PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR,
DAN INVESTASI DALAM NEGERI (PMDN) TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA JAKARTA (PDRB)
PERIODE 1986-2009
SKRIPSI
Oleh :
Siti Mahmudah
Nim : 107084000196
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN ILMU EKONOMI STUDY PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Siti Mahmudah
2. Tempat & Tgl Lahir : Jakarta, 25 Juni 1989
3. Alamat : Jl. Budi mulya GG.VII 009/011 4. Telepon : 085717245969/ 02199642618
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD : Madrasah Iftidayah (MI) Jakarta
2. SMP : SMP Negeri 34 Jakarta
3. SMA : SMA Datur Tafsir Bogor
III.LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Endang
2. Tempat & Tgl Lahir : Jakarta 11 Agustus 1962 3. Alamat : Jl. Budi mulya GG.VII 009/011
4. Telepon : 02192766883
5. Ibu : Rosmiyati
6. Tempat & Tgl Lahir : Bogor 11 February 1968 7. Alamat : Jl. Budi mulya GG.VII 009/011
8. Telepon : 02198452042
ii
ABSTRACT
This study aims to analyze the the effect of Value Added of Industry, Export, Import, and Investments (PMDN) against the to economic growth period 1986-2009 in Jakarta in the short and long term. The analysis was using years time series data which published by Central Bureau of Statistics (BPS). The method which is used in this study apply model the dynamic Engle and Granger, Error Correction Model (ECM).
The analysis showed that the variable Value Added of Industry, Import, and Investments (PMDN) had no effect in the short term to Economic Growth, while in the long term Value Added Industries and Investments (PMDN) has a significant effect on Economic Growth.
iii ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Nilai Tambah Industri, Ekspor, Impor, dan Investasi (PMDN) dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi di DKI Jakarta periode 1986-2009. Analisis dilakukan dengan menggunakan data runtut waktu tahunan yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model dinamik Engle dan Granger, Error Correction Model (ECM).
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel Nilai Tambah Industri, Impor, dan Investasi (PMDN) tidak mempunyai pengaruh dalam jangka pendek terhadap Pertumbuhan Ekonomi di DKI Jakarta, sedangkan dalam jangka panjang Nilai Tambah Industri dan Investasi (pmdn) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di DKI Jakarta.
iv
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmanirrahiim,
Segala puji bagi Allah SWT yang menguasai alam semesta dan yang telah begitu banyak memberikan Rahmat dan Kasih Sayang-Nya. Rangkaian kata syukur tak kan pernah cukup untuk menggambarkan rasa terima kasih penulis pada Allah SWT. sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Pengaruh Nilai Tambah Industri, Ekspor, Impor dan Investasi (PMDN) terhadap Pertumbuhan
Ekonomi kota DKI Jakarta Periode 1986-2009”.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW sebagai Tauladan terbaik, keluarga, sahabat serta para pengikutnya, yang telah merubah dari zaman jahiliyah menjadi zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan, semoga kita mendapat safa’atnya dihari yang pasti dan dinanti.
Pada kesempatan ini, penulis rasanya wajib mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang-orang yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, “semoga Allah SWT memberikan balasan yang terbaik”, terutama kepada:
1. Ibunda Rosmiyati, yang tak pernah berhenti mengiringi langkahku dengan do’anya yang penuh keikhlasan,yang tak pernah letih menguatkanku dengan petuah-petuah bijaknya disaat ku lemah dan membuat ku tegar dalam menghadapi semua cobaan yang diberikan Allah SWT. Ayahanda Endang, yang telah menjadi teladan bagi penulis untuk memamahi arti kesabaran dan kekhilasan, serta telah mendidik penulis untuk menjadi seorang wanita yang tangguh dan bijaksana.
2. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bekerja keras mengembangkan FEB. 3. Bapak Prof. Dr.Ahmad Rodoni MM, selaku pembantu dekan bagian akademik
v
4. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan, tuntunan, motivasi, pengarahan yang luar biasa kepada penulis menyempatkan waktunya untuk membaca dan mengkoreksi skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Mudah-mudahan Allah SWT. membalas segala kebaikannya dengan sebaik-baiknya balasan.
5. Bpk Fahmi Wibawa, SE. MBA. Pembimbing II yang banyak meluangkan waktunya untuk berdiskusi dengan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan memberikan banyak ilmu-ilmu baru, semoga Allah SWT mencatat segala amal kebaikannya sebagai ibadah.
6. Bpk Drs. Lukman, M. Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Study Pembangunan.
7. Ibu Utami Baroroh, M.Si. selaku Wakil Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Study Pembangunan.
8. Bpk Roikhan Mochamad Aziz, MM, Selaku Penguji Ahli, juga sebagai Penemu SinlamimTheory @319913616.
9. Seluruh dosen yang telah ikhlas mengajarkan ilmunya dan berbagi pengalaman, serta para staff akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
10. My big family brothers and sister, Iman Ruslanudin, Zainal Falah, Ikmal Baihaqi, Kartika Sari, untuk bantuan dan doanya kalian terima kasih, terutama untuk keponakan aku yang baru lahir (Ziddan) yang bisa membuat aku tersenyum, sehingga aku bisa menyelesaikan skripsi ini.
11. Agustiarman Basirun SE, yang selalu menemaniku selama hampir tiga tahun lebih dan banyak membantuku dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih untuk doa dan motivasi yang diberikan selama ini sehingga aku bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
vi
13. Teman-teman IESP Mahda, Ely, Niar, Mario, Ganda, Ndang dkk yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan sayang saya.
14. Teman-teman satu kosan Eliyana, Nurul, ka Len, Upi, Eneng, Uci, Puzy, Opie, yang telah banyak membantu penulis dalam penulisan skripsi ini dan maaf untuk kamar depan selalu berantakan dengan buku-buku saya yang berserakan. Thank’s Friends.
15. Teman-teman BEMJ IESP periode 2007, yang telah bersama-sama belajar untuk memikul sebuah tanggung jawab dan melakukan sesuatu yang berarti bagi fakultas Ekonomi.
16. Segenap pegawai perpustakaan nasional, Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia (BI), dan LIPI yang telah melayani dan memantu proses pengumpulan data dan literature. dan untuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih yang terdalam untuk bantuan, dukungan, dan doanya. Semoga keberkahan dan kesuksesan selalu menyertai kita semua. Amin
Akhirnya, semoga bantuan, doa dan semangat yang diberikan dapat menjadi amalan bagi semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan serta penyusunan skripsi ini.
