Keselamatan Kerja dan Observasi Bawah Air, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Bogor.
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, peralatan dokumentasi gambar, dan borang JSA (Job Safety Analysis).
Prosedur Analisis Data
Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif yaitu dengan mengelaborasi sejauh mungkin potensi bahaya dan pencegahan dalam tabel Job Safety Analysis.
Identifikasi Pekerjaan
Tahapan HIRA (Hazard Identfication and Risk Assessment) pada penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi aktivitas/ tugas secara rinci dengan HTA (Hierarchical Task Analysis). Dalam HTA, pekerjaan/aktivitas dibagi menjadi beberapa level pekerjaan/ aktivitas. Hal ini juga sangat bermanfaat dalam melihat aktivitas dalam berinteraksi dengan peralatan kerja dan aspek lingkungan kerja. Pekerjaan/ aktivitas dibagi atas beberapa level berdasarkan tujuan yang ingin dicapai (Lyons et al., 2004). Level 0 menunjukan aktivitas atau sub-goals yang ingin dicapai. Pekerjaan ini dipecah menjadi operasi sampai level paling rendah (Lane et al., 2008).
Analisis Keselamatan Kerja
3 Terdapat 4 langkah dalam membuat JSA:
1) Memilih (menyeleksi) pekerjaan yang akan dianalisis.
Pekerjaan tidak dapat dipilih secara acak, pekerjaan dengan pengalaman kecelakaan terburuk seharusnya dianalisis terlebih dahulu. Dalam memilih pekerjaan untuk dianalisis dan dalam menyusun tata cara analisis, pengawasan utama yang harus diikuti sebuah departemen adalah:
(a) Banyaknya kecelakaan yang terjadi dalam sebuah pekerjaan; (b) Kecelakaan yang menghasilkan luka berat;
(c) Kecelakaan yang menghasilkan luka cacat; dan
(d) Pekerjaan baru dengan perubahan didalam peralatan kerja atau proses. 2) Membagi pekerjaan ke dalam beberapa langkah atau kegiatan.
Sebelum penelitian terhadap bahaya dimulai, pekerjaan harus dibagi ke dalam beberapa langkah yang menggambarkan apa yang telah selesai dikerjakan untuk menghindari dua kesalahan:
(a) Membagi pekerjaan menjadi terlalu rinci yang seharusnya tidak perlu menghasilkan sejumlah banyak langkah; dan
(b) Membuat rincian kerja yang terlalu umum, sehingga langkah dasar tidak tertulis.
3) Melakukan identifikasi terhadap bahaya-bahaya dan kecelakaan yang potensial. 4) Mengembangkan prosedur kerja yang aman untuk menghilangkan bahaya-
bahaya dan mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan.
Berikut Tabel 1 dan 2 adalah contoh borang analisis keselamatan kerja. Tabel 1 Lembar data analisis keselamatan kerja
No. Urutan langkah kerja Potensi bahaya/ kecelakaan Tindakan pencegahan
1. ... ... ...
2. ... ... ...
3. ... ... ...
... ... ... ...
Sumber : (CCOHS, 2008)
Tabel 2. Lembar data analisis keselamatan kerja yang digunakan.
a b c d e f g h i j k
1 … … … …
2 … … … …
3 … … … …
… … … …
Keterangan tabel :
a. Nomor g. Pencegahan yang ada b. Aktivitas h. Risiko
c. Peralatan i. Mitigasi
d. Potensi Bahaya j. Derajat Risiko* e. Kecelakaan k. Risiko*
4
Penilaian Risiko
Menurut Ridley (2004) penilaian risiko adalah cara-cara yang digunakan pengelola untuk dapat mengelola dengan baik risiko yang dihadapi oleh pekerjanya dan memastikan bahwa kesehatan dan keselamatan mereka tidak terkena risiko pada saat kerja.
Penilaian risiko dari suatu hazard yang terjadi, terlebih dahulu harus ditentukan likelihood dan severity-nya. Severity ditentukan oleh hasil potensial situasi terburuk yang sangat mungkin terjadi dari penilaian hazard, sedangkan pengaruh yang lebih ringan mungkin perlu dipertimbangkan secara analitis. Penentuan dari severity adalah tidak terikat pada likelihood-nya. Tingkat keparahan atau severity bisa dilihat pada Tabel 3. Dan tingkat kemungkinan atau probability bisa dilihat pada Tabel 4.
Tabel 3 dan Tabel 4 merupakan hasil modifikasi dari Mulya (2008). Modifikasi dilakukan untuk penyederhanaan nilai severity dan likelihood-nya. Tabel 3 Tingkat konsekuensi atau keparahan
severity
rating efek kesehatan
chronic risk level
Tidak
berbahaya tidak ada efek kekesehatan low risk Ringan membutuhkan penanganan langsung
Menengah membutuhkan waktu penyembuhan medium risk
Berat kehilangan anggota tubuh high risk
cacat tetap
Fatal kehilangan nyawa
Tabel 4 Tingkat kemungkinan (likelihood)
Severity Likelihood
0 0.25 0.5 0.75 1
Tidak berbahaya
Ringan
Menengah
Berat
Fatal
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi Pekerjaan
5 perahu fiberglass meliputi persiapan produksi yaitu segala hal yang diperlukan sebelum membuat perahu fiberglass seperti membuat desain perahu, menyediakan alat dan bahan yang diperlukan, mempersiapkan lokasi dan APD (Alat pelindung Diri). Tahapan pembuatan cetakan yaitu tahapan yang dilakukan setelah desain perahu yang inginkan didapatkan. Cetakan perlu didesain terlebih dahulu agar dapat membentuk badan perahu sesuai dengan yang diinginkan. Cetakan ini hanya dibuat sekali dan pembuatan badan perahu berikutnya menggunakan cetakan yang sudah ada. Tahapan pembuatan badan perahu perahu merupakan tahapan lanjutan setelah cetakan dibuat pembuatan badan perahu dimulai dari bagian bawah/ dasar perahu mengikuti bentuk cetakan yang diinginkan dibuat dengan cara melapisi cetakan dengan mirror glaze terlebih dahulu sebelum melapisi dengan fiberglass agar badan perahu bisa terlepas dari cetakan dengan mudah. Tahapan selanjutnya adalah pembuatan konstruksi kerangka yang dimaksud kerangka disini adalah gading-gading dan galar-galar penghubung sisi-sisi perahu agar perahu lebih kokoh dengan cara menyambung dengan kayu dan polyurethan lalu dilapisi dengan fiberglass. Tahapan pengujian perahu merupakan tahapan penting untuk mengetahui kekurangan perahu, pengujian dilakukan di kolam dengan beban manusia. Tahapan terakhir yaitu finishing, Tahap ini untuk menyempurnakan perahu setelah diuji, merapikan bentuk perahu, dan melakukan pengecatan untuk memperindah perahu. Berikut merupakan bagan alir kegiatan pembuatan perahu fiberglass yang tersaji pada Gambar 1. Tabel Job Safety Analysis proses pembuatan perahu fiberglass terdapat pada Lampiran 2.
