• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap PDRB di Kota Depok Periode 2001-2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap PDRB di Kota Depok Periode 2001-2010"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH,

DANA PERIMBANGAN, DAN TINGKAT PARTISIPASI

ANGKATAN KERJA TERHADAP PDRB DI KOTA DEPOK

PERIODE 2001-2010

Di susun oleh

LAENI NAJIAH

1060 8400 3658

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA : Laeni Najiah

Tempat/Tanggal Lahir : Tegal, 22 Mei 1988

Alamat : Jl.Baladewa Kiri No 6 RTOO5/RWOO4 Tanah

Tinggi- Johar Baru Jakarta Pusat

Anak Ke : anak ke 5 dari 6 bersaudara

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Single

Kewarganegaraan : Indonesia

RIWAYAT PENDIDIKAN

SDN 05 Jembayat- Tegal 1994-2000

SMP Manbaul Ulum Asshidiqiyah Jakarta 2000-2003

MAN Babakan Lebaksiu Tegal 2003-2006

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2006-2013

ORGANISASI

PMII

PENGALAMAN KERJA

Surveyor Lembaga Survei Nasional 2011

Panitia Amil Masjid Agung Al azhar 2011-2012

(7)

ABSTRAK

Pendapatan Asli daerah, Dana Perimbangan, dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja merupakan faktor yang berkontribusi dalam pembentukan PDRB sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Asli Daerah,Dana Perimbangan, dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap pertumbuhan PDRB di Kota Depok. Metode analisis yang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS) dengan bantuan software Microsoft Excel 2007 dan E-viws 5. Data sekunder yang digunakan adalah data time series periode tahun 2001-2010. Variabel independen terdiri dari Pendapatan Asli Daerah,Dana Perimbangan, serta Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, sedangkan variabel dependennya adalah PDRB.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pendapatan asli daerah (PAD), Dana perimbangan (DP) dan Tingkat partisipasi angkatan kerjan(TPAK) secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap PDRB Kota Depok. Nilai R2 0.973734. Hal ini berarti 97,3734 persen di pengaruhi oleh varibel variabel independen dan sisanya 2,6266 di pengaruhi di luar model.

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, karunia dan

hidayah-Nya yang telah senantiasa memberikan nikmat yang berlimpah kepada

penulis, sehingga penulis diberikan kemampuan, kekuatan, serta ketabahan hati

dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan shalawat beriring salam tidak lupa penulis

haturkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah

membawa umatnya dari zaman jahiliyah ke zaman ketauhidan dan ilmu

pengetahuan seperti sekarang ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi prasyarat

kurikulum sarjana strata satu (S-1) program studi Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

beberapa pihak yang telah ikut membantu dalam penyelesaian Skripsi ini, antara

lain :

1. Agus zaeni ma’awi (Ayah) dan rosinah (mama) atas segala doa, semangat, nasihat, dukungan, dan kasih sayangnya yang tak henti-hentinya di berikan

kepada penulis.

2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Hamid MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bekerja keras

mengembangkan FEIS menjadi FEB

3. Dr. Lukman, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi

(9)

bantuan baik waktu, saran, maupun ilmu yang bermanfaat kepada penulis

selama proses penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik..

4. Utami Baroroh,M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis

dan bantuannya selama ini.

5. Pheni Chalid,SF,MA,Ph.D selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bantuan baik waktu, saran maupun ilmu yang bermanfaat kepada

penulis selama proses penulisan skripsi ini. Terima kasih juga atas dorongan

dan motivasi yang bapak berikan kepada penulis sehingga skripsi ini

terselesaikan dengan baik.

6. Seluruh Dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan bisnis

7. Kakak- kakak saya Amir Syaikhu, Siti Barkah, Ali Subhan,Elok Faiqoh, Serta

adik saya Abdulloh syafei, Terimakasih atas semua dukungan dan doa

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

8. Ponakan- ponakan saya tercinta Rossa Meilani, El-Mubarik, Kenziro, yang

telah menjadi inspirasi dan pelipur lara

9. Kepada Awaludin Rizal terima kasih atas dukungan , kasih sayang, perhatian

dan selalu memberi saya motivasi yang luar biasa sehingga skripsi ini bisa

terselesaikan dengan baik.

10.Anak – anak Jurusan IESP angkatan 2006

(10)

12.Semua pihak yang belum disebut di atas, terima kasih atas segala bantuan

selama proses penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

terdapat kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat

diharapkan untuk tercapainya penulisan skripsi yang lebih baik lagi.

Wasalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta 21 Januari 2013

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP... ii

ABSTRACT... .... iv

ABSTRAK... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI ... ix

DATAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Pertanyaan Penelitian ... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ... 8

1. Proses Pertumbuhan Ekonomi... ... 9

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi ... 11

3. Pertumbuhan Ekonomi Daerah ... 16

B. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 17

1. PDRB Pendekatan Produksi ... 18

(12)

3. PDRB Pendekatan Pengeluaran ... 19

C. Keuangan Daerah ... 20

1. Penerimaan Daerah ... 21

2. Pengeluaran Daerah ... 28

D. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ... 28

E. Hubungan PAD dengan Pertumbuhan Ekonomi... 30

F. Hubungan Dana Perimbangan dengan Pertumbuhan Ekonomi ... 31

G. Hubungan TPAK dengan Pertumbuhan Ekonomi ... 33

H. Penelitian Terdahulu ... 34

I. Kerangka Berfikir... 40

J. Hipotesis ... 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 45

B. Metode pengumpulan sampel ... 45

C. Metode pengumpulan data operasional variabel ... 46

D. Metode Analisis Data ... 47

1. Metode analisis... 47

2. Uji Asumsi Klasik ... 48

3. Pengujian Statistik...51

E. Operasional variabel ... . 52

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 55

(13)

1. Perkembangan PDRB ... 58

2. Perkembangan Pendapatan Asli Daerah ... 60

3. Perkembangan Dana Perimbangan ... 62

4.Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ... 64

C. Analisis Pembahasan dan Hasil Regresi ... 66

1. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 66

2. Hasil Regresi Metode Ordinary Least Square (OLS) ... 69

3. Hasil Uji Statistik ... 70

4. Interprestasi Ekonomi ... 74

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 78

B. Implikasi ... 80

C. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Perkembangan PDRB, PAD, Dana perimbangan dan TPAK ... 4

2.1 Penelitian Terdahulu ... 37

3.1 Operasional Variabel ... 54

4.1 Perkembangan PDRB Kota Depok Tahun 2001-2010 menurut harga konstan ... 59

4.2 Perkembangan PAD Kota Depok Tahun 2001-2010 ... 61

4.3 Perkembangan Dana perimbangan Kota Depok Tahun 2001-2010 .... 63

4.4 Perkembangan TPAK Kota Depok Tahun 2001-2010... 64

4.5 Hasil uji Multikolineritas ... 67

4.6 Hasil Uji Autokolerasi ... 68

4.7 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 68

4.8 Hasil Olah Data Dengan Metode OLS ... 69

4.9 Hasil Uji t-Statistik ... 71

(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Fungsi Produksi neoklasik ... 13

2.2 Kerangka Pemikiran ... 42

4.1 PDRB Kota Depok Atas harga Konstan Tahun 2001-2010 ... 59

4.2 Pendapatan Asli Daerah Kota Depok Tahun 2001-2010 ... 61

4.3 Dana Perimbangan Kota Depok Tahun 2001-2010 ... 63

4.4 Partisipasi Angkatan Kerja Kota Depok Tahun 2001-2010 ... 65

4.5 Hasil Uji Normalitas ... 66

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang

mencakup berbagai perubahan mendasar atas stuktural sosial, sikap- sikap

masyarakat institusi nasional disamping terus mengejar akselerasi

pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentas

kemiskinan atau perubahan total suatu masyarakat/ penyesuaian sistem sosial

secara keseluruhan menuju lebih baik (Todaro, 2004:17). Sedangkan

pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses kerja antara pemerintah

daerah dan masyarakatnya dalam mengelola sumber daya yang ada dan

membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor

swasta untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang

perkembangan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam suatu wilayah.

