• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tuntutan dan Cara Penyelesaian Nafkah Iddah (Studi Kasus di Mahkamah Rendah Syariah lpoh, Perak)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tuntutan dan Cara Penyelesaian Nafkah Iddah (Studi Kasus di Mahkamah Rendah Syariah lpoh, Perak)"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum Untuk Memenuhi Pensyaratan Memperolehi Gelar Sarjana Hukum Islam(SHI)

...

Ull

I

Disusun Oleh: dari ·.·. • . tセBBGHIGBB@ ... _ rg1. '

·o ...

e; ...

ィZゥセ」G、ZrNNlH_N@

.. .

'In. lnduk : ...

セNセ@

... ::: ...

:::.1.4 ..

1--

J,

...

, ANWAR BIN ROSLI

NIM: 107044103863

KONSENTRASI PERADILAN AGAMA PROGRAM STUD I AHW AL AL-SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SY ARIAH DAN HUKUM UINSYARIFHIDAYATULLAH

(2)

dalam sidaug Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 09 November 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) pada Program Studi Ahwal Al- Syakhsiyah (SAS).

Jakarta, 09 November 2009,

·--···-..

··---PERPllSTAK.t\AN

オセャ@

UIN SYAHIO ..l/\i\,4,1".:(fA

j

---'

. Muhammad Amin Suma, S.H.,M.A.,M.M. NIP: 1955 0505 198203 1012

PAN/TIA UJIAN

1. Ketua : Drs. H. A. Basig Djalil, S.H, M.A. (

...

<'.._ セ@ ) NIP. 1950 0306 197603 1001

2. Sekretaris : Kamarusdiana, S.Ag, M.H. (

....

セG@

NIP. 1972 0224 199803 1003

(

... J ...

セ@

..

セ@

.. :. ... )

3. Pembimbing : Drs. H.A. Basig Djalil, S.H, M.A. NIP. 1950 0306 197603 1001

セyM

4. Penguji I : Dr. H. A. Juaini Syukri, Les, M.A.

..

...

) NIP. 1955 0706 199203 1001

(

...

セ@

5. Penguji II : Dr. A. Tholabi Kharlie, S. Ag. M. Ag.
(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

I. Skripsi ini merupakan hasil karya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalan1 penulisan ini. telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di uョゥカ・イウゥエ。セ@ Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasiljiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menedma sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 19 Oktober2009 M, 29 Syawal 1423 H

セエᆪ@

---·

(4)

Puji syukur kehadrat Allah SWT. Pennlis panjatkan atas segala rahmat dan karunia-nya yang telah melimpahkan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini, shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw, Rasul paling mulia dan penutup para Nabi, serta iringan doa untnk keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.

Alhamdulilah dengan berkat rahmat-Nya, penulisan skripsi ini telah dapat diselesaikan dengan baik. U ntuk itu, tedma kasih yang tidak terhingga kepada insan yang dicintai Ayahanda dan Ibundaku, Rosli bin Sarip dan Roukayah bt Haji Abang, yang sentiasa mengisi di selurnh ruang hatiku dengan segala pengorbanan. Mereka telah memberikan didikan, perhatian, kasih sayang, semangat dan membedkan tunjuk ajar sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini.

Tidak lupa juga proses penyelesaian skripsi ini karena bantuan dari berbagai pihak. Oleh itu, penulis ingin ucapkan terima kasih kepada bapak:

(5)

Ahwal al-Syakhshiyyah.

3. Dr. H.A. Juaini Syukli, Les, M.A, dan Dr. A. Tholabi Kharlie, M.Ag, masing-masing selaku penguji skripsi yang telah banyak memberi kritikan dan masukan untuk dimuatkan di dalam penulisan ini.

4. Hakim Mahkamah Rendah Syariah Ipoh, Perak, Malaysia, Tuan Muhammad Taifor bin Ahmad Rusdi, A. M. P., dan staf-stafuya di Mahkamah Rendah Syariah Ipoh, Perak, Malaysia.

5. Seluruh penghargaan dan penghormatan kepada Ustaz dan Ustazah di APID Manjung, Perak, Ustaz Eddy, Ustaz Ibrahim, Ustaz Idham, Ustaz Fuzi, Ustaz Baha, Ustazah Zuraida, dan seluruh warga APID yang telah memberikan bimbingan, dorongan, semangat, kesabaran dan bersama dalam pahit dan manis dan tidak akan kulupakan kenang-kenangan yang dilalui semasa di APID.

(6)

sahabat yang berada di Malaysia. Tidak lupa juga kepada teman-temanku yang mengharungi pahit manis bersama penulis, Rais Halimi bin Nasrom, Mohd Fami Zulhaizad bin Yahya danjuga Mohd Muhibburahman bin Ismail. Demikian, akhimya ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, semoga Allah SWT membalasnya dengan ganjaran yang setimpal. Dan segala kritikan akan diterima dengan baik.

Jakarta, 18 September 2009M 28 Ramadhan 1430H

(7)

BABI

BAB II

BAB III

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... I

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penulisan ... 4

D. Metode Penelitian ... 5

E. Sistematika Penulisan ... 7

NAFKAH IDDAH DALAM PERSPEKTIF FIQIH DAN UNDANG-UDANG KELUARGA ISLAM PERAK A. Nafkah Iddah Perpektif Fiqih ... 9

B. Nafkah Iddah Menurut Undang-Undang Keluarga Islam Perak (2004) ... 15

C. Macam-macam Iddah ... 20

D. Tuntutan Nafkah di Mahkamah Rendah Syariah Ipoh, Peral<. ... 26

PROSEDUR TUNTUTAN NAFKAH ISTRI YANG DI CERAI A. Sekilas Tentang Peralc. ... 30

(8)

BAB IV

BABY

IMPLIKASI PERCERAIAN TERHADAP NAFKAH IDDAH

BAGI ISTRI

A. Biaya Anak Menurut PerspektifFiqih dan Menurut

Undang-Undang Keluarga Islam Perak (2004) ... 51

B. Tir\iauan Pelaksanaan Tuntutan Nafkah Icldah Setelah Perceraian dan Hasil Penelitian di Mahkamah SyariaI1 Ipoh, Perak ... 54

C. Analisa Penulis ... 62

PENUTUP A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 66

DAFT AR PUSAKA ... 68

LAMPIRAN-LAMPIRAN I. Pernyataan Tuntutan ... 71

2. Surat Perintah Mahkamah ... 72

3. Enakmen Nafkah UU Keluarga Islam Perak (2004) ... 74

4. Aturan Nafkah Enalanen UU Keluarga Islam Perak (2004) ... 76

(9)

Pada zaman sekarang, permasalahan dalam rumahtangga keluarga Islam memerlukan satu penelitian yang mendalam. Hal ini merupakan kondisi keruntuhan rumahtangga umat Islam di Negara ini yang semakin be1iamba11 dari masa ke masa.

Kajian hukum fiqh hanya bertujuan memperlihatkan dasar hukum Islam untuk diperbandingkan dengan Undang-Undang Keluarga Islam di Malaysia, khususnya pada bagian Undang-Undang Keluarga Islam Perak (2004) yang diberlakukan di Propinsi Ipoh, Perak, sebuah negara bagian di Malaysia 1.

Keruntuhan rumahtangga bukan saja berasal daripada kegagalan peribadi yang terlibat terhadap rumahtangga mereka, tetapi juga disebabkan oleh unsur-unsur lain. Karena itu, penelitian ini difokuskan pada bagian-bagian yang terdapat dalam Undang-Undang Keluarga Malaysia Utara serta diperbandingkan dengan hukum syar'I dari segi kesesuaiannya untnk mendapatkanjawaban2•

Selain faktor-faktor yang mengakibatkan berlakunya tuntutan nafkah selepas perceraian, penelitian ini bertujuan untnk memperlihatkan cara-cara penyelesaian yang dilaksanakan melalui Mahkamah Rendah Syariah (Pengadilan Agama). Sebuah perceraian tentunya akan meninggalkan berbagai dampak, bnkan saja kepada keluarga yang terlibat, tetapi juga masyarakat disekitamya. Perceraian akan

1

Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim, Fiqih Sunnah Untuk Wanita, Penerjemah; Asep

Sobari, (Jakarta: Al- l'tishom CAhaya Umat, Maret 2007)

2

(10)

mempengaruhi masa depan seorang anak dalam keluarga tersebut dan menjadi salah satu penyebab penting keruntuhan moral dan disiplin generasi sekarang3.

Walaupun perceraian merupakan satu cara penyelesaian bagi sesuatu krisis rumahtangga dan ia dihalalkan oleh syarak, namun ia tidak digalakkan kepada para suarni menggunakan perceraian tersebut dengan sewenang-wenangnya. Walaupun ia dijadikan pilihan terakhir, namun ia mengakibatkan pengaruhnya terhadap nakfah yang menjadi hak istri dari suaminya sepanjang menjalani tempoh iddah. Di samping itu, biaya anak turut menjadi persoalan dan permasalahan yang mana menjadi kewajiban suarni untuk menanggungnya jika mereka mempunyai anak hasil dari perkawinan sebelumnya4•

Semua ha! tersebut telah diatur di dalam aturan Undang-Undang Keluarga Islam Perak (2004) yang mana secara nmumnya, undang-undang ini menyatakan bahwa mana-mana pasangan suami istri yang telah bercerai, maka wajib ke atas suami menafkahinya yaitu menanggung biaya hidup istri di dalam tempoh masa iddah dan juga biaya anak, jika mempunyai hasil dari penikahan mereka. Walaupun aturannya sudah diatur, namun kebanyakan suami tidak mengan1bil inisiatif atau acuh tidak acuh terhadap kewajiban tersebut sehingga menjadi suatu masalah yang serius pada zaman sekarang, yang mana ia berpengaruh terhadap istri dan juga anak yang

3

Ibid.

