• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi Inovasi dan Citra Produk Terhadap Keputusan Pembelian Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Konsumen : Studi kasus: Mahasiswa FEIS UIN Pengguna Telepon Selular Nokia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kontribusi Inovasi dan Citra Produk Terhadap Keputusan Pembelian Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Konsumen : Studi kasus: Mahasiswa FEIS UIN Pengguna Telepon Selular Nokia"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI INOVASI DAN CITRA PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SERTA DAMPAKNYA

TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN

(Studi Kasus : Mahasiswa FEIS UIN Pengguna Telepon Selular Nokia)

Oleh

Komari Fitriah

NIM 205081000182

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

KONTRIBUSI INOVASI DAN CITRA PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SERTA DAMPAKNYA

TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN

(Studi Kasus : Mahasiswa FEIS UIN pengguna Telepon Selular Nokia)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana

Oleh : Komari Fitriah NIM : 205081000182

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamza, MM Leis Suzanawaty,SE., M.Si NIP : 130 676 334 NIP : 150 368 745

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

KONTRIBUSI INOVASI DAN CITRA PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SERTA DAMPAKNYA

TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN

(Studi Kasus : Mahasiswa FEIS UIN pengguna Telepon Selular Nokia)

Skripsi

Oleh :

Komari Fitriah NIM : 205081000182

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamza, MM Leis Suzanawaty, SE.,M.Si NIP : 130 676 334 NIP : 150 368 745

Penguji Ahli

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP : 131 474 891

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(4)

Hari ini Selasa Tanggal 19 Bulan Mei Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Komari Fitriah NIM : 205081000182 dengan judul skripsi “Kontribusi Inovasi dan Citra Produk Terhadap Keputusan Pembelian serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Kasus pada Mahasiswa UIN Jakarta Pengguna Telepon Selular Nokia)”. Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 19 Mei 2009

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Indo Yama Nasarudin, SE., MAB Arief Mufraini, Lc., M.Si Ketua Sekretaris

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Komari Fitriah Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 4 Juni 1987 Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Single

Agama : Islam

Alamat : Jl. Lapangan Bola Srengseng Rt: 003/Rw: 001 No: 8 Srengseng Jakarta Barat 11630

No. Telepon/Hp : 08569989087

II. PENDIDIKAN FORMAL

Tahun 1992-1993 = TK. PARKIT Kompleks Qoryatoibah Srengseng Jakarta Barat

Tahun 1993-1999 = SD 10 PAGI Kebun Jeruk Jakarta Barat Tahun 1999-2002 = SLTPN 75 Kebun Jeruk Jakarta Barat Tahun 2002-2005 = SMUN 112 Kembangan Jakarta Barat

Tahun 2005-2009 = S1 Ekonomi Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

Tahun 2002 = Mengikuti Les LIA bersetifikat

Tahun 2005 = Mengikuti Pelatihan Komputer Program Microsoft Office Tahun 2007 = BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) bidang Kewanitaan Tahun 2008 = Mengikuti pelatihan perbankan bersetifikat

Tahun 2009 = Mengikuti pelatihan SPSSFor Windows bersetifikat

IV. PENGALAMAN KERJA

(6)

Abstract

Komari Fitriah, title of the research “Contribution Innovation and Product Image to Purchasing Decision and Impact on Consumer Loyalty (case study at students FEIS UIN JKT Nokia mobile phone users)”. Strata One (S1). Majors Management Marketing Faculty of Economic and Social Sciences of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta 2009 M/1430 H.

This research aims to determine the influence of innovation to purchasing decision and its impact on consumer loyalty, influence of product image to purchasing decision and its impact on consumer loyalty, and the influence of purchasing decision of consumer loyalty for the student user's Nokia mobile phone.

Data used in this research include primary data collected, from the distribution of the questionnaire to 100 students FEIS UIN JKT Nokia mobile phone users. By using sampling techniques Nonprobability Sampling techniques of sample. Method of processing data using path analysis methods,test statistics in this research using the t test and F.

The research shows that the innovation variable and product image influence purchasing decision and consumer loyalty. It showed by R Square 29,0%. While the rest 71% influenced by unknown variables. In addition, the innovation variable, product image and purchasing decision also influence on consumer loyalty. It showed by R square 38,1%. While the rest 61,9% influenced by unknown variables.

The research also show that the innovation variable and product image have simultant influence to purchasing decision and innovation variable, image product and purchasing decision have simultant influence to consumer loyalty. The innovation variable and product image have partial influence to purchasing decision. And the innovation variable, product image, and purchasing decision have partial influence to consumer loyalty.

(7)

Abstrak

Komari Fitriah, judul skripsi “Kontribusi Inovasi dan Citra Produk Terhadap Keputusan Pembelian Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Konsumen (studi kasus: mahasiswa FEIS UIN JKT pengguna telepon selular Nokia)”.Strata Satu (S1) Jurusan Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009 M/1430 H.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inovasi terhadap keputusan pembelian serta dampaknya terhadap loyalitas konsumen, dan pengaruh citra produk terhadap keputusan pembelian serta dampaknya terhadap loyalitas konsumen, serta pengaruh keputusan pembelian terhadap loyalitas konsumen bagi para mahasiswa pengguna telepon selular Nokia.

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer yang dikumpulkan dari hasil penyebaran kuesioner kepada 100 mahasiswa FEIS UIN JKT pengguna telepon selular Nokia. Dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Nonprobability Sampling. Metode pengolahan data menggunakan metode analisis jalur. Pengujian statistik dalam penelitian ini menggunakan uji t dan F.

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel inovasi dan citra produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hal ini ditunjukkan dengan nilai R Square sebesar 29,0%. Sedangkan sisanya 71% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui. Selain itu variabel inovasi, citra produk, dan keputusan pembelian juga berpengaruh pada loyalitas konsumen. Hal ini ditunjukkan dengan nilai R Square sebesar 38,1%. Sedangkan sisanya 61,9% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diketahui.

Dalam penelitian ini diketahui bahwa variabel inovasi dan citra produk berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian dan juga secara simultan variabel inovasi, citra produk dan keputusan pembelian berpengaruh pada loyalitas konsumen. Sedangkan secara parsial variabel inovasi dan citra produk berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian. Dan variabel inovasi, citra produk dan keputusan pembelian berpengaruh secara signifikan terhadap variabel loyalitas konsumen.

(8)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Imu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini berjudul “Kontribusi Inovasi dan Citra Produk Terhadap Keputusan Pembelian serta Dampaknya pada Loyalitas Konsumen (studi kasus pada mahasiswa FEIS UIN JKT)”. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih tidak terlalu sempurna. Namun demikian penulis sudah berusaha sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki. Dengan harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Penulis juga berharap adanya saran dan kritik yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam menyusun skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dan dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM., selaku pembantu Dekan Bid. Akademik.

3. Bapak Indoyama Nasarudin, SE., MAB., selaku ketua Jurusan Manajemen.

4. Bapak Dr. Yahya Hamza, MM., selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan, saran, petunjuk dan meluangkan waktunya hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

(9)

6. Kepada seluruh staf bagian Akademik dan Keuangan Program Non Reguler Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Jakarta.

7. Ibu dan Ayahku tercinta serta adik-adikku yang telah memberikan semangat, dorongan, doa dan dukungan baik moril maupun materil kepada saya.

8. Sahabat-sahabatku, Retno, Fitri, K’astri, Yani, Siti, Ika, Puput, Ami, Ana, Aya, dan yang lainnya yang telah memberikan semangat dan dukungannya agar skripsi ini bisa selesai dengan cepat dan baik.

9. Teman-teman semua terutama anak-anak manajemen b FEIS UIN Jakarta angkatan 2005 makasih atas dukungan dan semangatnya.

10.Serta pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah memberikan saran dan bantuan kepada saya.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan bahan informasi bagi para pembaca.