Pertumbuhan ekonomi secara sempit dapat di artikan dengan

meningkatnya produksi total suatu daerah. Selain itu pertumbuhan ekonomi

dapat diartikan sebagai peningkatan pendapatan perkapita serta meningkatnya

kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi tidak akan pernah lepas dari

peranan para pelaku ekonomi yakni pemerintah yang berperan sebagai

instrumen kebijakan publik dan fiskal,swasta yang berperan dalam

pengembangan investasi dan masyarakat itu sendiri yang berperan sebagai

input dari faktor produksi dan jaminan terciptanya pasar dalam

(17)

Salah satu indicator yang sering digunakan untuk melihat adanya

gejala pertumbuhan ekonomi daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB). karena didalamnya mencerminkan kegiatan ekonomi yang

dilaksanakan dan dicapai oleh penduduk selama periode tertentu. Produk

domestik regional bruto (PDRB) juga dapat digunakan untuk mengukur

tingkat kemakmuran dan kesejahteraan suatu daerah atau masyarakat.

Tahun 2001 merupakan awal pelaksanaan otonomi daerah dan

desentralisasi fiscal. Otonomi daerah secara langsung dirasakan oleh

pemerintah daerah tingkat II (Kabupaten/Kota). Setiap daerah di tuntut untuk

dapat bisa dalam mencari sumber pembiayaan untuk pembangunan

daerahnya. Salah satu sumber pembiayaan untuk pembangunan daerahnya

yang pada akhirnya bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah yaitu

dengan adanya sumber- sumber penerimaan daerah yang meliputi pendapatan

asli daerah dan dana perimbangan.

Pengelolaan keuangan daerah di Indonesia dapat di telusuri dari skema

keuangan pemerintah daerah yang tertuang secara resmi dalam Undang-

undang nomor 25 tahun 1999 dan di lengkapi dengan Undang-undang Nomor

34 tahun 2000. Kini, peraturan tersebut telah disempurnakan sehingga

penerimaan pemerintah daerah dapat disimak dalam UU Nomor 32 dan 33

tahun 2004. Di sebutkan dalam peraturan tersebut bahwa sumber penerimaan

daerah dalam pelaksanaan desentralisasi terdiri atas pendapatan daerah dan

pembiayaan daerah.Pendapatan daerah bersumber dari pendapatan asli daerah

(PAD), Dana Perimbangan, dan lain-lain pendapatan.(Muluk, Khairul M.R,

(18)

Analisis angkatan kerja dalam kaitannya dengan kondisi perekonomian

merupakan hal yang menarik untuk dilakukan karena tingkat dan pola

partisipasi angkatan kerja cenderung bergantung pada ketersediaan

kesempatan kerja dan perbedaan pada tuntutan memperoleh pendapatan antar

kelompok penduduk. “modal pembangunan yang penting untuk meningkatkan

pertumbuhn ekonomi daerah selain dari keuangan daerah adalah sumber daya

manusia. Partisipasi aktif dari seluruh masyarakat akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi daerah tersebut yang dibisa di lihat dari Tingkat

partisipasi angkatan kerja. (Wiratno, 2008: 8)

Kota Depok merupakan Kota hasil pemekaran dari Kota Bogor dan salah

satu Kota diprovinsi Jawa Barat dengan tingkat penerimaan pendapatan asli

daerah yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan kota lainnya diprovinsi

Jawa Barat. Seiring dengan pembangunan di Kota Depok pula maka baik

langsung maupun tak langsung Kota Depok telah menyediakan lapangan kerja

baru untuk menyerap tenaga kerja yang ada.

Tabel 1.1

PERKEMBANGAN PDRB, PAD, DANA PERIMBANGAN DAN TPAK DI KOTA DEPOK TAHUN 2005-2010

Tahun PDRB PAD

Dana

perimbangan TPAK

(Rp) (Rp) (Rp) (%)

2005 4.750.034.100.000 64.060.869.669 415.229.467.888 46 2006 5.006.129.060.000 65.149.151.767 493.318.004.764 54 2007 5.422.760.390.000 75.457.361.734 504.052.499.829 61 2008 5.770.827.640.000 97.139.989.565 574.268.400.146 66 2009 6.129.569.620.000 96.889.185.310 618.381.753.387 63 2010 6.519.326.210.000 128.229.208.876 667.535.226.354 64

(19)

Dari data di atas terlihat bahwa pada tahun 2005-2010 PDRB Kota

Depok mengalami peningkatan tiap tahunnya walaupun peningkatannya

sangat minim, yaitu dari tahun 2005 sebesar Rp4.750.034.100.000 menjadi Rp

5.006.129.060.000 pada tahun 2006. Dan pada tahun- tahun berikutnya.

Pendapatan Asli Daerah mengalami peningkatan tiap tahunnya. Peningkatan

Pendapatan Asli daerah (PAD) yang cukup tinggi yaitu dari tahun 2009-

2010., yaitu pada tahun 2009 besarnya Rp 96.889.185.310 menjadi sebesar

Rp 128.229.208,876 pada tahun 2010. Tetapi pada tahun 2008 nilainya

sebesar Rp 97.139.989.565 mengalami penurunan yaitu pada tahun 2009

menjadi 96.889.185.310. Ini menunjukan bahwa kontibusi PAD pada kota

depok sangat rendah pada saat itu, dan sama halnya dengan dana

perimbangan juga mengalami peningkatan tiap tahunnya. Yaitu pada tahun

2005 sebesar Rp 415.229.467.888, menjadi 618.381.753.387 pada tahun 2006.

Sedangkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami

peningkatan yang sangat minim yaitu pada tahun 2005 sebesar 46 % menjadi

54% . pada tahun 2008 sebesar 66% menurun menjadi 63% pada tahun 2009.

Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan serta menggali sumber-

sumber penerimaan daerah maka pemerintah Kota Depok berusaha secara

aktif untuk meningkatkan serta menggali sumber- sumber penerimaan daerah

terutama penerimaan yang berasal dari daerahnya sendiri. Hal ini bisa dilihat

dari nilai pendapatan asli daerah. Peningkatan Pendapatan Asli daerah masih

sangat minim di bandingkan dengan nilai dana perimbangan, Hal ini berarti

(20)

meningkatkan pertumbuhan ekonomi (PDRB riil) lebih banyak dalam bentuk

sumbangan dan bantuan pemerintah pusat.

Salah satu kontribusi yang paling dominan terhadap pertumbuhan

ekonomi daerah (PDRB) diKota Depok adalah adalah dari subsector

perdagangan dan jasa. Hal itu terlihat secara nyata dengan semakin banyaknya

layanan sektor jasa dan perdagangan yang bermunculan di Kota Depok,

seperti restauran, Mall, tempat-tempat usaha dan layanan jasa lainnya. Hal itu

akan berdampak positif pula terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Depok.

B. Perumusan Masalah

Dengan adanya otonomi daerah di harapkan tiap – tiap daerah mampu

menggali dan mengelola sumber- sumber penerimaan baik yang berasal dari

pendapatan daerah yaitu melalui pendapatan asli daerah dan dana

perimbangan, hal ini dimaksudkan untuk dapat mendorong pertumbuhan

ekonomi suatu daerah yang lebih baik. Sedangkan Tingkat partisipasi

angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang diharapkan bisa

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam menambah jumlah angkatan

kerja. Berbagai gambaran di atas maka Penulis ingin meneliti mengenai

bagaimana pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan dana perimbangan terhadap

Produk Domestik Regional Bruto serta Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

terhadap PDRB yang pada gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan

ekonomi. Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis memilih judul sebagai

(21)

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka berikut pertanyaan

penelitiannya :

1. Seberapa besarkah pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan

dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap PDRB diKota Depok

secara simultan.

2. Seberapa besarkah pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan

dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap PDRB di Kota Depok

secara parsial.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan

dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap PDRB di Kota Depok

secara simultan.

2. Untuk menganalisis pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan

dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap PDRB di Kota Depok

secara Parsial.

D. Manfaat Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Instansi Pemerintah

Sebagai bahan masukan agar pemerintah pusat khususnya pemerintah

daerah lebih memperhatikan tentang kebijakan otonomi daerah.

