PEMB!AYAAN
IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIKPADA
PERBANKAN SY ARI' AH
(Studi Pada PT. Bank Muamalat Indonesia. Tbk)
Skripsi
Diajukan kepada Falmltas Syari'ah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SE!)
OLEH:
NURASMA KHAIRANI (203046101748)
ゥセゥヲ・イゥョQ。@
rfari . · ᄋᄋᄋᄋMセLNセLLLZ@
l'gl. ; ゥNZャNセᄋZ[コZZ⦅ᄋGHイエLᄋᄋᄋ@
.. ··· ..
"o. Iniluk :
F?,,(8,"'=."'i"Z-::."TZ?j'""
'" >•ifikasl · ... . .... .
. .. ... " ...
ᄋᄋᄋᄋᄋMᄋィᄋセᄋᄋᄋ@JURUSAN MUAMALAT/PERBANKAN SY ARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SY ARIF HIDAY A TULLAH
JAKARTA
diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UTN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 09 September 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 09 September 2008
PANJTIA UJIAN
Ketua : Prof.DR.H.M. Amin Suma.SI-I.MA.MM
Sekretaris ·
NIP. 150 210 422 セ@
Drs. Ahmad Yani, M.Ag NIP. 150 269 678
Pembimbing I : Dr. a「、オイイイNィュ。セ@ Dahlan, MA. NIP. 150 234 496
Pembimbing II : Dr . Hasannuddin M. Ag.
Penguji I
Penguji II
NIP.150 275 289
: Dr. Jaenal Aripin, M.Ag NIP. 150 289 202
: Drs. Ahmad Yani, M.Ag NIP. 150 269 678
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karcna atas ridha dan
rahmat-Nya-lah penulis dapat menyelesaikan skripsi dalam rangka memenuhi
persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Fakultas Syari'ah dan
Hukum Unversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Shalawat serta salam pcnulb haturkan kcpada pcnutup scgala nabi dan rasul
M•ihammad SAW., beserta segenap keluarga, sahabat dan bahkan umatnya. lnsya
Allah dan mudah-mudahan kita ada di dalamnya.
Sclama prose& skripsi ini, penulis sangat menyadari bahwa dalam proses
tcrscbut tidaklah terlcpas dari scgala bantuan, bimbingan dan motivasi dari bcrbagai
pihak, oleh karena itu pada kescmpatan ini penulis mengucapkan terima kasih ke
pada:
I. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, Sil. MA. MM, selaku Dekan Fakultas
Syari'ah dan 1-!ukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang sekaligus
scbagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan
bimbingan sclama penyusunan skripsi.
2. Euis Amalia, M.Ag., sclaku Kctua Jurusan Muamalat Ekonomi Islam Negeri
Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
regular Fakultas Syariah dan llukum UIN Syarif l Iidayatullah Jakarta.
5. Ahmad Yani, M.Ag, selaku sekretaris koorclinator program non regular
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Dr. Abclurrahman Dahlan, MA dan Drs. Hasanuclclin M. Ag sclaku closcn
pembimbing, yang telah banyak memberikan bimbingan clan masukan atas
pcnyeiesaian skripsi ini.
7. Manajemen perusahaan Bank Muamalat Inclonesia.Tbk clan seluruh staf
Muamalat Institut terutama Mba Sunarti yang tclah membantu clalam
penyelesaian skripsi ini.
8. Kedua orang tua penulis yang amat terhormat, masing-masing adalah
Ayahancla B.Mahmucl Sianturi clan Ibunda S.Syamsiah Tobing yang telah
mcmberikan kasih sayang, mendidik, membesarkan clan mcmberikan Do'a
scrta membcrikan scmangat.
9. kakak-kakak clan Aclik-aclik yang saya sayangi yan6 te!ah memberi clorongan
clan clukungan kepacla pcnulis.
I 0. Kepacla scluruh Staff bagian perpustakaan syari'ah dan utama yang tclah
membantu penulis clalam menyelesaikan skripsi ini
I I. Teman-teman seperjuanganku semuanya, terutama kepacla Rahmi, Via, Eli,
Nasrul, yang banyak memberikan dukungan dan semangat dalam penyusunan
skripsi ini serta barbagai pihak yang penuli
12. Tcman-teman kampus lainnya tcrutama kepada Aini, Mila, Nita, Uut, Yanti,
Eis, Lisa, Rahmi, Roy, atas perhatian dan bantuannya baik sccara langsung
maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.
Bcsar harapan pcnulis bahwa pcnulisan ini dapat ュ」ュィ」イゥセ。ョ@ konlribusi yang
positif bagi pihak-pihak yang memberikan dukungan, terutama bagi rekan-rekan
mahasisiwa Fakultas Syariah dan Hukum jurusan Pcrbankan Syariah, untuk
menambah Khasanah ilmu perbankan Islam,
Penulis sangat sadar bahwa masih banyak sekali diperlukan
penyempurnaan, karena manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Dcmikian
sedikit pengantar dan ucapan terima kasih dari penulis. Atas semua perhatian yang
diberikan penulis mengucapkan terima kasih.
Jakarta, 19 Agustus 2008
セengesahan@ PEMBIMBING ... ii
'ENGF.SAllAN PANITIA U.JIAN ... iii
<ATA PENGANTAR ... iv
JAFTAR ISi ... vii
3AB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Pemmusan Masai ah ... 6
C. Tujuan dan Manfaat Pcnelitian ... 7
D. Kajian Pustaka ... 8
E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep ... 12
F. Metodologi Penelitian ... 13
G. Sistematika Penulisan ... 16
JAB II Tinjauan Umum Tentang ljarali dan lMBT A. Scwa-Mcnycwa (ljaralt) 1. Pengertian Jjarah ...... 19
2. Jeni-jenis Jjarah. ... 20
3. Rukun dan syarat-syarnt Jjarah. ...... 26
4. Landas:.m Hukum ljarah ... 29
5. Hak dan Kewajiban Kcdua Belah pihak. ... 32
6. Bcrakhirnya akad Jjarah Muntahiya nillomlik ... 35
1. Pengertian Jjarah M1111111hiyah Bittamlik ...... .41
2. Jenis-jenis Jjarah 1Hun:ahiyah BU!amlik ... .43
3. Rukun dan Syarat {jarnh A11111tahiyah Billamlik ... .45
4. Landasan Hukum Jjarah M11111ahi)}'ah Billamlik ... .48
5. Tujuan Penerapan Jjarnh 1'v/11nlahiya Billamlik ... 51
6. Hikmah IMBT ... 52
BAB Ill Profil PT. Bank Muamalat Indonesia A. Tujuan Pendirian ... 53
B. Prinsip-prinsip Operasional P.T.Bank Muamalat Indonesia ... 54
C. Struktur Organisasi ... 56
BAB IV Aplikasi Ijarah M1111ta'1iya Bittamlik kcpada na1sabah pada PT. Bank Mmunalat Imloncsia A. Konser tentang IMBT pada BMUbk ... 59
B. Prusedur Perrnohonan Pembiayaan IMBT ... 62
C. Mckanisme Prosedural IMB'l· ... 69
D .. An3lisis Terhadap Pernbiayaan IMBT ... 83
BABY Pcnutup A. K セウゥューオャ。ョ@ ... 89
B. Saran ... 91
DAFT AR PUST AKA
A. Latar Bclakang Masalah
Sistem keuangan dan perbankan Islam mempakan bagian dari konsep yang
lebih luas tentang ekonomi Islam. Dimana tujuan para ulama menganjurkan
pcmbcrlakukan sistcm nilai dan ctika Is!an1 kc dalam lingkungan ckonomi.
Nabi Muhammad Si\ W, yang mcmbawa risalah untuk Islam umat manusia,
telah membcrikan rambu-rambu tentang bentuk-bentuk usaha atau perdagang::m mana
yang berlaku dan boleh dikembangkan pada masa berikutnya, serta bentuk-bentuk
yang dilarang dalam Islam. Salah satu larangan dalam ajaran Islam adalah usaha dan
transaksi yang mengandung riba.1 Menurut Islam riba adalah suatu penyakit yang
hams dibuang dari perekonomian, sebab Allah melarang tegas semua jenis riba dan
mengutuk praktek riba, yang esensinya menambah jumlah hutang debitur yang
mengalami problem dalam melunasi hutangnya. Selanjutnya riba turnt meningkatkan
kesengsaran hidup debitur (pihak yang mendapat pinjaman atau yang bemtang)
,akibatnya utang tersebut menjadi berlipat ganda dan terns meningkat setelah
melampaui batas yang ditcntukan. Melihat realitas ini Al-Qur'an mcnganjurkan untuk
mcnolong orang-orang tcrscbut, bukan malah dieksploitasi.2 Diantara anjuran tcrsebut
2
adalah meminta orang-orang kaya untuk memberikan hak-hak orang-orang miskin
dengan cara membayar zakat. Dalam system ekonomi Islam zakat berfungsi sebagai
penyeimbang distribusi pendapatan dan kekayaan yang adil, selain itu ia merupakan
bagian yang penting dari sistem keuangan public Islam (JslamicPublic Finance).
