• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fikih Hubungan antar Agama di Indonesia: Stuai tentang Fatwa Hukum NU, Muharnmadiyah dan MUi temtaitg Relasi Muslim dan non-Muslim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Fikih Hubungan antar Agama di Indonesia: Stuai tentang Fatwa Hukum NU, Muharnmadiyah dan MUi temtaitg Relasi Muslim dan non-Muslim"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan

Akhir

Penelitian

Fikih

Hubungan

antar

Agama

di

Indonesia:

Stuai

tentang

Fatwa

Hukum

NU,

Muharnmadiyah

dan

MUi

temtaitg

Relasi

Muslim

dan

non-Muslim

Peneliti

I

Dr. Rumacli,

M.A

(Ketua

Tim

Peneliti)

Peneliti

II

Khamam

i

Zada,hl.Ag

(Anggota

Tim

Peneliti)

Lembaga

Penelitian

UIN

Syzuif

Hidayatullah

Jakarta

(2)

.q,.bstra?<si

'

Fenelitian ini mengkaji kuputusan-keputusan hukum yang dihasilkan tiga lembaga farrva

di

Indonssia yang dipandang mempunyai pengaruh dalarn kehidupan keagamaan

di

Indonesii,

yaitu

NU,

Muhamrnadiyah dan

MUI.

Fatwa yang menjadi fokus riset

ini

adalah fatwa :.::nir

terkait dengan hubungan antaragama dengan menggunakan data-data yang sebagian besar su:i*i:

didokumentasi dan dikoleksi oleh lembagaJembaga tersebut. Sebagian dokumentasi telr;eirui

bahkan sudah dicetak dalambentuk buku dan dijual ke publik.

Ada tiga persoalan utama yang ingin dijawab dalam riset ini, yaitu: pertama, mefiglps

persoalan hubungan antaragatna menjadi konsen lembaga-lembaga fatwa NU, MuhamrnacJiv:i.r:

dan MUI?;

Kedua, bagairnana karakteristik fatwa-fatwa

hukum

rnenyangkut hubi:.:,::,.i-:

antaragarna

yarg

dirumuskan

NU,

I{uhanrmadiyah dan

MUI?;

Ketiga, bagaimana imp&ik-*sr

fatwa-fatwa hukum hubungan antaragama tersebut terhadap relasi antaragama di Indonesia?

Melalui pengkajian yang dilakukan, riset

ini

berargumentasi bahwa lembaga-lernbaga

tersebut mengeluarkan

fatwa

tertait

dengan hubungan antaragama karena mereka irt;.:-;.

melindungi kernurnian akidah urnatnya di satu sisi, dan ingin melindungi ancaman agamaa iai;a

yang ditengarai mernbayangi umat Islam. Melalui fatrra-fatwa yang cendenrng tidak

flek:ii:ri.

riset

ini

berargumen bahrva persoalan tersebut tidak bisa dilihat semata-mata sebagai llcri,;i::.ir;:;.

metode penetapan hukum, tapi ada persoalan sosial

politik

yang terus menghantui lrvrl.ir.;',.,,,;.,,2

agama-agam4 terutama Islam dan Kristen.

Riset ini juga rnenunjukkan, setiap lembaga fatrva mempunyai konsen y,ang berbeda-hsda

dalam merumuskan obyek fatwa terkait dengan persoalan hubungan agama. Meski demikiau,

terkait nikah beda agama ketiga lembaga fatwa memberi perhatian yang s.rma. Isu inilah yang

menjadi satu-satunya persoalan dimana ketiga lembaga fatwa mangeluarkan fatwanya demgan

hukum yang sama, haran, meskipun dengan logika dan cara merumuskan hukum yang tidak

(3)

Kata Pengantar

Abstaksi

Daftar Isi

Bab

I

Bab

II

Bab

III

Bab

IV

Daftar Isi

Pedahuluan

A. LatarBelakangMasalah

...".t

B.

Permasalahan Penelitian

...

... . " . _ 6

C.

Tujuan

Penelitian

.-..""".{i

F.

Metode

Penelitian

..."13

Fiqih dan Persoalan Hubungan Antaragama

B. Tekstuatisme Fikih Fiubungan Antaragarna... ..

.

. ."".ii.,!

C. Konteks dan Isu Fikih Hubungan

Antaragama...

.,..."r$4.

Fatwa Hubungan Antaragama di Indonesia

A. Bahsul Masail NU dan FatwaHubungaa

Antaragama...

...SS

C. Majlis Tarjih Muhammadiyah dan Fatwa Hubungan Antaragama....""..$di D. Komisi Fatwa MUI dan Fatwa Hubungan Antaragama... ..

.

.. ... I i}S

Fatwa-Fatwa Hubungan Antaragama

dan

Pengaruhnya terhadap Relms$

Kehidupan Beragama di Indonesia

A. KaraktEristik Fatwa Hubungan Antaragama... ..

.

