ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH,
DANA PERIMBANGAN, DAN TINGKAT PARTISIPASI
ANGKATAN KERJA TERHADAP PDRB DI KOTA DEPOK
PERIODE 2001-2010
Di susun oleh
LAENI NAJIAH
1060 8400 3658
JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA : Laeni Najiah
Tempat/Tanggal Lahir : Tegal, 22 Mei 1988
Alamat : Jl.Baladewa Kiri No 6 RTOO5/RWOO4 Tanah
Tinggi- Johar Baru Jakarta Pusat
Anak Ke : anak ke 5 dari 6 bersaudara
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Single
Kewarganegaraan : Indonesia
RIWAYAT PENDIDIKAN
SDN 05 Jembayat- Tegal 1994-2000
SMP Manbaul Ulum Asshidiqiyah Jakarta 2000-2003
MAN Babakan Lebaksiu Tegal 2003-2006
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2006-2013
ORGANISASI
PMII
PENGALAMAN KERJA
Surveyor Lembaga Survei Nasional 2011
Panitia Amil Masjid Agung Al azhar 2011-2012
ABSTRAK
Pendapatan Asli daerah, Dana Perimbangan, dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja merupakan faktor yang berkontribusi dalam pembentukan PDRB sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Asli Daerah,Dana Perimbangan, dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap pertumbuhan PDRB di Kota Depok. Metode analisis yang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS) dengan bantuan software Microsoft Excel 2007 dan E-viws 5. Data sekunder yang digunakan adalah data time series periode tahun 2001-2010. Variabel independen terdiri dari Pendapatan Asli Daerah,Dana Perimbangan, serta Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, sedangkan variabel dependennya adalah PDRB.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pendapatan asli daerah (PAD), Dana perimbangan (DP) dan Tingkat partisipasi angkatan kerjan(TPAK) secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap PDRB Kota Depok. Nilai R2 0.973734. Hal ini berarti 97,3734 persen di pengaruhi oleh varibel variabel independen dan sisanya 2,6266 di pengaruhi di luar model.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, karunia dan
hidayah-Nya yang telah senantiasa memberikan nikmat yang berlimpah kepada
penulis, sehingga penulis diberikan kemampuan, kekuatan, serta ketabahan hati
dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan shalawat beriring salam tidak lupa penulis
haturkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa umatnya dari zaman jahiliyah ke zaman ketauhidan dan ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi prasyarat
kurikulum sarjana strata satu (S-1) program studi Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
beberapa pihak yang telah ikut membantu dalam penyelesaian Skripsi ini, antara
lain :
1. Agus zaeni ma’awi (Ayah) dan rosinah (mama) atas segala doa, semangat, nasihat, dukungan, dan kasih sayangnya yang tak henti-hentinya di berikan
kepada penulis.
2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Hamid MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bekerja keras
mengembangkan FEIS menjadi FEB
3. Dr. Lukman, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi
bantuan baik waktu, saran, maupun ilmu yang bermanfaat kepada penulis
selama proses penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik..
4. Utami Baroroh,M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis
dan bantuannya selama ini.
5. Pheni Chalid,SF,MA,Ph.D selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bantuan baik waktu, saran maupun ilmu yang bermanfaat kepada
penulis selama proses penulisan skripsi ini. Terima kasih juga atas dorongan
dan motivasi yang bapak berikan kepada penulis sehingga skripsi ini
terselesaikan dengan baik.
6. Seluruh Dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan bisnis
7. Kakak- kakak saya Amir Syaikhu, Siti Barkah, Ali Subhan,Elok Faiqoh, Serta
adik saya Abdulloh syafei, Terimakasih atas semua dukungan dan doa
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
8. Ponakan- ponakan saya tercinta Rossa Meilani, El-Mubarik, Kenziro, yang
telah menjadi inspirasi dan pelipur lara
9. Kepada Awaludin Rizal terima kasih atas dukungan , kasih sayang, perhatian
dan selalu memberi saya motivasi yang luar biasa sehingga skripsi ini bisa
terselesaikan dengan baik.
10.Anak – anak Jurusan IESP angkatan 2006
12.Semua pihak yang belum disebut di atas, terima kasih atas segala bantuan
selama proses penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
terdapat kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan untuk tercapainya penulisan skripsi yang lebih baik lagi.
Wasalamu’alaikum Wr.Wb
Jakarta 21 Januari 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP... ii
ABSTRACT... .... iv
ABSTRAK... v
KATA PENGANTAR... vi
DAFTAR ISI ... ix
DATAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Pertanyaan Penelitian ... 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ... 8
1. Proses Pertumbuhan Ekonomi... ... 9
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi ... 11
3. Pertumbuhan Ekonomi Daerah ... 16
B. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 17
1. PDRB Pendekatan Produksi ... 18
3. PDRB Pendekatan Pengeluaran ... 19
C. Keuangan Daerah ... 20
1. Penerimaan Daerah ... 21
2. Pengeluaran Daerah ... 28
D. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ... 28
E. Hubungan PAD dengan Pertumbuhan Ekonomi... 30
F. Hubungan Dana Perimbangan dengan Pertumbuhan Ekonomi ... 31
G. Hubungan TPAK dengan Pertumbuhan Ekonomi ... 33
H. Penelitian Terdahulu ... 34
I. Kerangka Berfikir... 40
J. Hipotesis ... 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 45
B. Metode pengumpulan sampel ... 45
C. Metode pengumpulan data operasional variabel ... 46
D. Metode Analisis Data ... 47
1. Metode analisis... 47
2. Uji Asumsi Klasik ... 48
3. Pengujian Statistik...51
E. Operasional variabel ... . 52
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 55
1. Perkembangan PDRB ... 58
2. Perkembangan Pendapatan Asli Daerah ... 60
3. Perkembangan Dana Perimbangan ... 62
4.Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ... 64
C. Analisis Pembahasan dan Hasil Regresi ... 66
1. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 66
2. Hasil Regresi Metode Ordinary Least Square (OLS) ... 69
3. Hasil Uji Statistik ... 70
4. Interprestasi Ekonomi ... 74
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 78
B. Implikasi ... 80
C. Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 82
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
1.1 Perkembangan PDRB, PAD, Dana perimbangan dan TPAK ... 4
2.1 Penelitian Terdahulu ... 37
3.1 Operasional Variabel ... 54
4.1 Perkembangan PDRB Kota Depok Tahun 2001-2010 menurut harga konstan ... 59
4.2 Perkembangan PAD Kota Depok Tahun 2001-2010 ... 61
4.3 Perkembangan Dana perimbangan Kota Depok Tahun 2001-2010 .... 63
4.4 Perkembangan TPAK Kota Depok Tahun 2001-2010... 64
4.5 Hasil uji Multikolineritas ... 67
4.6 Hasil Uji Autokolerasi ... 68
4.7 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 68
4.8 Hasil Olah Data Dengan Metode OLS ... 69
4.9 Hasil Uji t-Statistik ... 71
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Fungsi Produksi neoklasik ... 13
2.2 Kerangka Pemikiran ... 42
4.1 PDRB Kota Depok Atas harga Konstan Tahun 2001-2010 ... 59
4.2 Pendapatan Asli Daerah Kota Depok Tahun 2001-2010 ... 61
4.3 Dana Perimbangan Kota Depok Tahun 2001-2010 ... 63
4.4 Partisipasi Angkatan Kerja Kota Depok Tahun 2001-2010 ... 65
4.5 Hasil Uji Normalitas ... 66
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang
mencakup berbagai perubahan mendasar atas stuktural sosial, sikap- sikap
masyarakat institusi nasional disamping terus mengejar akselerasi
pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentas
kemiskinan atau perubahan total suatu masyarakat/ penyesuaian sistem sosial
secara keseluruhan menuju lebih baik (Todaro, 2004:17). Sedangkan
pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses kerja antara pemerintah
daerah dan masyarakatnya dalam mengelola sumber daya yang ada dan
membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor
swasta untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang
perkembangan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam suatu wilayah.
