PENGARUH MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN
PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN TERHADAP
KEPUASAN HIDUP LANSIA DUDA DAN JANDA
DWI KURNIATI PUTRI
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Motivasi, Aktivitas, dan Pemenuhan Tugas Perkembangan terhadap Kepuasan Hidup Lansia Duda dan Janda adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
ABSTRAK
DWI KURNIATI PUTRI. Pengaruh Motivasi, Aktivitas, dan Pemenuhan Tugas Perkembangan terhadap Kepuasan Hidup Lansia Duda dan Janda. Dibimbing oleh DIAH KRISNATUTI.
Lanjut usia yang mempunyai motivasi tinggi untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuannya akan merasa puas dalam kehidupannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh motivasi, aktivitas sehari-hari, pemenuhan tugas perkembangan terhadap kepuasan hidup lansia duda dan janda. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study. Penelitian bertempat di Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan dan Kelurahan Cilendek Barat, Kecamatan Bogor Barat. Sebanyak 60 orang contoh diambil dengan teknik snow-ball yang terdiri dari 30 lansia berstatus duda dan 30 lansia berstatus janda. Lansia janda mempunyai pencapaian aktivitas lebih baik dibandingkan lansia duda. Hasil penelitian menunjukkan terdapat dua faktor yang mempengaruhi kepuasan hidup yaitu lama pendidikan dan tugas perkembangan.
Kata kunci: aktivitas, kepuasan hidup, motivasi lansia, tugas perkembangan
ABSTRACT
DWI KURNIATI PUTRI. The Effect of Motivation, Activity, Development Task, and Life Satisfaction of Elderly Widower and Widow. Supervised by DIAH KRISNATUTI.
Elderly who have high motivation to perform activities according to their own abilitity will be satisfied in life. The aim of this research was to analyze the effect of motivation, activities of daily living, development task and life satisfaction of elderly widower and widow. Design of this research was used cross-sectional study. The research took place in Empang Village, South Bogor Sub-District and West Cilendek Village, West Bogor Sub-District. As many as 60 participants were involved as research sample, consist of 30 elderly widowers and 30 elderly widows which were chosen by snow-ball techniques. Widower haved better the achievement of activity than widow. Result of the study only education length and development task which were affecting life satisfaction.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
PENGARUH MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN
PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN TERHADAP
KEPUASAN HIDUP LANSIA DUDA DAN JANDA
DWI KURNIATI PUTRI
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Judul Skripsi : Pengaruh Motivasi, Aktivitas, dan Pemenuhan Tugas Perkembangan terhadap Kepuasan Hidup Lansia Duda dan Janda
Nama : Dwi Kurniati Putri
NIM : I24110012
Disetujui oleh
Dr Ir Diah Krisnatuti, MS Pembimbing
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Ujang Sumarwan, MSc Ketua Departemen
PRAKATA
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Pengaruh Motivasi, Aktivitas, dan Pemenuhan Tugas Perkembangan terhadap Kepuasan Hidup Lansia Duda dan Janda”. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr Ir Diah Krisnatuti, MS selaku pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan selama proses penulisan hingga penyelesaian penulisan dan kepada dosen penguji sidang Dr Tin Herawati, SP M Si dan Dr Ir Istiqlaliyah Muflikhati, MSi.
Penulis juga menyampaikan hormat dan terima kasih kepada Bapak Izhar dan Ibu Ellen Maria Ulfa selaku orang tua yang senantiasa memberikan dorongan semangat dan doa yang sangat bermanfaat untuk penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini serta kedua saudara kandung penulis Eko Putra Jaya Kusuma dan Tri Rakhmawati. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada teman seperjuangan Hanung SPN, keluarga besar Asrama Tanjong Tinggi Belitong, Erni Widyaningsih, Meilia Rachmawati, Iva Ayu, Ambar Susan, dan Iffahsari serta sahabat satu bimbingan Bona Intan, Nurjannah, Mardita Kurnia, Faizal Ainul, dan mahasiswa Departemen IKK seluruh angkatan, khususnya angkatan 48 yang selalu menemani dan memberikan dukungan terselesainya karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Agustus 2015
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 3
Manfaat Penelitian 3
KERANGKA PEMIKIRAN 4
METODE PENELITIAN 5
Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 5
Contoh dan Teknik Penarikan Contoh 6
Variabel, Jenis, dan Cara Pengumpulan Data 6
Pengolahan dan Analisis Data 8
Definisi Operasional 9
HASIL DAN PEMBAHASAN 9
Hasil 9
Pembahasan 16
SIMPULAN DAN SARAN 18
Simpulan 18
Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 19
LAMPIRAN 23
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Variabel penelitian, kategori, dan skala data 7 Tabel 2 Karakteristik contoh berdasarkan status perkawinan 10 Tabel 3 Sebaran kategori motivasi berdasarkan status perkawinan 10 Tabel 4 Indeks pencapaian aspek motivasi berdasarkan status
perkawinan
11 Tabel 5 Sebaran kategori aktivitas berdasarkan status perkawinan 12 Tabel 6 Indeks pencapaian aspek aktivitas berdasarkan status
perkawinan
12 Tabel 7 Sebaran kategori tugas perkembangan berdasarkan status
perkawinan
13 Tabel 8 Indeks pencapaian aspek tugas perkembangan berdasarkan status
perkawinan
13 Tabel 9 Sebaran kategori kepuasan hidup berdasarkan status perkawinan 14 Tabel 10 Indeks pencapaian aspek kepuasan hidup berdasarkan status
perkawinan
14 Tabel 11 Hubungan karakteristik contoh dengan motivasi, aktivitas, tugas
perkembangan, dan kepuasan hidup
15 Tabel 12 Faktor yang mempengaruhi kepuasan hidup 15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka berpikir pengaruh motivasi, aktivitas, dan pemenuhan tugas perkembangan terhadap kepuasan hidup lansia duda dan janda
5
Gambar 2 Kerangka penarikan contoh 6
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Sebaran jawaban contoh mengenai motivasi berdasarkan status perkawinan (%)
23 Lampiran 2 Sebaran jawaban contoh mengenai aktivitas berdasarkan
status perkawinan (%)
24 Lampiran 3 Sebaran jawaban contoh mengenai tugas perkembangan
berdasarkan status perkawinan (%)
25 Lampiran 4 Sebaran jawaban contoh mengenai kepuasan hidup
berdasarkan status perkawinan (%)
27
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada dasawarsa ini jumlah penduduk lansia mengalami peningkatan yang cukup menyolok, tidak terkecuali di Indonesia pun dari tahun ke tahun meningkat jumlahnya. Berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2010-2035 jumlah penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2014 diperkirakan 20,8 juta orang, sedangkan rata-rata usia harapan hidup pada periode 2010-2015 adalah 70,1 tahun. Data juga menunjukkan bahwa lebih dari separuh (56,5%) lansia perempuan berstatus menjanda dan pada umumnya tidak menikah lagi. Adapun lansia laki-laki sebagian besar berstatus menikah (84,1%) dan kemungkinan telah ada yang merawat. Pada satu sisi jumlah lansia yang besar dapat menjadi sumber daya yang dapat dimanfaatkan, namun di sisi lain jumlah lansia yang besar merupakan suatu tantangan guna meningkatkan kualitas lansia (BKKBN 2014).
