• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Negative Framing Dan Adverse Selection Terhadap Eskalasi Komitmen Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Dengan Locus Of Control Sebagai Variabel Pemoderasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Negative Framing Dan Adverse Selection Terhadap Eskalasi Komitmen Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Dengan Locus Of Control Sebagai Variabel Pemoderasi"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH

NEGATIVE FRAMING

DAN

ADVERSE

SELECTION

TERHADAP ESKALASI KOMITMEN DALAM

PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DENGAN

LOCUS

OF CONTROL

SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat – Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh :

DIAN LESTARI NIM.1111082000058

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

(2)

i

PENGARUH

NEGATIVE FRAMING

DAN

ADVERSE

SELECTION

TERHADAP ESKALASI KOMITMEN DALAM

PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DENGAN

LOCUS

OF CONTROL

SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Dian Lestari No. Induk Mahasiswa : 1111082000058 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber

asli atau tanpa ijin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. mengerjakan sendiri karya ini dan mampu mempertanggung jawab

atas karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah memalui pembukuan yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, September 2015

(6)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Dian Lestari

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 16 April 1993

4. Agama : Islam

5. Alamat : Jalan Mampang Prapatan XIII Rt 003/03 Kel. Tegal Parang Jakarta Selatan.

6. HP : 085716106188

7. Email : dianlestari0604@gmail.com

II. PENDIDIKAN

(7)

vi III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. OSIS Sebagai Anggota (2009-2010) 2. Garda Sebagai Anggota (2010 – 2011)

3. Bendahara di Manal Nafi’ah Education Course (2012 – Sekarang )

IV. IDENTITAS ORANG TUA

1. Nama Ayah : Warnoto

Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 14 Mei 1969

Agama : Islam

2. Nama Ibu : Warkipah

Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 14 April 1971

(8)

vii ABSTRACT

Influence of Negative Framing and Adverse Selection to Manager’s Decision for Continuing A Failing Project (Escalation of Commitment)

with Locus of Control as Moderating Variabel

This study is intended to examine the influence of negative framing and adverse selection to manager’s decision for continuing a failing project (escalation of commitment) with locus of contol as moderating variabel.This experiment was using factorial design 2 x 2 with instrument like cases given for 80 respondents. Hypotheses in this study were analyzed by using two ways ANOVA to find out the main effect and joint effect between two variables.

The results show that negative framing has significance influence to manager’s decision for continuing a failing project. Interactive effect between negative framing and adverse selection to manager’s decision for continuing a failing project has significance influence. This study also shows that negative framing and adverse selection which is moderated by locus of control also has significance influence.

(9)

viii ABSTRAK

Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection terhadap Eskalasi

Komitmen dalam Pengambilan Keputusan Investasi dengan Locus of Control

Sebagai Variabel Pemoderasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection terhadap eskalasi komitmen dalam pengambilan keputusan investasi dengan locus of control sebagai variabel pemoderasi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dengan desain eksperimen factorial 2x2 beetwen subject dengan sampel sebanyak 80 responden. Uji analisis dalam penelitian ini menggunakan two ways annova.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa negative framing berpengaruh signifikan terhadap eskalasi komitmen. Begitu juga interaksi antara negative framing dan adverse selection menunjukkan hasil yang signifikan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa negative framing dan adverse selection dimoderasi dengan locus of contol berpengaruh signifikan terhadap escalasi komitmen.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection Terhadap Eskalasi komitmen dalam Pengambilan

Keputusan Investasi dengan Locus Of Control Sebagai Variabel Pemoderasi

dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan kali ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda serta bapak angkatku tercinta yang selalu mengajarkan kebaikan dan tiada hentinya melantunkan doa, tiada letihnya memberi dukungan serta semangat sebagai motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Adik – adikku tercinta Dewi, Diva dan Dita serta seluruh keluarga yang selalu memberikan keceriaan dan semangat yang terus menerus untuk penulis. 3. Bapak Prof. Abdul Hamid, MS selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Yessi Fitri, SE Msi., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(11)

x

6. Bapak Dr. Yahya Hamja,MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan bimbingan serta motivasi dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih atas ilmu yang telah Bapak berikan selama ini.

7. Ibu Zuwesti Eka Putri , SE, M.Ak. selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktu, yang telah memberikan pengarahan dan pengetahuan kepada penulis. Terimakasih atas ilmu yang Ibu berikan sampai terlaksananya sidang skripsi.

8. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan semasa penulis menuntut ilmu di Universitas ini.

9. Adik –Adik muridku di Manal Nafi’ah Education Course Rika, Della, Sena, Fia, Neneng, Rian, Rendi, Wawan, Salsa, Utami, Salma, dll, yang selalu memberikan keceriaan, terima kasih atas semuanya.

10. Sahabat-Sahabat terdekat penulis Ummu, Ipit, Ghina, Dina, Ihda, Nopita, Fia, Hani, Husni, Syaifa, Rika, Ulfa, Kaje, Mutia, Amanah yang selalu ada dalam tangis, dalam tawa, selalu menguatkan ketika sedang lemah-lemahnya, selalu menghibur ketika sedang sedih-sedihnya. Terimakasih banyak, kalian yang terbaik empat tahun ini.

(12)

xi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .. ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... iix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Perumusan Masalah ………. 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….. 8

1. Tujuan Penelitian ... 8

(13)

xii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Tinjauan Litraratur ……… 10

1. Pengambilan Keputusan ... 10

2. Eskalasi Komitmen ... 12

3. Negative Framing ... 15

4. Adverse Selection ... 18

5. Locus of Control ... 20

6. Teori Prospek ... 22

7. Teori Agensi ... 25

8. Self Justification Theory ... 28

B. Hasil – Hasil Penelitian Terdahulu ……….. 30

C. Dasar Perumusan Hipotesis ………. 37

D. Kerangka Pemikiran ……… 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 43

A. Ruang Lingkup Penelitian ……… 43

B. Metode Penentuan Sampel ……….. 45

C. Metode Pengumpulan Data ………. 46

D. Metode Analisis Data ……….. 47

1. Statistik Deskriptif ... 47

(14)

xiii

3. Uji Asumsi Klasik ... 49

4. Uji Hipotesis ... 50

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ………. 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 59

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ……… 59

1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 59

2. Karakteristik Profil Responden ... 61

B. Hasil Uji Statistik ……….. 63

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 63

2. Hasil Uji Kualitas Data ... 64

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 66

4. Hasil Uji Hipotesis ... 68

BAB V PENUTUP ... 79

A. Kesimpulan ……….. 79

B. Saran ………. 80

C. Keterbatasan Penelitian ……… 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Hal.

2.1 Penelitian Terdahulu ………... 31

3.1 Desain Penelitian Eksperimen ……….. 44

3.2 Tabel Anava ………... 52

3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian ……… 57

4.1 Data Sampel Penelitian ……… 60

4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan jenis Kelamin … 61

4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Angkatan …….. 61

4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ………….. 62

4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan IPK …………... 62

4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif ………... 63

4.8 Hasil Uji Validitas ……….. . 65

4.9 Hasil Uji Reliabilitas ……… 66

4.10 Hasil Uji Normalitas ………. 67

4.11 Hasil Uji Homogenitas ………. 68

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Hal.

