BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA KASUS 1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data medis pasien diatas, ditemukan beberapa permasalahan. Adapun permasalahan medis yang terdapat pada pasien adalah:
SUBJECTIVE
a. Benjolan Mata Kiri yang didahului dengan mata merah hilang timbul dengan sekret putih kental.
OBJECTIVE
a. Massa pada konjungtiva bulbi okuler sinistra
2. Analisa Kasus
A. Benjolan Mata Kiri yang Didahului dengan Mata Merah Hilang Timbul dengan Sekret Putih Kental
Pasien merasakan benjolan timbul sudah satu bulan ini. Sebelum timbulnya benjolan Pasien merasakan mata Pasien merah lebih dari satu bulan terakhir. Kemudian timbul benjolan yang mulai dari kecil kemudian membesar secara perlahan. Mata merah ini bersifat hilang timbul dengan disertai cairan kental berwarna putih setiap pagi dan mata gatal.
Kemungkinan dari anamnesis ini lebih mengarah pada suatu peradangan di mata, saat ini Pasien sedang bekerja sebagai pedagang kaki lima yang terpapar setiap hari dengan sinar matahari dan debu pinggir jalan. Kemungkinan dari sini Pasien terkena alergi terhadap paparan debu, kedua mata Pasien gatal, namun yang lebih gatal dan merah ialah mata kiri. Bila hanya sebelah mata yang terkena, biasanya lebih mengarah pada konjungtivits alergika, moluskum kontagiosum, dan konjungtivitis virus. Namun gejala pada pasien tidak ada mengarah kepada moluskum kontagiousum, dimana lesinya berada pada kelopak yang mungkin bisa menyebabkan terjadi konjungtivitis bila isi dari moluskum masuk ke konjungtiva. Lesinya ini berbentuk nodul kecil, seperti kubah dengan pusat yang sering melekuk (umbilikasi), dan bila di tekan akan keluar isi seperti nasi.
terlalu sering, tidak ada pembesaran kelenjar preaurikuler dan tidak mengeluh sakit tenggorokan. Cairan atau sekret yang timbul merupakan produk kelenjar, yang pada konjungtiva bulbi dikeluarkan oleh sel goblet. Sedangkan kemerahan pada mata kiri pasien ialah perdarahan subkonjungtiva yang diawali dari injeksi konjungtiva bulbi. Dimana injeksi ini bersifat:
a. Mudah digerakkan dari dasar, disebabkan arteri konjungtiva posterior melekat secara longgar pada konjungtiva bulbi yang mudah dilepas dari sklera dasarnya
b. Didapatkan terutama di daerah forniks
c. Ukuran pembuluh darah makin besar ke perifer d. Berwarna merah segar
e. Gatal
f. Menciut sementara bila di tetesi adrenalin 1:1000 g. Tidak ada fotofobia
h. Pupil normal
Berbeda dengan injeksi siliar, dengan sifat : a. Berwarna lebih ungu
b. Pembuluh darah tidak tampak
c. Tidak ikut bergerak bila konjugntiva digerakka, karena menempel erat dengan jaringan perikornea
d. Paling padat di sekitar kornea, berkurang ke arah forniks e. Tidak menciut bila diberi adrenalin 1: 1000
f. Fotofobia ada g. Pupil ireguler kecil h. Sakit bila ditekan
B. Massa pada Konjugtiva Bulbi Okular Sinistra
Massa ini timbul pada konjungtiva bulbi pada arah jam 9 di daerah 2,5 cm dari nasal. Massa ini berwarna putih keabuan, dengan permukaan licin, terfiksir, konsistensi padat kenyal, berukuran 0,5cm x 0,7 cm x 0,2 cm. Nyeri tekan tidak ada.
Massa pada pasien ini sulit didiagnosis berjenis apa, karena harus dilakukan biopsi untuk mengetahui jenis dari massa ini. Namun pada konjungtiva bulbi bila terkena konjungtivitis alergi bisa timbul granuloma yang pada awalnya terbentuk folikel-folikel dan giant papil yang tidak diobati secara tepat dapat timbul menjadi granuloma. Hal ini merupakan tumor jinak yang didiagnosis banding granuloma, kemungkinan lain ialah kista konjugtiva yang mana bersifat seperti kantung padat dengan dinding yang tipis, dimana epitel konjungtiva tertanam dalam sel goblet, yang mengeluarkan cairan ke dalam kantong.
ialah papiloma konjungtiva, dengan tampakan lesi yang bertangkai (pedunkulasi) atau sessile, terletak pada karunkula, ataupun forniks.
C. ASSESTMENT
Berdasarkan data medis di atas, massa pada mata kiri pasien lebih mengarah pada jenis granuloma yang disebabkan oleh konjungtivitis alergika. Diagnosa ini dipilih karena pasien sering terpapar sinar matahari dan debu. Paling sering dari konjungtivitis alergika muncul granuloma bila folikel-folikel dan papil yang terbentuk tersebut tidak segera diatasi.
Diagnosis kerja :
- Granuloma konjungtiva bulbi okular sinistra e.c suspek konjungtivitis alergika
Diagnosis banding :
- Granuloma konjungtiva bulbi okular sinistra e.c suspek konjungtivitis virus D. Planning
A. Usulan Pemeriksaan Lanjutan : o Biopsi
B. Tatalaksana
Tatalaksana Medikamentosa Tablet Cetrizine 1x10mg Tatalaksana Operatif
Ekstirpasi Granuloma
E. KIE
a. Pasien diberikan informasi bahwa dapat dilakukan prosedur pembedahan. Memberiksan informasi mengenai operasi yang akan dilakukan agar pasien dapat menyiapkan mental pada saat menjalani operasi.
b. Untuk sementara, pasien dapat mengkompres air dingin pada mata kirinya setiap hari.
F. Prognosis
Prognosis pada pasien ini, meliputi :
Prognosis pengelihatan (ad functionam) Prognosis pengelihatan pasien dubia ad bonam. Prognosis nyawa (ad vitam)
BAB IV
RINGKASAN AKHIR
Pasien seorang laki-laki, usia 44 tahun, datang dengan keluhan benjolan mata kiri sejak satu bulan yang lalu yang lama kelamaan membesar, disertai dengan mata merah yang didahului lebih dari sebulan yang lalu, gatal, berair, dan nyeri yang hilang timbul, terkadang keluar cairan putih kental di mata kiri
DAFTAR PUSTAKA
1. Gerhand K.Lang. Basic Ophtalmology. 2nd Edition. Germany : Theime. 2004
2. Iljas, S. 2009. Ikhtisar Ilmu Penyakit Mata, Edisi ketiga. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
3. Kansky. Clinical Ophtamology a Systematic Approach. 7th Edition. United Kingdom:
Elsevier Saunders. 2011