Hurlock (1980) menguraikan permasalahan umum yang berhubungan dengan lansia yaitu keadaan fisik lemah dan tidak berdaya, status ekonomi sangat terancam, penyesuaian kondisi hidup dengan perubahan status ekonomi dan kondisi fisik serta mengembangkan kegiatan baru yang lebih cocok untuk orang yang berusia lanjut. Arah kebijakan tentang lansia sebenarnya lebih menitik beratkan pada keluarga sebagai penanggungjawab utama terhadap lansia, hal ini sejalan dengan hasil penelitian Lestari, Nurchayati, dan Wulandhani (2014) bahwa dukungan keluarga sangat berperan dalam mempengaruhi lansia agar memperhatikan kesehatannya. Pada kasus lansia hipertensi, tingginya motivasi lansia dalam memeriksakan tekanan darahnya disebabkan keluarga berperan aktif dalam menjaga kesehatan lansia. Penelitian Nihayati (2013) juga menemukan adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari. Keluarga memiliki peran yang penting membantu lansia agar terhindar dari permasalahan umum yang sering terjadi dalam menjalankan berbagai macam aktivitas sehari-hari.
Napitupulu (2013) menyatakan bahwa lansia yang mampu membatasi aktivitas sehari-hari secara proaktif sesuai dengan motivasi dan kemampuan yang dimilikinya akan mendapatkan kebermaknaan hidup dan mampu beraktualisasi diri pada usia lanjut (Suadirman dalam Napitupulu 2013). Santrock (2002) dalam teori aktivitas menyebutkan bahwa orang tua yang aktif dan ikut terlibat dalam kegiatan kemungkinan besar akan merasa puas dengan kehidupan yang dijalani. Kebermaknaan hidup dapat diartikan sebagai kebahagiaan, bebas dari keadaan yang tertekan, dan keadaan sehat secara mental yang akan menimbulkan kepuasan hidup (Hutapea 2011). Salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dapat menjalankan dan memenuhi tugas perkembangan adalah motivasi (Hurlock 1980).
2
diri sendiri (Lawton 1991 dalam Netuveli dan Blane 2008). Kepuasan hidup memiliki lima aspek yaitu merasa senang dengan aktivitas yang dilakukan sehari-hari, menganggap hidup penuh arti dan menerima dengan tulus kondisi kehidupan, merasa telah berhasil mencapai cita-cita atau sebagian besar tujuan hidup, berpegang teguh pada gambaran diri positif, dan memiliki sikap hidup optimis serta suasana hati bahagia (Neugarten 1996).
Djakiman (2013) dan Nisa (2014) menemukan bahwa semakin lama lansia menempuh pendidikan maka lansia akan merasakan kepuasan hidup yang lebih tinggi. Kepuasan hidup bagi lansia merupakan ukuran kebahagiaan, integritas, dan kesuksesan dalam masa tua. Lansia yang merasa puas dengan kehidupannya akan memiliki tujuan hidup dan penerimaan diri yang baik. Lansia yang mampu melewati masa tua dengan sukses dapat terus berkembang dan belajar dengan menjadikan pengalaman hidup sebagai koping untuk kehidupan yang dijalaninya saat ini dan menentukan tujuan masa depannya (Fisher dalam Djakiman 2013). Berdasarkan uraian di atas, motivasi, aktivitas, dan tugas perkembangan merupakan faktor yang saling berpengaruh terhadap kepuasan hidup lansia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh motivasi, aktivitas, dan pemenuhan tugas perkembangan terhadap kepuasan hidup lansia khususnya perbedaan kepuasan hidup antara lansia duda dan lansia janda.
Perumusan Masalah
Usia lanjut merupakan periode kemunduran yang ditandai dengan banyaknya perubahan-perubahan yang dapat mempengaruhi struktur fisik dan mental lansia. Kemunduran disebabkan oleh faktor fisik dan psikis, perubahan pada sel-sel tubuh bukan karena penyakit khusus tapi karena proses menua dan penyebab kemunduran psikis terjadi akibat sikap tidak senang terhadap diri sendiri, orang lain, pekerjaan, dan kehidupan. Lansia yang mengalami kemunduran akan menurun secara fisik dan mental serta mungkin akan segera mati. Lansia yang mengalami gangguan mental dapat mengakibatkan ketidakmampuan dalam memenuhi tugas perkembangan sehingga ia merasa hidupnya tidak berguna lagi (Handoko 1998). Demikian halnya dengan motivasi yang memainkan peranan penting dalam kemunduran, karena seseorang yang mempunyai motivasi rendah untuk mempelajari hal-hal baru dalam sikap atau pola perilaku akan memburuk lebih cepat daripada orang yang mempunyai motivasi yang tinggi (Hurlock 1980).
3 untuk tidak tergantung kepada orang lain dalam melakukan aktivitasnya. Untuk mencapai kemandirian lansia, keluarga mempunyai peran pemeliharaan motivasi dan menjaga semangat anggota keluarga termasuk lansia dalam menghadapi kondisi krisis keluarga (Sunarti 2013).
Hurlock (1980) menyatakan bahwa hanya ada sedikit duda yang siap untuk hidup menyendiri dan mengatur hidupnya mandiri, berbeda dengan janda yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian terhadap menurunnya pendapatan. Hal tersebut diakibatkan karena sebagian lansia masih memandang masa tua dengan pandangan negatif, ragu-ragu, dan putus asa (Erikson dalam Santrock 2002). Efek dari penuaan akan mengakibatkan rendahnya tingkat kesehatan yang dirasakan lansia sehingga kepuasan hidup menurun dengan cepat bagi lansia yang berumur sekitar 65 tahun (Poza dan Gwozdz 2009).
Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dijelaskan, maka penelitian ini berupaya untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Apakah terdapat perbedaan pada aktivitas, motivasi, tugas perkembangan, dan kepuasan lansia duda dan janda?
2. Bagaimana hubungan karakteristik contoh, motivasi, aktivitas, dan pemenuhan tugas perkembangan dengan kepuasan hidup lansia duda dan janda?
