MENGOPTIMALKAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PRODUK SPRINGBED DENGAN MENGGUNAKAN QFD-ANP DAN GOAL
PROGRAMMING
TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh SADIKIN HALIM
0 9 0 4 0 3 0 6 2
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini.
Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi Reguler Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Judul untuk tugas sarjana ini adalah “Mengoptimalkan Kepuasan Pelanggan Pada Produk Springbed
Dengan Menggunakan QFD-ANP dan Goal Programming”.
Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan pembaca lainnya.
Medan, Februari 2014
UCAPAN TERIMA KASIH
Syukur dan terimakasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah membimbing penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan tugas sarjana ini.
Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembimbing I, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini dan meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan masukan kepada penulis.
2. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT. selaku Dosen Pembimbing II atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.
3. Bapak Martin selaku Pembimbing Lapangan PT. Ocean Centra Furnindo yang telah memberikan bantuan berupa waktu, bimbingan, serta informasi dan data selama melakukan penelitian di perusahaan.
5. Ayah, Ibu, dan Saudara-saudara penulis yang tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril, doa, maupun materil sehingga laporan ini dapat diselesaikan.
6. Semua teman angkatan 2009 di Departemen Teknik Industri USU yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis.
7. Sahabat-sahabat seperjuangan penulis pada saat penelitian, Hady, Nickxon, Niko, Johan, Andry, Naqashya, Maysarah, Febi, Lia, Nadya, Laulia, Dara, Rifqi,
8. Teman-teman rekan kerja di Laboratorium Sistem Produksi (Arsyad, Alfin, Ridho, Andy, Suryadi, Arie, Ayu, Novri, Utomo, Fina, Cici) yang mendukung penulis dalam menyelesaikan Tugas Sarjana ini.
9. Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis mengucapkan terima kasih. Kiranya laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Februari 2014
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
ABSTRAK ... xvi
I PENDAHULUAN ... I-1
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... II-1 2.2 Ruang Lingkup Usaha ... II-2 2.3 Organisasi dan Manajemen ... II-2 2.3.1 Struktur Organisasi ... II-2 2.3.2 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-3 2.3.3 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan ... II-10 2.3 Spesifikasi Produk Spring Bed Ocean ... II-12
III TINJAUAN PUSTAKA ... III-1
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
3.8 Quality Function Deployment ... III-14 3.9 House of Quality (HOQ) ... III-15 3.10 Analytic Network Process (ANP) ... III-18 3.11 Goal Programming ... III-20
IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... V-1
5.1 Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1 Pembuatan dan Penyebaran Kuesioner ... V-1 5.1.2 Rekapitulasi Kuesioner Terbuka ... V-1 5.1.3 Rekapitulasi Kuisioner Tertutup ... V-4 5.1.4 Rekapitulasi Kuisioner ANP ... V-6 5.2 Pengolahan Data ... V-11 5.2.1 Method of Successive Interval (MSI) ... V-11 5.2.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... V-13 5.2.2.1 Uji Validitas Data ... V-13 5.2.2.2 Uji Reliabilitas Data ... V-14 5.2.3 Membangun Matriks House of Quality (HOQ)... V-16 5.2.3.1 Identifikasi Customer Requirement (CR) ... V-16 5.2.3.2 Penentuan Customer Importance (CI) ... V-16 5.2.3.3 Penentuan Karakteristik Teknis ... V-17 5.2.3.4 Penetapan Hubungan Antara Technical
Requirement (TR) ... V-17 5.2.3.5 Penyusunan Normalisasi Kepentingan
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
5.2.3.6 Penetapan Hubungan Antara Karakteristik Teknis ... V-19 5.2.3.7 Penyusunan Matriks House of Quality (HOQ) .... V-29 5.2.4 Optimisasi QFD ... V-31 5.2.4.1 Model Goal Programming ... V-33 5.2.4.2 Penyelesaian Model Optimasi dengan Software LINGO .. V-36
VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL ... VI-1
6.1 Analisis Atribut Kebutuhan Konsumen ... VI-1 6.2 Analisis Customer Importance (CI) dan Normalisasi CI ... VI-1 6.3 Analisis Pembobotan ANP ... VI-3 6.4 Analisis Ukuran Kinerja Karakteristik Teknis ... VI-4 6.5 Analisis Optimasi QFD ... VI-6
VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1
7.1 Kesimpulan ... VI-1 7.2 Saran... VI-2
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.15. Pembobotan Setiap Elemen ... V-23 5.16. Pembobotan Elemen Prioritas ... V-27 5.17. Supermatrix ... V-27 5.18. Limiting Supermatrix ... V-28 5.19. Derajat Kepentingan Karakteristik Teknis ... V-30 5.20. Penentuan Tingkat Kesulitan, Perkiraan Biaya, dan
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
DAFTAR LAMPIRAN
TABEL HALAMAN
ABSTRAK
Perusahaan-perusahaan sejenis yang semakin banyak dan perjanjian perdagangan regional sampai internasional membuat persaingan bisnis dan pasar yang semakin besar. Perkembangan globalisasi inilah yang menuntut perusahaan untuk meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya dalam memproduksi produk sehingga dapat bersaing bahkan menang dalam kompetisi di pasar. Kualitas yang tinggi tentu saja akan memakan biaya yang tinggi pula sehingga pada saat ini kualitas haruslah berorientasi pada pelanggan. Peningkatan kualitas yang sesuai dengan harapan pelanggan akan meningkatkan kepuasan pelanggan secara maksimal dengan biaya yang minimal. PT. Ocean Centra Furnindo adalah perushaan yang bergerak di bidang spring bed. Penelitian ini ditujukan pada produk spring bed dengan merek Ocean. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan usulan rancangan perbaikan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dimana kebutuhan konsumen diterjemahkan dengan menggunakan Quality Function Deployment (QFD) menjadi karakteristik teknis yang dapat diintervensi oleh perusahaan. Hubungan antara karakteristik teknis dengan kebutuhan konsumen kemudian diteliti dengan menggunakan Analytic Network Process (ANP) dan akhirnya dioptimalkan berdasarkan ukuran kinerja QFD dengan menggunakan Goal Programming untuk mencari biaya minimum untuk mencapai sasaran perusahaan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
ABSTRAK
Perusahaan-perusahaan sejenis yang semakin banyak dan perjanjian perdagangan regional sampai internasional membuat persaingan bisnis dan pasar yang semakin besar. Perkembangan globalisasi inilah yang menuntut perusahaan untuk meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya dalam memproduksi produk sehingga dapat bersaing bahkan menang dalam kompetisi di pasar. Kualitas yang tinggi tentu saja akan memakan biaya yang tinggi pula sehingga pada saat ini kualitas haruslah berorientasi pada pelanggan. Peningkatan kualitas yang sesuai dengan harapan pelanggan akan meningkatkan kepuasan pelanggan secara maksimal dengan biaya yang minimal. PT. Ocean Centra Furnindo adalah perushaan yang bergerak di bidang spring bed. Penelitian ini ditujukan pada produk spring bed dengan merek Ocean. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan usulan rancangan perbaikan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dimana kebutuhan konsumen diterjemahkan dengan menggunakan Quality Function Deployment (QFD) menjadi karakteristik teknis yang dapat diintervensi oleh perusahaan. Hubungan antara karakteristik teknis dengan kebutuhan konsumen kemudian diteliti dengan menggunakan Analytic Network Process (ANP) dan akhirnya dioptimalkan berdasarkan ukuran kinerja QFD dengan menggunakan Goal Programming untuk mencari biaya minimum untuk mencapai sasaran perusahaan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Industri manufaktur baik yang menghasilkan produk maupun jasa saling berkompetisi satu sama lain baik secara global, nasional maupun ragional demi mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Perjanjian perdagangan bebas seperti APEC (Asia-Pasific Economic Cooperation), AFTA (ASEAN Free Trade Area), ACFTA (ASEAN China Free Trade Area), dan AANZFTA (
ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area) telah mendorong peningkatan
persaingan di Indonesia. Persaingan di dalam pasar memiliki beberapa orientasi bisnis yang dianut oleh perusahaan seperti orientasi pada produk, orientasi produksi, orientasi penjualan, dan orientasi konsumen/pasar. Perusahaan banyak menganut orientasi produksi maupun orientasi penjualan dengan alasan produk yang berkualitas tinggi pasti akan dibeli oleh masyarakat maupun penjualan yang tinggi akan mendapatkan keuntungan yang maksimal. Pandangan-pandangan tersebut sangat bersifat subjektif dari perusahaan sehingga hasil yang didapat kurang maksimal.
sehingga dapat memberikan produk sesuai dengan keinginan konsumen dan harga yang murah.
