PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA
(TPAK), INVESTASI ASING (PMA), DAN EKSPOR
TERHADAP PDRB DI DKI JAKARTA
PERIODE 1987
–
2009
Oleh
Wulan Anggraeni NIM: 106084002846
JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Rabu, 15 juni 2011 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa :
1. Nama : Wulan Anggraeni
2. NIM : 106084002846
3. Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
4. Judul Skripsi : PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK), INVESTASI ASING (PMA), DAN EKSPOR TERHADAP PDRB DI DKI JAKARTA PERIODE 1987-2009
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama
proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan
skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Juni 2011
1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS (_______________________ )
NIP. 195706171985031002 Ketua
2. Dr. Lukman, M.Si ( _______________________ )
NIP. 196406072003021001 Sekertaris
3. Prof. Dr. Ahmad Rodoni ( _______________________ )
NIP. 196902032001121003 Penguji Ahli
4. Pheni Chalid, SF, MA.Ph.D ( _______________________ )
NIP. 1956050520001210012 Pembimbing I
5. Fitri Amalia. M. Si ( ________________________ )
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Senin, 7 Maret 2011 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa :
1. Nama : Wulan Anggraeni
2. NIM : 106084002846
3. Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
4. Judul Skripsi : PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA
(TPAK), INVESTASI ASING (PMA), DAN EKSPOR TERHADAP
PDRB DI DKI JAKARTA PERIODE 1987-2009
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan
selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas
dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 7 maret 2011
1. Dr. Lukman, M.Si ( ________________________ )
NIP. 196406072003021001 Ketua
2. Fitri Amalia, M.Si ( _________________________ )
NIP. 198207102009122002 Sekertaris
3. Pheni Chalid, SF, MA.Ph.D ( _________________________ )
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Wulan Anggraeni
No. Induk Mahasiswa : 106048002846
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :
1. tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan
2. tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya
4. tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini
Jikalau ini kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Ciputat, 4 juni 2011
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Wulan Anggraeni
2. Tempat & Tgl Lahir : Tangerang, 3 juli 1988
3. Alamat : Jln.Wr.Supratman Gg.Cemara
Rt 04/11 No.27 Desa Rengas.
4. Kebangsaan : Indonesia
5. Telepon : 085714731734/ 021 7410341
6. Jenis Kelamin : Perempuan
7. Agama : Islam
II. PENDIDIKAN
Pendidikan Formal
Tempat Waktu
1. SD Negeri 2 Pondok Ranji 1994 – 2001
2. SMP Negeri 5 Ciputat 2001 – 2003
3. SMA Negeri 2 Ciputat 2003 – 2006
4. UIN SYARIF HIDAYATULLAH Jakarta
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan
Pendidikan Non Formal
Pelatihan/Seminar Waktu
1. Seminar Ekonomi Islam " Ekonomi
Syariah sebagai Pondasi Pembangunan di
Indonesia".
Juni 2007
2. Kursus Bahasa Inggris, Latansa BEC2 Maret 2006
3. KKN di Desa Cimande, Bogor Juli 2009 – Agustus 2009
4. Pelatihan SPSS.17, UIN Syarif
Hidayatullah
Desember 2009
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Muhammad Mujib
2. Tempat & Tgl Lahir : Surabaya, 10 Desember 1959
3. Alamat : Jln.Wr.Supratman Gg.Cemara
Rt 04/11 No.27 Desa Rengas.
4. Telepon : 021 7410341
3. Ibu : Siti Maisaroh
5. Tempat & Tgl Lahir : Jakarta, 6 juli 1960
6. Alamat : Jln.Wr.Supratman Gg.Cemara
Rt 04/11 No.27 Desa Rengas.
ABSTRACT
The purpose of this research was aimed to know the influence of Labor Force Participation Rate (LFPR), Foreign Direct Investment (FDI), and Export to Gross Regional domestic Product (GRDP) in Jakarta. The dependent variable was the economic growth (GRDP), while the independent variables were the Labor force Participation Rate (LFPR), Foreign Direct Investment (FDI), and Exports. The data were used time series, 1987-2009 and the analytical method is used an with multiple regression.
The results showed that the Foreign Investment (FDI) and Exports positively influenced and significant to the GRDP growth in Jakarta, with coefficient determination (R2), which is equal to 0,958513.
It means that the GRDP of Jakarta respectively increased with the increase of the Foreign Investment and Exports, supported by sectors of industry and tax. While the Labour Force Participation Rate (LFPR) has not positive influenced to the growth of GRDP in Jakarta significantly.
ABSTRAKSI
Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Investasi Asing (PMA), dan Ekspor terhadap PDRB di DKI Jakarta. Variabel terikat yang digunakan adalah pertumbuhan ekonomi (PDRB), sedangkan variabel bebasnya adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Investasi Asing (PMA) dan Ekspor. Data yang digunakan adalah time series yaitu periode 1987-2009. Analisa yang digunakan metode regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Penanaman Modal Asing (PMA) dan Ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan PDRB DKI Jakarta, dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,958513.
Hal ini berarti bahwa PDRB DKI Jakarta akan semakin meningkat dengan meningkatnya Penanaman modal asing dan ekspor yang didorong oleh sektor-sektor industri yang ada dan pendapatan pajak. Sedangkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan PDRB DKI Jakarta.
KATA PENGANTAR
Alhamdu Lillahi Robbil ‘Alamin
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala kekuatan dan kesabaran yang
diberikan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Investasi Asing
(PMA) Dan Ekspor Terhadap PDRB Di DKI Jakarta Periode 1987-2009”. penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program
sarjana ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Sripsi ini merupakan sebuah karya yang tidak mungkin terselesaikan tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Mujib dan Ibu Tiaroh, sumber motivasi bagi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas semua doa dan dukungan yang
telah diberikan padaku sampai detik ini. Semoga suatu saat aku dapat
membalas kebaikan yang diberikan dan dapat menjadi kebanggan bagi Papa
dan Mama. Amin.
2. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Lukman M.Si. selaku ketua jurusan IESP Fakultas Ekonomi dan Bisnis
4. Pheni Chalid Sf, MA, Ph.D. selaku dosen pembimbing I skripsi yang telah
banyak memberikan saran dan pembelajaran kepada penulis.
5. Fitri Amalia, MS.i. selaku dosen pembimbing II skripsi yang juga telah
banyak memberikan saran kepada penulis.
6. Seluruh Dosen FEB atas ilmunya yang bermanfaat yang telah diberikan, iesp
for: Ibu Utami Baroroh, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Ekonomi dan
Studi Pembangunan yang telah memberi motivasi dan penguji seminar
proposal yang luar biasa dan Ibu Lili yang begitu baik dan murah hati untuk
memudahkan saya dalam urusan di akademik jurusan IESP.
7. Aris, yang telah banyak memberikan semangat bagi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih karena telah menjadi sahabat dan
teman terdekat dalam hidupku.
8. Buat keluarga ku tercinta, keluarga besar H. Ayani Hasan, kakak-kakakku
Mas Angga, Mas Ari, Mas Bayu yang sudah membantu dan mensupport ku
dalam kuliah dan tidak lupa juga kepada adikku tercinta, Farhati Anggraeni
yang sudah banyak membantuku.
9. Anak-anak Atdeeeeuh IESP B, Rezi, Zaka, Anda, Ikel, Iwan, Awang dan
semuanya yang selama ini telah mendukung dan memberi semangat selama
berkuliah.