.. ..167

C. Implikasi Fatwa Hubungan Antaragama dalam Kehidupan

Beragamadi

Indonesia...

..:....

...lES
(4)

Bab

I

Pendahuluan

E" fuatar Belakang

Hubungan antaragama

di

Indonesia telah lama menjadi perhatian serius masyarakat di

dalam perilaku sosial, politik, dan budaya. Tata pergaulan sosial,

plitik,

dan budaya di

tengatr-tengah masyarakat hampir tak pematr dilepaskan dari persoalan agama.t Sudut pandang agftma

setralu saja menjadi kecenderungan masyarakat dalam merespon hubungan antaragarna di

Imdonesia-

IIal

ini

diakiba&an

oleh

kamajemukan agama

yang eksis

dalam

p*rg*:.ilan

m"asyarakat- Kemajemukan Indonesia yang

terdiri

dari banyak agama dan kepercayaal lukal

islah

merdadikan pembelahan masyarakat dalam kotak-kotak

agama Agama-agama

1,,:!rlil

banyak dianut oleh masyarakat Indonesia, seperti Islam, Katolik, Protestan, Hindu, B*clh*, 6aa

-I{omghuchu beserta agama-agama lokal yang menjadi kepercayaan masyarakat sejak beribu-ribu

tahun lamanya telatr menjadi kenyataan sosial masyarakat Indonesia

Hubungan antaragama

yang

selarna

ini

dipraktikkan masyarakat dalam

tradisi

dcn

ke.budayaan

lokal

sejatinya telatr me4iadi modal sosial yang amat berharga dalam meniaga

harmoni dan kerukunan. Flidup rukun telah menjadi kebiasaan masyaakat sejak dulu meskipun

*erheda agama. Hidup berdampingan sudah sejak lama dialami oleh masyarakat.

Koflik

fidsk

:me4iadi kesadaran umum masyarakat dalam mer{alin hubungan antaragama, Tradisi sosial teiai,

Cibangun secara bersama-sama dalam bingkai kemajemukan. Namun, dalam kenyat*mr l:iir;,

konflik

terjadi dalam skala yang terbatas. Meskipun agama bukan menjadi faktor utam.a".pia:;:

;<oaaflik social, tetapi

ikut

berkontribusi dalam mengakselerasi

konflik.

Ditarnbah

lagi

.ic*il**

iradisi keagamaan dan politik seiingkali dib,angun atas dasar kepercayaan terhadap ajarag ilgs,na

;vamg cenderung ekslusif.

Di

antara agama-agama yang dipetuk oleh masyarakat Indonesia" posisi Islam. Kakiiik.

elasr Frotestan mendapat perhatian yang sangat luas. Kompetisi ketiga

agama

ini

telah flii*iiir,iii

dalarn arena politik, pergaulan sosial, dan kegiatan ekonomi. Tetapi tidak dapat dinafikar: begiiu

'Agama adalah suatu keseluruhan integral yang dapat dibandingkan dengan suatu makhluk hkirrp

"rar'q berkembang ri.r'lali menurut hukum-hukum yang seharusya dan pasti Jirutny". Dengan kata lain, agama

suatu organisme rohanilsosial dalam ,rp"k rya yang paling lahiriah. nitf,.;of Schuon, Mencari Titik

(5)

Bab

II

Fiqih

dan

Problem Hubungan

Antaragama

.rii, -{,e}.msi Islam dengan Tradisi Agama

Lain

Hubungart antaragama merupakan salah satu tema penting dalam setiap agama. Kelahiran

selruah agama senantiasa berdialektika dengan agurma sebelumnya atau agama yang sudah e*sis

sehetumnyu. Huburgan dialektis itu tidaklah berwajah tunggal dan monoton, tapi bisa beraneka

rqgem sesuai dengan kondisi. Perubahan-perubahan pola relasi itu sangat tergantung pada situasi

.:c.':i:l dan politik dalam sebuah era.

Sudut pandang demikian dapat digunakan untuk melihat

Islam

dengan agama-agama

rr'

':,-'"ltnnya, terutama agama yang masuk rumpun Abrahamic

religio4

Yahudi dan Kristen.

,..,,,,.,rii sebagai agama terakhir setelah Yahudi dan Kristen tentu saja tidak bisa melepaskan cliri

,',+,,:1:*nsi agama-agama sebelumnya. Tidak dapat disangkal pula,

di

samping sebagai pelanjut

,;'..:.,i,:+-agama sebelumny4 Islam juga memberi koreksi dan perubahan. Koreksi dan perubahan

i,i*lll'.h yang menjadi

ciri

pembeda Islam dengan agama-agama yang lain. Perubatran-perubahan

i-

.':isa dalam

hal

paham

teologi,

ritual

keagamaan, simbol-simbol

suci,

kitab zuci

dan

:.,riiiigein-ya. Nacnun demikian, secara garis besar nilai-nilai moral yang Cibavra semua agama bisa

,

'

'::.*kan salna, yaifu bagaimana menjadi rnanusia yang mempunyai hubungarr hz-rmonis dengan

'-',;,.';i Fencipta

di

satu sisi, dan harmonis dengan sesirma maktrluk, sehingga tercipta kehidupan

.

