• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Implementasi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Secanggang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Implementasi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Secanggang"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Instrumen Pengumpulan Data

PENGARUH IMPLEMENTASI BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA DEPOT AIR MIUM

ISI ULANG DI KECAMATAN SECANGGANG

I. Nama Usaha : No. Responden …

II. Identitas Responden

1. Nama :

2. Jenis Kelamin : Pria Wanita

3. Usia :

4. Tingkat Pendidikan : SD D3

SMP S1 (Sarjana) SMU

5. Lamanya Berwirausaha : 0-5 Tahun > 5 Tahun III. Petunjuk Pengisian

Responden yang terhormat, bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/ Ibu untuk mengisi data kuesioner yang diberikan. Informasi yang Bapak/ Ibu berikan merupakan bantuan yang sangat berarti dalam menyelesaikan penyusunan skripsi saya.

Cara pengisian kuesioner:

1. Mohon memberikan tanda check (√) pada jawaban yang Bapak/ Ibu anggap paling sesuai.

2. Setiap pernyataan hanya membutuhkan satu jawaban saja. 3. Kriteria jawaban:

SS : Sangat Setuju S : Setuju

(2)

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Mohon berikan tanda check (√) pada salah satu jawaban yang Anda pilih. I. Marketing Mix

I.1 Produk

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Kebersihan galon pelangan terjaga.

2. Apabila galon menggalami kerusakan, akan diganti dengan galon baru.

3. Setiap kelalaian karyawan kami yang menyebabkan kualitas air minum kurang maka pembelian air minum isi ulang gatis. 4. Setiap galon dengan kondisi kotor maka

pelanggan berhak complain dan diberikan kompensasi tidak membayar.

I.2 Harga

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Setiap pembelian air minum isi ulang sebanyak 5 galon mendapatkan diskon 10%.

2. Setiap pembelian 10 galon air minum isi ulang mendapat 1 galon isi ulang gratis. 3. Setiap pembelian sebanyak 50 galon

mendapatkan potongan harga sebesar Rp.500,-.

(3)

I.3 Promosi

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Pembelian produk air minum isi ulang dengan kartu member mendapatkan potongan harga.

2. Setiap pembelian 150 galon berhak mendapatkan langsung 1 lusin piring kaca. 3. Setiap pembelian 50 galon sekaligus

mendapatkan hadiah sebuah payung.

4. Setiap pemilik member berhak atas undian bulanan dengan hadiah gelas kaca.

I.4 Tempat

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Seluruh lokasi usaha air minum dijamin bersih.

2. Lokasi usaha mudah dijumpai.

3. Parkir kendaraan tidak dikenakan bayaran. 4. Setiap pembelian dengan jarak tertentu

minimum 25 galon diantar tanpa biaya tambahan.

1.5 Keberhasilan Usaha

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1 Adanya peningkatan omset pada usaha Anda. 2. Adanya peningkatan laba pada usaha Anda. 3. Penambahan jumlah karyawan perusahaan. 4. Peningkatan upah karyawan pada

(4)

Lampiran 2. Output Uji Validitas & Reliabilitas

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Butir_1 81.6667 114.920 .644 . .960

Butir_2 82.0667 107.306 .868 . .957

Butir_3 81.6667 115.885 .632 . .960

Butir_4 81.6667 114.920 .644 . .960

Butir_5 82.0667 107.306 .868 . .957

Butir_6 81.9333 113.306 .858 . .958

Butir_7 81.6667 115.885 .632 . .960

Butir_8 81.7333 114.340 .769 . .959

Butir_9 82.0667 110.064 .647 . .961

Butir_10 81.9667 107.413 .860 . .957

Butir_11 82.3000 104.907 .815 . .959

Butir_12 81.9000 112.645 .741 . .959

Butir_13 81.6667 114.851 .720 . .959

Butir_14 82.0667 107.375 .825 . .958

Butir_15 81.6667 115.885 .632 . .960

Butir_16 81.6667 114.851 .720 . .959

(5)

Butir_18 81.9333 113.375 .768 . .959

Butir_19 81.6667 115.885 .632 . .960

(6)

Lampiran 3. Daftar Distribusi Jawaban Responden Produk (X1)

No.

Pernyataan

JLH

1 2 3 4

1 5 4 5 5 19

2 3 3 5 4 15

3 5 4 4 4 17

4 5 3 4 4 16

5 4 4 4 5 17

6 5 4 3 4 16

7 4 5 4 4 17

8 5 5 4 4 18

9 5 4 3 3 15

(7)
(8)

Harga (X2)

No.

Pernyataan

JLH

1 2 3 4

1 4 5 5 5 19

2 5 5 4 5 19

3 4 5 4 5 18

4 5 4 4 4 17

5 5 4 4 4 17

6 3 5 5 4 17

7 5 5 4 4 18

8 4 4 5 5 18

9 5 4 4 5 18

(9)
(10)

Promosi (X3)

No.

Pernyataan

JLH

1 2 3 4

1 4 5 5 5 19

2 4 5 4 4 17

3 4 4 4 5 17

4 4 5 4 5 18

5 5 4 4 5 18

6 4 4 4 5 17

7 4 5 5 4 18

8 4 4 4 5 17

9 4 4 5 4 17

(11)
(12)

Tempat (X4)

No.

Pernyataan

JLH

1 2 3 4

1 4 4 4 4 16

2 4 4 4 4 16

3 4 4 4 4 16

4 4 4 5 4 17

5 4 4 4 4 16

6 4 4 5 4 17

7 4 4 5 4 17

8 3 4 5 4 16

9 4 5 4 3 16

(13)
(14)

Keberhasilan Usaha (Y) No.

Pernyataan

JLH

1 2 3 4

1 4 5 5 5 19

2 4 3 5 3 15

3 3 5 3 5 16

4 4 3 5 5 17

5 4 5 5 4 18

6 4 4 4 4 16

7 3 4 5 5 17

8 3 4 5 5 17

9 3 4 4 4 15

(15)
(16)

Lampiran 4. Output Uji Asumsi Klasik Regression Variables Entered/Removed Model Variables Entered Variables

Removed Method

1 Tempat, Produk,

Promosi, Hargaa

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F

Change df1 df2

Sig. F Change

1 .766a .587 .540 .75245 .587 12.445 4 35 .000 2.337

a. Predictors: (Constant), Tempat, Produk, Promosi, Harga b. Dependent Variable: Keberhasilan_Usaha

Coefficient Correlationsa

Model Tempat Produk Promosi Harga

1 Correlations Tempat 1.000 -.132 -.175 -.207

Produk -.132 1.000 -.122 -.106

Promosi -.175 -.122 1.000 -.068

Harga -.207 -.106 -.068 1.000

Covariances Tempat .007 -.001 -.002 -.002

Produk -.001 .011 -.002 -.001

Promosi -.002 -.002 .019 -.001

Harga -.002 -.001 -.001 .015

(17)

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimensi

on Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant) Produk Harga Promosi Tempat

1 1 4.987 1.000 .00 .00 .00 .00 .00

2 .006 29.655 .01 .10 .01 .01 .96

3 .004 37.659 .02 .81 .18 .05 .04

4 .002 44.718 .01 .03 .57 .46 .00

5 .001 70.291 .96 .06 .23 .48 .00

a. Dependent Variable: Keberhasilan_Usaha

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 15.2338 18.8393 17.0000 .85009 40

Std. Predicted Value -2.078 2.164 .000 1.000 40

Standard Error of Predicted Value

.143 .403 .256 .074 40

Adjusted Predicted Value 15.0828 19.1263 17.0211 .85480 40

Residual -1.58683 1.33833 .00000 .71282 40

Std. Residual -2.109 1.779 .000 .947 40

Stud. Residual -2.367 1.826 -.013 1.027 40

Deleted Residual -1.99920 1.41068 -.02113 .84002 40

Stud. Deleted Residual -2.546 1.892 -.022 1.057 40

Mahal. Distance .429 10.224 3.900 2.739 40

Cook's Distance .000 .291 .038 .063 40

Centered Leverage Value .011 .262 .100 .070 40

(18)
(19)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Ginting dan Situmorang. 2008. Filsafat Ilmu dan Metode riset. USU, Medan.

