PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
PEGAWAI PADA SEKRETARIAT KPU KOTA PASURUAN
S K R I P S I
Disusun Oleh :
Nama : Septiana Dina M
Nim : 201010160311122
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
segala hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sekretariat KPU
Kota Pasuruan”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi serta melengkap isyarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, program studi Manajemen pada Universitas
Muhammadiyah Malang. Selama penyusunan skripsi, penulis telah mendapatkan
bimbingan, dorongan serta motivasi dari beberapa pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. H. Muhajir Efendi, MAP selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. Bapak Dr. Nazaruddin Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Bapak Drs. Marsudi, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen.
4. Ibu Dra. Aniek Rumijati, MM selaku Dosen Pembimbing 1 Skripsi yang
telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaianSkripsi ini.
5. Ibu Dra. Sandra Irawati, MM selaku Dosen Pembimbing 2 Skripsi yang
telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian Skripsi ini.
6. Ibu Erna Retna Rahadjeng, MM selaku Dosen Wali Jurusan Manajemen
Universitas Muhammadiyah Malang.
7. Bapak H. Muhaimin, SH.MM selaku Sekretaris Sekretariat KPU Kota
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan berbagai ilmu pengetahuan selama penulis duduk di bangku
kuliah.
9. Seluruh pegawai Sekrtariat KPU Kota Pasuruan yang telah banyak
membantu dan mendukung pelaksanaan penelitian terutama Bapak
Laksono yang telah memberikan bantuan dalam penelitian.
10.Kedua Orang Tua Ku tercinta yang telah berjuang demi kuliah dan selalu
memberikan doa dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
11.Adik Ku tercinta yang selalu memberikan dukungan kepada Ku sehingga
dapat menyelesaikan Skripsi.
12.Teman – teman seperjuanganku (Puri, Kristin, Bayu, Aris, Tegar) dan
anakkos C.14 terutama mba Mila, Vela, Cindy dan Mba Mita yang sudah
memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
13.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah
banyak membantu terselesaikannya Skripsi ini.
Akhir kata semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis khusunya
dan pembaca pada umumnya.Tak ada yang sempurna dalam setiap karya manusia,
oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar
tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Malang, 27 April 2014
DAFTAR ISI A.Landasan Penelitian Terdahulu ... 7
B. Landasan Teori ... 10
1. Kepemimpinan ... 10
2. Gaya Kepemimpinan ... 15
3. Kinerja ... 22
4. Pengukuran Kinerja ... 23
5. Faktor - faktor yang mempengaruhi Kinerja ... 25
6. Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Kinerja ... 26
C.Kerangka Pikir ... 28
D.Hipotesis ... 29
B. Jenis Penelitian ... 30
C.Populasi dan Sampel ... 30
D.Jenis dan Sumber Data ... 31
E. Teknik Pengumpulan Data ... 32
F. Definisi Operasional Variabel dan Indikator ... 33
G.Pengukuran Data ... 36
H.Teknik Pengujian Instrumen ... 36
I. Teknik Analisis Data ... 36
J. Uji Hipotesis ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.HASIL PENELITIAN ... 43
1. Sejarah Umum Sekretariat KPU Kota Pasuruan ... 43
2. Visi dan Misi Sekretariat KPU Kota Pasuruan ... 47
3. Tugas dan Kewenangan ... 48
4. Struktur Organisasi Sekretariat KPU Kota Pasuruan ... 50
B. Hasil Analisis Data ... 57
1. Data Karakteristik Responden ... 57
C.Hasil Uji Instrumen ... 62
1. Uji Validitas ... 63
2. Uji Reliabilitas ... 65
D.Hasil Analisis Data ... 66
1. Hasil Analisis Rentang Skala ... 66
2. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 73
3. Uji Hipotesi ... 76
4. Pembahasan ... 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 88
B. Saran ... 88
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Kinerja ... 2
Tabel 2 Penelitian Terdahulu ... 8
Tabel 2 Definisi Operasional Variabel ... 35
Tabel 3 Rentang Skala ... 39
Tabel 4 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 57
Tabel 5 Data Responden Berdasarkan Umur ... 58
Tabel 6 Data Responden Berdasarkan Status Perkawinan ... 59
Tabel 7 Data Responden Berdasarkan Jabatan/ pangkat... 60
Tabel 8 Data Responden Berdasarkan MasaKerja ... 61
Tabel 9 Data Responden Berdasarkan Pendidikan ... 62
Tabel 10 Hasil Uji Validitas ... 64
Tabel 11 Hasil Uji Reliabilitas ... 65
Tabel 12 Rentang Skala Gaya Kepemimpinan Inisiasi Struktur ... 66
Tabel 13 Rentang Skala Gaya Kepemimpinan Konsiderasi ... 69
Tabel 14 Rentang Skala Gaya Kinerja Pegawai ... 71
Tabel 15 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 73
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi ... 50
Gambar 2 Kurva Uji F... 77
Gambar 3 Kurva Uji t untuk Inisiasi Struktur ... 79
DAFTAR LAMPIRAN
1.1Kuesioner
1.2Data Skor Hasil Kuesioner Variabel
1.3Perhitungan Uji Validitas
1.4Perhitungan Uji Reliabilitas
1.5Perhitungan Regresi Linear Berganda
DAFTAR PUSTAKA.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis, Edisi Revisi II, Cetakan Kesembilan. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta.