Jumlah rumah tangga di Indonesia khususnya di Sumatera Utara mengalami peningkatan setiap tahunnya. Penduduk dan jumlah rumah tangga yang meningkat ini turut mendorong meningkatknya kebutuhan masyarakat terhadap spring bed. Jumlah rumah tangga yang terus meningkat menjadi alasan bertambahnya perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk guna memenuhi kebutuhan rumah tangga dimana salah satunya adalah perusahaan spring bed.
Jumlah rumah tangga di Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.1. Jumlah Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara 2008-2012
Tahun Rumah Tangga
2008 2.980.434
2009 3.027.500
2010 3.037.716
2011 3.083.199
2012 3.131.600
Sumber: http://sumut.bps.go.id (diakses 27-12-2013)
Industri yang bergerak dalam bidang pembuatan spring bed sudah mulai banyak bermunculan dengan menghasilkan spring bed yang bermutu dengan harga yang bervariatif. Perusahaan-perusahaan yang bergerak pada pembuatan
spring bed di Indonesia khususnya di Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.2. Daftar Perusahaan Spring Bed
No Perusahaan
1 PT. Ocean Centra Furnindo
2 PT. Karya Furindo Modern
3 PT. Cahaya Bintang Selatan
4 PT. Power Indo Foam
Tabel 1.2. Daftar Perusahaan Spring Bed (Lanjutan)
No Perusahaan
6 PT. Budi Raya Perkasa
7 PT. Ivana Mery Lestari
8 PT. Anugrah SuryaAlam
9 PT. Cahaya Kawi Ultra Polyntraco
10 PT. Maju Busa Indah
Sumber: http://id.yellowpages.co.id (diakses 14-07-2013)
PT. Ocean Centra Furnindo merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan spring bed. Merk spring bed yang diproduksi PT. Ocean Centra Furnindo antara lain Ocean, Angel, dan Helux yang masing-masing
merk mempunyai beberapa ukuran dan jenis dimana perbedaan ini dibuat untuk menyesuaikan produk dengan kebutuhan konsumen. Penjualan produk spring bed
merek Ocean dapat dilihat pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3. Jumlah Penjualan Spring Bed Merek Ocean Periode Penjualan
Juli 2012 2630
Agustus 2012 3125
September 2012 3334
Oktober 2012 2833
November 2012 2732
Desember 2012 2389
Januari 2013 3249
Februari 2013 2423
Maret 2013 2232
April 2013 2692
Mei 2013 2532
Juni 2013 2436
Juli 2013 2387
Sumber: PT. Ocean Centra Furnindo
bentuk karakteristik teknis sehingga dihasilkan produk yang diinginkan konsumen dengan biaya serendah mungkin. QFD digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara kebutuhan konsumen dengan karakteristik teknis sehingga dapat dilakukan perbaikan pada bagian paling penting.
QFD merupakan suatu alat yang populer dan banyak dipakai baik dalam perancangan produk maupun proses dikarenakan kemudahan dan hasilnya yang memuaskan. QFD mempunyai sifat subjektifitas peneliti yang tinggi sehingga tidak jarang hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan yang diharapkan sehingga perlu diintegrasikan dengan Analytic Networking Process (ANP) yang bertujuan untuk menentukan tingkat kepentingan dan hubungan antara tujuan, kriteria maupun subkriteria dan kemudian dioptimisasikan dengan menggunakan metode
goal programming.
Penelitian terdahulu melaporkan keberhasilan penggunaan QFD ANP, dan
goal programming. E.E. Karsak et al (2002) merancang perbaikan pensil untuk meningkatkan kepuasan konsumen. QFD digunakan untuk diperoleh 5 atribut penting yang diinginkan konsumen dan 7 karakteristik teknis yang merepresentasikan kelima atribut tersebut. ANP digunakan untuk menentukan tingkat kepentingan dan hubungan antara atribut penting dan karakteristik teknis yang kemudian dioptimisasikan dengan menggunakan goal programming
berdasarkan biaya, pengembangan, dan kemudahan manufaktur. Integrasi metode ini berhasil mendapatkan solusi yang lebih layak dan konsisten.1
1
E.E. Karsak dkk. “Product planning in quality function deployment using a combined analytic
1.2. Perumusan Permasalahan
Permasalahan yang terdapat pada penelitian ini adalah bagaimana mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan kepuasan konsumen.
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan utama penelitian ini adalah memilih alternatif peningkatan karakteristik teknis sesuai dengan kebutuhan konsumen dengan pertimbangan tingkat kepuasan, perkiraan biaya, dan kepuasan konsumen.
Tujuan khusus penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi variabel-variabel yang mempengaruhi persepsi konsumen terhadap pembelian produk spring bed
2. Mengidentifikasi tingkat kepentingan kebutuhan konsumen
3. Menentukan derajat kepentingan karakteristik teknis dengan menggunakan ANP
4. Menentukan tingkat kesulitan dan perkiraan biaya karakteristik teknis dengan menggunakan QFD
5. Mengoptimalkan pemilihan karakteristik teknis yang perlu ditingkatkan dengan menggunakan Goal Programming
Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat bagi mahasiswa
khususnya ilmu teknik industri di dalam perusahaan dan membandingkannya dengan teori yang ada.
2. Manfaat bagi perusahaan
a. Memberikan pandangan persepsi konsumen terhadap produk perusahaan b. Memberikan alternatif perbaikan guna meningkatkan daya saing
perusahaan
3. Bagi Departemen Teknik Industri USU
Menjalin hubungan kerjasama antara perusahaan dengan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, USU.
1.4. Batasan Masalah dan Asumsi
Batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Konsumen yang dimintai keterangan berada di wilayah Medan 2. Produk yang diteliti berupa produk spring bed
3. Metode yang digunakan adalah QFD phase I dan ANP untuk mengidentifikasi dan variabel-variabel yang terkait mengenai kebutuhan konsumen dan karakteristik teknis yang kemudian hasilnya dioptimisasi dengan menggunakan
Goal Programming
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Responden memiliki gaya hidup menengah ke bawah yang sesuai dengan target pasar spring bed merek Ocean
3. Tidak ada perubahan yang signifikan baik dari luar perusahaan maupun dari dalam perusahaan selama penelitian berlangsung
1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas sarjana ini sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari penelitian dilakukan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan tugas sarjana.
Bab II Gambaran Umum Perusahaan, menguraikan tentang sejarah perusahaan, ruang lingkup perusahaan, struktur organisasi dan manajemen.