Pertumbuhan ekonomi secara sempit dapat di artikan dengan
meningkatnya produksi total suatu daerah. Selain itu pertumbuhan ekonomi
dapat diartikan sebagai peningkatan pendapatan perkapita serta meningkatnya
kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi tidak akan pernah lepas dari
peranan para pelaku ekonomi yakni pemerintah yang berperan sebagai
instrumen kebijakan publik dan fiskal,swasta yang berperan dalam
pengembangan investasi dan masyarakat itu sendiri yang berperan sebagai
input dari faktor produksi dan jaminan terciptanya pasar dalam
Salah satu indicator yang sering digunakan untuk melihat adanya
gejala pertumbuhan ekonomi daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB). karena didalamnya mencerminkan kegiatan ekonomi yang
dilaksanakan dan dicapai oleh penduduk selama periode tertentu. Produk
domestik regional bruto (PDRB) juga dapat digunakan untuk mengukur
tingkat kemakmuran dan kesejahteraan suatu daerah atau masyarakat.
Tahun 2001 merupakan awal pelaksanaan otonomi daerah dan
desentralisasi fiscal. Otonomi daerah secara langsung dirasakan oleh
pemerintah daerah tingkat II (Kabupaten/Kota). Setiap daerah di tuntut untuk
dapat bisa dalam mencari sumber pembiayaan untuk pembangunan
daerahnya. Salah satu sumber pembiayaan untuk pembangunan daerahnya
yang pada akhirnya bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah yaitu
dengan adanya sumber- sumber penerimaan daerah yang meliputi pendapatan
asli daerah dan dana perimbangan.
Pengelolaan keuangan daerah di Indonesia dapat di telusuri dari skema
keuangan pemerintah daerah yang tertuang secara resmi dalam Undang-
undang nomor 25 tahun 1999 dan di lengkapi dengan Undang-undang Nomor
34 tahun 2000. Kini, peraturan tersebut telah disempurnakan sehingga
penerimaan pemerintah daerah dapat disimak dalam UU Nomor 32 dan 33
tahun 2004. Di sebutkan dalam peraturan tersebut bahwa sumber penerimaan
daerah dalam pelaksanaan desentralisasi terdiri atas pendapatan daerah dan
pembiayaan daerah.Pendapatan daerah bersumber dari pendapatan asli daerah
(PAD), Dana Perimbangan, dan lain-lain pendapatan.(Muluk, Khairul M.R,
Analisis angkatan kerja dalam kaitannya dengan kondisi perekonomian
merupakan hal yang menarik untuk dilakukan karena tingkat dan pola
partisipasi angkatan kerja cenderung bergantung pada ketersediaan
kesempatan kerja dan perbedaan pada tuntutan memperoleh pendapatan antar
kelompok penduduk. “modal pembangunan yang penting untuk meningkatkan
pertumbuhn ekonomi daerah selain dari keuangan daerah adalah sumber daya
manusia. Partisipasi aktif dari seluruh masyarakat akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi daerah tersebut yang dibisa di lihat dari Tingkat
partisipasi angkatan kerja. (Wiratno, 2008: 8)
Kota Depok merupakan Kota hasil pemekaran dari Kota Bogor dan salah
satu Kota diprovinsi Jawa Barat dengan tingkat penerimaan pendapatan asli
daerah yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan kota lainnya diprovinsi
Jawa Barat. Seiring dengan pembangunan di Kota Depok pula maka baik
langsung maupun tak langsung Kota Depok telah menyediakan lapangan kerja
baru untuk menyerap tenaga kerja yang ada.
Tabel 1.1
PERKEMBANGAN PDRB, PAD, DANA PERIMBANGAN DAN TPAK DI KOTA DEPOK TAHUN 2005-2010
Tahun PDRB PAD
Dana
perimbangan TPAK
(Rp) (Rp) (Rp) (%)
2005 4.750.034.100.000 64.060.869.669 415.229.467.888 46 2006 5.006.129.060.000 65.149.151.767 493.318.004.764 54 2007 5.422.760.390.000 75.457.361.734 504.052.499.829 61 2008 5.770.827.640.000 97.139.989.565 574.268.400.146 66 2009 6.129.569.620.000 96.889.185.310 618.381.753.387 63 2010 6.519.326.210.000 128.229.208.876 667.535.226.354 64
Dari data di atas terlihat bahwa pada tahun 2005-2010 PDRB Kota
Depok mengalami peningkatan tiap tahunnya walaupun peningkatannya
sangat minim, yaitu dari tahun 2005 sebesar Rp4.750.034.100.000 menjadi Rp
5.006.129.060.000 pada tahun 2006. Dan pada tahun- tahun berikutnya.
Pendapatan Asli Daerah mengalami peningkatan tiap tahunnya. Peningkatan
Pendapatan Asli daerah (PAD) yang cukup tinggi yaitu dari tahun 2009-
2010., yaitu pada tahun 2009 besarnya Rp 96.889.185.310 menjadi sebesar
Rp 128.229.208,876 pada tahun 2010. Tetapi pada tahun 2008 nilainya
sebesar Rp 97.139.989.565 mengalami penurunan yaitu pada tahun 2009
menjadi 96.889.185.310. Ini menunjukan bahwa kontibusi PAD pada kota
depok sangat rendah pada saat itu, dan sama halnya dengan dana
perimbangan juga mengalami peningkatan tiap tahunnya. Yaitu pada tahun
2005 sebesar Rp 415.229.467.888, menjadi 618.381.753.387 pada tahun 2006.
Sedangkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami
peningkatan yang sangat minim yaitu pada tahun 2005 sebesar 46 % menjadi
54% . pada tahun 2008 sebesar 66% menurun menjadi 63% pada tahun 2009.
Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan serta menggali sumber-
sumber penerimaan daerah maka pemerintah Kota Depok berusaha secara
aktif untuk meningkatkan serta menggali sumber- sumber penerimaan daerah
terutama penerimaan yang berasal dari daerahnya sendiri. Hal ini bisa dilihat
dari nilai pendapatan asli daerah. Peningkatan Pendapatan Asli daerah masih
sangat minim di bandingkan dengan nilai dana perimbangan, Hal ini berarti
meningkatkan pertumbuhan ekonomi (PDRB riil) lebih banyak dalam bentuk
sumbangan dan bantuan pemerintah pusat.
Salah satu kontribusi yang paling dominan terhadap pertumbuhan
ekonomi daerah (PDRB) diKota Depok adalah adalah dari subsector
perdagangan dan jasa. Hal itu terlihat secara nyata dengan semakin banyaknya
layanan sektor jasa dan perdagangan yang bermunculan di Kota Depok,
seperti restauran, Mall, tempat-tempat usaha dan layanan jasa lainnya. Hal itu
akan berdampak positif pula terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Depok.
B. Perumusan Masalah
Dengan adanya otonomi daerah di harapkan tiap – tiap daerah mampu
menggali dan mengelola sumber- sumber penerimaan baik yang berasal dari
pendapatan daerah yaitu melalui pendapatan asli daerah dan dana
perimbangan, hal ini dimaksudkan untuk dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi suatu daerah yang lebih baik. Sedangkan Tingkat partisipasi
angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang diharapkan bisa
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam menambah jumlah angkatan
kerja. Berbagai gambaran di atas maka Penulis ingin meneliti mengenai
bagaimana pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan dana perimbangan terhadap
Produk Domestik Regional Bruto serta Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
terhadap PDRB yang pada gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis memilih judul sebagai
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka berikut pertanyaan
penelitiannya :
1. Seberapa besarkah pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan
dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap PDRB diKota Depok
secara simultan.
2. Seberapa besarkah pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan
dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap PDRB di Kota Depok
secara parsial.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan
dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap PDRB di Kota Depok
secara simultan.