Jakarta, 18 November 2011
Siti Mahmudah
vii DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... i
ABSTRCT ... ii
ABTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13
A. Pertumbuhan Ekonomi dalam Konteks Pembangunan ... 13
B. Hakekat Pertumbuhan Ekonomi ... 16
C. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi ... 18
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi ... 29
1. Nilai Tambah Industri (Sedang/Besar) ... 29
2. Teori Perdagangan Internasional ... 33
2.1. Pengertian Ekspor ... 35
2.2. Pengertian Impor ... 41
3. Investasi ... 44
3.1 Pengertian Investasi ... 44
3.2 PMDN ... 49
E. Penelitian Terdahulu ... 51
F. Kerangka Pemikiran ... 57
viii
BAB III METODE PENELITIAN ... 61
A. Ruang Lingkup Penelitian ... 61
B. Metode Penentuan Populasi Dan Sampel ... 61
C. Metode Pengumpulan Data ... 62
D. Metode Analisis Data... 63
1. Uji Normalitas ... 64
2. Uji Linieritas ... 65
3. Uji Stasioner ... 65
a. Uji Akar Unit ... 66
b. Uji Derajat Integrasi ... 67
4. Uji Kointegrasi ... 68
5. Uji Asumsi Klasik ... 69
a. Uji Autokorelasi ... 69
b. Uji Heteroskedatisitas ... 71
c. Uji Multikolinieritas ... 72
6. Uji Error Correction Term (ECT) ... 72
7. Uji Error Correction Model (ECM) ... 73
E. Operasional Variabel Penelitian ... 75
1. Variabel Independen ... 75
2. Variabel Dependen ... 75
BAB IV METODE PENELITIAN ... 80
A. Deskripsi Obyek Penelitian ... 80
1. Keadaan Geografis DKI Jakarta ... 80
2. Perkembangan Pertumbuhan ekonomi ... 83
3. Perkembangan Nilai Tambah Industri ... 86
4. Perkembangan Ekspor ... 88
5. Perkembangan Impor ... 91
6. Perkembangan Investasi (PMDN) ... 94
ix
1. Uji Normalitas ... 98
2. Uji Linieritas ... 99
3. Uji Stasioner ... 99
a. Uji Akar Unit ... 101
b. Uji Derajat Integrasi ... 101
4. Uji Kointegrasi ... 104
5. Uji Asumsi Klasik ... 104
a. Uji Heteroskedatisitas ... 104
b. Uji Autokorelasi ... 105
c. Uji Multikolinieritas ... 106
6. Pendekatan Error Correction Model (ECM) ... 107
C. Interpretasi Data ... 111
1. Konstanta ... 110
2. Pengaruh NTIND terhadap PDRB ... 110
3. Pengaruh X terhadap PDRB ... 112
4. Pengaruh M terhadap PDRB ... 113
5. Pengaruh INVTS terhadap PDRB ... 115
D. Pembahasan Analisis Ekonomi ... 116
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 120
A. Kesimpulan ... 120
B. Implikasi ... 121
DAFTAR PUSTAKA ... 124
x
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Hal
1.1 Data PDRB DKI Jakarta Atas Dasar Harga Konstan 3 2000 tahun 1989-2004
1.2 Data Nilai Tambah Besar dan Sedang menurut 4 Klasifikasi Industri 1997-2007
1.3 Data Nilai Ekspor dan Impor DKI Jakarta 1997-2009 6
1.4 Perkembangan Investasi Penanaman Modal Dalam 7 Negeri 1996-2007 Nilai Persetujuan Pemerintah
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu 55
3.1 Menentukan Ada Tidaknya Autokorelasi Uji Durbin-Watson 70
3.2 Menentukan Keputusan Dari Nilai Uji Durbin-Watson 71
3.3 Operasional Variabel 76
4.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi 83
Kota Jakarta (PDRB) Tahun 1986-2009
4.2 Perkembangan Nilai Tambah Industri 86
DKI Jakarta 1986-2009
4.3 Perkembangan Ekspor DKI Jakarta Tahun 1986-2009 88 4.4 Perkembangan Impor DKI Jakarta Tahun 1986-2009 91
4.5 Perkembangan Investasi (PMDN) 94
DKI Jakarta Tahun 1986-2009
4.6 Uji Normalitas 97
4.7 Uji Ramsey Reset Test 98
4.8 Uji Akar Unit Phillips-Perron Test Pada Tingkat Level 100
4.9 Uji Akar Unit Phillips-Perron test pada first difference 101
xi
4.11 Hasil Uji WhiteHeteroskedasticityTest 104
4.12 Hasil Regresi LM-Test 105
4.13 Hasil Uji Correlation Matrix 106
4.14 Hasil Estimasi Model Dinamis ECM 107
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Hal
2.1 Skema Analisis Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif 29
2.2 Kerangka Pemikiran 58
4.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi 84
DKI Jakarta 1986-2009
4.2 Perkembangan Nilai Tambah Industri 1986-2009 87
4.3 Perkembangan Ekspor1986-2009 89
4.4 Perkembangan Impor1986-2009 90
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Hal
1 Data Variabel Penelitian 128
2. Data Observasi Setelah di LN 129
3. Uji Normalitas 130
4. Uji linieritas 130
5. Uji Stasioner 130
6. Uji Kointegrasi 133
7. Uji Asumsi Klasik 134
8. Hasil Estimasi Model Dinamis ECM 136
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan suatu daerah dilaksanakan dengan tujuan menciptakan kondisi
masyarakat yang lebih baik. Selain pembangunan fisik, pembangunan sumber daya manusia juga diperlukan. Setiap pembangunan harus selalu diawali dengan
suatu perencanaan. Dalam menyusun suatu perencanaan diperlukan informasi
yang tidak saja harus lengkap, tetapi juga akurat dan tepat. Karena tanpa data, perencanaan yang disusun akan memuat berbagai ketidakpastian atau resiko yang
besar. Peran penting data/ informasi dalam perencanaan suatu pembangunan
daerah mutlak diperlukan agar pembangunan dapat dicapai sesuai dengan yang
diharapkan. Selain hal tersebut di atas data maupun informasi dapat digunakan
juga sebagai evaluasi keberhasilan dari pembangunan suatu daerah baik secara
mikro maupun makro.
Pada umunnya pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara
berkembang mempunyai tujuan antara lain untuk menciptakan pembangunan
ekonomi yang hasilnya secara merata dikecap oleh masyarakat, meningkatkan laju
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan,
mengurangi perbedaan kemampuan antar daerah, struktur perekonomian yang seimbang. Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan dari pembangunan
ekonomi suatu negara adalah dilihat dari kesempatan kerja yang diciptakan dari
2
Sumber-sumber ekonomi yang strategis dan dominan tergantung pada faktor
nonfisik dan faktor-faktor manajemen yang mempengaruhi penggunaan
sumber-sumber dominan untuk pertumbuhan yang kualitasnya cukup banyak serta dengan
kualitas cukup tinggi, tetapi bila manajemen penggunaannya tidak menunjang
maka laju pertumbuhan ekonomi akan rendah. Pertumbuhan ekonomi melibatkan perubahan faktor-faktor permintaan yaitu perubahan permintaan agregatif akan
menyebabkan perubahan alokasi sumber-sumber daya dalam perekonomian.
Mekanisme perubahan alokatif harus terjadi dengan cepat dan bebas agar kenaikan kapasitas produksi dapat direalisasi.
Dalam proses pertumbuhan ekonomi berupa sektor atau industri mengalami
penciutan atau perluasan secara lambat, pergeseran atau perpindahan sumber daya
dari sektor yang satu ke sektor yang lain harus dijamin mekanismenya, terjadinya
mungkin sebagian besar melalui mekanisme pasar sehingga pemanfaatan atau
penggunaan sumber daya dalam pertumbuhan ekonomi dapat dilaksanakan secara
efisien (Jhingan, 2000:65).
Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan angka PDRB (Produk
Domestik Regional Bruto). Saat ini umumnya PDRB baru dihitung berdasarkan
dua pendekatan, yaitu dari sisi sektoral/lapangan usaha dan dari sisi penggunaan.
Selanjutnya PDRB juga dihitung berdasarkan harga berlaku dan harga konstan. Total PDRB menunjukkan jumlah seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh
penduduk dalam periode tertentu. ( Berita Resmi Statistik No.29/Th.V/19 Agustus
3
Tabel 1.1
Pertumbuhan Kota Jakarta (PDRB) Tahun 2001-2009
TAHUN PDRB Menurut Harga
Konstan (Juta Rupiah)
2001 61868256
2002 64338830
2003 76314201
2004 61868256
2005 29527054
2006 31282671
2007 33297125
2008 35369405
2009 371399320
Sumber Data : Badan Pusat Statistik, Jakarta Dalam Angka
Salah satu tolak ukur kinerja dari industri khususnya industri kecil dan
menengah (IKM) adalah tingkat nilai tambah. Nilai tambah diciptakan melalui
kegiatan transformasi faktor-faktor produksi menjadi output yang lebih bernilai
secara ekonomi dengan menggunakan teknologi melalui
komponen-komponennya. Berkaitan dengan peran penting teknologi terhadap pencapaian
kinerja industri khususnya pencapaian nilai tambah, maka perlu dilakukan strategi
4
Tabel 1.2
Data Nilai Tambah Besar dan Sedang Menurut Klasifikasi Industri di DKI Jakarta
Tahun 2001-2009
TAHUN Nilai Tambah industri (biaya faktor produksi )
Perdagangan luar negeri atau ekspor dan hampir merupkan sektor ekonomi
yang dapat disajikan sebagai motor penggerak pembangunan ekonomi di
Indonesia termasuk DKI Jakarta. Pembangunan DKI Jakarta yang diarahkan
kepada terbentuknya Jakarta sebagai “service city” menempatkan sektor perdagangan sebagai salah satu sektor yang memberikan kontribusi terbesar di
wilayah ini. Data tahun 2009 menunjukan bahwa sektor perdagangan merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di DKI Jakarta dengan
kontribusi 36,92 persen, diikuti oleh sektor jasa-jasa dengan 24,60 persen dan
sektor industri pengolahan dengan 36,92 persen, penyerapan tenaga kerja yang
cukup besar ini tentu merupakan indikator yang menunjukan besarnya kontribusi
sektor ini terhadap perekonomian Jakarta, khususnya dalam penyerapan tenaga
kerja. Semakin cepat perdagangan luar negeri berkembang akan semakin cepat
5
beberapa ahli ekonomi (Gellis et 1987) menyatakan bahwa sektor perdagangan
dapat berfungsi sebagai enginer of development.