Blogspot, 2013, Pengertian dan Tanggung Jawab Kepemimpinan, (Online). (http://ypb97.blogspot.com/2010/01/pengertian-dan-tanggung-jawab.html, diakses 10 Desember 2013)
Friska Idviosa, 2013, Arti Penting Kepemimpinan, (Online),
(http://www.e-journal.com/2013/09/syarat-syarat-kepemimpinan.html, diakses 10 Desember 2013)
Hersey, SR, Ralph E. dan Blanchard Theodore, management of organizational behavior: utilizing human resources, 4th edition, prentice-hall. Inc.
Diterjemahkan oleh Agus Dharma, Ph. D. 1982. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Ian, 2011, Landasan Teori Manajemen, (Online),
(http://teori-mgt-ian.blogspot.com/2011/01/pengertian-kinerja_20.html), diakses 10 Desember 2013
Kartini, Kartono. 2003. Pemimpin dan Kepemimpinan. PT. Grafindo Persada : Jakarta.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumberdaya Manusia Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002. Manajemen Sumberdaya Manusia Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
(http://nasuhasmith13.blogspot.com/2011/03/teori-dasar-kepemimpinan.html, diakses 10 Desember 2013)
Nazir, Moch. 1998. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Randhita, Ricky. 2009. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai dalam Organisasi Pemerintah Kelurahan. Departemen
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Institut Pertanian Bogor.
Rivai, Veithzal. 2005. Manajemen Sumberdaya Manusia Untuk Perusahaan : Dari Teori Ke Praktik. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Rivai, Veithzal dan Mulyadi, deddy. 2010. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi; Edisi Ketiga, RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Rimaru’s, Pengukuran Kinerja Karyawan, (Online),
(http://rimalrimaru.com/pengukuran-kinerja-karyawan/. Des, 10, 2013) Robbins, Stephen. 2003. Perilaku Organisasi. Alih Bahasa oleh Tim Index. Index:
Jakarta.
Robbins, Stephen dan Coulter, Mary. 2010. Manajemen: Edisi Kesepuluh, jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Setiyawan, Budi & Waridin. (2006). Pengaruh Disiplin Kerja Karyawan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja di Divisi Radiologi RSUP Dokter
Kariadi. Semarang: JRBI. Vol 2. No 2. Hal: 181-198.
Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta : PT. Pustaka LP3ES Indonesia.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis Bandung : Alfabeta.
Wikepedia, Kinerja, (online),
1
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian.
Gaya kepemimpinan banyak mempengaruhi keberhasilan seorang
pemimpin dalam mempengaruhi perilaku bawahannya. Istilah gaya adalah
cara yang digunakan pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya.
Kepemimpinan di suatu organisasi perlu mengembangkan staf dan membangun
motivasi yang menghasilkan tingkat kinerja yang tinggi, maka pemimpin
perlu memikirkan gaya kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan merupakan
norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut
mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat, yang
bertujuan menyelaraskan persepsi di antara orang yang akan mempengaruhi
kedudukannya.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengetahui
kesuksesan pemimpin ialah dengan mempelajari gayanya, karena gaya
kepemimpinan banyak mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin dalam
mempengaruhi perilaku bawahannya. Untuk itu pemimpin harus dapat
memberikan model gaya kepemimpinan yang membuat pegawai merasa nyaman
dalam melakukan perkerjaannya, sehingga perkerjaan yang dihasilkan berkualitas
dan sesuai yang diharapkan.
Menurut Robbins (2003) faktor kepemimpinan mempunyai peran yang
sangat penting dalam meningkatkan kinerja pegawai karena kepemimpinan
2
dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan yang efektif
dibutuhkan pemimpin untuk dapat meningkatkan kinerja semua pegawai dalam
mencapai tujuan organisasi sebagai instansi pelayanan publik. Dengan
demikian, gaya kepemimpinan dapat menjadi pedoman yang baik dalam
peningkatan kinerja pegawai.
Peranan kepemimpinan akan menjadi penting dan dibutuhkan untuk
menyelaraskan berbagai macam kebutuhan dan juga untuk menciptakan
situasi kerja yang kondusif. Kenyataan tersebut menjadikan pemimpin harus
secara nyata memiliki upaya untuk membuat hubungan kerja yang baik dengan
pegawai agar mau mengikuti instruksi apa yang telah diberikan dan memiliki
ketelitian dalam berkerja sehingga perkerjaan selesai dengan tepat waktu.
Dari berbagai cara yang dilakukan oleh pemimpin dalam
menggerakkan bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi pada akhirnya
harus dapat pula menimbulkan kinerja dari para bawahannya. Secara tidak
langsung kepemimpinan ikut menentukan terbentuknya kinerja pegawai.
Semakin baik kepemimpinan seseorang terhadap bawahan, maka semakin
tinggi pula kinerja bawahannya.