Jakarta, 19 Juni 2009

(10)

DAFTAR ISI

Halaman Sampul Dalam... . i

Halaman Pengesahan Skripsi ... ii

Halaman Pengesahan Ujian Skripsi... iii

Halaman Pengesahan Ujian Komprehensif ... iv

Daftar Riwayat Hidup ... v

Abstract... vi

Abstrak... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

(11)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Inovasi ... 7

B. Citra Produk... 11

C. Keputusan Pembelian... 14

1. Pengertian Keputusan Pembelian... 14

2. Keputusan Pembelian ... 15

D. Loyalitas Konsumen ... 19

1. Pengertian Loyalitas Konsumen ... 19

2. Tingkat Loyalitas Konsumen... 23

E. Penelitian Terdahulu ... 24

F. Kerangka Pemikiran... 27

G. Hipotesis ... 30

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 32

B. Metode Penentuan Sampel ... 33

C. Metode Pengumpulan Data ... 33

D. Metode Analisis ... 34

1. Analisis Kualitatif ... 34

2. Analisis Kuantitatif ... 36

(12)

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan... 46

B. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 48

C. Validitas dan Reliabilitas... 50

D. Penemuan dan Pembahasan... 55

1. Hasil Analisis Kualitatif ... 55

2. Hasil Analisis Kuantitatif ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan... 116

1. Analisis Jalur... 116

2. Uji Simultan (F-test)... 117

3. Uji Parsial (T-test)... 117

B. Implikasi... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 121

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Hal

3.2 Operasional Variabel Penelitian... 43

4.1 Hasil Try Out Item Instrumen Kontribusi Inovasi (X1) ... 52

4.9 Telepon selular Nokia yang dipasarkan saat ini selalu menampilkan desain yang beragam dan bervariasi sesuai dengan kebutuhan konsumen... 59

4.10 Desain telepon selular Nokia memudahkan saya menggunakan telepon selular tersebut ... 60

4.11 Telepon selular Nokia mempunyai kesesuaian atau kecocokan antara desain produk dengan aplikasi atau fitur produk yang ditampilkan .... 61

4.12 Penambahan fitur atau aplikasi baru pada produk telepon selular Nokia membuat telepon selular tersebut menjadi semakin canggih .... 62

4.13 Penambahan fitur internet pada telepon selular Nokia memudahkan saya untuk mengakses internet lebih cepat ... 63

4.14 Fitur multimedia seperti games, musik, kamera, bluetooth dan infrared yang dimiliki telepon selular Nokia berbeda dengan telepon selular dari merek yang lain... 64

4.15 Teknologi yang digunakan pada telepon selular Nokia diterapkan Dengan cara berbeda atau kreatif sehingga memudahkan konsumen dalam menggunakannya ... 64

4.16 Perusahaan telepon selular Nokia sebagai perusahaan yang menjadi first to market dalam pasar telekomunikasi ... 65

4.17 Telepon selular Nokia merupakan produk telepon selular yang mempunyai daya tahan tinggi dan berkualitas... 66

4.18 Telepon selular Nokia mempunyai spesifikasi keunikan yang berbeda dengan telepon selular merek yang lain ... 67

4.19 Merek produk telepon selular Nokia mudah diingat dan dikenali oleh konsumen... 68

4.20 Produk telepon selular Nokia mempunyai manfaat dalam kehidupan penggunanya ... 69

4.21 Telepon selular Nokia mempunyai karakter yang berbeda dari telepon selular lainnya ... 69

(14)

4.24 Pengalaman langsung dari konsumen yang pernah menggunakan produk telepon selular Nokia, secara tidak langsung dapat

membentuk citra produk telepon selular Nokia ... 72

4.25 Diskriminasi harga yang ditawarkan telepon selular Nokia beragam mulai dari harga yang terendah, sedang hingga yang tertinggi ... 73

4.26 Harga yang ditawarkan telepon selular Nokia sesuai dengan kualitas produk telepon selular Nokia ... 74

4.27 Artis atau public figure bisa menjadi referensi dalam mengambil keputusan untuk membeli telepon selular Nokia ... 74

4.28 Memutuskan untuk membeli telepon selular Nokia karena kondisi keuangan yang mengalami peningkatan... 75

4.29 Memutuskan untuk membeli telepon selular Nokia karena harga yang terjangkau ... 76

4.30 Memutuskan untuk membeli atau mengganti tipe telepon selular Nokia karena adanya perubahan skala ekonomi ... 77

4.31 Keputusan untuk melakukan pembelian telepon selular Nokia karena dipengaruhi oleh keluarga... 78

4.32 Keputusan untuk melakukan pembelian telepon selular Nokia karena dipengaruhi oleh teman-teman... 79

4.33 Keputusan untuk melakukan pembelian telepon selular Nokia karena dipengaruhi oleh promosi penjualan ... 80

4.34 Keputusan untuk melakukan pembelian telepon selular keinginan untuk mencoba sesuatu hal yang baru ... 81

4.35 Produk telepon selular Nokia yang digunakan mempunyai keuntungan tersendiri bagi penggunanya ... 82

4.36 Produk telepon selular Nokia yang digunakan memberikan rasa kepuasan bagi penggunanya ... 82

4.37 Produk telepon selular Nokia sebagai pilihan pertama pada saat membeli telepon selular... 83

4.38 Produk telepon selular Nokia adalah produk telepon selular terbaik... 84

4.39 Saya berencana menggunakan produk telepon selular Nokia selama beberapa tahun ke depan... 85

4.40 Keraguan untuk berpindah ke produk lain jika pelayanan yang diberikan oleh Nokia cukup baik dan terus berlangsung... 86

4.41 Kemudahan dalam pembelian produk telepon selular Nokia ... 87

4.42 Kebutuhan dan keinginan terhadap produk telepon selular terpenuhi ketika membeli produk telepon selular merek Nokia... 88

4.43 Jaminan produk yang diberikan oleh telepon selular Nokia membuat saya tenang ketika telepon selular Nokia saya mengalami kerusakan . 89 4.44 Telepon selular merek Nokia sudah mempunyai konsumen tetap sehingga setiap perusahaan Nokia mengeluarkan tipe produk telepon selular terbaru ada keinginan untuk membeli kembali... 90

4.45 Koefisien Korelasi... 91

4.46 Pengujian Hubungan Antar Sub Variabel ... 93

4.47 Koefisien Analisis Jalur Struktur I... 94

(15)

4.49 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Inovasi (X1) dan Citra

Produk (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y1)... 97

4.50 Koefisien Determinasi Struktur 1... 98

4.51 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Inovasi (X1) dan Citra Produk (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y1) serta dampaknya terhadap Loyalitas Konsumen (Y2) ... 99

4.52 Koefisien Determinasi Struktur Analisis Jalur II ... 101

4.53 Analisis Varian (Annova) Struktur I ... 102

4.54 Analisis Varian (Annova) Struktur II ... 103

4.55 Hasil Uji Parsial (T-Test) Struktur I ... 105

4.56 Pengujian Individual Struktur I... 109

4.57 Hasil Uji Parsial (T-Test) Struktur II ... 109

(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Hal

2.1 Tahapan dalam Pengambilan Keputusan Konsumen Stages In

Consumer Decision Making) ... 18

2.2 Model Kerangka Pemikiran ... 29

3.1 Diagram Jalur... 37

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Hal

(18)
(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

(20)

Akhir–akhir ini, perkembangan industri telekomunikasi telepon selular di Indonesia semakin marak dan tumbuh semakin pesat bersamaan dengan permintaan pasar yang semakin meningkat terhadap telepon selular. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya produsen telepon selular di Indonesia seperti Nokia, Sony Ericsson, Samsung, Motorolla, LG, Sanex, Siemens, Sanex, Panasonic dan lain sebagainya. Dimana setiap produk telepon selular menghadirkan berbagai fitur dan desain yang beraneka ragam untuk menarik konsumen lebih banyak lagi. Dengan semakin ketatnya persaingan diantara produsen telepon selular tersebut, maka produsen telepon selular harus menetapkan strategi-strategi pemasaran yang tepat agar dapat mempertahakan market share yang telah diraih agar tidak di rebut oleh para pesaing baru yang mulai memasuki pasar. Seiring dengan permintaan yang semakin meningkat terhadap produk telepon selular, konsumen pun sudah semakin selektif untuk memilih di antara keragaman pilihan telepon selular yang tersedia dengan berbagai variasi. Untuk itu, para produsen telepon selular dituntut untuk menciptakan keunggulan bersaing dengan menciptakan suatu produk yang unik atau berbeda dengan produk sejenis lainnya. Dengan memproduksi produk yang berkualitas konsumen dapat dengan mudah membedakan produknya dengan produk sejenis lainnya. Agar konsumen tidak beralih ke produsen lain yang juga menciptakan produk sejenis tersebut.

