• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh tingkat partisifasi angkatan kerja (TPAK) investasi asing-asing (PMA) dan ekspor terhadar PDRB di DKI Jakarta periode 1987-2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh tingkat partisifasi angkatan kerja (TPAK) investasi asing-asing (PMA) dan ekspor terhadar PDRB di DKI Jakarta periode 1987-2009"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA

(TPAK), INVESTASI ASING (PMA), DAN EKSPOR

TERHADAP PDRB DI DKI JAKARTA

PERIODE 1987

2009

Oleh

Wulan Anggraeni NIM: 106084002846

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Rabu, 15 juni 2011 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa :

1. Nama : Wulan Anggraeni

2. NIM : 106084002846

3. Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

4. Judul Skripsi : PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK), INVESTASI ASING (PMA), DAN EKSPOR TERHADAP PDRB DI DKI JAKARTA PERIODE 1987-2009

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama

proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan

skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Juni 2011

1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS (_______________________ )

NIP. 195706171985031002 Ketua

2. Dr. Lukman, M.Si ( _______________________ )

NIP. 196406072003021001 Sekertaris

3. Prof. Dr. Ahmad Rodoni ( _______________________ )

NIP. 196902032001121003 Penguji Ahli

4. Pheni Chalid, SF, MA.Ph.D ( _______________________ )

NIP. 1956050520001210012 Pembimbing I

5. Fitri Amalia. M. Si ( ________________________ )

(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Senin, 7 Maret 2011 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa :

1. Nama : Wulan Anggraeni

2. NIM : 106084002846

3. Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

4. Judul Skripsi : PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA

(TPAK), INVESTASI ASING (PMA), DAN EKSPOR TERHADAP

PDRB DI DKI JAKARTA PERIODE 1987-2009

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan

selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas

dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 7 maret 2011

1. Dr. Lukman, M.Si ( ________________________ )

NIP. 196406072003021001 Ketua

2. Fitri Amalia, M.Si ( _________________________ )

NIP. 198207102009122002 Sekertaris

3. Pheni Chalid, SF, MA.Ph.D ( _________________________ )

(4)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Wulan Anggraeni

No. Induk Mahasiswa : 106048002846

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :

1. tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan

2. tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya

4. tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini

Jikalau ini kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Ciputat, 4 juni 2011

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Wulan Anggraeni

2. Tempat & Tgl Lahir : Tangerang, 3 juli 1988

3. Alamat : Jln.Wr.Supratman Gg.Cemara

Rt 04/11 No.27 Desa Rengas.

4. Kebangsaan : Indonesia

5. Telepon : 085714731734/ 021 7410341

6. Jenis Kelamin : Perempuan

7. Agama : Islam

II. PENDIDIKAN

Pendidikan Formal

Tempat Waktu

1. SD Negeri 2 Pondok Ranji 1994 – 2001

2. SMP Negeri 5 Ciputat 2001 – 2003

3. SMA Negeri 2 Ciputat 2003 – 2006

4. UIN SYARIF HIDAYATULLAH Jakarta

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan

(6)

Pendidikan Non Formal

Pelatihan/Seminar Waktu

1. Seminar Ekonomi Islam " Ekonomi

Syariah sebagai Pondasi Pembangunan di

Indonesia".

Juni 2007

2. Kursus Bahasa Inggris, Latansa BEC2 Maret 2006

3. KKN di Desa Cimande, Bogor Juli 2009 – Agustus 2009

4. Pelatihan SPSS.17, UIN Syarif

Hidayatullah

Desember 2009

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Muhammad Mujib

2. Tempat & Tgl Lahir : Surabaya, 10 Desember 1959

3. Alamat : Jln.Wr.Supratman Gg.Cemara

Rt 04/11 No.27 Desa Rengas.

4. Telepon : 021 7410341

3. Ibu : Siti Maisaroh

5. Tempat & Tgl Lahir : Jakarta, 6 juli 1960

6. Alamat : Jln.Wr.Supratman Gg.Cemara

Rt 04/11 No.27 Desa Rengas.

(7)

ABSTRACT

The purpose of this research was aimed to know the influence of Labor Force Participation Rate (LFPR), Foreign Direct Investment (FDI), and Export to Gross Regional domestic Product (GRDP) in Jakarta. The dependent variable was the economic growth (GRDP), while the independent variables were the Labor force Participation Rate (LFPR), Foreign Direct Investment (FDI), and Exports. The data were used time series, 1987-2009 and the analytical method is used an with multiple regression.

The results showed that the Foreign Investment (FDI) and Exports positively influenced and significant to the GRDP growth in Jakarta, with coefficient determination (R2), which is equal to 0,958513.

It means that the GRDP of Jakarta respectively increased with the increase of the Foreign Investment and Exports, supported by sectors of industry and tax. While the Labour Force Participation Rate (LFPR) has not positive influenced to the growth of GRDP in Jakarta significantly.

(8)

ABSTRAKSI

Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Investasi Asing (PMA), dan Ekspor terhadap PDRB di DKI Jakarta. Variabel terikat yang digunakan adalah pertumbuhan ekonomi (PDRB), sedangkan variabel bebasnya adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Investasi Asing (PMA) dan Ekspor. Data yang digunakan adalah time series yaitu periode 1987-2009. Analisa yang digunakan metode regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Penanaman Modal Asing (PMA) dan Ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan PDRB DKI Jakarta, dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,958513.

Hal ini berarti bahwa PDRB DKI Jakarta akan semakin meningkat dengan meningkatnya Penanaman modal asing dan ekspor yang didorong oleh sektor-sektor industri yang ada dan pendapatan pajak. Sedangkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan PDRB DKI Jakarta.

(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdu Lillahi Robbil ‘Alamin

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala kekuatan dan kesabaran yang

diberikan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Investasi Asing

(PMA) Dan Ekspor Terhadap PDRB Di DKI Jakarta Periode 1987-2009”. penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program

sarjana ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Sripsi ini merupakan sebuah karya yang tidak mungkin terselesaikan tanpa

adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Mujib dan Ibu Tiaroh, sumber motivasi bagi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas semua doa dan dukungan yang

telah diberikan padaku sampai detik ini. Semoga suatu saat aku dapat

membalas kebaikan yang diberikan dan dapat menjadi kebanggan bagi Papa

dan Mama. Amin.

2. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Lukman M.Si. selaku ketua jurusan IESP Fakultas Ekonomi dan Bisnis

(10)

4. Pheni Chalid Sf, MA, Ph.D. selaku dosen pembimbing I skripsi yang telah

banyak memberikan saran dan pembelajaran kepada penulis.

5. Fitri Amalia, MS.i. selaku dosen pembimbing II skripsi yang juga telah

banyak memberikan saran kepada penulis.

6. Seluruh Dosen FEB atas ilmunya yang bermanfaat yang telah diberikan, iesp

for: Ibu Utami Baroroh, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Ekonomi dan

Studi Pembangunan yang telah memberi motivasi dan penguji seminar

proposal yang luar biasa dan Ibu Lili yang begitu baik dan murah hati untuk

memudahkan saya dalam urusan di akademik jurusan IESP.

7. Aris, yang telah banyak memberikan semangat bagi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih karena telah menjadi sahabat dan

teman terdekat dalam hidupku.

8. Buat keluarga ku tercinta, keluarga besar H. Ayani Hasan, kakak-kakakku

Mas Angga, Mas Ari, Mas Bayu yang sudah membantu dan mensupport ku

dalam kuliah dan tidak lupa juga kepada adikku tercinta, Farhati Anggraeni

yang sudah banyak membantuku.