Berkaitan dengan gaya kepemimpinan dan kinerja pegawai dalam suatu
instansi, dalam hal ini penelitian dilakukan pada Sekretariat KPU Kota Pasuruan
yang berada di Jl. Panglima Sudirman no. 119 A Kota Pasuruan. Sekretariat KPU
Kota Pasuruan adalah salah satu Lembaga Pemerintah yang menyelenggarakan
3
Anggota DPR/ DPD/ DPRD, Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, serta
Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Sekretariat KPU Kota Pasuruan memiliki pegawai yang berjumlah 30
orang. Dalam instansi ini pegawai dituntut untuk melakukan perkerjaannya secara
maksimal, dimana pemimpin memberikan instruksi-instruksi pada pegawai secara
langsung dalam kinerjanya. Tetapi selama ini kinerja pegawai dalam proses
persiapan pemilu banyak yang berkerja kurang maksimal dan masih sering
mengalami kesalahan misalnya dalam pengecekan surat suara yang cacat,
pembagian alat tulis guna simulasi pemilu, mempersiapkan kotak pemilu. Hal itu
bisa terjadi karena kurang adanya hubungan kerja dan perhatian oleh pemimpin
pada pegawai sehingga pegawai menjadi tidak nyaman dalam berkerja.Berikut
data kinerja pegawai Sekretariat KPU Kota Pasuruan pada pemilu tahun 2013 :
Tabel 1.1
Data Kinerja Sistem Aplikasi yang Digunakan Dalam Penyelenggaraan Pemilu tahun 2013
Pelipatan surat suara 500/hari 450/hari
Pengepakan surat suara 2.000/5 TPS 1.860/5 TPS
Pembagian alat tulis untuk simulasi pemilu 1.000 bungkus
998 bungkus
Mempersiapkan kotak pemilu 1.600 kotak 1.600 kotak
4
Dalam instansi pegawai juga diharapkan mampu menyelesaikan
perkerjaan yang telah diberikan oleh pemimpin, hal ini dilakukan pemimpin agar
persiapan pemilu dapat selesai tepat waktu dan hasilnya tidak merugikan orang
lain. Pemimpin telah memberikan jadwal penyelesaian kepada pegawai itu sendiri
dan pegawai diharapkan bisa mencapai jadwal yang telah ditetapkan. Tetapi
selama ini pegawai bagian teknis pemilu tidak bisa mencapai waktu yang telah
ditetapkan oleh pemimpin. Hal tersebut terjadi karena gaya kepemimpinan yang
diterapkan selama ini ditengarai kurang bisa memupuk gairah kerja para pegawai
dan juga sebagian pegawai ada yang merasa kurang nyaman dengan gaya
kepemimpinan yang diterapkan.
Apabila pegawai memiliki kinerja yang baik maka mereka dapat mencapai
hasil yang maksimal dan perkerjaan bisa selesai tepat waktu. Dapat diketahui
bahwa selama ini dalam instansi pegawai dalam berkerja dipantau langsung oleh
kasubag. Tetapi pemimpin dianggap kurang bersahabat karena tidak pernah
melakukan pengawasan langsung terhadap pegawai sehingga pegawai merasa
kurang diperhatikan dalam berkerja.
Berdasarkan penjelasan diatas faktor yang menentukan apakah kinerja
pegawai berjalan dengan baik atau tidaknya, semua itu dapat diukur dan dilihat
salah satunya melalui gaya kepemimpinan yang diterapkan pada instansi yang
ada, apakah pegawai tersebut merasa nyaman berkerja dalam instansi tersebut.
Kalau mereka merasa nyaman dan puas berkerja dalam perusahaan tersebut,
tentunya mereka akan berusaha untuk memberikan kinerja yang baik terhadap
perusahaan tersebut. Maka dari itu seorang pemimpin harus mempunyai
5
tanpa adanya perhatian terhadap bawahannya. Jika gaya kepemimpinan tersebut
dilakukan oleh pemimpin dan bawahan merasa nyaman, maka bawahan juga akan
memberikan sikap positif kepada instansi di dalam rangka proses pencapaian
tujuan instansi.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis terdorong mengulas secara ilmiah dalam skripsi dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sekretariat KPU Kota Pasuruan.”
B.Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka dapat disusun
rumusan permasalahan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gaya kepemimpinan di Sekretariat KPU Kota Pasuruan ?
2. Bagaimana kinerja pegawai Sekretariat KPU Kota Pasuruan ?
3. Apakah gaya kepemimpinan inisiasi struktur dan gaya kepemimpinan
konsiderasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Sekretariat KPU
Kota Pasuruan ?
4. Dari gaya kepemimpinan inisiasi struktur dan gaya kepemimpinan
konsiderasi apakah yang berpengaruh dominan terhadap kinerja pegawai
di Sekretariat KPU Kota Pasuruan ?
C.Batasan Masalah.
Batasan masalah dalam penelitian ini menggunakan teori perilaku dari
Negara Bagian Ohio meliputi Inisiasi Struktur dan Konsiderasi, dan kinerja
6
D.Tujuan Penelitian.
1. Untuk mendeskripsikan gaya kepemimpinan yang diterapkan di
Sekretariat KPU Kota Pasuruan.
2. Untuk mendeskripsikan kinerja pegawai yang diterapkan di Sekretariat
KPU Kota Pasuruan.
3. Untuk menganalisis pengaruh signifikan gaya kepemimpinan inisiasi
struktur dan gaya kepemimpinan konsiderasi terhadap kinerja pegawai di
Sekretariat KPU Kota Pasuruan.
4. Untuk menganalisis dari gaya kepemimpinan insiasi struktur dan gaya
kepemimpinan konsiderasi yang berpengaruh dominan terhadap kinerja
pegawai di Sekretariat KPU Kota Pasuruan.
E.Kegunaan Penelitian.
Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Instansi
Pemimpin perlu menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan
kebutuhan pegawai dalam memperbaiki kinerja dan produktivitas
pegawai, sehingga Sekretariatan dapat meningkatkan kinerja terhadap
masyarakat sebagaimana fungsi Sekretariatan KPU sebagai instansi
penyelenggara pemilu.
2. Bagi Peneliti Lain
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Tinjauan Penelitian Terdahulu.
Sebagai pertimbangan dan acuan perbandingan untuk landasan penelitian
yang akan dilakukan, maka peneliti menggunakan penelitian terdahulu tentang
gaya kepemimpinan dan kinerja sebagai berikut : Penelitian oleh Indra Eko
Novianto (2011) dengan judul : “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Kabupaten Malang”.