(21)

pengembangan produk baru, baik yang berbasis dari produk yang sudah ada ataupun produk yang baru. Inovasi terhadap produk, proses, teknologi, dan pasar juga dipergunakan oleh perusahaan untuk mengetahui posisi diri atau lawannya dalam pengertian sebagai penopang/penyokong (sustainer) atau pengganggu (disruptor) terhadap pasar. Sebagai bagian dari industri berbasis teknologi, industri telepon selular selalu dituntut untuk selalu berinovasi karena perkembangan teknologi yang sangat cepat. Namun disamping itu produsen juga harus jeli serta responsif dalam melihat keinginan konsumen sehingga inovasi yang dilakukan bisa dengan mudah diterima konsumen. Selain mengembangkan produk yang sudah ada, inovasi pada telepon selular bisa dilakukan dengan menambahkan atribut yang sama sekali belum dimiliki produk. Inovasi pada telepon selular mampu menjadikan produk tampak baru sehingga konsumen tidak merasa bosan dengan produk yang sudah ada bahkan mau mengambil keputusan untuk membeli produk yang telah di inovasi.

(22)

Messaging Service), akses internet, radio, calender, games, color display dan sebagainya. Selain penambahan fitur yang semakin bervariasi, desain telepon selular juga semakin menarik. Sejalan dengan trend fashion, industri telepon selular juga tidak mau ketinggalan untuk menampilkan desain telepon selular yang semakin bervariasi mulai dari desain yang elegan, mungil, slim, flip sampai futuristik. Secara keseluruhan desain telepon selular di Indonesia masih berpegang pada desain yang menawan. Semuanya dikembangkan seiring dengan perkembangan teknologi dan untuk memenuhi harapan konsumen. Dengan kata lain, produk telepon selular yang ditampilkan saat ini semakin customized sesuai dengan ciri khas bahkan status konsumen misalnya, sebagai eksekutif, pekerja outdoor ataupun remaja.

(23)

sejauh mana telepon selular mampu mendukung gaya hidupnya dan memuaskan keinginannya, bahkan konsumen cenderung mempertimbangkan citra produk yang dibangun oleh perusahaan. Karena jika citra suatu merek produk telah menancap dalam pikiran konsumen, maka pada saat konsumen mempunyai rencana untuk membeli barang sejenis produk tersebut, yang pertama kali muncul dalam ingatan adalah merek produk yang sudah tertancap di pikirannya. Sehingga secara reflek akan membelinya.

Berdasarkan uraian singkat diatas, maka penulis mencoba mengadakan penelitian dengan judul “Kontribusi Inovasi dan Citra Produk Terhadap Keputusan Pembelian Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Konsumen”. Studi Kasus Mahasiswa FEIS UIN Jakarta Pengguna Telepon Selular Nokia.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah di jelaskan di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh inovasi berupa penambahan dan perbaikan fitur dan desain pada telepon selular merek Nokia terhadap keputusan pembelian serta dampaknya terhadap loyalitas konsumen?

2. Bagaimana pengaruh citra produk telepon selular merek Nokia terhadap keputusan pembelian serta dampaknya terhadap loyalitas konsumen?

(24)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui pengaruh inovasi berupa penambahan dan

perbaikan fitur dan desain pada telepon selular merek Nokia terhadap keputusan pembelian serta dampaknya terhadap loyalitas konsumen. b. Untuk mengetahui pengaruh citra produk telepon selular merek Nokia

terhadap pengambilan keputusan pembelian serta dampaknya terhadap loyalitas konsumen.

c. Untuk mengetahui pengaruh keputusan pembelian produk telepon selular merek Nokia terhadap loyalitas konsumen.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan

Dengan adanya inovasi, perusahaan dapat mengembangkan produknya sesuai dengan perkembangan teknologi, serta citra sebuah produk juga bisa mempengaruhi konsumen untuk mengambil keputusan membeli produk tersebut.

b. Bagi Peneliti

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Inovasi

Menurut Gatignon dan Robertson (dalam Haryanto dan Polluan, 2007:115). Inovasi merupakan suatu produk atau jasa baru yang dipersepsikan mampu memberikan efek dalam menciptakan pola konsumsi yang positif dalam segmen pasar tertentu. Untuk itu, inovasi yang dilakukan sebaiknya didasarkan pada harapan konsumen sehingga penerimaan produk inovasi menjadi lebih mudah, karena syarat penting dari suksesnya suatu produk inovasi adalah sensitif terhadap permintaan pasar. Kompetisi serta perubahan teknologi menyebabkan inovasi produk menjadi hal yang sangat penting bagi perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pengetahuan akan permintaan merupakan faktor sukses dalam inovasi dibandingkan dengan pengetahuan akan potensi teknologi. Untuk itu diperlukan komunikasi yang efektif antara bagian penjualan, pemasaran dan R & D untuk melihat peluang pasar yang ada. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa inovasi ternyata membuka peluang bagi perusahaan dalam kompetisi dipasar sejauh inovasi yang dihasilkan bisa memenuhi harapan konsumen.

Beberapa hal mendasar yang perlu diperhatikan perusahaan ketika melakukan inovasi menurut Crawford (dalam Jeane Polluan, 2007) adalah sebagai berikut :

(26)

a. Berdasarkan tipe produk

b. Berdasarkan aktivitas dan fungsi end user c. Berdasarkan teknologi

d. Berdasarkan intermediate 2. Tujuan, yang dibagi atas :

a. Hasil kuantitatif yang mungkin dicapai melalui inovasi produk seperti market share, sales volume, dan profit level.

b. Tujuan kualitatif seperti mengisi line produk, mempertahankan posisi perusahaan saat ini dan menciptakan keunikan.

3. Program dan Kebijakan yang menitikberatkan kepada :

a. Mengeksploitasi kekuatan yang dimiliki seperti kemampuan dibidang R & D, fasilitas perusahaan yang lengkap, dan image positif yang sudah terbentuk.

b. Meminimalisasi kesalahan.

c. Memperkuat sumber inovasi yang baik internal ( R & D dan pemasaran), eksternal (lisensi yang dimiliki), maupun kombinasi keduanya (joint venture).

d. Derajat inovasi yang dikarakteristikkan sebagai berikut : 1) Inventive, perusahaan mecoba menjadi first to market.

2) Adaptive, perusahaan mencoba menjadi second but best in a market.

(27)

4) Innovative aplication, perusahaan menggunakan teknologi yang ada namun diterapkan dengan cara yang lebih kreatif atau berbeda. e. Kondisi Spesial seperti berikut ini :

1) Tingkat kualitas produk yang menjadi pedoman untuk menjaga image.

2) Tingkat resiko yang harus diterima. 3) Mencari ceruk yang tepat.

4) Hanya menawarkan genuine product. 5) Trend pasar, telah ditentukan.

6) Menghindari konfrontasi dengan pesaing.

7) Menghindari regulasi atau masalah-masalah sosial.

