• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Makalah tentang Pendidik dalam Islam menurut Hadis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Makalah tentang Pendidik dalam Islam menurut Hadis"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

Pendidik merupakan seseorang yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan, pendidik identik dengan seorang guru, namun dalam arti yang luas pendidik tidak terbatas hanya pada seorang guru saja, misalnya seorang dosen, konselor, pamong belajar,

widyasuara, tutor, instuktur, fasilisator, juga dikatakan sebagai seorang pendidik. Dalam analisa Zainal Efendi Hasibuan dari hadis-hadis Rasulullah SAW, terdapat sejumlah istilah yang di gunakan untuk menyebut seorang guru yaitu Murabbi, Mu’allim, Mudarris, Muzakki, Mursyid, dan Mutli.

Pendidik tidak hanya terpaku pada posisi guru saja, namun orang tua merupakan pendidik yang mempunyai tanggung jawab yang paling besar kepada anaknya. Dikatakan demikian, karena orang tua merupakan pendidik yang paling berpengaruh besar terhadap perkembangan maupun psikologi anak tersebut. Dalam sebuah hadist yang menyatakan bahwa orang tua merupakan pendidik yang akan di mintai pertanggung jawabannya tentang urusannya yakni anak didik.

Untuk lebih jelasnya dalam makalah ini akan dibahas lebih mendalam mengenai tanggung jawab seorang pendidik menurut hadist. Dan dikemukakan pula mengenai hadist-hadist yang berkenaan dengan tanggung jawab pendidik.

BAB II RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian pendidik ( mu’allim ) ?

2. Bagaimanakah kewajiban/ tanggung jawab pendidik ( mu’allim) ?

3. Bagaimanakah etika seorang pendidik ( mu’allim ) ?

BAB III PEMBAHASAN

1. Pengertian pendidik ( mu’allim )

Secara etimologi, pendidik adalah orang yang melakukan bimbingan. Pengertian ini memberi kesan bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam pendidikan.[1]

Dalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003, dijelaskan bahwa pendidik adalah tenaga

kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyasuara, tutor, instruktur, fasilisator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta

berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Secara bahasa pendidik adalah orang yang mendidik. Berdasarkan analisa yang di lakukan oleh Zainal Effendy Hasibuan, dari hadits-hadits Rasulullah SAW, terdapat sejumlah istilah yang di gunakan untuk menyebut guru, yaitu Murabbi, Mu’allim, Mudarris, Muzakki,Mursyid dan Mudli.[2]

Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik. Pribadi susila yang cakap adalah yang diharapkan ada pada diri setiap anak didik. Guru harus

(2)

Pendidik dalam Islam ialah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik. Dalam islam, orang yang paling bertanggung jawab tersebut adalah orang tua (ayah dan ibu) anak didik. Tanggung jawab itu di sebabkan sekurang-kurangnya ada dua hal yaitu :

1. Kodrat: kedua orang tua di takdirkan menjadi orang tua anaknya, dan karena itu di takdirkan pula bertanggung jawab mendidik anaknya.

2. Kepentingan kedua orang tua: orang tua berkepentingan terhadap kemajuan perkembangan anaknya adalah sukses orang tua

Dijelaskan dalam sebuah hadits :

هتيع ر نع ل وءسم وهو هلها يف ع ارل لجرلاو

(هيلع قفتم هاور )

Yang artinya “lelaki itu (suami) adalah pemimpin/ pembimbing di dalam keluarganya (isteri dan anak-anak) dia ditanya/ dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya.”( H.R. Mutafaq alaih).[4]

2. Kewajiban/ Tanggung Jawab Pendidik (Mu’allim) Nabi Bersabda:

:ههتهييعهرر نعر للععسمر مكعللكع مرليس : ر ور ههيلرعر هعللا يليصر ههللا لع وسع رر ل :ر اقر هعنعر هعللا ير ضه رر ررمرعع نهبإه نعر

, ,

ةليرعهارر ةعأررمرلاور ههتهييعهرر نعر لرؤعسمر ورهعور ههلههأر يفف عفارر لعجعريلاور ههتهييعفرر نعر للعسمر ورهعور عفارر معامرلهافر ,