Dengan variabel bebas gaya kepemimpinan dan variabel terikatnya adalah kinerja.
Berdasarkan hasil penelitian , membuktikan bahwa seluruh variabel gaya
kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Malang dengan hasil koefisien determinasi (R2) diperoleh hasil
sebesar 0,131.
Penelitian terdahulu oleh Rokhmaloka Habsoro Abdilah (2011) Analisis
Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
(studi pada pegawai Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan
Masyarakat Provinsi Jawa Tengah). Hasil analisis penelitian membuktikan bahwa
gaya kepemimpinan dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan
8
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Penelitian Terdahulu Uraian
1. Judul Penelitian Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Pegawai Badan Kepegawaian Daerah
Pemerintah Kabupaten Malang
Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh variabel dalam gaya
kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan
direktif, gaya kepemimpinan suportif,
gaya kepemimpinan partisipatif terhadap
kinerja pegawai Badan Kepegawaian
Daerah Pemerintah Kabupaten Malang.
2. Untuk menganalisis dan mengetahui
variabel-variabel dalam gaya
kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan
direktif, gaya kepemimpinan suportif,
gaya kepemimpinan partisipatif terhadap
kinerja pegawai Badan Kepegawaian
Daerah Pemerintah Kabupaten Malang.
3. Mengetahui gaya kepemimpinan yang
berpengaruh dominan terhadap kinerja
pegawai Badan Kepegawaian Daerah
Pemerintah Kabupaten Malang serta
9
Lanjutan
penilaian pribadi karyawan dengan penilaian dari
pimpinan.
Metode Penelitian Jenis penelitian penjelasan, yang dimana
menggunakan alat analisis regresi linear berganda
dan uji koefisien determinasi.
Hasil Penelitian Hasil analisis membuktikan bahwa seluruh
variabel gaya kepemimpinan berpengaruh
terhadap kinerja pegawai Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Malang, hasil koefisien
determinasi (R2) diperoleh hasil sebesar 0,131.
2. Judul Penelitian Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi
Pada Pegawai Badan Kesatuan Bangsa Politik
dan Perlindungan Masyarakat Provinsi jawa
Tengah)
Tujuan Penelitian 1. Untuk mengujidan menganalisispengaruh
gaya kepemimpinan terhadap kinerja
pegawai Badan Kesbangpol dan Linmas
Provinsi Jawa Tengah.
2. Untukmenguji dan
menganalisispengaruh motivasi kerja
terhadap kinerja pegawai Badan
10
Lanjutan
Metode Penelitian Menggunakan regresi linear berganda dan uji
koefisien determinasi.
Hasil Penelitian Hasil penelitian membuktikan bahwa gaya
kepemimpinan dan motivasi kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai,
hasil koefisien determinasi (R2) sebesar 0,680.
Berdasarkan pada tabel 2.1 dapat diketahui bahwa persamaan penelitian
yang sekarang adalah pada tema yang diteliti, yaitu meneliti tentang variabel gaya
kepemimpinan yang dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja. Sedangkan
perbedaannya adalah pada objek penelitian, teori, indikator dari variabel bebas
atau variabel terikat yang digunakan dan alat analisis. Penelitian yang sekarang
menggunakan teori perilaku yang indikatornya adalah inisiasi struktur dan
konsiderasi, sedangkan indikator kinerja menurut Mangkunegara(2002) adalah
kualitas kerja, kuantitas kerja, ketepatan waktu, keandalan, dan sikap.
B.Landasan Teori.
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan masalah yang sangat penting dalam
manajemen dan organisasi. Bahkan ada yang mengatakan bahwa
kepemimpinan merupakan jantung atau intinya manajemen dan organisasi.
Menurut Rivai dan Mulyadi ( 2010 : 2 ) menyatakan bahwa definisi
kepemimpinan secara luas, adalah meliputi proses mempengaruhi dalam
11
mencapai tujuan, mempengaruhi interprestasi mengenai peristiwa–
peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk
mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja sama dan kerja kelompok,
perolehan dukungan dan kerja sama dari orang-orang di luar kelompok
atau organisasi. Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono 2003)
pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang
lain agar mau berkerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang
tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan
yang diinginkan dalam kelompok.
Menurut Robbins dan Coulter (2010:146) menyatakan bahwa
Kepemimpinan adalah apa yang dilakukan pemimpin. Kepemimpinan
merupakan proses memimpin sebuah kelompok dan mempengaruhi
kelompok itu dalam mencapai tujuannya.
Dari rumusan-rumusan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi dan mengarahkan
orang lain untuk tercapainya suatu tujuan tertentu. Jadi dari pengertian
tersebut di atas jelas sekali terlihat bahwa seseorang pemimpin dengan
kepemimpinannya haruslah mampu mempengaruhi, mengubah dan
menggerakan tingkah laku bawahan atau orang lain untuk mencapai
tujuan.
12
Menurut Robbins dan Coulter ( 2010 : 147 ) dikemukakan
beberapa teori kepemimpinan yaitu :
1. Teori Sifat
Teori ini menyatakan bahwa pemimpin dengan teori sifat harus
memiliki kemauan yang keras untuk mendorong pencapaian tujuan
dengan cara yang dapat menginspirasi orang lain sehingga
memperoleh hasil yang luar biasa, visi yang jelas mengenai standar
yang diharapkan. Adapun sifat yang dimiliki seorang pemimpin :
a. Penggerak
Pemimpin menunjukan tingkat usaha yang tinggi. Mereka
memiliki keinginan yang relative tinggi terhadap keberhasilan,
ambisius, memiliki banyak energy, tidak kenal lelah dalam
aktivitasnya, dan menunjukan inisiatif.
b. Hasrat untuk memimpin
Pemimpin memiliki hasrat yang kuat untuk mempengaruhi dan
memimpin orang lain. Mereka menunjukan kemauan untuk menerima
tanggung jawab.
c. Kejujuran dan integritas
Pemimpin membangun hubungan terpercaya dengan pengikutnya
dengan cara jujur dan tidak berkhianat, dan dengan menjaga
konsistensi antara kata-kata dan perbuatannya.