Kotler. Philip. 2007. Manajemen Pemasaran: analisis perencanaan dan pengendalian, Jakarta.

Kotler dan Amstrong. 2001. Prinsip-prinsip pemasaran. Bandung.

Kotler dan Amstrong. 2010. Prinsip-prinsip Pemasaran edisi 13. Gramedia pustaka utama, Jakarta.

Kotler, Philip. 1997. Manajemen pemasaran, Jakarta.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen pemasaran:analisis perencanaan,implementasi dan kontrol edisi 9, Jakarta.

L. Nandan dan Susilo H. L. 2009. Manajemen Pemasaran: Teori aplikasi dalam bisnis, perpustakaan Jawa tengah, Jawa Tengah.

Ma’ruf, H. 2005. Pemasaran ritel. PT. Gramedia pustaka utama, Jakarta.

Machfoedz. 2005. Kewirausahaan: Metode Manajemen dan Implementasi, Yogyakarta.

Noor, Henry Faizal, 2007. Ekonomi Manajerial,Raja Grafindo Persada, Jakarta Ogi sulistian. 2011. Pengaruh Citra Merek terhadap Pemasaran Modern. Salemba,

Jakarta.

Porter. 1996. what is strategy?. Harvard business review.

Schoell, W. 1993. Manajemen Pemasaran dan pemasaran jasa edisi revisi. Alfabeta, Bandung.

Suryana, 2010. Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat dan ProsesMenuju Sukses.Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.

(20)

Skripsi :

Arifin. M. 2011. Analisis strategi pemasaran yang mendorong keberhasilan usaha baru. Skripsi.

M. Jakkoola. 2011. Strategic marketing and business performance: A study in three European ‘engineering countries’. Skripsi.

Poulos. Yanno. 2012. Defensive and Offensive Strategies for Market Success. Skripsi.

Purnama. Chamdan. Motivasi dan Kemampuan Usaha Dalam meningkat kan Keberhasilan Usaha Industri Kecil (Studi Pada Industri Kecil Sepatu di Jawa. Skripsi.

Sibuea, Harkem. 2012. Pengaruh perilaku dan strategi pemasaran terhadap keberhasilan usaha papan reklame di pekanbaru. Skripsi.

Sihombing, Hendrik. 2013. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Dan Strategi Pemasaran Terhadap Keberhasilan Usaha Pakaian (Studi Kasus pada Usaha Pakaian di Jln.Ujung Sidikalang). Skripsi.

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian eksplanasi assosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih Ginting & Situmorang, (2008). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel strategi pemasaran (X) terhadap keberhasilan usaha (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah pada usaha air minum isi ulang di Kecamatan Secanggang, Kab. Langkat, Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 – Desember 2016.

3.3 Operasional Variabel 3.3.1 Defenisi Variabel

(22)

3.3.2. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Sebagai Variabel X Variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab perubahan atau berubahnya variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Strategi Pemasaran (X)

Strategi pemasaran adalah wujud rencana yang terarah di bidang pemasaran, untuk memperoleh suatu hasil yang optimal. Berikut adalah beberapa bentuk strategi pemasaran yang dilakukan yaitu: produk sebagai objek pemasaran, analisis harga untuk suatu produk, dan kegiatan distribusi yang dijalankan.

Inti utama dari strategi pemasaran meliputi: 1.Produk (product)

2.Harga (price)

3.Promosi (promotion) 4.Tempat (place)

(23)

3.3.3.Variabel terikat (dependen variabel)

Sebagai (Variabel Y), Variabel terikat adalah variabel yang menjadi akibat dari variabel bebas (variabel X). Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah keberhasilan usaha.

Keberhasilan Usaha (Y)

(24)

Tabel 3.1

Operasionalisasi variabel

Sumber :Mahcfoedz,2005.diolah No. Varaibel Defenisi

Variabel

Dimensi Indikator Skala

1 Strategi Pemasaran (X) Strategi Pemasaran ialah suatu pola fikir pemasaran yang dipkai untuk mencapai tujuan pemasran suatu perusahaan. (kotler, 2004)

Harga 1.Harga yang ditawarkan terjangkau. 2.Potongan harga.

Likert

Produk 1.Produk yang ditawar kan menarik. 2.Produk yang ditawarkan berkualitas Likert

Promosi 1.Promosi yang dilakukan menarik.

2.Memperkenalk an produk pada masyarakat.

likert

Tempat 1.lokasi usaha strategis. 2.Mudah dijangkau konsumen.

likert

2 Keberhasilan Usaha (Y) Keberhasilan usaha ialah adanya peningkatan kegiatan usaha yang diharapkan dan dicapai oleh para pengusaha industri kecil. (Indriyatni, 2013)

Laba 1.Meningkat nya volume

penjualan. 2.Bertambahnya profit.

Likert

(25)

3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Wawancara (Interview)

Merupakan kegiatan atau metode pengumpulan data yang dilakukan dengan bertatapan langsung dengan responden, sama seperti penggunaan daftar pertanyaan Suharsimi, (2006). Interview menggunakan alat pemandu, dimana pertanyaan pada kuesioner tersusun sedemikian rupa menurut urutan dan penggolongan data yang diperlukan. Interview ini dipergunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari responden, yaitu yang berkaitan dengan kepuasan pembeli air minum isi ulang.

3.4.2. Angket (Questioner)

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang berisi satu set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan setiap jawaban mempunyai makna dalam menguji hipotesis Suharsimi, (2006). Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Penilaian Skala Likert

No Pernyataan Skor Pernyataan

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

(26)

2. Studi Kepustakaan

Merupakan suatu metode pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari berbagai bahan pustaka baik berupa buku, majalah, jurnal-jurnal dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan materi kajian.

3.5. Teknik Analisis Data

(27)

3.6. Populasi dan Sampel 3.6.1. Populasi

Menurut Kuncoro (2003), populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah usaha air minum isi ulang yang berada di Kecamatan Secanggang, Kab.Langkat, Sumatera Utara.

3.6.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode Sampling jenuh. Sampling jenuh merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2005). Berdasarkan penjelasan tersebut, yang menjadi sampel penelitian ini adalah seluruh populasi yaitu 40 usaha depot air minum di Kecamatan Secanggang, Kab.Langkat, Sumatera Utara.