3. Bagaimana pengaruh karakteristik contoh, motivasi, aktivitas, dan pemenuhan tugas perkembangan terhadap kepuasan hidup lansia duda dan janda?
Tujuan Penelitian Tujuan Umum
Menganalisis pengaruh motivasi, aktivitas, dan pemenuhan tugas perkembangan terhadap kepuasan hidup lansia duda dan janda.
Tujuan Khusus
1. Membandingkan karakteristik contoh, motivasi, aktivitas, pemenuhan tugas perkembangan, dan kepuasan hidup lansia duda dan janda,
2. Menganalisis hubungan karakteristik contoh, motivasi, aktivitas, dan pemenuhan tugas perkembangan dengan kepuasan hidup lansia duda dan janda,
3. Menganalisis pengaruh karakteristik contoh, motivasi, aktivitas, pemenuhan tugas perkembangan terhadap kepuasan hidup lansia duda dan janda.
Manfaat Penelitian
4
bagi pemerintah untuk membuat kebijakan terkait motivasi, aktivitas sehari-hari, pemenuhan tugas perkembangan, dan kepuasan hidup lansia duda dan janda.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kepuasan hidup lansia diduga dipengaruhi oleh karakteristik contoh dan keluarga. Karakteristik contoh dalam penelitian ini yaitu usia, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pendapatan, dan jumlah keluhan penyakit. Karakteristik keluarga diduga berpengaruh dalam penelitian adalah jumlah anak dan jumlah anggota keluarga. Komnas Lansia (2010) menjelaskan bahwa usia, jenis kelamin, dan kesehatan fisik merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi lansia dalam menjalankan aktivitasnya termasuk pemenuhan tugas perkembangan. Minhas dan Sekhon (2014) menyebutkan bahwa ketergantungan akan meningkat dengan bertambahnya usia lansia. Pada usia lanjut seseorang akan kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, biasanya lansia akan meminta bantuan orang-orang sekitarnya dalam melakukan aktivitas.
Ada empat variabel yang akan diteliti secara langsung dalam penelitian ini yaitu motivasi, aktivitas, tugas perkembangan, dan kepuasan hidup. Cohen et al (2006) menjelaskan bahwa masalah kesehatan fisik atau riwayat penyakit lansia merupakan hal yang menghambat lansia wanita di Afrika Amerika dan Amerika Eropa untuk menjalankan aktivitasnya. Pengukuran motivasi lansia yang dikenal dengan elderly motivation scale disusun untuk mengetahui motivasi lansia yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari lansia (Vallerand dan O’Connor 1992). Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi usia lanjut menjalankan serta memenuhi tugas perkembangannya (Hurlock 1980) dan usia lanjut membutuhkan penyesuaian terhadap penurunan fisik dan sosial (Rahmawan, Rasni, dan Simamora 2013). Dua hambatan lansia dalam melakukan penyesuaian pemenuhan tugas perkembangan yaitu umur dan kemampuan lansia melakukan aktivitas (Dikkers dan Janssen et al. 2008).
5
Keterangan : Hubungan yang diteliti
METODE
METODE PENELITIAN
Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan menganalisis persepsi kepuasan hidup lansia duda dan janda pada satu waktu tertentu menggunakan kuisioner sebagai alat bantu pengumpulan data. Lokasi penelitian dilakukan di wilayah perkotaan Bogor yaitu Kecamatan Bogor Selatan, Kelurahan Empang (RW 1, 5, dan 15) dan Kecamatan Bogor Barat, Kelurahan Cilendek Barat (RW 9, 10, 11, 12, 17, dan 18) dengan waktu penelitian selama lima bulan terhitung dari Januari hingga Mei 2015. Berdasarkan data dari Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial 2012, dua kecamatan di Kota Bogor dengan jumlah lansia terbanyak ialah Kecamatan Bogor Barat sebesar 41.831 orang dan Kecamatan Bogor Selatan sebesar 10.479 orang. Waktu
Gambar 1 Kerangka berfikir pengaruh motivasi, aktivitas, dan pemenuhan tugas perkembangan terhadap kepuasan hidup lansia duda dan janda
Tugas Perkembangan
6
penelitian tersebut meliputi persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan penulisan laporan. Adapun pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposif dengan mempertimbangkan banyaknya penduduk lansia di dua kecamatan pada dua kelurahan berbeda.
Contoh dan Teknik Penarikan Contoh
Populasi dalam penelitian adalah seluruh lansia yang berusia 60 tahun ke atas dan berstatus duda dan janda di Kota Bogor. Peneliti menetapkan 60 orang lansia yang terdiri dari 30 lansia berstatus duda dan 30 lansia berstatus janda dengan kombinasi teknik snow-ball. Pertimbangannya adalah jumlah tersebut telah memenuhi kebutuhan pengolahan data secara statsistik serta terkait biaya penelitian. Kerangka penarikan contoh dapat dilihat pada Gambar 2.
Purposif Gambar 2 Kerangka penarikan contoh
Variabel, Jenis, dan Cara Pengumpulan Data
7 1. Karakteristik contoh (usia, status perkawinan, lama pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jumlah anak yang dimiliki, jumlah anggota keluarga dan jumlah keluhan penyakit)
2. Motivasi menggunakan kuisioner eldery motivation scale yang diadaptasi dan dimodifikasi oleh Vallerand dan O’Connor (1992). Kuisioner yang dingunakan pada penelitian ini terdiri dari 15 item pertanyaan dengan 5 skala penilaian (1=Sangat tidak setuju; 2=Tidak setuju; 3=Netral; 4=Setuju; 5=Sangat setuju) dan nilai cronbach alfa sebesar 0.555.
3. Aktivitas menggunakan kuisioner activities of daily living yang diadaptasi dan dimodifikasi oleh Gupta dan Chaudhuri (2009). Kuisioner yang dingunakan pada penelitian ini terdiri dari 13 item pertanyaan dengan 2 skala penilaian (1=Diri sendiri; 0=Orang lain ) dan nilai cronbach alpha sebesar 0.660.
4. Tugas perkembangan mengunakan kuesioner yang dikembangkan dan dimodifikasi oleh Havighurst dalam Hurlock (1980). Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 21 item pernyataan dengan skala penilaian (1=Sangat tidak setuju, 2=Tidak setuju; 3=Netral; 4=Setuju; 5=Sangat setuju) dan nilai cronbach alpha sebesar 0.689. 5. Kepuasan hidup menggunakan kuisoner yang diadaptasi dan
dimodifikasi oleh Neugarten BL (1996) dan Djakiman (2013). Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 25 item pernyataan dengan skala penilaian (1=Sangat tidak setuju, 2=Tidak setuju; 3=Netral; 4=Setuju; 5=Sangat setuju) dan nilai cronbach alpha sebesar 0.817.