13
Pengikut mencari pemimpin yang tidak ragu-ragu. Dengan
demikian, para pemimpin harus dapat menunjukan kepercayaan diri
agar dapat meyakinkan pengikutnya terhadap keputusan dan tujuan
yang harus dicapai.
e. Kecerdasan
Pemimpin harus cukup cerdas agar dapat mengumpulkan
menyatukan, dan menafsirkan banyak informasi, dan mereka harus
dapat menciptakan visi, memecahkan persoalan, dan mengambil
keputusan yang tepat.
f. Pengetahuan yang relevan mengenai perkerjaan
Pemimpin yang efektif memiliki pengetahuan tingkat tinggi
mengenai perusahaan, industri, dan permasalahan teknis. Dengan
pengetahuan yang mendalam, pemimpin dapat membuat keputusan
terbaik dan memahami implikasi keputusan tersebut.
g. Extraversion
Pemimpin adalah orang yang enerjik dan penuh semangat.
Suka bergaul, tegas, dan jarang sekali berdiam atau menarik diri.
2. Teori Perilaku
Dalam teori ini menjelaskan tentang teori kepemimpinan yang
mengidentifikasi perilaku yang membedakan antara pemimpin efektif
dan tidak efektif. Teori ini memusatkan perhatiannya pada empat
14
a. Universitas Lowa terdapat 3 dimensi perilaku :
a) Gaya Demokratis : melibatkan karyawan, mendelagasikan
kewenangan, dan mendorong partisipasi.
b) Gaya Autokrasi : mendikte metode kerja, membuat keputusan
sepihak, dan membatasi partispasi.
c) Gaya laissez-faire : Memberikan kebebasan kepada kelompok
untuk membuat keputusan dan menyelesaikan tugas.
b. Negara bagian Ohio terdapat 2 dimensi perilaku :
a) Konsiderasi : memperhatikan ide dan perasaan anggota grup.
b) Inisasi Struktur : Membuat struktur kerjadan hubungan kerja
demi mencapai tujuan.
c. Universitas Michigan terdapat 2 dimensi perilaku :
a) Orientasi pada karyawan : Menekankan pada hubungan
interpersonal dan memenuhi kebutuhan karyawan.
b) Orientasi pada produksi : Menekankan pada aspek tugas dan
teknis kerja.
d. Grid Manajerial terdapat 2 dimensi perilaku :
a) Perhatian terhadap orang : Mengukur perhatian pemimpin pada
bawahannya dengan skala 1 sampai 9 (rendah ke tinggi)
b) Perhatian terhadap produksi : mengukur perhatian pemimpin
terhadap penyelesaian pekerjaan (rendah ke tinggi)
15
“Dunia korporasi dipenuhi dengan cerita gagalnya para
pemimpin mencapai kesuksesan akibat kegagalan mereka dalam
memahami konteks hal yang mereka lakukan”. Dalam teori ini terdapat
3 teori kontingensi :
a. Model Fiedler
Teori kepemimpinan ini menjelaskan bahwa kinerja kelompok
yang efektif tergantung pada kesesuaian antara gaya kepemimpinan
dan banyaknya kendali serta pengawasan terhadap situasi itu.
b. Teori kepemimpinan situasi Hersey Blanchard
Teori kontingensi yang focus terhadap kesiapan pengikutnya.
c. Teori jalur-tujuan
Teori kepemimpinan yang menyatrakan bahwa tugas pemimpin
adalah membantu pengikutnya mencapai tujuan dan mengarhkan atau
memberikan dukungan sesuai kebutuhan untuk memastikan bahwa
tujuan mereka sejalan dnegan tujuan kelompok atau organisasi.
1. Gaya Kepemimpinan
Dalam menjalankan kepemimpinannya, pemimpin mempunyai
gaya yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, meskipun
seringkali mereka mengembangkan beberapa gaya kepemimpinan, tapi ada
satu gaya kepemimpinan yang paling dominan yang paling sering
dijalankan oleh pemimpin. Rivai dan Mulyadi (2010:42) menjelaskan
bahwa gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan
seseorang pemimpin, baik yang tampak maupun tidak tampak oleh
16
konsisten dari falsafah, keterampilan, sifat, dan sikap yang mendasari
perilaku seseorang. Gaya kepemimpinan menunjukan secara langsung dan
tidak langsung, tentang keyakinan seorang pimpinan terhadap kemampuan
bawahannya. Artinya gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi,
sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang
sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi
kinerja bawahannya.
Gaya tersebut bisa berbeda-beda atas dasar motivasi, kuasa ataupun
orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya
kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negative, dimana
pembedaan itu didasarkan pada cara upaya mereka memotivasi pegawai.
Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan
atau reward (baik ekonomis maupun non ekonomis), berarti telah
digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya, jika
pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia
menerapkan gaya kepemimpinan negative. Pendekatan kedua ini dapat
menghasilkan prestasi yang diterima dalam banyak situasi.
Selain gaya kepemimpinan diatas, terdapat gaya lainnya yaitu gaya
otokratik, partisipatif, dan bebas kendali (free rein atau laissez faire).
