• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Program Perpustakaan Sekolah dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa di MTs Pemabangunan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Program Perpustakaan Sekolah dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa di MTs Pemabangunan"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

Siti Subaikoh

(1110018200057)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah mencurahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Implementasi Program Perpustakanaan Sekolah dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa “penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Namun inilah usaha maksimal yang dapat penulis lakukan.

Penulis juga menyadari sepenuhnya tentunya ada pihak-pihak yang berkontribusi baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Dra. Hj. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, selaku ketua Program Studi Manajemen

Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya sangat berterima kasih kepada beliau, karena beliau selalu memberi arahan kepada penulis dan teman-teman untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

3. Ade Abdul Hak, M.Hum, selaku dosen pembimbing, yang selalu meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan kepada penulis hingga selesainnya skripsi ini. Semoga Allah selalu memberikan keberkahan dalam hidupnya. Amin.

4. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan khususnya dosen-dosen di Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Drs. Syukri Abdul Ghani, Selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta yang dengan ramah menerima dan membantu penulis dalam penelitian di Perpustakaan Madrasah pembangunan UIN Jakarta.

(7)

7. Bapak dan Ibu guru, serta bagian Tata Usaha yang sangat ramah dalam memberikan informasi yang penulis perlukan dalam skripsi ini, khususnya kepada Kepala Perpustakaan Madrasah Pemabngunan UIN Jakarta beserta pustakawan lainnya yang telah membantu penulis dalam penelitian.

8. Abah dan Ibu Tercinta yang tiada henti-hentinya memberikan do’a, motivasi dan materi kepada penulis, sehingga penulis menyelesaikan studi S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Kakak-kakakku tercinta, Abdu Rohim, Fathu Roji, Mimi Hamidah, S.Pd.I, Amir Maki,S.Th.I, Saeful Bahri, S.H, dan Ahmad Fudholi, S.Pd yang selalu memberi motivasi dan bimbingan kepada penulis.

10. Akhmad Hujazy S.Pd yang selalu dengan sabar membantu penulis baik

moril maupun materil serta do’a untuk penulis.

11. Taufik Firdaus, kakak kelas di Program Studi Manajemen Pendidikan, penulis sangat berterima kasih karena sudah memperkenankan penulis untuk mempelajari skripsinya.

12. Teman-teman di Program Studi Manajemen Pendidikan angkatan 2010 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya kepada Anita Greanti, Lia Dahlia, Rizka Umami, Ayu Nur Azizah, Ari Istiara, Djehan Firda Syafitri, dan Atin Kurniatin yang selalu menemani hari-hari penulis, memotivasi dan mendoakan penulis, selama penulis menyelesaikan studi S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(8)

14. Untuk semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuannya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Skripsi ini adalah murni hasil karya penulis sendiri. Oleh karena itu penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan pelaksanaan penelitian mendatang.

Jakarta, 18 Agustus 2014 Penulis

(9)

LEMBARAN PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

ABSTRAK ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Perumusan Tujuan ... 6

F. Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Perpustakaan Sekolah 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah ... 8

2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah ... 10

3. Manfaat Perpustakaan Sekolah ... 12

B. Program Perpustakaan Sekolah 1. Pengertian Program ... 13

2. Program Perpustakaan Sekolah ... 14

3. Langkah-langkah Penyusunan Program ... 15

4. Aspek-aspek Program ... 16

5. Karakteristik Program ... 16

(10)

C. Minat Baca

1. Pengertian Minat Baca ... 16

2. Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca ... 17

3. Peran Perpustakaan dalam Membina Minat Baca ... 21

D. Kerangka Berfikir ... 23

E. Pengajuan Hipotesis ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 26

B. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 27

C. Populasi dan Sampel... 28

D. Teknik Pengumpulan Data ... 28

E. Teknik Pengolahan Data... 29

F. Teknik Analisa data ... 30

G. Interpretasi data ... 32

H. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perpustakaan MTs Pembangunan ... 41

1. Sejarah Singkat Perpustakaan ... 41

2. Kedudukan Perpustakaan... 42

3. Visi dan Misi Perpustakaan ... 43

4. Koleksi Perpustakaan... 43

5. Tenaga Perpustakaan ... 44

6. Pelayanan Perpustakaan... 45

7. Program Kerja Perpustakaan ... 45

8. Sarana dan Prasarana Perpustakaan ... 46

B. Deskripsi Data ... 46

1. Deskripsi data angket varibel X ... 47

2. Deskripsi Data Angket Varibel Y ... 55

(11)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 71 B. Saran-Saran ... 72

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Halaman

1 Kegiatan penelitian di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan

26 2 Tingkat kualitas program perpustakaan dan minat baca

siswa.

6 Hasil uji reliabilitas Instrument 40

7 Jumlah buku berdasarkan DCC 43

8 Jumlah buku di perpustakaan 47

9 Aneka Ragam Buku Perpustakaan 48

10 Perpustakaan menyediakan buku-buku pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan

49

11 Perpustakaan menyediakan koran, majalah, dan tabloid setiap hari

49

12 Perpustakaan menyediakan perlengkapan seperti peta globe, dan benda budaya lainnya

50

13 Perpustakaan mengadakan kegiatan bedah buku, dan seminar tentang buku

51

14 Perpustakaan melakukan Studi banding ke perpustakaan lain

51

15 Petugas perpustakaan membantu saya ketika mengalami kesulitan diperpustakaan

20 Saya selalu membaca secara seksama 55

21 Saya suka jika diminta pendapat teman ketika saya membaca

56

22 Saya bersedia membaca teks di depan kelas 56 23 Saya selalu bersemangat ketika guru menyuruh saya

membaca di depan kelas

57

(13)

27 Saya bisa melakukan hal lain saat sedang membaca 59 28 Saya lebih suka membaca dari pada mengerjakan tugas 60 29 Saya lebih suka membaca dari pada menonton televisi 61 30 Saya dapat menyampaikan kembali isi bacaan yang saya

baca

61

31 Saya dapat menyimpulkan bacaan yang saya baca 62 32 Saya merasa senang ketika saya membaca buku 62 33 Banyak pengetahuan baru ketika saya membaca 63 34 Saya memiliki banyak koleksi buku di rumah 64 35 Saya lebih suka membeli buku dari pada membeli

barang-barang lain

64

36 Jika teman saya memiliki buku baru, saya akan meminjamnya

65

37 Jika tidak dapat membeli buku sendiri, saya akan meminjamnya di perpustakaan

66

(14)

iv ABSTRAK

SITI SUBAIKOH. NIM 1110018200057. Implementasi Program Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta. Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hubungan/korelasi implementasi program perpustakaan sekolah terhadap minat baca siswa di perpustakaan Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta (2) bagaimana tingkat keberhasilan implementasi program perpustakaan serta tingkat minat baca siswa di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta (3) seberapa besar kontribusi program perpustakaan sekolah terhadap minat baca siswa di perpustakaan Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara program perpustakaan sekolah dengan minat baca siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta yang berjumlah 772 siswa, dan sampel yang penulis ambil adalah 27 % dari populasi yakni 208 siswa.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: Pertama, hubungan/korelasi antara program perpustakaan sekolah dengan minat baca siswa di MTs Pembangunan UIN Jakarta terdapat pengaruh yang lemah dengan nilai korelasi 0,318. Kedua, Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian yang diperoleh dapat diketahui bahwa nilai mean (rata-rata) variabel program perpustakaan adalah 45,92 maka hal ini berarti tingkat implementasi program perpustakaan sekolah berada pada taraf sedang. Sedangkan nilai mean (rata-rata) dari variabel Minat Baca siswa adalah 32,30 hal ini berarti tingkat minat baca siswa di MTs Pembangunan berada pada taraf rendah. Ketiga, koefisien korelasi menunjukan bahwa kontribusi variabel X (program perpustakaan sekolah) terhadap variabel Y (minat baca siswa) adalah sebesar 10.