Tabel 1 Variabel penelitian, kategori dan skala data
Variabel Kategori Skala
Usia Rasio
Status perkawinan [1] Duda [2] Janda
Jumlah anak yang dimiliki Rasio
Jumlah anggota keluarga Rasio
Jumlah keluhan penyakit Rasio
Motivasi [1] Rendah (60%)
[2] Sedang (60-80%) [3] Tinggi (>80%)
Ordinal
Aktivitas [1] Rendah (60%)
[2] Sedang (60-80%) [3] Tinggi (>80%)
8
Tugas perkembangan [1] Rendah (60%) [2] Sedang (60-80%) [3] Tinggi (>80%)
Ordinal
Kepuasan hidup [1] Rendah (60%) [2] Sedang (60-80%) [3] Tinggi (>80%)
Ordinal
Pengolahan dan Analisis Data
Data diolah menggunakan Microsoft Excel dan Statistical Package for Social Science (SPSS) for Windows. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan inferensia. Analisis data dilakukan agar memberikan makna terhadap hasil yang diperoleh melalui analisis sebagai berikut:
1. Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan karakteristik contoh (usia, status perkawinan, lama pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jumlah anak yang dimiliki, jumlah anggota keluarga serumah, dan jumlah keluhan penyakit), motivasi, aktivitas, tugas perkembangan dan kepuasan hidup. Motivasi, aktivitas, tugas perkembangan dan kepuasan hidup dibedakan ke dalam kategori rendah, sedang, dan tinggi berdasarkan indeks untuk skor total ketiga variabel tersebut. Adapun penetapan kategori tersebut didasarkan pada penetapan Bloom’s cut-off sebagai berikut: rendah (<60%), sedang (60-80%), dan tinggi (>80%) (Ahmed 2007). Indeks skor masing-masing variabel diperoleh melalui persamaan sebagai berikut:
Y = x 100%
Keterangan :
Y= Indeks dalam persen
X= Total yang diperoleh contoh pada setiap variabel
2. Uji beda (independent sample t-test) dingunakan untuk mengganalisis perbedaan karakteristik contoh, motivasi, aktivitas, tugas perkembangan dan kepuasan hidup berdasarkan status pernikahannya (janda atau duda)
3. Uji hubungan digunakan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik contoh, motivasi, aktivitas, tugas perkembangan dan kepuasan hidup.
4. Uji regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh karakteristik contoh, motivasi, aktivitas, tugas perkembangan terhadap kepuasan hidup. Adapun persamaan regresi linear berganda yang digunakan ialah sebagai berikut:
= α + + + + + + + + +
9 Keterangan :
Y= kepuasan hidup; α= konstanta regresi; - = koefisien regresi; = motivasi; = aktifitas; = tugas perkembangan; = usia; = lama pendidikan; =jumlah anak; =jumlah anggota serumah; = pendapatan; = jumlah keluhan penyakit; €= galat.
Definisi Operasional
Contoh adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas yang berstatus duda dan janda
Lansia duda adalah lanjut usia yang berumur 60 tahun ke atas dan pada saat penelitian lansia sudah kehilangan pasangannya (istri)
Lansia janda adalah lanjut usia yang berumur 60 tahun ke atas dan pada saat penelitian lansia sudah kehilangan pasangannya (suami)
Motivasi adalah dorongan dari dalam diri dan luar contoh untuk melakukan kegiatan yang dilakukan sehari-hari yang terdiri dari enam aspek yaitu kesehatan, kebutuhan biologis, hubungan dengan orang lain, kegiatan keagamaan, rekreasi, dan kebutuhan akan informasi.
Aktivitas adalah kegiatan rutin yang biasa dilakukan oleh contoh setiap harinya dan menuntut contoh untuk melakukannya secara mandiri yang terdiri dari dua aspek yaitu aktivitas kehidupan sehari-hari dasar dan instrumental.
Tugas perkembangan adalah tahapan yang harus dilalui oleh contoh ketika contoh kehilangan pasangannya untuk menunjang kehidupan yang dijalaninya sekarang yang terdiri dari enam aspek yaitu penyesuaian kondisi fisik dan kesehatan, penyesuaian berkurangnya penghasilan, penyesuaian kematian pasangan hidup, penyesuaian hubungan dengan orang seusia, pengaturan kehidupan fisik, dan penyesuaian dengan peran sosial.
Kepuasan hidup adalah persepsi contoh tentang kondisi hidup yang dijalaninya saat ini secara keseluruhan yang terdiri dari lima aspek yaitu senang dengan aktivitas yang dilakukan, penerimaan kondisi kehidupan, keberhasilan mencapai tujuan hidup, gambaran diri positif, dan sikap hidup optimis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Karakteristik Contoh
10
pendidikan duda lebih tinggi (7.9 tahun) dibandingkan lansia janda (5.4 tahun) dan terdapat perbedaan signifikan.
Rata-rata jumlah anggota keluarga lansia duda dan janda sejumlah empat orang dan rata-rata jumlah keluhan penyakit lansia sebanyak satu jenis keluhan. Dilihat dari segi pendapatan, rata-rata penghasilan yang diperoleh lansia duda lebih besar daripada lansia janda yaitu sebesar Rp 2 341 666 dan minimum pendapatan baik lansia duda dan janda sebesar Rp 0. Rata-rata pendapatan lansia sebesar Rp 823 000 termasuk kategori tidak miskin karena BPS (2013) menyebutkan bahwa garis kemiskinan di Kota Bogor sebesar Rp 360 518,-.
Tabel 2 Karakteristik contoh berdasarkan status perkawinan
Variabel Duda Janda
Keterangan : *signifikan pada p<0.05
Motivasi
Motivasi lansia dibedakan berdasarkan kegiatan yang dilakukan lansia sehari-hari dibagi menjadi enam domain yaitu kesehatan, kebutuhan biologis, hubungan dengan orang lain, kegiatan keagamaan, rekreasi, dan kebutuhan akan informasi (Vallerand dan O’Connor 1992). Sebagian besar (80.0%) lansia duda mempunyai motivasi kategori sedang dan kurang dari separuh (46.7%) lansia janda mempunyai motivasi berkategori tinggi. Hasil uji beda menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan motivasi antara lansia duda dan lansia janda.
