• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH EKSPOR DAN IMPOR MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH EKSPOR DAN IMPOR MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH EKSPOR DAN IMPOR MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

INDONESIA

Stevani Adinda Nurul Huda

Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100, Depok 16424, Jawa Barat

stevani@staff.gunadarma.ac.id/stevani88@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh ekspor dan impor sektor minyak dan gas bumi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia, dan Kementerian Keuangan Republik Indonesia periode tahun 1990-2019. Analisis yang digunakan adalah Regresi Linear Berganda dengan menggunakan uji koefisien determinasi (R2), uji parsial (uji t), dan uji simultan (uji F). Hasil dari penelitian ini adalah pada uji R2 didapatkan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel ekspor dan impor terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 67,8%, sedangkan sisanya 32,2% dipengaruhi oleh variabel lainnya di luar penelitian. Pada uji parsial didapatkan bahwa ekspor berpengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan impor berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Pada uji simultan didapatkan bahwa ekspor dan impor secara simultan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

Kata Kunci: ekspor, impor, pertumbuhan ekonomi.

EFFECT OF EXPORTS AND IMPORTS ON OIL AND GAS TO ECONOMIC GROWTH IN INDONESIA

ABSTRACT

The purpose of this study is to analyze the effect of exports and imports on economic growth in Indonesia. The data used in this study is secondary data obtained from the Central Bureau of Statistics, Bank Indonesia, and Ministry of Finance period of 1990-2019. The analysis used is multiple linear regression analysis. Tests used in the model are R-Square Test, F Test and T Test. The result of this research are in R2 test, the value of influence exerted by the export and import variables on economic growth 67,8%, the rest of 32,2% influenced by other variables outside the study. In partial test, export significant negative effect on economic growth, while imports significant positive effect on economic growth. In simultaneous test, export and import simultaneously affect the economic growth.

Keyword: export, import, economic growth

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar pertama di Asia Tenggara dan nomor empat di dunia, dengan jumlah penduduk kurang lebih 250 juta jiwa. Jumlah populasi yang besar berbanding lurus dengan kebutuhan energi yang besar. Sumber energi terbesar sementara masih di kuasai oleh minyak bumi (baik itu berupa bensin atau diesel), gas alam, dan batu bara.

Selain melimpahnya sumber daya manusia (SDM), alam Indonesia juga kaya akan sumber daya alam (SDA), baik dalam bentuk SDA migas maupun non-migas. Dari sektor migas, Indonesia memiliki

(2)

2

minyak dan gas bumi, batu bara, nikel, emas, perak, timah, dan sebagainya. Sedangkan dari sektor non-migas, Indonesia memiliki teh, gula, kakao, tebu, tembakau, gabah, garam, ikan, kayu, dan sebagainya.

Namun dibalik dari melimpahnya SDA yang dimiliki negara ini, penguasaan akan teknologi pengolahan dari bahan mentah menjadi barang jadi menjadi kendala utama di negeri ini. Hal ini terbukti dari beberapa pemberitaan di media massa dan publikasi, baik dari lembaga-lembaga resmi pemerintah atau dari hasil empiris penelitian menyatakan bahwa Indonesia sampai saat ini lebih besar nilai ekspor bahan mentah jika dibandingkan dengan nilai ekspor bahan jadi.

Berikut merupakan data nilai ekspor dan impor migas Indonesia dari periode tahun 1990 – 2019. Dari data di bawah ini dapat terlihat bahwa nilai ekspor migas mengalami peningkatan tertinggi pada tahun 2011, yaitu sebesar US$ 41.477 juta. Dikutip dari Badan Pusat Statistik, hal ini pun turut mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 6,5%. Dikutip dari laporan perekonomian Bank Indonesia, menyatakan bahwa salah satu faktor peningkatan nilai ekspor migas ini adalah semakin besarnya perdagangan intra-regional di kawasan Asia dan semakin meningkatnya peran foreign direct investment (FDI).

Sedangkan untuk nilai impor impor migas mengalami peningkatan tertinggi pada tahun 2013, yaitu sebesar US$ 45.266 juta. Dikutip dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia, pertumbuhan ekonomi pun mengalami penurunan sebesar 5,78%, jika dibandingkan dengan tahun 2011 dan 2012.

Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)

Gambar 1. Nilai Ekspor Impor Migas Indonesia Periode 1990 - 2019

Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan berkaitan dengan tema penelitian ini adalah Ismadiyanti Purwaning Astuti dan Fitri Juniwati Ayuningtyas (2018) melakukan penelitian mengenai pengaruh ekspor dan impor terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Menyatakan bahwa dalam jangka panjang, jumlah ekspor dan tingkat kurs rupiah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan jumlah impor tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

1,000 6,000 11,000 16,000 21,000 26,000 31,000 36,000 41,000 46,000 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018 Nilai ekspor (juta US$) Nilai Impor (juta US$)

(3)

3

Dalam jangka pendek jumlah ekspor dan impor berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan tingkat kurs rupiah tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Atmaja (2016) melakukan penelitian mengenai analisis pengaruh timbal balik ekspor impor minyak dan gas. Mengemukakan bahwa impor minyak dan gas berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi juga berpengaruh signifikan terhadap variabel ekspor dan impor migas. Namun, ditemukan pengaruh signifikan negatif pada ekspor minyak dan gas terhadap pertumbuhan ekonomi, mengindikasikan adanya penurunan pada volume ekspor.

Aditya Paramita Alhayat dan Azis Muslim (2016) melakukan penelitian mengenai proyeksi ekspor dan impor Indonesia: suatu pendekatan vector autoregressive. Menyatakan bahwa masa datang pertumbuhan ekspor Indonesia masih dipengaruhi oleh produk domestik bruto negara-negara mitra utama sedangkan impor lebih dipengaruhi oleh beberapa faktor ekonomi domestik.

Dison M.H. Batubara dan I.A. Nyoman Saskara (2015) melakukan penelitian mengenai analisis hubungan ekspor, impor, PDB, dan utang luar negeri Indonesia periode 1970-2013. Menyatakan bahwa hasil uji Granger-Causality menunjukkan diantara keempat variabel tidak terdapat kausalitas, namun terdapat lima hubungan satu arah (unidirectional). Johansen Co-Integration test menunjukkan bahwa keempat variabel terkointegrasi. Analisis IRF dan FEVD menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap ekspor, impor dan PDB adalah ekspor, sedangkan variabel yang paling berpengaruh terhadap utang luar negeri adalah impor.

Ari Mulianta Ginting (2013) melakukan penelitian mengenai pengaruh nilai tukar terhadap ekspor Indonesia. Menyatakan bahwa nilai tukar dalam jangka panjang dan jangka pendek memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap ekspor Indonesia.

Ayunia Pridayanti melakukan penelitian mengenai Pengaruh Ekspor, Impor, dan Nilai Tukar Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 2002-2012. Menyatakan bahwa semua variabel secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sedangkan secara individu, variabel ekspor berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Variabel impor dan nilai tukar berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Desyanthie (2005) melakukan penelitian mengenai analisis ekspor LNG Indonesia ke Korea Selatan. Mengemukakan bahwa ketiga variabel yang digunakan yaitu GDP Korsel, harga LNG Indonesia di Korsel dan harga LNG dari pesaing, terbukti secara simultan maupun parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap volume ekspor LNG Indonesia ke Korea Selatan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa GDP Korea selatan merupakan variabel yang dominan dalam memengaruhi volume ekspor LNG Indonesia ke Korea Selatan periode 1988 – 2002.

Hanan Nugroho (2004) melakukan penelitian mengenai pengembangan industri hilir gas bumi Indonesia: tantangan dan gagasan. Mengemukakan bahwa meningkatkan tingkst ekspor gas bumi, Indonesia perlu memodernisasi infrastruktur gas bumi demi memenuhi potensi permintaan dalam dan luar negeri.

(4)

4

METODE PENELITIAN

Data dan sumber data

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik. Dalam penelitian ini memfokuskan pada penjelasan hubungan antara pertumbuhan ekonomi sebagai variabel dependen dan nilai impor dan ekspor migas sebagai variabel independen dengan menggunakan data runtut waktu (time series) dari tahun 1990-2019.

