• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan orientasi masa depan dengan pengambilan keputusan dalam memilih program studi pada mahasiswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan orientasi masa depan dengan pengambilan keputusan dalam memilih program studi pada mahasiswa"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MEMILIH

PROGRAM STUDI PADA MAHASISWA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi)

r1ari ' ... セN@

·:'lT.Jo1;: ...

セN@ Tgl. : .\ ....

''.:."'"')"':_:ii

Q .. ..

i'tn. lnduk :

Q

.. ,.

....

sNLセ@

... ,_--.

Oleh kl:isiflkasi 1 ... .

ADE TRISNI. M

NIM ; 105070002361

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

HUBUNGAN ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MEMILIH

PROGRAM STUDI PADA MAHASISWA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi UIN SyarifHidayatullah Jakarta untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi MセᄋセMᄋBセ|@

PERPUSTAKMN tJTAMA

f

artati M.Si

Oleh:

ADE TRISNI. M

NIM: 105070002361

Di Bawah Bimbingan

2 198303 2 001

UIN SY.l\HtD J.A.KARTA t

Pembimbing II

i Saloom, M.Si

NIP:150389379

FAKULTAS PSII(OLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MEMILIH PROGRAM STUDI PADA

MAHASISWA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 7

Desember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

Jakarta, 7 Desember 2009

Ketua Merangkap Anggota,

Jahja Umar Ph.D NIP; 150 885 552

Penguji I

Sidang Munaqasyah

Anggota:

Sekretaris Merangkap Anggota

Ora. adhilah Sura a a M.Si NIP; 19561223 198303 2 001

Hartati M.Si

Ill

02 198303 2 001

02 198303 2 001

Pembimbing II

(4)

1\jlrya

Ini

1(upersem6ali,f«r,n Vntul(,

1.(ftcfua Orang <Tuak,u

(])an

(5)

<J'al(,aaa

セウオeゥエ。ョ@

yang ta/(,aapat cfipecaliJ((in o{e/i,

セエ・OHLオョ。ョ@

CD

an

セウ。V。イ。ョ@

(6)

(A) Fakultas Psikologi

(B) Desember 2009

(C) ADE TRISNI. M

ABSTRAK

(D) Hubungan Orientasi Masa Depan Dengan Pengambilan Keputusan

Dalam Memilih Program Studi Pada Mahasiswa

(E) xvii+ 61 halaman + lampiran

(F) Meskipun proses pengambilan keputusan terjadi setiap saat, namun tidak semua orang selalu melakukannya secara baik (wise).

Kebanyakan orang melakukan sesuatu bukan atas suatu keputusan yang berasal dari dirinya sendiri tetapi karena desakan pihak lain, bujukan atau godaan pihak lain, serta latah atau ikut- ikutan saja.

Demikian pula halnya dengan pengambilan keputusan tentang program studi dan karir.

Dalam mempersiapkan karir yang akan digeluti di masa yang akan datang terlebih dahulu mahasiswa harus memilih fakultas dan program studi yang cocok dan sesuai dengan orientasi masa depan berdasarkan minat, potensi atau kemampuan dirinya, dimana ini merupakan sesuatu hal yang tidak mudah untuk diputuskan

Oleh karena itu, untuk memilih jenis karir, fakultas, program studi yang cocok dibutuhkan kemampuan mengindera masa depan di bidang karir dan potensi diri. Karena berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Neimeyer, Nevill, Probert, dan Fukuyama (1985) menemukan bahwa integrasi schemata bersifat jabatan karir berhubungan dengan pengambilan keputusan kejuruan yang lebih efektif (dalam Nurmi, 1991). Dalam arti bahwa gambaran tentang masa depan di bidang karir dapat menjadi dasar untuk menetapkan tujuan, perencanaan, mencari

alternatif dan membuat komitmen dalam pengambilan keputusan memilih program studi yang efektif

(7)

vii

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian korelasional. Penelitian dilaksanakan pada

mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan tahun 2009/ 2010, dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang, 69 orang perempuan dan 31 orang laki-laki. lnstrumen pengumpulan data yang digunakan adalah skala model Likert. Teknik pengolahan dan analisa data dilakukan dengan analisa statistik yang meliputi korelasi Product -Moment Pearson untuk menguji validitas item, Alpha Cronbach untuk menguji reliabilitas instrumen pengumpul data,uji korelasional untuk pengujian hipotesis penelitian dan regresi linearitas sederhana untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atau

sumbangan yang diberikan orientasi masa depan terhadap pengambilan keputusan dalam memilih program studi pada mahasiswa

Jumlah item yang digunakan dalam skala orientasi masa depan sebanyak 40 item sedangkan untuk skala pengambilan keputusan sebanyak 32 item. Dalam penelitian ini diperoleh r hitung (0,686) > r label (0, 195), pad a taraf signifikansi 5% maka hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara orientasi masa depan dengan pengambilan keputusan dalam memilih program studi pada mahasiswa ditolak.

Adapun hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan antara orientasi masa depan dengan pengambilan keputusan dalam memilih program studi pada mahasiswa. Di mana dari hasil penelitian ini selaras terhadap apa yang telah penulis kemukakan dan penulis menyarankan untuk penelitian selanjutnya sebaiknya jumlah sampel dapat di tambah agar mendapatkan hasil lebih baik, serta dapat mewakili jumlah sampel dan luas wilayah sampelnya.

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur serta nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada

penulis hingga akhirnya penulis menyelesaikan karya tulis ini.

Banyak hal yang telah penulis peroleh dari sebuah karya tulis ini, tidak hanya

sebuah karya, tetapi juga pengalaman hidup yang beragam yang melatih

penulis untuk menjadi lebih baik dan lebih dewasa dalam menjalani hidup.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ini jauh dari kesempurnaan

seperti yang diharapkan, walaupun sudah berusaha maksimal untuk

menghasilkan yang terbaik.

Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak, baik bantuan moril, materil, masukan, kritik

dan pendapat. Untuk itu, dalam kesempatan ini penuiis ingin mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Bapak Jahja

Umar, Ph.D yang telah banyak memberikan motivasi dan perhatian

kepada penulis selama menjalani proses perkuliahan dan penyusunan

(9)

2. Dosen Pembimbing I, lbu Ora.Netty Hartati.M.Si, yang dalam

membimbing penulis selalu memberikan arahan, saran, dan motivasi

yang sangat berguna dalam menyelesaikan karya tulis ini.

3. Dosen Pembimbing II, Bapak Gazi Saloom.M.Si, yang selalu sabar

dalam memberikan bimbingan, arahan, saran, dan motivasi kepada

penulis, sehingga akhirnya bisa menyelesaikan karya tulis ini.

4. Pembimbing Akademik lbu Natris ldriyani. M.Si, atas bimbingannya

selama penulis menjalani perkuliahan.

IX

5. Orang tuaku tercinta, Ayah (Maliki. ZS.Pd.I) dan lbu (Bayani. SS.Pd.I)

atas semua dukungan , semangat yang diberikan kepada penulis,

yang telah memberikan kasih sayang, selalu memberikan nasehat,

dan tetap sabar dengan proses perkuliahan penulis yang cukup lama.

Semoga selalu dalam lindungan dan rahmat Allah SWT .

6. Kakakku tersayang Asdareni. M ( k' reni) yang selalu memotivasi

penulis ketika sedang malas untuk mengerjakan skripsi, nasehat dan

mendengarkan curhatanku. Dan adikku tersayang Aprizal

Syafriantoni. M, yang memberikan semangat kepada penulis untuk

menyelesaikan karya tulis ini. Serta untuk seluruh keluargaku di

(10)

7. Dosen-dosen dan staff akademik Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah yang membantu dan memperkaya ide dalam penulisan

karya tulis ini. Semoga ilmu-ilmu yang diberikan bermanfaat dalam

kehidupan kini dan yang akan datang.

8. Para responden yang sudah menjadi responden dalam penelitian ini,

dan teman-teman angkatan 2005 khususnya kelas D (atikah, ami,

diah, riri, indri, kiki, lili, mila, desti, pipit, dita, teteh syaima, yulis dan

semuanya yang tidak dapat penulis sebutkan satu- persatu, terima

kasih untuk persahabatan dan kebersamaannya selama menjalani

perkuliahan.

9. Untuk teman-teman terdekatku yang baik (Ami kecil, Dali, Khalishah,

K Diah, Kasma, Novi, Reni,Vivi) terimakasih atas semua bantuannya,

dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis, serta K subi dan K

Fatimah yang telah memberikan semangat. Semoga Allah SWT

membalas semua kebaikan yang telah diberikan.

Jakarta, Desember 2009

(11)

XI

DAFTAR ISi

HALAMAN JUD UL ... .