2. Bagi dunia akademis

Hasil penelitian dapat di pakai sebagai bahan referensi perpustakaan,

(22)

khususnya tentang PAD,Dana Perimbangan, dan Tenaga Kerja Terhadap

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di kota Depok.

3. Bagi penulis

Bagaimana penulis dapat mempratekan pengetahuan yang diperoleh dalam

bentuk tulisan sekaligus mendapatkan pengetahuan mengenai hal yang di

(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah suatu kondisi terjadinya peekembangan

GNP potensial yang mencerminkan adanya pertumbuhan output per kapita dan

meningkatnya standar hidup masyarakat. (Asfia Murni,2006:173).

Menurut Simon Kuznets dalam (Todaro,2000;144) pertumbuhan

ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari suatu Negara

yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada

penduduknya.kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau di mungkinkan

oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi, intitusional

dan ideologis terhadap berbagai keadaan yang ada.

Menurut Boediono,(1992:9) pertumbuhan ekonomi adalah suatu

proses dari kenaikan output perkapita dalam jangka waktu yang panjang.

Pertumbuhan ekonomi meliputi 3 aspek yaitu :

1. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses (aspek ekonomis) suatu

perekonomian berkembang, berubah dari waktu ke waktu.

2. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan adanya kenaikan output perkapita

dalam hal ini 2 aspek penting yaitu output total dan jumlah

penduduk.ouput perkapita adalah output total di bagi jumlah penduduk

3. Pertumbuhan ekonomi dikaitkan dengan perspektif waktu jangka panjang

dikatakan tumbuh bila dalam jangka panjang waktu yang cukup lima (5

(24)

Dari berbagai definisi diatas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa

suatu proses perekonomian dikatakan mengalami suatu perubahan atau

pertumbuhan apabila tingkat kegiatan ekonomi adalah lebih tinggi dari pada

yang di capai pada waktu sebelumnya. Dengan kata lain perkembangan baru

tercipta apabila jumlah fisik barang-barang dan jasa- jasa yang di hasilkan

bertambah besar pada tahun berikutnya. Sedangkan untuk mengetahui apakah

suatu perekonomian mengalami pertumbuhan perlu ditentukan perubahan

yang sebenarnya terjadi dalam kegiatan- kegiatan dari tahun ke tahun.

1. Proses Pertumbuhan Ekonomi

Proses pertumbuhan ekonomi di pengaruhi oleh dua macam faktor,

faktor ekonomi dan non ekonomi. Pertumbuhan ekonomi disuatu Negara

tergantung pada sumber alamnya, sumber daya manusia, modal, usaha,

teknologi, dan sebagainya

a. Faktor ekonomi

Para ahli ekonomi menganggap faktor produksi sebagai

kekuatan utama yang mempengaruhi pertumbuhan. Fakror-faktor

produksi terdiri dari

1) Sumber Alam

Tanah yang dapat di Tanami merupakan faktor yang paling

berharga selain tanah, sumber daya alam yang penring lainnya

antara lain minyak gas, hutan air, dan bahan- bahan mineral lainnya.

2) Akumulasi Modal

Untuk pembentukan modal diperlukan pengorbanan berupa

(25)

puluh tahun. Pembentukan modal dan investasi ini sebenarnya

sangat dibutuhkan untuk kemajuan cepat dibidang ekonomi.

3) Organisasi

Organisasi bersifat melengkapi dan membantu

meningkatkan produktivitasnya.

4) Kemajuan teknologi

Perubahan teknologi dianggap sebagai faktor paling penting

di dalam proses pertumbuhan ekonomi. Perubahan itu betkaitan

perubahan di dalam metode produksi yang merupakan hasil

pembaharuan atau hasil teknik penelitian terbaru.

5) Pembagian kerja dan skala produksi

Spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan peningkatan

produktivitas. Keduannya membawa kearah ekonomi produksi skala

besar yang selanjutnya membantu perkembangan industri.

b. Faktor Non Ekonomi

Faktor Non ekonomi bersama-sama saling mempengaruhi

kemajuan perekonomian.oleh karena itu faktor nonekonomi juga

memiliki arti penting di dalam pertumbuhan ekonomi. Beberapa faktor

non ekonomi diantaranya:

1) Faktor sosial

Faktor sosial dan budaya juga mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi. Faktor ini menghasilkan perubahan pandangan dan

(26)

2) Faktor sumber daya manusia

Kualitas input tenaga kerja atau sunber daya manusia

merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan ekonomi.

3) Faktor politik dam administrative

Struktur politik dan adminuistratif yang lemah merupakan

penghambat besar bagi pembangunan ekonomi Negara terbelakang,

administratif yang kuat, efesiensi, dan tidak korup, demeikina amat

penting bagi pertumbuhan ekonomi.

2. Teori pertumbuhan ekonomi

a. Pandangan Adam Smith

Proses petumbuhan ekonomi menurut Adam Smith di bedakan

menjadi dua aspek diantaranya yaitu :

1) Pertumbuhan output total

Menurut Adam Smith sumber daya alam yang tersedia

merupakan wadah yang paling mendasar dari kegiatan produksi

suatu masyarakat. Jumlah sumberdaya alam yang tesedia

merupakan batas maksimum bagi pertumbuhan ekonomi.

Maksudnya jika sumber daya ini belum digunakan sepenuhnya

maka jumlah penduduk dan stok modal yang ada yang memegang

peranan dalam pertumbuhan output. Tetapi pertumbuhan output

tersebut akan berhenti jika semua sumberdaya alam tersebut

digunakan secara penuh.

Sumberdaya insan (jumlah penduduk) mempunyai peranan yang

(27)

akan menyesuaiakan diri dengan kebutuhan akan tenaga kerja dari

suatu masyarakat.

Stok modal merupkan unsur produksi yang sangat penting untuk

menentukan tingkat output.

2) Pertumbuhan penduduk

Jumlah penduduk akan meningkat jika tingkat upah yang

berlaku lebih tingi dari tingkat upah subsisten yaitu tingkat upah

yang pasa-pasan untuk hidup.

Tingkat upah yang berlaku menurut Adam Smith di tentukan oleh

tarik menarik antara kekuatan permintaan dan penawaran tenaga

kerja. Sementara itu permintaan akan tenaga kerja akan ditenukan

oleh stok modal dan tingkat output masyarakat. Oleh karena itu

laju pertumbuhan permintaan tenaga kerja di tentukan oleh laju

pertumbuhan stok modal (akumulasi modal) dan laju pertumbuhan

output.

b. Solow-Swam

Pertumbuhan ekonomi neo klasik berkembang sejak tahun

1950-an. Teori ini berkembang berdasarkan analisis-analisis

menegenai pertumbuhan ekonomi menurut pandangan ekonomi

klasik.ekonom yang menjadi perintis dalam mengembangkan teori

tersebut adalah Robert sollow dan Trevir swan. (Arsyad,2010:61)

Pandangan teori ini di dasarkan kepada anggapan yang

(28)

tingkat pengerjaan penuh (full employment) dan kapasitas peralatan

modal akan tetap sepenuhnya digunakan sepanjang waktu.

Dalam teori ini rasio modal-output (capital-output ratio=COR)

bisa berubah. Dengan kata lain jika lebih banyak modal yang

digunakan maka tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit.

Sebaliknya jika modal yang digunakan lebih sedikit, maka lebih

banyak tenaga kerja yang dibutuhkan. Dengan adanya fleksibilitas ini

suatu perekonomian mempunyai kebebasan yang tak terbatas dalam

menentukan kombinasi antara modal (K) dan tenaga kerja (L) yang

akan digunakan untuk menghasilkan tingkat output tertentu.

Sifat teori pertumbuhan ini bisa di gambarkan oleh fungsi

produksi sebagai berikut :

Gambar 2.1

(29)

Dalam fungsi produksi demikian suatu tingkat output tertentu dapat

diciptakan dengan menggunakan berbagai kombinasi modal dan

tenaga kerja. Misalnya untuk menciptakan output sebesar 11,kombinasi

modal dan tenaga kerja yang dapat digunakan antara lain (a)K3,

dengan L3, (b) K2 dengan L2, dan (c)K1 dengan L1, dengan demikian

meskipun jumlah modal berubah namun terdapat kemungkinan bahwa

tingkat output tidak mengalami perubahan.

