• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Wacana Hijab Dalam Buku “Yuk, Berhijab” Karya Felix Y. Siauw

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Wacana Hijab Dalam Buku “Yuk, Berhijab” Karya Felix Y. Siauw"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

NURUL HIDAYATI NIM. 1110051000178

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

NURUL HIDAYATI NIM. 1110051000178

Pembimbing:

Dr. Fatmawati, MA NIP. 19760917 200112 2 002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

22 Juli 2014. Skripsi ini telair diterima se6agai salah satu

:yarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada frogram studi

Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta,22 Juli2014

Sidang Munaqasyah

Anggota,

Sekretaris Sidang

ML

Fita Fathurrokhmah. M.Si NIP. 19830610 200912 2 001

Ketua Sidang

19761t29 200912

I

Penguji

I

Rizal. LK. MA

40428 199303 1 002

Dosen Pembimbing

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana (S1) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, saya telah cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari karya ini merupakan hasil plagiat atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

Jakarta, 22 Juli 2014

(5)

i Felix Y. Siauw

Buku Yuk, Berhijab adalah sebuah buku yang diharapkan dapat memberikan lebih dari sekedar inspirasi pada umat Islam saat ini khusunya wanita muslimah. Dengan memaparkan kedudukan wanita sebelum keberadaan Islam, cara berhijab yang benar menurut agama Islam. Buku ini terjual secara fenomenal di Islamic Book Fair 2013 dengan penjualan buku 54.000 eksemplar.

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana struktur wacana hijab dalam buku Yuk, Berhijab karya Felix Y. Siauw baik secara mikro, makro maupun superstruktur? Bagaimana Felix Y. Siauw memandang hijab yang tertulis dalam bukunya yang berjudul Yuk, Berhijab? bagaimana masyarakat sebagai pembaca memandang hijab dalam buku Yuk, Berhijab karya Felix Y. Siauw?

Menurut Van Djik analisis wacana merupakan penelitian atas wacana yang tidak hanya didasarkan pada analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari praktek produksi yang juga harus diamati dan harus dilihat juga bagaimana teks itu diproduksi. Sehingga kita memperoleh pengetahuan kenapa teks semacam itu terbentuk. Wacana Van Djik digambarkan mempunyai tiga dimensi/bangunan: Teks, Kognisi Sosial, dan Konteks sosial. Inti analisis Van Djik adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis (Eriyanto: 2008).

Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data yang didapatkan dari hasil wawancara langsung kepada Felix Y. Siauw selaku penulis buku Yuk, Berhijab, dari hasil wawancara kepada para pembaca buku Yuk, Berhijab dari berbagai profesi, dari hasil observasi teks, yang kemudian dianalisis.

(6)

ii

Allah SWT, Dzat yang maha berkehendak dan maha Kuasa atas segala hal, yang telah memberikan nikmat dan rahmat-Nya serta taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan merampungkan penulisan skripsi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat dan salam semoga tercurahkan keharibaan baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW, yang merupakan penyelamatan dan tauladan bagi seluruh manusia di muka bumi ini.

Salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana adalah membuat karya ilmiah dalam bentuk skripsi. Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menjumpai berbagai hambatan dan kesulitan, baik dalam masalah pengaturan waktu, mencari bahan-bahan pustaka, dan lain sebagainya. Namun berkat kesungguhan serta motivasi dan bantuan dari berbagai pihak, alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Wacana Hijab

dalam Buku Yuk, Berhijab karya Felix Y. Siauw”.

(7)

iii

Komunikasi, Suparto, M.Ed., Ph.D. Selaku Wakil Dekan (Wadek) I, Drs. Jumroni, M.Si., selaku Wadek II, dan Dr. Sunandar, M.Ag., selaku Wadek III.

3. Rachmat Baihaky, MA., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Fita Fathurokhmah, M.Si, M.A., selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

4. Dr. Fatmawati, MA, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan inspirasinya yang sangat berharga.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang selama ini telah memberikan ilmu pengetahuan. Semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat.

6. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang telah melayani penulis dalam mempergunakan buku-buku dan literatur yang penulis butuhkan selama penyusunan skripsi ini.

(8)

iv

Rochayati serta adikku tersayang Indah Sulistiani. Atas segala kasih sayang, perhatian, dorongan.

10.Seluruh teman-teman KPI F 2010, yang selalu menemani dan berdiskusi dalam belajar dan menemani di kala suka dan duka.

11.Sahabat-sahabat Sulastri Damayanti, Iis Sulastri, Siti Mutmainah, Enong Zahroh, Aisya Wulandari, Isyana Tungga Dewi, Aris Suyitno, Muhammad Kahfi, Ahmad Ziaul Fitrahudin, Mohammad Fahmi Almansyuri. Serta teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan disini.

Peneliti ucapkan terima kasih untuk seluruh pihak atas segala bantuan, dukungan, dan masukan saat menyelesaikan penelitian ini. Peneliti mohon maaf atas kesalahan maupun kekurangan yang terdapat dalam penelitian. Semoga penelitian ini menjadi penelitian yang dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, 31 Mei 2014

(9)

v

Dafar Isi ... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Gambar ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Metodologi Penelitian ... 8

F. Tinjauan Pustaka ... 12

G. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II LANDASAN TEORI ... 15

A. Analisis Wacana ... 15

1. Pengertian Analisis dan Wacana ... 15

2. Analisis Wacana Kritis Van Djik ... 19

3. Kerangka Analisis Wacana Kritis Van Djik ... 20

B. Pengertian Hijab ... 25

1. Kedudukan Hijab ... 28

2. Kewajiban Hijab ... 30

3. Keutamaan Hijab bagi wanita Muslimah ... 33

BAB III GAMBARAN UMUM BUKU DAN BIOGRAFI FELIX Y. SIAUW ... 36

A. Resensi Buku Yuk, Berhijab ... 36

(10)

vi

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA ... 52

A. Temuan Data ... 52

B. Analisis Data ... 52

BAB V PENUTUP ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 79

(11)

vii

[image:11.595.98.513.142.611.2]
(12)

viii

[image:12.595.99.495.214.608.2]
(13)

1

A. Latar Belakang Masalah

Wanita sebelum datangnya Islam di sebagian masyarakat jahiliyah mengalami masa hidup yang sangat kritis, masyarakat jahiliyah benci dengan kelahiran seorang wanita, di antara mereka ada yang mengubur anak wanita secara hidup-hidup di dalam lubang karena takut cela, di antara mereka ada yang membiarkan wanita hidup dalam dunia kehinaan.1

Kehinaan wanita pada zaman jahiliyah tidak berlaku lagi semenjak datangnya Islam. Islam datang dengan kemuliannya yang kemudian memuliakan wanita. Islam sungguh memandang wanita berbeda sebagaimana peradaban dan agama lain. Islam mengangkat wanita pada posisi yang tak pernah dicapai wanita dalam peradaban dan agama manapun. Di dalam Islam sudah jelas bahwa kebahagiaan manusia bukan terletak pada harta, takhta, dan cinta semata. Tetapi terletak pada ridha Allah, oleh karenanya baik laki-laki maupun wanita mempunyai kesempatan yang sama untuk meraihnya.