Adanya krisis keuangan global yang terjadi pada pertengahan tahun 2008
mempunyai dampak terhadap perekonomian nasional maupun perekonomian DKI
Jakarta. Dampak tersebut masih terasa pada tahun 2009, yang menyebabkan ekonomi DKI Jakarta pada tahun 2009 mengalami perlambatan dibandingkan
tahun sebelumnya
Salah satu upaya yang dipandang cukup strategis untuk mengatasi krisis adalah peningkatan kinerja perdagangan luar negeri. Selama ini kinerja
perdagangan luar negeri selalu berfluktuatif. Seiring dengan pertumbuhan
ekonomi dunia yang diperkirakan akan melambat dibandingkan pertumbuhan
tahun 2008, kinerja ekpor luar negeri ekspor diharapkan akan memberikan
kontribusi yang cukup signifikan bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia,
termasuk kota Jakarta.
Untuk memancu peningkatan perdagangan luar negeri dibutuhkan daya tarik
investasi, khususnya persaingan sesama Negara yang berusaha menarik investor
agar berinvestasi dinegaranya. Untuk memenangkan persaingan ini, perlu
didukung oleh sarana dan prasarana yang kondusif bagi masuknya investasi asing
di Indonesia. Ini bisa ditempuh melalui kemudahan dalam melakukan perizinan investasi, bea masuk khusunya bahan baku dan penolong maupun barang modal,
promosi dagang yang intensif dan berkesinambungan.
Upaya lain yang tidak kalah pentingnya adalah diversifikasi pasar ekpor
6
komoditi yang dapat dijadikan sebagai andalan ekpor, terutama ekspor non migas.
Untuk itu diperlukan adanya usaha diversifikasi komoditi-komoditi yang
mempunyai keunggulan kompetitif (competitive adventage) di pasar luar negeri serta komoditi tersebut berbasiskan bahan baku lokal (resaursed based industri) karena usaha jenis inilah yang tahan terhadap terpaan badai krisis. Pengalaman menunjukan bahwa sebagaian besar jenis usaha tersebut berasal dari usaha kecil
menengah.
DKI Jakarta sebagai ibu kota Negara, pusat pemerintah dan perekonomian mempunyai berbagai fasilitas untuk melakukan transaksi internasional sehingga
sebagian besar perdagangan luar negeri Indonesia dilaksanakan melalui pelabuhan
muat DKI Jakarta. Namun dari jumlah tersebut, berapa sebenarnya ekspor/impor
barang-barang (produk) yang benar-benar dari dan ke Jakarta, dan komoditi apa
saja yang menjadi andalan ekspor/impor tersebut, adakah komoditi lain yang lebih
prosfektif untuk dikembangkan.
Tabel 1. 3
Nilai Ekspor dan Nilai Impor Melalui Muat di DKI Jakarta Tahun 2001-2009
2001 19798812260 -7,56 15973651761 -6,31
2002 19959587089 0,81 16189261753 1,355
2003 20454440187 2,48 16169567982 -0,12
2004 24501221918 19,78 23883257384 47,70
2005 26958167238 10,03 26827744132 12,33
2006 29809517655 10,58 27134810269 1,14
2007 32186884841 7,98 34739269326 28,02
2008 36090170062 12,13 63312741522 82,25
2009 32536510048 -9,85 48099308120 -24,03
7
Adanya investasi-investasi baru memungkinkan terciptanya barang modal
baru sehingga akan menyerap faktor produksi baru yaitu menciptakan lapangan
pekerjaan baru atau kesempatan kerja yang akan menyerap tenaga kerja yang pada
gilirannya akan mengurangi pengangguran. Dengan demikian akan menambah
output dan pendapatan baru pada faktor produksi akan menambah output nasional sehingga akan terjadi pertumbuhan ekonomi.
Tabel 1. 4
INVESTASI (PMDN) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2001-2009
TAHUN PMDN
Sumber Data : Badan Pusat Statistik, Jakarta dalam Angka
Investasi merupakan kegiatan menunda konsumsi atau penggunaan sejumlah
dana pada masa sekarang dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dimasa
yang akan datang. Suatu rencana investasi perlu dianalisis secara seksama.
Analisis rencana investasi pada dasarmya merupakan penelitian tentang dapat
tidaknya suatu proyek (baik besar atau kecil) dapat dilaksanakan dengan berhasil,
atau suatu metode penjajakkan dari suatu gagasan usaha/bisnis tentang
kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha/bisnis tersebut dilaksanakan. Suatu proyek investasi umumnya memerlukan dana yang besar dan akan
mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu dilakukan
8
pada proyek yang tidak menguntungkan. alasan melakukan investasi adalah
sebagai berikut:
a. Produktivitas seseorang yang terus mengalami penurunan.
b. Tidak menentunya lingkungan perekonomian sehingga memungkinkan suatu
saat penghasilan jauh lebih kecil dari pengeluaran.
c. Kebutuhan-kebutuhan yang cenderung mengalami peningkatan
Dapat dijelaskan untuk memahami hakekat dari investasi dapat diawali dari
memahami dari pengertian investasi tersebut. Pengertian investasi yang berkembang saat ini sangat variatif, antara lain pengertian investasi yang
dikemukakan oleh Diana Eka Putra dalam bukunya “Berburu Uang di Pasar
Modal Panduan Investasi Menuju Kebebasan Financial”.
Selama dari dua dasawarsa terakhir, Negara-negara yang sedang berkembang
menghadapi menurunnya daya serap pasar dunia bagi produk-produk primer
mereka, meningkatnya devisit transaksi berjalan pada neraca-neraca pembayaran
dan adanya rasa percaya terhadap mistik industrialisasi, mendorong Negara dunia
ke tiga termasuk Indonesia untuk mengejar yang umum apa yang diketahui
sebagai strategi pembangunan subtitusi impor. Ini menyebabkan timbulnya suatu
usaha untuk mengganti komoditas, biasanya produk manufaktur yang dahulu
diimpor dengan sumber-sumber produksi dan sediaan dalam negeri. Strategi yang yang tipikal ini, pertama-tama adalah menciptakan rintangan tarif atau kuota
terhadap komoditas tertentu yang diimpor yaitu beberapa barang seperti radio,
sepeda atau alat-alat listrik rumah tangga. Strategi yang tipikal ini melibatkan
9
dibalik dinding proteksi tarif dan pemberian keringanan pajak dan memperoleh
intensif investasi. Walaupun biaya awal produksi akan mendorng harga eceran
lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga impor, tapi pemikiran ekonomi yang
mendasari pembangunan operasional manufaktur substitusi impor adalah bahwa
akan mengenyam keuntungan produsksi dalam skala yang besar (ini yang dinamakan “industri anak “untuk proteksi tarif) atau bahwa neraca pembayaran akan membaik berhubung impor barang-barang konsumsi dapat dibatasi.
Pertumbuhan ekonomi akan tercapai apabila setiap wilayah atau Negara yang memiliki potensi ekonomi yang dapat diberdayakan seoptimal mungkin dan
didukung dengan pemberdayaan ekonomi daerah, salah satunya kota Jakarta yang
merupakan Ibukota Republik Indonesia, sebuah negara kepulauan dengan sekitar
13.000 pulau dan penduduk lebih dari 200 juta jiwa. Negara Kesatuan Republik
Indonesia memiliki kebhinekaan dalam suku bangsa, bahasa, budaya, serta adat
dan agama. Kebhinekaan tersebut tercermin pula di ibukota negara, Jakarta.