Bab III Landasan Teori, berisi teori mengenai teknik sampling, pendekatan
Quality Function Deployment, Analytic Network Process dan Goal Programming. Bab IV Metodologi Penelitian, menguraikan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi tempat dan waktu penelitian, rancangan penelitian, objek penelitian, variabel penelitian, kerangka konseptual, definisi operasional, instrumen penelitian, populasi dan teknik sampling, ukuran sampel, pengolahan data, analisis pemecahan masalah sampai kesimpulan dan saran.
prioritas karakteristik teknis, menentukan batasan dan fungsi tujuan, mengoptimalkan kepuasan konsumen dengan goal programming.
Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, meliputi analisis pengolahan data kuesioner, analisis pengolahan matriks House of Quality, analisis pengolahan ANP, serta analisis pengolahan goal programming.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Ocean Centra Furnindo adalah perusahaan yang bergerak pada bidang
spring bed dan busa. PT. Ocean Centra Furnindo dibangun pada tahun 1971 oleh bapak Ahmad Jamin di Jl. Soekarno Hatta No. 549 Medan Binjai Km. 14,5, Sumatera Utara. PT. Ocean Centra Furnindo pada awalnya hanya memproduksi busa dengan nama Ocean Foam.
PT. Ocean Centra Furnindo mulai mengidentifikasi keinginan konsumen dan peluang yang ada di pasar dan PT. Ocean Centra Furnindo mulai terdorong untuk berinvestasi pada mesin yang lebih canggih pada tahun 1991. PT. Ocean Centra Furnindo mulai bersaing di pasar spring bed dengan menggunakan sistem semi otomatis pada tahun 1994 dimana mesin tersebut diganti dengan mesin sistem otomatis pada tahun 2005. Mesin otomatis yang digunakan oleh PT. Ocean Centra Furnindo ini merupakan mesin pertama di luar pulau Jawa yang dapat menghasilkan busa polimer berkualitas tinggi dengan tingkat akurasi dan efisiensi yang tinggi.
setiap jenis produk yang dihasilkan yang bertujuan untuk merangkul seluruh golongan masyarakat.
2.2. Ruang Lingkup Usaha
PT. Ocean Centra Furnindo memiliki kantor pusat dan pabrik di Medan dan memiliki daerah pemasaran mulai dari regional sampai internasional. Produk yang ditawarkan oleh PT. Ocean Centra Furnindo adalah sofa (Titov), matras (Ocean Foam), dan spring bed (Helux, Ocean, Angel). PT. Ocean Centra Furnindo menyediakan 3 merek dagang spring bed yang masing-masing memiliki pangsa pasar yang berbeda-beda.Spring bed merek Helux memiliki pangsa pasar menengah ke atas dimana daerah penjualan ditujukan mulai dari regional sampai internasional. Spring bed merek Ocean ditujukan pada kelas menengah ke bawah.
Spring bed merek Angel diproduksi dan dijual dengan harga yang lebih murah dibandingkan merek Ocean dan ditujukan pada kelas yang lebih rendah.
2.3. Organisasi dan Manajemen 2.3.1. Struktur Organisasi
Organisasi adalah sekumpulan orang yang memiliki tujuan yang sama dan saling bekerja sama dalam mencapai tujuan tersebut. Organisasi memiliki hierarki masing-masing personel untuk mencapai tujuanya. Hierarki tersebut ditunjukkan oleh struktur organisasi perusahaan.
terdapat satu garis wewenang antara pimpinan dengan bawahannya. Struktur organisasi PT. Ocean Centra Furnindo dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Sumber: PT. Ocean Centra Furnindo
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Ocean Centra Furnindo
2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Tugas dan tanggung jawab setiap anggota dalam struktur organisasi PT. Ocean Centra Furnindo adalah sebagai berikut:
1. Direktur
Direktur merupakan pimpinan puncak dari PT. Ocean Centra Furnindo yang bertugas :
c. Menyebarkan dan menerapkan kebijakan yang berhubungan dengan kegiatan produksi serta mengawasi pelaksanaannya.
d. Merencanakan dan mengatur anggaran modal kerja dan modal investasi perusahaan.
e. Melaksanakan kontrak-kontrak perusahaan dengan pihak luar. Direktur memiliki tanggung jawab sebagai berikut :
a. Atas hasil kerja perusahaan secara keseluruhan b. Atas kebijakan perusahaan yang ditetapkan 2. Manager Produksi
Manager produksi dalam melaksanakan tugasnya, membawahi kepala bagian produksi. Tugas-tugas dari manager produksi adalah sebagai berikut :
a. Merencanakan dan mengatur produksi perusahaan agar sesuai dengan spesifkasi dan standart mutu yang telah ditentukan.
b. Membuat laporan produksi secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.
c. Merencanakan dan meneliti metoda kerja dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja.
d. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan, sehingga dapat dilakukan perbaikan. Manager produksi memiliki tanggung jawab sebagai berikut :
d. Atas pelaksanaan instruksi direktur 3. Manager Keuangan
Manager keuangan mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Merencanakan dan mengawasi perencanaan kegiatan akuntansi dari keuangan perusahaan.
b. Membantu direktur dalam melaksanakan anggaran perusahaan. c. Memastikan bahwa transaksi keuangan dilakukan dengan benar.
d. Memeriksa dan menganalisa data dan laporan aliran dana dan biaya perusahaan.
Manager keuangan memiliki tanggung jawab sebagai berikut : a. Atas aliran kas perusahaan
b. Atas dana dokumen-dokumen penting yang disimpan dalam perusahaan c. Atas pelaksanaan instruksi direktur
4. Manager Pemasaran
Manager pemasaran memiliki tugas sebagai berikut:
a. Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan dibidang pemasaran.
b. Merencanakan kegiatan penelitian pasar guna mendapatkan data tentang tingkat kebutuhan konsumen dan tingkat persaingan, sehingga dapat ditentukan rencana volume penjualan kepada target market.
d. Menentukan rencana anggaran biaya pemasaran.
e. Mengkoordinir tenaga ahli yang memberikan pelayanan teknis kepada masyarakat.
Manager pemasaran memiliki tanggung jawab sebagai berikut : a. Atas hasil penjualan perusahaan
b. Atas penerimaan feedback dari konsumen c. Atas strategi pemasaran perusahaan d. Atas pelaksanaan instruksi direktur 5. Manager Personalia
Manager personalia mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Merencanakan dan menerapkan sistem penerimaan pegawai yang dibutuhkan oleh perusahaan.
b. Mengadakan penelitian kepegawaian seperti masalah pengembangan organisasi perusahaan, evaluasi kerja, gaji dan upah karyawan.
c. Menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur mengenai persediaan dan pemanfaatan fasilitas seperti komunikasi, perumahan dan transportasi perusahaan.
Manager personalia memiliki tanggung jawab sebagai berikut : a. Atas kualitas pegawai baru
6. Manager Pembelian
Manager pembelian memiliki tugas sebagai berikut: a. Melakukan pemilihan dan evaluasi atas supplier. b. Melaporkan setiap kegiatan pembelian kepada direktur. c. Mengeluarkan Purchasing Order (PO).
Manager pembelian memiliki tanggung jawab sebagai berikut:
a. Atas pemenuhan bahan dan peralatan yang diperlukan secara tepat waktu dan tepat jumlah
b. Atas hubungan perusahaan dengan supplier
c. Atas pelaksanaan instruksi direktur 7. Kepala bagian Produksi
Kepala bagian produksi memiliki tugas sebagai berikut:
a. Mengkoordinir dan mengawasi bagian produksi dan pengolahannya agar pelaksanaan kegiatannya sesuai dengan rencana.
b. Memeriksa kualitas produk sehingga sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan
c. Memberikan laporan kegiatan produksi secara rutin kepada manager produksi.