Disamping itu, tingkat output tetap dapat mengalami

perubahan meskipun jumlah modalnya konstan. Misalnya, meskipun

jumlah modal diasumsikan tidak mengalami perubahan sebesar K3,

namun jumlah output dapat dari I1 menjadi diperbesar I2 jika tenaga

kerja yang digunakan bertambah dari L3 menjadi L4.

Teori pertumbuhan neoklasik juga dapat disajikan kedalam

bentuk fungsi produksi Cobb-Douglass, dimana output merupakan

fungsi dari tenaga kerja dan modal. Sedangkan tingkat kemajuan

teknologi merupakan variabel eksogen. Asumsi yang digunakan dalam

model solow-swam adalah skala pengembalian yang konstan(constan

returns to scale), subsitusi antara modal (K) dan tenaga kerja (L)

bersifat sempurna, dan adanya produktivitas marginal yang semakin

menurun (diminishing marginal productivity) dari tiap inputnya.

Fungsi produksi Cobb-Douglass dapat digambarkan sebagai

berikut :

(30)

Dimana:

Qt adalah tingkat produksi pada tahun t.

Tt adalah tingkat teknologi pada tahun t. Kt adalah skor barang modal pada tahun t. Lt adalah jumlah tenaga kerja pada tahun t.

a adalah pertambahan output yang diciptakan oleh pertambahan satu

unit modal.

b adalah pertambahan output yang diciptakan oleh pertambahan satu

unit tenaga kerja

c. Keynesian (Harrod- Domar)

Teori Harrod Domar merupakan perluasan dari analisis

Keynesian mengenai kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah

tenaga kerja.Dalam teorinya pembentukan modal merupakan faktor

penting dalam menentukan pertumbuhan ekonomi.Pembentukan modal

tersebut dapat diperoleh melalui akumulasi modal. Pembentukan

modal tidak hanya di andang sebagai pengeluaran yang akan

menambah kemampuan suatu perekonomian untuk menghasilkan

barang dan jasa tetapi juga aka meningkatkan permintaan efektif

masyarakat.teori ini menunjukan bahwa jika oada suatu periode

tertentu dilakukan sejumlah pembentukan modal, maka pada masa

berikutnya perekonomian tersebut akan mempunyai kemampuan yang

lebih besardalam menghasilkan barang dan jasa. Teori ini juga

mengganggap bahwa kenaikan kapasitas produksi dan pendapatan

(31)

demikian meskipun kapasitas produksi bertambah, pendapatan

nasional baru akan mengalami kenaikan hanya jika terjadi kenaikan

pengeluaran masyarakat.

3. Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Data ekonomi merupakan sumber informasi sistematik untuk dapat

mengukur sejauh mana perkembangan aktivitas ekonomi suatu

negara.Suatu data yang akurat diharapkan dapat menggambarkan suatu

kondisi statistik perekonomian. Statistik ini digunakan oleh para ahli

ekonomi untuk mempelajari perekonomian dan oleh para pengambil

keputusan untuk mengawasi pembangunan ekonomi dan merumuskan

kebijakan-kebijakan yang tepat.

Dalam konsep dasar ekonomi makro indikator yang digunakan

dalam mengukur pertumbuhan ekonomi, adalah produk domestik bruto

(PDB). Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai pasar semua barang

dan jasa akhir yang diproduksi dalam perekonomian selama kurun waktu

tertentu (Mankiw, 2006: 19). Dalam konsep regional Produk Domestik

Bruto dikenal sebagai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).PDRB

merupakan indikator ekonomi makro suatu daerah, yang menggambarkan

ada atau tidaknya perkembangan perekonomian daerah.Dengan

menghitung PDRB secara teliti dan akurat baik atas dasar harga berlaku

maupun atas dasar harga konstan dapat diambil beberapa kesimpulan

mengenai keberhasilan pembangunan di suatu daerah, yang

memperlihatkan laju pertumbuhan ekonomi yang mewakili peningkatan

(32)

Berdasarkan rumusan pengertian di atas, maka dalam konsep

regional, pertumbuhan ekonomi daerah adalah angka yang ditunjukkan

oleh besarnya tingkat pertumbuhan produk domestik regional bruto suatu

daerah yang diukur atas dasar harga konstan. Bagi suatu daerah provinsi,

kabupaten/kota gambaran PDRB yang mencerminkan adanya laju

pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dalam data sektor-sektor ekonomi

yang meliputi pertanian, pertambangan dan penggalian, industri

pengolahan, listrik gas dan air bersih, bangunan, perdagangan hotel dan

restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan persewaan dan jasa

perusahaan dan jasa-jasa lainnya. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari

data konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal

bruto, perubahan persediaan, ekspor dan impor.

B. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh

unit usaha dalam suatu wilayah atau merupakan jumlah seluruh nilai barang

dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah.

PDRB atas harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan

jasa yang di hitung menggunakan harga pada setiap tahun, sedangkan PDRB

atas harga konstan menunujukan nilai tambah barang dan jasa yang di hitung

menggunakan harga pada tahun tertentu.

PDRB atas harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan

struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengeahui

pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun (BPS, 2007:2). Angka-angka

(33)

1. PDRB Pendekatan Produksi

PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan

oleh berbagai unit produksi barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh

berbagai unit produksi yang berada di suatu wilayah /provinsi dalam

periode tertentu (biasanya satu tahun).

Unit-unit tersebut dikelompokan menjadi 9 lapangan usaha yaitu:

a. Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan,

b. Pertambangan dan penggalian

c. Industry pengelolaan

d. Listrik, gas, dan Air bersih

e. Konstruksi

f. Perdagangan, hotel,dan restoran

g. Pengankutan dan komunikasi

h. Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan,

i. Jasa-jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah.

2. PDRB Pendekatan Pendapatan

PDRB menurut pendapatan merupakan jumlah balas jasa yang

diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam prose produksi

di suatu region dalam jangka waktu tertentu yaitu satu tahun.

Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji,

sewa tanah, bunga modal dan keuntungan semuanya sebelum dipotong

pajak penghasilan dan pajak langsung dan lainnya. Dalam definisi ini,

(34)

jumlah semua komponen pendapatan ini pers sektor disebut sebagai nilai

tambah bruto sektoral. Oleh karena itu, PDRB merupakan jumlah dari nilai

tambah bruto seluruh sektor (lapangan usaha).

3. PDRB Pendekatan Pengeluaran

Salah satu cara/pendekatan untuk mengetahui nilai PDRB dengan

melihat sisi pengeluaran. Pos pendapatan nasional membagi GDP menjadi

4 kelompok pengeluaran (Mankiw. 2000 ; 24)

a. Konsumsi

b. Investasi

c. Pembelian pemerintah

d. Ekspor bersih (NX)

Jadi dengan menggunakan symbol Y untuk GDP menjadi : Y = (C

+ I +G +NX). Persamaan ini disebut national income account adentity.

Persamaan ini menegaskan bahwa PDRB merupakan total pengeluaran

dari konsumsi rumah tangga (C) Investasi perusahaan (I) pembelian

pemerintah (G) dan Ekspor Neto (NX).

Konsumsi terdiri dari barang dan jasa yang di beli rumah tangga.

Konsumsi di bagi menjadi 3 kelompok yaitu : antara lain barang tidak

tahan lama dan barang tahan lama dan jasa (service). Konsumsi dalam

perekonomian memegang peranan penting dalam pembentukan GDP,

karena hampir 70% GDP berasal dari konsumsi.

Investasi terdiri dari barang-barang yang di beli untuk penggunaan

(35)

(Bussines Fixed Investment) 2.) investasi tetap residensi (Residential Fixed

Investment) 3.) dan investasi persediaan (Inventory Investmen). Investasi tetap

bisnis adalah peralatan dan struktur yang di beli perusahaan untuk penggunaan

dalam produksi mendatang. Misalnya pembelian pabrik. Investasi tetap

residensi adalah perumahan yang baru yang di beli seseorang untuk di

tinggali atau untuk disewakan.sedangkan investasi persediaan adalah

perubahan dalam kuantitas barang yang disimpan perusahaan di gudang

termasuk bahan baku dan perlengkapan barang jadi dan barang setengah

jadi. Investasi persediaan ini akan meningkatkan persedian barang

perusahaan.