Persiapan
Tahapan satu dimulai dari pra persiapan yaitu kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan tahapan persiapan yaitu toolbox meeting untuk memperjelas hal apa saja yang dilakukan dan tidak dilakukan serta bagian-bagian pekerjaan, dan mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada tahap persiapan. Risiko pada tahapan ini termasuk bahan dan peralatan hilang karena seringkali benda tidak diletakkan kembali termasuk bahan dan peralatan tidak pada tempatnya. Risiko ini termasuk risiko menengah karena alat dan bahan yang digunakan berharga cukup mahal. Mitigasi yang disarankan yaitu menyediakan bahan dan alat cadangan untuk menghilangkan waktu yang terbuang jika alat atau bahan yang diperlukan tidak ada.
Selanjutnya membuat desain kapal, desain kapal itu sendiri terdiri dari rencana umum (general arrangement), dimensi utama, tabel offset, rencana garis (linesplan), parameter hidrostatis dan rencana konstruksi (construction plan). Risiko yang terjadi bisa dari setiap bagian sendiri-sendiri dan risiko ini mengakibatkan pekerjaan tertunda. Pekerjaan ini termasuk risiko ringan karena pekerjaan ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang berkompeten di bidang desain kapal. Mitigasi yang disarankan yaitu pekerja diharapkan mengikuti pelatihan pembuatan desain kapal terlebih dahulu untuk mencegah risiko ini terjadi.
6
ada. Hal tersebut akan mengakibatkan penundaan pekerjaan karena membeli kembali bahan tersebut diperlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Mitigasi yang disarankan untuk tahap ini yaitu pekerja memiliki kompeten yang baik dalam merencanakan pembelian bahan serta mengenal bahan yang diperlukan dengan baik. Tahap berikutnya adalah mendata jenis dan jumlah peralatan yang dibutuhkan memiliki risiko yang hampir sama namun perbedaannya terletak pada faktor tempat seperti perbengkelan biasanya sudah tersedia alat yang cukup memadai. Namun, diperlukan pengelompokan agar mudah dicari dan disimpan kembali.
Kesiapan area kerja dan APD (Alat pelindung Diri) sangat diperlukan untuk memperlancar proses produksi. Maksud dari mempersiapkan adalah merapikan lingkungan tempat produksi, meletakkan bahan dan peralatan di tempat yang telah disesuaikan agar pada saat produksi tidak terlalu banyak membuang waktu hanya untuk mencari alat atau bahan yang tercecer. Hal tersebut merupakan risiko jika tidak mempersiapkan area kerja dengan benar yaitu dapat menunda pekerjaan selanjutnya. APD atau alat pelindung diri sangat diperlukan untuk melaksanakan program K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). APD secara umum terdiri atas helm pengaman (safety helmet), sepatu pelindung (safety shoes), sarung tangan (glove), penutup telinga (ear plug), kaca mata pengaman (safety glasses), masker (respirator), pelindung wajah (face shield), dan baju keselamatan (wearpack). APD sangat diperlukan untuk menekan laju kecelakaan kerja yang terjadi pada setiap pekerjaan berisiko fisik. Mitigasi yang disarankan untuk tahap ini yaitu pekerja mengerti jenis-jenis alat keselamatan yang diperlukan dan kondisi alat keselamatan tersebut.
Tahapan pasca persiapan merupakan tahapan dimana harus dilakukan melakukan evaluasi pada tahap persiapan. Risiko yang terdapat pada tahap ini adalah data hilang yang akan menghambat pekerjaan berikutnya. Mitigasi yang disarankan pada tahap ini adalah membuat data cadangan yang penting dan mencatat segala hal yang perlu dicatat pada tahap persiapan. Bagan alir proses persiapan produksi pembuatan perahu fiberglass yang tersaji pada Gambar 2.
Pembuatan Cetakan
Tahapan satu dimulai dari pra pembuatan cetakan, yaitu toolbox meeting untuk memperjelas hal apa saja yang dilakukan dan tidak dilakukan serta bagian-bagian pekerjaan, dan mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk mempersingkat waktu. Risiko pada tahapan ini termasuk bahan dan peralatan hilang karena seringkali bahan dan peralatan tidak diletakkan kembali pada tempatnya. Mitigasi yang disarankan yaitu menyediakan bahan dan alat cadangan untuk menyelamatkan waktu yang terbuang jika alat atau bahan yang diperlukan tidak ada.
7 membuat desain cetakan adalah pekerja yang berkompeten di bidang ini serta memiliki pengalaman dalam membuat cetakan fiberglass sebelumnya.
Tahapan ketiga adalah mempersiapkan bahan kayu yang terbagi dalam beberapa kegiatan yaitu mengukur kayu, memotong triplek, memotong balok kayu, melubangi kayu, meratakan kayu (smoothing), dan memasang kayu. Pada setiap kegiatan memiliki risiko tersendiri. Misalnya, penggunaan benda tajam akan mengakibatkan luka dari mulai tergores, tertusuk, dan terpotong. Selanjutnya jika tidak mengetahui cara menggunakan alat dengan benar, alat bisa membahayakan diri dan orang lain, seperti alat jatuh mengakibatkan tertimpa, dan peralatan rusak, dan yang lebih membahayakan jika terjadi hubungan arus pendek bisa mengakibatkan seseorang tersengat listrik atau terjadi kebakaran di area kerja. Begitupun pada tahap mempersiapkan bahan plat seng risiko yang terjadi pun hampir sama karena menggunakan alat yang hampir sama cara kerjanya. Mitigasi yang disarankan disini adalah menggunakan APD lengkap sesuai tugas yang dikerjakan. Pada tahap ini APD yang digunakan yaitu sarung tangan kain, safety glasses, wearpack dan safety shoes, lalu pekerja memiliki kompetensi yang baik, dan mengetahui POB penggunaan alat yang menjadi bagiannya. Perlu diperhatikan pula aspek kelistrikan berupa kabel-kabel dan stop kontak yang jauh dari lokasi bahan cair dan mudah terbakar. Dokumentasi proses persiapan bahan kayu terdapat pada Lampiran 1.