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Lalar Belakang Masalah

Kemajuan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi semakin pesat. Kemajuan dan perkembangan ini memudahkan manusia khususnya kaum pelajar untuk memperoleh atau mengakses informasi apapun dan kapan pun mereka butuhkan.

Salah satu tempat untuk memperoleh informasi adalah perpustakaan, karena Perpustakaan adalah salah satu lembaga ilmiah, yang memiliki tugas pokok yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, pendidikan, penelitian, dan pengembangan, dengan ruang lingkupnya mengelola informasi yang mencakup berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi.

(16)

2

yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka”.1

Perpustakaan bukanlah hal yang baru dikalangan masyarakat terutama dikalangan sekolah, baik sekolah dasar, menengah, maupun sekolah tinggi. Keberadaan perpustakaan di sekolah adalah untuk menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar dan menjadi sarana pemenuhan kebutuhan informasi siswa.

Perpustakaan sekolah2 merupakan bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan, dimana besama-sama dengan komponen pendidikan lainnya turut menentukan keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran.

Idealnya perpustakaan sekolah dapat dijadikan tempat atau sarana menggairahkan semangat belajar, menumbuhkan minat baca, dan mendorong membiasakan siswa belajar secara mandiri. Mengingat fungsi perpustakaan sebagai sarana edukatif, informatif, riset, dan rekreatif.

Seperti yang dikemukakan Darmono diatas hal ini juga sependapat dengan Pawit M. Yusuf dan Yaya Suhendar bahwa dalam bukunya

Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah” (2007: 3) bahwa Salah

satu tujuan perpustakaan sekolah adalah menumbuh kembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa.

Minat baca bila dikaitkan dengan perpustakaan maka akan terlihat beberapa faktor yang dapat memepengaruhi antara lain: pertama, koleksi yang sesuai dengan pemakai (pembaca); kedua, tingkat pelayanan dari petugas perpustakaan; ketiga, sikap petugas perpustakaan; keempat, pengaturan tata letak yang nyaman; kelima tentu saja faktor dana.3

Perpustakaan dapat menjadi alat untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat baca bila perpustakaan dapat berfungsi sebagai pusat minat baca. Diantara fasilitas yang bisa meningkatkan kegemaran membaca juga adalah

1

Dr. Sutarno NS, Membina Perpustakaan Desa, (Jakarta: , Sagung Seto, 2008) h. 145 2

Darmono, Perpustakaan Sekolah; Pendekatan Aspek Manajemen dan tata Kelola ( Jakarta: PT Grasindo, 2007)h. 3

3

(17)

perpustakaan sekolah yang menggambarkan Sebuah perpustakaan yang nyaman dan tenang serta mencirikan suatu tempat yang ramah dan menyenangkan bagi anak-anak dan remaja. Selain itu secara aktif dan kontinu membuat berbagai program sastra/bacaan untuk menarik minat anak dan remaja (juga orang dewasa) mengunjungi perpustakaan dan memanfaatkan bacaan sebagai bagian dari kebutuhan utama, memiliki koleksi yang lengkap dan dikelola dengan baik oleh pustakawan yang profesional.4

Membicarakan minat baca, sementara orang ada yang mengatakan bahwa minat baca remaja atau masyarakat Indonesia saat ini relatif baik. Indikasi terhadap hal itu dapat kita lihat dari fenomena yang ada dibanyak toko buku, banyak anak- anak dan remaja serta orang dewasa mengunjungi toko buku dan membaca dengan asyiknya disana. Tetapi yang lainnya ada yang mengatakan bahwa minat baca masyarakat Indonesia masih kurang. Penilaian yang beragam ini dinayatakan karena belum ada penelitian yang rinci dan lengkap.

Seperti yang diketahui bahwa Menumbuh kembangkan minat baca menjadi salah satu tujuan perpustakaan, oleh karena itu perlu adanya suatu program karena Program adalah upaya untuk mencapai sasaran. Untuk mencapai satu sasaran, bisa dengan melalui satu atau beberapa program.

Hal ini Sesuai dengan UU No 25 Tahun 2004 bahwa “Program adalah Instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/ lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah”.5

Dengan pembuatan program serta pengimlementasiannya melalui kegiatan-kegiatan yang positif, maka diharapkan dapat mewujudkan tujuan

4

Supriyanto dkk, Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan, (Jakarta: Ikatan Pustakawan Indonesia, 2006) h. 277

5

(18)

4

perpustakaan yaitu memberikan semangat kepada para siswa untuk membaca dan menumbuhkan serta terus meningkatkan minat baca siswa.

Pustakawan tentunya memiliki keinginan bahwa perpustakaan yang dikelolanya dapat menjadi sumber belajar bagi para siswa yang akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan akademik siswa. oleh karena itu, pustakawan bukan hanya saja berupaya agar memiliki fasilitas yang baik dengan keberadaan gedung atau ruangan yang memadai serta koleksi yang dapat memenuhi kebutuhan siswa, namun harus diikuti dengan penyelenggaraan berbagai macam program yang dapat meningkatkan minat baca siswa atau keterampilannya dalam pencarian informasi atau program lain yang dapat membangun kerja sama khususnya antara perpustakaan dan lingkungan sekolah. Program-program-program tersebut diarahkan agar siswa-siswa memiliki minat baca yang tinggi dan imajinasi yang berkembang serta mampu membekali siswa dalam melakukan penelusuran atau kebutuhan informasinya.

Namun salah satu masalah yang dihadapi sekolah-sekolah pada umumnya ialah keterbatasan infrastruktur perpustakaan sekolah, sebagai akibat dari keterbatasan ini perpustakaan sekolah akhirnya kurang leluasa untuk mengembangkan program kegiatan perpustakaan. Masalah ini pun yang penulis temui dari hasil wawancara dengan Drs. Hamdani Mizan sebagai kepala perpustakaan dan observasi sementara di Madrasah Pembangunan UIN Syariif Hidayatullah Jakarta.

(19)

untuk tingkat Aliyah dan satu gedung perpustakaan lagi untuk tingkat Ibtidaiyah dan Tsanawiyah.

Berangkat dari latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai program perpustakaan sekolah di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta dengan mengangkat judul “IMPLEMENTASI

PROGRAM PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM

MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA”

B. Identifikasi Masalah

1. Infrastruktur perpustakaan yang kurang representatif, sehingga minat siswa untuk membaca di perpustakaan kurang.

2. Kurang terlaksananya kegiatan promosi program perpustakaan sekolah 3. Kurang terlaksananya program yang secara khusus diarahkan untuk

pembinaan minat baca siswa C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, supaya pembahasan penelitian tidak melebar dan lebih terarah, maka penulis membatasi masalah mengenai

“Impelemtasi program perpustakaan sekolah serta pengaruhnya terhadap minat baca siswa di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta”. D. Rumusan Masalah

Mengingat pentingnya program perpustakaan dalam peningkatan minat baca siswa, maka dalam penelitian ini penulis memiliki rumusan masalah yaitu:

1. Bagaimana pengaruh/korelasi implementasi program perpustakaan sekolah terhadap minat baca siswa di perpustakaan Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta?

(20)

6

3. Seberapa besar kontribusi program perpustakaan sekolah terhadap minat baca siswa di perpustakaan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta?

E. Perumusan Tujuan

Sesuai dengan permasalahan yang telah ditemukan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh/korelasi implementasi program perpustakaan sekolah terhadap minat baca siswa di perpustakaan Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta.

2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan implementasi program perpustakaan serta tingkat minat baca siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta

3. Untuk mengetahui Seberapa besar kontribusi program perpustakaan sekolah terhadap minat baca siswa di perpustakaan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta.

