HUBUNGAN ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MEMILIH
PROGRAM STUDI PADA MAHASISWA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi)
r1ari ' ... セN@
·:'lT.Jo1;: ...
セN@ Tgl. : .\ ....''.:."'"')"':_:ii
Q .. ..
i'tn. lnduk :
Q
.. ,.
....
sNLセ@... ,_--.
Oleh kl:isiflkasi 1 ... .
ADE TRISNI. M
NIM ; 105070002361
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
HUBUNGAN ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MEMILIH
PROGRAM STUDI PADA MAHASISWA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi UIN SyarifHidayatullah Jakarta untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi MセᄋセMᄋBセ|@
PERPUSTAKMN tJTAMA
f
artati M.Si
Oleh:
ADE TRISNI. M
NIM: 105070002361
Di Bawah Bimbingan
2 198303 2 001
UIN SY.l\HtD J.A.KARTA t
Pembimbing II
i Saloom, M.Si
NIP:150389379
FAKULTAS PSII(OLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MEMILIH PROGRAM STUDI PADA
MAHASISWA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 7
Desember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Psikologi.
Jakarta, 7 Desember 2009
Ketua Merangkap Anggota,
Jahja Umar Ph.D NIP; 150 885 552
Penguji I
Sidang Munaqasyah
Anggota:
Sekretaris Merangkap Anggota
Ora. adhilah Sura a a M.Si NIP; 19561223 198303 2 001
Hartati M.Si
Ill
02 198303 2 001
02 198303 2 001
Pembimbing II
1\jlrya
Ini
1(upersem6ali,f«r,n Vntul(,
1.(ftcfua Orang <Tuak,u
(])an
<J'al(,aaa
セウオeゥエ。ョ@
yang ta/(,aapat cfipecaliJ((in o{e/i,
セエ・OHLオョ。ョ@
CD
an
セウ。V。イ。ョ@
(A) Fakultas Psikologi
(B) Desember 2009
(C) ADE TRISNI. M
ABSTRAK
(D) Hubungan Orientasi Masa Depan Dengan Pengambilan Keputusan
Dalam Memilih Program Studi Pada Mahasiswa
(E) xvii+ 61 halaman + lampiran
(F) Meskipun proses pengambilan keputusan terjadi setiap saat, namun tidak semua orang selalu melakukannya secara baik (wise).
Kebanyakan orang melakukan sesuatu bukan atas suatu keputusan yang berasal dari dirinya sendiri tetapi karena desakan pihak lain, bujukan atau godaan pihak lain, serta latah atau ikut- ikutan saja.
Demikian pula halnya dengan pengambilan keputusan tentang program studi dan karir.
Dalam mempersiapkan karir yang akan digeluti di masa yang akan datang terlebih dahulu mahasiswa harus memilih fakultas dan program studi yang cocok dan sesuai dengan orientasi masa depan berdasarkan minat, potensi atau kemampuan dirinya, dimana ini merupakan sesuatu hal yang tidak mudah untuk diputuskan
Oleh karena itu, untuk memilih jenis karir, fakultas, program studi yang cocok dibutuhkan kemampuan mengindera masa depan di bidang karir dan potensi diri. Karena berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Neimeyer, Nevill, Probert, dan Fukuyama (1985) menemukan bahwa integrasi schemata bersifat jabatan karir berhubungan dengan pengambilan keputusan kejuruan yang lebih efektif (dalam Nurmi, 1991). Dalam arti bahwa gambaran tentang masa depan di bidang karir dapat menjadi dasar untuk menetapkan tujuan, perencanaan, mencari
alternatif dan membuat komitmen dalam pengambilan keputusan memilih program studi yang efektif
vii
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian korelasional. Penelitian dilaksanakan pada
mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan tahun 2009/ 2010, dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang, 69 orang perempuan dan 31 orang laki-laki. lnstrumen pengumpulan data yang digunakan adalah skala model Likert. Teknik pengolahan dan analisa data dilakukan dengan analisa statistik yang meliputi korelasi Product -Moment Pearson untuk menguji validitas item, Alpha Cronbach untuk menguji reliabilitas instrumen pengumpul data,uji korelasional untuk pengujian hipotesis penelitian dan regresi linearitas sederhana untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atau
sumbangan yang diberikan orientasi masa depan terhadap pengambilan keputusan dalam memilih program studi pada mahasiswa
Jumlah item yang digunakan dalam skala orientasi masa depan sebanyak 40 item sedangkan untuk skala pengambilan keputusan sebanyak 32 item. Dalam penelitian ini diperoleh r hitung (0,686) > r label (0, 195), pad a taraf signifikansi 5% maka hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara orientasi masa depan dengan pengambilan keputusan dalam memilih program studi pada mahasiswa ditolak.
Adapun hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan antara orientasi masa depan dengan pengambilan keputusan dalam memilih program studi pada mahasiswa. Di mana dari hasil penelitian ini selaras terhadap apa yang telah penulis kemukakan dan penulis menyarankan untuk penelitian selanjutnya sebaiknya jumlah sampel dapat di tambah agar mendapatkan hasil lebih baik, serta dapat mewakili jumlah sampel dan luas wilayah sampelnya.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur serta nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada
penulis hingga akhirnya penulis menyelesaikan karya tulis ini.
Banyak hal yang telah penulis peroleh dari sebuah karya tulis ini, tidak hanya
sebuah karya, tetapi juga pengalaman hidup yang beragam yang melatih
penulis untuk menjadi lebih baik dan lebih dewasa dalam menjalani hidup.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ini jauh dari kesempurnaan
seperti yang diharapkan, walaupun sudah berusaha maksimal untuk
menghasilkan yang terbaik.
Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, baik bantuan moril, materil, masukan, kritik
dan pendapat. Untuk itu, dalam kesempatan ini penuiis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Bapak Jahja
Umar, Ph.D yang telah banyak memberikan motivasi dan perhatian
kepada penulis selama menjalani proses perkuliahan dan penyusunan
2. Dosen Pembimbing I, lbu Ora.Netty Hartati.M.Si, yang dalam
membimbing penulis selalu memberikan arahan, saran, dan motivasi
yang sangat berguna dalam menyelesaikan karya tulis ini.
3. Dosen Pembimbing II, Bapak Gazi Saloom.M.Si, yang selalu sabar
dalam memberikan bimbingan, arahan, saran, dan motivasi kepada
penulis, sehingga akhirnya bisa menyelesaikan karya tulis ini.
4. Pembimbing Akademik lbu Natris ldriyani. M.Si, atas bimbingannya
selama penulis menjalani perkuliahan.
IX
5. Orang tuaku tercinta, Ayah (Maliki. ZS.Pd.I) dan lbu (Bayani. SS.Pd.I)
atas semua dukungan , semangat yang diberikan kepada penulis,
yang telah memberikan kasih sayang, selalu memberikan nasehat,
dan tetap sabar dengan proses perkuliahan penulis yang cukup lama.
Semoga selalu dalam lindungan dan rahmat Allah SWT .
6. Kakakku tersayang Asdareni. M ( k' reni) yang selalu memotivasi
penulis ketika sedang malas untuk mengerjakan skripsi, nasehat dan
mendengarkan curhatanku. Dan adikku tersayang Aprizal
Syafriantoni. M, yang memberikan semangat kepada penulis untuk
menyelesaikan karya tulis ini. Serta untuk seluruh keluargaku di
7. Dosen-dosen dan staff akademik Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah yang membantu dan memperkaya ide dalam penulisan
karya tulis ini. Semoga ilmu-ilmu yang diberikan bermanfaat dalam
kehidupan kini dan yang akan datang.
8. Para responden yang sudah menjadi responden dalam penelitian ini,
dan teman-teman angkatan 2005 khususnya kelas D (atikah, ami,
diah, riri, indri, kiki, lili, mila, desti, pipit, dita, teteh syaima, yulis dan
semuanya yang tidak dapat penulis sebutkan satu- persatu, terima
kasih untuk persahabatan dan kebersamaannya selama menjalani
perkuliahan.
9. Untuk teman-teman terdekatku yang baik (Ami kecil, Dali, Khalishah,
K Diah, Kasma, Novi, Reni,Vivi) terimakasih atas semua bantuannya,
dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis, serta K subi dan K
Fatimah yang telah memberikan semangat. Semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan yang telah diberikan.
Jakarta, Desember 2009
XI
DAFTAR ISi
HALAMAN JUD UL ... .
