• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor dan investasi dalam negeri (PMDN) terhadap pertumbuhan ekonomi kota Jkarta (PDRB) periode 1986-2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor dan investasi dalam negeri (PMDN) terhadap pertumbuhan ekonomi kota Jkarta (PDRB) periode 1986-2009"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR,

DAN INVESTASI DALAM NEGERI (PMDN) TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA JAKARTA (PDRB)

PERIODE 1986-2009

SKRIPSI

Oleh :

Siti Mahmudah

Nim : 107084000196

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN ILMU EKONOMI STUDY PEMBANGUNAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Siti Mahmudah

2. Tempat & Tgl Lahir : Jakarta, 25 Juni 1989

3. Alamat : Jl. Budi mulya GG.VII 009/011 4. Telepon : 085717245969/ 02199642618

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD : Madrasah Iftidayah (MI) Jakarta

2. SMP : SMP Negeri 34 Jakarta

3. SMA : SMA Datur Tafsir Bogor

III.LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Endang

2. Tempat & Tgl Lahir : Jakarta 11 Agustus 1962 3. Alamat : Jl. Budi mulya GG.VII 009/011

4. Telepon : 02192766883

5. Ibu : Rosmiyati

6. Tempat & Tgl Lahir : Bogor 11 February 1968 7. Alamat : Jl. Budi mulya GG.VII 009/011

8. Telepon : 02198452042

(7)

ii

ABSTRACT

This study aims to analyze the the effect of Value Added of Industry, Export, Import, and Investments (PMDN) against the to economic growth period 1986-2009 in Jakarta in the short and long term. The analysis was using years time series data which published by Central Bureau of Statistics (BPS). The method which is used in this study apply model the dynamic Engle and Granger, Error Correction Model (ECM).

The analysis showed that the variable Value Added of Industry, Import, and Investments (PMDN) had no effect in the short term to Economic Growth, while in the long term Value Added Industries and Investments (PMDN) has a significant effect on Economic Growth.

(8)

iii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Nilai Tambah Industri, Ekspor, Impor, dan Investasi (PMDN) dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi di DKI Jakarta periode 1986-2009. Analisis dilakukan dengan menggunakan data runtut waktu tahunan yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model dinamik Engle dan Granger, Error Correction Model (ECM).

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel Nilai Tambah Industri, Impor, dan Investasi (PMDN) tidak mempunyai pengaruh dalam jangka pendek terhadap Pertumbuhan Ekonomi di DKI Jakarta, sedangkan dalam jangka panjang Nilai Tambah Industri dan Investasi (pmdn) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di DKI Jakarta.

(9)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmanirrahiim,

Segala puji bagi Allah SWT yang menguasai alam semesta dan yang telah begitu banyak memberikan Rahmat dan Kasih Sayang-Nya. Rangkaian kata syukur tak kan pernah cukup untuk menggambarkan rasa terima kasih penulis pada Allah SWT. sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Pengaruh Nilai Tambah Industri, Ekspor, Impor dan Investasi (PMDN) terhadap Pertumbuhan

Ekonomi kota DKI Jakarta Periode 1986-2009”.

Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW sebagai Tauladan terbaik, keluarga, sahabat serta para pengikutnya, yang telah merubah dari zaman jahiliyah menjadi zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan, semoga kita mendapat safa’atnya dihari yang pasti dan dinanti.

Pada kesempatan ini, penulis rasanya wajib mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang-orang yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, “semoga Allah SWT memberikan balasan yang terbaik”, terutama kepada:

1. Ibunda Rosmiyati, yang tak pernah berhenti mengiringi langkahku dengan do’anya yang penuh keikhlasan,yang tak pernah letih menguatkanku dengan petuah-petuah bijaknya disaat ku lemah dan membuat ku tegar dalam menghadapi semua cobaan yang diberikan Allah SWT. Ayahanda Endang, yang telah menjadi teladan bagi penulis untuk memamahi arti kesabaran dan kekhilasan, serta telah mendidik penulis untuk menjadi seorang wanita yang tangguh dan bijaksana.

2. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bekerja keras mengembangkan FEB. 3. Bapak Prof. Dr.Ahmad Rodoni MM, selaku pembantu dekan bagian akademik

(10)

v

4. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan, tuntunan, motivasi, pengarahan yang luar biasa kepada penulis menyempatkan waktunya untuk membaca dan mengkoreksi skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Mudah-mudahan Allah SWT. membalas segala kebaikannya dengan sebaik-baiknya balasan.

5. Bpk Fahmi Wibawa, SE. MBA. Pembimbing II yang banyak meluangkan waktunya untuk berdiskusi dengan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan memberikan banyak ilmu-ilmu baru, semoga Allah SWT mencatat segala amal kebaikannya sebagai ibadah.

6. Bpk Drs. Lukman, M. Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Study Pembangunan.

7. Ibu Utami Baroroh, M.Si. selaku Wakil Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Study Pembangunan.

8. Bpk Roikhan Mochamad Aziz, MM, Selaku Penguji Ahli, juga sebagai Penemu SinlamimTheory @319913616.

9. Seluruh dosen yang telah ikhlas mengajarkan ilmunya dan berbagi pengalaman, serta para staff akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

10. My big family brothers and sister, Iman Ruslanudin, Zainal Falah, Ikmal Baihaqi, Kartika Sari, untuk bantuan dan doanya kalian terima kasih, terutama untuk keponakan aku yang baru lahir (Ziddan) yang bisa membuat aku tersenyum, sehingga aku bisa menyelesaikan skripsi ini.

11. Agustiarman Basirun SE, yang selalu menemaniku selama hampir tiga tahun lebih dan banyak membantuku dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih untuk doa dan motivasi yang diberikan selama ini sehingga aku bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

(11)

vi

13. Teman-teman IESP Mahda, Ely, Niar, Mario, Ganda, Ndang dkk yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan sayang saya.

14. Teman-teman satu kosan Eliyana, Nurul, ka Len, Upi, Eneng, Uci, Puzy, Opie, yang telah banyak membantu penulis dalam penulisan skripsi ini dan maaf untuk kamar depan selalu berantakan dengan buku-buku saya yang berserakan. Thank’s Friends.

15. Teman-teman BEMJ IESP periode 2007, yang telah bersama-sama belajar untuk memikul sebuah tanggung jawab dan melakukan sesuatu yang berarti bagi fakultas Ekonomi.

16. Segenap pegawai perpustakaan nasional, Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia (BI), dan LIPI yang telah melayani dan memantu proses pengumpulan data dan literature. dan untuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih yang terdalam untuk bantuan, dukungan, dan doanya. Semoga keberkahan dan kesuksesan selalu menyertai kita semua. Amin

Akhirnya, semoga bantuan, doa dan semangat yang diberikan dapat menjadi amalan bagi semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan serta penyusunan skripsi ini.

Jakarta, 18 November 2011

Siti Mahmudah

(12)

vii DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... i

ABSTRCT ... ii

ABTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Pertumbuhan Ekonomi dalam Konteks Pembangunan ... 13

B. Hakekat Pertumbuhan Ekonomi ... 16

C. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi ... 18

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi ... 29

1. Nilai Tambah Industri (Sedang/Besar) ... 29

2. Teori Perdagangan Internasional ... 33

2.1. Pengertian Ekspor ... 35

2.2. Pengertian Impor ... 41

3. Investasi ... 44

3.1 Pengertian Investasi ... 44

3.2 PMDN ... 49

E. Penelitian Terdahulu ... 51

F. Kerangka Pemikiran ... 57

(13)

viii

BAB III METODE PENELITIAN ... 61

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 61

B. Metode Penentuan Populasi Dan Sampel ... 61

C. Metode Pengumpulan Data ... 62

D. Metode Analisis Data... 63

1. Uji Normalitas ... 64

2. Uji Linieritas ... 65

3. Uji Stasioner ... 65

a. Uji Akar Unit ... 66

b. Uji Derajat Integrasi ... 67

4. Uji Kointegrasi ... 68

5. Uji Asumsi Klasik ... 69

a. Uji Autokorelasi ... 69

b. Uji Heteroskedatisitas ... 71

c. Uji Multikolinieritas ... 72

6. Uji Error Correction Term (ECT) ... 72

7. Uji Error Correction Model (ECM) ... 73

E. Operasional Variabel Penelitian ... 75

1. Variabel Independen ... 75

2. Variabel Dependen ... 75

BAB IV METODE PENELITIAN ... 80

A. Deskripsi Obyek Penelitian ... 80

1. Keadaan Geografis DKI Jakarta ... 80

2. Perkembangan Pertumbuhan ekonomi ... 83

3. Perkembangan Nilai Tambah Industri ... 86

4. Perkembangan Ekspor ... 88

5. Perkembangan Impor ... 91

6. Perkembangan Investasi (PMDN) ... 94

(14)