Keuangan dan perbankan lslan1 bagi kebanyakan muslim bukan sekedar
sistem transaksi komersial. Kctentuan Islam d,alam transaksi.financial dipandang olch
banyak kalangan muslim sebagai kewajiban agama. Kemampuan lembaga keuangan
Islam menarik investor dengan sukscs bukan hanya tergantung pada tingkat
kemampuan lembaga terscbut tctapi sccara sunggguh-sunggguh mcmperhatikan
batas-batas yang digariskan oleh Islam.
Secara umum, fungsi utanm bank adalah menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai
financial intermediary. ウセ」。イ。@ lcbih spcsifik fungsi bank dapat sebagai agent of lrus,
agent of development, dan agent of service.
Perbedaan pokok antara kredit pada perbankan konvensional dengan
pembiayaan pada perbankan yang berbasis syari'ah Islam r.dalah dilarangnya riba
(bunga) pada setiap pembiayaan syari'ah. Salah satu cara untuk mcnghindari
penerimmm dan pcmbayaran bunga (riba) di perbankan syari'ah ditempuh dengan
cara memberikan pembiayaan (financing) dengan akad ijarah muntahiya bittamlik
2
Abdillah Said, Bank Islam dan Bunga Studi Kritis dan lnterprestasi Kontemporer Tentang
(IMBT), yaitu akad sewa yang diakhiri dengan pcmindahan kepemilikan barang
ketangan penycwa.
Pcmbiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pcmberian fasilitas
penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit
unit atau penurunan dana.
Kegiatan pcmbiayaan mcrupakan salah satu tugas pokok bank yang harus
terus mencrus dilaksanakan guna mempcrtahankan dan mengcrnbangkan usaha b•mk
tcrsebut. Oleh karena itu, sangat diperlukan manajemen yang baik untuk menangani
kegiatan pembiayaan pada suatu bank. Secara umum landasan hukum pembiayaan
akad penghimpunan dan penyaluran dana tertuang dalam PB! No. 7/46/PBl/2005
tentang akad penghimpunan dan penyaluran dana, Hebagaimana telah diubah dalam
PB! No.9/19/PBI/2007. lni artinya: pembiayaan merupakan bagian dari penyaluran
dana. Salah satu prodak pcmbiayaan adalah Jjarah atau sewa yaitu pemindahan hak
guna atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran upah atau
sewa tanpa pemindahan kepemilikan (operating lease) ataupun dengan pemindahan
kepemilikan (financial lease), tcrgantung dari para pclaku yang melakukan akad
ijarah tersebut.3
Peran dunia perbankan dewasa ini cukup penting, karena sektor pcrbankan
merupakan jantung perekonomian suatu negara, sebagai lembaga keuangan
perbankan yang kegiatan usahanya atau kegiatan utamanya adalah menghimpum
3
4
dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali serta memberikan ェ。ウ。セゥ。ウ。@ bank
lainnya kepada masyarakat yang mmnbutuhkan terutama fasilitas pembiayaan.
Berdasarkan fatwa Dewan Syari'ah Nasional No.27/DSN--MUI/Ill/2002, akad
Ijarah Muntahiya Billamlik boleh dilakukan dengan ketentuan sebai;ai bcrikut :
a. Scmua rukun dan syarat yang berlaku dalam akad ljarah (Fatwa DSN Nomor
: 09 /DSN-MUl/IV /2000) berlaku pula dalam akad 。ャMセヲ。イ。ィ@ al-Aiuntahiya
Bi al- Tamlik.
b. Perjanjian untuk melakukan akad ljarah Muntahiya Bittamlik harus disepakati
ketika akad ljarah ditanda tangani.
c. Hak dan kewajiban setiap pihak harus dijelaskan dalam akad.
Selain itu, dalan1 fatwa Dewan Syari'al1 Nasional No.27 I DSN. MUI I III/
2002, juga dijelaskan bahwa pihak yang melakukan al-{jarah Muntahiya Bittamlik
harus mclaksanakan akad ljarah terlebih dahulu. Akad pemindahan kepemilikan,
baik dengan jual beli atau pemberian. hanya dapat dilakukan setelali masa Jjarah
selesai. Kegiatan ljarah (leasing) termasuk dalam kegiatan perbankan syariah,
walaupun leasing konvensional hanya boleh dilakukan oleh lembaga tersendiri.
Maksudnya walaupun aktifitas perbankan pada umumnya tidak diperbolehkan
melakukan leasing, perbankan syari'al1 boleh melakukan ljarah Muntahiya Bittamlik,
nasabah dan pada akhir masa sewa, nasabah wajib membeli barang yang telah
disewakan.4
Pada umumnya bank syariah lebih banyak menggunakan al-Jjarah
Al-Muntahiya Bittamlik dibandingkan dengan (jarah. Hal tcrsebut karena IMBT lebih
scdcrhana dari sisi pembukuan. Sclain itu, bank pun tidak direpotkan untuk mengurus
pcmeliharaan aset, baik pada saat leasing maupun sesudahnya.5 Jika dikaitkan
dengan perkembangan perekonomian yang ada pada saat ini,banyak sekali praktek
ijarah yang tcrjadi baik dalan1 skala kccil maupun dallli11 skala bcsar, baik bcrupa
barang maupun jasa. Ruang lingkupnya pun sangat luas, harnpir mcnrnkup seluruh
aspek kehidupan. Misalnya ketika seseorang memanggil seorang guru privat untuk
membcrikan pelajaran tlli11bahan maka ia telah memakai jasa seseornng untuk
mengajari pelajaran tersebut. Contoh lainnya adalah bila kita menyewa kenrleraan
ataupun rumah untuk digunakan dalam suatu acara maka kita telah mcnggunakan jasa
sewa barang. Dallli11 kehidupan sehari - hari praktek ijarah ini sangat dibutuhkan
oleh masyarakat Indonesia terutama bagi masyarakat golonglli1 menengah kebawah
karena dcngan produk ini dapat mcmpcrmudah bar:mg ataupun jasa scsuai kebutuhan
mereka. Dari uraiar1 di alas dapat disimpulkan bahwa ijarah mcmiliki peranar1
penting dalam kehiduplli1 masyarakat. ljarah ュセイオー。ォ。ョ@ manifestasi keluwcsan
hukum. Setiap orang mendapat hak untuk melakukan akad ijwah baik berupa barang
4
Arisson Hendri, Perbankan Syari'ah Perspeklif Praktisi: Sebuah Paparan Komprensif Praktek Perbankan Syari 'ah di Indonesia, (Jakarta: Muamalat Institut, 1999), CE!. Ke-1, h.95.
Sctiap orang mcndapal hak untuk mclakukan akad ijarah baik bcrupa barang
atau jasa, selama ha! tcrsebut berdasarkan prin:;ip-prinsip yang telah ctiatur dalam
syari'ah Islrun, agar tidak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaannya, sehingga
tidak menimbulkan pcrselisihan antara sescorang dengan yang lain.
Dcngan latar bclakang diatas, pcnulis tertarik untuk mcugkaji masalah
Pembiayaru1 Jjarah Muntahiyah Billamlik (IMBT) pada perbankan syari'ah (Studi
Kasus Bank Muamalat Indonesia), dengan harapru1 dapat mcngetahui bagaimana
pembiayallil IMBT yang ada di bank tersebut.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
I. Pembatasan Masalah
Mengingat masalah pembiayaan IMBT sangat luas maka dalru11 penulisan
skripsi ini, pcnulis memfokuskan dan membatasi permasalahan pada Pembiayaan
IMBT pada Bru1k Murunalat Indonesia terhadap nasabab yang mengajukllil
pcrmohonan pembiayaan /jarnh Muntahiyah Bil/amlik, dan penclitian ini dilakukan
pada bulan pebruari hingga akhir maret bertcmpal di Bank Muamabt Indonesia
Pusat.
2. Pcrumusan Masalah
Untuk mempermudah penulisllil skripsi ini, maka penulis merumuskan
a. Bagaimana konsep pembiayaan _ ljarah Muntahiya Bittamlik pada Bank
Muamalat Indonesia '?
b. Bagaimana analisa permohonan pembiayaan yang diajukan olch calon
must a jir (pcnycwa) pada Bank Muamalat Indonesia 'I
c. Bagaimanakah mckanismc proscdural sistcm pcmbiayaan IMBT bila
mengalami kcmacetan serta aplikasi pembiayaan !jarah Muntahiya
Bittam/ik pada Bank Muamalat Indonesia?
C. Tujuan Penclitian dan Manfaat Penelitian
l. Tujuan Penelitian
J\dapun tujuan dalam pcnulisan skripsi ini adalah:
a) Untuk mengetahui penerapan konsep pembiayaan lj11rah Muntahiya
/Jittam!ik pada Bank Muamalat Indonesia.
b) Untuk mcngctahui analisa permohonan pembiayaan yang diajukan oleh
nasabah yang dilakukan di Bank Muamalat Indonesia tersebut.
c) Untuk mengctahui bagaimana mekanisme prosedural sistem pembiayaan
IMBT bila mengalarni kcmacetan serta aplikasi pembiayaan fjarah
Muntahiya Bittmnlik pada Bank Muamalat Indonesia.