Kepala bagian produksi memiliki tanggung jawab sebagai berikut: a. Atas kualitas produk yang dihasilkan
b. Atas kinerja pekerja di lantai produksi
8. Kasir/Accounting
Kasir bertugas sebagai berikut :
a. Mencatat biaya yang dikeluarkan perusahaan.
b. Menyusun laporan pengeluaran harian, bulanan maupun tahunan untuk dipertanggung jawabkan kepada manager keuangan.
c. Memastikan bahwa semua transaksi keuangan dilakukan dengan benar. Kasir memiliki tanggung jawab sebagai berikut :
a. Atas dokumen-dokumen pengeluaran dana yang disimpan dalam perusahaan.
b. Atas aliran kas perusahaan
c. Atas instruksi dari manager keuangan
9. Salesman/Counter Sales
Salesman memiliki tugas sebagai berikut:
a. Menjual produk ke konsumen sesuai dengan harga yang telah ditetapkan. b. Menerangkan kelebihan produk yang akan dijual
c. Mencari rekan bisnis yang berminat membeli produk
Salesman memiliki tanggung jawab sebagai berikut: a. Atas instruksi manager pemasaran
10. Staf Personalia
Staf personalia memiliki tugas sebagai berikut :
a. Melaksanakan kegiatan perekrutan pegawai yang dibutuhkan oleh perusahaan.
b. Mengawasi kepegawaian seperti masalah pengembangan organisasi perusahaan, mengevaluasi kerja, gaji dan upah karyawan.
c. Menerapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur mengenai persediaan dan pemanfaatan fasilitas seperti komunikasi, perumahan dan transportasi perusahaan.
Staf personalia memiliki tanggung jawab sebagai berikut : a. Atas pelaksanaan training pegawai.
b. Atas perekrutan pegawai baru c. Atas instruksi manager personalia 11. Kepala Gudang
Kepala gudang memiliki tugas sebagai berikut: a. Mengawasi gudang pabrik.
b. Mengatur penyimpanan di pabrik.
c. Mengirimkan bahan maupun produk sesuai dengan instruksi Kepala gudang memiliki tanggung jawab sebagai berikut:
2.3.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan
PT. Ocean Centra Furnindo mempekerjakan pegawai sebanyak 139 orang dengan masing-masing jabaatan dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja di PT. Ocean Centra Furnindo
Sumber: PT. Ocean Centra Furnindo
PT. Ocean Centra Furnindo memiliki ketentuan jam kerja yang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu jam kerja pegawai perkantoran dan jam kerja karyawan yang langsung berhubungan dengan proses produksi. PT. Ocean Centra Furnindo mengatur jam kerja di perusahaannya sebagai berikut :
a. Karyawan bagian Kantor - Untuk hari Senin – Kamis
13 Tenaga kerja bagian produksi 57
14 Tenaga kerja bagian keuangan 2 15 Tenaga kerja bagian pemasaran 8 16 Tenaga kerja bagian personalia 5 17 Tenaga kerja bagian pembelian 5
18 Engineering 1
19 Supir 20
20 Security 5
Pukul 08.30 – 12.00 Wib Kerja aktif Pukul 12.00 – 13.00 Wib Istirahat Pukul 13.00 – 16.30 Wib Kerja aktif - Untuk hari Jum’at
Pukul 08.30 – 12.00 Wib Kerja aktif Pukul 12.00 – 14.00 Wib Istirahat Pukul 14.00 – 16.30 Wib Kerja aktif - Untuk hari Sabtu
Pukul 08.30 – 12.00 Wib Kerja aktif Pukul 12.00 – 13.00 Wib Istirahat Pukul 13.00 – 16.30 Wib Kerja aktif
b. Karyawan bagian Produksi (khusus untuk divisi spring coil) - Shift I Pukul 07.00 – 12.00 Wib Kerja aktif
Pukul 12.00 – 13.00 Wib Istirahat Pukul 13.00 – 15.00 Wib Kerja aktif
- Shift II Pukul 15.00 – 18.30 Wib Kerja aktif Pukul 18.30 – 19.30 Wib Istirahat
Pukul 19.30 – 23.00 Wib Kerja aktif
- Shift III Pukul 23.00 – 04.00 Wib Kerja aktif Pukul 04.00 – 05.00 Wib Istirahat
Pukul 05.00 – 07.00 Wib Kerja aktif
Pukul 12.00 – 13.00 Wib Istirahat Pukul 13.00 – 16.30 Wib Kerja aktif
- Shift II Pukul 16.30 – 20.00 Wib Kerja aktif Pukul 20.00 – 21.00 Wib Istirahat
Pukul 21.00 – 23.30 Wib Kerja aktif
Hari Minggu dan hari besar lainnya merupakan hari libur. Pabrik terkadan beroperasi pada hari libur untuk mencapai pesanan yang berlebihan. Pelaksanaan kerja pada hari libur dan di luar ketentuan di atas dikategorikan ke dalam jam kerja lembur. Kerja lembur dilakukan bila permintaan dari konsumen cukup besar dan harus dikirim dalam jangka waktu yang relatif singkat.
2.4. Spesifikasi Produk Spring Bed Ocean
PT. Ocean Centra Furnindo memproduksi 6 jenis spring bed dengan merek Ocean yaitu dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Duo Sensation
Merupakan spring bed dengan kain yang tidak terasa terlalu lembut dengan warna matras putih dengan tebal 32 cm dan divan berwarna hitam. Gambar
spring bed duo sensation dapat dilihat pada Gambar 2.2.
2. Tender Master
Merupakan spring bed dengan kombinasi latex alami dan system pocket
pegas. Spring bed ini memiliki matras berwarna putih dengan tebal 28 cm dan divan berwarna coklat. Gambar spring bed tender master dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3. Tender Master
3. Magic Wonder
Merupakan spring bed dengan ketebalan matras yang tebal dengan warna matras putih dengan tebal 35 cm dan divan berwarna hitam-cream. Gambar
spring bed magic wonder dapat dilihat pada Gambar 2.4.
4. Smart Tufting
Merupakan spring bed yang didesain untuk menghadirkan distribusi beban selama waktu tidur di malam hari. Spring bed ini memiliki warna matras putih dengan tebal 33 cm dan divan berwarna cream. Gambar spring bed
smart tufting dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5. Smart Tufting
5. New Passion
Merupakan spring bed yang memiliki daya sokong tubuh yang bagus dan terdapat aliran udara dengan warna matras coklat dengan tebal 24 cm dan divan berwarna cream. Gambar spring bed new passion dapat dilihat pada Gambar 2.6.
6. Classic
Merupakan spring bed yang mengkombinasikan seni dan kenyamanan dalam menjaga kesehatan dengan warna matras putih dengan tebal 24 cm dan divan berwarna cream. Gambar spring bed new passion dapat dilihat pada Gambar 2.7.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Desain Industri1
Industrial Designers Society of America (IDSA) mendefinisikan desain industri sebagai “sebuah layanan profesional yang menciptakan serta
mengembangkan konsep dan spesifikasi yang mengoptimalkan fungsi, nilai, dan tampilan produk maupun sistem demi keuntungan bersama bagi pihak pengguna dan produsen”. Dreyfuss (1967) menyatakan terdapat 5 tujuan kritis pada perancang teknik demi membantu pencapaian dalam pengembangan produk baru:
1. Utility
Penggunaan produk harus aman, mudah digunakan dan intuitif.