9. Anak-anak Atdeeeeuh IESP B, Rezi, Zaka, Anda, Ikel, Iwan, Awang dan

semuanya yang selama ini telah mendukung dan memberi semangat selama

berkuliah.

10. Rekan-rekan IESP angkatan 2006 yang sama-sama berjuang untuk lulus

skripsi. Terimakasih karena kalian telah memberikan banyak kenangan manis

(11)

11. Teman-teman IESP B, terima kasih untuk hari-hari yang indah yang tak

terlupakan.

12. Kepada seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah

membantu penulis dalam penulisan skripsi ini.

13. Buat Febby dan Leny terima kasih banyak atas bantuan kalian selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu

kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan penulis dalam

mencapai kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga penelitian ini dapat berguna dan

bermanfaaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan. Terima Kasih

Jakarta, Juni 2011

(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... i

ABSTRACT ... iii

ABSTRAKSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 11

C. Tujuan Penelitian ……… ... 12

D. Manfaat Penelitian ……… ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Pertumbuhan Ekonomi ... 13

1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ... 13

2. Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi ... 14

3. Indikator Pertumbuhan Ekonomi ... 17

4. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik ... 18

(13)

B. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ... 25

1. Pengertian Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)... 25

2. Indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ... 28

3. Teori Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ... 28

C. Investasi ... 29

1. Pengertian Investasi ... 29

2. Teori Investasi Harrod Domar ... 31

3. Penanaman Modal Asing (PMA)... 33

4. Investasi Asing (PMA) dan Pertumbuhan Ekonomi ... 35

D. Ekspor ... 37

1. Pengertian Ekspor ... 37

2. Teori Ekspor ... 39

3. Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi ... 41

E. Penelitian Sebelumnya ... 42

F. Kerangka Pemikiran ... 49

G. Hipotesis Penelitian ... 52

(14)

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 54

B. Metode Pengumpulan Sampel ... 54

C. Metode Pengumpulan Data ... 55

D. Metode Analisis Data... 56

1. Uji Stasioneritas ... 57

2. Uji Asumsi Klasik ... 59

a. Uji Normalitas Data ... 59

b. Uji Autokorelasi ... 59

c. Uji Heterokedastisitas ... 60

d. Uji Multikolinieritas ... 61

3. Uji Statistik ... 62

a. Uji Signifikansi Individual (uji t - Statistik) ... 62

b. Uji Signifikan Simultan (Uji F-Statistik)... 63

c. Uji Koefisien Determinasi ( R2)... 64

E. Operasional Variabel Penelitian ... 64

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 67

(15)

1. Keadaan Geografis DKI Jakarta... 67

2. Perkembangan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 68

3. Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ... 71

4. Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA) ... 73

5. Perkembangan Ekspor ... 76

B. Analisis Pembahasan dan Hasil Regresi ... 79

1. Uji Stasioneritas ... 79

2. Uji Asumsi Klasik ... 81

a. Hasil Uji Normalitas ... 81

b. Hasil Uji Autokorelasi ... 82

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 82

d. Hasil Uji Multikolinearitas ... 83

3. Hasil Uji Regresi Metode OLS ... 85

4. Hasil Uji Statistik ... 85

a. Uji Parsial (Uji-t) ... 85

b. Uji F-statistik ... 92

(16)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 94

A. Kesimpulan ... 94

B. Implikasi ... 96

C. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 99

(17)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Hal

1.1 Data PDRB DKI Jakarta Atas dasar harga konstan

2000 tahun 2005-2009………... 3

1.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja menurut jenis kelamin Di DKI Jakarta 2005-2009………... 5

1.3 Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA) 2005-2009 Nilai Persetujuan pemerintah... 8

1.4 Data Nilai Ekspor DKI Jakarta 2005-2009... 9

2.1 Penelitian Sebelumnya ... 48

3.1 Variabel Penelitian ... 66

4.1 Hasil Uji Stasioner Tingkat Level …... 79

4.2 Hasil Uji Stasioner Tingkat First Different... 80

4.3 Hasil Uji Autokorelasi …... 82

4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 83

4.5 Hasil Uji Multikolinieritas…... 84

4.6 Hasil Olah data dengan Metode OLS... 85

(18)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Hal

2.1 Skema Angkatan Kerja... 26

2.2 Kerangka Pemikiran... 51

4.1 Perkembangan PDRB Berdasarkan Harga konstan 2000

periode 1987-2009... 69

4.2 Perkembangan TPAK (dalam persentase) periode

1987-2009... 72

4.3 Perkembangan PMA (dalam Ribu US $) periode

1987-2009…... 74

4.4 Perkembangan EKSPOR (dalam Milyar US $) periode

1987-2009... 77

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Hal

1 Data Penelitian ... 102

2 Hasil Data Setelah Diestimasi ... 104

3 Hasil Regresi Log Linier ... 105

4 Hasil Uji Stasioner Tingkat Level ... 106

5 Hasil Uji Stasioner Tingkat First Different ... 110

6 Hasil Uji Normalitas JB Test ... 114

7 Hasil Uji Autokorelasi ... 115

8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 116

(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara

dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari

perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari

satu periode keperiode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan

barang dan jasa akan meningkat yang disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang

selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Menurut Sukirno

(2004) dalam analisis makro, tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh

suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai

suatu negara/daerah.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik menyatakan pertumbuhan

ekonomi (didaerah diukur dengan pertumbuhan PDRB) bergantung pada

perkembangan faktor-faktor produksi yaitu ; modal, tenaga kerja dan teknologi

(Sukirno, 1994 : 456).

Adapun beberapa factor sebagai sumber penting yang dapat mewujudkan

pertumbuhan ekonomi menurut ahli ekonomi klasik yaitu, Ricardo, Malthus dan

Stuart Mill dimana bahwa:

1. Tanah dan kekayaan alam lainnya.

Kekayaan alam negara meliputi luas dan kesuburan tanah, keadaan

(21)

dan jumlah atau jenis kekayaan barang tambang yang ada. Hal ini akan

mempermudah usaha untuk membangun perekonomian suatu negara, terutama

pada masa permulaan proses pertumbuhan ekonomi. Namun terdapat

hambatan dalam mengembangkanya, kekurangan modal, tenaga ahli dan

pengetahuan hingga terbatasnya pasar bagi berbagai jenis kegiatan ekonomi.

Untuk mengatasi hambatan yang ada, maka perlu adanya modal yang cukup,

teknologi, teknik produksi dan tenaga-tenaga ahli secara efisien dan dapat

menguntungkan. Peranan penanaman modal dan barang-barang pertanian

untuk diekspor menjadi penggerak permulaan bagi pertumbuhan ekonomi di

Indonesia.

2. Jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja

Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat mendorong

maupun menghambat dalam perkembangan ekonomi. Penduduk yang

bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja.

3. Barang-barang modal dan tingkat teknologi

Barang-barang modal penting artinya dalam mempertinggi efisiensi

pertumbuhan ekonomi. Barang-barang modal bertambah jumlahnya, dan

teknologi yang telah menjadi bertambah modern memegang peranan penting

sekali dalam mewujudkan kemajuan ekonomi yang tinggi.

4. Sistem sosial dan sikap masyarakat

Sistem sosial dan sikap masyarakat memegang peranan yang cukup

dalam pertumbuhan ekonomi. Dalam membicarakan masalah-masalah

(22)

sistem sosial dan sikap masyarakat dapat menjadi penghambat yang serius

kepada pembangunan.