2. Manfaal Penelitian
a) Bagi pcnulis, pcnclitian ini merupakan kcsempatan bagi pcncliti untuk
mcnerapkan tcori-tcori yang dipcrolch kedalam praktek yang
scsunggubnya, kbususnya pada lcmbaga kcuangan yang dilcliti
b) Bagi jurusan muamalah ekonomi Islam, basil penclitian ini merupakan
informasi yang berbarga perihal pemhiayaan Jjarah lvfuntahiya Bittamlik.
c) Bagi dunia pustaka, basil peneiitian ini diharapkan dapat dipergunakan
sebagai sumbangnn yang berguna untuk memperkaya koieksi dalam
ruang lingkup karya penelitian.
d) Secara praktik, penelitian ini dapat menarnbab kepercayaan masyarakat
lcrhadap bank syari'ah karcna dcngan adanya pembiayaan Ijarah
Muntahiya Bittamlik dapat memanfaatkan (sewa) barang antara bank
dengan nasabah clan pada akhir masa sewa, maka nasabah wajib membeli
barang yang tclah discwanya.
U. Kajian Pustaka
Berdasarkan teiaah yang sudah dilakukan terhadap beberapa sumbcr
kepustakaan, penulis melihat bahwa apa yang merupakan masalah pokok penelitian
ini tampaknya sangat pcnting dan prospckti
r.
karcna pcnelitian tcnlang analisapembiayaan !jarah Muntahiya Bi1tamlik pada perbankan syariah menyoroti tentang
pembiayaan Jjarah Muntahiya Bittamlik yang dilakukan pada Bank Muamalat
Adapun kajian pustaka yang digunakan dari penulisan ini adalah :
1. Suhacman, ijarah dalam sistcm pcrbankan syari'ah di lndonesin dai1 Malaysia
(suatu studi perbandingai1), (jurusan muamalat ekonomi lsla:n fakultas
syari'ah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2006Mrl 42711).
2. Zahruddin, I 020461252533, aplikasi konsep Ijarah terhadap jasa pelayanan
pada koperasi maju bersama kccamatan Bekasi Selatan kabupaten Bckasi,
(jurusan muamalat ckonomi islam fakultas syariah dan hukun: UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007M/1428H).
3. Adiwanmm Karim, Bank Islam
Pcrtama,Cct. Ke-I, Februari 2003
Analisis Fiqih dan kcuangan, Edisi
4. Bank Syariah: Konsep, Produk dan lmplementasi Operasional/Tim
Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia-Jakarta:
Djambatan, 2003
Pada pcnclitian yang dilakukan Stihacman membahas tcntang ijarah dalam
sistem perbankan syari'ah di Indonesia dan Malaysia, dalm11 hal ini Suhaeman
menjelaskan dan memaparkan tentang ijarah dan membandingkllll kedalam sistem
Perbankan Syari'ah di Indonesia dan Malaysia. Dalan1 penclitian ini adapun aplikasi
konsep ijarah atau mekanisme, perkembangan da!l pengembimgan akad ijarah saat
ini, baik dalam sistem perbankan di Indonesia dan Malaysia masih dalam talmp awal,
dallll11 arti baru berbcntuk konsep saja. Oleh karena itu, didalam penelitian yang
ada dalam sistem pcrbankan syariah di Indonesia dan di Malaysia. Berbcda dengiin
pcnclitian yang dilakukan penulis pada saat ini, dimana tclah diuraikannyanyv
mekanisme proscdural IMBT yang ada di BMl,tbk, yang sesuai dengan konsep dan
aplikasi yang ada.
Sedangkan pcnclitian yang dilakukan olch Zahruddin membahas lcbih jauh
tentang aplikasi konsep ijarah terhadap jasa pdayanan koperasi, dengan melihat
praktek yang ada dikoperasi maju bersan1a, yang bcrada dikota bekasi. Pada
kenyataannya dalam penelitian ini penerapan rukun dan syarat ijarah yang
dibcrlakukan pada kopcrasi maju bersama masih belum scsuai dengan aplikasinya,
pada kenyataannya penerapan bunga pada transaksi di Kope:rasi Maju Bersama
(KMB) masih berlaku, sebab masih minimnya pengetahuan, khususnya para anggota
maupun pengurus KMB, clan umunmya pada masyarakat tentang haramnya riba, yang
tidak bolch diterapkm1, scpcrti (farah, sehingga masih menggunakan bunga dalam
aktivitasnya clan kurang detailnya isi-isi dalam kontrak jasa pelayanan yang
dikhawatirkan menimbulkan masalah dimasa yang akan datang. Dalam pcngmnbilan
data zahruddin melakukan wawancara terhadap A.Suhada Berna Widjaya, SH (ketua
koperasi Maju Bersmna), dan wawancara dilaksanakan dikm1tor koperasi maju
bcrsama. Namun dalam penelitian yang penulis lakukan berbeda deugan penditian
diatas yang mana dalmn penelitian ini hanya membahas tentang pembiayaan IMBT
saja bukan ijarah. Dan aplikasinya sesuai dengan konsep yang berlaku, dan tidak
Dalam kutipan buku ini, yang ditulis oleh Ir. Adiwru man Karim, pada bab 7
ini pcnulis mcncoba untuk rncnyajikan pcmbahasan yang ada dalam buku ini tcntang
Pcmbiayaan !jarah dan IMBT yang tcrdiri dari prinsip sewa {ijarah),hak dan
kewajiban kedua bclah pihak, kesepakatan mcngcnai harga sewa, ijarah dan leasing,
skema dan pola pcmbiayaan ijarah, kombinasi skema akad ijarah dan IMBT yang
hru1ya sebatas konsep saja. Akan didalam kutipan buku yang ditulis oleh adiwarmru1
karim tidak mencantumkan tentang rukun dan syarat-syarat ijarah muntahiyah
bittamlik. Sedang dalrun skripsi yang d:Jakukan penulis mencantumkan rukun dan
syarat-syarat IMBT yang menjadi pcdoman dalam akad transaksi IMBT. dan untuk
melengkapi pembahasan ini µenulis menyajikan contoh-contoh kasus dan
pembahasannya dalam praktek perbankan.
Dan dalam kutipan buku Bank Syari'ah ini ditulis pembahasan mengenai
Jjarah Wa Iqtina yang meliputi definisi dan landasan syariah, teknis perbankan,
rukun dan syaratnya, skcma dan dokumentasi, pelunasan awal. serta contoh
dokumentasi lainnya. Akan tetapi tidak membahas tentang proses analisa akad dan
pengikatan objek benda yang ada pada BMI,tbk.
Nrunun dalam pene!itiru1 ini berbeda dengan penelitian diatas _yang membahas
tentang pembiayaan Ijarah Mumutahiyah Bittamlik pada BMI,tbk dengan sistem
sewa-beli bukan sewa-menyewa. Mulai dari konsep pembiayaan IMBT yang
prosedural IMBT juga analisa terhadap pembiayaan IMBT yang dilakukan pada
BMI,tbk.
E. Kcrangka Tcori dan Kcrangka Konscp
Kerangka tcori atau landasan teori dari penulisan ini adalah masala11 tentang
Pembiayaan !jarah Muntahiyah bit Tamlik pada Bank Muamalat Indonesia ditinjau
dari penge1iian, landasan hukum dan opcrasional IMBT, rukun, syarat dan hak dan
kewajiban kedua beia11 pihak, hikmah sewa menyewa serta berakhirnya akad ljarah
Muntahiya Bittamlik. Dalam pcnulisan ini bcrpedoman pada 1mmaJemen pembiayaan
yang ditulis olch Adiwarman Karim dalam bukunya yang bcrjudul Bank Islam, dan
dalam buku yang berjudul Bank Syariah dari teori ke praktek yang ditulis oleh
Muhammad Syali'i Antonio, serta dalam buku Perbankan Islam yang ditulis oleh
Sutan Remy Sjahdeini.
Pembiayaan adalah Penyediaan uang atau yang dapat dipcrsamakan dengan
itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank deng:an pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut
setelahjangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi basil.
!jarah menurut etimologi memiliki arti upah, sewa, jasa dan imhalan.
Menurut tem1inologi !jarah ialah akad sewa menyewa dengan mengambil manfaat
sesuatu dengan perjanjian yang telah ditentukan dengan syarat-syarat. Atau dapat
mengambil kemanfaatan dari barang scwaan untuk jangka waktu tcrtentu dengan
imbalan yang bcsarnya tclah discpakati bcrsama.
Jjarah Munlahiyah Bit Tamlik sering disebut juga Jjarah waiqlina, merupakun
rangkaian dua buah akad, yakni akad al-Bai' dan akad Jjarah (IMBT). Al -Bai'
merupakan akad jual beli, sedangkan Jjarah Munlahiyah bi! Tamlik merupakan
kombinasi antara sewa menyewa (ijarah) dan jual beli atau hibah diakhiri masa
scwa atau dapat dikatakan pula IMBT merupakan gabungan dari kcgiatan leasing
atas barang-barang bergerak dan barang-barang tidak bergerak clengan memberikan
kepada penyewa suatu pilihan atau opsi untuk pada akhirnya membeli barang yang
disewa.
F. Metode Pcnclitian
I. Pendekatan penelitian
Pcnelitian ini mcrupakan penclitian lapangan karcna dilakukan dengan
melakukan wawancara langsung ke BMI,tbk untuk melakukan interview kepada
pihak bank yang berkaitan dengan masalah yang cliteliti.
Dari segi data yang clikumpulkan, cliolah clan dianalisis, pe:nelitian ini merupakan
penenlitian kualitatif yang merujuk pada data dcskriptif (deskriplif analilis).