Islam menghormati perempuan dan menganggap sebagai seorang manusia yang diberi beban (kewajiban) secara sempurna. Ia mempunyai hak dan kewajiban dan juga memperoleh imbalan atas perbuatannya, baik di dunia maupun di akhirat. Perempuan sama sekali bukan rival laki-laki.

1

(14)

laki juga bukan rival perempuan, tetapi laki-laki adalah bagian dari perempuan dan begitu pula sebaliknya. Laki-laki menjadi pelengkap bagi perempuan dan demikian pula sebaliknya.2

Segala bentuk kezaliman telah dihapuskan dari mereka, dan Islam mengembalikan kedudukannya, dan menjadikan mereka sebagai mitra lelaki yang berkedudukan sejajar dalam urusan pahala, siksa dan semua hak, kecuali perkara yang memang dikhususkan untuk wanita. Sehingga pada dasarnya, baik itu di dalam Al-Qur’an ataupun Sunnah, masalah khithab (ajakan atau seruan) dialamatkan kepada laki-laki dan wanita secara sama, mulai dari martabat manusia sampai pada tanggung jawabnya dalam pidana. Sebagaimana firman Allah Swt:









“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun

wanita sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun

Mengkaji masalah hijab tidak akan pernah lepas dari pembicaraan masalah perempuan dan kedudukannya. Kajian tentang kedudukan perempuan dalam Islam termasuk dalam bidang yang sensitif. Oleh karena itu, persoalan masyarakat terhadap perempuan dari masa ke masa tidak akan lepas dari tiga macam pola pikir masyarakat. Tiga macam pola pikiran itu, masyarakat yang menghinakan kaum perempuan sebagaimana yang terjadi

2

(15)

pada masa jahiliyah, masyarakat yang selalu memanjakan kaum perempuan seperti pada zaman kolonial Belanda, yaitu para perempuan itu dipenuhi kebutuhannya, tetapi tidak mendapatkan hak apapun, dan masyarakat yang menghendaki emansipasi yakni masyarakat mengharapkan adanya persamaan derajat antara laki-laki dan perempuan.

Menjaga kehormatan dan harga diri manusia khususnya kehormatan wanita adalah suatu asas yang telah diterima dalam agama Islam serta dalam seluruh aturan-aturan dan hukum-hukumnya. Masalah hijab merupakan salah satu dari perkara tersebuta. Al-Qur’an telah menjelaskan berbagai topik hijab dalam berbagai bentuk, gambaran, dan ibarat yang berbeda-beda. Sebagaimana firman Allah Swt:

















































(16)

perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

Oleh karena itu, hijab dipandang sebagai suatu kewajiban dalam agama Islam dan apabila seseorang mengingkarinya maka dia telah mengingkari satu hukum yang telah diwajibkan dalam agama dan mengingkari kewajiban agama berarti terjerumus di dalam kekafiran. 3

Berdasarkan tim redaksi buletinmitsal dalam sit usnya, menyatakan bahwa kebanyakan kaum Muslim, walau agama mereka Islam, memang awam dengan penampakan penutup aurat yang syar’i, yang benar menurut pandangan dalil-dalil Islam. Karena itu, sedikit sekali yang memperhatikan masalah menutup aurat ini. Adapun yang sudah mengetahui, rupanya belum sempurna dalam memahami dalil, merancukan antara jilbab dan kerudung, bahkan menyamakan keduanya. Masalah hijab disini harus diperhatikan karena tidak hanya dengan cara pemakaian tetapi niat yang benar-benar untuk berhijab.

Ada juga yang sulit membedakan antara yang mana trend fashion

dan yang menutup aurat. Akhirnya, terjebak pula dalam memamerkan

3

(17)

penutup aurat, padahal esensi dari menutup aurat justru melindungi keindahan, sampai waktu dan tempat yang tepat.4

Buku Yuk, Berhijab merupakan salah satu karya Felix Y. Siauw yang diterbitkan Mizan Pustaka Tahun 2013. Buku Yuk, Berhijab ini membahas bagaimana Islam memuliakan wanita dari aturan berpakaian. Bagaimana Islam memuliakan wanita dengan menutup aurat seperti menggunakan hijab, serta bagaimana wanita dihormati dengan hijab. Seperti hal yang diharapkan dari buku Yuk, Berhijab dapat menggunakan hijab yang sesuai dengan syariat agama, yaitu menggunakan kerudung sampai menutupi dada, memakai baju yang tidak ketat atau longgar agar tidak menampakkan lekuk tubuh.

Buku Yuk, Berhijab ini dikemas dengan bahasa yang tidak monoton karena terdapat visualisasi gambar di dalamnya. Seperti di dalam isi buku hijab ini terdapat contoh gambar kerudung dan jilbab diperjelas, halaman buku ini 139. Sehingga apa yang dituliskan dalam buku Yuk, berhijab ini akan lebih mudah dipahami oleh pembaca dan membuat pembaca betah berlama-lama membaca buku ini. Tidak hanya visualisasi gambar di dalam buku ini, ustadz Felix adalah seorang muallaf keturunan etnis tionghoa yang sangat tertarik dengan agama Islam. Hal yang menarik disini karena tidak semua keturunan cina ingin memeluk agama Islam. Menurut pembaca buku ini, tidak hanya visualisasi gambarnya tetapi buku hijab ini dikemas

4

(18)

semenarik mungkin sehingga tidak membosankan untuk dibaca.5 Kalimat dalam buku tersebut ringan untuk dipahami namun maknanya jelas dan mendalam.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis mencoba melakukan penelitian terhadap sebuah buku yang sekaligus penulis jadikan sebagai judul skripsi. Dalam skripsi ini penulis mengangkat sebuah judul “Analisis

Wacana Hijab dalam Buku“Yuk, Berhijab” Karya Felix Y. Siauw”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Masalah ini dibatasi dengan hijab yang syar’i menurut Felix Y. Siauw dalam buku Yuk, Berhijab.

2. Perumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang di atas, maka skripsi ini dapat dirumuskan kedalam masalah penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana struktur wacana hijab dalam buku Yuk, Berhijab karya Felix Y. Siauw?

b. Bagaimana pandangan Felix Y. Siauw tentang hijab yang tertulis dalam bukunya yang berjudul Yuk, Berhijab?

c. Bagaimana masyarakat sebagai pembaca memandang hijab dalam buku Yuk, Berhijab karya Felix Y.Siauw?