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Hal.

1 Kuesioner Penelitian ………. 86 2 Data Jawaban Responden ……….. 94 3 Output hasil Pengujian Data ……….. 102

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam manajemen, tanpa diragukan lagi pengambilan keputusan merupakan pekerjaan yang paling penting. Menurut Erlinda (2014: 53) pengambilan keputusan selalu menjadi hal yang rumit, kompleks, dan krusial pada setiap organisasi. Dalam organisasi, pengambilan keputusan biasanya didefinisikan sebagai proses memilih diantara berbagai alternatif tindakan yang berdampak pada masa depan. Oleh karena itu, fungsi manajer dalam hal pengambilan keputusan adalah fungsi paling mendasar yang harus dapat dikuasai oleh manajer, terutama pengambilan keputusan dalam berinvestasi (Arfan dan Muhammad, 2005: 203).

(19)

2 Ruchala dalam Ratih (2010) menyebutkan fenomena eskalasi sebagai keputusan untuk tetap melanjutkan proyek meskipun prospek ekonominya mengindikasikan bahwa proyek tersebut harus dihentikan. Eskalasi komitmen terjadi ketika individu maupun organisasi memilih serangkaian tindakan untuk tetap bertahan meskipun tengah ada kerugian yang didapat, dimana kesempatan untuk tetap bertahan atau meninggalkan komitmen tersebut sama-sama memiliki ketidakpastian dalam konsekuensinya(Staw,1997 dalam Febri, 2015).

Eskalasi sering dikaitkan dengan perilaku pengabaian atas sinyal kegagalan. Ross dan Staw (1986, dalam Rizkianto,2012) menyebutkan bahwa penyebab timbulnya fenomena eskalasi diantaranya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti psikologis, sosial, faktor organisasi dan proyek. Faktor psikologis dan sosial menunjukkan pada kehadiran ego dan keinginan untuk menjaga reputasi diri yang membuat seseorang enggan mengakui kesalahan dan kegagalan. Faktor organisasi menunjukkan adanya permainan politik yang membawa pada minat terselubung yang ditunjukkan oleh beberapa orang berpengaruh dalam organisasi. Sementara itu, faktor proyek lebih menunjukkan pada tingkat return kegiatan bisnis yang tidak segera dicapai. Hal ini mendorong manajer cenderung untuk terus melakukan tindakan tunggu dan lihat (wait and see) perkembangan dari tingkat return tersebut.

(20)

3 dengan keputusan menghentikan proyek segera setelah menunjukkan prospek yang buruk. Eskalasi dapat menyebabkan kebangkrutan bagi organisasi atau perusahaan. Teori Keagenan menawarkan penjelasan mengenai fenomena eskalasi tersebut.

Sandi dan Sukirno (2014 :3) menyebutkan bahwa dalam teori keagenan (agency theory) ketidakseimbangan informasi yang terjadi antara principal (pemilik) dengan agent (manager) akan mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh manager . Salah satu masalah yang dapat ditimbulkan dari suatu ketidakseimbangan informasi adalah adverse selection. Adverse selection dapat diartikan sebagai keadaan adanya ketidakseimbangan informasi antara pemilik dan manager dan manager tersebut memiliki kesempatan untuk melalaikan tugas (incentive to shirk), dan pada akhirnya keputusan yang dibuat manager tersebut akan menguntungkan dirinya saja dan tidak memaksimalkan keuntungan yang diharapkan perusahaan yakni dengan tetap melanjutkan pembiayaan proyek meskipun mengindikasikan kegagalan dalam prospek ekonominya( Harison dan Herrel dalam Endah, 2010).

(21)

4 untuk mengambil keputusan tetap melanjutkan proyek meskipun mengindikasikan kegagalan (eskalasi).

Kanodia dalam Effriyanti (2005) menyebutkan eskalasi sebagai keputusan manajer yang tidak rasional. Hal tersebut dikarenakan secara langsung maupun tak langsung manajer cenderung mengabaikan kepentingan perusahaan dan lebih mementingkan kepentingan ekonomi pribadinya. Pertimbangan lain seorang manajer dalam mengambil keputusan melanjutkan pembiayaan proyek adalah framing atau pembingkaian informasi.

Framing berkaitan dengan bagaimana individu merasakan atau menstruktur suatu keputusan (Main dan Lambert dalam Sahmuddin, 2003). Gasiaswaty (2009) menyebutkan bahwa framing sangat erat kaitannya dengan titik referensi, yaitu sebuah titik yang dijadikan patokan dalam perbandingan. Dalam framing, titik referensi ini menjadi bingkai seseorang dalam mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan. Kemungkinan-kemungkinan yang telah terframing tersebutlah yang kemudian dievaluasi oleh pembuat keputusan.

(22)

5 kurang pasti. Ketika kemungkinan-kemungkinan tersebut diframing secara positif, maka informasi mengenai keuntungan akan lebih ditonjolkan. Ketika kemungkinan-kemungkinan tersebut diframing secara negatif, maka informasi mengenai kerugian yang akan lebih ditonjolkan.

Bateman dan Zeithaml dalam Koroy (2008) menyatakan bahwa ketika informasi disajikan dalam bingkai keputusan negatif, pengambil keputusan cenderung untuk mencari resiko dengan melanjutkan proyek. Sementara pada informasi yang disajikan dalam bingkai positif, pengambil keputusan akan cenderung menghindari resiko dengan tidak melanjutkan proyek. Berbeda dengan teori keagenan yang menjelaskan kondisi adverse selection, teori yang digunakan dalam menguji bias framing ini adalah teori prospek . Teori ini mengemukakan bahwa frame yang diadopsi seseorang dapat mempengaruhi keputusannya.

Dalam hal ini ketika seorang pengambil keputusan diberikan alternatif keputusan yang dibingkai secara positif maka keputusan yang diambil akan cenderung menghindari risiko atau risk averse. Sedangkan ketika informasi disajikan secara negatif maka keputusan yang diambil cenderung mengambil risiko atau risk seeking (Yusnaini, 2005).

(23)

6 framing tidak berpengaruh terhadap kecenderungan eskalasi komitmen. Hasil serupa juga ditemukan oleh Dwita (2007) yang mendapati bahwa negative framing dan kondisi adverse selection ternyata tidak signifikan mengindikasikan pengaruhnya terhadap keputusan evaluasi proyek oleh manajer.Namun demikian, Salter et al. (2004) menunjukkan hasil yang berbeda, yakni terdapat pengaruh antara framing dengan adverse selection terhadap kecenderungan eskalasi komitmen.

Kontroversi temuan para peneliti tersebut memotivasi peneliti untuk menguji kembali pengaruh kedua variabel yakni framing dan adverse selection terhadap kecenderungan eskalasi komitmen. Dalam hal ini peneliti ingin menguji kembali apakah dengan menggunakan teori yang sama akan memberikan hasil yang sama dengan penelitian terdahulu.

Mengingat bahwa diperlukannya sebuah proses akuntabilitas yang dapat dengan efektif mengendalikan kecenderungan eskalasi yang dilakukan oleh manajer yang memulai suatu proyek. Peneliti mencoba menambahkan satu variabel pemoderasi locus of cotrol yang bertujuan untuk mengetahui apakah locus of control memoderasi pengaruh negative framing, adverse selection, serta negative framing dan adverse selection secara bersama-sama terhadap eskalasi komitmen.