10. Rekan-rekan IESP angkatan 2006 yang sama-sama berjuang untuk lulus
skripsi. Terimakasih karena kalian telah memberikan banyak kenangan manis
11. Teman-teman IESP B, terima kasih untuk hari-hari yang indah yang tak
terlupakan.
12. Kepada seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu penulis dalam penulisan skripsi ini.
13. Buat Febby dan Leny terima kasih banyak atas bantuan kalian selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan penulis dalam
mencapai kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga penelitian ini dapat berguna dan
bermanfaaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan. Terima Kasih
Jakarta, Juni 2011
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... i
ABSTRACT ... iii
ABSTRAKSI ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 11
C. Tujuan Penelitian ……… ... 12
D. Manfaat Penelitian ……… ... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13
A. Pertumbuhan Ekonomi ... 13
1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ... 13
2. Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi ... 14
3. Indikator Pertumbuhan Ekonomi ... 17
4. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik ... 18
B. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ... 25
1. Pengertian Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)... 25
2. Indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ... 28
3. Teori Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ... 28
C. Investasi ... 29
1. Pengertian Investasi ... 29
2. Teori Investasi Harrod Domar ... 31
3. Penanaman Modal Asing (PMA)... 33
4. Investasi Asing (PMA) dan Pertumbuhan Ekonomi ... 35
D. Ekspor ... 37
1. Pengertian Ekspor ... 37
2. Teori Ekspor ... 39
3. Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi ... 41
E. Penelitian Sebelumnya ... 42
F. Kerangka Pemikiran ... 49
G. Hipotesis Penelitian ... 52
A. Ruang Lingkup Penelitian ... 54
B. Metode Pengumpulan Sampel ... 54
C. Metode Pengumpulan Data ... 55
D. Metode Analisis Data... 56
1. Uji Stasioneritas ... 57
2. Uji Asumsi Klasik ... 59
a. Uji Normalitas Data ... 59
b. Uji Autokorelasi ... 59
c. Uji Heterokedastisitas ... 60
d. Uji Multikolinieritas ... 61
3. Uji Statistik ... 62
a. Uji Signifikansi Individual (uji t - Statistik) ... 62
b. Uji Signifikan Simultan (Uji F-Statistik)... 63
c. Uji Koefisien Determinasi ( R2)... 64
E. Operasional Variabel Penelitian ... 64
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 67
1. Keadaan Geografis DKI Jakarta... 67
2. Perkembangan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 68
3. Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ... 71
4. Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA) ... 73
5. Perkembangan Ekspor ... 76
B. Analisis Pembahasan dan Hasil Regresi ... 79
1. Uji Stasioneritas ... 79
2. Uji Asumsi Klasik ... 81
a. Hasil Uji Normalitas ... 81
b. Hasil Uji Autokorelasi ... 82
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 82
d. Hasil Uji Multikolinearitas ... 83
3. Hasil Uji Regresi Metode OLS ... 85
4. Hasil Uji Statistik ... 85
a. Uji Parsial (Uji-t) ... 85
b. Uji F-statistik ... 92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 94
A. Kesimpulan ... 94
B. Implikasi ... 96
C. Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA ... 99
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Hal
1.1 Data PDRB DKI Jakarta Atas dasar harga konstan
2000 tahun 2005-2009………... 3
1.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja menurut jenis kelamin Di DKI Jakarta 2005-2009………... 5
1.3 Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA) 2005-2009 Nilai Persetujuan pemerintah... 8
1.4 Data Nilai Ekspor DKI Jakarta 2005-2009... 9
2.1 Penelitian Sebelumnya ... 48
3.1 Variabel Penelitian ... 66
4.1 Hasil Uji Stasioner Tingkat Level …... 79
4.2 Hasil Uji Stasioner Tingkat First Different... 80
4.3 Hasil Uji Autokorelasi …... 82
4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 83
4.5 Hasil Uji Multikolinieritas…... 84
4.6 Hasil Olah data dengan Metode OLS... 85
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Hal
2.1 Skema Angkatan Kerja... 26
2.2 Kerangka Pemikiran... 51
4.1 Perkembangan PDRB Berdasarkan Harga konstan 2000
periode 1987-2009... 69
4.2 Perkembangan TPAK (dalam persentase) periode
1987-2009... 72
4.3 Perkembangan PMA (dalam Ribu US $) periode
1987-2009…... 74
4.4 Perkembangan EKSPOR (dalam Milyar US $) periode
1987-2009... 77
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Hal
1 Data Penelitian ... 102
2 Hasil Data Setelah Diestimasi ... 104
3 Hasil Regresi Log Linier ... 105
4 Hasil Uji Stasioner Tingkat Level ... 106
5 Hasil Uji Stasioner Tingkat First Different ... 110
6 Hasil Uji Normalitas JB Test ... 114
7 Hasil Uji Autokorelasi ... 115
8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 116
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara
dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari
perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari
satu periode keperiode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan
barang dan jasa akan meningkat yang disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang
selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Menurut Sukirno
(2004) dalam analisis makro, tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh
suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai
suatu negara/daerah.
Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik menyatakan pertumbuhan
ekonomi (didaerah diukur dengan pertumbuhan PDRB) bergantung pada
perkembangan faktor-faktor produksi yaitu ; modal, tenaga kerja dan teknologi
(Sukirno, 1994 : 456).
Adapun beberapa factor sebagai sumber penting yang dapat mewujudkan
pertumbuhan ekonomi menurut ahli ekonomi klasik yaitu, Ricardo, Malthus dan
Stuart Mill dimana bahwa:
1. Tanah dan kekayaan alam lainnya.
Kekayaan alam negara meliputi luas dan kesuburan tanah, keadaan
dan jumlah atau jenis kekayaan barang tambang yang ada. Hal ini akan
mempermudah usaha untuk membangun perekonomian suatu negara, terutama
pada masa permulaan proses pertumbuhan ekonomi. Namun terdapat
hambatan dalam mengembangkanya, kekurangan modal, tenaga ahli dan
pengetahuan hingga terbatasnya pasar bagi berbagai jenis kegiatan ekonomi.
Untuk mengatasi hambatan yang ada, maka perlu adanya modal yang cukup,
teknologi, teknik produksi dan tenaga-tenaga ahli secara efisien dan dapat
menguntungkan. Peranan penanaman modal dan barang-barang pertanian
untuk diekspor menjadi penggerak permulaan bagi pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.
2. Jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja
Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat mendorong
maupun menghambat dalam perkembangan ekonomi. Penduduk yang
bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja.
3. Barang-barang modal dan tingkat teknologi
Barang-barang modal penting artinya dalam mempertinggi efisiensi
pertumbuhan ekonomi. Barang-barang modal bertambah jumlahnya, dan
teknologi yang telah menjadi bertambah modern memegang peranan penting
sekali dalam mewujudkan kemajuan ekonomi yang tinggi.
4. Sistem sosial dan sikap masyarakat
Sistem sosial dan sikap masyarakat memegang peranan yang cukup
dalam pertumbuhan ekonomi. Dalam membicarakan masalah-masalah
sistem sosial dan sikap masyarakat dapat menjadi penghambat yang serius
kepada pembangunan.