5

(19)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan seperti di atas, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui struktur wacana hijab dalam buku Yuk, Berhijab

karya Felix Y. Siauw.

2. Untuk mengetahui pandangan Felix Y. Siauw tentang hijab yang tertulis dalam bukunya yang berjudul Yuk, Berhijab.

3. Untuk mengetahui pandangan masyarakat sebagai pembaca tentang hijab dalam buku Yuk, Berhijab karya Felix Y. Siauw.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini ditinjau dari segi akademis dan praktisi adalah:

1. Manfaat Akademis:

[image:19.595.101.514.210.630.2]
(20)

dalam media cetak yang sesuai dengan kemajuan tekhnologi yang ada guna memenuhi kebutuhan spiritual masyarakat.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini bermanfaat secara praktis diantaranya yakni untuk mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI). Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi mahasiswa KPI dalam meneliti analisis wacana.

E. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah analisis wacana atau disebut juga dengan discourse analysis yang bersifat kualitatif. Seperti yang disampaikan Eriyanto dalam bukunya, Analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi (kuantitatif) yang dominan dan banyak dipakai oleh praktisi media, jika analisis isi (kuantitatif) lebih menekankan pada “apa” (what), analisis wacana

(21)

Dengan kata lain analisis wacana lebih bisa melihat makna yang tersembunyi dalam suatu teks. 6

Menurut Van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga diamati. Di sini harus dilihat juga bagaimana suatu teks diproduksi, sehingga kita memperoleh suatu pengetahuan kenapa teks bisa semacam itu.7

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah sumber-sumber tempat memperoleh keterangan.8 Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah buku Yuk Berhijab karya Felix Y. Siauw. Dan sebagai objek penelitiannya adalah konstruksi wacana dari segi atau dimensi teks sosial, kognisi sosial, dan konteks sosial.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi teks (document research)

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi teks atau document research. Observasi teks dalam hal ini dibedakan menjadi dua bagian, yaitu teks berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sasaran utama dalam analisis, sedangkan data sekunder diperlukan guna mempertajam analisis data primer sekaligus dapat dijadikan bahan pelengkap atau pembanding.

6

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001), Cet. Ke-5, h. 270

7

Eriyanto, Analisis Wacana, h. 224 8

(22)

Data primer (Primary sources) yaitu, teks buku Yuk, Berhijab karya Felix Y. Siauw. Sedangkan data sekunder (Secondary sources) yaitu, berupa buku-buku dan tulisan lain berkaitan dengan masalah yang menjadi objek studi ini.

b. Wawancara Mendalam (Depth Interview)

Pada prinsipnya, tekhnik wawancara merupakan tekhnik dimana penelitian dan informan bertatap muka langsung di dalam wawancara yang dilakukan.9

Wawancara mendalam ini adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data yang lengkap dan mendalam. Pada wawancara ini, pewawancara relatif tidak mempunyai kontrol atas respon

informan, artinya informan bebas memberikan jawaban. Karena itu peneliti mempunyai tugas menuntut waktu dan tenaga agar informan

bersedia memberikan jawaban-jawaban yang lengkap, mendalam, bila perlu tidak ada yang disembunyikan. Wawancara seperti ini berlangsung secara informal, seperti orang sedang mengobrol, tidak dibatasi adanya perbandingan antara pewawancara dengan informan.10

Dalam hal ini peneliti bertanya kepada narasumber atau sumber berita menjawab, mengenai buku Yuk, Berhijab. Penelitian ini di lakukan dengan wawancara kepada Ustadz Felix Y. Siauw (Pengarang buku Yuk, Berhijab). Dan mewawancarai pembaca buku Yuk, Berhijab

9

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Bumi aksara, 2013), Cet ke-1, h.165

10

(23)

dari berbagai kalangan yaitu ada yang berprofesi guru, wiraswasta, dan mahasiswa.

4. Teknik Analisis Data

Peneliti mendapatkan data-data dari hasil wawancara dengan penulis buku Yuk, Berhijab, dan berbagai referensi yang membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini, baik berupa buku maupun data dari internet. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis wacana lebih melihat kepada wacana hijab yang akan diteliti, data-data akan disesuaikan dengan metode yang digunakan Teun A. Van Djik, yaitu meneliti dari analisis teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Data-data tersebut merupakan data yang terdapat dalam buku Yuk, Berhijab, kemudian akan ditafsirkan dalam analisis wacana.

5. Waktu dan Tempat Wawancara

Wawancara ini dilaksanakan dua kali karena data-data yang didapatkan peneliti sudah cukup untuk diolah ke dalam penelitian. Wawancara pertama yaitu pada bulan Januari yakni hari Senin tanggal 27 Januari 2014. Tempat wawancara dilakukan digedung Auditorium TVRI (Televisi Republik Indonesia) ketika Felix melakukan tapping siaran acara Inspirasi Iman.

(24)

berkoordinasi terlebih dahulu dengan Felix selaku penulis buku Yuk, Berhijab.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah mengkaji di perpustakaan, dalam pengkajian tersebut ada beberapa skripsi mengenai analisis wacana, antara lain:

1. Skripsi tahun 2009 dengan judul Analisis Wacana Rubrik Refleksi Majalah Mata Air mengandung pesan moral dilihat dari fenomena sosial keagamaan.

2. Skripsi tahun 2013 yang ditulis oleh Fillaily Adisti, dengan judul Analisis Wacana Pada Buku “Salon Kepribadian: New Jangan jadi Muslimah Nyebelin” Karya Asma Nadia.

3. Skripsi tahun 2013 dengan judul Analisis isi pesan dakwah dalam novel Ummi karya Asma Nadia. Skripsi ini ditulis oleh Iis Rachmania, 2013 yang dalam skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lainnya adalah tentang hijab. Sedangkan penelitian skripsi yang berjudul “Analisis Wacana Rubrik Refleksi Majalah Mata Air” mengenai pesan moral. Penelitian skripsi yang

berjudul Analisis Wacana pada Buku “Salon Kepribadian: New Jangan jadi Muslimah Nyebelin” mengenai kepribadian seorang muslimah. Sedangkan skripsi yang berjudul “Analisis Isi Pesan Dakwah dalam novel Ummi”

(25)

Namun, pembahasan mengenai “Analisis Wacana Hijab dalam buku

Yuk, Berhijab karya Felix Y. Siauw” Dengan demikian, sangat penting

kiranya melakukan kajian lebih lajut secara komprehensif, sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi positif.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini bertujuan untuk memperjelas garis besar dari penyusunan skripsi ini, maka sistematika ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN:

Berisikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI:

Penjabaran analisis wacana, pengertian analisis wacana Van Djik, pengertian hijab, kedudukan hijab, kewajiban hijab, keutamaan hijab bagi wanita muslimah.