Horwitch dan Prahalad (dalam Haryanto dan Polluan, 2007:115) mengemukakan bahwa karakteristik utama yang harus dimiliki ketika akan melakukan inovasi yaitu adanya teknologi atau kemampuan untuk mengadaptasi teknologi, lingkungan yang mendukung, adanya pasar, proses internal yang baik, dan lini produk, proses dan sistem yang tepat untuk menciptakan inovasi. Mereka juga membagi tiga tipe inovasi berdasarkan tiga tipe yang ideal yaitu :

1. Tipe I : Proses teknologi inovasi pada perusahaan kecil dengan high tecnology.

2. Tipe II : Proses teknologi inovasi pada perusahaan besar dengan multiproduk.

(28)

Sebagai bagian dari inovasi produk, desain merupakan hal penting yang tidak bisa begitu saja diabaikan. Tampilan dari sebuah produk mewakili kinerja produk itu sendiri. Dijelaskan pula bahwa desain produk haruslah konsisten dengan fungsi produk itu sendiri dan desain yang ditampilkan pun dituntut untuk selalu variatif agar konsumen semakin tertarik dengan produk tersebut (Brooke and Mills, 2004). Desain telepon selular memiliki pengaruh yang cukup signifikan bagi konsumen. Trend saat ini lebih mengedepankan variasi desain yang unik dan baru dengan maksud agar konsumen tidak merasa bosan dengan desain yang sudah ada (Liu, 2002, dalam Berg, 2005).

Selain desain, fitur juga merupakan komponen utama pada produk inovasi. Fitur merupakan alat fungsional pada suatu produk yang memungkinkan pengguna untuk mengakses atau menggunakan software yang ada dari produk tersebut. Pada umumnya, satu produk memiliki lebih dari satu fitur sehingga disebut interaksi fitur. Interaksi fitur ini menjelaskan adanya hubungan ketergantungan dari fitur-fitur yang ada pada suatu produk (Lorentsen, et al : 2000:115).

(29)

pencapaian kebutuhan konsumen, maka terjadi pergeseran dimana manfaat fitur lebih kepada akses internet dan hiburan.

Saat ini banyak telepon selular yang telah dilengkapi dengan fitur-fitur seperti color display dengan resolusi warna yang tinggi, built in camera, video/audio recorder, akses internet dan konektivitas online, radio, game, MMS dan sebagainya. Bahkan fitur telepon selular saat ini bisa diaplikasikan untuk mobile banking sehingga para pengguna telepon selular yang mempunyai rekening di bank tertentu bisa melakukan berbagai transaksi perbankan hanya melalui telepon selular tanpa harus antri di bank. Ditambah lagi era telepon selular saat ini telah memasuki era 3G atau 3rd generation yang semakin memungkinkan pengguna telepon selular untuk melakukan komunikasi tatap muka dan bisa menonton acara televisi melalui layar telepon selular sendiri.

B. Citra Produk

(30)

produk yang masih potensial maupun yang sudah aktual (Kotler dan Susanto, dalam Ahmad Syarif, 2005:29). Citra produk dapat terbentuk dari berbagai macam hal misalnya, pengalaman langsung dari konsumen yang pernah memakai atau mencoba produk tersebut, perbandingan yang dilakukan oleh konsumen yang pernah memakai produk, kisah-kisah dari teman, keluarga tentang baik buruknya produk tersebut (Sindu Rahayu, 2007).

Citra Produk (Product Image) juga bisa disebut sebagai sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk. Meliputi artribut produk tersebut, manfaat bagi konsumen, penggunanya, serta jaminan. Citra produk dibangun agar menjadi positif di mata publik, baik publik yang telah menggunakan produk itu maupun potensial customer yang hendak dibidik agar mengkonsumsi produk tersebut. Menurut Kotler (dalam Ahmad Syarif, 2005:30) citra yang efektif dapat melakukan tigal hal. Pertama, memantapkan karakter produk dan usulan nilai. Kedua, menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak dikacaukan dengan karakter pesaing. Ketiga, memberikan kekuatan emosional melalui setiap sarana komunikasi yang tersedia dan kontak merek.

(31)

konsumen mencari sifat tertentu dalam citra. Perusahaan seharusnya mempunyai pesan tunggal yang menunjukkan keunggulan utama dan posisi produk. Pesan itu harus unik sehingga tidak dikacaukan dengan pesan serupa dari para pesaing. Pesaing itu juga harus memiliki kekuatan emaosional untuk membangkitkan perasaan selain pikiran pembeli (Ahmad Syarif, 2005:29).

Membangun citra yang kuat membutuhkan kreativitas, kerja keras, dan tidak bisa di bangun seketika atau melalui satu media saja. Citra harus di bangun melalui seluruh media secara berkelanjutan, seperti penggunaan media yang dapat memperkuat karakter produk yang harus disampaikan dengan lambang, media cetak dan audio visual, suasana dan acara. Citra yang kuat memiliki satu atau lebih lambang yang dikenal perusahaan atau merek. Logo perusahaan dan merek harus dirancang supaya mudah dikenali. Perusahaan harus dapat memilih suatu objek yang mudah diingat konsumen sehingga menjadi trademark perusahaan (Sindu Rahayu, 2007).

(32)

Pada era kompetisi seperti sekarang ini semua perusahaan berlomba-lomba membangun citra produknya. Sekali citra produk mengalami kecelakaan tergelincir jatuh maka diperlukan perjuangan yang jauh lebih mahal untuk mengangkatnya kembali. Kecelakaan bisa disebabkan dari dalam maupun serangan dari luar. Maka dari itu setiap perusahaan berusaha untuk dapat menjaga citra produk mereka dihadapan para konsumen agar tidak terjatuh sehingga dapat digantikan oleh pesaing lainnya. Perusahaan Nokia sebagai salah satu perusahaan telepon selular terbesar di dunia sudah mempunyai citra produk yang baik bagi para konsumennya. Citra produk yang sudah lama dibangun oleh perusahaan Nokia dan sampai sekarang masih tetap terjaga dengan baik dan semakin meningkat lebih baik. Bahkan hingga saat ini perusahaan telepon selular Nokia tetap menjadi market leader dari pasar industri telepon selular di Indonesia sampai saat ini walaupun semakin banyak para pesaing yang bermunculan.

C. Keputusan Pembelian

1. Pengertian Keputusan Pembelian

(33)

membeli atau memakai suatu produk akan melalui sebuah proses dimana proses tersebut merupakan gambaran dari bagaimana konsumen menganalisis berbagai macam masukan untuk mengambil keputusan dalam melakukan pembelian.

2. Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2005:224) ada lima tahapan atau langkah dari konsumen dalam proses pengambilan keputusan untuk membeli yaitu sebagai berikut :

a. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan yang dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Tidak ada pembelian yang terjadi jika konsumen tidak pernah menyadari kebutuhan dan keinginannya. Pengenalan masalah yang terjadi ketika konsumen melihat adanya perbedaan yang signifikan antara apa yang dia miliki dengan apa yang dia butuhkan.

b. Pencarian Informasi

(34)

informasi luar seperti persepsi konsumen lain. Selanjutnya informasi yang telah diperoleh digabungkan dengan informasi yang telah dimiliki sebelumnya. Sedangkan Menurut Kotler (2005:225) sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok yaitu sebagai berikut : 1. Sumber pribadi : Keluarga, teman, tetangga, dan kenalan.

2. Sumber komersial : Iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko.

3. Sumber publik : media massa, organisasi penentu peringkat konsumen. 4. Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk. c. Evaluasi Alternatif

Adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek, kemudian memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Konsumen mengevaluasi alternatif yang telah disederhanakan dalam tahap editing dan diasumsikan menghitung nilai dari tiap alternatif dan memilih alternatif dengan nilai tertinggi. Dalam penelitian ini, keputusan pembelian berarti bahwa konsumen jadi untuk membeli produk yang diinginkan dengan berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah atau kebutuhan yang dihadapi konsumen.