2. Appearance
Bentuk, batasan, proporsi, dan warna digunakan untuk mengintegrasikan produk menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi pengguna
3. Ease of Maintenance
Produk harus didesain untuk mengkomunikasikan bagaimana mereka akan dirawat dan diperbaiki
4. Low Costs
Bentuk dan fitur mempunyai dampak yang besar pada permesinan dan biaya produksi, oleh karena itu hal ini harus diperhitungkan oleh tim
1
Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger, Product Design and Development Edisi 4. (New York:
5. Communication
Desain produk harus mengkomunikasikan filosofi dan misi rancangan perusahaan melalui kulitas visual dari produk.
Produk-produk yang berada di pasar dapat dikembangkan sedemikian rupa oleh sebuah rancangan industri yang baik. Semua produk yang digunakan, dioperasikan, dan dilihat oleh masyarakat sangat bergantung pada rancangan industri untuk keberhasilan komersialnya.
Rancangan industri dapat dinilai kepentingannya dengan mengkarakteristikan kepentingan konsumen ke dalam dua dimensi yaitu:
1. Ergonomics Needs
Ergonomic needs ini mencakup seluruh aspek produk yang berkaitan dengan antarmuka pengguna. Pertanyaan yang digunakan untuk menilai seberapa penting karakteristik ini adalah sebagai berikut:
a. Seberapa penting kenyamanan dalam pemakaian? b. Seberapa penting kemudahan dalam perawatan?
c. Berapa banyak interaksi pengguna yang diperlukan pada fungsi produk? d. Seberapa sering interaksi yang diperlukan?
e. Apa masalah dalam keamanan?
2. Aesthetic Needs
a. Apakah perbedaan tampilan produk diperlukan?
b. Seberapa penting kebanggaan kepemilikan, kesan, dan model? c. Akankah estetika produk memotivasi tim?
3.2. Spring Bed
Spring bed merupakan tempat tidur yang paling banyak digunakan saat ini dibandingkan dengan produk lain seperti kasur, matras, tilam, karpet dan lain sebagainya. Spring bed biasanya terdiri dari matras (biasanya terdiri dari busa, kain, dan pegas), sandaran, dan divan. Matras merupakan bagian utama dari
spring bed akan tetapi sandaran dan divan juga berkontribusi dalam pilihan akhir konsumen. Gambar matras, komponen matras, sandaran, dan divan spring bed
dapat dilihat pada Gambar 3.1., Gambar 3.2, dan Gambar 3.3. Gambar 3.4.2
Gambar 3.1. Matras Spring Bed
2
Gambar 3.2. Komponen Matras
Gambar 3.3. Sandaran Spring Bed
Gambar 3.4. Divan Spring Bed
3.3. Metode Sampling3
Sampling adalah metode pengumpulan data yang sangat populer karena memanfaatkannya yang demikian besar dalam penghematan sumberdaya waktu
dan biaya dalam kegiatan pengumpulan data. Sampling sering dilawankan dengan sensus yaitu metode pengumpulan data secara menyeluruh yaitu seluruh sumber data ditelusuri dan setiap elemen data yang dibutuhkan diambil. Metode sensus memang menghasilkan data lebih lengkap tetapi tidak sedikit kendala yang dihadapi dengan menggunakan metode ini.
3.3.1 Populasi, Elemen dan Sampel
Objek penelitian dapat bermacam-macam baik berbentuk fisik seperti manusia secara keseluruhan, manusia dalam kelomok tertentu, perusahaan pelanggan, tanaman, dan lain-lain maupun non-fisik seperti perilaku, kepemimpinan, peristiwa dan lain-lain. Karena penelitian harus mengungkap masalah yang dihadapi oleh objek tersebut maka perlu diketahui batasan (boundary) dari objek tersebut. Objek penelitian adalah sebuah perusahaan yang sedang bermasalah dalam hal produktivitas karyawannya dan boundary dari objek penelitian tersebut adalah keseluruhan karyawan yang terkena masalah produktivitas. Boundary dari objek ini disebut populasi. Populasi ialah keseluruhan anggota atau kelompok yang membentuk objek yang dikenakan investigasi oleh peneliti.
populasi disebut sebagai sebuah sampel apabila karakteristik yang dimiliki oleh gabungan dari seluruh elemen-elemen yang ditarik tersebut merepresentasikan karakteristik dari populasi.
Sampling ialah proses penarikan sampel dari populasi melalui mekanisme tertentu melalui mana karakteristik populasi dapat diketahui dan didekati. Kata mekanisme tertentu mengandung makna bahwa baik jumlah elemen yang ditarik mapun cara penarikan harus mengikuti atau memenuhi aturan tertentu agar sampel yang diperoleh mampu merepresentasikan karakteristik populasi dari mana sampel tersebut diambil atau ditarik.
3.3.2 Probability Sampling4
Probability sampling adalah metode pengambilan sampel dimana setiap elemen dari populasi diberi kesempatan yang untuk ditarik menjadi anggota dari sampel. Rancangan atau metode propability sampling ini digunakan apabila faktor keterwakilan (representiveness) oleh sampel terhadap populasi sangant dibutuhkan dalam penelitian antara lain agar hasil penelitian dapat digeneralisasi secara lebih luas. Pemilihan atas lima metode penarikan samel yang telah disebutkan di atas tergantung pada banyak faktor, antara lain yang utama ialah luasnya cakupan generalisasi yang diinginkan, ketersediaan waktu, maksud dan tujuan penelitian (tipe masalah yang ingin dicari jawabannya).
Teknik sampling yang berada dalam lingkup probabilistik sampling adalah sebagai berikut:
1. Simple Random Sampling
Simple random sampling yang sering juga disebut unrestricted probability sampling, setiap elemen dari populasi memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel. Simple random sampling
dikatakan tidak terbatas (unrestricted) karena semua elemen diperlakukan sama dalam arti semuanya mempunyai kesempatan terpilih yang sama walaupun karakteristik masing-masing anggota mungkin tidak sama. Simple random sampling memiliki bias yang relatif kecil dan memberikan kemampuan generalisasi yang tinggi. Penggunaan metode ini terbatas pada kondisi populasi yang memiliki elemen dengan karakteristik atau property
yang tidak berfluktuasi besar.
2. Systematic Sampling
Systematic sampling adalah suatu metode pengambilan sampel dengan cara menarik elemen setiap kelipatan ke-n dari populasi mulai dari urutan yang dipilih secara acak diantara nomor 1 hingga n. Metode Systematic sampling
pada umumnya digunakan dalam pemeriksaan mutu proses atau produk dalam industri manufaktur yang bersifat continue dan flow process seperti industri penyulingan minyak, industri semen, pupuk dan lain-lain sejenisnya.
3. Stratified Random Sampling
sampling. Strata elemen dalam populasi mendapat perhatian sehingga populasi dibagi sesuai dengan strata yang ada. Strata dalam populasi dibagi sesuai dengan sasaran penelitian.
4. Cluster Sampling
Populasi pada kebanyakan kasus berada dalam keadaan seperti terkotak-kotak menunjukkan karakteristik yang berbeda. Misalnya suatu wilayah dihuni oleh penduduk yang bersifat multi-kultur.
5. Area Sampling
Area sampling sangat mirip bahkan sering digabung dalam cluster sampling.
Area sampling memiliki perbedaan dengan cluster sampling yaitu cluster dari populasi adalah perbedaan lokasi geografis dari populasi.
3.3.3 Non-Probability Sampling5
Non-probability sampling adalah teknik sampling dimana setiap elemen populasi yang akan ditarik menjadi anggota sampel tidak berdasarkan pada probabilitas yang melekat pada setiap elemen tetapi berdasarkan karakteristik khusus masing-masing elemen. Model dari metode sampling yang non-probabilistik ini adalah convinience sampling dan purposive sampling.