BAB III GAMBARAN UMUM BUKU DAN BIOGRAFI FELIX Y.

SIAUW:

[image:25.595.96.518.217.624.2]
(26)

BAB IV ANALISIS BUKU:

Menguraikan struktur teks hijab dalam buku Yuk, Berhijab, hijab dilihat dari pandangan pengarang, hijab dilihat dari pandangan masyarakat sebagai pembaca buku Yuk, Berhijab.

BAB V PENUTUP:

(27)

15

1. Pengertian Analisis dan Wacana

Analisis wacana merupakan bentuk analisis relatif baru yang berkembang terutama sejak tahun 1970-an, seiring dengan studi mengenai sruktur, fungsi, dan proses dari suatu teks.1

Analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta berhubungan antar-bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.2

Secara etimologi istilah wacana seperti yang dikutip Dedy Mulyana berasal dari bahasa sansekerta wac/wak/vak yang berarti “berkata” atau “berucap”. Kemudian kata tersebut mengalami perubahan

menjadi wacana. Kata “ana” yang berada dibelakang adalah sufiks (akhiran) yang bermakna membedakan (nominalisasi).

Dengan demikian, kata wacana dapat diartikan sebagai perkataan atau aturan. Dalam kamus bahasa jawa kuno Indonesia karangan

1

Dennis McQuail, Mass Communication Theory: An Introduction (London: Sage Publication, 19953rd edition), h. 276-277.

2

(28)

Wojowasito terdapat kata waca yang berarti baca, wacaka adalah mengucapkan dan kata wacana berarti perkataan.3

Terdapat tiga makna dari kata wacana . Pertama, percakapan, ucapan dan tutur. Kedua, keseluruhan tutur atau cakapan yang merupakan satu kesatuan. Ketiga, satuan bahasa terbesar, terlengkap yang realisasinya pada bentuk karangan yang lebih utuh seperti novel, buku-buku dan artikel.4

Istilah analisis wacana adalah istilah umum yang dipakai dalam banyak disiplin ilmu dan dengan berbagai pengertian. Meskipun ada gradasi yang besar dari berbagai definisi, titik singgungnya adalah analisis wacana berhubungan dengan studi mengenai bahasa atau pemakaian bahasa. Adapun tokoh-tokoh dalam analisis wacana yaitu Michel Foucault dan Althusser, Roger Fowler, Theoan Leeuwen, Sara Mills, Teun A. Van Djik, dan Norman Fairclough.5

Dalam analisis wacana yang menjadi sorotan utama adalah representasi, bagaimana seseorang atau segala sesuatu itu tidak tampil sendiri, tetapi ditampilkan melalui media bahasa. Baik tertulis, suara, maupun gambar. Bahasa di sini tidak dimaknai sebagai sesuatu yang netral yang bisa mentransmisikan dan menghadirkan realitas seperti keadaan aslinya. Bahasa di sini bukan dimaknai sebagai sesuatu yang netral, tetapi sudah tercelup oleh ideologi yang membawa muatan

3

Mulyana, Kajian Wacana: Teori, Metode dan Aplikasi Prinsip-prinsip Analisis Wacana, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005), h. 3.

4

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet ke-1, h. 32.

5

(29)

kekuasaan tertentu. Bahasa adalah suatu praktik sosial, melalui mana seseorang atau kelompok ditampilkan dan didefinisikan. Lewat bahasa, seseorang ditampilkan secara baik dan buruk untuk ditampilkan kepada masyarakat.

Riyanto Partiko sebagaimana dikutip dalam bukunya Alex Sobur mendefinisikan analisis teks media yaitu bahwa wacana adalah sebuah proses berpikir seseorang yang memiliki ikatan dengan ada dan tidaknya sebuah kesatuan dan koherensi.6

Alex Sobur sendiri mengartikan wacana sebagai rangkaian tutur yang mengungkapkan suatu hal yang disajikan secara teratur, sistematis dalam satu kesatuan yang koheren dan pembahasan wacana merupakan pembahasan terhadap hubungan antara konteks-konteks yang terdapat dalam teks, pembahasan ini bertujuan menjelaskan antar kalimat atau antar tujuan yang membentuk wacana.7

Analisis terhadap wacana termasuk ke dalam penelitian yang bersifat deskriptif. Deskriptif diartikan melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu. Ciri lain metode deskriptif adalah titik berat pada observasi dan suasana ilmiah. Penelitian deskriptif ditujukan untuk : pertama, mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. Kedua, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku. Ketiga, membuat perbandingan atau evaluasi. Keempat, menentukan apa yang dilakukan

6

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Semiotik dan Framing, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet ke-5, h. 10.

7

(30)

orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Penelitian kualitatif mempunyai ciri-ciri yang membedakan dengan jenis penelitian lainnya : 8

a. Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada konteks dari suatu entitas.

b. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama.

c. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif.

d. Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif. e. Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan

penyusunan teori substantive yang berasal dari data.

f. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.

g. Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi “proses” daripada “hasil”.

8

(31)

h. Penelitian kualitatif menghendaki ditetapkannya batas dalam penelitiannya atas dasar focus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian.

i. Penelitian kualitatif mendefinisikan validitas, realibilitas dan objektifitas dalam versi lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian klasik.

j. Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan lapangan.

2. Analisis Wacana Van Djik

Dari sekian banyak model analisis wacana yang diperkenalkan dan dikembangkan oleh beberapa ahli, barangkali model van Djik adalah model yang banyak dipakai. Hal ini kemungkinan karena van Djik mengelaborasi elemen-elemen wacana sehingga bisa didayagunakan dan dipakai secara praktis.

(32)

penting dalam analisis wacana adalah kepaduan dan kesatuan serta penafsiran peneliti.

Elemen kognisi sosial yang dipakai oleh van djik dalam menganalisis sebuah wacana. Kognisi sosial memiliki dua sisi pemahaman, yaitu di satu sisi hal tersebut menunjukkan bagaimana suatu teks diproduksi, dan di sisi lain kognisi sosial menggambarkan bagaimana kondisi sosial atau nilai-nilai masyarakat itu menyebar sehingga diserap lalu dapat dijadikan sebuah teks tersebut.9

Analisis wacana menitik beratkan pada penggambaran teks dan konteks secara bersama-sama dalam suatu proses kognisi dalam komunikasi. Analisis wacana tulisan, bukan hanya sekedar meneliti pada kalimat itu dibentuk dan tujuan dari kata atau kalimat itu disajikan. Dengan kata lain analisis wacana tidak hanya melihat persoalan yang terbatas pada apa yang nampak, tetapi melihat apa yang ada dibalik tulisan, baik yang menyangkut hubungan maupun keterkaitan.