(35)

2. konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.

3. konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.

d. Keputusan Pembelian

Pada tahap ini konsumen telah memperoleh alternatif dan telah membentuk preferensi atas merek-merek dari kumpulan pilihan. Konsumen juga telah membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Dalam melaksanakan niat membeli, konsumen dapat membuat lima sub keputusan pembelian yaitu : keputusan merek, pemasok, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran.

e. Prilaku Pasca Pembelian

(36)

Sedangkan Solomon (2004:293) menyatakan bahwa ada lima tahapan dalam pengambilan keputusan konsumen (stages in consumer decision making) yaitu sebagai berikut :

Gambar. 2.1 Tahapan dalam Pengambilan Keputusan Konsumen Sumber : Michael R. Solomon (2004) Consumer Behavior Buying

Having and Being, 6th Edition. New Jersey : Pearson Education International, pages 293.

Selain tahapan seperti gambar diatas, dalam pengambilan keputusan pembelian suatu produk menurut Jeane Polluan (2007) juga terdapat banyak faktor yang mempengaruhi konsumen, yaitu sebagai berikut :

1. Faktor bauran pemasaran seperti : produk, harga, promosi, tempat.

2. Faktor psikologis seperti : motivasi, kepribadian, persepsi, pembelajaran, nilai kepercayaan dan sikap, gaya hidup.

3. Faktor sosial dan budaya seperti : pengaruh individu, grup referensi, keluarga, kelas sosial budaya, sub budaya.

4. Faktor situasional seperti : fungsi pembelian, lingkungan sosial, lingkungan fisik, efek temporer.

Need Recognition and Problem Awareness

Information Search

Evaluation Of Alternatives

Product Choice

(37)

Dalam mengambil keputusan pembelian, konsumen juga cenderung menghubungkan tipe produk dengan tipe konsumen itu sendiri yang terdiri dari (Jeane Polluan, 2007) :

1. Self concept attachment, yaitu : produk membantu membangun identitas pengguna.

2. Nostalgic attachment, yaitu : produk yang membawa atau mengingatkan kembali tentang memori masa lalu.

3. Interdependence, yaitu : produk merupakan bagian dari rutinitas pengguna sehari-hari.

4. Love, yaitu : produk yang membawa ikatan emosional bagi penggunanya.

D. Loyalitas Konsumen

1. Pengertian Loyalitas Konsumen

(38)

Dan yang tidak kalah penting loyalitas terbentuk melalui promosi yang ditawarkan perusahaan dengan mengkomunikasikan kebaikan-kebaikan produknya.

Sedangkan menurut Poerwadarmita (dalam Erwin Agung 2006:49) yang dimaksud dengan loyalitas adalah patuh yang berarti menurut, atau setia yang berarti tetap dan teguh hati. Maka yang dimaksud dengan loyalitas konsumen adalah seseorang yang terbiasa untuk membeli produk yang ditawarkan dan sering berinteraksi (melakukan pembelian) selama periode tertentu. Dengan tetap setia mengikuti penawaran perusahaan.

Dalam perkembangan loyalitas konsumen mengalami pergeseran. Awalnya perusahaan menganggap saticfaction is enough, hingga pada tahun 1970-an tiap perusahaan fokus menggarap customer satisfaction dengan asumsi “kalau konsumen puas, berarti loyal“. Pada tahun 1980-an, keyakinan itu mulai bergeser, loyalitas dipandang sebagai satisfaction plus retention, yaitu pemasar berupaya terus-menerus mempertahankan customer yang sudah menggunakan produknya agar tidak ke produk kompetitor (SWAsembada, 2005).

(39)

atau total customer value dengan biaya pelanggan total atau total customer cost lebih besar daripada nol (Kotler.et.al dalam Suparyadi 2006:311).

Menurut Subroto (dalam Erwin Agung, 2006:49) menyatakan bahwa terdapat lima faktor yang menyebabkan konsumen loyal pada produk yang dipergunakan, yaitu :

a. Nilai Merek : merupakan nilai dari suatu merek produk yang ditawarkan ke pasar dimana apabila merek suatu produk sudah terkenal di pasaran maka produk tersebut sudah mempunyai nilai merek. Sehingga konsumen bisa menjadikan merek dari produk tersebut sebagai pilihan pertama pada saat ingin membeli karena produk tersebut sudah mempunyai nilai merek. b. Karakteristik Konsumen : merupakan suatu karakteristik dari konsumen

dengan berbagai tipe seperti konsumen yang setia untuk memakai suatu produk tersebut atau konsumen yang mudah bosan sehingga gampang untuk berpindah ke produk lain.

c. Swiching Barrier : merupakan hambatan untuk berpindah dari produk satu ke yang lainnya. Hal ini bisa disebabkan karena pengalaman langsung dari konsumen yang sudah pernah menggunakan produk sangat baik dan nyaman tesebut sehingga konsumen pun enggan untuk melihat produk lainnya.

(40)

mempengaruhi persepsi dan harapan pelanggan ketika melakukan pembelian suatu barang atau jasa adalah kebutuhan dan keinginan yang dirasakan oleh konsumen tersebut pada saat melakukan pembelian suatu barang atau jasa. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi barang atau jasa tersebut serta pengalaman dari teman-teman yang telah mengkonsumsi barang atau jasa tersebut dari periklanan.

e. Lingkungan yang kompetitif : Kondisi lingkungan bisnis dimana para produsen bersaing secara sehat dan kompetitif untuk mendapatkan konsumen atau pelanggannya masing-masing

Menurut Philip Kotler (dalam Theresia Widyaratna, dkk, 2001:90) loyalitas konsumen berdasarkan pola pembeliannya dapat dibagi menjadi empat golongan karakteristik konsumen yaitu sebagai berikut :

a. Golongan Fanatik

Adalah konsumen yang selalu membeli satu merek sepanjang waktu, sehingga pola membelinya adalah X, X, X, X, yaitu setia pada merek X tanpa syarat.

b. Golongan Agak Setia

Adalah konsumen yang setia pada dua atau tiga merek. Di mana kesetiaan yang terpecah antara dua pola (X dan Y) dapat dituliskan dengan pola membeli X, X, Y, Y, X, Y.

c. Golongan Berpindah Kesetiaan

(41)

pada saat berikutnya berpindah ke merek Y. Pola membelinya dapat dituliskan X, X, X, Y,Y.

d. Golongan Selalu Berpindah-pindah

Adalah kelompok konsumen yang sama sekali tidak setia pada merek apapun, maka pola membelinya dapat dituliskan X, Y, Z, S, Z.

2. Tingkat Loyalitas Konsumen

Proses seorang calon konsumen menjadi konsumen yang loyal terhadap perusahaan terbentuk melalui beberapa tahap. Menurut pandangan Niegel Hill (dalam Susilawati, 2007:18). Loyalitas konsumen terbagi menjadi enam tahapan yaitu : Suspect,Prospect, Customer, Client, advocates dan partners. a. Suspect

Meliputi semua yang diyakini akan mmbeli atau membutuhkan barang atau jasa, tetapi belum memiliki informasi tentang barang atau jasa perusahaan.

b. Prospect

Adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan akan jasa tertentu dan mempunyai kemampuan untuk membelinya. Pada tahap ini, meskipun mereka belum melakukan pembelian tetapi telah mengetahui keberadaan perusahaan dan barang yang ditawarkan melalui rekomendasi pihak lain. c. Customer

(42)

d. Client

Meliputi semua konsumen yang telah membeli barang atau jasa yang dibutuhkan dan ditawarkan perusahaan secara teratur, hubungan ini berlangsung lama dan mereka telah memiliki hubungan kerjasama yang baik.

e. Advocates

Pada tahap ini, konsumen secara aktif mendukung perusahaan dengan memberikan rekomendasi kepada orang lain agar mau membeli barang atau jasa di perusahaan tersebut.

f. Partners

Kemudian pada tahap akhir barulah terjadi hubungan yang kuat dan saling memberi keuntungan antara perusahaan dengan konsumen. Pada tahap ini pula konsumen berani menolak produk atau jasa dari perusahaan lain.