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO... v
ABSTRAKS ... .. ... vi
KAT A PEN GANT AR ... viii
DAFT AR ISi ... xi
DAFT AR T ABEL... xv
DAFT AR GAMBAR ... xvi
DAFT AR LAMPI RAN ... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ... . 1.1 Latar Belakang Masai ah ... ... .. . .. ... ... ... . .. . .. ... ... ... ... 1
1.2 ldentifikasi Masalah... 9
1.3 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah... 9
1.3.1 Pembatasan Masalah .. ... ... . ... ... .. . . . ... .... .. ... ... ... ... ... . 9
1.3.2 Perumusan Masalah ... 1 O 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11
1.4.1 Tujuan Penelitian... 11
1.4.2 Manfaat Penelitian... 11
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Pengambilan Keputusan ... ... 13
2.1.1 Pengertian Pengambilan Keputusan ... 13
2.1.2 Strategi Mengambil Keputusan ... 14
2.1.3 Tahapan-Tahapan Dalam Mengambil Keputusan... 16
2.2 Orientasi Masa Depan ... 18
2.2.1 Pengertian Orientasi Masa Depan .. . .. .. .. . .. .. .. . .... .. .. ... ... 18
2.2.2 Perkembangan Orientasi Masa Depan ... 20
2.2.3 Proses Orientasi Masa Depan ... 23
2.3 Kerangka Berpikir .... . . ... . .... .... . ... ... . . .. . .. .. . .. .. . . . ... ... ... . .. 29
2.4 Hipotesa ... 31
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jen is Penelitian dan Metodologi Penelitian ... 32
3.1.1 Jenis Penelitian... 32
3.1.2 Metode Penelitian ... 32
3.2 Variabel Penelitian ... 33
3.2.1 Definisi Variabel ... 33
3.2.2 Definisi Konseptual ... 33
3.2.3 Definisi Operasional ... 34
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 35
Xlll
3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel... 36
3.4 Metade Pengumpulan Data ... ... ... ... ... ... 36
3.4.1 Teknik dan lnstrumen Penelitian ... 36
3.4.2 Teknik Uji lnstrumen Penelitian... 42
3.5 Teknik Analisa Data... 43
3.6 Prosedur Penelitian... 43
BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISA DATA... 45
4.1 Gambaran Umum Respanden Penelitian ... 45
4.2 Hasil Uji lnstrumen ... 45
4.2.1 Hasil Uji Validitas Skala Orientasi Masa Depan ... 46
4.2.2 Hasil Uji Validitas Skala Pengambilan Keputusan ... 47
4.2.3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Orientasi Masa Depan dan Pengambilan Keputusan ... . .. . ... .... ... ... . .... ... ... ... ... 48
4.3 Deskripsi Has ii Penelitian ... ... ... .. ... .. .... ... . .. . . . ... . .. . ... ... 49
4.3.1 Kategorisasi Skar Data Pada Skala Orientasi Masa Depan... ... 49
[image:13.518.49.498.47.614.2]4.4 Hasil Uji Hipotesis ... 52
4.4.1. Uji Korelasi... ... ... 52
4.4.2 Uji Regresi Linear... 54
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 57
5.2 Diskusi ... 57
5.3 Saran... 60
DAFT AR PUSTAKA
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Table 4.6 Tabel 4.7
DAFTAR TABEL
Bobot Nilai. ... .
Blue Print Skala Orientasi Masa Depan (Uji Coba) ... .
Bobot Nilai. ... .
Blue Print Skala Pengambilan Keputusan (Uji Coba) ..
Respond en Berdasarkan Jen is Kelamin ... .
Blue Print Skala Orientasi Masa Depan (Uji Coba) ... .
Blue Print Skala Pengambilan Keputusan (Uji Coba) ..
Kaidah reliabilitas Guilford ... .
Nilai minimum, maksimum, rata- rata (mean), dan standar
deviasi dari data pada skala orientasi masa depan ... .
Kategorisasi Skor Skala Orientasi Masa Depan ... .
Nilai minimum, maksimum, rata- rata (mean), dan standar xv 37 39 40 41 45 46 47 48 49 50
deviasi dari skala pengambilan Keputusan... 51
Tabel 4.8 Kategorisasi Skor Skala Pengambilan Keputusan... 52
Tabel 4.9 Correlations ... .. ... .... .. ... .. ... ... .. .... ... ... 53
Tabel 4.10 Model Summary and Parameter Estimates... 54
Tabel4.11 ANOVA(b)... 55
DAFT AR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar Perkembangan Orientasi Masa Depan ... 21
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Try Out
Lampiran 2 Angket Field test
Lampiran 3 Relibilitas Dan Validitas Skala Orientasi Masa Depan
Lampiran 4 Relibilitas Dan Validitas Skala Pengambilan Keputusan
Lampiran 5 Data Mentah Try Out Skala Orientasi Masa Depan
Lampiran 6 Data Mentah Try Out Skala Pengambilan Keputusan
Lampiran 7 Data Mentah Penelitian Skala Orientasi Masa Depan
Lampiran 8 Data Mentah Penelitian Skala Pengambilan Keputusan
Lampiran 9 Hasil Uji Prasyarat
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau
decision making, bahkan mungkin harus dilakukan beberapa kali.
Pengambilan keputusan tersebut mulai dari masalah- masalah yang
sederhana sampai dengan masalah- masalah yang kompleks dan menuntut
banyak pertimbangan yang mendalam (dalam Suharnan, 2005). Masa remaja
ialah masa dimana pengambilan keputusan meningkat (Beth- Marom dkk,
dalam siaran pers; Quaderel, Fischoff, & Davis, 1993). Remaja mengambil
keputusan- keputusan tentang masa depan, teman- teman mana yang dipilih,
karir apa yang akan dipilih, apakah harus kuliah, dan masih banyak lagi
hal-hal lain yang harus diputuskan oleh remaja (dalam Santrock, 2002).
Meskipun proses pengambilan keputusan terjadi setiap saat, namun tidak
semua orang selalu melakukannya secara baik (wise). Kebanyakan orang
melakukan sesuatu bukan atas suatu keputusan yang berasal dari dirinya
sendiri tetapi karena desakan pihak lain, bujukan atau godaan pihak lain,
keputusan tentang program studi dan karir. Dimana kita akan belajar, tinggal
dimana, mengambil jurusan atau program studi apa, serta pekerjaan apa
yang cocok, ini semua merupakan hal- hal yang harus diputuskan untuk
menuju masa depan (dalam Hayadin, 2005). Oleh karena itu pada tingkat
awal perguruan tinggi remaja harus sudah siap untuk memilih jurusan apa
yang akan dipilih atau ditempuh untuk mengantarkan mereka dalam
mempersiapkan karir dimasa depan.
2
Dalam mempersiapkan karir yang akan digeluti di masa yang akan datang
terlebih dahulu mahasiswa harus memilih fakultas dan program studi yang
cocok dan sesuai dengan orientasi masa depan berdasarkan minat, potensi
atau kemampuan dirinya, dimana ini merupakan sesuatu hal yang tidak
mudah untuk diputuskan. Problema yang sering terjadi dalam menentukan
karir masa depan yang dialami remaja yaitu ketidakmampuan dalam
mengambil keputusan karena remaja sering memandang eksplorasi karir dan
dalam pengambilan keputusan dalam memilih jurusan atau program studi
sering disertai oleh kebimbangan, ketidakpastian dan stress. Sehingga tidak
sedikit mahasiswa dalam memilih program studi asal- asalan saja.
Keputusan tentang fakultas dan pilihan program studi yang dipilih bukan
berdasarkan minat, kemampuan atau potensi diri dan tidak sesuai dengan
pasrah karena tidak ada pilihan lain. Terkadang dalam memutuskan atau
menentukan pilihan fakultas dan program studi dilakukan berdasarkan
penginderaan kemungkinan atau besarnya peluang untuk dapat diterima
pada fakultas tersebut.
Padahal setiap keputusan yang diambil, akan disusul oleh
keputusan-keputusan lainnya yang saling berkaitan (dalam Jalaluddin, 2005). Dalam
arti, keputusan yang salah dalam memilih jurusan atau program studi akan di
ikuti keputusan- keputusan lain yang tidak sesuai dengan kemampuan dan
kapasitas yang dimiliki. Sehingga mahasiswa yang salah dalam memilih
program studi, ketika masuk kuliah mengalami kesulitan untuk mencapai
prestasi yang maksimal dan tidak serius dalam menjalani perkuliahannya
yang mana hal ini dapat mengakibatkan kesulitan dalam memasuki
lingkungan dunia kerja dikarenakan memiliki keahlian dan pengetahuan yang
pas- pasan. Dengan demikian hal ini akan menambah jumlah pengangguran
terpelajar di Indonesia.