Tabel 3 Sebaran kategori motivasi berdasarkan status perkawinan
Motivasi Duda Janda
Jumlah lansia Presentase Jumlah lansia Presentase
Rendah (<60) 0 0 6 20.0
Standar deviasi 8.99 14.17
P value 0.843
11 1 nomor 12). Pencapaian tertinggi pada lansia janda yaitu pada aspek kebutuhan biologis, sedangkan pencapaian motivasi terendah yaitu pada aspek kebutuhan akan informasi. Hasil uji beda menunjukkan perbedaan signifikan pada aspek kebutuhan biologis yaitu rataan skor kebutuhan biologis lansia janda lebih tinggi dibandingkan lansia duda. Hal ini disebabkan lansia janda lebih baik dalam mengatur gaya hidup seperti pola tidur cukup dan menjaga kebersihan rumah dibandingkan dengan lansia duda (Lampiran 1 nomor 5 dan 6).
Tabel 4 Indeks pencapaian aspek motivasi berdasarkan status perkawinan
No Motivasi Duda Janda P Value
Menurut Fiedler dalam Setiahardja (2005) aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) adalah keterampilan dasar dan tugas okupasional yang harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya secara mandiri dengan tujuan untuk memenuhi atau berhubungan dengan perannya secara pribadi, keluarga, dan masyarakat. Lebih dari separuh lansia duda (53.3%) memiliki aktivitas terkategori sedang dan hampir separuh lansia janda (46.7%) mempunyai aktivitas berkategori tinggi. Hasil uji beda menunjukkan aktivitas lansia janda lebih baik dibandingkan dengan aktivitas lansia duda.
Tabel 5 Sebaran kategori aktivitas berdasarkan status perkawinan
Motivasi Duda Janda
Jumlah lansia Presentase Jumlah lansia Presentase
Rendah (<60) 6 20.0 2 6.6
Sedang (60-80) 16 53.3 14 46.7
Tinggi (>80) 8 26.7 14 46.7
Total 30 100.0 30 100.0
Rata-rata indeks 70.0 78.8
Min-mak 38.5-100.0 53.9-100.0
Standar deviasi 16.07 15.19
P value 0.047*
Keterangan: *signifikan pada p<0.05
12
Tabel 6 Indeks pencapaian aspek aktivitas berdasarkan status perkawinan
No Aktivitas Duda Janda P Value
Tugas perkembangan usia lanjut lebih banyak berkaitan dengan kehidupan pribadi seseorang daripada kehidupan orang lain dan orang tua diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan dan menurunnya kesehatan secara bertahap (Hurlock (1980). Tujuh per sepuluh lansia duda memiliki pemenuhan tugas perkembangan terkategori sedang dan kurang dari separuh lansia janda (40.0%) mempunyai pemenuhan tugas perkembangan berkategori rendah. Rataan pemenuhan tugas perkembangan lansia duda (68.2%) lebih baik dibandingkan dengan rataan pemenuhan tugas perkembangan lansia janda (64.4%), namun tidak terdapat perbedaan signifikan. Hal ini diduga lansia mengalami kesulitan dalam perbaikan dan perubahan peran yang dilakukan setelah kehilangan pasangan dan lansia kesulitan untuk mencari kegiatan untuk mengganti tugas-tugas terdahulu yang menghabiskan sebagian besar waktu kala lansia masih muda (Hurlock 1980).
Tabel 7 Sebaran kategori tugas perkembangan berdasarkan status perkawinan
Motivasi Duda Janda
Jumlah lansia Presentase Jumlah lansia Presentase
Rendah (<60) 6 20.0 12 40.0
Sedang (60-80) 21 70.0 17 56.7
Tinggi (>80) 3 10.0 1 3.3
Total 30 100.0 30 100.0
Rata-rata indeks 68.2 64.4
Min-mak 33.3-88.1 29.8-82.1
Standar deviasi 11.86 12.96
P value 0.208
13 Tabel 8 Indeks pencapaian aspek tugas perkembangan berdasarkan status
perkawinan
No Tugas perkembangan keluarga Duda Janda P Value
1 Menyesuaikan diri dengan menurunnya
kekuatan fisik dan kesehatan
50.0 52.2 0.718
2 Menyesuaikan diri dengan berkurangnya
penghasilan
57.5 47.5 0.060*
3 Menyesuaikan diri dengan kematian
pasangan hidup
66.7 71.0 0.253
4 Menyesuaikan hubungan dengan
orang-orang yang seusia
74.4 71.7 0.590
5 Membentuk pengaturan kehidupan fisik
yang memuaskan
Kepuasan hidup adalah kesejahteraan psikologis secara umum atau kepuasan hidup yang dirasakan oleh seseorang secara keseluruhan (Santrock 2002). Pencapaian kepuasan hidup lansia duda lebih baik (70.8%) dibandingkan dengan pencapaian kepuasan hidup lansia janda (67.9%), namun tidak terdapat perbedaan signifikan.
Tabel 9 Sebaran kategori kepuasan hidup berdasarkan status perkawinan
Motivasi Duda Janda
Jumlah lansia Presentase Jumlah lansia Presentase
Rendah (<60) 5 16.7 4 13.3
Sedang (60-80) 16 53.3 23 76.7
Tinggi (>80) 9 30.0 3 10.0
Total 30 100.0 30 100.0
Rata-rata indeks 70.8 67.9
Min-mak 40.0-93.0 37.0-84.0
Standar deviasi 12.87 10.61
P value 0.334
14
Tabel 10 Indeks pencapaian aspek kepuasan hidup berdasarkan status perkawinan
No Kepuasan hidup Duda Janda P Value
1 Senang dengan aktivitas
yang dilakukan sehari-hari
62.9 65.9 0.504
2 Hidup penuh arti dan menerima dengan
tulus kondisi kehidupan
75.0 72.1 0.470
3 Berhasil mencapai cita-cita atau sebagian
besar tujuan hidup
Keterangan : **signifikan pada p<0.01
Hubungan antar Variabel
Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa status perkawinan berhubungan positif dengan aktivitas. Selain itu, lama pendidikan berhubungan positif signifikan dengan tugas perkembangan dan kepuasan hidup. Artinya, semakin tinggi pendidikan lansia maka semakin baik pemenuhan tugas perkembangannya dan semakin tinggi pendidikan lansia maka akan meningkatkan kepuasan hidupnya. Tabel 11 juga menunjukkan terdapat variabel yang signifikan terhadap kepuasan hidup yaitu tugas perkembangan. Hal tersebut menunjukkan bahwa lansia yang berhasil memenuhi tugas perkembangan akan memiliki kepuasan hidup yang tinggi.