4

(11)

ditinggalkannya sehingga aturan ini di atur di dalam Undang-Undang Keluarga Islam Perak (2004) bagi menjaga hale wanita dan hak anale yang diabaikan5•

Berdasarkan latar belaleang masalah itulah yang telah mendorong penulis untuk mengkaji lebih jauh dalam bentuk skripsi yang dapat dijadikan patokan oleh masyaraleat. Adapun judul yang diangkat oleh penulis adalah "TUNTUTAN DAN CARA PENYELESAIAN NAFKAH IDDAH (Studi Kasus di Mahkamah Rendah Syariah Ipoh, Perak)".

B. Pembatasan dan Pernmusan Masalah 1. Pembatasan Masalah.

Penulis membatasi penulisan skripsi ini terhadap kelalaian suami ke atas kewajiban nafkah yang seharusnya diberikan kepada istri serta anale yang ditinggalkannya dan juga hale istri dalam menuntut hale nafkalmya. Kajian ini dilakukan di Mahkamah Rendah Syariah Ipoh, Perale mengenai kasus-kasus tuntutan nafkah yang terjadi sekitar tahun 2008 serta cara penyelesaiaimya berdasarkan Undang-Undang Keluarga Islam Perale (2004) di Perale danjuga fiqih.

2. Perumusan Masalah

Pada dasarnya, semestinya nafkal1 iddah adalah kewajiban bagi suami untuk memberikannya kepada istri yang telah diceraikan, namun kenyataam1ya sering te1jadi bahwa istri tidale mendapatkai1 hale sebagaimana mestinya berdasarkan pada sumber data di Mahkamah Rendah Syariah Ipoh, Perale pada tahun 2008. Penulis

5

Undang-Undang Keluarga Islam Perak (2004). Warta kerajaan. Ji!. 57. Bil. 19ffambahan

(12)

memilih tahun 2008 karena pada tahun ini bayak sekali kasus-kasus tuntutan nafkah didaftarkan berbanding dengan tahun-tahun yang sebelumnya. Ini karena kebanyakan suami tidak memperdulikan tentang kewajiban yang sehamsnya ditunaikan setelah bercerai. Rumusan tersebut, penulis rinci dalam bentuk pert:myaan sebagai berikut:

a. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan suarni tidak memperdulikan kewajibannya terhadap nafkah istri setelah perceraian dilakukan, di Propinsi Ipoh, Perak?

b. Bagaimana ketentuan yang terdapat di dalam Undang-Undang Keluarga Islam Perak (2004) dalam menangani permasalahan tuntutan nafkah setelah perceraian yang dilakukan di Propinsi Ipoh, Perak?

c. Bagaimana prosedm seorang istri untuk menuntut nafkah di Mahkamah Rendah Syariah Ipoh, Perak daripada suami?

C. Tujuan Penulisan dan Manfaat Penelitian

(13)

zaman sekarang menurut Undang-Undang Keluarga Islan1 Perak (2004) di Perak demi memberi keadilan sewajarnya baik bagi pasangan suami istri maupun anak. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksudkan dengan nafkah menurut syariat.

b. Untuk mengetahui sebab-sebab yang menyebabkan wajib membayar nafkah kepada istri serta hal-hal yang terkait dengannya.

c. Untuk mengetahui prosedur serta cara-cara mahkamah dalam mengatasi hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan nafkah istri selepas berlakunya perceraian.

d. Untuk mengetahui kesan-kesan penerapan Undang-Undang Keluarga Islam Perak (2004) dalam mengatur urusan yang terkait dengan Undang-Undang Keluarga Islam Perak (2004) terhadap masyarakat di Ipoh, Perak.

D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan

Pembahasan dalam skripsi ini mengacu pada metode penelitian itu sendiri yang mana menggunakan pemelitian kualitatif, di mana data yang terkumpul dan diolah berdasarkan proses pengamatan dan lebih bersifat pemaparan.

(14)

samping data primer, penulis juga menggunakan data sekunder yang mana diperoleh dmipada data-data dalam bentuk dokumen.

Dalam menyusun dan mendapatkm1 data untuk bahan rujukan skripsi ini, penulis menggunakan dua macam teknik pengumpulan data, yaitu melalui Penelitian Perpustakaan dan Penelitian Lapangan.

1. Penelitian Perpustakaan

Penelitian Perpustakaan atau library research yaitu peneliti melakukan penelusuran buku rujukan dan sumber dmi internet yang berkaitan dengan nafkah istri selepas perceraian yang berdasarkan Undang-Undang Keluarga Islam Perak (2004), di Peral<.

2. Pcnelitian Lapangan

Penelitim1 lapangan atau Field Research yaitu peneliti memperoleh data yang akurat tentang masalah sumni yang aculi tidak aculi tentang pemberian nafk:ah ke atas istri dan yang berkait atasnya dengm1 cara wawancara atau sesi temuduga atau

interview.

(15)

E. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang lebihjelas mengenai mated yang menjadi pokok penulisan dan memudahkan para pembaca dalam memahami tata aturan penulisan sklipsi ini, maka penulis membataskan sistematika penulisan skripsi ini

seperti belikut:

BAB PERT AMA beiisi pendahuluan yang terdili daripada latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan teknik penulisan serta sistematika penulisan.

BAB KEDUA berisi gambaran umum tentang konsep tuntutan nafkah istli selepas cerai dari sudut fiqih dan Undang-Undang Keluarga Islam Perak (2004) di yang mana kandungannya membahas tentang dasar nafkah iddah, macarn-macam iddah, tuntutan nafkah iddah dan sebagainya.

BAB KETIGA belisi tentang biografi mengenai Negeri Perak dad sudut latar belakangnya, Iatar belakang peradilannya dan lain-lain. Di perbahasan selanjutnya, penulis membahas tentang sebab-sebab terjadinya tuntutan nafkah istli dadpada suami selepas perceraian dan persepsi tuntutan nafkah di Ipoh, Perak sebagai analisa penulis setelah menanggapi dad beberapa kiiteiia yang telah penulis bahas dalam bab ini.

(16)

berkaitan dengan tuntutan nafkah istri dalam tempoh satu tahun kebelakang yaitu pada tahun 2008. Pada bab ini juga, penulis membahas tentang faktor-faktor kelalaian suarni dalarn memberi nafkah kepada istri dan seakibat dengannya sehingga istri menuntut hak nafkalmya. Pada akhir bab ini, penulis membuat analisa dari penelitian dan pengarnatan.

(17)

A. Nafkah Iddah PerpektifFiqih

Bagi istri yang putus hubungan perkawinan dengan suaminya baik karena ditalak atau karena ditinggal mati oleh suaminya, mempunyai akibat hukum yang harus diperhatikan yaitu masalah iddah. Keharusan beriddah merupakan perintah Allah SWT yang dibebankan kepada istri yang telah dicerai baik dia (istri) orang yang merdeka maupun hamba sahaya untuk melaksanakannya sebagai manifestasi ketaatan kepadanya. Untuk memudahkan pembahasan kita mengenai pengertian iddah ini, maka penulis mencuba mengungkapkannya dari dua sudut pengertian yaitu dari sudut bahasa dan istilah1•

1. Dari Segi Bahasa

Sebelum kita mengkaji lebih lanjut mengenai na:fkah iddah, terlebih dahulu penulis kemukakan arti iddah itu sendiri. Dari segi bahasa, iddah berasal dari kata o.ie yang mempunyai arti bilangan atau hitungan.2 Dalam Kamus Arab Indonesia

karangan Mahmud Yunus, iddah berasal dari kata :le. yang berarti menghitung.3

1

Abd. Rahman Ghazaly. Fiqh Munakahat, (Fajar Interpratama Offset, cet. I, 2003). h. 305.

2

Muhammad Idris Abdurra'uf, Al Marbawy Juz I, Kamus Idris Melayu, (Darul Ulum Al Islamiyah,) h. 8-9 bagian 2

3 Mahmud Yunus,

(18)

Dengan demikian, jika ditinjau dari segi bahasa, kata iddah dipakai untuk menunjukkan pengertian hari-haii haid atau hari suci pada wai1ita2.

2. Dari Segi Istilah

Para ulaina' telah merumuskan pengertian iddah dengan rumusan yang dapat dipahaini bahwa iddah adalah suatu tenggang waktu tertentu yang hai·us dijalaill seorang perempuan sejak ia berpisah dari suaininya yaitu setelah cerai. Baik disebabkan karena talak maupun karena suairllnya meninggal dunia. Dalam ha! iddah ini, wanita (istri) tidak boleh berkawin dengan laki-laki lain sebelum habis masa iddahnya. Dengan demikian dapat diainbil suatu pengertian bahwa iddah itu mempunyai beberapa unsur yaitu :

a. Suatu tenggang waktu tertentu. b. Wajib dijalaill oleh istri.

c. Karena ditinggal mati oleh suanrinya maupun diceraikan oleh suaininya. d. Keharainan untuk melakukan perkawinan selaina masa iddah3•

Para ahli fiqih berbeda pendapat mengenai waillta yang ditalaq dengan talaq

ba 'in, haius menjalaill iddahnya dirnana. Ulaina yang empat bersependapat mengatakan perempuan yang di talaq ba 'in harus menjalaill iddah di rumah suaininya seperti mana wanita yang ditalaq dengan talaq raj'i.4

2 Chuzaiman T. Yanggo, dkk., Problematika Hukum Islam Kontemporer, cet. I, PT. Pustaka

Firdaus, Jakarta, 1994, h. 149

3 Ibid.

h. 149.