2. Untuk menganalisis pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan
dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap PDRB di Kota Depok
secara Parsial.
D. Manfaat Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Instansi Pemerintah
Sebagai bahan masukan agar pemerintah pusat khususnya pemerintah
daerah lebih memperhatikan tentang kebijakan otonomi daerah.
2. Bagi dunia akademis
Hasil penelitian dapat di pakai sebagai bahan referensi perpustakaan,
khususnya tentang PAD,Dana Perimbangan, dan Tenaga Kerja Terhadap
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di kota Depok.
3. Bagi penulis
Bagaimana penulis dapat mempratekan pengetahuan yang diperoleh dalam
bentuk tulisan sekaligus mendapatkan pengetahuan mengenai hal yang di
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu kondisi terjadinya peekembangan
GNP potensial yang mencerminkan adanya pertumbuhan output per kapita dan
meningkatnya standar hidup masyarakat. (Asfia Murni,2006:173).
Menurut Simon Kuznets dalam (Todaro,2000;144) pertumbuhan
ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari suatu Negara
yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada
penduduknya.kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau di mungkinkan
oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi, intitusional
dan ideologis terhadap berbagai keadaan yang ada.
Menurut Boediono,(1992:9) pertumbuhan ekonomi adalah suatu
proses dari kenaikan output perkapita dalam jangka waktu yang panjang.
Pertumbuhan ekonomi meliputi 3 aspek yaitu :
1. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses (aspek ekonomis) suatu
perekonomian berkembang, berubah dari waktu ke waktu.
2. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan adanya kenaikan output perkapita
dalam hal ini 2 aspek penting yaitu output total dan jumlah
penduduk.ouput perkapita adalah output total di bagi jumlah penduduk
3. Pertumbuhan ekonomi dikaitkan dengan perspektif waktu jangka panjang
dikatakan tumbuh bila dalam jangka panjang waktu yang cukup lima (5
Dari berbagai definisi diatas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa
suatu proses perekonomian dikatakan mengalami suatu perubahan atau
pertumbuhan apabila tingkat kegiatan ekonomi adalah lebih tinggi dari pada
yang di capai pada waktu sebelumnya. Dengan kata lain perkembangan baru
tercipta apabila jumlah fisik barang-barang dan jasa- jasa yang di hasilkan
bertambah besar pada tahun berikutnya. Sedangkan untuk mengetahui apakah
suatu perekonomian mengalami pertumbuhan perlu ditentukan perubahan
yang sebenarnya terjadi dalam kegiatan- kegiatan dari tahun ke tahun.
1. Proses Pertumbuhan Ekonomi
Proses pertumbuhan ekonomi di pengaruhi oleh dua macam faktor,
faktor ekonomi dan non ekonomi. Pertumbuhan ekonomi disuatu Negara
tergantung pada sumber alamnya, sumber daya manusia, modal, usaha,
teknologi, dan sebagainya
a. Faktor ekonomi
Para ahli ekonomi menganggap faktor produksi sebagai
kekuatan utama yang mempengaruhi pertumbuhan. Fakror-faktor
produksi terdiri dari
1) Sumber Alam
Tanah yang dapat di Tanami merupakan faktor yang paling
berharga selain tanah, sumber daya alam yang penring lainnya
antara lain minyak gas, hutan air, dan bahan- bahan mineral lainnya.
2) Akumulasi Modal
Untuk pembentukan modal diperlukan pengorbanan berupa
puluh tahun. Pembentukan modal dan investasi ini sebenarnya
sangat dibutuhkan untuk kemajuan cepat dibidang ekonomi.
3) Organisasi
Organisasi bersifat melengkapi dan membantu
meningkatkan produktivitasnya.
4) Kemajuan teknologi
Perubahan teknologi dianggap sebagai faktor paling penting
di dalam proses pertumbuhan ekonomi. Perubahan itu betkaitan
perubahan di dalam metode produksi yang merupakan hasil
pembaharuan atau hasil teknik penelitian terbaru.
5) Pembagian kerja dan skala produksi
Spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan peningkatan
produktivitas. Keduannya membawa kearah ekonomi produksi skala
besar yang selanjutnya membantu perkembangan industri.
b. Faktor Non Ekonomi
Faktor Non ekonomi bersama-sama saling mempengaruhi
kemajuan perekonomian.oleh karena itu faktor nonekonomi juga
memiliki arti penting di dalam pertumbuhan ekonomi. Beberapa faktor
non ekonomi diantaranya:
1) Faktor sosial
Faktor sosial dan budaya juga mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi. Faktor ini menghasilkan perubahan pandangan dan
2) Faktor sumber daya manusia
Kualitas input tenaga kerja atau sunber daya manusia
merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan ekonomi.
3) Faktor politik dam administrative
Struktur politik dan adminuistratif yang lemah merupakan
penghambat besar bagi pembangunan ekonomi Negara terbelakang,
administratif yang kuat, efesiensi, dan tidak korup, demeikina amat
penting bagi pertumbuhan ekonomi.
2. Teori pertumbuhan ekonomi
a. Pandangan Adam Smith
Proses petumbuhan ekonomi menurut Adam Smith di bedakan
menjadi dua aspek diantaranya yaitu :
1) Pertumbuhan output total
Menurut Adam Smith sumber daya alam yang tersedia
merupakan wadah yang paling mendasar dari kegiatan produksi
suatu masyarakat. Jumlah sumberdaya alam yang tesedia
merupakan batas maksimum bagi pertumbuhan ekonomi.
Maksudnya jika sumber daya ini belum digunakan sepenuhnya
maka jumlah penduduk dan stok modal yang ada yang memegang
peranan dalam pertumbuhan output. Tetapi pertumbuhan output
tersebut akan berhenti jika semua sumberdaya alam tersebut
digunakan secara penuh.
Sumberdaya insan (jumlah penduduk) mempunyai peranan yang
akan menyesuaiakan diri dengan kebutuhan akan tenaga kerja dari
suatu masyarakat.
Stok modal merupkan unsur produksi yang sangat penting untuk
menentukan tingkat output.
2) Pertumbuhan penduduk
Jumlah penduduk akan meningkat jika tingkat upah yang
berlaku lebih tingi dari tingkat upah subsisten yaitu tingkat upah
yang pasa-pasan untuk hidup.
Tingkat upah yang berlaku menurut Adam Smith di tentukan oleh
tarik menarik antara kekuatan permintaan dan penawaran tenaga
kerja. Sementara itu permintaan akan tenaga kerja akan ditenukan
oleh stok modal dan tingkat output masyarakat. Oleh karena itu
laju pertumbuhan permintaan tenaga kerja di tentukan oleh laju
pertumbuhan stok modal (akumulasi modal) dan laju pertumbuhan
output.
b. Solow-Swam
Pertumbuhan ekonomi neo klasik berkembang sejak tahun
1950-an. Teori ini berkembang berdasarkan analisis-analisis
menegenai pertumbuhan ekonomi menurut pandangan ekonomi
klasik.ekonom yang menjadi perintis dalam mengembangkan teori
tersebut adalah Robert sollow dan Trevir swan. (Arsyad,2010:61)
Pandangan teori ini di dasarkan kepada anggapan yang
tingkat pengerjaan penuh (full employment) dan kapasitas peralatan
modal akan tetap sepenuhnya digunakan sepanjang waktu.
Dalam teori ini rasio modal-output (capital-output ratio=COR)
bisa berubah. Dengan kata lain jika lebih banyak modal yang
digunakan maka tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit.
Sebaliknya jika modal yang digunakan lebih sedikit, maka lebih
banyak tenaga kerja yang dibutuhkan. Dengan adanya fleksibilitas ini
suatu perekonomian mempunyai kebebasan yang tak terbatas dalam
menentukan kombinasi antara modal (K) dan tenaga kerja (L) yang
akan digunakan untuk menghasilkan tingkat output tertentu.