Tabel 11 Hubungan karakteristik lansia dengan motivasi, aktivitas, tugas perkembangan dan kepuasan hidup
Variabel Koefisien korelasi
Motivasi Aktivitas Tugas
perkembangan
15 Pengaruh Karakteristik, Motivasi, Aktivitas, dan Pemenuhan Tugas
Perkembangan terhadap Kepuasan Hidup
Hasil uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa lama pendidikan dan tugas perkembangan berpengaruh positif terhadap total skor kepuasan hidup. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan setiap kenaikan satu satuan pendidikan akan menaikkan kepuasan hidup sebesar 0.268 poin dan setiap kenaikan satu satuan tugas perkembangan dapat menaikkan kepuasan hidup sebesar 0.510 poin. Secara keseluruhan, variabel-variabel dalam penelitian ini berpengaruh sebesar 40.9% di dalam model regresi, sisanya sebesar 59.1% dipengaruhi oleh variabel lainnya di luar penelitian.
Tabel 12 Faktor yang mempengaruhi kepuasan hidup
Variabel Terstandarisasi
Adjusted R square 0.409
F 5.085
Sig 0.000**
Keterangan: *signifikan pada p<0.05;**signifikan pada p<0.01
Pembahasan
16
WHO (2007) menyebutkan bahwa janda selalu mengalami penurunan pendapatan setelah mengalami kehilangan pasangan dan keterbatasan akses sehingga menyebabkan janda terancam miskin.
Rata-rata aspek pencapaian motivasi lansia berada pada kategori sedang dengan pencapaian aspek motivasi berkategori rendah hanya dirasakan oleh lansia duda pada aspek rekreasi, hal ini dikarenakan lansia duda sering menolak ketika diajak berpergian. Hasil uji beda menunjukkan terdapat perbedaan signifikan pada aspek kebutuhan biologis dengan rataan lansia janda lebih tinggi dibandingkan lansia duda. WHO (2007) menyebutkan bahwa lansia wanita di negara maju maupun negara berkembang lebih menjaga kebutuhan biologisnya seperti aktivitas kerja, resiko terhadap pekerjaan dan gaya hidup dibandingkan lansia laki-laki. Pada aspek ini, rata-rata lansia janda lebih baik dalam mengatur gaya hidup seperti pola tidur cukup dan menjaga kebersihan rumah dibandingkan dengan lansia duda. Rataan tertinggi pencapaian aspek motivasi lansia duda pada aspek keagamaan, menurut Novayelinda, Zulfitri dan Anggraini (2014) menyebutkan bahwa lanjut usia yang telah pensiun dan kehilangan pasangan atau teman akan terbangun keyakinan spiritual yang baik sehingga membantu lansia menghadapi kenyataan dan menerima kematian sebagai suatu proses yang tidak dapat dihindari.
Lebih dari setengah lansia duda dan hampir setengah lansia janda mempunyai rataan aktivitas terkategori sedang dan aktivitas lansia janda lebih baik dibandingkan lansia duda. Hal ini dikarenakan lansia duda memiliki skor pencapaian lebih rendah pada aktivitas sehari-hari (AKS) instrumental yaitu aktivitas yang berhubungan dengan penggunaan alat atau benda penunjang kehidupan sehari-hari seperti menyiapkan makanan, menggunakan telepon, menulis, mengetik, mengelola uang kertas serta koin (Setiahardja 2005). Lansia duda mempunyai skor rataan lebih rendah dibandingkan lansia janda dan terdapat perbedaan signifikan pada kegiatan-kegiatan berikut yaitu memasak, mencuci pakaian, dan berbelanja kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan penelitian Johansson, Zarit dan Femia (1997) sebagian lansia laki-laki dalam penelitiannya tidak akan pernah melakukan pekerjaan rumah tangga, misalnya memasak, kecuali dalam keadaan terpaksa. Akan tetapi, lansia duda dan janda sudah mampu menjalankan aktivitas dasar yang berhubungan dengan mengurus diri sendiri. Hal ini juga ditemukan dalam penelitian Schmitt, Snowdon dan Greiner (1996) bahwa 80% lansia yang diasuh oleh biarawati mampu melakukan secara mandiri aktivitas yang terkait dengan toileting dan feeding.
17 menyatakan bahwa hanya ada sedikit duda yang siap untuk hidup menyendiri dan mengatur hidupnya seperti yang dilakukan oleh orang bujangan, berbeda dengan janda penyesuaian yang paling sulit adalah penyesuaian terhadap menurunnya pendapatan.
Pada aspek penyesuaian hubungan dengan orang seusia, pengaturan kehidupan fisik, dan penyesuaian diri dengan peran sosial rata-rata lansia duda dan janda berada kategori sedang. Lansia sudah mampu menyesuaikan hubungan dengan orang-orang seusianya misalnya mengikuti pengajian dan posyandu lansia. Penelitian Rahmawan, Rasni, dan Simamora (2013) menyebutkan bahwa ciri usia lanjut sudah mampu menyesuaikan diri terhadap penurunan fisik, sosial, dan masalah mental yaitu lanjut usia mampu menerima keberadaan diri dan orang lain apa adanya serta dapat berinteraksi dan tidak mengambil jarak dengan orang lain. Rata-rata lansia mempunyai pengaturan fisik yang memuaskan dengan dicirikan lansia puas tinggal bersama anggota keluarganya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Natividad (2008) rata-rata lansia di negara Southeast Asia lebih memilih tinggal bersama keluarganya dibandingkan harus tinggal sendiri atau bersama pasangannya.
Kepuasan hidup yang dimiliki oleh sebagian besar lansia terkategori sedang. Menurut Santrock (2002) lansia yang melakukan aktivitas sehari-hari akan memiliki kepuasan hidup yang lebih dibandingkan lansia yang hanya berdiam diri dirumah. Hal ini sedikit berbeda dengan penelitian ini, lansia dalam penelitian ini mudah lelah ketika melakukan aktivitas sehingga lansia hanya melakukan kegiatan di sekitar rumah saja, walaupun begitu lansia begitu menikmati kegiatan yang dilakukannya. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan signifikan yaitu lansia duda lebih merasa puas terhadap kehidupan pernikahan yang telah dijalankan dibandingkan lansia janda dan lansia duda lebih memiliki sikap hidup optimis dan suasana hati positif dibandingkan dengan lansia janda. Hal ini ditandai dengan lansia duda tidak mencemaskan masa depan sehingga lansia tidak pasrah dengan apa yang terjadi. Namun secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan kepuasan hidup antara lansia duda dan janda, hal ini juga ditemukan oleh Hutapea (2011) bahwa status perkawinan tidak terkait langsung dengan kebermaknaan hidup usia lanjut.
18
akan meningkatkan kepuasan hidup sedangkan keterbatasan fisik akan menurunkan kepuasan hidup. Hal ini sejalan dengan penelitian Duvall (1971) yang menyebutkan bahwa kepuasan hidup dapat diperoleh salah satunya dengan memenuhi tugas-tugas perkembangan lansia.