5. Luas pasar sebagai sumber pertumbuhan

Sekitar pada tahun 1998 Indonesia mulai mengalami krisis dari dampak

krisis dunia. Kerusuhan yang begitu hebat melanda Indonesia, dimana pada saat

itu terjadi penjarahan hingga, perekonomian menurun drastis. Hal ini terjadi

dijantung perekonomian Indonesia, tepatnya DKI Jakarta dan hal ini berujung

pada krisis moneter yang menyebabkan morat maritnya perekonomian DKI

Jakarta. PDRB saat itu mengalami kemerosotan yang drastis sekitar -17,49%. Hal

ini tentunya membuat perekonomian Indonesia dan khususnya DKI Jakarta yang

merupakan pusat perekonomina Indonesia mengalami kemerosotan pertumbuhan

ekonomi tetapi pada tahun-tahun berikutnya hingga tahun 2008 indonesia

mengalami kebangkitan walaupun sedikit-demi sedikit. Kenapa demikian? Karena

dengan memulai dari periode 1987 dimana Indonesia delapan tahun sebelum

mengalami krisis dan berakhir pada periode 2009, dimana tiga belas tahun setelah

mengalami krisis.

Tabel 1.1

Data PDRB DKI Jakarta

Atas dasar harga konstan 2000 Tahun 2005-2009

Tahun Nilai PDRB

(Juta rupiah)

Laju Pertumbuhan (%)

2005 295.270.545,00 6,01

2006 312.826.713,00 5,95

2007 322.971.255,00 6,44

2008 353.539.057,00 6,22

2009 371.399.302,00 5,01

(23)

Pada perkembangan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Propinsi DKI Jakarta pada periode sebelumnya mengalami fluktuasi pertumbuhan

ekonomi nasional dan perkembangan pertumbuhan pada Propinsi DKI Jakarta

dimana pada tahun 2005 PDRB mengalami kenaikan sekitar 6,01 persen, pada

tahun 2006 pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta sedikit melambat 5,95 persen.

Namun pada tahun 2007 dampak dari peningkatan harga tersebut mulai

berkurang, perekonomian DKI tumbuh lebih cepat, yaitu 6,44 persen.

Sedangkan pada tahun 2008 dan 2009 perekonomian DKI Jakarta kembali

melambat. Hal ini terjadi karena krisis ekonomi global yang berawal dari Amerika

dan menjalar ke Eropa dan sebagian negara Asia sedikit banyak turut

mempengaruhi perekonomian Indonesia, terutama Jakarta, sehingga pada tahun

2009 PDRB mengalami penurunan sekitar 5,01 persen. ( BPS, 2010:18-21).

Perannya sebagai ibu kota tidak hanya sekedar menjadi pusat

pemerintahan, Jakarta berkembang menjadi pusat segala kegiatan, konsekuensinya

sekitar 72 persen perekonomian Jakarta digerakkan oleh jasa-jasa terutama sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sektor ini menciptakan nilai tambah

sekitar 30 persen dari PDRB DKI Jakarta, kemudian diikuti oleh sektor

perdagangan, hotel, dan restoran dengan kontribusi sekitar 20 persen. Sisanya,

sekitar 22 persen disumbangkan oleh sektor jasa kemasyarakatan, jasa perorangan,

dan jasa transportasi dan komunikasi.

Suatu perekonomian yang berkembang dengan pesat belum tentu jaminan

yang paling baik terhadap ciri suatu daaerah itu makmur, bila tidak diikuti

(24)

setiap tahun. Memasuki angkatan kerja, dalam hal ini pertumbuhan ekonomi

nasional maupun regional berkaitan erat dengan perluasan kesempatan kerja

karena faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor yang penting artinya bagi

pertumbuhan ekonomi, selain dipengaruhi oleh model alam dan teknologi. Oleh

pertumbuhan penduduk harus diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja agar

angkatan kerja yang ada dapat diserap.

Pertumbuhan penduduk dan hal- hal yang berhubungan dengan kenaikan

jumlah angkatan kerja secara tradisional dianggap sebagai faktor yang positif dan

merangsang pertumbuhan ekonomi artinya semakin banyak penduduk akan

meningkatkan potensi pasar domestik, dengan catatan mereka mempunyai daya

beli, sehinga permintaan akan meningkat (Todaro, 1997:63). Namun apabila

Pertumbuhan penduduk sangat pesat akan berakibat pada peningkatan jumlah

kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja merupakan perbandingan antara jumlah

angkatan kerja dengan penduduk dalam usia kerja dalam kelompok yang sama.

Tabel 1.2

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Menurut Jenis kelamin di DKI jakarta 2005-2009

Sumber data : sakernas BPS DKI jakarta, 2010

Pertumbuhan ekonomi didalam perekonomian dipengaruhi oleh banyak

faktor diantaranya tingkat partisipasi angkatan kerja. Pertumbuhan ekonomi yang

terjadi di Daerah DKI Jakarta dari tahun ke tahun cenderung mengalami

peningkatan. Pada pertengahan tahun 1997 dimana Indonesia mengalami krisis

(25)

manejer, sehingga terjadi perubahan pembangunan ketenagakerjaan dan

perkembangan kesempatan kerja. Hal ini dapat dilihat dari berkurangnya tingkat

partisipasi angkatan kerja yang terserap dari berbagai lapangan pekerjaan didaerah

tertentu, khususnya di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Tingkat partisipasi

angkatan kerja (TPAK) dari 2005 mengalami kenaikan sebesar 1,78 persen.

Pada tabel 1.3 diatas memberikan gambaran bahwa perkembangan papada

tahun 2005-2008 mengalami peningkatan dan penurunan yang relative pada tahun

2009, jumlah penduduk usia kerja di Jakarta yang masuk pasar kerja Jakarta, yang

diukur dengan TPAK, setiap tahunnya rata-rata berjumlah 62,84 persen dari total

penduduk bekerja (sekitar 4,2 juta jiwa). Setelah itu TPAK berangsur meningkat

meskipun masih sangat berfluktuasi, dengan persentase tertinggi terjadi pada

tahun 2008, yaitu sebesar 68,68 persen (sekitar 4,77 juta jiwa). (BPS, 2010:23).

Melihat kondisi Jakarta yang sedimikian rupa maka peningkatan modal

pada saat itu juga sangat berperan penting untuk meningkatkan perekonomian,

oleh karena itu pemerintah dan swasta berupaya meningkatkan pertumbuhan

ekonomi melalui penghimpunan dana yang diarahkan pada kegiatan ekonomi

produktif yaitu dengan menggenjot investasi, baik penanaman modal dalam negeri

maupun penanaman modal dalam negeri serta penimgkatan volume perdagangan

luar negeri melalui ekspor guna menambah cadangan devisa.

Pada dasarnya Investasi merupakan pembentukan modal yang mendukung

peran swasta dalam perekonomian. Menurut Harrod Domar, dalam mendukung

pertumbuhan ekonomi diperlukan investasi-investasi baru sebagai stok modal

(26)

Penanaman modal asing langsung merupakan investasi yang dilakukan oleh

swasta asing ke suatu negara tertentu. Bentuknya dapat berupa cabang perusahaan

multinasional, lisensi, joint venture, dan lain-lain. Investasi oleh penduduk dalam

negeri merupakan pengakuisisian surat-surat berharga luar negeri dan aset fisik.

Investasi luar negeri dalam aset keuangan khususnya lembaga investasi dilakukan

untuk mendiversifikasi resiko dan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih

tinggi daripada penghasilan yang diterima dengan investasi yang sebanding di

dalam negeri. Investasi luar negeri langsung dalam bentuk fisik di dalam pabrik

manufaktur yang baru dan cabang-cabang penjualan yang lebih bagi pengusaha

multinasional.

Kota Jakarta merupakan ibu kota negara Indonesia dengan jumlah

penduduk yang paling padat dibandingkan dengan propinsi lainya diindonesia.

