• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan aplikasi android jaringan pengusaha muslim Indonesia Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan aplikasi android jaringan pengusaha muslim Indonesia Jawa Barat"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

DAFTAR RIWAAYAT HIDDUP

Rosa Ivani HHalimahtusaaaddiah Rengat, 15 DDesember 19990

(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN APLIKASI ANDROID JARINGAN PENGUSAHA

MUSLIM INDONESIA JAWA BARAT

DK 38315/Tugas Akhir

Semester II 2012 -2013

Oleh:

Rosa Ivani Halimahtusaaddiah

51909213

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmaanirrahim,

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, karunia dan bimbingan – Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Perancangan Aplikasi Android Jaringan Pengusaha Muslim

Indonesia Jawa Barat “. Tugas Akhir ini penulis ajukan untuk memenuhi

persyaratan akademis dalam menempuh program studi Strata Satu studi Desain Komunikasi Visual, Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Penulis menyadari bahwa laporan proyek Tugas Akhir ini memiliki banyak dari kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik untuk memperbaiki laporan pengantar tugas akhir ini. Penulis menerima dengan senang hati atas segala masukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kritik dan saran sangat penulis nantikan untuk penyempurnaan lebih lanjut mengenai laporan tugas akhir ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat yang sebesar – besarnya bagi penulis sendiri, para mahasiswa dan semua pihak yang memerlukannya.

Bandung, Agustus 2013

Penulis

Rosa Ivani Halimahtusaaddiah

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT KETERANGAN PENYERAHAN HAK EKSKLUSIF ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

BAB II. JARINGAN PENGUSAHA MUSLIM INDONESIA JAWA BARAT . 4 2.1 Komunitas ... 4

2.1.1 Komunitas Wirausaha ... 5

2.1.1.1 Karakteristik Wirausaha ... 5

2.1.1.2 Paradigma Wirausaha ... 6

2.1.2 Komunitas Bisnis ... 7

2.1.1.2 Bentuk – Bentuk Dasar Kepemilikan Bisnis ... 7

2.2 B

2.2.3.1 Perencanaan Brand Management ... 11

(8)

2.3 Jaringan Pengusaha Muslim Indonesia Jawa Barat ... 13

2.3.1 Latar Belakang JPMI Jawa Barat ... 13

2.3.2 Profil JPMI Jawa Barat ... 14

2.3.3 Visi Dan Misi JPMI Jawa Barat ... 14

2.3.4 Mekanisme Lembaga JPMI Jawa Barat ... 14

2.3.5 Struktur Organisasi JPMI Jawa Barat ... 15

2.3.6 Logo JPMI Jawa Barat ... 16

tudi Target Audiens ... 24

III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 26

Strategi Perancangan ... 26

MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI ... 45

Proses Perancangan Aplikasi Android ... 45

Media Pendukung ... 50

4.2.1 Kemasan Merchandise ... 51

4.2.2 Kemasan Gimmick ... 51

(9)

DAFTAR A

LAMPIRA .

4.2.4 Notebook ... 53

4.2.5 Pulpen ... 53

4.2.6 Stiker ... 54

4.3 Media Promosi ... 54

4.3.1 Video Trailer ... 54

4.1.2 Poster ... 55

4.1.3 Mini X Banner ... 55

4.1.4 Ad Banner ... 56

PUST KA ... 57

N ... ... 59

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Aedy, Hasan. (2011). Etika Bisnis Islami. Bandung: Alfabeta

Aake, D. A. (1991), Managing Brand Equity. New York : The Free Press

Boen, Billy. (2009). Young On Top. Jakarta Selatan: Gagas Media

Comaford lycnh, Christines. (2007). Dobrak Insting Bisnismu. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer

Heding, T., Knudtzen, C., Bjerre, M. (2009). Brand Management Research, Theory And Practice. Britain : MPG Books.

Kapferer, J. N (1997), Strategic Brand Management : New Approach to Creating and Evaluating Brand Equity. New York : The Free Press

Kartajaya, H., Yuswohady., Mussry, J., Taufik. (2004). Positioning, Diferensiasi, dan Brand. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Kotler, P., Pfoertsch, W. (2006). B2B Brand Management. Germany : Springer Berlin.

Rustan, Surianto. (2009). Layout Dasar dan Penerapannya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Rustan, Surianto. (2009). Mendesain Logo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Suherman, Eman. (2008). Business Enterpreneur. Bandung: Alfabeta

Internet:

INVESTOPEDIA. Definition of “Brand Management”, tersedia di :

(11)

Wetfeet. Career Overview Brand Management, tersedia di:

http://www.wetfeet.com/articles/career-overview-brand-management. [30 November 2013]

Yusuf, M. Lima kunci membuat manajemen kinerja lebih baik. Tersedia di : http// www. Ciputraenterpreneurship.com/tips-bisnis/177 manajemen/19520-lima-kunci-manajemen-kinerja-lebih-baik.html [26 Agustus 2012]

Jarngan Pengusaha Muslim Indonesia – Jawa Barat. Website resmi JPMI Jawa Barat. Tersedia di : http :// www.jpmi-jabar.org/home [ Desember 2011]

Ilmu Manajemen Pemasaran. Membangun Merk secara Efektif Manajemen Merk yang Sukses. Tersedia di :

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dengan semakin banyaknya pengusaha - pengusaha muda yang berdedikasi memajukan perekonomian Indonesia menjadikan banyaknya suatu wadah atau perkumpulan yang sering disebut sebagai komunitas yang memiliki tujuan dalam memajukan visi misi bersama. Komunitas atau organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah berkumpulnya suatu individu, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin, dan terkendali dalam memanfaatkan sumber daya berupa sarana – prasarana, data dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai kesuksesan dalam suatu organisasi.

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti, pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran. Para anggota yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan secara timbal balik. Keterkaitan tersebut tercipta untuk menghadapi perubahan yang konstan di dalam suatu keanggotaan, merujuk pada partisipasi sesuai deskripsi kerja yang relatif teratur. Begitu juga halnya dengan pihak perusahaan yang memberikan pelayanan berupa sarana – prasarana untuk kemudahan dalam mewujudkan struktur organisasi yang baik dan terencana.

(13)

sampai dibenak masyarakat agar citra yang ingin dicapai terwujudkan sehingga masyarakat yang dituju mengenal citra (brand) usaha tersebut.