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO... v

ABSTRAKS ... .. ... vi

KAT A PEN GANT AR ... viii

DAFT AR ISi ... xi

DAFT AR T ABEL... xv

DAFT AR GAMBAR ... xvi

DAFT AR LAMPI RAN ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ... . 1.1 Latar Belakang Masai ah ... ... .. . .. ... ... ... . .. . .. ... ... ... ... 1

1.2 ldentifikasi Masalah... 9

1.3 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah... 9

1.3.1 Pembatasan Masalah .. ... ... . ... ... .. . . . ... .... .. ... ... ... ... ... . 9

1.3.2 Perumusan Masalah ... 1 O 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

1.4.1 Tujuan Penelitian... 11

1.4.2 Manfaat Penelitian... 11

(12)

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Pengambilan Keputusan ... ... 13

2.1.1 Pengertian Pengambilan Keputusan ... 13

2.1.2 Strategi Mengambil Keputusan ... 14

2.1.3 Tahapan-Tahapan Dalam Mengambil Keputusan... 16

2.2 Orientasi Masa Depan ... 18

2.2.1 Pengertian Orientasi Masa Depan .. . .. .. .. . .. .. .. . .... .. .. ... ... 18

2.2.2 Perkembangan Orientasi Masa Depan ... 20

2.2.3 Proses Orientasi Masa Depan ... 23

2.3 Kerangka Berpikir .... . . ... . .... .... . ... ... . . .. . .. .. . .. .. . . . ... ... ... . .. 29

2.4 Hipotesa ... 31

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jen is Penelitian dan Metodologi Penelitian ... 32

3.1.1 Jenis Penelitian... 32

3.1.2 Metode Penelitian ... 32

3.2 Variabel Penelitian ... 33

3.2.1 Definisi Variabel ... 33

3.2.2 Definisi Konseptual ... 33

3.2.3 Definisi Operasional ... 34

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

(13)

Xlll

3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel... 36

3.4 Metade Pengumpulan Data ... ... ... ... ... ... 36

3.4.1 Teknik dan lnstrumen Penelitian ... 36

3.4.2 Teknik Uji lnstrumen Penelitian... 42

3.5 Teknik Analisa Data... 43

3.6 Prosedur Penelitian... 43

BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISA DATA... 45

4.1 Gambaran Umum Respanden Penelitian ... 45

4.2 Hasil Uji lnstrumen ... 45

4.2.1 Hasil Uji Validitas Skala Orientasi Masa Depan ... 46

4.2.2 Hasil Uji Validitas Skala Pengambilan Keputusan ... 47

4.2.3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Orientasi Masa Depan dan Pengambilan Keputusan ... . .. . ... .... ... ... . .... ... ... ... ... 48

4.3 Deskripsi Has ii Penelitian ... ... ... .. ... .. .... ... . .. . . . ... . .. . ... ... 49

4.3.1 Kategorisasi Skar Data Pada Skala Orientasi Masa Depan... ... 49

[image:13.518.49.498.47.614.2]
(14)

4.4 Hasil Uji Hipotesis ... 52

4.4.1. Uji Korelasi... ... ... 52

4.4.2 Uji Regresi Linear... 54

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 57

5.2 Diskusi ... 57

5.3 Saran... 60

DAFT AR PUSTAKA

(15)
[image:15.518.45.456.144.540.2]

Tabel 3.1

Tabel 3.2

Tabel 3.3

Tabel 3.4

Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Table 4.6 Tabel 4.7

DAFTAR TABEL

Bobot Nilai. ... .

Blue Print Skala Orientasi Masa Depan (Uji Coba) ... .

Bobot Nilai. ... .

Blue Print Skala Pengambilan Keputusan (Uji Coba) ..

Respond en Berdasarkan Jen is Kelamin ... .

Blue Print Skala Orientasi Masa Depan (Uji Coba) ... .

Blue Print Skala Pengambilan Keputusan (Uji Coba) ..

Kaidah reliabilitas Guilford ... .

Nilai minimum, maksimum, rata- rata (mean), dan standar

deviasi dari data pada skala orientasi masa depan ... .

Kategorisasi Skor Skala Orientasi Masa Depan ... .

Nilai minimum, maksimum, rata- rata (mean), dan standar xv 37 39 40 41 45 46 47 48 49 50

deviasi dari skala pengambilan Keputusan... 51

Tabel 4.8 Kategorisasi Skor Skala Pengambilan Keputusan... 52

Tabel 4.9 Correlations ... .. ... .... .. ... .. ... ... .. .... ... ... 53

Tabel 4.10 Model Summary and Parameter Estimates... 54

Tabel4.11 ANOVA(b)... 55

(16)
[image:16.518.79.449.165.524.2]

DAFT AR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar Perkembangan Orientasi Masa Depan ... 21

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Try Out

Lampiran 2 Angket Field test

Lampiran 3 Relibilitas Dan Validitas Skala Orientasi Masa Depan

Lampiran 4 Relibilitas Dan Validitas Skala Pengambilan Keputusan

Lampiran 5 Data Mentah Try Out Skala Orientasi Masa Depan

Lampiran 6 Data Mentah Try Out Skala Pengambilan Keputusan

Lampiran 7 Data Mentah Penelitian Skala Orientasi Masa Depan

Lampiran 8 Data Mentah Penelitian Skala Pengambilan Keputusan

Lampiran 9 Hasil Uji Prasyarat

(18)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau

decision making, bahkan mungkin harus dilakukan beberapa kali.

Pengambilan keputusan tersebut mulai dari masalah- masalah yang

sederhana sampai dengan masalah- masalah yang kompleks dan menuntut

banyak pertimbangan yang mendalam (dalam Suharnan, 2005). Masa remaja

ialah masa dimana pengambilan keputusan meningkat (Beth- Marom dkk,

dalam siaran pers; Quaderel, Fischoff, & Davis, 1993). Remaja mengambil

keputusan- keputusan tentang masa depan, teman- teman mana yang dipilih,

karir apa yang akan dipilih, apakah harus kuliah, dan masih banyak lagi

hal-hal lain yang harus diputuskan oleh remaja (dalam Santrock, 2002).

Meskipun proses pengambilan keputusan terjadi setiap saat, namun tidak

semua orang selalu melakukannya secara baik (wise). Kebanyakan orang

melakukan sesuatu bukan atas suatu keputusan yang berasal dari dirinya

sendiri tetapi karena desakan pihak lain, bujukan atau godaan pihak lain,

(19)

keputusan tentang program studi dan karir. Dimana kita akan belajar, tinggal

dimana, mengambil jurusan atau program studi apa, serta pekerjaan apa

yang cocok, ini semua merupakan hal- hal yang harus diputuskan untuk

menuju masa depan (dalam Hayadin, 2005). Oleh karena itu pada tingkat

awal perguruan tinggi remaja harus sudah siap untuk memilih jurusan apa

yang akan dipilih atau ditempuh untuk mengantarkan mereka dalam

mempersiapkan karir dimasa depan.

2

Dalam mempersiapkan karir yang akan digeluti di masa yang akan datang

terlebih dahulu mahasiswa harus memilih fakultas dan program studi yang

cocok dan sesuai dengan orientasi masa depan berdasarkan minat, potensi

atau kemampuan dirinya, dimana ini merupakan sesuatu hal yang tidak

mudah untuk diputuskan. Problema yang sering terjadi dalam menentukan

karir masa depan yang dialami remaja yaitu ketidakmampuan dalam

mengambil keputusan karena remaja sering memandang eksplorasi karir dan

dalam pengambilan keputusan dalam memilih jurusan atau program studi

sering disertai oleh kebimbangan, ketidakpastian dan stress. Sehingga tidak

sedikit mahasiswa dalam memilih program studi asal- asalan saja.

Keputusan tentang fakultas dan pilihan program studi yang dipilih bukan

berdasarkan minat, kemampuan atau potensi diri dan tidak sesuai dengan

(20)

pasrah karena tidak ada pilihan lain. Terkadang dalam memutuskan atau

menentukan pilihan fakultas dan program studi dilakukan berdasarkan

penginderaan kemungkinan atau besarnya peluang untuk dapat diterima

pada fakultas tersebut.

Padahal setiap keputusan yang diambil, akan disusul oleh

keputusan-keputusan lainnya yang saling berkaitan (dalam Jalaluddin, 2005). Dalam

arti, keputusan yang salah dalam memilih jurusan atau program studi akan di

ikuti keputusan- keputusan lain yang tidak sesuai dengan kemampuan dan

kapasitas yang dimiliki. Sehingga mahasiswa yang salah dalam memilih

program studi, ketika masuk kuliah mengalami kesulitan untuk mencapai

prestasi yang maksimal dan tidak serius dalam menjalani perkuliahannya

yang mana hal ini dapat mengakibatkan kesulitan dalam memasuki

lingkungan dunia kerja dikarenakan memiliki keahlian dan pengetahuan yang

pas- pasan. Dengan demikian hal ini akan menambah jumlah pengangguran

terpelajar di Indonesia.