Pemimpin yang otokratik memusatkan kuasa dan pengambilan keputusan
bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi pegawai
sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkannya. Kepemimpinan
ini pada umumnya negative, yang berdasarkan atas ancaman dan
17
memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan
pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.
Sementara itu, pemimpin partisipatif lebih banyak
mendesentarlisasikan wewenang yang dimiliknya sehingga keputusan
yang diambil tidak bersifat sepihak. Adapun pemimpin bebas kendali
menghindari kuasa dan tanggung jawab, kemudian menggantungkan
kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi
masalhnya sendiri. Diantara ketiganya, kecenderungan umum yang terjadi
adalah kea rah penerapan praktek partisipasi secara lebih luas karena
dianggap paling konsisiten dengan perilaku organisasi.
Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, tepramen, watak, dan
kepribadian tersendiri yang unik dan khas, sehingga tingkah laku dan gaya
dirinyalah yang membedakan dengan orang lain. Gaya kepemimpinan
adalah suatu pola perilaku seseorang untuk memotivasi orang lain agar
mereka mau berkerja sama untuk mencapai tujuan. Menurut Rivai dan
Mulyadi (2010:36) ada tiga macam gaya kepemimpinan yang
mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai, yaitu :
a. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Gaya kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu
orang. Pemimpin ini bertindak sebagai penguasa tunggal. Kedudukan dan
tugas anak buah semata-mata hanya sebagai pelaksana keputusan,
perintah, dan bahkan kehendak pimpinan. Pimpinan memandang dirinya
18
bawahan selalu dipandang rendah sehingga dianggap tidak mampu berbuat
sesuatu tanpa diperintah.
b. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor
utama dan terpenting dalam setiap kelompok/ organisasi. Pemimpin
memandang dan menempatkan orang-orang yang dipimpinnya sebagai
subjek yang memiliki kepribadian dengan berbagai aspeknya, seperti
dirinya juga. Kemauan, kehendak, kemampuan, buah pikiran, pendapat,
kreativitas, inisiatif yang berbeda-beda dan dihargai disalurkan secara
wajar. Gaya pemimpin ini selalu berusaha untuk memanfaatkan setiap
orang yang dipimpin. Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan
yang aktif, dinamis, dan terarah. Kepemimpinan ini dalam mengambil
keputusan sangat mementingkan musyawarah, yang diwujudkan pada
setiap jenjang dan di dalam unit masing-masing.
c. Gaya Kepemimpinan Kendali Bebas
Gaya kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari gaya
kepemimpinan otoriter. Pemimpin berkedudukan sebagai symbol.
Kepemimpinan dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada
orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan
kegiatan menurut kehendak dan kepentingan masing-masing, baik secara
perorangan maupun kelompok-kelompok kecil. Pemimpin hanya
memfungsikan dirinya sebagai penasihat.
Sedangkan gaya kepemimpinan Teori perilaku (Robbins dan
19
1. Inisiasi Struktur
Mengacu pada sejauh mana pemimpin menentukan perannya dan peran
anggota kelompok dalam mencapai tujuan. Inisiasi struktur mencakup
perilaku yang berusaha mengorganisasi perkerjaan, hubungan kerja dan
tujuan.
2. Konsiderasi
Sejauh mana pemimpin memiliki hubungan kerja dengan karakteristik
saling percaya dan rasa hormat terhadap gagasan dan perasaan anggota
kelompok. Pemimpin yang memiliki perhatian tinggi bersedia membantu
anggota kelompok dengan setara. Pemimpin memperhatikan kenyamanan,
kesejahteraan status, dan kepuasan anggotanya.
Dengan menggunakan salah satu dari dua gaya tersebut di atas dan
dengan memperhitungkan faktor-faktor seperti yang telah diuraikan
sebelumnya, maka pemimpin berusaha mempengaruhi persepsi
bawahannya dan memotivasinya. Menurut teori ini macam-macam gaya
kepemimpinan tersebut dapat dipergunakan oleh pemimpin dalam perilaku
yang berbeda. Gaya kepemimpinan yang dipilih pemimpin akan efektif
jika dapat memotivasi untuk menaikkan usaha-usaha dari para bawahan
dimana perilaku tersebut harus dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan
bawahan sehingga memungkinkan tercapainya efektivitas dalam
pelaksanaan kerja.
Dari berbagai tinjauan teoritis di atas, gaya kepemimpinan seorang
pemimpin pada dasarnya tidak mungkin terlepas dari unsur-unsur perilaku,
20
kepemimpinan. Jadi dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan adalah
suatu sikap atau pola perilaku seorang pemimpin dalam memotivasi
semangat seseorang orang lain agar mereka mau berkerja sama untuk
mencapai tujuan tertentu.
2. Syarat Kepemimpinan
Ada beberapa syarat-syarat kepemimpinan yang harus ada dalam
seorang pemimpin. Syarat-syarat tersebut merupakan hal pokok yang
harus dimiliki seorang pemimpin agar dalam memimpin ia mempunyai
kekuasaan dan wibawa sebagai seorang pemimpin. Menurut
Kartono(2013) mengatakan bahwa pemimpin itu harus mempunyai
kelebihan, yaitu :
a. Kapasitas meliputi : Kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara dan
kemampuan menilai.
b. Ilmu pengetahuan yang luas.
c. Tanggungjawab, mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri, agresif, dan
punya hasrat untuk unggul.
d. Partisipasi aktif, memiliki sosiabilitas tinggi, mampu bergaul, kooperatif,
atau suka berkeja sama, mudah menyesuaikan diri, punya rasa humor.
e. Status meliputi kedudukan sosial-ekonomi yang cukup tinggi, popular,
tenar.