Kepadatan penduduk kota Jakarta ini disebabkan oleh beberapa factor diantaranya

dengan tujuan untuk menetap dijakarta untuk mencari nafkah. Hal ini disebabkan

oleh produktifitas dijakarta sangat tinggi dibandingkan dengan propinsi-propinsi

lainya di Indonesia. Masyarakat pun beranggapan bahwa mencari uang atau

mencari pekerjaan dijakarta lebih mudah karena lapangan pekerjaan lebih banyak

dibandingkan dengan lapangan kerja yang ada dipropinsi lain di Indonesia,

sehingga penduduk desa lebih banyak ingin mengadu nasib dijakarta dan itu

semua membuat pendapatan DKI Jakarta meningkat sehingga tingkat

pertumbuhan ekonomi Jakarta saat ini ikut pula meningkat hal ini dikarenakan

banyak factor, salah satunya adalah banyaknya investasi asing yang menanamkan

(27)

Tabel 1.3

Perkembangan penanaman modal asing (PMA) 2005-2009 Nilai persetujuan pemerintah

Sumber data: BPS, indicator ekonomi DKI Jakarta,2010

Berdasarkan tabel diatas, perkembangan penanaman modal asing (PMA)

dalam kurun waktu 2005-2008 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2005 dimana

bidang usaha jasa-jasa lainnya memberikan kontribusi yang besar sedangkan pada

tahun 2006 nilai investasi yang disetujui sebesar 2.635.281 ribu US $. Tahun 2007

sebesar 6.091.830 ribu US $. Secara keseluruhan kurun waktu dari tahun

2005-2009 mengalami mengalami penurunan nilai investasi yang sangat berarti.

Investasi di harapkan sebagai penggerak pertumbuhan perekonomian di DKI

Jakarta. Karena melihat perkembangan perekonomian Jakarta yang sangat tinggi dan

merupakan ibu kota atau pusat perekonomian Indonesia, peran investasi dari luar

negeri (PMA) di harapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi Jakarta,

melihat investor-investor luar yang menanamkan modalnya di Jakarta, hal ini

dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia khususnya Daerah DKI

Jakarta.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Musleh Jawas, 2008 menyatakan

bahwa, Pengaruh investasi asing mempunyai arti penting terhadap pertumbuhan

ekonomi dan ekspor. Ketika Indonesia mengalami pertumbuhan ekspor maka hal

(28)

itu, perlu adanya perhatian utama terhadap ekspor sebagai penghasil devisa.

Dalam era perdagangan global, kebijakan perdagangan luar negeri menjadi sangat

penting. Salah satu kebijakan perdagangan luar negeri adalah kebijakan ekspor,

tujuan utama dari kebijakan ekspor adalah meningkatkan ekspor dengan prasyarat

bahwa kebutuhan pasar domestik telah terpenuhi.

Tabel 1.4

Data Nilai Ekspor DKI Jakarta 2005-2009 Tahun Nilai Ekspor

( Milyar US $)

Perubahan (%)

2005 26.958.167.238 10,03

2006 29.809.517.841 10,58

2007 32.186.884.841 7,98

2008 36.090.170.062 12,13

2009 37.060.160.034 10,26

Sumber data : BPS, Ekspor DKI Jakarta, 2009

Selama kurun waktu lima tahun terakhir, nilai ekspor DKI Jakarta selalu

mengalami peningkatan dimana nilai ekspor DKI Jakarta tahun 2009 telah

mencapai 37,06 milyar US $. Sedangkan pada tahun 2005 nilai ekspor baru

mencapai 26,95 milyar US $. Peningkatan nilai ekspor ini nampaknya bukan

semata-mata akibat meningkatnya volume ekspor sebab pada saat terjadi

penurunan volume ekspor, justru nilainya meningkat.

Masalah terkait dalam meningkatkan pertumbuhan PDRB antara

perekonomian tenaga kerja dimana melihat perkembangan ketenagakerjaan DKI

jakarta yang merupakan tujuan utama bagi para pencari kerja pada tenaga kerja

daerah akan menyebabkan meningkatnya pula urbanisasi dan peningkatan

penawaran kesempatan tenaga kerja, sedangkan pada perdagangan internasional

(29)

proses pemulihan ekonomi nasional. Dalam teori ekonomi makro (macro economi theory), hubungan antara ekspor dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan / atau pendapatan nasional merupakan suatu persamaan identitas karena ekspor

merupakan bagian dari tingkat pendapatan nasional.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Yuni Priadi Utomo mengenai ekspor

mendorong pertumbuhan atau pertumbuhan mendorong ekspor mengatakan

bahwa, ekspor pada dasarnya telah memainkan peranan yang sangat penting di

dalam proses pembangunan ekonomi indonesia. Ekspor (terutama migas dan gas

bumi) hanya dipandang sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan

yang dominan yang kemudian pandangan ini sebagai sektor yang diharapkan

dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi.

Dengan demikian berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah

diuraikan diatas, Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK), investasi asing

(PMA), dan ekspor dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi khususnya pada

produk domestik regional bruto (PDRB). Dengan begitu penulis tertarik untuk

(30)

B. Rumusan Masalah

Pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi

oleh pemerintah khususnya daerah/kota Jakarta menarik untuk dilihat. Salah satu

indikator yang digunakan dalam pertumbuhan ekonomi adalah PDRB.

Pertumbuhan tingkat partisipasi angkatan kerja, investasi asing dan ekspor

merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap besar kecilnya

perkembangan pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta.

Data BPS yang ada menunjukan bahwa pertumbuhan tingkat partisipasi

angkatan kerja, investasi asing dan ekspor ekonomi DKI Jakarta saat itu

berpengaruh terhadap fluktuasi pertumbuhan ekonomi. Hal ini sangat terlihat jelas

dalam perkembangan dan permasalahan perekonomian.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut diatas, maka

pertanyaan yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah :

1. Sejauh mana pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

terhadap PDRB DKI Jakarta?

2. Sejauh mana pengaruh Investasi Asing (PMA) terhadap PDRB DKI

Jakarta?

3. Sejauh mana pengaruh Ekspor terhadap PDRB DKI Jakarta?

4. Sejauh mana pengaruh TPAK, PMA, dan Ekspor secara bersama-sama

(31)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk :

a. Untuk menganalisis pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) terhadap PDRB DKI Jakarta.

b. Untuk menganalisis pengaruh Investasi Asing (PMA) terhadap

PDRB DKI Jakarta.

c. Untuk menganalisis pengaruh Ekspor terhadap PDRB DKI Jakarta.

d. Untuk menganalisis pengaruh TPAK, PMA dan Ekspor secara

bersama-sama terhadap PDRB DKI Jakarta.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

a. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi input dan dasar

pertimbangan bagi pemerintah untuk menentukan kebijakan yang

tepat dalam pesatnya pertumbuhan ekonomi dan pembangunan

yang terjadi.

b. Sebagai bahan pembanding bagi pembaca yang tertarik untuk

meneliti hal yang sama bagi peneliti selanjutnya.

c. Sebagai salah satu syarat mendapat gelar sarjana pada Fakultas

Ekonomi dan ilmu social Universitas Syarief Hidayatullah Jakarta

(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertumbuhan Ekonomi

1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan

dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi

dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.

Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu

perekonomian. Dari suatu periode ke periode lainnya kemampuan suatu

negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan

yang meningkat ini disebabkan oleh pertambahan faktor-faktor produksi

baik dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah barang

modal dan teknologi yang digunakan juga makin berkembang. Disamping

itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk seiring

dengan meningkatnya pendidikan dan keterampilan mereka.