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian mengenai implementasi program perpustakaan ini diharap dapat memberi manfaat bagi:

1. Bagi sekolah (Madrasah Tsanawiyah Pembangunan)

Dapat dijadikan masukan untuk selalu meningkatkan program perpustakan menjadi lebih baik lagi.

2. Bagi mahasiwa

Diharapkan dapat menambah wawasan dan sebagai wahana dalam melatih kemampuan menulis karya tulis ilmiah, disamping itu diharapkan dapat membangkitkan minat mahasiswa lain untuk mengembangkan penelitian yang lebih baik dalam bidang pendidikan. 3. Bagi Universitas

(21)
(22)

8

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. PERPUSTAKAAN SEKOLAH 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah

Setiap sekolah semestinya memiliki perpustakaan, karena perpustakaan merupakan salah satu sarana dan fasilitas penyelenggaraan pendidikan yang sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan, perpustakaan adalah salah satu standar sarana yang harus dipenuhi dalam suatu sekolah. Namun dengan berbagai alasan, pada kenyataan nya masih banyak sekolah yang tidak memiliki perpustakaan. Sebelum mengetahui arti dari perpustakaan sekolah terlebih dahulu kita akan mengetahui definisi dari perpustakaan secara umum.

Menurut IFLA (International of Library Associationsand Institutions) “Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak dan non tercetak dan atau sumber informasi dalam komputer yang tersusun secara sistematis untuk kepentingan pemakai.”6

Menurut Sulistiyo Basuki yang dikutip oleh Wiji Suwarno dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan mengungkapkan bahwa

6

(23)

perpustakaan7adalah “sebuah ruangan, bagian dari sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasa disimpan menurut tata susunan tertentu untuk pembaca, bukan untuk dijual”.

Selanjutnya mengenai perpustakaan sekolah Sesuai dengan Standar Nasional perpustakaan yang dibuat oleh badan Perpustakaan Nasional RI yang ditetapkan pada tanggal 10-12 November 2011 di bogor menyatakan bahwa:

“Perpustakaan sekolah8 adalah perpustakaan yang berada pada satuan pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan dan merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.”

Perpustakaan sekolah juga sudah banyak didefinisikan oleh para ahli dengan berbagai sudut pandang yang berbeda. Menurut Sulistia dkk, dalam buku materi pokok Manajemen Perpustakaan Sekolah Menyatakan bahwa, “Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di sekolah dasar dan menengah”.9

Sedangkan menurut Soetminah menyatakan bahwa “Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada disekolah sebagai sarana pendidikan untuk mencapai pencapaian tujuan pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.10

Dari beberapa pengertian yang dipaparkan diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan dengan mengacu pada UU no. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi,

7

Wiji Suwarno, Dasar-dasar Ilmu Perpusatakaan; Sebuah Pendekatan Praktis, (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2001), Cet:1, h.11

8

Perpustakaan Nasional RI, Standar Nasional Perpustakaan (SNP), ( Jakarta, Perpustakaan Nasional RI, 2011) h. 2

9

Sulistia, dkk. Manajemen Perpustakaan Sekolah, ( Jakart: Universitas Terbuka, 2012 ), Cet – 2, h. 7

10

(24)

10

dan rekreasi bagi para pemustaka di lingkungan sekolah baik sekolah dasar maupun sekolah menengah.

2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah sebagai bagian integral dari sekolah merupakan komponen utama pendidikan di sekolah, diharapkan dapat menunjang terhadap pencapaian tujuan pendidikan.

Tujuan perpustakaan sekolah menurut Pawit M, Yusuf dan Yaya Suhendar adalah sebagai berikut:

a. Mendorong dan mempercapat proses penguasaan teknik membaca para siswa

b. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan

c. Menumbuh kembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa d. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan

pelaksaaan kurikulum

e. Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa.

f. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan.

g. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya. 11

Bila dilihat dari paparan diatas mengenai beberapa tujuan perpustakaan yang dikemukakan oleh Pawit M. Yusuf dan Yaya Suhendar secara garis besar tujuan perpustakaan adalah untuk pembinaan minat baca sehingga berdirinya perpustakaan memiliki andil yang cukup besar untuk memupuk, mendorong dan meningkatkan minat baca siswa.

Adapun fungsi perpustakaan sekolah mempunyai empat fungsi umum yaitu ; fungsi Edukatif, informatif, rekreasi dan riset atau penelitian sederhana.

11

(25)

a. Fungsi edukatif, maksudnya secaa keseluruhan fasilitas dan sarana yang ada di perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan sehingga dikemudian hari siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut.

b. Fungsi informatif, fungsi ini berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru. Melalui membaca berbagai media bahan baca yang disediakan oleh perpustakaan sekolah, para siswa dan guru akan banyak tahu akan segala hal yang terjadi di dunia ini.

c. Fungsi rekreasi, fungsi ini dimaksudkan bahawa dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi, dan sebagainya diharapkan dapat menghibur pembacanya disaat yang memungkinkan. Misalnya, dikala sedang ada waktu senggang sehabis belajar seharian bisa memanfaatkan jenis koleksi ini sehingga terhibur karenanya.

d. Fungsi riset atau penelitian, ini maksudnya adalah koleksi perpustkaan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana. Segala jenis informasi tentang pendidikan setingkat sekolah yang bersangkutan sebaiknya disimpan di perpustakaan ini sehingga dengan demikian, jika ada orang atau peneliti yang ingin mengetahui tentang informasi tertentu tinggal membacanya diperpustakaan. 12

Pemaparan mengenai fungsi perpustakaan diatas menurut hemat saya sudah sangat komprehensif, dimana perpustakaan era sekarang tidak lagi dipandang sebagai sebuah ruangan dengan koleksi-koleksi buku saja. Namun jauh lebih luas dari pada itu. Perpustakaan sebagai lembaga ilmiah yang memuat unsur edukatif dimana didalamnya membantu para siswa untuk belajar mandiri melalui bacaan-bacaan yang ada di perpustakaan yang juga secara tidak langsung ada kegiatan penyerapan informasi sehingga perpustakaan juga berfungsi sebagai sarana informatif.

Fungsi-fungsi lainnya juga tidak kalah pentingnya karena perpustakaan juga memuat unsur rekreatif dimana para pemustaka dapat meluangkan waktu santai mereka untuk membaca bacaan-bacaan yang

12

(26)

12

ringan yang mampu menghibur mengobati kepenatan selama menjalankan aktifitas sehari-hari.

Dalam pengembangan ilmu pengetahuan, perpustakaan juga memiliki peran penting dimana perpustakaan sebagai lembaga edukatif dapat membuka diri untuk pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian atau riset mengenai perpustakaan. Para pustakawan harus secara terbuka memberikan informasi yang akurat guna pemenuhan data yang dibutuhkan oleh para peneliti.

3. Manfaat Perpustakaan Sekolah

Menurut Ibrahim Bafadal dalam bukunya pengelolaan perpustakaan sekolah secara terperinci manfaat perpustakaan sekolah baik diselenggarakan oleh sekolah dasar maupun sekolah menengah adalah sebagai berikut:

a. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca.

b. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid-murid.

c. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan mandiri yang mengasah kemandirian.

d. perpustakaan sekolah dapat membantu mempercepat proses penguasaan teknik membaca.

e. Perpustakaaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan bahasa.

f. Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid kearah tanggung jawab.

g. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam penyelesaian tugas-tugas sekolah.

h. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran.

i. Perpustakaaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru-guru dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi13

Berbicara mengenai manfaat, tentu saja perpustakaan sangat bermanfaat bagi banyak pihak. Dan masih banyak manfaat lain yang

13

(27)

dari perpustakaan selain dari paparan-paparan diatas yang dikemukakan oleh Ibrahim Bafadal.