(24)

7 internal locus of control dan eksternal locus of control. Internal locus of control adalah seseorang yang percaya bahwa keberhasilan bersumber dari kemampuan dalam dirinya, sedangkan eksternal locus of control adalah seseorang yang percaya bahwa keberhasilan ditentukan oleh orang lain, takdir, dan faktor lain diluar dirinya.

Andi Irfan (2009) dalam penelitiannya mengatakan bahwa manager yang memiliki tipe eksternal locus of control cenderung memiliki tingkat sensitifitas tinggi, sedangkan manager yang memiliki memiliki tipe internal locus of control cenderung memiliki tingkat sensitifitas yang rendah. Jadi, apabila seorang manager bertipe eksternal locus of control yang memiliki tingkat sensnitifitas tinggi dihadapkan pada suatu kondisi negative framing dan adverse selection atas proyek investasinya, maka manager tersebut cenderung akan menurunkan eskalasi komitmen, sedangkan manager yang bertipe internal locus of control yang memiliki tingkat sensitifitas rendah diperlakukan dengan hal yang sama, maka manager tersebut cenderung meningkatkan eskalsasi komitmen. Dari penjelasan-penjelasan sebelumnya mengenai pengambilan keputusan, eskalasi komitmen, negative framing, adverse selection, dan locus of control, maka penelitian ini akan membahas tentang “Pengaruh Negative Framming dan Adverse Selection

(25)

8 B.Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Apakah Negative Framing berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen? 2. Apakah Adverse Selection berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen? 3. Apakah Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama- sama

berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen?

4. Apakah Negative Framing dan Adverse Selection dimoderasi oleh Locus of Control berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitia tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuat keputusan atas proyek investasinya bila dihadapkan pada informasi yang disajikan dengan Negative Framing.

2. Untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuat keputusan atas proyek investasinya bila dihadapkan pada informasi yang disajikan pada kondisi Adverse Selection.

(26)

9 4. Untuk mengetahui pengaruh locus of control sebagai variabel yang memoderasi hubungan antara negative framing dan adverse selection terhadap eskalasi komitmen.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang dikemukakan, hasil dari penelitian yang dilakukan ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Dalam bidang akademis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan bukti empiris mengenai pengaruh negative framing, adverse selection dan locus of control terhadap bias keputusan manajerial

2. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengurangi over komitmen manajer terhadap sumberdaya bagi proyek yang tidak lagi menguntungkan.

3. Bagi ilmu pengetahuan

(27)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Litraratur

1. Pengambilan Keputusan

Menurut Rizkianto (2012: 23) Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan berbagai alternatif yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Sedangkan, menurut Arfan dan Muhammad (2005: 203) pengambilan keputusan didefinisikan sebagai proses memilih di antara berbagai alternatif tindakan yang berdampak pada masa depan. Pengambilan keputusan pada akhirnya akan menghasilkan suatu pilihan final berupa tindakan ataupun opini.

(28)

11 dalam membuat keputusan. Lubis (2010: 271) menyebutkan beberapa langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam membuat suatu keputusan, antara lain: (1) pengenalan dan pendefinisian atas suatu masalah atau suatu peluang, (2) pencarian atas tindakan alternatif dan kuantitatif atas konsekuensinya, (3) pemilihan alternatif yang optimal atau memuaskan, (4) yang terakhir adalah penerapan tindak lanjut.

Ibnu Syamsi (2000: 16) berpendapat bahwa pengambilan keputusan tergantung dari permasalahan yang dihadapi dan juga dasar seorang manajer dalam mengambil suatu keputusan antara satu manajer dengan manajer lainnya tidaklah sama. Suatu keputusan dapat diambil berdasarkan perasaan semata-mata, dan dapat pula suatu keputusan itu diambil berdasarakan rasionalitas, serta keputusan dapat diambil berdasarkan wewenang atau jabatan yang dimilikinya.

Ada beberapa teknik atau cara dalam mengambil sebuah keputusan, yaitu berdasarkan intuisi, rasionalitas, fakta, pengalaman dan wewenang (Ibnu Syamsi, 2000: 17-22). Sedangkan Lubis (2010: 275-277) menyebutkan teknik atau cara dalam mengambil keputusan berdasarkan rasional terbatas, intuisi, indentifikasi masalah, membuat pilihan, perbedaan individua yang termasuk didalamnya adalah gaya pengambilan keputusan dan keterbatasan organisasi.

(29)

12 logis untuk mengambil sebuah keputusan yaitu: (1) mengenali masalah, (2) menghasilkan solusi-solusi alternatif, (3) memilih sebuah solusi, dan (4) mengimplementasikan dan mengevaluasi solusi.

Model yang kedua adalah model normatif Simon, model ini mengindentifikasi hambatan-hambatan yang mambatasi pengambilan keputusan. Model normatif Simon juga menganjurkan bahwa pengambilan keputusan ditandai dengan: (1) pengolahan informasi terbatas, (2) penggunaan penilaian hasil temuan sendiri, dan (3) temuan.

Model yang ketiga adalah model keranjang sampah, yang berpendapat bahwa pengambilan keputusan bersifat tidak teliti dan acak. Model ini juga berpendapat, keputusan dihasilkan dari interaksi antara empat arus kejadian yang terpisah yaitu: masalah, solusi, partisipan, dan peluang pilihan.

2. Eskalasi Komitmen

Definisi mengenai eskalasi komitmen menurut Suartana (2010:108) adalah komitmen seorang pengambil keputusan untuk tetap melanjutkan dan memperluas komitmen awalnya terhadap pelaksanaan suatu investasi proyek atau usaha-usaha tertentu yang sudah tidak menguntungkan atau memberikan umpan balik yang negatif.

(30)

13 bigger or more serious”. Dengan demikian eskalasi komitmen dapat

dikatakan sebagai upaya meningkatkan keseriusan atau keloyalan terhadap komitmen yang telah dibuat.

Eskalasi komitmen dapat terjadi ketika individu atau organisasi dihadapkan pada dua kesempatan atas serangkaian tindakan yang telah dilakukan (dalam hal ini serangkaian tindakan yang telah diambil ternyata tidak berjalan seperti yang diharapkan). Individu atau organisasi tersebut berkesempatan untuk memilih bertahan atau menarik kembali serangkaian tindakan yang telah dilakukan. Kedua kesempatan tersebut sama-sama memiliki ketidakpastian dalam konsekuensinya. Staw (1997) dalam Khanifan (2015: 21) mencontohkan, ketika organisasi mengetahui bahwa sebuah produk pengembangan yang baru memiliki kemungkinkan, yakni menguntungkan maupun tidak menguntungkan di masa yang akan datang, melanjutkan investasi pada produk tersebut adalah merupakan eskalasi komitmen.

Menurut Maria dan Milka (2012:271) eskalasi komitmen merupakan perilaku untuk meningkatkan komitmen dengan tetapmenjalankan keputusan proyek walaupun proyek tersebut akan memberikan umpan balik negatif. Seorang manajer dapat mengalokasikan sumber daya tambahan pada proyek yang dianggap tidak menguntungkan ini.