Disisi lain, masih banyak juga komunitas yang masih kurang memperhatikan akan manajemen pencitraan (brand management) yang sudah dibangun. Salah satunya yaitu Jaringan Pengusaha Muslim Indonesia Jawa barat yaitu suatu komunitas wirausaha muslim yang bergerak dibidang pembinaan dan pendampingan terhadap sektor-sektor yang langsung terkait dengan peningkatan nilai tambah bagi usaha kecil dan menengah. Dilihat dari segi fungsional di mana komponen fungsional berkaitan dengan atribut yang dapat diukur terkadang tidak terencana dengan baik, sedangkan emosional yaitu komponen yang berkaitan dengan sisi psikologis yaitu perasaan dan sikap anggota terhadap perusahaan yang didasarkan pada pengalaman anggota saat berinteraksi dengan perusahaan dan atribut informasi yang tidak menggambarkan citra perusahaan tersebut.

1.2 Identifikasi Masalah

(14)

1.3 Rumusan Masalah

1. Adanya ketidakkonsistenan dan komitmen yang jelas dalam manajemen waktu yang ada di internal seperti jadwal pertemuan dan seminar yang diadakan oleh para anggota.

2. Kurangnya komunikasi antar anggota dikarenakan kesibukan mereka di luar komunitas.

3. Proses manajemen yang ada di internal belum terlaksana secara tepat dikarenakan brand management yang ada belum terbentuk dengan baik. 4. Media informasi yang dilakukan belum maksimal.

1.4 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, batasan masalah meliputi:

Mengkaji tentang brand management internal komunitas JPMI Jabar dimana komunikasi yang dilakukan antar anggota kurang intensif, komitmen antar kalangan anggota tidak terealisasikan dengan baik, adanya ketidakkonsistensian dari kalangan anggota, pencitraan brand komunitas yang dilakukan belum optimal dan media informasi yang dilakukan belum maksimal. Sedangkan untuk logo komunitas tidak akan dikaji lebih lanjut.

1.5 Tujuan Perancangan

1. Agar terciptanya suatu struktur organisasi terencana yang memiliki fungsi konkrit terutama dalam segi pencitraan.

2. Agar terciptanya suatu jalur komunikasi yang efektif antar kalangan anggota JPMI Jabar.

3. Mewujudkan dan menciptakan brand management internal JPMI Jabar yang terencana dan terorganisasi dengan baik melalui media yang mudah diakses dengan cepat sehingga mampu merepresentasikan dikalangan pengusaha sebagai target anggota.

(15)

BAB II

JARINGAN PENGUSAHA MUSLIM INDONESIA JAWA BARAT

2.1 Komunitas

Wenger (2002) mengatakan bahwa komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa individu yang pada umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu - individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa.

Kertajaya Hermawan (2008) menjelaskan bahwa komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan nilai tambah atau ketertarikan

Christensson dan Robinson (2003) mengatakan bahwa konsep komunitas mengandung empat komponen, yaitu:

1. People

2. Place or Territory;

3. Social Interaction;

4. Psychological Identification.

Sehingga kemudian mereka merumuskan pengertian komunitas sebagai ”people the live within a greographically bounded are who are involved in social

interction and have one or more psychological ties with each other an with the

place in which they live” (orang-orang yang bertempat tinggal di suatu daerah yang terbatas secara geografis, yang terlibat dalam interaksi sosial dan memiliki satu atau lebih ikatan psikologis satu dengan yang lain dan dengan wilayah tempat tinggalnya).

2.1.1 Komunitas Wirausaha

(16)

pengambil resiko, dan berorientasi laba. Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup identifikasi peluang-peluang didalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.

Richard Cantillon (1775), misalnya mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri. Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.

Dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 tahun 1995 tanggal 30 juni 1995 tentang Gerakan Nasional memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan, dikemukakan bahwa wirausaha merupakan semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produksi baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

2.1.1.1Karakteristik Wirausaha 

Dalam hal profesi, ada ciri-ciri tertentu yang khas dan dapat membedakan antara satu profesi dengan profesi lainnya. Sebagai satu profesi, wirausahawan tentunya mempunyai karakteristik tersendiri. Dengan karakteristik yang dimiliki oleh profesional, biasanya kita bisa langsung mengetahui apakah ia seorang profesional dibidang tertentu atau bukan.

(17)

Menurut Astamoen (2005:53-55), menyebutkan ada beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh wirausaha antara lain :

1. Mempunyai visi. 2. Kreatif dan inovatif. 3. Mampu melihat peluang.

4. Orientasi pada kepuasan konsumen atau pelanggan, laba dan pertumbuhan. 5. Berani menanggung risiko dan berjiwa kompetisi

6. Cepat tanggap dan gerak cepat

7. Berjiwa sosial dengan menjadi dermawan.

 

2.1.1.2Paradigma Wirausaha 

Apabila karakteristik wirausaha sudah terbentuk, maka dibutuhkan pembiasaan. untuk melakukan pembiasaan diperlukan paradigma. Memang suatu hal yang penting untuk diketahui bila ingin menjadi profesional disuatu bidang ialah paradigmanya. Harefa (1996) menjelaskan paradigma adalah pondasi sebuah bangunan. Besar atau tingginya suatu bangunan ditentukan oleh seberapa kuat, lebar, dan dalam pondasinya. Dalam konteks ini, sikap adalah kerangka dari bangunan itu, yang bertumpu diatas pondasi tersebut. Perilaku adalah bangunan itu sebagaimana nampak oleh mata fisik. Baik paradigma maupun sikap, kedua-duanya tidak terlihat oleh mata fisik (tersembunyi), perilakulah yang terbaca oleh orang lain.

2.1.2 Komunitas Bisnis

(18)

2.1.2.1Bentuk – bentuk Dasar Kepemilikan Bisnis   

1. Perusahaan Perseorangan

Bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh satu orang. Pemilik perusahaan perseorangan memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Artinya, apabila bisnis mengalami kerugian, pemiliklah yang harus menanggung seluruh kerugian itu.

2. Persekutuan

Bentuk bisnis dimana dua orang atau lebih bekerja sama mengoperasikan perusahaan untuk mendapatkan profit. Sama seperti perusahaan perseorangan, setiap sekutu (anggota persekutuan) memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan.

3. Perseroan

Bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh beberapa orang dan diawasi oleh dewan direktur. Setiap pemilik memiliki tanggung jawab yang terbatas atas harta perusahaan.