B. PROGRAM PERPUSTAKAAN SEKOLAH 1. Pengertian Program

Pustakawan tentunya memiliki keinginan bahwa perpustakaan yang dikelolanya dapat menjadi sumber belajar bagi para siswa yang akan memberikan pengaruh besar terhadap kemampuan akademik siswa. oleh karena itu, pustakawan bukan hanya berupaya agar memiliki fasilitas yang baik dengan keberadaan gedung atau ruangan yang memadai serta koleksi yang dapat memenuhi kebutuhan siswa, namun harus diikuti dengan penyelenggaraan berbagai macam program yang dapat meningkatkan minat baca siswa atau keterampilannya dalam pencarian informasi atau program lain yang dapat membangun kerja sama khususnya antara perpustakaan dan lingkungan sekolah.

Program-program tersebut diarahkan agar siswa-siswa memiliki minat baca yang tinggi dan imajinasi yang berkembang serta mampu membekali siswa dalam melakukan penelusuran atau kebutuhan informasinya.

Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan. Program14 adalah “Instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/ lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah”.

Program juga merupakan serangkaian kegiatan yang memiliki durasi waktu tertentu serta dibuat untuk mendukung tercapainya tujuan

14

(28)

14

perusahaan. Sebagai sebuah aktivitas yang memiliki durasi waktu tertentu, program memiliki waktu mulai dan waktu selesai.15

Dalam perencanaan program, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Penanggung jawab dan personil yang terlibat dalam pembuatan program baru harus ditentukan.

b. Fungsi-fungsi yang terlibat dalam program harus dipastikan memahami peranannya. Fungsi-fungsi lain bila dilibatkan maka harus dikoordinasikan secara tertib dan tercatat.

c. Perencanaan program harus diawali dengan menetapkan tujuan dan persyaratan atau kriterianya. Persyaratan dapat berasal dari evaluasi sebelumnya, masukan dari konsumen/klien, tinjauan hukum dan persyatan- persyaratan lain yang penting dan relevan.

d. Perlu ditentukan pula tata cara verivikasi dan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan program.

e. Perlu perencanaan aggaran dana. Aktivitas penyusunan anggaran ini merupakan bagian dari penyusunan perencanaan jangka pendek (tahunan) dalam bidang biaya. 16

Perpustakaan dapat mengelola dan menjalankan fungsi perpustakaan lewat pengembangan program-program perpustakaan sekolah. Sehingga setiap pemakai baik siswa, guru, kepala sekolah, maupun tenaga administrasi tertarik untuk datang dan menikmati sejumlah program yang ditawarkan.

2. Program Perpustakaan Sekolah

Menurut Rizal Saiful Haq dkk dalam bukunya Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah menyatakan bahwa:

“Pada dasarnya program perpustakaan sekolah dapat dikategorisasikan menjadi dua bagian yaitu: pembinaan minat baca dan keterampilan information literacy. Hal ini karena perpustakaan sekolah seharusnya dirancang untuk tujuan peningkatan kebiasaan dan kemampuan membaca serta pengintegrasiaan konsep information literacy di dalam kurikulum”.17

15

Ismail Solihin, Manajemen Strategik, (Jakarta : Erlangga, 2012)

16

M. Ismail Yusanto, M.K. Widjayakusuma, Manajemen Strategik Perspektif Syari’ah, (Jakarta: Kairul Bayaan, 2003)Cet-1, h. 133

17

(29)

Ada beberapa program yang dapat diterapkan oleh pustakawan dalam menumbuhkan kebiasaan membaca pada siswa sekolah atau madrasah diantaranya adalah:

a. Melakukan tour perpustakaan

Kegiatan ini merupakan strategi yang dilakukan pada awal tahun sebagai cara yang penting untuk memperkenalkan siswa terhadap perpustakaan.

b. Menyediakan sumber bacaan yang bervariasi

Mungkin alasan yang paling mendasar tentang mengapa tingkat minat baca rendah aalah dari kenyataan bahwa biasanya hanya tersedia sedikit buku di madrasah atau di rumah. Seharusnya berbagai bacaan baik fiksi maupun non fiks tersedia untuk kepentingan bacaan siswa.

c. Forum buku atau book talk

Kegiatan ini mirip dengan lingkar sastra hanya tidak dilakukan oleh beberapa siswa yang sedang membaca buku yang sama.

d. Seminar dan pelatihan khusus

Seminar dan pelatihan khusus ini sebenernya adalah program dan even khusus yang diselenggarakan perpustakaan untuk pustakawan. 18

Rizal Saiful Haq juga menambahkan bahwa terlepas dari program-program diatas masih banyak lagi program yang dapat diciptakan secara kreatif oleh pustakawan. 19

Pustakawan perlu mengembangkan program secara kreatif sehingga para pemakai perpustakaan dapat tergugah untuk mengunjungi perpustakaan sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan minat baca siswa. selain itu program-program yang sudah dirancang harus dipromosikan dengan maksimal sehingga tujuan perpustakaan tercapai dengan efektif.

3. Langkah –langkah Penyusunan Program

Dalam penyusunan program ada 4 langkah yang perlu dilakukan, yaitu: a. Menetapkan program

b. Menentukan indikator keberhasilan c. Menetapkan tanggung jawab program

18

Ibid, h. 133 19

(30)

16

d. Menyusun kegiatan dan jadwal kegiatan.20 4. Aspek-aspek Program

Di dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam setiap program dijelaskan mengenai:

a. Tujuan kegiatan yang akan dicapai.

b. Kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan.

c. Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui. d. Perkiraan anggaran yang dibutuhkan.

e. Strategi pelaksanaan.21

5. Karakteristik Program

Menurut Charles O. Jones pengertian program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu seseorang untuk mengidentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak yaitu:

a. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau sebagai pelaku program

b. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri

c. Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat diakui oleh publik.22

C. MINAT BACA

1. Pengertian Minat Baca

Minat baca menurut Farida Rahim, ialah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha sesorang untuk membaca. Orang yang mempunyai minat baca yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri.

20

(31)

Minat baca menurut darmono merupakan “kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca”. Minat baca ditunjukan dengan keinginan yang kuat untuk melakukan kegiatan membaca.23

Membandingkan kedua definisi tentang minat baca diatas sebenarnya keduanya memiliki pandangan yang sama tentang minat baca dimana kedua-duanya menitikberatkan pada pernayataan “keinginan dan usaha seseorang untuk membaca”. Namun dalam hal ini penulis lebih condong kepada definisi yang dikemukakan oleh Farida Rahim, karena menurut penulis definisi inilah yang nantinya dapat menjawab masalah penelitian penulis.

Minat baca adalah kecenderungan sikap yang ditunjukan dengan melakukanaktivitas membaca dilakukan dengan perasaan senang dan dianggap penting dan berguna. Indikator minat baca meliputi (1) pemusatan perhatian, (2) penggunaan waktu, (3) motivasi untuk membaca, (4) emosi dalam membaca, (5) usaha untuk membaca.24

2. Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca

Secara umum, ada dua faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya minat baca siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, seperti pembawaan, kebiasaan, dan ekspresi diri. Sementara faktor eksternal adalah faktor – faktor yang berasal dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, baik dari lingkungan keluarga, tetangga, maupun lingkungan sekolah. Faktor eksternal ini lah yang mempengaruhi adanya motivasi, kemauan,dan kecengderungan untuk selalu membaca.

23

Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar , (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet-4, h.28

24

(32)

18

Perpustakaan sekolah merupakan faktor pendorong dari luar dalam menumbuhkan minat baca siswa, Untuk itu ada beberapa usaha yang bisa di lakukan perpustakaan untuk dapat menarik minat baca.

Sudarnoto Abdul Hakim dalam bukunya perpuspustakaan sebagai

center for learning society dikutip dari Bunata, Murni bahwa ada beberapa

usaha untuk menarik minat baca diantaranya adalah:

a. Mengadakan acara yang tidak langsung berkaitan dengan buku. Karena diadakannya di perpustakaan maka diharapkan anak-anak akan tertarik melihat-lihat dan akhirnya membaca buku, misalnya:

1) Pemutaran film/video untuk remaja di perpustakaan

2) Menyelenggarakan lomba, permainan catur, kuis dan lainnya

3) Menyelenggarakan kelas pekerjaan tangan, membuat berbagai prakarya.