Jakarta yang dewasa ini berpenduduk hampir sepuluh juta jiwa merupakan salah
satu kota di Asia yang paling sering dibicarakan dengan berbagai alasan yang
wajar. Jakarta telah berkembang secara luar biasa dan akan berada pada
kedudukan terdepan dan bertanggung jawab di Asia pada dasawarsa-dasawarsa
mendatang. Jakarta mempunyai kedudukan khas, baik sebagai ibu kota negara maupun ibukota daerah swatantra. Jakarta juga merupakan pusat kegiatan sosial
dan budaya dengan berbagai sarana terbaik di Indonesia dalam bidang pendidikan,
10
Letaknya yang strategis di Kepulauan Indonesia, menyediakan layanan angkutan
darat, udara, dan laut terbaik di Indonesia.
Kota Jakarta merupakan kota yang mempunyai laju pertumbuhan sangat tinggi
dimana semua kegiatan perekonomian dan pemerintahan terpusat di kota tersebut.
Terpusatnya segala kegiatan di kota Jakarta menyebabkan pertumbuhan kota tersebut yang jauh lebih maju dibandingkan kota-kota yang lainnya.
Dalam situasi seperti sekarang, keunggulan bisnis dan perekonomian bukan
lagi berdasarkan pada strategi keunggulan komparatif (Comparative advantage) melainkan strategi keunggulan kompetitif (Competitive advantage). Globalisasi mengubah struktur perekonomian dunia secara fundamental. Interdependensi
(saling ketergantungan) perekonomian negara semakin erat, keeratan
interdependensi ini bukan saja berlangsung antara negara maju, tapi juga antara
negara berkembang dan negara maju.
Perubahan dalam perekonomian global bisa membawa pengaruh positif dan
negatif bagi perekonomian Indonesia. Gejolak perekonomian dunia yang
membawa pengaruh negatif ini yang harus dapat diantisipasi dengan tepat oleh
Indonesia agar dapat meredam pengaruh negatif terhadap perekonomian
Indonesia. Gejolak perekonomian luar dapat terasa kedalam perekonomian
Indonesia melalui beberapa variabel makro ekonomi, diantaranya, real exchange rate/kurs (nilai tukar riil) dan net export (nilai ekspor bersih/net ekspor). Dua variabel ini merupakan variabel yang langsung berhubungan dengan
perekonomian global dan juga merupakan cerminan perubahan dalam
11
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut diatas,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ Pengaruh Nilai Tambah
Industri, Ekspor, Impor, dan Investasi (PMDN) Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Kota Jakarta periode 1986-2009 ”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut diatas, maka
permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah Nilai Tambah Industri berpengaruh dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta periode
1986-2009?
2. Apakah Ekspor berpengaruh dalam jangka pendek maupun jangka panjang
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta periode 1986-2009?
3. Apakah Impor berpengaruh dalam jangka pendek maupun jangka panjang
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta periode 1986-2009?
4. Apakah Investasi (PMDN) berpengaruh dalam jangka pendek maupun jangka
panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta periode 1986-2009?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan diatas, maka ada beberapa tujuan penelitian skripsi adalah :
1. Menganalisis pengaruh Nilai Tambah Industri dalam jangka pendek
maupun jangka panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta
12
2. Menganalisis pengaruh Ekspor dalam jangka pendek maupun jangka
panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta 1986-2009.
3. Menganalisis pengaruh Impor dalam jangka pendek maupun jangka panjang
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta 1986-2009.
4. Menganalisis pengaruh Investasi (PMDN) dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta 1986-2009.
2. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis Penelitian ini memberikan kesempatan bagi penulis untuk menselaraskan ilmu yang telah diperoleh selama proses perkuliahan,
mengembangkan pengetahuan penulis di bidang ekonomi pembangunan yang telah menjadi ketertarikan penulis, meningkatkan kompetensi diri,
kecerdasan intelektual, dan emosional.
3. Bagi pihak lain Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan referensi
untuk penelitian selanjutnya dan juga dapat sebagai bacaan yang
bermanfaat bagi yang memerlukan.
4. Bagi Universitas, Hasil studi ini dapat dipergunakan sebagai bahan
referensi untuk pengembangan kualitas pendidikan universitas selanjutnya
13 13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pertumbuhan Ekonomi dalam Konteks Pembangunan
1. Ekonomi dan Studi Pembangunan
Ekonomi dan studi pembangunan (economics and development studies) sebagai satu-kesatuan istilah, seperti sudah disinggung sebelumnya, lebih
lanjut bisa disimak dalam paparan Todaro & Smith (2009: 6-13), yang diawali
dengan argumentasi mengapa pembangunan ekonomi dan ekonomi pembangunan menjadi bidang kajian dan disiplin yang terpisah dari disiplin
lain dalam ilmu ekonomi.
2. Ekonomi Pembangunan
Ekonomi pembangunan (development economics) sebagai bidang studi yang mengkaji pembangunan ekonomi menjadi salah satu bidang yang paling baru, paling menarik, dan paling menantang di antara cabang-cabang disiplin
ekonomi dan ekonomi politik. Meskipun sudah lebih dari lima dekade
berkembang, masih banyak pihak yang mengatakan bahwa ekonomi
pembangunan sebetulnya bukan suatu cabang khusus dari ekonomi (baca:
ilmu ekonomi, economics) seperti halnya ekonomi makro, ekonomi ketenagakerjaan, keuangan publik, atau ekonomi moneter, karena dianggap
sebagai bentuk amalgamasi dan aplikasi ilmu ekonomi tradisional yang
berlaku khusus bagi ekonomi negara-negara berkembang, misalnya: Afrika,
14
Todaro & Smith (2009: 6-7) tidak sependapat dengan argumen tersebut.
Menurut kedua penulis ini, meskipun ekonomi pembangunan seringkali
menggunakan prinsip dan konsep yang relevan dari cabang ilmu ekonomi
yang lain, dalam bentuk standar maupun dimodifikasi, bagi sebagian besar
ekonomi pembangunan hal itu adalah suatu bidang studi dengan identitas analitis dan metodologisnya sendiri yang khas dan berkembang dengan cepat,
Barret, dan Davis ( 2007: 345-346).
Selain itu, ekonomi pembangunan tidak sama dengan ekonomi tradisionalnya negara-negara kapitalis maju, atau ekonomi neoklasik.
Ekonomi pembangunan juga tidak sama dengan ekonominya negara-negara yang semula sosialis terpusat. Ekonomi pembangunan tidak lebih dan tidak
kurang tentang ekonomi negara-negara yang secara kontemporer kurang
berkembang dengan berbagai ragam orientasi ideologis, latar budaya berbeda, dan berbagai persoalan ekonomi yang kompleks yang biasanya menuntut
adanya gagasan baru dan peran institusi untuk meyakinkannya.
Pendapat Todaro & Smith tersebut juga sejalan dengan yang
dipublikasikan dalam Wikipedia (2009) berikut: Ekonomi pembangunan
adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mengkaji aspek-aspek ekonomi proses pembangunan pada negara-negara yang berpendapatan rendah. Fokus
ekonomi pembangunan bukan hanya pada metode-metode peningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktural tetapi juga pada perbaikan
15
pendidikan dan perbaikan kondisi lingkungan kerja, baik melalui jalur publik
maupun swasta.
Jadi, ekonomi pembangunan melibatkan kreasi teori-teori dan
metode-metode yang membantu didalam menentukan tipe kebijakan dan praktik dan
dapat dilaksanakan pada tingkat domestik (lokal) maupun internasional. Hal diatas bisa menyangkut restruktur insentif pasar atau menggunakan metode
matematis seperti optimisasi lintas waktu (inter temporal) bagi analisis projeknya, atau bisa juga melibatkan metode bauran kuantitatif dan kualitatif.