Sifat teori pertumbuhan ini bisa di gambarkan oleh fungsi
produksi sebagai berikut :
Gambar 2.1
Dalam fungsi produksi demikian suatu tingkat output tertentu dapat
diciptakan dengan menggunakan berbagai kombinasi modal dan
tenaga kerja. Misalnya untuk menciptakan output sebesar 11,kombinasi
modal dan tenaga kerja yang dapat digunakan antara lain (a)K3,
dengan L3, (b) K2 dengan L2, dan (c)K1 dengan L1, dengan demikian
meskipun jumlah modal berubah namun terdapat kemungkinan bahwa
tingkat output tidak mengalami perubahan.
Disamping itu, tingkat output tetap dapat mengalami
perubahan meskipun jumlah modalnya konstan. Misalnya, meskipun
jumlah modal diasumsikan tidak mengalami perubahan sebesar K3,
namun jumlah output dapat dari I1 menjadi diperbesar I2 jika tenaga
kerja yang digunakan bertambah dari L3 menjadi L4.
Teori pertumbuhan neoklasik juga dapat disajikan kedalam
bentuk fungsi produksi Cobb-Douglass, dimana output merupakan
fungsi dari tenaga kerja dan modal. Sedangkan tingkat kemajuan
teknologi merupakan variabel eksogen. Asumsi yang digunakan dalam
model solow-swam adalah skala pengembalian yang konstan(constan
returns to scale), subsitusi antara modal (K) dan tenaga kerja (L)
bersifat sempurna, dan adanya produktivitas marginal yang semakin
menurun (diminishing marginal productivity) dari tiap inputnya.
Fungsi produksi Cobb-Douglass dapat digambarkan sebagai
berikut :
Dimana:
Qt adalah tingkat produksi pada tahun t.
Tt adalah tingkat teknologi pada tahun t. Kt adalah skor barang modal pada tahun t. Lt adalah jumlah tenaga kerja pada tahun t.
a adalah pertambahan output yang diciptakan oleh pertambahan satu
unit modal.
b adalah pertambahan output yang diciptakan oleh pertambahan satu
unit tenaga kerja
c. Keynesian (Harrod- Domar)
Teori Harrod Domar merupakan perluasan dari analisis
Keynesian mengenai kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah
tenaga kerja.Dalam teorinya pembentukan modal merupakan faktor
penting dalam menentukan pertumbuhan ekonomi.Pembentukan modal
tersebut dapat diperoleh melalui akumulasi modal. Pembentukan
modal tidak hanya di andang sebagai pengeluaran yang akan
menambah kemampuan suatu perekonomian untuk menghasilkan
barang dan jasa tetapi juga aka meningkatkan permintaan efektif
masyarakat.teori ini menunjukan bahwa jika oada suatu periode
tertentu dilakukan sejumlah pembentukan modal, maka pada masa
berikutnya perekonomian tersebut akan mempunyai kemampuan yang
lebih besardalam menghasilkan barang dan jasa. Teori ini juga
mengganggap bahwa kenaikan kapasitas produksi dan pendapatan
demikian meskipun kapasitas produksi bertambah, pendapatan
nasional baru akan mengalami kenaikan hanya jika terjadi kenaikan
pengeluaran masyarakat.
3. Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Data ekonomi merupakan sumber informasi sistematik untuk dapat
mengukur sejauh mana perkembangan aktivitas ekonomi suatu
negara.Suatu data yang akurat diharapkan dapat menggambarkan suatu
kondisi statistik perekonomian. Statistik ini digunakan oleh para ahli
ekonomi untuk mempelajari perekonomian dan oleh para pengambil
keputusan untuk mengawasi pembangunan ekonomi dan merumuskan
kebijakan-kebijakan yang tepat.
Dalam konsep dasar ekonomi makro indikator yang digunakan
dalam mengukur pertumbuhan ekonomi, adalah produk domestik bruto
(PDB). Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai pasar semua barang
dan jasa akhir yang diproduksi dalam perekonomian selama kurun waktu
tertentu (Mankiw, 2006: 19). Dalam konsep regional Produk Domestik
Bruto dikenal sebagai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).PDRB
merupakan indikator ekonomi makro suatu daerah, yang menggambarkan
ada atau tidaknya perkembangan perekonomian daerah.Dengan
menghitung PDRB secara teliti dan akurat baik atas dasar harga berlaku
maupun atas dasar harga konstan dapat diambil beberapa kesimpulan
mengenai keberhasilan pembangunan di suatu daerah, yang
memperlihatkan laju pertumbuhan ekonomi yang mewakili peningkatan
Berdasarkan rumusan pengertian di atas, maka dalam konsep
regional, pertumbuhan ekonomi daerah adalah angka yang ditunjukkan
oleh besarnya tingkat pertumbuhan produk domestik regional bruto suatu
daerah yang diukur atas dasar harga konstan. Bagi suatu daerah provinsi,
kabupaten/kota gambaran PDRB yang mencerminkan adanya laju
pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dalam data sektor-sektor ekonomi
yang meliputi pertanian, pertambangan dan penggalian, industri
pengolahan, listrik gas dan air bersih, bangunan, perdagangan hotel dan
restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan persewaan dan jasa
perusahaan dan jasa-jasa lainnya. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari
data konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal
bruto, perubahan persediaan, ekspor dan impor.
B. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh
unit usaha dalam suatu wilayah atau merupakan jumlah seluruh nilai barang
dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah.
PDRB atas harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan
jasa yang di hitung menggunakan harga pada setiap tahun, sedangkan PDRB
atas harga konstan menunujukan nilai tambah barang dan jasa yang di hitung
menggunakan harga pada tahun tertentu.
PDRB atas harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan
struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengeahui
pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun (BPS, 2007:2). Angka-angka
1. PDRB Pendekatan Produksi
PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan
oleh berbagai unit produksi barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh
berbagai unit produksi yang berada di suatu wilayah /provinsi dalam
periode tertentu (biasanya satu tahun).
Unit-unit tersebut dikelompokan menjadi 9 lapangan usaha yaitu:
a. Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan,
b. Pertambangan dan penggalian
c. Industry pengelolaan
d. Listrik, gas, dan Air bersih
e. Konstruksi
f. Perdagangan, hotel,dan restoran
g. Pengankutan dan komunikasi
h. Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan,
i. Jasa-jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah.
2. PDRB Pendekatan Pendapatan
PDRB menurut pendapatan merupakan jumlah balas jasa yang
diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam prose produksi
di suatu region dalam jangka waktu tertentu yaitu satu tahun.
Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji,
sewa tanah, bunga modal dan keuntungan semuanya sebelum dipotong
pajak penghasilan dan pajak langsung dan lainnya. Dalam definisi ini,
jumlah semua komponen pendapatan ini pers sektor disebut sebagai nilai
tambah bruto sektoral. Oleh karena itu, PDRB merupakan jumlah dari nilai
tambah bruto seluruh sektor (lapangan usaha).
3. PDRB Pendekatan Pengeluaran
Salah satu cara/pendekatan untuk mengetahui nilai PDRB dengan
melihat sisi pengeluaran. Pos pendapatan nasional membagi GDP menjadi
4 kelompok pengeluaran (Mankiw. 2000 ; 24)
a. Konsumsi
b. Investasi
c. Pembelian pemerintah
d. Ekspor bersih (NX)
Jadi dengan menggunakan symbol Y untuk GDP menjadi : Y = (C
+ I +G +NX). Persamaan ini disebut national income account adentity.
Persamaan ini menegaskan bahwa PDRB merupakan total pengeluaran
dari konsumsi rumah tangga (C) Investasi perusahaan (I) pembelian
pemerintah (G) dan Ekspor Neto (NX).
Konsumsi terdiri dari barang dan jasa yang di beli rumah tangga.