4. Koperasi

(19)

2.2 Brand

2.2.1 Definisi Brand Menurut Para ahli 

Saat ini terdapat berbagai definisi "brand" dan "branding".  Menurut Giribaldi (2003, h.2) brand didefinisikan sebagai kombinasi dari atribut – atribut, dikomunikasikan melalui nama atau simbol, yang dapat mempengaruhi proses pemilihan suatu produk / layanan dibenak konsumen. Brand juga terkait dengan pengalaman ketika berhubungan dengan atau menggunakan produk / layanan. Merek akan bernilai jika konsumen mempunyai pengalaman yang positif terhadapnya. Dengan kata lain, merek yang kuat juga harus sehat secara financial.

Menurut kamus kosakata Interbrand, sebuah konsultan branding terkemuka di dunia yang berpusat di New York, mendefinisikan brand secara lebih spesifik, yakni "a mixture of attributes, tangible and intangible, symbolized in a trademark, which, if managed properly, creates value and influence" Yaitu suatu perpaduan dari atribut, nyata dan abstrak, yang disimbolkan melalui sebuah nama dagang, yang, apabila dikelola dengan tepat, dapat menghasilkan nilai dan pengaruh.

Aktivitas menarik pelanggan baru terdiri dari subaktivitas meningkatkan brand awareness, memperjelas identitas merek (brand identity), dan meyakinkan pelanggan bahwa produk/layanan yang ditawarkan memiliki nilai (brand value) yang tinggi. Jika perusahaan dapat mengelola ketiga subaktivitas ini secara baik, pelanggan diharapkan akan mengonsumsi atau menggunakan merek tersebut. Sementara itu, aktivitas mempertahankan pelanggan terdiri dari sub-aktivitas yang memperkuat hubungan dengan para pelanggan (brand relationship), membangun komunitas diantara para pelanggan merek tertentu (brand community), dan membuat para pelanggan menjadi duta merek tertentu (brand ambassador). Jika merek yang dikelola sampai pada tingkatan ambassador, maka perusahaan dapat meyakinkan pelanggan bahwa merek yang dipilihnya adalah yang terbaik (conviction).

(20)

1. Recall yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya merek apa saja yang mereka ingat. Top of mind adalah salah satu cara yang sering digunakan oleh praktisi pemasaran untuk mengukur brand recall

2. Recognition yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek tersebut termasuk dalam kategori tertentu.

3. Purchase yaitu seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu merek ke dalam alternatif pilihan ketika mereka akan membeli produk / layanan. Indikator ini menunjukkan jika merek tersebut tidak termasuk dalam alternatif pilihan, terutama untuk merek baru, maka aktivitas below the line menjadi sangat penting.

4. Consumption yaitu seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu merek ketika merek sedang menggunakan produk / layanan pesaing.

2.2.2 Fungsi Brand 

Menurut Surya dalam bukunya Global Capabilities, beberapa fungsi utama brand adalah:

1. Sebagai sebuah janji. brand menjanjikan diferensiasi yang berarti, menciptakan kecenderungan, dan mampu menjadikan produk “premium”.

2. Sebagai jalan pintas dalam pengambilan keputusan. 3. Sebagai aset yang menambah nilai finansial.

4. Menandakan perubahan kepada audiens. 5. Menanggapi perubahan audiens.

6. Mengkomunikasikan kembali nilai-nilai perusahaan pada masyarakat. 7. Memerangkati moral orang-orang didalam perusahaan.

8. Mengabsahkan momentum untuk sebuah pernyataan jangka panjang. 9. Menciptakan , mengelola, dan menguasai persepsi masyarakat, baik didalam organisasi maupun masyarakat umum.

 

2.2.3 Brand Management 

   

(21)

suatu keberhasilan dan mensukseskan visi misinya yang didasarkan pada pemberian perhatian dan pengertian dari struktur anggota terhadap target membernya.

Menurut Ordway Tead yang disadur oleh Drs. HE. Rosyidi dalam buku “Organisasi dan Manajemen” mendefinisikan bahwa brand management proses dan kegiatan pelaksanaan usaha memimpin dan menunjukkan arah penyelenggaraan tugas suatu organisasi di dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.

Ada 5 area kunci manajemen merek yaitu perencanaan, pemantuan, pengembangan, penilaian, dan penghargaan karyawan meliputi :

1.Merencanakan Beban Bisnis

Perencanaan adalah: tidak hanya merencanakan tugas apa yang harus dikerjakan, namun juga harus dengan solusinya. Melibatkan karyawan dalam proses ini adalah hal penting, karena dengan melibatkan karyawan, mereka akan merasa sebagai bagian dari proses untuk meningkatkan moral mereka dan membantu untuk memastikan tidak adanya jarak dalam komunikasi dalam penyampaian rencana. Setelah tahap perencanaan, seluruh karyawan harus memiliki ide yang jelas terhadap apa yang diharapkan dari mereka.

2. Memantau Bisnis dan Kinerja Individu

Pemantauan adalah penjelasan pribadi. Pemantauan melibatkan karyawan oleh manajernya untuk memastikan tugas mereka terselesaikan secara efisien dan mempertimbangkan kemampuan karyawan dalam melakukan fungsinya. Pemantauan memastikan bahwa harapan yang tidak realistis bukan ditentukan oleh manajemen atau karyawan, dan menyimpan jejak rekam tidak hanya untuk apa yang sudah mereka selesaikan tapi juga yang sedang mereka kerjakan.

3. Mengembangkan Kinerja Individu dan Tim

(22)

keterampilan baru, menerapkan prosedur baru agar proses kerja lebih bisa diakses. Terkadang berarti memberikan tanggung jawab baru pada karyawan.

4. Menilai Kinerja Individu

Penilaian adalah cara dimana kinerja karyawan dievaluasi. Karyawan diberikan "kartu laporan" secara teratur. Penilaian bisa memberikan gambaran area dimana karyawan perlu tumbuh serta area yang menjadi keahliannya. Ini memberikan peta yang jelas dimana karyawan mengacu pada tanggal dan waktu yang penting untuk memastikan bahwa karyawan menjaga nilai pengembangan yang baik didalam bisnis.

5. Menghargai Kinerja yang Bagus

Penghargaan Karyawan mungkin adalah bagian penting dalam Manajemen Kinerja. Seorang karyawan yang bahagia adalah karyawan yang produktif dan pantas diberikan atas pekerjaannya yang luar biasa. Setiap orang ingin memastikan bahwa dirinya dihargai. Studi menunjukkan bahwa karyawan yang dihargai atas pekerjaan yang diselesaikan dengan baik, jauh lebih termotivasi untuk melakukan pekerjaan dengan level yang lebih tinggi daripada mereka yang kinerjanya kurang atau "dihukum" karena hasil yang diberikan kurang memuaskan.