Definisi Operasional Variabel

Definisi variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah, pertama, Produk Domestik Bruto (Y) adalah nilai barang dan jasa akhir berdasarkan harga pasar, yang diproduksi oleh sebuah perekonomian dalam satu periode (kurun waktu) dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang berada (berlokasi) dalam perekonomian tersebut (Rahardja & Manurung, 2008). Penelitian ini menggunakan nilai PDB atas dasar harga berlaku dalam miliar Rupiah.

Kedua, ekspor (X1) adalah proses penjualan barang atau komoditas dari dalam negeri ke luar

negeri. Penelitian ini menggunakan nilai ekspor migas dalam juta US$. Ketiga, impor (X2) adalah proses

membeli barang dari luar negeri ke dalam negeri. Penelitian ini menggunakan nilai impor migas dalam juta US$.

Alat Analisis

Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda yang berfungsi untuk mengukur hubungan antara lebih dari satu (1) peubah bebas (X) dengan peubah penjelas/dependen (Y). Model persamaan Regresi Linear Berganda, sebagai berikut:

𝑌 = 𝛼 + 𝛽1𝑋1+ 𝛽2𝑋2+ 𝜀

Keterangan:

Y = variabel produk domestik bruto 𝛼 = konstanta

β1 = koefisien regresi variabel nilai ekspor

X1 = variabel nilai ekspor

β2 = koefisien regresi variabel nilai impor

X2 = variabel nilai impor

ɛ = error term Uji Parsial (Uji t)

Digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen. Jika probabilitas > 0.05 maka H0 diterima, H1 ditolak. Maknanya

variabel independen tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen. Jika probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak, H1 diterima. Maknanya variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap

variabel dependen Uji Simultan (Uji F)

(5)

5

Digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Jika probabilitas > 0.05 maka H0 diterima, H1 ditolak. Jika probabilitas <

0.05 maka H0 ditolak, H1 diterima.

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi adalah suatu nilai yang menunjukkan besarnya perubahan yang terjadi diakibatkan oleh variabel lainnya. Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinan adalah diantara nol dan satu. Nilai Adjusted R2 yang terkecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

HASIL & PEMBAHASAN

Sebelum menganalisis hasil dengan menggunakan model regresi linear berganda, dilakukan pengujian data dengan asumsi klasik.

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Dilakukan untuk melihat apakah suatu data terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Dinyatakan normal apabila nilai probabilitas signifikansi > α (0,05). Hasil uji menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,200. Hal ini menunjukkan data terdistribusi secara normal.

Uji Multikolinearitas

Bertujuan untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi kuat antar variabel independen. Ada tidaknya masalah multikolinearitas didalam model regresi tersebut dapat dideteksi melalui nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Suatu model regresi dikatakan terdapat gejala multikolinearitas apabila nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10.

Hasil uji menunjukkan nilai tolerance variabel ekspor dan impor masing-masing sebesar 0.246 dan nilai VIF dari variabel ekspor dan impor masing-masing sebesar 4,067. Hal ini menunjukkan tidak terjadi multikolinearitas pada data yang diuji.

Uji Autokorelasi

Merupakan analisis untuk menguji apakah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Untuk mengetahui autokorelasi atau tidak, dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW). Hasil uji menunjukkan untuk data dengan sampel 30 dan menggunakan 3 variabel tidak terjadi autokorelasi pada data yang diuji. Uji Heteroskedastisitas

Bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Tidak terjadi gejala heteroskedastisitas apabila nilai probabilitas

(6)

6

signifikansi > α (0.05). Hasil uji menunjukkan nilai Sig lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,324 untuk nilai ekspor dan 0,989 untuk nilai impor. Hal ini menunjukkan data tidak terjangkit heteroskedastisitas. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan hasil uji pada tabel diatas memperlihatkan nilai adjusted R Square (R2) sebesar 0,678 atau

67,8%. Menyatakan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel ekspor dan impor terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 67,8%, sedangkan sisanya 32,2% dipengaruhi oleh variabel lainnya di luar penelitian. Beberapa variabel makro lainnya dapat dijadikan sebagai indikator pertumbuhan ekonomi.