Konsumsi di bagi menjadi 3 kelompok yaitu : antara lain barang tidak
tahan lama dan barang tahan lama dan jasa (service). Konsumsi dalam
perekonomian memegang peranan penting dalam pembentukan GDP,
karena hampir 70% GDP berasal dari konsumsi.
Investasi terdiri dari barang-barang yang di beli untuk penggunaan
(Bussines Fixed Investment) 2.) investasi tetap residensi (Residential Fixed
Investment) 3.) dan investasi persediaan (Inventory Investmen). Investasi tetap
bisnis adalah peralatan dan struktur yang di beli perusahaan untuk penggunaan
dalam produksi mendatang. Misalnya pembelian pabrik. Investasi tetap
residensi adalah perumahan yang baru yang di beli seseorang untuk di
tinggali atau untuk disewakan.sedangkan investasi persediaan adalah
perubahan dalam kuantitas barang yang disimpan perusahaan di gudang
termasuk bahan baku dan perlengkapan barang jadi dan barang setengah
jadi. Investasi persediaan ini akan meningkatkan persedian barang
perusahaan.
Pembelian pemerintah (government purchases) adalah barang dan
jasa yang di beli oleh pemerintah pusat, negara bagian, dan daerah.
Ekspor bersih adalah nilai barang dan jasa yang di ekspor ke
negara lain di kurangi nilai barang dan jasa yang diimpor dari negara lain
yang merupakan cerminan neraca perdagangan suatu negara.
C. Keuangan Daerah
Seiring dengan pelaksanaan desentralisasi fiscal terjadi perubahan
dalam prinsip- prinsip pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan
daerah dilaksanakan dengan pendekatan kinerja yang berorientasi pada output,
menggunakan konsep nilai uang (value for money) dengan prinsip tata
pemerintahan yang baik. Pendekatan anggaran kinerja adalah suatu system
anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja output dari
2000, pasal8) kinerja mencerminkan efesiensi dan efektifitas pelayanan
public dan harus berpihak pada kepentingan publik.
Pengelolaan keungan daerah pada dasarnya menyangkut 2 aspek
analisis yang saling terkait satu dengan lainnya yang terdiri dari :
a. Analisis penerimaan yaitu analisis mengenai kemampuan pemerintah
daerah dalam menggali sumber- sumber pendapatan yang potensial dan
biaya – biaya dikeluarkan untuk meningkatkan pendapatan tersebut.
b. Analisis pengeluaran yaitu analisis mengenai seberapa besar biaya- biaya
dari suatu pelayanan public dan faktor yang menyebabkan biaya tersebut
meningkat.
Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan
nasional yang dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan
pengaturan sumber daya nasional yang memberikan kesempatan bagi
peningkatan demokrasi dan kinerja daerah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat menuju masyarakat madani yang bebas korupsi, kolusi dan
nepotisme. Penyelenggara pemerintah daerah sebagai sub- system
pemerintahan Negara dimaksudkan untuk meningkatkan daya guna dan hasil
guna penyelenggra pemerintahan dan pelayanan masyarakat sebagai daerah
otonom. (Bratakusumah dan Solihin, 2001:168)
1. Penerimaan Daerah
Sumber-sumber penerimaan keuangan daerah dapat meliputi
pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan pinjaman daerah. (Pheni
a. Pendapatan Asli Daerah
Dalam kaitannya dengan pelaksanaan otonomi daerah ,
peningkatan pendapatan asli daerah selalu di upayakan karena
merupakan penerimaan dari usaha untuk membiayai penyelenggara
pemerintah daerah. Pendapatan asli daerah adalah sumber-sumber
pendapatan asli dari dari daerah, bukan merupakan pemberian bantuan,
hibah, penyertaan modal dan sebagainya. PAD bertujuan untuk untuk
memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan
dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan desentralisasi.
1) Pajak daerah
Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang
pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung
seimbang, yang dapat di paksakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk
membiayai penyelenggarakan Pemda dan pembangunan daerah.
Dari sudut pandang kewenangan pemungutan, pajak daerah
secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu pajak daerah yang
dipungut oleh pemerintah daerah ditingkat provinsi (pajak
provinsi), dan pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah
tingkat kabupaten/Kota. (Pheni Chalid,2005:26)
Berdasarkan UU No.34 Tahun 2000 Pasal 2 ayat (1) dan
(2) yang menjadi pajak daerah provinsi meliputi:
b) Pajak kendaraan diatas air Bea Milik Nama Kendaraan
Bermotor (BBNKB)
c) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PPKB)
d) Pajak pengambilan dan pemanfaatan air
Yang termasuk pajak daerah Kabupaten / Kota meliputi :
a) Pajak Hotel
b) Pajak Restoran
c) Pajak Hiburan
d) Pajak Reklame
e) Pajak Penerangan Jalan
f) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
g) Pajak Parkir
2) Retribusi Daerah
Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan dan atau diberikan oleh pemda untuk kepentingan orang
pribadi atau badan. Dengan demikian retribusi merupakan
pemasukan yang berasal dari usaha Pemda untuk menyediakan
sarana dan prasarana yang ditujukan untuk memenuhi kepentingan
warga masyarakat baik invidu maupun badan atau koorporasi
dengan kewajiban memberikan pengganti berupa uang sebagai
pemasukan ke kas daerah.
Retribusi daerah di golongkan menjadi tiga yaitu; Jenis
provinsi dan daerah kabupaten kota ditetapkan sesuai dengan
kewenangan masing-masing daerah sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan jenis
retribusi jasa usaha untuk daerah provinsi dan daerah
kabupaten/kota ditetapkan sesuai dengan jasa pelayanan yang
diberikan oleh masing- masing daerah yang bersangkutan.
3) Hasil kekayaan yang dipisahkan
Sumber PAD lainnya yang yang sangat penting selain pajak
daerah dan retribusi daerah adalah bagian pemerintah daerah atas
laba BUMD.
BUMD merupakan cara yang lebih efesien dalam melayani
masayarakat dan merupakan salah satu sumber penerimaaan. Jenis
penerimaan yang termasuk hasil pengelolaaan kekayaan yang
dipisahkan antara lain sperti bagian laba, deviden, dan penjualan
saham milik daerah.(HAW.Wijaya, 2002:110)
4) Lain- lain pendapatan asli daerah yang sah.
Lain- lain pendapatan asli darah yang sah yang dapat
digunakan untuk membiayai belanja daerah dapat di upayakan oleh
daerah dengan cara- cara yang tidak memnyalahi aturan. Lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah meliputi :
a) Hasil penjualan daerah yang tidak dipisahkan.
b) Jasa giro
c) Pendapatan bunga
e) Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari
penjualan barang dan/ jasa oleh daerah.