1. Convinience Sampling
Convinience sampling adalah suatu metode sampling dimana para
respondennya adalah orang-orang yang secara sukarela menawarkan diri (conviniencely avaiable) dengan alasan masing-masing.
2. Purposive Sampling
Purposive sampling adalah metode sampling non-probability yang
menggunakan orang-orang tertentu (specific target-group) sebagai sumber data/informasi. Orang-orang tertentu yang dimaksud disini adalah individu atau kelompok yang karena pengetahuan, pengalaman, jabatan dan lain-lain yang dimilikinya menjadikan individu atau kelompok tersebut perlu dijadikan sumber informasi. Individu atau kelompok khusus ini langsung dicatat namanya sebagai reponden tanpa melalui proses seleksi secara random.
Purposive sampling dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu judgement sampling dan quota sampling. Judgement sampling adalah tipe pertama dari
purposive sampling, responden terlebih dahulu dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu misalnya karena kemampuannya atau kelebihannya diantara orang-orang lain dalam memberikan data dan informasi yang bersifat khusus yang dibutuhkan peneliti.
3.4. Penentuan Jumlah Sampel6
Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan estimasi proporsi digunakan dengan cara menentukan tingkat kepercayaan dan ketelitian yang diinginkan dengan rumus:
� ≥(��/2)
2
�2
Di mana:
n = ukuran sampel e = tingkat ketelitian
Zα/2 = nilai distribusi normal pada tingkat kepercayaan p = perkiraan proporsi populasi yang diterima
q = proporsi yang tidak sah/ditolak = 1-p
Nilai proporsi ditentukan melalui studi pendahuluan ataupun penilaian peneliti. Nilai proporsi adalah 0,5 apabila tidak dilakukan studi pendahuluan. Asumsi penggunaan rumus ini adalah jumlah populasi tidak diketahui atau tidak terdapat suatu kerangka sampel yang dapat menentukan jumlah populasi.
3.5. Kuesioner
7
Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dirancanga dengan tujuan untuk memperoleh
6
informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Syarat utama pengisian kuesioner adalah pertanyaan yang jelas dan mengarah ke tujuan.
Empat komponen inti dari sebuah kuesioner, yaitu:
1. Kuesioner memiliki subjek, yaitu individu atau lembaga yang melaksanakan penelitian.
2. Kuesioner memiliki ajakan, yaitu permohonan dari peneliti untuk turut serta mengisi secara aktif dan objektif pertayaan maupun pernyataan yang tersedia. 3. Kuesioner memiliki petunjuk pengiisian kuesioner, dimana petunjuk yang
tersedia harus mudah dimengerti.
4. Kuesioner memiliki pertanyaan maupun pernyataan beserta tempat pengisian jawaban, baik secara tertutup, semi tertutup, maupun terbuka.
8
Perancangan kuesioner yang baik perlu dipahami prinsip-prinsip yang terkait dengan cara penulisan pertanyaan (wording of quetions), cara pengukuran yaitu mengkatagorikan, membuat skala dan mengkodekan (catagorized, scaled and coded) jawaban dari responden dan kerapian (general appearance) kuesioner tersebut.
3.6. Validitas Data9
Validitas data ialah suatu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. Data yang valid akan diperoleh apabila instrumen pengumpulan data juga valid. Literatur membedakan validitas instrumen atas dua tipe yaitu validitas internal dan validitas
8
Sukaria Sinulingga, op. cit, h. 155
9
eksternal. Validitas internal berkenaan dengan derajat keakurasian rancangan penelitian. Rancangan penelitian yang baik termasuk rancangan pengumpulan data akan dapat mengidentifikasi sumber data yang tepat dan alat/instrumen pengumpulan data yang juga tepat. Validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi hasil penelitian jika dilakukan generalisasi dan diterapkan pada populasi dari mana data penelitian diambil.
Pengujian validitas instrumen dapat dilakukan melalui analisis korelasi (correlational analysis). Analisis korelasi dilakukan dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Pearson, yaitu sebagai berikut:
Dimana, r = koefisien korelasi antara X dan Y X = skor variabel independen X Y = skor variabel independen Y
3.7. Reliabilitas Data10
Reliabilitas sebuah alat ukur berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data yang dihasilkan dari proses pengumpulan data dengan menggunakan instrumen tersebut. Dua ukuran yang umum digunakan untuk
mengetahui derajat reliabilitas atau kehandalan instrumen pengumpulan data, yaitu stabilitas instrumen dan konsistensi internal instrumen.
Stabilitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan derajat kestabilan instrumen terhadap data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen tersebut artinya jika instrumen tersebut digunakan dalam pengukuran variabel yang sama dalam waktu yang berbeda dan memberikan hasil yang sama makan dikatakan stabilitas instrumen tersebut cukup baik. Konsistensi internal instrumen memberikan indikasi homogenitas item dalam pengukuran dalam arti seberapa jauh instrumen tersebut menjadikan item-item yang diukur secara bersama-sama menjadi sebuah set dan secara independen menjadi bagian yang berarti terhadap keseluruhan.
r = dimana,
k = jumlah butir pertanyaan 2yi = varians butir pertanyaan
2x = varians total butir pertanyaan
3.8. Quality Function Deployment11
QFD adalah suatu cara untuk meningkatkan kualitas barang atau jasa dengan memahami kebutuhan konsumen kemudian menghubungkannya dengan karakteristik teknis untuk menghasilkan suatu barang atau jasa pada setiap tahap pembuatan barang atau jasa yang dihasilkan. QFD digunakan untuk membantu bisnis memusatkan perhatian pada kebutuhan para pelanggan mereka ketika menyusun spesifikasi desain dan pabrikasi.
Quality Function Deployment (QFD) dikembangkan pertama kali pada tahun 1972 oleh Mitsubishi’s Shipyard di Kobe, Jepang. Inti dari QFD adalah
suatu matriks besar yang akan menghubungkan apa keinginan pelanggan (What) dan bagaimana suatu produk akan didesaian dan diproduksi agar memenuhi kebutuhan pelanggan (How).
3.9. House of Quality (HOQ)12
The house of quality adalah suatu kerangka kerja atas pendekatan dalam mendesain manajemen yang dikenal sebagai Quality Function Deployment
(QFD). (Cohen,L.,1995)
The House of Quality memperlihatkan struktur untuk mendesain dan membentuk suatu siklus, dan bentuknya menyerupai sebuah rumah. Kunci dalam membangun HOQ adalah difokuskan kepada kebutuhan pelanggan, sehingga proses desain dan pengembangannya lebih sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pelanggan daripada teknologi inovasi. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang lebih penting dari pelanggan. Adapun komponen penting dalam menyusun QFD-The House of Quality dapat dilihat pada Gambar 3.5.
12
Lou Cohen, Quality Function Deployment:How to Make QFD Work for You, (USA :
A
Customer Needs and Benefits
D
Relationships
- What do the customer requirement mean to the manufaktur
- Where are the interactions between relationships
F
Gambar 3.5. House of Quality Sumber : Lou Cohen (1937)
Keterangan dari setiap bagiannya adalah sebagai berikut (Lou Cohen, 1995) :
1. Customer need
2. Planning matrix
Planning matrix merupakan matriks perencanaan produk yang berisikan data kuantitatif kebutuhan konsumen dan tujuan-tujuan performansi yang hendak dicapai.
3. Technical response
Technical response merupakan parameter teknik yang memberikan gambaran bagaimana cara tim pengembangan produk/jasa pelayanan dalam merespon kebutuhan dan keinginan konsumen. Suara konsumen yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif harus diterjemahkan ke dalam suara pengembang (voice of developer).