Penelitian ini menemukan beberapa temuan baru khususnya membedakan motivasi, aktivitas, tugas perkembangan, dan kepuasan hidup lansia yang berstatus duda dan janda. Namun penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan pada usia lanjut di Indonesia karena penelitian ini menggunakan desain purposive. Selain itu, kekurangan penelitian ini terletak pada instrumen yang digunakan. Hal ini dikarenakan alat ukur dimodifikasi sendiri oleh peneliti dari penelitian sebelumnya di luar negeri. Untuk itu, alat ukur dalam penelitian ini perlu dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kondisi sosial budaya di Indonesia.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Rata-rata usia lansia berada pada kategori usia lanjut (60-75 tahun) dengan rata-rata pendidikan setara SD atau sederajat. Lansia duda mempunyai anak lebih sedikit dibandingkan lansia janda dengan rata-rata pendapatan lansia duda lebih banyak dibandingkan lansia janda. Jumlah anggota keluarga lansia sebanyak empat orang dengan rata-rata lansia duda dan janda memiliki satu jenis keluhan penyakit.
Sebagian besar lansia dalam penelitian mempunyai motivasi, aktivitas, pemenuhan tugas perkembangan, dan kepuasan hidup terkategori sedang. Aktivitas lansia janda lebih baik dibandingkan lansia duda. Lansia yang berpendidikan tinggi serta berhasil memenuhi tugas perkembangan akan memiliki kepuasan hidup yang tinggi.
Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
[BKKBN] Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2014. Lansia Tangguh Dengan Tujuh Dimensi. Jakarta : BKKBN.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin.
[Internet]. [2015 Juni 15]. Tersedia pada :
http://jabar.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/49.
[Komnas Lansia] Komisi Nasional Lanjut Usia. 2010. Profil penduduk lanjut usia 2009. Jakarta (ID): Komnas Lansia Pr.
[WHO] World Health Organization. 2004. Pelayanan kesehatan Primer Ramah Lansia. Abikusno N, penerjemah. Jakarta (ID): IDI. Terjemahan dari: Toward Age-Friendly Primary Health Care.
---. 2007. Women, Ageing and Health : A Framework for Action. [Internet]. [2015 Mei 28]. Tersedia pada :
http://www.unfpa.org/sites/default/files/pub-pdf/women_ageing.pdf.
Ahmed N. 2007. Knowledge, attitude and practice on degue fever prevention among the people in male’, Maldives. [Internet]. [2015 Juni 15]. Tersedia pada : http://physiology.eajbs.eg.net/pdf/nadia.pdf.
Cohen SJ, Philipp SF, Vinci Debra, Roy JLP, Schuler PB. 2006. Barriers and motivations to exercise in older African American and Europe American women. Journal of health promotion. 3 (4) : 128-134.
Dikkers J, Lange Ad, Kooij Dorien. 2008. Older workers motivation to continue to work : five meanings of age. Journal of Managerial Psychology. 4 (23) : 364-394. Doi : 10.1108/02683940810869015.
Djakiman R. 2013. Hubungan dukungan sosial, tingkat religiusitas, dengan kepuasan hidup lansia pria dan wanita. [Skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Dwiputri R. M. 2014. Pemenuhan perkembangan tugas keluarga serta kepuasan pernikahan pada lansia laki-laki dan perempuan. [Skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Duvall EM. 1971. Family Development. Ed ke-4. New York (US): J B Lippincott Company.
Firdausih A. 2014. Tugas perkembangan keluarga, kepuasan perkawinan, dan kualitas hidup keluarga lansia di perdesaan dan perkotaan. [Skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Gupta, R., A. Chaudhuri. 2009. Motivation for caregiving of the elderly in india. Journal of Aging in Emerging Economies. 1 (1): 4-18.
20
Hurlock EB. 1980. Psikologi Perkembangann Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Ed ke-5. Terjemahan Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta (ID) : Erlangga. Terjemahan dari : Developmental Psycology A life-Span Approach, Ed ke-5.
Hutapea B. 2011. Emotional intelegence dan psychological well-being pada manusia lanjut usia anggota organisasi berbasis keagamaan di Jakarta. INSAN. 13(2).
Indriana Y. 2004. Kepuasan hidup orang lanjut usia dalam hubungannya dengan jenis aktivitas, jenis kelamin, religiusitas, status perkawinan, tingkat kemandirian, tingkat pendidikan dan daerah tempat tinggal. Jurnal pskilologi UNDIP: 1: 1-13.
Johansson, Zarit, Femia. 1997. Predicting change in activities of daily living: a longitudinal study of the oldest old in Sweden. Journal of Gerontology: psychological sciences. 52B (6): P294-P302.
Kusumiati. 2009. Tinggal sendiri di masa lanjut usia. HUMANITAS. 6 (1).
Lestari W, Nurchayati S, Wulandhani SA. 2014. Hubungan dukungan keluarga dengan hipertensi dalam memeriksakan tekanan darahnya. Jurnal Psikologi. 2 (1) : 1-10.
Losier, Bourque, Vallerand. 1993. A motivational model of leisure participation in the elderly. The Journal of Psychology. 127(2): 153-170.
Mandasari SP. 2007. Perbedaan loneliness pada pria dan wanita usia lanjut setelah mengalami kematian pasangan hdiup. Jakarta : Universitas Gunadarma.
[Internet]. [2015 Mei 28]. Tersedia pada :
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2007/Artik el_10502248.pdf.
Meggiolaro, Ongaro. 2013. Life satisfaction among the elderly in Italy in gender approach. Italy : University of Padua. Working paper series, N.6, April 2013. Minhas S, Sekhon H. 2014. A study of activities of daily living of elderly in an
urban community of North India. Sch. J. App. Med. Sci. 2014; 2(4E):1450-1454. ISSN: 2320-6691.
Na’imah, Septiningsih. 2012. Kesepian pada lanjut usia : studi tentang bentuk, faktor pencentus dan srategi koping. 11 (12). [Internet]. [2015 Juni 17].
Tersedia pada :
www.ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/view/6697/5481. Napitupulu YMN. 2013. Hubungan aktivitas sehari-hari dan successful aging
pada lansia. Malang : Universitas Brawijaya. [Internet]. [2014 Desember 16].
Tersedia pada :
http://psikologi.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/10/JOURNAL-SKRIPSI-PENELITIAN.pdf
21 Netuveli G, Blane D. 2008. Quality of life in older ages. British Medical Buletin.
85:113-126.
Neugarten BL. 1996. The Meanings of Age Selected Papers. London (GB): The University of Chicago. [Internet]. [2015 Mar 19]. Tersedia pada:
http://books.google.co.id/books.