مكع للكع فر ههتهييعهرر نعر للؤعسمر ورهعور ههيبهأ لرامر يفف عفارر معدهاخرلاور اهرتهييعهرر نعر ةللرؤعسمر يرههوراهرجهوزر تهيبر يفه )

هسمخلا هاور حيحص ثيدح ههتهييعهرر نعر للؤعسمر مكعللكعور عفارر) “Setiap kamu bertanggung jawab atas kepemimipinanya: maka seorang imam adalah

pemimpin dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinanya, seorang laki-laki adalah pemimpin di dalam keluarganya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinanya, perempuan adalah pemimpin di rumah suaminya dan dia bertanggung jawab atas

kepemimpinannya,pembantu adalah peminpin/penanggung jawab terhadap harta tuanya dan dia bertanggung jawab atas kepimimpinanya, seorang anak adalah pemimpin terhadap harta ayahnya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinanya, maka setiap kamu adalah

pemimpin dan setiap kamu bertanggung jawab atas kepemimpinannya”.

Dari hadits dapat dipahami bahwa tanggung jawab merupakan kewajiban individu sebagai hamba Allah yang kepadanya dititipkan amanat untuk menjadi pemimpin atau penguasa, baik pemimpin dirinya sendiri maupun pemimpin terhadap apa dan siapapun yang menjadi tanggung jawabnya.

Tanggung jawab merupakan suatu kondisi wajib menanggung sesuatu sebagai akibat dari keputusan yang diambil atau tindakan yang dilakukan (apabila terjadi sesuatu dapat dipersalahkan), Tanggung jawab juga dapat diartikan sebagai suatu kesediaan untuk

(3)

Guru atau pendidik sebagai orang tua kedua dan sekaligus penaggung jawab pendidikan anak didiknya setelah kedua orang tua di dalam keluarganya memiliki Tanggung jawab untuk memberikan pendidikan yang baik kepada peserta didiknya. Apabila kedua orang tua menjadi penanggung jawab utama pendidikan anak ketika dia diluar pendidikan

formal/sekolah, maka guru atau pendidik merupakan penaggung jawab utama pendidikan anak melalui proses pendidikan formal anak yang berlangsung di sekolah, karena tanggung jawab merupakan konsekuensi logis dari sebuah amanat yang dipikulkan di atas pundak para guru dan pendidikan di lingkungan sekolahnya.

Jadi, guru harus bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku, dan perbuatannya dalam rangka membina jiwa dan watak anak didiknya.[5]

3. Etika Seorang Pendidik ( Mu’allim )

Sebagai subtitusi orang tua, guru berkewajiban membawa peserta didiknya ke arah yang sesuai dengan tujuan pendidikan, dan sesuai dengan apa yang dia lakukan itulah nantinya seorang guru akan mendapatkan balasannya, karena pada dasarnya setiap individu pada telah tergadai dengan apa yang diusahakanya.

Firman Allah:

ةنريههرر تبرسر كر ارمبه سف فنر لل كع

Bahwa setiap jiwa itu telah tergadai (terikat) dengan apa yang dikerjakanya. Karena itu sudah seharusnya sebagai pemimpin dan sekaligus pelayan, seorang guru bekerja secara

profesional, memberikan pelayanan yang optimal kepada.

Peserta didiknya, dan bekerja dengan penuh kesabaran dengan membawa peserta didiknya menuju cita-cita pendidikan. Karena Nabi memerintahkan kepada para pendidik untuk tidak mempersulit dan membuat mereka riang. Sebagaimana Sabdanya :

,اورعسه يرور اومعللع مرليس : ر ور ههيلرعر هعللا يليصر ههللا لع وسع رر لر اقر ل :ر اقر هعنعر هعللا ير ضه رر سف ابيعر نه بإه نعر

)

يراخبلاو دمحا هاور كع سيرلفر مكعدعحرأر بر ضه غر اذرإه اورعفلنرتع لر ور اورعشلبرور)