4. Relationship
Relationship menunjukkan hubungan antara parameter teknik dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang telah dimodelkan dalam QFD. Hubungan tersebut merupakan dari tim pengembangan yang dapat bersifat kuat, moderat, dan lemah atau tidak ada hubungannya.
5. Technical corelation
Technical corelation menggambarkan hubungan yang terjadi antar respon teknis yang dapat dibedakan menjadi korelasi positif sangat kuat, positif cukup kuat, negatif sangat kuat serta tidak ada hubuungannya.
6. Technical matrix
Technical Matrix berisi informasi berupa prioritas dari aspek teknis produk serta target teknis yang direncanakan berdasarkan competitive benchmark
3.10. Analytic Network Process (ANP)13
Pengambil keputusan telah mencari solusi untuk melakukan pengukuran terhadap hal yang bersifat fisik maupun psikologi. Hal yang bersifat fisik dinyatakan sebagai hal yang berwujud nyata yang dapat diukur secara objektif. Hal yang bersifat psikologi dinyatakan sebagai penilaian yang digunakan dalam mengambil keputusan yang terdiri dari ide subjektif, perasaan, dan kepercayaan baik individu maupun kelompok pengambil keputusan. Analytic Network Process
(AHP) merupakan metode yang dapat digunakan untuk mengukur baik dimensi fisik maupun psikologi.
Analytic Network Process (ANP) adalah generalisasi dari AHP dimana beberapa faktor dipertimbangkan secara langsung, terdapat sifat ketergantungan
dan feedback, dan memerlukan pertukaran numerik untuk mendapatkan
kesimpulan sintesis. Gambar Struktur Hierarki ANP dapat dilihat pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6. (a) Linear (b) Non Linear Hierarki Sumber : Thomas L. Saaty (2006)
13
Skala mendasar yang digunakan untuk menentukan intesitas dari penilaian ditunjukkan pada Tabel 3.1. Skala ini didasarkan pada teori stimulus respon dan divalidasi atas keefektifannya, tidak hanya pada banyak aplikasi oleh banyak orang, tetapi juga melalui pembenaran teoritikal mengenai skala yang mesti digunakan dalam perbandingan homogen antar elemen.
Tabel 3.1. Skala Fundamental ANP dan AHP Intensitas
Kepentingan Definisi Penjelasan
1 Equal Importance Dua elemen menyumbangnya sama
besar pada sifat itu
2 Weak
3 Moderate Importance Pengalaman dan pertimbangan sedikit
menyokong satu elemen atas lainnya
4 Moderate Plus
5 Strong Importance
Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen lainnya
6 Strong Plus
7 Very Strong or Demonstrated
Importance
Satu elemen dengan kuat disokong, dan dominannya telah terlihat dalam praktek
8 Very, Very Strong
9 Extr\eme Importance
Bukti yang menyokong elemen yang satu yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan
Kebalikan
Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai kebalikannya bila dibandingkan dengan i
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua pertimbangan berdekatan
Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan
3.11. Goal Programming
Goal programming dapat berupa model linier, integer, maupun non-linier. Komponen goal programming adalah sebagai berikut:
1. Variabel keputusan
2. Variabel tujuan atau deviasi 3. Fungsi pembatas
4. Fungsi objektif
Goal programming memiliki beberapa tujuan numerik yang spesifik yang dibangun untuk setiap pembatas, dan solusi didapatkan dengan meminimisasi bobot penjumlahan simpangan dari fungsi tujuan sesuai denga tujuannya masing-masing. 14
Goal programming memperlakukan terget sebagai tujuan yang akan berusaha dipenuhi dan bukan merupakan kendala mutlak. Goal programming
kemudian berusaha untuk mendapatkan solusi optimal sesuai dengan target berdasarkan prioritasnya masing-masing. Model umum goal programming dapat dinyatakan sebagai berikut15:
� � �� ∶ ( ++ −)
=1
� � : ��=1 + −− + untuk semua i
xj, dj-, dj+ ≥ 0 untuk semua i dan j
14
Ruhul A. Sarker and Charles S. Newton, Optimization modelling:a practical introduction,
(USA: Taylor & Francis, 2008), h :47-48
15
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT. Ocean Centra Furnindo yang bergerak di bidang produksi spring bed. Perusahaan ini berlokasi di Jl. Soekarno Hatta No. 549 Medan Binjai Km. 14,5, Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan mulai dari awal September 2013.
4.2. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei (survey research). Penelitian survei ialah suatu penyelidikan yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual untuk mendapatkan kebenaran (Sukaria, 2013).
Tahapan yang dilakukan dalam rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Studi Pendahuluan
2. Identifikasi Masalah
Peneliti mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat di perusahaan yaitu perbedaan antara kondisi yang diharapkan oleh perusahaan dengan kondisi yang terjadi di lapangan saat penelitian berlangsung
3. Perumusan masalah
Masalah yang telah diidentifikasi kemudian dirumuskan sehingga dapat ditentukan arah penelitian.
4. Penetapan Tujuan
Tujuan penelitian ditentukan berdasarkan perumusan masalah 5. Pengumpulan Data
Peneliti mengumpulkan data yang diperlukan baik secara langsung (primer) maupun tidak langsung (sekunder).
6. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan diolah berdasarkan studi literatur. 7. Analisis Pemecahan Masalah
Data yang telah diolah dianalisis untuk diperoleh informasi yang dibutuhkan 8. Kesimpulan dan Saran
Hasil analisis dirangkum sesuai dengan tujuan penelitian dan pemberian saran kepada perusahaan
Identifikasi Masalah -Peningkatan persaingan
-Penurunan penjualan
Perumusan Masalah
Bagaimana mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan kemampuan perusahaan
Penetapan Tujuan Meningkatkan Kepuasan
Konsumen
Pengumpulan Data Pengumpulan data Primer dan
data Sekunder
Pengolahan Data
-Mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan karakteristik teknis produk -Menentukan hubungan antar faktor di dalam house of quality
-Menentukan tingkat prioritas kebutuhan pelanggan dengan menggunakan model ANP -Memasukan hasil ANP ke dalam HOQ
-Menentukan tingkat prioritas karakteristik teknis dengan Goal Programming
Analisis Pemecahan Masalah
2. Referensi Jurnal Penelitian 3. Langkah-langkah penyelesaian
4.3. Objek Penelitian
Objek penelitian yang diamati adalah responden yang berada di wilayah kota Medan dengan syarat mengetahui ataupun pernah menggunakan spring bed.
4.4. Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen baik secara positif maupun secara negatif. Variabel ini didasarkan atas literatur buku.
a. Aesthetic Needs
Aesthetic needs merupakan kebutuhan konsumen yang berhubungan dengan daya tarik produk dari segi visual. Dalam penelitian ini, aesthetic needs terbagi atas 4 yaitu warna matras, warna divan, bentuk sandaran, dan motif matras.
b. Ergonomic Needs
Ergonomic needs merupakan kebutuhan konsumen yang berhubungan dengan penggunaan produk. Dalam penelitian ini, ergonomic needs
2. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan varibel yang nilainya dipengaruhi oleh nilai variabel lainnya.