Tahap selanjutnya adalah pemasangan bahan kayu dan plat seng agar membentuk cetakan yang diinginkan. Pada tahap ini hanya memerlukan paku dan palu untuk merangkai bahan kayu dan plat seng tersebut, sehingga risiko yang dapat terjadi pun tidak banyak seperti sebelumnya. Risiko pada tahap ini seperti penggunaan alat pukul dan benda tajam. Namun walaupun terkesan remeh apabila tidak dilakukan dengan benar akan mengakibatkan terpukul, tertusuk, tertimpa, dan peralatan rusak. Mitigasi yang disarankan pada tahap ini adalah pekerja memiliki kompetensi yang baik serta menggunakan APD yang sesuai pada tahap ini seperti sarung tangan kain, dan safety shoes. Dokumentasi proses pembuatan cetakan terdapat pada Lampiran 1.
Tahapan pasca pembuatan cetakan adalah tahap evaluasi pekerjaan. Pada tahap ini pekerja perlu mengetahui kendala yang diterima dan mendapatkan solusi secepat mungkin agar mempermudah pekerjaan selanjutnya. Pada tahap ini pekerja juga merapikan dan membersihkan area kerja agar tidak ada bahan dan alat yang hilang dan tercecer. Risiko yang terdapat pada tahap ini yaitu peralatan dan bahan hilang atau peralatan rusak. Mitigasi yang disarankan pada tahap ini adalah dibuatnya tempat khusus untuk meletakkan bahan dan alat pada tempat yang aman dan mudah dicari. Bagan alir proses pembuatan cetakan perahu fiberglass yang tersaji pada Gambar 3.
Pembuatan Badan Perahu
8
seringkali bahan dan peralatan tidak diletakkan kembali pada tempatnya. Mitigasi yang disarankan yaitu menyediakan bahan dan alat cadangan untuk menyelamatkan waktu yang terbuang jika alat atau bahan yang diperlukan tidak ada.
Tahapan selanjutnya yaitu mempersiapkan bahan yang akan digunakan untuk proses pembuatan badan perahu perahu fiberglass. Pekerjaan yang ada pada tahap ini adalah menggunting woven roving dan mat sesuai ukuran dan jumlah yang diinginkan. Risiko yang dapat terjadi pada tahap menggunting mat dan woven roving adalah penggunaan benda tajam yaitu tergores dan terpotong. Ada risiko lain yang dapat terjadi karena bersentuhan langsung dengan bahan woven roving dan mat yaitu menyebabkan gatal pada kulit, perih pada mata. Setelah itu kita perlu melapisi bagian cetakan yang akan dilapisi fiberglass dengan mirrorglaze terlebih dahulu agar mudah dilepas dari cetakan. Mitigasi disarankan untuk tahap ini adalah pekerja memiliki pengetahuan akan bahaya bahan yang digunakan atau pekerja memiliki kompeten yang baik dan menggunakan APD yang sesuai pada tahap ini yaitu sarung tangan kain, dan wearpack .
Sebelum mulai membuat fiberglass perlu membuat gelcoat terlebih dahulu. Gelcoat terbuat dari resin, talc, katalis, dan pigmen warna. Katalis adalah sejenis bahan yang befungsi sebagai penyebab reaksi kimia. Bahan ini sebagai katalisator dan akselerator pada proses pengeringan. Bahan katalis ini berisiko menyebabkan gelcoat berbahaya jika bersentuhan langsung dengan kulit karena bersifat korosif. Pada pembuatannya menggunakan alat bor yang dimodifikasi menjadi pengaduk agar mempersingkat waktu karena setelah bercampur dengan katalis hanya membutuhkan waktu singkat untuk mengeras. Penggunaan alat bor juga memiliki risiko seperti tertimpa alat, alat rusak, dan hubungan pendek arus listrik yang sangat berbahaya bagi pekerja. Mitigasi yang disarankan pada tahap ini adalah pekerja memiliki kompetensi yang baik dan menggunakan APD yang sesuai yaitu sarung tangan karet, wearpack, dan safety shoes serta lebih menjaga jalur aliran listrik. Dokumentasi proses pembuatan dan pelapisan gelcoat terdapat pada Lampiran 1.
9 safety shoes, dan diperlukan penjelasan bahaya bahan tersebut agar secara kebutuhan pekerja menggunakan alat keselamatan demi keselamatan jiwanya. Dokumentasi pelapisan mat dan woven roving terdapat pada Lampiran 1.
Fiberglass yang dibuat tidak mungkin langsung sempurna, pada tahap selanjutnya akan meratakan atau merapikan fiberglass. Meratakan atau merapikan fiberglass adalah kegiatan menghaluskan bagian yang masih kasar dan menghilangkan bagian yang tidak dibutuhkan dengan gerinda dan amplas. Risiko yang ada pada tahap ini adalah kontak langsung dengan bahan fiberglass atau terkena debu fiberglass di udara menyebabkan gatal pada kulit, mata, hidung dan tenggorokan. Ada kemungkinan bahwa serat menyebabkan kerusakan permanen pada paru-paru atau saluran pernapasan, atau meningkatkan kemungkinan kanker paru-paru. Serat debu yang terhirup dapat mengganggu saluran pernapasan, sehingga mengakibatkan batuk dan mengeluarkan lendir berlebihan. Kondisi ini disebut bronchitis.Mitigasi yang disarankan salah satunya pekerja harus memiliki kompetensi yang baik, pekerja menggunakan APD yang sesuai yaitu sarung tangan kain, masker, safety glasses, wearpack, dan safety shoes serta diperlukan penjelasan bahaya bahan tersebut agar secara kebutuhan pekerja menggunakan alat keselamatan demi keselamatan jiwanya.
Tahapan pasca pembuatan badan perahu adalah tahap evaluasi pekerjaan pada tahap pembuatan badan perahu pekerja perlu mengetahui kendala yang dihadapi dan mendapatkan solusi secepat mungkin agar mempermudah pekerjaan selanjutnya. Pada tahap ini dilakukan juga merapikan dan membersihkan area kerja agar tidak ada bahan dan alat yang hilang dan tercecer. Mitigasi yang disarankan pada tahap ini adalah dibuatnya tempat khusus peletakan bahan dan alat pada tempat yang aman dan mudah dicari. Bagan alir proses pembuatan badan perahu fiberglass yang tersaji pada Gambar 4.