(28)

3.7. Jenis dan Sumber Data 3.7.1. Jenis data

Data adalah hasil pencetakan penulis, baik yang berupa fakta atau pun angka. Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan (Marzuki, 2005).

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni : a) Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data Primer diperoleh dengan wawancara (interview) terstruktur dengan pemilik usaha secara langsung.Pemilik usaha menjadi obyek satu-satunya yang menjadi sumber data dalam penelitian ini. Data primer biasanya adalah data yang berupa data riil yang diperoleh langsung sesuai dengan apa yang terjadi dilokasi yang akan diteliti. Oleh sebab itu maka diperlukan kejelian dan ketepatan dalam menetapkan dan mengolah data tersebut.

b) Data Sekunder

(29)

3.7.2.Sumber data

1.Wawancara (Interview)

Merupakan kegiatan atau metode pengumpulan data yang dilakukan dengan bertatapan langsung dengan responden, sama seperti penggunaan daftar pertanyaan (Suharsimi, 2006). Interview menggunakan alat pemandu, dimana pertanyaan pada kuesioner tersusun sedemikian rupa menurut urutan dan penggolongan data yang diperlukan. Interview menjadi satu-satunya alat dalam memperoleh data penelitian yang lebih akurat dan akuntabel, karena sipeneliti berhadapan langsung dengan obyek yang akan diteliti yang kemungkinannya akan memperoleh data yang valid sehingga akan menghasilkan suatu hasil penelitian yang nyata dan sesuai dengan kejadian dilokasi penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah pemilik usaha air minum isi ulang.

2 Angket (Questioner)

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang berisi satu set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan setiap jawaban mempunyai makna dalam menguji hipotesis (Suharsimi, 2006). Kebanyakan peneliti dalam melakukan penelitian yang sifatnya kualitatif sebagian besar menggunakan alat kuisioner untuk menunjang penelitian tersebut.

3. Studi kepustakaan

(30)

3.8. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner perlu dilakukan pengujian atas kuisioner dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Karena validitas dan reliabilitas ini bertujuan untuk menguji apakah kuesioner yang disebarkan mendapatkan data yang sah atau valid dan reliabel, maka untuk itu, penulis juga akan melakukan kedua uji ini terhadap instrumen penelitian (kuisioner). Uji Validitas dan Reliabilitas akan dilakukan pada 30 responden pemilik usaha depot air minum isi ulang di Kecamatan Stabat yang karakeristiknya sama dengan responden, namun merupakan diluar responden. 3.8.1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

suatu instrumen. Validitas menunjukkan derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang

isi atau arti sebenarnya yang diukur. Umar (2000). Uji validitas dan reliabilitas

dilakukan pada 30 orang responden diluar sampel. Pengujian validitas instrument

dilakukan dengan menggunakan program SPSS ,dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika rhitung > rtabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid

2. Jika rhitung < rtabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid

(31)

Tabel 3.2 merupakan hasil pengolahan prasurvei yang telah dilakukan kepada 30 responden di luar sampel penelitian

[image:31.596.118.510.166.556.2]

Tabel 3.2 Uji Validitas

No. Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

1 P1 0,644 0,361 Valid

2 P2 0,868 0,361 Valid

3 P3 0,632 0,361 Valid

4 P4 0,644 0,361 Valid

5 P5 0,868 0,361 Valid

6 P6 0,858 0,361 Valid

7 P7 0,632 0,361 Valid

8 P8 0,769 0,361 Valid

9 P9 0,647 0,361 Valid

10 P10 0,860 0,361 Valid

11 P11 0,815 0,361 Valid

12 P12 0,741 0,361 Valid

13 P13 0,720 0,361 Valid

14 P14 0,825 0,361 Valid

15 P15 0,632 0,361 Valid

16 P16 0,720 0,361 Valid

17 P17 0,825 0,361 Valid

18 P18 0,768 0,361 Valid

19 P19 0,632 0,361 Valid

20 P20 0,687 0,361 Valid

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Tabel 3.2 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan telah valid karena r hitung > r tabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.

3.8.2. Uji Reliabilitas

(32)

digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang sama untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah semestinya jika rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga. perencanaan yang matang mutlak diperlukan dan alat-alat penelitian seperti kuesioner yang digunakan juga harus dalam kondisi yang baik. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya sebagai berikut:

Menurut Ghozali dan Koncoro (dalam Ginting dan Situmorang, 2008) butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

[image:32.596.206.419.480.622.2]

1. Menurut Ghozali jika nilai Cronbach's Alpha > 0.60 maka pertanyaanreliabel. 2. Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach's Alpha > 0.80 maka pertanyaan reliabel.

Tabel 3.3 Uji Reliabilitas Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.961 .964 20

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

(33)

reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

3.9. Metode Analisis

Untuk membuktikan hipotesis yang diajukan pada penelitian ini digunakan metode analisis, yaitu:

1. Analisis deskriptif kuantitatif, yaitu metode yang bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi bentuk yang mudah dipahami, dalam bentuk informasi yang ringkas, dimana hasil penelitian beserta analisanya diuraikan dalam suatu tulisan ilmiah yang mana dari analisis tersebut akan dibentuk suatu kesimpulan.

2. Analisis kuantitatif dengan regresilinier berganda untuk mengetahui besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan kejadian (variabel X) terhadap kejadian lainnya (variabel Y). Dalam penelitian ini, analisis regresi berganda berperan sebagai teknik statistik yang digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh citra merek terhadap loyalitas konsumen. Analisis regresi berganda menggunakan rumus persamaan regresi berganda seperti yang dikutip dalam Sugiyono (2010), yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2+ e

Keterangan:

Y = Keberhasilan usaha a = Konstanta

X1 = pengetahuan Kewirausahaan X2 = Lingkungan Eksternal

(34)

b2 = Koefisien LingkunganEksternal e = Standard error

3.9.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum penulis melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp .sig.(2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang,2008).

2. Uji Heteroskedastisitas

Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variable independen (homokedastisitas). Modelregresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variable independen signifikan secara statistic mempengaruhi variable dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas. 3. Uji Multikolinearitas

(35)

tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variable terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multiko linearitas (situmorang, 2008).

3.9.2 Uji Hipotesis 1. Uji F (Uji Simultan)

Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel bebas terhadap varibel terikat. Dimana

F-hitung > F-tabel, maka H1 diterima atau secara bersama-sama variabel bebas dapat menerangkan variabel terikatnya secara serentak.

Sebaliknya apabila F-hitung < F-tabel, maka Ho diterima atau secara bersama-sama variabel bebas tidak memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui signifikan atau tidak pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat maka digunakan probability sebesar 5% (α = 0,05).

Jika sig > ά (0,05), maka H0 diterima H1 ditolak.

Jika sig < ά (0,05), maka H0 ditolak H1 diterima.