2.2.3.1Perencanaan Brand Management 

Berdasarkan teori Philip Kotler yang dikutip dari e-book yang berjudul

B2B Brand Management (h.161) memaparkan tahap – tahap mengenai

perencanaan dalam mengelola brand management yaitu :

1. Membangun dan merubah arah dan kebiasaan yang sedang berlangsung 2. Melakukan proses yang memberikan informasi yang tepat waktu, termasuk

adanya laporan tentang apa saja peluang maupun ancaman mengenai brand dan identitas organisasi tersebut.

(23)

analisis situasi brand melalui potensi pertumbuhan, saluran distribusi, dinamika pasar dan tren pelanggan profil, persaingan dan seberapa besar potensi akan keuntungan.

4. Memiliki format standar untuk mengkomunikasikan rencana brand atau perubahan yang sudah disepakati bersama.

5. Menciptakan perbedaan (diferensiasi) 6. Memiliki proses pelaksanaan yang kuat. 7. Mengikusertakan semua orang dalam rencana.

2.2.3.2Prinsip Brand Management 

Menurut Philip Kotler dalam bukunya B2B Brand Management terdapat prinsip dalam membangun sebuah brand management internal yang baik yaitu :

1. Consistency (kekonsistenan)

2. Clarity (kejelasan) adalah sikap dari audiens yang memandang brand yang dimaksud yang sesuai dengan visi misinya.

3. Continuity (berkelanjutan) yaitu tidak perlu merubah tujuan brand dikarenakan masyarakat sudah mempercayai brand tersebut. 4. Visibility ( keterlihatan)

5. Authenticity yaitu mengatur orang - orang yang berada pada tubuh brand untuk menjalankan pemikiran dan aksi dalam merauk massa untuk diraih, digunakan atau ditemukan hal unik lainnya.

 

2.3 Jaringan Pengusaha Muslim Indonesia Jawa Barat

2.3.1 Latar Belakang JPMI Jabar

(24)

sungguh - sungguh untuk menghindari kekacauan akibat ketimpangan yang tidak dapat ditolerir lagi di masa datang.

Maka dari untuk menghindari terjadinya krisis usaha kecil menengah dibangunlah suatu wadah untuk dapat menciptakan suatu pembelajaran dan nilai -nilai terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya yang bergerak dibidang UKM.

Dalam menjalankan suatu organisasi atau komunitas sebaiknya berdasarkan asas, paham atau agama. Hal ini diperlukan agar adanya suatu bentuk keselarasan antara satu individu dengan individu lain untuk meningkatkan kualitas sesuai dengan visi misinya.

Landasan agama sebagai salah satu pedoman dalam menjalankan bisnis karena dengan agama dapat mengarahkan tentang bagaimana cara etika berbisnis yang baik yang sesuai dengan kaidah - kaidah yang berlaku serta mengetahui batas - batas dalam berbisnis khususnya secara islami.

Dengan hadirnya JPMI ini, maka terbentuklah suatu komunitas yang dapat menjadi wadah atau tempat berkumpulnya para pengusaha–pengusaha muslim di Indonesia khususnya Jawa Barat. Komunitas ini memiliki tujuan menumbuhkan dan menyebarkan semangat dan jiwa kewirausahaan serta bercita-cita turut serta dalam membangun propinsi Jawa Barat.

2.3.2 Profil JPMI Jabar

(25)

2.3.3 Visi Dan Misi JPMI Jabar

1. Menjadi organisasi yang mampu mengembangkan pengusaha muslim -profesional yang menerapkan prinsip bisnis islami.

2. Menghimpun para pengusaha muslim. 3. Memasyarakatkan etika bisnis islami.

4. Membina professionalism dan entrepreneurship. 5. Menjalin sinergi diantara pengusaha muslim.

6. Menjembatani kepentingan pengusaha muslim dengan pihak-pihak terkait.

2.3.4 Mekanisme Lembaga JPMI Jabar

Untuk melaksanakan misi sesuai visi dan mencapai tujuannya, maka JPMI akan melaksanakan usaha dan kegiatan sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan untuk menambah pengetahuan dan wawasan para anggota antara lain melalui :

2. Ceramah, Seminar, Simposium, Lokakarya, Diskusi maupun Pendidikan dan Pelatihan secara umum.

3. Publikasi di media cetak.

4. Menyelenggarakan forum untuk meningkatkan hubungan antar anggota dan antar usaha, melalui : Pertemuan umum, pertemuan khusus untuk kelompok usaha dan pertemuan antar kelompok usaha.

5. Penyediaan jasa informasi usaha. 6. Penyediaan jasa konsultasi

(26)
(27)
(28)

1. Meningkatkan kehidupan manusia

Solusi untuk mobile dapat meningkatkan kualitas kehidupan dan pribadi seseorang. Seperti telepon selular membantu para orangtua menghubungi dan mengontrol anak-anaknya.

2. Meningkatkan fleksibilitas dan aksebilitas para pekerja

Dengan memberikan solusi mobile, para pekerja dapat diberikan fleksibilitas dari lokasi dan waktu yang berbeda.

3. Meningkatkan keamanan para pekerja

Menyediakan pekerja dengan informasi situasi yang update dapat meningkatkan keamanan para pekerja, terutama jika mereka bekerja pada lokasi yang berbahaya.

4. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas pekerjaan

Solusi mobile juga membantu mengeliminasi redundansi dalam aktivitas memasukkan data. Contohnya seperti seseorang yang mencatat notes dalam rapat, orang tersebut harus kembali mengetik dan memasukkan infomasi ke dalam komputernya.

5. Meningkatkan akurasi dan ketepatan data

Para pekerja yang sudah mobile dapat menerima dan menyediakan informasi kepada sistem bisnis yang ada dengan waktu yang diinginkan. Selain itu angka kesalahan dapat dikurangi dalam aktivitas mengumpulkan dan melaporkan data.

6. Meningkatkan proses bisnis yang sudah ada

Para pekerja yang sudah mobile dapat meningkatkan sistem bisnis yang sudah ada. Perusahaan juga dapat meningkatkan dan mengeliminasi redundansi dalam aliran kerja.

7. Meningkatkan kontrol inventori

Perusahaan dapat menggunakan perangkat mobile untuk membantu mencari dan memonitor perlengkapan dan aset lainnya.