Pembuatan Konstruksi Kerangka
Tahapan pembuatan konstruksi kerangka dimulai dari pra pembuatan konstruksi kerangka perahu dimana dilaksanakannya toolbox meeting dan pembagian jobdesk masing-masing pekerja. Risiko pada tahapan ini termasuk bahan dan peralatan hilang karena seringkali tidak diletakkan kembali pada tempatnya. Mitigasi yang disarankan yaitu menyediakan bahan dan alat cadangan untuk menyelamatkan waktu yang terbuang jika alat atau bahan yang diperlukan tidak ada.
Tahap berikutnya adalah mendesain cetakan. Berbeda dengan cetakan pada tahap sebelumnya, cetakan yang dimaksud disini adalah cetakan untuk memotong kayu dan polyurethane sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Risiko yang ada pada tahap ini adalah jika bentuk yang didesain tidak sesuai dengan yang diinginkan akan memperlambat pekerjaan dan akan membuang banyak bahan. Mitigasi yang disarankan untuk tahap ini adalah pekerja yang bertugas memiliki kompetensi yang baik dalam pekerjaan mendesain cetakan.
10
operasional alat yang dapat berakibat jatuhnya alat atau rusaknya alat, dan terjadi hubungan pendek arus listrik yang dapat membahayakan jiwa pekerja. Mitigasi yang disarankan dalam tahap ini yaitu pekerja memiliki kompetensi yang baik, mengerti cara POB alat dengan baik, dan memakai APD yang sesuai yaitu sarung tangan kain, safety glasses, dan safety shoes.
Tahap selanjutnya yaitu memasang kayu dan polyurethane. Memasang atau merangkai bahan yang sudah dipersiapkan menjadi suatu konstruksi kerangka seperti galar-galar dan gading-gading. Risiko yang terdapat pada tahap ini adalah penggunaan benda tajam dan alat pemukul bisa berakibat seperti tertusuk, tergores dan tertimpa alat atau bahan. Mitigasi yang disarankan adalah pekerja memiliki kompetensi yang baik dan penggunaan APD yang sesuai yaitu sarung tangan kain, dan safety shoes.
Tahap selanjutnya yaitu melapisi dengan fiberglass. Sudah dijelaskan sebelumnya cara pembuatan fiberglass sehingga menjadi lapisan yang kuat dan kokoh. Pertama membuat gelcoat lalu dilapisi mat dan woven roving. Risiko yang terdapat pada tahap ini adalah penggunaan bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal dan jika terhirup akan menyebabkan sesak dan bronchitis. Mitigasi yang disarankan yaitu pekerja mempunyai kompetensi yang baik, mengerti bahaya setiap bahan kimia yang digunakan, dan memakai APD yang sesuai yaitu sarung tangan kain, safety glasses, wearpack, dan safety shoes.
Tahapan pasca pembuatan konstruksi kerangka adalah tahap evaluasi pekerjaan. Pada tahap pembuatan konstruksi kerangka, pekerja perlu mengetahui kendala yang dihadapi dan mendapatkan solusi secepat mungkin agar mempermudah pekerjaan selanjutnya. Pada tahap ini dilakukan juga merapikan dan membersihkan area kerja agar tidak ada bahan dan alat yang hilang dan tercecer. Mitigasi yang disarankan pada tahap ini adalah dibuatnya tempat khusus untuk meletakkan bahan dan alat pada tempat yang aman dan mudah dicari. Bagan alir proses pembuatan konstruksi kerangka perahu fiberglass yang tersaji pada Gambar 5.
Pengujian
Tahap pertama yaitu tahap pra pengujian, pada tahap ini dilakukan toolbox meeting membahas perencanaan dan pembagian tugas dalam hal pengujian ini. Membahas cara memindahkan, alat bantu apa yang digunakan, dan mengadakan percobaan apa saja. Risiko yang dapat terjadi pada tahap pra pengujian ini adalah tidak adanya kolam yang siap digunakan untuk pengujian. Mitigasi yamg disarankan yaitu dengan melakukan pengecekan lokasi terlebih dahulu sebelum memindahkan perahu.
11 Tahap pengujian kolam adalah saat dimana perahu diuji dengan beberapa faktor uji. Risiko yang terdapat dalam adalah saat bekerja diatas air salah satunya adalah tercebur, terhimpit, dan perahu terbentur. Mitigasi yang disarankan pada tahap ini adalah bekerja diarea aman dari potensi tercebur, menggunakan metode pengujian yang tepat.
Tahapan pasca pengujian adalah tahap evaluasi pekerjaan, pekerja perlu mengetahui kendala yang diterima dan mendapatkan solusi secepat mungkin agar mempermudah pekerjaan selanjutnya. Pada tahap ini dilakukan juga merapikan dan membersihkan area kerja agar tidak ada bahan dan alat yang hilang dan tercecer. Mitigasi yang disarankan pada tahap ini adalah dibuatnya tempat khusus peletakan bahan dan alat ditempat yang aman dan mudah dicari. Bagan alir proses pengujian perahu fiberglass yang tersaji pada Gambar 6.
Finishing
Pada tahap finishing dimulai dengan pra finishing yaitu aktivitas toolbox meeting dan pembagian job desk masing-masing pekerja dan persiapan area kerja termasuk perlistrikan. Risiko pada tahapan ini termasuk bahan dan peralatan hilang karena seringkali bahan dan peralatan tidak diletakkan kembali pada tempatnya. Mitigasi yang disarankan yaitu menyediakan bahan dan alat cadangan untuk menyelamatkan waktu yang terbuang apabila alat atau bahan yang diperlukan tidak ada.
Selanjutnya adalah pendempulan. Tahap ini dilakukan untuk memperbaiki kondisi badan perahu yang belum sesuai dengan keinginan. Dempul dibuat dengan bahan talc, resin, pigmen warna, dan katalis. Risiko yang dapat terjadi dalam tahap ini adalah penggunaan bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan iritasi, gatal, dan keracunan. Mitigasi yang disarankan untuk tahap ini adalah pekerja memiliki kompetensi yang baik, mengetahui bahaya bahan yang digunakan, serta menggunakan APD yang sesuai yaitu sarung tangan karet, masker, dan wearpack.
Tahap selanjutnya adalah menghaluskan badan perahu. Setelah pendempulan masih perlu dihaluskan. Penghalusan badan perahu dilakukan dengan alat sander. Risiko yang dapat terjadi pada tahap ini adalah cara memegang alat yang tidak benar akan mengakibatkan alat terjatuh dan alat mengalami kerusakan. Risiko lainnya jika terjadi hubungan pendek arus listrik akan membahayakan pekerja di sekitar lokasi alat listrik. Mitigasi yang disarankan untuk tahap ini adalah pekerja memiliki kompetensi yang baik, mengetahui POB penggunaan alat, tidak lupa merapikan kelistrikan, serta menggunakan APD yang sesuai yaitu sarung tangan karet, masker, safety shoes dan wearpack.