“Dari Ibnu Abbas r.a. berkata: Rasulullah saw. Bersabda: Ajarilah olehmu dan mudakanlah, jangan mempersulit, dan gembirakanlah jangan membuat mereka lari, dan apabila seorang di antara kamu marah maka diamlah. (H.R Ahmad dan Bukhori)”

Perintah Nabi di atas memberikan pelajaran kepada para pendidikan bahwa di dalam

melaksanakan tugas pendidikan para guru/pendidik dituntut untuk menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan, berupaya membuat peserta untuk merasa betah dan senang tinggal di sekolah bersamanya, dan bukan sebaliknya justru memberikan kesan seram agar para siswa takut dan segan kepadanya, karena sikap demikian justru akan membuat siswa tidak betah tinggal di sekolah dan sekaligus akan sulit untuk bisa mencintai para guru beserta semua ilmu ataupun pendidikan yang diberikan kepada mereka.

(4)

, : :

ني إهفر اوفعنلعرتعلر ور اومعللعر مليسر ور ههيلرعر ههللا يليصر ههللا لع وسع رر لر اقر لر اق هعنعر هعللا ير ضه رر ةررريررهع يبهأر نعر )

يقهيبلا هاور فه نلعرمعلا نر مه رليخر مر للعرمعلا)

“Jangan engkau berlaku kejam/bengis, karena sesungguhnya guru itu lebih baik daripada orang yang bengis. (H.R. Baihaqi)”.

Sebagai pemimpin dan sekaligus pelayan bagi peserta didiknya, guru yang baik akan berlaku adil dan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada peserta didiknya, karena di samping sikap yang demikian akan mendapatkan perlindungan dari Allah pada hari di mana tidak ada perlindungan selain dari Allah. Nabi Bersabda:

: :

يفه هعللا معهعلعظه يع ةلعربسر مر ليسر ور ههيلرعر ههللا يليصر ههللا لع وسع رر لر اقر لر اقر هعنعر هعللا ير ضه رر ةررريررهع يبهأر نعر :

اذرإه دهجهاسر مرلابه قل ليعرمع هعبعلقر لل جرررور ههللاةهدرابرعه يفهأرشر نر بب اشر ور للدهاعر ملامرإه هعللظه لي إه يليظه لر مروير ههللظه ,

ايللهاخر هرللارراكرذر للجعررور ههيلرعراقرررترفاور كر لهذر يلرعر اعرمرترجافر ههللا يفهبراحرتر نهلر جعررور ههيلرإه درزععير يتيحر هعنمه جرررخر :

لع جعررور نريمهلرعرلابيرر هرللا فع اخرأر ينلإه لراقرفر لرامرجرور بف صر نمر تر اذر ةلأر ررما هعتعردر للجعررور هعانريعر تضرافرفر )

هسمخلا هاور ههنهيمهيربه قع فهنتعامر هعلعامرشه مر لرعتر يتيحر اهرافرحأر فر ةفقردرصربه قرديصرتر)

“Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw Bersabda: Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan perlindungan Allah pada hari tidak ada perlindungan selain dari perlindungan-Nya, mereka itu adalah:Pemimpin yang adil. Pemuda yang giat beribadah kepada Allah, orang yang jika keluar dari masjid hatinya masih tergantung padanya sampai dia kembali lagi ke masjid, dua orang yang saling mengasihi karena Allah, sehinnga

keduanya berkumpul karena Allah dan berpisah juga karena Allah, seorang yang mengingat Allah dalam kesunyian sampai berlinang air mata, orang yang diajak berbuat dosa oleh perempuan bangsawan cantik maka dia mengatakan: sesungguhnya aku takut kepada Allah semesta alam, dan orang yang bersedekah dengan suatu pemberian, maka dia

menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kananya”.