Penelitian deskripl{[-ana/itis, yaitu metode untuk memberikan pemecahan masalah
dengan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasikan, menganalisis dan
[image:20.595.19.436.229.542.2]14
sistematis,faktual,aktual,akurat mengenai fakta-fakta dan kegiatan yang berkaitan
dengan peembiayaan ljarah Muntahiyah bittamlik pada Perbanbn Syariah.
2.Persiapan Penelitian
Mendatangi tempat yang menjadi objek penclitian, dan membuat pengurusan
perizinan,serta mengutip data-data yang berkaitan dengan penelitian yang dila1<ukan
dengan cara mencatat, merangkum data tertulis yang berada dilokasi penelitian.
3. Lokasi penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan pebruari hingga akhir bulan maret di Bank
Muamalat Indonesia yang berlokasi di Sudimmn.
4. Jenis Data dan Sumber Data
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan duajenis sumber data, yaitu:
a. Data Primer
I) Wawancara yaitu : Pengumpulan data dengan melakukan interview
kepada pihak bank, yaitu hasil pertanyaan yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti.
2) Dokumentasi yaitu : Mengumpulkan data-data di\apangan yang dilakukan
dengan cara mencatat, merangkum data tertulis yang ada dilokasi
b. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan seperti
buku-buku serta surnber lainnya yang berkaitan dengan rnateri penulisan skripsi
ini.
5. Teknik Pengurnpulan Data
Sesuai dengan perrnasalahan yang diangkat, maka dalam pengumpulan data
skripsi ini, penulis rnenggunakan penelitian sebagai berikut :
a. Penelitian kepustakaan (library research), dalarn . ha! ini penulis
mengadakan penelitian yang ada kaitannnya dengan penulisan skripsi ini,
yang dilakukan dengan mernbaca dan mempelaja:ri 1eori-tcori yang ada
hubungannya dengan masalah pokok-pokok pcmoahasan melalui
bnku-buku catatan kuliah, skripsi terdahulu, bnku-buku, majalah, surat, kabar, mike!,
buletin brosur, internet dan media lainnya yang berhubungan dengan
penelitian ini.
b. Penelitian lapangan (field research), dala:rn hal ini untuk mendapatkan
data-data dan informasi tentang Pembiayaan Ijarah lvfuntahiyah Bittamlik
(Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia), dengan menggunakan teknik
pengumpulan sebagai berikut :
I) Interview yaitu melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang
terlibat dala:rn penelitian ini, baik secara langsung maupun tidak
2) Dokumcntasi yaitu mcngumpulkan data bcrdasarkan laporan yang
didapat dari pihak Bank Muamalat Indonesia yang ditcliti dan
laporan lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian ini.
6. Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan jenis penelitian kualitat:f
yang bersifat deskrij1tifanalitis, yaitu metode tmtuk memberikan
pemccahan masalah dengan mengumpulkan data, mcnyusun atau
mcngklasifikasikan, mcnganalisis dan menginterprestasikan dengan tujuan
membcrikan gambaran yang sistematis,faktual,aktual,akurat mengcnai
fakta-fakta dan kcgiatan yang bcrkaitan dcngan pc.:mbiayaan {jaralz
Muntahiyah hittamlik pada Pcrbankan Syariah.
7. Tehnik Penulisan
Adapun tehnik penulisan dalam penulisan skripsi ini adalah mcnggunakan
" Pcdoman Pcnulisan Skripsi Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007 "
G. Sistcmatika l'cnulisirn
Untuk lcbih memahami proses dan alur pcmikiran dalan1 penclitiim ini, penulis pcrlu
BAB I : Penda)rnluan
Mengemukakan tentang latar belakang masalah, pembarasan dan
perumusan masalah Tujuan dan manfaat penelitian, dan Kajian pustaka,
Kerangka Teori dan kerangka konsep, metodelogi penelitim1, serta
Sistematika penulisan.
BABII: Tinjauan Umum Tentang Pembiayaan Ijarah M1mta11iya Bittamlik
Pada bab ini lebih banyak memuat tentang pt;:ngert.ian !jarah dan !jarah
Munlahiya Billamlik, jenis-jenis ljarah dan IMBT, rukun dan syarat {iarah
dan !jarah Muntahiya hillamlik, landasan hukum !jarah dan !jarah
Muntahiya Billamlik, hak dan kewajiban kedua bdah pihak ,tujuan
penerapan IMBT, dan hikmah IMBT serta berakhimya akad !jarah.
BAB III : Profil PT. Bank Muamalat Indonesia
Pada bab ini membahas tentang profil PT.BMl,tbk yaitu mengenai Tujuan
pendirian, prinsip Opersional Bank Muanmlat Indonesia, scrta struktur
organ1sas1.
BAB IV : Aplikasi Ijarah Mu11taltiya Bittamlik Pada PT. B&nk Muamalat
Indonesia
Pada bab ini membahas tentang konsep (/arah mzmtahiya billam/ik pada
PT. Bank Muamalat Indonesia Proses Pemberian pembiayaan terhadap
bila mengalami kemacetan serta aplikasi pembiayaan pada Bank
Muamalat Indonesia, dan analisis terhadap pembiayaan IMBT.
BAB V : Penutup
Bab ini memberikan penerangan tentang intisari ( kesimpulan ) dari hasil,
pembahasan pada bab-bab sebelumnya, serta saran.-sa.ran yang sekiranya
A. Scwa-mcnycwa ( ljaralt)
1. Pcngcrtian Jjaralt.
ljarah mcnurut etimologi memiliki arti
セェ⦅jN[M[@
Gセセ@
LLセ|ー@
,%j;..l
(Upah, scwa, jasa dan imbalan).1Menurut tenninologi ijarah adalah akad sewa dengan mengambil manfaat
scsuatu dari orang lain dcngan jalan mcmbayar scsuatu dcngan pcrjanjian yang tclah
ditentukan dengan syarat-syarat.2 Dcfinisi akad Ijarah adalah pemanfaatan sesuatu
yang dikehendaki dan diketahui, dengan memungut imbalan uang sewa yang
ditemukan dan pcnyewa boleh mcnggantikan pemanfaatan tersebut kepada orang
lain.3
Bcrdasarkan definisi diatas maka akad ijarah tidak boleh dibatasi oleh syarat.,
atau tidak ada syarat-syarat tcrtentu dalan1 mclakukan akad ijarah. Akad ijarah juga
tidak berlaku pada pepohonan untuk diambil buahnya, karcna bua!mya itu sendiri
adalah materi, sedangkan akad ijarah itu hanya ditujukan pada manfaat. Demikian
1 Abd.!3in Nuh dan Ocmar !3akric, Kamus Arnb-lndsoncsia-lnggris,(Jakarta: PT. Mutiara
Sumber Widya), Cet.ke-12. hal. 323
2
Moh Rifai, Konsep Perbankan Syari'ah(Scmarang: CV. Wicaksana,2002), ha! 77
3
20
juga halnya dengan kambing, tidak boleh dijadikan sebagai obyek ijarah untuk
diambil susu atau bulunya, karcna susu dan bulu kambing termasuk materi.4
Dalam buku Akad dan Produk Bank Syariah, dikatakan bahwa ljarah, biasa
juga discbut scwa, jasa, atau imbalan, adalah akad yang dilakukan !crhadap suam
manfaat dcngan imbalan jasa. ljarah adalah istilah dalam fikih Islam dan berarti
memberikan sesuatu untuk sewa. Mcnurnt Sayyid Sabiq, dalam buku Fiqh Sunnah,
Jjarah adalah suatu jcnis akad untuk mcngambil manfaat dcngan memberikan
imbalan. Jadi, hakikatnya ijarah adalah pcnjualan manfaat.
2. Jcnis- jcnis ljarah
Adapun jcnis-jcnis ljarah antara lain, yaitu:5
I. ljarah Mutlaqah atau leasing adalah proses sewa-menyewa yang biasa ditemui
dalam kegiatan perekonomian sehari-hari, yang digunakan untuk menyewa
dalam jangka waktu tertentu untuk tujuan suatu proyek atau usaha tertentu.
Bentuk yang pertama biasanya digunakan untuk menyewa barang atau asset,
scdangkan bcntuk yang kedua dipakai untuk menyewa pekerjaan atau tenaga
ahli.
2.
<.;...»:'-\.::JI CH
atau ljarah wa lq 'tina adalah Akad sewa-menyewa barang antarabank (mu 'aji1) dcngan pcnyewa (musta 'jil) yang discrtai janji bahwa pada saat
4
Abdul Azis Dahlan, (editor) Esik/opedi Hukum Islam, (Jakarta: lctiar Bar Vanhoeve, 1996), Jilid 6. hal.660
yang telah ditentukan kepemilikan barang berpindah menjadi milik penyewa
(mus/a }ii).
3. Musyarakah mutanaqishah adalah kombinasi antara akad musyarakah dan ijarah
(perkongsian dcngan sewa). Sistem ini dapat ditetapkan dalam pemberian kredit
rumah clan proses refinencing, dimana pihak penyewa se:ngaja menjual barang
atau asset kepada bank untuk kemudian dilakukan kontrak sewa atas barang
tersebut antara bank dengan penyewa yang dalam hal ini sebagai pihak yang
menjual barang untuk digunakan sclarna masa sewa yang disetujui kedua belah
pihak. Metode seperti dimaksudkan untuk memperoleh tambahan dana. Jadi
transaksi ini bersifat refinencing.