ix

1. Uji Normalitas ... 98

2. Uji Linieritas ... 99

3. Uji Stasioner ... 99

a. Uji Akar Unit ... 101

b. Uji Derajat Integrasi ... 101

4. Uji Kointegrasi ... 104

5. Uji Asumsi Klasik ... 104

a. Uji Heteroskedatisitas ... 104

b. Uji Autokorelasi ... 105

c. Uji Multikolinieritas ... 106

6. Pendekatan Error Correction Model (ECM) ... 107

C. Interpretasi Data ... 111

1. Konstanta ... 110

2. Pengaruh NTIND terhadap PDRB ... 110

3. Pengaruh X terhadap PDRB ... 112

4. Pengaruh M terhadap PDRB ... 113

5. Pengaruh INVTS terhadap PDRB ... 115

D. Pembahasan Analisis Ekonomi ... 116

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 120

A. Kesimpulan ... 120

B. Implikasi ... 121

DAFTAR PUSTAKA ... 124

(15)

x

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Hal

1.1 Data PDRB DKI Jakarta Atas Dasar Harga Konstan 3 2000 tahun 1989-2004

1.2 Data Nilai Tambah Besar dan Sedang menurut 4 Klasifikasi Industri 1997-2007

1.3 Data Nilai Ekspor dan Impor DKI Jakarta 1997-2009 6

1.4 Perkembangan Investasi Penanaman Modal Dalam 7 Negeri 1996-2007 Nilai Persetujuan Pemerintah

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu 55

3.1 Menentukan Ada Tidaknya Autokorelasi Uji Durbin-Watson 70

3.2 Menentukan Keputusan Dari Nilai Uji Durbin-Watson 71

3.3 Operasional Variabel 76

4.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi 83

Kota Jakarta (PDRB) Tahun 1986-2009

4.2 Perkembangan Nilai Tambah Industri 86

DKI Jakarta 1986-2009

4.3 Perkembangan Ekspor DKI Jakarta Tahun 1986-2009 88 4.4 Perkembangan Impor DKI Jakarta Tahun 1986-2009 91

4.5 Perkembangan Investasi (PMDN) 94

DKI Jakarta Tahun 1986-2009

4.6 Uji Normalitas 97

4.7 Uji Ramsey Reset Test 98

4.8 Uji Akar Unit Phillips-Perron Test Pada Tingkat Level 100

4.9 Uji Akar Unit Phillips-Perron test pada first difference 101

(16)

xi

4.11 Hasil Uji WhiteHeteroskedasticityTest 104

4.12 Hasil Regresi LM-Test 105

4.13 Hasil Uji Correlation Matrix 106

4.14 Hasil Estimasi Model Dinamis ECM 107

(17)

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Hal

2.1 Skema Analisis Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif 29

2.2 Kerangka Pemikiran 58

4.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi 84

DKI Jakarta 1986-2009

4.2 Perkembangan Nilai Tambah Industri 1986-2009 87

4.3 Perkembangan Ekspor1986-2009 89

4.4 Perkembangan Impor1986-2009 90

(18)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Hal

1 Data Variabel Penelitian 128

2. Data Observasi Setelah di LN 129

3. Uji Normalitas 130

4. Uji linieritas 130

5. Uji Stasioner 130

6. Uji Kointegrasi 133

7. Uji Asumsi Klasik 134

8. Hasil Estimasi Model Dinamis ECM 136

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan suatu daerah dilaksanakan dengan tujuan menciptakan kondisi

masyarakat yang lebih baik. Selain pembangunan fisik, pembangunan sumber daya manusia juga diperlukan. Setiap pembangunan harus selalu diawali dengan

suatu perencanaan. Dalam menyusun suatu perencanaan diperlukan informasi

yang tidak saja harus lengkap, tetapi juga akurat dan tepat. Karena tanpa data, perencanaan yang disusun akan memuat berbagai ketidakpastian atau resiko yang

besar. Peran penting data/ informasi dalam perencanaan suatu pembangunan

daerah mutlak diperlukan agar pembangunan dapat dicapai sesuai dengan yang

diharapkan. Selain hal tersebut di atas data maupun informasi dapat digunakan

juga sebagai evaluasi keberhasilan dari pembangunan suatu daerah baik secara

mikro maupun makro.

Pada umunnya pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara

berkembang mempunyai tujuan antara lain untuk menciptakan pembangunan

ekonomi yang hasilnya secara merata dikecap oleh masyarakat, meningkatkan laju

pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan,

mengurangi perbedaan kemampuan antar daerah, struktur perekonomian yang seimbang. Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan dari pembangunan

ekonomi suatu negara adalah dilihat dari kesempatan kerja yang diciptakan dari

(20)

2

Sumber-sumber ekonomi yang strategis dan dominan tergantung pada faktor

nonfisik dan faktor-faktor manajemen yang mempengaruhi penggunaan

sumber-sumber dominan untuk pertumbuhan yang kualitasnya cukup banyak serta dengan

kualitas cukup tinggi, tetapi bila manajemen penggunaannya tidak menunjang

maka laju pertumbuhan ekonomi akan rendah. Pertumbuhan ekonomi melibatkan perubahan faktor-faktor permintaan yaitu perubahan permintaan agregatif akan

menyebabkan perubahan alokasi sumber-sumber daya dalam perekonomian.

Mekanisme perubahan alokatif harus terjadi dengan cepat dan bebas agar kenaikan kapasitas produksi dapat direalisasi.

Dalam proses pertumbuhan ekonomi berupa sektor atau industri mengalami

penciutan atau perluasan secara lambat, pergeseran atau perpindahan sumber daya

dari sektor yang satu ke sektor yang lain harus dijamin mekanismenya, terjadinya

mungkin sebagian besar melalui mekanisme pasar sehingga pemanfaatan atau

penggunaan sumber daya dalam pertumbuhan ekonomi dapat dilaksanakan secara

efisien (Jhingan, 2000:65).

Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan angka PDRB (Produk

Domestik Regional Bruto). Saat ini umumnya PDRB baru dihitung berdasarkan

dua pendekatan, yaitu dari sisi sektoral/lapangan usaha dan dari sisi penggunaan.

Selanjutnya PDRB juga dihitung berdasarkan harga berlaku dan harga konstan. Total PDRB menunjukkan jumlah seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh

penduduk dalam periode tertentu. ( Berita Resmi Statistik No.29/Th.V/19 Agustus

(21)

3

Tabel 1.1

Pertumbuhan Kota Jakarta (PDRB) Tahun 2001-2009

TAHUN PDRB Menurut Harga

Konstan (Juta Rupiah)

2001 61868256

2002 64338830

2003 76314201

2004 61868256

2005 29527054

2006 31282671

2007 33297125

2008 35369405

2009 371399320

Sumber Data : Badan Pusat Statistik, Jakarta Dalam Angka

Salah satu tolak ukur kinerja dari industri khususnya industri kecil dan

menengah (IKM) adalah tingkat nilai tambah. Nilai tambah diciptakan melalui

kegiatan transformasi faktor-faktor produksi menjadi output yang lebih bernilai

secara ekonomi dengan menggunakan teknologi melalui

komponen-komponennya. Berkaitan dengan peran penting teknologi terhadap pencapaian

kinerja industri khususnya pencapaian nilai tambah, maka perlu dilakukan strategi

(22)

4

Tabel 1.2

Data Nilai Tambah Besar dan Sedang Menurut Klasifikasi Industri di DKI Jakarta

Tahun 2001-2009

TAHUN Nilai Tambah industri (biaya faktor produksi )

Perdagangan luar negeri atau ekspor dan hampir merupkan sektor ekonomi

yang dapat disajikan sebagai motor penggerak pembangunan ekonomi di

Indonesia termasuk DKI Jakarta. Pembangunan DKI Jakarta yang diarahkan

kepada terbentuknya Jakarta sebagai “service city” menempatkan sektor perdagangan sebagai salah satu sektor yang memberikan kontribusi terbesar di

wilayah ini. Data tahun 2009 menunjukan bahwa sektor perdagangan merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di DKI Jakarta dengan

kontribusi 36,92 persen, diikuti oleh sektor jasa-jasa dengan 24,60 persen dan

sektor industri pengolahan dengan 36,92 persen, penyerapan tenaga kerja yang

cukup besar ini tentu merupakan indikator yang menunjukan besarnya kontribusi

sektor ini terhadap perekonomian Jakarta, khususnya dalam penyerapan tenaga

kerja. Semakin cepat perdagangan luar negeri berkembang akan semakin cepat

(23)

5

beberapa ahli ekonomi (Gellis et 1987) menyatakan bahwa sektor perdagangan

dapat berfungsi sebagai enginer of development.