E. Penelitian Terdahulu

(43)

menjamin atau mendukung pergaulan mereka dalam suatu komunitas anak muda maka potensi terjadinya pembelian akan semakin tinggi. Berg juga menemukan bahwa telepon selular mampu mendemontrasikan ikatan antara kelompok sosial dan kejadian-kejadian persahabatan.

(44)

Poerwanto, (2008) dalam penelitiannya yang membahas tentang pengaruh marketing mix terhadap loyalitas konsumen kartu pra bayar IM3 menyatakan bahwa harga mempunyai hubungan yang signifikan terhadap loyalitas konsumen kartu pra bayar IM3. Hal ini disebabkan karena harga suatu produk dapat menunjukkan dan mempengaruhi bagaimana konsumen itu loyal. Jika suatu produk ditawarkan dengan harga yang wajar dan mampu mempengaruhi konsumen agar melakukan pembelian secara konsisten bukan tidak mungkin konsumen akan menjadi loyal menggunakan kartu pra bayar IM3. Selain itu kualitas pelayanan dengan harga yang diberikan melalui produk IM3 yaitu memberikan nominal pengisian pulsa dari lima ribu rupiah hingga jutaan rupiah. Hal ini dimaksudkan memberikan banyak pilihan kepada konsumen agar harga nominal pulsa isi ulang IM3 terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Selain harga, promosi dalam penelitiannya ini juga mempunyai hubungan yang signifikan terhadap loyalitas konsumen. Karena promosi juga berperan penting dalam menjadikan konsumen itu loyal. Dalam melakukan promosi produk hendaknya ditampilkan sesering mungkin di media, promosi yang menarik berkesan dan mudah dipahami.

(45)

konsumen, selalu menyediakan produk di outlet-outlet hal ini dilakukan agar konsumen tidak lari ke merek lain. Distribusi dari kartu IM3 ini selalu ditingkatkan, diperluas dan menjangkau ke berbagai wilayah hingga ke pedesaan untuk menunjang kelancaran distribusi dari produk IM3.

F. Kerangka Pemikiran

(46)

apakah desain yang baik menjamin kelancaran dan optimalisasi fungsi dari telepon selular itu sendiri, serta cepatnya perubahan tren yang terjadi.

Selain itu inovasi yang dilakukan terhadap produk telepon selular berupa penambahan dan perbaikan fitur dan juga melakukan pengembangan produk secara inovatif dapat berdampak pada loyalitas konsumen. Konsumen akan menjadi loyal terhadap produk yang telah melakukan inovasi terhadap produknya karena begitu banyak hal baru yang ditawarkan pada konsumen. Hal ini tentu membuat para konsumen menjadi lebih leluasa dalam menentukan pilihannya. Sementara dampaknya bagi produsen, hal ini menjadi tantangan yang membuat mereka harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan loyalitas konsumennya. Para ahli pemasaran sepakat bahwa mempertahankan konsumen yang loyal lebih efisien daripada mencari pelanggan baru. Karena itulah, upaya menjaga loyalitas konsumen merupakan hal penting yang harus selalu dilakukan oleh produsen (Fajrianthi dan Zatul Farah, 2005).

(47)

Apabila konsumen memiliki citra yang bagus terhadap produk tersebut, maka konsumen akan melakukan pembelian. Di dalam citra yang baik akan tersimpan sejumlah harapan. Ketika harapan terpenuhi, timbullah kepuasan konsumen. Hal inilah yang akan memperkuat loyalitas konsumen. Jadi produk yang memiliki citra yang baik akan dapat menimbulkan loyalitas konsumen. Menciptakan loyalitas konsumen hanya sebatas memastikan agar konsumen menyadari dan mengingat merek atau produk. Tujuannya adalah agar produk tersebut menjadi bahan pertimbangan ketika konsumen siap melakukan pembelian (Fajrianthi dan Zatul Farah, 2005). Dari hasil temuan-temuan diatas maka dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut :

(48)

G. Hipotesis Struktur I

Y1 = ρx1y1 X1 + ρx2y1 X2 + ρy1 1Y1 Hipotesis Struktur I :

1. Dengan Uji Stimultan (F-Test) a. Ha : ρx1y1 = ρx2y1 0

Artinya : ada pengaruh antara inovasi dengan citra produk terhadap keputusan pembelian.

b. Ho : ρx1y1 = ρx2y1 = 0

Artinya : tidak pengaruh antara inovasi dengan citra produk terhadap keputusan pembelian.

2. Dengan Uji Parsial (T-Test) a. Ha : ρx1y1 > 0

Artinya : ada pengaruh inovasi terhadap keputusan pembelian. b. Ho : ρx1y1 = 0

Artinya : tidak pengaruh inovasi terhadap keputusan pembelian. c. Ha : ρx2y1 > 0

Artinya: ada pengaruh citra produk terhadap keputusan pembelian. d. Ho : ρx2y1 = 0

Artinya : tidak pengaruh citra produk terhadap keputusan pembelian. Struktur II

(49)

1. Dengan Uji Stimultan (F-Test) a. Ha : ρx1y2 = ρx2y2 0

Artinya : ada pengaruh antara inovasi dan citra produk terhadap loyalitas konsumen

b. Ho : ρx1y2 = ρx2y2 = 0

Artinya : tidak ada pengaruh antara inovasi dan citra produk terhadap loyalitas konsumen

2. Dengan Uji Parsial (T-Test) a. Ha : ρx1y2 > 0

Artinya : ada pengaruh inovasi terhadap loyalitas konsumen b. Ho : ρx1y2 = 0

Artinya : tidak ada pengaruh inovasi terhadap loyalitas konsumen c. Ha : ρx2y2 > 0

Artinya : ada pengaruh citra produk terhadap loyalitas konsumen d. Ho : ρx2y2 = 0

Artinya : tidak ada pengaruh citra produk terhadap loyalitas konsumen. e. Ha : y1y2 0

Artinya : ada pengaruh antara keputusan pembelian terhadap loyalitas konsumen

f. Ho : y1y2 = 0

(50)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

(51)

B. Metode Penentuan Sampel

Dalam penelitian sampel yang digunakan adalah desain sampel non-probability sampling, dimana setiap konsumen atau responden yang memenuhi kriteria populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Pemilihan unit sampel didasarkan pada pertimbangan atau penilaian subyektif dan tidak pada penggunaan probabilitas. Jumlah sampel sebanyak 100 responden. Hal ini berdasarkan pendapat dari Gay dan Diel (dalam Nina Herlyanah, 2008:58) yang menyatakan bahwa “besarnya sampel minimum untuk sebuah penelitian adalah sebanyak 100 responden karena jumlah minimal tersebut sudah memenuhi uji distribusi Z sehingga data akan mendekati sempurna atau batas sampel minimum”. Jumlah sampel sebanyak 100 responden diperoleh melalui convenience sampling dimana pengambilan sampel dilakukan dari pengguna yamg mudah diakses dan besedia menjadi responden yaitu dengan membagikan kuesioner secara langsung kepada mahasiswa FEIS UIN Jakarta. Pada tahap ini ditentukan kerangka sampling yakni stratifikasi konsumen seperti menurut usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, lama menggunakan telepon selular merek Nokia dan tipe telepon selular merek Nokia yang digunakan saat ini.

C. Metode Pengumpulan Data

(52)

primer yang dilakukan dengan cara personally administered questionaire, dimana responden diminta untuk mengisi langsung kuesioner yang dibagikan ditempat dan tidak dibawa pergi. Untuk data sekunder, pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur dan pencarian data dari jurnal–jurnal terkemuka yang meneliti topik sejenis.