Dalam hal ini pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai

kenaikan GDP/GNP tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar

atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah

perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak. (Arsyad,2004:13)

Pertumbuhan ekonomi dapat bernilai positif dan dapat pula bernilai

(33)

negatif, berarti kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami

penurunan.

2. Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi

Menurut ekonom Klasik, Smith, pertumbuhan ekonomi

dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni pertumbuhan output total dan

pertumbuhan penduduk (Arsyad, 2004: 94). Unsur pokok dari sistem

produksi suatu negara ada tiga :

1. Sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah paling

mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat dimana jumlah

sumber dayaalam yang tersedia mempunyai batas maksimum bagi

pertumbuhan suatu perekonomian.

2. Sumber daya insani (jumlah penduduk) merupakan peran pasif

dalam proses pertumbuhan output, maksudnya jumlah penduduk

akan menyesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja.

3. Stok modal merupakan unsur produksi yang sangat menentukan

tingkat pertumbuhan output.

Laju pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh produktivitas

sector-sektor dalam menggunakan faktor-faktor produksinya.

Produktivitas dapat ditingkatkan melalui berbagai sarana pendidikan,

(34)

Menurut Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik, pertumbuhan

ekonomi bergantung pada faktor-faktor produksi, teori produksi klasik

sederhana adalah :

Q = f (K,L)

Persamaan diatas secara sederhana menunjukan factor-faktor yang

menentukan pertumbuhan ekonomi dari banyaknya berbagai factor yang

ada, untuk analisis pertumbuhan ekonomi dapat dikembangkan lebih

lanjut, sehingga dapat kita tulis dengan persamaan:

Δ Y = f (ΔK, ΔL, ΔT)

Dimana :

Δ Y = tingkat pertumbuhan ekonomi

Δ K = tingkat pertambahan barang modal

Δ L = tingkat pertambahan tenaga kerja

Δ T = tingkat pertambahan teknologi

Dari persamaan diatas dapat dijelaskan beberapa factor yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ( Rahardja,2004:125).

a. Barang Modal

Agar ekonomi bertumbuh, stok barang modal harus bertambah,

penambahan stok barang modal dilakukan lewat investasi. Karena

itu salah satu upaya pokok untuk meningkatkan investasi adalah

menangani factor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi.

Yang juga harus dingat adalah pertumbuhan ekonomi baru

(35)

jika investasi neto sama dengan nol, perekonomian hanya dapat

berproduksi pada tingkat sebelumya. Akan lebih baik lagi, jika

penambahan kuantitas barang modal juga disertai peningkatan

kualitas

b. Tenaga kerja

Sampai saat ini, tenaga kerja (TK) masih merupakan factor

produksi yang sangat dominan. Penambahan tenaga kerja

umumnya sangat berpengaruh terhadap peningkatan output. Yang

menjadi persoalan adalah sampai berapa banyak penambahan TK

akan terus meningkatkan output. Hal ini tergantung dari seberapa

cepat terjadinya The Law of Diminishing Return (TLDR).

Sedangkan cepat atau lambatnya proses TLDR sangat ditentukan

oleh kualitas SDM dan keterkaitanya dengan kemajuan teknologi

produksi. Selama ada sineji antara TK dan teknologi, penambahan

TK akan memacu pertumbuhan ekonomi.

c. Teknologi

Dapat dipastikan bahwa penggunaan teknologi yang tinggi sangat

memacu pertumbuhan ekonomi, jika hanya dilihat dari peningkatan

output. Namun apakah hal itu berarti makin baik ?, tujuan akhir

pertumbuhan ekonomi adalah masyarakat yang adil dan sejahtera.

Kemajuan teknologi membuat kesempatan kerja bertambah

maupun berkurang, hal itu sudah dibahas sebelumnya. Dengan

(36)

optimal apa yang ada dalam diri dan lingkungannya. Bahkan

kelebihan penggunaan teknologi tepat guna ditetankan dalam

pemborosan penggunaan SDA atau energi proses produksi.

3. Indikator Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting

guna menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi suatu negara.

”pertumbuhan” (growth) tidak identik dengan ”pembangunan”

(development) Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu syarat dari banyak syarat yang diperlukan dalam proses pembangunan. Pertumbuhan ekonomi

hanya mencatat peningkatan produksi barang dan jasa secara nasional,

sedang pembangunan berdimensi lebih luas.

Pendapatan nasional menunjukkan tingkat kegiatan ekonomi yang

dicapai pada suatu tahun tertentu. Sedangkan pertumbuhan ekonomi

menunjukkan perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang terjadi dari tahun

ke tahun. Oleh karena itu, jika ingin mengetahui tingkat pertumbuhan

ekonomi kita harus membandingkan pendapatan nasional dari tahun ke

tahun. Laju pertumbuhan ekonomi suatu tahun tertentu dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Gt

=

� −� −1

� −1

100%

Dimana: Gt = tingkat pertumbuhan ekonomi

Yrt = pendapatan nasional riil pada tahun t

(37)

Salah satu sasaran pembangunan ekonomi daerah adalah

meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi

daerah diukur dengan pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto

(PDRB) menurut harga konstan. Laju pertumbuhan PDRB akan

memperlihatkan proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang.

Penekanan pada ”proses”, karena mengandung unsur dinamis, perubahan

atau perkembangan. Oleh karena itu pemahaman indikator pertumbuhan

ekonomi biasanya akan dilihat dalam kurun waktu tertentu, misalnya

tahunan. Aspek tersebut relevan untuk dianalisa sehingga

kebijakan-kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah untuk mendorong

aktivitas perekonomian domestik dapat dinilai efektifitasnya.

4. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

Dalam model pertumbuhan ekonomi Neo Klasik Solow (Solow Neo Classical Growth Model) maka fungsi produksi agregat standar adalah sama seperti yang digunakan dalam persamaan sektor modern

Lewis yakni:

Y = Aeμt . Kα . L1-α

Y = Produk Domestik Bruto

K = stok modal fisik dan modal manusia

L = tenaga kerja non terampil

A = konstanta yang merefleksikan tingkat teknologi dasar

eμt = melambangkan tingkat kemajuan teknologi

(38)

Menurut teori pertumbuhan Neo Klasik Tradisional, pertumbuhan

output selalu bersumber dari satu atau lebih dari 3 (tiga) faktor yakni ;

a. kenaikan kualitas dan kuantitas tenaga kerja, yaitu melalui

pertumbuhan dan kuantitas tenaga kerja.

b. penambahan modal, yaitu melalui tabungan dan investasi.

c. penyempurnaan teknologi, dimana kualitas teknologi canggih dan

modern dapat meningkatkan pertumbuhan output. (Todaro,2000:

98).

Teori pertumbuhan Neoklasik dapat disajikan dalam bentuk fungsi

produksi Cobb-Douglas, dimana output merupakan fungsi dari tenaga

kerja dan modal. Sedangkan tingkat kemajuan teknologi merupakan

variabel eksogen. Asumsi yang digunakan adalah skala pengembalian

yang konstan (constant returns to scale). (Arsyad, 2010 : 90) Fungsi tersebut bisa dituliskan dengan cara berikut:

Qt = TtKta Ltb

Dimana ; Qt = tingkat produksi pada tahun t

Tt = tingkat teknologi pada tahun t

Kt = jumlah stok barang modal pada tahun t

Lt = jumlah tenaga kerja pada tahun t

a = pertambahan output yang diciptakan oleh

pertambahan satu unit modal

b = pertambahan output yang diciptakan oleh

(39)

5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Pengertian PDRB menurut Badan Pusat Statistik (2004:8) yaitu

jumlah nilai tambah yang dihasilkan untuk seluruh wilayah usaha dalam

suatu wilayah atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir

yang dihasilkan seluruh unit ekonomi di suatu wilayah.