3. Kerangka Analisis Wacana Van Djik

a. Teks

Teun A. Van Djik melihat suatu wacana terdiri atas berbagai struktur atau tingkatan, yang masing-masing bagian saling mendukung. Van Djik membaginya dalam tingkatan:10

1) Struktur makro merupakan makna global dari suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema

9

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2006), Cet ke-5 h. 221.

10

(33)

wacana bukan hanya isi tapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa.

2) Superstruktur adalah kerangka suatu teks bagaimana struktur dan elemen wacana itu disusun dalam teks secara utuh.

[image:33.595.99.511.213.734.2]

3) Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan menganalisis kata, kalimat, preposisi, anak kalimat, paraphrase yang dipakai, dan sebagainya.

Tabel 2.1

Elemen-elemen wacana yang dikemukakan oleh Van Djik dapat

digambarkan sebagai berikut :11

Struktur Wacana Hal yang diamati Elemen Struktur Makro Tematik

Tema/topik yang dikedepankan dalam suatu berita

Topik

Superstruktur Skematik

Bagaimana bagian dan urutan berita diskemakan dalam teks berita utuh

Skema

Struktur Mikro Semantik

Makna yang ingin ditekankan dalam teks berita. Misal dengan memberi detil pada satu atau membuat eksplisit satu sisi dan mengurangi detil sisi lain.

Latar, detil, maksud,

praanggapan, nominalisasi.

Struktur Mikro Sintaksis,

Bagaimana kalimat (bentuk, susunan) yang dipilih.

Bentuk kalimat, koherensi, kata ganti.

Struktur Mikro Stilistik

Bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam teks berita.

Leksikon

11

(34)

Struktur Mikro Retoris

Bagaimana dan dengan cara penekanan dilakukan.

Grafis, metafora, ekspresi.

Dalam pandangan Van Djik segala teks bisa dianalisis dengan menggunakan elemen tersebut. Berikut adalah penjelasan singkat tentang elemen-elemen tersebut :

1) Tematik secara harfiah tema berarti sesuatu yang telah diuraikan. Kata ini berasal dari kata Yunani thitenia yang berarti meletakkan. Tema adalah pokok pemikiran penulis yang disampaikan kepada khalayak.12

2) Skematik menjelaskan bentuk wacana umum yang disusun dengan sejumlah kategori seperti pendahuluan, isi, kesimpulan, pemecahan, masalah, penutup dan sebagainya. Struktur skematik memberi penekanan bagaimana yang didahulukan dan bagaimana yang bisa dikemudiankan sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting.

3) Semantik adalah bagian dari tata bahasa yang menyelidiki tentang tatamakna atau arti kata-kata, dan bentuk linguistik, fungsinya sebagai simbol dan peran yang dimainkan dalam hubungannya dengan kata-kata lain dan tindakan manusia.13

12

Alex MA, Kamus Ilmiah Populer Kontemporer, (Surabaya: Karya harapan ,2005), h.629.

13

(35)

4) Sintaksis yaitu bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase.14

5) Stilistik adalah ilmu penggunaan bahasa dan gaya bahasa dalam kesusasteraan. Maksutnya bahasa sebagai sarana yang disampaikan penulis.15

6) Retoris adalah gaya yang diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis. Misalnya dengan pemakaian kata yang berlebihan (hiperbolik) atau bertele-tele. Retoris mempunyai fungsi persuasif, dan berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu disampaikan kepada khalayak.

b. Kognisi Sosial

Analisis kognisi sosial menekankan bagaimana peristiwa dipahami, didefinisikan, dianalisis dan ditafsirkan, kemudian ditampilkan dalam suatu model memori. Proses terbentuknya teks pada tahap ini memasukan informasi yang digunakan untuk menulis dari suatu wacana tertentu.

Dimensi kognisi sosial disini kognisi sosial meneliti bagaimana kesadaran mental wartawan dalam membentuk suatu teks. Struktur wacana itu menunjukkan sejumlah makna, pendapat dan ideologi. Dibutuhkannnya kognisi sosial ini karena setiap teks

14

Pateda, Semantik Leksikal, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), h.85. 15

(36)
[image:36.595.102.495.222.623.2]

dihasilkan melalui kesadaran pengetahuan, prasangka, atau pengetahuan tertentu atas suatu peristiwa.

Tabel 2.2

Skema/ Model Kognisi Van Djik

a. Skema Person (Person Schemas). Skema ini

menggambarkan bagaimana seseorang menggambarkan dan memandang orang lain.

b. Skema Diri (self Schemas). Skema ini berhubungan

dengan bagaimana diri sendiri dipandang, dipahami, dan digambarkan oleh seseorang.

c. Skema Peran (Role Schemas). Skema ini berhubungan

dengan bagaimana seseorang memandang dan menggambarkan peranan dan posisi seseorang dalam masyarakat.

d. Skema Peristiwa (Event Schemas). Skema ini yang paling

sering dipakai, karena setiap peristiwa selalu ditafsirkan dan dimaknai dengan skema tertentu.

c. Konteks Sosial

(37)

bagaimana wacana yang berkembang dalam masyarakat, proses produksi dan reproduksi seseorang atau peristiwa yang digambarkan.

Dalam kerangka van djik, penelitian mengenai bagaimana wacana diproduksi dalam masyarakat sangat diperlukan, karena dapat dijadikan acuan dalam mengkaji teks yang dihubungkan lebih jauh dengan struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang atas suatu peristiwa.

B. Pengertian Hijab

Untuk memahami pengertian hijab, terlebih dahulu mengetahui makna hijab, yang pada saat ini biasa digunakan untuk menunjuk kepada pakaian wanita. Kata ini memberi makna “penutup”, karena menunjuk kepada suatu

alat penutup. Tetapi, bukan berarti semua penutup adalah hijab. Penutup yang dimaksud sebagai hijab muncul di balik kata tabir.16

Penggunaan kata satr sebagai ganti hijab dalam arti “penutup”, telah digunakan khususnya oleh para ahli hukum agama (fuqaha). Para fuqaha,

apakah dalam bab shalat atau dalam bab nikah, merujuk kepada masalah ini, serta menggunakan kata satr, bukan hijab.

Kata ini tidak diubah, dan selanjutnya kita menggunakan kata “penutup” atau satr, karena sebagaimana telah dikatakan makna yang lazim

dari kata hijab adalah selubung (veil). Jika digunakan dalam arti “penutup”,

kata ini memberikan pengertian seorang wanita yang ditempatkan di belakang sebuah tabir. Hal inilah yang menyebabkan begitu banyak orang berpikir

16

(38)

bahwa Islam menghendaki wanita untuk selalu berada di belakang tabir, harus dipingit dan tidak boleh meninggalkan rumah.