Adanya krisis keuangan global yang terjadi pada pertengahan tahun 2008

mempunyai dampak terhadap perekonomian nasional maupun perekonomian DKI

Jakarta. Dampak tersebut masih terasa pada tahun 2009, yang menyebabkan ekonomi DKI Jakarta pada tahun 2009 mengalami perlambatan dibandingkan

tahun sebelumnya

Salah satu upaya yang dipandang cukup strategis untuk mengatasi krisis adalah peningkatan kinerja perdagangan luar negeri. Selama ini kinerja

perdagangan luar negeri selalu berfluktuatif. Seiring dengan pertumbuhan

ekonomi dunia yang diperkirakan akan melambat dibandingkan pertumbuhan

tahun 2008, kinerja ekpor luar negeri ekspor diharapkan akan memberikan

kontribusi yang cukup signifikan bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia,

termasuk kota Jakarta.

Untuk memancu peningkatan perdagangan luar negeri dibutuhkan daya tarik

investasi, khususnya persaingan sesama Negara yang berusaha menarik investor

agar berinvestasi dinegaranya. Untuk memenangkan persaingan ini, perlu

didukung oleh sarana dan prasarana yang kondusif bagi masuknya investasi asing

di Indonesia. Ini bisa ditempuh melalui kemudahan dalam melakukan perizinan investasi, bea masuk khusunya bahan baku dan penolong maupun barang modal,

promosi dagang yang intensif dan berkesinambungan.

Upaya lain yang tidak kalah pentingnya adalah diversifikasi pasar ekpor

(24)

6

komoditi yang dapat dijadikan sebagai andalan ekpor, terutama ekspor non migas.

Untuk itu diperlukan adanya usaha diversifikasi komoditi-komoditi yang

mempunyai keunggulan kompetitif (competitive adventage) di pasar luar negeri serta komoditi tersebut berbasiskan bahan baku lokal (resaursed based industri) karena usaha jenis inilah yang tahan terhadap terpaan badai krisis. Pengalaman menunjukan bahwa sebagaian besar jenis usaha tersebut berasal dari usaha kecil

menengah.

DKI Jakarta sebagai ibu kota Negara, pusat pemerintah dan perekonomian mempunyai berbagai fasilitas untuk melakukan transaksi internasional sehingga

sebagian besar perdagangan luar negeri Indonesia dilaksanakan melalui pelabuhan

muat DKI Jakarta. Namun dari jumlah tersebut, berapa sebenarnya ekspor/impor

barang-barang (produk) yang benar-benar dari dan ke Jakarta, dan komoditi apa

saja yang menjadi andalan ekspor/impor tersebut, adakah komoditi lain yang lebih

prosfektif untuk dikembangkan.

Tabel 1. 3

Nilai Ekspor dan Nilai Impor Melalui Muat di DKI Jakarta Tahun 2001-2009

2001 19798812260 -7,56 15973651761 -6,31

2002 19959587089 0,81 16189261753 1,355

2003 20454440187 2,48 16169567982 -0,12

2004 24501221918 19,78 23883257384 47,70

2005 26958167238 10,03 26827744132 12,33

2006 29809517655 10,58 27134810269 1,14

2007 32186884841 7,98 34739269326 28,02

2008 36090170062 12,13 63312741522 82,25

2009 32536510048 -9,85 48099308120 -24,03

(25)

7

Adanya investasi-investasi baru memungkinkan terciptanya barang modal

baru sehingga akan menyerap faktor produksi baru yaitu menciptakan lapangan

pekerjaan baru atau kesempatan kerja yang akan menyerap tenaga kerja yang pada

gilirannya akan mengurangi pengangguran. Dengan demikian akan menambah

output dan pendapatan baru pada faktor produksi akan menambah output nasional sehingga akan terjadi pertumbuhan ekonomi.

Tabel 1. 4

INVESTASI (PMDN) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2001-2009

TAHUN PMDN

Sumber Data : Badan Pusat Statistik, Jakarta dalam Angka

Investasi merupakan kegiatan menunda konsumsi atau penggunaan sejumlah

dana pada masa sekarang dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dimasa

yang akan datang. Suatu rencana investasi perlu dianalisis secara seksama.

Analisis rencana investasi pada dasarmya merupakan penelitian tentang dapat

tidaknya suatu proyek (baik besar atau kecil) dapat dilaksanakan dengan berhasil,

atau suatu metode penjajakkan dari suatu gagasan usaha/bisnis tentang

kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha/bisnis tersebut dilaksanakan. Suatu proyek investasi umumnya memerlukan dana yang besar dan akan

mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu dilakukan

(26)

8

pada proyek yang tidak menguntungkan. alasan melakukan investasi adalah

sebagai berikut:

a. Produktivitas seseorang yang terus mengalami penurunan.

b. Tidak menentunya lingkungan perekonomian sehingga memungkinkan suatu

saat penghasilan jauh lebih kecil dari pengeluaran.

c. Kebutuhan-kebutuhan yang cenderung mengalami peningkatan

Dapat dijelaskan untuk memahami hakekat dari investasi dapat diawali dari

memahami dari pengertian investasi tersebut. Pengertian investasi yang berkembang saat ini sangat variatif, antara lain pengertian investasi yang

dikemukakan oleh Diana Eka Putra dalam bukunya “Berburu Uang di Pasar

Modal Panduan Investasi Menuju Kebebasan Financial”.

Selama dari dua dasawarsa terakhir, Negara-negara yang sedang berkembang

menghadapi menurunnya daya serap pasar dunia bagi produk-produk primer

mereka, meningkatnya devisit transaksi berjalan pada neraca-neraca pembayaran

dan adanya rasa percaya terhadap mistik industrialisasi, mendorong Negara dunia

ke tiga termasuk Indonesia untuk mengejar yang umum apa yang diketahui

sebagai strategi pembangunan subtitusi impor. Ini menyebabkan timbulnya suatu

usaha untuk mengganti komoditas, biasanya produk manufaktur yang dahulu

diimpor dengan sumber-sumber produksi dan sediaan dalam negeri. Strategi yang yang tipikal ini, pertama-tama adalah menciptakan rintangan tarif atau kuota

terhadap komoditas tertentu yang diimpor yaitu beberapa barang seperti radio,

sepeda atau alat-alat listrik rumah tangga. Strategi yang tipikal ini melibatkan

(27)

9

dibalik dinding proteksi tarif dan pemberian keringanan pajak dan memperoleh

intensif investasi. Walaupun biaya awal produksi akan mendorng harga eceran

lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga impor, tapi pemikiran ekonomi yang

mendasari pembangunan operasional manufaktur substitusi impor adalah bahwa

akan mengenyam keuntungan produsksi dalam skala yang besar (ini yang dinamakan “industri anak “untuk proteksi tarif) atau bahwa neraca pembayaran akan membaik berhubung impor barang-barang konsumsi dapat dibatasi.

Pertumbuhan ekonomi akan tercapai apabila setiap wilayah atau Negara yang memiliki potensi ekonomi yang dapat diberdayakan seoptimal mungkin dan

didukung dengan pemberdayaan ekonomi daerah, salah satunya kota Jakarta yang

merupakan Ibukota Republik Indonesia, sebuah negara kepulauan dengan sekitar

13.000 pulau dan penduduk lebih dari 200 juta jiwa. Negara Kesatuan Republik

Indonesia memiliki kebhinekaan dalam suku bangsa, bahasa, budaya, serta adat

dan agama. Kebhinekaan tersebut tercermin pula di ibukota negara, Jakarta.