2. Uji t (Uji Parsial)

(36)

H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

H0 : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah: H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5% H0 ditolak jika thitung > ttabelpada α = 5% 3. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

(37)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat Usaha

Selama lebih empat tahun kami telah menggeluti bidang usaha dagang pengadaan dan pemasangan Depot Ait Minum Isi Ulang. Selama itu pula kami terus berusaha untuk tetap mengikuti perkembangan teknologi air bersih dan terus belajar dari pengalaman sehingga kami bisa semakin meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan kami.

Perkembangan teknologi yang terus berpacu dengan waktu, daya pikir juga kondisi psikis masyarakat yang semakin jeli dan teliti, didukung dengan daya beli konsumen yang terus meningkat, serta kondisi air yang kian tercemar, maka keberadaan air minum isi ulang cukup patut diperhitungkan. Teknologi UV, Ozonisasi, Carbon/Silika/Ziolit/Aquatab, dan filterisasi cukup membuat air bersih menjadi air yang layak untuk dikonsumsi. Hal ini didukung dengan bukti sertifikasi dari Dinas Kesehatan setempat yang menyatakan bahwa air minum isi ulang tersebut layak dikonsumsi.

(38)

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini untuk merumuskan dan menginterpretasikan hasil penelitian berupa identitas responden dan distribusi jawaban terhadap masing-masing variabel.

4.2.1 Karakteristik Responden

[image:38.596.113.515.307.399.2]

Berikut ini adalah tabulasi mengenai karakteristik responden yang berjumlah 40 orang, di distribusikan sebagai berikut :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Pria 29 72,5%

Wanita 11 27,5%

T O T A L 40 100%

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah Pria dengan presentase sebesar 72,5%, dan Wanita sebesar 27,5%.

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Usia Jumlah Presentase

SD 2 5%

SMP 8 20%

SMU 13 32,5%

D3 15 35%

S1 (Sarjana) 3 7,5%

T O T A L 40 100%

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

[image:38.596.112.512.484.612.2]
(39)

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berwirausaha

Pendidikan Jumlah Presentase

0-5 Tahun 12 30%

> 5 Tahun 28 70%

T O T A L 40 100%

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah > 5 Tahun dengan presentase sebesar 70%, dan 0-5 Tahun dengan persentase sebesar 30%.

4.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Produk, Harga, Promosi, Tempat, dan Keberhasilan Usaha

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Produk (X1)

No. Item STS TS KS S SS T O T A L

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 3 7,5 12 30 25 62,5 40 100

2 0 0 0 0 3 7,5 17 42,5 20 50 40 100

3 0 0 0 0 4 10 27 67,5 9 22,5 40 100

4 0 0 1 2,5 5 12,5 23 27,5 11 27,5 40 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan pertama, sebanyak 62,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa Kebersihan galon pelangan terjaga, 30% menyatakan setuju, 7,5% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju dan menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

[image:39.596.79.549.375.491.2]
(40)

3. Pada pernyataan ketiga, sebanyak 22,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa Setiap kelalaian karyawan kami yang menyebabkan kualitas air minum kurang maka pembelian air minum isi ulang gatis, 67,5% menyatakan setuju, 10% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju dan menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

4. Pada pernyataan keempat, sebanyak 27,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa Setiap galon dengan kondisi kotor maka pelanggan berhak complain dan diberikan kompensasi tidak membayar, 27,5% menyatakan setuju, 12,5% menyatakan kurang setuju, 2,5% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga (X2)

No. Item STS TS KS S SS T O T A L

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 2 5 28 70 10 25 40 100

2 0 0 0 0 3 7,5 19 47,5 18 45 40 100

3 0 0 0 0 0 0 23 57,5 17 42,5 40 100

4 0 0 0 0 0 0 17 42,5 23 57,5 40 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah

Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan pertama, sebanyak 25% responden menyatakan sangat setuju bahwa Setiap pembelian air minum isi ulang sebanyak 5 galon mendapatkan diskon 10%, 70% menyatakan setuju, 5% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju dan menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

(41)

ulang gratis, 47,5% menyatakan setuju, 7,5% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju dan menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

3. Pada pernyataan ketiga, sebanyak 42,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa Setiap pembelian sebanyak 50 galon mendapatkan potongan harga sebesar Rp.500,-, 57,5% menyatakan setuju, 0% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju dan menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

4. Pada pernyataan keempat, sebanyak 57,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa Setiap pembelian air minum isi ulang rutin setiap hari berhak mendapatkan potongan harga khusus, 42,5% menyatakan setuju, 0% menyatakan kurang setuju, tidak setuju, dan menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Promosi (X3)

No. Item STS TS KS S SS T O T A L

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 0 0 31 77,5 9 22,5 40 100

2 0 0 0 0 0 0 22 55 18 45 40 100

3 0 0 0 0 0 0 21 52,5 19 47,5 40 100

4 0 0 0 0 0 0 21 52,5 19 47,5 40 100

(42)

Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan pertama, sebanyak 22,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa Pembelian produk air minum isi ulang dengan kartu member mendapatkan potongan harga, 0% menyatakan kurang setuju, tidak setuju, dan menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

2. Pada pernyataan kedua, sebanyak 45% responden menyatakan sangat setuju bahwa Setiap pembelian 150 galon berhak mendapatkan langsung 1 lusin piring kaca, 55% menyatakan setuju, 0% menyatakan kurang setuju, tidak setuju, dan menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

3. Pada pernyataan ketiga, sebanyak 47,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa Setiap pembelian 50 galon sekaligus mendapatkan hadiah sebuah payung, 52,5% menyatakan setuju, 0% menyatakan kurang setuju, tidak setuju, dan menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

4. Pada pernyataan keempat, sebanyak 47,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa Setiap pemilik member berhak atas undian bulanan dengan hadiah gelas kaca, 52,5% menyatakan setuju, 0% menyatakan kurang setuju, tidak setuju, dan menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Tempat (X4)

No. Item STS TS KS S SS T O T A L

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 5 12,5 27 67,5 8 20 40 100

2 0 0 0 0 6 15 25 62,5 9 22,5 40 100

3 0 0 0 0 0 0 16 40 24 60 40 100

4 0 0 0 0 3 7,5 22 55 15 37,5 40 100

(43)

Pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan pertama, sebanyak 20% responden menyatakan sangat setuju bahwa Seluruh lokasi usaha air minum dijamin bersih, 67,5% menyatakan setuju, 12,5% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, dan menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

2. Pada pernyataan kedua, sebanyak 22,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa Lokasi usaha mudah dijumpai, 62,5% menyatakan setuju, 15% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, dan menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

3. Pada pernyataan ketiga, sebanyak 60% responden menyatakan sangat setuju bahwa Parkir kendaraan tidak dikenakan bayaran, 40% menyatakan setuju, 0% menyatakan kurang setuju, tidak setuju, dan menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

[image:43.596.80.552.616.728.2]

4. Pada pernyataan keempat, sebanyak 37,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa Setiap pembelian dengan jarak tertentu minimum 25 galon diantar tanpa biaya tambahan, 55% menyatakan setuju, 7,5% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, dan menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keberhasilan Usaha (Y)

No. Item STS TS KS S SS T O T A L

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 10 25 26 65 4 10 40 100

2 0 0 0 0 2 5 23 57,5 15 37,5 40 100

3 0 0 0 0 1 2,5 18 45 21 52,5 40 100

4 0 0 0 0 1 2,5 25 62,5 14 35 40 100

(44)

Pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan pertama, sebanyak 10% responden menyatakan sangat setuju bahwa Adanya peningkatan omset pada usaha Anda, 65% menyatakan setuju, 25% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, dan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

2. Pada pernyataan kedua, sebanyak 37,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa Adanya peningkatan laba pada usaha Anda, 57,5% menyatakan setuju, 5% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

3. Pada pernyataan ketiga, sebanyak 52,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa Penambahan jumlah karyawan perusahaan, 45% menyatakan setuju, 2,5% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, dan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

4. Pada pernyataan keempat, sebanyak 35% responden menyatakan sangat setuju bahwa Peningkatan upah karyawan pada perusahaan, 62,5% menyatakan setuju, 2,5% menyatakan kurang setuju, 0% menyatakan tidak setuju, dan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

4.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas

(45)

1. Analisis Grafik

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram, dan grafik normal p-p plot, yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Hasil output SPSS terlihat seperti Gambar 4.1, dan Gambar 4.2

[image:45.596.141.486.250.572.2]

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Gambar 4.1

Pengujian Normalitas Histogram

(46)

menunjukkan pola distribusi data normal yang tidak melenceng kanan maupun melenceng kiri. Jadi, berarti data residual berdistibusi normal. Terbukti bahwa data maupun model yang digunakan memenuhi asumsi normalitas.

[image:46.596.143.484.191.505.2]

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Gambar 4.2

Pengujian Normalitas P-P Plot

(47)

2. Analisis Statistik

[image:47.596.155.471.342.580.2]

Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Jika nilai sig probability lebih besar dari 0,05 maka Ho ditolak dengan pengertian bahwa data yang dianalisis berdistribusi normal. Demikian juga sebaliknya jika nilai sig probability lebih kecil dari 0,05 maka Ho diterima dengan pengertian bahwa data yang dianalisis tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik nonparametik Kolmogorv-Smirnov (K-S).

Tabel 4.9

Uji Kolmogrov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 40

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .71282132

Most Extreme Differences Absolute .096

Positive .050

Negative -.096

Kolmogorov-Smirnov Z .608

Asymp. Sig. (2-tailed) .854

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

(48)

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu :

1. Analisis Grafik

(49)

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

[image:49.596.141.486.110.432.2]

Gambar 4.3

Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot

Berdasarkan Gambar 4.4 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi 2. Analisis Statistik

(50)
[image:50.596.112.515.111.337.2]

Tabel 4.10 Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -1.786 1.772 -1.008 .320

Produk -.019 .057 -.056 -.339 .737

Harga .082 .069 .197 1.193 .241

Promosi .124 .077 .263 1.602 .118

Tempat -.055 .046 -.200 -1.189 .243

a. Dependent Variable: RES2

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa tidak satupun variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat RES2. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

4.3.3 Uji Multikolinieritas

Gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor), Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel

(51)
[image:51.596.113.509.114.326.2]

Tabel 4.11 Uji Multikolinieritas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -4.723 3.193 -1.479 .148

Produk .261 .103 .283 2.525 .016 .937 1.067

Harga .417 .124 .379 3.356 .002 .923 1.084

Promosi .386 .139 .312 2.772 .009 .932 1.073

Tempat .182 .083 .252 2.185 .036 .888 1.126

a. Dependent Variable: Keberhasilan_Usaha Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat terlihat bahwa data (variabel) tidak terkena multikolinieritas karena nilai VIF < 5 dan nilai Tolerance > 0,1 sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi keberhasilan usaha berdasarkan masukan variabel produk, harga, promosi, dan tempat.

4.4 Analisis Linier Berganda

Analisis linier berganda dilakukan dengan bantuan SPSS 17.0 dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas Produk, Harga, Promosi, dan Tempat terhadap variabel terikat yaitu Keberhasilan Usaha (Y).

Tabel 4.12 Variables Entered/Removed Model Variables Entered Variables

Removed Method

1 Tempat, Produk,

Promosi, Hargaa

. Enter

a. All requested variables entered.

[image:51.596.194.432.632.725.2]
(52)
[image:52.596.112.515.186.397.2]

Berdasarkan Tabel 4.12 (Variabel Entered/removedb) menunjukkan hasil analisis statistik tiap indikator sebagai berikut

Tabel 4.13

Analisis Linier Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -4.723 3.193 -1.479 .148

Produk .261 .103 .283 2.525 .016

Harga .417 .124 .379 3.356 .002

Promosi .386 .139 .312 2.772 .009

Tempat .182 .083 .252 2.185 .036

a. Dependent Variable: Keberhasilan_Usaha Sumber:Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.13 maka persamaan analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah:

Y = -4,723 + 0,261 X1 + 0,417 X2 + 0,386 X3 + 0,182 X4

Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Konstanta (a) = -4,723, ini menunjukkan harga constant, dimana jika variabel produk (X1), harga (X2), promosi (X3), dan tempat (X4) = 0, maka keberhasilan usaha = -4,723.

b. Koefisien X1 (b1) = 0,261, ini berarti bahwa variabel produk (X1) berpengaruh

(53)

variabel produk dengan keberhasilan usaha, semakin meningkat produk maka akan semakin meningkat pula keberhasilan usaha pada usaha depot air minum di Kecamatan Secanggang, Kab.Langkat, Sumatera Utara.

c. Koefisien X2 (b2) = 0,417, ini berarti bahwa variabel harga (X2) berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha, atau dengan kata lain jika harga (X2) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka keberhasilan usaha akan bertambah sebesar 0,417. Koefesien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel harga dengan keberhasilan usaha, semakin meningkat harga maka akan semakin meningkat pula keberhasilan usaha pada usaha depot air minum di Kecamatan Secanggang, Kab.Langkat, Sumatera Utara.

d. Koefisien X3 (b3) = 0,386, ini berarti bahwa variabel promosi (X3) berpengaruh

positif terhadap keberhasilan usaha, atau dengan kata lain jika promosi (X3) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka keberhasilan usaha akan bertambah sebesar 0,386. Koefesien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel promosi dengan keberhasilan usaha, semakin meningkat promosi maka akan semakin meningkat pula keberhasilan usaha pada usaha depot air minum di Kecamatan Secanggang, Kab.Langkat, Sumatera Utara.

e. Koefisien X4 (b4) = 0,182, ini berarti bahwa variabel tempat (X4) berpengaruh

(54)

semakin meningkat pula keberhasilan usaha pada usaha depot air minum di Kecamatan Secanggang, Kab.Langkat, Sumatera Utara.

4.5 Uji Hipotesis

4.5.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Kriteria pengujiannya adalah :

Ho : b1 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Ho : b1 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5%

Ho ditolak jika F hitung > F tabel pada α = 5%

Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:

df (Pembilang) = k – 1 df (Penyebut) = n – k

Keterangan :

(55)

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) 40 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 5, sehingga diperoleh :

1. df (pembilang) = 5 – 1 = 4 2. df (penyebut) = 40 – 5 = 35

[image:55.596.113.512.278.411.2]

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS, kemudian akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat α = 5%.