.-ii.'

;rang harmonis.

Dalam al-Quran ada terminologi

ahl

bl-kitdb yang

digunakan

untuk

merujuk urnat

sebelumnya yang mengikuti kitab Taurat (Yahudi) dan

k{il

(Nasrani).

Di

samping

itu

al-Qurair

.:,.'::: rreny€but beberapa kelompok agama lain, seperti Majusi dan Shfibiin yang dalarn kont:!:s

xi"ii) rl1ffilgut jizyab dari kaum Majusi

di

Bahrain ddn Pemia sebagaimana disebutkan dalam haltis

'

I"sesungguhnya orang-orang yang

beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shabiin,

orang-r,iBi.S Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrilg Allah akan memberi kepufusan diantara

iii.r.i".:ri.:ii, pada

hari

kiamat. Sesungguhnya

Allah

menyaksikan segala sesuatu"

(QS.

ZZ:

l7).

".:'i';.:r1t*.gguhnya orang-orang mukmin, orang-orang

Yihudi,

orang-orang Nasrani dan orang-orang

€Jr:eiiln, siapa saja diantara mereka yang benar-benar berirnan kepada Allah, hari kemudian dan

b"**ul

s,-r'.,r'. r,*ereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran bagi dan tidak (pula)

G:.,l!r.1ia i:ersedih hati" (QS. 2:62).

(6)

Bab

Itr

:

Fatwa Hubungan Antaragama

di

Indonesia

ll",

&wksul Masail

NL

dan Fatwa Hubungan Antaragama

A" 1. Perkembangan Lajnrth Bahsul Masait NU

Tradisi

fiqih

dalam

NU

mendapdt ruang ekspresi yang cukup luas melalui

forum

Bahs

s!l-f.{.#shil. Forum

ini

bisa dikatakan sebagai urat nadi dan denyrt kehidupan intelektualismeNU,

ka:;ena melalui forum inilah

NU

merawat

tadisi

intelektualnya untuk merespon dan menjawab

1,-,:-.:a$ai persoalan yang membutuhkan jawaban

hulrun.

Embrio

fon:ur

ini

sebenarnya sudah

naem*un sebelum

NU

berdiri

sebagai bagian dari tmdisi musyawarah dan manadzarah yang

st;dafu berkembang di kalangan kiai dan pesantren. Hal tersebut menrpakan pengejavrantatran dari

1:raigslnng jawab ulama dan

kiai

dalam dal$rah, membimbing umat, memecahkan masalah yang

tnmblel dalarn masyarakat.

Pada perkemtrangannya,

NU

melanjutkan dan mengadopsi tradisi itu sebagai bagian dari

tegiatan organisas! dalam bentuk diskusi di kalangan pesantren yang melibatkan kiai dan san&i

.-''asig irasilnya diterbitkan dalam

buletin

LINTO (Lailaral

ljtima'

Nahdlaird Oelanna). Dalam

:Sxiletin tersebut, selain memuat hasil .Bals al-Masdil

juga

meqiadi ajang diskusi interaktif

di

antara

para

ulama.

I

Tradisi

ini

tenrs

dipertahankan

yang

berfirngsi

untuk

menghimpun,

embahas dan memecahkan masalah-masalatr hukum aktual (waqi'iyyah) yarlrg terjadi dalarr

;lasyarakat.

Bahs al-Mosail sebagai bagian dari kegiatan organisasi pertama dilakukan tahun 1926,

beberapa bulan setelatr

NU

berdiri, tepatnya pada Kongres/Muktamar

I

tanggal2l-23

Oktokr

i9?Sli3-15

Rabiussani 1345

H

di

Surabaya. Forum

ini

ada pada setiap jdnjang kepengurusan

h$U, mulai daxi Pengwus Besar sampai Ranting meskipun tidak dalam bentuk lembaga yang

te.rstzuktur. Selama bertahun-tahun Bshs ql-Masdil menrpakan forum untuk membahas

rnasalah-ammsalah agama tanpa lembaga khusus yang menanganinya. PBNU menErmpung masalah-masalatr

daa pertanyaan-pertanyaan yang masuk,

lalu

membentuk sebuah komisi dengan nama Komi*i

rKH. MA. Sahal Mahfudh, "Bahsul Masail dan Istinbath Hukum NU:

Sebuah Catatan Pendek",

datanm M. Imdadun Rahmat, Kritik Nalar Fiqih

Nt{

(Jakarta: Lakpesdam NU, 2002), h.

xiii

55

(7)