b. Dana Perimbangan
Dana perimbangan merupakan pendapatan daerah yang berasal
dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintahan
daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi kepada daerah,
terutama peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang
semakin membaik.(HAW,Wijaya.2005,:33)
Dana perimbangan dalam UU No.25 Tahun 1999 dan UU
No.33/2004 adalah terdiri (a) Dana Bagi Hasil (b) Dana Alokasi
Umum (c) Dana Alokasi Umum (Pheni Chalid, 2005:14)
Selain itu dana perimbangan bertujuan untuk mengurangi
ketimpangan sumber pendanaan pemerintahan pusat dan daerah serta
untuk mengurangi keseimbangan pendanaan pemerintahan antar
daerah diperlukan adanya dana perimbangan adalah untuk lebih
meratakan daerah antar daerah agar tidak ada satu daerah yang
tertinggal dari daerah lainnya, dalam mencapai tujuan bangsa. Dana
perimbangan meliputi :
1) Dana Bagi Hasil (DBH)
DBH adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN
yang di alokasikan kepada daerah berdasarkan angka presentasi
untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi. DBH Bersumber dari Pajak dan Sumber Daya
bangunan, penerimaan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan
dan pajak penghasilan. Dan dana bagi hasil dari sumber daya alam
berasal dari kehutanan, pertambangan umum, perikanan,
pertambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi, (UU No.33
Th.53 2004 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan
pemerintah daerah pasal 11 tentang bagi hasil :273)
2) Dana Alokasi Umum (DAU)
DAU Bertujuan untuk pemerataan kemampuan daerah
termasuk jaminan kesinambungan penyelenggaraan pemerintah
daerah dalam rangka penyediaan pelayanan dasar kepada
masyarakat dan merupakan satu kesatuan dengna penerimaan
umum APBD. DAU digunakan untuk membiayai kebutuhan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan desentralisasi yang
penggunaannya di tetapkan oleh daerah.(HAW. Wijaya 2005,:33)
DAU untuk daerah provinsi dan daerah kabupaten ditetapk
masing 10% dan 90% dari DAU. DAU bagi
masing-masing provinsi dan kabupaten di hitung berdasarkan perkalian
dari jumlah DAU bagi seluruh bobot daerah, dengan bobot
seluruh daerah diseluruh Indonesia (Bratakusumah dan Solihin,
2001:183)
Mekanisme perhitungan DAU dildalam pertimbangan
perimbangan keuangan pusat dan daerah (DPOD). Selanjutnya
DPOP merekomendasikan hasil perhitungan tersebut kepada
presiden untuk disah kan melalui keputusan presiden (Kepres)
sebelum disampaiakan kepada presiden, sebelumnya DPOP
berkonsultasi dengan DPR. Penyaluran DAU dilakukan oleh
menteri Keuangan melaui ditjen anggaran secara berkala setiap
bulan 1/12 dari total DAU perdaerah.
3) Dana Alokasi Khusus (DAK)
DAK dapat dialokasikan dari APBN kepada daerah tertentu
untuk membiayai kebutuhan khusus dengan memperhatikan dana
dalam APBN. Kebutuhan khusus adalah kebutuhan yang tidak
dapat diperkirakan secara umum dengan rumus atau komitmen atau
prioritas nasional.
DAK digunakan khusus untuk membiayai investasi
pengadaan dan atau peningkatan prasarana dan sarana fisik dengan
umur ekonomis panjang yaitu 3 tahun. (HAW, Wijaya. 2005,34-
35)
Criteria umum ditetapkan dengan mempertimbangkan
kemampuan keuangan daerah dalam APBD.Kriteria khusus
ditetpkan dengan memperhatiakan peratura perundang- undanagn
dan karakteristik daerah. Sedangkan criteria teknis ditetapkan oleh
kementrian Negara / departemen teknis. Tidak semua pembiayaan
kegiatan khusus dialokasikan dari DAK., namun daerah yang
dari DAK yang dialokasikan dari APBD. Dana tersebut di
istilahkan dana pendamping. Kecuali bagi daerah yang memiliki
kemampuan fiscal yang tidak memadai, maka tidak memiliki
kewajiban untuk menyediakan dana pendamping.
c. Pinjaman Daerah
Pinjaman daerah merupakan mekanisme yang di berikan kepda
daerah dalam rangka mencari pos keuangan daerah di luar
anggaran pendapatan daerah (APBD).Pemerintah daerah dapat
memperoleh pinjaman daerah setelah mendapatkan persetujuan
dari pemerintah pusat.Pinjaman daerah merupakan salah satu
sumber pendapatan daerah yang memegang peranan penting
terutama pembangunan infra struktur. Pinjaman daerah bisa
berbentuk pinjaman dari dalam negeri atau luar negeri. (Pheni
Chalid, 2005:29)
2. Pengeluaran Daerah
Pengeluaran daerah terdiri dari belanja aparatur, belanja publik serta
belanja bagi hasil dan bantuan keuangan.
D. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
TPAK merupakan ukuran tingkat partisipasi penduduk dalam angkatan
kerja yang dapat memberikan gambaran yang jelas sampai berapa jauh
sebenarnya penduduk yang termasuk usia kerja (15 tahun ke atas) benar- benar
aktif di dalam bekerja dan tidak aktif bekerja. Jadi TPAK perbandingan antara
penduduk usia kerja akan menyebabkan semakin besarnya angkatan kerja.
Secara singkat TPAK adalah jumlah angkatan kerja di bagi dengan jumlah
tenaga kerja dalam kelompok yang sama.
Faktor- faktor yang mempengaruhi tingginya TPAK meliputi :
1. Jumlah penduduk bersekolah dan mengurus rumah tangga
Hubungan antara TPAK dan jumlah penduduk yang masih
bersekolah adalah semakin besar jumlah penduduk yang
bersekolah,semakin kecil jumalah angkatan kerja yang berarti semakin
kecil TPAK.
2. Tingkat umur
Umur berkaitan dengan TPAK, dengan adanya kenyataan bahwa
penduduk berumur muda umumnya mempunyai tanggung jawab yang
tidak begiu besar sebagai pencari nafkah untuk keluarga dan umumnya
mereka bersekolah.
3. Tingkat upah
Kaitan antara tingkat upah dengan TPAK adalah melalui kenyataan
bahwa semakin tinggi tingkat upah dalam masyarakat, semakin banyak
anggota keluarga yang tertarik masuk pasar kerja.
4. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan berhubungan dengan TPAK karena semakin
tinggi tingkat pendidikan semakin banyak waktu yang disediakan untuk
5. Kegiatan ekonomi
Kegiatan ekonomi berhubungan dengan TPAK karena program
pembangunan di satu pihak menurut keterlibatan lebih banyak orang,
dilain pihak program pembangunan menumbuhkan harapan- harapan baru.
Harapan untuk dapat ikut menikmati hasil pembangunan tersebut
dinyatakan dalam peningkatan partisipasi kerja. Jadi semakin bertambah
kegiatan ekonomi semakin besar TPAK.
E. Hubungan PAD dengan Pertumbuhan Ekonomi
Pendapatan perkapita merupakan pendapatan rata-rata penduduk suatu
Negara pada suatu waktu tertentu. Pendapatan perkapita menunjukan
kemampuan untuk membayar pengeluarannya termasuk membayar pajak.
Semakin besar tingkat pendapatan perkapita masyarakat maka akan
mempunyai pengaruh positif dalam penerimaan pajak, sehingga pendapatan
asli daerah juga mengalami peningkatan.
Semakin tinggi pendapatan perkapita suatu daerah, semakin besar pula
potensi sumber penerimaan daerah, sehingga kemampuan masyarakat untuk
membayar pajak meningkat dan pada akhirnya dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.
Teori Keynes menerangkan bahwa permintaan agregat akan menentukan
tingkat kegiatan perekonomian. Menurut Keynes jika pada suatu periode
tertentu dilakukan sejumlah pembentukan modal, maka pada masa yang akan
datang perekonomian akan mempunyai kemampuan lebih besar dalam
Pendapatan asli daerah merupakan salah satu sumber pembelanjaan daerah
, jika PAD meningkat maka dana yang dimiliki daerah meningkat pula,
sehingga pemerintah daerah akan lebih berinisiatif untuk lebih menggali
potensi – potensi daerah – daerah yang dimiliki. Salah satunya memberi
proporsi belanja modal yang lebih besar untuk pembangunan. Dengan
pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana oleh pemerintah daerah akan
berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
F. Hubungan Dana Perimbangan dengan Pertumbuhan ekonomi
Menurut Todaro (Amin, Pujiati,2007:5) terdapat tiga faktor atau
komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa, ketiganya
adalah : akumulasi modal yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi
baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik dan modal atau sumber daya
manusia, pertumbuhan penduduk beberapa tahun selanjutnya akan
memperbanyak jumlah akumulasi capital kemajuan teknologi.