Keputusan tentang program studi yang telah diambil akan mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan individu pada tahap- tahap perkembangan
mendatang. Suatu keputusan yang telah diambil akan mempunyai hubungan
dan bersangkut paut dengan berbagai hal. Keputusan tentang jenis
pendidikan yang harus dijalani dalam rangka mempersiapkan dirinya
memasuki pekerjaan yang dimaksud. Demikian juga sebaliknya, keputusan
tentang pendidikan program studi yang dipilih mempunyai implikasi secara
langsung terhadap pekerjaan yang akan di embannya setelah mereka
menamatkan studinya. (dalam Dewa Ketut Sukardi, 1989).
4
Berdasarkan dari hasil penelitian Taylor (1985) ia menemukan bahwa tingkat
pengetahuan bersifat jabatan dan kesadaran kemampuan- kemampuan dan
minat kejuruan ikut berpengaruh terhadap tingkat menerima tawaran
pekerjaan pada mahasiswa setelah mereka diwisuda di Perguruan Tinggi
atau menamatkan studinya (dalam Nurmi, 1991 ). Oleh karena itu, untuk
memilih program studi di Perguruan Tinggi faktor - faktor yang juga harus
diperhatikan adalah faktor pengetahuan mengenai karir dan minat. Karena
jurusan yang diminati ini nantinya, bila bisa diterima di program studi tersebut
maka dalam menjalaninya akan dengan sungguh-sungguh, penuh semangat
dan motivasi untuk mewujudkan karir yang telah di cita- citakan.
Dengan demikian, dalam memilih atau menentukan program studi untuk
mempersiapkan karir masa depan mahasiswa harus memiliki gambaran
masa depan di bidang karir yang dapat menjadi dasar dalam menetapkan
tujuan, merencanakan dan mengambil keputusan yang tepat dengan memilih
mempertimbangkan berapa lama menyelesaikan sekolah, dan memilih
program studi yang sesuai dengan minat atau kemampuannya. Hal ini
dilakukan agar remaja tidak menyesal dan dapat mempertanggungjawabkan
atas keputusan yang telah diambilnya.
Oleh karena itu, untuk memilih jenis karir, fakultas, program studi yang cocok
dibutuhkan kemampuan mengindera masa depan di bidang karir dan potensi
diri. Karena berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Neimeyer,
Nevill, Probert, dan Fukuyama (1985) menemukan bahwa integrasi schemata
bersifat jabatan karir berhubungan dengan pengambilan keputusan kejuruan
yang lebih efektif ( dalam Nurmi, 1991 ). Dal am arti bahwa gambaran tentang
masa depan di bidang karir dapat menjadi dasar untuk menetapkan tujuan,
perencanaan, mencari alternatif dan membuat komitmen dalam pengambilan
keputusan memilih program studi yang efektif.
Sehingga ketika seseorang memiliki tingkat gambaran atau rencana masa
depan yang tinggi maka dalam pengambilan keputusan memilih program
studinya akan efektif yaitu sesuai dengan tujuan masa depannya. Sebaliknya,
ketika seseorang memiliki tingkat gambaran atau rencana masa depan yang
rendah maka dalam pengambilan keputusan memilih program studinya akan
tidak efektif yaitu melenceng dari apa yang diharapkan dan dicita- citakannya
mengambil keputusan memilih program studi hendaknya sesuai dengan
minat dan harapan yang di cita- citakan. Karena bagaimanapun juga
pengambilan keputusan tentang program studi merupakan satu bagian
penting yang ikut berperan terhadap pekerjaan atau karir dimasa depan. 6
Terkait dengan mempersiapkan karir masa depan, Nurmi (dalam Seginer,
2000) mengemukakan istilah orientasi masa depan. Orientasi masa depan di
definisikan sebagai gambaran tentang masa depan yang dapat menjadi
dasar untuk menetapkan tujuan, perencanaan, membuat pilihan dan
komitmen, serta membantu seseorang menyelesaikan tugas
perkembangannya (Nurmi, 1991; Seginer, 1992; Trommsdorff, 1986: dalam
Seginer 2000).
Gambaran ini terbentuk dari kumpulan skemata, atau sikap dan asumsi yang
didasarkan pada pengalaman masa lalu yang berinteraksi dengan informasi
dari lingkungan individu untuk membentuk harapan di masa depan,
merancang tujuan dan aspirasi serta memberikan makna pribadi pada
kejadian di masa depan (Nurmi1991; Trommsdorff, 1986; dalam McCabe &
Barnett, 2000).
Pada dasarnya, orientasi masa depan dapat dijelaskan melalui tiga proses di
motivasi individu menetapkan tujuan yang didasarkan pada perbandingan
motif dan nilai- nilai serta harapan- harapan mereka mengenai masa depan.
Kemudian proses perencanaan terkait dengan bagaimana individu membuat
langkah- langkah pencapaian dan merealisasikan tujuannya. Sedangkan
proses evaluasi terkait dengan kemungkinan pencapain dari tujuannya dan
mewujudkan rencana- rencana yang telah dibuat (dalam Nurmi, 1991 ).
Dengan proses- proses tersebut, dalam orientasi masa depan telah tercakup
harapan, tujuan, standar, perencanaan, dan strategi akan masa depan
seseorang.
Gambaran atau rencana mengenai masa depan ini merupakan suatu hal
yang penting bagi individu untuk mewujudkan apa yang diharapkan dan di
cita- citakannya di masa depan. Hal ini dikarenakan fungsi dari gambaran
masa depan adalah sebagai kerangka berpikir yang mengarahkan individu
untuk melakukan hal- hal yang diperlukan untuk mencapai harapan- harapan
di masa depan (dalam Nurmi, 1989). Dengan demikian gambaran atau
rencana untuk masa depan, yang secara sederhana disebut sebagai
orientasi masa depan ini juga merupakan sebagai upaya antisipasi remaja
terhadap masa depan.
Memikirkan gambaran masa depan dengan membuat pilihan karir adalah
serta sebagai persiapan untuk memasukinya. Maka dari itu pemilihan karir
lebih memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang. Hal ini harus
diperhatikan oieh remaja dalam menghadapi ketidakpastian dunia dengan
segala perubahan serta dinamikanya sekaligus menjadi tantangan bagi
remaja sebagai generasi penerus untuk menghadapi masa depannya dalam
memasuki dunia orang dewasa (dalam Diny Amenike, 2008).
Tekanan atau tuntutan yang diberikan oleh lingkungan terutama dunia kerja
dalam persaingan era globalisasi sekarang membuat remaja harus mulai
memikirkan gambaran masa depannya. Mereka harus mulai berpikir panjang
ke depan dalam menghadapi tantangan dunia kerja tersebut. Mereka harus
mulai berpikir membentuk tujuan realistis, akan menjadi apa dirinya di masa
depan, apa yang dilakukan, apa yang diperoleh, dan seterusnya (dalam Diny
Arnenike, 2008)
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti apakah orientasi masa
8
depan seseorang juga mempengaruhi dan berhubungan dengan
pengambilan keputusan dalam memilih program studi. Atas dasar itulah maka
penulis ingin meneliti HUBUNGAN ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MEMILIH PROGRAM STUDI PADA
1.2
ldentifikasi Masalah
Dalam penelitian ini permasalahan yang muncul dapat di identifikasi sebagai
berikut:
1. Apakah terdapat kesesuaian antara orientasi masa depan dengan
program studi yang di ambil atau dipilih oleh mahasiswa?
2. Apakah ada pengaruh orientasi masa depan terhadap pengambilan
keputusan dalam memilih program studi pada mahasiswa?
3. Apakah ada hubungan antara orientasi masa depan dengan
pengambilan keputusan dalam memilih program studi pada mahasiswa?