Pembelian pemerintah (government purchases) adalah barang dan

jasa yang di beli oleh pemerintah pusat, negara bagian, dan daerah.

Ekspor bersih adalah nilai barang dan jasa yang di ekspor ke

negara lain di kurangi nilai barang dan jasa yang diimpor dari negara lain

yang merupakan cerminan neraca perdagangan suatu negara.

C. Keuangan Daerah

Seiring dengan pelaksanaan desentralisasi fiscal terjadi perubahan

dalam prinsip- prinsip pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan

daerah dilaksanakan dengan pendekatan kinerja yang berorientasi pada output,

menggunakan konsep nilai uang (value for money) dengan prinsip tata

pemerintahan yang baik. Pendekatan anggaran kinerja adalah suatu system

anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja output dari

(36)

2000, pasal8) kinerja mencerminkan efesiensi dan efektifitas pelayanan

public dan harus berpihak pada kepentingan publik.

Pengelolaan keungan daerah pada dasarnya menyangkut 2 aspek

analisis yang saling terkait satu dengan lainnya yang terdiri dari :

a. Analisis penerimaan yaitu analisis mengenai kemampuan pemerintah

daerah dalam menggali sumber- sumber pendapatan yang potensial dan

biaya – biaya dikeluarkan untuk meningkatkan pendapatan tersebut.

b. Analisis pengeluaran yaitu analisis mengenai seberapa besar biaya- biaya

dari suatu pelayanan public dan faktor yang menyebabkan biaya tersebut

meningkat.

Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan

nasional yang dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan

pengaturan sumber daya nasional yang memberikan kesempatan bagi

peningkatan demokrasi dan kinerja daerah untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat menuju masyarakat madani yang bebas korupsi, kolusi dan

nepotisme. Penyelenggara pemerintah daerah sebagai sub- system

pemerintahan Negara dimaksudkan untuk meningkatkan daya guna dan hasil

guna penyelenggra pemerintahan dan pelayanan masyarakat sebagai daerah

otonom. (Bratakusumah dan Solihin, 2001:168)

1. Penerimaan Daerah

Sumber-sumber penerimaan keuangan daerah dapat meliputi

pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan pinjaman daerah. (Pheni

(37)

a. Pendapatan Asli Daerah

Dalam kaitannya dengan pelaksanaan otonomi daerah ,

peningkatan pendapatan asli daerah selalu di upayakan karena

merupakan penerimaan dari usaha untuk membiayai penyelenggara

pemerintah daerah. Pendapatan asli daerah adalah sumber-sumber

pendapatan asli dari dari daerah, bukan merupakan pemberian bantuan,

hibah, penyertaan modal dan sebagainya. PAD bertujuan untuk untuk

memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan

dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan desentralisasi.

1) Pajak daerah

Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang

pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung

seimbang, yang dapat di paksakan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk

membiayai penyelenggarakan Pemda dan pembangunan daerah.

Dari sudut pandang kewenangan pemungutan, pajak daerah

secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu pajak daerah yang

dipungut oleh pemerintah daerah ditingkat provinsi (pajak

provinsi), dan pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah

tingkat kabupaten/Kota. (Pheni Chalid,2005:26)

Berdasarkan UU No.34 Tahun 2000 Pasal 2 ayat (1) dan

(2) yang menjadi pajak daerah provinsi meliputi:

(38)

b) Pajak kendaraan diatas air Bea Milik Nama Kendaraan

Bermotor (BBNKB)

c) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PPKB)

d) Pajak pengambilan dan pemanfaatan air

Yang termasuk pajak daerah Kabupaten / Kota meliputi :

a) Pajak Hotel

b) Pajak Restoran

c) Pajak Hiburan

d) Pajak Reklame

e) Pajak Penerangan Jalan

f) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C

g) Pajak Parkir

2) Retribusi Daerah

Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai

pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus

disediakan dan atau diberikan oleh pemda untuk kepentingan orang

pribadi atau badan. Dengan demikian retribusi merupakan

pemasukan yang berasal dari usaha Pemda untuk menyediakan

sarana dan prasarana yang ditujukan untuk memenuhi kepentingan

warga masyarakat baik invidu maupun badan atau koorporasi

dengan kewajiban memberikan pengganti berupa uang sebagai

pemasukan ke kas daerah.

Retribusi daerah di golongkan menjadi tiga yaitu; Jenis

(39)

provinsi dan daerah kabupaten kota ditetapkan sesuai dengan

kewenangan masing-masing daerah sebagaimana diatur dalam

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan jenis

retribusi jasa usaha untuk daerah provinsi dan daerah

kabupaten/kota ditetapkan sesuai dengan jasa pelayanan yang

diberikan oleh masing- masing daerah yang bersangkutan.

3) Hasil kekayaan yang dipisahkan

Sumber PAD lainnya yang yang sangat penting selain pajak

daerah dan retribusi daerah adalah bagian pemerintah daerah atas

laba BUMD.

BUMD merupakan cara yang lebih efesien dalam melayani

masayarakat dan merupakan salah satu sumber penerimaaan. Jenis

penerimaan yang termasuk hasil pengelolaaan kekayaan yang

dipisahkan antara lain sperti bagian laba, deviden, dan penjualan

saham milik daerah.(HAW.Wijaya, 2002:110)

4) Lain- lain pendapatan asli daerah yang sah.

Lain- lain pendapatan asli darah yang sah yang dapat

digunakan untuk membiayai belanja daerah dapat di upayakan oleh

daerah dengan cara- cara yang tidak memnyalahi aturan. Lain-lain

pendapatan asli daerah yang sah meliputi :

a) Hasil penjualan daerah yang tidak dipisahkan.

b) Jasa giro

c) Pendapatan bunga

(40)

e) Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari

penjualan barang dan/ jasa oleh daerah.

b. Dana Perimbangan

Dana perimbangan merupakan pendapatan daerah yang berasal

dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintahan

daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi kepada daerah,

terutama peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang

semakin membaik.(HAW,Wijaya.2005,:33)

Dana perimbangan dalam UU No.25 Tahun 1999 dan UU

No.33/2004 adalah terdiri (a) Dana Bagi Hasil (b) Dana Alokasi

Umum (c) Dana Alokasi Umum (Pheni Chalid, 2005:14)

Selain itu dana perimbangan bertujuan untuk mengurangi

ketimpangan sumber pendanaan pemerintahan pusat dan daerah serta

untuk mengurangi keseimbangan pendanaan pemerintahan antar

daerah diperlukan adanya dana perimbangan adalah untuk lebih

meratakan daerah antar daerah agar tidak ada satu daerah yang

tertinggal dari daerah lainnya, dalam mencapai tujuan bangsa. Dana

perimbangan meliputi :

1) Dana Bagi Hasil (DBH)

DBH adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN

yang di alokasikan kepada daerah berdasarkan angka presentasi

untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan

desentralisasi. DBH Bersumber dari Pajak dan Sumber Daya

(41)

bangunan, penerimaan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan

dan pajak penghasilan. Dan dana bagi hasil dari sumber daya alam

berasal dari kehutanan, pertambangan umum, perikanan,

pertambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi, (UU No.33

Th.53 2004 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan

pemerintah daerah pasal 11 tentang bagi hasil :273)

2) Dana Alokasi Umum (DAU)

DAU Bertujuan untuk pemerataan kemampuan daerah

termasuk jaminan kesinambungan penyelenggaraan pemerintah

daerah dalam rangka penyediaan pelayanan dasar kepada

masyarakat dan merupakan satu kesatuan dengna penerimaan

umum APBD. DAU digunakan untuk membiayai kebutuhan

pengeluaran dalam rangka pelaksanaan desentralisasi yang

penggunaannya di tetapkan oleh daerah.(HAW. Wijaya 2005,:33)

DAU untuk daerah provinsi dan daerah kabupaten ditetapk

masing 10% dan 90% dari DAU. DAU bagi

masing-masing provinsi dan kabupaten di hitung berdasarkan perkalian

dari jumlah DAU bagi seluruh bobot daerah, dengan bobot

seluruh daerah diseluruh Indonesia (Bratakusumah dan Solihin,

2001:183)

Mekanisme perhitungan DAU dildalam pertimbangan

(42)

perimbangan keuangan pusat dan daerah (DPOD). Selanjutnya

DPOP merekomendasikan hasil perhitungan tersebut kepada

presiden untuk disah kan melalui keputusan presiden (Kepres)

sebelum disampaiakan kepada presiden, sebelumnya DPOP

berkonsultasi dengan DPR. Penyaluran DAU dilakukan oleh

menteri Keuangan melaui ditjen anggaran secara berkala setiap

bulan 1/12 dari total DAU perdaerah.