Dilihat dari segi objeknya ijarah dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. ljarah yang bcrsifat manfaat. Seperti, sewa-mcnyewa rumal1, toko, kenderaan,
pakaian (pcngantin ) dan perhiasan.
2. Jjarah yang bcrsifat pckcrjaan, ialah dengan mcmpeke1:jakan :iescorang untuk
mclakukan suatu pckcrjaan. Jjaral1 scmacam ini dibolchkan scperti buruh bangunan,
tukang jaliit, tukang scpatu, dan lain- lain, yaitu ijaral1 yang bersifat kelompok
(serikat ). Jjarah yang bersifat pribadi juga dapat dihcnarkan sepcrti menggaji
pcmbantu rumah, tukang kcbon dan satpam.6
6 M Ali Hasan, Berbagai Macam Tranrnksi Da/am Islam (Fiqh Muamalat), (Jakarta : PT.
Dalam kitab Bidayatul Mujtahid, dikatakan bahwa ijarah juga terbagi mcnjadi
dua, yaitu:
I. Jjarah barang atau bcnda, yang tcrdiri dari dua macam, yaitu :
a. Jjarah barang atau bcnda bergerak, scperti hcwan, kci;dcraan, mata uang.
b. Jjarah barang atau benda tak bcrgerak, seperti rumah, tanah, dan pohon.
2. Jjarah tcnaga a tau jasa manusia (perburuhan), sepcrti tukang jahit, pekc1ja
bangunan, pekerja pabrik, dan lain-lain.
Hampir semua ulama ahli fiqh sepakat bahwa ijarah disyariatkan dalam
Islam. Adapun golongan yang tidak menyepakatinya, seperti Abu Bakar al-Asham,
Ismail Ibn Aliah, Hasan Bashri, al-Qasyani, Nashrawi, dan lbn Kaisan, bcralasan
bahwa Jjarah adalah jual bcli manfaat, yang tidak dapat dipega:11g (tidak ada). Sesuatu
yang tidak ada, tidak dapat dikategorikan jual beli. Dalam menjawab pandangan
ulama yang tidak mcnycpakati Jjarah tersebut, lbn Rusyd berpcndapal bahwa
manfaat walaupun tidak bcrbentuk, dapat dijadikan sebagai alat pembayaran sewa
atau jasa menurut kebiasaan (adat).7 Jumhur Ulama berpendapat bahwa Jjarah
disyariatkan berdasarkan Al-Qur'an dan As-sunnah.
Kemudian ulama fiqh melarang adanya penggabungan dua akad dalam satu
akad. Tctapi tcrdapat pcngccualian tcrhadap praktck Jjarah Muntahiyah Biltamlik
7 lbn Rusyd, Bidayatul Al-Mujtahidwa Nihayah al-Muqtashid,juz II, hal.218. ウ・「。ァセゥュ。ョ。@
dengan a!asan ba\nya keclna akacl tersebnt mempunyai sifat yang saling mendukung
clan tujuan yang tidak menyimpang dari Jjaran Islam.
Perbeclaan penclapal tcnlang boleh clan tidaknya praktck lfarah Muntahiyah
Bittam/ik (JMBT) di kalangan ulama tersebut, c!isebabkan clalam literatur fiqb klasik
ticlak ditcrnukan adanya clasar hukurn Islam yang khususnya mcngatur masa!ah teori
1m1upun prakt.:k ljarah Muntahiyah !Jittamlik (JMBT).
Meskipun contoh ·- contoh ijarah di atas ada pcrsclisihan cliantara fuqaha,
tctapi itulah yang sclalu di balms dalam bab-bab ijarah kitab Fiqh. Sebagian fuqaha
juga ada yang mengatakan bahwa Jjarah adalah jual beli manfaat yang dapat
dipcgang scpcrti kain atau harnparan yang bisa disewakan.8
Jjarah dalam bcntuk jasa ( perburuhan ) senantiasa menyangkut upah atau
jenis harga. Dalam hubungan ini syari'al Islam mcmikullrnn tanggung jawab bagi
kcdua belah pihak (pihak buruh dan pihak yang mcmpckcrjakannya). Pihak buruh
yang telah rncngikat konlrak. wajib mclaksanakai1 pekerjaan itu scsuai dengan isi
kontraknya. Firman Allah SWT dalarn Al- Qur'an mcncgaskan:
. ,. J ... } ,. .,,,,. ,,. セ@ ,J - ; &(I. J ) J f .,, •' .., "' } ...
(>
NセA@
L.
セNjjji@
u)
\.r-
セャェ@
セNエN[。ji@
#
J.1:-Ar11111·a I lfli orang- orang yang beriman penuhilah akad-akad itu. Dihalalkan bagimu binarang rernak, kecua/i yang akan dibacakan kepadamu. (Yang dcmikian i111) dcngan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerfakan
25
pakaian atau makanan kcpada orang lain, mencucikan dan mamasakannya, maka
buruh berhak memperolch upah yangjelas". 11
!jarah adalah pcmilikan hak atas manfaat dari ー・ョセァオョ。。ョ@ suatu asset
sebagai ganti dari pembayaran.
!jarah dalam definisi di atas biasa dik<:>nal sebagai operating lease
scmcntara itu dalam praktek pcrbankan syariah yang lazim Jijalankan sebagai salah
satu bentuk pembiayaan adalah !jarah Muntahia Bittamlik atau jinanciGt lease
(kepcmilikan atas barang bcralih kcpada penyewa (nasabah bank).
Berbeda dengan ijarah, yang pada akhir masa perjlli'\jian, kcpemilikan atas
barang tersebut tidak beralih kepada penyewa ( nasabah bank ), c!alam Jjarah
Muntahiyah Bittamlik (IMBT) pada akhir masa pc1janjian kepcmilikan atas barang
tersebut dapat beralih kepada penyewa (nasabah bank) apabila nasabah bank yang
bcrsangkutan menggunakan hak opsinya untuk membeli barang itu. Namun, apabila
nasabah bank tidak menggunakan hak opsinya, kepemilikan barang itu tetap berada di
tangan bank. 12
11AH. Azharudin l.11ief. Fiqh Muama/at, h. 125
12 Sutnn Rcn1y Sjnhdcini,l'ERBANKAN !.)LAM dan kedudukannya dalam tara hukun1
3. Rukun dan Syarat セ@ syarat Jjarah
I. Rukun .ljarah
Ulama Mazhab Hanafi mengatakan, bahwa rukun ijarah hanya satu, yaitu ijab
dan qabul saja (ungkapan menyerahkan dim persetujuan scwa-menyewa)1;
Sedangkan Jumhur Ulama berpendapat, bahwa rukun ijarah ada empat:
a. Orang yang berakad, yaitu musta'jir (penycwa )dan mu'ajir
(pemilik/yang menyewakan aset)
b. Sighat akad (ijab qabul)
c. Manfaat
d. Upah /sewa.14
Dalam rukun ijarah ini yang terpenting ialah adanya ijab dan qabul suatu
manfaat, yang dipahami dan disepakati oleh kedua belah pihak yang bcrakad.
Sebagai sebuah transaksi (akad) umum, ijarah barn dianggap sah apabila telah
mcmenuhi rukun dan syaratnya.
Adapun syarat akad .ljarah adalah sebagai berikut:
a. Untuk orang )ang berakad (al-muta 'aqidain), menmut ulama Syafi'iyah dan
Hanabilah, disyaratkan tetah balikdan berakal. Akan tetapi, ulama hanafiyah
dan malikiyah berpendapat bahwa kedua orang berakad itu harus mencapai
usia baliq, tetapi anak yang telah mumayyiz pun boleh melakukan akad
al-JJ M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dal am Islam (Fiqh Muama/at),hal. 14
Mセᄋ@
peセpustakjャ\anutama@
UtN SYAHIO
jakj^NNセta@28
hukumnya menggaji scseorang mcnjadi mu 'adzin, imam shobt dan guru yang
akan mcngajarkan al-Qur'an, karena peke1jaan taat
g. Obyek ljarah merupalrnn scsuatu yang biasa disewakan, sepcrti nnnah. mobil
dan hcwan tunggangan.
h. Upah atau scwa dalam akad ijarah hams jdas, tertentu dan sesuatu yang
bernilai harta.
J. Ulama hanafiyah mcngatakan upah atau sewa itu tidak sejenis dengan manfaat
yang disewa.
J. Kepemilikan asset tetap pada yang menyewakan yang bertanggguug jawab
atas pemeliharaahnnya sehingga asset tersebut ィ。イオセ@ dapat memberi manfaat
kepada penyewa.18
k. Akad ijarah dihcntikan pada saat asset yang bersangkutan berhenti
mcmbcrikan manfoat kcpada penyewa. Jika asset tcrscbut rusak dalam periode
kontrak, maka akad ijarah masih tetap bcrlaku.
L Asset tidak botch dijual kcpada penycwa dcngan harga yang ditetapkan
scbelumnya pada saat kontrak berakhir. Apabila assetakad dijual, harganya
akan ditentukan pada saat kontrak berakhir.