1.3
Batasan Masalah Dan Perumusan Masalah
1.3.1 Batasan Masalah
Agar peneltian ini tidak meluas, maka peneliti perlu membatasi permasalahan
yang ingin di teliti yaitu mengenai apakah ada hubungan antara orientasi
masa depan dengan pengambilan keputusan dalam memilih program studi
pada mahasiswa. Adapun penjelasan dari variabel yang ingin di teliti adalah
sebagai berikut:
1. Orientasi Masa Depan adalah orientasi masa depan dibidang karir
yaitu gambaran tentang masa depan tentang karir yang dapat menjadi
IO
komitmen, yang mana orientasi masa depan tersebut dibentuk melalui
tiga proses di dalamnya yaitu motivasi, perencanaan, dan evaluasi
2. Pengambilan Keputusan dalam memilih program studi adalah
pengambilan keputusan memilih program studi yang sesuai dengan
harapan atau tujuan masa depan karir berdasarkan minat dan
kemampuan pada diri individu dengan cc:1a pengenalan keadaan,
mempelajari alternatif yang ada atau tersedia, mempertimbangkan
alternatif, membuat komitmen, bersikap tenang walaupun mendapat
respon negatif.
3. Mahasiswa yang dimaksud disini adalah mahasiswa semester
satu,angkatan tahun 2009/2010.
1.3.2 Perumusan Masalah
Dari berbagai uraian diatas maka penulis membuat perumusan masalah
dalam bentuk pertanyaan, yaitu: Apakah ada hubungan antara orientasi
masa depan dengan pengambilan keputusan dalam memilih program studi
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara orientasi masa depan dengan pengambilan keputusan
dalam memilih program studi pada mahasiswa.
1.4.2 Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Penelitian yang dilakukan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan
wawasan keilmuwan khususnya psikologi dan diharapkan penelitian ini dapat
memberikan masukan yang akan menambah kajian- kajian dalam psikologi
pendidikan pada khususnya.
2. Secara Praktis
Diharapkan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat dijadikan
masukan bagi mahasiswa agar tidak asal-asalan dalam memilih program
studi, dan bagi para orang tua dan pendidik untuk dapat bekerjasama dalam
membantu pembentukan orientasi masa depan pada remaja agar dalam
menentukan atau memilih program studi remaja dapat membuat suatu
keputusan yang tepat dan bijaksana sesuai dengan minat, kemampuan serta
1.5
Sistematika Penulisan
Hasil penelitian ditulis dan tersusun menjadi 5 bab, dengan sistematika
sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Dalam bab ini, penulis melakukan pembahasan mengenai latar belakang
penelitian yang didalamnya tercantum identifikasi masalah, masalah yang
ada dibatasi dengan pembatasan masalah, selanjutnya masalah tersebut
dirumuskan dalam perumusan masalah, dan juga dijelaskan tentang tujuan,
manfaat, serta sistematika pada penelitian.
Bab 2 Kajian Teori dan Hipotesis
Dalam bab ini, dijelaskan mengenai landasan teori tentang definisi
pengambilan keputusan, strategi mengambil keputusan, tahapan- tahapan
dalam mengambil keputusan, pengertian orientasi masa depan,
perkembangan orientasi masa depan, proses orientasi masa depan,
kerangka berpikir, pengajuan hipotesis.
Bab 3 Metodologi Penelitian
Pada bab ini memuat rancangan penelitian, identifikasi variabel, definisi
operasional, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, teknik
pengolahan data, dan prosedur penelitian.
Bab 4 Hasil Penelitian
Membahas gambaran umum dan hasil penelitian yakni dengan menyajikan
data yang diperoleh, analisis dan interpretasi data.
Bab 5 Penutup
Pada bab ini dibuat kesimpulan hasil penelitian
BAB2
LANDASAN TEORI
2.1
Pengambilan Keputusan
2.1.1 Pengertian Pengambilan Keputusan
Definisi pengambilan keputusan atau decision making (dalam Suharnan, 2005) adalah proses memilih atau menentukan berbagai kemungkinan
diantara situasi- situasi yang tidak pasti. Pengambilan keputusan ini terjadi
didalam situasi- situasi yang meminta individu tersebut harus: membuat
prediksi k<?depan, memilih salah satu diantara dua pilihan atau lebih,
membuat estimasi (prakiraan) mengenai frekuensi kejadian berdasarkan
bukti- bukti yang terbatas.
Sedangkan dalam Anggadewi Moesono (2001) pengambilan keputusan
adalah suatu proses pilihan alternatif tindakan seseorang dalam cara yang
14
2.1.2 Strategi Mengambil Keputusan
Menurut Gelatt, Varenhorst, dan Carey (dalam Atwater, 1983) berdasarkan
unsur resiko dan keadaan ketidakpastian yang sering ada dalam situasi
decision making, maka strategi dalam decision making dapat diklasifikasikan
menjadi:
1. "The Wish Strategy" yaitu memilih salah satu alternatif yang dapat
membawa pada hasil yang di inginkan tanpa mempertimbangkan resiko
2. "The Escape Strategy" yaitu memilih alternatif yang paling dapat terhindar
dari hasil yang paling buruk
3. "The Safe Strategy" yaitu memilih alternatif yang paling dapat mendatang
kan keberhasilan atau kesuksesan meski dengan hasil yang kecil
4. " The Combination Strategy" yaitu memilih alternatif yang menggabungkan
antara kemungkinan atau peluang paling tinggi dengan hasil yang paling
di inginkan.
Pengambilan keputusan beresiko ini antara lain dipengaruhi oleh
faktor-faktor pengalaman masa lalunya, minat, emosi, dan kepribadian (dalam
Atwater, 1983). Jadi setiap orang memilih gaya yang paling tepat atau sesuai
beda dan setiap orang pun memiliki kemampuan yang
berbeda-beda dalam mengambil keputusan terhadap berbagai situasi yang dihadapi.
Sedangkan strategi decision making yang digunakan pada pemilihan
alternatif menurut Dinklage 1996 (dalam Atwater, 1983) adalah sebagai
berikut:
1. Strategi impulsif, yaitu mengambil alternatif pertama tan pa berpikir dalam
2. Strategi Fatalistik, yaitu menyerahkan keputusannya kepada situasi atau
nasib
3. Strategi Compliant, yaitu menyuruh orang lain membuat keputusan bagi
dirinya
4. Strategi Delaying, Yaitu menunda- nunda keputusan, baik dalam
memikirkan maupun dalam bertindak
5. Strategi Agonizing, yaitu selalu bimbang dalam pengambilan keputusan
6. Strategi Planning, yaitu Memakai prosedur yang rasional, ada
pertimbangan alas fakta- fakta
7. Strategi lntuitif, Yaitu memakai rasa keseimbangan sebagai dasar
8. Strategi Paralysis, yaitu mau membuat keputusan namun tidak mampu
mencapai keputusan
2.1.3 Tahapan- Tahapan Dalam Pengarnbilan Keputusan
Mengenai tahapan proses pengambilan keputusan Jannis & Leon Mann
(1977) mengemukan mengenai tahapan- tahapan ideal dalam mengambil
keputusan(dalam Jannis, Irving and Leon Mann, 1977) yaitu:
16
1. "Appraising the Challenge" yaitu mengenali masalah, meninjau situasi dan
berbagai kendala, serta mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi
2. "Surveying the Alternatives" yaitu mengumpulkan informasi tentang
semua alternatif
3. "Weighing Alternatives" yaitu mengevaluasi konsekuensi dari seluruh
alternatif terutama mengenai untung dan ruginya.
4. "Making a Commitmenf' yaitu komitmen dalam implementasi pilihannya
5. "Adhering Despite Negative Feedbacl<' yaitu bersikap kritis dan bersedia
H. A. Simon dalam bukunya Administrative Behaviour (1974),
mengemukakan tiga proses dalam pengambilan keputusan (dalam Kartini,
Kartono, 2002) yaitu:
1. Intelligence Activity, yaitu proses penelitian dan pemahaman situasi dan
kondisi dengan memakai wawasan yang inteligent
2. Design Activity, yaitu proses menemukan masalah, mengembangkan
pemahaman, dan menganalisa kemungkinan pemecahan masalah, serta
tindakan praktis lebih lanjut: jadi ada perencanaan pola kegiatan
3. Choice Activity, yaitu memilih salah satu tindakan dan sekian banyak
alternatif atau kemungkinan pemecahan yang paling efisien.
Kemdal dan Montgomery (dalam Ranyard, Crozier, & Svenson, 1997)
mengemukakan beberapa faktor yang ikut diperhitungkan dalam proses
pengambilan keputusan. Faktor- faktor tersebut adalah:
1. Circumstances, yaitu segala sesuatu yang ada diluar kontrol individu,
misalnya kejadian- kejadian diluar diri individu, komponen yang ada
dalam lingkungan, pengaruh dari orang lain.