Keputusan tentang program studi yang telah diambil akan mempunyai

pengaruh terhadap kehidupan individu pada tahap- tahap perkembangan

mendatang. Suatu keputusan yang telah diambil akan mempunyai hubungan

dan bersangkut paut dengan berbagai hal. Keputusan tentang jenis

(21)

pendidikan yang harus dijalani dalam rangka mempersiapkan dirinya

memasuki pekerjaan yang dimaksud. Demikian juga sebaliknya, keputusan

tentang pendidikan program studi yang dipilih mempunyai implikasi secara

langsung terhadap pekerjaan yang akan di embannya setelah mereka

menamatkan studinya. (dalam Dewa Ketut Sukardi, 1989).

4

Berdasarkan dari hasil penelitian Taylor (1985) ia menemukan bahwa tingkat

pengetahuan bersifat jabatan dan kesadaran kemampuan- kemampuan dan

minat kejuruan ikut berpengaruh terhadap tingkat menerima tawaran

pekerjaan pada mahasiswa setelah mereka diwisuda di Perguruan Tinggi

atau menamatkan studinya (dalam Nurmi, 1991 ). Oleh karena itu, untuk

memilih program studi di Perguruan Tinggi faktor - faktor yang juga harus

diperhatikan adalah faktor pengetahuan mengenai karir dan minat. Karena

jurusan yang diminati ini nantinya, bila bisa diterima di program studi tersebut

maka dalam menjalaninya akan dengan sungguh-sungguh, penuh semangat

dan motivasi untuk mewujudkan karir yang telah di cita- citakan.

Dengan demikian, dalam memilih atau menentukan program studi untuk

mempersiapkan karir masa depan mahasiswa harus memiliki gambaran

masa depan di bidang karir yang dapat menjadi dasar dalam menetapkan

tujuan, merencanakan dan mengambil keputusan yang tepat dengan memilih

(22)

mempertimbangkan berapa lama menyelesaikan sekolah, dan memilih

program studi yang sesuai dengan minat atau kemampuannya. Hal ini

dilakukan agar remaja tidak menyesal dan dapat mempertanggungjawabkan

atas keputusan yang telah diambilnya.

Oleh karena itu, untuk memilih jenis karir, fakultas, program studi yang cocok

dibutuhkan kemampuan mengindera masa depan di bidang karir dan potensi

diri. Karena berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Neimeyer,

Nevill, Probert, dan Fukuyama (1985) menemukan bahwa integrasi schemata

bersifat jabatan karir berhubungan dengan pengambilan keputusan kejuruan

yang lebih efektif ( dalam Nurmi, 1991 ). Dal am arti bahwa gambaran tentang

masa depan di bidang karir dapat menjadi dasar untuk menetapkan tujuan,

perencanaan, mencari alternatif dan membuat komitmen dalam pengambilan

keputusan memilih program studi yang efektif.

Sehingga ketika seseorang memiliki tingkat gambaran atau rencana masa

depan yang tinggi maka dalam pengambilan keputusan memilih program

studinya akan efektif yaitu sesuai dengan tujuan masa depannya. Sebaliknya,

ketika seseorang memiliki tingkat gambaran atau rencana masa depan yang

rendah maka dalam pengambilan keputusan memilih program studinya akan

tidak efektif yaitu melenceng dari apa yang diharapkan dan dicita- citakannya

(23)

mengambil keputusan memilih program studi hendaknya sesuai dengan

minat dan harapan yang di cita- citakan. Karena bagaimanapun juga

pengambilan keputusan tentang program studi merupakan satu bagian

penting yang ikut berperan terhadap pekerjaan atau karir dimasa depan. 6

Terkait dengan mempersiapkan karir masa depan, Nurmi (dalam Seginer,

2000) mengemukakan istilah orientasi masa depan. Orientasi masa depan di

definisikan sebagai gambaran tentang masa depan yang dapat menjadi

dasar untuk menetapkan tujuan, perencanaan, membuat pilihan dan

komitmen, serta membantu seseorang menyelesaikan tugas

perkembangannya (Nurmi, 1991; Seginer, 1992; Trommsdorff, 1986: dalam

Seginer 2000).

Gambaran ini terbentuk dari kumpulan skemata, atau sikap dan asumsi yang

didasarkan pada pengalaman masa lalu yang berinteraksi dengan informasi

dari lingkungan individu untuk membentuk harapan di masa depan,

merancang tujuan dan aspirasi serta memberikan makna pribadi pada

kejadian di masa depan (Nurmi1991; Trommsdorff, 1986; dalam McCabe &

Barnett, 2000).

Pada dasarnya, orientasi masa depan dapat dijelaskan melalui tiga proses di

(24)

motivasi individu menetapkan tujuan yang didasarkan pada perbandingan

motif dan nilai- nilai serta harapan- harapan mereka mengenai masa depan.

Kemudian proses perencanaan terkait dengan bagaimana individu membuat

langkah- langkah pencapaian dan merealisasikan tujuannya. Sedangkan

proses evaluasi terkait dengan kemungkinan pencapain dari tujuannya dan

mewujudkan rencana- rencana yang telah dibuat (dalam Nurmi, 1991 ).

Dengan proses- proses tersebut, dalam orientasi masa depan telah tercakup

harapan, tujuan, standar, perencanaan, dan strategi akan masa depan

seseorang.

Gambaran atau rencana mengenai masa depan ini merupakan suatu hal

yang penting bagi individu untuk mewujudkan apa yang diharapkan dan di

cita- citakannya di masa depan. Hal ini dikarenakan fungsi dari gambaran

masa depan adalah sebagai kerangka berpikir yang mengarahkan individu

untuk melakukan hal- hal yang diperlukan untuk mencapai harapan- harapan

di masa depan (dalam Nurmi, 1989). Dengan demikian gambaran atau

rencana untuk masa depan, yang secara sederhana disebut sebagai

orientasi masa depan ini juga merupakan sebagai upaya antisipasi remaja

terhadap masa depan.

Memikirkan gambaran masa depan dengan membuat pilihan karir adalah

(25)

serta sebagai persiapan untuk memasukinya. Maka dari itu pemilihan karir

lebih memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang. Hal ini harus

diperhatikan oieh remaja dalam menghadapi ketidakpastian dunia dengan

segala perubahan serta dinamikanya sekaligus menjadi tantangan bagi

remaja sebagai generasi penerus untuk menghadapi masa depannya dalam

memasuki dunia orang dewasa (dalam Diny Amenike, 2008).

Tekanan atau tuntutan yang diberikan oleh lingkungan terutama dunia kerja

dalam persaingan era globalisasi sekarang membuat remaja harus mulai

memikirkan gambaran masa depannya. Mereka harus mulai berpikir panjang

ke depan dalam menghadapi tantangan dunia kerja tersebut. Mereka harus

mulai berpikir membentuk tujuan realistis, akan menjadi apa dirinya di masa

depan, apa yang dilakukan, apa yang diperoleh, dan seterusnya (dalam Diny

Arnenike, 2008)

Dari uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti apakah orientasi masa

8

depan seseorang juga mempengaruhi dan berhubungan dengan

pengambilan keputusan dalam memilih program studi. Atas dasar itulah maka

penulis ingin meneliti HUBUNGAN ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MEMILIH PROGRAM STUDI PADA

(26)

1.2

ldentifikasi Masalah

Dalam penelitian ini permasalahan yang muncul dapat di identifikasi sebagai

berikut:

1. Apakah terdapat kesesuaian antara orientasi masa depan dengan

program studi yang di ambil atau dipilih oleh mahasiswa?

2. Apakah ada pengaruh orientasi masa depan terhadap pengambilan

keputusan dalam memilih program studi pada mahasiswa?

3. Apakah ada hubungan antara orientasi masa depan dengan

pengambilan keputusan dalam memilih program studi pada mahasiswa?

1.3

Batasan Masalah Dan Perumusan Masalah

1.3.1 Batasan Masalah

Agar peneltian ini tidak meluas, maka peneliti perlu membatasi permasalahan

yang ingin di teliti yaitu mengenai apakah ada hubungan antara orientasi

masa depan dengan pengambilan keputusan dalam memilih program studi

pada mahasiswa. Adapun penjelasan dari variabel yang ingin di teliti adalah

sebagai berikut:

1. Orientasi Masa Depan adalah orientasi masa depan dibidang karir

yaitu gambaran tentang masa depan tentang karir yang dapat menjadi

(27)

IO

komitmen, yang mana orientasi masa depan tersebut dibentuk melalui

tiga proses di dalamnya yaitu motivasi, perencanaan, dan evaluasi

2. Pengambilan Keputusan dalam memilih program studi adalah

pengambilan keputusan memilih program studi yang sesuai dengan

harapan atau tujuan masa depan karir berdasarkan minat dan

kemampuan pada diri individu dengan cc:1a pengenalan keadaan,

mempelajari alternatif yang ada atau tersedia, mempertimbangkan

alternatif, membuat komitmen, bersikap tenang walaupun mendapat

respon negatif.