4. L:rndasan Ilulmm Jjaraft
Ulama fiqh berpendapat, bahwa yang yang menjadi d3.sar diperbolehkannya
Uarah adalah firman allah yang terdapat pada beberapa surat dibawah ini, yaitu :
I. Qs. Al- Qashash ayat 26, yang berbuEyi :
,, o J ... o セ@ .s: ,, L ,.. ,..
セ@
'11
Z?
_,;JI :::.,:;.,.c...1 ;. ;;.
01
セGNL]RNNQ@ セiセ@Wi'..G-[
:.:.Jt_;
,, ,, ... ,.. ... ...
Artinya : " Sa/ah seorang dari' kedua wanita itu berkata: " Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekei:ja (pada kita) ialah orang yang kuat
/agi dapat dipercaya ". ( a!-qashash :26)
2. Qs. At-Thalak ayat 6, yang bebunyi :
Artinya : " Se!anfutnya jika mereka menyusukan bavi-bayimu untukmu beri!ah mereka !1pahnya ... "
3. Qs. A- Baqarah ayat 233, yang berbunyi:
.i .,. "'_,, ,.,. ,,. --::: J .,.-:: ,.. ,.. J ,,. .... ,.. .... ) ,.,. .... J ... .,. f'.' • ) .,... ,.. (. t t セ@
セMGセセセiセ@
L.
セ@
l)j/<::JC
c4-
>'J
)'J.J_,I
!y.0:'_;.::;
01
r-:'.:i.JI
0Jj
セ@
P⦅セ@
Cc:
1&\
:'.if
ゥ⦅jセャセtェ@
ZFャゥセエェ@
Artinya: "danjika kamu ingin anakmu disusukan ofeh orang lain, tidak dosa bagimu apabi!a kamu memberikan pembayaran menurut yang pall//. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahui!ah bahwa Allah Maha A1elihat. apa yang kamu kerjakan " (Qs. A!-baqarah :233/0
19 1-L l-la1nzah Ya'qub, QMセゥアィ@
Alua111alat: Kode Etik Dagang Me1111rut ls/a111, Pola Petnbinuan
Di sini dilihat jika kita menyuruh scscorang untuk bckcija dcngan kita maka
bcrikanlah haknya yaitu upah yang harps kita bayar kepada mereka yang telah
membantu kita. Karena kita tclah mcnclapatkan suatu manfaat yang telah dikerjakan
oleh orang tersebut untuk kita.
Selain dari firman Allah yang telah clisebutkan diatas, ulama fiqh juga
mcngenrnkan bebcrapa sabda Rasullah yang dasar dipcrbolehkannya ijarah, yaitu :
I. HR. Abu Ya' la, lbnu Maj ah, Thabrani dan Tirmidzi, yang berbunyi :
20
Artinya : "Berilah upah kepada orang yang kamu peke1jakan sebe/um kering kcringarnya. " (l!R. Alw Ya 'la, lh1111 Majah, Thahrani dan Tirmidzi)
2. Hadis Nabi riwayat" Abel. Razzaq dari Abu hurairnh clan Abu Sai'cl
al-khudri, nabi saw. Bersabcla :
Artinya : "Barang siapa mempekerjakan mereka !ieritahukcn/ah upahnya"
Maksuclnya sini jika kita mempekerjakan seseorang untuk bekerja dengan kita
maka berikan haknya (upah) dan beritahukanlah herapa upah yang harus kita bayar
20 Muhammad Abu' Abdillah lbnu Yazid Al- Al-Qazwaini suran lbnu- majah (Beirut: Dar
al-fikr 1415/1995) h. 817
kepada mereka yang telah membantu kita. Karena kita telah mendapatkan suatu
manfaat yang telah dikerjakan oleh orang tersebut untuk kita.
3. HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad, yang berbunyi:
,
Artinya : " Rasul/ah SAW: Berbekam, lalu baliau membayar upahnya kepada
orang yang membekamnya. " (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad)
!. Diriwayatkan dari musadad, diriwayatkan dari Khalid ibn Abdillah dari Ikrimah dari Ibnu Abbas r.a beliau berkata: Rasulullah SAW. Berbekllmlah dan beliau memberikannya kepada orang yang men·bekamnya itu, seandainya pembekamannya itu haram niscaya beliau tidaK memberinya upah.(HR.
B kh u an )23
22 Abi Abdullah Ibn Muhammad lbn Ismail Al-Bukhari, Shahih Bukhari, (Istanbul, Darul
Fikr, t.th) h.122
23 AbuAbbas syihabuddin Ahmad al-Qasthalani, irsyad al-sari Li syarleh Shahih al-Bukhari
5. Hak dan Kc1rnjiban Kc<lua-Bclah Pihak
Pihak yang mcnycwakan wajib mempersiapkan barang yang disewakan untuk
dapat digunakan sccara optimal oleh penycwa. Seandainya mobil yang clisewa tidak
clapat digunakan karena acla kerusakan, seperti aki lemah, maka yang m.onyewakan
wajib mengganlinya. Bila yang menyewakan tidak dapat memperbaikinya, penycwa
mempunyai pilihan untuk membatalkan akad atau mcnerirna manfaat yang rusak.
Sebagian ulama berpendapat bila demikian keadaannya clan pihak penyewa tidak
membatalkan akad, harga sewa harus dibayar penuh dan sebagian ulama lain
bcrpcndapat harga sewa clapat dikurangkan dulu dengan biaya untuk perbaikan
kcrusakan. 24
Penycwa wajib menggunakan barang yang disewakan rnenurut syarat-syarat
akacl atau menurut kclaziman pengguna. Penyewa juga wajib mcnjuga barang yang
disewakan agar tetap utuh. 25
Karena Jjarah merupakan akad yang mengatur pemanfaatan hak guna tanpa
terjadi pcmindahan kcpemilikan, banyak orang yang menyamaKan ijarah dengan
leasing. Hal ini terjadi karena kedua istilah tersebut sama-sama mengacu pada hal
ihwal sewa-menyewa. Menyamakan ijarah dan leasing tidak sepenuhnya salah tapi
tidak sepcnuhnya bcnar pula, karcna pada dasarnya, mcskipun terdapat persamaan
24
antarn ijarah dan leasing, tctapi ada beberapa karakteristik yang membedakannya,
yaitn :
a. Objek
Dilihat dari segi objck yang disewakan, leasing hanya berlaku untnk
sewa-menyewa barang saja. Jadi yang disewakan dalam leasing terbatas pada manfaat
barang saja. Dilain pihak dalam ijarah objek yang discwakan biasa bcrupa barang
ataupnn jasa/tcnaga kcrja. Jjarah bila ditcrapkan nntak mcndapatkankan manfaat
barang disebut scwa-menyewa, sedangkan bila ditcrapkan untuk manfaat tenaga
ke1ja/ jasa disebut upah-mcngupah. Jadi yang disewakan dalam ijarah adalah manfaat
barang maupun manfaat tcnagn kcrja. Dengan demikian, bila dilihat dari scgi
objeknya, ijarah mempunyai eakupan yang lcbih luas dari pada leasing.
b. Metode Pembayaran
Bila dilihat dari segi pembayarannya, leasing hanya memiliki satu metode
pembayaran saja, yakni yang bersifat no! contingent to pe1formancc. Artinya,
pcmbayaran scwa pada leasing tidak tergantnng pada kinerja objek yang disewa.
Sedangkan untuk pembayaran ijarah dapat dibedakan mcnjadi, yaitu ijarah yang
pembayarannya tergantung pada kinerja objek yang disewa (contingent to
perfimnance) chm ijarah yang pembayarannya tidak tcrgantnng pada kinerja ?bjek
sewa (not contingent pe1formance ).
c. Ferpindahan Kepemilikan 1Transfer of Title)
Dari aspek pcrpindahan kcpemilikan, dalam leasing ada dua jenis, yaitn
kepemilikan asset, baik di awal maupun di akhir periode sewa. Dalamfinancial lease,
di akhir periode sewa si penyewa diberi pilihan atau opsi untuk membeli atau tidak
membeli barang yang disewa tersebut. Jadi transfer of title masih bcrupa pilihan dan
dilakukan diakhir periode.Namun pada prakteknya ( Khusunya di Jndonesia).,dalam
financial ャ・。ウセ@ sudah tidak ada opsi lagi untuk membeli atau tidak membeli, karena
pilihan untuk membeli at<1u tidak membeli itu sudah "dikunci" di awal periocle.
Di lain pihak, ijarah sama seperti financial lease, diakhir periocle scwr.
sipenycwa clibcri opsi untuk membcli atau tidak membeli barang yang clisewa. Yakni
tidak acla transfer of tittle baik di awal maupun di akhir periode. Namun clemikian
pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang disewakannya kepada
nasabah. Schingga dalam pcrbankan syari'ah dikenal ijarah muntahiya biltamlik
(JMBT) atau sewa yang diikuti dengan pemindahan kepemilibm. Karena itu clalam
IMBT, pihak yang menyewakan berjanji diawal periode ke:pada pihak penyewa,
apakah akan menjual barang tersebut atau menghibahkannya.
d. Lease-Purchase
Versi lain dari ieasing adalah Lease-purchase (sewa-beli), yakni kontrak sewa
sekaligus beli. Dalam kontrak ini, perpindahan kepemilikan エNセイェ。、ゥ@ selama ー・イゥッ、セ@
sewa sccara bcrtahap. Bila kontrak sewa-beli ini dibatalkan, hak milik barang terbagi
antara milik penyewa dengan milik yang menyewakan.