Pengertian hijab adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti penghalang. Pada beberapa negara berbahasa Arab serta negara-negara Barat, kata “hijab” lebih sering merujuk kepada kerudung yang digunakan oleh

wanita muslim. Namun dalam keilmuan Islam, hijab lebih tepat merujuk kepada tatacara berpakaian yang pantas sesuai dengan tuntunan agama.

Pengertian hijab dalam Islam adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti penghalang. Tetapi kata ini lebih sering mengarah pada kata “jilbab”, tetapi dalam ilmu Islam hijab tidak terbatas pada jilbab saja, juga pada penampilan dan perilaku manusia setiap harinya.

Menurut filsafat di balik hijab bagi wanita dalam Islam adalah bahwa wanita harus menutup tubuhnya di dalam pergaulannya dengan laki-laki yang menurut hukum agama bukan muhrim-nya, dan bahwa dia tidak boleh memamerkan dirinya. Fillsafat hijab Islam bertumpu pada beberapa hal, sebagian bersifat psikologis, sebagian berhubungan dengan rumah dan keluarga, dan sebagian lainnya memiliki akar-akar sosiologis dan sebagian di antaranya berhubungan dengan pengangkatan kemuliaan wanita dan pencegahan agar tidak sampai terhina.

(39)

tempat untuk bekerja dan beraktivitas. Hal ini berlawanan dengan sistem barat saat ini yang membaurkan pekerjaan dengan kesenangan diri. Dan Islam memisahkan sepenuhnya kedua lingkungan ini.

lslam mewasiatkan kepada wanita hal-hal yang seharusnya dipelihara ketika mengenakan pakaian, sehingga sempurna penutup badannya. Misalnya, apabila dia mengenakan kerudung, maka dia harus menjulurkannya ke depan, sehingga ujungnya akan menutupi leher dan celah-celah qamis.17

Menurut Al-Kasysyaf oleh Az-Zamakhsyari jilbab adalah pakaian yang luas dan lebih luas dari kerudung dan lebih sempit dari rida’ (selendang). Dililitkan oleh wanita di kepalanya dan dibiarkan darinya apa yang dijulurkan ke dadanya. Dan makna kata min dalam min jalabibihinn

adalah menunjukkan tab’id (sebagian). Dan ia membawa dua kemungkinan: pertama, agar mereka mengenakan sebagian dari jilbab mereka; dan yang kedua, agar wanita mengulurkan sebagian dari jilbabnya ke kepala atau ke wajahnya.

Menurut Al-Muharrir Al-Wajiz oleh Ibnu „Athiyyah jilbab adalah pakaian yang lebih besar dari kerudung. Dan diriwayatkan dari Ibnu „Abbas

r.a dan Ibnu Mas’ud r.a.; jilbab adalah rida’ (selendang). Ibnu „Abbas dan

Ubaidah As-Salmani berpendapat yang demikian itu adalah jika wanita melipatkannya hingga tidak tampak darinya kecuali hanya satu mata yang dengannya dia melihat. Ibnu „Abbas dan Qatadah juga berpendapat yang

demikian adalah jika wanita melipatkannya ke atas dahi dan mengikatkannya

17

(40)

kemudian menjulurkannya ke hidung, meskipun tampak kedua matanya; akan tetapi ia menutup dada dan sebagian besar wajah.

Menurut As-Sirajul-Munir oleh Al-Khatib Asy-Syarbini jilbab adalah setiap pakaian luar, pakaian dalam, dan tutup yang digunakan untuk menutupi. Apabila yang dimaksudkan adalah qamis, maka menjulurkannya adalah menyempurnakannya sampai menutup badannya dan kedua kakinya. Apabila yang ditutupi itu kepala, maka idna’-nya adalah menutupi wajahnya dan lehernya. Apabila yang dimaksudkan menutupi pakaian, maka idna-nya adalah memanjangkannya dan melonggarkannya hingga menutupi semua badannya dan pakaiannya. Dan apabila yang dimaksudkan adalah selain kerudung, maka yang dimaksudka adalah menutupi wajah dan kedua tangan.18

1. Kedudukan Hijab

Ketika Islam datang, Islam tidak menafikan keberadaan bentuk dan model pakaian yang dipraktekan para wanita Arab Jahiliyah, melainkan memberi catatan tersendiri kepada para wanita muslimah terhadap beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan pakaian yang harus dikenakan agar sempurna dalam menutup tubuhnya sesuai dengan syariat agama.19

Misalnya para wanita muslimah dalam mengenakan kerudung hendaknya menutupnya dari depan hingga ujungnya menutup leher dan

18

Abu Syuqqah, Busana dan Perhiasan Wanita Menurut Al-Qur’an dan Hadis, h.33.

19

(41)

belahan baju di dadanya. Juga tidak menampakkan perhiasan atau bagian-bagian yang mengandung dan mengundang fitnah.

Kain kerudung atau khimar atau tutup kepala adalah satu perangkat pakaian wanita yang disebutkan dalam teks Al-Quran di atas. Perangkat lainnya adalah jilbab (baju panjang yang longgar) dan zinah yang berarti perhiasan dan kecantikan yang diindikasikan bisa mengandung dan mengundang fitnah bagi yang melihatnya, terutama bagi kaum laki-laki. Tiga perangkat ini merupakan sesuatu yang integral yang akan mencerminkan sosok wanita terhormat dan terpandang sekaligus menunjukkan identitas dirinya.

Hijab merupakan perisai bagi perempuan, karena dengan hijab kehormatan perempuan akan terjaga. Islam mengangap hijab merupakan suatu hal yang penting dalam menjaga kehormatan perempuan. Bukan berarti kehormatan pria tidak penting karena masalah kehormatan bukan hanya dimiliki oleh perempuan saja. Hanya saja kehormatan perempuan lebih ditekankan untuk terus dijaga karena pria memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding perempuan. Maka untuk mengimbangi kekuatan ini perempuan harus menjaga dirinya dengan berhati-hati melalui pemakaian hijab. Dengan menjaga hijab perempuan akan lepas dari dosa dan pria melihatnya pun tidak akan berdosa.

(42)

tidak berpakaian sama sekali dan menjadikannya rendah di hadapan orang lain. Hijab merupakan pengaman atau penjaga nilai kemanusiaan.