4) Menyelenggarakan kelas seni: musik, tari, drama, dan nyanyi. 5) Menyelenggarakan kelas lukis, pameran, dan lain sebagainya. 25

Seperti yang dibahas sebelumnya bahwa minat baca seseorang bukanlah bawaan dari lahir. Untuk itu perlu adanya strategi jitu agar siswa tertarik untuk membaca. Sudarnoto Abdul Hakim menawarkan beberapa kegiatan yang secara langsung tidak berkaitan dengan buku. Namun sebenarnya kegiatan tersebut menampilkan sesuatu yang dapat memotivasi siswa untuk membaca.

b. Mengadakan acara yang langsung berhubungan dengan buku

1) Mengumumkan kepada siswa buku-buku yang mungkin menarik perhatian perhatian mereka.

2) Buatlah daftar buku-buku yang dianjurkan kepada siswa sebagai bahan bacaan.

3) Membaca cerita,dimulai dari guru atau kita undang ahli cerita (pendongeng) untuk bercerita yang asal cerita tersebut bersumber dari buku. Tidak seluruh buku diceritakan, cukup bagian pertama yang menarik, sisanyadianjurkan anakmeneruskan untuk membacanya. Tentu saja buku yang dianjurkan tersebut tersedia di perpustakaan.

25

(33)

4) Kegiatan yang membicarakan buku yang menyangkut buku pelajaran. Buku pelajaran itu ada dua macam: yang tercantum dalam kurikulum termasuk buku wajib harus dibaca dan yang tidak tercantum dalam kurikulum tetapi sebagai buku penunjang, buku-buku tersebut sebaiknya tersedia dalam perpustakaan untuk menambah wawasan anak-anak dalam mempelajari suatu ilmu. 5) Belajar bersama. Murid diberikan sebuah buku pelajaran dan

masing-masing murid diberi tugas untuk meringkas bab-bab yang telah ditentukan oleh guru da hasil ringkasan mereka diceritakan di kelas.

6) Mengadakan kegiatan penelitian kecil-kecilan untuk mengingatkan rasa ingin tahu dan menyalurkan kreatifitas anak-anak. Diberikan kesempatan kepada anak-anak untuk membuat tulisan tentang topik yang mereka sukai. Pada kesempatan ini pula mereka diajarkan bagaimana cara menulis apa yang diketahui dari hasil yang telah mereka baca. Tentu tidak lupa dengan bimbingan guru.

7) Mungundang para ahli untuk berceramah ringan dengan topik menariktentang kehidupan para tokoh misalnya. Dimana dia juga menganjurkan buku-buku yang menarik selain buku yang diceramahkan tersebut.

8) Mengadakan pameran buku secara teratur, misalnya bila ada buku-buku baru. Pameran dihubungkan dengan hari-hari besar dan topiknya disesuaikan.

9) Mengadakan lomba membuat buku sendiri mengenai suatu topik tertentu yang bersumber dari koran, majalah, buku, klipinh dan sebagainya.

10) Kegiatan berdarmawiasata, misalnya ke kebun binatang, untuk melihat-lihat binatang yang pernah dibaca dari buku-buku.26

Usaha untuk menarik minat baca siswa yang ditawarkan oleh Sudarnoto Abdul Hakim yang kedua adalah mengadakan kegitan yang secara langsung berkaitan dengan buku. Usaha ini tentu saja tidak kalah pentingnya dari kegiatan yang tidak berkaitan langsung dengan buku. Karena keduanya masing-masing memiliki daya tarik tersendiri bagi siswa sebagai pengguna perpustakan. Namun yang paling penting adalah kedua usaha tersebut memiliki target dan tujuan yang sama, yakni pembinaan minat baca agar minat baca siswa meningkat dari waktu ke waktu.

26

(34)

20

Lebih lanjut Madjito menjelaskan bahwa terdapat faktor- faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pembinaan minat baca di dalam perpustakaan, antara lain;

a. Faktor internal

1) Kurangnya tenaga pengelola perpustakaan

Jumlah pengelola perpustakaan baik yang berpredikat pustakawan, yang berpendidikan jurusan perpustakaan maupun tenaga struktural masih jauh dari yang diharapkan.

2) Kurangnya dana pembinaan minat baca

Meskipun para pengelola perpustakaan menyadari bahwa pembinaan minat baca merupakan salah satu tugas tanggung jawab, namun banyak diantaranya yang terbentur pada keterbatasan dana.

3) Terbatasnya bahan pustaka

Ketebatasan bahan pustaka ini bukan hanya sekedar jumlah dan variasinya yang belum memenuhi kebutuhan pengguna jasa perpustakaan, tetapi juga terbatasnya mutu bahan pustaka yang dilayankan di perpustakaan.

4) Kurang bervariasinya jenis layanan perpustakaan

5) Kebanyakan perpustakaan baru pada tingkat pemberian layanan peminjaman. Layanan-layanan lainnya seperti layanan referensi, layanan pemutaran film dan masih banyak lagi belum disajikan di perpustakaan

6) Terbatasnya ruangan perpustakaan

7) Banyak perpustakaan yang yang ruangannnya belum diengkapi dengan ruangan-ruangan seperti: ruang baca, ruang pemutaran film, ruang serbagu dan lain-lain.

8) Terbatasnya perabot dan peralatan perpustakaan

9) Banyak peppustakaan yang belum memiliki peralatan yang dapat mendukung pembinaan minat baca seperti: proyektor, mesin potokopi. 10) Kurang sentralnya lokasi perpustakaan

11) Banyak perpustakaan yang kurang menarik pengunjung karena letaknya tidak strategis.

12) Kurangnya promosi / pemasyarakatan perpustakaan.

13) Kurangnya promosi/pemasyarakatan perpustakaan menyebabkan tidak banyak anggota perpustakaan memanfaatkan jasa layanan perpustakaan. 27

Faktor internal yang dimaksud diatas adalah faktor dari dalam perpustakaan itu sendiri dalam mempengaruhi minat baca. Karena perpustakaan dengan minat baca adalah dua sisi mata uang yang tidak dapat

27

(35)

dipisahkan. Peran perpustakaan dalam peningkatkan minat baca cukup besar. Bila faktor internal perpustakaan dijalankan secara maksimal maka pengingkatan minat baca akan efektif. Sebaliknya apabila faktor internalnya tidak dijalankan secara maksimal maka jangan berharap hasilnya juga maksimal.

b. Faktor eksternal

1) Kurangnya partisipasi pihak – pihak yang terkait dengan pembinaan minat baca hal ini tampak antara lain, di lingkungan keluarga banyak orang tua yangkurang memperhatikan pengembangan minat baca anak-anaknya.

2) Kurang terbinanya jaringan kerja sama pembinaan minat baca anat perpustakaan belum banyak upaya dilakukan untuk menggiatkan jaringan kerjasama.

3) Sektor swasta belum banyak menunjang pembinaan minat baca seperti industri, perushaan serta usaha bisnis lainnya belum banyak berpartisispasi dan melibatkan diri dalam pembinaan minat baca baik bagi pegawainya maupun masyarakat sekitarnya.