Proses pengecatan dilakukan karena pada saat pembuatan gelcoat tidak menggunakan pigmen warna. Risiko yang dapat terjadi pada tahap ini adalah penggunaan bahan kimia yang dapat berakibat iritasi, gatal, dan keracunan. Mitigasi yang disarankan pada tahap ini adalah pekerja memiliki kompetensi yang baik, mengetahui bahaya bahan yang digunakan, dan menggunakan APD yang sesuai yaitu sarung tangan karet, masker, safety shoes dan wearpack.
12
penggunaan benda putar yang akan mengakibatkan tergores, tertusuk, dan tertimpa alat. Mitigasi yang disarankan pada tahap ini adalah pekerja memiliki kompetensi yang baik, mengetahui bahaya bahan yang digunakan, serta menggunakan APD yang sesuai yaitu sarung tangan kain, wearpack, dan safety shoes.
Tahapan pasca pembuatan konstruksi kerangka adalah tahap evaluasi pekerjaan. Pada tahap pembuatan konstruksi kerangka, pekerja perlu mengetahui kendala yang dihadapi dan mendapatkan solusi secepat mungkin agar mempermudah pekerjaan selanjutnya. Pada tahap ini dilakukan juga merapikan dan membersihkan area kerja agar tidak ada bahan dan alat yang hilang dan tercecer. Mitigasi yang disarankan pada tahap ini adalah dibuatnya tempat khusus untuk meletakkan bahan dan alat pada tempat yang aman dan mudah dicari. Bagan alir proses finishing perahu fiberglass yang tersaji pada Gambar 7.
Berikut adalah bagan alir setiap tahapan kegiatan proses pembuatan perahu fiberglass
Gambar 1.Bagan alir kegiatan produksi pembuatan perahu fiberglass
Gambar 2. Bagan Alir kegiatan Persiapan pembuatan perahu fiberglass
Mulai
persiapan produksi
pembuatan cetakan
pembuatan badan perahu perahu
pembuatan konstruksi kerangka
finishing perahu pengujian perahu
Selesai
Mulai
pra persiapan
membuat desain perahu
mendata jenis dan jumlah bahan yang diperlukan
mendata jenis dan jumlah alat yang diperlukan
pasca persiapan mempersiapkan area
kerja dan APD
13
Gambar 4. Bagan alir kegiatan permbuatan badan perahu
Gambar 3. Bagan alir kegiatan pembuatan cetakan
Mulai
pra pembuatan cetakan
mendesain cetakan
mempersiapkan bahan kayu
mempersiapkan bahan plat seng
pasca pembuatan cetakan memasang kayu dan
plat seng
Selesai
Mulai
pra pembuatan badan perahu
mempersiapkan bahan
membuat gelcoat
melapisi fiberglass
merapikan fiberglass
pasca pembuatan badan perahu
14
Gambar 5. Bagan alir kegiatan pembuatan konstruksi perahu
Gambar 7. Bagan alir kegiatan finishing perahu
Gambar 6. Bagan alir kegiatan pengujian perahu
Mulai
pra pembuatan konstruksi perahu
mendesain cetakan
mempersiapkan bahan kayu dan polyurethan
memasang kayu dan polyurethan
pasca pembuatan konstruksi perahu
melapisi fiberglass
Selesai
Mulai
pra pengujian
pemindahan perahu
pengujian dikolam
pasca pengujian
Selesai
Mulai
persiapan finishing
mendempul badan perahu
menghaluskan badan perahu
mengecat badan perahu
pasca finishing memasang tali
15
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Identifikasi terhadap proses pembuatan perahu fiberglass menunjukkan bahwa tahap pembuatan konstruksi kerangka merupakan tahap yang paling berisiko. Tingkat risikonya beragam mulai dari ringan seperti gatal, menengah seperti iritasi kulit, berat seperti terpotong, dan fatal seperti tersengat listrik yang dapat menghilangkan nyawa seseorang. Analisis keselamatan kerja menunjukkan bahwa proses pembuatan perahu fiberglass memiliki tingkat risiko yang tinggi dilihat dari sisi keselamatan kerja.
Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad DF.2010. Identifikasi Bahaya dan Upaya Pengendalian yang Dilakukan pada Pekerja Railing di PT. PP (PERSERO) Proyek Gedung Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Jakarta Tahun 2009. Skripsi. Jakarta (ID) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Hal 67
Anton TJ. 1989. Occupational Safety and Health Management (2nd Edition) New York. (US) :McGrawhill.
Chao EL. 2002. Job Safety Analysis OSHA 3071. Occupational Safety and Health Administration: (US)
Lingga G. “Hari Keselamatan dan Kesehatan se-Dunia: Mencegah kecelakaan kerja melalui pelaksanaan manajemen risiko K3”. http:// www.ilo.org /jakarta/info/public/pr/WCMS_155174/lang--en/index.htm. (ID) Press release 26 April 2011 (diakses 4 Februari 2013)
Mulya A. 2008. Analisis dan Pengendalian Risiko Keselamatan Kerja dengan Metode Semi Kuantitatif pada Pekerja Pengelasan di Bengkel Pabrik PT. ANTAM Tbk UBP Emas Pongkor Bogor Tahun 2008. Skirpsi. (ID) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Hal 45
Lane R, Stanton N. & Harisson, D. 2008. Hierarchical Task Analysis to Medication Administration Errors, Kingston Lane Uxbridge, (UK) Departemen of Design and Information System Brunel University.
Lyons M, Adams S, Woloshynowych M. & Vincent C. 2004. Human Relibility Analysis in Healthcare: A Review of Technique. International Journal of Risk & Safety in Medicine, (UK) 16, 223-237.