4

(19)

Sedangkan Mazhab hnamiyah mengatakan, wanita yang ditalaq ba 'in boleh menentukan sendiri di mana dia akan menjalani iddah karena dia sudah terputus dari hubungan pemikahan antara dirinya dengan suaminya, dan tidak ada lagi hak warisan dan tidakjuga berhak atas nalkah dari suaminya. Kecuali apabila dia hamil5•

Mazhab Maliki, Syafie dan Hanbali bersependapat mengatakan perempuan yang diceraikan dengan talaq ba 'in dalam keadaan hamil berhak mendapatkan tempat tinggal dan nalkah. hnam Malik mengatakan dalam kitabnya al- Muwatta' bahwa ia mendengar Ibn Shihab berkata, perempnan yang diceraikan dengan talaq ba 'in tidak boleh keluar dari rumah suaminya sehinggalah berakhir iddahnya, dan ia tidak berhak mendapat nafkah melainkan dia harnil dan hendaklah diberi nafkah sehingga ia melalrirkan. 6

Mazhab Hanafi menyatakan bahwa perempuan yang beriddah ba 'in dan tidak mengandung berhak mendapat nalkah dengan syarnt perkawinan tersebut pemah berlaku persetubnhan, sama ada perceraian ba 'in dengan talaq tiga atau fasakh sama ada berpunca dari pihak suami atau istri, kecuali jasakh tersebut berpunca daripada pihak istri dengan sebab yang dilarang oleh syarak7•

5 Ibid. h. 322

6

Al- Fadhil al- Syeikh Muhammad Nuruddin Marbu Abdullah Al-Banjiri AIMakki,Hukum

Hakam Iddah Dalam Islam, h. 114.

(20)

Para ulama mempunyai pendapat yang berbeda tentang perempuan yang beriddab ba 'in sama dengan sebab talaq atau fasakh atau seun1pamanya atau mengandung serta kematian suami. Mazhab Maliki, Syafie dan Hanafi menyatakan babwa perempuan tersebut tidak berhak mendapat nafkah semasa sedang beriddab8•

Mazhab Hanbali menyatakan babwa perempuan yang beriddab ba'in,

mengandm1g atau kematian suami, walaupun mengandung disebabkan persetubuhan syubhab sekalipun berhak mendapat nafkab. Nafkab tersebut ditanggmlg daripada peninggalan suaminya, tetapi jika suaminya tidak mempunyai peninggalan, maka nafkah tersebut ditanggung oleh waris-waris suaminya, berdasarkan keluarga terdekat kepada si ma ti. 9

Mazhab Malild menyatakan babwa perempuan sedang beriddah karena di

li'an oleh suaminya tidak berhak mendapat nafkab walaupun mengandung, karena nafkab diwajibkan kepada mereka yang disabitkan keturunan. Manakala perempuan yang sedang beriddab li 'an tidak disabitkan keturunan kepada suaminya, maka dia tidak diwajibkan nafkab.10

Mazhab Syafie pula menyatakan babwa perempuan yang beriddab karena perceraian bukan talaq semasa hidup, seperti fasakh karena murtad atau memeluk

8

Maksudnya: perempuan yang mengandung dan berkematian suami tidak berhak mendapat

nafkah ( diriwayat darulquthni).

9

Muhd Fauzi Muhamad, Undang-undang Ke/uarga Islam Da/am Empat Mazhab

Pembubaran Perkahwinan, h 125.

(21)

Islam atau sabit susuan a tau fasakh 'aib atau seumpamanya, terdapat beberapa pendapat dikalangan ulama Mazhab Syafie. diantaranya:

a. Istri berhak mendapat tempat tinggal karena beriddah daripada perkawinan yang sah.

b. Jika perceraian dengan sebab 'aib atau tertipu, maka istri berhak mendapatkan nafkah11•

Setelah membahas masalah nafkah iddah dari segi pengertian, maka di bawah ini penyusun membahas dasar-dasar ketentuan nafkah iddah yang mengacu pada hukum naqli untuk mempetjelaskan tentang naflcah iddah itu sendiri.

1. Dasar dari Al Qur'an12

Artinya: " ... Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu

dengan cara ma'ruf. .. " (Q.S. al-Baqarah, 2: 233)

II Ibid. h. 166

12

(22)

2. Dasar dari Hadits

Hadits dari Riwayat Ahmad dan Abu Daud dan An-Nasa'I dan Ibnu Majah yang artinya:

yセ@ ャゥセエNZNNi@

4

_;j

0::..

I... ..iii JY".J

4

wlS Jtg セ@ ..ii セNj@

4.;.!l

uc

(_At.fall

01 セ@

uc

'-;I.;_)) ( セキQ@

•fa

セ@ ヲGセNj@ セNャZZNNNAQI@ セ@ QセQ@ ャゥエNセN[@ wh.1.1 0 1 セ@ 0 1 Jtg

(4

I... 011 .; セwi⦅L@ セ@ .;b .J!I _, .l.=-1

Artinya: "Dari Hakim bin Mua'awiyah Al-Qusyairi dari ayahnya r.a. ia bertanya: saya bertanya: "Ya Rasulullah, apakah kewajiban diantara kami terhadap istri?" Beliau bersabda: "Hendaklah engaku memberi makan, dan memberinya pakaian apabila engkau berpakaian dan janganlah memukul

muka danjanganlah engkau memburuk-burukkanya (mencela) .. "13

3. Das\U' Hukum Perdata

Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dalam pasal 41(c) sebagai berikut :

c. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan biaya penghidupan dan/atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas istri 14•

Pada pasal 152 Kompilasi Hukum Islam tentang Akibat Putusnya Perkawinan dalam menentukan nafkah iddah sebagai berikut :

Bekas istri berhak mendapat nafkah iddah dari bekas suaminya, kecuali bila ia nusyuz15•

13 Muh SjarifSukandy, Teljemahan Bulughu/ Maram Fiqih Berdasarkan Hadist, (Bandung:

Al-Ma'arif, 1976), cetke-2, h. 420.

14 R. Subekti, Kitab Undang-Vndang Hukum Perdata, (Jakarta: PT Pradnya Paramita, 2006),

(23)

B. Nafkah Iddah Menurut Undang-Undang Keluarga Islam Perak (2004)

Nafkah bermakna mengeluarkan belanja atau nafkah kepada mereka yang wajib atas seorang itu menafkahinya atau mengeluarkan belaajanya. Kadar belanja yang diwajibkan itu hendaklah sekadar keperluan dan kekuasaan orang yang berkewajiban itu serta menurut adat setiap tempat16•

Nafkah itu adalah wajib alas seorang suami kepada istrinya yang taat. Nafkah tersebut termasuk makanan, pakaian, tempat tinggal, pembantu rnmah, perkakas rnmah dan lain-lain lagi menurut keadaan dan adat di tempat masing-masing dan kedudukan suami dan istri. Walaupun istri kaya haknya, kepada nafkah masih

Setelah perceraian, tanggungjawab suami masih berjalan semasa iddah talaq pertama dan kedua. Jika istri hamil, tangguugjawab suami semakin bertambah karena iddah berjalan selagi masih belum dilahirkan dan istri mesti dinafkahi. Perempuan yang dicerai melalui kematian suami tidak berhak mendapatkan nafkah iddah karena dia dan kandungannya mendapat hak pusaka daripada suaminya yang telah meninggal18•

15 H. Abdurrahman, Kompi/asi Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: Akademika Pressindo,

2004), cet. Ke-4, h. 149.

16

Belanja ialah semua hajat dan keperluan yang berlaku menurut keadaan dan tempat seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal.

17 Muhd Fauzi Mohamad, undang-undang ke/uarga is/am dalam empat mazhab pembubaran

perkahwinan, h. 98.

(24)

Selain nafkah bagi istri dan anak, naflcah kepada orang lain juga perlu dilihat. Seorang anak wajib memberikan naflcah kepada ibu bapanya jika tiga syarat dipenuhi, yaitu:

(I) ibu dan bapanya adalah orang yang susah penghidupannya.

(2) Anak itu seorang yang kaya atau senang penghidupannya sama ada dia anak lelaki atau perempuan,

(3) Hendaklah anak itu mempunyai belanja atau nafkah yang lebih daripada naflcah istri dan anak-anaknya untuk sehari semalam. Tidak ada syarat yang mengatakan kedua ibu bapanya itu lemah daripada berusaha mencari naflcah19•

Hak bagi seorang istri yang telah bercerai untuk menerima naflcah daripada bekas suaminya dibawah suatu perintah mahkamah hendaklah terhenti apabila tamat tempoh iddahnya atan apabila istri itu hidup dalam perzinaan dengan seseorang yang lain. Hak istri untuk menerima pemberian daripada bekas suaminya di bawah suatu perjanjian hendaklah terhenti setelah istri itu berkawin lain atau hidup dalam perzinaan dengan seorang laki-laki lain. Melaiukan jika perjanjian itu memperuntukan yang selainnya20•

Dalam keadaan biasa, suatu perintah naflcah hendaklah tamat apabila orang yang kena bayar naflcah itu mati atau apabila orang yang berhak menerima nafkah

19

Muhd Fauzi Muhamad, undang-undang keluarga is/am dalam empat mazhab pembubaran

perkahwinan, h. 150.

20

(25)

menurut perintah yang telah dibuat itu mati, mengikut mana yang lebih awal. Tempoh perintah nafkah boleh jadi !ebih singkat atau telah dibatalkan sebelum ini21•

Seorang perempuan yang telah diceraikan berhak tinggal di rumah yang mana dia biasa tinggal semasa dia berkawin selagi suami tidak mendapatkan tempat tinggal lain yang sesuai untuk istri. Hak ini akan terhentijika tempoh iddah tamat22.