8. Meningkatkan customer satisfaction

(29)

Namun Selain itu ada pertimbangan terhadap keterbatasan pada mobile device pun harus di perhatikan seperti :

1. Keterbatasan dari kecepatan processor dalam mengeksekusi proses. 2. Keterbatasan RAM

3. Ukuran layar yang tidak terlalu besar, dan juga perbedaan ukuran layar secara fisik dan resolusi pada masing-masing perangkat (meskipun saat ini tersedia browser seperti Opera yang dapat menampilkan seluruh halaman seperti browser pada PC).

4. Keterbatasan input pada masing-masing perangkat mobile. 5. Ketahanan baterai yang berbeda pada setiap perangkat.

Selain itu dari segi software, kompatibilitas browser dan mobile pendukung cukup berpengaruh dalam menjalankan sebuah Mobile Apps.

Saat ini OS Android telah menjadi banyak versi dari tingkatan paling rendah hingga paling tinggi dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Android versi 1.1

Android diluncurkan pertama kali pada tahun 2007, namun sistem operasi ini mulai dirilis dan diterapkan ke berbagai gadget pada tanggal 9 Maret 2009 silam. Android versi 1.1 merupakan Android awal yang dimana versi ini baru memberikan sentuhan dibeberapa aplikasinya, diantaranya yaitu sistem antar muka bagi pengguna yang lebih baik, jam dan beberapa aplikasi standar lainnya.

(30)

2. Android versi 1.5 (Cupcake)

Hanya perlu waktu kurang dari 2 bulan, yaitu pada bulan Mei 2009 Android kembali mengalami perubahan versi. Android versi 1.1 kemudian disempurnakan dengan Android versi 1.5 atau yang dikenal sebagai Android Cupcake. Perubahan yang terjadi pada sistem operasi Android Cupcake bisa dibilang cukup banyak. Diantaranya adalah sistem fasilitas mengunggah video ke Youtube, aplikasi headset nirkabel Bluetooth, tampilan keyboard dilayar, serta tampilan gambar bergerak yang lebih atraktif.

Gambar II.3 Versi Cupcake

3. Android versi 1.6 (Donut)

(31)

Gambar II.4 Versi Donut

4. Android versi 2.0/2.1 (Eclair)

Masih ditahun yang sama, Android kembali merilis operating sistem versi terbarunya, yaitu Android versi 2.0/2.1 Eclair. Android Eclair diluncurkan oleh Google 3 bulan setelah peluncuran Android versi 1.6. Dengan meluncurkan 4 versi ditahun yang sama, akhirnya begitu banyak perusahaan pengembang gadget yang mulai tertarik untuk menggunakan dan mengembangkan Android sebagai platform utama mereka. Inilah dimana era kebangkitan Android yang sempat mendobrak doktrin penggunaan sistem layar yang awalnya dipandang kurang user friendly.

(32)

5. Android versi 2.2 (Froyo: Frozen Yoghurt)

Butuh 5 bulan bagi Google untuk melakukan regenerasi dari Android Eclair versi sebelumnya ke versi Froyo Frozen Yoghurt. Pada tanggal 20 Mei 2010, Android versi 2.2 alias Android Froyo ini dirilis. Sistem operasi dengan julukan Froyo ini melakukan beberapa update dan juga pembenahan seputar aplikasi serta tampilannya. Keinginan untuk bisa menempatkan sebuah kartu ekspansi berbentuk slot Micro SD berkapasitas besar sudah bisa diwujudkan oleh OS versi ini. Aplikasi lainnya yang juga dilakukan pembaharuan adalah dukungan Adobe 10.1 serta kecepatan kinerjanya yang jauh lebih baik hingga 5 kali lebih cepat jika dibandingkan dengan versi sebelumnya.

Gambar II.6 Versi Froyo

6. Android versi 2.3 (Gingerbread)

(33)

Gambar II.7 Versi Gingerbread

7. Android versi 3.0/3.1 (Honeycomb)

Pada bulan Mei 2011 Android versi 3.0/3.1 atau Android Honeycomb dirilis. Android Honeycomb merupakan sebuah sistem operasi Android yang tujuannya memang dikhususkan bagi penggunaan tablet berbasis Android. Halaman pengguna (user interface) yang digunakan pada Android versi ini juga sangat berbeda dengan yang digunakan pada smartphone Android. Hal tersebut tentu saja disebabkan oleh tampilan layar yang lebih besar pada tablet serta untuk mendukung penggunaan hardware dengan spesifikasi yang lebih tinggi yang digunakan pada perangkat tersebut.

(34)

8. Android versi 4.0 (ICS: Ice Cream Sandwich)

Android ICS atau Ice Cream Sandwich juga dirilis pada tahun yang sama dengan Honeycomb, yaitu pada bulan Oktober 2011. Kini, Android Ice Cream Sandwich merupakan salah satu sistem operasi yang paling banyak digunakan oleh para pengembang smartphone. Begitu banyak fitur-fitur terbaru yang disematkan pada sistem operasi ini, antara lain yaitu fitur yang memaksimalkan fotografi, grafis dan resolusi gambar, kualitas video, sistem pengenal wajah dan masih banyak lagi lainnya.

Gambar II.9 Versi Ice Cream Sandwich

9. Android versi 4.1 (Jelly Bean)

(35)

Gambar II.10 Versi Jelly Bean

2.5Studi Target Audiens

a. Demografi

- Jenis kelamin : Laki – laki dan perempuan yang sudah resmi menjadi anggota di JPMI Jabar maupun klien JPMI Jabar yang ikut berkontribusi dalam pengembangan komunitas JPMI - Usia : 20 – 45 tahun dikarenakan pada saat usia

tersebut mayoritasnya adalah anggota JPMI Jabar - Pendidikan : SMA – Strata 3

- Pekerjaan : Wiraswasta, Pengusaha, Pelajar

b. Geografi

Berdasarkan geografis, target audiens dikhususkan hanya kepada kalangan anggota JPMI Jawa Barat dimana yang bertempat tinggal di wilayah propinsi Jawa Barat.

c. Psikografis

Dilihat dari sisi psikografis, anggota JPMI yang ada di Jawa Barat khususnya dikota Bandung mayoritasnya adalah para pengusaha yang memiliki berbagai kesibukan, senang bersosialisasi, fashionable, sosialita, berkomunikasi melalui teknologi berupa gadget yang sudah menjadi gaya hidup dan kebutuhan primer bagi mereka, pekerja keras, dan memiliki jiwa

(36)

Berdasarkan hasil kuisioner dapat disimpulkan bahwa dari 50 orang yang telah mengisi kuisioner 50 % dari anggota JPMI memakai tipe smartphone Android.