Ridley J.2004. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Edisi Ketiga. Erlangga.Jakarta. (ID) hal 45
Suma’mur PK, Dr. 1981. Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan. Jakarta (ID) : CV Haji Masagung
17
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi pekerjaan
Gambar 8 . proses pembuatan cetakan Gambar 9. proses pembuatan Gelcoat
Gambar 10 . proses pelapisan mat Gambar 11. proses pelapisan woven roving
Lampiran 2. Tabel Job Safety Analysis
Tabel 1 persiapan
no. aktivitas peralatan
potensi
bahaya kecelakaan
derajat
risiko pencegahan yang ada risiko mitigasi
derajat
risiko* risiko* 1 pra persiapan laptop peralatan
hilang
pekerjaan tertunda
menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
pekerja berkompeten ringan sediakan alat cadangan
mengikuti POB bengkel bahan hilang pekerjaan
tertunda
menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
pekerja berkompeten ringan sediakan bahan cadangan
mengikuti POB bengkel 2 membuat desain
kapal
laptop desain kurang tepat
pekerjaan tertunda
ringan pekerja cukup kompeten
pekerja berkompeten ringan alat tulis mengikuti prosedur pembuatan
desain kapal
mengikuti training desain kapal
3 mendata jenis dan jumlah bahan yang diperlukan
laptop jenis bahan kurang
pekerjaan tertunda
ringan pekerja cukup kompeten
pekerja berkompeten ringan alat tulis mengetahui kebutuhan jumlah
bahan
ringan pekerja cukup kompeten
pekerja berkompeten ringan
mengerti jenis bahan
4 mendata jenis dan jumlah alat yang diperlukan
laptop jumlah alat kurang
pekerjaan tertunda
ringan pekerja cukup kompeten
pekerja berkompeten ringan alat tulis mengetahui kebutuhan jumlah
alat
alat hitung tidak paham jenis alat
pekerjaan tertunda
ringan pekerja cukup kompeten
pekerja berkompeten ringan
mengerti jenis alat
5 mempersiapkan area kerja dan APD
sapu peralatan tercecer
pekerjaan tertunda
ringan pekerja memiliki kompetensi yang beragam
mengerti jenis APD yang diperlukan
ringan
kain pel menambah biaya
mempunyai peralatan cadangan
6 pasca persiapan laptop data hilang pekerjaan tertunda
ringan pekerja memiliki kompetensi yang
19
alat tulis menambah biaya
beragam membuat data cadangan
meletakan pada tempat sesuai
peruntukannya
Tabel 2 pembuatan cetakan
no. aktivitas peralatan potensi bahaya
kecelakaan derajat risiko
pencegahan yang ada risiko mitigasi derajat risiko*
risiko*
1 pra pembuatan cetakan
daftar alat peralatan hilang
pekerjaan tertunda
menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
pekerja berkompeten ringan sediakan alat cadangan
bahan hilang pekerjaan tertunda
menengah pekerja miliki kompetensi yang
alat tulis salah gambar pekerjaan tertunda
menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
pekerja berkompeten ringan mengikuti POB mendesain kapal
3 memotong triplek cutter & penggaris
penggunaan benda tajam
tergores ringan pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain)
ringan
tertusuk menengah tidak mengikuti petunjuk penggunaan alat
mengikuti POB penggunaan alat ringan
terpotong berat tidak menggunakan alat pelindung
pekerja berkompeten ringan
benda jatuh tertimpa menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain)
ringan
tidak menggunakan alat pelindung
mengikuti POB penggunaan alat ringan
pekerja berkompeten 4 memotong kayu gergaji
mesin
penggunaan benda tajam
tergores ringan pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, safety glasses, dan safety shoes)
20
tertusuk menengah tidak mengikuti petunjuk penggunaan alat
mengikuti POB penggunaan alat ringan
terpotong berat tidak menggunakan alat pelindung
tertimpa menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, safety glasses, dan safety shoes)
ringan
terlepas ringan tidak mengikuti petunjuk penggunaan alat
mengikuti POB penggunaan alat ringan
peralatan rusak
menengah tidak menggunakan alat pelindung
fatal tidak menggunakan alat pelindung
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, safety glasses, dan safety shoes)
ringan
mengikuti POB penggunaan alat pekerja berkompeten
merapikan kelistrikan 5 melubangi kayu bor mesin penggunaan
benda berputar
terkena hamburan material
menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, safety glasses, dan safety shoes)
ringan
salah memegang bor
tertimpa menengah tidak mengikuti petunjuk penggunaan alat
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, safety glasses, dan safety shoes)
ringan
terlepas ringan tidak menggunakan alat pelindung
fatal tidak menggunakan alat pelindung
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, safety glasses, dan safety shoes)
ringan
21
pekerja berkompeten
merapikan kelistrikan 6 menghaluskan
kayu (smoothing)
sander salah memegang sender
terlepas menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, safety glasses, dan safety shoes)
tertimpa menengah tidak mengikuti petunjuk penggunaan alat
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, safety glasses, dan safety shoes)
ringan
terlepas ringan tidak menggunakan alat pelindung
fatal tidak menggunakan alat pelindung
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, safety glasses, dan safety shoes)
ringan
mengikuti POB penggunaan alat pekerja berkompeten
merapikan kelistrikan 7 memasang kayu palu penggunaan
alat pukul dan
terpukul menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, dan safety shoes)
ringan
paku benda tajam tertusuk menengah tidak menggunakan alat pelindung
mengikuti POB penggunaan alat ringan
pekerja berkompeten
benda jatuh tertimpa menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, dan safety shoes)
ringan
tidak menggunakan alat pelindung
mengikuti POB penggunaan alat
pekerja berkompeten 8 mengukur plat
seng
penggaris salah ukur pekerjaan tertunda
menengah pekerja miliki kompetensi yang
22
beragam 9 memotong plat
seng
gerinda penggunaan benda tajam
tergores ringan hanya menggunakan google
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, dan safety shoes)
ringan
penggunaan benda berputar
terpotong berat pekerja miliki kompetensi yang beragam
mengikuti POB penggunaan alat ringan
tidak mengikuti petunjuk penggunaan alat
pekerja berkompeten
salah memegang gerinda
tertimpa menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, dan safety shoes)
ringan
terlepas ringan tidak mengikuti petunjuk penggunaan alat
mengikuti POB penggunaan alat ringan
peralatan rusak
menengah tidak menggunakan alat pelindung
fatal tidak menggunakan alat pelindung
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, dan safety shoes)
ringan
mengikuti POB penggunaan alat pekerja berkompeten
merapikan kelistrikan 10 memasang plat
seng
palu penggunaan alat pukul dan
terpukul menengah tidak menggunakan alat pelindung
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, dan safety shoes)
ringan
paku benda tajam tertusuk menengah pekerja miliki kompetensi yang
tertimpa menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, dan safety shoes)
ringan
23
petunjuk penggunaan alat