Perintah pada para wanita muslimah agar mengulurkan khimar sampai ke dadanya atau mengulurkan jilbab ke seluruh tubuhnya dan tidak menampakkan perhiasannya adalah sebagai reaksi keras terhadap bentuk dan model pakaian yang dikenakan para wanita Arab yang mengekspos sebagian anggota tubuh mereka yang sensual, terutama dadanya yang terkesan dibiarkan menonjol dan terbuka. Pakaian dan anggota tubuh yang menimbulkan rangsangan seksual dalam Islam disebut tabarruj, suka mengeksploitasi anggota tubuhnya. Norma ini bukan berarti Islam anti seni berpakaian, tetapi yang dilarang dalam moralitas Islam adalah memamerkan perhiasan di muka umum.

2. Kewajiban Hijab

Konsep Islam ihwal kewajiban menutup aurat, yang merupakan pengejawantahan naluri malu yang terpendam dalam diri manusia, tidak akan pernah ditemui di dalam peradaban mana pun. Sebaliknya, Islam mengajarkan bahwa pakaian adalah penutup aurat, bukan sekedar perhiasan. Islam mewajibkan setiap wanita dan pria untuk menutupi anggota tubuhnya yang menarik perhatian lawan jenisnya. Kewajiban untuk wanita memakai pakaian yang menutupi batasan auratnya, dari atas kepala hingga ujung jari kaki serta memakai hijab.20

20

(43)

Pakaian dan perhiasan adalah dua aspek kemajuan dan peradaban. Meninggalkan keduanya berarti kembali kepada kehidupan hewani (tak berbusana). Sedangkan hak milik wanita yang paling utama adalah kemuliaan, rasa malu, dan kehormatan diri. Pakaian dalam Islam bukanlah hanya sekedar hiasan yang menempel ditubuh, tetapi pakaian yang menutup aurat. Dengan Islam mewajibkan setiap muslim untuk menutupi anggota tubuhnya yang menarik lawan jenis.

Sedangkan masalah berhijab (berbusana yang menutupi seluruh bagian tubuh dari kepala hingga telapak kaki) bagi muslimah bukanlah masalah sepele, melainkan masalah besar dan substansi dalam agama Islam. Berhijab bukanlah sisa peninggalan adat bangsa arab, yang membuat muslimah non-arab, tidak boleh menirunya. Tapi yang diperselisihkan ada tidaknya berhijab itu sehingga wanita muslimah bebas mengenakan atau tidak, padahal hijab adalah suatu hukum yang tegas dan pasti bagi muslimah diwajibkan oleh Allah untuk mengenakannya. Allah berfirman :













































(44)

Dan dalam Qs. An-Nur : 31, Allah berfirman:





























































































































































“Kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung hingga batas dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara –saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra-putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. “ (QS Al-Nur {24}:31”

(45)

3. Keutamaan Hijab bagi wanita Muslimah

Seorang wanita muslimah akan menemukan bahwa hukum Islam ada perhatian yang sangat tinggi terhadap dirinya agar dapat menjaga kesuciannya, agar dapat menjadi wanita mulia dan memiliki kedudukan yang tinggi. Syarat yang diwajibkan pada pakaian dan perhiasannya adalah untuk menjaga dirinya dari gangguan orang-orang tidak baik. Syarat ini bukan untuk mengekang kebebasan akan tetapi sebagai pelindung baginya agar tidak masuk ke dalam lumpur kehinaan atau menjadi sasaran sorotan mata dan pusat perhatian.

a. Hijab adalah tanda ketaatan seorang muslimah kepada Allah dan Rasulnya.

b. Hijab adalah iffah (menjaga diri) Allah menjadikan kewajiban menggunakan hijab sebagai tanda iffah (menahan diri dari maksiat) c. Hijab itu kesucian: Hijab sebagai kesucian bagi hati orang-orang

mukmin, laki-laki maupun perempuan. Hijab merupakan pelindung yang dapat menghancurkan keinginan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya.

d. Hijab adalah pelindung e. Hijab itu adalah ketakwaan:

(46)

Hai anak Adam, sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan, dan pakaian takwa itulah yang baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat”.(QS. Al-A’raf:26).

f. Hijab menunjukkan keimanan: Dalam ayat-ayat di atas Allah menghimbau kepada wanita beriman untuk memakai hijab yang menutupi tubuhnya. Ketika seorang wanita yang benar imannya mendengar ayat ini maka tentu akan melaksanakan perintah Tuhannya dengan senang hati.

g. Hijab adalah rasa malu : Wanita yang mengumbar auratnya tidak disangsikan lagi bahwa tidak ada rasa malu darinya, ia mengumbar auratnya dimana-mana tanpa ada perasaan risih, ia menampilkan perhiasannya yang tidak selaknya dibuka, ia memamerkan barang berharganya yang pantas hanya layak untuk ia berikan kepada suaminya, ia membuka sesuatu yang Allah perintahkan untuk menutupnya.

h. Hijab adalah ghirah (rasa cemburu) : Para wanita jagalah aurat kalian supaya kalian menjadi wanita-wanita terhormat. 21

Keutamaan hijab bagi wanita muslimah telah dipaparkan dari penjelasan di atas. Banyak sekali yang diperoleh wanita dalam menggunakan hijab salah satunya terhindar dari hal-hal keburukan seperti godaan-godaan. Hijab menurut kebanyakan orang dipandang sangat mulia apalagi pemakainya. Hal yang perlu diperhatikan disini adalah bagaimana

21

(47)
(48)

36

SIAUW

A. Resensi Buku Yuk, Berhijab

Yuk, Berhijab merupakan sebuah buku dakwah yang mengajak untuk berhijab berdasarkan aturan Islam. Buku ini, diawali dengan menceritakan pandangan Islam tentang wanita, bagaimana memakai hijab yang benar menurut agama.

Hijab syar’i atau pakaian muslimah yang disyari’atkan yaitu

menutup seluruh tubuh, tidak berbentuk pakaian hias atau mengandung perhiasan seperti gambar-gambar, accessories dan tulisan-tulisan, tebal tidak tembus pandang sehingga tidak menampakkan apa yang ada di balik pakaian tersebut, lebar dan longgar tidak ketat sehingga tidak menampakkan bagian-bagian anggota tubuh.1

Di dalam buku ini Felix Siauw juga memaparkan terlebih dahulu bagaimana dunia memandang wanita, Pandangan Islam tentang wanita, Wanita dan aurat, Tabarruj.

1. Dunia memandang wanita

Dalam bab pertama ini menceritakan nasib wanita ditinjau dari segi peradabannya. Pada zaman Yunani Kuno membolehkan wanita

1

[image:48.595.100.515.168.574.2]
(49)

diperjualbelikan layaknya budak, tidak memiliki hak sipil dan Yunani Kuno, posisi wanita tidak jauh dari sekedar pemuas nafsu lelaki saja. Dikisahkan dalam buku-buku dan mitologi-mitologi Yunani, dapat kita baca bahwa sering kali dewa-dewa berselingkuh dan memiliki anak di luar nikah. Dewa-dewa gemar berbuat hal-hal yang tidak pantas dilakukan, hingga lahirlah demigod, manusia setengah dewa, seperti Hercules, Perseus, Theseus, atau Gilgamesh.