a. Karakteristik Teknis
Karakteristik teknis merupakan bentuk kebutuhan secara teknis yang harus dipenuhi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen
b. Fungsi Pembatas
Fungsi pembatas merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam perancangan produk
c. Karakteristik Produk
Karakteristik produk merupakan ciri-ciri springbed yang dibutuhkan oleh konsumen secara keseluruhan
d. Prioritas Ukuran Kinerja
Prioritas ukuran kinerakjas merupakan tingkat kepentingan tolok ukur kinerja karakteristik teknis
e. Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen merupakan tingkat kesesuaian antara harapan konsumen dengan kualitas produk
Aesthetic Needs
Gambar 4.2. Kerangka Konseptual Penelitian
4.5. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penjelasan definisi dari variabel yang telah dipilih oleh peneliti. Variabel operasional yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Defenisi Operasional Penelitian
No Variabel Definisi Alat Ukur
1 Aesthetic Needs Karakteristik teknis didefinisikan sebagai kebutuhan konsumen pada produk springbed yang
berhubungan terhadap daya tarik produk secara visual
Ergonomic Needs didefinisikan sebagai kebutuhan konsumen pada produk springbed yang
berhubungan terhadap penggunaan sebagai atribut-atribut dari spring bed yang diinginkan konsumen dimana terdiri dari kebutuhan ergonomis dan estetika sebagai respon teknis yang harus dilakukan oleh perusahaan berdasarkan atribut-atribut dari produk spring bed merek Ocean
Tabel 4.1. Defenisi Operasional Penelitian (Lanjutan)
No Variabel Definisi Alat Ukur
5 Fungsi Pembatas
Fungsi pembatas didefinisikan sebagai suatu batasan yang harus dipenuhi dalam pengoptimalan kepentingan tolok ukur kinerja karakteristik teknis
a. Kuesioner ANP
4.6. Instrumen Penelitian
Variabel tersebut selanjutnya akan dimasukkan menjadi atribut pertanyaan yang akan dibuat pada kuesioner
1. Kuesioner
Kuesioner dibagikan kepada responden yang memiliki pengetahuan atau pengalaman terhadap produk springbed
a. Kuesioner wawancara merupakan kuesioner yang digunakan untuk mendapatkan pertanyaan kuesioner terbuka yang lebih tepat untuk digunakan.
b. Kuesioner terbuka merupakan kuesioner yang digunakan sebagai studi pendahuluan untuk membantu memahami penentuan atribut keinginan konsumen. Berdasarkan studi literatur, kuesioner pendahuluan akan dibagikan kepada responden
c. Kuesioner tertutup merupakan kelanjutan dari kuesioner terbuka yang mana akan memberikan penilaian terhadap tingkat kepentingan setiap kebutuhan konsumen. Penilaian pada kuesioner tertutup menggunakan skala Likert, dimana jawaban dibagi atas lima tingkatan yaitu sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4), sangat setuju (5).
e. Kuesioner hubungan karakteristik teknis merupakan kuesioner yang digunakan untuk mendapatkan hubungan antar karakteristik teknis. Kuesioner ini diberikan kepada asisten kepala pabrik.
f. Kuesioner ANP merupakan kuesioner yang digunakan untuk membandingkan tingkat kepentingan antara karakteristik teknis dan karakteristik produk. Kuesioner ini terdiri dari 9 skala yang digunakan untuk menentukan tingkat kepentingan mulai dari sama penting (1) sampai paling penting (9).
2. Interview
Wawancara dilakukan kepada perusahaan untuk mengetahui gambaran umum perusahaan, struktur organisasi perusahaan, karakteristik teknis produk dan korelasi antar variabel.
3. Observasi
Pengamatan langsung di objek penelitian untuk menggali segala informasi atau data yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah. Jenis observasi yang dilakukan peneliti merupakan obeservasi non-partisipatoris dimana peneliti tidak terlibat secara langsung dengan tim kerja tetapi hanya melakukan observasi dari luar.
4. Studi Kepustakaan
4.7. Populasi
Populasi adalah keseluruhan anggota atau kelompok yang membentuk objek yang dikenakan investigasi oleh peneliti (Sukaria Sinulingga, 2011,P167). Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna atau calon pengguna spring bed
gaya hidup menengah ke bawah di wilayah Medan.
4.8. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling dimana penentuan sampel didasarkan atas kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
4.9. Ukuran Sampel
Ukuran sampel pada setiap jenis kuesioner berbeda-beda yaitu sebagai berikut:
1. Kuesioner Wawancara
Kuesioner wawancara digunakan untuk mendapatkan pertanyaan kuesioner terbuka yang lebih tepat untuk digunakan. Kuesioner ini diberikan kepada pemilik toko untuk dikaji kembali.
2. Kuesioner Terbuka
tertutup. Jumlah sampel keusioner terbuka adalah sebanyak 30 orang. Hal ini sesuai dengan pendapat Urban dan Hauser (1993) yang menyatakan bahwa secara empiris jumlah responden yang digunakan dalam survei pendahuluan untuk mengetahui dengan pasti keinginan konsumen adalah 20 atau 30 responden. Hal ini juga didukung oleh pendapat Lou Cohen (1995) yang menyatakan bahwa untuk mendapatkan gambaran awal tentang permasalahan dapat digunakan penelitian pendahuluan kepada 30 objek yang dijadikan sebagai sumber informasi.
3. Kuesioner Tertutup
Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan proporsi binominal (binominal proportion) tujuannya adalah untuk mempermudah peneliti menentukan jumlah sampel minimum, dimana jumlah populasi tidak diketahui:
� ≥(��/2)
2
�2
Di mana:
n = ukuran sampel
e = tingkat ketelitian (0.1)
Zα/2 = nilai distribusi normal pada tingkat kepercayaan 95% = 1.96 p = perkiraan proporsi populasi yang diterima
q = proporsi yang tidak sah/ditolak = 1-p
Maka dengan derajat kepercayaan (α = 0,05) dan limit error (d=0,1) dapat
p = q = 0,5
Kuesioner ANP digunakan untuk menentukan bobot nilai antara karakteristik produk dengan kebutuhan konsumen (customer needs) yang ada pada House Of Quality (HOQ). Kuesioner ini diisi oleh asisten kepala pabrik yang dinilai memiliki kemampuan dan pengetahuan yang mendalam mengenai produksi
spring bed Ocean.
5. Kuesioner Karakteristik Teknis
Kuesioner karakteristik teknis digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik teknis sesuai dengan suara konsumen dan hubungan antar karakteristik teknis. Kuesioner ini diisi oleh asisten kepala pabrik yang dinilai memiliki kemampuan dan pengetahuan yang mendalam mengenai produksi spring bed
Ocean.
6. Kuesioner Hubungan Karakteristik Teknis
4.10. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan akan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tabulasi data kuesioner terbuka 2. Method of Successive Interval
Hasil kuesioner tertutup yang merupakan skala ordinal diubah menjadi skala interval
3. Pengujian validitas dan reliabilitas
Hasil kuesioner tertutup yang telah diubah menjadi skala ordinal diuji validitasnya dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Untuk pengujian reliabilitas data akan digunakan rumus koefisien Alpha Cronbach
4. Penentuan karakteristik teknis
Karakteristik produk yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa teknis ditentukan. Setelah langkah ini selesai, kuesioner ANP dapat dibuat dan dibagikan kepada asisten kepala pabrik
5. Pengujian konsistensi dan pembobotan nilai atribut
Hasil kuesioner ANP diuji konsistensinya berdasarkan jaringan ANP yang dapat dilihat pada Gambar 4.3.
6. Pembuatan House of Quality
Matrix HOQ dibuat berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara 7. Optimisasi
Solusi terbaik dicari dengan menggunakan goal programming
4.11. Analisis dan Pembahasan Hasil
Analisis dan pembahasan hasil dapat dilakukan dengan menganalisis beberapa hal diantaranya:
1. Menganalisis atribut kebutuhan konsumen
2. Menganalisis matriks tingkat kepentingan konsumen terhadap variabel kebutuhan spring bed
3. Menganalisis tingkat konsistensi dan bobot kuesioner ANP. 4. Menganalisis ukuran kinerja karakteristik teknis
5. Menganalisis hasil optimisasi goal programming
4.12. Kesimpulan dan Saran