5. Luas pasar sebagai sumber pertumbuhan
Sekitar pada tahun 1998 Indonesia mulai mengalami krisis dari dampak
krisis dunia. Kerusuhan yang begitu hebat melanda Indonesia, dimana pada saat
itu terjadi penjarahan hingga, perekonomian menurun drastis. Hal ini terjadi
dijantung perekonomian Indonesia, tepatnya DKI Jakarta dan hal ini berujung
pada krisis moneter yang menyebabkan morat maritnya perekonomian DKI
Jakarta. PDRB saat itu mengalami kemerosotan yang drastis sekitar -17,49%. Hal
ini tentunya membuat perekonomian Indonesia dan khususnya DKI Jakarta yang
merupakan pusat perekonomina Indonesia mengalami kemerosotan pertumbuhan
ekonomi tetapi pada tahun-tahun berikutnya hingga tahun 2008 indonesia
mengalami kebangkitan walaupun sedikit-demi sedikit. Kenapa demikian? Karena
dengan memulai dari periode 1987 dimana Indonesia delapan tahun sebelum
mengalami krisis dan berakhir pada periode 2009, dimana tiga belas tahun setelah
mengalami krisis.
Tabel 1.1
Data PDRB DKI Jakarta
Atas dasar harga konstan 2000 Tahun 2005-2009
Tahun Nilai PDRB
(Juta rupiah)
Laju Pertumbuhan (%)
2005 295.270.545,00 6,01
2006 312.826.713,00 5,95
2007 322.971.255,00 6,44
2008 353.539.057,00 6,22
2009 371.399.302,00 5,01
Pada perkembangan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Propinsi DKI Jakarta pada periode sebelumnya mengalami fluktuasi pertumbuhan
ekonomi nasional dan perkembangan pertumbuhan pada Propinsi DKI Jakarta
dimana pada tahun 2005 PDRB mengalami kenaikan sekitar 6,01 persen, pada
tahun 2006 pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta sedikit melambat 5,95 persen.
Namun pada tahun 2007 dampak dari peningkatan harga tersebut mulai
berkurang, perekonomian DKI tumbuh lebih cepat, yaitu 6,44 persen.
Sedangkan pada tahun 2008 dan 2009 perekonomian DKI Jakarta kembali
melambat. Hal ini terjadi karena krisis ekonomi global yang berawal dari Amerika
dan menjalar ke Eropa dan sebagian negara Asia sedikit banyak turut
mempengaruhi perekonomian Indonesia, terutama Jakarta, sehingga pada tahun
2009 PDRB mengalami penurunan sekitar 5,01 persen. ( BPS, 2010:18-21).
Perannya sebagai ibu kota tidak hanya sekedar menjadi pusat
pemerintahan, Jakarta berkembang menjadi pusat segala kegiatan, konsekuensinya
sekitar 72 persen perekonomian Jakarta digerakkan oleh jasa-jasa terutama sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sektor ini menciptakan nilai tambah
sekitar 30 persen dari PDRB DKI Jakarta, kemudian diikuti oleh sektor
perdagangan, hotel, dan restoran dengan kontribusi sekitar 20 persen. Sisanya,
sekitar 22 persen disumbangkan oleh sektor jasa kemasyarakatan, jasa perorangan,
dan jasa transportasi dan komunikasi.
Suatu perekonomian yang berkembang dengan pesat belum tentu jaminan
yang paling baik terhadap ciri suatu daaerah itu makmur, bila tidak diikuti
setiap tahun. Memasuki angkatan kerja, dalam hal ini pertumbuhan ekonomi
nasional maupun regional berkaitan erat dengan perluasan kesempatan kerja
karena faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor yang penting artinya bagi
pertumbuhan ekonomi, selain dipengaruhi oleh model alam dan teknologi. Oleh
pertumbuhan penduduk harus diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja agar
angkatan kerja yang ada dapat diserap.
Pertumbuhan penduduk dan hal- hal yang berhubungan dengan kenaikan
jumlah angkatan kerja secara tradisional dianggap sebagai faktor yang positif dan
merangsang pertumbuhan ekonomi artinya semakin banyak penduduk akan
meningkatkan potensi pasar domestik, dengan catatan mereka mempunyai daya
beli, sehinga permintaan akan meningkat (Todaro, 1997:63). Namun apabila
Pertumbuhan penduduk sangat pesat akan berakibat pada peningkatan jumlah
kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja merupakan perbandingan antara jumlah
angkatan kerja dengan penduduk dalam usia kerja dalam kelompok yang sama.
Tabel 1.2
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Menurut Jenis kelamin di DKI jakarta 2005-2009
Sumber data : sakernas BPS DKI jakarta, 2010
Pertumbuhan ekonomi didalam perekonomian dipengaruhi oleh banyak
faktor diantaranya tingkat partisipasi angkatan kerja. Pertumbuhan ekonomi yang
terjadi di Daerah DKI Jakarta dari tahun ke tahun cenderung mengalami
peningkatan. Pada pertengahan tahun 1997 dimana Indonesia mengalami krisis
manejer, sehingga terjadi perubahan pembangunan ketenagakerjaan dan
perkembangan kesempatan kerja. Hal ini dapat dilihat dari berkurangnya tingkat
partisipasi angkatan kerja yang terserap dari berbagai lapangan pekerjaan didaerah
tertentu, khususnya di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Tingkat partisipasi
angkatan kerja (TPAK) dari 2005 mengalami kenaikan sebesar 1,78 persen.
Pada tabel 1.3 diatas memberikan gambaran bahwa perkembangan papada
tahun 2005-2008 mengalami peningkatan dan penurunan yang relative pada tahun
2009, jumlah penduduk usia kerja di Jakarta yang masuk pasar kerja Jakarta, yang
diukur dengan TPAK, setiap tahunnya rata-rata berjumlah 62,84 persen dari total
penduduk bekerja (sekitar 4,2 juta jiwa). Setelah itu TPAK berangsur meningkat
meskipun masih sangat berfluktuasi, dengan persentase tertinggi terjadi pada
tahun 2008, yaitu sebesar 68,68 persen (sekitar 4,77 juta jiwa). (BPS, 2010:23).
Melihat kondisi Jakarta yang sedimikian rupa maka peningkatan modal
pada saat itu juga sangat berperan penting untuk meningkatkan perekonomian,
oleh karena itu pemerintah dan swasta berupaya meningkatkan pertumbuhan
ekonomi melalui penghimpunan dana yang diarahkan pada kegiatan ekonomi
produktif yaitu dengan menggenjot investasi, baik penanaman modal dalam negeri
maupun penanaman modal dalam negeri serta penimgkatan volume perdagangan
luar negeri melalui ekspor guna menambah cadangan devisa.
Pada dasarnya Investasi merupakan pembentukan modal yang mendukung
peran swasta dalam perekonomian. Menurut Harrod Domar, dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi diperlukan investasi-investasi baru sebagai stok modal
Penanaman modal asing langsung merupakan investasi yang dilakukan oleh
swasta asing ke suatu negara tertentu. Bentuknya dapat berupa cabang perusahaan
multinasional, lisensi, joint venture, dan lain-lain. Investasi oleh penduduk dalam
negeri merupakan pengakuisisian surat-surat berharga luar negeri dan aset fisik.
Investasi luar negeri dalam aset keuangan khususnya lembaga investasi dilakukan
untuk mendiversifikasi resiko dan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih
tinggi daripada penghasilan yang diterima dengan investasi yang sebanding di
dalam negeri. Investasi luar negeri langsung dalam bentuk fisik di dalam pabrik
manufaktur yang baru dan cabang-cabang penjualan yang lebih bagi pengusaha
multinasional.
Kota Jakarta merupakan ibu kota negara Indonesia dengan jumlah
penduduk yang paling padat dibandingkan dengan propinsi lainya diindonesia.