Nihayati HE, Haryanto J, Khulaifah S. 2013. Hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan activitie daily living di dusun sembayat timur, kecamatan manyar, kabupaten gresik. [Internet]. [2014
Desember 14]. Tersedia pada :
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/ijchnc4e3752e57full.pdf
Nisa K. 2014. Sumber daya pensiun dan kepuasan hidup lansia pria dan wanita pada masa pensiun. [Skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Novayelind, Zulfitri, Anggraini 2014. Hubungan antara status spiritual lansia dengan gaya hidup lansia, [Internet]. [2015 Juni 18]. Tersedia pada:
http://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/5266/IdaAggra ini.pdf?sequence=1.
Papalia DE, Old SW, Feldman R D. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan). AKAnwar, penerjemah. Jakarta (ID) : Kencana, Ed ke-9. Poza, Gwozdz. 2009. Aging, health and life satisfaction of the oldest old : an
analysis for Germany. Discussion paper No.4053.
Putri IH. 2011. Hubungan kemandirian dan dukungan sosial dengan tingkat stress lansia [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Rahmawan, Rasni, Simamora. 2013. Penyesuaian diri dengan tingkat kecemasan lanjut usia di Karang Werda Semeru Jaya dan Jember Permai Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013.
Santrock JW. 2002. Life-Span Developmen Eight Edition. New York : Mc Graw Hill.
Schmitt, Snowdon, Greiner. 1996. The loss of independence in activities of daily living: the role of low normal cognitive function in elderly nuns. Am J Public Health. 86(1): 62-66.
Setiahardja AS. 2005. Penilaian keseimbangan dengan aktivitas kehidupan sehari-hari pada lansia. Semarang (ID) : Universitas Diponegoro.
Sunarti E. 2013. Ketahanan Keluarga. Bogor : IPB Press.
22 kecil) untuk menjaga kondisi kesehatan.
83.33 53.33 0.012
2 Memperhatikan asupan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh rumah demi terciptanya kenyamanan saat berada di
keluarga terdekat agar tetap terjalin silahturahmi saya anut agar masuk surga.
93.33 96.67 0.409
23 Rekreasi
12 Ikut berpergian bersama keluarga untuk menghindari kebosanan di rumah
46.67 76.67 0.122
Kebutuhan akan informasi
13 Menonton televisi karena televisi media massa yang memudahkan saya untuk mengetahui berita terkini
86.67 96.67 0.417
14 Ingin mengetahui berita lokal dari sahabat/tetangga/keluarga agar tidak ketinggalan informasi
46.67 36.67 0.144
15 Ketika sakit, rajin mencari tahu obat yang harus diminum agar sembuh
63.33 63.33 0.646
Lampiran 2 Sebaran jawaban contoh mengenai aktivitas berdasarkan status perkawinan (%)
12 Berbelanja kebutuhan sehari-hari
40.0 66.7 0.039
24
Lampiran 3 Sebaran jawaban contoh mengenai tugas perkembangan berdasarkan status perkawinan (%)
No Pertanyaan Duda Janda P Value
Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan 1 Merasa sangat lemah dan
yang menghasilkan secara materil
36.67 23.33 0.279
5 Menerima kenyataan bahwa tidak lagi produktif secara finansial
70 66.67 0.863
6 Meskipun tidak lagi produktif tetap melakukan berbagai aktivitas lain yang tertentu untuk dilakukan ketika waktu luang (*)
63.33 56.67 0.267
10 Memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan aktivitas keagamaan
76.67 70 0.603
Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup. 11 Menerima kehilangan
pasangan (suami/istri)
80 86.67 0.180
12 Sulit menjalani kehidupan setelah kehilangan pasangan (*)
26.67 60 0.043
13 Menghabiskan lebih banyak waktu bersama anggota keluarga dibanding sebelumnya
56.67 20 0.013
14 Mulai terbiasa merawat diri sendiri setelah kehilangan pasangan
96.67 100 0.037
Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia 15 Mengikuti kegiatan sosial
untuk orang-orang seusia
25 saya (pengajian, posyandu
lansia, dll)
16 Selalu menyempatkan diri beramah tamah dan/atau bercakap-cakap dengan
Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan 18 Puas dengan pengaturan
hidup saat ini
76.67 66.67 0.151
Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes 19 Membantu kegiatan sosial di
lingkungan rumah (gotong royong, bakti sosial, penyantunan anak yatim piatu)
76.67 60 0.051
20 Rutin memberikan
sumbangan (materiil atau non-materiil) untuk kegiatan amal atau orang lain yang sedang membutuhkan
70 66.67 0.900
21 Sebagai warga negara yang baik mengikuti kegiatan Pemilihan Umum
100 96.7 0.490
Keterangan: *)pernyataan negatif
Lampiran 4 Sebaran jawaban contoh mengenai kepuasan hidup berdasarkan status perkawinan (%)
No Pertanyaan Duda Janda P Value
Senang dengan aktivitas yang dilakukan sehari-hari 1 Merasa bahagia di usia
sekarang
76.67 80 0.701
2 Begitu menikmati kegiatan yang dilakukan di masa tua
86.67 80 0.735
5 Bersemangat mengikuti kegiatan apa saja
60 63.33 0.907
26
8 Bersyukur dengan hidup saat ini
100 100 0.779
9 Hidup yang dijalani sekarang adalah kehidupan yang diidamkan selama ini
Berhasil mencapai cita-cita atau sebagian besar tujuan hidup 12 Mendapatkan sebagian besar
yang diinginkan
63.33 63.33 0.827
13 Merasa puas dengan apa yang telah dicapai selama ini
60 70 0.376
14 Tidak menginginkan apa-apa lagi, karena merasa cukup dengan apa yang dimiliki sekarang
50 63.33 0.928
15 Kehidupan pernikahan berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan
83.33 56.67 0.026
Memiliki gambaran diri positif 16 Dibandingkan dengan
teman-teman yang lain, merasa yang paling berhasil
36.67 46.67 0.208
17 Merasa hidup adil 56.57 76.67 0.390
18 Merasa berguna untuk orang-orang yang ada di sekitar
76.67 80 0.845
19 Menerima dengan tulus kondisi kehidupan
100 100 0.581
20 Berpikiran positif terhadap masa depan
90 93.33 0.550
Sikap hidup optimis dan suasana hati positif 21 Bersemangat untuk terus berjalan sesuai dengan yang diharapkan
80 66.67 0.277
27
RIWAYAT HIDUP
Dwi Kurniati Putri lahir di Belitung, 28 April 1994. Penulis merupakan anak kedua pasangan Bapak Izhar dan Ibu Ellen Maria Ulfa. Tahun 2011, penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas dan saat ini penulis sedang menempuh pendidikan jenjang S1 di Departmen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.