(31)

14 terjadi ketika seorang manajer memilih untuk tetap melanjutkan proyek investasinya walaupun proyek investasi tersebut mengindikasikan kegagalan atau dengan kata lain proyek investasi tersebut tidak memberikan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan.

Kreitner dan Kinicki (2005: 23-26) menyebutkan empat faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku Eskalasi Komitmen, yaitu: faktor penentu psikologis dan sosial, faktor penentu organisasional, karakteristik proyek, dan faktor penentu kontekstual. Faktor psikologis dan sosisal merupakan kontributor utama dari Eskalasi Komitmen yang termasuk didalamnya adalah pertahanan ego dan motivasi individu. Seseorang yang memiliki sifat pertahanan ego dan motivasi individu maka mereka cenderung membiaskan fakta-fakta yang diterimanya sehingga mereka akan cenderung mendukung keputusan yang dibuat sebelumnya. Seorang yang memiliki sifat pertahanan ego akan cenderung melibatkan egonya ke dalam suatu proyek yang ditanganinya, karena kegagalan akan mengancam nilai diri atau ego, maka cenderung mengabaikan tanda-tanda negatif dan cenderung mendorong keputusannya ke depan (Kreitner dan Kinicki, 2005: 23)

(32)

15 mendukung dan menjalankan adanya suatu keputusan yang bereskalasi komitmen.

Faktor selanjutnya menurut Kreitner dan Kinicki (2005: 24-25) adalah karakteristik proyek. Karakteristik proyek memasukkan fitur-fitur objektif proyek, yang berdampak paling besar pada keputusan Eskalasi Komitmen. Faktor yang terakhir menurut Kreitner dan Kinicki (2005:25) yang mengakibatkan terjadinya situasi Eskalasi Komitmen adalah faktor penentu kontekstual. Faktor ini memberi penjelasan bahwa penyebab terjadinya Eskalasi Komitmen karena adanya kekuatan-kekuatan politik dari luar yang berada di luar kendali organisasi.

3. Negative Framing

Faktor lain yang mempengaruhi pengambilan keputusan pada seseorang adalah Framing. (Liang dkk, 2013 : 3).Framing adalah sebuah fenomena yang mengindikasikan pengambil keputusan akan memberi respon dengan cara berbeda pada masalah yang sama jika disajikan dalam format berbeda. Framing atas informasi dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan.

(33)

16 menggunakan definisi operasional yang berbeda. Tiga tipe pembingkaian tersebut adalah sebagai berikut:

a. Risky Choice Framing

Risky choice framing berasal dari studi yang dilakukan oleh

Tversky & Kahneman (1981). The risky choice framing melibatkan skenario keputusan hipotesis dengan dua pilihan. Pilihan pertama yaitu pilihan yang pasti atau tanpa risiko dan pilihan kedua adalah pilihan berisiko dimana probabilitas ditentukan secara numerik. Pada positive framing, pilihan yang pasti ataupun berisiko dideskripsikan dalam

keadaan untung, dan pada negative framing keduanya dideskripsikan dalam keadaan rugi. Menurut teori prospek, positive framing akan menyebabkan perilaku menghindari riksiko, dan negative framing akan menyebabkan perilaku yang sebaliknya.

b. Goal framing

(34)

17 seperti "jika Anda membayar tunai, Anda akan menerima harga diskon," sedangkan frame negatif menunjukkan pesan-pesan seperti "jika Anda tidak membayar tunai (yaitu, jika Anda menggunakan kartu kredit), Anda akan harus membayar sebuah biaya tambahan. "Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen lebih bersedia untuk menggunakan kartu kredit untuk susunan kata tidak membayar uang tambahan dari untuk susunan kata menerima tambahan diskon.

c. Attribute framing

Attribute framing memanipulasi nilai yang berbeda dari satu atau

lebih atribut keputusan yang relevan dengan keputusan dalam konteks tertentu. Salah satu contoh adalah bahwa tingkat keberhasilan dari suatu peristiwa (misalnya, 0,6) dijelaskan dalam kerangka positif, tetapi tingkat kegagalan acara (misalnya, 0,4) digambarkan dalam bingkai negatif. Membandingkan dengan risk framing choice, atribute framing tidak terfokus pada risiko itu sendiri tetapi persepsi yang berbeda dari risiko yang sama. Secara umum, kerangka berpikir positif lebih perferable daripada yang negatif dalam kondisi ini. Selain itu, atribute framing berbeda dengan goal framing dalam dua kondisi, framing pada atribute framing tidak mempromosikan tindakan yang sama.

(35)

18 individu lebih mungkin untuk menyetujui operasi daripada ketika angka kematian ditekankan (Marteau 1989;. Wilson et al 1987).

Kebanyakan temuan menunjukkan bahwa orang cenderung untuk mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk proyek-proyek yang tidak menguntungkan dalam bingkai negatif daripada dalam kerangka positif. Misalnya, Rutledge (1994) dalam Liang, dkk(2013)melaporkan bahwa framing informasi yang relevan-keputusan dipengaruhi keputusan kelompok '. Subyek cenderung melakukan investasi tambahan jika keputusan itu dibingkai negatif.

4. Adverse Selection

Manajer memiliki informasi superior tentang informasi internal dan prospek perusahaan di masa depan dibanding pemilik. Kondisi ketidakseimbangan informasi ini dinamakan informasi asimetri (asymmetric information). Informasi asimetri dapat menimbulkan dua permasalahan yang disebabkan adanya kesulitan pemilik untuk memonitor dan melakukan control terhadap tindakan-tindakan manajer. Menurut Jensen dan Meckling dalam Ratih (2010 : 20) permasalahan tersebut adalah :

(36)

19 b. Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana pemilik tidak dapat mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh manajer benar-benar didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya atau terjadi kelalaian tugas (incentive to shirk).

Teori yang dapat menjelaskan tentang Adverse Selection adalah teori keagenan. Menurut teori tersebut individu dimotivasi untuk mengambil keputusan yang memaksimalkan kepentingan ekonomi pribadi mereka. Sany Dwita (2007:6) menjelaskan mengenai teori keagenan yang berhubungan dengan masalah Eskalasi Komitmen pada pilihan tindakan yang gagal. Manajer yang tidak berani mengambil risiko serta tindakannya tidak terawasi akan melaporkan berita bagus, dan manajer tersebut baru akan melaporkan berita buruk apabila berita tersebut diperlukan, karena berita buruk akan membuat karirnya terancam.

Maka jika informasi lengkap, dalam kondisi incentive to shirk, manajer akan cenderung memilih untuk tidak melanjutkan proyek yang tidak menguntungkan atau merugikan karena hal ini akan segera diketahui oleh pemilik perusahaan.

(37)

20 5. Locus of Control

Salah seorang peneliti kepribadian, Julian Rotter, ia mengidentifikasi suatu demensi kepribadian yang diberi nama lokus pengendalian (Locus of Control), yang menjelaskan tentang perbedaan-perbedaan kepribadian seseorang. Julian Rotter berpendapat bahwa, seseorang cenderung menghubungkan penyebab dari perilaku dikarenakan faktor dalam dirinya atau juga dikarenakan faktor lingkungan, hal ini yang menghasilkan perbedaan–perbedaan kepribadian setiap orang (Kreitner dan Kinicki, 2005:179).