3) Dana Alokasi Khusus (DAK)

DAK dapat dialokasikan dari APBN kepada daerah tertentu

untuk membiayai kebutuhan khusus dengan memperhatikan dana

dalam APBN. Kebutuhan khusus adalah kebutuhan yang tidak

dapat diperkirakan secara umum dengan rumus atau komitmen atau

prioritas nasional.

DAK digunakan khusus untuk membiayai investasi

pengadaan dan atau peningkatan prasarana dan sarana fisik dengan

umur ekonomis panjang yaitu 3 tahun. (HAW, Wijaya. 2005,34-

35)

Criteria umum ditetapkan dengan mempertimbangkan

kemampuan keuangan daerah dalam APBD.Kriteria khusus

ditetpkan dengan memperhatiakan peratura perundang- undanagn

dan karakteristik daerah. Sedangkan criteria teknis ditetapkan oleh

kementrian Negara / departemen teknis. Tidak semua pembiayaan

kegiatan khusus dialokasikan dari DAK., namun daerah yang

(43)

dari DAK yang dialokasikan dari APBD. Dana tersebut di

istilahkan dana pendamping. Kecuali bagi daerah yang memiliki

kemampuan fiscal yang tidak memadai, maka tidak memiliki

kewajiban untuk menyediakan dana pendamping.

c. Pinjaman Daerah

Pinjaman daerah merupakan mekanisme yang di berikan kepda

daerah dalam rangka mencari pos keuangan daerah di luar

anggaran pendapatan daerah (APBD).Pemerintah daerah dapat

memperoleh pinjaman daerah setelah mendapatkan persetujuan

dari pemerintah pusat.Pinjaman daerah merupakan salah satu

sumber pendapatan daerah yang memegang peranan penting

terutama pembangunan infra struktur. Pinjaman daerah bisa

berbentuk pinjaman dari dalam negeri atau luar negeri. (Pheni

Chalid, 2005:29)

2. Pengeluaran Daerah

Pengeluaran daerah terdiri dari belanja aparatur, belanja publik serta

belanja bagi hasil dan bantuan keuangan.

D. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

TPAK merupakan ukuran tingkat partisipasi penduduk dalam angkatan

kerja yang dapat memberikan gambaran yang jelas sampai berapa jauh

sebenarnya penduduk yang termasuk usia kerja (15 tahun ke atas) benar- benar

aktif di dalam bekerja dan tidak aktif bekerja. Jadi TPAK perbandingan antara

(44)

penduduk usia kerja akan menyebabkan semakin besarnya angkatan kerja.

Secara singkat TPAK adalah jumlah angkatan kerja di bagi dengan jumlah

tenaga kerja dalam kelompok yang sama.

Faktor- faktor yang mempengaruhi tingginya TPAK meliputi :

1. Jumlah penduduk bersekolah dan mengurus rumah tangga

Hubungan antara TPAK dan jumlah penduduk yang masih

bersekolah adalah semakin besar jumlah penduduk yang

bersekolah,semakin kecil jumalah angkatan kerja yang berarti semakin

kecil TPAK.

2. Tingkat umur

Umur berkaitan dengan TPAK, dengan adanya kenyataan bahwa

penduduk berumur muda umumnya mempunyai tanggung jawab yang

tidak begiu besar sebagai pencari nafkah untuk keluarga dan umumnya

mereka bersekolah.

3. Tingkat upah

Kaitan antara tingkat upah dengan TPAK adalah melalui kenyataan

bahwa semakin tinggi tingkat upah dalam masyarakat, semakin banyak

anggota keluarga yang tertarik masuk pasar kerja.

4. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan berhubungan dengan TPAK karena semakin

tinggi tingkat pendidikan semakin banyak waktu yang disediakan untuk

(45)

5. Kegiatan ekonomi

Kegiatan ekonomi berhubungan dengan TPAK karena program

pembangunan di satu pihak menurut keterlibatan lebih banyak orang,

dilain pihak program pembangunan menumbuhkan harapan- harapan baru.

Harapan untuk dapat ikut menikmati hasil pembangunan tersebut

dinyatakan dalam peningkatan partisipasi kerja. Jadi semakin bertambah

kegiatan ekonomi semakin besar TPAK.

E. Hubungan PAD dengan Pertumbuhan Ekonomi

Pendapatan perkapita merupakan pendapatan rata-rata penduduk suatu

Negara pada suatu waktu tertentu. Pendapatan perkapita menunjukan

kemampuan untuk membayar pengeluarannya termasuk membayar pajak.

Semakin besar tingkat pendapatan perkapita masyarakat maka akan

mempunyai pengaruh positif dalam penerimaan pajak, sehingga pendapatan

asli daerah juga mengalami peningkatan.

Semakin tinggi pendapatan perkapita suatu daerah, semakin besar pula

potensi sumber penerimaan daerah, sehingga kemampuan masyarakat untuk

membayar pajak meningkat dan pada akhirnya dapat meningkatkan

pertumbuhan ekonomi.

Teori Keynes menerangkan bahwa permintaan agregat akan menentukan

tingkat kegiatan perekonomian. Menurut Keynes jika pada suatu periode

tertentu dilakukan sejumlah pembentukan modal, maka pada masa yang akan

datang perekonomian akan mempunyai kemampuan lebih besar dalam

(46)

Pendapatan asli daerah merupakan salah satu sumber pembelanjaan daerah

, jika PAD meningkat maka dana yang dimiliki daerah meningkat pula,

sehingga pemerintah daerah akan lebih berinisiatif untuk lebih menggali

potensi – potensi daerah – daerah yang dimiliki. Salah satunya memberi

proporsi belanja modal yang lebih besar untuk pembangunan. Dengan

pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana oleh pemerintah daerah akan

berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

F. Hubungan Dana Perimbangan dengan Pertumbuhan ekonomi

Menurut Todaro (Amin, Pujiati,2007:5) terdapat tiga faktor atau

komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa, ketiganya

adalah : akumulasi modal yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi

baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik dan modal atau sumber daya

manusia, pertumbuhan penduduk beberapa tahun selanjutnya akan

memperbanyak jumlah akumulasi capital kemajuan teknologi.

Desentralisasi merupakan bagian dari strategi setiap institusi yang

berkehendak untuk tidak mati dalam persaingan global. Demikian pula bagi

sebuah Negara. Desentralisasi menjadikannya terbagi menjadi bagian-bagian

kecil yang terintegrasi dan menjadi sebuah makhluk organik yang bergerak

efesien mengatasi tantangan global. Desentralisasi merupakan sistem

pengolahan yang berkelebihan dengan sentralisasi. Jika sentralisasi adalah

pemusatan pengelolaan, maka desentralisasi adalah pembagian dan

(47)

Menurut Prawisetoto (Amin, Pujiati, 2007:5-6) desentralisasi fiscal

adalah pendelegasian tanggung jawab dan pembagian keputusan dibidang

fiskal yang meliputi aspek penerimaan (tax assignment) maupun aspek

pengeluaran (expenditure assignment). Desentralisasi fiscal ini dikaitkan

dengan tugas dan fungsi pemerintah daerah dalam penyediaan barang dan jasa

public (public goods/public service).