Uji Parsial (Uji t)

Dari hasil uji parsial diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut 𝑌 = 15.346 + (−.828)𝑋1+ 1.615𝑋2+ 𝜀

Berdasarkan hasil perhitungan regresi parsial menggambarkan bahwa ekspor dan impor memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 karena nilai tersebut lebih kecil dari 5% maka hipotesis diterima.

Dari persamaan regresi di atas dapat dilihat bahwa ekspor berpengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan impor berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Ekspor dan impor migas merupakan salah satu sektor yang penting dalam pembentukan PDB Indonesia sebagai indikator pertumbuhan ekonomi. Sedangkan arah negatif yang ditunjukkan pada model di atas bisa disebabkan oleh volume ekspor yang dialokasikan oleh pemerintah tidak tepat sasaran. Nilai negatif tersebut juga bisa disebabkan oleh tingginya ekspor migas tidak diimbangi dengan peningkatan teknologi pengolahan dan pencarian ladang migas baru, sehingga nilai ekspor semakin menurun diimbangi juga oleh menurunnya produksi migas. Dikutip dari Kementerian Keuangan RI, dalam data APBN Indonesia tahun 2020 lifting minyak mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2019, dari 775 ribu barrel/hari pada tahun 2019 menjadi 755 ribu barrel/hari pada tahun 2020. Hal ini pun juga terjadi pada lifting gas, dari 1250 ribu barrel/hari pada tahun 2019 menjadi 1191 ribu barrel/hari pada tahun 2020.

Arah positif pada variabel impor menyatakan bahwa meskipun Indonesia memiliki ladang migas yang cukup banyak, ternyata belum mampu dalam memenuhi kebutuhan domestik, sehingga impor dijadikan alternatif dalam memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Dikutip dari BPS, meskipun

trend impor migas mengalami penurunan setiap tahunnya, tetapi hal itu belum mencukupi bagi

kebutuhan energi dalam negeri yang selalu meningkat setiap tahun. Sehingga semakin meningkatnya nilai impor diharapkan dapat meningkatkan tingkat efisiensi produksi sektor industri sehingga bisa turut meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Uji Simultan (Uji F)

Dari hasil uji diperoleh nilai signifikan sebesar 0.000, ini bermakna model regresi ini layak karena p-value < α (0,05). Hal ini menyatakan bahwa ekspor dan impor secara simultan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti

(7)

7

sebelumnya. Kegiatan perdagangan internasional menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting diselenggarakan oleh setiap negara, karena memiliki cakupan kerja sama ekonomi yang luas dan dapat memberikan manfaat dan ada yang baru memberikan manfaat dalam jangka panjang. Kegiatan ini dapat meningkatkan produktivitas penggunaan atau produksi barang jasa maupun faktor-faktor produksi.

Atas dasar inilah maka variabel ekspor dan impor migas secara bersama-sama dapat menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bermakna jika ekspor impor migas Indonesia mengalami peningkatan maka pertumbuhan ekonomi pun juga mengalami peningkatan, begitu pun sebaliknya. Dengan adanya peningkatan dari sisi sumber daya manusia, teknologi, penemuan ladang migas baru, infrastuktur, dan birokrasi pada sektor migas diharapkan mampu menopang tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

SIMPULAN & SARAN

Simpulan dari penelitian ini adalah pada uji parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan impor berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini memiliki implikasi bahwa meningkatkan nilai ekspor migas belum menjadi pilihan cerdas dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Penambahan nilai impor migas bisa menjadi pilihan dalam meningkatkan efisiensi produksi sektor industri di Indonesia, terutama sektor industri yang bergerak dalam bidang pengolahan, yang membutuhkan banyak pasokan energi. Sehingga dapat turut meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah dapat menggunakan variabel makro lainnya, seperti tingkat inflasi, tingkat nilai tukar mata uang, bahkan dapat pula menggunakan PDB dari negara-negara tujuan. Diharapkan dapat menggunakan metode penelitian yang lebih tepat dalam melakukan analisis dalam bidang makro.

DAFTAR PUSTAKA

Alhayat, Aditya Paramita dan Azis Muslim. 2016. “Proyeksi Ekspor dan Impor Indonesia: Suatu Pendekatan Vector Autoregressive.” Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan. Vol.10, No.1, Juli.