4) Belum semua penerbit berpartisipasi dalam pembinaan minat baca 5) Belum semua penulis berpartisipasi dalam pembinaan minat baca.

yang ditulis mereka terutama yang diperkirakan laris dipasaran.28

3. Peran Perpustakaan dalam Membina Minat Baca

Selanjutnya Darmono mengulas tentang beberapa peran perpustakaan dan hal-hal yang dapat dilakukan oleh perpustakaan dalam membina minat baca disekolah yang tertuang sebagai berikut:

a. Memilih bahan bacaan yang menarik bagi pengguna perpustakaan (pemustaka)

b. Menganjurkan berbagai cara penyajian pelajaran (di sekolah) dikaitkan dengan tugas-tugas di perpustakaan.

c. Memberikan berbagai kemudahan dalam mendapatkan bacaan yang menarik untuk pengguna perpustakaan.

d. Memberikan kebebasan membaca secara leluasa kepada pemakai perpustakaan. Ini dimaksudkan untuk memotivasi anak dalam mencari dan menemukan sendiri bacaan yang sesuai dengan minatnya. Cara ini sekaligus juga dapat menumbuhkan kebiasaan anak untuk melakukan penelusuran bahan bacaan yang diminatnya.

28

(36)

22

e. Perpustakaan perlu dikelola dengan baik agar pemakai merasa betah dan kerasan berkunjung ke perpustakaan. Pengelolaan ini tentunya meliputi semua aspek mulai dari SDM sampai pada anggaran, dan koleksi yang disajikan sampai pada tata rauang perpustakaan.

f. Perpustakaan perlu melakukan berbagai promosi kepada masyarakat berkaitan dengan pemanfaatan perpustakaan dan berkaitan dengan peningkatan minat baca dan kegemaran membaca siswa.

g. Menambah kesadaran dalam diri pemakai perpustakaan bahwa membaca sangat penting dalam kehidupan, terutama dalam mencapai keberhasilan sekolah.

h. Melakukan berbagai kegiatan seperti lomba minat dan kegemaran membaca untuk anak sekolah. Lomba ini bisa dilakukan oleh perpustakaan sekolah bekerja sama dengan departemen pendidikan dan kebudayaan, atau dengan perpustakaan umum. Lomba minat baca ini sudah merupakan kegiatan yang selalu dilaksanakan oleh Perpustakaan Nasional maupun Perpustakaan Nasional Provinsi. Kegiatan ini dilakukan secara rutin setiap tahun sekitar bulan Mei bertepatan dengan Bulan Buku Nasional.

i. Mengaitkan bulan Mei setiap tahun sebagi bulan buku nasional. Dalam kesempatan ini perpustakaan bisa melakukan pameran buku atau kegiatan lain yang menunjang bulan buku nasional.

j. Memberikan penghargaan kepada siswa yang paling banyak meminjam buku diperpustakaan dalam kurun waktu tertentu misalnya setiap catur wulan atau sekali dalam satu tahun. 29

Beberapa hal diatas merupakan lagkah-langkah yang ditempuh perpustakaan secara konkrit, dimana perpustakaan bukan hanya menyediakan buku-buku bacaan yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran di kelas saja, tetapi juga harus menyediakan berbagai koleksi yang bervariasi.

Guru di kelas juga harus dapat berkolaborasi dengan pihak perpustakaan dengan cara membuat tugas yang dikaitkan dengan perpustakaan. Sistem pelayanan pun harus dilakukan dengan baik agara para siswa merasa senang berada di perpustakaan, karena apa yang dia butuhkan mudah dia dapatkan. Selanjutnya pihak perpustakaan dapat bekerja dengan pihak guru untuk mengadakan lomba yang berkaitan dengan buku sehingga siswa yang antusias mendapat penghargaan.

Tentunnya masih banyak lagi kreatifitas yang dapat dilakukan oleh pihak perpustakaan dalam rangka pembinaan minat baca siswa.

29

(37)
(38)

24

pengetahuannya dan pengalamannya melalui buku dan tidak mengandalkan pengetahuan yang didapat di dalam kelas saja.

Perpustakaan adalah salah satu sarana yang sangat berperan penting dalam pembinaan minat baca siswa-siswi di sekolah. Untuk itu keberadaan nya harus dimanfaatkan dan di fungsikan dengan sebaik-sebaiknya oleh pihak sekolah guna meningkatkan minat baca siswa. perpustakaan sekolah idealnya membuat program-program yang menarik yang dapat menarik minat baca siswa. namun kenyataan yang terjadi tidak demikian. Dengan berbagai alasan, masih banyak sekolah yang tidak mengelola perpustakaan dengan baik, sehingga pemanfaatannya kurang dirasakan secara maksimal.

Salah satu masalah yang dihadapi sekolah-sekolah pada umumnya ialah keterbatasan infrastruktur perpustakaan sekolah, sebagai akibat dari keterbatasan ini perpustakaan sekolah akhirnya kurang leluasa untuk mengembangkan program kegiatan perpustakaan. Masalah ini pun yang penulis temui dari hasil wawancara dengan Drs. Hamdani Mizan sebagai kepala perpustakaan dan observasi sementara di Madrasah Pembangunan UIN Syariif Hidayatullah Jakarta. Hal lain yang penulis temukan dalam observasi pendahuluan di perpustakaan Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta beberapa waktu lalu adalah kurang terlaksananya kegiatan promosi perpustakaan ini terbukti dengan tidak ditemukannya slogan-slogan yang berhubungan dengan perpustakaan atau slogan lainnya yang mengajak siswa untuk semangat membaca. Selain itu melalui wawancara dengan salah staf perpustakaan sekolah penulis mendapat pernyataan bahwa masih kurangnya kegiatan yang berkaitan langsung dengan pembinaan minat baca ada siswa karena keterbatasan inprastruktur yang dimiliki perpustakaan sekolah.

Bila diamati secara mendalam sebenarnya tiga masalah diatas tentu memiliki keterkaitan satu sama lainnya, artinya keterbatasan disatu sisi dapat menimbulkan alasan keterbatasan disisi lain.

(39)

kependidikan khususnya tenaga perpustkaan yang secara langsung diberi kewenangan untuk mengelola perpustakaan sekolah mempunyai perhatian yang baik terhadap perpustakaan sekolah dengan membuat dan mengimplementasikan program kegiatan perpustakaan sekolah dengan baik. Sehingga melalui program kegiatan yang ada di perpustakaan sekolah mampu membina minat baca siswa.

Dari masalah utama yang teridetifikasi, penulis menawarkan beberapa solusi agar para tenaga perpustakaan (pustakawan) dengan kreatifitasnya dapat membuat dan mengimplementasikan program kerja perpustakaan sekolah dengan beberapa hal berikut:

1. Melakukan penataan yang baik serta memindahkan barang-barang, atau koleksi lainnya yang dianggap sudah tidak perlu/layak pakai.

2. Meningkatkan promosi perpustakaan sekolah dengan berbagai kegiatan. 3. Merancang program untuk pembinaan baca siswa melalui berbagai kegiatan

yang mampu meningkatkan minat baca siswa.

4. Mengevaluasi program secara berkala terhadap program yang telah dilaksanakan dari waktu ke waktu.

E. HIPOTESIS

Hiptesis adalah jawaban sementara yang sifatnya bisa benar atau salah, maka untuk itulah diperlukan penelitian.

Jadi berdasarkan kerangka berfikir hipotesa yang diajukan penulis sementara ini adalah untuk benar atau tidaknya dugaan sementara penulis mengenai pengaruh program perpustakaan sekolah dengan minat baca siswa Madrasah Tsanawiah Pembangunan UIN Jakarta.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut:

Ha : implementasi program perpustakaan sekolah berpengaruh terhadap peningkatan minat baca siswa.

(40)

26

(41)

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu Penelitian akan dilaksanakan dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2014. Dan Tempat penelitian yang dijadikan objek penelitian oleh penulis yaitu Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berikut rincian kegiatan penelitian di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:

Tabel : 1

Kegiatan Penelitian di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta

Tanggal Kegiatan

10 Mei Observasi awal

(42)

27

Pembangunan UIN Jakarta

21 Mei Uji Coba Instrumen Penelitian

23 Mei Penyebaran angket kepada siswa

15 Agustus Studi dokumentasi

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.