Menurut Oates (Hadi Sasana, 2009:106-107) desentralisasi fiscal akan

mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,

karena pemerintah daerah akan lebih efisien dalam produksi dan penyediaan

barang-barang publik. Desentralisasi fiscal akan menyebabkan meningkatnya

efisiensi ekonomi yang kemudian berkaitan dengan dinamika pertumbuhan

ekonomi. Perbelanjaan infrastruktur dan sektor sosial oleh pemerintah daerah

lebih memacu pertumbuhan ekonomi daripada kebijakan pemerintah pusat.

Menurutnya daerah memiliki kelebihan dalam membuat anggaran

pembelanjaan sehingga lebih efisien dengan memuaskan kebutuhan

masyarakat karena lebih mengetahui keadaannya.

Sumber sumber penerimaan daerah dalam desentralisasi fiscal selain

dari pendapatan asli daerah bisa kita lihat dari dana perimbangan yang terbagi

menjadi tiga bagian yaitu : 1. Dana bagi hasil (DBH) 2. Dana alokasi umum

(DAU) dan Dana alokasi khusus (DAK) .

DBH bersumber dari pajak dan sumber daya alam (SDA), sedangkan

DAU digunakan untuk membiayai pengeluaran daerah sehingga

(48)

dialokasikan dari APBN kepada daerah tertentu untuk membiayai kebutuhan

khusus dengan memperhatikan dana dalam APBN. Kebutuhan khusus adalah

kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan secara umum dengan rumus atau

komitmen atau prioritas nasional.

Dapat disimpulkan bahwa selain dari sisi pengeluaran, implikasi

desentralisasi fiscal terhadap pertumbuhan ekonomi dari sisi penerimaan juga

penting untuk dilihat. Dana perimbangan merupakan sisi penerimaan yang

dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dimana penerimaan akan

terhimpun menjadi modal. Selanjutnya melalui modal tersebut maka daerah

akan melakukannya untuk belanja pembangunan sehingga pertumbuhan

ekonomi akan meningkat.

G. Hubungan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dengan pertumbuhan Ekonomi.

Menurut Teori Sollow-Swan

Pertumbuhan ekonomi ekonomi bergantung kepada kesediaan

faktor-faktor produksinya yaitu penduduk, tenaga kerja dan akumulasi modal, serta

tingkat kemajuan teknologi. Teori ini mengemukakan tentang rasio

modal-output yang dapat berubah-ubah. Dimana untuk menghasilkan sejumlah modal-output

tertentu, dapat menggunakan kombinasi modal dan tenaga kerja yang berbeda-

beda. (Arsyad, 2010:89)

Kombinasi antara jumlah modal dan tenaga kerja yang digunakan akan

menghasilkan tingkat output yang berbeda dan tingkat efesiensi yang berbeda

(49)

dan tenaga kerja yang digunakan akan menghasilkan output yang optimal dan

lebih efisiensi dibandingkan kombinasi lainnya sehingga dengan input yang

kecil mampu menghasilkan output yang optimal, dan dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi kearah yang positif.

Dari penjelasan kombinasi tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa

menurut Sollow –Swan, modal dan tingkat partisipasi angkatan kerja memiliki

peranan yang cukup penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Selain itu dapat disimpulkan juga bahwa TPAK adalah salah satu

faktor yang mempengaruhi besaran output suatu kegiatan perekonomian,

sehingga semakin banyak masyarakat yang produktif, maka akan

menghasilkan output yang tinggi pula yang mempengaruhi PDRB. Begitupun

pada pendapatan perkapita. Meningkatnya TPAK suatu daerah, berarti

meningkat pula pendapatan perkapita dan tingkat konsumsi yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi regional.

H. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian pertama berupa tesis yang berjudul “Analisis Pengaruh Investasi

dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara”.tesis ini di tulis oleh

Novita Linda Sitompul pada tahun 2007. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis pengaruh investasi dan tenaga kerja terhadap PDRB

sumatera utara. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah OLS (Ordinary Least Square) dengan data time series tahunan dari

1984-2005 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera

(50)

determinasi) serta uji asumsi klasik yaitu multikolinieritas,

heteroskedasitas dan autokorelasi. Hasil analisis data menunujukan bahwa

investasi PMDN, investasi PMA,dan Jumlah Tenaga Kerja berpengaruh

positif terhadap PDRB Sumatera Utara. Sedangkan pada kondisi

perekonomian (dummyvariable) bahwa kondisi sebelum krisis dan sesudah

krisis tidak menunujukan perbedaan yang signifikan terhadap PDRB

Sumatera Utara.

2. Penelitian kedua berupa jurnal yang berjudul “Analisis Pertumbuhan

ekonomi di karasedinan semarang Era desentralisasi fiscal 2002-2006”

yang di tulis oleh Amin pujiati. Variabelnya meliputi PDRB, PAD, dana

bagi hasil (DBH), dana alokasi umum (DAU) dan Tenaga Kerja. Metode

analisis yang digunakan adalah Data panel yaitu gabungan gabungan

antara data time series dengan cross section dari tahun 2002-2006. Objek

yang diteliti adalah 6 wilayah karasediana Semarang. Hasil dari penelitian

tersebut bahwa PAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Peningkatan PAD yang dianggap sebagai modal

dalam proses pertumbuhan ekonomi, DBH berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Tetapi DAU berpengaruh

negative terhadap pertumbuhan ekonomi.

3. Penelitian ketiga yang berupa jurnal yang berjudul “ Kajian Tentang

Keuangan Daerah Kota Medan di Era Otonomi Daerah 2001-2005”. Yang

ditulis oleh Paidi Hidayat dan Sirojuzilan tahun 2006. Penelitian ini

dilakukan untuk melihat sejauh mana derajat otonomi fiscal atau

(51)

Variable yang di teliti adalah PDRB, PAD, Dana Perimbangan, dan

Angkatan Kerja. Penelitian ini menggunakan menggunakan data time

series. Metode yang digunakan adalah OLS (Ordinary least Square) dari hasil estimasi diperoleh nilai koefesien determinasi (R2) sebesar 0,9911

yang artinya secara keseluruhan variable bebas mampu menjelaskan

variasi pertumbuhan ekonomi di kota medan sebesar 99,11 persen. Dari

pengujian menunujukan bahwa variable PAD berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kota medan. Sedangkan dana

perimbangan dikota medan memiliki hasil secara signifikan dan positif

terhadap pertumbuhan ekonomi dikota medan. Dan angkatan kerja

memberikan pengarug positif terhadap pertumbuhan ekonomi dikota

medan.

4. Penelitian keempat yang berupa jurnal yang berjudul “Analisis Pengaruh

Pendapatan Asli Daerah, Investasi dan Tenaga Kerja terhadap PDRB Jawa

Tengah” yang ditulis oleh Wiratno Bagus Suryono penelitian ini dilakukan

untuk melihat pengaruh pendapatan asli daerah, tingkat investasi dan

tenaga kerja terhadap terhadap PDRB jawa tengah. Penelitian ini

menggunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan data rentan

waktu 15 tahun mulai tahun 1994 sampai dengan tahun 2008. Hasil

analisa data menunjukkan bahwa model penelitian ini lolos uji asumsi

klasik dengan R-square model sebesar 0,958. PAD, Tingkat Investasi, Tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan secara parsial maupun

simultan terhadap PDRB Jawa tengah. Koefisien PAD sebesar 0,812.

Adanya pengaruh yang positif antara Tingkat Investasi dengan PDRB

(52)

investasi 0,036. Adanya pengaruh yang positif antara Tenaga Kerja dengan

PDRB Jawa Tengah berdasarkan hasil regresi dapat dilihat koefisien 0,924

Tenaga Kerja.