Bab

IV

Fatwa-Fatwa Hubungan Antaragame dan Pengaruhnya terhadap Relasi Kehidupan

Beragama di Indonesia

,A* Kanakteristik Fatwa Hubungan Antaragama

Tiga organisasi Islam --NU, Muharnrnadiyah, dan MUI-- yang aktif rnelakukair kegiatan

r,:r:,:,}r;f& hukurn pada dasamya rnemiliki karakteristiknya sendirj dalanr rnenentukarL memilih,

da:i,menggunakan istinbath hukum. Metode istinbath hukum

yang telah

ditetapkan NU,

lv.{i:r};arnmadiyah, dan

MUI

dalam sepanjang sejaratrnya sesungguhnya telah mencerminkan

piiihanailihan metode yang sudah sejak larna diperdebatkan oleh para ulama. Dalarn ilmu ushul

frqh, dikenal dengan masheiclir al-ahlrtm atau ada yang menyebut manhaj istinbath eil.-ahkam.l

F*rd*batan para imam madzhab dalam menyebut sumber hukum atau metode istinbath hukum

.er"radi akibat sudut pandang yaqg berbeda dalam memandang al-Quran, sunhah, dan penggunaan

se;xmlatr metode. Bukan hanva

itu,

pilihan metode istinbath hukum

juga

nrexnpe,'ngaruld

,ke**neienmgan para ulama dalam melakukan ijtihad di luar al-Quran dan Sunnah, seperti Uma',

qiyas, maslahah mursalah, qaul man qablan* dan sadd al-dzari'ah. Tak heran jika para ulama

sekarang ini juga berbeda dalarn menggunakan metode istinbath, yarg juga dipenganrhi oleh ;neds9eab dominan yang diikuti/tidak diikuti. Oleh karena itu, dalam memutuskan hukum suatu

?ersealan, antara lvluharnmadiyah, NU, MUI memiliki karakteristik yang berbeda

Muhammadiyah sering dipandang sebagai oryairisasi Islam yang menggunakan aQuran

dara Sunnah secara langsung. Hal

ini

memang dibuktikan dari Fatwa Majlis Tarjih yang lebih

cend*rung rnendasarkan putusannya pada al-Quran dan Sunnah dengan tidak rnenyertakan

pendapat'pendapat

ularn4 tetapi

menggunakan kaidah-kaidah

frkih

untuk

nrendukung

.nutusannya,2 meskipur ditegaskan bahwa dalam memaharrri dalil al-Quran dan Sunnah secara

I Dua istilah tersebut sebenarnya urempunyai makna yang berbeda, tapi sering persamakan.

i4*si:6dir ttl-ohkatn yang berarti sumber-sumber hukum sebenamya hanya tepat digunakan untuk

:nc,:;_,rsbut al-Quran dan hadis sebagai dua sunrber utama penetapan hukum dalarn Islarn. Surnber adalah

::-:r,:::ii darimana hukum itu dihasilkan. Sedangkan manhaj istinbdth al-ahkdm merupakan metode yang

,-,-..:-,::.rkan untuk merrggali hukum dari surnbemya, seperti qiyds, maslqhah mursalah, istihsdn, dan

:

.

::uya.

2Bandingkan Putusan Mukatarnar Tarjih (1929-1989) de.ngan Fatwa Majlis Tarjih

(8)

-_**,"-Bab

V

Kesimpulan

9.,

Sebagaimana dijelaskan pada bagian awal, bahwa riset ini ingin menjawab tiga percc,a!*r

penting. Pertama, mengapa persoalan hubungan antaragama me4jadi konsen lembaga-tem*nga

fatwa NU,. Muhamrnadiyah dan

MUI?;

Kedua, bagairnana karakteristik fatwa-fatwa !:ukrrs*

menyangkut hubungan antaragama yang dirumuskan NU, Muhammadiyah dan MUI?; Ke'tiga,

bagaimana

implikasi

fbtwa-fatwa

hukum

hubungan antaragama tersebut terhadap rclasl

antaragama di Indonesia?

Dari riset ini diternukan beberapa kesirnpulan sebagai berikut

1.

Lembaga-lembaga fatwa NU, Muhammadiyah dan

MIII

menrpakan lembaga keaga:mrart

yapg produk-produk fatwanya dimaksudkan untuk rnemberi panduan kepada masyara+r:5

terutama anggota organisasiny4 dalarn menghadapi berbagai persoalan. Terkait dt*-o.,:;i,:

persoalail hubungan antaragam4 fatwa-fatwa tersebut

juga

dirnaksudkan uY:.ti-rii

rnembimbing dan rnelindungi urnat Islam

dari

berbagai

hal

yang bisa mengg..rflgitt

kemrirnian akidah di satu sisi, dan melindungi dari kemungkinan dipe,lrgaruhi agama i*rxr..

persoalan

ini

menjadi perhatian lernbaga-lembaga fatwa karena mereka melihat u*rnat

Islam

berada dalarn ancaman yang harus

dilindungi

akibat

dari

agresifitas

d*i*;t

penyebaran agama lain. Dalam hal ini, umat Islam dipandang sebagai korban yang &tax-*s

dilindungi melalui fatwa

Setiap lernbaga fatwa mempunyai konsen yang berbeda-beda dalam merumuskan otryek

fatwa terkait dengan persoalan hubungan agama. Meski

danikian,

terkait nikah

*rrii

agama ketiga lernbaga fatwa mernberi perhatian yatlg sama. Isu inilatr yang rneniadi

satu-satunya persoalan dimana ketiga lembaga fatwa mengeluarkan fatwanya dengan hukum

yang sama, hararn, rneskipun dengan logika dan cara merumuskan hukum yang Lidal:

selalu salna.