2. Preferences, yaitu mencakup keinginan, harapan, mimpi, sasaran dan
minat individu pengambil keputusan, yang semuanya terarah pada tujuan
3. Emotion, yaitu dikaitkan dengan mood (suasana perasaan) dan reaksi
positif atau negatif terhadap situasi, orang dan pikiran- pikiran yang
tersedia.
18
4. Action, yaitu interaksi aktif antara individu dengan lingkungan, termasuk
pencarian informasi, berdiskusi dengan orang lain, dan membuat
perencanaan.
5. Belief, yaitu dikaitkan dengan hipotesa dan teori atau pengalaman
2.2
Orientasi Masa Depan
2.2.1 Definisi Orientasi Masa Depan
Nurmi, 1991; Seginer, 1992; dan Tromsdorff, 1986 (dalam Seginer, 2000)
mendefinisikan Orientasi masa depan adalah gambaran tentang masa
depan seseorang yang menjadi dasar penyusunan tujuan, rencana, mencari
alternatif, dan membuat komitmen, yang secara konsisten akan menuntun
perkembangan individu. Secara lebih mendalam, Nuttin (dalam Nurmi, 1991)
mengatakan bahwa orientasi masa depan merupakan konsep yang sangat
kompleks, terdiri dari berbagai proses, sehingga harus diartikan dalam term
Mengacu pada psikologi kognitif (Bandura et al, 1986) dan action theory
(Leontiev, et al, 1979) melihat orientasi masa depan sebagai suatu konsep
multidimensi. Orientasi masa depan digambarkan sebagai satu kesatuan dari
tiga proses utama yaitu motivasi, perencanaan, dan evaluasi. Yang mana
motivasi mengacu kepada minat yang di inginkan di masa depan. Pada
tahap perencanaan menekankan bagaimana seseorang merencanakan
tujuan yang di inginkan. Dan terakhir tahap evaluasi terkait dengan harapan
terealisasinya tujuan yang telah di rencanakan (dalam Nurmi, 1991 ).
Nurmi juga mengemukakan (dalam McCabe & Bernett, 2000) bahwa
gambaran masa depan terbentuk dari sekumpulan skemata, atau sikap dan
asumsi yang berdasarkan pada pengalaman masa lalu, yang berinteraksi
dengan informasi yang berasal dari lingkungan individu untuk membentuk
harapan mengenai masa depan, membentuk tujuan dan aspirasi serta
memberikan makna pribadi pada peristiwa- peristiwa di masa depan.
Orientasi masa depan ini akhirnya membentuk harapan mengenai masa
depan, membentuk tujuan, dan aspirasi serta memberikan makna pribadi
pada kejadian di masa depan.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, peneliti mendefinisikan orientasi masa
depan sebagai gambaran dan harapan di masa depan yang di bentuk
20
menjadi dasar penyusunan tujuan, rencana, mencari alternatif, dan membuat
komitmen. Gambaran masa depan ini dibentuk dari kumpulan skemata,
sikap, dan asumsi seseorang yang berinteraksi dengan informasi dari
lingkungan. Dan orientasi masa depan ini akan memberi makna pribadi bagi
individu pada kejadian di masa depan.
2.2.2 Perkembangan Orientasi Masa Depan
Orientasi masa depan merupakan proses yang kompleks dan bersifat terus
menerus. Oleh karena itu ada tiga aspek penting yang harus diperhatikan
mengenai perkembangan orientasi masa depan (diam Nurmi, 1991), yaitu:
a. Orientasi masa depan berkembang dalam konteks budaya dan
institusional. Harapan normatif dan pengetahuan mengenai masa depan
menjadi dasar untuk membentuk minat, rencana masa depan, dan
hubungan antara atribusi kausal, dengan afek.
b. Minat, rencana dan keyakinan, yang berkaitan dengan masa depan
dipelajari melalui interaksi sosial dengan orang lain.
c. Orientasi masa depan juga dipengaruhi oleh faktor lain dalam diri
Adapun bagan perkembangan orientasi masa depan dapat dilihat pada
gambar 2.1 di bawah ini:
Social Context
Normative Life- events
Action Opportunities
Standart and Deadlines For Evalution
Schemata
Anticipated Life-span Development
Contextual
q
DevelopmentSelf-Concept
Future Orientation
I
MotivationOセ@
\セMMMMMMMMMMMMMMセ@
Planning
/
______________ セ@Evaluation
Attr. &
[image:38.518.30.496.184.510.2]( diilam Nurroi, 1989)
Gambar 2.1 Perkembangan Orientasi Masa Depan dan Proses yang terdapat Di dalamnya
Dari bagan di atas dapat dilihat bahwa konteks sosial atau lingkungan yang
meliputi peristiwa normatif, kesempatan, standar dan batas waktu untuk
evaluasi, mempengaruhi pembentukan skemata mengenai perkembangan
22
ini akan mempengaruhi orientasi masa depan seseorang baik dalam tahapan
motivasi, perencanaan maupun evaluasi. Untuk lebih lanjut, dijelaskan
sebagai berikut ini (Nurmi, 1991 ):
• Pertama, peristiwa atau kejadian dalam hidup yang bersifat normatif
serta berkaitan dengan tugas perkembangan, dan jadwal pencapaian
tugas perkembangan menjadi dasar pembentukan tujuan dan minat
yang berorientasi masa depan. Misalnya remaja akan sering memilih
kegiatan yang berkaitan dengan persiapan untuk berkarir. Mereka
sering berdiskusi dengan temannya mengenai informasi pekerjaan
yang akan dipilih. Hal ini karena persiapan karir termasuk dalam tugas
perkembangan remaja.
• Kedua, perubahan dalam kesempatan bertindak dan model
penyelesaian tugas perkembangan berdasarkan usia menjadi dasar
pembentukan rencana dan strategi.
• Ketiga, standar dan batas waktu dari solusi evaluasi alas tugas
perkembangannya yang dinilai sukses menjadi dasar bagi proses
evaluasi dalam orientasi masa depan.
Salah satu fungsi umum skemata adalah mengarahkan individu untuk
berubah dalam konteks aktivitas masa depan. Harapan berdasarkan skemata
lndividu tidak hanya melakukan antisipasi terhadap peristiwa dan hasil di
masa depan, tetapi juga memberikan makna personal. Sebagai contoh,
individu mengantisipasi perubahan karir seiring usia, dan juga mengevaluasi
perubahan- perubahan yang ingin mereka wujudkan (dalam Nurmi, 1989).
2.2.3 Proses Orientasi Masa Depan
Orientasi masa depan terdiri dari tiga proses tahapan yaitu motivasi,
perencanaan dan evaluasi. lndividu menentukan tujuannya dengan
membandingkankan motif, nilai, dan harapan di masa depan. Selanjutnya
individu akan melakukan upaya untuk merealisasikan tujuan tersebut dengan
melakukan berbagai perencanaan. Kemudian individu melakukan evaluasi
terhadap kemungkinan pencapaian tujuan, dan melaksanakan rencana yang
telah dibuat sebelumnya (Nurmi, 1991 ).
Adapun cara pengukuran orientasi masa depan (dalam Nurmi, 1989) yaitu;
1. Motivasi diukur dengan cara melihat:
• lsi dari motivasi atau motif dengan menanyakan kepada partisipan
penelitian mengenai harapan dan ketakutan (Trommsdorf et al, 1982)
atau ekspektansi (Mehta, 1972) yang mereka miliki berkaitan dengan
25
Untuk lebih jelasnya, ketiga proses orientasi masa depan ini akan dijabarkan
secara lebih detail sebagai berikut:
a. Motivasi
Dalam tahap motivasi terdapat minat yang dimiliki individu, berkaitan dengan
masa depannya. Untuk membentuk suatu tujuan yang realistis, motif dan nilai
yang dimiliki diperbandingkan dengan pengetahuan yang berkaitan dengan
masa depan. Dengan mengeksplorasi pengetahuan yang berhubungan
dengan motif dan nilai, individu akan mampu untuk menentukan minat
mereka sehingga dapat menyusun tujuan yang lebih spesifik (dalam Nurmi,
1989).