Desentralisasi merupakan bagian dari strategi setiap institusi yang
berkehendak untuk tidak mati dalam persaingan global. Demikian pula bagi
sebuah Negara. Desentralisasi menjadikannya terbagi menjadi bagian-bagian
kecil yang terintegrasi dan menjadi sebuah makhluk organik yang bergerak
efesien mengatasi tantangan global. Desentralisasi merupakan sistem
pengolahan yang berkelebihan dengan sentralisasi. Jika sentralisasi adalah
pemusatan pengelolaan, maka desentralisasi adalah pembagian dan
Menurut Prawisetoto (Amin, Pujiati, 2007:5-6) desentralisasi fiscal
adalah pendelegasian tanggung jawab dan pembagian keputusan dibidang
fiskal yang meliputi aspek penerimaan (tax assignment) maupun aspek
pengeluaran (expenditure assignment). Desentralisasi fiscal ini dikaitkan
dengan tugas dan fungsi pemerintah daerah dalam penyediaan barang dan jasa
public (public goods/public service).
Menurut Oates (Hadi Sasana, 2009:106-107) desentralisasi fiscal akan
mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,
karena pemerintah daerah akan lebih efisien dalam produksi dan penyediaan
barang-barang publik. Desentralisasi fiscal akan menyebabkan meningkatnya
efisiensi ekonomi yang kemudian berkaitan dengan dinamika pertumbuhan
ekonomi. Perbelanjaan infrastruktur dan sektor sosial oleh pemerintah daerah
lebih memacu pertumbuhan ekonomi daripada kebijakan pemerintah pusat.
Menurutnya daerah memiliki kelebihan dalam membuat anggaran
pembelanjaan sehingga lebih efisien dengan memuaskan kebutuhan
masyarakat karena lebih mengetahui keadaannya.
Sumber sumber penerimaan daerah dalam desentralisasi fiscal selain
dari pendapatan asli daerah bisa kita lihat dari dana perimbangan yang terbagi
menjadi tiga bagian yaitu : 1. Dana bagi hasil (DBH) 2. Dana alokasi umum
(DAU) dan Dana alokasi khusus (DAK) .
DBH bersumber dari pajak dan sumber daya alam (SDA), sedangkan
DAU digunakan untuk membiayai pengeluaran daerah sehingga
dialokasikan dari APBN kepada daerah tertentu untuk membiayai kebutuhan
khusus dengan memperhatikan dana dalam APBN. Kebutuhan khusus adalah
kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan secara umum dengan rumus atau
komitmen atau prioritas nasional.
Dapat disimpulkan bahwa selain dari sisi pengeluaran, implikasi
desentralisasi fiscal terhadap pertumbuhan ekonomi dari sisi penerimaan juga
penting untuk dilihat. Dana perimbangan merupakan sisi penerimaan yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dimana penerimaan akan
terhimpun menjadi modal. Selanjutnya melalui modal tersebut maka daerah
akan melakukannya untuk belanja pembangunan sehingga pertumbuhan
ekonomi akan meningkat.
G. Hubungan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dengan pertumbuhan Ekonomi.
Menurut Teori Sollow-Swan
Pertumbuhan ekonomi ekonomi bergantung kepada kesediaan
faktor-faktor produksinya yaitu penduduk, tenaga kerja dan akumulasi modal, serta
tingkat kemajuan teknologi. Teori ini mengemukakan tentang rasio
modal-output yang dapat berubah-ubah. Dimana untuk menghasilkan sejumlah modal-output
tertentu, dapat menggunakan kombinasi modal dan tenaga kerja yang berbeda-
beda. (Arsyad, 2010:89)
Kombinasi antara jumlah modal dan tenaga kerja yang digunakan akan
menghasilkan tingkat output yang berbeda dan tingkat efesiensi yang berbeda
dan tenaga kerja yang digunakan akan menghasilkan output yang optimal dan
lebih efisiensi dibandingkan kombinasi lainnya sehingga dengan input yang
kecil mampu menghasilkan output yang optimal, dan dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi kearah yang positif.
Dari penjelasan kombinasi tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa
menurut Sollow –Swan, modal dan tingkat partisipasi angkatan kerja memiliki
peranan yang cukup penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Selain itu dapat disimpulkan juga bahwa TPAK adalah salah satu
faktor yang mempengaruhi besaran output suatu kegiatan perekonomian,
sehingga semakin banyak masyarakat yang produktif, maka akan
menghasilkan output yang tinggi pula yang mempengaruhi PDRB. Begitupun
pada pendapatan perkapita. Meningkatnya TPAK suatu daerah, berarti
meningkat pula pendapatan perkapita dan tingkat konsumsi yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi regional.
H. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian pertama berupa tesis yang berjudul “Analisis Pengaruh Investasi
dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara”.tesis ini di tulis oleh
Novita Linda Sitompul pada tahun 2007. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh investasi dan tenaga kerja terhadap PDRB
sumatera utara. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah OLS (Ordinary Least Square) dengan data time series tahunan dari
1984-2005 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera
determinasi) serta uji asumsi klasik yaitu multikolinieritas,
heteroskedasitas dan autokorelasi. Hasil analisis data menunujukan bahwa
investasi PMDN, investasi PMA,dan Jumlah Tenaga Kerja berpengaruh
positif terhadap PDRB Sumatera Utara. Sedangkan pada kondisi
perekonomian (dummyvariable) bahwa kondisi sebelum krisis dan sesudah
krisis tidak menunujukan perbedaan yang signifikan terhadap PDRB
Sumatera Utara.
2. Penelitian kedua berupa jurnal yang berjudul “Analisis Pertumbuhan
ekonomi di karasedinan semarang Era desentralisasi fiscal 2002-2006”
yang di tulis oleh Amin pujiati. Variabelnya meliputi PDRB, PAD, dana
bagi hasil (DBH), dana alokasi umum (DAU) dan Tenaga Kerja. Metode
analisis yang digunakan adalah Data panel yaitu gabungan gabungan
antara data time series dengan cross section dari tahun 2002-2006. Objek
yang diteliti adalah 6 wilayah karasediana Semarang. Hasil dari penelitian
tersebut bahwa PAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Peningkatan PAD yang dianggap sebagai modal
dalam proses pertumbuhan ekonomi, DBH berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Tetapi DAU berpengaruh
negative terhadap pertumbuhan ekonomi.
3. Penelitian ketiga yang berupa jurnal yang berjudul “ Kajian Tentang
Keuangan Daerah Kota Medan di Era Otonomi Daerah 2001-2005”. Yang
ditulis oleh Paidi Hidayat dan Sirojuzilan tahun 2006. Penelitian ini
dilakukan untuk melihat sejauh mana derajat otonomi fiscal atau
Variable yang di teliti adalah PDRB, PAD, Dana Perimbangan, dan
Angkatan Kerja. Penelitian ini menggunakan menggunakan data time
series. Metode yang digunakan adalah OLS (Ordinary least Square) dari hasil estimasi diperoleh nilai koefesien determinasi (R2) sebesar 0,9911
yang artinya secara keseluruhan variable bebas mampu menjelaskan
variasi pertumbuhan ekonomi di kota medan sebesar 99,11 persen. Dari
pengujian menunujukan bahwa variable PAD berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kota medan. Sedangkan dana
perimbangan dikota medan memiliki hasil secara signifikan dan positif
terhadap pertumbuhan ekonomi dikota medan. Dan angkatan kerja
memberikan pengarug positif terhadap pertumbuhan ekonomi dikota
medan.
4. Penelitian keempat yang berupa jurnal yang berjudul “Analisis Pengaruh
Pendapatan Asli Daerah, Investasi dan Tenaga Kerja terhadap PDRB Jawa
Tengah” yang ditulis oleh Wiratno Bagus Suryono penelitian ini dilakukan
untuk melihat pengaruh pendapatan asli daerah, tingkat investasi dan
tenaga kerja terhadap terhadap PDRB jawa tengah. Penelitian ini
menggunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan data rentan
waktu 15 tahun mulai tahun 1994 sampai dengan tahun 2008. Hasil
analisa data menunjukkan bahwa model penelitian ini lolos uji asumsi
klasik dengan R-square model sebesar 0,958. PAD, Tingkat Investasi, Tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan secara parsial maupun
simultan terhadap PDRB Jawa tengah. Koefisien PAD sebesar 0,812.