Pengertian PDRB menurut Tarigan (2005:18-19) yaitu jumlah nilai

tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di wilayah itu. Yang dimaksud dengan nilai tambah bruto

adalah nilai produksi (output) dikurangi dengan biaya antara

(intermedicate cost).

Penghitungan PDRB dapat dilakukan dengan menggunakan dua

metode yaitu langsung dan tidak langsung (alokasi).

1. Metode Langsung

Penghitungan metode langsung ini dapat dilakukan melalui tiga

pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan dan

pendekatan pengeluaran. Walaupun mempunyai tiga pendekatan yang

berbeda namun akan memberikan hasil penghitungan yang sama (BPS,

2004: 26).

Seperti dikatakan di atas, penghitungan PDRB secara langsung

(40)

a. PDRB Menurut Pendekatan Produksi (Production Approach) PDRB adalah jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang

dihasilkan oleh berbagai unit produksi (di suatu region) pada suatu

jangka waktu tertentu (setahun). Perhitungan PDRB melalui

pendekatan ini disebut juga penghitungan melalui pendekatan nilai

tambah (value added).

Cara perhitungan pendapatan nasional menurut pendekatan

produksi adalah dengan cara menjumlahkan nilai produksi yang

dihasilkan dari sektor-sektor produktif.

Rumusnya : Y = .

Y = P1 . Q1 + P2 . Q2 + .... + Pn . Qn

Ket : P = harga produk dari sektor tertentu

Q = Jumlah (volume) produk dari sektor itu

Pendekatan produksi adalah penghitungan nilai tambah barang dan

jasa yang diproduksi oleh suatu kegiatan/sektor ekonomi dengan cara

mengurangkan biaya antara dari total produksi bruto sektor atau sub

sektor tersebut. Nilai tambah merupakan selisih antara nilai produksi

dan nilai biaya antara. Biaya antara adalah nilai barang dan jasa yang

digunakan sebagai input antara dalam proses produksi. Barang dan jasa

yang termasuk input antara adalah bahan baku atau bahan penolong

yang biasanya habis dalam sekali proses produksi atau mempunyai

umur penggunaan kurang dari satu tahun, sementara itu pengeluaran

(41)

modal, dan keuntungan yang diterima perusahaan bukan termasuk

biaya antara. Begitu juga dengan penyusutan dan pajak tidak langsung

neto bukan merupakan biaya antara (Tarigan, 2005:25).

Pendekatan produksi banyak digunakan untuk memperkirakan nilai

tambah dari sektor yang produksinya berbentuk fisik/barang. PDRB

menurut pendekatan produksi terbagi atas 9 lapangan usaha (sektor)

yaitu : pertanian; pertambangan dan penggalian; industry pengolahan;

listrik, gas dan air minum; bangunan dan konstruksi;

perdagangan,hotel dan restoran; angkutan dan komunikasi; bank dan

lembaga keuangan lainnya; jasa-jasa. Oleh karena itu penelitian ini

menggunakan PDRB menurut pendekatan produksi.

b. PDRB Menurut Pendekatan Pendapatan (Income Approach) PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor

produksi yang ikut dalam proses produksi di suatu wilayah pada jangka

waktu tertentu (setahun). Penghitungan PDRB melalui pendekatan ini

diperoleh dengan menjumlahkan semua balas jasa yang diterima faktor

produksi yang komponennya terdiri dari upah dan gaji, sewa tanah, bunga

modal dan keuntungan ditambah dengan penyusutan dan pajak tidak

langsung neto (BPS, 2004:27).

Cara perhitungan pendapatan nasional menurut pendekatan

(42)

Rumusnya : Y = Yw + YI + YR + YP

Ket : W = upah

I = bunga

R = sewa

c. PDRB Menurut Pendekatan Pengeluaran (Expend. Approach). PDRB adalah jumlah seluruh pengeluaran untuk konsumsi rumah

tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung, konsumsi

pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan stok dan

ekspor netto di suatu wilayah. Perhitungan PDRB melalui pendekatan ini

dilakukan dengan bertitik tolak dari penggunaan akhir barang dan jasa

yang dihasilkan di wilayah domestik (BPS, 2004:27).

Cara perhitungan pendapatan menurut pendekatan Pengeluaran

adalah dengan menjumlahkan semua pengeluaran.

Rumusnya : Y = C + I + G + (X-M)

Ket : C = pengeluaran konsumsi

I = pengeluaran produsen (income)

G = pengeluaran pemerintah

X-M = pengeluaran luar negeri / ekspor neto

(ekspor-impor)

2. Metode Tidak Langsung atau Metode Alokasi

Dalam metode ini PDRB suatu wilayah diperoleh dengan

(43)

lebih luas. Untuk melakukan alokasi PDRB wilayah ini digunakan

beberapa alokator antara lain: Nilai produksi bruto atau netto setiap

sektor/subsektor pada wilayah yang dialokasikan ; jumlah produksi fisik;

tenaga kerja; penduduk, dan alokator tidak langsung lainnya. Dengan

menggunakan salah satu atau beberapa alokator dapat diperhitungkan

persentase bagian masing-masing propinsi terhadap nilai tambah setiap

sektor dan subsektor.

Cara penyajian PDRB adalah sebagai berikut :

a. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, semua agregat pendapatan dinilai atas

dasar harga yang berlaku pada masing-masing tahunnya, baik pada saat

menilai produksi dan biaya antara maupun pada penilaian komponen

PDRB. PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan kemampuan sumber

daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Nilai PDRB yang besar

menunjukkan kemampuan sumberdaya ekonomi yang besar, begitu juga

sebaliknya.

b. PDRB Atas Dasar Harga Konstan, semua agregat pendapatan dinilai

atas dasar harga tetap, maka perkembangan agregat pendapatan dari tahun

ke tahun semata-mata karena perkembangan produksi riil bukan karena

kenaikan harga atau inflasi. PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan

laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun

(44)

B. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

1. Pengertian Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Menurut Sukirno (2004:18), angkatan kerja adalah jumlah tenaga

kerja yang terdapat dalam perekonomian pada suatu waktu tertentu.

Angkatan kerja terdiri atas golongan yang bekerja dan golongan yang

menggangur yang sedang mencari pekerjaan, sedangkan yang dimaksud

dengan bukan angkatan keja adalah mereka yang masih sekolah, golongan

yang mengurus rumah tangga dan golongan lain-lain atau menerima

pendapatan.

Sedangkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah

perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan penduduk dalam usia

kerja, yang dimaksud dengan penduduk usia kerja adalah penduduk yang

telah berusia 15-64 tahun keatas yng berpotensi memproduksi barang dan

jasa.

Besarnya angkatan kerja tergantung pada tingkat partisipasi

angkatan kerja (labour force participation rate) yaitu berapa persen dari tenaga kerja yang akan menjadi angkatan kerja dan pengertian dari

angkatan kerja itu sendiri adalah bagian dari tenaga kerja yang

sesungguhnya terlibat dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang

dan jasa. Dan dalam konsep “Labour Force Participation Rate” angkatan

kerja mempunyai refrensi waktu yang pasti misalnya satu minggu dan

(45)

Jadi mereka yang bukan pekerja (yaitu: penggangguran/pencari pekerjaan)

dianggap sebagai kelompok residual.

Gambar 2.1 Skema Angkatan Kerja

Sumber : Supas, Jakarta.

Dalam ilmu kependudukan (Demografi) orang yang mencari kerja

masuk dalam kelompok penduduk yang disebut angkatan kerja.