Di

luar persoalan nikah beda agama, tidak ada masalatr yarrg ketiga leexa'baga
(9)

DAFTAR PUSTAKA

'

'

eUaullah, Taufik (ed.), Sejarah dan Masyarakat, Liitasan l:{istoris isiam di Indowes'i*,

(Jakarta: YOI, 1987)

Abdunatraman, Asjmuni, Manhaj Tarjih Muhammadiyah: Metodologi dan Apiikasi,

cetakan ke-5, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010).

Research dan Survey IAIN Sunan Kalijagq 1985).

al-Hilali, Muhamrnad Taqi-ud Diu Dr. dan Dr. Muhammad Mutsin KharL Transl*8t*r'r a1'"

the Meaning of The Noble Qur'an in The English Language, (Madinah: King Fahd Complex for the Printing of the Holy Qur'an, 141? H)

Ali,

Mt*rammad, "Fatwas on Inter-Faith Marriage" dalam Studia Islamika UIN Jakarta, VoL

I

No. J,2002.

al-Jabiri, Muharnmad Abid, Tal*vin al-'&ql al-'Arabi, (Beirut Markaz Dirasat d-$rrlxirrir

al-'Arabiyah, 1994).

al-Jauziyah, Ibn al-Qayyim, al-Thuntq al-Haldmah

S

al-Siydsah al-Syar'iyah, (Kazra: Matba'ah al-Sunnah al-Muhamrnadiya[ I 95I)

al-Jazin, Abdurrahman, Kitab ai-Fiqh ala Madzahib a!-Arba 'aA, ( Beirut: Dar aE-Fikr

*,-Ihniyah, t.th).

al-Zihaili, Wahbah, at-Fiqh al-Isl*mi wa Adillatu&, (Beirut Dar

al'Filr,

1997\.

Amin, KH. Ma'ruf, Faf,wa dalam Sistem Hukum Islam, (Jakarta: elSAS,

Cei

Kbdg;u,

2011).

an-Na'im, Abdullahi Atrmed, Dekonstruksi Syariah Wacana Kebebasan Sipil, Hak ,4ss,sii

Manusia dan Hrtbungan Internasional dalam Islam, (Yogyakarta LKIS,

1994)-Islam dan Negara Sehier, Menegosiasilun Masa flepe'ne

Syariah, (Jakarta: Mizan, 2007).

Anlar,

Syamsul, Fatwa, Purification and Dynamization:

A

Study

of

TarjEf

iir Muhammadiyah,Islamic Law and Society, Vol. 12, No. 1, 2005.

Aritonang, Jan S, Perjumpaan Islam dan Kristen di Indonesr4 (Jakarta: BPK Gunrmg

Mulia,2004).

Asy'ari, K.H. Hasyim, Stalds Munjiydt: Muqaddimah wa Kfurtbah wa Risdlah ffrg'rx

Penyelamat, Qanun Asasi-Pidato-Nasehat Penting), (Jombang: Pondok Pesantren Tebu trremg,

t994\

Azra, Azyumardi, Prof. Dr. dan Drs. Syaiful Urnam, MA. (ed.) Menteri-Menteri "4g*mu

N

Biografi Sosial Politik, (Jakarta: INIS, PPIM, Balitbaog Agama Departemen Agamra R.E,

lees).

(10)

Bagir, Zunal Abidin, dl,k. Laporan Tahunan Kehi&tpan Beragama di Indonesia 2011,

(Yogyakarta: CRCS, 201 1).

Baltqii, Muhammad, Minhaj al-Tasyri' al-Islami, (Riyadh: 1977).

Bruinessen,

Ma*in

van, Kitab Kuning, Pesantren dan-Tdreke*, (Yogyakarta: LKIS,

I Ses)

Departemen Agamq Himpunan Fatwa MUI, (Jakarta: Departeman Agamq 2003).

Dirks, Dr. Jerald F., Abrahamic Faiths, Titik Temu dan Titik Setent antara Islam, Kristen

clan Yahudi, (Jakarta: Serambi, 2006).

Djamil, Fathurrahman,'Metode ijtihad Majelis Tarjih Mrthammadiyah, (Jakarta: Logos,

I r95)

tsl-Fadl, Khaled

M

Aboq Atas Nama Tuhan,

Dari

Fikih Otoriter ke Fikih Otoritatif,,

$akarta: Serambi, 2004)

Foulcoult, Michel, The Archeologt of Knowledge, (Iondon: Tavistock, 1972').