Tidak seperti kebanyakan bidang studi ekonomi yang lain, pendekatan
dalam ekonomi pembangunan bisa melibatkan faktor-faktor sosial dan politik
guna melengkapi perencanaan yang sifatnya khusus.
Pendekatan yang berbeda bisa memperhitungkan faktor-faktor yang
memberi kontribusi pada konvergensi atau non konvergensi ekonomi lintas
rumah tangga, daerah, dan negara.
3. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan Ekonomi pada umumnya pembangunan ekonomi yang
diartikan sebagai serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk
mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak
tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf pendidikan semakin tinggi dan teknologi semakin meningkat, kesempatan
kerja akan bertambah, tingkat pendapatan meningkat, dan kemakmuran
16
Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagiai suatu proses
yang menyebabkan kanaikan pendapatan rill per-kapita penduduk suatu
Negara dalam jangka pangajng yang disertai oleh perbaikan system
kelambagaan (Arsyad, 1999). Lebih lanjut Todaro (Arsyad, 1999) mengatakan
bahwa keberhasilan pemangunan ekonomi suatu Negara ditujukkan tiga nilai pokok yaitu (1) berkembangnya kemampuan msayarakat untuk memenuhi
kebutuha pokoknya (basic needs), (2) meningkatnya rasa harga diri (self eftem) masyarakat sebagai manusia dan (3) meningkatnya kemampuan msayarakat untuk memilih (freedom from servitude).
B. Hakekat Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan
perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu bila
dibandingankan dengan tahun yang sebelum. Pertumbuhan ekonomi juga
menggambarkan sampai dimana barang dan jasa telah bertambah pada suatu tahun
tertentu bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Sedangkan pengertian pertumbuhan ekonomi menurut Profesor Simon
Kuznets adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari Negara yang
bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada panduduknya
yang ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi institusional (kelembagaan) dan ideologis terhadap
berbagai tuntutan keadaan yang ada.
Profesor Kuznet juga mengemukakan enam karekteristik atau ciri proses
17
a. Tingkat pertumbuhan output per kapital dan pertumbuhan penduduk yang
tinggi
b. Tingkat kenaikan total produktivitas yang tinggi c. Tingkat tranformasi struktural ekonomi yang tinggi
d. Tingkat tranformasi sosial dan ideologi yang tinggi
e. Adanya kecenderungan Negara-negara yang mulai atau yang sudah maju
perekonomiannya untuk berusaha merambah bagian-bagian dunia lainya
sebagai daerha pemasaran dan sumber bahan baku yang baru
f. Terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai
sekitar sepertiga bagian penduduk dunia.
Adapun tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari
setiap bangsa yaitu antara lain:
a. Akumulasi modal (capital accumulation).
Terjadinya apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan
kembali dan tujuan memperbesar output dan pendapatan dikemudian har.
Adanya pengadaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan, dan bahan baku
meningkatkan stok modal (capital stock) secra fisik suatu Negara sehingga memungkinkan terjadinya peningkatan output dimasa mendatan. b. Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja.
Jumlah tenaga kerja yang lebih besar akan menambah jumlah tenaga
produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti
ukuran pasar domestiknya lebih besar.
18
(1) kemajuan teknologi yang yang bersifat netral (neutral technological progress); yakni teknologi memungkinkan pencapaian tingkat produksi yang lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan
kombinasi faktor input yang sama, (2) kemajuan teknologi yang hemat
tenaga kerja (labor saving technological progress); yakni penggunaan teknologi yang memungkinkan untuk memperoleh output lebih tinggi dari
jumlah input tenaga kerja atau modal yang sama, (3) kemajuan teknologi
yang hemat modal (labor savin technological progress); yakni yang menghasilkan metode produksi padat karya yang lebih efesien.
Sedangkan sumber-sumber utama bagi pertumbuhan ekonomi adalah adanya
investasi-investasi yang mampu memperbaiki kualitas modal atau sumber daya
manusia dan fisik, yang selanjutnya berhasil meningkatkan kuantitas sumber daya
produktif yang bisa meningkatkan produktifitas seluruh sumber daya melalui
penemuan-penemuan baru, inovasi, dan kemajuan teknologi.
C. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomi bisa didefinisikan sebagai penjelasan mengenai
faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka
panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi
19
Teori Pertumbuhan Ekonomi Wilayah (regional) yang populer, yaitu:
1. Eksport Base Model, yang dipelopori oleh North pada tahun 1955 dan kemudian dikembangkan oleh Tiebout (1956). Kelompok ini mendasarkan
pandanganya dari sudut teori lokasi, yang berpendapatan bahwa
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah akan lebih banyak di temukan oleh jenis keuntungan lokasi dan dapat digunakan daerah tersebut sebagai
kekuatan kegiatan ekonomi. Menurut pandangan mereka, pertumbuhan
suatu daerah di tentukan oleh eksploitasi kemanfaatan alamiah dan pertumbuhan basis ekspor daerah yang bersangkutan yang juga di
pengaruhi oleh tingkat permintaan eksternal dan daerah-daerah lainya. Ini
berarti bahwa pertumbuhan ekonomi suatu wilayah harus disesuaikan
dengan keuntungan lokasi yang dimilikinya dan tidak harus sama dengan
strategi pembangunan pada skala nasional.
2. Model Neo Klasik, model ini dipelopori oleh Stain pada tahun 1964. Kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Roman dan Siebert. Menurut
model ini pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan sangat ditentukan oleh
kemampuan daerah tersebut untuk meningkatkan produksinya, sedangkan
kegiatan produksi suatu daerah tidak hanya ditentukan oleh potensi daerah
yang bersangkutan, tetapi juga oleh mobilitas tenaga kerja dan mobilitas modal antardaerah. Dalam hal ini penganut model Neo Klasik
beranggapan bahwa mobilitas faktor produksi, baik modal maupun tenaga
kerja, pada pemulaan proses pembangunan kurang lancar. Akibatnya, pada
20
lebih maju sehingga kesenjangan pertumbuhan ekonomi cenderung
melebar.
3. Cumulative Causation Models. Teori ini dipelopori oleh Myrdal pada tahun 1975 dan kemudian di formulasikan lebih lanjut oleh Kaldor. Teori
ini berpendapat bahwa peningkatan pemerataan pembangunan antardaerah tidak hanya dapat diserahkan pada kekuatan pasar, tetapi perlu adanya
campur tangan pemerintah dalam bentuk program-program pembangunan
regional terutama untuk daerah yang relatif masih tertinggal.
4. Core Poriphery Models. Teori ini menekankan analisis pada hubungan yang erat dan saling mempangaruhi antara pembangunan kota (core) dan
desa (periphery). Menurt teori ini, gerak langka pambangunan daerah
perkotaan akan lebih banyak di tentukan oleh keadaan desa di sekitarnya.
Sebaliknya corak pembangunan daerah pedesaan tersebut juga sangat di
tentukan oleh arah pembangunan perkotaaan. Dengan demikian aspek
interaksi antardaerah sangat ditonjolkan.
1. Ada beberapa Teori Klasik tentang Pertumbuhan Ekonomi, yaitu:
a. Pandangan Adam Smith
Adam Smith (1723 – 1790), yang terkenal dengan teori nilainya yaitu
21
tersebut Smith, mungkin orang yang pertama yang mengungkapkan proses
pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang secara sistematis, dan
menurut Adam Smith juga, pembuat istilah tersebut, "invisible hand"
dibentuk dari pertemuan kekuatan2 kepentingan pribadi, kompetisi,
penawaran, dan permintaan, yang menurut beliau mampu mengalokasikan (mengatur) sendiri sumber-sumber daya dalam masyarakat.