Motif, minat, pencapaian, dan tujuan individu merupakan sistem motivasional
yang memiliki hirarki yang kompleks. Hirarki motivasi ini dibedakan
berdasarkan derajat generality (keumuman) dan abstractness (keabstrakan)
dari tujuan yang dibuat (Emmons, 1986; Lazarus & Folk-man,1987; Leontiev,
1979; dalam Nurmi, 1991 ). Prinsip utama dari konsep kerja ini adalah
tingkatan motif, nilai atau pencapaian yang semakin tinggi membutuhkan
tingkatan tujuan yang lebih rendah, yang bekerja melalui beberapa tujuan
kecil. Sasaran tingkat yang lebih rendah pada dasarnya merupakan strategi
Dengan kata lain, untuk dapat mencapai satu tujuan yang besar akan
diperlukan tujuan- tujuan kecil sebagai perantara. Sebelum mencapai tujuan
besar individu harus mencapai tujuan perantara terlebih dahulu dan ini
merupakan strategi untuk merealisasikan tujuan yang lebih besar.
b. Perencanaan
Tahap kedua dari orientasi masa depan adalah perencanaan. Pada tahap
perencanaan ini menekankan bagaimana individu membuat rencana untuk
merealisasikan harapan, minat, dan tujuan (dalam Nurmi, 1989).
Tahap perencanaan ini terdiri dari tiga sub tahap yaitu menentukan atau
menyusun subtujuan, membuat rencana, dan merealisasikan rencana
tersebut (Hacker, 1985; Nuttin, 1984; Pea & Hawkins, 1987; dalam Nurmi,
1991). Tahapan- tahapan ini akan di jabarkan sebagai berikut:
);> Pertama pada tahap menentukan subgoal, individu membentuk
representasi (gambaran) dari subgoal dan konteks masa depan dimana
subgoal itu diharapkan dapat tercapai. Representasi ini berdasarkan pada
pengetahuan yang dimiliki individu dalam konteks aktivitas masa depan.
);> Pada tahapan kedua yaitu individu mulai membuat rencana, proyek, atau
strategi untuk mencapai subgoal dalam konteks yang telah dipilih. Pada
27
pengambilan keputusan. lndividu menyusun berbagai alternatif rencana
dan harus memutuskan alternatif mana yang paling efisien untuk mencapi
tujuan.
»
Tahap ketiga dari aktivitas perencanaan adalah implementasi darirencana dan strategi yang telah dibuat. Pada fase ini individu diharapkan
mampu membuat perencanaan konkrit dari subgoal yang telah
ditetapkan. Setelah itu, individu memeriksa kembali alternatif rencana,
apakah sesuai dengan tujuan besar yang ingin dicapai seperti yang telah
ditentukan pada tahap motivasi dan memastikan bahwa rencana itu telah
disusun secara sistematis.
c. Evaluasi
Pada tahap evaluasi individu mengevaluasi realisasi tujuan yang telah
ditetapkan dan rencana yang telah dibuat (Nurmi, 1991 ). Dalam tahap
evaluasi, terdapat dua aspek yang memainkan peranan penting pada tahap
evaluasi yaitu afek dan atribusi kausal. Atribusi kausal diukur dengan cara
meminta partisipan untuk merangking derajat dimana mereka yakin bahwa
mereka bisa mengontrol realisasi dari harapan (Trommsdorf, et al. 1982,
dalam Nurmi 1989). Sementara afek diukur dengan cara meminta partisipan
untuk merangking tingkat kemungkinan dari perwujudan harapan mereka
Weiner (dalam Nurmi, 1991) mengajukan model mengenai keterikatan
atribusi dan emosi dalam proses evaluasi tingkah laku. la menyebutkan
bahwa atribusi mengenai kesuksesan dan kegagalan secara spesifik akan di
ikuti oleh emosi yang spesifik. Kesuksesan masa depan yang dilihat sebagai
atribusi internal dan kemampuan mengontrol, diperkirakan akan di ikuti oleh
perasaan optimis. Sedangkan kegagalan masa depan yang dilihat sebagai
atribusi eksternal dan ketidakmampuan memegang kontrol akan di ikuti
perasaan pesimis.
Pada dasarnya model Weiner ini digunakan untuk mengevaluasi hasil dari
kejadian di masa lalu. Namun ternyata model ini juga dapat dimanfaatkan
untuk mengevaluasi tujuan dan rencana yang dibuat individu mengenai masa
depannya (Nurmi, 1989).
Dalam Nurmi (1991 ), Barandtst- idter menjelaskan mengenai tahap evaluasi
sebagai proses yang kompleks dan multi tahap yaitu dimulai dari perubahan
perkembangan yang dievaluasi diukur dalam hubungannya dengan nilai dan
tujuan yang dimiliki individu, kemudian hasil yang diharapkan dievaluasi
berdasarkan derajat kepuasan individu, serta hasil yang diharapkan tersebut
diukur berdasarkan derajat kontrol yang dimiliki individu dan berapa banyak
29
2.3
Kerangka Berpikir
Dalam memilih karir yang akan digeluti dimasa yang akan datang terlebih
dahulu mahasiswa harus memilih fakultas dan program studi yang cocok dan
sesuai dengan minat, orientasi masa depan, potensi atau kemampuan
dirinya, dimana ini merupakan sesuatu hal yang tidak mudah untuk
diputuskan. Problema yang sering terjadi dalam menentukan karir masa
depan yang dialami remaja yaitu ketidakmampuan dalam mengambil
keputusan karena remaja sering memandang eksplorasi karir dan dalam
pengambilan keputusan dalam memilih jurusan atau program studi sering
disertai oleh kebimbangan, ketidakpastian dan stress.
Oleh karena itu, dalam memilih atau menentukan program studi untuk
mempersiapkan karir masa depan mahasiswa harus dapat menetapkan
tujuan, merencanakan dan mengambil keputusan yang tepat dalam memilih
salah satu alternatif pekerjaan dari berbagai pekerjaan yang beragam, harus
mempertimbangkan berapa lama menyelesaikan sekolah, dan memilih
program studi yang sesuai dengan minat atau kemampuannya. Hal ini
dilakukan agar remaja tidak menyesal dan dapat mempertanggungjawabkan
atas keputusan yang telah diambilnya. Dengan demikian, untuk memilih jenis
karir, fakultas, program studi yang cocok dibutuhkan kemampuan
pengambilan keputusan tentang program studi merupakan satu bagian
penting yang ikut berperan terhadap pekerjaan atau karir dimasa depan
(Nurmi, 1991 ).
Berdasarkan dari hasil penelitian Taylor (1985) ia menemukan bahwa tingkat
pengetahuan bersifat jabatan dan kesadaran kemampuan- kemampuan dan
minat kejuruan ikut berpengaruh terhadap tingkat menerima tawaran
pekerjaan pada mahasiswa setelah mereka diwisuda di Perguruan Tinggi
atau menamatkan studinya.
Dengan cara yang sama, Neimeyer, Nevill, Probert, dan Fukuyama (1985)
menemukan bahwa integrasi schemata bersifat jabatan karir berhubungan
dengan pengambilan keputusan kejuruan yang lebih efektif (dalam Nurmi,
1991 ). Dalam arti bahwa dengan memiliki orientasi masa depan dibidang
pendidikan dan karir dapat membantu mahasiswa dalam memberikan
gambaran tentang masa depan yang menjadi dasar penetapan tujuan,
penyusunan rencana, mencari alternatif, dan membuat komitmen dalam
pengambilan keputusan memilih program studi yang tepat yang sesuai
dengan minat, potensi, dan tujuan masa depan dibidang karir yang di
Mahasiswa
l
Mengambil Keputusan Memilih Program Studi
Sesuaidengan
Orientasi Masa Depan
2.4
Hipotesa
Tidak Sesuar dengan
Orientasi Masa Depan
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara orientasi masa depan
dengan pengambilan keputusan dalam memilih program studi pada
mahasiswa
31
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara orientasi masa depan
dengan pengambilan keputusan dalam memilih program studi pada
BAB3
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.1.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif yaitu penelitian yang dalam pengolahan data yang didapat
menggunakan perhitungan statistik yang telah baku. Dengan pendekatan
kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi
hubungan antar variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha
mencari hubungan orientasi masa depan dengan pengambilan keputusan
dalam memilih program studi pada mahasiswa Psikologi UIN Jakarta
angkatan 2009/2010.
3.1.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
jenis penelitian korelasional sesuai dengan tujuan penelitian yang meneliti
apakah ada hubungan antara orientasi masa depan dengan pengambilan
33
satu UIN Jakarta angkatan tahun 2009/ 2010 dengan menggunakan rumusan
statistik atau data yang diperoleh dari penelitian ini berupa angka-angka
kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus statistik .
Menurut Gay (1976) metode deskriptif adalah kegiatan yang meliputi
pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab
pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan
dari pokok suatu penelitian. Sedangkan penelitian korelasional adalah
penelitian yang dirancang untuk menentukan tingka! hubungan
variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi(dalam Sevilla, et al., 1993).