  Gambar II.11 Persentase jumlah pemakaian handphone

Keterangan :

50 % :Persentase jumlah anggota yang memakai Android

25 % :Persentase jumlah anggota yang memakai Blackberry smartphone

20 % :Persentase jumlah anggota yang memakai i-phone

5 % :Persentase jumlah anggota yang memakai handphone Nokia

(37)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

Dalam melakukan suatu pemecahan masalah, dibutuhkan suatu tahapan strategi dan konsep yang tepat agar solusi yang nantinya diciptakan dapat terealisasikan dengan baik. Strategi merupakan pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Sedangkan konsep merupakan abstraksi suatu ide atau gambaran mental, yang dinyatakan dalam suatu kata atau simbol. Konsep dapat diartikan juga sebagai bagian dari pengetahuan dan pola pikir manusia yang dibangun dari berbagai macam karakteristik.

3.1 Strategi Perancangan

(38)

aplikasi android. Konten utama meliputi media informasi yaitu berita terkini mengenai peluang bisnis yang ada (news), kemudian forum kegiatan yang ada di JPMI Jabar (event). Konten pendukung meliputi kontak, profil dan struktur mengenai JPMI Jabar. Visualisasi yang akan dibuat lebih memunculkan kesan dinamis dan elegan tanpa menghilangkan karakter dari komunitas itu sendiri.

Konten utama meliputi: Konten pendukung meliputi:

1. Sebagai media informasi: 2. Sebagai jalur komunikasi:

- News - Discussion

- Who We Are - Contact

- Download 3. Sebagai penguatan citra brand:

- News - Event

3.1.1 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi yang di lakukan adalah dengan memberikan jalur komunikasi yang lebih efektif dan dinamis agar kalangan anggota dapat saling memberikan informasi yang akurat dan cepat. Pendekatan komunikasi ini menggunakan pendekatan deskripsi yang menjabarkan tentang informasi, berita terkini, forum kegiatan yang ada di komunitas, dengan menitikberatkan pada target audiens yaitu orang – orang yang memiliki gaya hidup sosialita di jejaring sosial yang lebih fleksibel. Sehingga diharapkan dapat tersampaikan dan diterima dengan baik oleh kalangan anggota JPMI tanpa menghilangkan sisi profesionalitas.

a. Pendekatan Komunikasi Verbal

(39)

b. Pendekatan Komunikasi Visual

Pendekatan komunikasi visual yang digunakan dalam perancangan ini adalah dengan menggunakan prinsip “form follow function”. Hal ini berkaitan dengan psikologis pengusaha sukses yang memiliki rasa bangga mempunyai

gadget terkini dan secara komunikasi ingin melakukan semua usahanya secara

cepat, tepat dan berkualitas. Terinspirasi dari gaya desain yang mengikuti perkembangan aplikasi – aplikasi yang sudah ada, kesan yang diciptakan dari sisi visual adalah dinamis dan elegan sesuai karakter pengusaha pada umumnya.

Proses pengerjaan dilakukan dengan digitalisasi (vector) karena termasuk dalam lingkup multimedia interaktif. Perancangan visual ini mayoritas akan dipenuhi oleh ikon-ikon beserta teks sebagai elemen pendukung informasi mengenai profil JPMI Jabar, forum mengenai kegiatan apa saja yang akan dan telah dilakukan, serta berita – berita terkini .yang dibutuhkan oleh para anggota apabila tidak sempat mengikuti perkembangan dan kegiatan yang ada di komunitas yang ditampilkan dengan sistem navigasi yang akurat.

3.1.2 Strategi Kreatif

Dalam mencapai suatu strategi kreatif, strategi awal yang harus diperhatikan adalah dengan menguatkan brand pada JPMI Jabar kepada kalangan anggota melalui media aplikasi ke medium personal berupa telepon selular yang bersifat interaktif sehingga menjadi multimedia komunikasi online antar anggota yang mudah, dan cepat serta bertujuan untuk mempersatukan visi misi JPMI menjadi sebuah komunitas yang solid dan fleksibel dalam manajemen internalnya. Sehingga terjadilah interaksi secara langsung dengan media tersebut dengan pertimbangan waktu yang mereka miliki terbatas.

(40)

Gambar III.1 Struktur Strategi pemecahan masalah Sumber : Dokumen Pribadi

Berikut adalah proses pendistribusian dari mobile device ke database:

Gambar III.2 Web Access Diagram

(41)

Berdasarkan diagram diatas ini dapat disimpulkan bahwa pengguna (user) akan mengakses aplikasi melalui komputer atau smartphone yang kemudian akan diolah oleh protokol http dan permintaan tersebut akan diolah oleh cgi program untuk mengambil data yang ada didalam database.

3.1.3 Strategi Media

Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001). Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan isi pesan berupa alat komunikasi sehingga dapat memperoleh pengetahuan dan informasi. Untuk menyampaikan isi pesan kepada khalayak sasaran dan mencapai tujuan seperti yang diinginkan, haruslah mempertimbangkan media komunikasi yang tepat.

1. Media Utama

Aplikasi android merupakan salah satu media yang mencakup antara medium personal berupa smartphone dan aplikasi secara online. Strategi media yang akan dilakukan dalam perancangan ini adalah dengan membuat suatu penghubung jalur komunikasi antar anggota JPMI Jabar melalui sebuah media aplikasi android.

Gambar III.3 Android

(42)

Android yang akan menjadi media utama dalam pembuatan aplikasi android JPMI Jabar ini adalah smartphone android yang memiliki spesifikasi minimum berupa OS Android 2.2, Processor ARM dengan kapasitas RAM 128 Mb. Dipilih media tersebut dikarenakan kemudahannya untuk memperoleh informasi dalam waktu yang efisien dan lebih bersifat personal. Dengan aplikasi android ini pun dapat menampung informasi – informasi mengenai JPMI Jabar semaksimal mungkin dengan pembaharuan berupa berita terkini selain itu juga dengan pertimbangan lain akan kemudahan yang diperoleh yaitu dari bentuknya yang praktis, mudah dibawa kemana – mana, ringan, elegan, portable dan lebih bersifat personal sehingga sangat cocok dipakai dan diaplikasikan kepada anggota JPMI Jabar yang mayoritasnya adalah para pengusaha yang memiliki kesibukan baik didalam maupun diluar komunitas dimana sebagian besar kegiatan dan gaya hidup mereka berhubungan sangat dekat dengan teknologi dan telepon selular berbasis smartphone salah satunya sehingga dengan adanya media ini anggota JPMI Jabar dapat menjalin suatu komunikasi yang cepat dan lancar, baik dari antar anggota maupun dari pihak JPMI ke anggota.