Ghazali, Abd. Mcqsith, Argumen Pluralisme Agama, Membangrm Toleransi Berbasis

al-{.) : i 711r, (Depok: KataKita,

2009)-Gholdzhier, Ignaz, Introduction

to

Islamic Iheologr ang Law, Peuerjemah Hersri

lii:tia:',van, (Jakarta: INIS, I 99 I ).

Habib, Karnal Said,

lI-l.qaltiyyat

wa

al-Siyasah

fi

al-Khibrah ai-Istamgyai, (Kairo:

j:,'ii,rllt$bah Madbtl?, zAW).

Hamka

Rusydi, Pribadi dan Martabat

Bqta

Prof,

Dr.

Hamtra (Jakarta Pu-staka

,:l;i1: i l',-s35, 1963).

Hasan, Moharrmad Kamal, Modernisasi Indonesia: Respon Cendekiawan Muslim, terj

AL-tnadie Thoha (Jakarta: Lingkar Studi Indoaesia, l9B7}

Hooker,

M.B.

Indonesian Syariah Defining

a

Nationat Schoot

of

Islcmic Inw,

{Siagapore: ISEAS Publishing 2008).

----, Islam Mazhab Indonesia: Fatwa-Fatwa dan Penbahan Sosial, (Jakarta:

Ter{u,2003)

Hosen, Nadirsyah and Richard Mohr (ed.), Law

ang

Religion

in

Public Live, The

e'rsrufemporary Debate, (London & New York Roledge, 20l

l)

i;Ir,s;iime, Adian, Pluraiisme Agama: Haram Fatw,a

M{II

yang Tegas

&

Tidak Kontroversial,

,

iJakarta: PustakaAl-Kautsar,2005).

"Pluralisme Agama Musuh Agama-Agama", (Jakarta: Dewan Dakwah Istamiyah Indonesi4 20 I 0).

(11)

Husein, Fatirnah, Muslim-Christian Relations in New Order Indonesia (Bandwag: ii{iea;t,

200s).

Ichwan, Moch. Nur, "Ulama, State and Politics: Majelis Ularna trndonesia After

SBh&cto,,

dalarn Koninklijke Brill NV, Leiden, Z*05.

Ka'bah, Rifyal, Hulrum Islam di Indonesia, PerspektdMuhammadiyah dan N(J, (.n*karta:

Universitas Yarsi, 1999).

Kaptein,

Nico,

The Mtthimmat al-Nafais:

A

Bilingtrul Meccan Fatwa

Indonesian Muslimsfrom the End of the Nineteenth Century, (Jakarta: INIS, lggT)

Karim, Khalil Abdul, Syariah, Sejarah Perkelahian Malcna, (Yogyakarta: LKIS, ?fi,S3)"

Khallif,

Abdul

Watrhab,

'Ilmu

Ushfit al-Fiqh, (Kairo: Maktabah al-Dakw*h al,

Islamiyah, 1990)

Koesoemo, Soeryaniati, S.H. Pelaksanaan Pengangkatan Anak dan perlindtmgarc-qsrar. di Indonesla, (Jakarta: Fortun Mandiri Karya,2003).

LTN PBNU, Keptttusan Munas Alim Ulama dan Konbes Naidlatul (Jlama

di

Bewtgar Lampung, (Jakarta: LTN PB NU, lgg2).

Madani, Malih "Pola Penetapan Hukum Natrdlaful Ulama antara Fakta dan Cita',, d,elant

M. Masyhur Arnin dan Isnrail S Ahmed

(d.),

Diatog Pemikiran Islam dan Realitas f*U.,....u.g

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, I 993).

Maht'-dh, KH. IVIA. Sahal, "Bahsul Masail rian Istinbath Hukum NU: Sebuah e&_i::ll:,_*

Pendek", dalam M. Imdadun Rirhmat, Kritik Natar Fiqih,lfu, .(Jakarta: lakpesdam NU, Z0SZi

Mahfudh, KH. MA- sahal, Nuansa Fiqih sctsia!,(yogyakarta: LKIS, lgg4).

Majelis Ulanra Indonesia, I{impunan Fatwa MUI Sejak tahun 1g75, (Jakarta: pene$it Erlangg4

201l)

Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa MUI Sejak lg75 (Jakarta: penerbit Er!r::.g;1i.

201r)

Marshall, Gordon (ed.), Concise Dictionary of Sociologt, (Oxford, New

yorh

grxr'i:r.it

University Press, I 994).

Masyhuri,

KII

Aziz, Ahkam al-Fuqaha: Masalah-Masalah Keogamaan Hrzsil Mwk[*i;,,.,::

clan Mwms ulama MJ 19261994, (surabaya: Dinamika press, LggT).

Meuteman, Johan (ed'.), Islam

iy

the Era Of Globalization, Muslim Attindes Inerw,nti*e&.

Modernity and

ldentif,

(Jakarta: INIS,200l)

Mu&har, Atho, Pendekatan studi Islam daram Teori dan prakteh (yogyakarta: perstaka Pelajar, 1998).