Astuti, Ismadiyanti Purwaning dan Fitri Juniwati Ayuningtyas. 2018. “Pengaruh Ekspor dan Impor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.” Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan. Vol. 19, No. 1, April.

Atmaja, Bayu Tri, Suhadak dan R. Rustam Hidayat. 2016. “Analisis Pengaruh Timbal Balik Ekspor Impor Minyak dan Gas Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Studi Pada Bank Indonesia Periode 2006-2014).” Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 31, No. 1, Februari.

Batubara, Dison M.H. dan I.A. Nyoman Saskara. 2015. “Analisis Hubungan Ekspor, Impor, PDB, dan Utang Luar Negeri Indonesia Periode 1970-2013.” Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan. Vol. 8, No. 1, Februari.

(8)

8

Desyanthie, K. R. 2005. Analisis Ekspor LNG (Liquefied Natural Gas) Indonesia ke Korea Selatan Periode 1988 – 2002. Skripsi (Tidak Dipublikasikan). Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga, Surabaya

Ginting, Ari Mulianta. 2013. “Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Ekspor Indonesia.” Buletin Ilmiah

Litbang Perdagangan. Vol.7, No.1, Juli.

Nugroho, Hanan. 2004. “Pengembangan Industri Hilir Gas Bumi Indonesia: Tantangan dan Gagasan.”

Perencanaan Pembangunan. No. IX/04 September.

Pridayanti, Ayunia. “Pengaruh Ekspor, Impor, dan Nilai Tukar Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

Indonesia Periode 2002-2012.”

https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jupe/article/view/8103/8325. Diunduh pada tanggal 10 April 2020.

Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. 2008. Teori Ekonomi Makro; Suatu Pengantar, edisi

keempat. Jakarta: LP-FEUI.

Badan Pusat Statistik. 2020. www.bps.go.id.

Bank Indonesia. 2020. www.bi.go.id.

(9)

Perpustakaan Universitas Gunadarma BARCODE

BUKTI UNGGAH DOKUMEN PENELITIAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

Nomor Pengunggahan

SURAT KETERANGAN

Nomor: 10/PERPUS/UG/2021

Surat ini menerangkan bahwa:

Nama Penulis : Stevani Adinda Nurul Huda

Nomor Penulis : 160805

Email Penulis : stevani@staff.gunadarma.ac.id

Alamat Penulis : Jl. Margonda Raya 100, Depok, Jawa Barat

Telah menyerahkan hasil penelitian/ penulisan untuk disimpan dan dimanfaatkan di Perpustakaan Universitas Gunadarma, dengan rincian sebagai berikut :

Nomor Induk : FEUG/SY/PENELITIAN/10/2021

Judul Penelitian : PENGARUH EKSPOR DAN IMPOR MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

Tanggal Penyerahan : 02 / 03 / 2021

Demikian surat ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya dilingkungan Universitas Gunadarma dan Kopertis Wilayah III.

Gambar

Gambar 1. Nilai Ekspor Impor Migas Indonesia Periode 1990 - 2019

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 6 menunjukkan nisbah erythro/threo struktur β -O- 4 berkorelasi negatif dengan diameter dan jumlah pori atau berkorelasi positif dengan proporsi sel serat sehingga

Kepemimpinan adalah komponen untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan dengan antusias (David, Keith, 2014). Seorang pemimpin harus mampu mempengaruhi para

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah Puspita Sari (2011) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara jumlah rokok

Hasil penelitian mengindikasikan bahwa pada jangka panjang, variabel inflasi dan ekspor non migas berpengaruh secara signifikan terhadap impor bahan baku Indonesia,

Ditanya mengenai keinginan pemerintah untuk melakukan impor beras dalam menghadapi lebaran, Sultan menanggapi bahwa jika produksi dalam negeri masih dapat memenuhi kebutuhan

Mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan dan Rencana Aksi Kegiatan DitJen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kantor Kesehatan Pelabuhan

Entitas Anak dapat memulihkan biaya operasional tersebut sebesar 65% per tahun dari produksi minyak mentah yang tidak digunakan untuk operasional.. This account is an operating

Kepala BNN Kota Malang yang sekaligus alumni ITN Malang ini juga memberikan apresiasi kepada ITN karena pada tahun ini menyelenggarakan tes urine bagi seluruh mahasiswa