Tabel 4.14

Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 28.184 4 7.046 12.445 .000a

Residual 19.816 35 .566

Total 48.000 39

a. Predictors: (Constant), Tempat, Produk, Promosi, Harga b. Dependent Variable: Keberhasilan_Usaha

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Pada Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa hasil perolehan Fhitung pada kolom F yakni sebesar 12,445 dengan tingkat signifikansi = 0.000, lebih besar dari nilai Ftabel yakni 2,641, dengan tingkat kesalahan α = 5%, atau dengan kata lain Fhitung > Ftabel (12,445 > 2,641).

(56)

4.5.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel bebas secara parsial (individual) terhadap variasi variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah :

Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Ho : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan adalah: Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5%

Ho ditolak jika t hitung > t tabel pada α = 5% Hasil pengujian adalah :

Tingkat kesalahan (α) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k) n = jumlah sampel, n = 40

k = jumlah variabel yang digunakan, k = 5

Derajat kebebasan/ degree of freedom(df) =(n-k) = 40-5 = 35

(57)
[image:57.596.112.512.109.325.2]

Tabel 4.15

Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -4.723 3.193 -1.479 .148

Produk .261 .103 .283 2.525 .016

Harga .417 .124 .379 3.356 .002

Promosi .386 .139 .312 2.772 .009

Tempat .182 .083 .252 2.185 .036

a. Dependent Variable: Keberhasilan_Usaha Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa: 1. Variabel Produk (X1)

Nilai thitung variabel produk adalah 2,525 dan nilai ttabel 1,690 maka thitung > ttabel (2,525 > 1,690) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel produk berpengaruh positif dan signifikan (0,016 < 0,05) secara parsial terhadap keberhasilan usaha. Artinya, jika variabel produk ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keberhasilan usaha akan meningkat sebesar 0,261.

2. Variabel Harga (X2)

Nilai thitung variabel harga adalah 3,356 dan nilai ttabel 1,690 maka thitung > ttabel (3,356 > 1,690) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel harga berpengaruh positif dan signifikan (0,002 < 0,05) secara parsial terhadap keberhasilan usaha. Artinya, jika variabel harga ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keberhasilan usaha akan meningkat sebesar 0,417.

(58)

Nilai thitung variabel promosi adalah 2,772 dan nilai ttabel 1,690 maka thitung > ttabel (2,772 > 1,690) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel promosi berpengaruh positif dan signifikan (0,009 < 0,05) secara parsial terhadap keberhasilan usaha. Artinya, jika variabel promosi ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keberhasilan usaha akan meningkat sebesar 0,386.

4. Variabel Tempat (X4)

Nilai thitung variabel tempat adalah 2,185 dan nilai ttabel 1,690 maka thitung > ttabel (2,185 > 1,690) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel tempat berpengaruh positif dan signifikan (0,036 < 0,05) secara parsial terhadap keberhasilan usaha. Artinya, jika variabel tempat ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keberhasilan usaha akan meningkat sebesar 0,182.

4.5.3 Pengujian Koefesien Determinasi (R2)

(59)
[image:59.596.169.462.113.222.2]

Tabel 4.16

Hasil Uji Koefesien Determinasi (R2) Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .766a .587 .540 .75245

a. Predictors: (Constant), Tempat, Produk, Promosi, Harga b. Dependent Variable: Keberhasilan_Usaha

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa :

1. R = 0,766 berarti hubungan antara variabel produk (X1), harga (X2), promosi (X3), dan tempat (X4) terhadap keberhasilan usaha (Y) sebesar 76,6%. Artinya hubungannya sangat erat.

2. Nilai R Square sebesar 0,587 berarti 58,7% variabel keberhasilan usaha (Y) dapat dijelaskan oleh variabel produk (X1), harga (X2), promosi (X3), dan tempat (X4). Sedangkan sisanya 41,3% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

3. Standard Error of Estimated (Standar Deviasi) artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 0,752. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.6 Pembahasan

4.6.1 Pengaruh Produk Terhadap Keberhasilan Usaha

(60)

yang lebih besar dari nilai ttabel (1,690) dengan tingkat signifikansi 0,016. Artinya jika dalam hal ini kebersihan galon dan kualitas air produk ditingkatkan maka keberhasilan usaha akan mengalami peningkatan. Pada variabel produk mayoritas responden menyatakan setuju (4) kebersihan galon pelangan terjaga, hal ini dikarenakan produk yang diberikan sesuai dengan harapan konsumen yaitu jika produk yang diberikan rusak maka konsumen akan mendapatkan produk yang baru, dan jika ada kelalaian karyawan maka konsumen akan kompensasi tidak membayar.

Produk menurut Kotler and Armstrong (2001) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikomsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Menurut Porter (1996), keunggulan suatu produk agar dapat diterima dan bertahan dipasar ditentukan oleh ciri khas atau keunikan produk tersebut dibandingkan dengan produk yang lain yang ada dipasar. Walaupun model air minum ini tidak memiliki ciri khas tapi dapat ditunjukkan oleh kebersihan air galon.

4.6.2 Pengaruh Harga Terhadap Keberhasilan Usaha

(61)

mendapatkan potongan harga khusus, hal ini dikarenakan pelanggan menerima potongan harga khusus jika pelanggan membeli produk air minum isi ulang setiap hari..

Strategi dalam penetapan harga bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya : Harga bundling, harga predatory, harga berbasis kompetisi, harga cost plus, harga berorientasi pasar, harga premium, harga psikologis, harga dinamis

(Kotler and Armstrong, 2010). Ada tiga pihak yang menjadi dasar pertimbangan dalam penetapan harga oleh sebuah perusahaan yaitu konsumen, dirinya sendiri, dan pesaing. Walaupun penetapan harga relatif sama dengan produk lain, tetapi penetapan harga sebanding dengan kualitas air yang didapatkan.

4.6.3 Pengaruh Promosi Terhadap Keberhasilan Usaha

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel promosi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 0,386 dan nilai thitung (2,772) yang lebih besar dari nilai ttabel (1,690) dengan tingkat signifikansi 0,009. Artinya jika promosi ditingkatkan maka keberhasilan usaha akan mengalami peningkatan. Pada variabel promosi mayoritas responden menyatakan setuju (4) Pembelian produk air minum isi ulang dengan kartu member mendapatkan potongan harga, hal ini dikarenakan air minum isi ulang memiliki potongan harga khusus jika konsumen memiliki kartu member dan berhak mendapatkan satu lusin piring kaca jika membeli produk sebanyak 150 galon.

(62)

periklanan (advertising), penjualan pribadi (personal selling), hubungan masyarakat (public relation) dan publisitas (publicity), promosi penjualan (sales promotion), dan pemasaran langsung (direct marketing) adalah bagian dari

rangsangan pemasaran yang merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh perusahaan. Walaupun promosi yang dilakukan terbatas, tetapi promosi tersebut efektif dalam meningkatkan keberhasilan usaha.

4.6.4 Pengaruh Tempat Terhadap Keberhasilan Usaha

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tempat memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 0,182 dan nilai thitung (2,185) yang lebih besar dari nilai ttabel (1,690) dengan tingkat signifikansi 0,036. Artinya jika lokasi usaha mudah dijumpai maka keberhasilan usaha akan mengalami peningkatan. Pada variabel tempat mayoritas responden menyatakan setuju (4) lokasi usaha mudah dijumpai., hal ini dikarenakan seluruh lokasi usaha air minum isi ulang memiliki lokasi yang bersih, strategis, dan gampang dijumpai.