Jakarta yang dewasa ini berpenduduk hampir sepuluh juta jiwa merupakan salah

satu kota di Asia yang paling sering dibicarakan dengan berbagai alasan yang

wajar. Jakarta telah berkembang secara luar biasa dan akan berada pada

kedudukan terdepan dan bertanggung jawab di Asia pada dasawarsa-dasawarsa

mendatang. Jakarta mempunyai kedudukan khas, baik sebagai ibu kota negara maupun ibukota daerah swatantra. Jakarta juga merupakan pusat kegiatan sosial

dan budaya dengan berbagai sarana terbaik di Indonesia dalam bidang pendidikan,

(28)

10

Letaknya yang strategis di Kepulauan Indonesia, menyediakan layanan angkutan

darat, udara, dan laut terbaik di Indonesia.

Kota Jakarta merupakan kota yang mempunyai laju pertumbuhan sangat tinggi

dimana semua kegiatan perekonomian dan pemerintahan terpusat di kota tersebut.

Terpusatnya segala kegiatan di kota Jakarta menyebabkan pertumbuhan kota tersebut yang jauh lebih maju dibandingkan kota-kota yang lainnya.

Dalam situasi seperti sekarang, keunggulan bisnis dan perekonomian bukan

lagi berdasarkan pada strategi keunggulan komparatif (Comparative advantage) melainkan strategi keunggulan kompetitif (Competitive advantage). Globalisasi mengubah struktur perekonomian dunia secara fundamental. Interdependensi

(saling ketergantungan) perekonomian negara semakin erat, keeratan

interdependensi ini bukan saja berlangsung antara negara maju, tapi juga antara

negara berkembang dan negara maju.

Perubahan dalam perekonomian global bisa membawa pengaruh positif dan

negatif bagi perekonomian Indonesia. Gejolak perekonomian dunia yang

membawa pengaruh negatif ini yang harus dapat diantisipasi dengan tepat oleh

Indonesia agar dapat meredam pengaruh negatif terhadap perekonomian

Indonesia. Gejolak perekonomian luar dapat terasa kedalam perekonomian

Indonesia melalui beberapa variabel makro ekonomi, diantaranya, real exchange rate/kurs (nilai tukar riil) dan net export (nilai ekspor bersih/net ekspor). Dua variabel ini merupakan variabel yang langsung berhubungan dengan

perekonomian global dan juga merupakan cerminan perubahan dalam

(29)

11

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut diatas,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Nilai Tambah

Industri, Ekspor, Impor, dan Investasi (PMDN) Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Kota Jakarta periode 1986-2009 ”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut diatas, maka

permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Nilai Tambah Industri berpengaruh dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta periode

1986-2009?

2. Apakah Ekspor berpengaruh dalam jangka pendek maupun jangka panjang

terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta periode 1986-2009?

3. Apakah Impor berpengaruh dalam jangka pendek maupun jangka panjang

terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta periode 1986-2009?

4. Apakah Investasi (PMDN) berpengaruh dalam jangka pendek maupun jangka

panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta periode 1986-2009?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan diatas, maka ada beberapa tujuan penelitian skripsi adalah :

1. Menganalisis pengaruh Nilai Tambah Industri dalam jangka pendek

maupun jangka panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta

(30)

12

2. Menganalisis pengaruh Ekspor dalam jangka pendek maupun jangka

panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta 1986-2009.

3. Menganalisis pengaruh Impor dalam jangka pendek maupun jangka panjang

terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta 1986-2009.

4. Menganalisis pengaruh Investasi (PMDN) dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta 1986-2009.

2. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis Penelitian ini memberikan kesempatan bagi penulis untuk menselaraskan ilmu yang telah diperoleh selama proses perkuliahan,

mengembangkan pengetahuan penulis di bidang ekonomi pembangunan yang telah menjadi ketertarikan penulis, meningkatkan kompetensi diri,

kecerdasan intelektual, dan emosional.

3. Bagi pihak lain Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan referensi

untuk penelitian selanjutnya dan juga dapat sebagai bacaan yang

bermanfaat bagi yang memerlukan.

4. Bagi Universitas, Hasil studi ini dapat dipergunakan sebagai bahan

referensi untuk pengembangan kualitas pendidikan universitas selanjutnya

(31)

13 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertumbuhan Ekonomi dalam Konteks Pembangunan

1. Ekonomi dan Studi Pembangunan

Ekonomi dan studi pembangunan (economics and development studies) sebagai satu-kesatuan istilah, seperti sudah disinggung sebelumnya, lebih

lanjut bisa disimak dalam paparan Todaro & Smith (2009: 6-13), yang diawali

dengan argumentasi mengapa pembangunan ekonomi dan ekonomi pembangunan menjadi bidang kajian dan disiplin yang terpisah dari disiplin

lain dalam ilmu ekonomi.

2. Ekonomi Pembangunan

Ekonomi pembangunan (development economics) sebagai bidang studi yang mengkaji pembangunan ekonomi menjadi salah satu bidang yang paling baru, paling menarik, dan paling menantang di antara cabang-cabang disiplin

ekonomi dan ekonomi politik. Meskipun sudah lebih dari lima dekade

berkembang, masih banyak pihak yang mengatakan bahwa ekonomi

pembangunan sebetulnya bukan suatu cabang khusus dari ekonomi (baca:

ilmu ekonomi, economics) seperti halnya ekonomi makro, ekonomi ketenagakerjaan, keuangan publik, atau ekonomi moneter, karena dianggap

sebagai bentuk amalgamasi dan aplikasi ilmu ekonomi tradisional yang

berlaku khusus bagi ekonomi negara-negara berkembang, misalnya: Afrika,

(32)

14

Todaro & Smith (2009: 6-7) tidak sependapat dengan argumen tersebut.

Menurut kedua penulis ini, meskipun ekonomi pembangunan seringkali

menggunakan prinsip dan konsep yang relevan dari cabang ilmu ekonomi

yang lain, dalam bentuk standar maupun dimodifikasi, bagi sebagian besar

ekonomi pembangunan hal itu adalah suatu bidang studi dengan identitas analitis dan metodologisnya sendiri yang khas dan berkembang dengan cepat,

Barret, dan Davis ( 2007: 345-346).

Selain itu, ekonomi pembangunan tidak sama dengan ekonomi tradisionalnya negara-negara kapitalis maju, atau ekonomi neoklasik.

Ekonomi pembangunan juga tidak sama dengan ekonominya negara-negara yang semula sosialis terpusat. Ekonomi pembangunan tidak lebih dan tidak

kurang tentang ekonomi negara-negara yang secara kontemporer kurang

berkembang dengan berbagai ragam orientasi ideologis, latar budaya berbeda, dan berbagai persoalan ekonomi yang kompleks yang biasanya menuntut

adanya gagasan baru dan peran institusi untuk meyakinkannya.

Pendapat Todaro & Smith tersebut juga sejalan dengan yang

dipublikasikan dalam Wikipedia (2009) berikut: Ekonomi pembangunan

adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mengkaji aspek-aspek ekonomi proses pembangunan pada negara-negara yang berpendapatan rendah. Fokus

ekonomi pembangunan bukan hanya pada metode-metode peningkatkan

pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktural tetapi juga pada perbaikan

(33)

15

pendidikan dan perbaikan kondisi lingkungan kerja, baik melalui jalur publik

maupun swasta.

Jadi, ekonomi pembangunan melibatkan kreasi teori-teori dan

metode-metode yang membantu didalam menentukan tipe kebijakan dan praktik dan

dapat dilaksanakan pada tingkat domestik (lokal) maupun internasional. Hal diatas bisa menyangkut restruktur insentif pasar atau menggunakan metode

matematis seperti optimisasi lintas waktu (inter temporal) bagi analisis projeknya, atau bisa juga melibatkan metode bauran kuantitatif dan kualitatif.

Tidak seperti kebanyakan bidang studi ekonomi yang lain, pendekatan

dalam ekonomi pembangunan bisa melibatkan faktor-faktor sosial dan politik

guna melengkapi perencanaan yang sifatnya khusus.

Pendekatan yang berbeda bisa memperhitungkan faktor-faktor yang

memberi kontribusi pada konvergensi atau non konvergensi ekonomi lintas

rumah tangga, daerah, dan negara.