Berdasarkan kategori usia, usia angkatan kerja adalah 15-65 tahun. Tetapi

tidak semua orang yang berusia 15-65 tahun dihitung sebagai angkatan

kerja, yang dihitung sebagai angkatan kerja adalah penduduk yang berusia

15-65 tahun yang bekerja dan sedang mencari kerja,sedangkan yang tidak

mencari kerja, masuk dalam rumah tangga dan sekolah.

Pada Gambar 2.1 diatas terlihat bahwa jumlah penduduk satu

Negara dapat dibedakan menjadi usia kerja (15-65 tahun) dan bukan usia Penduduk

Tenaga Kerja Bukan Tenaga Kerja

Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja

Menganggur Bekerja Sekolah Mengurus

Rumah tangga

Penerima Pendapatan

(46)

kerja. Dari jumlah penduduk usia kerja, yang masuk angkatan kerja adalah

mereka yang mencari kerja atau bekerja.

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) merupakan indicator

yang dipergunakan dalam melihat perkembangan tingkat tenaga kerja di

Indonesia. Tujuan menghitung Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) : Untuk memperoleh gambaran tentang persentase angkatan kerja

terhadap penduduk usia kerja. Dilihat dari sisi kerja, TPAK yang rendah

ditemui pada kelompok penduduk usia kerja wanita dan pada penduduk

usia muda.

Sedangkan dari sisi tingkat kemudahan atau kesulitan untuk

mendapatkan kerja, nilai TPAK yang rendah menunjukkan kecilnya

kesempatan kerja yang tersedia bagi penduduk usia kerja dan sebaliknya

TPAK yang tinggi menunjukkan besarnya kesempatan kerja yang tersedia.

Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan.

Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan

seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Pada tahun 2005, di

Indonesia terdapat 155,5 juta penduduk usia kerja, sekitar 60,61 persen

dari mereka berada di Pulau Jawa. Bagian dari tenaga kerja yang aktif

dalam kegiatan ekonomi disebut angkatan kerja. Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK), merupakan ukuran yang menggambarkan jumlah

angkatan kerja untuk setiap 100 angkatan kerja.

Kenaikan TPAK antara lain disebabkan oleh kondisi sosial

(47)

terhadap faktor-faktor produksi di Indonesia. Secara langsung naik

turunnya faktor produksi ini akan membeirikan dampak terhadap tinggi

rendahnya faktor permintaan dan penawaran tenaga kerja.

2. Indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat partisipasi

angkatan kerja adalah Rasio antara jumlah angkatan kerja dengan

pendudduk usia kerja, dengan rumus sebagai berikut:

� ��

=

� ℎ� � � � �

� ℎ� � �

x 100%

Angka TPAK tidak hanya dapat disajikan untuk menghitung

TPAK dari seluruh penduduk usia kerja, namun dapat juga digunakan

untuk menghitung TPAK penduduk usia kerja dengan spesifikasi yang

lebih khusus seperti umur, jenis kelamin, atau tempat tinggal (desa,kota).

3. Teori Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Menurut teori Solow, pertumbuhan tergantung kepada

pertambahan penyediaan factor-faktor produksi (penduduk, tenaga

kerja, dan modal akumulasi) dan tingkat kemajuan teknologi. Lebih

dalam teori ini mengembangkan tentang rasio modal output yang

dapat berubah-ubah. Dimana untuk menghasilkan sejumlah output

tertentu,dapat menggunakan kombinasi modal dan tenaga kerja

(48)

Kombinasi antara jumlah modal dan tenaga kerja yang

digunakan akan menghasilkan tingkat output yang berbeda dan

tingkat efisiensi yang berbeda pula. Dengan kata lain, pada suatu

kombinasi tertentu antara jumlah modal dan tenaga kerja yang

digunakan akan menghasilkan otput yang optimal dan lebih

efisiensi dibandingkan kombinasi lainnya sehingga dengan input

yang kecil mampu menghasilan output yang optimal, dan dapat

mendorong pertumbuhan ekonomi kearah yang positif.

Dapat disimpulkan juga bahwa TPAK adalah salah satu factor

yang mempengaruhi besaran output suatu kegiatan perekonomian,

sehingga semakin banyak masyarakat yang produktif, maka akan

menghasilkan output yang tinggi pula yang mempengaruhi PDRB.

C. Investasi

1. Pengertian Investasi

Teori ekonomi mengartikan atau mendefinisikan investasi sebagai

”pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan

peralatanperalatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama

menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang akan

digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa di masa depan” .

Menurut Boediono (1992) investasi adalah pengeluaran oleh sector

produsen (swasta) untuk pembelian barang dan jasa untuk menambah stok

(49)

berpendapat bahwa investasi adalah permintaan barang dan jasa untuk

menciptakan atau menambah kapasitas produksi atau pendapatan di masa

mendatang Persyaratan umum pembangunan ekonomi suatu negara

menurut Todaro (1981) adalah:

a. Akumulasi modal, termasuk akumulasi baru dalam bentuk tanah,

peralatan fisik dan sumber daya manusia;

b. Perkembangan penduduk yang dibarengi dengan pertumbuhan

tenaga kerja dan keahliannya;

c. Kemajuan teknologi.

Akumulasi modal akan berhasil apabila beberapa bagian atau

proporsi pendapatan yang ada ditabung dan diinvestasikan untuk

memperbesar produk (output) dan pendapatan di kemudian hari. Untuk

membangun itu seyogyanya mengalihkan sumber-sumber dari arus

konsumsi dan kemudian mengalihkannya untuk investasi dalam bentuk

capital formation” untuk mencapai tingkat produksi yang lebih besar.

Investasi di bidang pengembangan sumberdaya manusia akan

meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia,sehingga menjadi tenaga

ahli yang terampil yang dapat memperlancar kegiatan produktif. Menurut

Sadono Sukirno (2000) kegiatan investasi memungkinkan suatu

masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan

kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan

taraf kemakmuran masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi

(50)

1) investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat,

sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat ,

pendapatan nasional serta kesempatan kerja;

2) pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah

kapasitas produksi;

3) investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi.

2. Teori Investasi Harrod Domar

Teori Harrod-Domar mengemukakan bahwa model pertumbuhan

ekonomi yang merupakan pengembangan dari teori Keynes. Teori tersebut

menitik beratkan pada peranan tabungan dan industri sangat menentukan

dalam pertumbuhan ekonomi daerah. (Arsyad, 2010:84)

Beberapa asumsi yang digunakan dalam teori ini adalah bahwa:

1. Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan faktor-faktor produksi yang ada juga dimanfaatkan secara penuh (full

utilization).

2. Perekonomian terdiri dari dua sektor : sektor Rumah Tangga dan

Perusahaan.

3. Besarnya tabungan masyarakat proporsional dengan besarnya

pendapatan nasional.

(51)

(Incremental Capital Output Ratio) dimana persamaanya sebagai

berikut; COR = k sehingga, k = �

� �

=

∆�

∆�

� �

∆�

=

.

∆�

Dimana; K = stok modal, Y = output total dan k = COR.

Teori ini memiliki kelemahan yakni (MPS) kecendrungan

menabung dan (ICOR) ratio pertambahan modal-output dalam

kenyataannya selalu berubah dalam jangka panjang. Demikian pula

proporsi penggunaan tenaga kerja dan modal tidak tetap, harga selalu

berubah dan suku bunga dapat berubah akan mempengaruhi investasi.