Oleh sebab itu, teori Adam Smith sering dianggap sebagai awal dari
pengkajian masalah pertumbuhan secara sistematis (Boediono, 1985 : 7). Menurut Adam Smith, ada dua aspek utama dari pertumbuhan
ekonomi yaitu :
a). Pertumbuhan Output (GDP) total
b). Pertumbuhan Penduduk
Dalam pertumbuhan output Adam Smith melihat sistem produksi suatu
negara terdiri dari tiga unsur pokok yaitu :
a). Sumber-sumber alam yang tersedia (atau faktor produksi
tanah)
b). Sumber-sumber manusiawi (jumlah penduduk)
c). Stok barang kapital yang ada
Menurut Smith, sumber-sumber alam yang tersedia merupakan wadah yang paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlah
sumber-sumber alam yang tersedia merupakan batas maksimum bagi
pertumbuhan perekonomian tersebut. Artinya, selama sumber-sumber ini
22
produksi adalah dua unsur produksi yang lain, yaitu jumlah penduduk dan
stok kapital yang ada. Dua unsur lain inilah yang menentukan besarnya
output masyarakat dari tahun-ketahun. Tetapi apabila output terus
meningkat, sumber-sumber alam akhirnya akan sepenuhnya dimanfaatkan
(dieksploitir), dan pada tahap ini sumber-sumber alam akan membatasi output. Unsur sumber alam ini akan menjadi batas atas dari pertumbuhan
suatu perekonomian.
Dalam buku perbandingan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi berlandaskan metode Silammin Hand, sebagai pengganti dari teori
impisibel hand. Dalam metode tersebut, pertumbuhan ekonomi dibangun
ada 3 (tiga) kekuatan, yaitu: pemerintah daerah, masyarakat dan usaha.
Ketiga kekuatan tersebut merupakan transformasi dari agregat pencipta,
agregat ciptaan, dan agregat hasil, sehingga pertumbuhan ekonomi tidak
lagi didominasi oleh perspektif modal ( kapitalis ) tetapi, sudah
berintegrasi dengan nilai-nilai agama, antara lain, manusia diciptakan oleh
tuhan untuk ibadah. Selanjutnya perekonomian akan lebih bermanfaat,
berkeadilan, dan beretika. Pertumbuhan ekonomi (dalam arti pertumbuhan
output dan pertumbuhan penduduk) akan berhenti apabila batas atas ini
dicapai (Boediono, 1985 : 8). b. Pandangan David Ricardo
David Ricardo (1772–1823) mengembangkan teori pertumbuhan
Klasik lebih lanjut. Pengembangan ini berupa penjabaran model
konsep-23
konsep yang dipakai maupun dalam hal mekanisme proses pertumbuhan
itu sendiri. Namun perlu ditekan lagi disini bahwa garis besar dari proses
pertumbuhan dan kesimpulan-kesimpulan umum yang ditarik oleh Ricardo
tidak terlalu berbeda dengan teori Adam Smith. Tema dari proses
pertumbuhan ekonomi masih pada perpacuan antara laju pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan output. Kesimpulan umumnya masih
tetap bahwa dalam perpacuan tersebut penduduklah yang akhirnya
menang, dan dalam jangka panjang perekonomian akan mencapai posisi stationer. Seperti juga dengan Adam Smith, Ricardo menganggap bahwa
jumlah faktor produksi tanah (yaitu, sumber-sumber alam) tidak bisa
bertambah, sehingga akhirnya bertindak sebagai faktor pembatas dalam
proses pertumbuhan suatu masyarakat (Boediono, 1985 : 17).
c. Pandangan Arthur Lewis
Boediono, (1985 : 35) Salah satu perumusan yang terkenal dari teori
Klasik dalam konteks permasalahan pembangunan ekonomi negara-negara
berkembang diungkapkan oleh ekonom zaman modern Arthur Lewis.
Model pertumbuhan dengan suplay tenaga kerja yang tak terbatas
merupakan model pertumbuhan Arthur Lewis. Pokok permasalahan yang
dikaji oleh Lewis adalah bagaimana proses pertumbuhan terjadi dalam perekonomian dua sektor :
a. Sektor tradisional, dengan produktivitas rendah dan sumber tenaga
24
b. Sektor modern, dengan produktivitas tinggi dan sebagai sumber
akumulasi capital.
2. Ada Beberapa Teori-Teori Modern dalam Teori Pertumbuhan Ekonomi,
yaitu :
a. Pandangan Harrod – Domar
Teori Harrod – Domar adalah perkembangan langsung dari teori makro
Keynes jangka pendek menjadi suatu teori makro jangka panjang. Aspek
utama yang dikembangkan dari teori Keynes adalah aspek yang menyangkut peranan investasi dalam jangka panjang. Dalam teori Keynes,
pengeluaran investasi mempengaruhi permintaan agregat tetapi tidak
mempengaruhi penawaran agregat. Harrod – Domar melihat pengaruh
investasi dalam perspektif waktu yang lebih panjang. Menurut
keduaekonom ini, pengeluaran investasi tidak hanya mempunyai pengaruh
(lewat proses multiplier) terhadap permintaan agregat, tetapi juga terhadap
penawaran agregat melalui pengaruhnya terhadap kapasitas produksi.
Dalam perspektif waktu yang lebih panjang ini, investasi menambah stok
kapital misalnya, pabrik-pabrik, jalan-jalan, dan sebagainya (Boediono,
1985 : 59).
Hubungan antara stok kapital dengan penawaran agregat adalah setiap penambahan stok kapital masyarakat meningkatkan pula kemampuan
masyarakat untuk menghasilkan output. Output yang dimaksud adalah
output yang potensial bisa dihasilkan dengan stok kapital (kapasitas
25
Laju pertumbuhan natural dalam sistem Harrod yang sederhana adalah
persentase pertumbuhan satuan tenaga kerja efisien per tahun; sebagai
kondisi (syarat) pertumbuhan seimbang maka output dan kapital harus
juga tumbuh dengan laju pertumbuhan natural yang sama (Boediono, 1985 : 68)
Dalam analisis Harrod-Domar yang menjadi pokok persoalan analisis
adalah: apakah syarat yang diperlukan agar pertumbuhan ekonomi akan terus-menerus teguh pada masa depan?
Untuk menunjukan hubungan di antara analisi Keynes dengan teori
Harrad-Domar terlebih dahulu akan diperhatikan kembali teori
keseimbangan kegiatan perekonomian yang dikemukakan dalam teori
Keynes. Seperti telah dilihat. Teori Keynes pada hakikatnya menerangkan
bahwa perbelanjaan agregat akan menentukan tingkat kegiatan
perekonomian. Dalam perekonomian dua sektor perbelanjaan agregat
terdiri dari konsumsi rumah tangga dan investasi perusahaan. Analisis
yang dikembangkan oleh Keynes menunjukan kepada kita bagaimana
konsumsi rumah tangga dan investasi perusahaan tersebut akan
menantukan tingkat pendapatan nasional. Analisis Harrad-Domar
mengingatkan kita bahwa sebagai akibat investasi yang dilakukan tersebut pada masa berikutnya kapasitas barang-barang modal dalam perekonomian
akan bertambah. Seterusnya dalam teori Harrad-Domar dianalisi keadaan
yang perlu wujud agar pada masa berikutnya barang-barang modal yang
26
Teori Harrad-Domar menunjukan bahwa jawaban persoalan ini relatif
sederhana, yaitu: agar seluruh barang modal yang tersedia digunakan
sepenuhnya, permintaan agregat haruslah bertambah sebanyak kenaikan
kapasitas barang-barang modal yang terwujud sebagai akibat dari investasi
dimasa lalu.
b. Pandangan Solow – Swan
Robert Solow dan Trevor Swan secara sendiri-sendiri mengembangkan
model pertumbuhan ekonomi yang sekarang sering disebut dengan nama model pertumbuhan Neo Klasik. Model Solow dan Swan memusatkan
perhatianya pada pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuan
teknologi dan output saling berinteraksi dalam proses pertumbuhan
ekonomi (Boediono, 1985 : 81).
c. Pandangan Schumpeter
Joseph Schumpeter hidup di zaman modern (1883-1950). Dari segi
teori Schumpeter bisa digolongkan dalam kelompok teori pertumbuhan
Klasik. Namun dari segi kesimpulannya khususnya mengenai prospek
perbaikan hidup masyarakat banyak dalam perekonomian kapitalis.
Berbeda dengan ekonom-ekonom Klasik sebelumnya, ia optimis bahwa
dalam jangka panjang tingkat hidup orang banyak bisa ditingkatkan terus sesuai dengan kemajuan teknologi yang bisa dicapai masyarakat tersebut.