3. Mahasiswa yang dimaksud disini adalah mahasiswa semester

satu,angkatan tahun 2009/2010.

1.3.2 Perumusan Masalah

Dari berbagai uraian diatas maka penulis membuat perumusan masalah

dalam bentuk pertanyaan, yaitu: Apakah ada hubungan antara orientasi

masa depan dengan pengambilan keputusan dalam memilih program studi

(28)

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara orientasi masa depan dengan pengambilan keputusan

dalam memilih program studi pada mahasiswa.

1.4.2 Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Penelitian yang dilakukan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan

wawasan keilmuwan khususnya psikologi dan diharapkan penelitian ini dapat

memberikan masukan yang akan menambah kajian- kajian dalam psikologi

pendidikan pada khususnya.

2. Secara Praktis

Diharapkan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat dijadikan

masukan bagi mahasiswa agar tidak asal-asalan dalam memilih program

studi, dan bagi para orang tua dan pendidik untuk dapat bekerjasama dalam

membantu pembentukan orientasi masa depan pada remaja agar dalam

menentukan atau memilih program studi remaja dapat membuat suatu

keputusan yang tepat dan bijaksana sesuai dengan minat, kemampuan serta

(29)

1.5

Sistematika Penulisan

Hasil penelitian ditulis dan tersusun menjadi 5 bab, dengan sistematika

sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan

Dalam bab ini, penulis melakukan pembahasan mengenai latar belakang

penelitian yang didalamnya tercantum identifikasi masalah, masalah yang

ada dibatasi dengan pembatasan masalah, selanjutnya masalah tersebut

dirumuskan dalam perumusan masalah, dan juga dijelaskan tentang tujuan,

manfaat, serta sistematika pada penelitian.

Bab 2 Kajian Teori dan Hipotesis

Dalam bab ini, dijelaskan mengenai landasan teori tentang definisi

pengambilan keputusan, strategi mengambil keputusan, tahapan- tahapan

dalam mengambil keputusan, pengertian orientasi masa depan,

perkembangan orientasi masa depan, proses orientasi masa depan,

kerangka berpikir, pengajuan hipotesis.

Bab 3 Metodologi Penelitian

Pada bab ini memuat rancangan penelitian, identifikasi variabel, definisi

operasional, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, teknik

pengolahan data, dan prosedur penelitian.

Bab 4 Hasil Penelitian

Membahas gambaran umum dan hasil penelitian yakni dengan menyajikan

data yang diperoleh, analisis dan interpretasi data.

Bab 5 Penutup

Pada bab ini dibuat kesimpulan hasil penelitian

(30)

BAB2

LANDASAN TEORI

2.1

Pengambilan Keputusan

2.1.1 Pengertian Pengambilan Keputusan

Definisi pengambilan keputusan atau decision making (dalam Suharnan, 2005) adalah proses memilih atau menentukan berbagai kemungkinan

diantara situasi- situasi yang tidak pasti. Pengambilan keputusan ini terjadi

didalam situasi- situasi yang meminta individu tersebut harus: membuat

prediksi k<?depan, memilih salah satu diantara dua pilihan atau lebih,

membuat estimasi (prakiraan) mengenai frekuensi kejadian berdasarkan

bukti- bukti yang terbatas.

Sedangkan dalam Anggadewi Moesono (2001) pengambilan keputusan

adalah suatu proses pilihan alternatif tindakan seseorang dalam cara yang

(31)

14

2.1.2 Strategi Mengambil Keputusan

Menurut Gelatt, Varenhorst, dan Carey (dalam Atwater, 1983) berdasarkan

unsur resiko dan keadaan ketidakpastian yang sering ada dalam situasi

decision making, maka strategi dalam decision making dapat diklasifikasikan

menjadi:

1. "The Wish Strategy" yaitu memilih salah satu alternatif yang dapat

membawa pada hasil yang di inginkan tanpa mempertimbangkan resiko

2. "The Escape Strategy" yaitu memilih alternatif yang paling dapat terhindar

dari hasil yang paling buruk

3. "The Safe Strategy" yaitu memilih alternatif yang paling dapat mendatang

kan keberhasilan atau kesuksesan meski dengan hasil yang kecil

4. " The Combination Strategy" yaitu memilih alternatif yang menggabungkan

antara kemungkinan atau peluang paling tinggi dengan hasil yang paling

di inginkan.

Pengambilan keputusan beresiko ini antara lain dipengaruhi oleh

faktor-faktor pengalaman masa lalunya, minat, emosi, dan kepribadian (dalam

Atwater, 1983). Jadi setiap orang memilih gaya yang paling tepat atau sesuai

(32)

beda dan setiap orang pun memiliki kemampuan yang

berbeda-beda dalam mengambil keputusan terhadap berbagai situasi yang dihadapi.

Sedangkan strategi decision making yang digunakan pada pemilihan

alternatif menurut Dinklage 1996 (dalam Atwater, 1983) adalah sebagai

berikut:

1. Strategi impulsif, yaitu mengambil alternatif pertama tan pa berpikir dalam

2. Strategi Fatalistik, yaitu menyerahkan keputusannya kepada situasi atau

nasib

3. Strategi Compliant, yaitu menyuruh orang lain membuat keputusan bagi

dirinya

4. Strategi Delaying, Yaitu menunda- nunda keputusan, baik dalam

memikirkan maupun dalam bertindak

5. Strategi Agonizing, yaitu selalu bimbang dalam pengambilan keputusan

6. Strategi Planning, yaitu Memakai prosedur yang rasional, ada

pertimbangan alas fakta- fakta

7. Strategi lntuitif, Yaitu memakai rasa keseimbangan sebagai dasar

(33)

8. Strategi Paralysis, yaitu mau membuat keputusan namun tidak mampu

mencapai keputusan

2.1.3 Tahapan- Tahapan Dalam Pengarnbilan Keputusan

Mengenai tahapan proses pengambilan keputusan Jannis & Leon Mann

(1977) mengemukan mengenai tahapan- tahapan ideal dalam mengambil

keputusan(dalam Jannis, Irving and Leon Mann, 1977) yaitu:

16

1. "Appraising the Challenge" yaitu mengenali masalah, meninjau situasi dan

berbagai kendala, serta mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi

2. "Surveying the Alternatives" yaitu mengumpulkan informasi tentang

semua alternatif

3. "Weighing Alternatives" yaitu mengevaluasi konsekuensi dari seluruh

alternatif terutama mengenai untung dan ruginya.

4. "Making a Commitmenf' yaitu komitmen dalam implementasi pilihannya

5. "Adhering Despite Negative Feedbacl<' yaitu bersikap kritis dan bersedia

(34)

H. A. Simon dalam bukunya Administrative Behaviour (1974),

mengemukakan tiga proses dalam pengambilan keputusan (dalam Kartini,

Kartono, 2002) yaitu:

1. Intelligence Activity, yaitu proses penelitian dan pemahaman situasi dan

kondisi dengan memakai wawasan yang inteligent

2. Design Activity, yaitu proses menemukan masalah, mengembangkan

pemahaman, dan menganalisa kemungkinan pemecahan masalah, serta

tindakan praktis lebih lanjut: jadi ada perencanaan pola kegiatan

3. Choice Activity, yaitu memilih salah satu tindakan dan sekian banyak

alternatif atau kemungkinan pemecahan yang paling efisien.

Kemdal dan Montgomery (dalam Ranyard, Crozier, & Svenson, 1997)

mengemukakan beberapa faktor yang ikut diperhitungkan dalam proses

pengambilan keputusan. Faktor- faktor tersebut adalah:

1. Circumstances, yaitu segala sesuatu yang ada diluar kontrol individu,

misalnya kejadian- kejadian diluar diri individu, komponen yang ada

dalam lingkungan, pengaruh dari orang lain.

2. Preferences, yaitu mencakup keinginan, harapan, mimpi, sasaran dan

minat individu pengambil keputusan, yang semuanya terarah pada tujuan

(35)

3. Emotion, yaitu dikaitkan dengan mood (suasana perasaan) dan reaksi

positif atau negatif terhadap situasi, orang dan pikiran- pikiran yang

tersedia.

18

4. Action, yaitu interaksi aktif antara individu dengan lingkungan, termasuk

pencarian informasi, berdiskusi dengan orang lain, dan membuat

perencanaan.