Kepadatan penduduk kota Jakarta ini disebabkan oleh beberapa factor diantaranya
dengan tujuan untuk menetap dijakarta untuk mencari nafkah. Hal ini disebabkan
oleh produktifitas dijakarta sangat tinggi dibandingkan dengan propinsi-propinsi
lainya di Indonesia. Masyarakat pun beranggapan bahwa mencari uang atau
mencari pekerjaan dijakarta lebih mudah karena lapangan pekerjaan lebih banyak
dibandingkan dengan lapangan kerja yang ada dipropinsi lain di Indonesia,
sehingga penduduk desa lebih banyak ingin mengadu nasib dijakarta dan itu
semua membuat pendapatan DKI Jakarta meningkat sehingga tingkat
pertumbuhan ekonomi Jakarta saat ini ikut pula meningkat hal ini dikarenakan
banyak factor, salah satunya adalah banyaknya investasi asing yang menanamkan
Tabel 1.3
Perkembangan penanaman modal asing (PMA) 2005-2009 Nilai persetujuan pemerintah
Sumber data: BPS, indicator ekonomi DKI Jakarta,2010
Berdasarkan tabel diatas, perkembangan penanaman modal asing (PMA)
dalam kurun waktu 2005-2008 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2005 dimana
bidang usaha jasa-jasa lainnya memberikan kontribusi yang besar sedangkan pada
tahun 2006 nilai investasi yang disetujui sebesar 2.635.281 ribu US $. Tahun 2007
sebesar 6.091.830 ribu US $. Secara keseluruhan kurun waktu dari tahun
2005-2009 mengalami mengalami penurunan nilai investasi yang sangat berarti.
Investasi di harapkan sebagai penggerak pertumbuhan perekonomian di DKI
Jakarta. Karena melihat perkembangan perekonomian Jakarta yang sangat tinggi dan
merupakan ibu kota atau pusat perekonomian Indonesia, peran investasi dari luar
negeri (PMA) di harapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi Jakarta,
melihat investor-investor luar yang menanamkan modalnya di Jakarta, hal ini
dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia khususnya Daerah DKI
Jakarta.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Musleh Jawas, 2008 menyatakan
bahwa, Pengaruh investasi asing mempunyai arti penting terhadap pertumbuhan
ekonomi dan ekspor. Ketika Indonesia mengalami pertumbuhan ekspor maka hal
itu, perlu adanya perhatian utama terhadap ekspor sebagai penghasil devisa.
Dalam era perdagangan global, kebijakan perdagangan luar negeri menjadi sangat
penting. Salah satu kebijakan perdagangan luar negeri adalah kebijakan ekspor,
tujuan utama dari kebijakan ekspor adalah meningkatkan ekspor dengan prasyarat
bahwa kebutuhan pasar domestik telah terpenuhi.
Tabel 1.4
Data Nilai Ekspor DKI Jakarta 2005-2009 Tahun Nilai Ekspor
( Milyar US $)
Perubahan (%)
2005 26.958.167.238 10,03
2006 29.809.517.841 10,58
2007 32.186.884.841 7,98
2008 36.090.170.062 12,13
2009 37.060.160.034 10,26
Sumber data : BPS, Ekspor DKI Jakarta, 2009
Selama kurun waktu lima tahun terakhir, nilai ekspor DKI Jakarta selalu
mengalami peningkatan dimana nilai ekspor DKI Jakarta tahun 2009 telah
mencapai 37,06 milyar US $. Sedangkan pada tahun 2005 nilai ekspor baru
mencapai 26,95 milyar US $. Peningkatan nilai ekspor ini nampaknya bukan
semata-mata akibat meningkatnya volume ekspor sebab pada saat terjadi
penurunan volume ekspor, justru nilainya meningkat.
Masalah terkait dalam meningkatkan pertumbuhan PDRB antara
perekonomian tenaga kerja dimana melihat perkembangan ketenagakerjaan DKI
jakarta yang merupakan tujuan utama bagi para pencari kerja pada tenaga kerja
daerah akan menyebabkan meningkatnya pula urbanisasi dan peningkatan
penawaran kesempatan tenaga kerja, sedangkan pada perdagangan internasional
proses pemulihan ekonomi nasional. Dalam teori ekonomi makro (macro economi theory), hubungan antara ekspor dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan / atau pendapatan nasional merupakan suatu persamaan identitas karena ekspor
merupakan bagian dari tingkat pendapatan nasional.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Yuni Priadi Utomo mengenai ekspor
mendorong pertumbuhan atau pertumbuhan mendorong ekspor mengatakan
bahwa, ekspor pada dasarnya telah memainkan peranan yang sangat penting di
dalam proses pembangunan ekonomi indonesia. Ekspor (terutama migas dan gas
bumi) hanya dipandang sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan
yang dominan yang kemudian pandangan ini sebagai sektor yang diharapkan
dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi.
Dengan demikian berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah
diuraikan diatas, Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK), investasi asing
(PMA), dan ekspor dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi khususnya pada
produk domestik regional bruto (PDRB). Dengan begitu penulis tertarik untuk
B. Rumusan Masalah
Pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi
oleh pemerintah khususnya daerah/kota Jakarta menarik untuk dilihat. Salah satu
indikator yang digunakan dalam pertumbuhan ekonomi adalah PDRB.
Pertumbuhan tingkat partisipasi angkatan kerja, investasi asing dan ekspor
merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap besar kecilnya
perkembangan pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta.
Data BPS yang ada menunjukan bahwa pertumbuhan tingkat partisipasi
angkatan kerja, investasi asing dan ekspor ekonomi DKI Jakarta saat itu
berpengaruh terhadap fluktuasi pertumbuhan ekonomi. Hal ini sangat terlihat jelas
dalam perkembangan dan permasalahan perekonomian.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut diatas, maka
pertanyaan yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah :
1. Sejauh mana pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
terhadap PDRB DKI Jakarta?
2. Sejauh mana pengaruh Investasi Asing (PMA) terhadap PDRB DKI
Jakarta?
3. Sejauh mana pengaruh Ekspor terhadap PDRB DKI Jakarta?
4. Sejauh mana pengaruh TPAK, PMA, dan Ekspor secara bersama-sama
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk :
a. Untuk menganalisis pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) terhadap PDRB DKI Jakarta.
b. Untuk menganalisis pengaruh Investasi Asing (PMA) terhadap
PDRB DKI Jakarta.
c. Untuk menganalisis pengaruh Ekspor terhadap PDRB DKI Jakarta.
d. Untuk menganalisis pengaruh TPAK, PMA dan Ekspor secara
bersama-sama terhadap PDRB DKI Jakarta.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
a. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi input dan dasar
pertimbangan bagi pemerintah untuk menentukan kebijakan yang
tepat dalam pesatnya pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
yang terjadi.
b. Sebagai bahan pembanding bagi pembaca yang tertarik untuk
meneliti hal yang sama bagi peneliti selanjutnya.
c. Sebagai salah satu syarat mendapat gelar sarjana pada Fakultas
Ekonomi dan ilmu social Universitas Syarief Hidayatullah Jakarta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pertumbuhan Ekonomi
1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi
dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.
Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu
perekonomian. Dari suatu periode ke periode lainnya kemampuan suatu
negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan
yang meningkat ini disebabkan oleh pertambahan faktor-faktor produksi
baik dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah barang
modal dan teknologi yang digunakan juga makin berkembang. Disamping
itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk seiring
dengan meningkatnya pendidikan dan keterampilan mereka.