Mudzhar, Mohammad Atho, Fat'no-Fatwa Majetis {Jlama Indonesia Sebuah .{rrrdl

tentang Pemikiran Huhtm Istarn di Indonesia, 1975-I9S& Edisi dwi bahasa (Jakarta: XI,I1S,

le93).

Collec:i;::,

'

.'
(12)

Mujiburrahman, Feeling threatened: Muslim-Christian Relations

in

Indonesia's New

#rder, (Amsterdam: Amsterdam University Press, 2006).

Painikkar, Raimundo, Dialog Intra Religius, (Yogyakarta: Kanisius, lgg4)

s

PP Muhanmadiyah, Fatwa-Fatvva Tarjih: Tanya Jawab'Agama l,cetakan ke.7, (Yayasan

enerbit Pers "Suara Muhammadiyah", 2003).

Qudamatr, Ibnu,,4sy-,Syarh al-Kabir 'ala Matan-al-Mughni, (Suria: Dar al"Bayan, t.th).

Rachman, Budhy Munawar-, Sekularisme, Liberalisme dan Pluralisme Islam Progresif

ei en P erkembangan Di skurnrs nya, (Jakarta: Grasindo, 20 I 0).

R.achman, Budhy Munawar-, Reorientasi Perubaruan Islam, (Jakarta: Lembaga Studi

Aga"a:aa dan Filsafat & Paramadina, 2010).

Rahmat, M Imdadun (ed.), Kritik Naktr Fiqih NU, (Jakarta: Lakpesdarn NU, 2002)

Ropi, Ismatu, "Depicting the Other Faith:

A

Bibliographical Survey

of

Indonesian

Briusl,tna Polernics on Christianity'', Studia Islamika Vol. 6 No. l, tahun 1999.

Rusyd, Ibnu, Biddyat al-Mujtahidwa Nihdyat al-Muqtashid, (Kairo:

Dir

al-Fikr, tt).

Sairin,

Weinata dan J.M. Pattiasina (ed), Pelaksanaan Undang Undang Perkawinan

an"lte;ze Perspektif Kristen, (Jakarta: PT. Gunung Mulia, 1994).

Schacht Josep[ An Introdttction to Islamic Lau,, {Londqn: Oxford University Press,

r "5.i1.

Schuon, Frithjof, Mencafi Titik Temu Agarn*-agarta, cetakan kedua (.Iakarta: Yayasan

,

"',.ii'. 1994).

Shihab, Aluti, Memben&,ory Arus, Rxpons Gerakan Muhammadiyah terhadap Penetrasi

:Wisi Kristen di Indonesra, (Bandung: Mizan 1998).

Siddieq, Ch. M. Mahfoeztr, Debat tentcng ldjtihud dan Taqlied, (Soerabaia: H.8.N.0.,

r*J"

Sirry, Mun'im

A

(ed.), Fiqih Lintas Agama, Membangrm' Masyarakat'lnHusif-Pluralis,

iJakarta: Pararnadina 2004).

Suaedy, Ahmad dkk. (ed.), Kala Fatwa Jadi Penjara, (Jakarta: The lVahid Institute,

)r: C5)"

Syarifudin, Amir, Usfuil Fiqh, (lakarta: Logos: 1999).

Taher, Elza Peldi (ed.), Merayalmn Kebebasan Beragama Bunga Rampai 70 Tahun

Djakan E/fendi, (Jakarta: Democracy Project, 2011).

Tamar4 Nasir dkk. Hamka di Mata Hati Urnat, (Jakarta: Penerbit Sinar Harapan, 1983)

,

Tim Depug RI,.Brrhr Himpunan Fatwa MUI, (Jakarta: Departenien Agam4 2003).

Tim

Penyusun,

Ahkamtil Fuqaha,

Hasil-hasil

Keptilusan

Muktamar

dan

P errnwsy awaratan Lainnya, (Jakarta: LTN PBNU, 20 I 0).

Wahid, Abdurrahman, "Peranan Umat dalarn Berbagai Pendekatan", dalarn Kontroversi

Fer;aifdraw Islam di Indonesra, (Bandung: Rosdakarya 1990).

(13)

.,_.=,r€s3"1@uFl l

,.0*J;l:!;#"Til|i

|il,|ffi?i.r,no

Mazhab Negara, Kritik atas

potitik

Hukunryrs&**r da

Yasin' Abdul Jawah, ul-suithuh

fi

al-Islant: al-'Agl ar-Fiqhi

at-sala/i baina ar*N*sk wa

al-Tarikh, Beirur al_Markaz al_Tsaqafi Jf_

erlii,

,i

):'-

^,

(Newr"1ffii?Jr:1ffiili1"1fiffi

,:!:,y;ffa

in'contemporary rstam: cirstodians of ch**se,

nuuu,fiul,t,ilffilrffilt-1*;

#W:t-Nas,

(Beirut: al-Markaz ar-rsaqafi ar-,Arabi r!

a3---, Naqd ar_Khitdb ar_Dini, (Kairo: sina Linnasr,

.1994).

zuhaily, wahbah, ushul at-Fiqh al-Islami,jilid

I,

(Damaskus: Darul Fikri, l9g6)

h" j,?.