Undang-Undang Keluarga Islam Perak (2004) dalam Seksyen 66 yang menyatakan bahwa23:

(I) Hak bagi seorang istri yang telah bercerai untuk menerima nafkah daripada bekas suaminya di bawah suatu pedntah Mahkamah hendaklah terhenti apabila tempoh iddah telah tamat atau apabila istri itu menjadi Nusyuz,

(2) Hak istri yang diceraikan untuk menerima pemberian daripada bekas suaminya di bawah sesuatu perjanjian hendaklah terhenti atas perkawinan semula istri itu24•

Manakala kuasa mahkamah untuk memerintahkan nafkah bagi istri dan kesan nusyuz te1takluk kepada hukum syarak, Mahkamah boleh memerintahkan seseorang lelak:i membayar nafkah kepada istri atau bekas istrinya. Manakala seseorang istri tidaklah berhak mendaptkan nafkah apabila dia nusyuz atau enggan dengan tidak berpatutan menurut kemahuan atau perintah sah suaminya yaitu antara lain:

21 Ibid. h. 150.

22 Ibid.

h. 150.

23

Seksyen yaitu undang-undang atau statut. Kamus Dewan Edisi Ketiga, Noresah binti Baharum, (Dewan Bahasa dan Pustaka: Selangor, 2000). h. 337.

24 Undang-undang Ke/uarga Islam Perak (2004).

(26)

a. Apabila dia menjauhkan dirinya dari suaminya,

b. Apabila dia meninggalkan rumah suaminya bertentangan dengan kemahuan suaminya,

c. Apabila dia enggan berpindah bersama suaminya ke suatu rumah atau tempat

Tanpa apa-apa sebab yang sah mengikut Hukum Syarak, selepas sahaja istri itu bertaubat dan menurut kemahuan dan perintah sah suaminya, maka ist''

ri itu tidaklah lagi menjadi nusyuz.

Mahkamah boleh memerintah mana-mana orang yang bertanggungjawab tentang ha! itu mengikut hukum syarak supaya membayar nafkah kepada seseorang lain jika dia tak upaya, sepenuhnya atau sebagiannya, daripada mencari kehidupan oleh sebab kerosakan mental atau jasmani atau tidak sihat dan Mahkamah berpuas hati bahawa memandang kepada kemampuan orang yang pertama tersebut itu adalah munasabah memerintahkan sedemikian26•

Selain dari itu Mahkamah juga boleh, apabila menentukan nafkah, memerintahkan orang yang bertanggm1gan membayar nafkah itu snpaya member cagaran bagi kesemua atau apa-apa bahagiannya dengan meletakkan hak apa-apa

25 Ibid. Seksyen 66 (!)

26

Mahkamah yaitu tempat membicarakan kasus undang-undang, dewan atau majlis

pengadilan. Kamus Dewan Edisi Ketiga, Noresah binti Baharum, (Dewan Bahasa dan Pustaka,

(27)

harta pada pemegang-pemegang amanah dengan amanah supaya membayar nafkah itu atau sebahaginnya daripada pendapatan harta itu27.

Jika Mahkamah berpuas hati bahawa terdapat alas an-alasan untuk membayar nafkah kepada seseorang istri bagi dirinya sendiri atau anak-anak dalam jagaannya, mahkamah boleh membuat suatu perintah terhadap suami bagi membayar nafkah sementara yang akan berkuat kuasa serta merta dan terus berkuat kuasa sehingga perintah Mahkamah dibuat alas permohonan untuk nafkah28•

Suami pula boleh menyelaraskan nafkah sementara itu yang dibayar dengan amaun yang diperintah supaya dibayar untuk nafkah di bawah perintah Mahkamah, dengan syarat amaun yang diterima oleh istri, setelah ditolak apa-apa potongan adalah cukup untuk keperluan asasnya29•

Peruntukan ini bertujuan untuk mengatasi masalah istri-istri dan anak-anak yang sebelum ada perintah sementara itu terpaksa menunggu begitu lama sehingga selesai perbicaraan bagi mendapat pedntah dan hukuman tetap Mahkamah30•

27

Undang-undang Ke/uarga Islam Perak (2004). Warta kerajaan. Jil. 57. Bil. 19/ Tambahan

No. 2, Enakmen Pentadbiran Agama Islam Perak (2004).

28 Ibid.

29

Ibid.

30

(28)

C. Macam-macam Iddah

Baik dalam kitab fiqih, hukum positif Indonesia dan Undang-Undang Syariah Ipoh, Perak, secara spesifikasi, macam-macam iddal1 antara lain adalah:

1. Iddah Perempuan Yang Haid

Jika perempuannya bisa haid maka iddalmya tiga kali quru'. Sebagaimana firman Allah SWT:

J.J ,.... ,,, ,,,.... セ@ ,J 'f. ,,;: ... JI. ... !fl,... ,J .,,,..,

HGャGGャGaZyOッ⦅ヲゥセiI@ セェNス@ [[ᄋNAセ@ セセ@ セセNNNZZN@ .. 。ャI\Nセャャェ@

Artinya: "Dan perempuan-perempuan yang berthalaq, hendaklah mereka menahan

diri mereka tiga kali quru,31 "(Q.S. al-Baqarah, 2: 228)

Dengan ayat di atas, jelaslah bahwa istri yang diceraikan oleh suanlinya, harus menahan diri sebelum berkawin lain selama tiga kali suci. Sedangkan istri tersebut belum pernah disetubuhi oleh suami yang mentalaknya, maka bagi si istri tersebut tidak mempunyai masa iddal1.

Wajib iddah bagi istri tersebut diartikan untuk menghormati bekas suaminya. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Sayyid Sabiq sebagai berikut :

"istri yang kematian suaminya wajib iddah sekalipun belum pernah

disetubuhi, hal ini untuk menyempurnakan dan juga untuk menghargai hak

suami yang meninggal dunia. "32

31 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya., (Pelita III, Jakarta. 1994)

(29)

Istri yang telah dicerai dalam keadaan masih haid harus menjalani iddah (waktu tunggu) selama 3 (tiga) kali suci dan bila diharikan, minimal 90 (sembilan puluh) hari. Hal ini sebagaimana yang disebut dalam pasal 39 peraturan pemerintah No. 9 tahun 1975, ayat (!) sub (b) yang berbunyi sebagai berikut :

"Apabila perkawinan putus karena perceraian, waktu tunggu bagi yang berdatang bulan ditetapkan 3 (tiga) kali suci dengan sekurang-kuranguya 90 ( sembilan puluh) hari"33

2. Iddah istri yang tidak berhaid

Istri yang tidak berhaid lagi jika dicerai oleh suaminya atau ditinggal mati oleh suaminya maka mereka (istri) beriddah selama 3 bulan. Ketentuan ini berlaku buat perempuan yang belum baligh dan perempuan yang sudah tua tetapi tidak berhaid lagi, baik ia sama sekali tidak berhaid sebelumnya atau kemudian berhaid akan tetapi putus haidnya34• Hal ini berdasarkan pada finnan Allah yang berbunyi

sebagai beiikut :

,,, 11,,4 J. ., t ,J. ..----: r;/ .,, '(ff _,. .J _, .... J. - ... ,.. ,,,.,, ,.. ..:,.,,

>!

セエェ@

セエ@

:i•.i;

オJセ@

;.-1;51

0!

セキ@

セ@

セセエ@

セ@

FZᄋセ@

セエェ@

;:f ,..,, ,.. ,,. ... ,,..

HエZゥ

OセiI@

R;;

セ@

0

f

セヲ@

ケlZイMAGャlセ@

..

1_;1J

GᄚP[セ@

Artinya:" Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya),

33

Arso Sastroatmodjo, Hukum Perkawinan Islam, (Bulan Bintang, Jakarta, 1981), h. 95.

34

(30)

Maka masa iddah mereka adalah tiga bu/an; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak ha id. 35 "(Q.S. at-Thalaaq, 65: 4)

Sedangkan berdasarkan huk-um perdata Indonesia maka istri tersebut harus menjalani masa tunggu selama 90 (sembilan puluh) hari. Ini sejalan dengan pasal 39 Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1975 ayat (1) sub (b) yang berbunyi sebagai berikut:

"Apabila perkawinan putus karena perceraian, waktu tunggu bagi yang tidak berdatang bulan ditetapkan 90 (sembilan puluh) hari".36

3. Iddah istri yang telah disetubuhi

Iddah istri yang telah disetubuhi masih haid dan adakalanya tidak berhaid lagi. Masa iddah yang masih haid adalah selama 3 kali quru' sebagaimana disebutkan dalam firman Allah sebagai berikut :

Artinya:"Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru. 37 "(Q.S. al-Baqarah, 2: 228)

Massa iddah untuk istri yang telah disetubuhi tetapi tidak mengalami haid maka lama iddah 3 (tiga) bulan.

35 Depag Rl, Al-Quran dan Terjemahannya, (Pelita Ill, Jakarta. 1994)

36 Moh Mahfud, Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975, h. 210

(31)

4. Iddah perempuan hamil

Perempuan yang dicerai atau ditinggal mati suami dan sedang hamil iddahnya sampai ia melahirkan. Hal ini didasarkan pada firman Allah yang berbunyi sebagai berikut:

Artinya: "Dan Perempuan-perempuan hamil masa iddah mereka ialah sesudah

melahirkan ... "38(Q.S. at-Thalaaq, 65:4)

Istri tersebut harus menjalani masa tunggu yakni sampai ia melahirkan bayinya. Ini sejalan dengan Kompilasi Hukum Islam pasal 135, ayat (2), sub (c), yang berbunyi sebagai berikut :

"Apabila perkawinan putus karena perkawinan sedang janda tersebut dalam keadaan hamil waktu tunggu ditetapkan sampai melahirkau"39•

5. Iddah perempuan yang suaminya meninggal dnnia

Iddah wanita yang ditinggal suaminya dan ia dalam keadaan tidak hamil maka lama iddahnya ialah 4 bulan 10 hari, ini didasarkan pada firman Allah SWT:

38

1bid. Ath Thalaaq (65): I

39 H. Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: Akademika Pressindo,

(32)

Artinya: "Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan istri-istri (hendaklah para istri itu) menangguhkan dirinya (ber 'iddah)

empat bulan sepuluh hari ... 40"(Q.S. al-Baqarah, 2: 234)

Pada masa Iddah at-talaq ar-raj'I atau dalam keadaan hamil baik dalam masa iddal1 talaq raj'! atau at-talaq al-ba 'in, wanita berhak mendapat naikah dan tempat tinggal.41 Adapun wanita yang tidak hamil dalam keadaan iddah at-talaq al-ba 'in,

tidak berhak mendapat naikah dan tempat tinggal menurut Ahmad, sedangkan menurut Syafi'i dan Malik, ia berhak mendapat tempat tinggal dan tidak berhak mendapat naikah. Menurut Abu Hanifah, ia berhak mendapat naikah dan tempat tinggal. 42 Jika istri dalam iddah talak bain, hokun1 tergantung sama ada talak berlaku ketika hamil atau tidak.jika istri hamil, hukumnya adalah seperti berikut:43

i. Suami mesti menyediakan tempat tinggal untukoya.