Adapun Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional (corelation research)30 yaitu suatu metode yang digunakan untuk melihat hubungan antar dua variable atau lebih. Tujuannya antara lain:

1. Ingin mencari bukti (berdasarkan data yang ada), apakah memang benar anatara variabel yang satu dengan yang lain terdapat hubungan atau korelasi.

2. Ingin menjawab pertanyaan apakah hubungan antar variabel itu (jika memang ada hubungannya), termasuk hubungan yang kuat, cukupan, ataukah lemah.

3. Ingin memperoleh kejelasan dan kepastian (secara matematik), apakah hubungan antar variabel itu merupakan hubungan yang berarti atau meyakinkan (signifikan), ataukah hubungan yang tidak berarti atau tidak meyakinkan..

Dengan demikian melalui pendekatan dan metode tersebut penulis dapat melihat secara langsung dan menggambarkan secara singkat tentang hubungan implementasi program perpustakaan terhadap minat baca siswa di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

30

(43)

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian31. Sedangkan sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti.32

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/i Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta yang berjumlah 772 siswa. Kemudian sampel yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah 27 % dengan perhitungan 27 % x 772 = 208,44, kemudian untuk mempermudah perhitungan penulis bulatkan menjadi 208 siswa. Penulis menggunakan teknik random yaitu pemilihan sampel dimana setiap unit populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.

Jumlah sampel tersebut berdasarkan pendapat Arikunto Suharsimi yang menyatakan apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya, tetapi jika jumlahnya subjeknya besar, dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 -25 % atau lebih tergantung setidaknya-tidaknya:

1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana

2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data

3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneiti.33

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini, agar dapat diperoleh data yang akurat di lapangan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1) Angket atau Kuesioner

Kuesioner/ angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

31

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, suatu pendekatan praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010). Cet-10, h. 130

32

Ibid . h.131

33

(44)

29

pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.34 Dalam penelitian ini penulis menggunakan bentuk pertanyaan multiple choise (pilihan ganda), bentuk angket yang digunakan adalah angket langsung dan bersifat tertutup.

2) Observasi

Observasi yang akan dilakukan penulis dalam penelitian guna mendapat data, dengan melihat secara langsung untuk mengetahui keadaan sebenarnya perpustakaan di sekolah sebagai objek penelitian.35

3) Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar mapun elektronik.36 Dalam teknik ini penulis berharap mendapatkan data yang bersifat dokumentasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini baik dalam bentuk arsip, poto-poto dan lain-lain.

E. Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pegolahan data sebagai berikut:

1. Proses Editing

Dalam proses ini penulis memeriksa kembali data yang sudah terkumpul yang diperoleh dilapangan untuk memastikan kelengkapan dan keabsahan data yang diperlukan dalam penelitian, sehingga terhindar dari kesalahan atau kekeliruan dalam mendapatkan informasi demi mendapatkan data yang akurat.

34

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011), Cet-12, hal 199

35

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode PenelitianPendidikan,( Bandung: PT Ramaja Rosdakarya, 2010), Cet-6, h. 216

36

(45)

2. Skoring

Scoring merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam angket dan setiap pertanyaan dalam angket terdapat empat alternatif jawaban yang harus dipilih responden. Dalam menentukan scoring hasil penelitian untuk pertanyaan masing-masing, jawaban diberi nilai sebagai berikut: a) Sangat setuju (SS) = 4

b) Setuju (S) = 3

c) Tidak Setuju (TS) = 2 d) Sangat Tidak Setuju (STS) = 1 3. Tabulating

Teknik pengolahan data selanjutnya yaitu proses tabulating, dimana dalam proses ini penulis mentabulasikan dan memindahkan jawaban-jawaban responden kedalam tabel untuk penarikan sebuah kesimpulan. Adapun data yang diperoleh dari hasil wawancara diolah tanpa menggunakan daftar tabulasi dan angka prosentase. Dalam hal ini penulis mendeskripsikan data tersebut secara sistematis, logis dan bermakna kemudian dipadukan dengan data yang diperoleh melalui angket.

F. Teknik Analisa Data

Setelah melalui tahapan pengolahan data, tahap selanjutnya yang penulis lakukan adalah menganalisa data, dengan perhitungan terhadap data yang sudah diberi skor. Dalam penelitian ini penulis menggunakan: 1. Rumus statistik persentasi dengan rumus sebagai berikut:

P =

Keterangan :

(46)

31

F = Frekuensi Jawaban Reponden (jumlah jawaban responden) N = Jumlah frekuensi (Number of Cases ) / Banyaknya Responden (sampel)

100 % = Bilangan tetap (rumus prosentase)37

2. Menentukan nilai mean (rata-rata) dari tabel yang telah dibuat sebelumnya dengan menggunakan sofwere SPSS 22, setelah itu langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan nilai tersebut dengan tabel berikut:

Tabel : 2

Tingkat keberhasilan program perpustakaan dan minat baca siswa

No Skor Keterangan

1. 76-100 Tinggi

2. 36 – 75 Sedang

3. 0- 35 Rendah

3. Korelasi Product Moment

Adapun teknik analisa data selanjutnya yakni menganalisis tingkat korelasi antara kedua variabel (Variable X dan Y), penulis menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

=

√[ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ] [ ∑ ∑ ]

Keterangan :

: Angka indek korelasi “r” Product Momen

: Number of Cases

∑ : Jumlah hasil perkalian x dan y.

37

(47)

∑ : Jumlah seluruh skor x

∑ : Jumlah seluruh skor y.38

G.Interpretasi Data

Kemudian setelah menganalisis hubungan antara kedua variabel diatas, penulis memberikan interpretasi terhadap angka indeks “r” product moment serta menarik kesimpulan yang dilakukan dengan dua cara:

1. Memberikan interpretasi secara sederhana yaitu dengan membandingkan hasil penelitian dengan angka indeks korelasi “r” product moment seperti dibawah ini

Tabel : 3

Interpretasi Terhadap Angka Indeks Korelasi “R” Product Moment39 terdapat korelasi, akan tetapi korelasi

ini sangat lemah atau sangat rendah

sehingga korelasi tersebut diabaikan

(dianggap tidak ada korelasi antara terdapat korelasi yang sedang atau cukupan

(48)

33

2. Memberikan interpretasi dengan cara berkonsultasi pada tabel besarnya nilai “r” product momen, dengan langkah sebagai berikut:

a) Merumuskan hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (Ho). b) Menguji kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan atau

diajukan dengan cara membandingkan besar nilai “r” yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan nilai “r” yang terdapat pada tabel indeks product moment, dengan terlebih dahulu mencari derajat bebas (db) atau degree freedomnya (df) dengan rumus: Df = N – nr

Keterangan:

Df = derajat kebebasan N = Number of Cases

Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan, nr akan selalu 2, karena penelitian ini membicarakan analisis bivariat/dua variabel. Kesimpulannya adalah jika nilai “r” hitung lebih besar dari nilai “r” tabel, maka terdapat penerimanaan terhadap Ha, dan penolakan terhadap Ho dengan demikian terdapat korelasi. Sebaliknya jika nilai “r” hitung lebih kecil dari nilai “r” tabel, maka penerimanaan terhadap Ha dan Ho diterima dengan demikian tidak terdapat korelasi.

H. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen penelitian disusun untuk mengetahui implementasi program perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa. adapaun kisi-kisi instrumen dapat penulis jabarkan sebagai berikut:

terdapat korelasi yang kuat atau tinggi

0,90 -1,00

(49)

Tabel : 4

Kisi –kisi Angket Siswa

(50)
(51)
(52)

37

bacaan.

5.2 Mampu meminjam buku bacaan.

29,30 4

jmlh 2 Variabel 16 Komponen 21 Indikator 30

Item 30

I. Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas

Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian, instruemn tersebut perlu diuji tingkat validitas dan realibilitasnya. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui tingkat kevalidan instrument, penelitian ini menggunakan rumus product moment dari pearson untuk menentukannya, yaitu dengan mengkorelasikan jumlah skor tiap butir dengan jumlah skor total. Butir-butir instrumen yang valid akan digunakan dalam penelitian, sedangkan butir instrumen yang tidak valid akan dibuang dan tidak dipakai. Berikut ini merupakan rumus

product moment yang dimaksud.