Dalam syari'ah, akad lease and purchase ini diharnmkan karena adanya two
in one (dua akad sekaligus), hal ini menyebabkan gharar dalam akad yakni ada
e. Sale and Lease- Back
Sale and lease-back adalah pihak lessee menjual barang modalnya kepada
lessor untuk kemudian dilakukan kontrak sewa guna usaha atas barang tersebut
dengan jangka waktu yang disepakati bersmna. Mctode ini mcmbantu lessee yang
mengalarni kcsulitan modal kc1ja. Sale and lease-back tci:jadi bila, misalnya, A
rncnjual banmg X kc £3, tclapi karcna A tctap ingin barang X tersebut, I3
rnenyewakannya kembali ke A dengan kontrak financial lease, sehingga A
mcmpunyai pililwn untuk mcmiliki barng X tcrscbut diakhir pcriodc.
Misalkan, A menjual barang X seharga Rp 120 juta secara cicilan kepada B,
dcngan syarat bahwa I3 harus kcmbali mcnjual barang X terscbut kepada A scam
tunai ;,eharga Rp l OU ju ta. Transhksi diatas haram, karena ada persyaratan bahwa A
bcrscdia mcnjual barang X ke B asalkan B kembali menjual barang tersebut kepada
A. Dalam kasus diatas, disyaratkan bahwa akad I berlaku efektif bila akad 2
dilakukan. Penerapan syarat ini mencegah terpenuhinya rukun ijarah, yaitu rukun
yang harus dipcnuhi sebagai ganti penggunaan manfaat asset dalam bentuk sewa. 26
6. Bcrakhirnya Alrnd Ijarah
Suatu akad ijarah akan berakhir apabila terjadi hal-hal berikut :
( l) Obj ck hilang atau rusak , seperti rumah terbakar.
(2) Habisnya tenggang waktu yang disepakati dalam akad ijarah, apabila yang
disewakan itu rumah, maka rumah itu dikembalikan kepada pemiliknya dan apabila
yang disewa itu jasa seseorang, maka ia berhak diberi imbalan atas jasa yang telah
dilakukan.27
(3) Menurnt mヲヲゥセィ。「@ Hanafi, akad berakhir apabila salah seorang meninggal
dunia, karena manfaat tidak dapat diwariskan. Berbeda dengan jumhur ulama,akad
tidflk bernkhir (batal) karena manfaat dapat diwariskan.28
(4) Menurut ulama Hanafiah, apabila ada uzur dari salah satu pihak, seperti
rumah yang disewakan disita negara karena terkait utang yang banyak, maka akad
al-Ijarah bat&!. Uzur-uzur yang dapat membatalkan akad a/-Ijarah itu, menurut ulanm
Hanafiah adalah salah satu pihak jatuh mujlis, dan berpindah tcmpatnya penyewa,
misalnya, sesecrang digaji untuk menggali sumur disuatu desa, sebclum swnur itu
selesai, pcnd•1duk desa itu indah kc desa lain. Akan tctapi, menurut jumhur ulama,
uzur yang bcleh membatalkan al-Ijarah itu hanyalah apabila objeknya mengandung
cacat atau marifaat yang dituju dalam akad itu hilang, seperti kebakaran dan dilanda
banjir.29
(5) Terjadi aib pada barang sewaan yang kejadiannya di.tangan penyewa atau
terlihat aib lama padanya.
27 Abdul Aziz Dahlan (editor), Ensiklopedi Hukum Islam ,(Jakarta; lchtiar Baru Van
H0eve,l 996). Cet. Ke-1,iilid 2,hal 660
28 M. Ali Hasa11, .,Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Fiqh Muamalal) ha! 237
(6) Rusaknya barang yang di upahkan, scperti 「\セu@ yang diupahkan untuk
dijahitbn, karena akad yang smlah terpenuhi setelah rusaknya barang tersebut.
(7) Terpenuhinya manfaat yang diakadkan, atau selesainya pekerjaan, atau
bcrakhirnya masa, kccuali jika tcradapal uzur yang mcnccgah fasald1 atau
terpcnuhinya akad tersebut. Seperti jika masa ijarah tanah pertanian telah berakhir
scbclum tanaman dipancn, maka ia tetap berada di tangan penyewa sampai masa
selesai diketam. Hal ini dmaksudkan untuk mencegah te1jadinya bahaya (kerugian)
pada pihak pcnycwa; yaitu dcngan mencabut tanaman scbcl.um waktunya.
Pcnganut-penganut mazhab Hanafi bcrkata : bolch memfasakh ijarah karena
adai1ya uzur sckalipun dari salah satu pihak. Scper\i scscorang yang menyewa toko
untuk bcrdagang, kemudian hartanya terbakar, atau dicuri, atau dirampas atau
bangkrut, maka ia herhak memfasakh ijarah. 30
Acbpun untuk besar l:ecilr.ya upah, kembali kepada adat kebiasaan setempat.
Dcngan dcmikian, pcmbayaran upah tersebut dapat scsuai dcngan akad yang telah
cliscpakati sebclumnya oleh kedua belah pihak, sepcrti halnya dalam mempcrcepat
atat• n>cnangguhkan upah sebelum atau setelah pcke1jaannya selesai. Jika dalam akad
tidak tcrdapat kcscpakatan mempcrccpat atau menangguhkan, sekiranya upah itu
bcrsifat dikaitkan .-Jengan waktu tertcntu maka wajib dipcnuhi sesudah berakhirnya
masa tcrsebut. Misalnya or3ng yang menyewa suatu rumah untuk jangka waktu l
38
bulmt 1.elah berlalu maka penycwa wajib mcmbayar scwa tcrscbut. Jika akad ijarah itu
untuk suatu peke1jaan, maka kewajiban pembayaran upalmya adalah pada waktu
berakhirnya pekcijaan. Kemudian jika akad sudah bcrlangsung dan tidak disyaratkan
mengenai ー」ョセイゥュ。。ョ@ pembayaran dan ticlak ada ketentuan menangguhkannya,
menurut Abu Hanifa d:m Malik, wajib diserahkan secara angsuran, sesuai dengan
manfaat yang cliterima. Demikian juga Hanafi bcrpcnclapat bahwa mensyaratkan
, I
dalam mcmperccp:it atau menangguhkan upah adalah sah'
Di samping itu imbalan hat".IS berbentuk harta yang mempunyai nilai yang
jdas cliketahui, baik clengan menyaksikan atau dcngan menginformasikan
cirri-cirinya. Karena ia merupakan pembayaran harga manfaat, sedangkan harga
mempunyai syarat harus dikctahui jelas.
Jikn ijarnh tclah bcrakhir, pcnycwa bcrkcwajiban mcngembalikan ba··ang
scwaan . .lika barang itu bcrbcntuk barang bcrgcrak, ia wttjib mcnycrahkan kcpada
pcrniliknya. Dan .iika bcrbcntuk banmg ticlak bcrgcrak, ia bcrkcwajiban menyerahkan
kcpada pcmiliknya clalam keaclaan kosong (ticlak acla harta si penyewa).
J ika bar.mg sewaan berbentuk tanah pe1ianian, maka si penyewa wajib
mengcmbalikan tanah pertanian tersebut dalam keadaan kosong tidak ada
tanaman-tanaman di alas pertanian fersebut.
B. ljara!i J\111nt11!1(1•11h Bitt11111/i!i (IMB"I/
1. Pcngcrtia:1 IMBT.
Pacla umumnya, kegiatan !jarah (leasing) tcnnasuk dalam kcgiatan perbankan
Syari'ah, karena leasing clalam ckonomi konvcsional harus clilakukan olch lcmbaga
tcrscndiri. Leasing adalah kcgiatan pcrnbiayaan dalam bentuk penyecliaan barang
modal baik sccara scwa guna usaha dengan hak opsi (finance Lease) maupun sewa
guna usaha tanpa hak opsi (Opernting Lease) untuk cligunakan oleh Lease selama
jangka waktu lcrlcnlu bcrdasarkan pcrnhayaran sccara hcrkala.32 Karena aktivitas
pcrbankan urnumnyc ticlak diperbolehkan mclakukan leasing, maka perbankan
syari'ah khususnya BaHk Muamalat Indonesia hanya mengambil jenis ljarah clan
Jjarnh M1111'ahiyah Bittamlik, yang arlinya pe1janjian untuk memanfaatkan (sewa)
barang antara Bank Muamalat Indonesia clengan Nasabah dan pacla akhir masa sewa,
maka nasabr.h wajib membeli barang yang lclah disewanya. Bank Muamalat
Indonesia lebih mcmilih menggunakan al-!jarah al-muntahiyah bit-tamlik karena
lcbih "ederhana dmi sisi pembukuan. Selain ilu, Bank pun tidak dircpotkan untuk
mengurus pcmcliharaan asset, baik pada saat leasing maupun sesudahnya.