40 Ibid, AI Baqarah : 234

41

Huzaemah T, Konsep Wanita Menurut Quran, Sunnah dan Fikih, dalam Wanita Islam

Indonesia Dalam Kajian Tekstua/ dan Kontekstua/ (Kumpu/an Maka/ah Seminar), (Jakarta: INIS,

1993), h. 25

42

Ibid. h. 25

43

Mustofa Al-Khin, Mustofa Al-Bugho, dkk, Kitab Fikah Mazhab Syajie, Undang-undang Keke/uargaan (Nikah, Ta/ak, Najkah, Penjagaan Anak-anak, Penyusuan, menentukan Keturunan,

(33)

Suami wajib memberikan semua jenis nafkah kepadanya. Sebagaimana firman Allah SWT:44

Artinya: "Dan jika mereka sedang hamil berikanlah najkah kepada mereka sehingga mereka melahirkan anak. "(Q.S. at-Thalaaq, 65: 6)

11. Istri mesti berada di rumah, tempat dia menghabiskan iddahnya. Dia tidak boleh keluar melainkan karena sesuatu keper!uan seperti mencari makanan atau karena mata pencariannya ialah dengan berniaga dan tidak ada orang lain yang boleh menggantikannya. Atau dia bekerja dan peke1jaannya menghalangnya daripada tinggal di rumah semasa iddah. Dia juga tidak diharamkan keluar rumahnya untuk menghilangkan rasa bosannya dengan menziarahi jiran sebelah.

iii. Lain halnya jika istri tidak hamil, hukum-hakamnya sama seperti dalam

masalah sebelum ini kecuali nafkah dalam segala bentuknya. Beliau tidak berhak mendapat uang perbelanjaan, pakaian dan seumpamanya. Walau bagaimanapun dia wajib mendapat tempat tinggal dan wajib tinggal di situ di mana dia diceraikan oleh suaminya dengan talalc bain45•

44 Ibid.

h. 916

45 Ibid,

(34)

D. Tuututan Nafkah di Mahkamah Rendah Syariah Ipoh, Perak.

Pembayaran nafkah oleh suami kepada istri merupakan prinsip yang sedia diterima pakai dalam Undang-Undang Keluarga Islam Perak (2004). Prinsip ini telah jelas diperuntukan dalam al-quran dan sunnah yang meletakkan tanggungjawab utama membayar nafkah kepada suami. Nafkah yang diterima pakai mestilah meliputi nafkah zahir dan batin termasuk makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, pembantu rumahjika ada keperluan suami pula berkemampuan46.

Mahkamah adalah lembaga yang tunduk kepada hukurn Syara' memerintahkan seseorang lelaki memberi nafkah kepada istri atau bekas istri. Istri

berhak membuat tuntutan nafkah jika suami gaga! memberi nafkah dalam masa perkawinan dan hak ini juga diguna pakai kepada tuntutan nafkah dalam masa iddah47•

Penuntutan ini penting untuk diketengahkan karena ramai wanita yang tidak membuat tuntutan nafkah terutama dalam tempoh perkawinan walaupun suami gaga! memberi nafkah. Tuntutan ini perlu dibawa ke Mahkamah supaya satu perintah dapat dibuat dan ini juga akan membantu istri yang telah diceraikan membuat tuntutan nafkah tertunggak di samping tuntutan sampingan yang Iain48•

46 Syaikh Kami! Muhammad Uwaidah. Fiqih Wanita Edisi Lengkap. (Jakarta: Pustaka

Al-Kautsar, 2008), cet. Ke-26. h. 480.

47

Undang-undang Ke/uraga Islam Perak (2004). Warta kerajaan.Jil. 57. Bil. 19/ Tambahan

no. 2, Enakinen Pentadbiran Agama Islam Perak (2004)

48

(35)

Jika tuntutan tidak dibuat dalam masa perkawinan, istri yang diceraikan akan menghadapi masalah untuk membuat tuntutan nafkah tertunggak terutama dalam membuktikan jumlah bayaran yang tidak dibayar dan kemungkinan juga timbul anggapan ba11awa istri redha dengan perbuatan suami49•

Mahkamah Rendah Syariah di Malaysia lebih cenderung kepada pendekatan yang pe1iama, tambahan pula istri yang membuat tuntutan akan berhadapan dengan masalah pembuktian terutamanya jika tidak ada saksi yang boleh dipercayai mengesahkan kegagalan atau kecuaian suami membayar nafkah. Ini karena Mahkamah memerlukan saksi yang mengetahui dengan jelas tentang keadaan itu bukan hanya sekadar diberitahu melalui telefon. Undang-Undang Keluarga Islam Perak (2004) dalan1 Seksyen 70 menuntut tunggakan nafkah seperti berikut:

(1) Tunggakan nafkah yang tak bercagar boleh dituntut sebagai suatu hutang daripada pihak yang mungkir dan jika tunggakan itu terkumpul kena bayar sebelum suatu perintah penerimaan dibuat terhadap pihak yang mungkir itu, tunggakan itu boleh dibuktikan dalam kebankrapannya dan jika tunggakan itu terkumpul kena dibayar sebelum dia mati, tunggakan itu hendaklah me1tjadi suatu hutang yang kena dibayar daripada harta pusaka.

(2) Tunggakan naJkah yang tak bercagar yang terkumpul kena dibayar sebelum orang yang berhak kepadanya itu mati boleh dituntut sebagai suatu hutang oleh wakil diri di sisi Undang-undang orang itu50•

49 Ibid

(36)

--Lamanya tempoh perintah nafkah menurut Seksyen 65 menyatakan seperti berikut:

"Kecuali jika sesuatu perintah nafkah dinyatakan sebagai selama sesuatu tempoh yang lebih singkat atau telah dibatalkan, dan tertakluk kepada seksyen 66, sesuatu perintah nafkah hendaklah tamat apabila mati orang yang kena membayar nafkah itu atau apabila mati orang yang berhak menerima nafkah itu menurut perintah yang telah dibuat itu, mengikut mana-mana yang lebih awal51".

Jika hukuman nafkah yang utama tidak mencukupi karena peningkatan umur kanak-kanak dan sebagainya ataupun kanak-kanak itu sudah dewasa, Mahkamah boleh atas permohonan seseorang yang ada mempunyai kepentingan, pada bila-bila masa dan dari masa lee semasa mengubah, atau membatalkan sesuatu perintah mengenai nafkah seseorang kanak-kanak, jika Mahkamah berpuas hati bahawa perintah itu telah di dasarkan atas sesuatu salah pernyataan atau kesilapan fakta atau jika suatu perubahan telah berlaku tentang ha! keadaan52•

Permohonan mengubah nafkah dan tunggalcan hendaklah dibuat mengikut suatu permohonan dengan melalui borang tertentu mengikut acara keluarga atau sivil Syariah. Apabila permohonan seperti ini selesai diproses mengikut undang-undang, permohonan akan disidangkan di hadapan Hakim Mahkamah Rendah Syariah dan seterusnya putusan akan dibuat oleh Mahkamah53.

51

Ibid Seksyen 65.

52 Noor Aziah Mohd Awai, Pengenalan Kepada Sistem Perundangan di Malaysia. (Kuala

Lumpur: Pustaka Abadi, 2000). Cet. Ke 3. h. 35

53

(37)

Kuasa Mahkamah untuk mengubah perjanjian nafkah mengikut seksyen 68 seperti berikut:

"Tertakluk kepada seksyen 64 Mahkamah boleh pada bila-bila masa dan dari semasa ke semasa mengubah syarat mana-mana perjanjian tentang nafkah yang dibuat antara suami dan istri, sama ada dibuat sebelum atau selepas tarikb yang ditetapkan, jika Mahkamah berpuas hati bahawa apa-apa perubahm1 matan telah ber!aku tentang ha! keadaan, walau apa pun apa-apa peruntukan yang berlawanm1 dalam perjanjian itu54".

Seksyen 64:

"Sesuatu perjanjian untuk membayar, dengan wang atau harta lain, wang pokok bagi menjelaskan segala tuntutan nafkah masa hadapan tidak boleh berkuat kuasa sehingga ia telah diluluskan, dengan atan tanpa syarat-syarat, oleh Mahkamah, tetapi apabila diluluskan sedemikian hendaklah menjadi suatu pembelaan yang memadai terhadap apa-apa tuntutan nafkah55".

54

Undang-undang Ke/uarga Islam Perak (2004). Warta kerajaan.Jil. 57. Bil. 19/ Tambahan

no. 2, Enakmen Pentadbiran Agama Islam Perak (2004). Seksyen 68.

55

(38)

A. Sekilas Tentang Perak

Titik sejarah Negeri Perak bennula dengan pertabalan Sultan Muzaffar Syah 1 yang berketurunan dari Sultan Malunud Syah Melaka pada tahun 1528. Walaupun zaman Kesultanan Negeri Perak telah muncul, tetapi kuasa-kuasa tempatan masih berwenang. Corak pemerintahan yang dijalankan adalah urutan dari system feudal di Melaka yang berdemokrasi.