Dalam hal ini pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai
kenaikan GDP/GNP tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar
atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah
perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak. (Arsyad,2004:13)
Pertumbuhan ekonomi dapat bernilai positif dan dapat pula bernilai
negatif, berarti kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami
penurunan.
2. Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi
Menurut ekonom Klasik, Smith, pertumbuhan ekonomi
dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni pertumbuhan output total dan
pertumbuhan penduduk (Arsyad, 2004: 94). Unsur pokok dari sistem
produksi suatu negara ada tiga :
1. Sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah paling
mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat dimana jumlah
sumber dayaalam yang tersedia mempunyai batas maksimum bagi
pertumbuhan suatu perekonomian.
2. Sumber daya insani (jumlah penduduk) merupakan peran pasif
dalam proses pertumbuhan output, maksudnya jumlah penduduk
akan menyesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja.
3. Stok modal merupakan unsur produksi yang sangat menentukan
tingkat pertumbuhan output.
Laju pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh produktivitas
sector-sektor dalam menggunakan faktor-faktor produksinya.
Produktivitas dapat ditingkatkan melalui berbagai sarana pendidikan,
Menurut Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik, pertumbuhan
ekonomi bergantung pada faktor-faktor produksi, teori produksi klasik
sederhana adalah :
Q = f (K,L)
Persamaan diatas secara sederhana menunjukan factor-faktor yang
menentukan pertumbuhan ekonomi dari banyaknya berbagai factor yang
ada, untuk analisis pertumbuhan ekonomi dapat dikembangkan lebih
lanjut, sehingga dapat kita tulis dengan persamaan:
Δ Y = f (ΔK, ΔL, ΔT)
Dimana :
Δ Y = tingkat pertumbuhan ekonomi
Δ K = tingkat pertambahan barang modal
Δ L = tingkat pertambahan tenaga kerja
Δ T = tingkat pertambahan teknologi
Dari persamaan diatas dapat dijelaskan beberapa factor yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ( Rahardja,2004:125).
a. Barang Modal
Agar ekonomi bertumbuh, stok barang modal harus bertambah,
penambahan stok barang modal dilakukan lewat investasi. Karena
itu salah satu upaya pokok untuk meningkatkan investasi adalah
menangani factor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi.
Yang juga harus dingat adalah pertumbuhan ekonomi baru
jika investasi neto sama dengan nol, perekonomian hanya dapat
berproduksi pada tingkat sebelumya. Akan lebih baik lagi, jika
penambahan kuantitas barang modal juga disertai peningkatan
kualitas
b. Tenaga kerja
Sampai saat ini, tenaga kerja (TK) masih merupakan factor
produksi yang sangat dominan. Penambahan tenaga kerja
umumnya sangat berpengaruh terhadap peningkatan output. Yang
menjadi persoalan adalah sampai berapa banyak penambahan TK
akan terus meningkatkan output. Hal ini tergantung dari seberapa
cepat terjadinya The Law of Diminishing Return (TLDR).
Sedangkan cepat atau lambatnya proses TLDR sangat ditentukan
oleh kualitas SDM dan keterkaitanya dengan kemajuan teknologi
produksi. Selama ada sineji antara TK dan teknologi, penambahan
TK akan memacu pertumbuhan ekonomi.
c. Teknologi
Dapat dipastikan bahwa penggunaan teknologi yang tinggi sangat
memacu pertumbuhan ekonomi, jika hanya dilihat dari peningkatan
output. Namun apakah hal itu berarti makin baik ?, tujuan akhir
pertumbuhan ekonomi adalah masyarakat yang adil dan sejahtera.
Kemajuan teknologi membuat kesempatan kerja bertambah
maupun berkurang, hal itu sudah dibahas sebelumnya. Dengan
optimal apa yang ada dalam diri dan lingkungannya. Bahkan
kelebihan penggunaan teknologi tepat guna ditetankan dalam
pemborosan penggunaan SDA atau energi proses produksi.
3. Indikator Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting
guna menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi suatu negara.
”pertumbuhan” (growth) tidak identik dengan ”pembangunan”
(development) Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu syarat dari banyak syarat yang diperlukan dalam proses pembangunan. Pertumbuhan ekonomi
hanya mencatat peningkatan produksi barang dan jasa secara nasional,
sedang pembangunan berdimensi lebih luas.
Pendapatan nasional menunjukkan tingkat kegiatan ekonomi yang
dicapai pada suatu tahun tertentu. Sedangkan pertumbuhan ekonomi
menunjukkan perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang terjadi dari tahun
ke tahun. Oleh karena itu, jika ingin mengetahui tingkat pertumbuhan
ekonomi kita harus membandingkan pendapatan nasional dari tahun ke
tahun. Laju pertumbuhan ekonomi suatu tahun tertentu dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Gt
=
� −� −1� −1
�
100%
Dimana: Gt = tingkat pertumbuhan ekonomi
Yrt = pendapatan nasional riil pada tahun t
Salah satu sasaran pembangunan ekonomi daerah adalah
meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi
daerah diukur dengan pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto
(PDRB) menurut harga konstan. Laju pertumbuhan PDRB akan
memperlihatkan proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang.
Penekanan pada ”proses”, karena mengandung unsur dinamis, perubahan
atau perkembangan. Oleh karena itu pemahaman indikator pertumbuhan
ekonomi biasanya akan dilihat dalam kurun waktu tertentu, misalnya
tahunan. Aspek tersebut relevan untuk dianalisa sehingga
kebijakan-kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah untuk mendorong
aktivitas perekonomian domestik dapat dinilai efektifitasnya.
4. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik
Dalam model pertumbuhan ekonomi Neo Klasik Solow (Solow Neo Classical Growth Model) maka fungsi produksi agregat standar adalah sama seperti yang digunakan dalam persamaan sektor modern
Lewis yakni:
Y = Aeμt . Kα . L1-α
Y = Produk Domestik Bruto
K = stok modal fisik dan modal manusia
L = tenaga kerja non terampil
A = konstanta yang merefleksikan tingkat teknologi dasar
eμt = melambangkan tingkat kemajuan teknologi
Menurut teori pertumbuhan Neo Klasik Tradisional, pertumbuhan
output selalu bersumber dari satu atau lebih dari 3 (tiga) faktor yakni ;
a. kenaikan kualitas dan kuantitas tenaga kerja, yaitu melalui
pertumbuhan dan kuantitas tenaga kerja.
b. penambahan modal, yaitu melalui tabungan dan investasi.
c. penyempurnaan teknologi, dimana kualitas teknologi canggih dan
modern dapat meningkatkan pertumbuhan output. (Todaro,2000:
98).
Teori pertumbuhan Neoklasik dapat disajikan dalam bentuk fungsi
produksi Cobb-Douglas, dimana output merupakan fungsi dari tenaga
kerja dan modal. Sedangkan tingkat kemajuan teknologi merupakan
variabel eksogen. Asumsi yang digunakan adalah skala pengembalian
yang konstan (constant returns to scale). (Arsyad, 2010 : 90) Fungsi tersebut bisa dituliskan dengan cara berikut:
Qt = TtKta Ltb
Dimana ; Qt = tingkat produksi pada tahun t
Tt = tingkat teknologi pada tahun t
Kt = jumlah stok barang modal pada tahun t
Lt = jumlah tenaga kerja pada tahun t
a = pertambahan output yang diciptakan oleh
pertambahan satu unit modal
b = pertambahan output yang diciptakan oleh
5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Pengertian PDRB menurut Badan Pusat Statistik (2004:8) yaitu
jumlah nilai tambah yang dihasilkan untuk seluruh wilayah usaha dalam
suatu wilayah atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir
yang dihasilkan seluruh unit ekonomi di suatu wilayah.