Dalam membuat media aplikasi android ini dapat dibagi 2 jenis fungsi pada konten aplikasi yaitu:

1. Fungsi Utama

Berdasarkan hasil survei dan wawancara dari kalangan anggota JPMI Jabar dapat disimpulkan bahwa fungsi utama yang paling dibutuhkan dengan terciptanya media ini adalah sebagai media informasi melalui pembuatan forum kegiatan,berita terkini mengenai hal – hal yang berkaitan dengan peluang bisnis untuk kepentingan para pengusaha tentunya.

2. Fungsi pendukung

(43)

2. Media pendukung

Media yang diciptakan untuk mempromosikan produk aplikasi sehingga dapat membuat media utama diperkenalkan kepada masyarakat khususnya anggota JPMI Jabar atau secara umum calon pengusaha diluar komunitas. Media yang dipakai ini bersifat digital dan online, merujuk pada penggunaan media utama dimana terdapat aplikasi – aplikasi lain yang secara personal mampu memperlihatkan sesuai dengan fungsi aplikasi tersebut.

a. Video Trailer

Media audio visual yang mampu mempresentasikan video yang berisi informasi untuk mengenalkan aplikasi JPMI Jabar tentang penggunaan dari segi tampilan (user interface), kegunaan, dan proses dalam menjalankan aplikasi (user experience).

(44)

b. Desain Kemasan (Merchandise)

Gambar III.5 Kemasan Merchandise

c. Poster

(45)

d. Mini X Banner

Gambar III.7 Mini X Banner

e. Desain Kemasan (Gimmick)

(46)

Gambar III.9 Kemasan Dalam

f. Buku Panduan Penggunaan Aplikasi Android JPMI Jabar

Dibuku panduan akan dipaparkan mengenai penggunaan aplikasi dari tampilan (user interface), kegunaan dari setiap icon yang ada di aplikasi, dan proses dalam menjalankan aplikasi (user experience).

Gambar III.10 User Manual Book

g. Ad Banner

(47)

h. Notebook

Gambar III.12 Notebook

i. Pulpen

Gambar III.13 Pulpen

j. Stiker

(48)

3.1.4 Strategi Distribusi

Media utama berupa aplikasi android yang dirancang oleh penulis di asumsikan kepada pihak JPMI Jabar berupa 1 paket merchandise berupa CD instal aplikasi, user manual book, notebook, dan pulpen.

Sedangkan untuk kebutuhan promosi, media berupa video trailer akan ditayangkan pada saat event berlangsung kemudian akan diunggah di youtube dan di situs resmi JPMI Jabar. Kemudian Mini X Banner dan Poster akan ditempatkan di kantor seminar JPMI Jabar dimana akan di launchingkan bertepatan dengan event yang akan diadakan oleh JPMI jabar yaitu pada tanggal 23 september 2013.

MEDIA

Tahapan

Agustus September

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Set media utama (Cd Instal Aplikasi Android

+ user manual book +

(49)

3.2 Konsep Visual

Konsep visual yang akan ditampilkan dalam media informasi JPMI Jabar ini adalah dengan memadukan kesan elegan, konsisten, dan bersifat semiformal dimana dalam perancangan media informasi ini mengutamakan kemudahan dalam tampilan sistem navigasi atau tata letak dan keefektifan ketika membuka aplikasi sehingga tampilan dan pesan yang akan disampaikan dapat dengan mudah dimengerti dan dipahami oleh anggota JPMI Jabar.

a. Studi Ikon

Ikon menggunakan konsep Metro Style yaitu memfokuskan pada tampilan minimalis namun terlihat futuristik & modern yang didasarkan dari objek – objek nyata atau inovasi dari ikon yang sudah ada dan merujuk pada kemudahan pengguna dalam melihat tampilan yang berukuran kecil pada android. Secara teknis ikon digambarkan tampak depan dalam bidang sudut siku - siku dengan detail positif - negatif.

1.

sumber : dokumen pribadi

News

2

sumber :risauku.blogspot

Who We Are

3.

Sumber :Dell

(50)

4.

+

Sumber : dokumen pribadi

Contact

5.

Sumber : www.trc-canada.com

Download

1. News

Berisi tentang berita - berita terkini mengenai perkembangan dan peluang bisnis, event dan usaha.

2. Who We Are

Mendeskripsikan tentang profil, visi dan misi, mekanisme lembaga dan struktur organisasi JPMI Jabar.

3. Discussion

Kumpulan percakapan untuk mengomentari berita - berita terkini maupun event terbaru yang akan diadakan oleh pihak JPMI Jawa Barat yang berupa informasi dari sudut pandang pengguna.

4. Contact

Daftar informasi JPMI Jawa Barat yang bisa dihubungi / diakses.

5. Download

(51)

3.2.1 Format Desain

Format desain yang dirancang dalam pembuatan aplikasi android untuk komunitas JPMI Jabar adalah dengan menggunakan resolusi 480 x 800 pixel. Pemilihan resolusi tersebut merupakan resolusi yang menurut penulis paling tepat karena disesuaikan dengan ukuran smartphone yang tersedia. Formatnya berupa portrait (disesuaikan dengan ukuran android).

Berikut adalah sistem navigasi aplikasi android JPMI Jabar:

Gambar III.15 Sistem Navigasi

3.2.3 Tata Letak (Layout)

(52)

Gambar III.16 Halaman Registrasi

(53)

Gambar III.18 Halaman Who We Are

(54)

Gambar III.20 Halaman Contact & Download

3.2.4 Tipografi

Menggunakan font family Open Sans” yang memiliki tingkat keterbacaan yang baik untuk media web maupun aplikasi. Pada setiap layout, font family Open Sans dibedakan untuk menciptakan sebuah sistem yang masih berkesinambungan.

Tipografi yang digunakan pada judul adalah Open Sans Condensed Bold

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890

Tipografi yang digunakan pada sub judul dan bodytext adalah Open Sans.

(55)

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890

Alasan dipilihnya font ini karena dari bentuknya mencerminkan ketegasan, simple namun elegan agar mudah dibaca oleh kalangan anggota JPMI Jabar yang nantinya juga akan diperjelas dengan ikon – ikon.

3.2.5 Warna

Warna yang akan digunakan adalah kuning, biru, hijau dan hitam disesuaikan dengan elemen visual & warna logo JPMI Jabar kemudian dimodifikasi dengan menambahkan turunan turunan warna yang sudah ada.