Menurut Tsui dan Gul (1996) Locus of Control didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang merasakan hubungan kontijensi antara tindakan dan hasil yang mereka peroleh. Locus of Control dibagi menjadi dua bagian yaitu internal Locus of Control dan eksternal Locus of Control, apabila seseorang percaya bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mengendalikan takdir mereka disebut internal Locus of Control.

(38)

21 penelitian para ahli tentang Locus of Control, perbedaan-perbedaan tersebut adalah:

a. Kelompok internal menunjukkan motivasi yang lebih besar dalam bekerja.

b. Kelompok internal memiliki pengharapan yang lebih kuat bahwa usaha akan mengarah pada persepsi.

c. Kelompok internal menunjukkan prestasi yang lebih tinggi pada tugas-tugas yang melibatkan proses belajar atau pemecahan persoalan, di mana prestasi mengarah pada penghargaan yang berarti.

d. Terdapat suatu hubungan yang lebih kuat antara kepuasan kerja dengan prestasi bagi kelompok internal daripada eksternal.

e. Kelompok internal memperoleh gaji yang lebih tinggi dan peningkatan gaji yang lebih besar dari kelompok eksternal.

f. Kelompok eksternal lebih cenderung lebih khawatir dari pada kelompok internal.

(39)

22 Dari beberapa kemungkinan yang ditunjukan, kelompok dengan internal Locus of Control memungkinkan untuk menolak usaha seorang manajer dalam mengawasi pekerjaan mereka secara dekat. Oleh sebab itu manajemen mungkin dapat menempatkan kelompok dengan internal locus of control dalam pekerjaan yang memerlukan inisiatif tinggi dan kepatuhan rendah. Sedangkan kelompok dengan eksternal Locus of Control mungkin lebih tepat ditempatkan dalam pekerjaan yang sangat terstruktur dan kerelaan yang lebih besar (Kreitner dan Kinicki, 2005: 179-180).

6. Teori Prospek

Kahneman dan Tversky memulai penelitian mereka untuk menyelidiki kejanggalan dan kontradiktif perilaku manusia. Ketika subjek ditawari satu pilihan yang diformulasikan/dibingkai tertentu mungkin bersikap/berperilaku menolak resiko (risk aversion), tetapi ketika subyek ditawari suatu hal yang mempunyai esensi yang sama dan diformulasikan/dibingkai berbeda mungkin menunjukkan perilaku/sikap berani mengambil risiko (risk seeking). Esensi hasil riset Kahneman dan Tversky yang sangat penting mengungkapkan bahwa perilaku orang dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan keuntungan sangat berbeda dengan perilaku orang dalam mengambil keputusan berkaitan dengan kerugian.

(40)

23 yang pertama adalah alternatif pilihan yang secara pasti menguntungkan tetapi keuntungannya lebih kecil dari pilihan kedua, sedangkan yang kedua adalah alternatif pilihan yang kemungkinan tidak memperoleh atau memperoleh keuntungan lebih besar dengan probabilitas 50%, maka seseorang cenderung akan memilih alternatif pertama yaitu yang menguntungkan secara pasti. Hal ini menggambarkan sikap penolakan risiko (risk aversion).

(41)

24 Analisis pembuatan keputusan di bidang ekonomi sekarang ini didominasi oleh expected utility theory. Dominasi teori ini nampak jelas dalam pembahasan tentang pembuatan keputusan pada kondisi ketidakpastian yang terdapat dalam berbagai literatur akuntansi manajemen, manajemen keuangan, dan ekonomi manajerial (Gudono dan Hartadi,1998. Expected utility theory menganggap bahwa individu bisa membuat keputusan secara efisien dan memiliki informasi yang lengkap untuk mengoptimalkan utilitasnya. Dengan kata lain, individu akan bertindak rasional tanpa terpengaruh oleh urutan informasi yang diterimanya maupun framing situasi yang dihadapinya.Namun demikian, dalam praktek seringkali ditemui penyimpangan dari asas rasionalitas.

(42)

25 Sahmuddin (2003) menyebutkan bahwa teori prospek sudah diterapkan di berbagai bidang penelitian. Misalnya, White et.al. (1993), menggunakan teori prospek untuk memprediksi ketaatan membayar pajak. Penelitian tersebut menemukan bahwa wajib pajak yang berada pada posisi tax due memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk tidak taat dalam membayar pajak dibandingkan mereka yang berada pada posisi tax refund. Teori prospek juga telah digunakan untuk menjelaskan perilaku dipasar uang (Harvey, 1996) dan auditing (Karim et al., 1995)

Di Indonesia pengaplikasian teori ini telah diteliti oleh Gudono dan Hartadi (1998). Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa teori ini tidak sepenuhnya bisa diterapkan di Indonesia. Terdapat beberapa perbedaan hasil dengan teori prospek. Pengujian secara penelitian yang mereka lakukan mengindikasikan bahwa orang Indonesia lebih bersifat risk neutral daripada risk averse. Bukti juga menunjukkan orang Indonesia lebih konsisten dalam memandang nilai nominal uang, baik dalam bentuk uang atau bentuk lain (barang dan jasa).

7. Teori Agensi

Pada kebanyakan organisasi, otoritas pengambilan keputusan didelegasikan dari level yang lebih tinggi dalam organisasi ke level yang lebih rendah. Kontrak seringkali dipakai untuk mengalokasikan sumber daya dan output ketika hubungan delegasi tersebut ada.

(43)

26 hubungan diantara prinsipal dan agen. Dalam kerangka kerja teori agensi, baik prinsipal maupun agen membuat keputusan yang semata-mata dimotivasi oleh kepentingan pribadi. Kepentingan prinsipal diasumsikan sejalan dengan motif maksimalisasi laba perusahaan. Sementara itu kepentingan pribadi agen mungkin saja sejalan dengan kepentingan perusahaan atau malah bertentangan.

(44)

27 Ketika agen memiliki informasi privat yang tidak tersedia bagi perusahaan (asimetri informasi), perusahaan tidak lagi dapat menguji apakah keputusan agen sejalan dengan kepentingan perusahaan. Hal ini memberikan kesempatan bagi agen untuk mengabaikan kepentingan perusahaan dengan membuat keputusan yang bertentangan dengan kepentingan perusahaan. Ketika agen berada pada kondisi incentive to shirk dan opportunity to shirk yang dalam hal ini adalah keberadaan informasi privat, maka adverse selection dapat terjadi.

Harrell dan Harrison (1994) menemukan bahwa ketika agen (manajer proyek) memiliki insentif untuk melalaikan tugas maupun informasi privat, maka agen akan berperilaku yang mengarah pada kepentingan pribadi dan tidak memaksimalisasi keuntungan yang diharapkan perusahaan. Perilaku agen yang mendasarkan pada kepentingan pribadi menjelaskan mengapa beberapa manajer mengalokasikan penambahan sumber daya untuk proyek, meskipun prospek ekonomi mengindikasikan bahwa proyek tersebut seharusnya dihentikan.