Sejalan juga dengan para ekonom modern, Schumpeter tidak terlalu
menekankan pada aspek pertumbuhan penduduk maupun aspek
27
Scumpeter, masalah penduduk tidak dianggap sebai aspek sentral dari
proses pertumbuhan ekonomi (Boediono, 1985 : 47).
Schumpeter berpendapat bahwa motor penggerak perkembangan
ekonomi adalah suatu proses yang di beri nama inovasi, dan para pelakunya adalah para wiraswasta atau inovator atau entrepreuner. Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa diterangkan dengan
adanya inovasi oleh para entrepreuner (Boediono, 1985 : 47).
Gambaran umum dari proses kemajuan ekonomi menurut Schumpeter adalah membedakan antara pengertian pertumbuhan ekonomi dan
pengertian perkembangan ekonomi. Keduanya adalah sumber dari
peningkatan output masyarakat, tetapi masing-masing mempunyai sifat
yang berbeda. Pertumbuhan ekonomi di artikan sebagi peningkatan output
masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor
produksi yang digunakan dalam proses produksi masyarakat tanpa adanya
perubahan cara-cara atau teknologi produksi itu sendiri. Pertumbuhan
ekonomi adalah satu sumber kenaikan output, sedangkan perkembangan
ekonomi adalah kenaikan output yang disebabkan oleh inovasi yang dilakukan oleh para wiraswasta. Inovasi berarti perbaikan teknologi dalam arti luas mencakup penemuan produk baru, pembukaan pasar baru dan sebaginya. Tetapi yang penting adalah bahwa inovasi menyangkut perbaikan kwalitatif dari sistem ekonomi itu sendiri, yang bersumber dari
28
Menurut pendapatan Schumpeter, inovasi tidak akan terus-menerus
berlangsung tetapi berlaku secara periodik yaitu adakalanya banyak
dilakukan dan pada masa selanjutnya kurang dilakukan. Pada ketika para
pengusahan kurang melakukan investasi kemerosotan kegiatan ekonomi
akan berlaku. Pertumbuhan ekonomi akan berlaku kembali sekiranya para pengusaha melakukan inovasi yang baru yang akan menggalakan
investasi, perkembangan kegiatan ekonomi dan peningkatan dalam
produksi nasional (Sukirno 2005: Hal 450).
3. Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif
Kajian diagnosa pertumbuhan ekonomi yang inklusif ini akan lebih
melihat pada kendala yang menghambat masyarakat miskin dan mayoritas
angkatan kerja untuk berkontribusi dan mendapatkan manfaat dari
pertumbuhan ekonomi tersebut. Inklusifitas tersebut lebih mengacu pada
kesejahteraan peluang yang mereka miliki dalam hal akses kepada pasar,
sumber daya, dan lingkungan peraturan yang tidak bias bagi kalangan bisnis
dan individu. Laporan Bank Dunia (2008) menyatakan bahwa analisa
pertumbuhan ekonomi yang inklusif berfokus pada cara-cara untuk
meningkatkan laju pertumbuhan dengan memanfaatkan atau mendayagunakan
bagaian dari angkatan kerja yang masih terperangkap dalam kegiatan produktifitas rendah atau sama sekali tidak diikutsertakan dalam proses
29
Gambar 2.1
Skema Analisis Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif
Sumber: Elena lanchovichina dan Susanna Lundstrom pada”inclisive
Growth Analiytics” (2009)
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
1. Nilai Tambah Industri (Sedang/Besar) (X1)
Nilai tambah industri merupakan tambahan nilai yang diperoleh dari setiap
unit industri besar dan sedang yang ada disuatu daerah. Nilai Tambah Industri ini menggunakan Nilai Tambah Industri berdasarkan biaya faktor produksi.
Secara umum mengenai nilai tambah seperti dikatakan oleh Richard G.
Lipsey, peter O, Steiner dalam bukunya yang berjudul Economics, bahwa :
"Value added is value of its output minus the value of input that it pruchases
from other firms,
Lebih lanjut nilai tambah itu sendiri dapat dibagi nenjadi nilai tambah
bruto dan nilai tambah netto seperti yang dinyatakan oleh Biro Neraca Pertumbuhan
ekonomi
Meningkatnya penghasilan melalui tenaga kerja yg produktif
upah sendiri
Analisis
lingkungan bisnis
Pekerja Upah
Analisis kelayakan kerja
30
Nasional pusdikfat Statistik dalam bukunya : "pedoman penghitungan
Pendapatan Regional di Indonesia" sebagai berikut :
"Nilai tambah bruto sektor industri diperoleh dengan mengurangkan nilai
biaya antara outputnya” yang dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
NTB =NPB - BA Di mana:
- NTB : Nilai Tambah Bruto (value added)
- NPB : Nilai Produksi Bruto (Output)
- BA : Biaya Antara ( Intermediate Consumption)
NiIai produksi bruto dihitung dengan mengalihkan banyaknya barang atau
jasa yang dihasilkan dengan harga barang atau jasa tersebut.
Nilai tambah merupakan nilai suatu produk sebelum diolah, dengan
setelah diolah per satuanya, nilai tambah diketahui dengan melihat selisih
antra nilai output dengan nila input suatu industry. Nilai output atau biaya
produksi terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya
yang dikeluarkan suatu industri secara rutin setiap priode tertentu dan jumlah
yang tetap,
Sedangkan biaya variabel meliputi biaya bahan utama, bahan penolong,
upah tenaga kerja, biaya bahan bakar dan biaya pemasaran. Sedangkan yang nilai input suatu industri (penerimaan) merupakan hasil kali antara harga
produk barang dengan jumlah barang yang diproduksi. Dalam hal ini nilai
tambah industri yang dimaksud adalah nilai tambah yang dihasilkan oleh
31
1.1 Industri menjadi penggerak utama pembangunan
Dengan pemberian arah yang jelas, utamanya pembangunan industri
berorientasi ekspor, kemampuan dunia usaha yang kian meningkat dengan
dukungan iklim usha yang kondusif serta penyediaan sarana dan prasarana
yang memadai, makna ekspor non migas mampu menjadi penggerak utama pembangunan. Dalam ekspor non migas peranan ekspor hasil industri sangat
strategis. Selai menjadi penghasil devisa yang besar juga telah menggerakan
ekonomi masyarakat. Peranan ekspor hasil industri semakin dominan; dalam tahun 1991/1992 yang mencapai US$ 16,2 miliar yang merupakan 85% dari
ekspor non migas dan 55% total ekspor Indonesia.
Menurut Sandy (1985:154) industri adalah usaha untuk memproduksi
barang jadi dari bahan baku atau bahan mentah melalui proses penggarapan
dalam jumlah besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga
satuan yang serendah mungkin tetapi dengan mutu setinggi mungkin. 1.2 Strategi Pembangunan Sektor Industri
Dalam melakukan industrilisasi, ada dua pilihan strategi, yakni strategi
subtitusi impor (SI) atau strategi promosi ekspor (PE). Strategi SI sering
disebut kebijakan inward-looking, yakni strategi yang memfokuskan pada pengembangan industri nasional yang berorientasi kepada pasar domestik. Sedangkan strategi PE sering disebut kebijakan outward-looking, yakni strategi yang memfokuskan pada pengembangan industri nasional lebih
berorientasi kepasar internasional. Strategi SI dilandasi oleh pemikiran bahwa
32
industri di dalam negeri yang memproduksi barang-barang pengganti M
(subtitusi M). Sedangkan, strategi PE dilandasi oleh pimikiran bahwa laju
pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya bisa direalisasikan jika
produk-produk yang dibuat di dalam negeri dijual di pasar X (Tulus Tambunan 2003;
Hal 298).