D. Metode Analisis 1. Analisis Kualitatif

Metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini dengan analisis deskriptif yaitu dengan penyebaran 100 kuesioner kepada mahasiswa FEIS UIN JKT pengguna telepon selular Nokia. Kuesioner menggunakan Skala Likert dengan rumusan sebagai berikut :

SS = Sangat Setuju di beri skor 5

S = Setuju di beri skor 4

R = Ragu-ragu di beri skor 3 TS = Tidak Setuju di beri skor 2 STS = Sangat Tidak Setuju di beri skor 1

(53)

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen (setiap butir pertanyaan atau pernyataan). Suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Dengan kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini pada umunya mendukung suatu variabel tertentu.

Validitas suatu butir pertanyaan dapat dinilai pada hasil output SPSS pada tabel denagn judul item total statistics. Menilai kevalidan masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai corrected item total correlation > dari r-tabel. Uji validitas sebaiknya dilakukan secara terpisah pada lembar kerja yang berbeda antara satu konstruk variabel yang lain sehingga dapat diketahui butir-butir pertanyaan variabel mana yang paling banyak tidak valid (Bhuono, 2005: 66).

b. Uji Reliabilitas

(54)

kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Bhuono,2005:72).

2. Analisis Kuantitatif

a. Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur (path analysis) merupakan pengembangan dari analisis regresi, sehingga analisis regeresi dapat dikatakan sebagai bentuk khusus dari analisis jalur (regression is special case of path analysis). Analisis jalur digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan antar variabel yang berbentuk sebab akibat (Sugiyono, 2007:297). Dengan demikian dalam model hubungan antar variabel tersebut, terdapat variabel bebas (Independent Variabel) atau dalam hal ini disebut variabel eksogen (Exogenous), dan variabel terikat (Dependent Variabel) atau yang disebut variabel endogen (endogenous). Melalui analisis jalur ini akan dapat ditemukan jalur mana yang paling tepat dan singkat suatu variabel independen menuju variabel dependen yang terakhir. Menurut Sugiyono (2007:297) penggunaan analisis jalur dalam analisis data penelitian didasarkan pada beberapa asumsi sebagai berikut yaitu :

1) Hubungan antar variabel yang akan dianalisis berbentuk linear, aditif dan kausal.

2) Variabel-variabel residual tidak berkolerasi dengan variabel yang mendahuluinya, dan tidak juga berkolerasi dengan variabel yang lain. 3) Dalam model hubungan variabel hanya terdapat jalur

(55)

4) Data setiap variabel yang dianalisis adalah data interval yang berasal dari sumber yang sama.

Sebelum peneliti menggunakan analisis jalur dalam penelitiannya, maka peneliti harus menyusun model hubungan antar variabel yang dalam hal ini disebut diagram jalur. Diagram jalur disusun berdasarkan kerangka pemikiran yang dikembangkan dari teori yang digunakan untuk penelitian. Dalam penelitian ini model hubugan antar variabel independen yaitu inovasi (X1) dan citra produk (X2) dengan variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y1) dan loyalitas konsumen (Y2) dapat digambarkan dalam diagram jalur berikut ini :

(56)

b. Uji Hipotesis

Dari perhitungan dengan SPSS 15.00 akan diperoleh keterangan atau hasil mengenai Uji F (Uji Stimultan), Uji t (Uji Parsial), dan koefisien determinan (R2) untuk menjawab perumusan masalah penelitian. Berikut ini keterangan yang berkenaan dengan hal tersebut yaitu sebagai berikut : 1) Uji F (Uji Stimultan)

Uji F dilakukan untuk melakukan pengujian hipotesis dengan beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu, merumuskan hipotesis alternatif (Ha) dan juga menyertai dengan hipotesis nol (Ho), seperti dibawah ini :

a) Ho : ρx1y1 = ρx2y1 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y1.

b) Ha : ρx1y1 = ρx2y1 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y1.

c) Ho : ρx1y2 = ρx2y2 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y2.

d) Ha : ρx1y2 = ρx2y2 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y2.

Untuk mengetahui korelasi ini signifikan atau tidak, digunakan Uji F, dengan rumus sebagai berikut :

(57)

Apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Jika Sig F > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas dan terikat.

Jika Sig F < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

2) Uji t (Uji Parsial)

Untuk mengisi signifikan hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk semua populasi maka perlu diisi dengan tingkat signifikan sebesar 5% dengan rumus signifikansi product moment (Sugiono, 2005:189). Sedangkan hipotesis untuk uji t adalah sebagai berikut : a) Ho : ρx1y1 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel X1 variabel Y1.

b) Ha : ρx1y1 > 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1 variabel Y1.

c) Ho : ρx2y1 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X2 variabel Y1.

d) Ha : ρx2y1 > 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X2 variabel Y1.

(58)

f) Ha : ρx1y2 > 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1 variabel Y2.

g) Ho : ρx2y2 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X2 variabel Y2.

h) Ha :ρx2y2 > 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X2 variabel Y2.

i) Ho : ρy1y2 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara keputusan pembelian terhadap loyalitas konsumen.

j) Ha : ρy1y2 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara keputusan pembelian terhadap loyalitas konsumen.

Untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen dengan melakukan uji t. Apabila t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Apabila t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Jika Sig t > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

(59)

3) Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisen determinasi terletak pada tabel model summaryb dan tertulis R square yang sudah disesuaikan atau tertulis adjust R square, karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian.

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:2). Berdasarkan pokok permasalahan rumusan hipotesis, variabel penelitian yang akan dianalisis, diklasifikasikan menjadi tiga variabel yang terdiri dari variabel independen dan dependen.

1. Variabel Eksogen (Independent variabel) X, yaitu : a. Inovasi (X1)

Adapun indikator dari variabel Inovasi (X1), adalah sebagai berikut : 1) Variasi Desain

2) Konsistensi Desain dengan Fungsi Produk 3) Penambahan Fitur

(60)

7) Innovative Aplication

8) Inventive

b. Citra Produk (X2)

Adapun indikator dari variabel Citra Produk (X2), adalah sebagai berikut :

1) Pengalaman 2) Potensial Customer

3) Mutu Produk 4) Kekhasan Produk 5) Merek Produk 6) Manfaat Produk 7) Karakter Produk 8) Kekuatan

1. Variabel Endogen (Dependent variabel) Y, yaitu : a. Keputusan Pembelian (Y1)

Adapun indikator dari variabel Keputusan Pembelian (Y1), adalah sebagai berikut :

1) Harga

2) Efek Temporer 3) Pencarian Informasi 4) Perilaku Pasca Pembelian b. Loyalitas Konsumen (Y2)

(61)

1) Customer Satisfaction

No Variabel Indikator Definisi Skala

(62)
(63)

memutuskan membeli

•Kebutuhan dan keinginan konsumen terpenuhi.

•Kemudahan dalam pembelian produk.

•Harapan kesesuain produk dan pelayanan yang

(64)

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Nokia tidak hanya nama sebuah merek telepon selular yang terkenal sekarang ini. Nama Nokia juga merupakan nama sebuah komunitas yang tinggal di sungai Emakoski, Filandia Selatan. Dari situlah cikal bakal perusahaan Nokia berasal. Sejarah Nokia dimulai ketika seorang insinyur bernama Fredrik Idestam membangun tempat penggilingan kayu di selatan Filandia pada tahun 1865. Tepatnya, Idestam mendirikan pabrik kertas di pinggiran sungai Emakoski.

Gelombang industri yang melanda benua Eropa ketika itu memberi angin segar pada usaha kertas milik Idestam. Permintaan kertas meningkat tajam. Filandia bagian selatan pun menjelma menjadi kawasan industri yang banyak diserbu para pekerja. Tak pelak, sebuah komunitas pekerja bernama Nokia terbentuk dan tinggal di sepanjang sungai Emakoski.