(45)

28 perusahaan dengan manajer dimana manajer akan melakukan tindakan yang menguntungkan dirinya sendiri namun merugikan pemilik perusahaan. 8. Self Justification Theory

Self Justification Theory adalah satu teori yang digunakan untuk menjelaskan Eskalasi Komitmen. Meskipun banyak teori berbeda telah digunakan untuk menjelaskan Eskalasi Komitmen, self-justification theory dipilih sebagai penjelasan yang paling relevan untuk Eskalasi Komitmen pada level pengambilan keputusan individu (Brockner,1992). Teori ini menyatakan bahwa ketika manajer proyek dihadapkan dengan kemunduran selama proyek itu berlangsung, maka mereka akan menaikkan komitmen yang mereka miliki dalam upaya kembali ke proyek atau untuk mendemonstrasikan rasionalitas pokok dari sejumlah tindakan irasional.

Self-justification theory menjelaskan bahwa manajer yang terlibat dari awal pada suatu proyek akan cenderung melanjutkan proyek tersebut walaupun keadaan ekonomi menunjukkan bahwa proyek tersebut mengalami kerugian dibandingkan dengan manajer yang tidak terlibat dari awal.

(46)

29 terhadap keputusan sebelumnya yang mereka buat. (Chong dan suryawati, 2010).

Staw (1976) menyebutkan bahwa self justification dapat dijelaskan dengan teori kognitif disonan. Teori tersebut menjelaskan bahwa ketika individu telah membuat keputusan awal mengenai suatu tindakan tertentu, umpan balik negatif merupakan disonan bagi keputusan awal tersebut. Sehingga meningkatkan komitmen terhadap keputusan awal tersebut merupakan salah satu cara untuk mengurang disonansi, dengan keyakinan bahwa keuntungan akan dapat diraih dengan tindakan/ keputusan yang saat ini diambil.

Brockner (1992) berpendapat bahwa adanya umpan balik negatif dan kebutuhan untuk membenarkan keputusan awal mereka adalah dua kondisi yang menyebabkan orang melakukan eskalasi. Orang akan cenderung membenarkan keputusan awal mereka dan cenderung berkomitmen terhadap keputusan awal tersebut yang disebut Eskalasi Komitmen.

(47)

30 B.Hasil – Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai intention turnover dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti kepuasan kerja, konflik peran, keadilan organisasi, kepuasan gaji dan lainnya telah banyak diteliti oleh penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian-penelitian-penelitian tersebut telah banyak memberikan masukan serta kontribusi tambahan untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi intention turnover. Tabel 2.1 menunjukkan hasil penelitian-penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi intention turnover.

(48)

31 Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu Mengenai Negative Framing, Adverse Selection,

Eskalasi Komitmen dan Locus of Control

(49)
(50)
(51)
(52)

35 of control tinggi/internal locus of control lebih tinggi tingkat eskalasi komitmennya daripada subyek yang mempunyai locus of control rendah/external locus of control ketika memperoleh informasi kinerja investasi masa lalu negatif.

2. pemberian informasi investasi alternatif yang lebih

menguntungkan pada subyek yang mempunyai internal locus of control dapat memperkecil tingkat eskalasi komitmennya.

(53)

36

Hipotesis prosedur dan distribusi yang fair berpengaruh positif terhadap tingkat

(54)

37 C. Dasar Perumusan Hipotesis

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu serta metode penelitian, maka perumusan hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengaruh Negative Framing terhadap Eskalasi Komitmen

Dalam teori prospek dijelaskan bagaimana manajer membuat keputusan eskalasi ketika menerima informasi yang diframing negative. Ketika manajer menerima informasi yang diframing secara negatif dalam bentuk pilihan antara kerugian pasti yang telah terjadi dengan kerugian dimasa mendatang yang kurang pasti, maka manajer cenderung memilih kerugian dimasa mendatang yang kurang pasti dengan harapan kelak mendapat pengembalian yang positif meskipun probabilitas nilai dari keputusan untuk memperbaiki kerugian adalah nol.(Ratih, 2010:35).

Teori prospek juga menjelaskan mengapa manajer mengadopsi framing negative dalam pengambilan keputusan eskalasinya, sunk cost

mendorong manajer untuk memilih melakukan eskalasi.( whyte, 1986 dalam irfan dan febria, 2015).

(55)

38 sedangkan penelitian Liang, dkk (2012: 159) mengungkapkan bahwa framing berpengaruh terhadap eskalasi komitmen.

Berdasarkan analisis dan temuan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut :

H1 : Terdapat pengaruh Negative Framing terhadap Eskalasi Komitmen.

2. Pengaruh Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen

Adverse selection terjadi pada kondisi asimetri informasi yang terjadi antara prinsipal (pemilik Perusahaan) dengan agen (manajer), sehingga menyulitkan prisipal untuk memonitor dan mengontrol tindakan agen, sebaliknya dengan adanya asimetri informasi tersebut, manajer akan berkesempatan untuk melalaikan tugasnya.

Kanodia, et.al. (1989) dalam Maria dan Milka (2012: 218) menguji adverse selection dalam konteks evaluasi proyek. Dalam studi tersebut manajer memilih untuk melanjutkan atau menghentikan suatu proyek tergantung pada informasi pribadi yang diperolehnya. Mereka berpendapat bahwa ketika manajer tidak melanjutkan proyek yang dianggap gagal, justru akan merusak reputasi dan peluang karirnya dimasa yang akan datang.

(56)

39 Berdasarkan analisis dan temuan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut :

H2 : Terdapat pengaruh Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen.

3. Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama-sama terhadap Eskalasi Komitmen

Suatu umpan balik negatif yang diterima oleh manajer atas proyek yang ditanganinya maka manajer akan melihat kemungkinan untuk menghentikan atau melanjutkan proyek investasi tersebut. Peran kondisi adverse selection di sini adalah ketika manajer tersebut memiliki informasi privat dan ada kesempatan untuk melalaikan tugas (incentive to shirk) bagi manajer tersebut, maka manajer tersebut akan cenderung mengejar kepentingannya sendiri dengan melanjutkan proyek yang tidak menguntungkan dan berharap mendapat mendapat pengembalian positif dimasa yang akan datang untuk memperbaiki kerugian diawal investasi proyeknya.

Dalam penelitiannya Erlinda dan Sukirno (2014: 9) menyatakan bahwa Negative framing dan Adverse selection secara bersama – sama berpengaruh signifikan terhadap eskalasi komitmen. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maria dan Milka (2012: 221) yang juga menemukan adanya pengaruh yang positif antara negative framing dan adverse selection terhadap eskalasi komitmen. Berdasarkan argumentasi dan

(57)

40 H3 : Terdapat pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection secara

bersama – sama terhadap Eskalasi Komitmen

4. Pengaruh Locus Of Control memoderasi pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama – sama terhadap Eskalasi Komitmen.

Locus of Control merupakan kendali individu atas pekerjaan mereka dan kepercayaan mereka terhadap keberhasilan diri. Terdapat dua jenis Locus of Control yang dimiliki oleh seseorang, yaitu internal Locus of Control dan eksternal Locus of Control. internal Locus of Control adalah seseorang yang percaya bahwa keberhasilan ditentukan oleh kemampuan dari dirinya sendiri, sedangkan eksternal Locus of Control adalah seorang yang percaya bahwa keberhasilan ditentukan oleh orang lain, takdir atau faktor-faktor lainnya diluar dirinya.