5. Belief, yaitu dikaitkan dengan hipotesa dan teori atau pengalaman

2.2

Orientasi Masa Depan

2.2.1 Definisi Orientasi Masa Depan

Nurmi, 1991; Seginer, 1992; dan Tromsdorff, 1986 (dalam Seginer, 2000)

mendefinisikan Orientasi masa depan adalah gambaran tentang masa

depan seseorang yang menjadi dasar penyusunan tujuan, rencana, mencari

alternatif, dan membuat komitmen, yang secara konsisten akan menuntun

perkembangan individu. Secara lebih mendalam, Nuttin (dalam Nurmi, 1991)

mengatakan bahwa orientasi masa depan merupakan konsep yang sangat

kompleks, terdiri dari berbagai proses, sehingga harus diartikan dalam term

(36)

Mengacu pada psikologi kognitif (Bandura et al, 1986) dan action theory

(Leontiev, et al, 1979) melihat orientasi masa depan sebagai suatu konsep

multidimensi. Orientasi masa depan digambarkan sebagai satu kesatuan dari

tiga proses utama yaitu motivasi, perencanaan, dan evaluasi. Yang mana

motivasi mengacu kepada minat yang di inginkan di masa depan. Pada

tahap perencanaan menekankan bagaimana seseorang merencanakan

tujuan yang di inginkan. Dan terakhir tahap evaluasi terkait dengan harapan

terealisasinya tujuan yang telah di rencanakan (dalam Nurmi, 1991 ).

Nurmi juga mengemukakan (dalam McCabe & Bernett, 2000) bahwa

gambaran masa depan terbentuk dari sekumpulan skemata, atau sikap dan

asumsi yang berdasarkan pada pengalaman masa lalu, yang berinteraksi

dengan informasi yang berasal dari lingkungan individu untuk membentuk

harapan mengenai masa depan, membentuk tujuan dan aspirasi serta

memberikan makna pribadi pada peristiwa- peristiwa di masa depan.

Orientasi masa depan ini akhirnya membentuk harapan mengenai masa

depan, membentuk tujuan, dan aspirasi serta memberikan makna pribadi

pada kejadian di masa depan.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, peneliti mendefinisikan orientasi masa

depan sebagai gambaran dan harapan di masa depan yang di bentuk

(37)

20

menjadi dasar penyusunan tujuan, rencana, mencari alternatif, dan membuat

komitmen. Gambaran masa depan ini dibentuk dari kumpulan skemata,

sikap, dan asumsi seseorang yang berinteraksi dengan informasi dari

lingkungan. Dan orientasi masa depan ini akan memberi makna pribadi bagi

individu pada kejadian di masa depan.

2.2.2 Perkembangan Orientasi Masa Depan

Orientasi masa depan merupakan proses yang kompleks dan bersifat terus

menerus. Oleh karena itu ada tiga aspek penting yang harus diperhatikan

mengenai perkembangan orientasi masa depan (diam Nurmi, 1991), yaitu:

a. Orientasi masa depan berkembang dalam konteks budaya dan

institusional. Harapan normatif dan pengetahuan mengenai masa depan

menjadi dasar untuk membentuk minat, rencana masa depan, dan

hubungan antara atribusi kausal, dengan afek.

b. Minat, rencana dan keyakinan, yang berkaitan dengan masa depan

dipelajari melalui interaksi sosial dengan orang lain.

c. Orientasi masa depan juga dipengaruhi oleh faktor lain dalam diri

(38)

Adapun bagan perkembangan orientasi masa depan dapat dilihat pada

gambar 2.1 di bawah ini:

Social Context

Normative Life- events

Action Opportunities

Standart and Deadlines For Evalution

Schemata

Anticipated Life-span Development

Contextual

q

Development

Self-Concept

Future Orientation

I

Motivation

Oセ@

\セMMMMMMMMMMMMMMセ@

Planning

/

______________ セ@

Evaluation

Attr. &

[image:38.518.30.496.184.510.2]

( diilam Nurroi, 1989)

Gambar 2.1 Perkembangan Orientasi Masa Depan dan Proses yang terdapat Di dalamnya

Dari bagan di atas dapat dilihat bahwa konteks sosial atau lingkungan yang

meliputi peristiwa normatif, kesempatan, standar dan batas waktu untuk

evaluasi, mempengaruhi pembentukan skemata mengenai perkembangan

(39)

22

ini akan mempengaruhi orientasi masa depan seseorang baik dalam tahapan

motivasi, perencanaan maupun evaluasi. Untuk lebih lanjut, dijelaskan

sebagai berikut ini (Nurmi, 1991 ):

• Pertama, peristiwa atau kejadian dalam hidup yang bersifat normatif

serta berkaitan dengan tugas perkembangan, dan jadwal pencapaian

tugas perkembangan menjadi dasar pembentukan tujuan dan minat

yang berorientasi masa depan. Misalnya remaja akan sering memilih

kegiatan yang berkaitan dengan persiapan untuk berkarir. Mereka

sering berdiskusi dengan temannya mengenai informasi pekerjaan

yang akan dipilih. Hal ini karena persiapan karir termasuk dalam tugas

perkembangan remaja.

• Kedua, perubahan dalam kesempatan bertindak dan model

penyelesaian tugas perkembangan berdasarkan usia menjadi dasar

pembentukan rencana dan strategi.

• Ketiga, standar dan batas waktu dari solusi evaluasi alas tugas

perkembangannya yang dinilai sukses menjadi dasar bagi proses

evaluasi dalam orientasi masa depan.

Salah satu fungsi umum skemata adalah mengarahkan individu untuk

berubah dalam konteks aktivitas masa depan. Harapan berdasarkan skemata

(40)

lndividu tidak hanya melakukan antisipasi terhadap peristiwa dan hasil di

masa depan, tetapi juga memberikan makna personal. Sebagai contoh,

individu mengantisipasi perubahan karir seiring usia, dan juga mengevaluasi

perubahan- perubahan yang ingin mereka wujudkan (dalam Nurmi, 1989).

2.2.3 Proses Orientasi Masa Depan

Orientasi masa depan terdiri dari tiga proses tahapan yaitu motivasi,

perencanaan dan evaluasi. lndividu menentukan tujuannya dengan

membandingkankan motif, nilai, dan harapan di masa depan. Selanjutnya

individu akan melakukan upaya untuk merealisasikan tujuan tersebut dengan

melakukan berbagai perencanaan. Kemudian individu melakukan evaluasi

terhadap kemungkinan pencapaian tujuan, dan melaksanakan rencana yang

telah dibuat sebelumnya (Nurmi, 1991 ).

Adapun cara pengukuran orientasi masa depan (dalam Nurmi, 1989) yaitu;

1. Motivasi diukur dengan cara melihat:

• lsi dari motivasi atau motif dengan menanyakan kepada partisipan

penelitian mengenai harapan dan ketakutan (Trommsdorf et al, 1982)

atau ekspektansi (Mehta, 1972) yang mereka miliki berkaitan dengan

(41)

25

Untuk lebih jelasnya, ketiga proses orientasi masa depan ini akan dijabarkan

secara lebih detail sebagai berikut:

a. Motivasi

Dalam tahap motivasi terdapat minat yang dimiliki individu, berkaitan dengan

masa depannya. Untuk membentuk suatu tujuan yang realistis, motif dan nilai

yang dimiliki diperbandingkan dengan pengetahuan yang berkaitan dengan

masa depan. Dengan mengeksplorasi pengetahuan yang berhubungan

dengan motif dan nilai, individu akan mampu untuk menentukan minat

mereka sehingga dapat menyusun tujuan yang lebih spesifik (dalam Nurmi,

1989).

Motif, minat, pencapaian, dan tujuan individu merupakan sistem motivasional

yang memiliki hirarki yang kompleks. Hirarki motivasi ini dibedakan

berdasarkan derajat generality (keumuman) dan abstractness (keabstrakan)

dari tujuan yang dibuat (Emmons, 1986; Lazarus & Folk-man,1987; Leontiev,

1979; dalam Nurmi, 1991 ). Prinsip utama dari konsep kerja ini adalah

tingkatan motif, nilai atau pencapaian yang semakin tinggi membutuhkan

tingkatan tujuan yang lebih rendah, yang bekerja melalui beberapa tujuan

kecil. Sasaran tingkat yang lebih rendah pada dasarnya merupakan strategi

(42)

Dengan kata lain, untuk dapat mencapai satu tujuan yang besar akan

diperlukan tujuan- tujuan kecil sebagai perantara. Sebelum mencapai tujuan

besar individu harus mencapai tujuan perantara terlebih dahulu dan ini

merupakan strategi untuk merealisasikan tujuan yang lebih besar.

b. Perencanaan

Tahap kedua dari orientasi masa depan adalah perencanaan. Pada tahap

perencanaan ini menekankan bagaimana individu membuat rencana untuk

merealisasikan harapan, minat, dan tujuan (dalam Nurmi, 1989).