3. Fungsi Kepemimpinan
Menurut Rivai dan Mulyadi (2010:34) fungsi artinya jabatan
21
bagian tubuh. Sedangkan fungsi kepemimpinan berhubungan langsung
dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/ organisasi
masing-masing, yang ,mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam
dan bukan di luar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala
sosial, karena harus diwujudkan dalam interaksi antar individu di dalam
situasi sosial suatu kelompok/ organisasi.
4. Tanggung Jawab dan Wewenang Kepimimpinan
Keberhasilan suatu organisasi sebagian besar ditentukan oleh
pemimpin dan kepemimpinannya, sehingga ia memiliki kewajiban untuk
mencapai tujuan organisasi dan memberikan perhatian terhadap kebutuhan
pegawainya. Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang pemimpin harus
melaksanakan serta memenuhi tugas dan tanggung jawabnya sebagai
pemimpin.
Menurut Ranupandojo(2000:152), Miljus mengatakan bahwa
tanggung jawab para pemimpin adalah sebagai berikut :
a. Menentukan tujuan pelaksanaan kerja realitas (dalam artian kuantitas,
kualitas, keamanan dan sebagainya)
b. Melengkapi para karyawan dengan sumber-sumber dana yang diperlukan
untuk menjalankan tugasnya
c. Mengkomunikasikan pada karyawan tentang apa yang diharapkan dari
mereka
22
e. Mendelegasikan wewenang apabila diperlukan dan mengundang
partisipasi apabila memungkinkan
f. Menghilangkan hambatan untuk pelaksanaan perkerjaan yang efektif
g. Menilai pelaksanaan perkerjaan yang mengkomunikasikan hasilnya
h. Menunjukan perhatian pada karyawan
Agar seorang pemimpin dapat mencapai tujuannya secara efektif,
maka ia harus memiliki wewenang untuk mempengaruhi dan mengarahkan
orang lain. Ada beberapa macam wewenang pemimpin, diantaranya
adalah:
a. Top Down Authority (Penetapan dari atasan), yaitu wewenang yang
dimiliki oleh seseorang karena adanya pelimpahan wewenang dari
pimpinan atau atasannya.
b. Bottom Up Authority (Penetapan dari bawahan), yaitu wewenang yang
dimiliki seseorang karena ditunjuk sebagai pemimpin oleh para
pengikutnya.
5. Pengertian Kinerja
Pemikiran awal yang muncul ketika kita membicarakan Kinerja
adalah hasil dari suatu pekerjaan atau output. Menurut Mangkunegara
(2002:67) Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Robbins dan Coulter
(2010:188) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil akhir dari sebuah
23
sebelum konser atau balap atau melaksanakan kewajiban kerja seefisien
dan seefektif mungkin, kinerja adalah apa yang dihasilkan dari aktivitas
tersebut.
Menurut Kusnadi (2003:64) menyatakan bahwa kinerja adalah
setiap gerakan, perbuatan, pelaksanaan, kegiatan atau tindakan yang
diarahkan untuk mencapai tujuan atau target tertentu. Hariandja
(2002:195) mengemukakan kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh
pegawai atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan peranannya
dalam organisasi. Kinerja pegawai merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam usaha organisasi mencapai tujuannya, sehingga berbagai
kegiatan harus dilakukan organisasi tersebut untuk meningkatkannya.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang Kinerja seperti yang telah
dikemukakan di atas maka pada penelitian ini yang dimaksud Kinerja
adalah hasil kerja yang telah dicapai karyawan berdasarkan standar yang
berlaku untuk mencapai perkerjaan dan dilaksanakan pada periode waktu
tertentu.
6. Pengukuran Kinerja
Secara teoritikal berbagai metode dan teknik mempunyai sasaran
yang sama, yaitu menilai prestasi kerja para pegawai secara obyektif untuk
suatu kurun waktu tertentu dimasa lalu yang hasilnya bermanfaat bagi
organisasi atau instansi, seperti untuk kepentingan mutasi pegawai maupun
bagi pegawai yang bersangkutan sendiri dalam rangka pengembangan
24
Menurut Soeprihantono dalam Utomo (2006) ada beberapa aspek
yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan yaitu : prestasi kerja,
rasa tanggung jawab, kesetiaan dan pengabdian, kejujuran, kedisiplinan,
kerja sama dan kepemimpinan.
Menurut Gomez (dalam Utomo, 2006) dalam melakukan penelitian
terhadap kinerja yang berdasarkan perilaku yang spesifik ini maka ada
delapan dimensi yang perlu mendapatkan perhatian, antara lain :
a. Kualitas Kerja, Kualitas ini akan dicapai berdasarkan syarat-syarat
kesesuaian dan kesiapan.
b. Kuantitas Kerja, Jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu
yang ditentukan.
c. Pengetahuan Perkerjaan, Luasnya pengetahuan mengenai perkerjaan dan
keterampilan.
d. Kreatifitas, Keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan
tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.
e. Kerja sama, Kesadaran untuk berkerja sama dengan orang lain.
f. Inisiatif, Keaslian ide-ide yang disampaikan sebagai program organisasi
dimasa yang mendatang.
g. Ketergantungan, Kesadaran dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan
penjelasan kerja.
h. Kualitas Personil, Menyangkut kepribadian, Kepmimpinan, kemampuan
25
Sedangkan menurut Mangkunegara (2002) mengatakan bahwa
terdapat lima indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan,
antara lain :
a. Kualiatas, Tingkat dimana hasil aktivitas yang dilakukan mendekati
sempurna dalam arti menyelesaikan beberapa cara ideal dan penampilan
aktivitas ataupun memenuhi tujuan yang diharapkan dari suatu aktivitas.
b. Kuantitas, Jumlah yang dihasilkan, dinyatakan dalam istilah sejumlah unit,
jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
c. Ketepatan Waktu, Tingkat suatu aktivitas yang diselesaikan pada waktu
awal yang diinginkan dilihat dari sudut koordinasi yang dengan hasil
output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
d. Keandalan, yaitu sejauh mana karyawan dapat mengikuti instruksi,
memiliki inisiatif, teliti serta hati-hati dalam melakukan perkerjaannya.
e. Sikap, yaitu perilaku sehari-hari yang ditunjukan karyawan terhadap
perusahaan, perkerjaan dan sesama rekan kerja.