5. Penelitian yang kelima berupa jurnal yang berjudul “Analisis kinerja

keuangan kabupaten/kota pemekaran di Sumatera Utara” yang di tulis

oleh Paidi Hidayat dkk,. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana

kinerja keuangan kabupaten/kota pemekaran di sumatera utara dilihat dari

aspek pendapatan asli setelah otonomi daerah dan bagaimana peta

kemampuan keuangan kabupaten/kota dengan metode kuadran. penelitian

ini mengkaji kinerja kemapuan keuangan dengan metode analisis

pertumbuhan (growth), analisis peranan (share) dan metode analisis

kuadran.Pertumbuhan PAD kabupaten/kota pemekaran di sumatera Utara

meningkat sebesar 55,47% per tahun. Dari ketujuh kabupaten/kota tersebut

secara keseluruhan mengalami pertumbuhan yang positif dan relative

cukup tinggi hingga rata- rata tumbuh sebesar 192,81%pertahun dan di

ikuti oleh kabupaten Mandailing Natal sebesar 59,04%. Sedangkan

pertumbuhan PAD yang relatif cukup rendah adalah kabupaten Humbang

(53)

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

NO PENELITI VARIABEL METODOLOGI HASIL

1 Novita Linda PMA,dan Jumlah Tenaga Kerja berpengaruh positif terhadap PDRB Sumatera Utara. Sedangkan pada kondisi perekonomian (dummy variable) bahwa kondisi sebelum krisis dan sesudah krisis tidak menunujukan perbedaan yang signifikan terhadap PDRB Sumatera Utara.

2 Amin pujiati. Dependen: PDRB

PAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Peningkatan PAD yang dianggap sebagai modal dalam prose pertumbuhan

ekonomi, DBH

(54)

variable PAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kota medan.

Sedangkan dana

perimbangan dikota medan memiliki hasil secara signifikan dan

(55)

dan metode

Dari penelitian-penelitian terdahulu tersebut peneliti memakai PDRB

sebagai variable dependen.Sedangkan PAD, Dana perimbangan dan TPAK

sebagai variable independen.

I. Kerangka Berfikir

Penelitian ini menganalisis pengaruh pendapatan asli daerah, dana

perimbangan, dan tingkat partisipasi angkatan kerja terhadap produk domestic

regional bruto di Kota Depok pada tahun 2001 sampai dengan 2010 .

Menurut undang – undang No.33 tahun 2004 tentang perimbangan

keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah merupakan tolak

ukur pemberdayaan daerah untuk lebih mandiri dalam mengembangkan

potensi daerahnya guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Pendapatan asli daerah merupakan ukuran potensi daerah yang dapat

memberikan kontribusi yang sangat penting bagi pembangunan daerah agar

terwujud pertumbuhan ekonomi di suatu daerah.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka produk domestic

regional bruto di pengaruhi oleh pendapatan asli daerah (PAD) diformulasikan

(56)

Y=f(X1)………(2.1)

Dimana Y produk domestic regional bruto dan X1 adalah Pendapatan Asli

Daerah (PAD).

Sedangkan menurut Menurut oates (Hadi Sasana, 2009:106-107)

Peranan Pendapatan asli daerah dan dana perimbangan dalam desentralisasi

fiscal akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah, dan

kesejahteraan masyarakat. Karena pemerintah daerah akan lebih efesien dalam

memproduksi dan penyediaan barang- barang public. Menurutnya daerah

memiliki kelebihan dalam membuat anggaran pembelanjaan sehingga lebih

efesien dengan memuaskan kebutuhan masrakat karena lebih mengetahui

keadaannya.

Dengan mengamsumsikan bahwa produk domestic regional bruto

dapat pula di pengaruhi oleh dana perimbangan (DP), sehingga hubungan dana

perimbangan terhadap pdrb adalah apabila dana perimbangan meningkat maka

produk domestic regional akan mengalami peningkatan pula sehingga

persamaan (2.1) menjadi

Y=f(X1,X2)………(2.2)

Dimana Y adalah Produk Domestic Regional Bruto (PDRB) dan X1

Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan X2 Dana Perimbangan (DP)

Pendapatan asli daerah dan dana perimbangan secara tidak langsung

dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Sedangkan potensi daerah

(57)

Menurut teori Solow pertumbuhan ekonomi bergantung kepada

kesediaan faktor-faktor produksinya yaitu penduduk, tenaga kerja, dan

akumulasi modal serta tingkat kemajuan teknologi. Dalam teori Solow

tersebut bahwa modal dan tingkat partisipasi angkatan kerja memiliki peranan

penting yang cukup penting dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Dengan kata lain tingkat partisipasi angkatan kerja adalah salah satu factor

yang mempengaruhi besaran output suatu kegiatan perekonomian,sehingga

semakin banyak masyarakat yang produktif maka akan menghasilkan output

yang tinggi pula yang dapat mempengaruhi PDRB.

Dengan mengamsumsikan bahwa Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) dapat pula di pengaruhi oleh Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK),

sehingga hubungan tingkat partisipasi angkatan kerja terhadap produk

domestic regional bruto adalah apabila tingkat partisipasi angkatan kerja

meningkat maka produk domestic regional bruto juga akan mengalami

peningkatan pula sehingga persamaan (2.2) menjadi:

Y=f(X1,X2,X3)………(2.3)

Dimana Y adalah Produk Domestic Regional Bruto (PDRB) dan X1

Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan X2 Dana Perimbangan (DP) serta X3

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Kerangka pemikiran dalam penelitian ini

(58)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

J. Hipotesis Penelitian

Dalam jurnalnya, Hadi Sasana (2009:106) menjelaskan bahwa pendapatan

asli daerah dan dana perimbangan dapat mempengaruhi meningkatnya

pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Karena pendapatan asli

daerah dan dana perimbangan merupakan salah satu aspek dalam otonomi

daerah dan desentralisasi fiscal dari segi pengelolaan keuangan.

. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang “perimbangan

keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. Sumber pembiayaan

pemerintah daerah di dalam rangka perimbangan keuangan Pemerintah pusat

dan daerah di laksanakan atas dasar desentralisasi, dekonsentralisasi, dan

pembantuan.” Sumber- sumber penerimaan yang di gunakan untuk pendanaan

pemerintah daerah dalam rangka melaksanakan desentralisasi fiskal terdiri

dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, pinjaman daerah, dan lain-lain

penerimaan yang sah.

Dalam jurnalnya, Wiratno (2008: 8) menjelaskan bahwa “modal

pembangunan yang penting untuk meningkatkan pertumbuhn ekonomi daerah

PAD

DANA PERIMBANGAN

TPAK

(59)

selain dari keuangan daerah adalah sumber daya manusia. Partisipasi aktif dari

seluruh masyarakat akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut

yang dibisa di lihat dari Tingkat partisipasi angkatan kerja.

Melihat beberapa penelitian telah menunjukan bahwa pendapatan asli

daerah dan dana perimbangan merupakan memiliki peranan sangat penting

dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah. Pendapatan asli daerah

menunjukan tingkat kemandirian suatu daerah, sedangkan untuk dana

perimbangan semakin banyak dana perimbangan yang di terima dari pusat

berarti menunjukan bahwa daerah tersebut belum mandiri dan masih

tergantung dengan pemerintah pusat.

Berdasarkan kerangka berfikir diatas dan teori serta penelitian

sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian maka di buat hipotesis sebagai

berikut :

1. Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap PDRB

secara Simultan

2. Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap PDRB

Gambar

Gambar 2.1 Fungsi Produksi Neoklasik
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
TABEL 3.1 Operasional Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nilai Adjusted R Square sebesar 0,913 yang berarti 91,3% keunggulan bersaing pelaku usaha oleh-oleh khas Medan di Jalan Mojopahit dapat dijelaskan oleh variabel

J udul Penelitian : POLA KOMUNIKASI ANTARA GURU DENGAN SISWA SD PENYANDANG DOWN SYNDROM DALAM MENINGKATKAN PRESTASI AKADEMIK DI SEKOLAH INKLUSIF GALUH

Kegiatan dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Propinsi Sulawesi Tengah Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dan dituangkan dalam Penulisan Hukum

pakar bila dikaitkan dengan kemampuan dokter hewan dalam mendiagnosa seca ra dini kondisihewan ternak, dapat diciptakan suatu sistem komputer yang bertugas untuk mengetahui dan

Both the text of the specification and the schema, wfs.xsd, do not seem to correctly define the Native element. The current definition does not allow content within the native

Berdasarkan uji hipotesis 2 yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa mediasi aktif berpengaruh negatif dan sangat signifikan terhadap perilaku agresif pada anak

Hasil pengamatan karakter morfologi mulut dan struktur gigi pada ketiga spesies anggota familia Bagridae yang tertangkap di sungai Serayu menunjukkan perbedaan dengan