Locus of Control dapat mempengaruhi setiap manajer dalam pengambilan keputusan, dimana manajer yang bertipe eksternal Locus of Control memiliki kecenderungan tingkat sensisitifitas lebih tinggi dan manajer yang bertipe internal Locus of Control memiliki kecenderungan tingkat sensitifitas yang lebih rendah.

(58)

41 Berdasarkan argumentasi tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

H4 : Terdapat Locus Of Control memoderasi pengaruh Negative Framing

dan Adverse Selection secara bersama – sama terhadap Eskalasi Komitmen

D. Kerangka Pemikiran

`Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1.

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Bersambung pada halaman selanjutnya

Fenomena – Fenomena Eskalasi Komitmen pada Manajer

Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen dalam Pengambilan Keputusan Investasi dengan Locus Of

Control sebagai variabel Pemoderasi

Basis Teori : Teori Agensi dan Teori Prospek

Negative Framing (X1)

Adverse Selection (X2)

Eskalasi Komitmen

(Y)

(59)

42 Gambar 2.1( Lanjutan)

M Metode Analalisis: Two ways ANNOVA

Statistik Deskriptif

Hasil Pengujian dan Pembahasan Uji Kualitas

Data : 1. Validitas 2. Reabilitas

Uji Hipotesis: Uji F Uji Asumsi Klasik:

1. Normalitas 2. Homogenitas 3. Linearitas

(60)

43 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dirancang dalam sebuah bentuk eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuatan keputusan atas proyek investasi yang mengindikasikan kegagalan. Penelitian eksperimen Data yang akan diuji dalam penelitian ini adalah data primer yang berasal dari jawaban responden terhadap kuesioner yang diberikan kepada responden yaitu para mahasiswa. Dalam hal ini mahasiswa yang menjadi surrogate pengambil keputusan (manajer). Kuesioner dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian sebelumnya, untuk kasus yang diberikan dalam penelitian ini diambil dari penelitian yang dilakukan oleh Ratih Dewanti (2010), sedangkan untuk pertanyaan locus of control diambil dari penelitian yang dilakukan oleh khanifan Nugraha (2015).

(61)

44 Tabel 3. 1.

Desain Penelitian Esperimen Factorial 2 x 2 Beetwen Subject

Perlakuan Perlakuan

Adverse Selection

Ada Tanpa

Negative Framing

Ada Kasus A Kasus C

Tanpa Kasus B Kasus D

Responden yang mendapat kasus A diberikan perlakuan ada Negative Framing dan ada Adverse Selection. Responden yang mendapat kasus B diberikan perlakuan tanpa Negative Framing dan ada Adverse Selection. Responden yang mendapat kasus C diberikan perlakuan ada Negative Framing dan tanpa Adverse Selection. Responden yang diberi perlakuan D diberikan tanpa Negative Framing dan tanpa Adverse Selection.

(62)

45 B.Metode Penentuan Sampel

Populasi menurut Sugiyono (2013 : 62) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian eksperimen ini menggunakan populasi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta program studi Akuntansi angkatan tahun 2012 dan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta program studi Manajemen tahun 2012 yang berjumlah total 120 orang terdiri dari 60 orang kelas A dan B program studi Akuntansi angkatan 2012 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan 60 orang program studi Manajemen angkatan tahun 2012 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sampel menurut Sugiyono (2013: 63) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu partisipan yang dipilih memeliki kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Kriteria partisipan yang dipakai dalam penelitian ini yaitu mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah akuntansi manajemen dan manajemen keuangan. Jumlah sampel yang didapat dari metode purposive sampling yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebanyak 80 orang partisipan.

(63)

46 menempuh mata kuliah akuntansi manajemen dan manajemen keuangan, maka diasumsikan bahwa mahasiswa program studi Akuntansi angkatan tahun 2012 dan program studi Manajemen angkatan tahun 2012 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah memahami teori tentang pengambilan keputusan investasi sehingga dapat dijadikan surrogate (pengganti manajer) dalam mengambil keputusan atas suatu proyek investasi.

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan. Berikut penjelasannya:

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, tesis, internet dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

(64)

47 D. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan bidang ilmu pengetahuan statistik yang mempelajari tata cara penyusunan dan penyajian data yang dikumpulkan dalam suatu penelitian (Rachmat Trijono, 2015:40). Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi). (Imam Ghozali, 2011:19).

Dalam penelitian ini statistik deskriptif dibagi menjadi dua yaitu statistik deskriptif untuk data demografi yang menggambarkan karakteristik demografi partisipan yang meliputi umur, IPK, dan tahun angkatan, kemudian statistik deskriptif selanjutnya yang dipakai dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif variabel yang meliputi variabel– variabel yang diteliti dalam penelitian ini.

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

(65)

48 dalam penelitian ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai dibawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Imam Ghozali,2011:52).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Imam Ghozali, 2011:47). Imam Ghozali (2011:48) menyebutkan bahwa pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1) Repeated Measure atau pengukuran ulang: Disini seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.

2) One Shot atau pengukuran sekali saja: Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.

Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan

(66)

49 3. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji linearitas. a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Untuk menggunakan analisis metode parametrik, maka persyaratan data berdistribusi normal harus terpenuhi. Dalam melakukan uji normalitas digunakan uji one sample kolmogorof-smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05 Gendro Wiyono (2011: 149). Uji normalitas data dalam penelitian ini dihitung menurut empat jenis kasus yang digunakan dan data kuesioner locus of control-nya.

b. Uji Homogenitas

(67)

50 c. Uji Linearitas

Pengujian Linearitas hubungan dilakukan melalui uji statistik F dengan menggunakan bantuan komputer. Hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dinyatakan linear apabila harga Fhitung

lebih kecil dari harga variabel Ftabel. Data yang dianalisis juga

menggunakan p ( probabilitas kesalahan). Apabila p > 0,05 maka dinyatakan linear dan apabila p < 0,05 maka dinyatakan tidak linier. Bila hasil pengujian menunjukkan F yang tidak signifikan pada taraf signifikan 5% atau p > 0,05 maka artinya hubungan kedua variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) tersebut adalah linier.( Sugiyono, 2013 : 199)

4. Uji Hipotesis

1. Analisis Of Varians (ANNOVA)

Untuk menguji hipoteis yang diusulkan peneliti, maka uji yang dipilih adalah analisis of variance (anova). Analisis of variance (anova) digunakan untuk menganalisis variabel yang berupa nilai atau angka dengan beberapa asumsi yang mendasarinya untuk membandingkan rata-rata kelompok yang ada.

a. Analisis Varian Dua Jalan (Two Ways analysis of Variance)

(68)

51 pengujian hipotesis dengan menggunakan Anava 2 jalan, digunakan langkah – lahkah sebagai berikut :

1. Menghitung Jumlah Kuadrat (JK) untuk beberapa sumber variansi, yaitu Antar (A), Antar (B), Dalam (D) dan Total (T), dengan formula berikut :

3. Menentukan Rata – rata Jumlah Kuadrat (RJK) RJK (A) =

dk

(69)

52 RJK (AB) =

dk

RJK (D) = D dk D

4. Menentukan Fhitung

F(OA) = R DR

F(OB) = R DR

F(OAB) = R R D

5. Menyusun tabel Anava

Tabel 3.2 Tabel Anava

Sumber varians

JK Dk RJK Fhitung

Ftabel

 = 0,05  = 0,01

Antar A JK (A) dk (A) RJK (A) F

(OA)= R R D

Antar B JK (B) dk (B) RJK (B) F

(OB)= R DR

Dalam JK (D) dk (D) RJK (D) F

(OAB)= R R D

Total JK (T) dk (T) RJK (T)

Kriteria pengujian, jika Fhit >Ft pada taraf signifikansi yang dipilih

dengan dk pembilang adalah dk yang sesuai, maka Ho ditolak. Jadi ada

(70)

53 pengujian terhadap hipotesis statistik interaksi, yaitu F(OAB) . jika F(OAB) tidak

signifikan berarti tidak ada interaksi, maka selanjutnya uji hipotesis pengaruh utama (main effect), yaitu F(OAB) dilakukan untuk melihat

perbedaan rerata antar A, selanjutnya uji F(OAB) untuk mempelajari antar B.