I;arnh Muntahiya Bittamlik (IMBT) merupakan rangkaian dua buah akad,
yakni akad al-Bai' dan akacl ljarah A1untahia Billamlik (IMBT). Al-Bai' merupaLan
akad jual-beli yang meliputi bcrbagai akad pertukanm antara sualu barang dan jasa
32
Munir Fuady1 flu/...un1 ten1ang Pen1biayaan Dari teori Ke Praktek,(Bandung:L PT. Citra
40
dalam jumlah tcrlcntu alc1s barang clan jasa lainnya. Dalam transaksi jual bcli tcrscbul
penjual menyebutkan dengan jelas barang yang dipe1jualbelikan, termasuk harga
pembelian dan keuntungan yang diambil. Sedangkan IMBT merupakan kombinasi
anlara sew;1-111cnycwa (ijara/1) dan akad pcngalihan kcpc111ilikan bc:nda scperli jual
bcli alau hibah di akhir masa scwa.
Jjarah Muntahia Billam/ik (IMBT) adalah perpaduan antara kontrak sewa dan
jual beli atau lebih tepatnya akad scwa yang diakhiri dcngan pcmindahan kepemilikan
barang dita11gan si pcnye\va.33
Dalam buku Apa dan Bagaimana Bank Islam, dikatakan bahwa Bai 'u talq'iri
atau sewa beli ad;ilah suatu kontrak .sewa yang diakhiri denga.n penjualan. Dalam
konlrak ini pcrnlnyaran sewa lclal1 diperhitungkan scdcmikian rupa sehingga
scbagian dari paclanya mcrupakan pembclian tcrhadap barang secarn berangsur.34
Dalam hai ini mcmiliki kcsamaan dengan {jarah M11111ah()'ahBi11a111/ik (IMBT),
dimana ljorah Munt 1hiyah Billamlik (IMBT) adalah pcrpaduan kontrak scwa dan jual
bcli al2.u Jebih tepatnya akad scwa yang diakhiri dengan pemindahan kepemilikan
barang <litangan si penyewa dengan cicilan sewa sudah termasuk cicilan pokok harga
barang. Misalnya, ketika pada saat bank menyewakan asset tersebut kepada nasabah
untuk jangka waktu terlentu dan pada akhir pembayaran sewa nasabah dapat memiliki
asset tersebut. Sclain itu juga Tarif scwa dan persyaratan lainnya harus telah
11 Muhammad Syafi'I Antonio, Bank Syari'ah Dari Teori Ke Praktd, (Jakai1a: Gema lnsani
Press bckerjasai111 dengan Ta2.kia Cendikia, 2001), Cet. Ke- l, hal 118
34
,'<.arnaen Perwaraat1nadja, MPA dan 1-1. Muhan1rnad Syaft'l Antonio, Apa dan Bagairnana
discpakati tcrlcbih clahulu olch kedua bclah pihak.climana ljarah Muntahiyah
Bittamlik (IMBT) adalah perpaduan ko11trak sewa dan jual. beli atau lebih tepatnya
akacl sew<: yang c!iakhiri clengan pemindahan kepemilikan barang ditangan s1
pcnycwa dcngan cicilan scwa sudah tcrmasuk cicilan pokok harga barang.
Scwa (ijarah) clan scwa beli (ijarah 11•a iqlina' atau Ijarah mintahiyrrh
bittamlik) olch para ulama clianggap scbagai model pembiayaan yang dibenarkan cleh
syariat Islam. Model ini secara konvensional dikenal sebagai operating lease and
financial lease. !jarah atau scwa aclalah kontrak yang mclibatkan suatu barang
dcngan jasa atau manfaat atas harga lainnya. Penyewa juga dibcri opsi untuk
mcmiliki barang yang clisewakan tersebut pada saat sewa selesai clan kontrak ini
cliscbut !jarah wa iqtina' atau Jjarah muntahiyah bitlamlik, dimana akad sewa yang
tcrjadi ant1ra (bank) scba2ai pemilik barang dengan (nasabah) sebagai penyewa
dcngan <1kad scwa yang diakhiri clengan pemindahan kepemilikan barang ditangan
sipcnyewa, dimana cicilan :;e\vaan sudah tennasuk cicilan pokok harga barang.35
Jjarah \\'a iqtina merupakan konsep hire purchase, yang oleh
lembaga-lcrnbaga keuangan islarn disebut hire-purchase financing. Ijarah wa iqtina adalah
suatu gabungan dari kcgiatan leasing atas barang-barang bergerak (movable) dan
barang-b<>.rang tidak bergcrak (immovable) dengan memberikan kepada penyewa
42
(lessee) suatu piliha11 atau opsi (option) untuk pada akhirnya membeli barang yang
disewa.
Pacb buku Manajcmcn Pembiayaan bank Syari'ah karangan Muhammad
clikalakan bahwa セO。イ。Oj@ Af1111t(Jhia JJita111/ik (!MBT) mcrupaknn rangkaian clua buah
akacL yakni akad Al-bai' 111crupakan akad jual bcli yang mcliputi bcrbagai akacl
pcrtukaran antarn sur1lu banmg dan jasa dalam jumlah tertcntu alas bar::mg dan jasa
lainnya. Sed'1:1rkan IMBT 111crupakan kombinasi antarn sewa menyewa (ijorah)
clan jual bcli atau hibrd1 di akhir masa scwa. Dalam ljarah 111111110/zio Bi/10111/ik,
pcmindahcm hak milik barang te1jaci dengan salah satu dari dua cara berikut ini:
I. Pihak pcmilik yang mcnycwakan asct (111uajil) bc1janji akan mcnjual barang yang
disewakan tersebLlt pada akilir masa sewa.
2. Pihak pemilik yang menyewakan aset (muajil) berjanji akan menghibahkan
barang; ang discwakan terse but pada akhir masa sewa.36
Dari bcberapa clcfinisi ijarah muntahia bittamlik diatas, dapat ditarik
kcsi111pula11 bahwa ijarah muntahia hittamlik ialah akad pengambihm manfaat dari
suatu banmg dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa diikuti dengan
pemindahan pcmilikan. Dabm ha! ini ljarah Muntahiyah Billamlik memiliki
persarnaan dcngan Bai '11 takjiri, dimana Bai 'u takjiri atau sewa beli adalah suatu
kontrak sewa yang diakhiri dengan penjualan. Dalam kontrak ini pembayaran sewa
36
tclah di11crhitungkan scdcmikian rupa schingga sdiagian dari padanya mcrnpakan
pembelian terhadap barang secara berangsur.37 Sedangkan clalam Jjarah A1untahiyah
Billam/ik penyewa diberi opsi untuk mcmiliki barang yang disewakan tersebut pada
saal scwa sclcsai d:m kontrak ini discbut ljarah \l'a iqlina' alau ljarah 1111111/ahiyah
bi11a111/ik, dirnana akad scwa yang te1jadi antara (bank) sebagai pemilik barang
clcngan (1iasabah) sebagai pcnycwa dengan akad scwa yang diakhiri dengan
. pcrnindahan kcpemilikan barang c!itangan si penyewa, dimana cicilan sewaan suclah
tcnnasuk cicilan pokok harga barang.38
2. Jcnis-jcnis Ijara!t Jlfu111a!tiyal1 Bitlamli/; antara lain:
I. /jaru/1 M11111a/iiyah /!i11a111/ik mclalui pcmbcrian, di mana p;tda akhir masa
sewa, obje\, sewa bcralih kepada penyewa (dihibal1kan pemilik kepada
penyewa), dimana sebelurnnya dilakukan dengan akad sewa yang te1jadi
antant (bank) sebagai pemilik barang dengan (nasabah) sebagai penyewa
deHgan cicilan sewaan sudah termasuk cicilan p0kok harga sewa.
2. Jjarah Munlahia Billamlik melalui jual beli, di mana pengalihan kepemilikan
kepada pcnyewa dilakukan dalam bentuk alih kepernilikan sesuai dengan
kesepakatan penyewa dan pemilik barang, yaitu:
セW@ l(arnarn Pcrwaraatn1adja, MPA dan I-1. Muhan1111ad Syali'l Antonio, Apa dan Bagaitnana
flank Islam, hal :;2
44
a. Sctclah masa kontrak ijarah bcrakhir penyewa membeli barang, yang
dituangkan dalam kontrak jual beli yang teqiisah dengan kontrak
ijarah.
b. Scbcium berakhirnya rnasa scwa untuk suatu harga yang sama dengan
sisa angsuran ijarah. Hal ini berlangsung jika pemilik barang bersedia
menjual barangnya kapan saja sclama masa scwa. Hal yang penting
adalah jual beli dengan angsuran yang sama dengan angsuran ijarah
tcrsdiut harns dituangkan dalam kontrak jual bdi yang barn.
c. Jual bcli sccara bertahap, jika pemilik barang secara bertaliap
mcnycrahkan kepemilikannya hingga barang tersebut sepenuhnya
dikuasai pcnyewa. Setiap tahap pengalihan kepernilikan harus
dituangkan dalam akad jual bcli dan jumlah sewa harus turun seiring
dcngan meningkatny<i kepcmilikan penyewa atas barang tersebut.
d. Jual dan Scwa Kembali (Sale and Lease Back), suatu pihak menjual
assctnya kepada pihak lain dan kemt!dian menycwanya kembali.
Sale and Laese Back aclalah I'ilwk lessee menjual banmg modalnya kepada
les.>or untuk kemudian dilakukan kontrak scwa guna usaha atas barang tersebut
dcngan jangka waktu yang, disepakati bersama. Mctodc ini membantu lessee yang
mcngalami kesulitan modal kc1ja.
Dalam perbankan syariah, ljarah di