peralatan rusak
menengah tidak menggunakan alat pelindung
pekerja berkompeten
11 pasca pembuatan cetakan
ringan pekerja memiliki kompetensi beragam
menengah pekerja memiliki kompetensi beragam
meletakan pada tempat sesuai peruntukannya
ringan
bahan hilang menambah biaya
menengah pekerja memiliki kompetensi beragam
meletakan pada tempat sesuai peruntukannya
ringan
Tabel 3 pembuatan badan perahu
no. aktivitas peralatan potensi bahaya
kecelakaan derajat risiko
pencegahan yang ada mitigasi derajat risiko*
risiko*
1 pra pembuatan badan perahu
daftar alat peralatan hilang
pekerjaan tertunda
menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
pekerja berkompeten ringan sediakan alat cadangan ringan
bahan hilang pekerjaan tertunda
menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
pekerja berkompeten sediakan bahan cadangan
2 menggunting
woven roving
gunting penggunaan benda tajam
tergores ringan pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, dan wear pack)
ringan
terpotong berat tidak menggunakan alat pelindung
mengikuti POB penggunaan alat ringan
pekerja berkompeten
penggunaan bahan kimia
gatal ringan pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, dan wear pack)
ringan
iritasi kulit menengah tidak menggunakan alat pelindung
mengetahui bahaya bahan ringan
bronkitis menengah pekerja berkompeten ringan 3 menggunting mat gunting penggunaan
benda tajam
tergores ringan pekerja miliki kompetensi yang
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, dan wear
24
beragam pack) terpotong berat tidak menggunakan
alat pelindung
mengikuti POB penggunaan alat ringan
pekerja berkompeten
penggunaan bahan kimia
gatal ringan pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, dan wear pack)
ringan
iritasi kulit menengah tidak menggunakan alat pelindung
mengetahui bahaya bahan ringan
bronkitis menengah pekerja berkompeten ringan 4 melapisi mirror
glaze
kuas roll penggunaan bahan kimia
gatal ringan pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan karet, wear pack, dan safety shoes)
ringan
iritasi kulit menengah hanya menggunakan masker
gatal ringan pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan karet, wear pack, dan safety shoes)
ringan
iritasi kulit menengah tidak mengikuti petunjuk penggunaan alat
mengetahui bahaya bahan ringan
bronkitis menengah pekerja berkompeten ringan benda jatuh tertimpa menengah pekerja miliki
kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan karet, wear pack, dan safety shoes)
ringan
salah memegang bor
terlepas ringan pekerja miliki kompetensi yang
fatal pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan karet, wear pack, dan safety shoes)
ringan
tidak mengikuti petunjuk penggunaan alat
25
hanya menggunakan masker
pekerja berkompeten
merapikan kelistrikan 6 memasang mat kuas roll penggunaan
bahan kimia
gatal ringan pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan karet, wear pack, dan safety shoes)
ringan
kuas iritasi kulit menengah hanya menggunakan masker
mengetahui bahaya bahan ringan
bronkitis menengah pekerja berkompeten ringan tergores
fiberglass
luka gores ringan pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan karet, wear pack, dan safety shoes)
ringan
hanya menggunakan masker pekerja berkompeten 7 melapisi gel coat kuas penggunaan
bahan kimia
iritasi kulit menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan karet, wear pack, dan safety shoes)
ringan
kuas roll gatal ringan mengetahui bahaya bahan ringan perih dimata ringan hanya menggunakan
masker
pekerja berkompeten ringan
bronkitis menengah ringan 8 memasang woven
roving
kuas roll penggunaan bahan kimia
gatal ringan pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan karet, wear pack, dan safety shoes)
ringan
kuas iritasi kulit menengah hanya menggunakan masker
mengetahui bahaya bahan ringan
bronkitis menengah pekerja berkompeten ringan tergores
fiberglass
luka gores ringan pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan karet, wear pack, dan safety shoes)
ringan
hanya menggunakan masker pekerja berkompeten 9 melapisi gel coat kuas penggunaan
bahan kimia
iritasi kulit menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan karet, wear pack, dan safety shoes)
26
kuas roll gatal ringan hanya menggunakan masker
mengetahui bahaya bahan ringan
perih dimata ringan pekerja berkompeten ringan bronkitis menengah ringan 10 memasang mat kuas roll penggunaan
bahan kimia
gatal ringan pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan karet, wear pack, dan safety shoes)
ringan
kuas iritasi kulit menengah hanya menggunakan masker
mengetahui bahaya bahan ringan
bronkitis menengah pekerja berkompeten ringan tergores
fiberglass
luka gores ringan pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan karet, wear pack, dan safety shoes)
ringan
hanya menggunakan masker pekerja berkompeten ringan 11 melapisi gel coat kuas roll penggunaan
bahan kimia
iritasi kulit menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan karet, wear pack, dan safety shoes)
gerinda penggunaan benda berputar
terpotong berat pekerja miliki kompetensi yang beragam
mengikuti POB penggunaan alat ringan
tidak mengikuti petunjuk penggunaan alat
pekerja berkompeten
salah memegang gerinda
terlepas menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, masker,
safety glasses, safety shoes dan
wear pack)
ringan
peralatan rusak
menengah tidak mengikuti petunjuk penggunaan alat
27
tidak menggunakan alat pelindung
pekerja berkompeten
hubungan pendek
tersengat listrik
fatal tidak menggunakan alat pelindung
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, masker,
safety glasses, safety shoes dan
wear pack)
ringan
mengikuti POB penggunaan alat pekerja berkompeten
merapikan kelistrikan
13
pelepasan badan
perahu palu karet
penggunaan
alat pukul terpukul menengah
tidak menggunakan alat pelindung
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, dan safety
shoes) ringan badan perahu dari cetakan
jumlah orang harus lebih dari
cukup menengah
tergores ringan
jumlah orang
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, safety
shoes) ringan
14 pasca pembuatan body
ringan pekerja memiliki kompetensi beragam
Tabel 4 pembuatan konstruksi perahu
no. aktivitas peralatan potensi bahaya
kecelakaan derajat risiko
pencegahan yang ada risiko mitigasi derajat risiko*
risiko*
28
konstruksi perahu hilang tertunda kompetensi yang beragam
sediakan alat cadangan
bahan hilang pekerjaan tertunda
menengah pekerja miliki kompetensi yang
alat tulis salah gambar pekerjaan tertunda
menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
pekerja berkompeten ringan
3 memotong triplek cutter & penggaris
penggunaan benda tajam
tergores ringan pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, safety glasses, dan safety shoes)
ringan
tertusuk menengah tidak mengikuti petunjuk penggunaan alat
mengikuti POB penggunaan alat ringan
terpotong berat tidak menggunakan alat pelindung