Tahap perencanaan ini terdiri dari tiga sub tahap yaitu menentukan atau

menyusun subtujuan, membuat rencana, dan merealisasikan rencana

tersebut (Hacker, 1985; Nuttin, 1984; Pea & Hawkins, 1987; dalam Nurmi,

1991). Tahapan- tahapan ini akan di jabarkan sebagai berikut:

);> Pertama pada tahap menentukan subgoal, individu membentuk

representasi (gambaran) dari subgoal dan konteks masa depan dimana

subgoal itu diharapkan dapat tercapai. Representasi ini berdasarkan pada

pengetahuan yang dimiliki individu dalam konteks aktivitas masa depan.

);> Pada tahapan kedua yaitu individu mulai membuat rencana, proyek, atau

strategi untuk mencapai subgoal dalam konteks yang telah dipilih. Pada

(43)

27

pengambilan keputusan. lndividu menyusun berbagai alternatif rencana

dan harus memutuskan alternatif mana yang paling efisien untuk mencapi

tujuan.

»

Tahap ketiga dari aktivitas perencanaan adalah implementasi dari

rencana dan strategi yang telah dibuat. Pada fase ini individu diharapkan

mampu membuat perencanaan konkrit dari subgoal yang telah

ditetapkan. Setelah itu, individu memeriksa kembali alternatif rencana,

apakah sesuai dengan tujuan besar yang ingin dicapai seperti yang telah

ditentukan pada tahap motivasi dan memastikan bahwa rencana itu telah

disusun secara sistematis.

c. Evaluasi

Pada tahap evaluasi individu mengevaluasi realisasi tujuan yang telah

ditetapkan dan rencana yang telah dibuat (Nurmi, 1991 ). Dalam tahap

evaluasi, terdapat dua aspek yang memainkan peranan penting pada tahap

evaluasi yaitu afek dan atribusi kausal. Atribusi kausal diukur dengan cara

meminta partisipan untuk merangking derajat dimana mereka yakin bahwa

mereka bisa mengontrol realisasi dari harapan (Trommsdorf, et al. 1982,

dalam Nurmi 1989). Sementara afek diukur dengan cara meminta partisipan

untuk merangking tingkat kemungkinan dari perwujudan harapan mereka

(44)

Weiner (dalam Nurmi, 1991) mengajukan model mengenai keterikatan

atribusi dan emosi dalam proses evaluasi tingkah laku. la menyebutkan

bahwa atribusi mengenai kesuksesan dan kegagalan secara spesifik akan di

ikuti oleh emosi yang spesifik. Kesuksesan masa depan yang dilihat sebagai

atribusi internal dan kemampuan mengontrol, diperkirakan akan di ikuti oleh

perasaan optimis. Sedangkan kegagalan masa depan yang dilihat sebagai

atribusi eksternal dan ketidakmampuan memegang kontrol akan di ikuti

perasaan pesimis.

Pada dasarnya model Weiner ini digunakan untuk mengevaluasi hasil dari

kejadian di masa lalu. Namun ternyata model ini juga dapat dimanfaatkan

untuk mengevaluasi tujuan dan rencana yang dibuat individu mengenai masa

depannya (Nurmi, 1989).

Dalam Nurmi (1991 ), Barandtst- idter menjelaskan mengenai tahap evaluasi

sebagai proses yang kompleks dan multi tahap yaitu dimulai dari perubahan

perkembangan yang dievaluasi diukur dalam hubungannya dengan nilai dan

tujuan yang dimiliki individu, kemudian hasil yang diharapkan dievaluasi

berdasarkan derajat kepuasan individu, serta hasil yang diharapkan tersebut

diukur berdasarkan derajat kontrol yang dimiliki individu dan berapa banyak

(45)

29

2.3

Kerangka Berpikir

Dalam memilih karir yang akan digeluti dimasa yang akan datang terlebih

dahulu mahasiswa harus memilih fakultas dan program studi yang cocok dan

sesuai dengan minat, orientasi masa depan, potensi atau kemampuan

dirinya, dimana ini merupakan sesuatu hal yang tidak mudah untuk

diputuskan. Problema yang sering terjadi dalam menentukan karir masa

depan yang dialami remaja yaitu ketidakmampuan dalam mengambil

keputusan karena remaja sering memandang eksplorasi karir dan dalam

pengambilan keputusan dalam memilih jurusan atau program studi sering

disertai oleh kebimbangan, ketidakpastian dan stress.

Oleh karena itu, dalam memilih atau menentukan program studi untuk

mempersiapkan karir masa depan mahasiswa harus dapat menetapkan

tujuan, merencanakan dan mengambil keputusan yang tepat dalam memilih

salah satu alternatif pekerjaan dari berbagai pekerjaan yang beragam, harus

mempertimbangkan berapa lama menyelesaikan sekolah, dan memilih

program studi yang sesuai dengan minat atau kemampuannya. Hal ini

dilakukan agar remaja tidak menyesal dan dapat mempertanggungjawabkan

atas keputusan yang telah diambilnya. Dengan demikian, untuk memilih jenis

karir, fakultas, program studi yang cocok dibutuhkan kemampuan

(46)

pengambilan keputusan tentang program studi merupakan satu bagian

penting yang ikut berperan terhadap pekerjaan atau karir dimasa depan

(Nurmi, 1991 ).

Berdasarkan dari hasil penelitian Taylor (1985) ia menemukan bahwa tingkat

pengetahuan bersifat jabatan dan kesadaran kemampuan- kemampuan dan

minat kejuruan ikut berpengaruh terhadap tingkat menerima tawaran

pekerjaan pada mahasiswa setelah mereka diwisuda di Perguruan Tinggi

atau menamatkan studinya.

Dengan cara yang sama, Neimeyer, Nevill, Probert, dan Fukuyama (1985)

menemukan bahwa integrasi schemata bersifat jabatan karir berhubungan

dengan pengambilan keputusan kejuruan yang lebih efektif (dalam Nurmi,

1991 ). Dalam arti bahwa dengan memiliki orientasi masa depan dibidang

pendidikan dan karir dapat membantu mahasiswa dalam memberikan

gambaran tentang masa depan yang menjadi dasar penetapan tujuan,

penyusunan rencana, mencari alternatif, dan membuat komitmen dalam

pengambilan keputusan memilih program studi yang tepat yang sesuai

dengan minat, potensi, dan tujuan masa depan dibidang karir yang di

(47)

Mahasiswa

l

Mengambil Keputusan Memilih Program Studi

Sesuaidengan

Orientasi Masa Depan

2.4

Hipotesa

Tidak Sesuar dengan

Orientasi Masa Depan

Ha: Ada hubungan yang signifikan antara orientasi masa depan

dengan pengambilan keputusan dalam memilih program studi pada

mahasiswa

31

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara orientasi masa depan

dengan pengambilan keputusan dalam memilih program studi pada

(48)

BAB3

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

3.1.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif yaitu penelitian yang dalam pengolahan data yang didapat

menggunakan perhitungan statistik yang telah baku. Dengan pendekatan

kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi

hubungan antar variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha

mencari hubungan orientasi masa depan dengan pengambilan keputusan

dalam memilih program studi pada mahasiswa Psikologi UIN Jakarta

angkatan 2009/2010.

3.1.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

jenis penelitian korelasional sesuai dengan tujuan penelitian yang meneliti

apakah ada hubungan antara orientasi masa depan dengan pengambilan

(49)

33

satu UIN Jakarta angkatan tahun 2009/ 2010 dengan menggunakan rumusan

statistik atau data yang diperoleh dari penelitian ini berupa angka-angka

kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus statistik .

Menurut Gay (1976) metode deskriptif adalah kegiatan yang meliputi

pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab

pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan

dari pokok suatu penelitian. Sedangkan penelitian korelasional adalah

penelitian yang dirancang untuk menentukan tingka! hubungan

variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi(dalam Sevilla, et al., 1993).

3.2

Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang mempunyai nilai. Variabel dalam

penelitian ini · meliputi : orientasi masa depan dan pengambilan keputusan

dalam memilih program s!udi.

3.2.1 Definisi konseptual variabel

1. Orientasi Masa Depan (menggunakan teori Nurmi, 1989)

Orientasi masa depan adalah orientasi masa depan dibidang karir yaitu

(50)

menetapkan tujuan, perencanaan, membuat pilihan dan komitmen, yang

mana orientasi masa depan tersebut di ukur melalui tiga proses yaitu

motivasi,

perencanaan, dan evaluasi.

2. Pengambilan Keputusan (menggunakan teori Jannis dan Leon Mann,

1977)

Pengambilan Keputusan dalam memilih program studi adalah memilih atau

menentukan jurusan atau program studi yang sesuai dengan harapan atau

tujuan masa depan karir berdasarkan minat dan kemampuan pada diri

individu dengan cara pengenalan keadaan, mempelajari alternatif yang ada

atau tersedia, mempertimbangkan alternatif, membuat komitmen, bersikap

tenang walaupun mendapat respon negatif.