Negeri Perak lebih dikenali setelah kekayaan buminya diketahui, ekoran dari penemuan bijih timah1 di larut pada tahun 1848 oleh Cik Long Jaafar. Dengan penemuan ini, sumber ekonomi Negeri Perak berkembang pesat dan banyak kawasan perlombongan dibuka. Selain bijih timah, getah juga memainkan peranan penting dan ditanam setelah 34 orang Sultan memerintah turun-temurun.

Implikasi dari perkembangan ekonomi ini telah mewujudkan masyarakat majmnk terutama kaum Cina yang bekerja di lombong di negeri ini. Inggeris yang telah lama menaruh hati terhadap Negeri Perak telah campur tangan melalui Perjanjian Pangkor 1874 setelah wujudnya kacau bilau di !amt. Dari campur tangan

1

(39)

ini sistem pentadbiran residen telah diperkenalkan dengan J.W.W. Birch sebagai Residen pertamanya.

Pada mulanya sistem residen di jangka akan mendatangkan implikasi yang baik, tetapi karnna pelaksanaannya yang menyeleweng dan ditambah dengan sikap masyarakat pribumi yang tidak mahu di jajah, telah berlaku penentangan yang di ketuai oleh Datuk Maharaja Lela. Akibatnya J.W.W Birch dibunuh pada tahun 18752•

Sistem residen masihjuga diteruskan sehinggalah kedatangan Jepun di Tanah Melayu pada tahun 194 L Negeri Perak turut mengalami kepahitan semasa penjajahan penduduk Jepun hingga tahun 1945. Selepas penjajahan Jepun di Tanah Melayu, kedudukan Negeri-negeri Melayu adalah tidak stabil. Ditambah dengan kemunculan semangat kebangsaan untuk menuntut kemerdekaan di kalangan rakyat jelata Inggeris sedaya upaya mengekalkan kedudukannya dengan memperkenalkan beberapa sistem pentadbiran seperti Malayan Union pada tahun 19463.

Kemerdekaan Tanah Melayu, berarti kebebasan negeri-negeri gabungannya dan Negeri Perak adalah salah satu dari negeri-negeri tersebut. Perkembangan pesat di semua bidang terns berjalan sehingga sekarang setelah 34 orang Sultan memerintah secara turun temurun. Bagi mengenang jasa pejuang-pejuang kebangsaan Negeri Perak sama ada baginda Sultan sendiri mahu pun pengikut-pengikutnya, maka

2

Zainal Abidin, Sejarah Kebangkitan Negeri Perak. (Perak: Pustaka Sejahtera, 1998) cet. l,

h. 5.

3

(40)

makam-makamnya telah dipulihkan dan di abadikan serta di isytiharkan sebagai pahlawan tanah air4•

B. Latar Belakang Mahkamah Syariah Perak

Mahkamah-mahkamah Syariah di Malaysia ditubuhkan berdasarkan Undang-Undang Pentadbiran Aganm Islam Negeri-negeri dan bertanggungjawab menyelesaikan kasus-kasus yang melibatkan seluruh masyarakat Islan1. Mahkamah Rendah Syariah di Negeri Perak merupakan sebuah badan kehakiman yang diletakkan di bawah Pentadbiran Kerajaan Negeri Perak5•

Mahkamah syariah adalah mahkamah yang ditubuhkan klrnsus untuk membicarakan pertelingkahan berhubungan dengan undang-undang Islam dan meliputi individu yang menganut agama Islam sahaja. Oleh yang sedemekian, adalah penting memahami apa yang dimaksudkan sebagai undang-undang Islam itu sendiri. Undang-undang Islam ialah norma-norma hukum yang telah dibentuk menjadi sebuah undang-undang melalui proses tertentu bagi dilaksanakan melalui mekanisme yang ada mengikut prosedur dan tatacara yang telah ditetapkan. Selain dalam bentuk

4 Tanah melayu adalah nama bagi Negara Malaysia sebelum kemerdekaan pada tanggal 31

ogos 1957. Selepas itu Malaysia dibagikan kepada 14 bagian iaitu Kuala Lumpur, Selangor, Perak, Pahang, Terengganu, Kelantan, Perlis, Kedah, Negeri Sembilan, Johor, Pulau Pinang, Melaka, Sabah dan Sarawak.

5 Mahkamah Syariah Perak. Warta Kerajaan. (Kuala Lumpur: Jabatan Kehakiman Syarlah

(41)

ini peraturan-peraturan hidup Islam yang berkenaan perlu disebut dengan istilah syariah atau hukum Islam6.

Peraturan pertama yang diperkenalkan dalam undang-undang untuk masyarakat Islam ialah Mohamedan Marriage Ordinan 1880 di provinsi-provinsi selat. Ini bertujuan untuk mengatur persoalan nikah dan cerai sesuai dengan hukum Islam termasuk soal pencatatan dan pelantikan hakim serta harta yang diperoleh dalam perkawinan. Dengan undang-undang tertulis ini, maka perhatian terhadap kehakiman rnenjadi kurang. Ordinan ini lebih bersifat pada tatacara yang dibagi menjadi tiga seperti berikut:

1. Pencatatan nikah cerai dengan sukarela. Untuk tujuan pencatatan ini pendaftar yang terdiri dari orang Islam dilantik.

2. Mengenai hakim yang didalarnnya telah diatur juga tentang prosedur pelantikan hakirn yang diangkat oleh Gubemur, yang juga berwenang mencabut kembali pelantikan itu.

3. Harta suarni istri yang dikurnpulkan selama perkawinan. 7

Pada tahun 1949 provinsi Melayu Bersekutu telah mengeluarkan undang-undang untuk melegalkan pendirian Majlis-majlis Agama Islam dan adat istiadat Melayu di provinsi masing-masing. Pada tahun 1951, Perak telah mengeluarkan dua

6

Ibid.

7

(42)

undang-undang lain mengenai pengesahan baitumal, pungutan zakat termasuk zakat fitrah dan wakafl.

Sejak tahun 70-an hingga 90-an, Negara-negara bagian di Malaysia telah mengkaji undang-undang untuk orang Islam dengan tujuan agar Iebih sistematis dan lebih khusus. Maka hasilnya, beberapa bagian di provinsi-provinsi yang ada memang sudah melaksanakan enakmen-enakmen9baru, baik dengan pembaharuan yang ada pada semua bagian enakmen, maupun dengan perkembangan yang sebelumnya sudah ada dalam enakmen terdahulu. Enakmen Undang-undang Keluarga Islan1 adalah undang-undang tertulis di Malaysia yang hams digunakan di seluruh Departeman Agama Islam dan Mahkamah Syariah di setiap provinsi di Malaysia10•

Undang-undang adalah yang dipertumnkan, diperintahkan atau dinyatakan. Satu peraturan atau metode yang mana fenomena atau perbuatannya saling berganding antara satu sama lain perlu dipatuhi atau diikuti oleh rakyat tertakluk kepada hukunian atau kesan-kesannya 11•

8 Mahkamah Syariah Perak. Warta Kerajaan. (Kuala Lumpur: Jabatau Kehakimau Syariah

Malaysia, 1998).

9

Enakmen adalah uudang-uudang yaug diperbuat oleh dewan Negeri termasuk yang diperbuat oleh bagian-bagian tanah melayu sebelum merdeka.

10

Mahkamah Syariah Perak. Warta Kerajaan. (Kuala Lumpur: Jabatau Kehakiman Syariah

Malaysia, 1998).

(43)

Enakmen Undang-undang Keluarga Islam adalah undang-undang tertulis (written law) di Malaysia yang harus digunakan diseluruh Jabatan Agama Islam dan Mahkamah Syariah12.

Undang-undang Syariah adalah undang-undang yang diturunkan oleh Ailah SWT yang tidak berubah mengikut masa dan keadaan. Ia bersifat lengkap dan menjadi panduan kepada manusia. Undang-undang syariah terbagi kepada tiga iaitu:

a. Undang-undang awam ialah undang-undang yang mengawal hubungan antara individu dan Negara. Ia boleh dibagikar1 kepada undang-undang jenayah, pertadbiran, perlembagaan dan industri.

b. Undang-undang antarabar1gsa boleh ditafsirkan sebagai satu badan undang-undang yang mengandungi prinsip dan peraturan perlakuan yang membuatkan Negara-negara di dunia berasa terikat untuk mematuhinya, dan biasa dipatuhi dalam hubungan antara mereka. Ia boleh di bagi kepada dua iaitu undang-undang ar1tarabangsa persendirian dan undang-undang-undang-undang antarabangsa awam.

c. Undang-undang persendirian, undang-undang ini berkenaan hak dan tanggungjawab seseorang individu dengan lain. Tujuan undang-undang ini ialah untuk memberikan ganti rugi kepada pihak yang tercedera, membolehkan harta diambil alih semula dan menguatkuasakan

12

(44)

tanggungjawab kontrak dan amanah. Ia boleh dibagikan kepada kontrak, tort dan amanah. 13

Mahkamah Syariah Perak terbagi kepada tiga iaitu Mabkamah Rendah Syariah, Mahkamah Tinggi Syariah dan Mahkamah Rayuan Syariah. Perlantikan Mahkamah Tinggi Syariah seorang warganegara dan selama tempoh tidak kurang daripada sepuluh tahun sebelum pelantikannya, telah memegang jawatan Hakim Mahkamah Rendah Syariah atau Kadhi atau Pendaftar atau Pendakwa Syarie sesuatu Negeri atau pada suatu masa memegang salah satu daripada jawatan itu dan pada masa yang lain memegang mana-mana yang lain pula atau selama tidak kurang daripada sepuluh tahun sebelum perlantikannya telah menjadi Peguam Syarie sesuatu Negeri atau pada bila-bila masa sebelum itu

di

mana-mana Negeri14•

C. Bidang Kuasa Mahkamah Syariah Pcrak

Pada umumnya bidang kuasa terbagi kepada kekeluargaan, harta dan jenayah dalam Islam, ia adalah seperti berikut15:

1. Kekeluargaan: mewarisi harta berwasiat dan tak berwasiat, pertunangan, perkawinan, perceraian, maskawin, nafkah, pengambilan anak angkat, taraf anak, dan penjagaan anak.