Dalam model pertumbuhan endogen dikatakan bahwa hasil

investasi akan semakin tinggi bila produksi agregat di suatu negara

semakin besar. Dengan diasumsikan bahwa investasi swasta dan publik di

bidang sumberdaya atau modal manusia dapat menciptakan ekonomi

eksternal (eksternalitas positif) dan memacu produktivitas yang mampu

mengimbangi kecenderungan ilmiah penurunan skala hasil. Meskipun

teknologi tetap diakui memainkan peranan yang sangat penting, namun

model pertumbuhan endogen menyatakan bahwa teknologi tersebut tidak

perlu ditonjolkan untuk menjelaskan proses terciptanya pertumbuhan

ekonomi jangka panjang.

Implikasi yang menarik dari teori ini adalah mampu menjelaskan

(52)

berpeluang untuk memperbaiki efisiensi alokasi sumberdaya domestik

dengan cara menyediakan berbagai macam barang publik (sarana

infrastruktur) atau aktif mendorong investasi swasta dalam industri padat

teknologi dimana sumberdaya manusia diakumulasikannya. Dengan

demikian model ini menganjurkan keikutsertaan pemerintah secara aktif

dalam pengelolaan investasi baik langsung maupun tidak langsung.

Investasi swasta di Indonesia dijamin keberadaannya sejak

dikeluarkannya Undang-Undang No.1 Tahun 1967 tentang Penanaman

Modal Asing (PMA) dan Undang-Undang No.12 Tahun 1970 tentang

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Berdasarkan sumber dan

kepemilikan modal, maka investasi swasta dibagi menjadi penanaman

modal dalam negeri dan asing. Dengan semakin besarnya investasi

pemerintah pada barang publik maka diharapkan akan mendorong

pertumbuhan sektor pertumbuhan sektor swasta dan rumah tangga dalam

mengalokasikan sumberdaya yang ada di suatu daerah. Hal ini pada

akhirnya akan menyebabkan makin meningkatnya PDRB.

3. Penanaman Modal Asing (PMA)

Penanaman modal asing (PMA) merupakan aliran arus modal yang

berasal dari luar negeri yang mengalir ke sektor swasta baik yang melalui

investasi langsung (Direct Investment) maupun investasi tidak langsung

(53)

diperlukan untuk memperlancar bisnis dan perdagangan seperti jalan raya,

rel kereta api, proyek irigasi dan bendungan, serta sarana kesehatan umum.

Semua ini memerlukan investasi yang sangat besar yang cenderung

bersifat sekaligus. Tidak ada seorang pun atau perusahaan kecil yang

mampu membangun suatu sistem jalan raya. Tidak ada perusahaan yang

bisa berharap mendapatkan laba jika dana yang diperlukan tidak mampu

disediakan oleh pemerintah. Disinilah manfaat proyek investasi skala besar

yang kesemuanya itu berasal dari luar negeri yang dapat menyebar ke

seluruh perekonomian.

1. Investasi Langsung (Direct Investment)

Investasi langsung (Direct Investment) merupakan investasi yang melibatkan pihak investor secara langsung dalam operasional usaha yang

akan di laksanakan, sehingga dinamika usaha yang menyangkut kebijakan

perusahaan yang di tetapkan, tujuan yang hendak di capai, tidak lepas dari

pihak yang berkepentingan (investor asing). Investasi langsung, langsung

di perjual belikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital market) dan pasar turunan (derivative market)

2. Investasi Tidak Langsung (Portofolio)

Investasi tidak langsung (portofolio) merupakan investasi keuangan yang di lakukan di luar negeri. Investor membeli uang atau

ekuitas, dengan harapan mendapat manfaat finansial dari investasi

(54)

pembelian obligasi/perusahaan asing, tanpa kontrol manajemen di

perusahaan investasi.

4. Investasi Asing (PMA) dan Pertumbuhan Ekonomi

Dalam pengertian investasi riel dibedakan antara investasi bruto

dan investasi netto, investasi swasta dan investasi pemerintah, serta

investasi domestik dan investasi asing. Dua pasangan pengertian investasi

riel yang terakhir jelas merupakan pembedaan dari segi pemiliknya saja

yaitu apakah merupakan milik serta dilakukan pemerintah atau oleh

swasta, dan merupakan milik serta dilakukan oleh orang asing atau oleh

warga negara sendiri. Istilah investasi bruto swasta domestik menunjukkan

investasi pada mesin-mesin, peralatan serta gedung-gedung yang habis

dikonsumsi dalam proses produksi pada tahun berjalan ditambah dengan

tambahan netto persediaan barang-barang kapital. Konsumsi pemakaian

barang-barang kapital merupakan penyusutan. Jadi investasi bruto adalah

investasi pengganti ditambah investasi bersih atau investasi tambahan.

Pertumbuhan ekonomi suatu negara bisa dilihat dari investasi nettonya,

bila investasi bruto melebihi penyusutan atau investasi penggantinya maka

terdapat investasi netto dan perekonomian negara tersebut mengalami

perluasan. Perekonomian suatu negara mengalami stagnasi atau penurunan

bila investasi netto negatif atau dimana investasi bruto lebih kecil daripada

(55)

Dunia usaha mengadakan investasi didorong oleh pertimbangan

ekspektasi keuntungan jangka panjang yang dipengaruhi oleh kemajuan

teknologi, pertumbuhan penduduk serta faktor-faktor lain. Investasi

bervariasi secara langsung dengan pendapatan, hal ini karena investasi

berhubungan dengan keuntungan, dan sebagian besar investasi dibiayai

secara internal dari keuntungan perusahaan. Bila pendapatan naik,

keuntungan juga naik dan demikian pula tingkat investasi. Bila tingkat

pendapatan atau output rendah, ini berarti dunia usaha mempunyai cukup

banyak kelebihan kapasitas produksi hingga tak ada dorongan membeli

barang-barang kapital baru.

Pengaruh investasi asing langsung terhadap pertumbuhan ekonomi

merupakan arti penting bagi negara sedang berkembang termasuk

Indonesia. Sampai saat ini konsep pembangunan dengan menggunakan

modal asing masih sering menimbulkan pendapat. Foreign Direct Investment (FDI) dipandang sebagai cara yang lebih efektif untuk mendorong pertumbuhan perekonomian suatu negara. Dengan melalui

Penanaman Modal Asing (PMA), modal asing dapat memberikan

kontribusi yang lebih baik kedalam proses pembangunan. Oleh karena itu,

beberapa negara berkembang di Asia Timur, termasuk Indonesia, berusaha

memberikan insentif kepada masuknya modal asing dalam bentuk FDI/

PMA ini. Disisi lain, negara pengekspor kapital juga memberikan insentif

kepada sektor swasta berupa insentif pajak, jaminan dan asuransi atas

(56)

Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus-menerus

meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan

pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat.

Pengaruh dari peran ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan

investasi dalam perekonomian. Pertama, investasi merupakan salah satu

komponen dari pengeluaran agregat. Maka kenaikan investasi akan

meningkatkan permintaan agregat dan pendapatan nasional. Peningkatan

seperti ini akan selalu diikuti oleh pertambahan dalam kesempatan kerja.

Kedua, pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan

menambahkan kepastian memproduksi dimasa depan dan perkembangan

ini akan menstimulir pertambahan produksi nasional dan kesempatan

kerja. Ketiga, investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi.

Perkembangan akan memberikan sumbangan penting ke atas kenaikan

produktivitas dan pendapatan perkapita masyarakat (Sukirno,2000: 367).

D. Ekspor

1. Pengertian Ekspor

Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara

mengeluarkan barang-barang dari dalam negeri keluar wilayah pabean

Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor adalah

kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean. (Hamdani, 2007:12),

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Tabel 1.3 Perkembangan penanaman modal asing (PMA) 2005-2009
Tabel 1.4 Data Nilai Ekspor DKI Jakarta 2005-2009
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data kuartalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan, suku bunga kredit dan