pekerja berkompeten ringan
benda jatuh tertimpa menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja ringan
tidak menggunakan alat pelindung
mengikuti POB penggunaan alat ringan
pekerja berkompeten 4 memotong kayu gergaji
mesin
penggunaan benda tajam
tergores ringan pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, safety glasses, dan safety shoes)
ringan
tertusuk menengah tidak mengikuti petunjuk penggunaan alat
mengikuti POB penggunaan alat ringan
terpotong berat tidak menggunakan alat pelindung
tertimpa menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, safety glasses, dan safety shoes)
ringan
29
petunjuk penggunaan alat
peralatan rusak
menengah tidak menggunakan alat pelindung
fatal tidak menggunakan alat pelindung
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, safety glasses, dan safety shoes)
ringan
mengikuti POB penggunaan alat pekerja berkompeten
merapikan kelistrikan 6 melubangi kayu bor mesin penggunaan
benda berputar
terkena hamburan material
menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, safety glasses, dan safety shoes)
ringan
salah memegang bor
tertimpa menengah tidak mengikuti petunjuk penggunaan alat
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, safety glasses, dan safety shoes)
ringan
terlepas ringan tidak menggunakan alat pelindung
fatal tidak menggunakan alat pelindung
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, safety glasses, dan safety shoes)
ringan
mengikuti POB penggunaan alat pekerja berkompeten
merapikan kelistrikan 7 menghaluskan
kayu (smoothing)
sander salah memegang sender
terlepas menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, safety glasses, dan safety shoes)
tertimpa menengah tidak mengikuti petunjuk penggunaan alat
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, safety glasses, dan safety shoes)
30
terlepas ringan tidak menggunakan alat pelindung
fatal tidak menggunakan alat pelindung
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, safety glasses, dan safety shoes)
ringan
mengikuti POB penggunaan alat pekerja berkompeten
merapikan kelistrikan 5 memasang kayu palu penggunaan
alat pukul dan
terpukul menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, safety shoes)
ringan
paku benda tajam tertusuk menengah tidak menggunakan alat pelindung
mengikuti POB penggunaan alat ringan
pekerja berkompeten
benda jatuh tertimpa menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, safety shoes)
ringan
tidak menggunakan alat pelindung
mengikuti POB penggunaan alat
pekerja berkompeten 8 mengukur
polyurethane
penggaris salah mengukur
pekerjaan tertunda
ringan tidak menggunakan alat pelindung
pekerja berkompeten ringan
pekerja miliki kompetensi yang beragam
9 memotong
polyurethane
penggaris salah memotong
pekerjaan tertunda
ringan tidak menggunakan alat pelindung
pekerja berkompeten ringan
cutter menambah biaya
ringan pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, safety shoes)
ringan
31
10 membuat gel coat pengaduk listrik / bor listrik
penggunaan bahan kimia
gatal ringan pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan karet, masker, wear pack, dan safety shoes)
ringan
iritasi kulit menengah tidak mengikuti petunjuk penggunaan alat
mengetahui bahaya bahan ringan
bronkitis menengah hanya menggunakan masker
pekerja berkompeten ringan
benda jatuh tertimpa menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan karet, wear pack, dan safety shoes)
ringan
salah memegang bor
terlepas ringan pekerja miliki kompetensi yang
fatal pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan karet, wear pack, dan safety shoes)
ringan
tidak mengikuti petunjuk penggunaan alat
mengikuti POB penggunaan alat
hanya menggunakan masker
pekerja berkompeten
merapikan kelistrikan
6 memasang mat kuas roll penggunaan bahan kimia
gatal ringan pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan karet, wear pack, dan safety shoes)
ringan
kuas iritasi kulit menengah hanya menggunakan masker
mengetahui bahaya bahan ringan
bronkitis menengah pekerja berkompeten ringan tergores
fiberglass
luka gores ringan pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan karet, wear pack, dan safety shoes)
ringan
hanya menggunakan masker pekerja berkompeten
7 melapisi gel coat kuas penggunaan bahan kimia
iritasi kulit menengah pekerja miliki kompetensi yang
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan karet, masker,
32
beragam wear pack, dan safety shoes)
kuas roll gatal ringan mengetahui bahaya bahan ringan perih dimata ringan hanya menggunakan
masker
pekerja berkompeten ringan
bronkitis menengah ringan
8 memasang woven roving
kuas roll penggunaan bahan kimia
gatal ringan pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan karet, wear pack, dan safety shoes)
ringan
kuas iritasi kulit menengah hanya menggunakan masker
mengetahui bahaya bahan ringan
bronkitis menengah pekerja berkompeten ringan tergores
fiberglass
luka gores ringan pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan karet, wear pack, dan safety shoes)
ringan
hanya menggunakan masker pekerja berkompeten
9 melapisi gel coat kuas penggunaan bahan kimia
iritasi kulit menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan karet, masker, wear pack, dan safety shoes)
ringan
kuas roll gatal ringan hanya menggunakan masker
mengetahui bahaya bahan ringan
perih dimata ringan pekerja berkompeten ringan
bronkitis menengah ringan
10 memasang mat kuas roll penggunaan bahan kimia
gatal ringan pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan karet, wear pack, dan safety shoes)
ringan
kuas iritasi kulit menengah hanya menggunakan masker
mengetahui bahaya bahan ringan
pekerja berkompeten
tergores
fiberglass
luka gores ringan pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan karet, wear pack, dan safety shoes)
ringan
33
11 melapisi gel coat kuas roll penggunaan bahan kimia
iritasi kulit menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan karet, masker, wear pack, dan safety shoes)
gerinda penggunaan benda berputar
terpotong berat pekerja miliki kompetensi yang beragam
mengikuti POB penggunaan alat ringan
tidak mengikuti petunjuk penggunaan alat
pekerja berkompeten
salah memegang gerinda
terlepas menengah pekerja miliki kompetensi yang beragam
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, masker,
safety glasses, dan wear pack)
ringan
peralatan rusak
menengah tidak mengikuti petunjuk penggunaan alat
mengikuti POB penggunaan alat ringan
tidak menggunakan alat pelindung
pekerja berkompeten
hubungan pendek
tersengat listrik
fatal tidak menggunakan alat pelindung
menggunakan APD standar kerja (sarung tangan kain, masker,
safety glasses, dan wear pack)
ringan
mengikuti POB penggunaan alat pekerja berkompeten
merapikan kelistrikan
13 pasca pembuatan konstruksi perahu
ringan pekerja memiliki kompetensi beragam
menengah pekerja memiliki kompetensi beragam
meletakan pada tempat sesuai peruntukannya
ringan