131bid

h 56.

14

Ibid. h. 58

15

(45)

2. Harta: pemberian dan pembagian haiia dan amanah bukai1 khairat, wakaf Islam, khairat dan yayasan khairat, zakat, fitrah, dan baitulmal dan hasil agama Islam.

3. Jenayah Islain: mengadakan dan menghukum kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh orang-orang yang menganut againa islain terhadap rukun-rukun islain, mengawal perkembangan iktikad dan kepercayaan antara orang-orang yang menganut againa islain, berkhalwat, ajai·an sesat, tidak mengerjakan ibadah puasa, minun1 arak, menyebarkan !\iaran sesat16•

Manakala bidang kuasa Mahkainah Tinggi Syarial1 hendaklah mempunyai bidang kuasa di seluruh Negeri Perak Darul Ridzuan dan hendaklah diketuai oleh seorang Hakim Mahkainah Tinggi Syariah dalain bidang kuasa jenayahnya, membicarakan apa-apa kesalahan yai1g dilakukan oleh seseorang orang Islain dan boleh dihukum di bawah Enakmen Undang-undang Keluarga Islain Perak 2004

(Enakmen Bil. 6 Tahun 2004) atau dibawah mana-mana undang-undang bertulis lain

yang sedang berkuat kuasa yang menetapkan dan boleh mengenakan apa-apa hukuman yang diperuntukan bagi kesalahan itu17•

Bidang kuasa malnya (keluarga), mendengar dan memutuskan semua tindakan clan prosiding jika semua pihak dalain tindakai1 atau prosiding itu ialah orang islain dan tindakan atau prosiding itu adalah berhubungan dengan:

16

Enakmen Pentadbiran Agama Islam Perak (2004), Tambahan no. 2. Warta kerajaan. Bil.

57. Bil. 19.

17

(46)

(1) Pertunangan, perkawinan, ruju', perceraian, pembubaran perkawinan (fasakb), nusyuz atau pemisahan kehakiman (faraq) atau apa-apa perkara yang berhubungan antara suami isteri.

(2) Tuntutan harta yang berbangkit daripada mana-mana pihak.

(3) Nafkah orang-orang tanggungan, kesahtarafan, atau penjagaan atau jagaan (hadhanah) budak-budak.

( 4) Pembagian atau tuntutan harta sepencarian.

(5) Wakaf18 atau nazr19

(6) Penentuan orang yang berhak kepada bagian harta pusaka seseorang si mati yang beragama islam

(7) Pembagian dan pewarisan harta berwasiat atau tidak berwasiat

(8) Perisytiharaan bahawa seseorang itu bukan lagi orang Islam

(9) Perkara-perkara lain yang berkenaan dengannya bidang kuasa diberikan oleh ma11a-mana undang-undang bertulis.

Mahkamah Rendah Syariah hendaklah mempunyai bidang kuasa di seluruh Negeri Perak dan hendaklah diketuai oleh seorang Hakim Mahkamah Rendah Syariah

18Wakaf adalah apa-apa harta yang boleh dinikmati manfaatnya atau faedahnya untnk apa-apa

tnjuan khairat sama ada sebagai wakaf am atau wakaf khas mengikut hokum syarak.

19

(47)

bidang kuasa jenayahnya membicarakan apa-apa kesalahan yang dilakukan oleh seseorang yang beragama Islam di bawah Undang-Undang Kelnarga Islam Perak (2004) atau mana-mana undang-undang bertulis lain yang menetapkan kesalahan-kesalahan terhadap rukun-rukun agama Islam yang baginya huk:uman maksimum yang diperuntukan oleh Enakmen atau undang-undang bertulis lain itu tidak melabihi tiga ribu ringgit ( tujuh juta lima ratus ribu rupiah) atau pemenjaraan selama tempoh dua tahun atau kedua-duanya, dan boleh mengenakan mana-mana hukuman yang diperuntukan bagi kesalahan itu20.

Manakala dalam bidang kuasa ma! (keluarga), Mahkamah Tinggi Syariah diberi kuasa untuk mendengar dan memutuskannya, jika amaun atau nilai hal perkara yang dipertikaikan itu tidak melebihi seratus ribu ringgit ( dua ratus lima puluh juta rupiah)atau tidak dapat dianggar dengan wang (tidak tennasuk tuntutan hadhanah dan harta sepencarian)21•

Bidang kuasa Mahkamah Rayuan Syariah hendaklah mempunyai bidang kuasa untuk mendengar dan memutuskan apa-apa rayuan terhadap apa-apa keputusan yang dibuat oleh Mahkamah Tinggi Syariah dalam menjalankan bidang kuasa asalnya22.

Apabila suatu rayuan daripada sesuatu keputusan Mahkamah Rendah Syariah boleh atas permohonan mana-mana pihak memberikan kebenaran untuk diputuskan

20

Enakmen Pentadbiran Agama Islam Perak (2004), Tambahan no. 2. Warta kerajaan. Bil.

57. Bil. 19. Panalti.

21

Ibid.

22

(48)

olehnya sendiri apa-apa persoalan undang-undang berkepentingan awam yang telah timbul dalam perjalanan rayuan itu dan yang keputusannya oleh Mallkamah Tinggi Syariah telah menyentuk keputusan rayuan itu23•

Selain dari itu jawatan kuasa Mahkanmh Syariah Perak hendaklah ada suatu jawatan kuasa Mallkamah Syariah bagi membuat kaedah-keadah tentang tatacara Mallkamah Rayuan Syariah, Mallkamah Tinggi Syariah dan Mallkamah Rendah Syariah. Jawatankuasa Mallkamah Syariah hendaklah terdiri daripada:

a. Ketua Hakim Syarie, sebagai Pengemsi,

b. Penasihat Undang-undang Negeri atau Wakilnya,

c. Orang yang berikut yang dilantik oleh Ketua Hakim Syarie:

I. Seorang Hakim Mallkamah Rayuan Syariah

2. Seorang Hakim Mallkamah Tinggi Syfil:iah

3. Seorang Hakim Mahkamah Rendah Syariah

4. Seorang Peguam Syarie

5. Seorang pegawai undang-undang yang berkhidmat dengan Biro Bantuan Guaman yang ditubuhkan dibawah Akta Bantuan Guaman 197124•

(49)

Manakala Ketua Pendaftar Mahkamah Rayuan Syariah hendaklah menjadi setiausaha kepada jawatankuasa Mahkamah Syfiliah dan hendaklah bertanggungjawab bagi melaksanakan keputusan-keputusan jawatankuasa itu. Jawatan kuasa Mahkamah Syaiiah boleh menentukan tatacarfil1ya sendiri. Mahkamah Syfiliah Perak mengendalikan kes ma! ( undang-undang selain dfilijenayah) termasuk faraid dan jenayah. Sebagai berikut:

a.Kes Mal (undang-undang selain jenayah): tuntutan-tuntutan yang berkaitan sebelum, semasa dan selepas perkawinan.

b. Kes Faraid: permohonan sijil bagi menentukfill akaun pusaka dan pembagiannya menurut Hukmn Syarak.

c.Kes Jenayah: perbuatan yang menyalahi undang-undang jenayah Syara' berdasarkan Enakmen Jenayah Syariah Perak 1992 dan Enakmen Keluarga Islam Perak 200425•

Kesimpulannya undat1g-undang keluarga islam di Perak mempunyai wewenang sepe1ti berikut:

a. Bidang kuasa perkawinan seperti pertwiangan, syarat-syarat sah perkawinan, mas kawin, pencatatan perkawinan dan poligami.

24

Mahkamah Syariah Perak. Organisasi Mahkamah Syariah Perak. Warta kerajaan negeri Perak.

25 Abdullah, Habibah, Mahkamah Syariah Dalam Perlembagaan Malaysia, ed Ke 2, cet ke 3.

(50)

b. Bidang k:uasa pembatalan perkawinan seperti perceraian dengan talaq, perceraian dengan paksa, perceraian dengan kbuluk, perceraian ta'liq, fasakb,

. . d 'ah'6

anggapan mat!, pencatatan perceraian an mut - .

c. Bidang kuasa nafkah seperti nafkah isteri, nafkah anak-anak, dan nafkah lainnya, wewenang Peradilan dalam membuat perintah nafkah dan nafkah setelah perceraian.

d. Bidang kuasa penjagaan seperti orang-orang yang berhak menjaga anak serta kelayakan masing-masing, jangka waktu pengawasan, perintah penjagaan oleh Peradilan, pemecatan penjagaan, batas wewenang penjagaan, dan wewenang Peradilan dalam membatalkan hak penjagaan.

e. Bidang k:uasa pengakuan status perkawinan yang dilakukan di luar provinsi, penentuan bapak dari anak yang dilahirkan, masalah istri yang ditinggalkan oleh suami dan masalah perkawinan campuran yang harus tunduk terhadap undang-undang Negarn asing.

f. Bidang kuasa pengawasan dan penyemakan adalah dijalankan untuk kepentingan keadilan atas inisiatifnya sendiri atau permohonan mana-mana pihak yang berkepentingan. Boleh dijalankan pada mana-mana peringkat

·ct·

.

ah k I 27

pros1 mg sama Jenay atau e uarga .

26

Mahkamah Syariah Perak. Warta Kerajaan. (Kuala Lumpur: Jabatan Kehakiman Syariah

Malaysia, 1998).