3. Pembangunan Ekonomi

Pembangunan Ekonomi pada umumnya pembangunan ekonomi yang

diartikan sebagai serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk

mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf pendidikan semakin tinggi dan teknologi semakin meningkat, kesempatan

kerja akan bertambah, tingkat pendapatan meningkat, dan kemakmuran

(34)

16

Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagiai suatu proses

yang menyebabkan kanaikan pendapatan rill per-kapita penduduk suatu

Negara dalam jangka pangajng yang disertai oleh perbaikan system

kelambagaan (Arsyad, 1999). Lebih lanjut Todaro (Arsyad, 1999) mengatakan

bahwa keberhasilan pemangunan ekonomi suatu Negara ditujukkan tiga nilai pokok yaitu (1) berkembangnya kemampuan msayarakat untuk memenuhi

kebutuha pokoknya (basic needs), (2) meningkatnya rasa harga diri (self eftem) masyarakat sebagai manusia dan (3) meningkatnya kemampuan msayarakat untuk memilih (freedom from servitude).

B. Hakekat Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan

perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu bila

dibandingankan dengan tahun yang sebelum. Pertumbuhan ekonomi juga

menggambarkan sampai dimana barang dan jasa telah bertambah pada suatu tahun

tertentu bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sedangkan pengertian pertumbuhan ekonomi menurut Profesor Simon

Kuznets adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari Negara yang

bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada panduduknya

yang ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi institusional (kelembagaan) dan ideologis terhadap

berbagai tuntutan keadaan yang ada.

Profesor Kuznet juga mengemukakan enam karekteristik atau ciri proses

(35)

17

a. Tingkat pertumbuhan output per kapital dan pertumbuhan penduduk yang

tinggi

b. Tingkat kenaikan total produktivitas yang tinggi c. Tingkat tranformasi struktural ekonomi yang tinggi

d. Tingkat tranformasi sosial dan ideologi yang tinggi

e. Adanya kecenderungan Negara-negara yang mulai atau yang sudah maju

perekonomiannya untuk berusaha merambah bagian-bagian dunia lainya

sebagai daerha pemasaran dan sumber bahan baku yang baru

f. Terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai

sekitar sepertiga bagian penduduk dunia.

Adapun tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari

setiap bangsa yaitu antara lain:

a. Akumulasi modal (capital accumulation).

Terjadinya apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan

kembali dan tujuan memperbesar output dan pendapatan dikemudian har.

Adanya pengadaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan, dan bahan baku

meningkatkan stok modal (capital stock) secra fisik suatu Negara sehingga memungkinkan terjadinya peningkatan output dimasa mendatan. b. Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja.

Jumlah tenaga kerja yang lebih besar akan menambah jumlah tenaga

produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti

ukuran pasar domestiknya lebih besar.

(36)

18

(1) kemajuan teknologi yang yang bersifat netral (neutral technological progress); yakni teknologi memungkinkan pencapaian tingkat produksi yang lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan

kombinasi faktor input yang sama, (2) kemajuan teknologi yang hemat

tenaga kerja (labor saving technological progress); yakni penggunaan teknologi yang memungkinkan untuk memperoleh output lebih tinggi dari

jumlah input tenaga kerja atau modal yang sama, (3) kemajuan teknologi

yang hemat modal (labor savin technological progress); yakni yang menghasilkan metode produksi padat karya yang lebih efesien.

Sedangkan sumber-sumber utama bagi pertumbuhan ekonomi adalah adanya

investasi-investasi yang mampu memperbaiki kualitas modal atau sumber daya

manusia dan fisik, yang selanjutnya berhasil meningkatkan kuantitas sumber daya

produktif yang bisa meningkatkan produktifitas seluruh sumber daya melalui

penemuan-penemuan baru, inovasi, dan kemajuan teknologi.

C. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori pertumbuhan ekonomi bisa didefinisikan sebagai penjelasan mengenai

faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka

panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi

(37)

19

Teori Pertumbuhan Ekonomi Wilayah (regional) yang populer, yaitu:

1. Eksport Base Model, yang dipelopori oleh North pada tahun 1955 dan kemudian dikembangkan oleh Tiebout (1956). Kelompok ini mendasarkan

pandanganya dari sudut teori lokasi, yang berpendapatan bahwa

pertumbuhan ekonomi suatu wilayah akan lebih banyak di temukan oleh jenis keuntungan lokasi dan dapat digunakan daerah tersebut sebagai

kekuatan kegiatan ekonomi. Menurut pandangan mereka, pertumbuhan

suatu daerah di tentukan oleh eksploitasi kemanfaatan alamiah dan pertumbuhan basis ekspor daerah yang bersangkutan yang juga di

pengaruhi oleh tingkat permintaan eksternal dan daerah-daerah lainya. Ini

berarti bahwa pertumbuhan ekonomi suatu wilayah harus disesuaikan

dengan keuntungan lokasi yang dimilikinya dan tidak harus sama dengan

strategi pembangunan pada skala nasional.

2. Model Neo Klasik, model ini dipelopori oleh Stain pada tahun 1964. Kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Roman dan Siebert. Menurut

model ini pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan sangat ditentukan oleh

kemampuan daerah tersebut untuk meningkatkan produksinya, sedangkan

kegiatan produksi suatu daerah tidak hanya ditentukan oleh potensi daerah

yang bersangkutan, tetapi juga oleh mobilitas tenaga kerja dan mobilitas modal antardaerah. Dalam hal ini penganut model Neo Klasik

beranggapan bahwa mobilitas faktor produksi, baik modal maupun tenaga

kerja, pada pemulaan proses pembangunan kurang lancar. Akibatnya, pada

(38)

20

lebih maju sehingga kesenjangan pertumbuhan ekonomi cenderung

melebar.

3. Cumulative Causation Models. Teori ini dipelopori oleh Myrdal pada tahun 1975 dan kemudian di formulasikan lebih lanjut oleh Kaldor. Teori

ini berpendapat bahwa peningkatan pemerataan pembangunan antardaerah tidak hanya dapat diserahkan pada kekuatan pasar, tetapi perlu adanya

campur tangan pemerintah dalam bentuk program-program pembangunan

regional terutama untuk daerah yang relatif masih tertinggal.

4. Core Poriphery Models. Teori ini menekankan analisis pada hubungan yang erat dan saling mempangaruhi antara pembangunan kota (core) dan

desa (periphery). Menurt teori ini, gerak langka pambangunan daerah

perkotaan akan lebih banyak di tentukan oleh keadaan desa di sekitarnya.

Sebaliknya corak pembangunan daerah pedesaan tersebut juga sangat di

tentukan oleh arah pembangunan perkotaaan. Dengan demikian aspek

interaksi antardaerah sangat ditonjolkan.

1. Ada beberapa Teori Klasik tentang Pertumbuhan Ekonomi, yaitu:

a. Pandangan Adam Smith

Adam Smith (1723 – 1790), yang terkenal dengan teori nilainya yaitu

(39)

21

tersebut Smith, mungkin orang yang pertama yang mengungkapkan proses

pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang secara sistematis, dan

menurut Adam Smith juga, pembuat istilah tersebut, "invisible hand"

dibentuk dari pertemuan kekuatan2 kepentingan pribadi, kompetisi,

penawaran, dan permintaan, yang menurut beliau mampu mengalokasikan (mengatur) sendiri sumber-sumber daya dalam masyarakat.

Oleh sebab itu, teori Adam Smith sering dianggap sebagai awal dari

pengkajian masalah pertumbuhan secara sistematis (Boediono, 1985 : 7). Menurut Adam Smith, ada dua aspek utama dari pertumbuhan

ekonomi yaitu :

a). Pertumbuhan Output (GDP) total

b). Pertumbuhan Penduduk

Dalam pertumbuhan output Adam Smith melihat sistem produksi suatu

negara terdiri dari tiga unsur pokok yaitu :

a). Sumber-sumber alam yang tersedia (atau faktor produksi

tanah)

b). Sumber-sumber manusiawi (jumlah penduduk)

c). Stok barang kapital yang ada

Menurut Smith, sumber-sumber alam yang tersedia merupakan wadah yang paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlah

sumber-sumber alam yang tersedia merupakan batas maksimum bagi

pertumbuhan perekonomian tersebut. Artinya, selama sumber-sumber ini

(40)

22

produksi adalah dua unsur produksi yang lain, yaitu jumlah penduduk dan

stok kapital yang ada. Dua unsur lain inilah yang menentukan besarnya

output masyarakat dari tahun-ketahun. Tetapi apabila output terus

meningkat, sumber-sumber alam akhirnya akan sepenuhnya dimanfaatkan

(dieksploitir), dan pada tahap ini sumber-sumber alam akan membatasi output. Unsur sumber alam ini akan menjadi batas atas dari pertumbuhan

suatu perekonomian.