(65)

Perlahan-lahan Rubber Works dan Cable Works melakukan konsolidasi hingga akhirnya merger pada tahun 1967. Nama Nokia Group pun muncul sebagai bentuk bergabungnya dua perusahaan milik Filandia tersebut.

Sejak itu nama Nokia sebagai produk telekomunikasi mulai berkibar. Bermula dengan dibentuknya departemen elektronik yang menyumbang sebesar 3% terhadap total nilai penjualan Nokia Group. Kehadiran departemen elektronik Nokia Group juga memberikan lapangan pekerjaan bagi 460 orang. Tiga tahun kemudian, sekitar tahun 1970-an. Nokia berhasil meluncurkan digital switch yang diberi nama Nokia DX 200 ini adalah bahasa komputer tingkat tinggi dan mikroprosesor intel yang dikembangkan menjadi jaringan infrastruktur Nokia sekarang ini. Pada waktu yang bersamaan Nokia juga berhasil menciptakan jaringan telepon mobil. Pada awal tahun 1981, Nokia berhasil meluncurkan produk bernama Nordic Mobile Telephony (NMT). NMT merupakan jaringan selular multinasional pertama di dunia. Karena itu, sepanjang dekade 1980-an NMT diperkenalkan ke sejumlah negara dan mendapatkan sambutan yang luar biasa. Dan pada awal tahun 1980 Nokia Group pertama kali beroperasi.

(66)

Sejak berdiri hingga sekarang Nokia telah berhasil memimpin di pasaran bisnis industri telekomunikasi termasuk di wilayah Asia Pasifik. Berlokasi di Alexandra Tehnopark di negara Singapura Nokia mendirikan kantor regional untuk wilayah Asia Pasifik. Kantor regional Nokia adalah basis dari 700 staf pekerja profesional yang menjadi pelopor dalam inovasi teknologi, produk dan solusi bisnis untuk 20 pasar yang berbeda dari semua kantor Nokia di wilayah Asia Pasifik.

Pusat perbendaharaan regional Nokia di wilayah Asia Pasifik (Nokia Treasury Asia) beroperasi di luar negara Singapura, sebagai in-house bank untuk cabang-cabang Nokia di wilayah Asia Pasifik. Sedangkan Nokia Research Centre atau unit penelitian perusahaan Nokia berkantor di negara Jepang dan Cina. Nokia juga membuat produk selain tiga fasilitas utama di Masan, Korea, Beijing dan Dongguan di negara Cina. Mulai bulan Januari 2004, Nokia telah mengaktifkan struktur organisasi globalnya untuk memperkuat fokus pada pemusatan pasar mobilitas baru untuk produk telepon selular produksinya.

B. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

(67)

Mohammad Faisal Badroen, MBA bersama dengan Drs. Herni Ali HT, MM untuk program Akuntansi dan Agus Rahmat M., SE untuk Program Manajemen, sedangkan Program Agribisnis dan Teknik Informatika bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Melalui SK Presiden No. 31 tanggal 20 Mei 2002, maka status Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta berubah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan berubahlah status Program Konversi UIN menjadi dua fakultas, yaitu Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial (FEIS) dan Fakultas Sains dan Teknologi (FST).

Dalam perkembangannya Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (FEIS UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta telah membuka Program Non Reguler (Ekstensi) dengan Program Studi Akuntansi dan Manajemen yaitu pada tahun 2003. Program ini diselenggarakan di luar waktu Program Reguler dan diadakan untuk memberi kesempatan kepada masyarakat luas untuk memperoleh pendidikan tanpa batasan usia, termasuk bagi mereka yang sudah bekerja dan tidak memiliki kesempatan atau waktu kuliah pada Program Reguler. Kurikulumnya disamakan dengan Kurikulum Program Reguler, yakni Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

(68)

pengantar perkuliahan pada program ini disampaikan dengan menggunakan Bahasa Inggris. Untuk waktu perkuliahan program ini diselenggarakan seperti Program Reguler, yaitu pada pagi hari.

Sejak berdiri pada tahun 2000, FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah mempunyai sembilan angkatan mahasiswa hingga tahun 2009 ini. Yang terdiri dari angkatan Program Reguler yang di mulai dari tahun 2001, angkatan Program Non Reguler yang dimulai dari tahun 2003 dan angkatan dari Program Kelas Internasional yang dimulai dari tahun 2004.

C. Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen, instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Bilson, 2004:30). Instrumen yang valid adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan reliabilitas adalah instrumen yang digunakan beberapa variabel untuk mengukur objek yang sama, maka akan menghasilkan data yang sama. (Sugiono, 2005).

(69)

variabel utama yaitu variabel inovasi (X1) dibagi menjadi 8 indikator dengan 8 butir pernyataan, variabel citra produk (X2) dibagi menjadi 8 indikator dengan 8 butir pernyataan, variabel keputusan pembelian (Y1) dibagi menjadi 7 indikator dengan 15 butir pernyataan, dan variabel loyalitas konsumen (Y2) dibagi menjadi 5 indikator dengan 10 butir pernyataan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari seluruh pernyataan tersebut. Menurut Bhuono (2005:54) uji validitas dapat dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (Corrected Item- Total Correlation) dengan r tabel, dengan kriteria sebagai berikut : 1. Jika nilai r hitung > nilai r tabel maka Item Valid

2. Jika nilai r hitung < nilai r tabel maka Item Tidak Valid

Nilai r tabel dapat diperoleh dimana df = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel atau responden. Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan (n) = 15, maka besarnya df = 15-2 = 13. Dengan alpha = 0.05, maka didapat nilai r tabel = 0.553. Sedangkan untuk uji reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Cronbach's Alpha dengan kriteria sebagai berikut (Bhuono, 2005:72) :

1. Jika nilai Cronbach's Alpha > 0.60 maka suatu instrumen dikatakan reliabel.

2. Jika nilai Cronbach's Alpha < 0.60 maka suatu instrumen dikatakan tidak reliabel.

(70)

1. Instrumen Inovasi (X1)

Tabel 4.1

Hasil Try Out Item Instrumen Kontribusi Inovasi (X1)

Item Total semua nilai dari Total Cronbach's Alpha juga lebih besar dari nilai alpha yaitu Total Cronbach's Alpha > 0.6 maka dapat disimpulkan bahwa semua butir peryataan dari instrumen inovasi (P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7 dan P8) adalah valid dan reliabel.

2. Instrumen Citra Produk (X2)

Tabel 4.2

Gambar

Gambar. 2.1 Tahapan dalam Pengambilan Keputusan Konsumen
Gambar. 2.2
Gambar. 3.1
tabel model summaryb  dan tertulis R square yang sudah disesuaikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian menegenai hubungan iklim organisasi sekolah dan supervisi akademik dengan kinerja mengajar guru SMA Negeri di Kabupaten Kubu Raya,

Pada saat baterai sudah terisi penuh , penuh itu dalam maksud sesuai dengan energi listrik yang dibutuhkan tegangan arus DC ( Direct Current ) akan ada 2 pilhan

Hasil uji aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol buah mengkudu dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherichia Coli memperlihatkan bahwa

Pada babak penyisihan akan diambil 10 tim dengan peringkat teratas yang akan diumumkan melalui website IT Today 2016 pada tanggal 23 Agustus 2016.. Kategori soal pada

Gula pasir merupakan makanan yang paling sering digunakan dalam makanan dan minuman sehari-hari. Tetapi ternyata gula pasir mempunyai dampak yang

Penulisan ilmiah ini berisi tentang pembuatan animasi bahasa Mandarin dengan menggunakan Macromedia Flash MX yang menampilkan animasi gambar yang disertai musik dan efek suara

Abstrak — Pada wireless body area network (WBAN), propagasi radio dari node sensor yang berada di permukaan tubuh manusia sangat kompleks dan unik bila

At any time prior to the deadline for submission of Proposals, the UNESCO contracting unit may, for any reason, whether at its own initiative or in response to a