3.2.2 Definisi operasional variabel

Operasional variabel memuat rincian indicator variabel yang digunakan

dalam pengukuran. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu orientasi

masa depan sebagai variabel independent dan pengambilan keputusan

(51)

35

1. Orientasi Masa Depan

Orientasi masa depan adalah skor yang diperoleh dari pengukuran terhadap

gambaran tentang masa depan tentang karir yang dapat menjadi dasar untuk

menetapkan tujuan, perencanaan, membuat pilihan dan komitmen, yang

mana orientasi masa depan tersebut di ukur melalui tiga proses yaitu

motivasi, perencanaan, dan evaluasi.

2. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan yaitu skor yang diperoleh dari pengukuran terhadap

pengambilan keputusan memilih program studi yang sesuai dengan harapan

atau tujuan masa depan karir berdasarkan minat dan kemampuan pada diri

individu dengan cara pengenalan keadaan, mempelajari alternatif yang ada

atau tersedia, mempertimbangkan alternatif, membuat komitmen, bersikap

tenang walaupun mendapat respon negatif.

3.3

Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi dan Sampel

Gay (1976) mendefinisikan populasi sebagai kelompok dimana peneliti akan

(52)

I nstrumen Pengumpulan Data dalam penelitian ini akan digunakan dua a lat

pengumpul data, yaitu skala orientasi masa depan dan skala pengambilan

keputusan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini memakai skala model

Likert. Dalam skala ini terdapat empat kategori jawaban, yaitu sangat setuju

(SS), Setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) (dalam

Sevilla, et al., 1993). Masing-masing kategori ini memiliki nilai tertentu yang

tertera dalam label berikut:

Tabel 3.1 Nilai kategori dalam tiap jawaban

Skala Favorable Unfavorable

SS= sangat setuju 4 1

S= setuju 3 2

TS= tidak setuju 2 3

STS= sangat tidak setuju 1 4

Skala sikap yang terentang dari 1 hingga 4 ini memungkinkan peneliti untuk

mendapatkan kecenderungan sikap subjek dan menghindari jawaban netral

dari subjek.

Skala orientasi masa depan dalam penelitian ini menggunakan skala model

[image:52.518.34.450.226.514.2]
(53)

dari Nurmi (1989), yang mana orientasi masa depan dideskripsikam melalui

tiga proses, yaitu:

a. Motivasi, berkaitan dengan apa yang menjadi tujuan yang akan

dicapai, waktu pencapaian dan dorongan untuk mencapai tujuan

dimasa depan

b. Perencanaan, berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki terkait

dengan tujuan karir masa depan, kompleksitas rencana yang dibuat,

dan tingkat realisasi

c. Evaluasi, berkaitan dengan atribusi kausal (mengevaluasi keyakinan

(54)
[image:54.518.31.452.184.661.2]

Adapun tabel distribusi penyebaran aitem adalah sebagai berikut;

Tabel 3.2 Tabel blue print skala Orientasi Masa Depan

No Aspek lndikator Butir soal

Orientasi

Masa Depan Favorable unfavorable

1. Motivasi a.Tujuan yang 1,29,37 3,15

ingin dicapai

b. waktu 2,30,38 4, 16,23

pencapaian

c. dorongan /motif 5,17 7, 24

mencapai

2.

Perencanaan d. pengetahuan

yang terkait 6,18,25 8,31,39

dengan tujuan karir masa depan

e. kompleksitas

rencana 9,26 11,19,32

f. tingkat realisasi 10,33 12,20,27

3.

Evaluasi g. atribusi

kausal(keyakinan 13,21,34 28,35

diri

h. afek (mengenai 14, 22 36,40

(55)

Skoring pada skala orientasi masa depan sebagai berikut:

Tabel 3.3

Nilai kategori dalam tiap jawaban

Skala Favorable

SS= sangat setuju 4

S= setuju

3

TS"' tidak setuju 2

STS= sangat tidak setuju 1

1

2

3

4

40

Unfavorable

Sedangkan skala pengambilan keputusan dalam penelitian ini adalah skala

model Liker! dengan menggunakan teori Jannis dan Leon Mann (1977), yang

mana pengambilan keputusan tersebut melalui proses tahapan sebagai

berikut:

1. Pengenalan keadaan

2. Mempelajari alternatif yang ada atau tersedia

3. Mempertimbangkan alternatif

4. Membuat komitmen

[image:55.518.31.449.190.536.2]
(56)

Tabel 3.4

Tabel blue print skala Pengambilan Keputusan

No Proses tahapan Pengambilan Favorable Unfavorable Jumlah

Keputusan

1. Pengenalan keadaan 1, 2,

13,

18 7,8,23,28 8

2.

Mempelajari alternatif yang ada 9, 14,29 3, 19,24 6

atau tersedia

3.

Mempertimbangkan alternatif 10,25,30 4, 15,20 6

4. Membuat komitmen 5,21,26 11,16,31 6

5 Bersikap tenang walaupun 6,17,22 12,27,32 6

mendapat respon negative

Jumlah 32

Dalam skala ini terdapat empat kategori jawaban, yaitu sangat setuju (SS),

Setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Masing-masing

[image:56.518.31.451.168.592.2]

kategori ini memiliki nilai tertentu yang tertera dalam label berikut;

Tabel 3.5

Nilai kategori dalam tiap jawaban

Skala Favorable Unfavorable

SS= sangat setuju 4 1

S= setuju

3

2

TS= tidak setuju 2

3

[image:56.518.33.448.553.675.2]
(57)

42

3.4.2 Teknik uji instrument penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu di lakukan uji instrument

(try out) kepada mahasiswa fakultas syariah dan hukum jurusan peradilan

agama yang memiliki kriteria yang sama sebanyak 50 orang yang kemudian

tidak di ikut sertakan dalam penelitian sesungguhnya. Adapun tujuannya agar

skala-skala yang digunakan dalam penelitian ini akurat dan dapat dipercaya

atau mengukur apa yang seharusnya diukur.

1 Uji Validitas skala

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu skala psikologi

mampu menghasilkan data yang akurat dan sesuai dengan tujuan ukurnya.

Skala yang disusun berdasarkan kawasan alat ukur yang teridentifikasi

dengan baik dan dibatasi dengan jelas secara teoritik akan valid (Azwar,

2006). Untuk menguji validitas skala, peneliti menggunakan formula product

-moment Pearson dengan menggunakan penghitungan melalui program

SPSS 13.00

2. Uji Reliabilitas Skala

Uji reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur,

yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2006). Untuk

(58)

digunakan rumus Alpha cronbach dan perhitungannya dengan menggunakan

SPSS 13.00.

3.5

Teknik Analisa Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh dan mengetahui ada tidaknya

korelasi antara dua variabel, peneliti menggunakan teknik statistik korelasi

Spearmen rho. Adapun dalam perhitungan dengan menggunakan program

SPSS 13.00. hasil penelitian akan diinterprestasikan dengan menunjuk tabel

koefisien korelasi nilai r product -moment pada tarif signifikansi 5% . Apabila

hasil perhitungannya lebih besar dari r tabel maka korelasi dianggap

signifikan atau Ha diterima atau Ho ditolak. Apabila hasil penghitungan lebih

kecil dari r tabel maka korelasi dianggap tidak signifikan atau Ha ditolak atau

Ho diterima.

3.6

Prosedur Penelitian

Penelitian ini berjalan dengan melalui empat tahap prosedur penelitian, yaitu

tahap persiapan, pengambilan data, pengolahan data, serta pembahasan.

Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan: Dimulai dengan perumusan masalah, menentukan

(59)
[image:59.518.31.444.183.515.2]

44

gambaran dan landasan teoritis yang tepat, menentukan, menyusun dan

menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu skala

pengambilan keputusan dan skala orientasi masa depan, menentukan lokasi

penelitian, melakukan uji coba alat ukur (try out)

2. Tahap Pengambilan Data: Menentukan sampel penelitian, memberikan

penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta kesediaan subjek untuk

mengisi kuesioner penelitian, melaksanakan pengambilan data dengan

memberikan kuesioner yang telah disiapkan kepada subjek penelitian

3. Tahap Pengolahan Data: Melakukan skoring terhadap hasil kuesioner

yang telah diisi oleh responden, menghitung dan mencatat tabulasi data yang

diperoleh, kemudian membuat tabel data, melakukan analisis data dengan

menggunakan metode statistik untuk menguji hipotesis penelitian.