(63)

lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama dengan pramuniaga yang sama terampilnya dan mempunyai citra toko yang bagus. Walaupun banyak pesaing sejenis, tetapi lokasi yang strategis dapat meningkatkan keberhasilan usaha depot air minum di Kecamatan Secanggang.

4.6.5 Pengaruh Produk, Harga, Promosi, dan Tempat Terhadap Keberhasilan Usaha

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa produk, harga, promosi, dan tempat berpengaruh positif dan signifikan. Artinya jika produk, harga, promosi, dan tempat meningkat maka keberhasilan usaha akan meningkat.

(64)
(65)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan Uji-F produk, harga, promosi, dan tempat memiliki pengaruh yang signifikan secara serempak terhadap keberhasilan usaha.

2. Berdasarkan Uji-t disimpulkan bahwa yang paling dominan mempengaruhi keberhasilan usaha pada usaha depot air minum di Kecamatan Secanggang, Kab.Langkat, Sumatera Utara adalah harga.

3. Pada hasil analisis koefisien determinasi didapat nilai R Square sebesar 0,587 berarti 58,7% variabel keberhasilan usaha dapat dijelaskan oleh variabel produk, harga, promosi, dan tempat. Sedangkan sisanya 41,3% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

5.2 Saran

1. Mengingat harga mempunyai pengaruh yang dominan terhadap keberhasilan usaha pada usaha depot air minum di Kecamatan Secanggang, Kab.Langkat, Sumatera Utara, maka pihak pemilik usaha perlu untuk lebih mempertimbangkan penetapan harga pada usahanya, semakin terjangkau harga yang diberikan maka akan semakin meningkat pula keberhasilan usaha pada usaha depot air minum di Kecamatan Secanggang, Kab.Langkat, Sumatera Utara.

(66)

pelayanan yang lebih baik kepada konsumen, dan agar bekerja lebih baik dan menjadikan pemilik sebagai acuan bagi karyawan usaha untuk menjadi lebih baik lagi.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat terus mengembangkan penelitian ini. Penelitian menggunakan empat variabel bebas (produk, harga, promosi, dan tempat) untuk mengukur keberhasilan usaha, dan keempatnya berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha tetapi tidak terlalu besar pengaruhnya sehingga belum terfokus pada objek-objek keberhasilan usaha secara lebih menjurus, bagi peneliti selanjutnya dapat mengganti variabel dalam penelitian dengan variabel lain misalnya komunikasi pemasaran, nilai kinerja produk, nilai pelayanan, nilai harga, sosial, dan fungsional customer relationship marketing, dan lain-lain agar dapat menciptakan temuan baru di

(67)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Pengertian pemasaran

Pemasaran sering dipandang sebagai suatu tugas untuk menciptakan, mempromosikan dan menyalurkan barang dan jasa kepada konsumen dan unit-unit bisnis. Pemasaran diharapkan memiliki keahlian dalam merangsang permintaan akan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Definisi pemasaran menurut Kotler & keller (dalam Nandan & Susilo H.,L.,2009) dapat dibedakan menjadi definisi sosial, yaitu suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan menurut definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai seni menjual produk. Sedangkan menurut Sulistiana (2011), pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.

(68)

kegiatan perusahaan dalam melalui alat pemasaran, yaitu merancang konsep, menentukan harga, dan mendistribusikan barang atau jasa.

2.1.2. Tujuan Pemasaran

Tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa, sehingga produk cocok dengannya dan dapat dijual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli, sehingga produsen harus berusaha agar produknya tetap tersedia. Menurut Tjiptono (dalam Sulistiana, 2011) ada beberapa tujuan yang ingin dicapai melalui pemasaran diantaranya:

1. Menciptakan kepuasan pelanggan melalui produk-produk yang berkualitas 2. Meningkatkan kompetensi perusahaan terkait dengan pemasaran

3. Menjawab tantangan kompetisi dalam dunia bisnis

4. Menjalin relasi jangka panjang antara perusahaan dengan konsumen

5. Memperoleh laba melalui perubahan dunia bisnis yang pesat. Sedangkan menurut Kotler (2007), tujuan pemasaran adalah menghasilkan

standar hidup yang lebih tinggi dan agar konsumen memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Selanjutnya, Kotler, (2007) mengemukakan bahwa tujuan dari pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya mampu menjual dirinya sendiri.

(69)

agar produk atau jasa yang ditawarkan oleh produsen dapat cocok di hati konsumen maupun pelanggan.

2.1.3. Strategi Pemasaran

Menurut Ma’ruf,H.(2005) strategi pemasaran adalah wujud rencana yang terarah di bidang pemasaran, untuk memperoleh suatu hasil yang optimal. Setiap fungsi manajemen memberikan kontribusi tertentu pada saat penyusunan strategi pada level yang berbeda. Pemasaran merupakan fungsi yang memiliki kontak paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena itu, pemasaran memainkan peranan penting dalam mengembangkan strategi. Dalam peranan strategisnya, pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka mencari pemecahan atas masalah penentuan dua pertimbangan pokok.

Pertama, bisnis apa yang digeluti perusahaan pada saat ini dan jenis bisnis apa yang dapat dimasuki di masa mendatang.

(70)

dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi strategi pemasaran pada

suatu perusahaan adalah :

1. Lingkungan mikro perusahaan

Lingkungan mikro perusahaan terdiri dari para pelaku dalam lingkungan

yang langsung berkaitan dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya

untuk melayani pasar, yaitu:

a. Perusahaan

Yaitu struktur organisasi perusahaan itu sendiri. Strategi pemasaran

yang diterapkan oleh bagian manajemen pemasaran harus memperhitungkan

kelompok lain di perusahaan dalam merumuskan rencana pemasarannya,

seperti manajemen puncak, keuangan perusahaan, penelitian dan

pengembangan, pembelian, produksi, dan akuntansi serta sumber daya

manusia yang dimiliki perusahaan, karena manajer pemasaran juga harus

bekerja sama dengan para staff di bidang lainnya.

b. Pemasok (Supplier)

Para pemasok adalah perusahaan-perusahaan dan individu yang

menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaing

untuk memproduksi barang dan jasa tertentu. Kadang kala perusahaan juga

harus memperoleh tenaga kerja, peralatan, bahan bakar, listrik dan faktor

(71)

memberi pengaruh yang arnat berarti terhadap pelaksanaan pemasaran suatu

perusahaan. Manajer pemasaran perlu mengamati kecenderungan harga dari

masukan-masukan terpenting bagi kegiatan produksi perusahaan mereka.