Sebaliknya jika F(OAB) signifikan berarti ada interaksi, maka konsekuensinya

harus diuji pengaruh sederhana (simple effect). (Rachmat, 2015 : 99)

E.Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga jenis, yaitu variabel terikat (dependen), variabel bebas (independen), dan variabel moderasi. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Eskalasi Komitmen, sedangkan variabel independen adalah Negative Framing dan Adverse Selection, serta variabel moderasi adalah Locus of Control. Penjelasan atas tiga

macam variabel yang digunakan dalam peneiltian ini adalah sebagai berikut: 1. Eskalasi Komitmen

(71)

54 Variabel Eskalasi Komitmen ini diukur dengan meminta partisipan memberikan keputusan investasi. Keputusan untuk melanjutkan proyek ditunjukkan dengan skala 1 sampai dengan 3, sedangkan keputusan untuk tidak melanjutkan proyek ditunjukkan dengan skala 4 sampai dengan 6.

2. Negative Framing

Framing dalam teori sosial terdiri dari skema dan intepretasi. Dalam Wikipedia (2007) disebutkan bahwa framing adalah sekumpulan anekdot dan stereotip yang menjadi pedoman individu dalam memahami dan merespon suatu kejadian. Dalam terminologi yang lebih sederhana, individu-individu sepanjang hidupnya membangun serangkaian filter mental emosional. Mereka menggunakan filter tersebut untuk memahami. Sehingga pilihan-pilihan yang mereka buat kemudian dipengaruhi oleh bingkai (framing) atau filter emosional mereka.

(72)

55 3. Adverse Selection

Adverse Selection adalah sebuah kondisi di mana pemilik perusahaan tidak dapat mengetahui secara penuh atau mempunyai keterbatasan informasi akan suatu keputusan yang diambil oleh manajer proyek, dan tindakan kebijakan yang dibuat oleh seorang manajer berdasarkan informasi yang diperolehnya atau terjadi karena ada incentive to shirk. Adverse Selection dapat terjadi karena adanya kondisi ketidak seimbangan informasi antara pemilik perusahaan dan manajer serta adanya kesempatan melalaikan tugas bagi manajer yang bertentangan dengan kepentingan perusahaan. Pengukuran variabel Adverse Selection, kondisi ada Adverse Selection diberikan skor 1 dan kondisi tanpa Adverse Selection diberikan skor 0.

4. Locus Of Contol

Locus of Control adalah kendali individu terhadap kepercayaan dan keberhasilan diri atas suatu pekerjaan. Locus of Control terbagi menjadi dua, yaitu internal Locus of Control yang mencirikan seseorang memiliki keyakinan bahwa mereka bertanggung jawab atas perilaku kerja mereka di organisasi, dan eksternal Locus of Control yang mencirikan individu yang mempercayai bahwa perilaku kerja dan keberhasilan tugas mereka lebih dikarenakan faktor di luar diri yaitu organisasi.

(73)
(74)

57

Eskalasi Komitmen ditunjukkan dengan pilihan melanjutkan atau menghentiakan memberi tanda (x) pada salah satu dari enam skala yang tersedia. Skala 1,2,3 menghentikan sedangkan 4,5,6 melanjutkan.

Kasus 1 kerugian yang pasti terjadi atau 67% kerugian yang belum pasti terjadi.

Kasus 1 memulihkan investasi 6 milyar (break even).

Kasus 2

Partisipan diinformasikan bahwa informasi tentang kesuksesan atau kegagalan proyek investasi tidak diketahui orang lain dalam perusahaan, dan penghentian proyek akan menyebabkan orang lain dalam perusahaan tahu bahwa proyek tersebut gagal. Hal tersebut bisa mengakibatkan reputasi manajer proyek yang melakuikan investasi menjadi buruk.

Kasus 1

(75)

58 Tanpa Adverse Selection

Partisipan diinformasikan bahwa informasi tentang kesuksesan dan kegagalan proyek diketahui oleh orang lain dalam perusahaan, dan penghentian proyek yang disebabkan karena kegagalan akan menyebabkan orang lain dalam perusahaan akan mengetahui, namun tidak akan merusak reputasi manajer.

Kasus 3 Kasus 4

4. Locus Of Control (X3)

Internal Locus Of Control 1. Melakukan Pekerjaan dengan baik 1,11,5

Interval

2. Bertanggung Jawab 2

3. Sikap Pantang Menyerah 7

4. Semangat Bekerja Tinggi 15,10

(76)

59 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta program studi Akuntansi dan Manajemen angkatan tahun 2012 yang diproyeksikan sebagai manajer proyek. Salah satu tugas manajer proyek yang berhubungan dalam penelitian ini adalah membuat keputusan melanjutkan atau menghentikan proyek yang ditanganinya ketika mulai mengindikasikan prospek yang negatif.

Pengumpualan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner secara langsung, karena penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, maka peneliti memantau secara langsung pengisian kuesioner tersebut. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 2 November – 5 November 2015 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidatullah Jakarta.

Gambar

Tabel 2.1 (Lanjutan)
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Tabel 2.1 (Lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai pengertian di mana seseorang meyakini tindakannya bisa membawa pengaruh dan perubahan bagi lingkungan sekitarnya menunjukkan bahwa faktor locus of control yang dimiliki

penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa kontrol monitoring akan efektif ketika manajer mamiliki informasi privat, ketika informasi tersebut terpublikasi maka

Hasil penelitian juga konsisten dengan penelitian Salter dan Sharp (2004) melakukan eksperimen dengan subjek yang digunakan adalah manajer AS dan Kanada, membuktikan bahwa

SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, DAN KETERBATASAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh literasi keuangan, locus of control internal, locus of control eksternal,

Pengujian untuk mengukur pengaruh interaksi antara framing negatif dengan kondisi adverse selection terhadap keputusan eskalasi komitmen oleh manajer menunjukkan

locus of control eksternal cenderung mempersepsikan anggaran waktu audit sebagai tekanan. Serta, semakin tinggi komitmen yang dimiliki auditor terhadap organisasinya

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa literasi keuangan, locus of control internal, locus of control eksternal, dan etnis secara simultan berpengaruh tidak

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa literasi keuangan, locus of control internal, locus of control eksternal, dan etnis secara simultan berpengaruh tidak