Tujuh orang sebagaimana tersebut di atas termasuk di dalamnya adalah imam yang dapat dikonotasikan dengan pendidik, karena pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap jalanya proses pendidikan dan oleh karenanya pertanggungjawaban itu nantinya akan dipertanyakan di hadapan pengadilan Allah pada hari perhitungan. Oleh karena itu seorang pendidik yang bersikap adil dan bijaksana di dalam mengasuh, membimbing dan mengelola peserta didiknya sebaigaimana diungkapakan nabi tentang seorang pemimpin yang adil, tentu bagi mereka layak untuk mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan perlindungan dari Allah pada hari kiamat di mana tidak ada perlindungan selain dari perlindungan-Nya, maka seorang pemimpin sebagaimana pula pendidik dituntut untuk berlaku adil terhadap siapapun yang berada dalam wilayah kepemimpinannya.[6]

BAB IV KESIMPULAN DAN PENUTUP 1. Kesimpulan

(5)

bertanggung jawab dalam mendidik serta membimbing anaknya agar bisa menjadi manusia yang berguna bagi orang yang ada disekitarnya.

Tanggung jawab seorang pendidik yaitu mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didiknya baik potensi psikomotor, kognitif maupun afektif. kedua orang tua menjadi Penanggung jawab utama pendidikan anak ketika dia di luar pendidikan formal/sekolah, maka guru atau pendidik merupakan penaggung jawab utama pendidikan anak melalui proses pendidikan formal anak yang berlangsung di sekolah, karena tanggung jawab merupakan konsekuensi logis dari sebuah amanat yang dipikulkan di atas pundak para guru dan pendidikan di lingkungan sekolahnya.

2. Penutup

Demikian makalah ini saya buat, semoga apa bisa bermanfaat bagi diri saya sendiri dan bagi siapa saja yang membacanya. Mengetahui bahwa apa yang ada dalam makalah ini hanyalah sebagian kecil dari Ilmu pengetahuan yang ada, maka kritik dan saran dari para pembaca yang budiman sangatlah saya harapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Juwariyah. 2012. Hadis Tarbawi. Yogyakarta: Teras.

Nizar, Samsul. 2011. Hadis Tarbawi Membangun Kerangka Pendidikan Ideal Perspektif Rasulullah. Jakarta: Kalam Mulia.

Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Rosyadi, Khoiron. 2004. Pendidikan Profetik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suwito. 2005. Sejarah Sosial Pendidikan Islam. Jakarta: Prenada Media.

Tafsir, Ahmad. 1994. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(6)

[2] Samsul Nizar, Hadis Tarbawi Membangun Kerangka Pendidikan Ideal Perspektif Rasulullah, (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), hlm.105

[3] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT Rineka Cipta), hlm.34-36.

[4] Abu Tauhied, Seratus Hadits, (Purworejo: Imam Puro, 1978), hlm.5.

[5] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Group, 2000), hlm. 34.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan penelitian yang saya lakukan untuk tugas akhir, saya mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu untuk dapat membantu dengan menjawab daftar pertanyaan

Walaupun istilah tukang timbal tidak terdapat didalam kamus Melayu, tetapi ianya diketahui oleh masyarakat di Terengganu sebagai tukang yang membina perahu bersaiz

Hasil analisis KE kemudian dapat digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan sistem diskusi dan belajar bagi mahasiswa yang mengadopsi media sosial.. Hasil dari penelitian

maupun saham LQ45 yang tidak termasuk dalam Sri-Kehati mempunyai kinerja. saham yang sama-sama baik namun dengan risiko

11 Penyesuaian model mengajar guru dengan gaya belajar yang dimiliki oleh peserta didik adalah dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu peserta didik

Konsumen pada cluster ini menjadikan faktor psikologi ( psychological ) sebagai bahan pertimbangan utama dalam mengajukan pembiayaan di BMT. Berdasarkan analisis cross

Berpedoman pada Parisada Hindu Dharma Indonesia sebagai Majelis Tertinggi Agama Hindu di Indonesia dalam peran utamanya sebagai lembaga bhisama dan pembinaan keagamaan, baik

Lasmadiarta (2011) menambahkan bahwa kepercayaan adalah hal yang penting dalam melakukan penawaran, melalui Facebook orang dapat membangun kepercayaan dengan menyampaikan pesan