Kekurangan sumber-sumber bahan mentah, pemogokan tenaga kerja, dan

berbagai kejadian lainnya yang berhubungan dengan pemasok dapat

mengganggu strategi pemasaran yang dilakukan dan dijalankan perusahaan.

c. Para Perantara Pemasaran

Para perantara pemasaran adalah perusahaan-perusahaan yang

membantu perusahaan dalam promosi, penjualan dan distribusi barang/jasa

kepada para konsumen akhir.

d. Para Pelanggan

Yaitu pasar sasaran suatu perusahaan yang menjadi konsumen atas

barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan apakah individu-ndividu,

Iembaga-lembaga, organisasi-organisasi, dan sebagainya.

e. Para Pesaing

Dalam usahanya melayani kelompok pasar pelanggan, perusahaan

tidaklah sendiri. Usaha suatu perusahaan untuk membangun sebuah sistem

pemasaran yang efisien guna melayani pasar gelati disaingi oleh perusahaan

lain. Sistem pemasaran dan strategi yang diterapkan perusahaan dikelilingi

dan dipengaruhi oleh sekelompok pesaing. Para pesaing ini perlu

(72)

f. Masyarakat Umum

Sebuah perusahaan juga harus memperhatikan sejumlah besar lapisan

masyarakat yang tentu saja besar atau kecil menaruh perhatian terhadap

kegiatan-kegiatan perusahaan, apakah mereka menerima atau menolak

metode-metode dari perusahaan dalam menjalankan usahanya, karena

kegiatan perusahaan pasti mempengaruhi minat kelompok lain,

kelompok-kelompok inilah yang menjadi masyarakai umum.

Menurut Kotler (2007), mengatakan bahwa inti pemasaran strategis modern terdiri atas tiga langkah pokok, yaitu segmentasi, targeting, dan positioning. Ketiga langkah ini sering disebut STP (Segmentation, Targetting, Positioning).

Langkah pertama adalah segmentasi pasar, yaitu mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli yang terpisah-pisah yang mungkin membutuhkan produk dan atau bauran pemasaran tersendiri. Merupakan upaya pengelompokan konsumen ke dalam beberapa kriteria baik dari segi usia, status, golongan, dan lain-lain.

Langkah kedua adalah menentukan pasar sasaran, yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki atau dilayani.

(73)

Komponen produk, harga, tempat, dan promosi atau lebih dikenal dengan 4P (product, price, place, and promotion) dengan menitikberatkan perhatian yang berbeda-beda pada keempat variabel tersebut karena tergantung kepada sipembuat keputusan pemasarannya untuk menyesuaikan dengan lingkungan yang cenderung berubah-ubah yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan mencapai tujuan perusahaan, dimana konsep tersebut berlaku bagi bisnis eceran dengan penekanan pada faktor yang berlainan McCarthy, (1993).

Prinsip dasar pada strategi pemasaan terdiri dari 4 P: 1. Product (Produk)

Produk menurut Kotler and Armstrong (2001) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikomsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Menurut Porter (1996), keunggulan suatu produk agar dapat diterima dan bertahan dipasar ditentukanoleh ciri khas atau keunikan produk tersebut dibandingkan dengan produk yang lain yang ada dipasar.

2. Price (Harga)

Strategi dalam penetapan harga bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya : Harga bundling, harga predatory, harga berbasis kompetisi, harga cost plus, harga berorientasi pasar, harga premium, harga psikologis, harga dinamis

Kotler and Armstrong, (2010). Ada tiga pihak yang menjadi dasar pertimbangan

(74)

Menurut Ma’ruf (2005) , implementasi strategi harga antara lain :

a. Penetapan harga secara tetap untuk periode waktu tertentu dan harga yang ditetapkan secara variatif sesuai fluktuasi tingkat permintaan konsumen. b. Penetapan harga ganjil, seperti Rp. 99.000, Rp. 199.000, Rp. 749.000

c. Leader pricing, penetapan harga dimana profit marginnya lebih rendah

daripada tingkat yang biasa diraih bertujuan untuk menarik konsumen yang lebih banyak.

d. Penetapan harga paket, yaitu harga yang didiskon untuk penjualan lebih dari satu unit per itemnya.

e. Harga bertingkat, ini diberlakukan untuk produk yang mempunyai banyak model dan harga yang beragam.

3. Promotion (Promosi)

Menurut Kotler (1997) proses keputusan pembelian dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran dan rangsangan lain. Bauran promosi yang meliputi periklanan (advertising), penjualan pribadi (personal selling), hubungan masyarakat (public relation) dan publisitas (publicity), promosi penjualan (sales promotion), dan pemasaran langsung (direct marketing) adalah bagian dari

rangsangan pemasaran yang merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh perusahaan.

Ada beberapa cara menyebarkan informasi ini, antara lain periklanan

(advertising), penjualan pribadi (Personal Selling), Promosi penjualan (Sales

(75)

a. Periklanan (Advertising)

Merupakan alat utama bagi pengusaha untuk mempengaruhi

konsumennya. Periklanan ini dapat dilakukan oleh pengusaha lewat surat

kabar, radio, majalah, bioskop, televisi, ataupun dalam bentuk poster-poster

yang dipasang dipinggir jalan atau tempat-tempat yang strategis.

b. Penjualan Pribadi (Personal selling)

Merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung

dengan calon konsumennya. Dengan kontak langsung ini diharapkan akan

terjadi hubungan atau interaksi yang positif antara pengusaha dengan calon

konsumennya itu. Yang termasuk dalam personal selling adalah: door to door

selling, mail order, telephone selling, dan direct selling.

Promosi Penjualan (Sales Promotion): Merupakan kegiatan perusahaan

untuk menjajakan produk yang dipasarkarlnya sedemikian rupa sehingga

konsumen akan mudah untuk melihatnya dan bahkan dengan cara

penempatan dan pengaturan tertentu, maka produk tersebut akan menarik

perhatian konsumen.

c. Publisitas (Pubilicity)

Merupakan cara yang biasa digunakan juga oleh perusahaan untuk

membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen, agar mereka

menjadi tahu, dan menyenangi produk yang dipasarkannya, hal ini berbeda

dengan promosi, dimana didalam melakukan publisitas perusahaan tidak

melakukan

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Penilaian Skala Likert
Uji Validitas Tabel 3.2
Tabel 3.3 Uji Reliabilitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan bahwa kaidah – kaidah sistem fuzzy logic yang diterapkan mampu mengatur keluaran pupuk sesuai dengan titik atur (SP) yang diberikan atau dengan kata

The analysis phase was the most essential phase in ADDIE model because it was the foundation or stepping stone for all other phases of this model, and the outputs of this phase

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Tugas dan Wewenang Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Berita Negara Republik

Batasan masalah pada penelitian ini yaitu mengunakan material baja tahan karat SS 304, pengelasan dilakukan menggunakan metode SMAW dan TIG, arus listrik yang digunakan saat

(4) Untuk kepentingan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, data rahasia sebagimana dimaksud pada ayat (1)dapat diberikan

Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik terdapat hubungan antara angka trombosit dengan kejadian kaki diabetik pada penderita diabetes melitus tipe II, karena hasil dari

Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa keduapuluh empat pengemudi ini memiliki risiko yang tinggi mengalami kelelahan kronis yang diakibatkan oleh total watu kerja

Angket digunakan untuk memperoleh data tentang religiusias, motivasi kerja dan loyalitas kerja karyawan dan interview untuk menggali data tentang populasi, sampel, sarana dan