Dalam buku perbandingan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi berlandaskan metode Silammin Hand, sebagai pengganti dari teori

impisibel hand. Dalam metode tersebut, pertumbuhan ekonomi dibangun

ada 3 (tiga) kekuatan, yaitu: pemerintah daerah, masyarakat dan usaha.

Ketiga kekuatan tersebut merupakan transformasi dari agregat pencipta,

agregat ciptaan, dan agregat hasil, sehingga pertumbuhan ekonomi tidak

lagi didominasi oleh perspektif modal ( kapitalis ) tetapi, sudah

berintegrasi dengan nilai-nilai agama, antara lain, manusia diciptakan oleh

tuhan untuk ibadah. Selanjutnya perekonomian akan lebih bermanfaat,

berkeadilan, dan beretika. Pertumbuhan ekonomi (dalam arti pertumbuhan

output dan pertumbuhan penduduk) akan berhenti apabila batas atas ini

dicapai (Boediono, 1985 : 8). b. Pandangan David Ricardo

David Ricardo (1772–1823) mengembangkan teori pertumbuhan

Klasik lebih lanjut. Pengembangan ini berupa penjabaran model

(41)

konsep-23

konsep yang dipakai maupun dalam hal mekanisme proses pertumbuhan

itu sendiri. Namun perlu ditekan lagi disini bahwa garis besar dari proses

pertumbuhan dan kesimpulan-kesimpulan umum yang ditarik oleh Ricardo

tidak terlalu berbeda dengan teori Adam Smith. Tema dari proses

pertumbuhan ekonomi masih pada perpacuan antara laju pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan output. Kesimpulan umumnya masih

tetap bahwa dalam perpacuan tersebut penduduklah yang akhirnya

menang, dan dalam jangka panjang perekonomian akan mencapai posisi stationer. Seperti juga dengan Adam Smith, Ricardo menganggap bahwa

jumlah faktor produksi tanah (yaitu, sumber-sumber alam) tidak bisa

bertambah, sehingga akhirnya bertindak sebagai faktor pembatas dalam

proses pertumbuhan suatu masyarakat (Boediono, 1985 : 17).

c. Pandangan Arthur Lewis

Boediono, (1985 : 35) Salah satu perumusan yang terkenal dari teori

Klasik dalam konteks permasalahan pembangunan ekonomi negara-negara

berkembang diungkapkan oleh ekonom zaman modern Arthur Lewis.

Model pertumbuhan dengan suplay tenaga kerja yang tak terbatas

merupakan model pertumbuhan Arthur Lewis. Pokok permasalahan yang

dikaji oleh Lewis adalah bagaimana proses pertumbuhan terjadi dalam perekonomian dua sektor :

a. Sektor tradisional, dengan produktivitas rendah dan sumber tenaga

(42)

24

b. Sektor modern, dengan produktivitas tinggi dan sebagai sumber

akumulasi capital.

2. Ada Beberapa Teori-Teori Modern dalam Teori Pertumbuhan Ekonomi,

yaitu :

a. Pandangan Harrod – Domar

Teori Harrod – Domar adalah perkembangan langsung dari teori makro

Keynes jangka pendek menjadi suatu teori makro jangka panjang. Aspek

utama yang dikembangkan dari teori Keynes adalah aspek yang menyangkut peranan investasi dalam jangka panjang. Dalam teori Keynes,

pengeluaran investasi mempengaruhi permintaan agregat tetapi tidak

mempengaruhi penawaran agregat. Harrod – Domar melihat pengaruh

investasi dalam perspektif waktu yang lebih panjang. Menurut

keduaekonom ini, pengeluaran investasi tidak hanya mempunyai pengaruh

(lewat proses multiplier) terhadap permintaan agregat, tetapi juga terhadap

penawaran agregat melalui pengaruhnya terhadap kapasitas produksi.

Dalam perspektif waktu yang lebih panjang ini, investasi menambah stok

kapital misalnya, pabrik-pabrik, jalan-jalan, dan sebagainya (Boediono,

1985 : 59).

Hubungan antara stok kapital dengan penawaran agregat adalah setiap penambahan stok kapital masyarakat meningkatkan pula kemampuan

masyarakat untuk menghasilkan output. Output yang dimaksud adalah

output yang potensial bisa dihasilkan dengan stok kapital (kapasitas

(43)

25

Laju pertumbuhan natural dalam sistem Harrod yang sederhana adalah

persentase pertumbuhan satuan tenaga kerja efisien per tahun; sebagai

kondisi (syarat) pertumbuhan seimbang maka output dan kapital harus

juga tumbuh dengan laju pertumbuhan natural yang sama (Boediono, 1985 : 68)

Dalam analisis Harrod-Domar yang menjadi pokok persoalan analisis

adalah: apakah syarat yang diperlukan agar pertumbuhan ekonomi akan terus-menerus teguh pada masa depan?

Untuk menunjukan hubungan di antara analisi Keynes dengan teori

Harrad-Domar terlebih dahulu akan diperhatikan kembali teori

keseimbangan kegiatan perekonomian yang dikemukakan dalam teori

Keynes. Seperti telah dilihat. Teori Keynes pada hakikatnya menerangkan

bahwa perbelanjaan agregat akan menentukan tingkat kegiatan

perekonomian. Dalam perekonomian dua sektor perbelanjaan agregat

terdiri dari konsumsi rumah tangga dan investasi perusahaan. Analisis

yang dikembangkan oleh Keynes menunjukan kepada kita bagaimana

konsumsi rumah tangga dan investasi perusahaan tersebut akan

menantukan tingkat pendapatan nasional. Analisis Harrad-Domar

mengingatkan kita bahwa sebagai akibat investasi yang dilakukan tersebut pada masa berikutnya kapasitas barang-barang modal dalam perekonomian

akan bertambah. Seterusnya dalam teori Harrad-Domar dianalisi keadaan

yang perlu wujud agar pada masa berikutnya barang-barang modal yang

(44)

26

Teori Harrad-Domar menunjukan bahwa jawaban persoalan ini relatif

sederhana, yaitu: agar seluruh barang modal yang tersedia digunakan

sepenuhnya, permintaan agregat haruslah bertambah sebanyak kenaikan

kapasitas barang-barang modal yang terwujud sebagai akibat dari investasi

dimasa lalu.

b. Pandangan Solow – Swan

Robert Solow dan Trevor Swan secara sendiri-sendiri mengembangkan

model pertumbuhan ekonomi yang sekarang sering disebut dengan nama model pertumbuhan Neo Klasik. Model Solow dan Swan memusatkan

perhatianya pada pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuan

teknologi dan output saling berinteraksi dalam proses pertumbuhan

ekonomi (Boediono, 1985 : 81).

c. Pandangan Schumpeter

Joseph Schumpeter hidup di zaman modern (1883-1950). Dari segi

teori Schumpeter bisa digolongkan dalam kelompok teori pertumbuhan

Klasik. Namun dari segi kesimpulannya khususnya mengenai prospek

perbaikan hidup masyarakat banyak dalam perekonomian kapitalis.

Berbeda dengan ekonom-ekonom Klasik sebelumnya, ia optimis bahwa

dalam jangka panjang tingkat hidup orang banyak bisa ditingkatkan terus sesuai dengan kemajuan teknologi yang bisa dicapai masyarakat tersebut.

Sejalan juga dengan para ekonom modern, Schumpeter tidak terlalu

menekankan pada aspek pertumbuhan penduduk maupun aspek

(45)

27

Scumpeter, masalah penduduk tidak dianggap sebai aspek sentral dari

proses pertumbuhan ekonomi (Boediono, 1985 : 47).

Schumpeter berpendapat bahwa motor penggerak perkembangan

ekonomi adalah suatu proses yang di beri nama inovasi, dan para pelakunya adalah para wiraswasta atau inovator atau entrepreuner. Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa diterangkan dengan

adanya inovasi oleh para entrepreuner (Boediono, 1985 : 47).