Adanya pengaruh yang positif antara Tingkat Investasi dengan PDRB
investasi 0,036. Adanya pengaruh yang positif antara Tenaga Kerja dengan
PDRB Jawa Tengah berdasarkan hasil regresi dapat dilihat koefisien 0,924
Tenaga Kerja.
5. Penelitian yang kelima berupa jurnal yang berjudul “Analisis kinerja
keuangan kabupaten/kota pemekaran di Sumatera Utara” yang di tulis
oleh Paidi Hidayat dkk,. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana
kinerja keuangan kabupaten/kota pemekaran di sumatera utara dilihat dari
aspek pendapatan asli setelah otonomi daerah dan bagaimana peta
kemampuan keuangan kabupaten/kota dengan metode kuadran. penelitian
ini mengkaji kinerja kemapuan keuangan dengan metode analisis
pertumbuhan (growth), analisis peranan (share) dan metode analisis
kuadran.Pertumbuhan PAD kabupaten/kota pemekaran di sumatera Utara
meningkat sebesar 55,47% per tahun. Dari ketujuh kabupaten/kota tersebut
secara keseluruhan mengalami pertumbuhan yang positif dan relative
cukup tinggi hingga rata- rata tumbuh sebesar 192,81%pertahun dan di
ikuti oleh kabupaten Mandailing Natal sebesar 59,04%. Sedangkan
pertumbuhan PAD yang relatif cukup rendah adalah kabupaten Humbang
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
NO PENELITI VARIABEL METODOLOGI HASIL
1 Novita Linda PMA,dan Jumlah Tenaga Kerja berpengaruh positif terhadap PDRB Sumatera Utara. Sedangkan pada kondisi perekonomian (dummy variable) bahwa kondisi sebelum krisis dan sesudah krisis tidak menunujukan perbedaan yang signifikan terhadap PDRB Sumatera Utara.
2 Amin pujiati. Dependen: PDRB
PAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Peningkatan PAD yang dianggap sebagai modal dalam prose pertumbuhan
ekonomi, DBH
variable PAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kota medan.
Sedangkan dana
perimbangan dikota medan memiliki hasil secara signifikan dan
dan metode
Dari penelitian-penelitian terdahulu tersebut peneliti memakai PDRB
sebagai variable dependen.Sedangkan PAD, Dana perimbangan dan TPAK
sebagai variable independen.
I. Kerangka Berfikir
Penelitian ini menganalisis pengaruh pendapatan asli daerah, dana
perimbangan, dan tingkat partisipasi angkatan kerja terhadap produk domestic
regional bruto di Kota Depok pada tahun 2001 sampai dengan 2010 .
Menurut undang – undang No.33 tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah merupakan tolak
ukur pemberdayaan daerah untuk lebih mandiri dalam mengembangkan
potensi daerahnya guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Pendapatan asli daerah merupakan ukuran potensi daerah yang dapat
memberikan kontribusi yang sangat penting bagi pembangunan daerah agar
terwujud pertumbuhan ekonomi di suatu daerah.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka produk domestic
regional bruto di pengaruhi oleh pendapatan asli daerah (PAD) diformulasikan
Y=f(X1)………(2.1)
Dimana Y produk domestic regional bruto dan X1 adalah Pendapatan Asli
Daerah (PAD).
Sedangkan menurut Menurut oates (Hadi Sasana, 2009:106-107)
Peranan Pendapatan asli daerah dan dana perimbangan dalam desentralisasi
fiscal akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah, dan
kesejahteraan masyarakat. Karena pemerintah daerah akan lebih efesien dalam
memproduksi dan penyediaan barang- barang public. Menurutnya daerah
memiliki kelebihan dalam membuat anggaran pembelanjaan sehingga lebih
efesien dengan memuaskan kebutuhan masrakat karena lebih mengetahui
keadaannya.
Dengan mengamsumsikan bahwa produk domestic regional bruto
dapat pula di pengaruhi oleh dana perimbangan (DP), sehingga hubungan dana
perimbangan terhadap pdrb adalah apabila dana perimbangan meningkat maka
produk domestic regional akan mengalami peningkatan pula sehingga
persamaan (2.1) menjadi
Y=f(X1,X2)………(2.2)
Dimana Y adalah Produk Domestic Regional Bruto (PDRB) dan X1
Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan X2 Dana Perimbangan (DP)
Pendapatan asli daerah dan dana perimbangan secara tidak langsung
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Sedangkan potensi daerah
Menurut teori Solow pertumbuhan ekonomi bergantung kepada
kesediaan faktor-faktor produksinya yaitu penduduk, tenaga kerja, dan
akumulasi modal serta tingkat kemajuan teknologi. Dalam teori Solow
tersebut bahwa modal dan tingkat partisipasi angkatan kerja memiliki peranan
penting yang cukup penting dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Dengan kata lain tingkat partisipasi angkatan kerja adalah salah satu factor
yang mempengaruhi besaran output suatu kegiatan perekonomian,sehingga
semakin banyak masyarakat yang produktif maka akan menghasilkan output
yang tinggi pula yang dapat mempengaruhi PDRB.
Dengan mengamsumsikan bahwa Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) dapat pula di pengaruhi oleh Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK),
sehingga hubungan tingkat partisipasi angkatan kerja terhadap produk
domestic regional bruto adalah apabila tingkat partisipasi angkatan kerja
meningkat maka produk domestic regional bruto juga akan mengalami
peningkatan pula sehingga persamaan (2.2) menjadi:
Y=f(X1,X2,X3)………(2.3)
Dimana Y adalah Produk Domestic Regional Bruto (PDRB) dan X1
Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan X2 Dana Perimbangan (DP) serta X3
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Kerangka pemikiran dalam penelitian ini
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
J. Hipotesis Penelitian
Dalam jurnalnya, Hadi Sasana (2009:106) menjelaskan bahwa pendapatan
asli daerah dan dana perimbangan dapat mempengaruhi meningkatnya
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Karena pendapatan asli
daerah dan dana perimbangan merupakan salah satu aspek dalam otonomi
daerah dan desentralisasi fiscal dari segi pengelolaan keuangan.
. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang “perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. Sumber pembiayaan
pemerintah daerah di dalam rangka perimbangan keuangan Pemerintah pusat
dan daerah di laksanakan atas dasar desentralisasi, dekonsentralisasi, dan
pembantuan.” Sumber- sumber penerimaan yang di gunakan untuk pendanaan
pemerintah daerah dalam rangka melaksanakan desentralisasi fiskal terdiri
dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, pinjaman daerah, dan lain-lain
penerimaan yang sah.
Dalam jurnalnya, Wiratno (2008: 8) menjelaskan bahwa “modal
pembangunan yang penting untuk meningkatkan pertumbuhn ekonomi daerah
PAD
DANA PERIMBANGAN
TPAK
selain dari keuangan daerah adalah sumber daya manusia. Partisipasi aktif dari
seluruh masyarakat akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut
yang dibisa di lihat dari Tingkat partisipasi angkatan kerja.
Melihat beberapa penelitian telah menunjukan bahwa pendapatan asli
daerah dan dana perimbangan merupakan memiliki peranan sangat penting
dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah. Pendapatan asli daerah
menunjukan tingkat kemandirian suatu daerah, sedangkan untuk dana
perimbangan semakin banyak dana perimbangan yang di terima dari pusat
berarti menunjukan bahwa daerah tersebut belum mandiri dan masih
tergantung dengan pemerintah pusat.
Berdasarkan kerangka berfikir diatas dan teori serta penelitian
sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian maka di buat hipotesis sebagai
berikut :
1. Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap PDRB
secara Simultan
2. Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap PDRB