27

(51)

g. Penalti-penalti : penalti adalah hukuman yang ditetapkan bagi setiap kesalahan, yang terdiri daripada denda atau penjara. Bertujuan untulc menghukum serta memberikan pengajaran kepada pesalah. Selain itu juga bertujuan untuk mencegah umat islan1 lain daripada melakukan keslahan yang sama. Secara umumnya hukuman yang ditetapkan bagi kesalahan ma! adalah lebih ringan berbanding dengan hukuman yang dikenakan bagi kesalahan jenayah ( sanksi-sanksi)28•

Jika hukuman nafkah yang utama tidak mencukupi karena peningkatan umur kanak-kanak dan sebagainya ataupun kanak-kanak itu sudah dewasa, Mahkamah boleh atas permohonan seseorang yang ada mempunyai kepentingan, pada bila-bila masa dan dari semasa ke semasa mengubah, atau boleh pada bila-bila masa membatalkan Sesuatu perintal1 mengenai nafkah seseorang kanak-kanak, dalam keadaan Mahkamah berpuas hati bahawa perintah itu telah diasaskan atas sesuatu salah pernyataan atau kesilapan fakta atau jika suatu perubahan telah berlaku tentang ha! keadaan29.

Permohonan mengubah nafkah dan tunggakan hendaklah dibuat mengikut suatu permohonan dengan cara tertentu melalui boring tertentu mengikut acara keluarga atau sivil Syariah. Apabila permohonan seumpama ini selesai diproses

"Ibid.

(52)

mengikut undang-undang, permohonan akan didengar dan dibicarakan di haclapan Hakim Mahkamah Syariah clan seterusnya keputusan akan clibuat oleh Mahkamah30.

Kuasa Mahkamah untuk mengubah pe1janjian nafkah mengikut seksyen 68 seperti berikut:

"Tertakluk kepacla seksyen 64 Mahkamah boleh pada bila-bila masa clan dari semasa ke semasa mengubah syarat mana-mana perjanjian tentang nafkah yang clibuat antara suami dan isteri, sama ada dibuat sebelum atau selepas tarikh yang ditetapkan, jika Mahkamah berpuas hati bahawa apa-apa perubahan matan telah berlaku tentang ha] keaclaan, walau apa pun apa-apa peruntukan yang berlawanan clalam perjanjian itu31".

Seksyen 64:

"Sesuatu pe1janjian untuk membayar, dengan wang atau harta lain, wang pokok bagi menjelaskan segala tuntutan nafkah masa haclapan tidak boleh berkuat kuasa sehingga ia telah diluluskan, dengan atau tanpa syarat-syarat, oleh Mahkamah, tetapi apabila cliluluskan seclemikian henclaklah menjacli suatu pembe!aan yang memadai terhaclap apa-apa tuntutan nafkah32".

Manakala perintah interim tentang nafkah mengikut seksyen 202 seperti berikut:

(I) tertakluk kepacla Enakmen Keluarga Islam Perak 2004, jika Mahkamah berpuas hati, atas permohonan mana-mana pihak yang berhak menclapat nafkah dalam apa-apa perkara, bahawa hal keaclaan memerlukan clibuat suatu perintah interim tentang nafkah terhaclap orang yang bertanggungan menurut I-Iukum Syarak untuk membayaT nafkah, maka Mahkamah boleh membuat perintah seclemikian yang hendaklah berkuat kuasa

JO !bid

31

Undang-undang Keluarga Islam Perak (2004). Warta Kerajaan Negeri Perak. Seksyen 68.

(53)

serta merta dan terns berkuat kuasa sehingga Mahkamah membuat keputusan atas perkara itu,

(2) jika permohonan yang disebut dalam subseksyen (1) adalah berkenaan dengan suatu perintah interim untuk mendapatkan nafkah seseorang kanak-kanak, Mahkamah tidak boleh membuat perintah sedemikian melainkan jika Mahkamah berpuas hati bahawa bapa kanak-kanak itu berkeupayaan untuk membayar nafkah yang di pohon33.

D. Proses Menuntut Natkah di Mahkamah Syariah Ipoh Perak

Antara masalah lain yang timbul berkaitan dengan tuntutat nafkah ialah pelaksanaan perintah Mahkamah, sama ada melalui persetujuan bersama atau penghakiman. Mengikut prosedur yang diguna pakai, selepas Mahkamah mengeluarkan sesuatu perintah, perintah itu hendaklah dilaksanakan oleh pihak yang perintah tersebut arahkan (madin penghakiman). Sekiranya perintah tersebut gaga! dilaksanakan, pihak yang telah mendapat perintah boleh meminta satu perintah penguatkuasaan yang boleh dilakukan melalui beberapa cara34. Dalam konteks bayaran nafkah yang melibatkan peruntukan kewangan, bayaran boleh melalui:

(a) Bayaran secara langsung berserta dengan deposit

(b) Melalui potongan gaji ( attachment) jika pihak yang mendapat perintah tersebut mempunyai majikan yang perintah tersebut boleh diserahkan kepada majikan . .Tika majikan tidak mematuhi perintah Mahkamah, boleh dikenakan sanksi apabila sabit kesa!ahan itu dipenjara selama tempoh tidak melebihi daripada

33

Ibid. Seksyen 202.

34

Mahkamah Syariah Perak. Watta Kerajaan. (Kuala Lumpur: Jabatan Kehakirnan Syariah

(54)

setalmn atau denda sebanyak atau tidak lebih daripada RMJ000.00 ( Rp 2.500.000) atau kedua-duanya sekali hukuman penjara dan denda. Jika madin penghakiman tersebut tidak mempunyai majikan, sumber lain penyewaan atau harta yang boleh dijual boleh digunakan untuk tujuan penguatkuasaan. Cara ini juga boleh digunakan jika madin penghakiman hanya mempunyai harta dalan1 bentuk saham sama ada didaftar atau tidak atas nama madin penghakiman, stoic atau debentur atau barang yang tidak boleh dipinclahkan melalui penyerahan clalam mana-mana pinjaman atau kumpulan wang. Permohonan boleh clibuat untuk menjual harta atau saham tersebut bagi memenuhi jumlah bayaran yang belum dijelaskan35.

( c) Jika madin penghakiman tidak mempw1yai majikan atau harta untuk dijual, alternatif yang lain ialah pihak yang mendapat perin tah boleh meminta perintah pengkomitan. Melalui perintah ini, madin penghakiman cliberi notis tllljuk sebab mengapa gaga! untu]c melaksanakan perintah yang dibuat Ice atasnya. Pada peringkat ini, tiacla perbicaraan dijalankan dan Mahkamah boleh memerintahkan madin penghakiman membayar secara ansuran atau boleh juga menangguhkan pembayaran pada suatu masa tertentu. Dalam keadaan tertentu, Mahkamah juga boleh mengubah perintah yang asal daripada sudut jwnlah

(55)

bayaran melihat kepada kemampuan pihak madin penghakiman jika pengubahan perintah itu berasas36•

(d) Mahkamah juga boleh memerintahkan madin penghakiman dipenjarakan jika dia gaga! memberikan sebab-sebab yang munasabah atau sengaja enggan membayar jun1lah tersebut37•

Kaedah penguatkuasaan sebagaimana yang diterangkan di atas tidak semestinya mengikut turutan, malah boleh menjadi altematif maupun berasingan. Pihak yang memohon boleh terus membuat perintah pengkomitan jika dia mengetahui bahawa madin penghakiman mempunyai kemampuan untuk membayar jumlah yang diperintahkan. Pada masa yang sama permohonan pelaksanaan dan penguatkuasaan perintah dibuat, pihak pemohon pada masa yang sama juga boleh membuat pengaduan kepada bahagian pendakwaan Jabatan Agama atas alasan ingkar perintah Mahkamah.

E. Tuntutan Nafkah Iddah.

Di dalam buku Undang-undang Keluarga Islam Perak (2004) dinyatakan di dalam Bahagian VI Nafkah Istri, Anak dan Lain-lain,

'Kuasa Mahkamah untuk memerintahkan nafkah bagi istri, dan kesan nusyuz."

36 Ibid

(56)

Sekyen 60 (I):

'Tertakluk kepada Hukum Syarak, Mahkamah boleh memerintahkan seseorang lelaki membayar nafkah kepada istri atau bekas istrinya.38'

Tuntutan nafkab menurut Undang-Undang Keluarga Islam Perak (2004) ini jelas menunjukkan bahwa rangka dalam membina Undang-undang ini berdasarkan hokum Islam yang telah ditetapkan di dalam al-Qura.n. Menurut kenyatan ini ju

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan keputusan uji, maka kesimpulan penelitian adalah terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kesejahteraan psikologis lansia anggota PWRI bagian Barat

Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu operasi terhadap volume aquadest yang dihasilkan dan mengetahui efisiensi dari kinerja alat

Terdapat sejumlah penelitian yang mengungkapkan faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja sistem informasi akuntansi yaitu: Rivaningrum dan Mahmud (2015) menyatakan

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan kawasan disekitarnya pada akhir dekade 1990-an memperlihatkan bahwa industri berbasis pertanian (agroindustri) merupakan sektor yang

Parlemen Mahasiswa Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti memiliki lambang lingkaran berwarna dasar putih yang didalamnya terdapat gambar rig

Menentukan proses yang akan digunakan dalam kegiatan operasional dan kapasitas yang akan digunakan merupakan hal penting dalam manajemen operasional karena berkaitan dengan

Dalam kajian ini, tumpuan diberikan kepada hubungan kesebaban jangka pendek dalam sistem yang terdiri daripada lima pemboleh ubah, iaitu indeks komposit Bursa Malaysia, harga emas,

Berdasarkan tabel 14, hasil pengujian regresi hipotesis 4 diperoleh nilai r-square sebesar 0,038 yang menunjukkan bahwa besar pengaruh sensitivitas etika (SE)