1.3 Konsep Nilai Tambah dalam Konteks Makroekonomi
a. Konsep Haller dan Stolowy (1995)
Nilai tambah industri atau Value Added adalah suatu konsep yang dapat mengukur performance entitas ekonomi, VA merupakan konsep utama pengukuran pendapatan suatu Negara. Konsep ini secara
trandisional berakar pada ilmu ekonomi makro. Terutama yang
berhubungna dengan perhitungan pendapatan nasional yang diukur dengan
Produk Nasional atau Produk Domestik.
b. Konsep Haller dan Stolowy (1995)
Menurut kelompok ini, konsep Nilai Tambah Industri ini berakar dari
konsep theory of the economic circle yang dikembangkan pertama kali di Prancis oleh Quesnay (1670). Teori nilai tambah ini dikombinasikan
dengan system akuntansi yang awalnya sering digunakan untuk
menghitung perkembangan ekonomi suatu Negara dibandingkan dengan Negara lainnya.
1.4. Hubungan Nilai Tambah Industri dengan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan industri di daerah merupakan bagian dari segi
33
pembangunan industri di daerah merupakan salah satu kunci pokok suksesnya
pelakasanaan pembangunan industri nasional. Sektor industri , dalam hal ini
adalah industri besar dan sedang harus dikembangkan karena merupakan
sektor yang potensial dalam membantu suksesnya pelaksanaan pembangunan,
dimana sektor ini dapat menyerap tenaga kerja yang banyak, mempunyai peluang pasar yang lebih baik dibanding sektor lainnya.
2. Teori Perdagangan Internasional
Dewasa ini dapat dikatakan bahwa tidak ada negara di dunia ini yang mampu memisahkan dirinya dengan negara lain terutama dalam memenuhi
kebutuhannya. Suatu negara dapat saja memenuhi salah satu kebutuhannya,
namun dilain pihak ada kebutuhan lain yang tidak dapat dipenuhi dari dalam
negeri karena alasan-alasan tertentu seperti keterbatasan dalam sumber daya
alam, kekurangan modal, skill yang belum memadai dan lain-lain. Kebutuhan
demikian ini biasanya diperoleh dari negara lain melalui kegiatan
perdagangan. Jadi telah terbentuk saling ketergantungan antara negara-negara
yang ada di dunia ini.
Dengan adanya saling ketergantungan dan semakin terbukanya
perekonomian dunia, maka kegiatan perdagangan internasional menjadi kian
penting peranannya.
Perdagangan luar negeri atau perdagangan internasional sebagai salah satu
bagian dari analisa ekonomi pembangunan, memegang peranan penting dalam
usaha peningkatan pendapatan perkapita. Tidak dapat dipungkiri bahwa semua
34
Hampir tanpa terkecuali semua perekonomian terlibat dalam perdagangan
internasional bagi suatu perekonomian dapat diukur dalam hubungannya
dengan produksi nasional bruto atau Gross National Product (GNP), sebagai
contoh orang dapat mengukur keterbukaan suatu perekonomian melalui
peranan impor perekonomian berbeda dengan perekonomian yang lain. Perdagangan internasional yang bebas, memegang peranan penting dalam
proses perkembangan suatu bangsa seperti yang dikemukakan Todaro (1995)
dalam Purwiyanta (1996) :
“International free trade has often been referred to as the ‘engine of growth’ that propelled the development of today’s economically advanced nation during nineteenth and early twentieth century. Rapidly expanding export market provided and additional stimulus to growing local demands that led to establishment of large-scale manufacturing industries. Together with a relatively stable political structure and flexible social institutions, these increased export earnings enabled the developing country in the nineteenth century to borrow fund in the international capital market at very low interest rate. This capital accumulation in turn stimulated further production, made possible increased imports, and led to more diversified industrial structure.”
Bahwa perdagangan merupakan mesin pertumbuhan banyak dibahas dalam literatur-literatur ekonomi pembangunan. Surplus yang diperoleh oleh
negara yang melakukan perdagangan internasional berpeluang untuk
35
Manfaat lain yang diperoleh dari perdagangan, khususnya bagi
negara-negara berkembang mencakup 3 (tiga) hal, yaitu; (1) perdagangan
internasional memperluas pasar, merangsang inovasi dan meningkatkan
produktivitas; (2) perdagangan internasional meningkatkan tabungan dan
akumulasi kapital; (3) perdagangan internasional memiliki efek mendidik dalam hal dorongan atau keinginan terhadap hal-hal yang baru maupun selera
baru dan transfer teknologi, skill dan enterpreneurship.
Perdagangan internasional juga disebut-sebut sebagai suatu mekanisme untuk mewujudkan ketidak seragaman internasional (mechanism of international inequality). Melalui interaksi berbagai kekuatan di pasar menyebabkan setiap negara berbeda dengan negara-negara lainnya baik dalam
hal tingkat pembangunan ekonomi maupun pendapatan perkapita.
2.1Pengertian Ekspor
Salah satu komponen dalam perdagangan internasional; yaitu ekspor,
sering disebut juga sebagai komponen pembangunan utama ( export-led-development) artinya ekspor memegang peranan utama dan signifikan terhadap proses pembangunan suatu bangsa. Salah satu alasannya barangkali
adalah pengalaman beberapa negara yang mempunyai pertumbuhan ekspor
yang tinggi dalam beberapa dekade dan kemudian menjadi negara dengan kekuatan ekonomi yang besar.
Definisi ekspor adalah pengiriman barang dagangan keluar negeri melalui
pelabuhan di seluruh wilayah Republik Indonesia, baik bersifat komersial
36
pengiriman barang dagang dari luar negeri ke pelabuhan di seluruh wilayah
indonesia kecuali wilayah bebas yang dianggap luar negeri, yang bersifat
komersial maupun bukan komersial. Anonim, (2003)
Menurut pandangan Kotler dan Amstrong, 2001 Ekspor merupakan
bentuk paling sederhana dalam sistem perdagangan internasional dan merupakan suatu strategi dalam memasarkan produksi ke luar negeri.
Faktor-faktor seperti pendapatan negara yang dituju dan populasi penduduk
merupakan dasar pertimbangan dalam pengembangan ekspor.
Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari Daerah Pabean.
Sedangkan yang dimaksud dengan eksportir adalah setiap perusahaan atau
perorangan yang melakukan kegiatan ekspor, untuk mengekspor barang yang
bebas ekspornya dapat dilakukan oleh setiap perusahaan yang telah memiliki
Surat Izin Usaha dari Departemen Teknis/Lembaga Pemerintah Non
Departemen berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (
Hamdani; Seluk-beluk Perdagangan Ekspor-Impor. Jakarta 2007. Hal 12)
Teori keunggulan atau keuntungan absolute dari adam smith yang disebut dengan teori murni perdagangan internasional. Dasar pemikiran dari teori ini
adalah bahwa suatu Negara akan melakukan spesialisasi terhadap produk dan
ekspor suatu (atau beberapa) jenis barang tertentu, dimana Negara tersebut memiliku keunggulan absolutedan tidak produksi atau import suatu (atau
beberapa) jenis barang tertentu dimana Negara tersebuut tidak mempunyai
keunggulan tersebut atas Negara lain yang memproduksi atas barang yang
37
itu dapat (tidak dapat) memproduksinya lebih fesien atau murah dibandingkan
dengan Negara lain,
a. Teori Ekspor
1. Teori Hecksher-Ohlin
Teori modern ini dalam perdagangan internasional dikemukakan pertama kali oleh Bertil Ohlin pada tahun 1933 dalam bukunya“ Interregional and In ternasional trade” yang didasarkan sebagian atas tulisan gurunya, yaitu Eli Hecksher, yang ditulisnya pada tahun 1919. Dengan demikian dikenal teori Hecksher – Ohlin. (Soelistio dan
Nopirin, 1977:54)
Dalam Hecksher –Ohlin yang sederhana ada beberapa anggapan yaitu;
a) Dua faktor produksi, yaitu tenaga kerja dan capital.
b) Dua barang yang mempunyai “kepadatan” faktor produksi yang
tidak sama, yang satu (X) lebih padat karya, yang lain (Y) lebih
padat capital.
c) Dua Negara yang memiliki jumlah kedua faktor produksi yang
berbeda. (Boediono, 2000:59)
Inti dari model Hecksher –Ohlin yang diuraikan diatas adalah
suatu Negara lebih cenderung untuk mengeskpor barang yang menggunakan lebih banyak faktor produksi relatif melimpah dinegara