Pengertian PDRB menurut Tarigan (2005:18-19) yaitu jumlah nilai
tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di wilayah itu. Yang dimaksud dengan nilai tambah bruto
adalah nilai produksi (output) dikurangi dengan biaya antara
(intermedicate cost).
Penghitungan PDRB dapat dilakukan dengan menggunakan dua
metode yaitu langsung dan tidak langsung (alokasi).
1. Metode Langsung
Penghitungan metode langsung ini dapat dilakukan melalui tiga
pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan dan
pendekatan pengeluaran. Walaupun mempunyai tiga pendekatan yang
berbeda namun akan memberikan hasil penghitungan yang sama (BPS,
2004: 26).
Seperti dikatakan di atas, penghitungan PDRB secara langsung
a. PDRB Menurut Pendekatan Produksi (Production Approach) PDRB adalah jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh berbagai unit produksi (di suatu region) pada suatu
jangka waktu tertentu (setahun). Perhitungan PDRB melalui
pendekatan ini disebut juga penghitungan melalui pendekatan nilai
tambah (value added).
Cara perhitungan pendapatan nasional menurut pendekatan
produksi adalah dengan cara menjumlahkan nilai produksi yang
dihasilkan dari sektor-sektor produktif.
Rumusnya : Y = .
Y = P1 . Q1 + P2 . Q2 + .... + Pn . Qn
Ket : P = harga produk dari sektor tertentu
Q = Jumlah (volume) produk dari sektor itu
Pendekatan produksi adalah penghitungan nilai tambah barang dan
jasa yang diproduksi oleh suatu kegiatan/sektor ekonomi dengan cara
mengurangkan biaya antara dari total produksi bruto sektor atau sub
sektor tersebut. Nilai tambah merupakan selisih antara nilai produksi
dan nilai biaya antara. Biaya antara adalah nilai barang dan jasa yang
digunakan sebagai input antara dalam proses produksi. Barang dan jasa
yang termasuk input antara adalah bahan baku atau bahan penolong
yang biasanya habis dalam sekali proses produksi atau mempunyai
umur penggunaan kurang dari satu tahun, sementara itu pengeluaran
modal, dan keuntungan yang diterima perusahaan bukan termasuk
biaya antara. Begitu juga dengan penyusutan dan pajak tidak langsung
neto bukan merupakan biaya antara (Tarigan, 2005:25).
Pendekatan produksi banyak digunakan untuk memperkirakan nilai
tambah dari sektor yang produksinya berbentuk fisik/barang. PDRB
menurut pendekatan produksi terbagi atas 9 lapangan usaha (sektor)
yaitu : pertanian; pertambangan dan penggalian; industry pengolahan;
listrik, gas dan air minum; bangunan dan konstruksi;
perdagangan,hotel dan restoran; angkutan dan komunikasi; bank dan
lembaga keuangan lainnya; jasa-jasa. Oleh karena itu penelitian ini
menggunakan PDRB menurut pendekatan produksi.
b. PDRB Menurut Pendekatan Pendapatan (Income Approach) PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor
produksi yang ikut dalam proses produksi di suatu wilayah pada jangka
waktu tertentu (setahun). Penghitungan PDRB melalui pendekatan ini
diperoleh dengan menjumlahkan semua balas jasa yang diterima faktor
produksi yang komponennya terdiri dari upah dan gaji, sewa tanah, bunga
modal dan keuntungan ditambah dengan penyusutan dan pajak tidak
langsung neto (BPS, 2004:27).
Cara perhitungan pendapatan nasional menurut pendekatan
Rumusnya : Y = Yw + YI + YR + YP
Ket : W = upah
I = bunga
R = sewa
c. PDRB Menurut Pendekatan Pengeluaran (Expend. Approach). PDRB adalah jumlah seluruh pengeluaran untuk konsumsi rumah
tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung, konsumsi
pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan stok dan
ekspor netto di suatu wilayah. Perhitungan PDRB melalui pendekatan ini
dilakukan dengan bertitik tolak dari penggunaan akhir barang dan jasa
yang dihasilkan di wilayah domestik (BPS, 2004:27).
Cara perhitungan pendapatan menurut pendekatan Pengeluaran
adalah dengan menjumlahkan semua pengeluaran.
Rumusnya : Y = C + I + G + (X-M)
Ket : C = pengeluaran konsumsi
I = pengeluaran produsen (income)
G = pengeluaran pemerintah
X-M = pengeluaran luar negeri / ekspor neto
(ekspor-impor)
2. Metode Tidak Langsung atau Metode Alokasi
Dalam metode ini PDRB suatu wilayah diperoleh dengan
lebih luas. Untuk melakukan alokasi PDRB wilayah ini digunakan
beberapa alokator antara lain: Nilai produksi bruto atau netto setiap
sektor/subsektor pada wilayah yang dialokasikan ; jumlah produksi fisik;
tenaga kerja; penduduk, dan alokator tidak langsung lainnya. Dengan
menggunakan salah satu atau beberapa alokator dapat diperhitungkan
persentase bagian masing-masing propinsi terhadap nilai tambah setiap
sektor dan subsektor.
Cara penyajian PDRB adalah sebagai berikut :
a. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, semua agregat pendapatan dinilai atas
dasar harga yang berlaku pada masing-masing tahunnya, baik pada saat
menilai produksi dan biaya antara maupun pada penilaian komponen
PDRB. PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan kemampuan sumber
daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Nilai PDRB yang besar
menunjukkan kemampuan sumberdaya ekonomi yang besar, begitu juga
sebaliknya.
b. PDRB Atas Dasar Harga Konstan, semua agregat pendapatan dinilai
atas dasar harga tetap, maka perkembangan agregat pendapatan dari tahun
ke tahun semata-mata karena perkembangan produksi riil bukan karena
kenaikan harga atau inflasi. PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan
laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun
B. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
1. Pengertian Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Menurut Sukirno (2004:18), angkatan kerja adalah jumlah tenaga
kerja yang terdapat dalam perekonomian pada suatu waktu tertentu.
Angkatan kerja terdiri atas golongan yang bekerja dan golongan yang
menggangur yang sedang mencari pekerjaan, sedangkan yang dimaksud
dengan bukan angkatan keja adalah mereka yang masih sekolah, golongan
yang mengurus rumah tangga dan golongan lain-lain atau menerima
pendapatan.
Sedangkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah
perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan penduduk dalam usia
kerja, yang dimaksud dengan penduduk usia kerja adalah penduduk yang
telah berusia 15-64 tahun keatas yng berpotensi memproduksi barang dan
jasa.
Besarnya angkatan kerja tergantung pada tingkat partisipasi
angkatan kerja (labour force participation rate) yaitu berapa persen dari tenaga kerja yang akan menjadi angkatan kerja dan pengertian dari
angkatan kerja itu sendiri adalah bagian dari tenaga kerja yang
sesungguhnya terlibat dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang
dan jasa. Dan dalam konsep “Labour Force Participation Rate” angkatan
kerja mempunyai refrensi waktu yang pasti misalnya satu minggu dan
Jadi mereka yang bukan pekerja (yaitu: penggangguran/pencari pekerjaan)
dianggap sebagai kelompok residual.
Gambar 2.1 Skema Angkatan Kerja
Sumber : Supas, Jakarta.
Dalam ilmu kependudukan (Demografi) orang yang mencari kerja
masuk dalam kelompok penduduk yang disebut angkatan kerja.