(56)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

4.1 Proses Perancangan Aplikasi Android (Media Utama)

Proses ini diawali dengan pemetaan sistem navigasi yang merupakan pengembangan dari situs resmi JPMI Jawa Barat. Proses ini berperan penting dalam menentukan arah halaman yang ingin dituju. Setelah merancang beberapa alternatif pemetaan terhadap sistem navigasi maka ditentukanlah beberapa menu utama dalam aplikasi yaitu : News, Who We Are, Discussion, Contact dan Download.

Gambar IV.1 Sistem Navigasi

(57)

1. News

Gambar IV.2 News

2. Who We Are

Gambar IV.3 Who We Are

3. Discussion

Gambar IV.4 Discussion

4. Contact

(58)

5. Download

Gambar IV.6 Download

Saat selesai melakukan proses digitalisasi pada ikon, langkah selanjutnya yaitu memasuki tahap perancangan layout per halaman aplikasi dengan sketsa kasar terlebih dahulu kemudian memindahkan sketsa ke digital dengan menggunakan software Adobe Illustrator CS dan langsung melakukan proses pewarnaan. Warna yang ada pada layout dikorelasikan dari elemen – elemen visual yang ada pada logo JPMI Jabar dan menggunaan garis – garis agar memberikan kesan timbul. Setelah menyelesaikan perancangan layout dan pewarnaan, selanjutnya yaitu menentukan penyusunan tata letak tipografi, ikon dan gambar.

(59)

Gambar IV.8 Tampilan News terkait

(60)

Gambar IV.10 Tampilan Discussion

(61)

Gambar IV.12 Tampilan Download

Media utama dalam perancangan tugas akhir ini adalah aplikasi android dimana pembuatan aplikasi ini menggunakan program Eclipse versi 4.2.2, ADT (Android Development Tools) menggunakan android versi Jelly Bean 4.1.2 Aplikasi ini nantinya akan di tampilkan dalam layar yang berukuran 480 x 800 pixel dengan spesifikasi minimum android 2.2 frozen yoghurt.

4.2Media Pendukung

a. Desain Kemasan (Merchandise)

(62)

Gambar IV.13 Kemasan Merchandise

b. Desain Kemasan (Gimmick)

Teknis produksi ini akan dibatasi yaitu akan dicetak sebanyak 20 buah dimana pada nantinya 20 anggota pertama yang mendownload aplikasi akan mendapatkan bonus kemasan yang didalamnya juga berisi cd aplikasi dan user manual book.

Gambar IV.14 Kemasan Luar

Ukuran : 10 X 9 cm

(63)

Gambar IV.15 Kemasan Dalam

Ukuran : 8,75 X 10 cm Bahan : Art Paper 210 gram

c. Buku Panduan Penggunaan Aplikasi Android JPMI Jabar

Dibuku panduan akan dipaparkan mengenai penggunaan aplikasi dari tampilan (user interface), kegunaan dari setiap ikon yang ada di aplikasi, dan proses dalam menjalankan aplikasi (user experience).

Gambar IV.16 User Manual Book

Ukuran : 9,5 X 6 cm

(64)

d. Notebook

Proses pembuatan visual dilakukan secara digital dimana cover depan dan belakang menggunakan kertas art paper 210 gram kemudian isi kertas didalamnya menggunakan kertas hvs 80 gram sebanyak 30 lembar dengan ukuran 16 cm x 10 cm.

Gambar IV. 17 Notebook

e. Pulpen

(65)

f. Stiker

Gambar IV. 19 Stiker

Ukuran : 8 cm x 8 cm Bahan : Art Paper

Teknis produksi : cetak offset

4.3Media Promosi

a. Video Trailer

Media audio visual yang mampu mempresentasikan video yang berisi informasi untuk mengenalkan aplikasi JPMI Jabar tentang penggunaan dari segi tampilan (user interface), kegunaan, dan proses dalam menjalankan aplikasi (user experience). Video ini nantinya akan di bagikan melalui you tube secara online yang berfungsi untuk mempromosikan & memperkenalkan aplikasi JPMI Jabar kepada calon anggota. Pembuatan video ini menggunakan software Adobe After Effect CS dengan durasi 47 menit.

(66)

b. Poster

Teknis produksi dari poster adalah dengan menggunakan cetak separasi diatas kertas art paper dengan ukuran 42 cm x 29,7 cm.

Gambar IV.21 Poster

c. Mini X Banner

Proses visual dilakukan secara digitalisasi dengan menggunakan bahan sintetik dengan ukuran 40 cm x 30 cm. Teknis produksi dari media ini adalah cetak separasi.

(67)

d. Ad Banner

Ad Banner ini nantinya akan ditampilkan di situs resmi JPMI Jabar dengan ukuran 12 cm x 5 cm.

Gambar

Gambar II.4 Versi Donut
Gambar II.6 Versi Froyo
Gambar II.8 Versi Honeycomb
Gambar II.9 Versi Ice Cream Sandwich
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di samping itu laki-laki dari segi struktur dan organ tubuh secara alamiah lebih kuat dari perempuan (seperti paru dan jantung yang lebih besar). Berdasarkan kondisi yang

dimiliki), Condition (dalam kondisi dan situasi yang bagaimana subjek dapat menunjukkan.. kemampuan sebagai hasil belajar yang telah diperolehnya), dan Degree

√ 22 Monitoring pasien dng tirah baring lama yang di curigai HAP √ 23 Ceklist monitoring infeksi nosokomial Operasi √ 24 Ceklist monitoring infeksi nosokomial rsis rawat inap √

Bentuk Membentuk kerajaan di peringkat negeri dan persekutuan. Pilih Memilih ahli Dewan Rakyat dan Dewan Undangan N egeri. 7.1.4c) Senaraikan pihak yang terlibat dalam pilihan

Berdasarkan model Cox Extended tersebut dapat disimpulkan bahwa model terbaik adalah model yang melibatkan dua variabel bebas yaitu umur dan kadar gula darah

Kecerdasan visual spasial anak usia 5-6 tahun di TK Handayani setelah menerapkan kegiatan melukis pasir mengalami peningkatan yang signifikan hal ini dapat dilihat dari

Benar adalah ruh keimanan, ciri orang mukmin, bahkan ciri para nabi. Tanpa kebenaran, agama tidak akan tegak dan tidak akan stabil. Sebaliknya, bohong dan dusta

Berdasarkan pembahasan tentang Standar Nasional Perpustakaan yang dirujuk melalui UU No 43 tahun 2007. Setelah menyajikan hasil data penelitian diatas maka