3.2
Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang mempunyai nilai. Variabel dalam
penelitian ini · meliputi : orientasi masa depan dan pengambilan keputusan
dalam memilih program s!udi.
3.2.1 Definisi konseptual variabel
1. Orientasi Masa Depan (menggunakan teori Nurmi, 1989)
Orientasi masa depan adalah orientasi masa depan dibidang karir yaitu
menetapkan tujuan, perencanaan, membuat pilihan dan komitmen, yang
mana orientasi masa depan tersebut di ukur melalui tiga proses yaitu
motivasi,
perencanaan, dan evaluasi.2. Pengambilan Keputusan (menggunakan teori Jannis dan Leon Mann,
1977)
Pengambilan Keputusan dalam memilih program studi adalah memilih atau
menentukan jurusan atau program studi yang sesuai dengan harapan atau
tujuan masa depan karir berdasarkan minat dan kemampuan pada diri
individu dengan cara pengenalan keadaan, mempelajari alternatif yang ada
atau tersedia, mempertimbangkan alternatif, membuat komitmen, bersikap
tenang walaupun mendapat respon negatif.
3.2.2 Definisi operasional variabel
Operasional variabel memuat rincian indicator variabel yang digunakan
dalam pengukuran. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu orientasi
masa depan sebagai variabel independent dan pengambilan keputusan
35
1. Orientasi Masa Depan
Orientasi masa depan adalah skor yang diperoleh dari pengukuran terhadap
gambaran tentang masa depan tentang karir yang dapat menjadi dasar untuk
menetapkan tujuan, perencanaan, membuat pilihan dan komitmen, yang
mana orientasi masa depan tersebut di ukur melalui tiga proses yaitu
motivasi, perencanaan, dan evaluasi.
2. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan yaitu skor yang diperoleh dari pengukuran terhadap
pengambilan keputusan memilih program studi yang sesuai dengan harapan
atau tujuan masa depan karir berdasarkan minat dan kemampuan pada diri
individu dengan cara pengenalan keadaan, mempelajari alternatif yang ada
atau tersedia, mempertimbangkan alternatif, membuat komitmen, bersikap
tenang walaupun mendapat respon negatif.
3.3
Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi dan Sampel
Gay (1976) mendefinisikan populasi sebagai kelompok dimana peneliti akan
I nstrumen Pengumpulan Data dalam penelitian ini akan digunakan dua a lat
pengumpul data, yaitu skala orientasi masa depan dan skala pengambilan
keputusan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini memakai skala model
Likert. Dalam skala ini terdapat empat kategori jawaban, yaitu sangat setuju
(SS), Setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) (dalam
Sevilla, et al., 1993). Masing-masing kategori ini memiliki nilai tertentu yang
tertera dalam label berikut:
Tabel 3.1 Nilai kategori dalam tiap jawaban
Skala Favorable Unfavorable
SS= sangat setuju 4 1
S= setuju 3 2
TS= tidak setuju 2 3
STS= sangat tidak setuju 1 4
Skala sikap yang terentang dari 1 hingga 4 ini memungkinkan peneliti untuk
mendapatkan kecenderungan sikap subjek dan menghindari jawaban netral
dari subjek.
Skala orientasi masa depan dalam penelitian ini menggunakan skala model
[image:52.518.34.450.226.514.2]dari Nurmi (1989), yang mana orientasi masa depan dideskripsikam melalui
tiga proses, yaitu:
a. Motivasi, berkaitan dengan apa yang menjadi tujuan yang akan
dicapai, waktu pencapaian dan dorongan untuk mencapai tujuan
dimasa depan
b. Perencanaan, berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki terkait
dengan tujuan karir masa depan, kompleksitas rencana yang dibuat,
dan tingkat realisasi
c. Evaluasi, berkaitan dengan atribusi kausal (mengevaluasi keyakinan
Adapun tabel distribusi penyebaran aitem adalah sebagai berikut;
Tabel 3.2 Tabel blue print skala Orientasi Masa Depan
No Aspek lndikator Butir soal
Orientasi
Masa Depan Favorable unfavorable
1. Motivasi a.Tujuan yang 1,29,37 3,15
ingin dicapai
b. waktu 2,30,38 4, 16,23
pencapaian
c. dorongan /motif 5,17 7, 24
mencapai
2.
Perencanaan d. pengetahuanyang terkait 6,18,25 8,31,39
dengan tujuan karir masa depan
e. kompleksitas
rencana 9,26 11,19,32
f. tingkat realisasi 10,33 12,20,27
3.
Evaluasi g. atribusikausal(keyakinan 13,21,34 28,35
diri
h. afek (mengenai 14, 22 36,40
Skoring pada skala orientasi masa depan sebagai berikut:
Tabel 3.3
Nilai kategori dalam tiap jawaban
Skala Favorable
SS= sangat setuju 4
S= setuju
3
TS"' tidak setuju 2
STS= sangat tidak setuju 1
1
2
3
4
40
Unfavorable
Sedangkan skala pengambilan keputusan dalam penelitian ini adalah skala
model Liker! dengan menggunakan teori Jannis dan Leon Mann (1977), yang
mana pengambilan keputusan tersebut melalui proses tahapan sebagai
berikut:
1. Pengenalan keadaan
2. Mempelajari alternatif yang ada atau tersedia
3. Mempertimbangkan alternatif
4. Membuat komitmen
[image:55.518.31.449.190.536.2]Tabel 3.4
Tabel blue print skala Pengambilan Keputusan
No Proses tahapan Pengambilan Favorable Unfavorable Jumlah
Keputusan
1. Pengenalan keadaan 1, 2,
13,
18 7,8,23,28 82.
Mempelajari alternatif yang ada 9, 14,29 3, 19,24 6atau tersedia
3.
Mempertimbangkan alternatif 10,25,30 4, 15,20 64. Membuat komitmen 5,21,26 11,16,31 6
5 Bersikap tenang walaupun 6,17,22 12,27,32 6
mendapat respon negative
Jumlah 32
Dalam skala ini terdapat empat kategori jawaban, yaitu sangat setuju (SS),
Setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Masing-masing
[image:56.518.31.451.168.592.2]kategori ini memiliki nilai tertentu yang tertera dalam label berikut;
Tabel 3.5
Nilai kategori dalam tiap jawaban
Skala Favorable Unfavorable
SS= sangat setuju 4 1
S= setuju
3
2TS= tidak setuju 2
3
[image:56.518.33.448.553.675.2]42
3.4.2 Teknik uji instrument penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu di lakukan uji instrument
(try out) kepada mahasiswa fakultas syariah dan hukum jurusan peradilan
agama yang memiliki kriteria yang sama sebanyak 50 orang yang kemudian
tidak di ikut sertakan dalam penelitian sesungguhnya. Adapun tujuannya agar
skala-skala yang digunakan dalam penelitian ini akurat dan dapat dipercaya
atau mengukur apa yang seharusnya diukur.
1 Uji Validitas skala
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu skala psikologi
mampu menghasilkan data yang akurat dan sesuai dengan tujuan ukurnya.
Skala yang disusun berdasarkan kawasan alat ukur yang teridentifikasi
dengan baik dan dibatasi dengan jelas secara teoritik akan valid (Azwar,
2006). Untuk menguji validitas skala, peneliti menggunakan formula product
-moment Pearson dengan menggunakan penghitungan melalui program
SPSS 13.00
2. Uji Reliabilitas Skala
Uji reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur,
yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2006). Untuk
digunakan rumus Alpha cronbach dan perhitungannya dengan menggunakan
SPSS 13.00.
3.5
Teknik Analisa Data
Untuk menganalisis data yang diperoleh dan mengetahui ada tidaknya
korelasi antara dua variabel, peneliti menggunakan teknik statistik korelasi
Spearmen rho. Adapun dalam perhitungan dengan menggunakan program
SPSS 13.00. hasil penelitian akan diinterprestasikan dengan menunjuk tabel
koefisien korelasi nilai r product -moment pada tarif signifikansi 5% . Apabila
hasil perhitungannya lebih besar dari r tabel maka korelasi dianggap
signifikan atau Ha diterima atau Ho ditolak. Apabila hasil penghitungan lebih
kecil dari r tabel maka korelasi dianggap tidak signifikan atau Ha ditolak atau
Ho diterima.
3.6
Prosedur Penelitian
Penelitian ini berjalan dengan melalui empat tahap prosedur penelitian, yaitu
tahap persiapan, pengambilan data, pengolahan data, serta pembahasan.
Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan: Dimulai dengan perumusan masalah, menentukan
44
gambaran dan landasan teoritis yang tepat, menentukan, menyusun dan
menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu skala
pengambilan keputusan dan skala orientasi masa depan, menentukan lokasi
penelitian, melakukan uji coba alat ukur (try out)
2. Tahap Pengambilan Data: Menentukan sampel penelitian, memberikan
penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta kesediaan subjek untuk
mengisi kuesioner penelitian, melaksanakan pengambilan data dengan
memberikan kuesioner yang telah disiapkan kepada subjek penelitian
3. Tahap Pengolahan Data: Melakukan skoring terhadap hasil kuesioner
yang telah diisi oleh responden, menghitung dan mencatat tabulasi data yang
diperoleh, kemudian membuat tabel data, melakukan analisis data dengan
menggunakan metode statistik untuk menguji hipotesis penelitian.
4 Tahap Pembahasan: Menginterpretasikan dan membahas hasil statistik
berdasarkan teori, merumuskan kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh
BAB4
HASIL PENELITIAN
4.1
Gambaran Umum Subjek Penelitian
Berikut ini akan diuraikan gambaran responden dalam penelitian ini
[image:60.518.28.444.42.560.2]berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.1
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Perempuan 69 69%
Laki-laki 31 31%
Total 100 100%
Berdasarkan data pada label 4.1 di atas dapat diketahui bahwa dari 100
responden penelitian ini, 69 orang ( 69%) berjenis kelamin perempuan, dan
31 orang (31 % ) berjenis kelamin laki-laki.
4.2 Hasil Uji lnstrumen Penelitian
Setelah dilakukan uji instrumen penelitian pada tanggal 21 Oktober 2009
terhadap 50 orang mahasiswa Fakultas Syari'ah dan Hukum Jurusan
Peradilan Agama UIN Syarif Hidayatullah, maka dilakukan tes validitas dan
46
4.2.1 Hasil Uji Validitas Skala Orientasi Masa Depan
[image:61.518.27.450.155.655.2]Tabel 4.2
Blue Print Skala Orientasi Masa Depan (Try Out)
No Aspek lndikator Butir soal jumlah Orientasi
Masa Depan Favorable unfavorable
1. Motivasi a.Tujuan yang 1, 29*, 37 3*, 15* 5
ingin dicapai
b. waktu 2*, 30, 38* 4, 16*, 23 6
pencapaian
c. dorongan /motif 5, 17 7*, 24 4
mencapai 2. Perencanaan d. pengetahuan
yang terkait 6*, 18*, 25* 8, 31*, 39 6
dengan tujuan karir masa depan
e. kompleksitas
rencana 9*, 26 11, 19*, 32* 5
f. tingkat realisasi 10*, 33* 12, 20*, 27* 5
3. Evaluasi g. atribusi
kausal(keyakinan 13*, 21*, 34 28*, 35* 5
diri
h. afek (perasaan 14*, 22* 36*, 40* 4
rnengenai kemungkinan pencapaian)
Jumlah 40
Berdasarkan hasil perhitungan spss 13.00 pada skala orientasi masa depan,
dari jumlah item sebanyak 40 item diperoleh data yang valid sebanyak 26
item dan yang tidak valid sebanyak 14 item dengan menggunakan R table
sebesar 0,279 pada taraf signifikansi 5% dengan jumlah N sebanyak 50
sampel.
4.2.2 Hasil Uji Validitas Skala Pengambilan Keputusan
[image:62.518.24.449.182.625.2]Tabel 4.3
Blue Print Skala Pengambilan Keputusan (Try Out)
No Proses tahapan favorable Unfavorable Jumlah
Pengambilan Keputusan
1.
Pengenalan keadaan 1, 2*, 13*, 18* 7*, 8*, 23, 28* 82.
Mempelajari alternatif yang 9*, 14*, 29* 3, 19,24* 6ada atau tersedia
3.
Mempertimbangkan 10*, 25*, 30 4*, 15*, 20* 6alternative
4.
Membuat komitmen 5*, 21*, 26* 11*, 16*, 31 65 Bersikap tenang walaupun 6,17,22* 12*, 27*, 32 6
mendapat respon negatif
Ju ml ah 32
48
Berdasarkan hasil perhitungan spss 13.00 pada skala pengambilan
keputusan, dari jumlah item sebanyak 32 item diperoleh data yang valid
sebanyak 23 item dan yang tidak valid sebanyak 9 item dengan
menggunakan R table sebesar 0,279 pada taraf signifikansi 5% dengan
jumlah N sebanyak 50 sampel.
4.2.3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Orientasi Masa Depan dan
Pengambilan Keputusan
Kemudian, kedua skala tersebut diuji reliabilitasnya dengan menggunakan
Alpha Crombach. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas Alpha
Crombach pada skala orientasi masa depan sebesar 0,865 sedangkan pada
skala pengambilan keputusan diperoleh hasil koefisien reliabilitas sebesar
0.848, dengan mengacu pada kaidah Guilford maka hasil perhitungan data
tersebut reliabel. Sebagaimana dalam Azwar (2006) semakin tinggi koefisien
reliabilitas mendekati 1.00 berarti semakin tinggi tingkat reliabilitasnya.
[image:63.518.23.449.573.674.2]Adapun kaidah reliabilitas Guilford (dalam Kuncono, 2004) sebagai berikut:
Tabel 4.4
Kriteria Koefisien Reliabilitas
Sangat Reliabel >0.9
Reliabel 0.7 - 0.9
Cukup Reliabel 0.4-0.7
Kurang Reliabel 0.2-0.4
Peneliti menggolongkan responden ke dalam 2 kategori diagnosis kualitas
orientasi masa depan yaitu tinggi dan rendah, dengan membagi jarak antara
nilai minimum dan maksimum. Nilai minimum yang didapatkan adalah 65 dan
nilai maksimum adalah 97. Sehingga luas jarak sebenarnya adalah 97- 65 =
32, jarak tersebut kemudian dibagi dua untuk dilihat nilai tengahnya yaitu 32/
2 = 16. Kemudian hasil tersebut ditambah dengan nilai minimum yaitu 16+
65= 81. Sehingga niali tengah yang didapatkan antara 65 dan 97 adalah 81.
[image:64.518.24.451.268.493.2]Maka diperoeh kategori sebagai berikut:
Tabel 4.6
Kategorisasi Skar Data Pada Skala Orientasi Masa Depan
Kategori Interval Skor Frekuensi %
Rendah 65- 81 59 59%
Tinggi 82- 97 41 41%
Jumlah 100 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 59 responden atau 59% yang
memiliki orientasi masa depan rendah dan 41 responden atau 41 % memiliki
orientasi masa depan tinggi.
4.3.2 Kategorisasi Skor Data Pada Skala Pengambilan
Keputusan
Pada penelitian ini, peneliti menentukan kategorisasi pengambilan
51
maksimum, rata- rata, standar deviasi, maka peniliti menggunakan hitungan
komputer dengan program SPSS versi 13.00. Di dapatkan hasil skor nilai
minimum, maksimum, jumlah total (sum), rata- rata (mean), dan standar
deviasi dari pengambilan keputusan. Berikut tabelnya:
Tabel 4.7
Nilai minimum, maksimum, rata- rata (mean), dan standar deviasi dari data
skala pengambilan keputusan
N Minimum Maximum Mean Std. Deviasi
Pengambilan 100 45.00 89.00 71.3400 6.72282
Keoutusan
Berdasarkan label di alas, didapatkan nilai minimum untuk pengambilan
keputusan sebesar 45.00, maksimum sebesar 89.00, mean sebesar
71.3400, dan standar deviasi sebesar 6. 72282.
Peneliti menggolongkan responden ke dalam 2 kategori diagnosis kualitas
pengambilan keputusan yaitu linggi dan rendah, dengan membagi jarak
antara nilai minimum dan maksimum. Nilai minimum yang didapatkan adalah
45 dan nilai maksimum adalah 89. Sehingga luas jarak sebenarnya adalah
89- 45
=
44, jarak tersebut kemudian dibagi dua untuk dilihat nilai tengahnya [image:65.518.27.432.189.503.2]yaitu 22+ 45= 67. Sehingga niali tengah yang didapatkan antara 45 dan 89
[image:66.518.25.447.185.524.2]adalah 67. Maka diperoeh kategori sebagai berikut:
Tabel 4.8
Kategorisasi Skor Skala Pengambilan Keputusan
Kategori Interval Skor Frekuensi %