Berdasarkan kategori usia, usia angkatan kerja adalah 15-65 tahun. Tetapi
tidak semua orang yang berusia 15-65 tahun dihitung sebagai angkatan
kerja, yang dihitung sebagai angkatan kerja adalah penduduk yang berusia
15-65 tahun yang bekerja dan sedang mencari kerja,sedangkan yang tidak
mencari kerja, masuk dalam rumah tangga dan sekolah.
Pada Gambar 2.1 diatas terlihat bahwa jumlah penduduk satu
Negara dapat dibedakan menjadi usia kerja (15-65 tahun) dan bukan usia Penduduk
Tenaga Kerja Bukan Tenaga Kerja
Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja
Menganggur Bekerja Sekolah Mengurus
Rumah tangga
Penerima Pendapatan
kerja. Dari jumlah penduduk usia kerja, yang masuk angkatan kerja adalah
mereka yang mencari kerja atau bekerja.
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) merupakan indicator
yang dipergunakan dalam melihat perkembangan tingkat tenaga kerja di
Indonesia. Tujuan menghitung Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) : Untuk memperoleh gambaran tentang persentase angkatan kerja
terhadap penduduk usia kerja. Dilihat dari sisi kerja, TPAK yang rendah
ditemui pada kelompok penduduk usia kerja wanita dan pada penduduk
usia muda.
Sedangkan dari sisi tingkat kemudahan atau kesulitan untuk
mendapatkan kerja, nilai TPAK yang rendah menunjukkan kecilnya
kesempatan kerja yang tersedia bagi penduduk usia kerja dan sebaliknya
TPAK yang tinggi menunjukkan besarnya kesempatan kerja yang tersedia.
Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan.
Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan
seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Pada tahun 2005, di
Indonesia terdapat 155,5 juta penduduk usia kerja, sekitar 60,61 persen
dari mereka berada di Pulau Jawa. Bagian dari tenaga kerja yang aktif
dalam kegiatan ekonomi disebut angkatan kerja. Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK), merupakan ukuran yang menggambarkan jumlah
angkatan kerja untuk setiap 100 angkatan kerja.
Kenaikan TPAK antara lain disebabkan oleh kondisi sosial
terhadap faktor-faktor produksi di Indonesia. Secara langsung naik
turunnya faktor produksi ini akan membeirikan dampak terhadap tinggi
rendahnya faktor permintaan dan penawaran tenaga kerja.
2. Indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat partisipasi
angkatan kerja adalah Rasio antara jumlah angkatan kerja dengan
pendudduk usia kerja, dengan rumus sebagai berikut:
� ��
=
� ℎ� � � � �� ℎ� � �
x 100%
Angka TPAK tidak hanya dapat disajikan untuk menghitung
TPAK dari seluruh penduduk usia kerja, namun dapat juga digunakan
untuk menghitung TPAK penduduk usia kerja dengan spesifikasi yang
lebih khusus seperti umur, jenis kelamin, atau tempat tinggal (desa,kota).
3. Teori Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Menurut teori Solow, pertumbuhan tergantung kepada
pertambahan penyediaan factor-faktor produksi (penduduk, tenaga
kerja, dan modal akumulasi) dan tingkat kemajuan teknologi. Lebih
dalam teori ini mengembangkan tentang rasio modal output yang
dapat berubah-ubah. Dimana untuk menghasilkan sejumlah output
tertentu,dapat menggunakan kombinasi modal dan tenaga kerja
Kombinasi antara jumlah modal dan tenaga kerja yang
digunakan akan menghasilkan tingkat output yang berbeda dan
tingkat efisiensi yang berbeda pula. Dengan kata lain, pada suatu
kombinasi tertentu antara jumlah modal dan tenaga kerja yang
digunakan akan menghasilkan otput yang optimal dan lebih
efisiensi dibandingkan kombinasi lainnya sehingga dengan input
yang kecil mampu menghasilan output yang optimal, dan dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi kearah yang positif.
Dapat disimpulkan juga bahwa TPAK adalah salah satu factor
yang mempengaruhi besaran output suatu kegiatan perekonomian,
sehingga semakin banyak masyarakat yang produktif, maka akan
menghasilkan output yang tinggi pula yang mempengaruhi PDRB.
C. Investasi
1. Pengertian Investasi
Teori ekonomi mengartikan atau mendefinisikan investasi sebagai
”pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan
peralatanperalatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama
menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang akan
digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa di masa depan” .
Menurut Boediono (1992) investasi adalah pengeluaran oleh sector
produsen (swasta) untuk pembelian barang dan jasa untuk menambah stok
berpendapat bahwa investasi adalah permintaan barang dan jasa untuk
menciptakan atau menambah kapasitas produksi atau pendapatan di masa
mendatang Persyaratan umum pembangunan ekonomi suatu negara
menurut Todaro (1981) adalah:
a. Akumulasi modal, termasuk akumulasi baru dalam bentuk tanah,
peralatan fisik dan sumber daya manusia;
b. Perkembangan penduduk yang dibarengi dengan pertumbuhan
tenaga kerja dan keahliannya;
c. Kemajuan teknologi.
Akumulasi modal akan berhasil apabila beberapa bagian atau
proporsi pendapatan yang ada ditabung dan diinvestasikan untuk
memperbesar produk (output) dan pendapatan di kemudian hari. Untuk
membangun itu seyogyanya mengalihkan sumber-sumber dari arus
konsumsi dan kemudian mengalihkannya untuk investasi dalam bentuk
”capital formation” untuk mencapai tingkat produksi yang lebih besar.
Investasi di bidang pengembangan sumberdaya manusia akan
meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia,sehingga menjadi tenaga
ahli yang terampil yang dapat memperlancar kegiatan produktif. Menurut
Sadono Sukirno (2000) kegiatan investasi memungkinkan suatu
masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan
kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan
taraf kemakmuran masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi
1) investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat,
sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat ,
pendapatan nasional serta kesempatan kerja;
2) pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah
kapasitas produksi;
3) investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi.
2. Teori Investasi Harrod Domar
Teori Harrod-Domar mengemukakan bahwa model pertumbuhan
ekonomi yang merupakan pengembangan dari teori Keynes. Teori tersebut
menitik beratkan pada peranan tabungan dan industri sangat menentukan
dalam pertumbuhan ekonomi daerah. (Arsyad, 2010:84)
Beberapa asumsi yang digunakan dalam teori ini adalah bahwa:
1. Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan faktor-faktor produksi yang ada juga dimanfaatkan secara penuh (full
utilization).
2. Perekonomian terdiri dari dua sektor : sektor Rumah Tangga dan
Perusahaan.
3. Besarnya tabungan masyarakat proporsional dengan besarnya
pendapatan nasional.
(Incremental Capital Output Ratio) dimana persamaanya sebagai
berikut; COR = k sehingga, k = �
�
� �
=
∆�∆�
� �
∆�
=
.
∆�
Dimana; K = stok modal, Y = output total dan k = COR.
Teori ini memiliki kelemahan yakni (MPS) kecendrungan
menabung dan (ICOR) ratio pertambahan modal-output dalam
kenyataannya selalu berubah dalam jangka panjang. Demikian pula
proporsi penggunaan tenaga kerja dan modal tidak tetap, harga selalu
berubah dan suku bunga dapat berubah akan mempengaruhi investasi.