Gambaran umum dari proses kemajuan ekonomi menurut Schumpeter adalah membedakan antara pengertian pertumbuhan ekonomi dan

pengertian perkembangan ekonomi. Keduanya adalah sumber dari

peningkatan output masyarakat, tetapi masing-masing mempunyai sifat

yang berbeda. Pertumbuhan ekonomi di artikan sebagi peningkatan output

masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor

produksi yang digunakan dalam proses produksi masyarakat tanpa adanya

perubahan cara-cara atau teknologi produksi itu sendiri. Pertumbuhan

ekonomi adalah satu sumber kenaikan output, sedangkan perkembangan

ekonomi adalah kenaikan output yang disebabkan oleh inovasi yang dilakukan oleh para wiraswasta. Inovasi berarti perbaikan teknologi dalam arti luas mencakup penemuan produk baru, pembukaan pasar baru dan sebaginya. Tetapi yang penting adalah bahwa inovasi menyangkut perbaikan kwalitatif dari sistem ekonomi itu sendiri, yang bersumber dari

(46)

28

Menurut pendapatan Schumpeter, inovasi tidak akan terus-menerus

berlangsung tetapi berlaku secara periodik yaitu adakalanya banyak

dilakukan dan pada masa selanjutnya kurang dilakukan. Pada ketika para

pengusahan kurang melakukan investasi kemerosotan kegiatan ekonomi

akan berlaku. Pertumbuhan ekonomi akan berlaku kembali sekiranya para pengusaha melakukan inovasi yang baru yang akan menggalakan

investasi, perkembangan kegiatan ekonomi dan peningkatan dalam

produksi nasional (Sukirno 2005: Hal 450).

3. Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif

Kajian diagnosa pertumbuhan ekonomi yang inklusif ini akan lebih

melihat pada kendala yang menghambat masyarakat miskin dan mayoritas

angkatan kerja untuk berkontribusi dan mendapatkan manfaat dari

pertumbuhan ekonomi tersebut. Inklusifitas tersebut lebih mengacu pada

kesejahteraan peluang yang mereka miliki dalam hal akses kepada pasar,

sumber daya, dan lingkungan peraturan yang tidak bias bagi kalangan bisnis

dan individu. Laporan Bank Dunia (2008) menyatakan bahwa analisa

pertumbuhan ekonomi yang inklusif berfokus pada cara-cara untuk

meningkatkan laju pertumbuhan dengan memanfaatkan atau mendayagunakan

bagaian dari angkatan kerja yang masih terperangkap dalam kegiatan produktifitas rendah atau sama sekali tidak diikutsertakan dalam proses

(47)

29

Gambar 2.1

Skema Analisis Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif

Sumber: Elena lanchovichina dan Susanna Lundstrom pada”inclisive

Growth Analiytics” (2009)

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

1. Nilai Tambah Industri (Sedang/Besar) (X1)

Nilai tambah industri merupakan tambahan nilai yang diperoleh dari setiap

unit industri besar dan sedang yang ada disuatu daerah. Nilai Tambah Industri ini menggunakan Nilai Tambah Industri berdasarkan biaya faktor produksi.

Secara umum mengenai nilai tambah seperti dikatakan oleh Richard G.

Lipsey, peter O, Steiner dalam bukunya yang berjudul Economics, bahwa :

"Value added is value of its output minus the value of input that it pruchases

from other firms,

Lebih lanjut nilai tambah itu sendiri dapat dibagi nenjadi nilai tambah

bruto dan nilai tambah netto seperti yang dinyatakan oleh Biro Neraca Pertumbuhan

ekonomi

Meningkatnya penghasilan melalui tenaga kerja yg produktif

upah sendiri

Analisis

lingkungan bisnis

Pekerja Upah

Analisis kelayakan kerja

(48)

30

Nasional pusdikfat Statistik dalam bukunya : "pedoman penghitungan

Pendapatan Regional di Indonesia" sebagai berikut :

"Nilai tambah bruto sektor industri diperoleh dengan mengurangkan nilai

biaya antara outputnya” yang dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

NTB =NPB - BA Di mana:

- NTB : Nilai Tambah Bruto (value added)

- NPB : Nilai Produksi Bruto (Output)

- BA : Biaya Antara ( Intermediate Consumption)

NiIai produksi bruto dihitung dengan mengalihkan banyaknya barang atau

jasa yang dihasilkan dengan harga barang atau jasa tersebut.

Nilai tambah merupakan nilai suatu produk sebelum diolah, dengan

setelah diolah per satuanya, nilai tambah diketahui dengan melihat selisih

antra nilai output dengan nila input suatu industry. Nilai output atau biaya

produksi terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya

yang dikeluarkan suatu industri secara rutin setiap priode tertentu dan jumlah

yang tetap,

Sedangkan biaya variabel meliputi biaya bahan utama, bahan penolong,

upah tenaga kerja, biaya bahan bakar dan biaya pemasaran. Sedangkan yang nilai input suatu industri (penerimaan) merupakan hasil kali antara harga

produk barang dengan jumlah barang yang diproduksi. Dalam hal ini nilai

tambah industri yang dimaksud adalah nilai tambah yang dihasilkan oleh

(49)

31

1.1 Industri menjadi penggerak utama pembangunan

Dengan pemberian arah yang jelas, utamanya pembangunan industri

berorientasi ekspor, kemampuan dunia usaha yang kian meningkat dengan

dukungan iklim usha yang kondusif serta penyediaan sarana dan prasarana

yang memadai, makna ekspor non migas mampu menjadi penggerak utama pembangunan. Dalam ekspor non migas peranan ekspor hasil industri sangat

strategis. Selai menjadi penghasil devisa yang besar juga telah menggerakan

ekonomi masyarakat. Peranan ekspor hasil industri semakin dominan; dalam tahun 1991/1992 yang mencapai US$ 16,2 miliar yang merupakan 85% dari

ekspor non migas dan 55% total ekspor Indonesia.

Menurut Sandy (1985:154) industri adalah usaha untuk memproduksi

barang jadi dari bahan baku atau bahan mentah melalui proses penggarapan

dalam jumlah besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga

satuan yang serendah mungkin tetapi dengan mutu setinggi mungkin. 1.2 Strategi Pembangunan Sektor Industri

Dalam melakukan industrilisasi, ada dua pilihan strategi, yakni strategi

subtitusi impor (SI) atau strategi promosi ekspor (PE). Strategi SI sering

disebut kebijakan inward-looking, yakni strategi yang memfokuskan pada pengembangan industri nasional yang berorientasi kepada pasar domestik. Sedangkan strategi PE sering disebut kebijakan outward-looking, yakni strategi yang memfokuskan pada pengembangan industri nasional lebih

berorientasi kepasar internasional. Strategi SI dilandasi oleh pemikiran bahwa

(50)

32

industri di dalam negeri yang memproduksi barang-barang pengganti M

(subtitusi M). Sedangkan, strategi PE dilandasi oleh pimikiran bahwa laju

pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya bisa direalisasikan jika

produk-produk yang dibuat di dalam negeri dijual di pasar X (Tulus Tambunan 2003;

Hal 298).

1.3 Konsep Nilai Tambah dalam Konteks Makroekonomi

a. Konsep Haller dan Stolowy (1995)

Nilai tambah industri atau Value Added adalah suatu konsep yang dapat mengukur performance entitas ekonomi, VA merupakan konsep utama pengukuran pendapatan suatu Negara. Konsep ini secara

trandisional berakar pada ilmu ekonomi makro. Terutama yang

berhubungna dengan perhitungan pendapatan nasional yang diukur dengan

Produk Nasional atau Produk Domestik.

b. Konsep Haller dan Stolowy (1995)

Menurut kelompok ini, konsep Nilai Tambah Industri ini berakar dari

konsep theory of the economic circle yang dikembangkan pertama kali di Prancis oleh Quesnay (1670). Teori nilai tambah ini dikombinasikan

dengan system akuntansi yang awalnya sering digunakan untuk

menghitung perkembangan ekonomi suatu Negara dibandingkan dengan Negara lainnya.

1.4. Hubungan Nilai Tambah Industri dengan Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan industri di daerah merupakan bagian dari segi

(51)

33

pembangunan industri di daerah merupakan salah satu kunci pokok suksesnya

pelakasanaan pembangunan industri nasional. Sektor industri , dalam hal ini

adalah industri besar dan sedang harus dikembangkan karena merupakan

sektor yang potensial dalam membantu suksesnya pelaksanaan pembangunan,

dimana sektor ini dapat menyerap tenaga kerja yang banyak, mempunyai peluang pasar yang lebih baik dibanding sektor lainnya.