=

√[ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ] [ ∑ ∑ ]

Keterangan :

:

Angka indek korelasi “r” Product Momen

: Number of Cases

∑ : Jumlah hasil perkalian x dan y.

(53)

∑ : Jumlah seluruh skor y.40

Hasil perhitungan tiap butir tersebut akan dikonsultasikan dengan “r” tabel dengan ketentuan jika “r” hitung lebih besar dari “r” tabel, (r hitung > r tabel) maka butir tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk menjaring data yang dibutuhkan. Sebaliknya, jika “r” tabel lebih besar dari “r” hitung maka variabel tersebut tiak valid dan tidak dapat digunakan untuk menjaring data.

Tabel : 5

Hasil Uji Validitas Variabel X dan Y

No Pertanyaan R hitung R tabel Keterangan

1. X1 0,432 0,138 Valid

2. X2 0,461 0,138 Valid

3. X3 0,437 0,138 Valid

4. X4 0,302 0,138 Valid

5. X5 0,369 0,138 Valid

6. X6 0,421 0,138 Valid

7. X7 0,478 0,138 Valid

8. X8 0,485 0,138 Valid

9. X9 0,580 0,138 Valid

10. X10 0,375 0,138 Valid

11. X11 0,380 0,138 Valid

12. X12 0,455 0,138 Valid

13. Y13 0,494 0,138 Valid

14. Y14 0,470 0,138 Valid

15. Y15 0,484 0,138 Valid

16. Y16 0,503 0,138 Valid

17. Y17 0,656 0,138 Valid

18. Y18 0,630 0,138 Valid

40

(54)

39

19. Y19 0,271 0,138 Valid

20. Y20 0,267 0,138 Valid

21. Y21 0,424 0,138 Valid

22. Y22 0,548 0,138 Valid

23. Y23 0,459 0,138 Valid

24. Y24 0,401 0,138 Valid

25. Y25 0,644 0,138 Valid

26. Y26 0,479 0,138 Valid

27. Y27 0,487 0,138 Valid

28. Y28 0,619 0,138 Valid

29. Y29 0,546 0,138 Valid

30. Y30 0,591 0,138 Valid

2. Uji Realibilitas

Reliabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat kepercayaan suatu instrumen. Instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk menguji reliabelitas instrumen agar dapat dipercaya maka digunakan rumus Alpha yaitu:

a. Membuat lembar kerja berdasarkan skor butir yang diperoleh b. Menghitung varians tiap butir dengan menggunakan rumus:

c. Menghitung varians total dengan rumus :

(55)

d. Mengitung reliabilitas dengan rumus:

[

] [

]

Keterangan :

r11 : Reliabilitas

k : banyaknya butir pertanyaan ∑ a2

b : jumlah varians butir ∑ a2

t : jumlah varians total

Dalam perhitungan uji realiabilitas ini, item pertanyaan yang dihitung untuk menentukan jumlah total varians butir dan varians total adalah item valid saja, sedangkan item yang tidak valid tidak dihitung.

e. Hasil uji reliabilitas variabel

Uji reliabilitas dilakukan pada siswa MTs Pembangunan UIN Jakarta dengan jumlah sampel sebanyak 208 siswa

Berdasarkan tabel reliability tersebut diperoleh nilai Alpha

Cronbach dengan 30 item adalah 0,880. Dengan nilai standar 0,700

dan karena nilai Alpha Cronbach sebesar 0,800 > 0,700, maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrument dalam penelitian ini adalah reliable.

Tabel : 6 Hasil uji reliabilitas

Cronbach's

Alpha N of Items

(56)

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perpustakaan MTs Pembangunan

1. Sejarah Singkat Perpustakaan

Perpustakaan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta dirintis sejak berdirinya Mdrasah Pembangunan yaitu tahun 1974. Saat itu perpustakaan belum dapat difungsikan sebagaimana perpustakaan sekolah yang sesuangguhnya. Ruangannya masih menyatu dengan ruang Tata Usaha (TU). Petugasnyapun masih dirangkap dengan pertugas Tata Usaha. Koleksinya hanya berupa buku-buku yang jumlahnya masih sangat terbatas.

Pada tahun 1980 Perpustakaan Madrasah Pembagunan UIN Jakarta mulai menempati ruangan tersendiri dengan seorang petugas khusus. Koleksinya sudah mulai bertambah, baik judul maupun eksemplarnya. Mulai tahun 1986 Perpustakaan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta mulai dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip perpustakaan.

(57)

Sistem pelayanan perpustakaan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta menggunakan sistem terbuka (open acces), yaitu pengunjung dapat langsung menuju rak, kendati demikian katalog tetap disediakan. Sedangkan pengelolaan bahan-bahan koleksinya menggunakan sistem DCC (Dewey Decimal Clasification).

Mulai taun 2001 sistem pelayanan pengunjung, baik pelayanan teknis maupun layanan baca dilakukan dengan cara komputerisasi dan sistem keanggotaan secara otomatis, dengan memberikan kartu anggotan kepada siswa mulai dari kelas I – VI Ibtidaiyah dan keas I – III Tsanawiyah.

Mulai tahun pelajaran 2004/2005 keanggoataan dan data kepsutakaan menggunakan sistem barcode. Sejak tahun 2007 perpustakaan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta telah menggunakan sistem berbasis Web dengan sofware “MY PUSTAKA”.

2. Kedudukan Perpustakaan

Kedudukan perpustakaan Madrasah Pembangunan adalah sebagai penunjang belajar mengajar dan mempunyai peran penting antara lain:

a. Membantu menyediakan bahan/sumber belajar baik berupa buku/non buku dan fasilitas berupa KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)

b. Memperkaya pengalaman belajar siswa c. Menanamkan kebiasaan belajar mandiri d. Melatih siswa kearah tanggung jawab

e. Memperlancar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah f. Membantu guru-guru dalam melengkapi sumber-sumber pelajaran g. Membantu siswa, guru, kayawan dan mahasiswa serta orang tua

Gambar

Tabel Keterangan
Tabel : 1 Kegiatan Penelitian di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan
tabel untuk
tabel berikut:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ialah untuk menganalisis jargon dan interferensi bahasa yang terdapat dalam sinetron remaja dan implikasinya terhadap cerpen siswa. Adapun unsur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan nilai moral dan karakter bangsa dapat dilakukan dengan cara memberikan ilmu pengetahuan, dan mengutamakan moral, karakter,

Oleh karena itu dalam usia 0-5 tahun yang dikenal dengan usa emas ( golden age ) seharunya menjadi perhatian besar para orang tua untuk memberikan pendidikan yang

1) Apabila salah membaca 0 – 4 memperoleh nilai 80 – 100 kategori sangat mampu.. Kemampuan membaca ghunnah musyaddadah dari surat-surat pendek pada mata pelajaran Al-Q ur‟an

No Kode Atribut Pertanyaan Kategori IPA Kategori Kano Perbaikan 1 RS1 Kecepatan petugas dalam menangani keluhan pelanggan Prioritas Utama M Ditingkatkan 2 T10

Simpulan penelitian ini adalah didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara kejadian pneumonia terhadap lama rawatan pada pasien kanker paru.. Kata kunci: kanker paru,

tepung beras, sedangkan egg roll berbahan tepung terigu dengan penambahan tapioka atau sagu. Egg roll juga mirip dengan ledre, yang merupakan camilan khas

Hal ini turut didukung penelitian Lumpkin dan Dess (dalam Freese, 2009) yang menerangkan bahwa karakter wirausahawan yang sukses yaitu: otonomi, inovasi,