Dalam model pertumbuhan endogen dikatakan bahwa hasil
investasi akan semakin tinggi bila produksi agregat di suatu negara
semakin besar. Dengan diasumsikan bahwa investasi swasta dan publik di
bidang sumberdaya atau modal manusia dapat menciptakan ekonomi
eksternal (eksternalitas positif) dan memacu produktivitas yang mampu
mengimbangi kecenderungan ilmiah penurunan skala hasil. Meskipun
teknologi tetap diakui memainkan peranan yang sangat penting, namun
model pertumbuhan endogen menyatakan bahwa teknologi tersebut tidak
perlu ditonjolkan untuk menjelaskan proses terciptanya pertumbuhan
ekonomi jangka panjang.
Implikasi yang menarik dari teori ini adalah mampu menjelaskan
berpeluang untuk memperbaiki efisiensi alokasi sumberdaya domestik
dengan cara menyediakan berbagai macam barang publik (sarana
infrastruktur) atau aktif mendorong investasi swasta dalam industri padat
teknologi dimana sumberdaya manusia diakumulasikannya. Dengan
demikian model ini menganjurkan keikutsertaan pemerintah secara aktif
dalam pengelolaan investasi baik langsung maupun tidak langsung.
Investasi swasta di Indonesia dijamin keberadaannya sejak
dikeluarkannya Undang-Undang No.1 Tahun 1967 tentang Penanaman
Modal Asing (PMA) dan Undang-Undang No.12 Tahun 1970 tentang
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Berdasarkan sumber dan
kepemilikan modal, maka investasi swasta dibagi menjadi penanaman
modal dalam negeri dan asing. Dengan semakin besarnya investasi
pemerintah pada barang publik maka diharapkan akan mendorong
pertumbuhan sektor pertumbuhan sektor swasta dan rumah tangga dalam
mengalokasikan sumberdaya yang ada di suatu daerah. Hal ini pada
akhirnya akan menyebabkan makin meningkatnya PDRB.
3. Penanaman Modal Asing (PMA)
Penanaman modal asing (PMA) merupakan aliran arus modal yang
berasal dari luar negeri yang mengalir ke sektor swasta baik yang melalui
investasi langsung (Direct Investment) maupun investasi tidak langsung
diperlukan untuk memperlancar bisnis dan perdagangan seperti jalan raya,
rel kereta api, proyek irigasi dan bendungan, serta sarana kesehatan umum.
Semua ini memerlukan investasi yang sangat besar yang cenderung
bersifat sekaligus. Tidak ada seorang pun atau perusahaan kecil yang
mampu membangun suatu sistem jalan raya. Tidak ada perusahaan yang
bisa berharap mendapatkan laba jika dana yang diperlukan tidak mampu
disediakan oleh pemerintah. Disinilah manfaat proyek investasi skala besar
yang kesemuanya itu berasal dari luar negeri yang dapat menyebar ke
seluruh perekonomian.
1. Investasi Langsung (Direct Investment)
Investasi langsung (Direct Investment) merupakan investasi yang melibatkan pihak investor secara langsung dalam operasional usaha yang
akan di laksanakan, sehingga dinamika usaha yang menyangkut kebijakan
perusahaan yang di tetapkan, tujuan yang hendak di capai, tidak lepas dari
pihak yang berkepentingan (investor asing). Investasi langsung, langsung
di perjual belikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital market) dan pasar turunan (derivative market)
2. Investasi Tidak Langsung (Portofolio)
Investasi tidak langsung (portofolio) merupakan investasi keuangan yang di lakukan di luar negeri. Investor membeli uang atau
ekuitas, dengan harapan mendapat manfaat finansial dari investasi
pembelian obligasi/perusahaan asing, tanpa kontrol manajemen di
perusahaan investasi.
4. Investasi Asing (PMA) dan Pertumbuhan Ekonomi
Dalam pengertian investasi riel dibedakan antara investasi bruto
dan investasi netto, investasi swasta dan investasi pemerintah, serta
investasi domestik dan investasi asing. Dua pasangan pengertian investasi
riel yang terakhir jelas merupakan pembedaan dari segi pemiliknya saja
yaitu apakah merupakan milik serta dilakukan pemerintah atau oleh
swasta, dan merupakan milik serta dilakukan oleh orang asing atau oleh
warga negara sendiri. Istilah investasi bruto swasta domestik menunjukkan
investasi pada mesin-mesin, peralatan serta gedung-gedung yang habis
dikonsumsi dalam proses produksi pada tahun berjalan ditambah dengan
tambahan netto persediaan barang-barang kapital. Konsumsi pemakaian
barang-barang kapital merupakan penyusutan. Jadi investasi bruto adalah
investasi pengganti ditambah investasi bersih atau investasi tambahan.
Pertumbuhan ekonomi suatu negara bisa dilihat dari investasi nettonya,
bila investasi bruto melebihi penyusutan atau investasi penggantinya maka
terdapat investasi netto dan perekonomian negara tersebut mengalami
perluasan. Perekonomian suatu negara mengalami stagnasi atau penurunan
bila investasi netto negatif atau dimana investasi bruto lebih kecil daripada
Dunia usaha mengadakan investasi didorong oleh pertimbangan
ekspektasi keuntungan jangka panjang yang dipengaruhi oleh kemajuan
teknologi, pertumbuhan penduduk serta faktor-faktor lain. Investasi
bervariasi secara langsung dengan pendapatan, hal ini karena investasi
berhubungan dengan keuntungan, dan sebagian besar investasi dibiayai
secara internal dari keuntungan perusahaan. Bila pendapatan naik,
keuntungan juga naik dan demikian pula tingkat investasi. Bila tingkat
pendapatan atau output rendah, ini berarti dunia usaha mempunyai cukup
banyak kelebihan kapasitas produksi hingga tak ada dorongan membeli
barang-barang kapital baru.
Pengaruh investasi asing langsung terhadap pertumbuhan ekonomi
merupakan arti penting bagi negara sedang berkembang termasuk
Indonesia. Sampai saat ini konsep pembangunan dengan menggunakan
modal asing masih sering menimbulkan pendapat. Foreign Direct Investment (FDI) dipandang sebagai cara yang lebih efektif untuk mendorong pertumbuhan perekonomian suatu negara. Dengan melalui
Penanaman Modal Asing (PMA), modal asing dapat memberikan
kontribusi yang lebih baik kedalam proses pembangunan. Oleh karena itu,
beberapa negara berkembang di Asia Timur, termasuk Indonesia, berusaha
memberikan insentif kepada masuknya modal asing dalam bentuk FDI/
PMA ini. Disisi lain, negara pengekspor kapital juga memberikan insentif
kepada sektor swasta berupa insentif pajak, jaminan dan asuransi atas
Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus-menerus
meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan
pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat.
Pengaruh dari peran ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan
investasi dalam perekonomian. Pertama, investasi merupakan salah satu
komponen dari pengeluaran agregat. Maka kenaikan investasi akan
meningkatkan permintaan agregat dan pendapatan nasional. Peningkatan
seperti ini akan selalu diikuti oleh pertambahan dalam kesempatan kerja.
Kedua, pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan
menambahkan kepastian memproduksi dimasa depan dan perkembangan
ini akan menstimulir pertambahan produksi nasional dan kesempatan
kerja. Ketiga, investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi.
Perkembangan akan memberikan sumbangan penting ke atas kenaikan
produktivitas dan pendapatan perkapita masyarakat (Sukirno,2000: 367).
D. Ekspor
1. Pengertian Ekspor
Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara
mengeluarkan barang-barang dari dalam negeri keluar wilayah pabean
Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor adalah
kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean. (Hamdani, 2007:12),