2. Teori Perdagangan Internasional

Dewasa ini dapat dikatakan bahwa tidak ada negara di dunia ini yang mampu memisahkan dirinya dengan negara lain terutama dalam memenuhi

kebutuhannya. Suatu negara dapat saja memenuhi salah satu kebutuhannya,

namun dilain pihak ada kebutuhan lain yang tidak dapat dipenuhi dari dalam

negeri karena alasan-alasan tertentu seperti keterbatasan dalam sumber daya

alam, kekurangan modal, skill yang belum memadai dan lain-lain. Kebutuhan

demikian ini biasanya diperoleh dari negara lain melalui kegiatan

perdagangan. Jadi telah terbentuk saling ketergantungan antara negara-negara

yang ada di dunia ini.

Dengan adanya saling ketergantungan dan semakin terbukanya

perekonomian dunia, maka kegiatan perdagangan internasional menjadi kian

penting peranannya.

Perdagangan luar negeri atau perdagangan internasional sebagai salah satu

bagian dari analisa ekonomi pembangunan, memegang peranan penting dalam

usaha peningkatan pendapatan perkapita. Tidak dapat dipungkiri bahwa semua

(52)

34

Hampir tanpa terkecuali semua perekonomian terlibat dalam perdagangan

internasional bagi suatu perekonomian dapat diukur dalam hubungannya

dengan produksi nasional bruto atau Gross National Product (GNP), sebagai

contoh orang dapat mengukur keterbukaan suatu perekonomian melalui

peranan impor perekonomian berbeda dengan perekonomian yang lain. Perdagangan internasional yang bebas, memegang peranan penting dalam

proses perkembangan suatu bangsa seperti yang dikemukakan Todaro (1995)

dalam Purwiyanta (1996) :

“International free trade has often been referred to as the ‘engine of growth’ that propelled the development of today’s economically advanced nation during nineteenth and early twentieth century. Rapidly expanding export market provided and additional stimulus to growing local demands that led to establishment of large-scale manufacturing industries. Together with a relatively stable political structure and flexible social institutions, these increased export earnings enabled the developing country in the nineteenth century to borrow fund in the international capital market at very low interest rate. This capital accumulation in turn stimulated further production, made possible increased imports, and led to more diversified industrial structure.”

Bahwa perdagangan merupakan mesin pertumbuhan banyak dibahas dalam literatur-literatur ekonomi pembangunan. Surplus yang diperoleh oleh

negara yang melakukan perdagangan internasional berpeluang untuk

(53)

35

Manfaat lain yang diperoleh dari perdagangan, khususnya bagi

negara-negara berkembang mencakup 3 (tiga) hal, yaitu; (1) perdagangan

internasional memperluas pasar, merangsang inovasi dan meningkatkan

produktivitas; (2) perdagangan internasional meningkatkan tabungan dan

akumulasi kapital; (3) perdagangan internasional memiliki efek mendidik dalam hal dorongan atau keinginan terhadap hal-hal yang baru maupun selera

baru dan transfer teknologi, skill dan enterpreneurship.

Perdagangan internasional juga disebut-sebut sebagai suatu mekanisme untuk mewujudkan ketidak seragaman internasional (mechanism of international inequality). Melalui interaksi berbagai kekuatan di pasar menyebabkan setiap negara berbeda dengan negara-negara lainnya baik dalam

hal tingkat pembangunan ekonomi maupun pendapatan perkapita.

2.1Pengertian Ekspor

Salah satu komponen dalam perdagangan internasional; yaitu ekspor,

sering disebut juga sebagai komponen pembangunan utama ( export-led-development) artinya ekspor memegang peranan utama dan signifikan terhadap proses pembangunan suatu bangsa. Salah satu alasannya barangkali

adalah pengalaman beberapa negara yang mempunyai pertumbuhan ekspor

yang tinggi dalam beberapa dekade dan kemudian menjadi negara dengan kekuatan ekonomi yang besar.

Definisi ekspor adalah pengiriman barang dagangan keluar negeri melalui

pelabuhan di seluruh wilayah Republik Indonesia, baik bersifat komersial

(54)

36

pengiriman barang dagang dari luar negeri ke pelabuhan di seluruh wilayah

indonesia kecuali wilayah bebas yang dianggap luar negeri, yang bersifat

komersial maupun bukan komersial. Anonim, (2003)

Menurut pandangan Kotler dan Amstrong, 2001 Ekspor merupakan

bentuk paling sederhana dalam sistem perdagangan internasional dan merupakan suatu strategi dalam memasarkan produksi ke luar negeri.

Faktor-faktor seperti pendapatan negara yang dituju dan populasi penduduk

merupakan dasar pertimbangan dalam pengembangan ekspor.

Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari Daerah Pabean.

Sedangkan yang dimaksud dengan eksportir adalah setiap perusahaan atau

perorangan yang melakukan kegiatan ekspor, untuk mengekspor barang yang

bebas ekspornya dapat dilakukan oleh setiap perusahaan yang telah memiliki

Surat Izin Usaha dari Departemen Teknis/Lembaga Pemerintah Non

Departemen berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (

Hamdani; Seluk-beluk Perdagangan Ekspor-Impor. Jakarta 2007. Hal 12)

Teori keunggulan atau keuntungan absolute dari adam smith yang disebut dengan teori murni perdagangan internasional. Dasar pemikiran dari teori ini

adalah bahwa suatu Negara akan melakukan spesialisasi terhadap produk dan

ekspor suatu (atau beberapa) jenis barang tertentu, dimana Negara tersebut memiliku keunggulan absolutedan tidak produksi atau import suatu (atau

beberapa) jenis barang tertentu dimana Negara tersebuut tidak mempunyai

keunggulan tersebut atas Negara lain yang memproduksi atas barang yang

(55)

37

itu dapat (tidak dapat) memproduksinya lebih fesien atau murah dibandingkan

dengan Negara lain,

a. Teori Ekspor

1. Teori Hecksher-Ohlin

Teori modern ini dalam perdagangan internasional dikemukakan pertama kali oleh Bertil Ohlin pada tahun 1933 dalam bukunya Interregional and In ternasional trade” yang didasarkan sebagian atas tulisan gurunya, yaitu Eli Hecksher, yang ditulisnya pada tahun 1919. Dengan demikian dikenal teori Hecksher – Ohlin. (Soelistio dan

Nopirin, 1977:54)

Dalam Hecksher –Ohlin yang sederhana ada beberapa anggapan yaitu;

a) Dua faktor produksi, yaitu tenaga kerja dan capital.

b) Dua barang yang mempunyai “kepadatan” faktor produksi yang

tidak sama, yang satu (X) lebih padat karya, yang lain (Y) lebih

padat capital.

c) Dua Negara yang memiliki jumlah kedua faktor produksi yang

berbeda. (Boediono, 2000:59)

Inti dari model Hecksher –Ohlin yang diuraikan diatas adalah

suatu Negara lebih cenderung untuk mengeskpor barang yang menggunakan lebih banyak faktor produksi relatif melimpah dinegara

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2 Data Nilai Tambah Besar dan Sedang Menurut Klasifikasi Industri  di DKI
Tabel 1. 4
Gambaran umum dari proses kemajuan ekonomi menurut Schumpeter
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh investasi PMA dan PMDN terhadap penciptaan kesempatan kerja serta pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Labuhan Batu. Untuk

Sedangkan dalam model jangka pendek terdapat enam variabel yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu investasi swasta, belanja modal, subsidi,

engaruh sektor pertanian dan nilai tambah industri terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Enrekang Secara Parsial diperoleh sektor pertanian dengan tingkat signifikansi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel inflasi mempunyai hubungan yang tidak signifikan dalam jangka panjang, tetapi pada jangka pendek memiliki hubungan signifikan yang

Diantara variabel ekspor, impor dan variabel investasi, manakah yang memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur..

Dalam penelitian ini memfokuskan pada penjelasan hubungan antara pertumbuhan ekonomi sebagai variabel dependen dan nilai impor dan ekspor migas sebagai variabel

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel inflasi mempunyai hubungan yang tidak signifikan dalam jangka panjang, tetapi pada jangka pendek memiliki hubungan signifikan yang

Hasil uji kausalitas untuk ketiga variabel penelitian yaitu hubungan antara investasi dengan pertumbuhan ekonomi, ekspor dengan pertumbuhan ekonomi dan