4 Tahap Pembahasan: Menginterpretasikan dan membahas hasil statistik

berdasarkan teori, merumuskan kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh

(60)

BAB4

HASIL PENELITIAN

4.1

Gambaran Umum Subjek Penelitian

Berikut ini akan diuraikan gambaran responden dalam penelitian ini

[image:60.518.28.444.42.560.2]

berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 4.1

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Perempuan 69 69%

Laki-laki 31 31%

Total 100 100%

Berdasarkan data pada label 4.1 di atas dapat diketahui bahwa dari 100

responden penelitian ini, 69 orang ( 69%) berjenis kelamin perempuan, dan

31 orang (31 % ) berjenis kelamin laki-laki.

4.2 Hasil Uji lnstrumen Penelitian

Setelah dilakukan uji instrumen penelitian pada tanggal 21 Oktober 2009

terhadap 50 orang mahasiswa Fakultas Syari'ah dan Hukum Jurusan

Peradilan Agama UIN Syarif Hidayatullah, maka dilakukan tes validitas dan

(61)

46

4.2.1 Hasil Uji Validitas Skala Orientasi Masa Depan

[image:61.518.27.450.155.655.2]

Tabel 4.2

Blue Print Skala Orientasi Masa Depan (Try Out)

No Aspek lndikator Butir soal jumlah Orientasi

Masa Depan Favorable unfavorable

1. Motivasi a.Tujuan yang 1, 29*, 37 3*, 15* 5

ingin dicapai

b. waktu 2*, 30, 38* 4, 16*, 23 6

pencapaian

c. dorongan /motif 5, 17 7*, 24 4

mencapai 2. Perencanaan d. pengetahuan

yang terkait 6*, 18*, 25* 8, 31*, 39 6

dengan tujuan karir masa depan

e. kompleksitas

rencana 9*, 26 11, 19*, 32* 5

f. tingkat realisasi 10*, 33* 12, 20*, 27* 5

3. Evaluasi g. atribusi

kausal(keyakinan 13*, 21*, 34 28*, 35* 5

diri

h. afek (perasaan 14*, 22* 36*, 40* 4

rnengenai kemungkinan pencapaian)

Jumlah 40

(62)

Berdasarkan hasil perhitungan spss 13.00 pada skala orientasi masa depan,

dari jumlah item sebanyak 40 item diperoleh data yang valid sebanyak 26

item dan yang tidak valid sebanyak 14 item dengan menggunakan R table

sebesar 0,279 pada taraf signifikansi 5% dengan jumlah N sebanyak 50

sampel.

4.2.2 Hasil Uji Validitas Skala Pengambilan Keputusan

[image:62.518.24.449.182.625.2]

Tabel 4.3

Blue Print Skala Pengambilan Keputusan (Try Out)

No Proses tahapan favorable Unfavorable Jumlah

Pengambilan Keputusan

1.

Pengenalan keadaan 1, 2*, 13*, 18* 7*, 8*, 23, 28* 8

2.

Mempelajari alternatif yang 9*, 14*, 29* 3, 19,24* 6

ada atau tersedia

3.

Mempertimbangkan 10*, 25*, 30 4*, 15*, 20* 6

alternative

4.

Membuat komitmen 5*, 21*, 26* 11*, 16*, 31 6

5 Bersikap tenang walaupun 6,17,22* 12*, 27*, 32 6

mendapat respon negatif

Ju ml ah 32

(63)

48

Berdasarkan hasil perhitungan spss 13.00 pada skala pengambilan

keputusan, dari jumlah item sebanyak 32 item diperoleh data yang valid

sebanyak 23 item dan yang tidak valid sebanyak 9 item dengan

menggunakan R table sebesar 0,279 pada taraf signifikansi 5% dengan

jumlah N sebanyak 50 sampel.

4.2.3 Hasil Uji Reliabilitas Skala Orientasi Masa Depan dan

Pengambilan Keputusan

Kemudian, kedua skala tersebut diuji reliabilitasnya dengan menggunakan

Alpha Crombach. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas Alpha

Crombach pada skala orientasi masa depan sebesar 0,865 sedangkan pada

skala pengambilan keputusan diperoleh hasil koefisien reliabilitas sebesar

0.848, dengan mengacu pada kaidah Guilford maka hasil perhitungan data

tersebut reliabel. Sebagaimana dalam Azwar (2006) semakin tinggi koefisien

reliabilitas mendekati 1.00 berarti semakin tinggi tingkat reliabilitasnya.

[image:63.518.23.449.573.674.2]

Adapun kaidah reliabilitas Guilford (dalam Kuncono, 2004) sebagai berikut:

Tabel 4.4

Kriteria Koefisien Reliabilitas

Sangat Reliabel >0.9

Reliabel 0.7 - 0.9

Cukup Reliabel 0.4-0.7

Kurang Reliabel 0.2-0.4

(64)

Peneliti menggolongkan responden ke dalam 2 kategori diagnosis kualitas

orientasi masa depan yaitu tinggi dan rendah, dengan membagi jarak antara

nilai minimum dan maksimum. Nilai minimum yang didapatkan adalah 65 dan

nilai maksimum adalah 97. Sehingga luas jarak sebenarnya adalah 97- 65 =

32, jarak tersebut kemudian dibagi dua untuk dilihat nilai tengahnya yaitu 32/

2 = 16. Kemudian hasil tersebut ditambah dengan nilai minimum yaitu 16+

65= 81. Sehingga niali tengah yang didapatkan antara 65 dan 97 adalah 81.

[image:64.518.24.451.268.493.2]

Maka diperoeh kategori sebagai berikut:

Tabel 4.6

Kategorisasi Skar Data Pada Skala Orientasi Masa Depan

Kategori Interval Skor Frekuensi %

Rendah 65- 81 59 59%

Tinggi 82- 97 41 41%

Jumlah 100 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 59 responden atau 59% yang

memiliki orientasi masa depan rendah dan 41 responden atau 41 % memiliki

orientasi masa depan tinggi.

4.3.2 Kategorisasi Skor Data Pada Skala Pengambilan

Keputusan

Pada penelitian ini, peneliti menentukan kategorisasi pengambilan

(65)

51

maksimum, rata- rata, standar deviasi, maka peniliti menggunakan hitungan

komputer dengan program SPSS versi 13.00. Di dapatkan hasil skor nilai

minimum, maksimum, jumlah total (sum), rata- rata (mean), dan standar

deviasi dari pengambilan keputusan. Berikut tabelnya:

Tabel 4.7

Nilai minimum, maksimum, rata- rata (mean), dan standar deviasi dari data

skala pengambilan keputusan

N Minimum Maximum Mean Std. Deviasi

Pengambilan 100 45.00 89.00 71.3400 6.72282

Keoutusan

Berdasarkan label di alas, didapatkan nilai minimum untuk pengambilan

keputusan sebesar 45.00, maksimum sebesar 89.00, mean sebesar

71.3400, dan standar deviasi sebesar 6. 72282.

Peneliti menggolongkan responden ke dalam 2 kategori diagnosis kualitas

pengambilan keputusan yaitu linggi dan rendah, dengan membagi jarak

antara nilai minimum dan maksimum. Nilai minimum yang didapatkan adalah

45 dan nilai maksimum adalah 89. Sehingga luas jarak sebenarnya adalah

89- 45

=

44, jarak tersebut kemudian dibagi dua untuk dilihat nilai tengahnya [image:65.518.27.432.189.503.2]
(66)

yaitu 22+ 45= 67. Sehingga niali tengah yang didapatkan antara 45 dan 89

[image:66.518.25.447.185.524.2]

adalah 67. Maka diperoeh kategori sebagai berikut:

Tabel 4.8

Kategorisasi Skor Skala Pengambilan Keputusan

Kategori Interval Skor Frekuensi %

Gambar

Gambaran Umum Respanden Penelitian ...................................
Gambar 2.1 Gambar Perkembangan Orientasi Masa Depan .................... 21
Gambar 2.1 Perkembangan Orientasi Masa Depan dan Proses yang terdapat Di dalamnya
Tabel 3.1 Nilai kategori dalam tiap jawaban
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa pengaruh tidak langsung word of mouth positif terhadap keputusan pembelian melalui perceived quality adalah signifikan, dengan

Permasalahan yang pertama adalah,”Atribut-atribut produk apa yang dianggap paling penting oleh konsumen Fujifilm X-A1 dan X-M1?”, model multiatribut fishbein

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI PENGARUH FAKTOR-FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI Studi di KPP Pratama Kosambi Oleh Nama : Monica Laurence NIM

Pengolahan Limbah Biodesel dapat dilakukan dengan pengolahan secara biologi dengan aerasi lumpur aktif Semakin tinggi HRT (Hidraulic Retention Time) maka semakin

Tanah yang digunakan untuk pijakan pondasi haruslah tanah keras sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan atau beban bangunan yang dirancang.. Untuk itu mengetahui

[r]

Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansial), sesuai fungsi budgeir, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil

bimbingan kepada penulis untuk menjadi pribadi yang lebih baik.. Terimakasih telah mengajarkan penulis untuk menjadi seorang