Media dan Website

htp://www.mediaindonesia.com, (20

Fatwa sejak 1975,,.

Septernber

201l). ..MUI

Luncurkan

Buku Hi,.,::_.--:_.,1

tn >, ,31 i4 i fl 'jt

http://www'republika'or.i'd, (selasa, 20 september

201

1,

0g:47

wts).

..Buku Fatwa

Iv{{.-iI ,sase Bagi pemahaman Fatwa'..

o*t'1;#'erlanggashop'com/buku/buku-agarna, (diunduh

25

Juni

20t2r..,Himpunan Fr:t:;,.a

htipi?rvww.mui.or.id,,' {Jumat, 0g Mei 20A9

A:4

l)

.,Komisi_Komisi MUI..

htrp://www'majarah-alkisah.com, (Jumat, 04 December 2009 16:4g) ..K.H.

nr.

u.na. A;:,;irar

Ibrahim: Karena Doa dan Ridha Orangtua,,.

"MUI:

Konsep

http://www'rahima'or'id, (Jumat, 27 huli20l2

0g:16), ..Kritisi uU pendidikan dan RUU

KUB,,.

, rwww.republika.co.

idlberi

Agama Bukan Hak Asasi,,.

"Nikah

E:,-a

http://www.republika.co.id, (Selasa, 09

Desember 200g, 19:50), .,Drs Amidhan, Kedepaarkaql

Semangat persatuan Bangsa,,.

dalam Islam, Mencegah Terjadinya pemurtadan,,.

Sosialisasikan Nikah Beda Agama,,

212

(14)

r

Media Dakwah, (April 1992),"Forum Ukhuwah tentang Perkawinan Antaragama".

-:-,

(September 2002), 'Dialog "Kawin Antar Iman"'.

Media Indonesia, (3 Agustus 2005), "Fatwa MUI dan Konservatisme Agama".

---, (04 Agustus 2005). "Oligarkhi Penafsiran Agama".

Panji MasyarakarNo. 354 (25 jumadil awal 1402

-

21 rnaret 1982).

---, No. 510 (tahun XXVIII, 1986).

---, No. 354,(Zsjurnadil awal 1402-21 maret 1982).

**---, No. 324

{Mei,l98l)

, "Bisakah Suatu Fatwa Dicabut?".

---, No. 325 (Juni, l98l), "Tentang Perayaan Natal Bersama".

---, No. 338, (Oktober l98l), "Mereka Menolak SE".

*---, No. 337, (oktober, 1981), "Mengembangkan dan Melindungi Akidah urnrnaf'.

Republika, (2 Agustus 2005).

Republika, (9 Agustus 2005), "Menyikapi Pluralisme Agama". TEMPO No. 43, (tahun

XIIL

1939).

-*-,

(30 Mei 1981).

--*-,

(7 Agustus 2005), "l)ampak Farwa lvruI'.

www.kompas.com, (Selasa, 25 November 2008

|

16:44

wIB), *MUI

Jabar: yoga Boteh

Dilalcukan".

w:vw. islamlib.com, "Fatwa MUI, Refl eksi Keti dakperc ay aanDiri,,.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan proses integrasi yang terjadi dalam hubungan antar pemeluk agama di masyarakat Babakan, ditandai oleh adanya kerukunan hidup dalam hubungan pribadi dan

Indonesia merupakan negara dengan orang muslim terbesar didunia, akan tetapi setiap ormas muslim sendiri tentunya berbeda dalam memutuskan suatu masalah baru yang muncul

Adapun metode penelitian untuk menyelesaikan skripsi ini meliputi: jenis penelitian meliputi penelitian kepustakaan (library research) dengan pendekatan deskriptif analisis,

Berkaitan dengan pendapat ulama yang merupakan dasar pertimbangan yang diperhatikan dalam Fatwa DSN-MUI tentang pedoman umum penerapan prinsip syariah di bidang pasar modal ini,

Selama pandemi Covid-19 MUI telah mengeluarkan beberapa fatwa, 6 diantaranya berkaitan dengan mekanisme penerapan hukum dalam melaksanakan ibadah, mulai dari salat

Talfiq manhaji adalah mengkombinasikan metode para ulama lintas madzhab dalam rangka merumuskan dan menetapkan status hukum masalah yang sesuai dengan maqasidus

Abdurrahman Wahid beralasan bahwa untuk merumuskan relasi agama dengan negara dengan tepat harus menggunakan sudut pandang fungsional, yaitu memandang agama dan

Bab III: berisi tentang penyajian data yang didalamnya akan menjabarkan beberapa temuan, baik dimulai dari sejarah berdirinya MUI, setting sosial keagamaan munculnya fatwa MUI terkait