Pada zaman romawi, filosofi hidup yang mendasari peradaban Romawi tidak jauh dari filosofi Yunani. Hanya lebih sadis, lebih tertata, dan lebih ekspansif. Wanita hanya objek seksual untuk dinikmati bukan dikasihi. Coba tengok hasil-hasil karya seni Yunani-Romawi Kuno, jelaslah bagi mereka wanita hanya untuk dieksploitasi. Bahkan dalam pandangan Romawi, seorang lelaki tidak bersalah jika membunuh istri dan anaknya. Pada tahun 550 M, Kaisar Justinian sampai mengeluarkan aturan pelarangan membunuh istri dan anak. Solusinya, karena tidak bisa dibunuh, ya akhirnya dijual saja di pasar sebagai budak.2

Zaman di India, tradisi Hindu mengenal sati. Sati adalah sebuah proses membakar diri bagi janda yang ditinggal mati suaminya. Sedangkan di peradaban Cina kuno, wanita-wanita sama saja penempatannya sebagai warga kelas dua. Belajar dan menjadi cendekiawan hanya hak lelaki. Demikian nasib wanita ditinjau dari segi peradaban.

2

(50)

Emansipasi kemudian muncul, kesetaraan gender digelar, bendera feminisme dikibarkan. Di antara kaum wanita mulai bangkit dan menuntut kesetaraan antara lelaki dan wanita. Tetapi harapan wanita agar ia sama seperti lelaki dalam segala hal, bukannya berakhir pada hasil yang memuliakan wanita, tapi berujung kepada penghancuran martabat wanita sendiri, karena menjauh bahkan mengingkari fitrah. Bila pada masa lalu wanita direndahkan secara terpaksa, saat ini wanita rela untuk direndahkan. Menghinakan diri sendiri demi sekeping emas atau segepok dolar, dengan badan mereka sebagai modal.

Bukan rahasia lagi apabila unsur tidak seharusnya ditonton adalah unsur utama dalam hiburan, pertunjukkan sampai iklan. Tetapi tampaknya sutradara dan marketer benar-benar pintar memanfaatkan insting primitif lelaki, yang pasti tertarik bila ada yang membuka apa yang seharusnya terlindung. Fashion nampaknya menjadi pembenaran untuk menjadi murahan, seni jadi alasan untuk tanggalkan harga diri. Atas nama trend apabila hijab dijadikan fashion untuk memperoleh popularitas yaitu dengan memakai pakaian yang tidak sopan misalnya pakaian yang ketat, kerudung tidak menutupi dada harusnya malu dengan hijab yang dikenakan.3

2. Pandangan Islam tentang Wanita

Islam disini memandang bahwa kebahagiaan manusia bukan terletak pada harta, tahta, dan cinta semata, tetapi terletak pada ridha

3

(51)

Allah. Karenanya, baik laki-laki maupun wanita mempunyai kesempatan yang sama untuk meraihnya.

Dalam Islam, ridha Allah yang menjadi tujuan, memungkinkan laki-laki dan wanita mencapainya dengan caranya sendiri, berlomba dengan jalurnya masing-masing. Laki-laki dan wanita tidak berkompetisi di jalur yang sama, tetapi berkompetisi di jalur kebaikan yang berbeda. Karena laki-laki dan perempuan memang berbeda. Di dalam timbangan syariat Islam, apabila laki-laki memperoleh kemuliaan dengan bekerja, wanita mendapatkannya dengan mengurus rumah tangga Islam memberi jalur beribadah kepada wanita dengan kelebihan-kelebihan yang Allah berikan kepada wanita. Oleh karena itu dalam pandangan Islam laki-laki dan wanita sama harkatnya di hadapan Allah, karena makhluk yang sama yang diciptakan oleh Allah.

Soekarno memahami bahwa Islam melarang laki-laki berpandang-pandangan secara langsung dengan perempuan. Tokoh muslim yang memiliki perhatian terhadap masalah perempuan salah satunya Moenawar Chalil. Moenawar Chalil adalah salah satu dari sedikit tokoh Muslim yang membahas mengenai isu yang berhubungan dengan kedudukan perempuan di tengah masyarakat. Dari kutipan “...wanita tetap wanita, sekali wanita tetap wanita! Bukan mestinya dipandang sebagai binatang, tidak seharusnya dianggap sebagai dewa, dan tidak mestinya pula dianggapnya seperti laki-laki”.4

Alqur’an adalah kitab yang membawa pembaruan pada kaum

wanita di tengah kejumuduhan pola pikir kebanyakan peradaban dunia tentang wanita. Apalagi di kalangan masyarakat Arab yang menjadi

4

Gambar

Tabel 2.1 Elemen-elemen wacana yang dikemukakan oleh Van Djik .......... 21
Gambar 1 & 2 Salah satu bagian isi buku, Yuk, Berhijab yang dikemas
gambaran secara utuh tentang dunia perbukuan Islam. Serta memberikan
GAMBARAN UMUM BUKU DAN BIOGRAFI FELIX Y.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari beberapa model analisis yang dikembangkan oleh para ahli tersebut, peneliti melihat pendekatan Kognisis Sosial (Social Cognition Approach) merupakan model yang cocok

AnaJisis wacana adalah istilah umum yang ban yak dipakai dalam banyak disiplin iI u dan dengan berbagai pengertian. Meskipun ada gradasi yang besar dari berbagai

Van Djik dengan tujuan penelitian adalah untuk menganalisis dimensi teks, menemukan dan menganalisis makna dalam teks melalui dimensi kognisi social dan menganalisis

Untuk menemukan wacana-wacana tersebut, penulis menggunakan analisis wacana kritis model Theo Van Leeuwen, dengan menganalisis bagaimana penggambaran pemberitaan

Membaca tidak harus dengan buku atau sesuatu yang bertulis, membaca dapat dilakukan dimana saja kapanpun, membuat seseorang akan lebih cerdas daripada yang tidak

VAN DJIK PADA WACANA LISAN GURU DAN MURID DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Oleh Khairun Nisyah1, Yusak Hudiyono2, Marajo3 1,2Universitas Mulawarman 3Universitas Islam Negeri

Proses analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis wacana Van Djik, karena diduga relevan untuk dapat menguraikan pesan moral dengan rinci dan

Peneliti memilih analisis wacana model Teun Van Dijk sebagai metode untuk mendapatkan pesan dakwah bangkit dari putus asa dalam buku “Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah” dikarenakan