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai
Tinggi atau rendahnya kinerja pegawai dipengaruhi oleh banyak
faktor, dimana pada akhirnya akan digunakan sebagai dasar menentukan
kebijaksanaan instansi dalam upaya meningkatkan dan memperbaiki
kinerja tersebut. Menurut Gibson (2011) ada 3 faktor yang berpengaruh
terhadap kinerja :
a. Faktor individu : kemampuan, keterampilan, latar belakang keluarga,
26
b. Faktor Psikologis : Persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan
kepuasan kerja.
c. Faktor organisasi : Struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan,
sistem penghargaan (reward system).
Menurut Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi kinerja antara lain :
a. Faktor kemampuan secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri
dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh
karena itu pegawai perlu ditemaptkan pada pekerjaan yang sesuai dengan
kehaliannya.
b. Faktor motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam
menghadapi situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang
menggerakan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap
mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja
secara maksimal.
8. Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai
Menurut Rivai dan Mulyadi (2010:42) gaya kepemimpinan adalah
perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan,
sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba
mempengaruhi kinerja bawahannya.
Berangkat dari pendapat diatas, maka jelaslah bahwa secara teoritis
gaya kepemimpinan termasuk salah satu faktor utama dalam
27
sesuai dengan aspirasi anggota yang dipimpin, maka akan terjadi
hubungan yang harmonis antara pimpinan dan bawahan secara
proporsional. Dengan demikian sangatlah penting jika sebuah organisasi
memperhatikan aspek kepemimpinan, dimana aspek kepemimpinan
tersebut juga tidak akan terlepas dari gaya kepemimpinan.
Maka untuk meningkatkan kinerja pegawai, seorang pemimpin
harus bisa memberikan suatu dorongan baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga pegawai lebih termotivasi berkerja lebih baik dan
bersemangat. Disamping itu pula keberhasilan hubungan kerja antara
pemimpin dengan bawahan selalu terjaga dengan baik agar dapat
meningkatkan semangat kerja yang pada akhirnya dapat memacu kinerja
pegawai.
Sehebat apapun pemimpin akan dibuktikan apabila tujuan
organisasi dimana ia memimpin dapat tercapai. Tercapainya tujuan
organisasi tersebut merupakan perwujudan kinerja pegawai yang tinggi.
Namun demikian, tercapai tidaknya tujuan organisasi bergantung pada
sejauh mana seorang pemimpin mampu mengendalikan anggotanya untuk
saling berkerja sama dalam rangka menyamankan visi dan misi organisasi.
Diharapkan dengan adanya kesamaan visi dan misi organisasi tersebut,
maka terciptalah kondisi kerja yang memungkinkan adanya peningkatan
kinerja pegawai.
Setelah dilihat dari pengertian dan rumusan-rumusan di atas, maka
28
pegawai begitu besarnya karena pada dasarnya gaya kepemimpinan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar lebih
giat dalam berkerja demi tercapainya suatu tujuan tertentu.
Singkatnya, bahwa dengan adanya pengaruh gaya kepemimpinan
terhadap kinerja pegawai, maka akan dicapai peningkatan kemampuan
(ability) pegawai, motivasi, kualitas supervisi (kepemimpinan) dan sikap
pegawai terhadap tugas, yang pada gilirannya dapat menunjang
peningkatan kinerja, sehingga dapatlah dikatakan bahwa terdapat
keterkaitan antara gaya kepemimpinan dan kinerja pegawai.
C.Kerangka Pikir.
Berdasarkan uraian landasan teori yang ada, maka kerangka berfikir
digambarkan sebagai berikut :
Kerangka penelitian diatas merupakan perumusan untuk memperjelas pola
pikir dalam melakukan penelitian mengenai hubungan gaya kepemimpinan dan
kinerja pegawai. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah variabel Kinerja (Y),
sedangkan variabel bebas adalah Gaya Kepemimpinan. Gaya Kepemimpinan yang
mempunyai 2 variabel menurut teori perilakuyaitu Inisiasi struktur dan
konsiderasi, sedangkan variabel kinerja memiliki 5 indikator dan juga didukung Kinerja Pegawai (Y) Gaya Kepemimpinan (X) :
- Inisiasi Struktur (X1)
29
teori menurut Mangkunegara yaitu Kualitas Kerja (Y1), Kuantitas Kerja (Y2),
Ketepatan Waktu (Y3), keandalan (Y4), Sikap (Y5).
D.Hipotesis.
Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka hipotesis penelitian adalah
sebagai berikut :
1. Gaya kepemimpinan inisiasi struktur dan gaya kepemimpinan konsiderasi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Sekretariat KPU Kota
Pasuruan.
2. Gaya kepemimpinan inisiasi struktur paling berpengaruh terhadap kinerja